Download - Muoro Jambi
REN CANA T' NT A RVAN C . \^/I I-AYA}II(ASVPATEN MVARO !A,MBf
u"at i
'' t ''jt ,,.
;,.;.i' j'
- '
/ i'fnt/e 3//3 ,/ |
l3/g/
to)-'rV,// /
L.apsrar* Ar,lf*r*u
o
k1'o,tz'* 44"1/.'13
Kata Pengantar
Penyusunan Laporan Antara adalah salah satu tahap laporan yang dilakukan dalam proses
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muaro Jambi.
Secara garis besar isi Buku Laporan Antara ini merupakan kajian terhadap potensi dan
masalah tata ruang wilayah Kabupaten Muaro lambi. Pada bagian akhir dari laporan ini
disajikan konsepsi dasar pengembangan wilayah berdasarkan aspek-aspek yang telah
dikaji sebelumnya. Hasil yang diperoleh dari Laporan Antara ini merupakan masukan bagi
tahap selanjutnya yaitu penyusunan rencana.
Terima kasih kepada berbagai pihak yang turut serta dalam upaya penyelesaian Laporan
Antara Ini.
Jambi, September 2000
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAMBIBADAN PERENCANMN PEMBANGUNAN DAERAH
Rt *t * T/,4/. R4^4"^t W;l/"4(RTRt/) kl'"^aat - Pluqa J*l;
Wae* A,t'fu',ra'
Daftar lsi
HAI.AMAN
KATA PENGANTAR............... .......................i
DAFTAR rsr............ ....................ii
DAFTAR TABEL...... .....'.'............vDAFTAR GAMBAR. ...................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...l....... ...... I - 1
L.2 Metode Pendekatan Analisis .....'.'...... I - 21.3 Ruang Lingkup Pekerjaan r......n.r..... ..I-15L.4 Sistematika Pelaporan .......'.......; .......I-22
BAB II KAIIAN KEBIJAKSANAAN REGIONAL
2.L Kajian Kedudukan Kabupaten Muaro Jambi Dalam Lingkup
Kebijaksanaan Pengembangan Wilayah Sumatera .............. il - 1
2.2 Kajian Kebijaksanaan Pengembangan Wilayah Provinsi Jambi.............II - 4
2.2.L Kebijaksanaan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Jambi ...........II - 42.2.2 Strategi Penataan Ruang....... ................ II - 52.2.3 Strategi Pengembangan Sistem Kota-Kota ..............II - 7
2.3 Kajian Kebijaksanaan Pengembangan Wilayah Provinsi Terhadap
Kabupaten Muaro Jambi................ .. [-112.4 Kajian Kedudukan Kabupaten Muaro Jambi Dalam
Kebijaksanaan Penataan Ruang Wilayah Provinsi .............. il-12
BAB IIIKAIIAN RONA AWAL WIIAYAH KABUPATEN MUARO JAMBI
3.t Kondisi Fisik Dasar III - 1
3.1.1 Letak Geografis ...ru - 1
3.7.2 Topografi dan Morfologi".'..'.... ilI - 23.1.3 Geologi III - 53.1.4 Jenis Tanah ........ UI - 73.1.5 Iklim Dan Hidrologi III - 83.1.6 Penggunaan Lahan III-11
3.2 Kajian Sosial Kependudukan .......... ' m-123.2.t Jumlah Dan Perkembangan Penduduk.. ' ilI-133.2.2 Distribusi Dan Kepadatan Penduduk.......... m-133.2.3 Struktur Penduduk.. III-153.2.4 Transmigrasi........'.... m-163.2.5 Tenaga Kerja........ il-16
gi.^"t"*t 'A, W W;J/V4 (RTRI/) kl'"4.'at* H"'a'an J*l;
lQn** 4,r"1/,4/.
3.3 Kajian Potensi Perekonomian Wilayah ITI-L7
3.3.1 PDRB Dan Struktur Perekonomian Daerah III-183.3.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)........ . ilI-213.3.3 Hubungan LPE Dengan Kontribusi SeKoral IIT-223.3.4 Investasi... fil'243.3.5 Kajian Orientasi Pemasaran ..III-26
3.4 Kajian Kondisi Sistem Prasarana Dan Sarana Wilayah.... .... [I-283.4.L Prasarana Pergerakan Wilayah...'. [I-283.4.2 Fasilitas Sosial-Ekonomi Wi|ayah.............. [I-31
BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
4.L Analisis Sistem Lahan Dan Kesesuaian Lahan ... ry - 1
4.2 Analisis Sumber Daya Dan Daya Dukung Lingkungan.......... IV - 74.2.1 Analisis Sumber Daya Air.... ....IV - 74.2.2 Analisis Sumber Daya Udara ... IV - 94.2.3 Analisis Sumber Daya Hutan ... IV - 9
4.3 Analisis Fasilitas Dan Utilitas .........'..N-104.3.1 Analisis Fasilitas.. ....N-104.3.2 Analisis Utilitas ...'...ry-124.3.3 Analisis Irigasi ........N-15
4.4 Analisis Pola Pemanfaatan Ruang Dan Struktur Tata Ruang IV-16
4.4.1Analisis Pola Pemanfaatan Ruang .............ry-164.4.t.L Analisis Kawasan Lindung Di Wilayah
Kabupaten Muaro Jambi ........'...N-194.4.t.2 Analisis Kawasan Budidaya Di Wilayah
Kabupaten Muaro Jambi ............IV-224.4.2 Analisis Struktur Ruang Kota.......... ..........N-22
4.4.2.L Hirarki Pusat-Pusat Pengembangan....... ......1V'224,4.2.2 Jangkauan Pusat Pelayanan '......IV-25
4.5 Analisis Transportasi Wilayah ...........IV-274.6 Analisis Kawasan Strategis ...............IV-32
BAB V IDENTIFIKASI POTENSI SEKTOR DAN KOMODITI UNGGULANKABUPATEN MUARO JAMBI
5.1 Identifikasi Potensi Wilayah.....5.1.1 Potensi Sumber Daya Lahan .....V - 1
5.1.2 Sektor Pertanian Dan Kehutanan.......... '...V - 25.1.3 Sektor Pertambangan........ ......V - 55.1.4 Sektor Industri '...""V - 7
5.1.5 Sektor Pariwisata ....V - 9
5.2 Identifikasi Sektor-Sektor Unggu1an.............. .....V - 9
5.3 Identifikasi Komoditi-Komoditi Unggulan V - 9
R r*""^/ Tt'\a. ke|.* W/-f4 (RTR t/) kf ".+/,1t
t- l"l u'w k 4r.l,L ill
lrya"a* A,t^lt4t"
BAB VI KONSEPSI DASAR PENGEMBANGAN WILAYAHKABUPATEN MUARO JAMBI
6.1 Issue Pokok Pengembangan Wilayah Kabupaten Muaro Jambi VI - 1
6.2 Peluang Pengembangan Wi1ayah.............. ....... VI - 26.3 Prospek Pengembangan Sektor Dan Komoditi Un99u1an.................... VI - 46.4 Kendala Pengembangan Potensi Wilayah VI - 5
IVR r*t * TtA& k&'^t W;ltt& (RTRI/) kl'"'1.'lr* l'lt*p Ja*l';
l*foa.a* A4-fu'ra"
Daftar Tabel
HALAMAN
Tabel 1.1 Metode Pendekatan Analisis Pengembangan RTRW Kab.Muaro Jambi........I-16Tabel 2.1 Kebijaksanaan Wilayah Sumatera Terhadap Provinsi Jambi dan
Kabupaten Muaro Jambi ......II - 4fabel2.2 Pola Pengembangan Kota-Kota Di Provinsi Jambi ...II - 9Tabel 3.1 KlasifikasiTopografi/Ketinggian Lahan Kab. Muaro Jambi ......III - 2Tabel 3,2 Kondisi Geologi Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Muaro Jambi..........m - 5Tabel 3.3 Luas Daerah Genangan Di Kabupaten Muaro lambi III-11Tabel 3.4 Jumlah Dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 1995-1998. III-13Tabel 3.5 Distribusi Dan Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Muaro lambi
. Di Rinci Per Kecamatan Tahun 1998 ........ UI-15Tabel 3.6 Proyeksi Penduduk Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 2000, 2005 Dan 202L........ .'..... ilI-15Tabel 3.7 Proyeksi Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Muaro Jambi ..... III-15Tabel 3.8 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 1998.....'.. .,..... ilI-16Tabel 3.9 Banyaknya Penempatan Transmigrasi Menurut Lokasi
Penempatan DI Kabupaten Muaro Jambi Tahun 1998......... ... ilI-17Tabel 3.10 PDRB ProvinsiJambi Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 1993.1997 (Milyar Rupiah) III-30Tabel 3.11 Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi Menurut
Lapangan Usaha Tahun L994-L997 (o/o).......... ..... ilI-23Tabel 3.12 Realisasi Investasi Proyek PMDN Di Provinsi Jambi
Tahun 1998 (Dalam Juta Rupiah) Tahun 1998........ [I-25Tabel 3.13 Rencana Investasi Proyek PMA Di Provinsi lambi
Tahun 1998 (Dalam luta Rupiah) III-25Tabel 3.14 Banyaknya Perusahaan PMDN Menurut Lokasi Di Provinsi Jambi
Tahun 1998.......,. [I-25Tabel 3.15 Kondisi Jaringan Menurut Jenis Konstruksi
Di Kawasan Terpadu Tahun t997 ........ [I-30Tabel 3.16 Prasarana Perhubungan Di Kawasan Andalan Terpadu Tahun 1997........ [I-30Tabel 3.17 Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 1998....,...... ilI-33Tabel 3.18 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 1998 ........... UI-33
Tabel 4.1 Deskripsi Sistem Lahan Di Kabupaten Muaro Jambi IV - 1
Tabel 4.2 Untuk Tanaman Padi Sawah Pedoman Penggolongan Kelas
Kesesuaian Lahan IV - 5Tabel 4.3 Pedoman Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan Untuk
Tanaman Pangan Lahan Kering ...........ry - 5
R.4"</.+q- T/"tu fur^/.,t-t W;kV'L" (RTRI/) kl'"^1."1r^' Flu'w tr.,a-[,;
lral.aa.a* 4+4/q3
Tabel4.4 Pedoman Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan UntukTanaman Tahunan IV - 6
Tabel 4.5 Penambahan Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Muaro JambiSampaiTahun 2010 ........ ....N-10
Tabel 4.6 Penambahan Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Muaro JambiSampai Tahun 2010 ........ ....ry-11
Tabel4.7 Penambahan Fasilitas Peribadatan Di Kabupaten Muaro JambiSampai Tahun 2010 ........ ....N-11
Tabel 4.8 Penambahan Fasilitas Perdagangan Di Kabupaten Muaro JambiSampai Tahun 2010........ ....ry-12
Tabel 4.9 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Di Kabupaten Muaro JambiSampai Tahun 2010........ ....ry-12
Tabel 4.10 Jumlah Bangunan Irigasi Di kabupaten Muaro JambiSampai Bulan AprilTahun 1999....,................;... ...N-16
Tabel 4.11 Hirarki Kota-Kota Di Kabupaten Muaro iambi....... ..N-27Tabel 5.1 Potensi Sumber Daya Lahan Di Kabupaten Muaro Jqmbi Tahun 1998 .......V - 1
Tabel 5,2 Jumlah Panen, Jumlah Produksi Dan Rata Produksi Padi SawahDan Ladang Kabupaten Muaro JambiTahun 1998......... ..........V - 2
Tabel 5.3 Perkembangan Luas Panen Dan produksi Tanaman PalawijaDi Kabupaten Muaro Jambi Tahun 1996-1998. ........V - 3
Tabel 5.4 Populasi Ternak Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun.1998 ........ .V - 4Tabel 5.5 Potensi Bahan Galian AL, A2, A3, (Batubara, Minyak Dan Gas Bumi)
Di Kabupaten Muaro Jambi ...V - 6Tabel 5,6 Banyaknya Industri Kecil Dan Jumlah Tenaga Kerja
Di Kabupaten Muaro lambiTahun 1998........ .........V - 7Tabel 5.7 Banyaknya Industri Kecil, Dan Besar Di Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 1998........ .V - 7Tabel 5.8 Daftar Perusahaan Industri Besar Dan Menengah
Di Kabupaten Muaro lambi Tahun 1998........ .........V - 8Tabel 5.9 Potensi Sektor-Sektor Unggulan Di Kabupaten Muaro Jambi.....................V-11Tabel 5.10 Potensi Unggulan Di Kabupaten Muaro Jambi .........V-12Tabel 5.11 Potensi Komoditi Unggulan Di MuaroJambi....... .....V-13Tabel 6.1 Issue-Issue Pokok Yang Diperkirakan Berpengaruh Kuat Terhadap
Pengembangan Wilayah Kabupaten Muaro JambiTahun 1998 ............... VI - 3Tabel 6.2 Akumulasi Faktor, Potensi, Kendala, Prospek, Peluang Arahan
Pengembangan Wilayah Kabupaten Muaro JambiTahun 1998 ............... VI - 8
V'?r'<z4& Trdt W lll;I/14 (RTRI/) kl",4.ar* l"lr'<"nn J.,4^1,'L
Wnz* 44"1/,'t3'
Daftar Gambar
Gambar 1.1Gambar 2.1Gambar 2.2Gambar 2.3Gambar 2.4
Gambar 2.5Gambar 2.6Gambar 2.7Gambar 2.8Gambar 3.1Gambar 3.2Gambar 3.3Gambar 3.4Gambar 3.5Gambar 3.6Gambar 3.7Gambar 3.8Gambar 3.9Gambar 4.1Gambar 4.2Gambar 4.3Gambar 4.4Gambar 4.5Gambar 4.6Gambar 4.7Gambar 5.1Gambar 5.2Gambar 5.3Gambar 5.4Gambar 5.5Gambar 5.6Gambar 6;1Gambar 6.2
HALAMAN
Administrasi Wilayah Perencanaan Sesuai UU No. 5411999 ...I-18Pengembangan Sumatera Terpadu ... il - 5Struktur Tata Ruang Yang Dituju ......II - 6Hirarki Kota-Kota ............ [-10Posisi Kabupten Muaro Jambi Dalam Orientasi Pergerakan IntraRegional Dan Bangkitan Eksternal Provinsi Jambi...... ......... U-12Profil Penataan Ruang Wilayah Provinsi Jambi ... [-13Kawasan Strategis Provinsi Jambi ..... II-15Kawasan Lindung_Provinsi Jambi ...... U-16Kawasan Budidaya ProvinsiJambi ....il-L7Orientasi Wilayah III - 3Topografi ......ilI - 4Geologi III - 6Jenis Tanah .............. ..... ilI - 9Hidrologi ....... m"10Pergeseran Penggunaan Lahan ....... III-14Lokasi Transmigrasi..............Arah Orientasi Pemasaran......... ...... [I-29Skema Pola Pergerakan Regional Di Kawasan Andalan Terpadu III-34Kesesuaian Lahan IV - 8Analisis Kawasan Lindung Di Kabupaten Muaro Jambi ........IV-21Analisis Kawasan Budidaya Di Kabupaten Muaro Jambi ......IV-23Hirarki Kota-Kota ...........IV-26Permasalahan Jaringan lalan ....... ...IV-28Analisis Kondisi Layanan Ja1an........ ..IV-30Identifikasi Kawasan Strategis ........'.IV-34Komoditi Unggulan Sub Sektor Pangan Dan Perikanan ................'.......V-74Komoditi Unggulan Sub Sektor Perkebunan Besar Dan Kehutanan........V-15Komoditi Unggulan Sub Sektor Pertambangan.......... ..........V-16Komoditi Unggulan Sub Sektor Pariwisata ..........V-17Perkebunan Rakyat ..'.......V-18Perkebunan Swasta Nasional.,.. .......'.V-19Konsepsi Dasar Pengembangan Wilayah Kabupaten Muaro Jambi ....'..VI-10Konsepsi Dasar Pengembangan Sistem TranspotasiKabupaten Muaro Jambi ..VI-11
Rr.l<t4& TA3. W W;l/-/4X (RT RW) - kl'r,+a** l4t*>o Ji4^l'; vll
k!-n"a* A"^l/.rt"
Bab IPendahuluan
l .l Latan Belakang
Pola pemanfaatan ruang di Kabupaten
Muaro Jambi saat ini ditandai dengan
proses intensifikasi pertumbuhan permu-
kiman, produksi pertanian dominan
berupa perkebunan kelapa sawit terutama
di ._ Kecamatan Mestong, Kecamatan
Sekernan dan Kecamatan Kumpeh Ulu
sefta perkebunan karet khususnya di
Kecamatan Sekernan dan Kecamatan
Maro Sebo dan peningkatan kegiatan
ekonomi wilayah pada kawasan segitiga
pertumbuhan Sengeti-Pelabuhan Dagang-
Kuala Tungkal yang terimbas dari kegiatan
ekonomi Kota Jambi sebagai ibukota
provinsi sefta keberadaan pelabuhan
ekspor-impor Muara Sabak yang
mempunyai akses langsung kepada
kawasan triangel SIBAJO, selain
perkembangan traspoftasi wilayah Iregional dan lokal yang semakin
meningkat karena termasuk ke dalam
salah satu Pengembangan Kawasan
Andalan Terpadu (P-KAT) Muara Bulian.
Ditambah lagi dengan telah dikembang-
kannya Pelabuhan Talang Duku dan jalan
lingkar pantai Timur sefta rencana
dikembangkannya jaringan jalan dari
Mersam
Pelabuhan Muara Sabak. Bersamaan
dengan itu juga rencana dikembang-
kannya 'Trans Sumatra Railway dengan
stasiun utama untuk Provinsi Jambi di
Kota Sengeti baik untuk pergerakan orang
maupun barang keperluan ekspor dari
wilayah Barat dan Tengah akan memacu
perkembangan wilayah Kabupaten Muaro
Jambi.
Sebagai daerah yang telah berdiri sendiri,
memerlukan perencanaan tata guna lahan
agar perkembangan penduduk dan ke-
giatannya dapat diarahkan sesuai dengan
daya dukung lahannya, serta lokasi-lokasi
kawasan budidaya dan non-budidaya
harus ditetapkan agar perkembangan
wilayah tidak merambah dan merusak
pada kawasan lindung yang ada.
Berdasarkan kecenderungan perkembang-
an ruang di wilayah Kabupaten Muaro
Jambi tersebut, maka perlu dilakukan
perencanaan dan penataan wilayah yang
titik beratnya pada aspek keruangan
V,t^</"'t'(. T/'A/- Pb4^* W;b,/ (RTR t/) kl'"^1t lr* l'1 *aaa J t*1,; I-1
Izlqna* A,t*4r.
(spasial) guna tindakan antisipatif pada
masa yang akan datang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Muaro Jambi ini bersifat makro sebagai
penjabaran dari RTRWP, Repelitada dan
Pola Dasar Pembangunan Wilayah.
Dalam tahap Laporan Antara ini dilakukan
kegiatan pengolahan dan pengkajian data
primer, sekunder dari semua aspek yang
terkait dengan tata ruang wilayah.
Kegiatan pengolahan data kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan metode-
metode atau formula tertentu yang sesuai
dengan keadaan wilayah perencanaan.
Selanjutnya hasil pekerjaan Laporan
Antara ini menjadi acuan dalam
melahirkan/menetapkan konsep dan
strategi perencanaan, struktur serta
rencana tata ruang wilayah yang
dikehendaki.
1.2 Metode PendekatanAnalisis
7, Analisis Kebijaksanaan Pem-
bangunan Nasional, Provinsi dan
Kabupaten
Dalam penyusunan RTRW Kabupaten
Muaro Jambi dilakukan tiga kelompok
analisis yakni analisis keb'rjaksanaan
pembangunan, analisis wilyah dan
analisis yang dibutuhkan dalam
perumusan/penentuan rencana.
Mengingat RTRW Kabupaten ini
berfungsi sebagai matra spasial dari
rencana pembangunan di wilayah
Kabupaten Muaro Jambi, maka perlu
ditemukenali dahulu tujuan dan
sasaran pembangunan sosial ekonomi
Kabupaten Muaro Jambi.
Oleh karena itu sebelum dilakukan
analisis wilayah, terlebih dahulu
dilakukan analisis keb'rjaksanaan
pembangunan. Analisis kebijaksanaan
ini dimaksudkan untuk memahami
tujuan dan sasaran pembangunan
sektoral dan daerah sefta kedudukan
Kabupaten Muaro Jambi di dalam
perspektif kebijaksanaan pembangun-
an nasional dan regional, mengkaji
RTRWN dan RTRWP Jambi untuk
melihat peranan wilayah Kabupaten
Muaro Jambi dalam pembentukan
pola dan struktur ruang nasional dan
regional, serta untuk mengantisipasi
program-program pembangunan yang
akan dilaksanakan departemen/
instansi pusat, provinsi 'dan
kabupaten. Dalam analisis ini juga
dilakukan pengkajian rencana
ekonomi Kabupaten Muaro Jambi
dalam kurun waktu rencana.
R."4/,4^/- T&k W W;'t/-r& (RTRI/) kl'^'q<.t * l'lt*p J/.',^lL r-2
bloa** A4'4.4a
Dari hasil analisis ini diidentifikasi
target-target pembangunan nasional
di wilayah provinsi dan target-target
pembangunan provinsi di wilayah
kabupaten meliputi pertumbuhan
ekonomi, struktur ekonomi kabupaten
dan perkembangan sektor.
Analisis Wilayah
Perencanaan tata ruang dengan
menggunakan pendekatan wilayah
membutuhkan serangkaian analisis
wilayah untuk memahami kondisi/
karakteristik unsur-unsur/komponen-
komponen pembentuk ruang,
hubungan sebab akibat (causal)
terbentuknya kondisi ruang wilayah
yang ada, serta beberapa phenomena
dan kecenderungan yang terjadi di
lapangan.
Analisis wilayah antara lain, meliputi :
a. Analisis Kependudukan
Analisis ini dilakukan untuk
memahami aspek-aspek kepen-
dudukan terutama yang mem-
punyai pengaruh timbal balik
dengan
pertumbuhanperkembangan sosial
ekonomi diantaranya sebaran,
jumlah, struktur, peftumbuhan,
pergerakan penduduk dan kualitas
sumber daya manusia.
Pembangunan di bidang sosial
ekonomi berkaitan dengan
variabel-variabel kependudukan
sehingga diperlukan metoda
analisis kependudukan yang
mampu meramalkan
perkembangan jumlah. dan
distribusi penduduk dikaitkan
dengan rencana pengembangan
sarana dan prasarana sosial
ekonomi.I
b. Analisis Sosial Kemasyarakatan
Dalam melaksanakan pem-
bangunan, masyarakat tidai<
hanya dilihat sebagai obyelV
sasaran pembangunan tetapi
harus dipertimbangkan juga
sebagai salah satu modal dasar
pembangunan atau sebagai aktor
dalam pembangunan.
Dalam proses pembangunan,
disamping merupakan potensi
dalam keterlibatannya atau peran
seftanya dalam pembangunan, di
sisi lain terkadang juga merupa-
kan faktor penghambat dan
kendala dalam pembangunan. Hal
ini' dimungkinkan karena adanya
perbedaan di dalam adat istiadat,
nilai dan norma dalam kehidupan-
ry?, disamping karena faktoi
lingkungan dan geografi.
R4^i/""&Tatu WW;L"/" (RTRI/) kl'r,4z.lt* l'l*t,w Ja*l,; r-3
lzto,tt-* A4'a/'rt"
Analisis sosial kemasyarakatan
bertujuan untuk memahami faktor-
faktor sosial kemasyarakatan yang
mempengaruhi perkembangan
wilayah sefta hubungan sebab
akibat diantara faktor tersebut.
Hasil analisis ini diharapkan
ditemukenali struktur dan kualitas
daya manusia,
karakteristik/ciri-ciri masyarakat
setempat, kecenderungan
perkembangan, kendala dalam
pengembangan serLa potensi-
potensi yang dapat dikembangkan.
Karakt<lristi(ciri-ciri masyarakat
setempat tersebut antara lain
mencakup adat istiadat, budaya
tingkat paftisipasi/peran serta
dalam pembangunan, kepedulian
terhadap lingkungan, persepsi
pandangan hidup, pergeseran
nilai/norma yang berlaku di dalam
masyarakat setempat, tingkat
pelayanan fasilitas sosial dan
sebagainya.
c. Analisrs Perekonomian
Dimaksudkan untuk memahami
karakteristik perekonomian wilayah
dan ciri-ciri ekonomi kawasan
antara lain : peftumbuhan dan
kontribusi masing-masing sektor
ekonomi (produksi, jasa perda-
gangan dan sebagainya) terhadap
ekonomi kawasan, wilayah
kabupaten dan provinsi, kesempat-
an kerja, disparitas peftumbuhan
dan perkembangan ekonomi antar
kawasan dan antar daerah, serta
untuk menginden-tifikasi sektor-
sektor strategis unggulan pada
kawasan-kawasan yang dianggap
strategis di dalam wilayah
Kabupaten Muaro Jambi.
d, Analisis Daya Dukung Lingkungan.
Dimaksudkan untuk memahami
kondisi dan daya dukung
lingkungan alami maupun buatan
manusia. Disamping itu juga untuk
memahami tingkat perkembangan
pemanfaatan sumber daya
setempat meliputi sumber daya
lahan/tanah, air, udara, hutan dan
sumber daya alam lainnya, serta
potensinya yang dapat dikembang-
' kan lebih lanjut dalam menunjang
pengembangan wilayah Kabupaten
Muaro Jambi.
Analisis daya dukung lingkungan
meliputi :
0 Analisis Sumber Dava Tanah
Dimaksudkan untuk melakukan
kajian-kajian terhadap :
- Ketersediaan dan bentuk-
bentuk penyediaan dan pe-
ngembangan lahan untuk
k t^</.,t"/" T/.fu' P?q"+* W;L'@ (RTRI/) kl,r^1a* f-luqo J/." 1; r-4
kt-,r."n 44"fu'rz
kegiatan-kegiatan produksi
dan permukiman (izin lokasi,
izin penguasaan /pengguna-
?[, izin pelaksanaan pem-
bangunan) serta pelaksanaan
pembangunan.
Tingkat produksi/produkti-
vitas tanah, sebaran status
pengusaan lahan (hak milik,
hak guna usaha, hak guna
bangunan, hak sewa,. hak
gadai), luas pengusaan/
pemilikan, nilai/harga lahan.
Bentuk-bentuk fungsi kawa-
san/fahan antar lain pening-
katan intensitas kegiatan,
perubahan kegiatan, perluas-
an/invasi kegiatan, konversi
lahan .
Sebaran penggunaan lahan
sefta intensitas kegiataanya
yang ada antara lain untuk
kegiatan-kegiatan pemukim-
dh, perkebunan, industri,
pertambangan, peftanian
parigan, perikanan, peternak-
dh, pariwisata, hutan
lindung, cagar alam, suaka
margasatwa, hutan produksi
tetap, hutan produksi
terbatas, hutan yang dapat
dikonservasi.
0 Analisis Sumber Dava Air
Analisis ini dimaksudkan untuk
melakukan pemahaman ter-
hadap :
- Sebaran sumber-sumber air
(danau, sungai, air tanah,
waduk) dan ketersediannya
serta perkiraan kapasitas
produksi/potensi ' air baku
yang dimungkinkan dapat
dikembangkan untuk men-
dukung . pengembangan
wilayah atau kawasan sefta
kemungkinan pengembangan
sumber baru.
- Kondisi yang ada (eksisting)
dari pemanfaatan air baku
untuk kegitan-kegiatan in-
dustri, pertanian tanaman
pangan, perkebunan, p€r-
ikanan, peternakan, p€r-
mukiman, pariwisata baik
dari jumlah, mutu maupun
aspek ruang dan waktu.
- Kemungkinannya distribusi/
alokasi pemanfaatan air baku
dari lokasi-lokasi sumber ke
lokasi-lokasi sumber ke
lokasi-lokasi kegiatan Yang
membutuhkannya. Sefta
kendala yang dihadapi dalam
pendayagunaan potensi Yang
ada.
k4^4/.4'{. T/"|t' W W;144 (R[RW) W,u,t"/d/,t- l.lt t-to Jz."*l,;" I-5
I4o,t^;.* A,tAAt*
Neraca air adalah suatu yang
menggambarkan apakah
suatu daerah tangkapan air
(atchment area) pada
suatu waktu tertentu berada
dalam keadaan kekurangan
atau kelebihan. Untuk
menghitung neraca air
diperlukan proyeksi
kebutuhan (demand) dan
ketersediaan (supply) air
yang dirinci menurut waktu.
0 Analisis Sumber Daya Udara
Dimaksudkan guna melakukan
pemahaman terhadap :
- Sebaran pemanfaatan ruang
udara pada kawasan budi-
daya dengan memperhatikan
kriteria yang berlaku untuk
kelestarian dan peningkatan
kualitas udara antara lain
ketinggian bangunan pada
berbagai kawasan.
- Kegiatan produksi yang
sudah / akan menimbulkan
pencemaran udara sefta
kemungkinan-kem ungkinan
penanganan dan pengelola-
annya.
- Kemungkinan-kemungkinan
perkembangan kawasan
yang dapat mempeftahankan
kualitas udara.
0 Analisis Sumber Daya Hutan
Dimaksudkan untuk melakukan
kajianltelaah terhadap :
- Sebaran dan kondisi peng-
gunaan hutan sefta intensitas
kegiatannya yang ada
(eksisting) antara lain peng-
gunaan untuk hutan produksi
tetap dan terbatas (HPH,
Hn, agroforesty), hutan
yang dapat dikonversi, hutan
lindung, cagar alam, suaka
margasatwa, hutan wisata.
- Daya dukung / kemampuan
kawasan di dalam menun:
jang fungsinya baik untuk
perlindungan maupun kegiat-
an produksi.
- Kesesuaian lahan bagi
penggunaan tersebut di atas
dengan menggunakan
kriteria pengelolaan kawasan
lindung (Keppres 32/1990)
dan kawasan budidaya serta
kriteria teknik sektoral yang
berkaitan.
0 Analisis Sumber Daya Tambang
Dimaksudkan untuk melakukan
kajian-kajian terhadap :
- Penggunaan bahan tambang
sefta intensitas Pengguna-
annya.
?.,t^<t,t^&Tr4t, Rt /.4* llJ;I/y4 (RTRI/) kl"^1."1t- l-luno Jal,; I-6
Wn"a* A,t'4/,43
- Potensi dan cadangan bahan
tambang serta kemungkinan
pengembangannya.
- Hak-hak penguasaan dan pe-
ngusahaan bahan tambang.
0 Analisis Sumber Daya Buatan
Analisis ini dimaksudkan untuk
melakukan telaah terhadap :
- Kondisi sarana prasarana
wilayah yang ada (eksisting)
yang meliputi antara lain
sarana prasarana transpor-
tasi (darat, sungai), airl
pengairan, energi/listrik, tele-
komunikasi, pengelolaan
lingkungan dan perkotaan.
- Kondisi tingkat pelayanan
atau pemanfaatan sarana
prasarana wilayah sepefti
tersebut di atas dalam men-
dukung kegiatan ekonomi
dan peningkatan kualitas
atau daya dukung lingkungan
dalam kawasan.
Potensi dan kemumgkinan
kendala yang dihadapi dalam
pengembangan dan perbaik-
an tingkat pelayanan sarana
wilayah antara lain : jalan
raya, jembatan, waduk, sa-
luran irigasi, saluran
drainase, pembangkit listrik,
gardu listrik, telepon, sistem
distribusi listrik.
3. Analisis Struktur Tata Ruang dan
Pola Pemanfaabn Ruang yang
ada
Analisis ini dimaksudkan untuk menilai
struktur dan pola pemanfaatan ruang
yang terbentuk saat ini sefta
kecenderungan perkembangannya
pada masa yang akan datang antara
lain mencakup : sebaran fungsi
kawasan (kawasan lindung dan
kawasan budidaya), struktur ruang,
antara lain meliputi : fungsi dan
hirarki pusat-pusat permukimn serta
keterkaitan antar pusat-pusat
permukiman, antar kawasan produksi
dan antara pusat permukiman dengan
kawasan produksi serta prasarana
wilayah yang mendukung perkem-
bangan kawasan-kawasan maupun
keterpaduan antar kawasan/ daerah.
Antara analisis struktur tata . ruang
dengan analisis pola pemanfaatan
ruang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, karena penyusunan
rencana struktur tata ruang dan pola
pemanfaatan ruang merupakan dua
proses yang berkaitan erat, saling
merupakan input bagi yang lainnya.
Oleh sebab itu, keduanya harus
dilakukan secara serentak untuk
?.4'</4'6'T41e W W;l/'r4 (RTRI/) kl"^q.z.lt* f'ltato Jz"rl; I-7
l";*n"a* A,t*,43"
mendapatkan struktur dan pola
pemanfaatan ruang yang optimal.
Analisis Pola Pemanfaatan Ruang
Bertujuan untuk mengidentifikasi
bentuk-bentuk pemanfaatan ruang
yang menggambarkan ukuran, fungsi
dan karakteristik kegiatan alam dan
manusia serta mengantisipasi per-
ubahan/perkem ba ngan bentuk-bentuk
pemanfaatan ruang tersebut.
Beberapa indikator yang dapat
digunakan dalam analisis ini antara
lain; sebaran kegiatan budidaya,
perlindungan dan keterkaitannya sefta
beberapa faktor yang
mempengaruhinya sepefti potensi
SDA, SDM dan sumber daya buatan.
s Analisis Kawasan Befungsi
Lindung
Analisis ini didasarkan pada azas
keletarian, dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan pola sebaran
kawasan yang berfungsi lindung
yang ada dan yang seharusnya
berfungsi lindung dengan meng-
gunakan kriteria dan pola penge-
lolaan kawasan lindung (Keppres
321L990) mencakup kawasan yang
memberikan perlindungan ter-
hadap kawasan bawahannya
(hutan lindung, kawasan
bergambut, kawasan resapan air),
kawasan perlindungan setempat
(sempadan air, sempadan sungai,
kawasan sekitar danau, kawasan
sekitar mata air) suaka alam dan
cagar budaya, kawasan rawan
bencana alam. Lebih lanjut dicoba
dikenali kecenderungan-kecen-
derungan perkembangan kawasan
lindung di masa yang akan datang
bila tidak dilakukan upaya
pengelolaan.
t Analisis Kawasan Eudidaya
Dimaksudkan untuk mengidenti-
fikasikan kondisi sebaran kawasan
yang dimungkunkan dikembangkan
untuk kegiatan produksi, kegiatan
permukiman, pembangunan sarana
prasarana penunjang dengan
menggunakan kriteria dan pola
pengelolaan kawasan budidaya
sefta mempertimbangkan kriteria
teknik sektoral.
Dalam analisis ini juga ditemu-
kenali beberapa phenomena yang
terjadi di lapangan antara lain
kenaikan atau penurunan intensi-
tas kegiatan di suatu kawasan,
perubahan fungsi kawasan, per-
luasan fungsi kawasan atau invasi
kegiatan tertentu ke kawasan
sekitarnya, okupasi kegiatan
tertentu ke kawasan lindung,
benturan kepentingan sektoral
k4"4/..1".. Ttdt W W;l/'4 (RTR t/) kl"^l^&k r- f'l t*ta J /,,'hlL I-B
ItPaa'* 4,r"1/qt"
dalam pemanfaatan ruang dan
sebagainya.
Hal lain yang perlu ditemukenali
adalah kecenderungan pola
perkembangan kawasan budidaya
dan pengaruhnya terhadap
perkembangan kegiatan sosial
ekonomi dan kelestarian
lingkungannya.
Analisis Struktur Tata Ruang
Beftujuan untuk menemukenali
perwujudan ruang yang ada
sekarang, kecenderungan perkem-
bangannya serta permasalahan
pengembangan wilayah yang memiliki
dimensi ruang. Untuk itu, analisis
diarahkan sedemikian rupa sehingga
hasilnya mampu memberikan
gambaran yang menyeluruh tentang
keadaan pusat pertumbuhan/pelayan-
an wilayah yang dimaksud. Dengan
demikian analisis dilakukan terhadap
unsur-unsur atau komponen pem-
bentuk ruang wilayah Kabupaten
Muaro Jambi meliputi sistem pusat-
pusat permukiman, sistem prasarana
transportasi, sistem prasarana
pengairan dan sistem prasarana
wilayah lainnya.
a. Analisis Sistem Permukiman
Dimaksudkan untuk mengkaji :
- Sebaran daripada konsentrasi
kegiatan permukiman, perdesa-
an serta kaitannya dengan
kegiatan-kegiatan produksi di
sekitarnya.
- Sistem pusat-pusat permukiman
perkotaan/sistem kota bahasan-
nya mencakup : fungsi kota
(pusat kegitan pemerintahan,
pusat kegiatan sosial, ekonomi
dan jasa transportasi ), hirarki
kota (sebagai pusat .kegiatan
wilayah dan lokal), serta
keterkaitan antar kota , antara
kota dengan kawasan produksi/
kawasan perdesaan yang
dipengaruhi oleh pola jaringan
trasportasi.
Dari analisis ini ditarik
kesimpulan pengaruh sebaran
pusat-pusat permukiman perko-
taan dan perdesaan terhadap
pertumbuhan dan penyebaran
kegiatan sosial ekonomi wilayah
Kabupaten Muaro Jambi dalam
mewujudkan sasaran
pembangunan daerah yang
diharapkan.
Analisis sistem permukiman
dilakukan melalui pendekatan
wilayah yang berlandaskan azas
peningkatan sinergi wilayah.
Wilayah disamping dipandang
sebagai sistem permukiman
yang berbeda-beda secara
fungsional, juga dipandang
k u*r* T< k 44* W:Lr"r4 (RTRI/) klr^1r"t * H"*.'tn Ja""l,t I-9
tl,lo,rz'* A,At4t"
sebagai sistem jaringan interaksi
sosial, ekonomi dan fisik. Proses
interaksi ini dibentuk oleh
hubungan/keterkaitan (inkage)
diantara satuan permukiman/
pusat permukiman.
Salah satu model Analisis Sistem
Permukiman adalah Analisis
Pola Permukiman yang
memberikan gambaran tentang
karakteristik satuan permukim-
an/pusat permukiman yang ada
dimana gienduduk tinggal dan
melakukan kegiatan sosial
ekonomi yang memberikan yang
memberikan kontribusi (share)
terhadap pembangunan wi-
layah/kawasan. Analisis Pola
Permukiman dilakukan dengan
menggunakan dua peralatan
analisis dasar yaitu :
- Analisis Peftumbuhan Permu-
kiman (Analisis Hirarki)
Memberikan profil pendahuluan
mengenai pola permukiman
untuk dianalisis lebih lanjut.
Selain itu dapat dengan mudah
membedakan antara permu-
kiman perkotaan dan
permukiman perdesaan. Hasil
analisis dapat pula memberikan
pengertian besarnya kelas-kelas
permukiman (hirarki) dan
perubahnnya dari waktu ke
waktu.
- Analisis Fungsi Permukiman
Terutama memberikan per-
hatian kepada fungsi-fungsi
sosial dan ekonomi yang
dilakukan masyarakat yang ber-
lainan dan bagaimana masya-
rakat tersebut secara bersama-
sama membentuk suatu pola
atau sistem yang dapat
mempengaruhi pembangunan
ekonomi dan sosial. Untuk me-
nentukan karakteristik fungsi-
onal sistem permukiman dapat
dipergunakan sejumlah peralat-
an analisis antara lain :
F Skala Guttman; digunakan
untuk menganalisis yang
mendasari fungsi-fungsi, pe-
layanan, fasilitas infra-
struktur, organisasi-orga-
nisasi dan kegiatan-kegiatan
ekonomi yang membuat
permukiman menjadi sentra-
lisasi dalam sistem spasial.
F Threshold Analisis; diguna-
kan untuk menganalisis
jumlah penduduk yang
dibutuhkan untuk mendu-
kung pelayanan, fasilitas dan
infrastruktur yang ada dalam
satu wilayah/kawasan.
kt </.'t&Tit/- W W2t4 (RTRI/) kl,r^1."1r* H"'..4. J./"'^l,L r-10
l,<1*,rz* 44.1t'v"
Weighted Centrality
Index; digunakan untuk
mengukur kompleksitas fung-
sional baik dalam jumlah
fungsi-fungsi dalam suatu
wilayah atau kawasan
maupun frekuensi terjadinya.
Skalogram; digunakan
untuk melihat hirarki per-
mukiman berdasarkan jumlah
dan kelengkapan jenis
fasilitas sosial ekonomi yang
dimiliki. Data tersebut
disusun dalam bentuk
matriks yang lebih lanjut
disusun ranking berdasarkan
pembobotan.
b. Analisis Sistem Prasarana Trans-
portasi
Dimaksudkan untuk melakukan
telaah terhadap :
- Pola jaringan transpoftasi untuk
mencermati sejauh mana
keterkaitan fungsional dan
ekonomi antar kota, antar
kawasan, antara kota dan
kawasan peoduksi baik di dalam
wilayah maupun antar wilayah
kabupaten. Dalam hal ini
kota0kota dilihat sebagai
pengumpul hasil produki, pusat
kegiatan jasa transportasi dan
pusat distribusi barang dan jasa.
