Transcript
Page 1: Mpk Kualitatif Bbm Fix

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Penggunaan internet, khususnya mobile internet telah merebak sejak tahun 2008 di

kawasan Asia terutama untuk Indonesia. Indonesia sendiri, merupakan negara dengan

peringkat nomor lima untuk penggunaan internet di Asia. Frekuensi pertumbuhan tertinggi

internet secara khusus terjadi di Pulau Jawa dimana berbagai promosi dan peluncuran produk

baru dengan kategori perangkat internet gencar dilakukan. Penetrasi mobile internet di

Indonesia meningkat secara eksplosif dari tahun 2008 hingga tahun 2009 dengan kenaikan

sepuluh persen.

Blackberry sendiri, sebagai salah satu perangkat genggam nirkabel yang didukung

oleh fasilitas push e-mail, mobile telephone, text messaging, web browser, mobile internet

function, dan blackberry messenger menjadi sebuah fenomena dalam penggunaan mobile

internet di Indonesia.1 Blackberry, pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan Kanada,

Research In Motion (RIM) pada tahun 1997. Pada pertengahan Desember 2004, Blackberry

muncul di Indonesia oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Pada awalnya, Starhub

menjadi bagian dari layanan segala hal teknis intalasi blackberry melalui operator Indosat.

Layanan yang disediakan adalah Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise

Server. Seanjutnya, dua operator besar yaitu Excelkom dan Telkomsel ikut meramaikan pasar

Blackberry. 2

Produk Blackberry memang menawarkan suatu nilai prestige tersendiri dalam

pemakaiannya. Salah satu aplikasi yang diandalkan oleh Blackberry adalah Blackberry

Messenger yaitu suatu program pengiriman pesan instan yang disediakan untuk para

pengguna Blackberry. Pada dasarnya aplikasi mengadopsi kemapuan fitur yang populer di

kalangan pengguna Blackberry. Layanan ini khusus dirancang untuk komunikasi antar

pengguna Blackberry dengan penghubung nomor PIN yang juga ekslusif dimiliki hanya oleh

pengguna Blackberry. Dalam perkembangannya, Blackberry Messenger (BBM) memiliki

beberapa versi yang disesuaikan dengan tipe masing-masing perangkat.3

1 http://www.spireresearch.com/pdf/archive/ejournaldec09/Indonesi a- Asia’s mobile internet sucess story. Pdf diakses pada 17 Februari 2010 pukul 21:112 http://id.wikipedia.org/wiki/BlackBerry diakses pada 17 Februari 2010 pukul 21:153 http://id.wikipedia.org/wiki/BlackBerry_Messenger diakses pada 9 Maret 2010 pukul 17:34

1

Page 2: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Blackberry messenger merupakan sebuah teknologi baru yang merubah interaksi

manusia. Melalui Blackberry setiap orang dapat berkomunikasi secara real time kepada

semua orang yang juga memiliki akses Blackberry messenger. Dengan menggunakan

Blacberry messenger sekarang setiap orang dapat melakukan komunikasi interpersonal

kapanpun dan dimanapun tanpa terhalang jarak dan waktu. Komuniasi interpersonal adalah

komunikasi antar orang-orang secara langsung yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap secara langsung baik verbal maupun non verbal.4

Penggunaan Blackberry messenger merupakan sebuah media baru bagi kita di dalam

berkomunikasi antar sesama. Media baru adalah bentuk-bentuk media dan isi media yang

diciptakan dan dibentuk oleh sebuah teknologi. Hal ini sesuai dengan sebuah teori yaitu

Computer Mediated Communication (CMC). Teori ini mengatakan bahwa saat ini teknologi

internet merupakan salah satu mediator manusia untuk saling berkomunikasi. Menurut John

December (1997) CMC adalah proses komunikasi melalui komputer, melibatkan orang-

orang, berada dalam konteks yang terbatas, dan saling berkaitan dalam membentuk media

dengan tujuan yang beragam.5 Komunikasi interpersonal yang terjadi melalui medium

teknologi terjadi apabila tingkah laku manusia dan penyampaian pesan yang disampaikan

dimediasi melalui mesin. Pada komunikasi interpersonal dengan bantuan medium teknologi;

komunikasi non verbal, konteks fisik, nada bicara, jarak antar pesona, posisi tubuh,

penampilan dan gesture tidak dapat terlihat seperti ketika kita berkomunikasi secara

langsung.

I.2. Permasalahan

Blackberry sebagai sebuah fenomena baru saat ini banyak memberikan kemudahan-

kemudahan bagi penggunanya didalam berkomunikasi antar sesama. Salah satu yang menjadi

sorotan saat ini adalah fitur Blackberry messenger (BBM). Dengan adanya BBM para

pengguna Blackberry dapat berkomunikasi secara leluasa kepada teman-teman mereka

sesama pengguna tanpa harus memikirkan biaya yang mahal seperti apabila dilakukan

dengan Short messages Service (SMS) dan juga telepon.

4http://www.pdfqueen.com/html/ aHR0cDovL2RpZ2lsaWIucGV0cmEuYWMuaWQvaml1bmtwZS9zMS9pa29tLzIwMDgvaml1bmtwZS1ucy1zMS0yMDA4LTUxNDAzMTA0LTkwMDgtdGlydGFfY2lwdGEtY2hhcHRlcjIucGRm Diakses pada 17 Maret 2010 pukul 17.525http://digilib.petra.ac.id/viewer.php? page=1&submit.x=13&submit.y=13&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fikom%2F2009%2Fjiunkpe-ns-s1-2009-51405091-11446-detik_com-chapter2.pdf diakses pada 17 Maret 2010 pukul 17.27

2

Page 3: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Kepraktisan yang ditawarkan Blackberry messenger menjadikan fitur andalan

Blackberry ini menjadi fitur yang paling disukai oleh penggunanya. Banyak pengguna saat

ini lebih suka berkomunikasi melalui Blackberry messenger dibandingkan fitur lainnya.

komunikasi interpersonal yang tadinya biasa dilakukan secara face to face kini harus melalui

perantara teknologi bernama Blackberry messenger. Komunikasi interpersonal adalah

mengenai bagaimana seseorang merespon pesan satu sama lain, dalam berbagai situasi dan

kondisi, serta bagaimana berkomunikasi melalui cara-cara seseorang menggunakan bahasa

tubuh dalam sebuah kegiatan komunikasi interpersonal seperti percakapan.6

Penggunaan Blacberry messenger sebagai proses komunikasi tentu saja berbeda

dengan proses komunikasi secara langsung. Blackberry sebagai sebuah aplikasi yang

menyediakan layanan penyampaian pesan secara instan memungkinkan terjadinya miss

communication di dalam sebuah proses komunikasi. Sebagai sebuah pesan teks, seorang

receiver memerlukan sebuah interpretasi di dalam memahami maksud dari pesan yang

disampaikan oleh Source. Salah interpretasi sering terjadi dikrenakan kita hanya sekedar

membaca sebuah teks tanpa bisa merasakan intonasi dan raut wajah penyampai pesan. Hal

ini tentu saja berbeda apabila kita melakukan komunikasi secara langsung, dimana kita dapat

melihat semua pesan baik verbal maupun non verbal dari lawan bicara kita sehingga

kemungkinan terjadinya kesalahan komunkasi dapat diminimalisir.