- Fungsi, kondisi dan tingkat
pelayanan prasarana transpor-
tasi yang ada sekarang,
kecenderungan perkembangan.
Dari hasil analisis ini dipedihat-kan
tingkat kinerja sarana prasarana
transpoftasi dan pengaruhnya
terhadap pertum-buhan dan
pemerataan wilayah serta kesatuan
wilayah Kabupaten Muaro Jambi.
Salah satu metoda atau perangkat
analisis sistem prasarana transpor-
tasi adalah Analisis Akesibilitas.
Dalam hal ini dapat digunakan data
O-D Survey dan data lain yang
sejenisnya.
Tersedianya fasilitas pelayanan
atau lapangan pekerjaan di suatu
lokasi belum menjamin akses ke
populasi penduduk disekitarnya.
Dalam hal ini untuk mengukur
tingkat aksesibilitas adalah ukuran
aksesibilitas fisik yakni dangan
mengukur jarak dan kondisi jalan,
frekuensi angkutan umum dari/ke
tempat asal tujuan (O-D), lama
perjalanan dan kalau ada data
biaya perjalanan. Analisis ini lebih
bersifat fisik sehingga harus hati-
hati penggunaannya dalam proses
evaluasi. Sebagai contoh, sebuah
rumah sakit belum tentu memiliki
R.,t^1t4'&TrAe W W;@I (RTRI/) kl'r^F,tu* l4uaa Janl; I-11
k+oae* fi""fu"r.r"
tingkat aksesibilitas yang'tinggi
bagi masyarakat disekitarnya,
karena mereka belum tentu
memiliki uang yang cukup untuk
membayar ongkos pelayanannya.
Analisis di kawasan peftanian,
seyogyanya mampu mencermin-
kan sifat komoditas pertanian yang
umumnya peka terhadap waktu
(mudah busuk). Dengan demikian
tingkat aksesibilitap tidak saja
dipengaruhi oleh kondisi fisik jalan
dan frekuensi sarana angkutan
tetapi juga dipengaruhi oleh
karakteristik komoditas.
Pendekatan ini dapat dijabarkan
dengan mengukur faktor resintasi
(kebalikan dari aksesibilitas) dari
ruas jalan yang menghubungkan
lokasi asal tujuan komoditas, yang
merupakan hasil perkalian antara
dua vektor yaitu kinerja jalan dan
vektor kecenderungan komoditas
jalan. Vektor kinerja jalan merupa-
kan suatu vektor yang mencermin-
kan lima parameter fisik (dan
ongkos), yakni waktu menunggu,
waktu jelajah, fluktuasi waktu
jelajah, kemungkinan kehilangan/
kerusakan selama perjalanan dan
ongkos angkutan. Vektor kecen-
derungan komoditas mencermin-
kan lima parameter yang berkaitan
dengan komoditas yang akan
diangkut yakni ongkos menunggu,
ongkos akibat delaywaktu, ongkos
ketidakpastian sampai di tempat
tujuan, harga komoditas dan faktor
ongkos.
Analisis Sistem Prasarana Peng-
airan
Analisis ini dimaksudkan untuk
melakukan pengkajian :
- Pola jaringan pengairan untuk
mencermati sejauh mana
keterkaitan fungsional antara
sumber-sumber air baku dengan
lokasi/kawasan industri,
pertanian, permukiman dan
sebagainya..
- Fungsi, kondisi dan tingkat
pelayanan yang ada sekarang,
kapasitas produksi air baku
yang ada sekarang.
- Kondisi sumber air dikaitkan
dalam upaya pelestarian.
- Standar kebutuhan air baku
masing-masing kegiatan berda-
sarkan kecenderungan
perkembangan sektor di masa
yang akan datang serta pola
distribusi/lokasi air baku ke
kawasan-kawasan produksi dan
permukiman perkotaan dan
pedesaan.
c.
k t'<i't'e T.ilt" k'q^4* W;&rd (RTRI/) kl",1n7r5 y** J/,,',t^l'L r-t2
klo,v"* Ar.4t"3
6.
d: Analisis Sistem Prasarana Wilavah
Lainnya
Termasuk prasarana wilayah
lainnya antara lain, misalnya
prasarana energi/listrik, telekomu-
nikasi, pengelolaan lingkungan dan
sejenisnya.
Analisis ini dilakukan untuk
mengkaji fungsi, kondisi dan
tingkat pelayanan yang ada
sekarang. Disamping itu untuk
melihat pengaruhnya terhadap
perkembangan wilayah dan dalam
mengintegrasikan pembangunan
antar kawasan atau antar wilayah
serta untuk melihat dampak
pengembangan sistem jaringan
prasarana tersebut dalam
pengendalian pemanfaatan ruang.
Analisis Tataguna Sumber Daya
Alam (Analisis Penguasaan,
Peru ntu ka n, Peman faa ta n da n
Penggunaan Sumber Daya Alam)
Dimaksudkan untuk mengetahui
pen9uasaan, peruntukan,
pemanfaatan dan penggunaan SDA
meliputi antara lain lahan/ tanah, air,
udara, hutan, mineral, serta
pengembangan dalam rangka
mengendalikan pemanfaatan ruang.
a. Analisis Tata Guna Lahan
Dimaksudkan untuk menkaji
terhadap :
Faktor-faktor yang mempenga-
ruhi alokasi pemanfaatan/
penggunaan lahan, distribusi
penggunaan lahan sefta
interes/kecenderungan swasta
dan masyarakat dalam peng-
usaan / pemilikan / penggunaan
lahan, baik karena pengaruh
aspek fisik/lokasi, ekonomi,
harga tanah, aksesibilitas,
keunggulan kompetitif, keung-
gulan komparatif, keterkaitan
sosial maupun aspek lainnya.
Bentuk-bentuk penguasaan,
pemanfaatan dan penggunaan
lahan yang dilakukan
masyarakat dan swasta. Hal ini
dapat dicermati dari luas
pemilikan, luas pengusahaan
dan penggunaan, status lahan
(hak milik, hak guna usaha, hk
guna bangunan, hak sewa, hak
gadai) sefta intensitas kegiatan
pemanfaatannya.
Bentuk-bentuk interuensi
pemerintah dalam rangka
pengendalian pemanfaatan baik
berupa intensive misalnya
berupa rangsangan pemerintah
kepada swasta untuk
menanamkan modal, maupun
bentuk disinsentive misalnya
berupa penguasaan/pengaturan
yang dilakukan pemerintah
k t"</,.t .- T.Ai. W W;f/'r4 (RTR t/) kl"^i/.*e l-l tao J e^1,: r-13
Wa.a* 44.1/'ri'
antara lain larangan, pengenaan
pajak yang tinggi perfiinan
bersyarat, dan sebagainya.
b. Analisis Tata Guna Air
Analisis ini dimaksudkan untuk
melakukan kajian terhadap bentuk-
bentuk hak-hak pemanfaatan,
penggunaan, pengusahaan dan
penguasaan sumberdaya air dari
masyqrakat, swasta dan BUMN,
bentuk-bentuk interuensi peme-
rintah dalam rarigka pengem-
bangan sumberdaya air berupa
intensive maupun disentive
misalnya berupa penguasaan/
pengaturan yang telah akan
dilakukan pemerintah kepada
masyarakat, swasta dan badan
usaha pemerintah dalam bentuk
perundang-undangan, perijinan,
pembebanan pajak, tarif dan
sebagainya.
c. Analisis Tata Guna Udara
Analisis ini dimaksudkan untuk
melakukan kajian-kajian terhadap
bentuk-bentuk pemanfaatan ruang
udara, penguasaan dan
peruntukkan sumberdaya udara
yang diberikan oleh pemerintah
kepada masyarakat, swasta dan
BUMN dan atau BUMD, dan atau
dalam rangka pengendalian
pemanfaatan sumberdaya udara
yang berwawasan lingkungan bagi
tenruujudnya pembangunan yang
berkelanjutan.
d. Analisis Tata Guna Hutan
Analisis ini dimaksdukan untuk
melakukan kajian-kajian terhadap :
- Faktor-faktor yang mempenga-
ruhi alokasi pemanfaatan hutan/
distribusi penggunaan hutan
sefta interest / kecenderungan
swasta dalam pengusahaan
hutan.
- Bentuk-bentuk hak penguasaan
dan pengusahan hutan yang
dilakukan swasta (HPH, hutan
' tanaman industri, agro forestry)
dan sebagainya serta lokasi-
lokasi pengusahaan yang ada.
- Bentuk-bentuk intervensi peme-
rintah dalam rangka pengendali-
an pemanfaatan hutan baik
berupa intensive maupun disen-
tive misalnya berupa penetapan
kawasan lindung, pembatasan
pengusahaan hutan dengan
sistem tebang pilih, pembatasan
per'rjinan dan sebagainya.
e. Analisis Tata Guna SDA Lainnya
Termasuk sumberdaya alam
lainnya antara lain misalnya
sumberdaya hayati (vegetasi, flora,
R.4'</,'r.r, T/'ile W W;I/V/"I" (RTRI/) K,rl",1ar"- f'lua'.w Jea^|,;" r-14
Wn^a* A,tl/"r/"
plasma nutfah, fauna dsb) serta
sumberdaya non hayati (mineral,
bahan atmbang, bahan galian,
dsb), energi, panorama alam, dan
sebagainya.
Analisis ini dimaksudkan untuk
melakukan kajian-kajian terhadap
penguasaan, peruntukkan dan
penggunaan sumberdaya yang ada
dalam rangka pemanfaatan dan
qengendalian pemanfaatan ruang
wilayah Kabupaten Muaro Jambi.
7, AnalisisPlanimetris
Ruang atau lokasi merupakan elemen
pemersatu dan koordinasi dalam
pembangunan daerah. Oleh karena
itu hasil-hasil analisis yang dilakukan
dengan bantuan metoda-metoda yang
disebutkan diatas perlu digambarkan
pada peta. Peta relatif lebih mudah
dibaca dan difahami dibanding
matriks atau tabel perhitungan-
perhitungan statistik lainnya.
Teknik Overlay merupakan salah satu
metoda yang relatif cepat dan mudah
untuk memperhatikan hubungan/
keterkaitan antara dua atau lebih
parameter wilayah. Misalnya untuk
mengetahui jumlah penduduk yang
terlayani dengan tingkat aksesbilitas
tertentu dilakukan dengan menum-
pang tindihkan peta kerapatan
penduduk dengan peta kontur garis
isodapan yang diperoleh sebagai hasil
analisis tingkat aksesibilitas. Teknik ini
lebih baik dibandingkan dengan
metoda kuantitatif lainnya.
1.3 Ruang L-ngkupPekerjaan
Dalam kegiatan Laporan Antara
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Muaro Jambi ini terbagi
kedalam 3 (tiga) bagian, yaitu meliputi
ruang lingkup wilayah, ruang lingkup
pembahasan dan dimensi waktu
perencanaan.
Ruang Lingkup Wilayah
Dalam ruang lingkup wilayah makro
yang akan dibahas adalah wilayah
yang berpengaruh (influence)
terhadap peftumbuhan dan
perkembangan wilayah Kabupaten
Muaro Jambi, yaitu wilayah Sumatera,
Provinsi Jambi terutama Kota Jambi,
dan segitiga. oertumbuhan SIBAIO.
Ruang lingkup wilayah mikro antara
lain menelaah wilayah perencanaan
yaitu mencakup seluruh Kabupaten
Muaro Jambi yang terdiri atas 6
(enam) kecamatan, yaitu Kecamatan
lambi Luar Kota, Kecamatan
Sekernan, Kecamatan Kumpeh Ulu,
Kecamatan Maro Sebo, Kecamatan
k t"4/,,t'(- T.ft. W Wrry GTRi/) kl'r,|tlr* Flr*v Ja""l,; I-15
l4aae* 4*1t4.&
Merode pendekarrJ?fl?,,lil r.r,*rrnan ]rTFvvKabupaten Muaro Jambl
Pendekatan Aralisis AsDek Yanq Dianalisis Tuiuan Hasil Yano DihanokenAnalisis Keb0aksanaanPemban9unanNasional, Provinsi,Kabupaten
RTRWNRTRWP
RepelitadaPola Dasar Pembangunan Wilayah
Untuk memahami tujuan dansasaran pembangunansektordl/daerah serta kedudukanKab. Muaro Jambi di dalamperspeKif kebljaksanaanpembangunan nasional dan regionalUntuk melihat perdnan wilayah Kab.Muaro Jambl dalam pembentukanpola dan struktur ruang nasionalserta reglonal.Untuk mengantisipasi program-program pembangunan yang akandilaksanakan
Teridentifika$nya target-terget pembarEunannasional di wilayah proving dan target-targetpembanunan provinsi di wlla)rah kabupatenmeliputi pertumbuhan ekonoml, shukturekonoml kabupaten dan perkembangan sektor
B. Analisis wilayah - Analisis Demografi (sebaran,jumlah,struktur, pertumbuhan, pergerakanpenduduk, kualibs SDM)
Untuk memahami aspek-aspel(kependudukan terutama yangmempunyal pengaruh Umbal balikdengan pertumbuhan danperkembangan sosial ekonomi.
Mampu memproyekslkan pertumbuhan danJumlah serta distrihjsi penduduk dikaitkandengan rencana pengembangan sarana danorasarana sosial ekonomi.
- Analisis Sosiat Kemasyarakatan (adatistiadat, budaya ungkatpartisipasi/peran serta dalampembangunan, kepedulian terhadaplingkungan, persepsi pandanganhidup, pergeseran nilai/norma yangberlaku di dalam masyarakatsetempat tingkat pelayanan fasilitassciel dsh)
Untuk memahami faKor-Faktor sosialkemaslarakatan yang Fempengaruhiperkembangan wilayah sertahubungan sebab akibat diantardfaktor tersebut.
Diharapkan ditemukenall struktur dan kualltasSDM, karaKerisuvciridri maslrarakat setempatkecenderungan pe*embangan, kendala dalampengembangan serta potensi-potensi )Engdapat dikembangkan.
Analisis Perekonomian(pertumbuhan dan konbibusimasing-masing sektor ekonomi ;produksi, jasa perdagangan dsb,kes€mpatan kerja, disparitaspertumbuhan dan perkembanganekonomi antar kawasan dan antardaerah).
- Memahami karakterisukperekonomian wilayah dan ciri-ciriekonomi kawasan seperti,kesempatan kerja, disparitaspertumbuhan dan perkembanganekonomi antar kawasan serta antardaerah
- Dapat mengidentinkasi sektor-sektor strategisunggulan pada kawasan-kawasan yang
dianggap sh-dtegis di dalam wilayahKabuoaten Muaro Jambi
. Analisis Daya Dukung Ungkungan(Analisis Sumber Daya Tanah,Analisis Sumber Daya Air, AnalislsSumber Daya Uda€, Analisis SumberDaya Hutan, Analisis Sumb€r DayaTambang, Analisis Sumber DayaBuatan)
Untuk memahami kondisi dan dayadukung lingkungan alami maupunbuatan manusia.
Dengan memahami Ungkat perkembangEnpemanfaatan sumber daya setempat melipuusumber dafa hhan/hnah, alr, udara, hubndan sumber daya lainnya serta potensinya yang
dapat dikembangkan lebih hnjut dalammenunjang pengembangan wilayah KabupatenMuaro Jambl.
C. Analisis Struktur TataRuang Dan Pola
Pemanfaatan RuangYang Ada
- Sebaran fungsi kawasan (kawasanlindung, budidaya)Struktur ruang (fungsi dan hirarkipusat-pusat permukiman.keterkaitan antara pusat-pusatpermuUman, antar kawasanoroduksi
Untuk menilai suuktur dan Dolapemanfaatan ruang yang terbentuksaat ini serta kecenderunganperkembangannya pada masa yangakan datang.
Dengan menganalisis struktur tata ruang danpola p€manfaatan ruang yang ada, makadiharapkan dapat terbentuk tata ruang danpola pemanfaatan ruang Kabupaten MuaroJambi yang optimal dan serasl di masa dabngdengan menganusipasl kecenderunganperkembangan yang mencakup sebaran fungsikawasn yaitu kawasan lindung dan kawasanbudidaya, struktur ruang yang meliputi fungsidan hirarki pusat-pust permukiman s€rtaketerkaitan antnr
pusat-pusat permukiman, antar kawasanprcduksi dan antara pusat permukiman dengankawasan produksi serta prasarana wilayah yangmendukung perkembangan kawasan-kawasanmaupun keterpaduan antara kawasan/daerah.
D. Analisis Pola
Pemanfaatan RuangKawasan Berfungsi LindungKawasan Budidava
Untuk mengidentifikasi bentuk-bentukpemanfaatan ruang yangmenggambarkan ukuran, fungsi dankarakteristik kegiatan alam danmanusia serta mengantisipasiperubahan/perkembangan bentuk-bentuk pemanfaatan ruang tersebut
Dengan menqanalisis pola pemanlaatan ruangdiharapkan akan teridentiflkasi pola sebarankawasan berfungsi lindung yang ada dan yang
seharusnya berfungsi lindung deganmenggunakan kriteria dan pola pengelolaan
ldwasan lindung (Keppres 32l1990). Selah itudapat ditemukenali beberapa fenomena yang
teriadi di lapangan antara lain kenaikan ataupenurunan intensitas keqiatan di suatukawasn, perubahan fungsi kawasan, perluasan
fungsi kawasan atau invasi kegiatan tertentu l€kawasan sekitamya, okupasl keglatan tertentu
k *<*r.* T&|a. fu,v4"* W;144 (RTR t/) kl' r'4^a** |'fu*t o J aotr; r-16
lZl-,rz* A""fu"ra
Lanjutan Tabel 1.1
Pendekatan Analisis Asmk Yano Dianalisis Tuiuan Hasil Yano Diha6Dkenke kawasan lindung, benturan kepentingan@Lhal d.bm rn.hfi.+'6 hr.M
E. Analisis StruKur TataRuang
Sistem Permukiman ( p€rtumbuhanpermukiman/ hirarki, fungsipermukiman)Sistem Prasarana Transportasi)Sistem Prasarana PengairanSistem Prasarana Wilayah trinnya.
Untuk menemukenali perwujudanruang yang ada sekarang,kecenderungan perkembangannyaserta permasalahan pengembanganwilafah yang r|emiliki dimensi ruang.
Diarahkan sedemikian rupa sehingga hasllnyamampu memberikan gambaran yangmenyeluruh tentang keadaan pusatpertumbuhan/pelayanan wilayah yangdimaksud yaitu meliputi sistem pusat-pus:ttpermukiman, sistem prasarana transportasi,sistem prasarana pengairan dan sistemnnqnn, wilehh liinnvr
F. Analisis Tata Guna SDA(Analisis Penguasaan,Peruntukan,Pemanfaatan danPenggunaan SDA)
Tata Guna LahanTata Guna AirTata Guna UdaraTata Guna HutanTata Guna SDA Lainnya.
Untuk mengetahui penguarsaan,peruntukkan, pemanfaatan danpenggunaan SDA sertapengembangan dalam rangkamenqendalikan pemanfaatan ruang.
Diharapkan dapat diketahui faKor-faktor yangmempengaruhi alokasi pemanfaatan lahan,bentuk-bentuk penguasaan, pemanfaatan,peruntukkan SDA serta bentuk-bentukIntervensi pemerintah dalam peng€ndalian danpemanfaatan SDA dalam rangka pertumbuhandan perkembangan wilayah Knbupaten MuaroJambi.
G. Analisis Planimetris Ruang atau lokasi yang merupakanelemen pemersatu dan koordinasidalam pembangunan daerah.
Unfu k memudahkan penyampaiandata/informasi nEupun rumusanrencana }rdng ingin dicapai denganmenggambarkannya dalam bentuk
Dengan tampilan dalam bentuk peta-pebrelabf lebih mudah dibaca dan difahamidibanding matriks atau tab€l perhitungan-perhitungan stabstjk lainnya.
Sumber : Hasil Analisis
Kumpeh dan Kecamatan Mestong
(Gambar 7,7 wilayah perencanaan
sesuai UU No.54/1999)
Ruang Lingkup Pembahasan
Lingkup materi dalam tahap Laporan
Antara ini terdiri atas analisis sosial
ekonomi, analisis pola pemanfaatan
ruang dan analisis struktur tata ruang.
Analisis Sosial Ekonomi
Bertujuan untuk menemukenali
persoalan dan potensi sosial ekonomi
wilayah perencanaan. Persoalan sosial
berkaitan erat dengan kependudukan,
oleh karena itu proses analisis perlu
dilengkapi dengan analisis peftum-
buhan dan pergeseran struktur
perekonomiari.
Analisis yang diperlukan meliputi :
a. Analisis Sumber Daya Wlayah.
Analisis ini diarahkan untuk
memberikan gambaran tentang
profi l-sosial, ekonomi, kependuduk-
an dan indikasi fisik wilayah.
b. Analisis Kependudukan
Analisis ini diarahkan untuk
memperkirakan perkembangan dan
jumlah distribusi penduduk
dikaitkan dengan rencana
pengembangan sarana dan
prasarana sosial ekonomi.
c. Analisis Ekonomi
Diarahkan untuk melihat pertum-
buhan ekonomi, kecenderungan
perkembangan, tingkat perkem-
bangan sektor dan peranannya
untuk menghidupi penduduk yang
tergantung padanya.
k4.<t4./" ktu W W;lt"/4 (RTRI/) kl,r^'t atre 1,fu*.w Ja"*l,; T. L7
lulFc)IF€4E'seGBEr3EJo
$- 5E I 1
rsEF$5sfEEFEEi:ilsiiiFBH i E []tLl-
EE
=xz
?ou
tI
iI
\.
IItII
.Erti:!.!
!.zg5U
{dU
=f
az;oGc
I
lrd
I
i"a
tEFozf@
a(9zf-z{FzUFo@
Y !
I4
ItIIIItIa,
I,tI
Et!
{\liF'
Ir.l.
rEt!ai
"\!,-a'!t
\a
IJ
-ttIozsozU
IfoY
$?IIIi
l- 18
l,*a"a* A"'Al t'
Analisis Sosial Ekonomi
Bertujuan untuk menemukenali
persoalan dan potensi sosial ekonomi
wilayah perencanaan. Persoalan sosial
berkaitan erat dengan kependudukan,
oleh karena itu proses analisis perlu
ditengkapi dengan analisis pertum-
buhan dan pergeseran struktur
perekonomian.
Analisis yang diperlukan meliputi :
c. Analisis Sumber Daya Wlayah.
Analisis ini diarahkan untuk
memberikan gambaran tentang
profi | sosial, ekonomi, kependuduk-
an dan indikasi fisik wilayah.
d. Analisis Kependudukan
Analisis ini diarahkan untuk
memperkirakan perkembangan dan
jumlah distribusi penduduk
dikaitkan dengan rencana
pengembangan sarana dan
prasarana sosial ekonomi.
c. Analisis Ekononil
Diarahkan untuk melihat pertum-
buhan ekonomi, kecenderungan
perkembangan, tingkat perkem-
bangan sektor dan peranannya
untuk menghidupi penduduk yang
tergantung padanya.
Analisis Pola Pemanfaatan Ruang
Didasarkan atas azas kesesualan yang
dibedakan menurut kesesuaian fisik,
ekonomi dan kesesuaian teknologi,
tetapi dengan syarat data yang
memadai.
1. Analisis Kesesuaian Fisik
- Analisis kesesuaian untuk
kawasan budidaya pertanian
dilakukan sampai dengan
tingkat sub kelas. Dengan
analisis ini akan dapat diketahui
bentuk budidaya yang dapat
diterapkan pada suatu unit
lahan.
- Neraca air, yaitu analisis yang
menggambarkan keadaan air
pada suatu daerah pada waktu
tertentu.
2. Analisis Kesesuaian Lahan
Diukur dengan menganalisis
keunggulan yang dimiliki untuk
mengembangkan suatu komoditas
dan atau kegiatan tertentu.
3. Analisis Kesesuaian Teknologi
Dilakukan secara kuantitatif meng-
ingat kajian kuantitatif tentang
kesesuaian teknologi belum
dikembangkan secara mendalam.
Analisis Struktur Tata Ruanq
Bertujuan untuk menemukenali
pengembangan wilayah yang
memiliki dimensi ruang. Untuk
maksud tersebut analisis diarahkan
sedemikian rupa sehingga hasilnya
mampu memberikan gambaran
yang menyeluruh tentang keadaan
R.,r^<i,t 4.T/.lt" k'44t W;,1/.!4 (RTRI/) kl'r,4alr* l4u,w'Ja*l,; I-19
lZ.fo,tz* A,t^*t*'
pusat-pusat pelayanan yang ada
sefta jangkauan pelayanannya dan
hubungan / interaksi antara pusat-
pusat pelayanan dimaksud.
Sebagai pedoman dalam melaku-
kan analisis dimaksud perlu
memperhatikan azas demokratisasi
ruang dan azas peningkatan
sinergi wilayah.
- Demokratisasi Ruang
Mempunyai pengertian bahwa
perencanaan struktur tata ruang
merupakan upaya untuk
membeiikan pemerataan tingkat
kemudahan yang proposional
pada fasilitas dan pelayanan
sosial. Kemudahan yang sama
sebaiknya juga mampu
menunjang dan mendorong
pertumbuhan dan
perkembangan sektor-sektor
strategis pada
perencanaan,
wilayah
Peningkatan Sinergi
Wilayah
Pengertian yang terkandung
dalam sinergi wilayah adalah
wilayah merupakan sistem
permukiman yang berbeda
secara fungsional, juga
dipandang sebagai suatu sistem
jaringan interaksi sosial,
ekonomi dan fisik. Proses
interaksi ini dibentuk oleh
hubungan antara keterkaitan
diantara satuan-satuan per-
mukiman. Sistem keterkaitan ini
mempunyai peranan penting
dalam pengembangan regional.
Analisis struktur tata ruang
wilayah hanya memberikan
gambaran yang lebih bersifat
fisik sehingga perlu berhati-hati
dalam penggunaannya. Analisis
ini meliputi langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Analisis Sistem Hubungan
Diperlukan untuk melihat
keterkaitan diantara satuan-
satuan permukiman. Sistem
keterkaitan ini berperan
penting dalam pembangunan
regional, proses terjadinya
pembangunan regional ter-
sebut melalul pertumbuhan
dan diversifi kasi oermukiman.
2. Analisis Pola Pemukiman
Analisis sumber daya
wilayah yang telah
diuraikan terdahulu meng-
hasilkan informasi yang
cukup mengenai unit
wilayah yang ada pada
wilayah perencanaan,
tetapi belum memberikan
gambaran yang ada
R* Totu" W W;lz/ (RTRI/) kl"y'ar- f'bt-to J*l'; r-20
Wnz* 4".1/.13"
tentang karakteristik satuan
pemukiman yang ada
dimana penduduk tinggal
dan melakukan aktivitas
sosial ekonomi yang
memberikan kontribusi
terhadap pembangunan
lokal maupun regional,
sehingga diperlukan suatu
analisis pola pemukiman.
3. Analisis Aksesibilitas
Tersedianya fasilitas pada
suatu tempat belum
menjamin akses yang
efektif ke daerah populasi
sekitarnya. Metode yang
dapat dipakai untuk
mengukur akses penduduk
ke tempat pelayanan dan
atau fasilitas adalah ukuran
aksesibilitas fisik. Hal ini
dilakukan dengan analisis
jarak dan kondisi jalan,
frekuensi angkutan umum
dari dan tempat asal atau
tujuan dan lama per-
jalanannya.
Analisis pola pemanfaatan
ruang akan mengkaji hal-
hal sebagai berikut :
- Analisis Planimetri
Penyajian dan peng-
analisisan peta relatif
mudah dan dipahami
dibanding dengan matik
atau tabel. Teknik super
impose peta merupakan
salah satu metode yang
relatif cepat dan mudah
untuk memperlihatkan ke-
terkaitan atau hubungan
antara beberapa para-
meter wilayah yang
mengisi masing-masing
peta tersebut.
- Analisis Optimasi Tata
Ruang
Produk rencana umum
tata ruang diantaranya
adalah rencana alokasi
pemanfaatan dan rencana
struktur tata ruang. Alo-
kasi pemanfaatan ruang
didasarkan atas azas ke-
sesuaian. Khusus untuk
kesesuaian ekonomi, nilai-
nya sangat dipe-ngaruhi
oleh struktur tata ruang
atau alokasi peman-faatan
ruang sangat dipengaruhi
oleh struktur tata ruang,
sehingga dengan demikian
alokasi pemanfaatan
ruang hanya akan didasar-
kan pada ke-unggulan
kompetitif saja. Sebaliknya
dalam proses perencanaan
ki"r/.4"& TlAi. W W;f4.4. (RTRI/) kl*q^."1r* Hoano Ja'^I,;, I-21
kl-"2^* 4""1/^,re
c.
struktur tata ruang posisi
lokasi-lakasi strategis
serta kawasan-kawasan
pengembangan yang
memiliki potensi untuk
berkembang lebih jauh
harus diperhitung-kan.
Oleh karena itu penyusun-
an struktur tata ruang dan
alokasi peman-faatan
ruang keduanya harus
dilakukan serentak untuk
mendapatkan struk-tur
tata ruang dan alokasi
pemanfaatan rilang yang
dikehendaki, dan yang
paling mendasar adalah
bagaimana mengalokas-
kan lahan untuk kegiatan
ekonomi sedemikian ruoa
sehingga beberapa sa-
saran pembangunan dapat
dicapai.
Dimensi Waktu Perencanaan
Mengacu pada Unoang-t-lndang
No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan
Ruang, bahwa dimensi waktu
perencanaan RTRW Kabupaten Muaro
Jambi adalah 10 tahun (2000- 2010).
1.4 SistematikaPelapoFan
Laporan Antara ini terdiri dari 6 (enam)
bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar
belakang, metode pendekatan
. analisis, ruang lingkup
pekerjaan sefta sistematika
pelaporan.
BAB II KAIIAN KEBIJAKSANAAN
. REGIONAL
Membahas tentang kajian
kebijaksanaan pengembangan
wilayah secara regional ter-
hadap kedudukan Kabupaten
Muaro lambi dalam konstelasi
regional.
BABIII KAIIAN RONA AWALWILAYAH KABUPATENMUARO JAMBI
Berisikan kajian terhadap rona
awal wilayah Kabupaten Muaro
Jambi guna didapat potensi
dan kendala wilayah untuk
dijadikan pedoman dalam
menghasilkan suatu identifikasi
dan arahan pengembangan
wilayah dalam tahap pekerjaan
selanjutnya.
*4^</.',^4 T/^|t. fu,l.at W/yl" (RTR t/) Kal'at lt* l'1,r-,o J /.41' L r-22
Lat.,t** A'*1"'r.
BABIV ANALISISPENGEMBANGAN BABVI KONSEPSIDASARWILAYAH KABUPATEN PENGEMBANGAN WILAYAHMUARO JAMBI KABUPATEN MUARO JAMBI
Membahas mengenai analisis Membahas tentang kendala,
terhadap aspek fisik, sosial, prospek dan peluang dalam
perekonomian wilayah, struktur pengembangan wilayah
tata ruang, kawasan strategis Kabupaten Muaro Jambi ada
dan analisis terhadap transpor- masa yang akan datang.
tasi wilayah.
BABV IDENTIFIKASISEKTOR.SEKTOR POTENSIALPENGEMBANGAN WILAYAHKABUPATEN MUARO JAMBI
Berisikan uraian mengenai iden-
tifikasi sektor-sektor potensial :pengembangan wilayah
Kabupaten Muaro Jambi.
I-23k4'*z4..r' Tafu Pg*t W;'bt& (RTR t/) kl, ^1^nlr- l.l,,t",ra J a^1, ;
lzp,tt^* A'r.1/.4t'
Kai ian l(elriiaksanaanBab ll
Ilegional
2.1 l(ajian l(edudukanl(alrupaten MuanoJambi DalamLingkupl(elrijaksanaanPengembanganWilayah Sumatena
Dalam skala nasional fungsi dan peranan
suatu wilayah dilihat dari keberadaan
wilayah tersebut pada batasan geografis
tertentu. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mewujudkan keterpaduan ruang antar
wilayah secara komprehensif dan berke-
lanjutan. Oleh sebab itu visi dan misi
pengembangan wilayah nasional diter-
jemahkan ke dalam visi dan misi wilayah
regional dengan batasan interaksi
tertentu, dalam hal ini batasan daratan
merupakan pertimbangan utama
pembagian wilayah regional tersebut.
Dengan demikian dikenal dengan
pengembangan wilayah terpadu Pulau
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Irian Jaya dan sebagainya sehingga
dikenal istilah Trans Sumatera High Way,
Trans Sumatera Railway, Trans Sumatera
Interconection dan sebagainya.
Dalam hubungannya dengan pengem-
bangan tata ruang wilayah Kabupaten
Muaro Jambi, maka kedudukannya dalam
lingkup kebijaksanaan . regional wilayah
Sumatera akan mempengaruhi pertim-
bangan dalam penetapan segala kebijak-
sanaan pengembangan wilayah tersebut.
Apa saja kebijaksanaan regional wilayah
Sumatera akan menjadi bagian dari
kebijaksanaan pengembangan wilayah
Kabupaten Muaro Jambi khususnya dan
Provinsi Jambi umumnya.
Beberapa kebijaksanaan pengembangan
wilayah regional Sumatera yang
diperkirakan akan berpengaruh kuat
terhadap pengembangan wilayah
Kabupaten Muaro Jambi, adalah :
1). Kebijaksanaan Sektor Prioritas di
' Sunratera untuk Provinsi Jambi,
meliputi :
a). Sektor Industri : Pengembangan
industri yang berorientasi ekspor
dengan memanfaatkan potensi
SDA dan SDM dan keuntungan
lokasi yang berdekatan dengan
Segitiga pertumbuhan SIBAJO.
R4.,<t4."/.ktu W W;,144 (RTR|/) kl'^,t.^lr- f'luno Jz4h('L lt - 1
ltPaz.* 444/.,J"
b). Sektor Pertanian : Meningkatkan
produktifitas, efisiensi dan
penganeka-ragaman produksi
hasil pertanian yang berorientasi
ekspor.
c). Sektor Kehutanan : Meningkatkan
dan mengarahkan untuk
men]amtn kelangsungan
penyediaan dan perluasan
keaneka-ragaman hasil hutan
yang mendukung pembangunan
industri, perluasan kesempatan
kerja dan berusaha.
d). Sektor Pariwisata : Mendorong
kegiatan ekonomi yang berkaitan
dengan pengembangan budaya
daerah dan memanfaatkan
. potensi kekayaan pariwisata
daerah.
e). Peftambangan : Peningkatan
sumber daya mineral dan bahan
galian sekaligus mendorong
proses pengolahan lanjutan.
Dari seluruh sektor-sektor prioritas
tersebut, terpenuhi oleh Kabupaten
Muaro Jambi yaitu potensi sumber
daya wilayah untuk mendukung sektor
industri dan pemanfaatan Pelabuhan
Muara Sabak, kekayaan vegetasi
yang khas untuk menciptakan
komoditi-komoditi unggulan orientasi
ekspor, perkembangan perkebunan
dan HTI untuk menjamin kelang-
sungan penyediaan bahan baku
industri kehutanan, memiliki potensi
wisata alam dan bahari, dan potensi
pertambangan minyak dan gas bumi
yang sudah dimanfaatkan.
Keb'rjaksana an Sektor Transpottasi
Antar Moda di Sumatera untuk
Provinsi Jambi, meliputi :
a). Trans Sumatera High Way :.
Kabupaten Muaro Jambi dilalui
jaringan jalan lintas Timur yang
menghubungkan kota-kota dan
sentra-sentra produksi dan moda
transpoftas'L laut di sepanjang
pantai Timur Sumatera.
b). Trans Sumatera Railway :
Kota Sengeti sebagai pusat
pergerakan moda transportasi
kereta api angkutan barang dan
orang di Provinsi Jambi, terutama
untuk transit angkutan barang
yang akan di ekspor melalui
Pelabuhan Muara Sabak.
c). Pengembangan Pelabuhan
Laut : Pelabuhan Muara Sabak
sebagai pelabuhan laut utama
(trunkport) dan Pelabuhan Talang
Duku yang masuk Kabupaten
Muaro Jambi adalah pelabulian
pendukungnya (f eeder pofl.
2).
?z<z+'t- Titu W W;l/.141- (RTRI/) kl",qalr- Hl^ann J4,, l,L |-2
Lq"oaa'* A"'A/,4t"
3). KebijaKanaan Program-Program
Pembangunan di Sumatera untuk
Provinsi Jambi, meliputi :
a). Sektor Pertanian, Proyek :
- Agricultural Research
Management PAed II- Agricultural Development
Throught The Increased Of
Food Productions
- Agricultural Development
Project II
b). Sektorfndustri, Proyek :
Muara Sabak Medium Scale
Industry
Pelabuhan Dagang Medium
Scale Industry
c). Sektor Pariwisafa, Proyek :
Pembangunan Fisik Fasilitas
Kepariwisataan
d). Sektor Kehutanan, Proyek :
The Sustainable Management
Of Protection Forest
Dari keseluruhan program pemba-
ngunan untuk Provinsi Jambi tersebut,
yang berlokasi di Kabupaten Muaio
lambi adalah sektor peftanian,
kehutanan dan pariwisata.
a). Kebijaksanaan Pertahanan danKeamanan di Sumatera untuk
Provinsi Jambi meliputi :
a). Zona Timur yang meliputi
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur ditetapkan sebagai Zona
Peftempuran.
b). Zona Tengah yang meliputi
Kabupaten Muaro Jambi,
Batanghari, Kofa Jambi, Bungo,
Tebo dan Kabupaten Sarolangun
sebagai daerah Komunikasi'dan
Pergerakan.
c). Zona Aarai yang meliputi
Kabupaten Merangin dan Kerinci
sebagai daerah pertahanan dan
gerilya untuk kembali merebut
wilayah Tengah dan Timur.
Dalam kedudukan sebagai zona
komunikasi, maka prasarana perge-
rakan di Kabupaten Muaro Jambi
harus tersedia memadai, sehingga
dapat mendukung pergerakan
menyerang dan bertahan sefta
mendatangkan bala bantuan dari luar
wilayah Provinsi Jambi.
?.,t<t4'&T/A3 futa* W;l/14 (RTRi/) kl,r^1"1r* |.fu^toa Ja""l,; ll =3
lllont^* 4""1/""r"
rDUAKaanaanWilayah
Sumatera
T€rhadapProvinai Jambi Kabupgten
r. sExToRPRIORITAS
a). g*br IadM- |Pengembangan berorientasiekspor dengan rerunfaatkanpotensi SDA dan SDt4 dankeuntungan lokasi yangberdekatan dengan SIBAJO
b). SeAlor Pertanian,Meningkatkan produktjvitas,efisiensi dan penganeka-ragarun produksi hasilperetanaan berorientasi ekspor
c). SektolKehutaqaD:Meningkatkan dan mengarah-kan kelangsungan penyediaandan p€duasn ksneka-ragaron hasil hutln yangrendukung pembanguanindustri, fEduasn k€mpatankerja dan berugha
a). aDtl\t
b). IDEM
c). IDEM
dr. *kbr Panwisab: l4endorongkegiatan ekononi yangberkaitrn dengan pengem-bangan budaya daerah danrerunfaatkan potensikekayaan Friwjgta daerah
d). rDEr4
2. SEKTORTRANSPORTASIANTAR MODA
a). Trans Sumatera Highway:Lintas Barat, Lintas Timur danLintls Tengah
b). Trans Sumtera Railway :
Lintas Tengah dengan Lint sI rmur
c). PengembanganPelabuhanLiut : Truckport Pelabuhan
a). LintasTimurdan UntasTengah
b). Pu$tPerger?kan KAPrwinsi Jambi
c). Feed€r PortTalang Duku
3. PROGRAM.PROGRAMPEMBAT{GUI{AN
a). *KOr Pecnran :
- Prcyek ARMP Il- PrcyeK ADTIFP
- Prcyek ADP IlS€ktor Industri :
- Muara Sabak MSI
- Pelabuhan Dagang MSI
SeKor Pariwieta :
- Prcyek IDTP
Sektq K€hutamn i- PTyekTSMPF
; b). -
c). IDEM
d). -
4. PERTAHAilANKEAMANAN
a). Zona Timur : KawasnPertempuran
b). Zona Tengah: KawasnKomunikasi dan Pergerakan
c). Zona B.rat: KawasnPertahanan dan Gerilya
Zona Tengah :Kawa$n komunikasidan PergeEkan
Tabel 2.1Kebijaksanaan VVilayah Sumatera
Terhadap Provinsi Jambi dan KabupatenMuaro Jambi
2.2 l(ajianl(ebijaksanaanPengembanganWilayah ProvinsiJambi
l(ebiiaksanaanPenataan RuangWilayah PnovinsiJamlri
2.2.1
A. Konsep Operasional Tata Ruang
Konsep operasional tata ruang
Provinsi Jambi adalah sebagai berikut:'t. Zona Qarat (atas) sebagai
penjaga stabilitas ekosistem
wilayah tengah dan bawah,
merupakan kawasan lindung.
2. Zona Tengah, intensitas kegiatan
ekonomi tinggi dan. kawasan
budidaya.
3. Zona Timur (bawah) kondisi
alam dan potensi ekonominya
berimbang, merupakan kawasan
campuran.
B. Konsep Struktur Tata Ruang
Jika pola pemanfaatan ruang kota-
kota dan jaringan terikat dalam satu
sistem akan membentuk suatu
struktur tata ruang wilayah. Dari
analisis terhadap kegiatan, pola
pemanfaatan dan fasilitas yang ada
nampak bahwa wilayah Jambi seakan-
akan terpisah menjadi dua, yaitu
kawasan barat yang terpusat dise-
Sumber : Project and Technical Assistance Proposals 1995 1996 ,The Study on the Integrated Regional Oevelopment' Plan for the Nofthern Paft of Sumatera, 1990
The Study on the Integrated Regional DevelopmentPlan for the Nolthern Paft of Sumatera, 1993
Ministry of Communicatlons Diredorate General of LandCommunications, Sumatera Railway DevelopmentProjeq Mot MacDonald April 2000
k""</^'r.& T41a. fu^..^* W;144 (RTRI/) klr,a.^lr* Huqa J/.rl,L il-4
La.t-'tz* Ar"1/'t3"
ijl:rc!,!i' l
PENGEMBANGAN TERPADU WILAYAH SUTATERA
2.2.2 Strategi PenataanRuang
Strategi penataan ruang Provinsi
Jambi secara qaris besar
mencakup:
t. Pemantapan Kawasan
Lindung, melalui kegiatan
pemantauan dan pengendalian
yang dapat merugikan fungsi
lindung kawasan tersebut.
2. fntunsifikasi Kawasan
Budidaya, yang dilakukan
demi meningkatkan kesejah-
teraan penduduk tanpa
mengorbankan kerusakan
alam.
Berikut ini adalah beberapa
rincian strategi sektoral yang
perlu ditempuh untuk mencapai
tujuan dan konsep penataan
ruang Provinsi Jambi berdasar-kan strategi
garis besar diatas :
1. Kependudukan
Pada kawasan-kawasan lindung
dilakukan pemantauan dan
pengendalian laju peftumbuhan dan
penyebaran penduduk, paling tidak
diusahakan agar laju pertumbuhan
minimal.
Kbtorengan
f-__-l wiay"rr etovimi Jamtt
I '- I Aglomorssi seKor Prbribs
I TranssunabraHlthmy
Tram Swnlbla Rail\rlrly
& Pongortongsn Pebbuh.n Laut t-lama
EU'gB
Smber: -
^.ont ll\,--{
Skala 1 : 5.000.000
panjang jalur Lintas Sumatera dan
kawasan timur yang terpusat di jalur
lintas Sumatera bagian Timur.
Jika konsep-konsep pemanfaatan
ruang kota di Jambi diikat dalam satu
sistim, akan membentuk struktur tata
ruang yang dituju. Struktur tersebut
terutama untuk menjawab pokok
permasalahan pembangunan di
Jambi, yaitu kesatuan ekonomi
dengan wilayah.
Pu<*t* k"1/" fu,".^* lll;b"/tl. (RTRi/) kl'r,a^z,lr* l'lr^z,to J/.a-li il-5
ooET8"o,9.9.E
oI;oEo
E g A ic E feEgg;:cTHffiWffiT
5E EEEfF5=!gg
:f; $ E I g E ! t
5 HHHmtnmt
E=<.?G)E1-==tttrct-::,3q
-
-<:>==c,-,<'=tCE
=-(:,<(J:.trlE,
J:fY'1 (9zuloaz5,o1-dG
E((; I'J
,2?
F,-<i
a#
=*PF(L<,l-
=r l
at)
il-6
Lafonz* A't^fuM.
2. Ekonomi
Dilakukan peningkatan dan pengem-
bangan sektor-sektor strategis, yaitu :
Industri pengolahan hasil hutan Iperkebunan / pertanian, dan kegiatan
perkebunan, pertanian pangan dan
hutan produksi.
3, Lingkungan Hidup
Dilakukan konservasi lahan-lahan
resapan .(di Zona Barat) dan
perlindungan kawasan gambut dan
cagar alam (di Zona f-imur)
4. Permukiman
Dilakukan peningkatan dan pengem-
bangan fasilitas permukiman/perkotaan
antara lain sekolah, pasar dan sebagai-
nya. Perlu dihindarkan permukiman
yang tersebar jauh karena akan
mengakibatkan kurang efisiensinya
fasilitas permukiman/perkotaan.
5. Transportasi
Perlu peningkatan kelancaran perhu-
bungan darat antar kota dan daerah
belakangnya/ pengembangan jalur-jalur
baru (dengan memanfaatkan jalan-
jalan HPH) untuk membuka daerah
terisolasi dan mendekatkan daerah
produsen komoditi ekspor ke Pelabuhan
Sungai Licin
6. Prasarana Wilayah
Pemanfaatan potensi S. Batanghari/
anak sungainya bagi pengembangan
PLT Batubara, dengan memanfaatkan
batubara yang ada.
2.2,.3 StnategiPengemlranganSistem ](ota-kota
A. Hirarki Sistem Kota-kota
Kota-kota di Provinsi Jambi yang akan
dikembangkan sebagai kota Hirarki Iadalah kota yang telah berbentuk
kotamadya dan berfungsi melayani
daerah lainnya dalam lingkup
regional, yaitu Kota Jambi. r
Kota-kota yang dikembangkan
sebagai kota Hirarki II merupakan
ibukota kabupaten dan befungsi
melayani daerah lainnya dalam sub
regional, sefta kota yang potensial
berada pada jalur perhubungan baik
dengan propinsi lain maupun
terhadap segitiga SIBAJO.
Kota Hirarki III di Provinsi Jambi yang
akan dikembangkan adalah ibukota-
ibukota kecamatan dan kota-kota
potensial dengan skala pelayanan
sub-sub regional, meliputi kota-kota
yang saat ini sudah merupakan
kota-kota Hirarki III.
Kota-kota Hirarki IV yang akan
dikembangkan adalah ibukota
kecamatan dengan skala pelayanan
lokal, mencakup kota-kota yang saat
ini berada di Hirarki IV dan V.
?.4^,/.4"a" T/4/- k /,"t"* W^tryl (RTR t/) kt,l1*t * l-l t*na J /,4^1, L I-7
l"a1.ona* A,t^fu'rt,
B. . Fungsi Kota-kota
Ditinjau dari fungsinya dalam lingkup
wilayah, secara umum pengembang-
an kota akan diarahkan sebagai :
r Pusat pelayanaan wilayah belakang
(hinterland seruice)
r Pusat komunikasi antar wilayah
(in terregion a I com m unica tion)
r Pusat kegiatan industri (good
p ro ce ss in g/m a n u fa du ri n g)
r Pusat permukiman (resdential sub
center)
Penentuan fungsi ini didasarkan pada
kelengkapan fasilitas perkotaan yang
akan dikembangkan di tiap kota.
Fungsi pusat pelayanan wilayah
belakang ditinjau dari keberadaan
kota tersebut sebagai simpul kegiatan
perdagangan. Fungsi pusat komuni-
kasi dilihat dari keberadaan fasilitas
transportasi utama (pelabuhan laut
dan udara) dan akses ke jaringan
jalan utama.
C. Kebijaksanaan Pengembangan
Kota-Kota
Untuk mengembangkan kota-kota di
Provinsi Jambi baik hirarki maupun
fungsinya maka kebijaksanaan
pengembangan masing-masing hirarki
kotanya adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Kota Hirarki I :
r Pemantapan keterkaitan antar
wilayah dengan kota-kota
utama di Sumatera dan Jawa,
bahkan Indonesia Bagian Barat,
baik melalui peningkatan sarana
perhubungan laut maupun
udara.
r Penyediaan prasarana perkota-
an sesuai dengan fungsi kota
dengan pendekatan program
pembangunan prasarana kota
terpadu (P31Cf).
r Peningkatan peranan swasta
dalam pembangunan sarana
dan prasarana perkotaan
2. Pengembangan Kota Hirarki IIdan III:r Pengembangan Kota Hirarki II dan
III diarahkan pada pengembangan
kegiatan ekonomi kota (industri
dan jasa) untuk memacu peftum-
buhan daerah sefta memperluas
kesempatan bekerja.
.r Penataan ruang kota melalui
perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian tata ruang kota.
r Penataan ruang kota melalui
perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian tata ruang kota.
r Penyediaan prasarana perkotaan
dengan pembangunan kota P3KT.
Rl^</u^/-T&k R"&^t W;L14 (RTRI/) klr^1".1r* l'l+z,w J/.4^l,L lt -8
l4o,tz* A".1/.r/,
Talrel 2.2Pola Pengembangan Kota-Kota Dl provlnst Jambl
HIRARKIKOTA
SKATAPELAYANAN
NAMA KOTA FUNGSI KOTAA B c D E
I Regional Jambi
II Sub Regional
Muara BulianMuara SabakMuara BungoKuala TungkalBangkoSungai PenuhSarolangunMuara TeboSenoeti
+++
f
UI Sub-SubRegionaf
Muara TembesiPelabuhan DagangSemurupNipah PanjangWiroto Aouno
+r
ry Lokal
Rantau PanjangSungai ManauPauhPulau PandanPekan GedangJangkatMuara SiauMersamTanjungPulau TemiangRantau IkilTanah TumbuhSengai Bengal
$anggaran AgungHiangSiulak DerasNipah PanjangPijoanRantau PandanLempur
T
+
+
+T
l
++-++TT
+T
T
+
+f
+
Sumber : Revisi RTRW Provinsi Jambi2000
KeteranganA = Pusat Pelayanan BelakangB = Pusat Pelayanan dan Transportasi Antar WilayahC = Pusat Kegiatan Industri/PerekonomianD = Pusat PermukimanE = Pelabuhan
- = Peningkatan Fungsi yang sudah ada+ = Pengembangan Fungsi Baru
W<ao* :1.a1* R..*r.t W;hraL (RTR t/) kl' r^4"lr* H "rqn J /,4h1, L ll -9
L:"fnnzn A,r'4/.t3"
r Peningkatan aksesibilitas ke
wilayah belakang yang dilayani
melalui pengembangan jaringan
jalan.
3. Pengembangan Kota Hirarki IVdiarahkan pada :
r Penataan ruang kota melalui
perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian tata ruang kota.
r Pengembangan prasarana perkota-
an dengan pendekatan P3KT.
r Peningkatan aksesibilitas . ke
wilayah belakang yang dilayani
melalui pengembangan jaringan
jalan.
2.3 l(ajianKebijaksanaanPengemlranganWilayalr PnovinsiJambi Tenhadapl(abupaten MuaroJambi
Kabupaten Muaro Jambi dalam strategi
dan kebijakan pembangunan wilayah
Provinsi lambi sangat strategis.
Keberadaan Pelabuhan Muara Sabak di
bagian Tmur Provinsi Jambi akan
befungsi sebagai mata rantai yang
mengkaitkan Provinsi Jambi dengan pusat
ekonomi baru di Pasifik Barat, yaitu
segitiga pertumbuhan Singapura-Batam-
Johor, memperlancar ekspor produk-
produk unggulan Provinsi Jambi dan
meningkatkan kerjasama ekonomi dan
perdagangan di kawasan segitiga pertum-
buhan IMS-GT. Sedangkan Wilayah Barat
yang kaya sumber daya alam baik
kehutanan, peftambangan, peftanian,
perkebunan maupun pariwisata merupa-
kan kawasan yang dikembangkan sebagai
kawasan budidaya dengan beragam
kegiatan usaha yang akan mendukung
keberadaan Pelabuhan Muara Sabak, dan
Wilayah Kabupaten Muaro Jambi terdapat
di antara Wilayah Timur dan Barat dan
berfungsi sebagai penghubung ke dua
wilayah tersebut.
Dalam keb'rjakan pembangunan wilayah
Provinsi Jambi, Kota Jambi merupakan
pusat pengembangan utama sekaligus
pusat pelayanan sosial-ekonomi dan
perdagangan baik lokal, regional dan
internasional di dukung oleh berbagai
fasilitas pelayanan dan prasarana
transpoftasi sungai (Pelabuhan Talang
Duku) dan Bandar Sultan Thaha serta
Kabupaten Muaro Jambi merupakan
hinterland yang tergabung ke dalam
kawasan strategis Kota Jambi dan
sekitanrya.
Jika dikaitkan dengan potensi daerah
belakang, maka Kabupaten Muaro Jambi
sangat prospektif dikembangkan,
mempunyai nilai akses tinggi, karena
R.4'</^'l&k1/- fu/-^* W;144 (RTRI/) kl,"^f..|r* f'ltav Ja.^|,; ll - 11
l4o,tz'* A,t"l/',t,
dilalui oleh jaringan jalan Lintas tlmur dan
afteri penghubung antara lintas Barat dan
Timur serta jalan lingkar Tlmur yang akan
menghubungkan sentra-sentra produksi
dengan Pelabuhan Muara Sabak untuk di
ekspor ke mancanegara. Potensi alam
dengan dukungan aksesibilitas pergerakan
yang tinggi akan menimbulkan daya tarik
bagi investor untuk menanamkan investasi
di kawasan ini. Peningkatan investasi baik
dari nilai maupun jumlah proyek, pada
gilirannya akan memberikan kontribusi
peningkatan PDRB Kabupaten Muaro
Jambi dan Provinsi Jambi secara
keseluruhan.
Gambe,r2.4
POSISI KABUPATEN MUARO JAMBI DALAM
ORIENTASI PERGERAKAN INTRA REGIONALDAN BANGKITAN EKSTERNAL PROVINSI ,IAMBI
_+ Oi.frsi rgork n Ka- lrtrr R.gih.l
+ B.ngnrnEf.bfr.l
-
J.lrn
rrr RcrurJtbn@ RcMm Jalan R.l KcrEb Ad
f---- l reu. r,twrc,temoi
Sunbs ; RTRl/tl Prqimi Jsnbi Tlho 2m0
2.4 Kajian KedudukanKabupaten MuaroJambi DalamKebijaksanaanPenataan RuangWilayah ProwinsiJambi
Kebijaksanaan pengembangan wilayah
dan arahan pengembangan tata ruang
wilayah Provinsi Jambi dirumuskan dengan
prioritas peftimbangan aspek pertumbuh-
an ekonomi dalam upaya menangkap
peluang pertumbuhan. ekonomi akibat
efek limpahan (spill over effecg, dari
berkembangnya segitiga pertumbuhan
SIBAJO.
Tltik berat kebijakan tersebut
adalah membagi wilayah
Provinsi Jambi menjadi tiga
WP, yaitu WP A, WP B danKe Bshr/sheopura WP C. dan memberikan fungsi
WP B sebagai kawasan
interaksi antara kegiatan
ekonomi lokal dan regional
$"T"9 dengan kegiatan ekonomi
K.b.ns.n, global dan inter-nasional
didasarkan atas peftimbangan
nilai strategis dari kedudukan
WP B dalam simpul
transpoftasi global, yang
bersinggungan langsung
dengan pusat kegiatan
ekonomi di kawasan Pasifik
Barat.
K6 Pad.m lG Pekanbaru
lot<zu.T&b P!,/.4* W;J/1A (RTRI/) kl"ry*"- flu-.n Jz,rl,; |-12
llt-a"o* A"At^a
Dalam konteks ekonomi regional, wilayah
ini merupakan bagian dari pantai -Ilmur
Provinsi Jambi dan termasuk zona llmurdan di dalamnya termasuk Kabupaten
Muaro Jambi yang diharapkan akan
menjadi andalan pembangunan ekonomi
bagi wilayah Jambi umumnya. pola
pemanfaatan ruang zona Timur diarahkan
sebagai kawasan campuran dengan
prioritas pengembangan sektor transpor-
tasi yang mengkaitkan kegiatan ekonomi
regional .dengan kegiatan ekonomi global
dan kegiatan industri.
Kegiatan yang dikembangkan di wilayah
ini diprioritaskan kegiatan yang mem-
produksi komoditi ekspor bernilai ekonomi
tinggi dan mampu bersaing. Jenis-jenis
kegiatan tersebut terutama adalah usaha
peftanian holticultural, agro foresty dan
agro industri kecil maupun
> ltoo m \,1
I
besar, maupun pengembangan fasilitas-
fasilitas ekspor seperti pembangunan
Pelabuhan Muara Sabak. Dalam kaitan ini
kedudukan Kabupaten Muaro Jambi
adalah sebagai daerah transit dan pusat
pergerakan angkutan kereta api yang
akan mengangkut barang keperluan
ekspor melalui Pelabuhan Muara Sabak.
Juga penting dikembangkan fasilitas-
fasilitas yang dapat mendukung kegiatan
PelaQuhan Muara Sabak sepefti
pergudangan, terminal peti kemas dan
kawasan industri di luar kawasan industri
yang akan dikembangkan di Parit Culum.
Hat ini sejalan dengan dikembangkannya
konsep strategi penataan ruang provinsi
dengan pola transportasi sistim interaksi
antar kawasan dari mulai wilayah ujung
barat Kerinci sampai Pelabuhan Muara
Sabak.
OAMBAR 2.6
PROFIL KONSEP PENATMN RUANG DAN PRIORITAS PENGEMBANGAN\l/!! AvaH ppnpl\rsl l0i.lRl
P.Lbuh.n lll.n s.b.k
+
I
L
P.4"4/44' kfu- R".l4^t W:L,.14 (RTRI/) kll"l.t r- floz,to Jzryl:" il - 13
Iryn"a* 4,t"1/,'rt"
Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah
satu dari empat kabupaten yang terbentuk
dari hasil pemekaran wilayah provinsi
Jambi, sebelumnya kabupaten ini
termasuk ke dalam wilayah Kabupaten
Batanghari. Menurut UU No. S4lt9g9,
pemekaran wilayah Kabupaten Batanghari
menjadi Kabupaten Batanghari dan
Kabupaten Muaro Jambi dimaksudkan
untuk meningkatkan kemajuan dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pelak-
sanaan pembangunqn dan pembinaan
kemasyarakatan sesuai dengan potensi
daerah, luas wilayah dan kebutuhan pada
masa datang.
Dalam konteks pembangunan spasial
kabupaten, penyusunan RTRW Kabupaten
Muaro Jambi merupakan acuan peman-
faatan ruang yang akan menjadi
pedoman Pemerintah Daerah agar mampu
mengakomodasikan berbagai kepentingan
pembangunan secara maksimal, efektif,
efisien dengan tetap menjaga
keseimbangan dan kelestarian lingkungan
hidup. Selaras dengan semangat UU
No. 22-251t999, RTRWK Muaro Jambi
merupakan salah satu peruvujudan upaya
peningkatan kemampuan daerah' dalam
menghadapi persaingan global, merebut
peluang pertumbuhan ekonomi melalui
kerjasama regional dengan memanfaatkan
SDA, SDM, SDB secara bijaksana,
Dalam upaya menyusun' RTRWK Muaro
Jambi yang representatif, agar mampu
menjadi pedoman dan acuan penyeleng-
garaan pembangunan spasial kabupaten,
maka perlu memahami karakter wilayah,
menemukenali potensi dan permasalahan
pembangunan dan pengembangan
wilayah Kabupaten Muaro Jambi, melihat
peluang dan prospek pengembangan
wilayah yang menjadi issue - issue pokok
permasalahan ppngembangan wilayah
Kabupaten Muaro Jambi dan merumuskan
konsepsi dasar yang disusun b6rdasarkan
kondisi, karakter, potensi, permasalahan
dan peluang pengembangan wilayah
Kabupaten Muaro Jambi secara terpadu.
lu.<a+.aT/d& fu^/"4.t W.L/4 (RTRi/) Kef",y,ar* l.lr*,r" Jr.^l,a |-14
8N
Eo
gEE.
'tt;@oE@
c!d
Eg E-38F:s"G$*EiZFggg@tsEHg:gEE+de€€q+
.e
I
r|lliltil
EE E'E;8 8,FoootrYYZd*nbFE:;tt5E*ii66@U
F-trlmr nmmt;lllt//| |llillI:||:||t III|I|||I|!UNUl!t!
t6Lald
1.. oi6-rgl : I MHEEENE
ao=4Ie1:t=-,lrJ
=-GO
:E
==CD
-,<:=G.
=l-.I4IC'l-,I LLIl.v
o
I6f,tro
fJ)Y(,zIIJt[o=o&o-
zkJIUau.ut1-kE3a6z5ou(L
'$g
^-
4-(o50{6 |
7
t$
so
oq
f
e.^olA (oRenYzto
tr.&
il - 15
,F-t;,Y1.',w
"t7 i{;1/(r'!4,c,)'7 t/tr t7l
oNoEo
gtFE'tor.
)a
*.P& E. A Ee,E!.E {l^iF*! s
E gg E 5
6ffi ttEE EFE € BEs,q
,;$i*ii;*i:u*igggi5 NNNMTNTTEEffiNNKWW
t'i,-
ri
Ii
zs?JiuoduF
a6zo
.,t
r,4
r<
?
at
=*PFo-<=.-o
E(;il
s(tzoc
il-17
Wn"a* 4""1/,4.4
Kajian RonaKabupaten
Bab lllAwal WilayahMuaro Jambi
3.1 Kondisi Fisik Dasar3,1 .1 Leta\ Geografis
Posisi geografis Kabupaten Muaro Jambi
adalah pada 10 !5' 33" - 20 L6'20" LS
dan togo ooi 4!" - ro4o u' 01" BT,
terletak di bagian Tengah dan Selatan
wilayah Provinsi Jambi berbatasan dengan
Provinsi Sumatera Selatan, meliputi
Kecamatan Jambi Luar Kota, Sekernan,
Marosebo, Kumpeh, KumPeh Ulu dan
Kecamatan Mestong mencakup wilayah
seluas 6.L45,40 Kmt, dengan ibukota
kabupatennya Kota Sengeti yang berjarak
sekitar 30 Km dari Kota Jambi. Ditengah-
tengah wilayah Kabupaten Muaro Jambi
terdapat Kota Jambi, dengan kata lain
Kota Jambi dikelilingi oleh Wilayah
Kabupaten Muaro Jambi.
Dari posisinya sebagai hinterland Kota
Jambi, dapat diPerkirakan bahwa
perkembangan wilayah Kabupaten Muaro
lambi ini banyak dipengaruhi oleh imbas
perkembangan Kota Jambi. Disamping itu
posisinya yang strategis berada pada
sistem transportasi utama Jalur Timur
yang menghubungkan Kota Jambi dengan
Wilayah Provinsi Riau dan Jalan Lingkar
Pantai Timur yang menuju Pelabuhan
Muara Sabak sangat memPengaruhi
perkembangan wilayah kabupaten ini.
Dimasa depan akan berkembang fasilitas-
fasilitas tertentu yang dimaksudkan untuk
mendukung pergerakan lalu lintas
tersebut, baik lalu lintas pergerakan orang
maupun barang dan fasilitas pendukung
kegiatan ekspor untuk mendukung kinerja
ekspor Pelabuhan Muara Sabak.
Keuntungan lokasi tersebut akan mendo-
rong percepatan pertumbuhan, setidaknya
perkembangan wilayah sebagai lintasan
orang, barang dan jasa sefta imbas
perkembangan Permukiman dan Pra-
sarana regional Provinsi lambi yang tidak
dapat lagi ditampung oleh Kota Jambi'
Posisi dermikian menyebabkan wilayah
Kabupaten Muaro Jambi ini sangat
potensial sebagai wilayah transit dan
RW) kl'^ltlt*fltaa JzT l; il-1
Waz* A4^1i"v.
wilayah pendukung Kota Jambi sefta
pendukung kegiatan eksPor-imPor
Pelabuhan Muara Sabak. Hal ini dimung-
kinkan dengan telah dikembangkannya
Pelabuhan Talang Duku dan jalan Lingkar
Pantai nmur serta rencana dikembang-
kannya jaringan jalan dari Mersam-
Sengeti - Parit Culum - Pelabuhan Muara
Sabak yang akan dimanfaatkan sebagai
jalur angkutan barang eksPor ke
Pelabuhan Muara Sabak. Bersamaan
dengan itu juga rencana dikembangkan-
nya Trans Sumatera Rai/waY dengan
stasiun utama untuk Provinsi iambi di
Kota Sengeti' buik untuk pergerakan
orang maupun barang keperluan ekspor
dari wilayah Barat dan Tengah, akan
membawa imPlikasi PercePatan
pertumbuhan wilayah Kabupaten Muaro
Jambi. Selengkapnya letak geografis
Kabupaten Muaro Jambi dan orientasi
pergerakan eksternalnya dapat dilihat
pada Gambar 3,1 dan 3,2,
3.1.2 Topografi dan Morfologi
Dari posisi dan letaknYa, wilaYah
Kabupaten Muaro Jambi diketahui berada
pada DAS Batanghari, terhampar dari
Timur ke Barat dan Selatan merupakan
dataran rendah yang sebagian terutama
pada Daerah Aliran Sungai (DAS)
merupakan daerah pasang surut, rawa
dan payau hutan gambut. Makin ke Barat
dan Selatan makin tinggi terutama di
bagian Utara Kecamatan Sekernan,
bagian Selatan Kecamatan Mestong,
Bagian Barat dan Selatan Kecamatan
Jambi Luar Kota dan bagian Utara
Kecamatan Marosebo. Wilayah sepanjang
DAS (Batanghari dan anak sungai lainnya)
didominasi ketinggianantara 0 - 10 m dpl,
sementara wilayah luarnya sebagian besar
dataran rendah lahan kering dengan
dominasi ketinggian 10 -100 dPl.
Tabel 3.1Klasif i kasi Topografi/
Ketinggian LahanKabupaten Muaro Jambi
KecamatanO-10m 10-100m
Luas (Ha) o/o Luas (Ha) o/o
Jambi Luar Kota
Sekernan
Kumpeh Ulu
Maro Sebo
Kumpeh
Mestonq
9.1154.110
118.240
6,933tL3
89,94
37.31s78,200
38.38s40.09091.26075.385
4,00
9'384,L24,309,788,O8
Jumlah 131,465 10o,oo 360,635 1OO,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Secara umum morfologi di wilaYah
Kabupaten Muaro Jambi dapat dikelom-
pokkan dalam beberapa satuan mofologi
yaitu dataran rendah delta sungai, raWa
dan perbukitan gelombang halus sampai
perbukitan gelombang sedang. Dataran
delta, rawa dan dataran sungai sepanjang
aliran sungai-sungai besar dan kecil
seperti DAS Batanghari, DAS Banyulincir
dan DAS Air Hitam Laut.
B'W Al'^tt"l'* l"laa+o J/''^l'L III-2
N
=
'tea
=tFr.
o
a
o3co-sb
c = -* 5 E E6*I -EPEE.EEF;'E E=iEi€g.e&,2 e = gE g E t X i ezngB;a=3666E***<.oE.ssss;gsEeEEESiHntlnDlltllt1-1iltiiFE[1WI g Lr Lr Lr uu Lt_l LIJ u_J LJ L_.i L_.i L_l Nr
zEJu.lat,
g.uJF
=3u,ozouo-
FE
g6
=#PP!L<=fa
aaq)
aoU)
EE-e==<t:<
g
'6E'eo
ilt -3
#===-=
s
dt=-@=,oE,CL
-F=d.U=]llCL
N
-.6
E
c
eIEE.
r.dEq
-EF s =iEg+H sE-e=;*EO€ H PBE EEgoYY.=ziioole.-666$fiff;q€$ iEicnnn mmmt EEE!ffi
IL
uoo0.oF
z{
6dZOB#G tI,Jo-k
=fa
ztF<{96ssg
t.f
=tro?zf,
zUI
F
lll-4
Wa** A4.f/'r.&
Umumnya membentuk delta/muara sungai
di hilir sungai-sungai tersebut dan pada
umumnya berupa material lemPung
(alluvial), lanau dan batu gamping. Menilik
dari bentuk mofologi dan penyebaran
batuannya, maka orientasi ke arah Barat
dan Selatan akan dijumpai morfologi yang
lebih tinggi (morfologi perbukitan
gelombang halus sampai sedang) yang
diikuti dengan variasi dari jenis batuan
yang ada, sedangkan padp orientasi ke
arah Timur akan dijumpai morfologi
dataran rendah berawa dan batuan yanQ
relatif sejenis. Kondisi tersebut tentunya
akan berpengaruh terhadap penyebaran
sumber daya alamnya dan sebagai
pertimbangan dalam penentuan alokasi
ruang di masa datang. Lihat Gambar 3,3'
3- 1 .3 Geologi
Secara umum keadaan geologi wilayah
Kabupaten Muaro Jambi terletak pada
penyebaran beberapa formasi batuan
geologi yaitu alluvium, Formasi Palembang
dan Formasi Pretertiair.
Formasi alluvium terbentuk pada zaman
kwarter menempati bagian Tengah
wilayah Kabupaten Muaro Jambi,
dibedakan atas dua bagian Yakni i
alluvium di bagian Barat terdiri atas
endapan sungai dan rawa berupa liat,
pasir kerikil, bongkah-bongkah batuan
dan di bagian nmur bahan alluvium terdiri
endapan rawa, pasang surut dan sungai
berupa lumpur dan pasir serta kerikil
halus, membentuk tanggul-tanggul
(undak-undak), dijumpai Pada DAS
Batanghari, DAS Banyu Lincir dan DAS Air
Hitam Laut yang subur dan sangat
potensial untuk pertanian.
Formasi Palembang (OtpV Tppp, Tomply,
terletak membujur dari Barat Laut
Tenggara dengan susunan batu pasir,
batu liat serpihan dan Pasir Yang
mengandung lignit diendapkan dalam
lingkungan laut dangkal terjadi pada
zaman Miosen-Pliosen.
Merupakan formasi yang membawa batu
bara atau minyak dan gas bumi dengan
penyebarannya wilayah Kabupaten Muaro
Jambi di sekitar Kota Jambi, Kecamatan
Mestong, Jambi Luar Kota, Marosebo dan
Sekernan. Kawasan ini dikenal sebagai
area pertambangan minyak dan gas bumi
dengan potensi terukurnya lebih dari
jangka waktu 50 tahun.
Tabel 3.2Kondisi Geotogi Dirinci Per Kecamatan
Di KabuPaten Muaro Jambi
@ (RTR t/) klr^1tfu"- f'luao J/'4'"1,L ru-5
Wn** A,r"1t4/-
Sementara Formasi Pretertair terdiri dari
Gabro terdapat di bagian Utara Kabupaten
Muaro Jambi sampai perbatasan
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kebera-
daan formasi ini sangat menguntungkan
karena sifat tanahnya liat, kering dan
padat dengan daya dukung tanah yang
tinggi terhadap konstruksi dan beban,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk
kegiatan pembangunan yang membutuh-
kan daya dukung lahan yang tinggi.
Bila dihubungkan dengan keberadaan
Pelabuhan Muara Sabak dan fungsi
wilayah sebagai daerah transit barang dan
jasa untuk ekspor, maka kegiatan yang
mempunyai kepentingan dalam menun-
jang keberadaan pelabuhan tersebut
adalah industri dan pergudangan. Dengan
daya dukung lahan yang kuat terhadap
konstruksi dan beban, maka kawasan
wilayah bagian Utara yang tersebar
Formasi Pretertiair dari jenis Gabro ini
sangat potensial dikembangkan sebagai
kawasan industri dan pergudangan.
3-1-4 Jenis Tanah
Sesuai dengan kondisi tipe iklim humida
(tipe B), maka jenis tanah yang terdapat
di wilayah inii umumnya tergolong ke
dalam tanah yang bereaksi masam dan
terbagi ke dalam 4 (empat) jenis tanah
yaitu alluvial, organosol dan gley humus;
podsolik merah kuning dan kompleks
podsolik, latosol dan litosol. Dilihat dari
penyebarannya, maka jenis tanah yang
mendominasi bagian Timur adalah gley
humus rendah dan bagian Tengah
podsolik merang kuning, sedangkan jenis
alluvial tersebar di sepanjang DAS dengan
ketinggian 0-2 meter dpl.
Jenis tanah organosol dan gley humus
banyak terdapat di dataran rendah,
berada di sekitar lembah Sungai Batang-
hari dan Sub Das-nya. Jenis tanah ini
berasal dari bahan organik dan bahan
alluvial. Tanah alluvial bercirikan tekstur
liat, belum berbentuk solum, struktur
pejal, warna tanah kelabu dan kesuburan
tergantung bahan induknya.
Tanah-tanah alluvial merupakan tanah
yang baru berkembang, dimana proses
pembentukannya dipengaruhi oleh faktor-
faktor :
1). Erosi yang kuat yang menyebabkan
bahan-bahan yang dierosikan lebih
banyak dari proses Pembentukan
tanah.
2). Pengendapan terus-menerus menye-
babkan pembentukan horizon lebih
lambat dari PengendaPan misalnYa
terdapat di daerah-daerah dataran
banjir, delta, lembah-lembah dan di
bukit-bukit pasir pantai.
?.4'</.""/- T/Ai" R4^a'^* W;,1/"/4 (RTRI/) kl'"^1tlr* l4r^/.4, fuq.l,L TIT-7
Il4ona,* Ablt'v,
3). Bahan induk yang sangat sukar lapuk
(inefi atau tidak permeable sehingga
air sukar meresap dan reaksi-reaksi
tidak berjalan.
4). Bahan induk yang tidak subur atau
mengandung unsur-unsur yang
beracun bagi tanaman ataupun
organisme lain sehingga differensiasi
oleh bahan organik tidak terjadi.
I
5). Selalu jenuh atau tergenang yang
dapat menghambat perkembangan
horizon.
Penggunaan tanah jenis alluvial pada
usaha pertanian dapat dilakukan di daerah
endapan sungai atau daerah rawa-rawa
pasang surut, sedangkan tanah alluvial
yang berasal dari bahan alluvium
umumnya merupakan tanah subur.
Perbaikan drainase di daerah rawa-rawa
perlu diperhitungkan agar tidak
mengakibatkan munculnya caf clay yang
sangat masam akibat oksidasi sulfida
menjadi sulfat.
Tanah dari golongan organosol terbentuk
bila produksi dan penimbunan bahan
organik lebih besar dari mineralisasinya.
Keadaan seperti ini terdapat di tempat-
tempat yang selalu tergenang air dinlana
sirkulasi oksigen sangat lambat. Dengan
demikian dekomposisi bahan organik
dapat terhambat sehingga mengakibatkan
terjadinya akumulasi bahan organik.
Tanah organosol (histosol) ini sering juga
disebut blanketpeaf atau climatic bogatau
tanah gambut. Pembentukannya pada
dasarnya tidak dipengaruhi iklim, oleh
karena itu tanah ini dapat ditemukan
berasosiasi dengan segala macam jenis
tanah.
Penggunaan tanah organosol untuk usaha
pertanian memerlukan usaha drainase,
maka- dengan adanya perbaikan sistem
drainase tersebut terjadilah penyusutan
volume tanah. Tanah gambut umumnya
kurang subur dibandingkan dengan tanah
bergambut dangkal, hal ini mungkin
dikarenakan unsur-unsur hara yang lebih
kaya dari pada di gambut dalam.
Disamping itu akar-akar tanaman masih
bisa masuk ke tanah mineral di bawahnya
untuk menyerap unsur hara.
3.1.5 lklim dan Hidrologi
Wilayah Jambi sebagian besar beriklim
Tipe B berdasarkan klasifikasi iklim
Schmidt dan Ferguson, dengan bulan
basah antara 8-10 bulan dan bulan kering
2-4 bulan. Rata-rata curah hujan bulanan
pada bulan basah L79-279 mm dan bulan
kering 68-106 mm.
k""1/l'eT/4e W W;lz/ (RTRI/) Kzl'r.qtt * H'uzna J*nl; III-8
Iz
Lzul-)
*=F*ota<R==--,CEFJ
*=FGll
=sc)-.trlCE
eE E fr a * f; a 5
E$$ SEFF€S- g€,EE9.-2&9E.ss6-Fr?fisfi5q$qEEE$EFEBHnnmmililEEEmwaw
,1"2',
lfiiltWl,
zF
adz.oB*EIUo-F
=fo
Es
i
rEkgqo
,--, E t' IYE
zEFJ<
493$
tZ)ruEktrcmass)-f,
ilt -9
=
-==
dl=?attz.oE.CL
-F=d.UI
=uo-
oN
.o
Eo
'5eL3EFr.
Efa
,E5g9l:19tffidt-t dffidLJ+Nt
i6Ea i E
5 *' F 3 g E r*t ; g g g *-Kr g "P€E E .a .3 .A
='C] E F;
aa a ,^,^
|1]t|]EEFrsl lkffiL| LllL_l L_l L_i:u ;
6!'EEE e:B 3 U,EE9.6266C@odcogEgdE
rirmml-llllTllil | ;l I tll/tllllLN LN L]J L\\J Lll
6oJoteI
==B#.i ca=R==--,c'4l,.|
FEF CtrIt*<<.'-.LIJE,
zfl
6d=od#x.u0-k
=tra
zIJJ
ko.fm
Y
roz{o
zUI
Ffc0
v
6lleol\
- -G\o.'oo
jt
!
I
I
I
r
l-
I
I
tf=o?zF
c,-,2'tr
zUJ
3fm
Y
ilt-10
lZ.t.n"t * A'bfu"4..
Curah hujannya secara keseluruhan
umumnya tinggi, selama periode 1990-
1998 berkisar antara 2.006 - 3.034 mm
per tahun. Pada tahun 1998, curah hujan
tahunannya mencapai 2.4tL ffiffi, suhu
rata-rata 22,80 C dengan bulan keringnya
hanya terjadi pada bulan Juli dan Agustus.
Dengan tingginya curah hujan tahunan di
daerah hulu dan memperhatikan luasnya
DAS Batanghari, dapat diperkirakan debit
sungai juga tinggi.
Tabel 3.3Luas Daerah Genangan
Di Kabupaten Muaro Jamb-iTahun 1994
Secara fisiografi Wilayah Kabupaten Muaro
Jambi terbagi dalam 3 daerah aliran
sungai (DAS), yakni DAS Batanghari, DAS
Banyulincir dan DAS Air Hitam Laut. Dilihat
dari pola aliran sungainya, DAS yang
terdapat di kabupaten ini di daerah hulu
berbentuk radial, sedangkan di daerah hilir
berbentuk paralel. Pada musim hujan
kecenderungan air sungai menjadi banjir,
sebaliknya menjadi dangkal pada musim
kemarau dengan fluktuasi mencapai 5 m.
Hal ini sangat berpengaruh pada
permukiman dan kegiatan usaha tani
penduduk di sepanjang DAS tersebut.
Daerah-Daerah Aliran Sungai (DAS)
tersebut selain untuk persediaan air baku,
pengairan pertanian juga dimanfaatkan
sebagai prasarana moda transportasi
sungai yang sampai sekarang masih
berperan terutama di daerah pedalaman
dan kegiatan angkutan hasil hutan.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Muaro
Jambi, dari Batanghari sampai Selat
Berhala termasuk dalam satu DAS
Batanghari. Oleh karena itu arahan
penggunaan lahan dan strategi
pengembangan sistem transportasi perlu
memperhatikan keadaan ini.
3.1 .6 Penggunaan Lahan
Wilayah Kabupaten Muaro Jambi ini
awalnya didominasi penggunaan lahan
oleh hutan rawa, bakau, semak dan
perkebunan kelapa rakyat di bagian Timur
dan hutan primer, peladangan, semak
belukar dan perkebunan karet rakyat di
bagian Tengah. Dalam perkembangan
selanjutnya, sepanjang DAS Batanghari
yang subur berkembang kegiatan
peftanian tanaman pangan, sedangkan di
luar jalur tersebut berkembang kegiatan
perkebunan besar, khususnya perkebunan
kelapa sawit dan kegiatan budidaya hutan
XsmatanLuas Daerah (Ha) (v")
Pemah 9enan9 ter!9-Tidak
Pernah terus-Periodik
Jambi Luar Kota
Sekeman
Kumpeh Utu
Mao Sebo
Kumpeh
3s.390
73.715
38.230
21.175
31.870
6s.550
7.225
7.910
3.750
36.920
3.200
1.360
18.150
140.710
a tl8,60
4,46
2,50
3,18
7,66
2,29
1,45
43,84
1,96
0,83
86,10
tumlah 266.100 61.455 163.420 100,00 100,00 r00,00
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Panoan
k4'</.4'& T/4t" P.4'/,"r-* W;l/14 (RTRi/) K,rl"^1t"lt* f'luao Ja^l'; u-11
Wa^a* A4f/"re
seperti HTI yang banyak terdapat di
Kecamatan Marasebo, Kumpeh Ulu dan
Mestong. Sementara daerah-daerah
transmigrasi seperti di Sungai Bahar dan
Petaling dan daerah perkotaan seperti
Kota Sengeti berkembang sebagai pusat-
pusat permukiman dan kegiatan sosial-
ekonomi wilayah.