Penelitian ini mencoba menjelaskan proses komunikasi interpersonal khususnya di

dalam penggunaan Blackberry messenger oleh remaja. Hal menarik adalah pada dasarnya

Blackberry ditujukan untuk kalangan atas . Namun, pada kenyataannya penggunaan dan

penjualan Blackberry meningkat di segmen pasar anak muda. Penelitian ini menitikberatkan

anak SMA sebagai narasumber atau informan, karena remaja pada fase tersebut dianggap

memiliki terpaan hiburan tertinggi, menjadi pasar potensial bagi perusahaan selular, dan

dalam masa penyerapan berbagai situasi yang ada di lingkungan sekitar, namun terlihat

belum mampu menganalisis perilaku mereka dengan seksama sehingga terlihat mudah

mengikuti arus.

I.3. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pengunaan Blackberry messenger di dalam proses komunikasi interpersonal?

6 Robert E. Smith, Principles of Human Communication, (USA: Kendall/Hunt Publishing Company, 2001), hlm. 5.

3

Page 4: Mpk Kualitatif Bbm Fix

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana proses komunikasi interpersonal

dengan menggunakan media baru yaitu Blackberry Messenger.

I.5. Manfaat Penelitian

I.5.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai sebuah media baru,

serta proses komunikasi interpersonal yang terjadi diantara penggunanya. Pengetahuan

mengenai Blackberry Messenger sebagai media tempat berlangsungnya komunikasi

interpersonal dapat membantu studi Computer Mediated Communication (CMC)

I.5.2. Manfaat Sosial

Memperluas wawasan masyarakat mengenai media baru beserta kegunaannya,

meliputi gambaran proses komunikasi interpersonal yang terjadi di dalamnya. Sehingga dapat

menjadi masukan bagi pihak terkait dan masyarakat untuk dapat memahami media

komunikasi baru.

4

Page 5: Mpk Kualitatif Bbm Fix

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN

II.1. Teori dan Konsep

II.1.1. Komunikasi Interpersonal atau Antar Persona

Komunikasi interpersonal atau antar persona sering disebut komunikasi dyadic (dari

bahasa Yunani, yang artinya ”dua”), yang berarti komunikasi diantara 2 orang. Komunikasi

interpersonal adalah mengenai bagaimana seseorang merespon pesan satu sama lain, dalam

berbagai situasi dan kondisi, serta bagaimana berkomunikasi melalui cara-cara seseorang

menggunakan bahasa tubuh dalam sebuah kegiatan komunikasi interpersonal seperti

percakapan.7 Sedangkan menurut Adler, Rosenfeld, & Proctor, definisi komunikasi

interpersonal dibedakan menurut dua pendekatan, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Komunikasi

interpersonal melalui pendekatan kuantitatif mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah

sebuah interaksi diantara dua orang. Komunikasi interpersonal melalui pendekatan kualitatif,

yaitu komunikasi interpersonal yang terjadi ketika seseorang memperlakukan orang lain

sebagai individual yang unik, di luar konteks di mana interaksi tersebut terjadi, atau berapa

jumlah orang yang terlibat di dalamnya.8

Definisi lain mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses mengirim

dan menerima pesan antara dua orang, biasanya mereka berada dalam jarak pandang yang

dekat dan ada kedekatan, dimana hal tersebut menyebabkan feedback atau umpan balik yang

sesegera mungkin dari lawan bicara, baik dalam umpan balik secara verbal maupun

nonverbal.9

Dalam sebuah hubungan interpersonal terdapat enam karakteristik, yang pertama

adalah Uniqness atau keunikan. Tidak ada hubungan interpersonal yang sama, dan pola-pola

komunikasi merefleksikan perbedaan-perbedaan tersebut. Kualitas keunikan komunikasi

interpersonal sering terjadi dalam keadaan-keadaan dimana perbedaan diantara dua individu

memiliki karakteristik yang mudah dikenali. Bahkan, pola-pola bahasa yang digunakan

menggambarkan perbedaan-perbedaan yang unik. Di lain sisi, seseorang tidak dapat

7 Robert E. Smith, Principles of Human Communication, (USA: Kendall/Hunt Publishing Company, 2001), hlm. 5.8 Adler, Rosenfeld, dan Proctor, Interplay: The Proccess of Interpersonal Communication, (New York: Oxford University Press, 2007), hlm. 10.9 Robert E. Smith, Principles of Human Communication, (USA: Kendall/Hunt Publishing Company, 2001), hlm. 6.

5

Page 6: Mpk Kualitatif Bbm Fix

medeskripsikan orang lain hanya dengan menggunakan satu atau dua label saja, karena setiap

orang memiliki karakteristik yang berbeda dan unik.

Karakteristik yang kedua yaitu Irreplaceability atau tak tergantikan. Karena hubungan

interpersonal unik, oleh karena itu tidak dapat tergantikan oleh orang lain. Ketika seseorang

kehilangan seorang sahabatnya, orang tersebut dapat menemukan sahabat lainnya, namun

keunikan hubungannya dengan sahabat pertamanya tidak akan dapat tergantikan dan tidak

akan dapat diulangi lagi dengan sahabat barunya tersebut. Hal ini menjelaskan mengapa

seseorang biasanya merasa sedih ketika persahabatan atau hubungan asmaranya berakhir.

Berapapun banyaknya hubungan-hubungan yang mengisi hidup seseorang, tidak satupun

yang dapat sama mirip seperti hubungan yang baru saja berakhir tersebut. Namun orang-

orang yang memiliki hubungan kurang dekat dapat dengan mudah tergantikan.

Karakteristik yang ketiga yaitu Interdependence atau saling ketergantungan antara

satu individu dengan individu lainnya. Dalam hubungan interpesonal, keterikatan dan

ketergantungan antara dua individu terhubung erat. Dalam hubungan interpersonal,

kehidupan seseorang mempengaruhi diri orang tersebut.

Karakteristik yang keempat yaitu Disclosure atau pengungkapan. Salah satu ujung

tombak hubungan interpersonal yaitu kuantitas dan kualitas informasi personal yang

seseorang bagi ke orang lain. Dalam sebuah hubungan interpersonal, seseorang merasa lebih

nyaman dalam berbagi pikiran-pikiran dan perasaan.

Karakteristik yang kelima yaitu Intrincis Rewards, dimana komunikasi dalam sebuah

hubungan interpersonal mengartikan rewards atau penghargaan yang diterima sebagai

kualitas hubungan itu sendiri, sehingga tidak perduli apa yang sedang diperbincangkan,

mengembangkan dan menjaga hubungan adalah hal yang terpenting.

Karakteristik yang keenam yaitu Scarcity atau kelangkaan. Hubungan interpersonal

adalah sesuatu yang langka, jarang didapat, karena sesorang tidak dapat menjalin hubungan

yang sangat dekat atau menjalin hubungan personal dengan semua orang yang dikenal dan

ditemuinya. Kelangkaan komunikasi inteepersonal lebih ditujukan kepada niai-nilainya,

misalnya seperti nilai-nilai dalam sebuah hubungan persahabatan atau hubungan asmara.10

Komunikasi interpersonal sering juga disebut dengan komunikasi antar probadi.