Daerah-daerah belakangnya (hinterland)
berkembang sebagai sentra-sentra
produrksi dengan berbagai komoditi
unggulannya yang khas antara lain
tanaman buah duku di Kecamatan
Kumpeh, Melinjo, sayuran, ternak unggas,
tanaman karet rakyat dan komoditi
unggulan lainnya yang berkembang
seiring dengan semakin tingginya
permintaan akan komoditi-komoditi
tersebut baik untuk pemenuhan skala
lokal, regional maupun untuk ekspor ke
luar provinsi terutama ke Pulau Jawa.
Dalam waktu dekat areal budidaYa
terutama perkebunan besar akan
bertambah luas lagi, yang merupakan
konversi tanah kehutanan. Areal
perkebunan tersebut terutama di
Kecamatan MeStong, Marosebo dan
Kumpeh Ulu. Penggunaan lahan lainnya
seperti permukiman, industri,
pertambangan masih relatif kecil.
Kecenderungan perubahan penggunaan
lahan yang drastis tidak nampak, tetapi
lebih banyak pergeseran fungsi, baik
untuk kehutanan maupun perkebunan.
Tetapi walaupun demikian, cukup banyak
masalah yang dihadapi, terutama yang
berkaitan dengan penetapan batas dan
proses konversi hutan ke perkebunan
serta perambahan hutan, yang ditandai
dengan semakin menyempitnya kawasan
hutan, terutama kawasan hutan yang
berfungsi lindung. Selengkapnya secara
garis besar pdrubahan dan pergeseran
penggunaan lahan tersebut dapat dilihat
pada Gambar3,6 berikut ini.
3.2 Kajian SosialKependudukan
Penduduk merupakan unsur utama dalam
menentukan dan merencanakan suatu
daerah. Karakteristik dan aktifitas
penduduk akan mempengaruhi terhadap
tumbuh dan berkembangnya daerah itu
sendiri. Salah satu faktor yang cukup
besar peranannya dalam pembangunan
adalah laju pertumbuhan Penduduk,
penyebaran serta komposisi penduduk.
Penduduk dan kesemPatan kerja
merupakan dua hal yang selalu menjadi
titik utama dalam Perencanaan
pembangunan karena konsekuensi dari
struktur serta komposisinYa akan
W<n*'T/d/' P?4^* WW (RTRtt) K,al,r4z'ar* fy'tan'o J/,,''lt III - 12
l4^ont* 4,tfu43
mempengaruhi seluruh gerak pem-
bangunan baik secara regional maupun
nasional.
Pertambahan penduduk setiap tahun akan
menyebabkan pertambahan angkatan
kerja. Dalam rangka menciptakan
lapangan kerja baru tersebut, maka
masalah laju pertambahan ekonomi,
penyebaran kepadatan penduduk serta
kebijaksanaannya perlu diselaraskan.
3-2.1 Jumlah DanPerkembanganPenduduk
Pada tahun 1995 penduduk Kecamatan
Jambi Luar Kota, Kecamatan Sekernan,
Kecamatan Kumpeh Ulu, Kecamatan Maro
Sebo, Kecamatan Kumpeh dan Kecamatan
Mestong (sekarang wilayah Kabupaten
Muaro Jambi) berjumlah 21t.767 jiwa dan
tahun 1998 meningkat menjadi 224.627
jiwa. Berarti jika dilihat dari data pada
peri-ode tahun 1995-1998, jumlah
pendrrduk Kabupaten Muaro Jambi
mengalami perkembangan sebesar 12.860
jiwa (5,96 %) atau rata-rata I,99 o/o per
tahun. Angka pertumbuhan jumlah
penduduk ini relatif rendah jika
dibandingkan dengan tingkat peftum-
buhan penduduk secara nasional yang
> 2o/o per tahun.
Tabel 3.4Jumlah Dan Perkembangan PendudukKabupaten Muaro Jambi Tahun 1995-
1998
3-2-2 Distribusi DanKepadatan Penduduk
Melalui perbandingan jumlah penduduk
dengan luas wilayah, sampai tahun 1998
tingkat. kepadatan penduduk di wilayah
Kabupaten Muaro Jambi adalah 42 jiwal
Kmz. Adapun tingkat kepadatan penduduk
teftinggi terdapat di Kecamatan Mestong
yaitu sebesar 105 jiwa/Km2 dan kepadatan
terendah terdapat di Kecamatan Jambi
Luar Kota sebesar 20 jiwa/Km2. Pada
umumnya penyebaran penduduk di
wilayah Kabupaten Muaro Jambi tidak
merata. Jumlah penduduk tertinggi
terdapat di Kecamatan Mestong yaitu
sebesar 83.183 jiwa atau 37,03 o/o dari
seluruh jumlah penduduk Kabupaten
Muaro Jambi (tahun 1998) sedangkan
jumlah penduduk 'terendah terdapat di
wilayah Kecamatan KumPeh sebesar
L8.444 jiwa (8,2L o/o).
No TahunJumlah(iiwa)
Pertumbuhan(o/o'l
1 1995 211.7672 1996 214.895 1.483 1,997 218.424 L,644 1998 224.627 2,84
Rata-Rata 4.247 1.99Sumber : Prouinsi lambi Dalam Angka 1995-1998
k'r^</,,r'q.T/"tu W W;1*4 (RTRI/) kl'r^1.t "- Huqo J/',',^l,L III - 13
toNtEp!E4c
c3Er.
-8Etan
=EFEs€Ft EE8 |ilTlTl Iiil 1l L $$$t;','E-E E € E A Ei*O*€FA5=ES$ irss fi
SlEFf ii*EEE g E
ir rfr -r iT- n, ; n l-liI tl J ii L, i'lr:i L-l L-,
ca6CeoEY
I!Ii
,f5--
I
T
\\ -\
,n-14
l,elon^a* A'r"lt4t,
KecamatanJumlah
PendudukKepadatanPenduduk
PenyebaranPenduduk
LuasDaerah
Jambi Luar Kota 39.004 20 L/,JO 1.103,50
Sekeman 21.146 76 9,41 477,00
Kumpeh Ulu 41.386 30 L8,42 876,OO
Maro Sebo 27.4@ 45 673,00
Kumpeh 18.444 27 8,2r 2.225,00
Mestong 83.183 105 37,04 790,90
Jumlah 224,627 42 100,00 6.145,4O
Sumber : JambiDalam Angka 1998
Tabel3.5Distribusi Dan Kepadatan PendudukDi Kabupaten Muaro Jambi Di Rinci
Per KecamatanTahun 199a
Dengan mempertimbangkan beberapa hal
seperti kebijaksanaan Provinsi Jambi yang
tertuang dalam Revisi RTRW Provinsi
Jambi bahwa penataan ruang zona Timur
yang didalamnya terdapat wilayah
Kabupaten Muaro Jambi akan diarahkan
sebagai kawasan campuran yaitu sebagai
kawasan transportasi, industri, pertanian,
perkebunan, kehutan dan pariwisata
dimana jenis kegiatan prioritasnya adalah
pembangunan pelabuhan laut Muara
Sabak serta industri komoditas ekspor
yang bernilai tinggi agar mampu bersaing
di kawasn SIBAJO, maka untuk proyeksi
10 tahun ke depan dipakai angka laju
pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar
1,99 o/o per tahun. Dengan demikian
diketahui jumlah penduduk Kabupaten
Muaro Jambi pada tahun :
r 1998 = 224.627 jiwa (tahun dasar).
o 2000 = 233.657 jiwa
o 2005 = 257.850 jiwa
r 2010 = 284.648 jiwa
Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten
Muaro Jambi untuk jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 3,6 sedangkan proyeksi
kepadatan penduduk dapat dilihat pada
Tabel3.7.
Tabel 3.6Proyeksi Penduduk
Kabupaten Muaro JambiTahun 2OOO,2OO5 Dan 2OlO
KmmatanTAHUN
1998(thn, dasar)
2000 2005 2010
Jambi Luar Kota 39.004 40.572 44.773 49.409
Sekernan 2r.746 21.996 24.273 26.786
Kumpeh Ulu 41.386 43.050 47.507 52.426
Maro Sebo 2t.464 22.327 zq.ilg 27.190
Kumpeh 18.444 19.185 2t.77! 23.353
Meston9 83.183 86.527 95.487 105.374
Jumlah 224,627 233,6s7 257.850 284,548
Sumber : HasilAnalisis
Tabel 3.7Proyeksi Kepadatan Penduduk
di Kabupaten Muaro Jambi
3-2-3 Struktur Penduduk
Menurut Jenis Kelamin
Struktur penduduk menurut jenis kelamin
pada tahun 1998 di KabuPaten Muaro
Jambi, jumlah penduduk laki-laki lebih
besar dari jumlah penduduk perempuan.
Jumlah penduduk laki-laki adalah IL4.393
jiwa atau 50,93 o/o dari total jumlah
374649339
109
4L515437lu
121
4550604011
Sumber : HasilAnalisis
?.4^<z*& kf/- fu,/.+* W;lt"r4 (RTRI/) k1,",1.^lt"- fluaa J.q.trL -il-15
Lal,oa"a* A't^fu4/-
Kecamatan Jenis Kelamin JumlahLaki-Laki PeremDuan
Jambi Luar Kofa
Sekernan
Kumpeh Ulu
Maro Sebo
Kumpeh
Mestong
19.940
10.383
21.326
10.559
9.358
42.827
19.054
10.763
20.060
10.905
9.086
40.356
39.004
2r.146
41.386
21.49
L8.444
83.183
Jumlah 114,393 110,393 224.627
Sumber : Kecamatan Dalam Anaka
penduduk Kabupaten Muaro Jambi,
jumlah penduduk perempuan berjumlah
110.393 jiwa atau 49,07 o/o.
Tabel 3.8Jumlah Penduduk Berdasarkan
Jenis Kelamindi Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 1994
kehutanan serta kegiatan eksplorasi
pertambangan berupa minyak dan bahan
mineral lainnya.
3-2-4 Transmigrasi
Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah
satu daerah penerima program trans-
migrasi. Sampai tahun 1998 sebanyak
14.109 KK atau Ltg.782 jiwa telah
ditempatkan melalui program trans-
migrasi umum, swakarsa, PIR Trans dan
PIR SUS.
1. Transmigrasi PIR TRANS ; berjumlah
8.365 KK (36.109 jiwa) yang tersebar di
Kecamatan Mestong 7.9L5 KK (34.137
jiwa), Kecamatan Kumpeh Ulu 450 KK
(t.972jiwa).
2. Transmigrasi PIR SUS ; berjumlah
3,000 KK (L2.744 jiwa) tersebar di
wilayah Kecamatan Jambi Luar Kota
1.000 KK (4.L12 jiwa), Kecamatan
Mestong berjumlah 2.000 KK (8.632
jiwa). Lihat Tabel3,9.
3-2-5 Tenagir Kerja
Kelompok penduduk yang dikatakan
sebagai tenaga kerja adalah penduduk
yang berumur 10 tahun ke atas. Tenaga
kerja di bagi menjadi 2 (dua ) bagian
kelompok yaitu penduduk angkatan kerja
dan penduduk bukan angkatan kerja.
Menurut Mataoencaharian
Berdasarkan data yang diperoleh dari
Hasil Podes Inti Provinsi Jambi Tahun
1998 diketahui bahwa matapencaharian
utama penduduk di Kabupaten Muaro
Jambi mayoritas berkecimpung dalam
sektor pertanian berjumlah 38.698 KK,
pertambangan dan penggalian 3t4 KK,
industri 626 KK, listrik-gas-air 6 KK,
konstruksi 387 KK, perdagangan-hotel-
restoran 1919 KK, angkutan dan
komunikasi 551 KK, lembaga keuangan-
jasa perusahaan 2 KK, jasa kemasya-
rakatan 2.675 KK.
Dengan data tersebut terlihat bahwa
penduduk di Kabupaten Muaro Jambi
masih tergantung pada sektor ekstraktif
terutama pertanian, perkebunan dan
?.4"<i4& klr. W W;J/./ (RTRi/) kl'r^1tt * Huqo Jz*rl; III - 16
lryu* A"-|z"a
Yang dimaksud penduduk angkatan kerja
adalah penduduk yang bekerja dan
penduduk yang mencari pekerjaan,
sedangkan penduduk yang tergolong
bukan angkatan kerja adalah mereka yang
masih sekolah, mengurus rumah tangga
dan sebagainya.
Tabel 3.9Banyaknya Penempatan Transmigrasi
Menurut Lokasi PenempatanDi Kabupaten Muaro Jambi 1994
Sedangkan tenaga kerja yang produktif
dapat dikelompokkan dalam struktur umur
15-19 tahun sampai 55-59 tahun.
Berdasarkan uraian tersebut, maka tenaga
kerja produktif di Kabupaten Muaro Jambi
pada tahun 1998 berjumlah 135.237 jiwa.
3.3 Kajian PotensiPerekonornian Wilayah
Kajian kondisi dan potensi perekonomian
wilayah Kabupaten Muaro Jambi dapat
dilihat dalam eskalasi perkembangan
ekonomi regional, yaitu perkembangan
ekonomi wilayah Provinsi Jambi dan juga
kawasan regional-nya yaitu yang termasuk
dalam pengembangan Kawasan Andalan
Terpadu (KAT) Muara Bulian dqn sekitar-
nya yang terdiri dari Kabupaten Muaro
Jambi, Batanghari, Kota Jambi, Tanjung
Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.
flnjauan regional ini penting untuk
melihat interaksi regional Kabupaten
Muaro lambi terhadap wilayah yang lebih
luasnya. Dengan tinjauan regional ini
dapat dipahami kedudukan dan potensi
ekonomi wilayah Kabupaten Muaro Jambi
dan sumbangannya terhadap peftum-
buhan dan perkembangan wilayah Provinsi
lambi secara keseluruhan.
Kabupaten Muaro Jambi yang bersama-
sama dengan Kabupaten Batanghari, Kota
Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat
dan Kabupaten Tanjung Jabung nmur
tergabung dalam KAT Muara Bulian,
dilihat dari segi ekonomi wilayah, merupa-
kan kawasan yang sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai kawasan pengem-
bangan ekonomi terpadu.
LokasiPenemmtan Tahun 1998
KK iiwa KK Jiwal. Kumpeh I2. Kumpeh II3. Petaling4. Sei Bahar I5. Sei Bahar II6. Sei Eahar III7. Sei Bahar IV8. Sei Eahar V9. Sei Bahar VI10. Sei Bahar VII11. Sei Eahar VIII12, Sei Bahar I X
13. Sei Bahar X14. Sei Bahar XI15. Sei Bahar XII16. Sei Bahar XIU17. Sei Bahar XIV18. Sei Bahar )or'19. S€i Bahar XVI20. Sei Eahar XVU2!. Sei Bahar XVIII22. Sei Bahar XIX23. Sei Bahar)C(24. Sei Bahar )C(I)5. Sei Bahar XXTI
500500350s005005A0
50075057955045053042r55s500500400600500465550z)v430400q7n
2.0452.4701.5221.97L2.1412.5332.0393.1382.6132.!771.8832.1791.6142.4562.0132.2411.6882.4662.1 10z.zza2.3721.0932.17r1.584) 447
500500.100
611500465550250430400<7n
t.ot,2.2911.7502.5142.2622.3852.4691.0982.210t.oJo) 6RE
Jumlah 12.0s0 53.181 4.876 2.853
Sumber : Jambi Dalam Angka 1998
kh4.^,t"& Tal/- k abt W;l/y4 (RTRi/) Al'r^1"1r- f'luna Je*l':" ilr-t7
lz.1an^a* 44.1/,"t3,
Kebutuhan pengembangan tersebut men-
jadi kawasan ekonomi terpadu di wilayah
Provinsi lambi bagian Tengah dan nmur,
pada dasarnya ditunjang oleh faktor
kondisi geografis kawasan ini yang sangat
strategis dalam pengembangan ekonomi
wilayah yang terkait dalam konstelasi
peftumbuhan segitiga antara Singapura-
Batam-Johor dan kerjasama ekonomi
IMS - GT.
Disamping faktor keuntungan lokasi
(locatipn adventage) tersebut juga
ditunjang dengan tersedianya berbagai
faktor kegiatan pembangunan di kawasan
ini yang mempunyai peranan penting
dalam memberikan sumbangan yang
besar terhadap PDRB Provinsi Jambi.
Sektor-sektor yang sangat menonjol
peranannya antara lain sektor kehutanan,
pertanian, perkebunan, pertambangan
(gas dan minyak bumi), industri dan
sektor pariwisata.
Kegiatan ekonomi yang sudah tumbuh di
kawasan ini diantaranya adalah produk
hasil hutan (Hn), produk perkebunan
(kelapa sawit) , eksploitasi gas dan minyak
bumi serta produk pengolahan hasil
industri dari kegiatan pertanian dan
pertambangan.
Sebagai faktor pendukung di kawasan ini
adalah munculnya kegiatan ekonomi, baik
yang masih merupakan potensi maupun
yang sudah berkembang adalah
tersedianya prasarana transportasi seperti
jaringan jalan Lingkar Timur, Pelabuhan
Muara Sabak dan Talang Duku, dermaga
sungai ASDP, Bandar Udara Sultan Thaha
yang memungkinkan berkembangnya
ekspor-impor.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan salah satu indikator yang
paling banyak dipakai untuk mengukur
tingkat produksi suatu wilayah. Dengan
melihat angka PDRB selama periode
tertentu sefta distribusi persentase dari
masing-masing lapangan usaha, maka
secara makro dapat diketahui laju
pertumbuhan ekonomi serta perubahan
struktur ekonomi suatu daerah.
3.3.1 PDRB dan StrukturPerekonomian Daerah
Bila dilihat secara regional, PDRB Provinsi
Jambi baik dengan maupun tanpa migas
selama periode 1993-1997 terus mertg-
alami peningkatan. Pada awal Pelita VI
angka tersebut baru sebesar Rp. 2,46
triliun, tahun L994 meningkat menjadi
Rp. 2,66 triliun, tahun 1995 RP' 2,89
triliun kemudian tahun 1996 sudah
mencapai Rp. 3,14 triliun dan tahun 1997
terus meningkat menjadi Rp.3,26 triliun.
Dari angka pada tahun 1997 tersebut,
R.,,'</,4"4T/4e W W;L,4 (RTRI/) kl,4ar* f'lt*to J/'4^l,L III - 18
lzlqnt"* A'r'4r42
sumbangan terbesar masih diberikan oleh
sektor pertanian sebesar 26,43 o/o,
kemudian disusul sektor industri
pengolahan L8,9Lo/o, sektor perdagangan
18,56 o/o, sektor pengangkutan dan
komunikasi 10,02 o/o, dan sektor jasa-jasa
9,64 o/o. Sedangkan sektor lain masih di
bawah 7 o/o.
Kendati sektor pertanian masih tetap
dominan, namun secara berangsur mulai
mengecil peranannya, Pada tahun 1993
sumbangan sektor ini mencapai 28,69 o/o,
kemudian terus menurun menjadi 26,43
o/o pada tahun L997. Penurunan yang
paling besar dialami sub sektor tanaman
bahan makanan dari 13,68 o/o tahun 1993
merosot menjadi 9,66 o/o tahun 1997 .
Indikasi menurunnya sub sektor ini karena
terjadi perubahan / pergeseran peng-
gunaan lahan dari sub sektor pertanian
tanaman pangan ke sektor non pertanian
dan sub sektor perkebunan baik skala
besar maupun menengah. Perubahan ini
juga diikuti oleh pergeseran sektor
ketenagakerjaan dari agraris ke sektor non
agraris (perdagangan dan jasa-jasa).
Sementara sektor industri pengolahan
semakin memperbesar peranannya. Peran
sektor industri pengolahan yang pada
awal Pelita VI baru sekitar L5,97o/o, tahun
1994 menjadi 16,720/o, tahun 1995
sebesar t8,Lto/o, tahun 1996 sebesar
L8,72o/o, dan tahun 1997 menjadi 18,91
o/o di atas peran sektor perdagangan,
hotel dan restoran. Indikasi ini
memperlihatkan secara beftahap telah
terjadi pergeseran struktur ekonomi
daerah.
Apabila dilihat PDRB Kabupaten Tanjung
Jabung (Barat dan Timur), Batanghari
(Batanghari dan Muaro Jambi), Kota
Jambi, peranan sektor industri
pengolahan cukup dominan urutan kedua
di bawah sektor peftanian, kecuali
KabupatenTanjung Jabung sektor industri
pengolahan peranan di atas sektor
pertanian. Kendati- sektor industri
pengolahan sumbangannya paling besar,
tetapi bila dilihat lebih terperinci sektor ini
masih didominasi oleh sub sektor barang
kayu dan hasil hutan lainnya sebesar
30,36 o/o fane berupa kegiatan ekstraktif
eksploitasi hasil hutan yang
ketersediaannya terbatas dan terus
berkurang. Apabila sektor industri
pengolahan masih bertumpu pada
kegiatan industri ekstaktif tersebut, maka
suatu saat akan terjadi stagnasi dan akan
menurun drastis seiring langkanya hasil
hutan terutama kayu tebangan dan
gelondongan.
III - 19
Wnz* A4^1t^e
h\$\R
$cF'
R{{JFJ\
$ga'qp\.SR$aeo
N
-(u_oEf,(/)
f;frisEOr.
Fg- Jtgtoio
.g$
Iii'3t
:Fglo
iE3E
FI
d@Nio@No o6000NoNoqNc! q c,! e.! q q q q c! n a \ q a n q n nholfd!'dO@ | @NooqOOOOONNi O O O
Nq@n@vo0mFr9r.{\an\q4q.'iqe\noot'goNoooNn$H
6@NNN@hO QONhOd@NgqNhn\[email protected] - a € o F -! - . q - q e 4 q 4 e n q n..{ q q \ q n q I \ 4 \ 0q aq !q dlrj oisdjri f @h hNaNh NNo o oo@l-\\ aoht ovNtsN€ o oh6i6diNnN NN+N@sh+NoaqhoonoNoho@NhoN"i..f o--6-"f .1 \q qi5_n- 6 o o o -N - o t o o o o o N N n o s N 6 $s s @ d N o o @ o o r diAdi:' ictAg--idoidda'dricilt'l'-'olrirririrri!;'+ qN Nq *€\ oo N NnviNd O 6 N FF
6ilhvoNno oofoHood oNd!D9!no@@@hNF!nalqcq6 N a q 4 I q - . - n i q q q n n ry \ \ ._! \ n o: \ .'i r| n? c! .! n r| nristJo;oN I NNoomooo ' oNioootoaNoooN€niNi q O O NN
NHNddNqO 6@ohh€6NNoo@NgE)0hoNtoNoNooU \ "i oc.q q 9 C . ci q "1 e q q .1 q oq i - al 4 q q n n q q q'1 \ q I "1 CjNhJhhho oo@NmiNN@nnhNONoOooNhoqPqooNVhof @nN -oiomoNNvdoNorl@9of iqoq@qrf io
V 6 aj 6 6 N 6i i{ N ao e oI 6-ryo-6 6.tq\q\@-qqn-1 o.\qqnqd Fi oi <t d ^i
ai d oi n.- i 6i..i ri ri Fi q N *' vt * 3 "t >- e.0 i- 5 S ?' @ogoHNd R R* oN -9:
6NON NNqOONhNd6tf tNiNo@sioHO$ ' SNOOOOOOooo
o@ocNvnioon\qqqrygnc!.!ooioooNN@i
q@soN@Nh 4hh6hoQo@Noom6NNrC)€qt@hoi6,'r q a oi 4 n'i \ . \ n n C n Q q n c! q \ \ \ I e._! \ q \ c! q A I C \ !oiq$oro f @ct-' oiNoN ohiNNhvoi NniNoitoq $6@,b i r H r t m m o t d = i N o s 'd ia N N '. . '1 N N I B 5 g S fi B e Ioi\!:.1 "1 6.\\ \al o $_N.\{€_N N \o-as:1ge;-*n'='*$ $9 S +"i iSifr*vi& 'i!:s''i'ir: s g ''
6 NONhAq@Nmoi@dY@g)i ;i+aonNoo@@o90N@NoO r ONNiOOomONOOONNhNN
hf iNdNqo ooohioNdf N [email protected]^ict^i, ^i6iNi m m
qnoNNoNd i(crNomoNhi6@[email protected] 4 "i n { € c , e t n \ ct \ e oc..1 n n .1 \ q q n c! \.1 \ C i 9 3 q i!oi cid ; cj o oN' NNoo HNoo o oi|!.naqomo tN HNhNo N5:+66l<irtn ini\@.ioNNFHhNotNmNd@mhooN@@o5-q.1 nj-{..'l .i"{ 6i\@ €.N s-ia-@ - \1a"{$ 6 h m o i o d o h @ o6NNNqdNv vN o oN NoqHdqlo't'o'or'oi'ir:qi-icifboN ii N NH h He{'1 NH H dmn
EE,;;E Hu - E
*,E g,tttgE;EE,s; Eu ; f;
,EEi€EESIEE;EI;;EESFEE'EEEggfuE u
?t t,4/,4".& T/ili' fu"4"t W;44 (RTRI/) kl'r4ar* Huqa Janl,; III - 20
1"4-,t2"'* fi".fu^&
Untuk mengantisipasi hat tersebut, sudah
saatnya dilakukan diversifikasi kegiatan
industri olahan, terutama industri olahan
barang jadi dan setengah jadi sekaligus
untuk memanfaatkan peluang pasar
melalui Pelabuhan Muara Sabak sebagai
outlet produk-produk unggulan Provinsi
lambike pasar internasional. Sektor
lainnya yang mempunyai prospek cukup
baik adalah sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang sumbangannya mencapai
20,55 % terhadap PDRB.
Sub sektor yang paling dominan adalah
sub sektbr perdagangan besar dan eceran
yaitu 19,59 o/o dari nilai PDRB. Sektor ini
berkembang signifikan dengan berkem-
banganya sektor industri pengolahan dan
sektor pertanian. Dengan meningkatnya
sumbangan dari sektor industri peng-
olahan dan sektor pertanian, maka
diharapkan akan memacu peningkatan
sumbangan sektor perdagangan, Hotel
dan restoran serta sektor lainnya terhadap
PDRB.
3.3.2 Laju PertumbuhanEkonomi (LPE)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) adalah
proses kenaikan output per kapita dalam
waktu jangka panjang. Penekanan pada
proses karena secara agregat
mengandung unsur dinamis yaitu
perubahan dan perkembangan. Oleh
karena itu, penilaian terhadap indikator
laju pertumbuhan PDRB merupakan salah
satu faktor penting untuk mengetahui
perkembangan perekonomian suatu
wilayah.
Pertumbuhan perekonomian regional
Provinsi Jambi selama periode 1994-1996
atas dasar harga berlaku adalah sebesar
8,49 o/o pei tahun. Pada periode tersebut
beberapa sektor mengalami percepatan
peftumbuhan. Sektor industri pengolahan
mengalami pertumbuhan paling tinggi
mencapai t4,37 o/o. Diikuti oleh sektor
industri pertambangan dan penggalian
sebesar t2,46 o/0, kemudian listrik dan air
bersih, sefta perdagangan, .hotel dan
restoran masing-masing sebesar 11,51 o/o
dan 9,87 o/o. Sektor yang tersendat
pertumbuhannya adalah sektor jasa-jasa
yaitu sebesar 3,00 o/o.
Akibat dampak perkembangan negatif
ekonomi global dengan adanya krisis
ekonomi yang berkepanjangan, tahun
1997 laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi mengalami penurunan mencapai
3,91 o/o tanpa migas dan dengan migas
3,42 o/o. Walaupun demikian keadaan
ekonomi Provinsi Jambi masih cukup baik,
meskipun laju pertumbuhan ekonomi yang
dialami jauh lebih rendah dari tahun-tahun
sebelumnya.
k*<zr* T.A* Wt-t W:lt "r4 (RTR t/) kl'.,aat .- l-|,*'tp J z^*l' ; III - 21
W,t^a* 4+4J',r'
Bila dilihat LPE . KAT Muara Bulian
(Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan
Tanjung Jabung Tmur, Batanghari dan
Muaro Jambi, Kota Jambi), diperkirakan
laju pertumbuhan tiap sektor ekonomi di
KAT Muara Bulian secara umum berada
sedikit di atas angka Provinsi Jambi,
terutama untuk hasil pertambangan
minyak dan gas bumi. Kondisi tersebut
menunjukan bahwa saat ini
perkembangan investasi pemerintah dan
swasta mulai berkembang.
Basis perekonomian wilayah ini yang
bertumpu .pada
sektor pertanian dan
peftambangan nampaknya mulai bergerak
mendorong tumbuhnya sektor-sektor
sekunder dan tersier yang potensial untuk
mendorong perkembangan perekonomian
daerah. Dibandingkan dengan kabupaten
lain, seperti Kerinci, Sarolangun Bangko
(Batang Merangin dan Sarolangun), maka
investasi swasta dan pemerintah ke
kawasan ini realtif lebih besar jumlahnya.
Dari segi lokasional termasuk dalam
jangkauan imbas pengembangan SIBAJO
dan IMS-GT, sangat potensial
dikembangkan dan menarik investor
apabila masalah aksesibilitas dari sentra
produksi ke pusat pemasaran (ekspor)
dapat diselesaikan.
Beberapa permasalahan yang menjadi
kendala dalam mendorong laju
pertumbuhan perekonomian kawasan
antara lain belum diketahuinya secara
pasti potensi sumber daya alam terutama
mineral di kawasan ini yang berdasarkan
beberapa hasil studi menunjukan potensi
yang sangat prospektif untuk dikembang-
kan. Permasalahan lain yang juga sangat
terkait adalah masih minimnya infras-
truktur transportasi serta kurang
gencarnya promosi kepada pihak swasta
serta jumlah penduduk yang relatif kecil
dibandingkan luas wilayah.
3.3.3 Hubungan LPE DenganKontribusi Selctoral
Beftitik-tolak dari kondisi perkembangan
laju pertumbuhan perekonomian dan
pergeseran kontribusi sektoral terhadap
pembentukan PDRB Kawasan Andalan
Terpadu (KAT) Muara Bulian (Tanjab,
barat dan timur Batanghari,Muaro Jambi,
Kota Jambi) selama kurun waktu antara
t993-t997, tampak adanya kecenderung-
an sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan perekonomian
kawasan secara agregat berada
sedikit diatas laju pertumbuhan rata-
rata Provinsi Jambi, hal ini terutama
disebabkan mulai berkembangnya
sektor sekunder dan tersier di
kawasan ini.
R'4"</,4^r" T/4/. k /"bt W;'l/14 (RTR t/) kf r,y.*"- f-l uno J a*l' ;" tII - 22
klon^a'* 44.1e*'
oi,tu
'ig+Jotr
|rtlrrO|oN\f@,-{Or(o(o@tnF\q\a\o?qq\|f!qq\\oqN t @ rn Fr lf| c4 ot ot cf) or (o t N
lF{F{
oNd
@qto
Es
r.{ (O l.r} tO CO -l O t N N $ Cq @ Cnqc'lqqqqqeqecl\u':\r{F{U)tCqco\f,|rtNN@lJ)trlN
lF{FlI
Flo)(n
oNq(n
oo
ris*.ot
F{ rO t./.f rO rO co (O N,{ r.t N Ot Cq O|.rr @ Or @ -t \O \f cq |rl O @.f\ Or OF- -i ci d oi c.i c.i + -i r; oi F- r"; c.;
ri F{ Fl F{ r{
grq@
ffl(vl
dt
HsF-
ortoo\rtN$cnNNNOOTOqc?cl\qqqolqa'! nqqo?0c} rq cq or o N -r N \i- N or lJ.) \r cft
-lF{Nr{
r{0q
@
omNdj
Eeo3)
NONtn@|rt@Ot\fOOtN\f,f\o')\ot\qqo?qc!qqqoqqtO O O N @ -t t.o N t lfl N F{ (f) (f)
. rl F{ Fl t-{ Fl
@q@
or{t\q5
$cog
o @ ro or (.o (o rft \f, @ o o oi (o \roq 'r! oj q oq q n c! o') c.) n G'! c! It\ rt ot @ N cn or ca |fr N N \O cfl N
C\ rl Fl F{
t\r{dt
otooqt
o
ooftuooo.oJ
19(g
= + € ESE F 3 -c e.'49qi- 9't '6 clggE s-so!9---o- -8.=E.9cb€#E €€=HF€9,38;.-EtrbE1cs
' g et c e s E s E e-=c* *
E F E H g F E E E B€ F€ EP;; dri at8EgS88-99
l0daolgPoF
t^G.9EtuoGFtotoA
oz
F{ Ncnf |ft(Of\@Ol
?og
'5tFY;N-oOFcl0o)&g \
sTn.\
$\ss
ss
!!p\\r;\tar,q.F
'stvt
eO
N
-(u_oEJ(n
F'Et;if3il!flFT
F-
=rEtrESEFoo.0.o_J'4 +,G5Ji
F
o
III - 23k r"4l4'e T/"fu. k/.|.., W;llrd (RTR t/) kl' r,a*lr* l"l r<-rn J a*l';
l"a+qn"a* A'bl/"na
2. Peranan sektor primer (pertanian dan
pertambangan) yang pertumbuhan-
nya terbesar terhadap perekonomian
kawasan ternyata sudah mulai dapat
mendorong perkembangan kegiatan
sektor ekonomi sekunder dan tersier.
3. Posisi kawasan ini secara lokasional
sangat strategis bersinggungan
dengan SIBAJO, sangat potensial
dikembangkan dan menarik investor
untuk mendorong perkembangan
sektor-sektor unggulan.
Kontribusi sektor industri pengolahan yang
sudah mulai dominan peranannya perlu
dikembangkan dengan diversifikasi
kegiatan industri yang didukung oleh
ketersediaan bahan baku yang tersedia di
wilayah belakangnya. Potensi sumber
daya alam yang besar seperti mineral,
minyak, kehutanan dan sumber alam
lainnya serta adanya keuntungan lokasi
yang sangat strategis di dalam konstelasi
perdagangan antar negara (SIBAJO) harus
dapat dimanfaatkan secara optimal di
dalam mendorong peftumbuhan di
kawasan ini.
3-3.4 lnvestasi
Pelaksanaan pembangunan yang selama
ini berlangsung diupayakan lebih
mengandalkan pada peranan masyarakat,
terutama kelompok dunia usaha.
Pembangunan yang berkelanjutan dan
semakin meningkat, tentunya memerlukan
dana yang semakin besar, baik yang
berasal dari dalam maupun luar negeri.
Berkaitan dengan itu, Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dan Modal Asing
(PMA) sebagai sumber investasi penting,
diupayakan semakin berperan dalam
memacu pertumbuhan dan pemerataan
serta meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Pada
tahun 1998 total realisasi PMDN di Provinsi
Jambi mencapai 5,836 trilyun, atau 40,62
o/o dari rencana investasi, Dari jumlah
tersebut ternyata sektor kehutanan lebih
diminati investor dalam negeri, karena dari
rencana investasi sebesar 0,448 trilyun
teralisasi justru 0,788 trilyun atau naik
L57,43 5 dari rencana semula. Sedangkan
untuk sektor lainnya hanya terealisasi di
bawah 50 o/o, kecuali untuk sektor industri
logam dasar 50,30 o/o.
Rencana tenaga kerja perusahaan PMDN
pada tahun 1998 hanya terealisasi
sebanyak 56.048 tenaga kerja (42o/o).
Kehutanan adalah sektor yang terbanyak
menyerap tenaga kerja dan telah
merealisasikan tenaga kerja sebanyak
15.439 orang (88,29o/o). Sektor lainnya
yang telah merealisasikan tenaga kerja
diatas 5 0/o adalah sektor Industri kayu
(70,6 o/o), Industri Kimia (74,38o/o)
?r4"4/*e TrtlL k q,.t^.t W;J/14 (RTR t/) trr - 24
I,aton^a* A'b|t^/.
sedangkan untuk sektor lainnya masih
dibawah 50o/o.
Tabel3.12Realisasi Investasi Proyek PMDN
Di Provinsi Jambi Tahun 199a(Dalam Juta Rupiah)
Sektor
Semester I Sampai DenganSemester u/98
Tahun 1998S€lama
SemesterTIlqN
lumlah
PerkebunanTanaman PanganKehutananInd. MakananInd. KayuInd. KimiaInd. PulpInd. Logam DasarParpostelAngkutanPert. & Energi
1.324.124,20
751.866,887.773,74
340.020,4197.351,70
3.092.861,8018.500,0037.131,00
393,50
22.299,41
16.964,00
15.000,001]2.r02,00_
tru,oo
1.346.423,61
768.830,887.773,74
355.020,41209.453,70
3.092.861,8018.500,00?7 t?l nn
,rn,ro
Jumlah s,669.423,23 t66.70L,4L 5.A36.124,64
Sumber : EKPMD PropinsiJambi, 1998
Tabel 3.13Rencana Investasi Proyek PMA
Di Provinsi Jambi Tahun 1994 (DalamJuta Rupiah)
Sektor Semester ITrhun 1998
Pertam- Semester IITrhrrn t oQR
PerkebunanIndustriKl miaInd. MakananInd. Kayu
KelistrikanParpostel
78.153,80196,713.41
49,903,25231.145,00
2,781.903.20s,00
865.785,0024,262.43
176.476,00_ 254.626,807 ,4t3.4149.903,25
231.145,002,781.903.205,00
865.785,0024,262.43
Jumlah t.222,L9LO5f- 223.457.74
176.476,OO l,4u4.oo5,6uJ. 223.457,74
Sumber : BKPMD ProvinsiJambi, 1998
Rencana investasi proyek PMA sampai
dengan semester II tahun 1998 berjumlah
Rp.1.404.665,05 juta dan US.$ 223.457,74
ribu dari 6 (enam) sektor yaitu sektor
perkebunan, Industri makanan, Industri
Kayu, Industri Kimia, Kelistrikan dan
Parpostel. Sektor dengan investasi
terbesar adalah dalam rupiah adalah
sektor kelistrikan yaitu sebesar Rp.
865.785,00 juta, sektor selanjutnya adalah
perkebunan Rp. 254.626,80 juta dan
US$ t96.4t3,4L ribu. Industri kayu
Rp. 231.145,00 juta, Industri makanan
Rp. 49.903,25 juta, parpostel
Rp. 24.262,43 juta serta sektor industri
kimia Rp. 3.205,00 juta dan US$ 2.781,90
ribu.
Tenaga kerja yang dapat direkrut dari
rencana investasi perusahaan PMA
tersebut adalah sebanyak 38.102 orang
dengan perincian 38.038 orang tenaga
kerja indonesia dan 70 orang tenaga kerja
asing. Dari jumlah tersebut 95,L3 o/o
(36.248) orang terserap pada sektor
perkebunan. Sedangkan sektor lainnya
adalah industri makanan sebanyak 633
orang/ industri kayu 613 orang, industri
kimia 365 orang dan kelistrikan 249 orang.
Tabel 3.14Banyaknya Perusahaan PMDN
Menurut LokasiDi Provinsi Jambi Tahun 1998
LokasiSmt I
qaPer- Pem- Smt U
ot
PMDN
fodya JambiEatangharl & ,tntu tamblKabupaten Bungo TeboKabupaten SarkoKabupaten Tan.iung JabungKabupaten Kelinci
821
1Q
457s
l1
tumlah t0t I 93
PMA
Kodya JambiBatanghari & MuaNf,amblKabupaten B!ngo TeboKabupaten SarkoKabup.ten Tanjunq JabungKabupaten Kerinci
3421
1
Jumlah 10 I 11
Sumber : EKPMD Provinsilambi 1998
k t^1/.'r^/. kla W W;,144 (RTR t/) kl' ̂ 1,..1t* l'l'.a-* fu 'hl, L III - 25
Waz* Ar.tt"ri"
Bila dilihat penyebaran lokasi investasi
tersebut, dari 101 perusahaan pMDN
sebagian besar (g3 perusahaan) berlokasi
di KAT Muara Bulian yaitu 45 di Kabupaten
Batanghari, 19 di Kodya Jambi dan 14 di
Tanjab. Sebagian besar menanamkan
investasinya di sektor perkebunan,
kemudian industri kayu, sektor kehutanan,
sektor tanaman pangan dan industri
logam dasar. Sedangkan untukperusahaan pMA dari 10 perusahaan, B
perusahaan berlokasi di kawasan ini yaitu
3 di Kodya Jambi, 4 Batanghari diin 1 di
Tanjab. Keseluruhan perusahaan tersebut
berinvestasi pada sektor pertambangan
(minyak dan gas bumi). Dari kenyataan ini
dapat dipahami bahwa kawasan ini sangatpotensial dengan sumber daya alam
terutama sektor kehutanan, perkebunan
dan pertambangan yang menjadi
unggulan dan menarik bagi para investor
dalam dan luar negeri.
3.3.5 Kajian Orientasi. Pemasaran
Berdasarkan pengamatan lapangan dan
berbagai data serta informasi yang
didapat bahwa orientasi pemasaran
produk-produk unggulan peftanian,
perkebunan, kehutananan dan potensi_
potensi lainnya mengalami pergeseran
arah geografis dikarenakan adanya
perubahan-perubahan/paradigma baru
pembangunan baik dari faktor eksternal
sepefti adanya UU No. S4/L999 tentangpemekaran wilayah provinsj Jambi dimana
salah satunya Kabupaten Batanghari
dimekarkan menjadi Kabupaten
Batanghari dan Kabupaten Muaro Jambiataupun berlakunya UU No. 22/Lgggtentang pelakanaan pemerintahan
otonomi daerah dan desentralisasi dan UU
No. 25/1999 mengenai perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan
Pemerintah Daerah. Sedangkan faktorinternalnya berupa perubahan pusat_pusat
penruilayahan, pusat-pusat pelayanan,
ataupun perkembangan kawasan_kawasan
baru yang tidak diperhitungkan
sebelumnya.
Berdasarkan kajian tersebut diperkirakan
bahwa orientasi pemasaran untuk produk_
produk unggulan untuk wilayah regional
ditujukan pada kawasan segitiga
peftumbuhan SIBAIO, Kota Jambi dan
Provinsi Sumatra Selatan (Kota
Palembang). Sedangkan untuk skala lokal,
Kota Sengeti sebagai ibukota kabupaten
akan menjadi wilayah transit pemasaran
dari wilayah belakangnya (hinterland).
Lihat Gambar 5.7.
R 4.<24.s" k*" W W;,bvd (RT RW III . 26
N
N
bEo
cII3EFr.
€Ja
eEE iF-e; 5, E'
E E H E 4'p g fr Edgi=ivj66!
#$$.?tn€ii$ s
gtHnmnnmnEEffi
U'
E.o=U'zEFtFzUJ(t,
@
YoJ
zF
TUU)
tUJ
=fo@zou(L
/
z
=
U
=
L
o=aotr:)=
\=e
* zE" !!<FTs6
=z6s3<-m
x=)=tro?zF
di"<€Yt
ss-i\&
* /-l-\ \
rl ,/ \ !\r\Y-=/ i
te/(
It -27
I"alqna* A"'4/4t"
3.4 Kajian Kondisi SistemPrasarana dan SaranaWilayah
Kajian sarana dan prasarana wilayah
meliputi kajian terhadap prasarana per-
gerakan wilayah, fasilitas sosial-ekonomi
wilayah serta sarana dan prasarana
wilayah hubungannya dengan pengem-
bangan sektor-sektor unggulan.
Kajian terhadap prasarana pergerakan
wilayah dimaksudkan untuk melihat
aksesibilitas pergerakan internal dan
ekste-rnal. dari potensi bangkitan
pergerakan (sentra-sentra produksi) ke
pusat-pusat pemasarannya. Sedangkan
tinjauan sarana / fasilitas sosial-ekonomi
wilayah diarahkan untuk melihat orientasi
pelayanan dan pasar sefta kemampuan
wilayah dalam menciptakan pasar bagi
produk-produk unggulannya. Sementara
tinjauan sarana dan prasarana penunjang
diharapkan dapat menggambarkan
sejauhmana dukungan sektor-sektor
terkait dalam pengembangan potensi
sektor-sektor unggulan.
3.4.1 Prasararia PergerakanWilayah
Sistem transpoftasi di suatu wilayah
merupakan cerminan interaksi antar
bagian yang terdapat di suatu wilayah.
Sistem transportasi yang terdapat di suatu
wilayah dapat digunakan sebagai indikator
kegiatan ekonomi. Dalam kegiatan
kehidupan ekonomi maupun sosial suatu
wilayah, transportasi dapat bedungsi
sebagai wahana pelayanan kegiatan yang
sudah berkembang sehingga
memungkinkan kegiatan yang ada
berkelanjutan dan berkembang, dan dapat
pula berfungsi sebagai wahana yang
memungkihkan berkembangnya kegiatan
baru, atau meluasnya spektrum kegiatan
di daerah-daerah di mana ragam kegiatan
produksi masih terbatas.
Dalam kasuS transportasi darat basis
terpenting dalam proses transpoftasi
adalah jaringan jalan. Kehadiran jalan
dengan kualifikasi teknis dan konstruksi
yang baik akan memungkinkan
perkembangan arus transpoftasi sesuai
dengan kondisi muatan dan teknologi
sarana transpoftasi yang ada. Untuk
memungkinkan berlangsungnya proses
interaksi intensif antara tempat yang
bersifat komplementasi harus terdapat
kesetaraan antara keadaan jalan (teknis,
konstrusi dan geometris), keadaan alat
transpoftasi dan sifat muatan.
R,t',<A4'* Tdt. W W;It4' (RTRW) kl'r4"ar- l'lt*to J/,,+l,L III . 28
ilt-29
l,aton^e* A".|tt*
' Tabel 3.15Kondisi Jaringan Menurut
Jenis KonstruksiDi Kaurasan Terpadu Tahun 1997
No.
Ruas
Nama
Ruas Jalan
PanjangJalan Aspal Kedkil
(Km).63(
64.47( 6
40.90( ,lO.90C
{.A OOS 16.
9.38{ 9.38({.A
rel 16.22(N.A O28
o30 Lubuk Kambim - 50. Niam
dKeMli Bawah 8-4or
tumlah 600.010 581.6t( '18.400
P|wntas 100,00 96.9: 3.07
Sumber : DPU ProvinsiJambi, 1999
Dari Tabel '3.15,
diketahui bahwa di
kawasan intra regional Kabupaten Muaro
Jambi ini kondisi teknis dan konstruksi
ruas-ruas jalan utama sebagian besar
96,93 o/o atau 581,610 Km merupakan
jalan dengan konstruki aspal. Hanya
3,07 o/o yang masih berupa krikil, yaitu
pada ruas jalan Jambi-Suak Kandis dan
Merlung- Lubuk Kambing. Ini adalah
kondisi tahun L997, tetapi apabila dilihat
dari perkembangan di lapangan, maka
kedua ruas jalan tersebut sudah
berkonstruksi aspal.
Khusus jalur Jambi-Suak Kandis ini sedang
dikembangkan jaringan jalan lingkar
pantai timur yang akan menghubungkan
Jambi dengan Pelabuhan Muara Sabak.
Begitu juga pada ruas Muara Sabak
'sampai Simpang 32 (Riau) sedang
ditingkatkan jaringan jalan dengan lebar
sampai 12 meter. Hal ini dimaksudkan
untuk mendukung keberadaan Pelabuhan
Muara Sabak dan mempelancar jalur
transpoftasi ekspor dari sentra-sentra
produksi ke Pelabuhan Muara Sabak.
Kemudian untuk mendukung sistem
transpoftasi regional dan internasional,
maka telah dikembangkan prasarana
transpoftasi lain seperti terminal darat,
dermaga sungai, pelabuhan dan bandar
udara. Khi,rsus di kawasan terpadu ini
jalur ekpor terdapat dua pelabuhan, yaitu
Talang Duku dan Muara Sabak.
Sedangkan untuk arus penumpang
dikembangkan Pelabuhan Kuala Tungkal
dan Bandar Sultan Thaha. Dermaga-
dermaga lain seperti yang terdapat Bom
Baru, Muara Bulian, Muara Tembesi,
Puding, Rantau Rasau, Nipah Panjang,
Sungai Lokan, Mendahara dan Kampung
Laut merupakan cabang feeder port untuk
mendukung kedua pelabuhan tersebut.
Tabel 3.16Prasarana Perhubungan
Di Kavvasan Andalan Terpadu 1997
I(ATMua6 Bulian .
PngranaTemlnal
DaratDemagasundrl
Pelabuhanbut lJdao
Kodya Jambi Sp. RlmboRawa Sari
Eom Baru Sultan ThahaSyaifuddin
Batanghari DanMua@ Jambi
MuaE SulianMa. Temb6i
t4a. BulianMa. TembgiSuak KaMis
Talang Duku
Tanjung labunq Pembengls PudingRantau FaguNipah PanjangSei, LokanMendahaEKanpung Laut
Muan SabakKuala Tun9kalNipah PanlangMendahara
Sumber : DPU Provinsi Janbi, 1999
R r*r"* TlAt W1^* lll;I/,./4 (RTRI/) klo+rlr& Hr'44. Jarl,t III - 30
Wn** 4+al43'
Orientasi pergerakan internal adalah kota-
kota (Kabupaten/Kecamatan) yang
mempunyai kemampuan pelayanan sosial
dan pasar bagi produk-produk unggulan
dari sentra-sentra produksi tersebut.
Secara organisasi ruang pergerakan
internal tersebut menuju ke Kota Jambi,
Muara Bulian, Kuala Tungkal dan Muara
Sabak, Tujuan antaranya adalah kota-kota
kecamatan seperti Muara Tembesi, Pijoan,
Sengeti, Sebapo, Jembatan Emas,Teluk
Nilau, Mendahara Ilir, Bandar Jaya, Sungai
Lokan dan Merlung.
Dengan mempeihatikan kondisi prasarana
perhubungan di Kawasan Regional Muaro
Jambi ini yaitu jaringan jalan dan alur
sungai, maka setiap kota / pusat-pusat
tersebut mempunyai wilayah belakang
masing-masing. Artinya masing-masing
hinterland mencari pusat-pusatnya sesuai
dengan kaidah semakin mudah dan
murahnya ongkos transportasi dan
semakin besarnya keuntungan dari suatu
komoditi, maka . semakin jauh jarak
jangkauan pusat terhadap hinterlandnya.
Kondisi ini akan menciptakan daerah nodal
dengan cathment area yang berbeda-beda
besarnya, yang nantinya berperan penting
dalam membentuk struktur ruang
kawasan. Dalam pola pergerakan
eksternal dapat dilihat bahwa terdapat
empat (4) aliran pergerakan eksternal
yang membangkitan pergerakan internal.
Sedangkan orientasi bangkitan internal
yang paling kuat adalah ke Kota Jambi
yang juga berperan sebagai bangkitan
eksternal kawasan dan SIBAJO. Produk-
produk unggulan yang berorientasi ke
SIBAJO .umunnya produk hasil kegiatan
ekstraktif dan produk perikanan, seperti
barang kayu dan hasil hutan sefta hasil
perikanan laut. Pintu keluarnya adalah
Pelabuhan Kuala Tungkal, Muara Sabak,
Mendahara dan Nipah Panjang.
Sedangkan yang berorientasi ke Kota
Jambi adalah produk hasil pertanian, yaitu
bahan pangan (padi dan palaw'lja),
perkebunan (kelapa, kopi dan coklat),
ternak (sapi, kambing dan ayam) dan
perikanan laut maupun dari perairan
umum. Sementara bangkitan eksternal
lainnya yaitu ke Riau, Palembang dan
Muara Bungo masih lemah, karena
produk-produk unggulannya relatif sama
dan pasar yang tersedia belum kompetitif,
seperti ke SIBAJO dan Kota Jambi.
g.4.2 Fasilitas Sosial-EkonomiWilayah
a. Perumahan
Kebutuhan perumahan mutlak harus
dipenuhi dan berfungsi sebagai
sarana pendukung utama kegiatan
ekonomi penduduk sehari-hari. Dari
pengamatan di lapangan, secara
umum kondisi rumah permanen dan
R.,t"1t"& Ttdt' W W;&"/4 (RTRI/) kl'r^1^t'lrt- H"*- J/,.^l,L III - 31
W** A4'At4r"
rumah semi' permanen berada di
wilayah perkotaan (ibu kota
kabupaten dan ibu kota kecamatan),
di sepanjang jaringan jalan utama dan
lokasi kegiatan perekonomian,
sedangkan rumah temporer terdapat
di desa-desa terisolir dan di lokasi
yang tingkat perkonomiannya rendah.
Secara umum pola persebaran simpul
perm,ukiman yang ada di daerah ini
cenderung mengikuti pola dan bentuk
sungai atau terSebar linier di tepi
sungai. Hal ini timbul akibat tingkat
kemudahan pencapaian lokasi
(aksesibilitas) kegiatan pada masa
lalu masih tergantung Pada
trasportasi sungai. Dengan adanya
perkembangan prasarana transpoftasi
sejak tahun 1990-an sampai sekarang
perubahan ketergantungan dari
angkutan sungai ke angkutan darat
mengakibatkan perubahan pengguna-
an lahan sebagai pemukiman ke tePi
jalan regional dan jalan lokal/
lingkungan.
b. Pendidikan
Kemajuan dan perkembangan suatu
wilayah dapat dicirikan oleh kualitas
penduduk yang ada dalam hal ini
tingkat pendidikan.
Fasilitas pendidikan Yang ada di
Kabupaten Muaro Jambi Pada tahun
1998 adalah Taman Kanak-Kanak
(TK), Sekolah Dasar (SD), SLTP, SMU
dengan rincian sebagai berikut :
1. Taman Kanak-Kanak (TK)
berjumlah 37 buah yang tersebar
di setiap Kecamatan, yaitu
Kecamatan Jambi Luar Kota (10
buah), Mestong (23 buah),
Sekernan (lbuah), Maro Sebo (2
buah) dan Kecamatan KumPeh (1
buah).
2. Sekolah Dasar (SD) berjumlah 221
buah dengan perincian SD Negeri
30 buah, SD Inpres 190 buah dan
SD Swasta 1 buah dan terdapat di
Kecamatan Jambi Luar Kota
sebanyak (SDN B buah; SD InPres
- 28 buah), Kecamatan Sekernan
(SDN 2 buah; SD Inpres 23 buah),
Kecamatan Kumpeh (SDN 7 buah;
SD Inpres 16 buah), Kecamatan
Maro Sebo (SDN 3 buah; SD InPres
22 buah), Kecamatan KumPeh Ulu
(SDN 4 buah; SD InPres 29 buah)
dan Kecamatan Mestong (SDN 6
buah; SD Inpres 72; SD Swasta 1
buah) .
3. Fasilitas pendidikan SLTP
berjumlah 33 buah tersebar di
Kecamatan Jambi Luar Kota
sebanyak 5 buah, Kecamatan
Sekernan 2 buah, Kecamatan
Kumpeh 3 buah, Kecamatan Maro
Sebo 2 buah, Kecamatan KumPeh
R.,t".4'r"eTe& W lll;lt'f,t GTRI/) kl'r^f&Ir* l4'r'-,,'ro J/"t l,t III - 32
l4o,rt* A'r'dari"
Ulu sebanyak 7 buah dan
Kecamatan Mestong 14 buah.
4. Untuk fasilitas pendidikan tingkat
SMU berjumlah 4 buah yang
terletak di Kecamatan Jambi Luar
Kota 1 buah, Kecamatan Sekernan
1 buah, Kecamatan Mestong 2
buah.
Selain fasilitas pendidikan umum terdapat
juga pendidikan keagamaan (madrasah).
Berdasarkan data tahun 1998, Madrasah
Tsanawiyah berjumlah 20 buah yang
tersebar di Kecamatan Jambi Luar Kota 2
buah, Kecamatan Sekernan 2 buah,
Kecamatan Kumpeh 3 buah, Kecamatan
Maro Sebo 2 buah, Kecamatan Kumpeh
Ulu 3 buah dan Kecamatan Mestong 7
buah. Untuk Madrasah Aliyah berjumlah 4
buah dan terdapat di Kecamatan Mestong,
Kecamatan Sekernan, Kecamatan Maro
Sebo dan Kecamatan Kumpeh Ulu masing-
masing 1 buah.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
3.77.
Tabel 3.17Jumlah Fasilitas Pendidikan
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 1998
KecamatanFasilitas Pendidikan
TK SMU MTs MA
Jambi Luar Kota 10 36 5Sekeman 25
ulu 33Mam Sebo 2 z5 2
IM*tono 23 79 14 7
tumlah 37 5 19 5
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 1998
c. Kesehatan
Derajat kesehatan penduduk salah
satunya ditentukan oleh keberadaan
fasilitas kesehatan baik dilihat dari
jenis dan jumlahnya, disamping
tingkat kesadaran penduduk sendiri
dalam menjaga kesehatan lingkungan
di sekitarnya. Berdasarkan data tahun
1998, sarana kesehatan yang
. terdapat di Kabupaten Muaro Jambi
adalah berupa Puskesmas yang
tersebar di Kecamatan Jambi Luar
Kota 4 buah, Kecamatan Sekernan 1
buah, Kecamatan Kumpeh 2 buah,
- Kecamatan Maro Sebo 2 buah,
Kecamatan Kumpeh Ulu 2 buah dan
Kecamatan Mestong 4 buah,
sedangkan Puskesmas Pembantu
terdapat di Kecamatan Jambi Luar
Kota 15 buah, Kecamatan Sekernan
10 buah, Kecamatan Kumpeh Ulu 11
buah, Kecamatan Maro Sebo 9 buah,
Kecamatan Kumpeh 9 buah serta
Kecamatan Mestong 26 buah.
Tabel 3.18. Jumlah Fasilitas Kesehatan
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 199a
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 1998
KecamatanFasilitas Kesehatan
RSU PuskesmasPuskesmasPembantu
Jambi Luar Kota 4 15
Sekernan 1 10
Kumoeh Ulu 2 11
Maro Sebo 2 9
Kumoeh z 9
Mestonq 4 26
tumlah 15 80
P.,r"</4"& Ttlt" R4^4^t W:,1/.r4 (RTRI/) K,tl'.4lar* l4uqo J*L; III - 33
Wat* A"^1i4a
$KEMA Pd,}
l{ABf Lii
tr&
Gambar 3.9
:ii".lSiMAbl HEGIONAL
'i1"3.i.\tt$ .rAMEl
. Langgar beflumlah 434
buah yang tersebar di
Kecamatan Kecamatan
Jambi Luar Kota tz9
buah, Kecamatan
Sekernan 36 buah,
Kecamatan Kumpeh Ulu
L7 buah, Kecamatan
Maro Sebo 26 buah,
Kecamatan Kumpeh 20
buah dan Kecamatan
Mestonq 215 buah.
ffiffi"e. Perdagangan Dan Jasa
Keberadaan fasilitas perekonomian
berupa fasilitas perdagangan dan jasa
mempunyai peranan sebagai pusat
pelayanan berbagai kebutuhan
penduduk serta pelayanan yang ber-
kaitan dengan perekonomian wilayah.
Berdasarkan data tahun 1997, fasilitas
pelayanan perkonomian di Kabupaten
Muaro Jambi terdiri dari :
. Pasar dengan bangunan per-
manen/semi permanen berjumlah
15 buah yang tersebar di
Kecamatan lambi Luar Kota 3
buah, Kecamatan Sekernan 1
buah, Kecamatan Maro Sebo 1
hlUHil
-
&ffiFh
J.ln tffir Alil RNna Ja&
-El R.MrJJ.rR.lKrd.lfi
,.1,r l(ffi S.k$C
d. Peribadatan
Mayoritas penduduk Kabupaten Muaro
Jambi adalah pemeluk agama Islam.
Hal ini dapat ditunjukkan dari
besarnya jumlah fasilitas peribadatan
berupa mesjid dan langgar. Pada
tahun L997 , fasilitas peribadatan yang
ada di Kabupaten Muaro Jambi
meliputi :
. Mesjid berjumlah 282 buah yang
tersebar di Kecamatan Kecamatan
Jambi Luar Kota BB buah,
Kecamatan Sekernan 29 buah,
Kecamatan Kumpeh Ulu 19 buah,
Kecamatan Maro Sebo 7 buah,
Kecamatan Kumpeh 26 buah dan
Kecamatan Mestong 98 buah.
€}-tt
ffin!6
rnrr
k"'"dl"4' Ttle W W;l/^141" (RTR W) kI r,1."lr* f'l u"aa J aJ' ; III - 34
l,afo,t** A,t'4/,4.,
buah dan Kecamatan Mestong 10
buah.
. Pasar bangunan temporer berjum-
lah 5 buah yang terdapat di
Kecamatan Sekernan 3 buah,
Kecamatan- Jambi Luar Kota dan
Mestong masing-masing terdapat 1
buah.
. Koperasi Unit Desa (KUD)
berjumlah 26 buah, yang tersebar
di wilayah Kecamatan Kecamatan
Jambi Luar Kota 6 buah,
Kecamatan Sekernan 1 buah,
Kecamatan Kumpeh Ulu 1 buah,
Kecamatan Maro Sebo 2 buah,
Kecamatan Kumpeh 2 buah dan
Kecamatan Mestong 14 buah.
f. Prasarana Peftanian
Pelaksanaan pembangunan di bidang
pengairan merupakan salah satu
faktor pendukung dalam upaya
peningkatan produksi pertanian
terutama padi. Berdasarkan data yang
diperoleh dari KAT Muara Bulian
1999/2000, dikemukakan bahwa
lokasi irigasi di Kabupaten Muaro
Jambi' untuk mengairi areal
pesawahan padi pasang surut terletak
di Desa Sungai Bahardan Desa
Petaling, Kecamatan Kumpeh Ulu,
sedangkan untuk padi non pasang
surut irigasinya terdapat di Desa
Sepiris, Kemingking Dalam, Muaro
Jambi, Jambi Kecil, Niaso, Talang
Duku, Danau Lamoh dan Tanjung
Katung (Kecamatan Maro Sebo); Desa
Sengeti, Grunggung (Kecamatan
Sekernan).
W,<*r* TA3 W W;l/Vd (RTRI/) klr'+.,tt* H'u;4o k'.1,t III . 35
Wn"a* A,r"fu4.a
Analisis PengembanganBab lV
Wilayah
4.1 Analisis Sistem Lahandan Kesesuaian Lahan
Untuk dapat menjaga fungsi kawasan bagi
pengembangan suatu wilayah diperlukan
suatu tindakan di dalam menentukan
arahan fungsi lahan bagi peruntukkan
tertentu, salah satu tindakan tersebut
adalah evaluasi kesesuaian lahan.
Kesesuaian lahan didefinisikan sebagai
kecocokan sebidang lahan bagi
penggunaan teftentu (FAO, 1976). Analisis
kesesuaian lahan ini diPerlukan,
khususnya untuk dapat menentukan
kesesuaian pemanfaatan lahan untuk
kawasan pertanian Yang meruPakan
fungsi utama suatu wilayah kabupaten.
Sumber : - Data Pokok Provinsi lambi- HasilAnalisis
Penentuan kesesuaian lahan terhadap
fungsinya bagi Kabupaten Muaro Jambi
menggunakan peta sistem lahan . (land
system) skala 1 : 500.000, dari Peta
sistem lahan tersebut dicoba untuk
menentukan kesesuaian lahan bagi
kemungkinan peruntukan lahan untuk
tanaman lahan basah, tanaman lahan
kering; tanaman perkebunan dan hutan.
Sistem lahan yang teridentifikasi di
Kabupaten Muaro Jambi terdiri atas 7
(tujuh) jenis sistem lahan, yaitu : Kahayan
(KHY), Muara Beliti (MBI), Klaru (KLR),
Mendawai (MDW), Gambut (GBT), Sungai
Aur (SAR) dan SBG. Lihat Tabel4.7
Tabel 4.1Deskripsi Sistem Lahan Di Kabupaten Muaro Jambi
Kode"SistemLahan
Litologi
TopoqrafiSumber
Air
PrcsesGeo-
morfologi
IklimTanah Kesesuaian
LahanJ€nis
TanamanLereng(o/o)
ReliefCurah Hujan(mm/-tahun)
BulanKering
PeriodeTumbuh
/hr'l
KHY Alluvium, endapanmuara, enoapan
Datar Hujan airtanah
gnJrr, nn9anpasng surut
14004600 04 18G FlwaquqEIrcpohemist
Lahan bash,lahan kerino, kelapa $wit,
SAR Batu lempung, utupasitu4 tepra
t0-25 Belbukit Hulan,sun9ai, aar
tanah
EGi paritlokal
15004100 Lly$rcp€pEHaplorthox
Lahan lcnng,pe*ebunan
Palawlra, relapiswit, karclkopi robusta,
MBI Tepra, tuff, bat!lempung, batu Pasir,alluvium, endaPan
Bercmbak Sungar, arrtanah
EGi parit,lokal
14004700 0-{ lw- HaplorthoxDystropepts
Perkebunan Kelapa gwat,kelapa, karet,kopi
KLR , Koral 2-8 rer9e-lomban9
Hujan. airtanah
Er6r gngatringan
31004200 0- 300- TropuoulEEutiopepts
MDW Gambut Datar Air trnan Erci sngatrin0an
1300-5000 0-{ f@rohsnisb
GAT Gambut
<2
DatarEnan
8.njir ringan t4w{500 04 Trcpofibritisb
pasirDbr Sungai, aar
tanahErGi engatringan
r40G3400 04Fluvaquenb
bhan renng,tahan bagh,
pengqembalaan,
Palawiia, padi,
temak, budidayahutan
N-1
Wa** A4^fu'*
Untuk dapat mengetahui kesesuaian lahan
yang cocok dimanfaatkan kegiatan ter-
tentu, diperlukan ketersediaan beberapa
buah peta seperti peta topografi, jenis
tanah, hidrologi, kawasan lindung,
kawasan budidaya untuk di super impose
(tumpuk peta) sehingga menghasilkan
peta kesesuaian lahan yang akurat,
disamping literatur atau studi-studi yang
. ada kaitannya
perencanaan.
dengan wilayah
Untuk mengetahui cara menentukan
klasifikasi kuantitatif dan kualitatif untuk
kesesuaian lahan dapat mehggunakan
metode FAO, yaitu :
a. Kesesuaian Lahan Pada Tingkat
Ordo
Ordo merupakan kategori teftinggi
dari kesesuaian lahan, hanYa akan
memberi gambaran umum dari suatu
wilayah. Pada tingkat ordo ini, akan
tercermin apakah suatu lahan itu
sesuai atau tidak untuk suatu tipe tata
guna lahan tertentu. Dalam tingkat
ordo ini dikenalkan 2 (dua) ordo, yaitu
ordo sesuai (S) dan ordo tidak sesuai
(N).
a.1 Ordo Sesuai (S )
Lahan yang termasuk ordo ini
merupakan lahan yang dapat diguna-
kan secara berkesinambungan untuk
tujuan yang telah dipertimbangkan.
Keuntungan dari hasil pengelolaan
lahan ini akan memuaskan setelah
dikalkulasi dengan masukan Yang
diberikan. Masukan yang diberikan
hanya sedikit atau tanpa memberikan
resiko kerusakan terhadap sumber
daya lahannya.
a.2 Ordo Tidak Sesuai (N)
Lahan yang tergolong ordo ini adalah
lahan yang apabila dikelola akan
mempunyai kesulitan sedemikian rupa
sehingga mencegah kegunaannYa
untuk satu tujuan yang telah diren-
canakan. Lahan dbpt dikelompokkan
sebagai tidak sesuai untuk digunakan
suatu usaha pertanian karena adanya
berbagai hambatan.
b. Kesesuaian Lahan Pada Tingkat
Kelas
Kesesuaian lahan pada tingkat kelas
merupakan Pembagian lebih lanjut
dari ordo dan menggambarkan' tingkat-tingkat kesesuaian dari suatu
ordo. Kelas ini dalam simbolnya diberi
nomor urut, Yang ditulis setelah
simbol ordo, dimana nomor urut ini
menunjukkan tingkatan kelas Yang
semakin menurun dalam suatu ordo.
Banyaknya kelas dalam setiap ordo itu
digunakan 3 (tiga) buah kelas dalam
ordo sesuai (S ), dan 2 (dua) kelas
dalam ordo tidaka sesuai (N),
W (RTRI/) Wl"^1'lr* l'ltaao J*tr ; rv-2
Wa**4".1.'r.'
sehingga pembagian serta batasan
secara kualitatifnya adalah :
b.1 Kelas 51 (Sangat Sesuai)
Aftinya lahan tidak mempunyai faktor
pembatas serius untuk penerapan
pengelolaan yang diberikan atau
hanya mempunyai faktor pembatas
yang tidak berafti secara nyata
berpengaruh terhadap produksinya
dan tidak akan menaikkan masukan
diatas yang telah biasa diberikan.
b.2 Kelas 52 (Cukup Sesuai)
Dengan pengertian lahan mempunyai
faktor pembatas agak serius untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan
yang .harus diterapkan. Pembatas
(constrain) akan mengurangiproduksi
atau keuntungan dan meningkatkan
masukan yang dipedukan.
b.3 Kelas Hampir Sesuai (S3)
Artinya lahan mempunyai pembatas-
pembatas yang serius, untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan
yang harus ditetapkan. Pembatan
akan mengurangi Produksi dan
keuntungan atau lebih meningkatkan
masukan yang harus diberikan.
b.4 Kelas Tidak Sesuai Pada Saat
Ini (N1)
Lahan mempunyai faktor pembatas
lebih serius, tetapi masih
memungkinkan untuk diatasi, hanya
tidak dapat diperbaiki dengan tingkat
pengelolaan modal normal.
b.5 Kelas Tidak Sesuai Untuk
S€lamanya (N2)
Lahan mempunyai faktor pembatas
permanen untuk mencegah segala
kemungkinan penggunaan berke-
sinambungan pada lahan tersebut.
A. Tanaman Padi Sawah (TPLB)
Kriteria yang diperlukan untuk
kesesuaian tanaman Padi sawah
dapat di lihat dari dari beberaPa
parameter yaitu kedalaman efektif
tanah, permeabilitas, batu-batu di
permukaan tanah, kesuburan tanah,
reaksi tanah lapisan atas, toksisitas,
lereng dan keadaan Permukaan
tanah, ketinggian temPat zone
agroklimat, kelas drainase, banjir dan
genangan dan salinitas. Untuk
jelasnya dapat dilihat Pada Tabel
4.2.
Berdasarkan hasil super impose dan
disesuaikan dengan Pedoman untuk
tanaman Padi sawah, bahwa di
Kabupaten Muaro Jambi kawasan
R "*t * T.4- R ^t WX/@ (RTRI/) kl'"'1ett* l4t^eao J.-t^lL IV-3
Waa* 44"fu4a
yang cocok untuk pengembangan
tanaman padi sawah adalah di :
- Pijoan, Penyengat Ola( Pondok
Meja dan Suka Maju , Kecamatan
Jambi Luar Kota.
- Nagasari, Jenang dan Marga
Kecamatan Mestong.
- Mundung Darat, Keca matan Maro
Sebo.
- Hampir seluruh wilayah Kecamatan
Kumpeh, kecuali Londrang dan
Sogo.
- 'Olak Kemang, Kecamatan Kumpeh
Ulu.
B. Tanaman Pangan Lahan Kering
(rPLK)
Seperti halnya tanaman pangan lahan
basah (padi sawah), maka untuk
tanaman pangan lahan kering Pun
memerlukan kriteria-kriteria khusus
agar didapat kesesuaian lahan yang
cocok untuk kegiatan TPLK. Jelasnya
dapat dilihat pada Tabel4.3'
Dari hasil analisis didapat bahwa di
Kabupaten Muaro Jambi untuk
pengembangan tanaman pangan lahan
kering yang cocok terletak di :
r Kecamatan Mestong ; kawasan
Rantau Harapan beruPa Padi ladang
r Kecamatan Sekernan : kawasan
Sengeti, Grunggung untuk Padi
ladang
r Kecamatan Maro Sebo : kawasan
Jambi Kecil untuk padi ladang, ubi
kayu, kawasan Talang Duku untuk
padi ladang, kawasan Niaso untuk
ubi kayu, kawasan Tebet Patah
untuk palawija, kawasan Danau
. Lamo untuk
r palaw'rja, kawasan Tanjung Katung
untuk padi ladang, kawasan Muara
Jambi untuk padi ladang,
r Kecamatan Kumpeh ; kawasan
Sogo, kawasan Londrang untuk padi
ladang.
r Kumpeh Ulu; kawasan Rengas IX,
kawasan Kembang Ser, kawasan
Padang Klapo dan Tebing Tinggi
untuk padi ladang
C. Tanaman Tahunan
Untuk tanaman tahunan, kriteria yang
diperlukan bagi kesesuaian lahannya
hampir sama dengan kriteria tanaman
pangan lahan basah, hanYa ada
penambahan paremeter beruPa
erodibilitas tanah serta kadar pH yang
berbeda. Jelasnya lihat pada Tabel4.4
Brr,*t"'q-ttl* R4^4""t ltl;I/.'4 (RTRI/) kl''f.lr4- l'lp*ao Je"rtr; IV-4
Wa^d* 44.1t^t"
Tabel4.4Pedoman Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan
Untuk Tanaman Tahunan
No Pa6mete. Slmboll(elas Ksualan lahan
st s2 s3 Nl NZ
n Ef.ktif
zz5oz
zozo
EubY
retas Er ounrPeEkacn(G30Cn)
Eerliat bedebu halus,bedemplng hal6
4NET, Ero€OUhalus, berlempungha,6
kasr bed€mpung halG8€diat, bedebuhalus d3n lasr,be.lmpumhal6 dan kaer,be|pasir (bukanlsas)
t'ori air tersedia laDi$n bawah Sangat tanggi, Unggi Engarting9i, tingga,gang
^
tinggi,tinggi,sedang,rendan
Sangat tinggi,tinggl, sedang,rcndah, sngat
<25K6ub!Gn Tanah
N
l]ng9i iln99r,Sedang
rin99i, S€dan9,rcndah Irn99r, s@ng,rcdah, sngat
b R€ksi tanai laDisn atas PH :6,0-7,0 pH : 5,5-7,5 pH : 4,5-8,5 PH : 3,5-8,5
Tolsrsltas :
-lcjenuhan A1 <20 o/o
>1sO am<4V/o>100 Cm
<7ff/o>7So/d
<9eh>50 Cm
ULeren9 T
AVo I olo t5 0h 45 olo
Efodibalitas tanah Sangat rendah,rercan
Sangat rcndah, rcMah,gan9
xflgd! renocrr,rendah, s€dangagak tin99i,
10(olderun et al) [Jmum
TataRuang
A1,A2,81,82,83 At AZ,6 |,AZ,A5 tUtD1,D2,03
At.N,CL,6a,EJ,ct,c2,c3,c4,Dl,D2,D3,
tt
Kelas dErms Baik Agak cepat, bark Agak cepat, BtK Cepat, agakcepaL baik, agakterhambat,
tz Banlrr dan genangan Tidak ada <2 bulan dgn unpaadanya genanganFrmnen {<1 M}
< 4 bulan dgn tanpaadanya genanganmmnen (<1M)
09ngenangan
Salinitas X
Sumber : Pusat Penelitian Peftanian Eogor 1983
Berdasarkan hasil analisis terhadap
kesesuaian lahan untuk tanaman tahunan
di Kabupaten Muaro iambi didapat hasil
sebagai berikut :
. Kecamatan Jambi Luar Kota ; secara
umum sesuai untuk pengembangan
tanaman karet, pisang, nanas dan
jeruk.
. Kecamatan Sekernan ; sesuai untuk
tanaman karet, sedangkan kawasan
Sengeti tanaman durian dan kawasan
Grunggung tanaman kelaPa.
. Kecamatan Maro Sebo ; sesuai untuk
pengembangan tanaman karet,
sedangkan kawasan Niaso untuk
tanaman kelapa sawit, kawasan Tebet
Danau Lamo untuk pengembangan
tanaman durian dan kawasan
Kemingking Dalam untuk tanaman
kopi.
Kecamatan Kumpeh ; secara umum
sesuai untuk pengembangan tanaman
buah durian, yaitu kawasan Tanjung,
Pulau Mentaro, Mekar Sari, Betung,
Pematang Raman, Petanang, Sungai
Bungur, Seponjen, Sogo, Gedung
Karya, Jebus, Sungai Alur, Rantau
Panjang, Londrang Manis Mato dan
kawasan Rukam. Selain itu sesuai
pula untuk tanaman karet dan HTI.
Kumpeh Ulu ; sesuai dengan tanaman
karet dan pengembangan HTI selain
|.r".t""* t*t R'.*^* W;lz"r4 (RTRi/) kl,4tlr* Hu"a J/''^trL IV.- 6
Irrf,t** A",At4.-
untuk taman durian yang dapat
dikembangankan di kawasan
Kembang Seri, Padang Klapo dan Olak
Kemang. b'
. Kecamatan Mestong ; tanaman yang
dapat dikembangkan adalah karet,
kelapa sawit dan HTI.
Untuk jelasnya lihat Gambar 4,7.
4.2 Analisis Sumber Dayar Pan Daya Dukung
Lingkungan
4.2-lAnalisis Sumber Daya Air
a. Sebaran Sumber Air
Kebutuhan air untuk kebutuhan hidup
masyarakat setempat terutama untuk
kebutuhan minum sehari-hari, sudah
memanfaatkan pelayanan dari PDAM,
tetapi untuk daerah yang belum
terjangkau oleh PDAM, masyarakat
menggunakan air sumur, mata air
dan air sungai/danau. Sumber air
yang besar berasal dari Sungai
Banyulincir dan Sungai Air Hitam
ditambah dengan sub DAS lainnya
yang bermuara ke DAS Batanghari.
Berdasarkan pengamatan di lapangan
bahwa jangkauan pelayanan akan air
bersih dari PDAM sampai saat ini
belum seluruhnya dapat terlaYani,
sehingga diperlukan peningkatan baik
sarana maupun prasarana guna
memenuhi kebutuhan penduduk akan
air bersih.
Neraca Air
Pengertian dari neraca air adalah
suatu yang menggambarkan apakah
suatu daerah tangkapan air
(catchment area) pada suatu waktu
teftentu berada dalam keadaan
kekurangan atau kelebihan. Untuk
Kabupaten Muaro Jambi dengan
keberadaan DAS Banyulincir, DAS Air
Hitam dan sub DAS lainnya yang
bermuara ke DAS Batanghari
kebutuhan akan air selalu tersedia.
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
melewati wilayah Kabupaten Muaro
Jambi sedikit banyak telah mengalami
pencemaran dan kerusakan sebagai
akibat dari perilaku manusia yang
tidak bertanggungjawab terhadap
kelestarian sumber-sumber air seperti
pembukaan lahan untuk perkebunan
yang tidak segera dilakukan land
covering sehingga pada musim hujan
banyak massa tanah hanyut dan
mengakibatkan pendangkalan sungai.
R.,t </4"& Tt& k^t4* W;Lr./4 (RTR t/) K/'"''tr4r* f'l t*lo J.4^l,L IV -7
:t6€'6
t3E
o
.,, rEE . E igrg
Egg,fii,gri=iEiiil=E Eilt,lilt[]t Fl I tl I
==(9-,<-E
=<-,<t-t!CE
t- -'-.
,''-'t
pf{: .\. I
--'-/ | r. tF -'+.E
z
3]UotruF
=3oazoto.
6.adtrf=
\To
I
zu,l
Fftr4Y
-1
o
eEt
x,f.tro-7zFai-<lv?
itIrtI
Et
t-llt'a
tv-8
Wu* 4""12v"
Pada musim hujan yang tinggi,
pengelolaan lahan yang kurang baik serta
kepekaan tanah terhadap erosi sangat
mempengaruhi kadar lumpur, koloid tanah
liat dan humus tersuspensi yang terdapat
dalam air. Erosi tanah secara alami
diperlukan untuk kesuburan tanah, tetapi
bila erosi yang berlebihan akan
berdampak negatif terhadap kualitas air
maupun areal peftanian.
Kondisi sungai-sungai di Kabupaten Muaro
Jambi menunjukkan kecenderungan
penurunan kualitas airnya yang
'dituniukkan dengan perubahan warna
airnya yang kekuning-kuningan karena
membawa erosi dari daerah hulu sungai.
Selain itu, penyebab menurunnya kualitas
air sungai tersebut dari kebiasaan
penduduk yang membuang sampah ke
sungai serta pemanfaatan sungai sebagai
tempat MCK.
4-2-2 Analisis Sumber Daya,. Udara
Udara merupakan sumber daya ekonomi
dan sumber daya lingkungan, karena
sumber daya udara sangat penting dalam
kehidupan di alam ini.Udara Yang
d'rjadikan sebagai sumber daya ekonomi
adalah udara yang bersih yang dihasilkan
dari banyaknya pepohonan atau hutan
yang terjaga kelestariannya. Pencemaran
udara dapat terjadi dari beberapa sumber,
yaitu :
- Sumber pencemaran udara titik tetap
yaitu cerobong pabrik, instalasi
pembangkit tenaga listrik.