Menurut De Vito, komunikasi antar pribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan

pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang, dengan beberapa efek,

10 Ronald B. Adler, George Rodman, Understanding Human Coomunication, (Texas: Rineheart & Winston Inc., 1991), hlm. 47

6

Page 7: Mpk Kualitatif Bbm Fix

dan beberapa umpan balik seketika. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang

terjadi antara dua orang yang telah menjalin hubungan, orang yang dengan suatu cara

”terhubung”.11 Komunikasi muncul saat komunikator mengirim atau menerima pesan dan

menanggapi pesan tersebut. Komunikasi interpersonal selalu dihambat oleh noise, muncul

dengan konteks dan mengakibatkan kesempatan untuk memberikan feedback12.

II.1.2.1. Source-Receiver

Komunikasi interpersonal melibatkan sedikitnya dua orang. Setiap orang menjalankan

sender dan receiver masing-masing. Istilah source-receiver menekankan kedua fungsi

dilakukan oleh setiap individu dalam komunikasi interpersonal.13

II.1.2.2. Konteks

Komunikasi selalu dilakukan dalam ruang lingkup konteks yang mempengaruhi

bentuk dan isi komunikasi. Sejangka waktu, konteks ini tidak ternyata dengan jelas karena

terjadi secara alami, namun di saat lain, konteks bersifat mendominasi.14

II.1.2.3. Media (channel)

Gamble mengatakan “A channel is simply the medium through which a message

travels”.15 Media merupakan sarana dimana sebuah pesan disalurkan. Beberapa pakar

psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antar manusia, media yang paling dominan

dalam berkomunikasi adalah panca indera manusia seperti mata dan telinga.16

Seiring dengan perkembangan zaman, media komunikasi atau channel kini sudah

semakin maju. Media yang paling populer kini adalah online media, atau tatanan baru yang

terus mengalami perkembangan.17 Online media biasanya berupa web site yang memudahkan

pengguna komputer untuk mengoperasikan program-program yang terhubung lansung

dengan komputer tersebut.

Berbicara mengenai media online, Bambang Darmadi (Simandjuntak, 2003, 144)

merumuskan kriteria media online sebagai berikut:

11 Joseph A. DeVito, The Interpersonal Book, (USA: Pearson Educaton Inc., 2007), hlm. 5. 12 Joseph A. DeVito, Messages: Building Interpersonal Communication Skills (6th ed), (USA: Pearson Educaton Inc., 2005), hlm. 5.13 OpCit, hlm. 12.14 Joseph A. DeVito, The Interpersonal Book, (USA: Pearson Educaton Inc., 2007), hlm. 17.15 Teri Kwal Gamble & Michael W., Interpersonal Communication in Theory, Practice, and Context, (Boston: Allyn & Bacon, 2005), hlm. 12.16 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 131.17 John Pavlik, Converging Media, (USA: Permissions Department, 2004), hlm. 45.

7

Page 8: Mpk Kualitatif Bbm Fix

1. Bersifat convergent, menyatukan media komunikasi dala bentuk digital dan

elektronik yang didorong oleh teknologi komputer dan diperkuat oleh teknologi

jejaring.

2. Pengiriman yang cepat karena terjadinya proses digitalisasi.

3. Adanya interaktivitas yang merupakan komunikasi dua arah antar sumber dengan

penerima (komunikasi banyak arah antara banyak sumber dan penerima).

4. Tidak terikat waktu terbit (dapat di up-date setiap waktu dengan meng up-lad

berita).

5. Ruang elektronik yang disediakan lebih luas dan hampir tidak terbatas.

6. Berpusat pada pembaca (reader centric), sehingga media interaktif memberi

peluang bagi setiap pengguna untuk mengambil informasi yang relevan bagi

dirinya.

II.1.2.4. Pesan

Dalam buku Teori-teori Komunikasi (1978), B. Audrey Fisher mengemukkan tentang

keberagaman konsep ”pesan”, yaitu:

1. Sebagai isyarat yang disampaikan. Pesan dipandang sebagai bentuk dan lokasi

pikiran, verbalisasi, dan seterusnya, dalam diri individu. ”Pesan” yang terdapat

pada saluran di luar sumber / penerima dalam bentuk energi fisik, lebih cocok

untuk dipandang sebagai isyarat (signal). Pikira disandi ke dalam isyarat, isyarat

dialih sandi ke dalam pikiran. Atau dinyatakan dengan cara lain, pesan disandi ke

dalam syarat; isyarat disandi ke dalam pesan.

2. Sebagai bentuk struktural. Pesan sebagai proses penyandian stimuli verbal, fisik,

dan vokal-pesan sebagai bentuk yang terstruktur.

3. Sebagai pengaruh sosial. Pesan secara inheren mempengaruhi atau menimbulkan

efek pada para peserta dengan cara tertentu dan sampai taraf tertentu pula.

4. Sebagai penafsiran. Pesan sebagai penafsiran lambang atau stimuli. Sebagai

suatu proses penafsiran sangat tergantung pada penjelasan psikologis tentang

komunkasi manusia. Sebagai penafsiran, pesan sangat berorientasi pada penerima

dalam arti bahwa ia menempatkan pesan itu dalam diri individu-rang yang

menangkap dan menerima stimuli.

5. Sebagai refleksi diri. Pesan mencerminkan keadaan internal individu: yakni

perilaku, dalam bentuk tertentu, suatu manifestasi yang mencuat keluar dari

8

Page 9: Mpk Kualitatif Bbm Fix

konsep kotak hitam tentang sikap, keyakinan, persepsi, nilai, citra, emosi, dan

sebagainya.

6. Sebagai kebersamaan. Pesan dapat dipandang sebagai hubungan yang mengikat

orang-orang menjadi satu dalam suatu situasi komunikatif.18

II.1.2.5. Umpan Balik dan Umpan Maju

Dalam melakukan komunikasi interpersonal, seseorang melakukan pertukaran

feedback. Feedback sendiri merupakan bentuk spesial dari sebuah pesan. Ketika kita

mengirimkan pesan kepada orang lain, secara otomatis kita akan mendapatkan feedback

(umpan balik) dari pesan kita sendiri (kita mendengar apa yang kita katakan), kita merasakan

gerak tubuh kita. Berdasarkan informasi yang kuta dapatklan dengan cara ini, maka hal

tersebut dinamakan self-feedback.Selain self-feedback,kita juga mendapatkan feedback dari

lawan bicara kita.

Dalam melakukan umpan balik atau feedback, ada yang dinamaka feedforward atau

informasi akan pesan sebelum atau yang sedang akan disampaikan. Pesan ini mengisyaratkan

kepada pendengar akan pesan yang ingin segera disampaikan.

II.1.2.6. Tujuan Komunikasi Interpersonal

Manusia berkomunikasi satu sama lain dengan tujuan masing-masing. Gamble

mengemukakan bahwa tujuan manusia berkomunikasi dipengaruhi oleh motivasinya.