- Sumber pencemaran dari titik tidak
tetap yaitu dari gas buangan kendaraan
bermotor.
- Sumber pencemaran campuran.
4.2-g Analisis Sumber Daya. Hutan
Sumber daya hutan yang terdapat di
Kabupaten Muaro Jambi berupa Hutan
Tanaman Industri (Hn) baik yang dikelola
pemerintah maupun swasta dan tersebar
di wilayah Kecamatan KumPeh,
Kecamatan Kumpeh Ulu dan Kecamatan
Maro Sebo. Dengan keberadaan kawasan
hutan produksi ini, maka membuka
lapangan kerja bagi masyarakat untuk
peningkatan kesejahteraan hidupnya serta
berfungsi sebagai daerah tangkapan air
(catchment area), mencegah terjadinya
bahaya erosi yang berlebihan, longsor,
banjir dan sebagai paru-paru wilayah
Kabupaten Muaro Jambi.
R.,'.</,'r^&T/.b W W;l/."14 (RTRI/) kl'r4<,ar* f'laea.o Ja*tr; IV-9
I4oa** A+Ae*
4.9 Analisis Fasilitas DanUtilitas
4.3.1 Anali:ris Fasilitas
a. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang akan dianalisis
mencakup Sekolah Dasar, SLTP dan SLTA.
Perkiraan terhadap besarnya kebutuhan
fasilitas pendidikan adalah berdasarkan
standar jumlah penduduk pendukung
dalam Pedoman Teknik Penataan Ruang
Daerah yang diterbitkan oleh Ditjen Cipta
Karya tahun 1990 yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
. Satu unit TK = 700 penduduk
pendukung.
. Satu unit SD = 6.400 penduduk
pendukung
. Satu unit SLTP = 28.000 penduduk
pendukung
. Satu unit SLTA = 120.000 penduduk
pendukung
Berdasarkan asumsi tersebut maka hasil
analisis menunjukkan bahwa sampai akhir
tahun perencanaan (2010), bahwa untuk
fasilitas pendidikan belum memerlukan
tambahan unit bangunan tetaPi
seyogyanya perlu peningkatan kualitas
sumber daya manusianya sefta prasarana
pendukung untuk menciptakan proses
belajar mengajar yang aktif dan inovatif
(tihat Tabet a.5)
Talrel 4.5Penamlrahan Fasilltas
PendidikanDl Kabupaten lu|uano Jambl
Sampal Talrun 2() | ()
b, Fasilitas Kesehatan
Jenis-jenis fasilitas kesehatan yang
akan ditelaah adalah puskesmas
pembantu, puskesmas, rumah sakit,
apotik dan BKIA, dengan
menggunakan standar perencanaan
sebagai berikut :
. Satu unit puskesmas pembantu
= 6.000 penduduk
. Satu unit puskesmas
= 30.000 penduduk
. Satu unit rumah sakit
= 240.000 penduduk
. Satu unit apotik
= 10.000 penduduk
. Satu unit BKIA
10.000 penduduk
Dengan menggunakan standar penduduk
pendukung di tas, maka diperkirakan
hingga tahun 2010 di Kabupaten Muaro
Jambi masih belum diPerlukan
penambahan unit puskesmas dan
puskesmas pembantu, dan baru Pada
tahun 2005 diperlukan 1 unit rumah sakit.
kqmrtan P en F.tltla tuidldlktlSD I SLTP SLTP SLTA SLTP
lambi Lur Kota 36t 5,sl 1
fumEh Ulu t3 l
Mao S€bo 25 1
Kummh 23t 3Dl 14
Sumber : Hasil Analisis
R.4^4a'r.i, TrAe W ltt;*.7z4.187B@ Alr.ltlt* l'lb4/rD J.nl'; N-10
Waz* 4""1/,4./"
KECAMATAN
EKSISTING 2005 2010I
KesehatanFasilitas
KesehatanFasilitas
Kesehatan
1 2 3 1 2 3 2lambi Luar Kota 15 4
lkeman 10 IKummh UluMaro Sebo 9Kumoeh 9Mestono 20 4Jumlah 80 ts
Semestara itu, sampai tahun 2010 di
Kabupaten Muaro Jambi membutuhkan
masing-masing 28 unit apotik dan BKIA.
Lihat Tabel4.6.
Tabel4.6Penambahan Fasilitas Kesehatan
di l(abupaten Muaro JambiSampai Tahun 2O1O
. Satu unit Mesjid Kecamatan =
120.000 penduduk pendukung
. Diusulkan untuk tiap-tiap kota
kecamatan terdapat satu unit
Mesjid Kota dan di ibukota
kabupaten terdapat satu Mesjid
Raya.
Tabel 4.7Penambahan Fasllitas
. PerlbadatanDl l(abupaten Muaro Jambl
Sampal Tahun 2()l()
Sumber : HasilAnalisis
Keterangan :1 -- Langgar2 = Mesjid Lingkungan3 = Mesjid Kecamatan
d. FasilitasPerdagangan
Jenis fasilitas perdagangan yang akan
dianalisis meliputi peftokoan, pasar
lingkungan, perdagangan dan niaga
dengan standar penduduk pendukung
sebagai berikut :
. Satu Peftokoan =penduduk
. Satu pasar lingkungan = 30.000
penduduk
. Satu kawasan perdagangan dan
niaga = 120.000 penduduk
Sumber : HasilAnalisis
Keterangan :1 = Puskesmas Pembantu2 = Puskemas3 = Rumah Sakit
c. Fasilitas Peribadatan
Dengan membandingkan antara jumlah
fasilitas peribadatan yang ada saat ini
dengan jumlah penduduk yang
memeluk masing-masing agama maka
diperkirakan jumlah fasilitas tersebut
masih mencukupi kebutuhan masya-
rakat di Kabupaten Muaro Jambi hingga
akhir_ tahun 2010. Khusus untuk
perkiraan kebutuhan fasilitas peribadat-
an bagi pemeluk agama Islam, jenis
fasilitas dapat dibedakan berdasarkan
standar perencanaan sebagai berikut :
. Satu unit Langgar = 2.500
penduduk pendukung
. Satu unit Mesjid Lingkungan =
30.000 penduduk Pendukung
2.500
KECAMATAN
EKSISTING 2005 2010Faslitas
Da"Ihed.irnFasiliitas Fasilitas
1 2 3 1 2 3 1 2 3
Jambi Luar Kota 120 88
Sekeman 36 29
Kumpeh Ulu 17 19
Maro Sebo 26 22
KumDeh 20
Meston9 vd
Jumlah 434 242
?.,t </.,t^& Ttl/- R e"t W;l/../4 (RTR t/) klr^1t lt* f'l a.eaa J a*1,; ry-11
l+n^o* A'*1**
Berdasarkan asumsi tersebut, maka
diperkirakan kebutuhan fasilitas
perdagangan di Kabupaten Muaro Jambi
hingga tahun 2010 adalah sebanyak 114
unit pertokoan dan 3 kawasan
perdagangan dan niaga sedangkan untuk
pasar lingkungan sampai akhir tahun
rencana masih memadai untuk melayani
kebutuhan penduduk sehari-hari. Lihat
pada Tabel4,8.
Tabel4.8Penambahan Fasilitas Perdagangan
di Kabupaten Muaro JambiSampai Tahun 2O1O
KECAMATAN
EKSISTING 200s 2010Fasilitas Fasilitas
PerdacansanFasilitas
1 2 3 2 3
lambi Luar Kota 4 18 20
Sekeman 4 l0 I tl
Kumpeh Ulu 19 I 2l
Maro Sebo I 10 11
KumDeh I 9 IMestong 11 38 42
Jumlah 20 103 2 1 114 2 3
Sumber : HasilAnalisisKeterangan :1 = Pertokoan2 = Pasar Lingkungan3 = Kawasan Perdagangan & Niaga
4-3.2 Analisis Utilitas
a. Jaringan Air Bersih
Kebutuhan air bersih di wilaYah
perencanaan pada saat ini dipenuhi
dengan berbagai macam cara
pengambilan dari sumber air,
tergantung dari karakteristik daerah
maupun jangkauan pelayanan
pengelolaan air bersih yang telah ada.
Kondisi di lapangan menunjukkan
bahwa jaringan perpipaan air bersih
belum seluruhnya menjangkau kota-
kota kecamatan di Kabupaten Muaro
Jambi.
Berbanding lurus dengan laju
pertumbuhan dan perkembangan
wilayah, maka perlu didukung oleh
penyediaan air bersih yang memadai.
Dengan asumsi kebutuhan air bersih
60 liter/jiwa/harinya, maka dapat
diproyeksikan bahwa kebutuhan air
bersih di Kabupaten Muaro Jambi
sampai tahun 2010 sebanyak 4.742
liter/hari. Lihat Tabel 4,9.
Tabel 4.9Proyeksi Kebutuhan Air Bersih diKabupaten Muaro Jambi Sampai
Tahun 2O1O
Untuk mengantisipasi kebutuhan air
bersih yang memadai, maka Perlu
dikembangkan instansi-instansi
pengolahan baru pada daerah-daerah
yang belum terlayani oleh jaringan air
bersih tersebut dan direkomendasikan
dengan sistem tangki reseruoar.
KecamatanProyeksi Penduduk
TahunProyeksi Alr 8€r3ih
,LiterrHrrll2005 2010 2005 2010
lambi Luar Kota 44.773 49.409 746 823
Sekeman 24.273 zo./oo 405 446
Kumoeh UIU 47.507 52.426 792 874
Maro Sebo 24.639 27.190 411 454
Kumpeh 2r.t7r 23.363 353 389
Mestonq 95.487 105.374 1.591 t.756
Jumlah 257.850 244.548 4.294 4.r42
Sumber : Hasil Analisis
V,tet'r./-T/.1/- fue'r^t W;IarA (RTRI/) kl,4alo* Huao J/"'u'l,L N-12
Ilp,t** A4.A/.'t/.
b. Jaringan Listrik
Sebagian besar wilayah Kabupaten
Muaro Jambi telah terlayani oleh
jaringan listriK terutama untuk
wilayah ibukota kabupaten dan
ibukota kecamatan. Pengelolaan
untuk di wilayah Kabupaten Muaro
Jambi dikelola oleh Perusahaan Listrik
Negara (PLN) dan non PLN beruPa
tenaga diesel, sedangkan untuk
daerah pedesaan dan perkebunan,
ada juga yang diusahakan oleh
swadaya masyarakaVswasta.
Berkaitan dengan kelistrikan " di
wilayah Provinsi Jambi, wilaYah
Kabupaten Muaro Jambi akan
memprogramkan listrik masuk desa
dengan sasaran untuk meningkatkan
listrik pedesaan yang sudah ada juga
meningkatkan jangkauan pelayanan
ke desa-desa yang belum terlayani.
Disamping itu, akan ditingkatkan pula
kapasitas pelayanan listrik terhadap
desa-desa yang sudah terlaYani,
untuk mengiringi Pertumbuhan
penduduk dan kegiatan usaha-usaha
di desa-desa tersebut.
c. Jaringan Telepon
Jaringan telepon di Kabupaten Muaro
Jambi tergolong masih terbatas.
Adapun kecamatan-kecamatan Yang
sudah memiliki jaringan telepon pada
umumnya berada pada daerah-daerah
yang terlewati jalur jalan regional.
Guna melayani masyarakat akan jasa
telekomunikasi di Kabupaten Muaro
lambi pada saat ini telah tersedia
sambungan telepon otomat bagi
keperluan lokal maupun SUJ. Fasilitas
tersebut terutama terdapat di Kota
Sengeti dan beberapa kota
kecamatan.
Dengan melihat pertumbuhan dan
perkembangan sektor perkotaan di
wilayah Kabupaten Muaro Jambi,
diperlukan perluasan jaringan dan
sambungan telekomunikasi sefta
peningkatan mutu pelayanan.
Disanping itu, penambahan fasilitas
telekomunikasi umum ditemPatkan
pada lokasi yang strategis agar lebih
efesien dan efektif bagi pemakai jasa
telekomunikasi.
Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase merupakan
suatu sistem saluran yang berfungsi
untuk memindahkan air hujan secepat
mungkin dari suatu daerah ke badan
air. Arahan pengembangan jaringan
drainase di wilayah Kabupaten Muaro
lambi terdiri dari :
' Pengembangan drainase perkotaan
dan perdesaan
Rq<z+* T/,1/. Roa4* W;fu/ (RTRI/) kl'r,+zar* Huao Jt t"tr L IV. 13
ll,lo,tt+,' A4'1tt*
- Pengembangan drainase perkebun-
an
- Pengembangan drainase jalan
(regional)
- Pengembangan drainase khusus
(gam but/pasang surut/rawa)
Pengembangan jaringan drainase
perkotaan dimaksudkan pengembang-
an jaringan drainase di tiap kota-kota
dengan memanfaatkarl saluran primer
(sungai /anak sungai) sebagai saluran
limpasan akhir. Prioritas pemb-a-
ngunan sistem drainase perkotaan ini
mengingat wilaya'h perkotaan
merupakan pusat segala macam
kegiatan baik urusan pemerintahan,
perdagangan dan jasa, industri dan
sebagainya. Selain itu penduduk
terkonsentrasi di wilayah perkotaan,
demikian juga bangunan fisik juga
terakumulasi di wilayah tersebut,
sehingga dampak teftutupnya
permukaan tanah menghasilkan air
iirpurun hujan yang banyak
dihasilkan sehingga perlu tempat
penampungan berupa saluran ke
tempat pembuangan akhir. I
Pada daerah perdesaan umumnya
drainase masih menyatu dengan
saluran-saluran irigasi. Banjir dapat
terjadi apabila saluran irigasi tidak
dapat lagi menampung limPasan air
hujan karena dimensi saluran irigasi
tidak didesain untuk itu. Kondisi
jaringan drainase di perdesaan akan
lebih buruk apabila terjadi peng-
gundulan hutan sehingga mengurangi
luas daerah tangkapan air (catchment
area).
Pengembangan jaringan drainase
perkebunan juga dapat merupakan
jaringan/saluran pengairan yang
mengairi areal perkebunan. Saluran-
saluran drainase ini bermuara di
badan sungai. Sejalan dengan arah
pengembagan jaringan jalan regional,
maka jalan-jalan yang terdapat di
wilayah perencanaan selayaknya
dilengkapi pula oleh saluran drainase.
Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari badan jalan dari luarpan
air permukaan/banjir yang dapat
mengakibatkan rusaknya badan jalan
yang dapat menghambat kelancaran
sistem transportasi wilaYah yang
berlangsung.
e. Penanganan Air Limbah
Air limbah dibedakan atas air limbah
domestik (rumah tangga),
perkantoran, fasilitas sosial dan
industri. Penyaluran air limbah
domestik di Kabupaten Muaro Jambi
belum mengarah pada sistem
tertutup.
R.,,^</,,r"/- T.,lt' W ltl;IlV4 (RTRI/) kl"+41t * f'lt*t'a J/,."l,L ry- 14
lztoaz'* 4""1/,4."
Sarana pembuangan air limbah yang
terdapat di Kabupaten Muaro Jambi
berupa septic tank yang dimiliki oleh
masyarakat yang mampu, jamban
keluarga (MCK) yang digunakan oleh
masyarakat yang kurang mampu
serta saluran sungai yang biasa
digunakan oleh masyarakat yang
dekat dengan saluran atau sungai.
Penanganan air limbah industri di
Kabupaten Muaro lambi dilakukan
oleh perusahaan industri tersebut
secara mandiri. Terdapat pula
beberapa industri- terutama industri
kecil yang masih membuang air
limbahnya ke badan sungai atau
saluran drainase kota. Industri kecil
yang masih membuang limbahnya ke
sungai atau saluran drainase kota
adalah industri makanan dan
minuman.
Mengingat jumlah penduduk yang
semakin bertambah pda masa yang
akan datang, maka penanganan air
limbah di Kabupaten Muaro Jambi
memerlukan perhatian yang serius
untuk meningkatkan derajat kesehat-
an masyarakat. Prioritas penanganan
libah ini dilakukan pada daerah-
daerah permukiman dan daerah Yang
terdapat industri seperti industri
kelapa sawit, HTI, karet.
f. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah di wilayah
Kabupaten Muaro Jambi untuk
wilayah perkotaan dilakukan dengan
cara mengangkut dari tempat
pembuangan sementara (TPS) yang
ada di pusat-pusat pemukiman untuk
selanjutnya dibawa ke lokasi TPA
yang dilakukan oleh unit pelaksana
teknis dinas PU Kabupaten Muaro
Jambi. Sementara itu untuk wilayah
perdesaan pengelolaannya dilakukan
secara individual dengan cara dibakar,
ditimbun atau ada juga dengan
membuangnya ke sungai/selokan
yang terdekat. Untuk cara terakhir,
hal ini harus dicermati dengan upaya
penyuluhan ke lapangan agar
masyarakat mengetahui dan
mempunyai rasa memiliki terhadaP
lingkungan yang bersih dan lestari
sehingga sumber-sumber air yang
ada dapat terjaga dari polusi air yang
dapat menurunkan kualitas dari
sumber-sumber air tersebut.
4 -3.3'"Jaringan lrigasi
Berdasarkan data yang diperoleh sanipai
dengan bulan April tahun 1999, potensi
daerah irigasi yang dimiliki Kabupaten
Muaro Jambi mencakuP areal seluas
20.245 Ha yang terdaPat di :
R,t"i/.,t^4,T/'4e fu,/,"r.* W;k ral. (RTRW) kl.,1"ar* l"lrana Ja^l'l N-15
ll"lant* Ar.|t4t"
- Kecamatan Jambi Luar Kota 780 Ha.
- Kecamatan Kumpeh 11.800 Ha.
- Kecamatan Kumpeh Ulu 5.020 Ha.
- Kecamatan Sekernan 1.625 Ha.
- Kecamatan Maro Sebo 1.020 Ha.
Tabel 4.1OJumtah Bangunan lrigasi di Kebupaten
Muaro JambiSampai Bulan April Tahun 1999
K@matantsoren5lLahan Bangunrn Ah lumlal
unltSaluren Alr
(ll)
lambi Luar Kota /80 - rendung 1 .Seklnds 5.375
Kummh ulu 5,U2U -Bangunan Bagi ZE -fttrer 21.600.sekunder 49.02
Marc Sebo )kuMer 1.500
r 1.5u0 Bangunan Pengatur 24 -Primr 32.q)O-Sekunder 99.46i
Sumber : Data Pokok Provinsilambi
4.4 Analisis PolaPemanfaatan RuangDan Struktur TataRuang
4-4.1 Analisis PolaPemanfaatan Ruang
Sesuai dengan UU No.4 Tahun L984
tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa
dalam melaksanakan roda pembangunan
harus selalu memperhatikan dan ber-
wawasan lingkungan. Dengan pengeftian
pembangunan yang dilaksanakan
mengacu pada kePentingan sefta
kebutuhan masyarakat pada kondisi saat
ini dan menjamin kesinambungan hidup
dan penghidupan generasi mendatang
(s u ista ina ble developm en S.
Lingkup kajian yang dilakukan meliputi
identifikasi kawasan lindung (non
budidaya) dan struktur kawasan budidaya
yang mengacu kepada KePpres No. 32
Tahun 1990 yang memuat mengenai
kriteria kawasan lindung, Keppres No. 57
Tahun 1989 menyangkut kriteria lokasi
kawasan budidaya.
Secara spesifik kawasam-kawasan yang
termasuk ke dalam kawasan lindung (non
budidaya) dan kawasan budidaya adalah-sebagai
berikut :
Kawasan Lindung (Non Budidaya),
terdiridari :
a. Kawasan Yang Memberikan
Perlindungan Kawasan. Bawahannya,
meliputi kawasan hutan lindung,
kawasan bergambut dan kawasan
resapan air.
- Kawasan hutan lindung adalah
kawasan yang memiliki sifat khas
yang mampu memberikan
perlindungan kePada kawasan
sekitar mapun bawahannYa sebagai
pengatur tata air, Pencegahan
terhadap bahaYa banjir dan erosi
serta memelihara kesuburan tanah.
- Kawasan bergambut adalah
kawasan yang unsur Pembentuk
tanahnya sebagian besar beruPa
sisa-sisa bahan organik Yang
tertimbun dalam waktu lama.
R r*tt *'f ztu k /."^t W;Ity& (RTR t/) kl'"^1.ar* f'l t*ta J.'4.LL IV-16
ll4an** A4'fu4e
- Kawasan resapan air adalah
kawasan yang mempunyai
kemampuan tinggi untuk
meresapkan air hujan sehingga
merupakan tempat pengisian air
bumi (akuifefi yang berguna sebagai
sumber air.
b. Kawasan Perlindungan Setempat,
meliputi sempadan pantai, sempadan
sungai, kawasan sekitar danau/waduk
dan kawasan sekitar mata air.
- Sempadan pantai adalah kawasan
tertentu sepanjang pantai yang
mempunyai manfaat periting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi
pantai.
- Sempadan sungai adalah kawasan
sepanjang kiri kanan sungai
termasuk sungai buatan I kanal Isaluran irigasi primer, mempunyai
manfaat penting untuk
memperLahankan kelestarian fungsi
sungai.
- Kawasan sekitar danau/waduk
adalah kawasan tertentu di seKeliling
danau/waduk yang mempunyai
manfaat penting untuk memPerta-
hankan kelestarian fungsi danau/
waduk.
- Kawasan sekitar mata air adalah
kawasan disekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi
mata air.
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Alam,
terdiri dari kawasan suaka alam, pantai
berhutan bakau (mangrove), kawasan
suaka alam laut dan perairan lainnya,
taman nasional, taman hutan raya dan
taman wisata alam, kawasan cagar
budaya dan ilmu pengetahuan.
- Kawasan suaka alam adalah
kawasan yang memiliki ekosistem
khas yang merupakan habitat alami
dan memberikan perlindungan bag'
' perkembangan flora fauna yang
khas dan beraneka ragam.
- Pantai berhutan bakau adalah
kawasan pesisir laut yang
merupakan habitat alami hutan
bakau (mangrove) yang berfungsi
memberi perlindungan kepada
kehidupan pantai dan lautan.
- Kawasan suaka alam laut dan
perairan lainnya adalah daerah
berupa perairan laut, sungai
gugusan atol dan karang yang
mempunyai ciri khas berupa
keragaman dan atau keunikan
ekosistem.
- Taman nasional adalah kawasan
pelestarian alam yang dikelola
dengan sistem zonasi Yang
dimanfaatkan untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa alami
R.,r</4'i.Ta1& W WI/14 (RTRI/) kl"4tlr* f'l,ouoa J/""^l,L TV-17
Wn** 44"fu,4i,
atau buatan, jenis asli dan atau
bukan asli, pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan,
kebudayaan, pariwisata dan
rekreasi.
- Taman wisata alam adalah kawasan
pelestarian di darat maupun di laut
yang terutama dimanfaatkan untuk
pariwisata dan rekreasi alam.
- Kawasan cagar alam budaya dan
ilmu pengetahuan adalah kawapan
dimana lokasi bangunan hasil
budaya manusia yang bernilai tinggi
mapun bentukan geologi alami yang
khas berada.
d. Kawasan 'Rawan Bencana, adalah
kawasan yang sering atau berpotensi
tinggi mengalami bencana alam.
Kawasan Budidaya, terdiri dari :
a. Kawasan Hutan Produksi, terdiri dari
kawasan hutan produksi terbatas,
kawasan hutan produksi tetap dan
kawasan hutah produksi konversi.
- Kawasan hutan produksi terbatas
adalah kawasan yang diperuntukan
bagi hutan terbatas dimana
eksploitasi hanya dapat dengan
tebang dan tanam.
- Kawasan hutan produksi tetap
adalah kawasan yang diperuntukan
bagi hutan produksi tetap dimana
' eksploitasi dapat dengan tebang
habis dan tanam.
- Kawasan hutan produksi konversi
adalah kawasan hutan yang
bilamana dipergunakan dapat
dialihgunakan.
b. Kawasan Pertanian, meliputi kawasan
tanaman pangan lahan basah, kawasan
tanamah pangan lahan keiing, kawasan
tanaman tahunan / perkebunan,
kawasan peternakan, kawasan
peiikanan.
- Kawasan tanaman pangan lahan
basah adalah kawasanyang diper-
untukan bagi tanaman pangan lahan
basah dimana pengairan dapat
diperoleh secara alamiah' maupun
teknis.
- Kawasan tanaman pangan lahan
kering adalah kawasan yang diper-
untukan bagi tanaman pangan lahan
kering untuk tanaman palawija,
hortikultura atau tanaman pangan.
- Kawasan tanaman tahunan/ Perke-
bunan adalah kawasan yang diper-
untukan bagi tanaman tahunan/
perkebunan yang menghasilkan baik
bahan pangan dan bahan baku
industri.
- Kawasan peternakan adalah
kawasan yang diPeruntukan bagi
tanaman peternakan hewan besar
dan padang penggembalaan ternak.
R.4"</."& Tila. W W;144 (RTR t/) kl' r.1tlr* l'l tt'ro J t4^l'L IV. 18
Wae* 44"1/"4
- Kawasan perikanan adalah kawasan
yang diperuntukan bagi Perikanan
baik berupa pertambakan atau
kolam dan perairan darat lainnya.
c. Kawasan Pertambangan, adalah
kawasan yang diperuntukan bagi
peftambangan, baik wilayah yang
sedang maupun ang segera akan
dilakukan kegiatan pertambangan.
d. Kawasan Perindustrian, adalah
kawasan yang diperuntukan bagi
kegiatan industri berupa tempat
pemusatan kegiatan industri.
e. Kawasan Pariwisata, adalah kawasan
yang diperuntukan bagi kegiatan
pariwisata.
f . Kawasan Permukiman, adalah
kawasan yang diperuntukan bagi
permukiman.
4.4.1.1 Analisis Kawasan LindungDi Wilayah KabuPatenMuaro Jambi
Kawasan lindung (non budidaya) adalah
kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama menjaga kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumber alam serta
budaya dan sejarah bangsa untuk
kepentingan berlangsungnya pembangun-
an yang berkelanjutan. Kawasan lindung
harus dapat perlindungan dari kegiatan-
kegiatan produksi dan kegiatan manusia
lainnya yang dapat merusak kelestarian
lingkungan kawasan.
Dalam total skor dari ketiga komponen
tersebut sesuai dengan Keppres No 32
tahun 1990 mengidentifikasi kawasan
lindung dilakukan melalui suatu
perhitungan dengan sistem skor terhadap
kemiringan tanah, jenis tanah dan curah
hujan. Menurut Keppres no 32 tahun
1990, kriteria kawasan lindung yaitu
kawasan yang mempunyai skor > L75,
lereng
ketinggian > 2.000 m diatas permukaan
laut. Sebagai ilustrasi, sesuai Surat
Keputusan Menteri 837/kpts/um/11/1980
dan 683/kpts/um/8/1981 adalah sebagai
berikut :
a. Lereng Nilai Skor
o Kelas 1 : 0-B o/o (datar) ..................20
o Kelas 2 : 9-15 o/o (landai) ............ .40
e Kelas 3 : 16- 25 o/o (agak curam)..60
. Kelas 4 : 26-45 o/o (curam) ..........80
o Kelas 5 : > 45 o/o (sangat curam).100
b. Tanah Menurut KepekaannYa
Nilai Skor
. Kelas 1 : alluvial, gley humus,
planosol, hidromorf kelabu, Laterik air
tanah (tidak peka erosi) .................15
o Kelas 2 : latosol (agak peka) ........30
kt'<3,r.{"Tttu W ltl:144 (RTRi/) kl"'1tlt* f'fuaaa Janl,:. ry- 19
lrya* A'r.|t rt"
o Kelas 3 : brown forest soil, non
callic brown, mediteran
(agak peka) ..................45
o Kelas 4 : andosol, leteritik, podzolik,
grumosol (peka) ..........60
r Kelas 5 : regosol, litosol,
organosol, rendzenna
(sangat peka) ...............75
c. Intensitas Curah Hujan Harian
Rata-Rata Nilai Skor
o Kelas 1 : sampai dengan 13,5
mm/hari (sangat rendah)... ........... 10
. Kelas 2 : 13,5 mm/hari (rendah) ...20
o Kelas 3 : 20,7 mm/hari
(sedang)......... !. r..:r. !. !......................30
o Kelas 4 : 27,7 mm - 34,8 mm/hari
(tinggi) .......40
. Kelas 5 : > 34,8 mm/hari (sangat
tinggi) .......... s0
Berdasarkan analisis skorsing kawasan
lindung di Kabupaten Muaro Jambi
menunjukkan, bahwa dalam wilayah
Kabupaten Muaro Jambi tidak terdapat
kawasan-kawasan yang memiliki
kemiringan
skornya kurang dari 175.
Kawasan yang masih termasuk ke dalam
kawasan lindung di Kabupaten Muaro
Jambi, yaitu :
Kawasan bergambut terletak di
wilayah Kecamatan Kumpeh dan
Kecamatan Maro Sebo.
Kawasan sempadan sungai, di
sepanjang DAS Banyu Lincir dan DAS
Air Laut Hitam.
Kawasan sekitar mata air.
Kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, berupa kawasan situs
Muara Jambi yang merupakan taman
wisata purbakala terletak di Desa
Kemingkingluar dan Desa Muarajambi
(Kecamaian Sekernan) sefta Desa
Danaulamo yang termasuk wilayah
Kecamatan Maro Sebo, perkampungan
tua Mudung Laut dan sekitarnya.
Kawasan rawan bencana, terutama
ancaman bahaya banjir. Wilayah yang
mempunyai daerah tergenang secara
terus menerus terdapat di hampir
seluruh wilayah Kabupaten Muaro
Jambi, kecuali Kecamatan Jambi Luar
Kota dan Kecamatan Mestong,
sedangkan kecamatan yang
mempunyai daerah tergenang terus
menerus terluas pada saat ini adalah
Kecamatan Kumpeh yaitu 140.710 Ha.
Rt t'</4'€. kle W lll;l/,"r4 (RTRI/) kl,r^l^ril.& Mr,"a'ro Jl*^h IV-20
ll+ottz'* 4".1/tt'
4.4.1.2 Analisis KavvasanBudidaya Di WilayahKabupaten Muaro Jambi.
Kawasan budidaya adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi atau
potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia dan sumber daya buatan serta
merupakan kawasan di luar kawasan
lindung yang kondisi flsik dan potensi
sumber daya alamnya dapat dan perlu
dimanfaatkan secara optimal baik bagi
kepentingan produksi/kegiatan usaha
maupun pemenuhan kebutuhan manusia.
Oleh karena itu penetapan kawasan ini
dititikberatkan pada usaha untuk
memberikan dan menunjang
pengembangan berbagai kegiatan
budidaya sesuai dengan potensi sumber
daya yang ada dengan memperhatikan
pemanfaatan yang efesien dan efektif.
Berdasarkan pada kriteria dan definisi
kawasan budidaya yang termuat pada
Keppres No. 57 Tahun 1989 dan Keppres
No. 32 Tahun 1990, bahwa kawasan
budidaya di Kabupaten Muaro lambi
terdiri dari 5 sub kawasan, yaitu :
1. Kawasan Hutan Produksi, terdapat di
wilayah Kecamatan Maro Sebo dan
Kecamatan Kumpeh berupa Hutan
Tanaman Industri (Hn).
2. Kawasan Pertanian, untuk tanaman
pangan tersebar di setiap wilayah
Kabupaten Muaro Jambi terutama di
sentra transmigrasi yaitu SPT Kumpeh
(Kecamatan Kumpeh Ulu) dan SPT
Petaling di Kecamatan Jambi Luar
Kota.
3. Kawasan Perindustrian, diarahkan di
wilayah Kota Sengeti mengingat lebih
akses ke kawasan pelabuhan ekspor
impor Muara Sabak.
4. Kawasan Pariwisata, berupa kawasan
situs Muarajambi ypng mencakup
wilayah Kecamatan Sekernan dan
Kecamatan Maro Sebo perkampung-an
tua Mudung Laut dan sekitarnya.
5. Kawasan Permukiman, diarahkan
pada sentra-sentra transmigrasi.
4-4.2 Analisis Struktur RuangKota
4.4.2.1 Hirarki Pusat-PusatPengembangan
Pusat pengembangan yang dimaksud
dalam hal ini adalah kawasan pemukiman
yang memiliki fungsi sebagai pusat
kegiatan perekonomian dan pelayanan
sosial bagi daerah sekitarnya dan daerah
hinterlandnya. Sebagai langkah untuk
mengembangkan wilayah secara merata
maka ditentukan 6 pusat pengembangan
yang dianggap signifikan akan berfungsi
dan berperan penting di dalam
pembangunan wilayah Kabupaten Muaro
Jambi.
R 4.*/^'^& T /'4- W W;!/."14 (RTR t/) kl ^1^alr* l'l "*-tn J arl, ; rv - 2?.
EIHilE=
f,aI!Ii5d
itiiffiffiil ,
t;i ii,trriii! r,!ilililEU E
!r
T
II
H
I
i!If
rl9n!ul
C'e.C---trl
=-E
=
c.:D
-,<-av,
g
<-,<CJ-,ulE,
z
IuJofruJ
k=foozoEo.
tv-23
L4-,t2.* A't^l/.rt'
Untuk menilai hirarki (besaran dan
sebaran) pusat-pusat pengembangan
digunakan skalogram terhadap variabel
yang telah ditentukan. Selanjutnya untuk
melakukan analisis keterkaitan fungsional
kota, dianalisis berdasarkan kecenderung-
an pengempokkan kota-kota, hirarki kota-
kota yang sudah terbentuk tadi dioverlay-
kan dengan peta jaringan jalan menurut
fungsinya.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan
daiam hirarki pusat-pusat pengembangan
antara lain, adalah :
a. Sebaran Konsentrasi Permukiman Dan
Sistem Perkotaan
Sistem kota-kota di Kabupaten Muaro
Jambi dapat dilihat dari jumlah
penduduk pusat-pusat pemukimannya
dan pusat pemukiman ini berada di
ibukota kabupaten dan kecamatan
yang biasanya merupakan tempat
atau pusat dari fasilitas yang ada di
kabupaten atau kecamatan.
Hirarki pusat-pusat pemukiman dapat
ditentukan dengan kelengkapan
fasilitas yang dimiliki. Untuk
menentukan hirarki ini dapat
digunakan metode skalogram. Prinsip
dari metode ini adalah mempe-
lihatkan hirarki dan fungsi sesuai
dengan kelengkapan fasilitas yang
ada. Data yang diperlukan adalah
jumlah fasilitas yang ada di setiap
kecamatan.
b. Fungsi Kota
Kota-kota yang ada di Kabupaten
Muaro Jambi mempunyai peran atau
funosi tersendiri.
Salah satu tiari fungsi kota tersebut
adalah untuk melayani wilayah
belakangnya, baik dalam sektor per-
ekonomian, jasa maupun pelayanan
pemerintahan sehingga segala
keperluan wilayah belakangnya dapat
terpenuhi.
Analisis Pertumbuhan Permukiman
Pertumbuhan permukiman yang
terjadi di wilayah Kabupaten Muaro
Jambi sudah mulai dirasakan
perkembangannya berupa penetrasi
kawasan permukiman ke penggunaan
lahan lain (perkebunan besar) sepefti
di wilayah Kecamatan Jambi Luar
Kota, Kecamatan Kumpeh dan
Kecamatan Kumpeh Ulu. Salah satu
faktor penyebabnya adalan
meningkatnya usaha dalam bidang
perkebunan, kehutanan sehingga
mendorong masyarakat untuk
membuat tempat-tempat tinggal di
wilayah tersebut.
?t-xz'rz. 74tu fu.4^t WX/,"/4 (RTR t/) kl.lzlr- l-l +ana J /'4"1' L rv -24
lzlonz* A'r4er-
d. Fungsi Pemukiman
Pemukiman adalah pemindahan
penduduk dari suatu daerah ke darah
baru, atau dengan kata lain
pembukaan daerah baru untuk
dijadikan permukiman. Fungsi
pemukiman adalah untuk menghindari
terjadinya kepadatan penduduk yang
tinggi di suatu daerah/wilayah baik
yang diakibatkan oleh peftumbuhan
penduduk secara alami maupun oleh
migrasi, untuk memanfaatkan lahan
dan sumber daya alam yang ada di
daerah tersebut dan untuk menjamin
kesejahteraan sosial dan lingkungan
yang lebih layak.
Dari asumsi dan pendekatan yang
dilakukan, diketahui bahwa di
Kabupaten Muaro Jambi dapat
diklasifikasikan menjadi 3 hirarki kota,
yaitu :
Hirarki i : Sengeti
Hirarki II : Pijoan, Tanjung
Hirarki III : Sebapo, Simapang Jambi
Kecil, Arang-Arang.
4.4-2-2 Jangkauan PusatPelayanan
Struktur tata ruang Kabupaten Muaro
Jambi yang merupakan satu kesatuan
wilayah pengembangan parsial, terdiri dari
satuan kawasan pengembangan (SKP),
pusat kawasan wilayah pengembangan
sebagai pusat pengembangan ditentukan
berdasarkan pertim bangan-peftimbangan :
- Sebagai ibukota kabupaten
- Sebagai pusat pemerintahan
- Secara geografis mempunyai
kedudukan strategis
- Memiliki potensi untuk berkembang
- Memiliki tingkat aksesibilitas yang
tinggi.
Pusat satuan kawasan pengembangan
(SKP) adalah , '
- Ibukota kecamatan, yang pada
umumnya merupakan pusat-pusat
pemukiman terbesar dalam ' tiap
wilayah kecamatan, begitu pula
dengan fasilitas sosial ekonominya,
maka ibukota kecamatan tersebut
diasumsikan sebagai pusat SKP.
- Disamping pertimbangan diatas, tidak
teftutup kemungkinan akan adanya
pusat-pusat pemukiman yang cukup
besar yang akan befungsi sebagai
pusat SKP, selain ibukota kecamatan
tersebut.
?u"a.l& T /"1t R./.^t W ;l/1.J" (RTR t/) kl' a.tt* l'l r^eno J 2.,"1'; tv-25
5
$o€'d
+g5g,
E
fG -==5 EFF i{e- 5 r rf e-g E.g,iEFEEsfirie Esr;*!sssf;:fEsEE;fr $ f; E i i i $ i {,8 E .i E e
Fn il L-r mmnmn,Esur Lir d ililtilmlm6
II!)
zEtr
dU
=oo2=otI
i\.tjj! \ (r
-- I{,Ii_IE
Io2geozU
f[}Y
tioi,}
I
z
$
Ux
!
$
IIIt
t-ttl'E.
\ ^._'1 i-:
EEF
zlo-ozzFz4F
f,oY
iiI
lv-26
I4** A4-1/.r4"
Fungsi Kota-Kota
Ditinjau dari fungsinya dalam lingkup
wilayah, secara umum pengembangan
kota akan diarahkan sebagai :
- Pusat pelayanan wilayah belakang
(hinterland seruice)
- Pusat komunikasi antar wilayah
(interregional communication)
- Pusat kegiatan industri (good
processi ng/ma n ufactu ri n g)
I Pusat pemukiman (residential
subcenter)
Penentuan fungsi kota dilihat berdasarkan
kelengkapan fasilitas perkotaan yang akan
dikembangkan di tiap kota. Fungsi pusat
pelayanan wilayah belakang ditinjau dari
keberadaan kota tersebut sebagai simpul .
kegiatan perdagangan. Fungsi pusat
komunikasi dilihat dari keberadaan fasilitas
transpoftasi utama dan akses ke jaringan
jalan utama.
Untuk memantapkan sistem kota-kota di
Kabupaten Muaro Jambi sesuai dengan
hirarkinya masing-masing dalam kurun
waktu 10 (sepuluh) tahun yang akan
datang, arahan fungsi kota-kota di
Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada
Tabel4.77.
Arahan pengembangan fungsi kota pada
dasarnya mempunyai implikasi terhadap
penyediaan sarana-prasarana perkotaan
sesuai dengan besaran penduduk yang
akan dilayaninya.