Komunikasi interpersonal dapat membantu kita menemukan siapa diri kita, apa keperluan

kita, dan membuat kita mengubah sikap kita. Ada empat hal yang mendasari komunikasi

interpersonal. Pertama yaitu fungsi psikologis, pengertian diri sendiri dan orang lain. Saat

kita berusaha mangetahui orang lain, kita juga mengetahui diri sendiri. Kedua yaitu fungsi

sosial, melalui komunikasi interpersonal, kita memulai membina hubungan dengan orang

lain. Ketiga, fungsi informasi, melalui kontak antar pribadi, kita memiliki kesempatan untuk

berbagi informasi dan mengurangi informasi yang tidak pasti. Keempat, fungsi

mempengaruhi, melalui komunikasi interpersonal, kita memiliki kesempatan untuk

mempengaruhi orang lain. Kadangkal kita yang mempengaruhi, namun kadangkala kita yang

dipengaruhi.19

18 Pareno MM, DR. H. Sam Abede, Kuliah Komunikasi, (Surabaya: Papirus, 2002), hlm. 14.19 Teri Kwal Gamble & Michael W., Interpersonal Communication in Theory, Practice, and Context, (Boston: Allyn & Bacon, 2005), hlm. 18.

9

Page 10: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Devito mengemukakan lima tujuan komunikasi interpersonal. Pertama yaitu untuk

membantu, seperti melayani kebutuhan orang lain dan menghibur. Hal yang memotivasi

adalah keperluan penghiburan, pertolongan, pertemanan, merasa diperlukan, dan ingin

memperoleh kepuasan. Hasil dari tujuan ini yaitu pembimbingan, pengarahan, sikap, dan

penyesuaian tingkah laku.

Tujuan kedua yaitu untuk belajar: memperoleh pengetahuan tentang diri sendiri,

orang lain, dunia, dan memperoleh keahlian. Motivasi yang mendasari tujuan ini yaitu rasa

ingin tahu, memperoleh pengetahuan dan belajar. Hasil dari komunikasi ini yaitu

meningatkan pengetahuan individu tentang dirinya dan dunia, memperoleh keahlian.

Ketiga, komunikasi interpersonal bertujuan untuk berhubungan atau membentuk

hubungan antar pribadi. Motivasi yang mendasari yaitu keperluan untuk berinteraksi dan

berhubungan denga orang lain. Hasil dari komunikasi dengan tujuan ini yaitu pembentukan

dan pemeliharaan hubungan, persahabaan dan kasih sayang.

Tujuan keempat yaitu untuk mempengaruhi, mengontrol, memanipulasi. Motivasi

yang mendasari tujuan ini yaitu keperluan untuk mengontrol, mempengaruhi, memperoleh

pemenuhan, persetujuan rasa aman. Hasil dari komunikasi ini yaitu pengaruh, kekuatan,

kontrol, persetujuan, pemenuhan.

Terakhir, komunikasi interpersonal bertujuan untuk bermain: keluar dari pekerjaan,

menikmati diri sendiri. Motivasi yang mendasari yaitu keperluan hiburan, pengalihan , dan

kepuasan panca indera. Hasil dari komunikasi ini yaitu kenikmatan, hiburan , dan kepuasan.

II.1.2.7. Hambatan Komunikasi Interpersonal

Hambatan komunikasi yaitu apapun yang mencampuri kemaua kita untuk mengirim

dan menerima pesan.20

Ada beberapa teori mengenai hambatan yang dapat merusak komunikasi. Menurut

Gamble, ada lima tipe hambatan:21 Hambatan semantik, yaitu hambatan yang terjadi karena

kegagalan pengertian terhadap suatu pesan dari bahasa yang digunakan; hambatan fisik,

hambatan yang terjadi karena suatu sakit fisik pribadi, ketidaknyamanan, atau masalah fisik

20 Joseph A. DeVito, Messages: Building Interpersonal Communication Skills (6th ed), (USA: Pearson Educaton Inc., 2005), hlm. 11.21 OpCit, hlm. 14.

10

Page 11: Mpk Kualitatif Bbm Fix

termasuk cara bicara, visual, pendengaran atau daya ingat; hambatan psikologi, hambatan

yang terjadi karena kebingungan pengalaman maa lalu, bias yang mempengaruhi percakapan;

hambatan intelektual, yaitu hambata yang terjadi karena informasi yang berkelebihan atau

berkekurangan, dan yang terkahir adalah hambatan lingkungan, hambatan yang terjadi karena

bau, bising, penglihatan, dan situasi lingkungan.

Berbeda dengan Gamble, Devito membagi hambatan komunikasi menjadi empat

bagian.22 Hambatan fisik, fisiologis, psikologis, dan semantik. Hambatan fisik merupakan

hambatan yang terjadi dari luar, baik komunikator maupun komunikan, misalnya suara mobil

yang lewat dan sebagainya. Hambatan fisiologis merupakan hambatan yang berasal dari fisiki

individunya. Hambatan psikologis merupakan hambatan mental dan kognitif, dan hambatan

semnatik merupakan hambatan yang terjadi karena perbedaan makna yang ditangkap antara

pengirim dan penerima pesan.

Menurut Prof Onong Uchana Effendy, hambatan komunikasi terbagi menjadi empat

bagian.23 Pertama, gangguan mekanik dan semantik. Gangguan mekanik merupakan

gangguan yang disebabkan oleh saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik,

sedangka gangguan semantik ialah gangguan yang bersangkutan dengan pesan komunikasi

yang pengertiannya menjadi rusak. Hambatan yang kedua ialah kepentingan. Orang hanya

akan memperhatikan perangsang yang ada hubungannya denga kepentingannya. Hambatan

ketiga yaitu motivasi terpendam. Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang

sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Hambatan yang terakhir ialah

prasangka. Prasangka merupakan hambatan berat bagi suatu kegiatan komunikasi karena

orang yang berprasangka belum apa-apa sudah curiga dan menentang komunikator yang

hendak melangsungkan komunikasi.

II.1.2. Komunikasi Interpersonal Melalui Computer Mediated Communication

Hingga satu generasi yang lalu, komunikasi tatap muka merupakan sesuatu yang

esensial untuk memulai atau mempertahankan suatu hubungan interpersonal. Namun

perubahan-perubahan dan perkembangan teknologi telah memberi seseorang berbagai pilihan

untuk berkomunikasi secara personal. Selain berkomunikasi menggunakan telepon, CMC

(Computer Mediated Communication) menyediakan cara lain untuk berinteraksi. E-mail

(Electronic Mail) adalah bentuk CMC yang paling populer, namun bukanlah satu-satunya.

22 Joseph A. DeVito, The Interpersonal Book, (USA: Pearson Educaton Inc., 2007), hlm. 17. 23 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hlm. 45.

11

Page 12: Mpk Kualitatif Bbm Fix

”Instant Messaging dan Online Chat adalah medium lain yang dapat digunakan sebagai

sarana komunikasi bagi teman, keluarga, kerabat, bahkan orang-orang yang belum dikenal

sebelumnya atau orang asing”.24

Salah satu cara berkomunikasi melalui medium atau yang disebut Computer Mediated

Communication (CMC) merupakan sebuah pengalaman interaksi secara online, dimana

tingkah laku manusia dan pertukaran pesan-pesan atau informasi yang disampaikan dimediasi

melalui mesin. ”Dalam berkomunikasi melalui medium internet ini sama sekali tidak

menampilkan komunikasi nonverbal, konteks fisik seperti ekspresi wajah, nada bicara, jarak

antar persona, posisi tubuh, penampilan, gesture, sentuhan dan penciuman”.25

Menurut Walter (1996), tidak adanya konteks fisik dalam komunikasi melalui

medium internet ini tidak akan berakibat fatal atau bahkan mempengaruhi ”pembangunan

kesan” ketika seseorang berkomunikasi di internet, dikarenakan dua hal, yaitu (1) tanda

verbal, yiatu ketika seseorang termotivasi untuk membentuk sebuah kesan dan membangun

hubungan di dunia maya, komunikator memanfaatkan segala sistem yang tersedia dalam

medium internet untuk menyampaikan pesan atau perasaannya. Seperti contohnya bila

seorang chatter merasa senang, maka ia akan menyatakan emoticon smile atau tanda senyum

( ) atau singkatan ”LOL” ketika seorang chatter merasa geli, dan sebagainya, dan (2)

memperpanjang waktu, yaitu pertukaran informasi sosial melalui CMC lebih lambat daripada

face to face, sehingga kesan-kesan yang terbentuk menjadi berkurang. ”Namun meskipun

demikian, tidak pernah terbukti bahwa hubungan melalui CMC lebih lemah atau rapuh

daripada hubungan yang lebih banyak memakai tanda nonverbal”.26 Selain itu, CMC

merupakan sebuah integrasi teknologi komputer dengan kehidupan kita sehari-hari”.27

Menurut Barnes (2002), komunikasi internet serupa dengan komunikasi face to face.

Selain itu menurut Walter (1996), meskipun banyak medium untuk berkomunikasi antar

pribadi, Computer Mediated Communication (CMC) atau Internet Mediated Communication

kelihatannya lebih efektif dalam kegunaannya bagi komunikasi interpersonal daripada tipe-

tipe komunikasi lainnya.

Meskipun dalam berkomunikasi para pengguna internet tersebut dipisahkan oleh jarak

dan keberadaan fisik yang cukup jauh, namun menurut Parks & Floyd (1996), para pengguna

internet merasa sebagai sebuah komunitas melalui CMC, dimana hal tersebut dapat menjadi

24 Adler, Rosenfeld, dan Proctor, Interplay: The Proccess of Interpersonal Communication, (New York: Oxford University Press, 2007), hlm. 18.25 Em Griffin, A First Look at Communication Theory, (USA: McGraw Hill, 2006), hlm. 142. 26 Ibid, hlm. 143. 27 Andrew F. Wood, Matthew J. Smith, Online Communication, (New Jersey: Laurence Erlbaum Associates Inc., Publisher, 2005), hlm. 4.

12

Page 13: Mpk Kualitatif Bbm Fix

sarana dalam menjalin pertemanan atau sebuah hubungan intim lainnya. (Shedletsky &

Aitken, 2004).

Dalam menjalin komunikasi online melalui media internet atau CMC tersebut,

seseorang berkomunikasi melampaui batas ruang dan waktu. Ketika seseorang berkomunikasi

secara online, kesulitan-kesulitan seperti tidak dapat bertatap muka secara langsung, kurang

dapat mengekspresikan emosi dan perasaan kepada lawan bicara, dan hal-hal lain mengenai

hambatan dalam jarak dan kedekatan merupakan hal yang utama, namun dapat ditunda

”wujudnya”. Tetapi dalam komunikasi online yang dilakukan jarak jauh seperti antar kota,

antar pulau, antar negara, bahkan antar benua, dapat mengemat biaya dan waktu yang

dikeluarkan.

Kemudian hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam komunikasi online yaitu

mengenai siapa diri seorang internet user yang sebenarnya. Hal ini disebabkan dalam CMC,

kita dapat menampilkan diri kita yang bukan sebenarnya. Dalam komunikasi tatap muka diri

kita-cara berpakaian kita, penampilan kita-memberi pengaruh yang besar pada bagaimana

orang lain menanggapi pesan kita. Dalam CMC, kita mengungkapkan diri kita sesuai dngan

penjelasan kita sendiri. Walaupun kita harus menunjukkan foro, kita dapat menunjukka foto

yang bukan diri kita, dan menyatakan bahwa itu adalah kita. Saat berkomunikasi melalui

CMC, ada kesempatan yang besar untuk menampilkan diri kita sesuai dengan harapan kita. 28

Selain itu, menjalin komunikasi melalui CMC berarti membebaskan kita dari batasan-batasan

emosi yang biasanya tidak dapat seseorang ungkapkan secara leluasa dalam kehidupan sosial

sehari-harinya. Disamping itu, seseorang akan merasa tidak malu atau segan dalam

meluapkan emosinya ketika berkomunikasi melalui CMC. Aspek positif dari perasaan bebas

ini, yaitu orang-orang berkomunikasi di dunia maya lebih berkeinginan atau merasa leluasa

untuk mengungkapkan dirinya.

Dengan sedikit penjelasan singkat sebelumnya, dapat disimpulkan terdapat tiga

karakteristik hubungan secara elektronik (electronic relationships), yang berhubungan

dengan CMC, yaitu “(1) komunikasi elektronik melampaui batas geografi dan waktu, (2)

komunikasi elektronik memberikan kebebasan bagi seseorang untuk mengungkap kebebasan

dirinya, dan (3) komunikasi elektronik memberi seseorang sebuah pengalaman untuk menjadi

“lebih berani” dalam mengungkapkan dirinya”.29

28 Joseph A. DeVito, Messages: Building Interpersonal Communication Skills (6th ed), (USA: Pearson Educaton Inc., 2005), hlm. 8. 29 Sarah Trenholm, Thinking Through Communication, (USA: Pearson Education, 2005), hlm. 165.

13

Page 14: Mpk Kualitatif Bbm Fix

II.1.3.1 Persamaan dan Perbedaan Komunikasi Interpersonal melalui Face to Face

Communication dan Computer Mediated Communication

Penelitian di Amerika menyatakan bahwa internet dapat meningkatkan komunikasi

interpersonal. Penelitian lain menyatakan bahwa CMC dapat mendukung komunikasi

interpersonal.

Ada beberapa alasan mengapa CMC dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas

komunikasi interpersonal. Salah satunya ialah bahwa CMC membuat komunikasi menjadi

mudah. Instant messaging merupakan salah satu cara untuk selalu berkontak. Saat

menemukan bahwa teman atau relasi sedang online dan memulai percakapan elektronik

bagaikan ”berjalan dan berubah jadi berlari ke teman”.30 (Adler, 2007, p.19-20).

Berikut merupakan persamaan dan perbedaan komunikasi interpersonal yang

dilakukan melalui face to face communication dan CMC (Devito, 2007, p.19) :

Elemen

Komunikasi

Interpersonal

Face to Face Communication Computer Mediated

Communication

Source (pengirim

pesan)

Penampilan visual

menggambarkan siapa diri kita

sebenarnya, begitu jutga

dengan karakter personal.

Penampilan kita dapat diatur sesuai

apa yang kita inginkan, karakter

personal dapat disembunyikan dan

dapat diungkapkan saat kita ingin

mengungkapkannya.

Komunikator bersaing dengan

komunikan dalam bertukar

informasi, dapat diinterupsi.