Tabel 4. 11Hirarki Kota-Kota
Di Kabupaten Muaro Jambi
Hirarki Nama KotaFund! Kota
Kota-Kota A B c D E F
I Sengeti +
II- Pijoan
- Tanjung
+
III
Sebapo
Arang-Arang
Simpang lambi K(il
+
+
+
+ +
Sumber : Analisis
Keterangan :
A = Pusat Pelayanan Wilayah BelakangB = Pusat Komunikasi Dan Transportasi Antar WilayahC = Pusat Kegiatan Industri/PerekonomianD = Pusat PemukimanE = Pelabuhan SungaiF = Rencana Stasiun Transpoftasi Regional dan Stasiun
Kereta Api+ = Peningkatan Fungsi Yang Sudah Ada* = Pengembangan Fungsi Baru
4.5 Analisis TransportasiWilayah
Didalam sistem transpoftasi wilayah terdiri
atas beberapa sub sistem yang saling
berkaitan.Sistem kegiatan merupakan pola
kegiatan pada sistem guna lahan yang
dapat mencakup kegiatan sosial, ekonomi,
budaya dan sebagainya. Untuk melang-
sungkan segenap kegiatan tersebut
dibutuhkan pergerakan sebagai penunjang
guna memenuhi kebutuhan tersebut.
k *a* 742. fu"2'*g W;144 (RTRI/) kl'"^1r.lr* l'|,*ta Ja^l'; rv -27
E6cFe:-e€eJafT'9alrl -c E T EL,l_ c._ E * E E E q 6:. E f C + f E a E -.e =sFeEenEEt*+ge ,E#=-6ijoYY:P**";;aoE99Es**&9eHHr6.e * * i * * 9; F F P P g gP
-fr fi E E E E E g E i e &; &e6
ennHE Ft FFlntT]tllniilmHEgl__i_l' !' !l | | | | Ll LILLILIILIILUUI.NL
=EE1*,e==E=6
E
66s
Ei '-----\
z
3uqtuF
=f@
azoE
{
ti.
IIII
.t,/r,rilI
-,/ III1rir
_aI,/ltl
II
-./ \l
t
=3
k2
{Ii
l
=Foz
zz
zUFfg
tE
t
!....-.:-l- .-.
t
a
\i,^ ',- --r----/ I[ ..^ L
P
€;do.:EF&-3E b-vs HE Et- o \*:E!g#sE
t
,It
iI
'\ ,:fr.!/v\t)\i ,/ 8\| /,/'/*'<
lf,i-,.i
lv-28
Lat nz* A4'q/.4e
Pergerakan manusia dan atau barang
tersebut tentu memerlukan moda
angkutan maupun media tempat moda
angkutan bergerak. Secara umum sarana
transportasi meliputi jalan raya, terminal,
pelabuhan sungai dan pelabuhan laut.
Sarana dan prasarana transpoftasi ini
dalam sistem jaringan akan menghasilkan
pergerakan manusia dan atau barang
berbentuk lalu lintas kendaraan mauDun
pejalan kaki.
Ketiga sub sistem tersebut saling
mempengaruhi satu sama lain. Diluar
inieraksi ketiga sub sistem tersebut
terdapat sistem kelembagaan yang dapat
berpengaruh. Sistem kelembagaan ini
terdiri dari peraturan dan kebijaksanaan
yang terkait dengan transpoftasi. Sistem
transportasi yang dibahas dalam bagian ini
difokuskan pada sistem jaringan, pola
pergerakan dan sarana transportasi.
Berdasarkan jenisnya, sistem transportasi
wilayah yang terdapat di Kabupaten Muaro
iambi terdiri atas sistem transpoftasi darat
dan sungai.
I. Transportasi Darat
Berdasarkan data yang didapat bahwa
tingkat aksesibilitas wilayah
Kabupaten Muaro Jambi cukup tinggi,
khusus terhadap Kota Jambi. Sampai
saat ini Kabupaten Muaro Jambi
dilayani oleh jalur jalan
negara/provinsi yang menghubung-
kan Kabupaten Muaro Jambi dengan
kabupaten lainnya, dan ke arah
selatan menghubungkan Provinsi
Sumatera Selatan (Palembang)
sedangkan ke arah Barat Laut
menghubungkan dengan Provinsi Riau
(Pekanbaru) sementara ke arah Utara
terhubung oleh lintas Timur. '
Untuk sistem transportasi internal di
Kabupaten Muaro Jambi apabila dilihat
dari skala pelayanannya perlu
peningkatan jaringan jalan kolektor
dan lokal sefta sarana transpoftasi
darat lainnya.
Jaringan Jalan
Jaringan jalan yang terdapat di
wilayah Kabupaten Muaro Jambi saat
ini terdiri dari :
a. Jalan Afteri Primer
- Jalan yang menghubungkan Kota
Jambi ke Kota Palembang melalui
Kecamatan Mestong.
- Jalan yang menghubungkan Kota
Jambi ke Kabupaten Tanjung
Jabung Barat dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur melalui
Kecamatan Maro Sebo dan
Kecamatan Sekernan.
A.
k""<i4'4 T/"fu. W W:'14./4/- (RTR i/) kl, ",6tlt"- fl t*v,p*l'; IV -29
l"<t-n"a* A,tfutut"
- Jalan yang menghubungkan Kota
Jambi ke Kabupaten Sarolangun
dan Kabupaten Merangin melalui
Kecamatan Jambi Luar Kota.
- Jalan yang menghubungkan Kota
Jambi ke Kabupaten Bungo dan
Kabupaten Tebo melalui
Kecamatan Jambi Luar Kota.
b. lalan Kolektor Primer
- Jalan yang menghubungkan Kota
Sengeti dengan Kota Jambi melalui
Kecamatan Mestong dan
Kecamatan Jambi Luar Kota.
c. Jalan Lokal Primer
- Jalan yang menghubungkan Kota
Jambi ke Kota Tanjung (
Kecamatan Kumpeh) melalui
Kecamatan Kumpeh Ulu.
- Jalan yang menghubungkan antar
kecamatan di wilayah Kabupaten
Muaro Jambi.
B. Terminal
Terkait dengan pengembangan
jaringan jalan adalah pengembangan
terminal.
Berdasarkan fungsinya terminal terbagi ke
dalam 4 (empat) klasifikasi, yaitu :
. Terminal Utama
Klasifikasi terminal utama ini
mempunyai fungsi melayani arus
penumpang jarak jauh (regional)
dengan volume tinggi dan klasifikasi
terminal ini biasanya menampung 50-
100 kendaraan/jam dengan luas
kebutuhan ruano 10 Ha.
. Terminal Madya
Klasifikasi terminal madya mempunyai
fungsi melayani arus angkutan
penumpang jarak sedang dengan
volume sedang dan pada klasifikasi
.terminal madya biasanya menampung
25-50 kendaraan tiap jam, dengan
luas ruang yang dibutuhkan 5 Ha.
. Terminal Cabang
Klasifikasi terminal cabang mempunyai
fungsi melayani arus angkutan
penumpang jarak pendek dengan
voleme yang kecil dan biasanya
menampung < 25 kendaraan/jam
dengan luas ruang yang dibutuhkan
sebesar 2,5 Ha.
. Terminal Khusus
Terminal khusus yaitu terminal yang
khusus melayani arus angkutan
tertentu sepefti terminal peti kemas.
Kondisi saat ini di Kabupaten Muaro Jambi
belum mempunyai terminal yang benar-
benar sesuai dengan standar
perencanaan. Bila dilihat dari kondisinya ,
terminal yang terdapat di Kota Sengeti
?or.<*t* Td/- P!^/'4^* W;l/14 (RTR t/) kl, r,aar* l-l ot"na J t4htrL IV.31
L4qaz* 44.1/.^3
baru dapat dikatagorikan sebagai sub
terminal regional. Melihat dari fungsi
peran Kota Sengeti sebagai pusat
pemerintahan kabupaten dan pusat
pertumbuhan Kabupaten Muaro Jambi,
selayaknya di Kota Sengeti dilengkapi oleh
sarana terminal yang memadai guna
memenuhi kebutuhan akan pelayanan jasa
transpoftasi pada masa mendatang.
II. Transpoftasi Air
Kegiatan transportasi air/sungai di
wilayah Kabupaten Muaro Jambi
sampai saat ini digunakan untuk
pengangkutan orang, barang dan
hasil bumi intra kabupaten dan
provinsi. Adapun lokasi dermaga
terletak di Kota Jambi dan. Talang
Duku sefta menelusuri Sungai
Batanghari.
Dalam lingkup yang lebih luas
(Provinsi Jambi) prioritas pengem-
bangan sistem prasarana transportasi
adalah di Kuala Tungkal dan Muara
Sabak, Untuk Muara Sabak sampai
saat ini telah banyak proyek yang
dikerjakan guna meningkatkan
peranan dari Kawasan Pelabuhan
Muara Sabak (KPMS) sebagai
pelabuhan ekspor impor dan
merupakan pintu gerbang (entrance)
bagi produk-produk ekonomi Provinsi
Jambi.
4.6 Analisis KawasanStrategis
Kawasan strategis merupakan kawasan
yang memiliki potensi cepat berkembang
baik melalui interuensi pembangunan
maupun oleh kecenderungan perkem-
bangan, kawasan yang berkembang
lambat, kawasan khusus dan kawasan
rawan bencana.
Sejalan dengan itu, berdasarkan
pengertian kawasan strategis yang cepat
berkembang secara umum, kawasan
strategis mempunyai ciri-ciri antara lain
sebagai berikut :
a. Memiliki bobot/lingkup kepentingan
nasional dalam peningkatan ekspor
komoditi non migas.
b. Mempunyai prioritas tinggi dalam
sektor perdagangan (ekspor/impor).
c. Memiliki prospek pengembangan
ekonomi tingkat wilayah dan prospek
pengembalian yang baik.
d. Sudah ada indikasi minat inventasi
oleh pemerintah dan swasta untuk
pengembangan kawasan ini.
Dengan mengkaji uraian dan ciri-ciri
tersebut serta membandingkannya dengan
kondisi Kabupaten Muaro Jambi pada
umumnya, perlu dilakukan midifikasi
terhadap kriteria tersebut yang ber-
R.4"i/.r"r"T.tu W W;,1/.!4 (RTRI/) Krl,^yar* Flr*to Ja*|,: tv-32
La.t.,rz* Ar',l/"rt"
hubungan dengan upaya pembangunan
Kabupaten Muaro Jambi khususnya dan
Provinsi Jambi umumnya. Berdasarkan
hasil modifikasi, kawasan dan sektor
strategis yang ada di Kabupaten Muaro
Jambi adalah :
1. Kawasan Pelabuhan Talang Duku dan
sekitarnya yang telah dikembangkan
untuk mendukung keberadaan
Pelabuhan Muara Sabak dan Jalur
Lingkar Pantai Timur Jambi karena
didukung dengan akan
dikembangkannya jaringan jalan dari
Mersam (Kabupaten Batanghari)
Sengetij Parit Culum- Pelabuhan
Muara Sabak.
2. Kawasan Kota Sengeti dan sekitarnya,
sejalan dengan rencana
dikembangkannya Trans Sumatra
Railway dengan stasiun utama untuk
Provinsi Jambi di Kota Sengeti baik
untuk pergerakan orang maupun
barang keperluan ekspor dari wilayah
Barat dan Tengah.
3. Kawasan Wisata Budaya Candi Muara
Jambi," Perkampungan Tua (Mudung
Laut) dan sekitarnya sebagai obyek
pariwisata yang potensial untuk
dikembangkan.
4. Kawasan bahan galian/bahan
tambang, terutama batu bara di
daerah Tempino (Kecamatan
Mestong) ; minyak bumi di struktur
Kenali Asam, Sungai Gelam, Ketaling
dan Jambi Merang (Kec. Jambi Luar
Kota), struktur Tempino(Kec.
Mestong), struktur Sengeti dan Tuba
Obi (Kec. Sekernan) ; gas bumi di
struktur Tempino (Kec. Mestong),
Kenali Asam, Setiti, Muara Senami,
Ketaling Timur dan Simpang Tuan
(Kec. Jambi Luar Kota) ; struktur
Sengeti dan Bungin Batu (Kec.
Sekernan)
Kawasan Kehutanan (Hn) dan
Perkebunan (rakyat dan swasta
nasional) terutama kelapa sawit.
Kawasan Sentra Transmigrasi dan
sekitarnya.
Kawasan sepanjang Sungai
Batanghari.
Kawasan kegiatan industri terutama
industri minyak goreng,
penggergajian kayu dan moulding,
kayu lapis dan industri galangan
kapal. Lihat Gambar 4.7
5.
6.
7.
kxn* T.4/ W W:J*f,l (RTRi/) kl'"^y,ar"- f.'luoo Jz4+.1,, IV-33
a
€thETgc
flE4lfl _c E tL_J_ c._ E * E,E E q E- g * e + F - E t E c i -a-;SFFG$8t€tqP E3tEiqqqgEE;eccHEE E E E E 3 Es qsde.;e$
I-/l'l
IIIIIIII
HHHE E EEMNMHMMH
I
r<-
co!
-gOJ
-oYF
t)E
3dolz3zu,
I
t,
Il- .\._'1 :!.
\,I
I!)
.26o=Ir<EA;o=to<e=.az<ulAF3fg2gvtrFzltJ
(cDe,<-=-IIJCE
-ao4
-
_f,
=(,t-4:3E
=1-,1(J-,lIIE
tv-34
l"ato,t** A,t1A43
Bab Vldentifikasi Potensi Sektor
Dan Komoditi UnggulanKabupaten Muaro Jambi
5.1 ldentifikasi PotensiWilayah
I
Kabupaten Muaro Jambi memiliki beragam
potensi sumber daya alam yang dapat
dieksploitasi untuk mendorong pertum-
buhan perekonomian wilayah kabupaten
dan Provinsi Jambi. Sektor-sektor
potensial yang dapat dikembangkan
menjadi unggulan di wilayah ini adalah
sektor pertambangan, pertanian, kehutan-
?r, pariwisata dan industri yang
merupakan sektor-sektor kunci dalam
mendorong pertumbuhan wilayah. Guna
memberikan gambaran secara luas,
maka akan diuraikan kondisi sektoral
kegiatan perekonomian di Kabupaten
Muaro Jambi pada khususnya dan Provinsi
Jambi umumnya.
5. 1 .1 Potensi Sumber DayaLahan
Potensi sumber daya lahan yang terdapat
di Kabupaten Muaro Jambi secara umum
dapat dibagi kedalam 2 (dua) bagian yaitu
lahan basah dan lahan kering baik yang
sudah dimanfaatkan (eksploitasi) maupun
yang belum diusahakan. Dari potensi
sumber daya lahan yang ada,
telah dimanfaatkan. Selengkapnya dapat
dilihat oada Tabel5.7.Tabel 5.1
Potensi Sumber Daya LahanKabupaten Muaro Jambi Tahun 199a
No. KecamatanPotensi (Ha) Luas Pemanfaatan
(Ha)Belum Dimanfaatkan
/Ha\tK LB LK LB LK LB
It
345
lambi Luar KotaSekernanKumpeh UluMaro SeboKumpehMactonn
1.1463.031
13.6263.L225.9307.937
1.5503.3304.8902.8652.863
qq5
odJ2.4499.791
9581.7081 RR4
t.2251.6432.0541.6361.554
?q
463582
3.8352.1644.2226 nq?
3251.6872.8311.2291.309
?nq
Jumlah 34.792 155.585 17.473 8.L37 17.3t9 7.4'-''5
Sumber : - Laporan Tahunan Diperta Pangan, 1998- Pengolahan Data
P.4^1/,'t^6' T/4/. R4,4* Vj;l/,^ral" (RTRI/) kl'r'1t"lr* 1"1",<'rn Jzr"l,; v-1
l4nz* A"^1/.4^a
Sementara itu, wilayah yang mempunyai
tingkat potensial lahan kritis terbesar
terdapat di Kecamatan Kumpeh Ulu
seluas 2.268 Hd, kemudian Kecamatan
Kumpeh 1.495 Ha. Untuk wilayah
Kecamatan Sekernan, potensial lahan
kritis hampir tidak terdapat.
5.1.2 Sektor Pertanian danKehutanan
Sektor pertanian yang akan dibahas
meliputi sub sektor tanaman pangan,
peternakan dan perikanan, sub sektor
perkebunan serta kehutanan. Dilihat dari
sumbangan sektor peftanian terhadap
PDRB Provinsi Jambi dan Kabupaten
Muaro Jambi (masih tergabung dengan
Kabupaten Batanghari), peranan sektor
pertanian masih sangat kuat, masih tetap
mendominasi mencapai 26,43 o/o pada
tahun L997. Walaupun demikian laju
pertumbuhan sektor pertanian masih di
bawah rata-rata PDRB dan berangsur
mulai mengecil perannya.
Sebetulnya potensi, prospek dan peluang
pengembangan sektor pertanian masih
sangat potensial bila dilihat dari luas
wilayah dan perairan yang sebagian besar
belum dimanfaatkan optimal.
Walaupun demikian laju pertumbuhan
sektor peftanian masih di bawah rata-rata
PDRB dan berangsur mulai - mengecil
perannya. Sebetulnya potensi, prospek
dan peluang pengembangan sektor
pertanian masih sangat potensial bila
dilihat dari luas wilayah dan perairan yang
sebagian besar belum dimanfaatkan
optimal.
A. Tanaman Pangan dan Palawija
Komoditi pangan yang menjadi
program pokok di Kabupaten Muaro
Jambi selain pangan beras juga
palawija dan hortikultura (sayuran
serta buah-buahan).
Tabel 5.2Jumlah Panen, Jumlah Produksi Dan Rata ProduksiPbdi Sivvah Dan Ladang Kabupaten Muaro Jambi
Tahun 1994
No. KecamatanPadi Sawah Padi Ladanq
Luas Panen(Ha)
Produksi(Ton)
LuasPanen (Ha)
Produksi(Ton)
1
2
3456
Jambi Luar KotaSekernanKumpeh UluMaro SeboKumpehMestono
741B3B
9741.250
20925
2.L671.8383.0173.887
48390
tt414110426
244
20826726748
s38Jumlah 4.O37 LL.4A2 629 1.328
Sumber : Dinas Pertanian ProvinsiJambi, 1998
R.4-</.4^& T/.le W W;ll"14 (RTR t/) kl'r^1^t t * l-l ur"w J i''*1, L v -2
lrr,1o,tz'*A'r"l/'rt"
Berdasarkan data yang diperoleh, pada
tahun 1998 luas panen padi sawah di
Kabupaten Muaro Jambi seluas 4.037 Ha
dan jumlah produksi sebesar 11.482 ton
sedangkan padi ladang mempunyai luas
panen 629 Ha dengan produki sebesar
1.328 ton.
Sedangkan jenis tanaman pangan berupa
tanaman palawija dan hortikultura yang
terdapat di Kabupaten Muaro Jambi pada
tahun 1998 adalah jagung dengan luas
areal 1.342 Ha dengan jumlah produksi
3.LLZ ton, ubi kayu dengan luas 424 Ha
dengan produksi 5.548 ton, ubi jalar
dengan luas 221 Ha dengan produksi
2.352 ton.
Sementara itu untuk tanaman lainnya
pada tahun yang sama sepefti kacang
kedelai dengan luas 392 Ha dan jumlah
produksi 4L7 ton, kacang hijau dengan
luas 31 Ha dan produksi 28 ton serta
kacang tanah mempunyai areal seluas 270
Ha dengan jumlah produksi 448 ton.
B. Tanaman Perkebunan
Kabupaten Muaro Jambi sektor
perkebunan memiliki peluang untuk
dikembangkan terutama tanaman
perkebunan kelapa sawit yang
terletak di Kecamatan Kumpeh Ulu
dengan luas areal 912 Ha dan jumlah
produksi sebesar 150 ton, sedangkan
di Kecamatan Mestong luas arealnya
mencapai 6.503. Ha dan jumlah
produksi 54.373 ton pada tahun 1998.
Untuk tanaman perkebunan karet
terdapat di Kecamatan Jambi Luar
Kota (326 Ha), Kecamatan Sekernan
(1.560 Ha), Kecamatan Maro Sebo
(1.040 Ha), Kecamatan Kumpeh Ulu
(100 Ha) dan Kecamatan Mestong
(246 -Ha) tetapi belum berproduksi.
C. Peternakan
Tahun 1998 populasi ternak di
Kabupaten Muaro Jambi meliputi
ternak sapi, kerbau, kambing, domba
dan jenis unggas. Populasi ternak sapi
terbesar terdapat di Kecamatan
Tabel 5.3Perkembangan Luas Panen dan Produksi Tanaman Palaurija
Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 1996-1994
No. KomoditiL996 L997 1998
Luasf Ha'l
Prod(Ton)
Luas(Ha)
Prod(Ton)
Luas(Ha'l
Prod(Ton)
1
3
5
lagungUbi KayuUbi JalarKacang KedelaiKacang HijauKtatnd Trnrh
1.602918607
1.174105531
2.28911.5906.295I.I)I
98175\
1.4196353s9
1.19879
)q)
3.2227.1043.8079.825
83446
7.34242422139231
270
3.1 125.5482.352
4t728
448Jumlah 4.937 23.O61 3.982 24.487 2.620 11.90s
Sumber i Dinas Pertanian Provinsilambi, 1998
kr^</4,/-kle ww;l/14 (RTRI/) kl"'+tlr- Hr*,- Ja*I,; v-3
l"a1o,rt* 44.1144
Kumpeh Ulu sebanyak 3.500 ekor,
Kecamatan Jambi Luar Kota 2.L23
ekor, Kecamatan Sekernan 2;02L
ekor, Kecamatan Mestong 825 ekor,
Kecamatan Maro Sebo 602 ekor dan
Kecamatan Kumpeh 266 ekor ;
kerbau populasi yang terbanyak
terdapat di Kecamatan Mestong
sebanyak 1.690 ekor dan yang
terkecil populasinya terdapat di
Kecamatan Kumpeh sebanyak 190
ekor; kambing terbanyak terdapat di
Kecamatan Kumpeh Ulu dan terkecil
di Kecamatan Kumpeh 2.L78 ekor ;
domba populasi terbesar terdapat di
Kecamatan Mestong t.362 ekor dan
Kecamatan Kumpeh Ulu mempunyai
populasi terkecil yaitu 300 ekor.
Untuk populasi unggas terdiri dari
ayam ras tersebar di Kecamatan
Jambi Luar Kota 250.000 ekor,
Kecamatan Mestong 171.000 ekor,
Kecamatan Sekernan 515 ekor,
Kecamatan Maro Sebo 2.430 ekor,
Kecamatan Kumpeh Ulu 90.000 ekor
dan Maro Sebo15.000 ekor, ayam
buras tersebar di semua wilayah
Kabupaten dan yang terbanyak di
Kecamatan Mestong L26.730 ekor
sedangkan populasi itik terbesar
terdapat di Kdcamatan Kumpeh Ulu
6.000 ekor dan terkecil di Kecamatan
Sekernan 1.429 ekor,
D. Perikanan
Kegiatan perikanan yang diusahakan
di Kabupaten Muaro Jambi meliputi
perikanan perairan umum, kolam dan
keramba. Untuk perairan umum areal
yang terluas terdapat di Kecamatan
Kumpeh 5.030 Ha dengan produksi
553,50 ton; sistem budidaya kolam
terluas terdapat di Kecamatan
Mestong 88,46 Ha dengan produksi
77,80 ton dan terkecil terdapat di
Kecamatan Kumpeh Ulu 4,90 Ha
Tabel 5.4Populasi Ternak Di Kaltupaten Muano Jamlri
Tahun t 998
No KecamatanJenis Ternak
Sapi Kerbau Kambins Domba
I Jambi Luar Kota 2.123 1.000 3.223 1.123
z Sekernan 2.021 1.098 3.356 861
3 Kumpeh Ulu 3.500 1.500 3.982 3004 Maro Sebo 602 925 3.s20 7955 Kumoeh 266 190 2.178 1.032
6 Mestonq 825 1.690 2.768 r.362Jumlah 9.337 6.403 L9.O27 6.650
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 1998
k""<t4& T/.tu W W;,144 (RTRI/) kl'"^1..1t* f'larao J/.41'L v-4
Wn"a'*44"f/,4/.
dengan produksi 5,30 ton, sedangkan
untuk budidaya keramba terbanyak
di Kecamatan Jambi Luar Kota
sebanyak 758 unit dengan produksi
208,50 ton.
Kehutanan
Sampai tahun t9971L998 kawasan
hutan produksi di Provinsi Jambi
seluas 1.336.630 Ha dan Hutan
Konversi 347.010 ha. Selama periode
tahun 1992-1998 luas kawasan hutan
produksi terus menurun, begitu juga
dengan hutan konversi. Penurunan ini
disebabkan semakin berkurangnya
hutan produksi karena ditebangi dan
belum sempurnanya reboisasi ke-
hutanan sehingga hutan-hutan
sebagian ada yang gundul dan
terlantar. Pengembangan budidaya
kehutanan ini
kemudian dilakukan dengan cara
pengelolaan Hutan Tanaman Industri
(Hn) yang cukup memberikan
peluang kerja dan banyak menyerap
tenaga kerja baik dari usaha budidaya
kehutanannya sampai industri
pengolahan hasil hutan. Tercatat
pada tahun tggT sumbangan sub
sektor industri barang kayu dan hasil
hutan lainnya mencapai 30,36 o/o dari
38,90 %. Hal ini nampak bahwa
sektor industri pengolahan sebagian
besar ditopang oleh kegiatan
ekstraktif pengolahan hasil hutan. Hal
ini tentu perlu diwaspadai bahwa
pemanfaatan hutan semakin terbatas
dan suatu saat akan mengalami
stagnasi sehingga sumbangannya
terhadap PDRB Kabupaten maupun
Provinsi Jambi akan terus menurun.
5. | .3 Sekton Pertambangan
Potensi pada sektor pertambangan/bahan
- galian di Kabupaten Muaro Jambi meliputi:
- Batu bara, yang terdapat di daerah
Tempino, Kecamatan Mestong.
Cadangan terindikasi 70 juta ton, kalori
(5.315-5.975) kal/gr. Sebagian telah
diusahakan oleh PT.' Shawindo Pelita
Cemerlang.
Minyak bumi, yang tersebar di
wilayah Kabupaten Muaro, yaitu :
struktur Tempino, Kecamatan Mestong.
Dengan deposit mencapai 323.868.100
barrel; struktur Kenali Asam,
Kecamatan Jambi Luar Kota. Dengan
deposit 408.986.030 barrel; struktur
Sungai Gelam, Kec. Jambi Luar Kota,
,. dengan deposit 47.738.L20 barrel;
struktur Sengeti, Kecamatan Sekernan,
dengan deposit 28.695.580 barrel;
struktur Ketaling, Kecamatan Jambi
Luar Kota, dengan deposit 174.307.570
barrel; struktur Tuba Obi, Kecamatan
?.4^<t t 4 Ttl, W W;,1/,"14 (RTR t/) kl' r^1tlt* f.l t*ro J.a.LL v-5
Wnao 4".1/,^r"
Tabel 5.5Potensi Bahan Galian Golongan A1 , A2, A'3
(Batubara, Minyak dan Gas Bumi) Di K.abupaten Muaro Jambi
No Lokasi Kecamatan Kabupaten Deposit(Barrel)
Batubara (A1)
I Struktur Tempino Mestong Muaro Jambi Terindikasi
Minyak Bumi(A2)"
1.2.3.4.5.6.7.8.
StruKur KenaliAsamStruKur TempinoStruKur Sungai GelamStruktur SengetiStruKur KetalingStruKur Tuba ObiStruKur Tempino TgrStruKur Jambi Merang
Jambi Luar KotaMestongJambi Luar KotaSekernanJambi Luar KotaSekernanMestonglambi Luar Kota
Muaro JambiMuaro JambiMuaro JambiMuaro JambiMuaro JambiMuaro JambiMuaro JambiMuaro Jambi
408.986.030323.868.10047]38j2028.695.580
774.307.570566.100
3.739.750belum diketahui
Gas Bumi(A3) Cadangan fiuta m3)
1.
2.3.4.5.6.7.B.
StruKur TemoinoStruKur KenaliAsamStruktur SetitiStruktur SengetiStruKur Muara SenamiStruKur Ketaling TimurStFuktur Simpang TuanStruKur Bungin Batu
MestongJambi Luar KotaJambi Luar KotaSekernanJambi Luar KotaJambi Luar KotaJambi Luar KotaSekernan
Muaro JambiMuaro JambiMuaro JambiMuaro lambiMuaro JambiMuaro JambiMuaro JambiMuaro Jambi
370,92768,93785,55
L.943,79785,55597,58
815.402,00556.251,00
Sumber ; Kanwil Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, BidangWilayah Provinsi Jambi, 1998
Sekernan, dengan deposit 566.100 barrel;
struktur Tempino Tgr, Kec. Mestong,
dengan deposit 3.739.750 barrel; struktur
Jambi Merang, Kec. Jambi Luar Kota,
dengan deposit belum diketahui.
- Gas bumi, tersebar di struktur
Tempino, Kec. Mestong, dengan
cadangan 370,92 juta Mt; struktur
Setiti, Kec. Jambi Luar Kota dengan
cadangan 6,87 juta M3; struktur Sungai
\ltrtoilt, NtrL, Joiltul Luol NULo ugl lvdll
cadangan 785,55 juta m3; struktur
Sengeti, Kecamatan Sekernan dengan
c?J.,ogdlr 1943,79 juta M3; struktur
Ketaling Timur, Kec. Jambi Luar Kota
dengan cadangan 587,58 juta M';
struktur Simpang Tuan, Kec. Jambi
Luar Kota dengan cadangan
815.402 m3; struktur Bungin Batu,
Kecamatan Sekernan dengan
cadangan 566.251 m3.
R.,t"4/.'r'(- Tlfu' k lbt W;l/.r4 (RTRI/) kl'^^1.t * l"l"*-tn J4^l,L v-6
Wnz* 441/'*"
Kaolin, terdapat di Desa Pelempang,
Kec. Jambi Luar Kota dengan
cadangan yang terindikasi sebanyak 9
juta M'. (Tabel5.5)
5. | .4 Sektor lndustri
JeniS kegiatan pada sektor industri di
Kabupaten Muaro Jambi meliputi industri
logam mesin dan kimia; industri aneka ;
industri hasil pertanian dan kehutanan.
Kegiatan tersebut tersebar di seluruh
wilayah Kabupaten Muaro Jambi. Untuk
industri logam, mesin dan kimia berjumlah
224 buah unit usaha, industri aneka
berjumlah 55 unit dan industri hasil
peftanian dan kehutanan 373 unit usaha
dan dapat menyerap tenaga kerja
sebanyak 3.125 orang (Tabel5.6.)
Tabel 5.6Banyaknya Industri Kecil Dan
Jumlah Tenaga KerjaDi Kabupaten Muaro Jambi
Tahun,199a
Kecamatan JumlahIndustri Kecil
tumlah TenagaKerja
lambi Luar Kota zt6 1.627
Sekernan 143 822
Kumpeh Ulu 5) 82
Maro Sebo 62 218
Kumpeh 48 320
Mestong 40 56
Jumlah 610 3.125
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 1998
. Tabel5'7Banyaknya lndustri Kecil, dan BesarKabupaten Muaro Jambi Tahun 199a
KecamatanJumlahlndustri Nllai Investasi
(ooo Rp.)
NilalProduksi
Jambi Luar Kob 278 4.340.585 2.4%.679
Sekeman 143 178.500 710.000
Kumpeh Ulu 39 358.100 360.000
Maro Sebo o2 200.300 726.443
Kumpeh 4B 65.647 729.222
Mestong 40 241.000 141.900
Jumlah 610 5,384.132 3.964.244
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 1998
Jenis industri perusahaan besar dan
menengah_yang ada di Kabupaten Muaro
Jambi terdiri dari :
- Industri minyak goreng (PT. Kurni
Tunggal terdapat di Kecamatan
Sekernan; Pelita, Kec. Sekernan ;
PT. Sengkaling, Kec. Kumpeh).
- Industri penggergajian kayu dan
moulding (PT. Windu Karya Indah,
. Kec. Jambi Luar Kota; PT. Mas
Houngton Union, Kec. Maro Sebo;
CV. Hutan Mas Saw Mill (izin prinsip),
Kec. Kumpeh Ulu; PT. Dua Sekawan
Megah, Kec. lambi Luar Kota;
PT. Dalek Jambi Mitra, Kec. Kumpeh,
- PT.Ninryana Natasari Warna Tiber,
Kec. Sekernan; PT. KIPA, Kec.
Kumpeh; PT. Kayu Kencana Foftuna,
Kec. Jambi Luar Kota, PT. Aman
Makmur Permai, Kec. Sekernan.
- Industri kayu lapis (PT. Gaya Wahana
Ply, Kec Maro Sebo)
k4'</.4.a, Tif.. R4,64t W;Jtv& (RTR t/) kl l4*tt"- f-l u^,ro J z4^tr L v -7
l,tP,tz.* A+4/"44
Tabel 5.8Daftar Perusahaan Industri Besar Dan Menengah
Di Kabupaten Muaro JambiTahun 1994
No Jenisfndustri
NamaPerusahaan Lokasi
TahunPer-
irinrn
Kapasitas
(Ton)Nilai
InvestasiI. Industri Minyak
Goreng1. KumiTunggal2. Pelita3. PT. Sengkaling
Kec. SekernanKec. SekernanKec. Kumpeh
IYUd19881996
q5u
960416.127.000212.660.15029s.019.37s
Jumlah 923.806.525II Industri
Penggerajian Kayudan Moulding
1. PT. Windu Karya Indah2. PT. Mas Houngton
Union3. Kumia Idola Tama
Abadi4. PT. Jebus Maju5. CV. Hutan Mas Saw
Mill (Izin Prinsip)6. PT. Dua Sekawan
Megah7. PT. Dalek Jambi Mitra8. PT. Niruana Natasari
Wama Tiber9. PT.KIPA10. PT. Kayu Kencana
FortLina
11. PT, Aman MakmurPermai
Kec. Luar KotaKec. Maro Sebo
Kec. Jambi LuarKotaKec. KumpehKec. Kumpeh Ulu
Kec. Jambi LuarKotaKec. KumpehKec. Sekeman
Kec. KumpehKec. Jambi LuarKota
Kec. Sekernan
19891991
1987
1991
1989
iggr
19891990
19891990
1988
68.000 m318.000 m3
33.000 m3
28.000 m318.750 m3
tr.000 m3
84.000 m38.000 m3
71.000 m329.600 m3
9.000 m3
326.950.000820.000.000
1.100.000.000
951.000.000438.420.000
4.578.910.000
335.000.000527.520.000
6.933.330.0002.267.400
231.000.000
Jumlah L6.244.397.400uI. Industri Kayu Lapis 1. PT. Gaya Wahana Ply Kec. Maro Sebo 1989 20.000 m3 12.850.000
Jumlah 12.850_000
ry. Industri GalanganKapal
1. PT. Sabang Indah2. PT. Mitra l-irta
Lokalestari3. PT. Kunangan t'larindo4. PT. Putra Bulian Sejati
Kec. SekernanKec. Kumpeh
Kec. SekemanKec. Maro Sebo
19871987
19891990
3,0002,000
3,0001,000
886.300.000578.902.000
319.613.750362.200.000
Iumlah 2.L47.OL5.750
irmbe, : Kanwil Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, 1gg8
- Industri Galangan Kapal (PT. Sabang
Indah, Kec. Sekernan ; PT. Mitra Tifta
Lokalestari, Kecamatan Kumpeh,
PT. Kunangan Marindo, Kecamatan
Sekernan ; PT. Putra Bulian Sejati,
Kec. Maro Sebo).
Berdasarkan kebijaksanaan dari Gubernur,
bahwa lokasi industri yang terdapat di
sepanjang DAS Batanghari izin
operasionalnya kemungkinan tidak akan
diperpanjang dan tidak diperbolehkan lagi
pendirian pabrik-pabrik atau kegiatan
industri baru di kawasan tersebut, sebab
dimungkinkan akan terjadinya pencemar-
an udara, tanah dan terutama kualitas air.
Dimana DAS Batanghari merupakan
tempat persediaan air baku yang terbesar
di wilayah Kabupaten Muaro Jambi.
Kawasan DA.S Batanghari tersebut
diarahkan menjadi kawasan pariwisata
bahari. Sebagai penggantinya, lokasi
kawasan industri akan diarahkan di bagian
Utara dan Selatan kabupaten karena
disamping mempunyai aksesibilitas trans-
portasi yang tinggi dengan keberadaan
jaringan jalan negara juga didukung oleh
kondisi geologinya yang termasuk Formasi
?.,t"</,4"/- T/.1/. k^a.'.t WW (RTR t/) kll,a^.r"lt* H r*,to J a"rl,; v-8
llt a**A4nt'r&
Preteftair yang terdiri dari gabro. Sifat
formasi ini tanahnya liat, kering dan padat
sehingga mempunyai daya dukung yang
tinggi terhadap kegiatan yang
membutuhkan konstruksi dan beban yang
berat, seperti pembangunan pabrik,
pergudangan, terminal peti kemas dan
sebagainya.
5.1.5 Sektor Parivvisata
Dalam konsep pengembangan kepari-
wisataan Provinsi Jambi, Kabupaten Muaro
Jambi termasuk kepada kawasan
pengembangan Wisata llmur. Secara
garis besar potensi wisata di wilayah ini
terbagi dua, yaitu wilsata budaya dan
wisata alam. Objek wisata budaya yang
potensial di wilayah ini adalah Candi
Muara Jambi dan berbagai objek wisata
lainnya sepefti perkampungan tua
(Mudung Laut) dan sebagainya.
5.2 ldentifikasi Sektor-Selctor Unggulan
Berdasarkan telaah terhadap potensi
wilayah seperti di atas, menunjukkan
bahwa perkembangan kegiatan ekonomi
di Kabupaten Muaro Jambi pada saat ini
ditunjang oleh adanya perkembangan
sektor pertanian khususnya sub sektor
kehutanan, perkebunan, peftanian tanam-
an pangan dan perikanan, kemudian
sektor pertambangan terutama bahan
galian strategis golongan A1 batu bara, A2
minyak bumi dan A3 gas bumi.
Sektor industri terutama industri yang
terkait dengan pengolahan hasil hutan
dan pengolahan hasil peftanian, per-
kebunan dan perikanan, sefta sektor
pariwisata yang masih belum optimal
potensinya karena terbatasnya sarana
penunjang kegiatan pariwisata. Disamping
itu sektor penunjang yang potensial
adalah sektor perhdbungan dikaitkan
dengan kemampuan pelayanan ekspor
produk-produk unggulan, baik trasnportasi
darat (jalan dan angkutan) maupun
perhubungan laut (pelabuhan ekspor-
impor).
Sektor-sektor unggulan di Kabupaten
Muaro Jambi adalah yang berkarakter
basis sumber daya (resources) yang
sekaligus merupakan basis ekspor (export
base). Hal ini dapat dilihat dari
menonjotnya sub sektor perkebunan
(kelapa sawit, karet), tanaman pangan
(padi, jagung, kedelai, kelapa, sayuran
dan buah-buahan), industri pengolahan
(hasil hutan/pulp dan perkebunan)
perikanan dan sektor pertambangan
(terutama minyak dan gas bumi).
R.,t^4/,4^/- T/.1/- fu,/'"t"* W;l*/ (RTR t/) kl' r,1..1r"- H tav J /,4',.1,L v-9
l,:"f.n"a* 4,t"1/'"t4
Sektor unggulan Kabupaten Muaro Jambi
didominasi sektor primer. Sektor sekunder
yang berkembang erat kaitannya dengan
sektor primer tersebut, karena dominan
sifatnya sebagai pengolahan hasil hutan,
pertanian dan perkebunan. Basis sumber
daya dan basis ekspor tersebut secara
konsepsi akan merupakan penggerak
utama (prime movell dari perkembangan
ekonomi wilayah ini selanjutnya.
Sektor unggulan lainnya yang dapat
dikembangkan adalah pengembangan
sektor pariwisata baik wisata alam
maupun wisata budaya, dan sektor jasa
pelayanan transpoftasi.
5.3 ldentifikasi Komoditi -Komoditi Unggulan
Dalam mengidentifikasi potensi komoditas
unggulan tetap berpedoman pada sektor-
sektor unggulan yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Seperti telah di bahas
terdahulu, sektor-sektor unggulan di
Kabupaten Muaro Jambi adalah sektor
pertanian (tanaman pangan, perkebunan,
peternakan, perikanan dan kehutanan),
pertambangan, perindustrian, transportasi
dan telekomunikasi.
Sektor pertanian selain sub sektor
kehutanan yang merupakan unggulan
kegiatan ekstraktif, sub sektor lain yang
diperkirakan akan berkembang cepat
adalah sub sektor perkebunan (kelapa
sawit, kelapa, karet, kakao), sub sektor
tanaman pangan (padi, kedelai, jagung),
hortikultura (sayuran dan buah-buahan),
sub sektor peternakan (kerbau, sapi,
kambing, domba dan unggas) serta sub
sektor perikanan (terutama perikanan
keramba), dengan jenis ikan jelawat,
patin, lambak, belido, udang gal;ah dan
udang lainnya), perikanan tambak dan
kolam (tembakang, gurame, kakap, udang
api-api, udang galah, udang windu dan
kepiting).
Sektor pertambangan yang menjadi
unggulan adalah minyak dan gas bumi,
sedangkan bahan galian B dan C
potensinya belum terlihat unggul.
Pengembangan sektor pertambangan
tersebut perlu ditunjang dengan
peningkatan prasarana dan sarana
transportasi, terutama ke pelabuhan untuk
ekspor.
Sektor industri yang menjadi unggulan
adalah jenis industri pengolahan hasil
hutan dan barang dari kayu serta industri
pengolahan hasil pertanian, sepefti
minyak goreng, pengawetan hasil
perikanan laut dan industri galangan
kapal. Sektor unggulan lainnya adalah
pariwisata baik wisata alam maupun
budaya dan rekreasi.
?.,t </4.4 114 p4',a+g Wrry (RTRI/) kl'r,1z,tt* Hu'w J:"^l,t v-10
L*,t** 44"1/',3
Tabel 5.9Potensl Sektor-SektoF Unggulan
Di Kabulraten MuaFo JambI
No. Sektor Unggulan Batanghari dan|vluaro Jamlrl
1. SEKTOR PERTANIAN
Sub Sektor Tanaman Panoan !Sub Sektor Perkebunan tlSub Sektor Peternakan nSub Sektor Perikanan tSub Sektor Kehutanan tr
2. SEKTOR PERTAMBANGAN
Bahan Galian A1 (Batubara) aBahan Galian A2 (Minvak Bumi) !Bahan Galian A3 (Gas Bumi) D
Bahan Galian B 0
tsahan Galian C a3. SEKTOR PERINDUSTRIAN
- Penqolahan Hasil Hutan u
Penqolahan Hasil T. Panqan a
Penqolahan Hasil Perkebunan E
Penqolahan Hasil Peternakan i- Penqolahan Hasil Perikanan o
Industri Jasa tAneka Industri a
- Industri Lainnva a4 SEKTOR PARIWISATA
Wisata Alam a- Wisata Budaya ti
Wisata Rekreasi t5. SEKTOR TRANSPORTASI
- Transportasi Darat u- Transportasi Sunqai/Laut tr- Transportasi Udara 0
6. SEKTOR TELEKOMUNIKASI a
Sumber : - HasilAnafisis
- Studi MT Muara Bulian dan KSP
Keterangan :
! -- Potensi nnggi. -- Potensi sedang0 -- Potensi Rendah
v-11
l4-n"a* 44"1/'qe
Tabel 5.1OPotensi Komoditi UnggulanDi Kabupaten Muaro Jambi
No. Komoditi Unggulan Potensi
I. SEKTOR PERTANIAN1. Sub Sektor Tanaman Pangan dan
Holtikultura- Padi Pasanq Surut- Padi Iriqasi- Padi Ladanq T- laouno s- Kacano Tanah s- Kedelai 5
- Duku T
- llr rrian T- Melinio T
2, Sub Sektor Perkebuna4- Perkebunan Rakvat
* Karet T* Kelaoa S
* KoDi s* Kakao S
- Perkebunan Besar* Karet 5* Sawit T
3. Sub SeKor Peternakan- Temak Besar Dan Sedanq
* Sani T+ KFrb: T* K:mhinal T+ Domba T
- Ternak ljnooasx Avam Btiaras T* Avam Ras T* Itik / Bebek S
4. Sub Selrtor Perikanan- Perikanan Laut- Kolam dan Tambak 5- Perikanan Umum
5. Sub SeKor Kehutanan- Hutan Produksi T- Hutan Tanaman Industri
il. SEKTOR PERTAMBANGAN- Batubara s- Minvak Bumi T- Gas Bumi T- Rpntonit S
- Granit- Pasir Kuarsa T- Obsidian- Kaolin 5
No. Komoditi unggulan Potensi
III. iEKTOR. INDUSTRI- Penoalenoan Buah-buahan & SaVuran R
- Pembekuan Ikan & Biota PerairanLainnva
- Penooeroaiian Kavu & Mouldinq T- Kavu LaDis T- R:rand I ain dari Kavu T- Kertas & Barano Dari Kertas- crumb Rubbet- Galanoan KaDal 5
rv. SEKTOR PARIWISATA. wisata AIam- Hutan Bulian s
qr rnoal Batanohari R
l. Wisata Budaya- candi Muaro lambi- Kamouno Tuo Mudunq Laut )- Makam Kayo Itam 5
v. ;EKTOR PENUNJANG. sul Sektor TransDortasi
- lalan Linokar nmur T
- Terminal T
- Dermaoa T- Pelabuhan LauVEksoor ImPor T- Bandar Udara
2. Sub Sektor Lainnya- Telekomunikasi s- l(pl S
- Air Bersih s- PersamDahan 5
Sumber '. Hasil AnalisisKeterangan :
T = Potensi TinggiS = Potensi SedangR = Potensi Rendah- = ndak Berqotensi
?r***Tr4* R,.*tWIzr4 (RTRI/) kl'"4a2- l-ft*w Ja^l'L v-t2
Wnz'* A,t'd/.'re
Tabel 5.11Komoditi Unggulan Per Sektor Unggulan
Di Muaro Jambi
No, Komoditiunggulan
LokasiDesa Kec
1;EKTOR PERT':ilh Sckior Tal
\NIANraman Panoan dan oltikulturaSrrnoai Bahar (umoeh Ulu)etalinq (umDeh Ulu
;eoiris Maro Sebo(emindkino Dalam Maro Sebo
lambi Kecil f4aro Sebo
f,liaso vlaro Sebo
falano Duku v'laro Sebo
Danau Lamoh vlaro Sebo
Taniuno Katunq \4aro Sebo
Senoeti Sekernan
3runoouno Sekernan\hnasa ri lestono
\aoasari |\4estonq
Pulau Mentaro KUmDeh
Ianiuno Kumoeh
l4ekarsari Kumoeh
Betunq (umDeh
(embanosari (umoeh Ulu)adano Kelaoo (umDeh Ulu
)lak Kemanq (umpeh Ulu
)anau Lamoh Maro Sebo
3uluh KasaD lvlaro Sebo
Senoeti eKernan
Pulau Mentaro (umDeh
Sr rnoai Bahar (umDeh Ulu
;ub sektor Perkebunanlambi Luar Kota
KUmDeh
Kumoeh Ulu
Muara Bulianvlaro Sebo\4estono
lambi Luar Kota
KumpehKumpeh Ulu14arosebovleston0
;ekernan
lambi Luar Kota(umoeh Uluvaro Sebo(umpeh Ulu
KumDeh UIU
Sekernan
No. KomoditiUnggulan
LokasiDesa Kec
ub SeKor Peternakanlambi Luar Kota(umoeh
Kumoeh Ulu
FlestonqSekernan
Piioan lambi Luar Kota
;ukamaiu lambi Luar Kota
faniunq (umoeh)ulau Mentaro (umDeh
Sunqai Bunqur (umoeh
Rukam (umoeh
Petananq Kumpeh
latu Sawar Kumoeh Ufu(embanosari KumDeh Ulu)adano KelaDo Kumoeh Ulu
lenanq Mestonovlaroa qestono
Rantau Harapan vlestono
KemingkingDrlem
Maro Sebo
lvludunq Darat Maro Sebo
4 iub SeKor Perikanan
lambi Luar Kota(umoeh
5 sektor KehutananKumoehKumoeh UluKumoeh ulu
II SEKTOR PERTAMBANGAN1 Batubara femoino 14estono
TemDino Plestonq
Kenali Asam lambi Luar Kota
Senqeti Sekernan
;etalino lambi Luar Kota
fuba Obi ;ekernanfemoino Tor vlestono
lambi Merang )ambi Luar Kota
IV. SEKTOR. PARIWISATA1 ,Visata Alam
Sei Batanqhariiltisata Budaya- Candi Muaro Jambi- Kampung Tuo
Mrtdrrno Laut- Makam Kavo Itam
3 Wisata Rekreasi
Sumber : Hasil Analisis
@ (RTRI/) kl",q^nlr* H",<-tn JarI,; v-13
oN
5E
eL3E
r.
E@
!!i;o:rb,7cctr!ot-q;u65F
=coEox
Io
=6P==i*dca=R==--t*r*=Foil
==4(-'-,rrld,
z.tIruat>
d.ulk==u,ctt=EEa'-
;"lz>F<F o-vF g=*fr F6 co55#
]::l:
o
(',
)ao
iiOllt-
o(u=o-g) lyo) o)cY(,)1tcoo.Foon_:<
'(u c:loo)'ccnr=._.=(/)Ttcootroo[Lv
v-14
v- 15
[I;Elbl@l
l.+6 =ll Ez I
t== RI sg Ilf -;ll Hs II=EZEII gE I
l== -ll
iF Il--, | ;i I
lcra lrJ ll 6 |
lE=lEll=*lEll< l* v It(-) | |t-, tF Ittr| lE I
IE 1,3 |
oN
.o
EEo
IL3tFr.ooEt@
z.s=Ju.lU'
Er!
=D3r,
6z.o-oEo-
z
U=dU-
P'a3P
UU::Y.
zE|!<
{e6Sgs
I
I
I
.- :
t,:.l9.Er.E;>1"""'
v - 16
N
.o
5E
'6'todBEF+.
oEa
I-'=tI ?k Il;2 1I <= I
=s IlHf IlxslI-FJI trX I
I BH ItE Ioliv I:l:t2l
z.FJlJ,l(t)
E.lUk=:)a/,6z.cLotCL
(s
a!
m(5(!o
F
ttttl
]D:::.,11i'#
itorEo
r<.::........
s=3t-,-'H
\i\\-\o\
=\<\ot2 ..'E
ztuFft0
x
u
=YoluYcs
ct)6t;, (E
E<EsFIE=
'i(trt,o(U
$oE
v-17
_ 6E.-EgbitE*EEE e=r:Fg$Fsg -gE,sss
sfi fi E 5 € € € E E E $c
$NNEMT[ilEEEE
ltzltsllYll<lI v'
II Z Il<lI z Ifl1al|trJrltYlItrllrJllI 0.
1qli:li3 I
zs
luatrJnl-E3a6z5ou,&
)"1\
ul
=:)Y
co.EU)
tf
=Frt9fdl<o-)<oYZ
fazF
zt.$r<
496Sgf;
E=1G)e1
-=-IIJ<-e<-
:E
-f
=C'-,::)CE
E-.<c)-,trtE
v-18
c
.o
Ed
c
eL3EFr.6oE@
E zEE E -
r:$:eF Fgg:e$ *F
ffitfl;-Nl -t! s r**'u E * r -*: '* sg$$ E
F € g = s F C t t tr=;
s$ $ $ 5 e € E: E E $ Fc
$nHnnntilEEEr ffi
zIoz
&
out@
UYul|lo
I
z{dLUouTUFE)a6z5ov.(L
;
I
l
,
,n I
Z'z=tTJMtr< ,
;s -t*(tm=Yi
F
"t"o"
"s-^\"\
r@
=
so0-z
ztlJlYLll@()
Y zElu<
{gfi<=t-rs
v-19
Waz* 4".1/"".-
Bab VlKonsepsi Dasar
Pengembangan WilayahKabupaten Muaro Jambi
6.1 lssue PokokPengembangan Wilayah
, Kabupaten Muaro Jambi
Penataan ruang adalah upaya pengaturan
'lokasi kegiatan sosial-ekonomi, infrastruk-
tur sedemikian rupa sehingga keterkaitan-
nya memberikan hasil yang optimal.
Dalam hal ini perlu diselaraskan
keterkaitan antar sektor, antar wilayah,
sektor dengan infrastruktur dan dengan
lingkungan.
Sebaran lokasi kegiatan dapat dipengaruhi
melalui interuensi, pengaturan investasi,
pembangunan jaringan perhubungan dan
komunikasi. Dengan demikian struktur
tata ruang atau pemanfaatan ruang yang
dibentuk oleh keterkaitan komponen
ruang dapat dipengaruhi atau diarahkan
bentuknya pada masa yang akan datang
agar diperoleh struktur ruang yang lebih
baik.
Pendekatan pengembangan wilayah
berbeda dengan pengembangan/ pem-
bangunan sektoral. Pendekatan pengem-
bangan wilayah berorientasi pada issue-
issue pokok wilayah secara saling terkait
baik yang dipengaruhi oleh faktor
eksternal maupun internal wilayah. Paling
penting adalah bagaimana memadukan,
menyelaraskan antara pendekatan issue
eksternal dan issue internal sehingga
pengembangan wilayah dapat diartikan
sebagai pengembangan optimal dengan
tetap memperhatikan daya dukung
wilayah, potensi, peluang dan prospek
perkembangannya dalam konstelasi
wilayah yang lebih luas.
Issue pokok yang mendasar dalam
pengembangan wilayah Kabupaten Muaro
Jambi adalah mengakomodasikan
kebijaksanaan pengembangan regional
menjadi program-program pembangunan
wilayah kabupaten. Pengembangan jalan
lintas Timur dan jalur Sengeti-Parit Culum-
Muara Sabak serta pengembangan jalan
Rt *tt*Tril* R".*tltl;,tt{ (RTRI/) kl'a..lr* l"lr'trn Jt "l'Lu-1
l,c.lqnz* 4z4l"t&
kereta api jalur Timur yang akan
menghubungkan wilayah Sumatera bagian
Tengah dengan Pelabuhan Muara Sabak
merupakan issue-issue pokok yang perlu
mendapatkan prioritas. Selanjutnya
perubahan paradigma baru perkembangan
wilayah yang berdampak terhadap
perkembangan spasial akan memuncul-
kan kawasan-kawasan yang mempunyai
daya dorong kuat terhadap perkembangan
ekonomi wilayah secara keseluruhan.
Timbulnya kawasan-kawasan strategis
baru yang tadinya tidak diperhitungkan
perlu diantisipasi secara dini.
6.2 Peluang PengembanganWilayah
Kesempatan wilayah Kabupaten Muaro
Jambi untuk tumbuh dan berkembang
lebih cepat sangat besar. Kesempatan
tersebut didukung oleh ketersediaan
sumber daya alam sebagai faktor produksi
dan lokasinya yang strategis sebagai
penghubung antara sentra-sentra produksi
ai bagian wilayah tengah dan barat
dengan Pelabuhan Muara Sabak sebagai
prasarana ekspornya,
Karena posisi itu juga, maka diperkirakan
kegiatan yang berkembang adalah
prasarana penunjang kegiatan ekspor,
seperti sarana dan prasarana angkutan
barang ekspor, pergudangan, terminal peti
kemas dan kawasan industri skala
menengah, disamping kegiatan ekstraktif
lainnya yang sudah berkembang saat ini
seperti perkebunan besar, pertanian karet
dan komoditi unggulan lainnya serta
kegiatan perkotaan, sebagai imbas
perkembangan Kota Jambi.
Sektor-sektor unggulan kabupaten ini
didominasi oleh sektor primer yang
berkarakter basis sumber daya (resource
base) yang sekaligus ternyata merupakan
basis ekspor (export base). Hal ini dapat
dilihat dari menonjolnya sub sektor
perkebunan, tanaman pangan, perikanan
(terutama keramba). Sub sektor
pertambangan terus diupayakan dan
mempunyai potensi besar, terutama
minyak dan gas bumi. Sektor sekunder
yang berkembang, erat kaitannya dengan
sektor primer tersebut, karena dominan
sifatnya sebagai pengolah hasil hutan,
peftanian dan perkebunan.
Basis sumber daya dan basis ekspor
tersebut secara konsepsi akan merupakan
penggerak utama (prime mouefs. dari
perkembangan ekonomi wilaYah
selanjutnya
Pr*t * TaZA W4t W;144 (RTRi/) klr,yar* f'ft*to J/"^l'L vr-2
I4o,rz,* A4'fu4..
Tabel 6.1lssue-lssue Pokok Yang Diperkirakan Berpengaruh Kuat Terhadap
Pengembangan Wilayah Kabupaten Muaro Jambi
Falctor lcsu Pokok Pengaruh
f. Faktor Elcsternal
- UU Na22 dan 25/1999
Pergeseran kebiJaksanaan yang mendorong 3
- Peningkatan kemampuan daerah dalammenghadapi persaingan global
- Merebut peluang ekonomi dengan memanfaatkan6frmtative r.lvrntadd
Perubahan klnerja pola pemanfaatan ruangmelalui efisiensi dan prioritas lEmbangunanPerubahan od€ntasi geogratis (p€ryerakandan pemasaran).
- UU No.Xfi999 Perubahan-perubahan internal yang mendasardalam strategi p€nataan ruang wilayah
Perubahan petrilayahan pembangunanPerubahan sistem pusatpusat pelayananPerubaft an fungsi kota-kotaPerubahan arah geografisP.mehken int rnrl drn eskt rnrl
- Pakto 23n993 Derugulasi dan Debirokratisasi untuk menarikminat investor
Perubahan penggunaan lahan s€cara besalPerubahan fungsi-fungsl kawasan
- KebijakenaanPengemhngan WilayahSumaEn
S€ktor prioritasTrans Sumat€ra HighwayTnns Sumatera RailwayProgram-program pembangunanKonsep Pertahanan Keamanan
Pengembangan *ktor-s€ktor praoritas dankomodiu unggulanPcngembangan jalur arteri primer lintas TimulPengembangan prasarana pendukungPelabuhan Muara SabakPengembangan terpadu kawasan strat€gisPengembangan fasilitas komsnikasi@merakan
- KebijaksanaanPengembngan WilayahProYinslJmabi
l(awasan transit pergerakan orang dan barang,terutama angkutan barang ekspor ke PelabuhanMuara Sabak
Pengembangan fasilitas pendukung kePelabuhan Muara Sabak; terminal peti kemas,pergudangan dan industri skala menengah
- Kebija k^a naa n Pen a taa nRuang Wihyah Prcvinsi,zhh;
- Xawasan CampuranPengembangan sektor transportasi, indusM,p€rtanian, perkebunan, kehutanan dan
II Faktor InternalPerubhan pteferensipcmbngunanMuncalnla kawasan-kawasn fang mempunyaidaya dorctg kuatEdradap F*embnganekonomi wilayahPotensi SumbetdayaLahanPotensi *kbr-*kbrUnggulan
Perubahan prioritas pembangunanTimbulnya l€wasan-kawasan strategig baru yangtidak diperhitungkan seb€lumnyaHampir Udak terdapatnya potensi lahan kritisS€ktor pertanian dan kehutanan, industri,pertambangan dan pariwsata
Eerkembangnya kawasan-kawasan dan sektor-s€ktor ang Udak diperthakan s€belumnya.Perkembangan kawasan- klwasan baru diluaryang telah ada
Pengembangan budidaya pertanian dankehutananPrioritas pengembangan sektor dan komoditi-komoditi unggulan
Sumber : Hasil Analisis
Disamping pengembangan fasilitas-
fasilitas ekspor dan industri skala
menengah kegiatan usaha pertanian
merupakan jenis kegiatan usaha yang
juga diprioritaskan dikembangkan dan
merupakan sektor andalan pengembangan
potensi wilayah. Dengan dukungan
industri pengolahan (agro-industri)
diharapkan dapat menghasilkan produk-
produk komoditi unggulan bernilai
ekonomi tinggi dan mampu bersaing di
pasaran global.
Pengembangan Kabupaten Muaro Jambi
merupakan usaha pengembangan potensi
sektor-sektor strategis dan unggulan
dengan pendekatan wilayah secara
terpadu dan menyeluruh. Pengembangan
kabupaten ini pada dasarnya perlu
ditunjang oleh pengembangan prasarana
dan sarana pendukung agar sesuai
dengan kawasan tersebut dan dapat
berfungsi sebagaimana mestinya serta
memberikan manfaat optimal.
Pengembangan wilayah ditujukan pada
kuz't*Tale W"'.t W;b"/4 (RTR-I/) kl,r^f&Ir* l-lr*w J/,4.1,, VI-3
Wnz* A't1/,4t,
upaya optimasi pemanfaatan sumber daya
kawasan sesuai dengan daya dukung
lingkungannya.
6.3 Prospek PengembanganSektor Dan KomoditiUnggulan
Dalam konteks eflsiensi pemanfaatan
sumber daya wilayah yang diukur-dari
besarnya nilai manfaat, kelestarian
sumber daya dan dampaknya terhadap
lingkungan, sefta mengingat kondisi yang
berbeda untuk setiap kawasan,
pengembangan dan tidak dapat dilakukan
serentak serta sama besarnya disetiap
kawasan dan setiap kegiatan. Perlu
dikembangkan terlebih dahulu sektor-
sektor, dan komoditi-komoditi tertentu
serta kegiatan yang sifatnya strategis dan
unggulan yang mampu membangkitkan
putaran kegiatan lebih besar di masing-
masing kawasan.
Dari pembahasan terdahulu telah
diidentifikasi sektor dan komoditi unggulan
wilayah. Sektor dan komoditi unggulan
tersebut dinilai prospektif dikembangkan
karena mempunyai keunggulan komparatif
dan kompetitif. Keunggulan komparatif
karena produktifitasnya tinggi dan masih
potensi terus ditingkatkan, mampu
menyediakan bahan baku dalam jumlah
teftentu secara kontinyu sehingga
mempunyai daya tarik bagi
pengembangan industri hilirnya yang
dapat menghasilkan produk olahan yang
mempunyai nilai tambah lebih tinggi.
Sedangkan keunggulan kompetitif karena
diperkirakan komoditi tersebut strategis
dan prospektif dikembangkan karena
potensinya masih sangat besar dan
mampu bersaing di pasaran global.
Industri olahannya sangat potensial
dikembangkan untuk meningkatkan nilai
ekonomi dan daya saing produk tersebut.
Komoditi yang diidentifikasi mempunyai
keunggulan komparatif adalah komoditi
sektor pertanian, sedangkan yang
prospektif adalah komoditi sektor
perindustrian dan jasa.
Khusus sektor pertanian, tantangan yang
dihadapi secara umum adalah kesiapan
kinerja sektor peftanian menghadapi
perubahan dan paradigma baru terutama
masalah kesenjangan inovasi dan
teknologi, berlakunya pasar global yang
bertumpu pada kekuatan persaingan antar
komoditi dan antar wilayah (negara) yang
mengharuskan pentingnya inovasi dan
diversifikasi komoditi yang mempunyai
keunggulan dan prospektif.
k4"</,4"/- T/"|t. k 4.,t"* W;'U'r4 (RTR t/) kl r4;ar* 14,*to J z"rl'; VI-4
l4oae'* A't"1a44"
Sedangkan kendala yang dihadapi lebih
pada upaya-upaya peningkatan produksi
baik secara kuantitatif maupun kualitatif
untuk menciptakan ketahanan pangan dan
ketersediaan bahan baku yang kontinyu
sefta pengolahan hasil yang memberi
nilai tambah didasarkan pada efisensi,
pemberdayaan dan kemandirian petani di
pedesaan. Peluang yang memberikan
harapan adalah pemenuhan permintaan
hasil pertanian dan ikutqnnya yang terus
meningkat, beragam, kompetitif serta
iklim yang kondusif bagi pengembangan
sektor pertanian di masa datang.
Sumbangan, kontribusi dan peranan
sektor pertanian di masa datang akan
tetap dominan dan diyakini akan menjadi
sektor andalan (Leading sektoll sebagai
pilar penyangga ekonomi nasional yang
terbukti handal menghadapi krisis
ekonomi yang melanda Indonesia. Dalam
kerangka ini, arah yang dituju untuk
meningkatkan peran ekonomi pertanian
adalah mewujudkan sosok modern,
dengan memfokuskan pada berbagai
komoditi unggulan lokal spesifik yang
dapat bersaing di pasar domestik dan
internasional. Visi peftanian abad 2l
adalah pedanian modern, tangguh,
efisien. Untuk mengisi visi tersebut misi
pembangunan pertdnian adalah
mewujudkan masyarakat pertanian yang
mandiri, maju, sejahtera dan berkeadilan.
Untuk itu peftanian modern yang
prospektif dikembangkan adalah agro-
industri skala kecil dan menengah dan
berbasis di pedesaan. Agro-industri jenis
ini tidak akan mampu berkembang secara
optimal tanpa ada stimulasi dari
pemerintah. Pengembangan agro-industri
tidak lepas dari konteks pembangunan
regional, oleh karena itu pilihan komoditas
perlu diprioritaskan pada komoditas
unggulan yang sesuai dengan potensi
sumberdaya wilayah.
6.4 Kendala PengembanganPotensi Wilayah
Secara umum, kendala pengembangan
potensi wilayah Kabupaten Muaro Jambi
ini menyangkut dua (2) hal pokok, yaitu
kualitas sumber daya alam dan kapasitas
sumber daya manusianya. Ketidak-
seimbangan kedua unsur pokok ini
menyebabkan rendahnya produktifitas
kegiatan ekonomi wilayah serta makin
menurunnya kualitas sumber daya alam
sebagai basis ekonomi wilayah. " Dengan
sendirinya, faktor lokasi, ketersediaan
prasarana wilayah dan sarana, prasarana
produksi juga berperan, tetapi dalam
kadar yang berbeda untuk setiap
kawasan, tergantung kedudukan masing-
masing kawasan dalam struktur keruang-
an wilayah yang lebih luas. Jika dilihat
lebih dalam, pokok-pokok permasalahan
dan kendala pengembangan potensi
k **t* Ttfu. P'a".* W;J/""f e (RTR t/) kl'r,yar* l'l uno l zhl,L u-5
ltlo,tz"'* Ar"fu'4a"
Wilayah Kabupaten Muaro Jambi ini
adalah sebagai berikut :
a, Sumber Daya Lahan
Wilayah Kabupaten Muaro Jambi
bagian tengahnya merupakan DAS
Batanghari yang subur dengan
karakristik fisik wilayahnya sebagian
besar adalah dataran rendah lahan
basah yang dipengaruhi pasang surut
dan sering tergenang. Kesuburan
tanahnya sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan unsur hara tanaman baik
aktual maupun potensial, disamping
kapasitas peftukaran kation juga
sangat rendah, reaksi'tanah asam
dengan PH 4-5,5. Upaya
pemanfaatan lahan untuk kegiatan
pertanian memerlukan input teknologi
sedang hingga tinggi dan diperlukan
tindakan konservasi agar kerusakan
lahan (lahan kritits) dapat dicegah.
Sementara bagian diluar DAS
Batanghari merupakan dataran
rendah lahan kering yang sebagian
besar sudah dimanfaatkan untuk
perkebunan rakyat, perkebunan besar
dan HTI. Perubahan fungsi lahan dari
lahan pertanian atau hutan menjadi
lahan perkebunan besar dan HTI
telah membawa implikasi makin
berkurangnya lahan-lahan produktif
untuk kegiatan pertanian penduduk.
Luas lahan kritis tiap tahunnya terus
beftambah akibat penebangan hutan
yang tidak terkendali dan kurang
memperdulikan kelestarian hutan.
Eksploitasi hutan di wilayah
kabupaten ini masih terus dilakukan
secara luas dan merupakan kegiatan
ekstraktif yang saat ini menyumbang
PDRB kabupaten/provinsi dari Sub
sektor barang kayu dan hasil hutan.
b. Kependudukan
Ciri lain yang melekat pada penduduk
Provinsi Jambi umumnya dan
Kabupaten Muaro Jambi. adalah
persebaran yang tidak merata,
meskipun secara absolut jumlah
penduduk pada tiap-tiap kecamatan
relatif berimbang. Tetapi apabila
dilihat tingkat kepadatannya, terlihat
perbedaan yang mencolok, antara
kawasan yang berkembang di
sepanjang DAS dan jalan anteri primer
yang padat dengan bagian dalamnya
yang relatif masih kosong. Permukian
penduduk umunya terkonsentrasi di
sepanjang DAS dan jalan tersebut,
hanya permukiman lama seperti di
Mudung Laut yang dulunya
berkembang akibat akses Sungai
Batanghari.
Disamping karena penduduk relatif
lebih sedikit, juga karena wilayahnya
jauh lebih luas. Ketidak-seimbangan
luas wilayah dengan jumlah pen-
duduknya, menimbulkan kurangnya
tenaga untuk pembangunan daerah.
Rr,t^44't /. TlAa. W W;l/14 (RTRI/) kfr4a** l"lr^t tn Jl"h.|,L VI-6
l"<to,va* A't't/'r."
Ditambah pula dengan kualitas sumber
daya manusia yang masih rendah
mengakibatkan kurangnya tenaga
terdidik dan berkualitas sehingga
perkembangan kawasan terutama di
daerah pedesaan cenderung menjadi
lambat dan bersifat statis.
c, Prasarana Witayah
Beberapa potensi kawasan terletak
pada kondisi geografis yang tidqk
menunjang, sebagian desa-desa
tradisionil terdapat di daerah aliran
sungai dan kawasan hutan lindung
dengan faktor alamnya yang kurang
mendukung pertumbuhan kawasan.
Moda transportasi sungai masih
mendominasi pergerakan penduduk
dengan aksesibilitas pergerakan yang
masih rendah dan kurang efisien.
Terbatasnya prasarana dan sarana
transportasi mengakibatkan interaksi
dengan desa dan kawasan lain rendah,
beberapa desa menjadi terpencil dan
terisolasi dari pusat-pusat pelayanan
dan jasa, termasuk didalamnya desa-
desa tepi sungai dan desa-desa
pedalaman. Akibatnya potensi kawasan
lambat berkembang dan cenderung
statis.
d. Kondisi Sosial-Ekonomi Penduduk
1. Sumber Daya (SDM) Penduduk
Tingkat kesadaran maupun
keterampilan penduduk yang
sebagian besar masih relatif rendah,
sehingga kegiatan peftanian masih
dilakukan secara tradisionil dan
statis, Sudah merupakan sifat yang
lazim bahwa petani di daerah
pedesaan agraris masih sangat
lambat mengadopsi teknologi baru.
Dinamika masyarakat dipedesaan
terhadap- perubahan dan
pembaharuan bersifat statis
sehingga akan mempengaruhi
peningkatan produksi dan
kesempatan kerja.
2. Permodalan
Seringkali dalam mengembangkan
potensi kawasannya terbentur pada
modal yang terbatas. Usaha bidang
peftanian yang banyak digeluti
penduduk memerlukan biaya yang
relatif besar dan disisi lain resiko
tinggi dari ketidak-pastian produksi,
harga dan pasar, sehingga selalu
"khawatir" terhadap keberhasilan
usahanya.
3. Kelembagaan
Kinerja lembaga masyarakat masih
sangat rendah untuk dapat
menggerakkan paftisipasi dan
menampung aspirasi masyakat desa
agar program-program pembangun-
an dalam lebih menyentuh dan
aspiratif terhadap potensi kawasan
dan keinginan masyarakat.
k4^4.4./- T41e W W;Ia"/..|" (RTRI/) kl'.,4at* f-luaa J.,4 tr L' vI-7
k{.n^a* 4""1t'*
Tabel6.2Akumulasi Faktor, Potensi, Kendala, Prospek, Peluang Dan Arahan
Pengembangan Wilayah Kabupaten Muaro Jambi
ASPEK POTENSI KENDALAPROSPEK DAN
DFI I IANN ARAHAN
a. Letak C€gcfis Terletak pada sistem transportasi utaru Jalur'l'imuryang mnghubungkan Kota Jambi dengan wilayahPruinsi Riau dan jalan lingkar Pantal Timur yangmnuju Pelabuhan MuaE Sabak.Berlarak rclatifdekat *kitar 30 Km dad Kota Jambi(ibukota p@insi)Dilewati oleh mcana pengembangan jaringan jalandari f'lffifrsengeti+adt Culum- Pelabuhao MuaraSabakMerupakan bagian r€wasn Andalan Terpadu (KAT)Muara Eulian.Mempunyai ak*s tinggi terhadap kawa$n sgitigaErtumbuhan SIBNO
Beberapa potemikawagn terletak padakondisi geog6fis yangtidak renunjan9.Sebagian d€{skadisional terdapat didaerah aliran sungai dankawagn hutan lindungdmgan faKd alamnyayan9 kurang rendukungpertunbuan kawagn.
DenganposisinyasEgalhinterland Kota
Jambi, dapatdiperkira kanbahwaperkembdDgan
wilayahKabupatenMBro Jambibanyakdipengaruhi olehinbas KotaJambi sbagaiibukota prcvinsi
9nrn99arempercepatlErkembingan
Menyiapkan gramoan p69rampenunjang kegiatanekspor fpertianokutan barangekspo., pergudangan ,terminal peti kerusdao kawago iodvstriskala menengah.Memacu kegiatanel€traKif yang sudahberkembang $at ini*perti perkebunanb€ar (karet, kelapigwit) dan kehutanan(tm) erta kegiatanperkotian sbagaiimbas p€rkembanganKota iambi.
0. Kffdrsr lrsrK D$r s&ra umum kadaan grcloqi wilayah KabupatenMuarc Jambi terletak pada penyeb€ran bebeEpafomasi batuan 96logi yaitu Alluvium, ForrusiPalembang dan Fomasi Pctertair.Formasi Affuviom di bagian EaGt E diri dad endagansungai dan rawa berupa liit, pask kerikil, bongkah-bongkah batuan dan di bagian Timur terdiri atasendapan rawa, pasng surut dan sungai berupalumour dan gasir serta kerikil halus rembentuktanggul-tanggul (undak-undak), dilumpai pada DAS
Batinghari, DAS Banyu Uncir dan DAS Air Hitam Lautyang sublr dan potensial untuk pertanian.Fomsi Pelembang (Otpv, Tppp, Tompl), terletakmmbujur dari Earat Laut-TenggaG dengan susuE-nbatu pasir, batu liat srpihan dan pasir yangrengandung lignit diendapkan dalam lingkungan laltdangkalterjadi pada 2a@n Mien-PliGn danmerupakan forrosi yang rembawa batu bara atauminyak dan gas bumi.Forrusi Pretertair, terdiri dari gabro yang tanahnyarempunyai sifat liat, kering dan padat *hingga dapatdirunfaatkail untuk kegiatan pembangunan yangmembutuhkan dayi dukung lahan tinggi.Keberadaan Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS
Batanghari, DAS Banyulincir dan DAS Air Hitam Lautsngat membantu bagi penyediaan air baku, pengairana@l pertanian dan *baqai p69Ena dpdat.ehcMd:<i <rnn:i
l'lempunyai curah huianying relatiftinggl (> 2000mm/tahun) *hinggamempunyaiktrende.ungan air sungairenjadi banjir,Adanya beberapawilayah/kawasn yangmmpunyai kondisi!opo96fi rclatif datir(antara G10 m dpOthingga remungkinkanterjadinya daerahtergenang periodik dantergenang terus mnerusterutama di wilayahK@mtan Kumpeh danKsmtan Marc Sebo.
Mempunyaisumber dayaaram yan9teebarshingga dapatrenekanken)anganperkembangan
antar wilayah.l"lempunyaisumftr oayamineral danpertambangan,pe*ebunan dankehutanan yang
dapat dijadikio*bagai *Korandabn guna
mmcuperkembanganwilayah
Untuk daerah bagianUtara KabupatenMutrc lambi smpaiperbataen KabupatenTanjung labung Baratdapat dironfaatkanuntuk kegiatan
Pembangunan yangmembutuhkan dayadukung hhan yang
tinggispertipembangunankawagn industri danpergu0angan
W<a* futu fu**t W;l/a41" (RTRI/) kl,"'a<,a* f.l*zaa J/.4.tr L VI-8
klo,tz* A'r.ll^a
Tabel5.2Akumulasi Faktor, Potensi, Kendala, Prospek, Peluang Dan Arahan
Pengembangan Wilayah Kabupaten Muaro Jambi
ASPEK POTENSI KENDALA PROSPEK DANPELUANG
ARAHAN
II. DEMOGRAFI Modal budaya (keterbukaan, toleGnsi, gotonq-@yong dan partjsipatio dalam rerepon pertumbuhandan perkembangan wilayah.
Banyak teEedia tenaga kerja terampil di bidangkegiatan ekstratif.
pcndidikanroyarakat msih €ndahshingga $lit untuk dilibatlcndalam pembangunan yang
mmbutuhkan penerapan
tekrclogi yang renengah-Ung9i.
Kurangnya ksdaEnorang tua terhadap pentingnyapendidikan, *hinggapenyertaan tenaqa keda anak-anak dalam ekonomi ruruhtangga cukup b6ar.
Dsrgan modalbudaya lctimuEn,msyaGkat 9n9atantusias untJkrcrdapatkanpelatihan
keteEmpila n,pembinaan danpendidikan forml.
L€bih ditingkatkan hgip.ogram-p|9gEmpembedayaan ckyat*pertj pelatjhan,kete€mpilan, pemblnaan
dan EMidikan foml.
III. EKONOMI Memiliki potensi sumber daya ekonomi yan9 dapat mnjadiperucu pembangunan daerah dalam bidang pertanian
CtPLJ<, TP[-B), perkebunan, kehutafin, peternakan danperikanan darat, pariwisAt, budaya dan bahari sdape@mmnqan
Sektor dan korpditilnggulannya mdh beEifatbahin baku berupa bahanbaku atau bahan stengahiadi dengan teknologipengolahan yang sederhana.
I
rengemBnganinduski olahanuntuk rerciptakanberbagai anekrproduk unggulanyang kompetjtif dankomparatifdi pasrglobal.
urdrdrun GFUc Jcrbindustri pengolahan yanggat ini telah berkembang,hal teEbut terutamdi*babkan adanyaketersedian bahan bakuindustri pengolahan
berupa bahan baku hasilpertanbn, perkebunan,kehutanan.
IV, SUMEER UAYA. LAHAI{
Masrn luasnya lahan @tensaal yan9 belum dirunfaatkankegiatan Aodukif
Perubahan fungsilahan darl hhan pertanian
atau hutan renjadi lahanperkebunan bsar danHTI rembawa implikasimakin berkurangnyalahan-lahan prcduKifuntukkegiabn pertaniaopenduduk.
pemnfaatan lahanqjala b6ar akanterjadi sjalan0en9anperkemba ngansKor perkebunan,pertambangan dankehutanan
Pedu tindakrn antisiEsidari pihak terkait agarkegiatan-k€9iatanperubahan fungsi lahandapat dikendalikao suaidenqan peruntukannnya.
Dalam kebijak9naan tata ruan9 walayah PrryinsiJambi, terrusuk zona pengembangan wilayah Timurdenqan dominasi kawagn cmp!.an dengan ieniskegiatan prioritas yaiu pembangunan pelabuhan lautMuara Sabak dan indusui komoditas eksry bernilaitinggiyang mmpu be€ing di kawasn SIBAIO.
Terbentuknya kawagn pertumbuhan PelabuhanDagang-Sen'9eti-Kota Jambi ; Pelabuhan Dagang-Sengeti-Kuala Tungkal ; Kuala TungkaFsengeti-MuaraSabak
Pemnfaatan lahan msih9n9at dipengaruhi oleh dayadukung lahan yang tinggi
Sebagaiwilayah t ansitdan wilayahbelikang dariKota Jambl srtapendukungkegiatan eGporimporpelabuhan
Muara sabakTemsuk ke
dalam wilayahyan9diprioritaskandalam rencnapengembangan
Trans SurotraRailway denganstasiun ubruuntuk PrryinsiJambl di KotaSengeti,Hal teebutakanrenoorcn9perepatinpeftemhnganwilayahKabupatenMuarc Jambi,
Rencana Tata RuangWilayah yan9
rep@tatif danberkualitas *hinggadapat rcngakomodasikan seqala kebuhanyang diperlukan gunaperkembangan wilayahdi l€bupaten MuarcJambi.
Diperluk nksdamn dari pihakpererintah,rusyarakat danswasta dalamrematuhi aturan yang
telah teftuan9 dalamRTRW Kabupaten yang
beEngkutan.
T. II{FRASTRUKTUR Peningkatan dan penrembangan infrasruktur s€danodilakgnakan untuk rcngantisipasi era globaligsi
Meredukan bhya yang cukupb6ar dan teknologi yang
mnegah-tinggi karenakaraKer daya dukung lahanyang tinggi
De09anberkembangnyaberbagai *hotkegiatan barudenqan in€tasiyang bgar, pihak
swasta dapatremBn9uninfrastrukturpendukung wilayahrcra tidak
-Pqlua9n danpeningkatan penyediaan
fasilitas das,r untukpengembangan sKo.-*ktor strategis.
- Pengembangan sistemtransportasi terpadu baikantar moda mupun antarjaran9an.
Sumber : HasilAnalisis
?tz<ar* T/A/. k^.a,A.t W;,1/,f4 (RTR t/) K,rA,,a"l* Fl "pv J /,44.1,L VI .9
gc-Eg?4C
oG
pE-tEo
EFsolE':l5i;luttE- !Jt rblt r - ,13 E
,lliBiii,iririFii$nnmilt tnEutr iI
z(3IIJotrUJF
=faazotG
f{/
1
t
9i06r!rliJ '.
Y E,
tD=o-7zF!t.sl
If
iotc
\\,-/,E
{
I1
ii
fr"
vl - 10
gatGF€4coc
Er-8E5o
ffiei _. E tFEFgE,fI€*g E
fi;Eggglii$$gE
*
IFs
t{t
I
II
tIt
zs
U
tUF
=oz5tc
IIIIIII
aIt
.z
II
{\I
I
trIz
zUF{loY
tt
,il
I
d.f
=Fo2:lo-ozlzzUF
dt
Y
vl -11