Penyampaian pesan selalu

merupakan giliran komunikator,

tidak dapat diinterupsi, waktu

berbicara tidak terbatas.

Receiver

(penerima pesan)

Siapapun yang berada di ruang

lingkup visual komunikator.

Siapapun yang ada di daftar email

atau contact list.

Penerima pesan terbatas pada

mereka yang memiliki

kesempatan untuk berjumpa.

Menemukan seseorang yang

memiliki kesamaan yang sama

Penerima pesan tidak terbatas

secara virtual, kita dapat lebih cepat

dan lebih mudah untuk menemukan

penerima pesan yang lain yang

sesuai dengan kesukaan

30 Adler, Rosenfeld, & Proctor, Interplay: The Process of Interpersonal Comunication, (New York: Oxford University Press, 2007), hlm. 19-20.

14

Page 15: Mpk Kualitatif Bbm Fix

lebih sulit, terutama pada

komunitas yang sempit.

komunikator.

Pesan yang disampaikan dapat

didengar oleh pihak lain,

namun tidak dapat

disampaikan secara akurat

kepada pihak lain.

Pesan dapat dilanjutkan kepada

banyak pihak secara tepat.

(forward)

Penerima mendapat kesan

melalui isyarat verbal dan

nonverbal yang diperoleh

komunikan.

Penerima mendapat kesan dari teks

yang dibaca komunikan.

Konteks Percakapan terjadi sesuai

dengan dimana kedua individu

berada, mereka berada di ruang

fisik yang sama

Percakapan terjadi di lokasi yang

diinginkan individunya (tidak harus

sama lokasinya), terpisah oleh

ruang.

Konteks terjadi begitu saja,

individu memiliki kontrol yang

rendah saat mereka berada

dalam situasi komunikasi.

Individu dapat lebih mudah

memilih wkatu komunikasi dan

kapan meresponnya.

Komunikasi bersifat sinkron,

pertukaran pesan terjadi pada

waktu yanng bersamaan.

Komunikasi dapat terjadi secara

sinkron, misalnya pada chat rooms

atau instant messaging atau tidak

sinkron misalnya pada e-mail dan

bulletin board. Dalam komunikasi

sinkron, individu yang terlibat

komunikasi hadir pada saat yang

sama sedangkan dalam komunikasi

tidak sinkron, komunikator dan

komunikan tidak perlu berada pada

waktu yang sama dan juga tidak

perlu tersedia pada waktu yang

15

Page 16: Mpk Kualitatif Bbm Fix

sama.

Channel (media) Media bersifat auditory

(pendengaran), visual

(penglihatan), tactile

(sentuhan), dan proxemic

(jarak).

Media bersifat visual untuk teks.

Media dua arah

memungkinkan interktivitas

secara cepat.

Media dua arah.Beberapa mampu

untuk melakukan interaktivitas

secara cepat dan beberapa menunda

interaktivitas.

Pesan Kata-kata diucapkan beserta

gestur, kontak mata, aksen,

bau, sentuhan, pakaian,

rambut, dan semua isyarat

nonverbal.

Kata-kata tertulis melalui teks.

Isyarat nonverbal bersifat terbatas,

beberap dapat diciptakan melalui

emoticon atau simbol, namun

beberapa tidak bisa misalnya bau-

bauan atau sentuhan.

Pesan bersifat sementara,

kecuali direkam.

Pesan bersifat permanen, kecuali

dihapus.

Singakatan jarang digunakan. Singakatan sering digunakan.

Feedback

(umpan balik)

Biasanya cepat namun dapat

juga ditunda. Kecepatan

biasanya diharapkan.

Pada diskusi melalui e-mail,

newsgroup, dan discussion list,

feedback biasanya secara mudah

dapat ditunda. Dalam chatting dan

instant messaging, feedback yang

diberikan cepat.

Tujuan Semua tujuan (belajar,

berhubungan, mempengaruhi,

bermain, dan menolong) dapat

dicapai. Beberapa tujuan dapat

dicapai lebih mudah melalui

komunikasi tatap muka,

misalnya kasih sayang dan

dukungan.

Semua tujuan (belajar,

berhubungan, mempengaruhi,

bermain, dan menolong) dpaat

dicapai. Beberapa tujuan dapat

dicapai lebih mudah melalui CMC

misalnya informasi.

16

Page 17: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Hambatan Terjadi pada konteks,

artikulasi, pelafalan, dan

kesalahan penggunaan tata

bahasa.

Penulisan (spelling) dan

penggunaan tata bahasa.

Sumber: The Interpersonal Book, Joseph A. Devito, 2007, hlm. 19.

II.1.3. Instant Messaging

Instant Messaging (IM) adalah salah satu jenis layanan komunikasi yang

memungkinkan seseorang untuk melakukan percakapan (chat) privat dengan orang lain

secara rela time melalui internet. Pada umumnya, percakapan melalui IM ini berupa pesan

teks, namun bisa saja berupa pesan suara atau video. Sistem IM juga memungkinkan penggna

untuk menyimpan daftar orang yang dapat diajak berkomunikasi dalam sebuah daftar kontak

(contact list) atau daftar teman (buddy list). Sistem akan memberikan informasi jika ada

kontak yang sedang online sehingga pengguna dapat memulai percakapan dengan kontak

tersebut dan kemudian saling bertukar pesan. Komunikasi pun terjadi secara instan dan real

time.

IM memungkinkan efisiensi komunikasi dan memudahkan dalam berkolaborasi.

Dibandingkan dengan e-mail dan telepon, pengguna IM dapat mengetahui jika seorang

kontak atau rekannya dapat dihubungi. Selain itu, dengan menggunakan IM, pertukaran pesan

seperti alamat atau url lebih mudah dilakukan.

Beberapa fasilitas yang lazim ditemukan pada IM meliputi :

1. Chat: melakukan percakapan dengan kontak.

2. Buddy List dan presence information: menyimpan daftar rekan yang dapat

dihubungi serta mengetahui rekan mana saja yang sedang online.

3. Conference: melakukan percakapan dengan banyak orang sekaligus dalam satu

sesi.

4. File transfer: memungkinkan untuk berkirim file dengan pengguna lain.

5. History: menyimpan data percakapan yang telah dilakukan.

Selain itu, beberapa layanan instant messaging juga memberikan nilai tambah berupa

integrasi dengan layanan mereka yang lain, seperti notifikasi e-mail: memberi informasi jika

ada e-mail baru yang masuk ke mailbox pengguna, additional content: menampilkan

17

Page 18: Mpk Kualitatif Bbm Fix

informasi seperti berita baru, cuaca, harga saham, maupun jadwal dalam kalender. Ada pula

yang memiliki voice dan video chat: bercakap-cajap dengan menggunakan media suara dan

video, sehingga pengguna dapat melihat dan mendengar rekan yang sedang diajak

berkomunikasi.31

Instant Messenger merupakan perangkat lunak yang memfasilitasi pengiriman pesan

singkat (instant messaging), suatu bentuk komunikasi secara langsung antara dua orang atau

lebih menggunakan teks yang diketik. Teks dikirim melalui komputer yang terhubung

melalui sebuah jaringan, misalnya internet.

Blackberry Messenger (BBM) adalah program pengirim pesan instan (instant

messenger) yang disediakan untuk para pengguna perangkat BlackBerry. BlackBerry

Messenger merupakan salah satu keunggulan dari penggunaan perangkat BlackBerry selain

layanan Push Mail. Layanan messenger ini dibuat khusus bagi pemilik BlackBerry dan

dirancang khusus untuk berkomunikasi di antara pengguna. Cara menggunakan BBM adalah

dengan penghubung nomor PIN yang juga eksklusif dimiliki masing-masing

perangkat BlackBerry.

Blackberry Messenger memiliki beberapa versi. Berikut adalah fitur-fitur Blackberry

Messenger sebagai instant messenger pada umumnya:32

1. Menampilkan kontak dan status

BlackBerry Messenger dapat menampilkan kontak dan status dari masing-masing

pengguna. Untuk membuat suatu hubungan antar pengguna perangkat BlackBerry di

dalam BBM, pengguna harus menambah kontak dengan cara memasukkan

nomor PIN dari pengguna lain. Selain menggunakan nomor PIN, menambah kontak

bisa dilakukan dengan memasukkan alamat surat elektronik masing-masing

pengguna. Selain itu, seperti layaknya Facebook atau Twitter, BBM juga dapat

menampilkan status masing-masing pengguna yang akan muncul bersama dengan

daftar kontak. Pengguna dapat memperbaharui status kapanpun dan dimanapun,

hanya dengan mengetik status yang diinginkan di kolom status.

2. Berbagi Berkas

Pengguna dapat membagi berkas yang berupa data selain foto dan suara, kontak

telepon dan kontak BBM antar sesama pengguna. Berkas yang dikirimkan melalui

aplikasi ini dapat tersampaikan ke pengguna yang dituju secara cepat dan mudah.

31 Arie Karhendana, Keamanan Pada Layana Instant Messaging: Studi Kasus Yahoo Messenger, Windows Live Messenger, dan Googe Talk. 32 Research in Motion, Blackberry Messenger, dikutip dari http://id.blackberry.com/devices/features/im/blackberry_messenger.jsp, diakses pada 10 Maret 2010.

18

Page 19: Mpk Kualitatif Bbm Fix

3. Percakapan Grup

Pengguna dapat membuat percakapan grup. Mereka dapat melakukan percakapan

dengan beberapa orang dengan waktu yang bersamaan. Untuk membuat suatu grup

percakapan pengguna harus mengundang beberapa kontak untuk ikut dalam

percakapan dalam grup ini.

4. Avatar

Selain nama, pengguna dapat mengatur gambar tampilan sebagai

personal avatar mereka. Avatar sebagai representasi pengguna tentang dirinya sendiri

ataupun ego. Avatar dapat secara otomatis terlihat pada kontak BlackBerry

Messenger. BBM versi terbaru dapat mengumpulkan avatar dari semua kontak yang

ada dalam kontak BlackBerry pengguna.

Blackberry Messenger sebagai instant messenger pertama yang dibuat khusus bagi

pengguna telpon genggam tertentu, yaitu Blckberry, memiliki beberapa fitur yang

membedakan BBM dengan instant messenger pada umumnya:33

1. Kontak Cadangan

BBM versi terbaru memungkinkan cara menjaga data PIN kontak dengan hanya

meng-klik saja Salin Daftar Kontak di tampilan menu. Pilihan tempat penyimpanan

untuk menyimpan data kontak bisa ke memori internal atau memori eksternal.

2. Pesan Penyiaran

Membagi info ke seluruh atau beberapa kontak tidak perlu dengan cara mengetiknya

satu persatu. Klik Pesan Penyiaran pada menu untuk mengirim info yang sama ke

beberapa kontak sekaligus.

3. Membagi Lokasi

Pengguna BBM dapat membagi lokasi dari posisi berada atau ingin membagi lokasi

sebuah tempat kepada pengguna BBM lainnya dengan klik Kirim Lokasi pada menu.

4. Lambang Tampilan Awal

Ada kalanya pengguna terlibat dalam percakapan seru dengan salah satu kontak,

tetapi disaat yang bersamaan harus mengecek aktivitas lain di perangkat. Jelas agak

merepotkan jika harus buka tutup layar BBM. Pada BBM versi terbaru terdapat

33 Ronggani, Fitur Pada Blackberry Messenger 5, dikutip dari http://www.feedberry.com/2009/10/09/fitur-pada-blackberry-messenger-5/, diakses pada 10 Maret 2010.

19

Page 20: Mpk Kualitatif Bbm Fix

fasilitas untuk menempatkan kontak di layar tampilan awal. Jadi untuk membuka

layar percakapan cukup mengakses dari lambang kontak yang ditempatkan pada

tampilan awal.

5. Fungsi Grup Baru

percakapan secara berkelompok ini bisa disertai dengan subyek obrolan. Jadi kontak

yang baru diundang ketika percakapan sudah berlangsung tidak akan bingung untuk

mengikuti topik percakapan. Aplikasi ini memungkinkan pengguna membuat atau

bergabung dengan grup seseorang untuk tetap terhubung dan berbagi pengalaman

secara waktu yang asli. Pengguna juga dapat melakukan percakapan maya dan

berbagi pembaharuan lokasi, alamat, kalender, foto, daftar dan sebagainya. Satu grup

dapat menampung sebanyak 30 anggota.

6. Perbaharui Status

BBM versi terbaru dapat memungkinkan pengguna dapat memantau perubahan status

dari setiap kontaknya. Pengguna bisa meng-klik panel Keadaan Terbaru di atas panel

info tampilan messenger untuk menampilkan daftar kontak yang baru saja

memperbaharui status. Notifikasi akan selalu muncul di panel Keadaan Terbaru

setiap kontak lain memperbaharui status mereka.

7. Transfer Berkas Berukuran Besar

pengguna dapat berbagi berkas foto, suara, kontak telepon dan kontak BlackBerry

Messenger berukuran besar sampai dengan ukuran 6MB. BlackBerry Messenger versi

terbaru mendukung pengiriman berkas video

II.1.4. Definisi Remaja

Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara

kanak-kanak dan dewasa. Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa

remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan

dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan

orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan

orientasi masa depan34.

Masa remaja merupakan masa yang penting dalam arti pertumbuhan dan

perkembangan hidup manusia. Masa ini ditandai dengan berbagai perubahan yang mencolok

34 http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html diakses pada 19 Februari 2010 pukul 01.04

20

Page 21: Mpk Kualitatif Bbm Fix

baik dari segi jasmani maupun rohaninya. Perubahan yang nyata pada anak remaja seringkali

disertai dengan berbagai macam perilaku yang khas. Semua itu merupakan bentuk dari

perkembangan unsur-unsur fisik, kejiwaan, inteleks, dan indentitas diri. Sejalan dengan hal

tersebut, Zakiah Darajad menerangkan: remaja adalah suatu masa dari umur manusia yang

banyak mengalami perubahan sehingga membawanya pindah dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa.35

Memasuki masa remaja, seseorang mulai mengalami beberapa perubahan, yang salah

satunya adalah perubahan perkembangan kognitif dan sosial dalam diri individu yang akan

mempengaruhi perilaku, sikap, dan nilai-nilai sepanjang masa.36 Terkait dengan hadirnya

blackberry yang kini sedang menjadi fenomena di kalangan remaja, perubahan

perkembangan kognitif dan sosial pada remaja tentunya juga akan menjadi salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi perilaku mereka dalam menggunaan blackberry.

Mukhtar (2003) mendefinisikan perubahan perkembangan kognitif adalah perubahan

proses berpikir masa kanak-kanak yang berorientasi konkrit menjadi proses berpikir tahapan

yang lebih tinggi, yaitu kemampuan mengembangkan pikiran secara abstrak (formal

operations stage). Tahap operasional formal (formal operations stage) ini merupakan tahap

terakhir perkembangan kognitif yang dicetuskan oleh Piaget, seorang ahli psikologi yang

terkenal dengan teori perkembangan kognitif remaja. Piaget mengemukakan bahwa sekitar

usia 11 sampai 15 tahun remaja mulai berada pada tahap ini.37 Lebih lanjut, Piaget

menjelaskan bahwa pada tahap ini terjadi kematangan kognitif pada remaja, yaitu interaksi

dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk

eksperimentasi remaja berpikir secara abstrak, dimana seorang remaja tidak lagi terbatas pada

hal-hal yang aktual atau pengalaman yang nyata sebagai dunia kognitif mereka.38

Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk

menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak

dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok sebaya (peergroups). Hal ini karena perkembangan

sosial pada remaja lebih banyak melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orangtua.

Dibanding pada maa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan diluar rumah

seperti kegiatan sekolah, ekstrakulikuler, dan bermain dengan teman.39 Untuk itu, tidak

35 Zakiah Darajad, Problema Remaja di Indonesia, (Bandung: PT. Bulan Bintang, 1974), hlm. 35.36 Mukhtar, Niken Andriyati, dan Erna Sulistiyaningsih, Konsep Diri Remaja Menuju Pribadi Mandiri, (Jakarta: Rakasta Samasta, 2003), hlm. 63. 37 John W. Santrock, Adolescence, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 41.38 D.E Papilia, S.W Olds, dan Ruth D. Feldman, Human Developmnet (8th edition.), (Boston: McGraw-Hill, 2001), hlm. 154.39 Ibid, hlm. 67.

21

Page 22: Mpk Kualitatif Bbm Fix

mengherankan jika kelompok teman sebaya dijadikan referensi utama bagi remaja dalam hal

persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup (lifestyle). Bagi remaja, teman-teman

menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik,

musik atau film apa yang bagus, dan trend yang sedang melanda remaja, termasuk trend

penggunaan blackberry.

Berbicara mengenai definisi remja, Elisabeth B. Hurlock, membagi usia anak remaja

yaitu masa puberitas pada usia 10 tahun atau 12 tahun sampai 13 tahun atau 14 tahun, masa

remaja pada usia 13 tahun atau 14 tahun sampai 17 tahun, masa remaja akhir (masa dewasa

muda) pada usia 17 tahun sampai 21 tahun40. Berdasarkan kategori yang dibuat oleh Hurlock,

yang menjadi fokus dalam penelitian ini ialah remaja dengan range usia 14-17 tahun yang

menggunakan blackberry. Remaja usia 14-17 tahun tersebut memenuhi kriteria sampel

penelitian dimana trend penggunaan blackberry sekarang ini melanda remaja usia 14-17

tahun dimana remaja tersebut masih berada dalam masa penyerapan berbagai situasi yang ada

di lingkungan sekitar dan terlihat masih mudah mengikuti arus.

II.2 Asumsi Teoritis

Komunikasi adalah hal yang tak dapat terelakkan. Komunikasi merupakan kebutuhan

manusia dan terdapat di setiap aspek kehidupannya. Saat ini teknologi berkembang terus

menerus. Perkembangan teknologi banyak berdampak pada perkembangan komunikasi.

Dalam hal ini, perkembangan teknologi turut mendukung dan membantu terjadinya

komunikasi antar individu atau komunikasi interpersonal.

Teknologi yang semakin maju memungkinkan terjadinya komunikasi interpersonal

antara satu individu dengan individu lain tanpa keterbatasan ruang dan waktu. Zaman dulu,

komunikasi yang terbatas oleh jarak sulit dilakukan. Namun dengan perkembangan teknologi,

fasilitas-fasilitas komunikasi yang memudahkan manusia mulai diciptakan. Dengan adanya

teknologi internet, komunikasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Internet juga

memungkinkan terjadinya komunikasi terus menerus antara pribadi yang satu dengan pribadi

yang lain dengan perantara media, diantaranya yaitu Instant Messenger seperti Blackbeery

Messenger yang sedang menjadi tren komunikasi di kalangan remaja pengguna ponsel

Blackberry karena Blackberry Messenger banyak memiliki perbedaan dengan instant

messenger pada umumnya sehingga kini penggunaannya menjadi trend di kalangan remaja.

40 http://etd.eprints.ums.ac.id/4173/1/C100040011.pdf diakses pada 19 Februari 2010 pukul 01.00

22

Page 23: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Remaja yang sedang mengalami masa transisi, dimana pengaruh peer group sangat

tinggi, cenderung mudah dalam mengadopsi hal-hal yang baru, termasuk media baru, yaitu

Blackberry Messenger. Oleh karena penggunaannya dipengaruhi dari lingkungan sosialnya,

maka komunikasi interpersonal yang terjadi pada remaja yang menggunakan Blackberry

Messenger pun akan dibentuk olah pola komunikasi interpersonal mereka dengan lingkungan

sosialnya.

Penggunaan Blackberry Messenger yang dilakukan dalam komunikasi interpersonal

pada setiap remaja pun bervariasi dan membuka peluang terjadinya komunikasi interpersonal

yang unik akibat lingkungan sosial remaja yang mempengaruhinya dalam penggunaan

Blackberry berbeda antara satu remaja dengan remaja lainnya.

Dengan demikian, perbedaan pada penggunaan Blackberry Messenger dalam

komunikasi interpersonal pada remaja tersebut dapat mendeskripsikan seperti apa pola

komunikasi remaja dengan lingkungan sosialnya.

23

Page 24: Mpk Kualitatif Bbm Fix

BAB IIIMETODOLOGI

Bagian ini penulis akan menjelaskan perspektif atau paradigma, strategi, serta teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam meneliti masalah. Penulis juga memaparkan

argumentasi yang mendukung pemilihan paradigma, strategi, dan teknik pengumpulan data

yang relevan dengan kasus yang diteliti.

3.1. Paradigma penelitian

Dalam meneliti masalah penggunaan Blackberry dalam komunikasi interpersonal oleh

remaja, penulis menggunakan paradigma konstruktivis atau interpretif. Paradigma

konstruktivis bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan tindakan sosial yang penuh

makna (Neuman, 2003). Penelitian ini bermaksud menganalisis secara sistematis orang-

orang dalam situasi yang alami dengan tujuan untuk memahami dan menginterpretasi

bagaimana orang-orang menciptakan dan menjaga dunia sosial mereka41. Penelitian ini

menggunakan cara pandang diri obyek yang diteliti, bukan hasil dari konstruksi media atau

institusi lain di luar diri individu.

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengobservasi serta memahami bagaimana remaja

menggunakan Blackberry dalam komunikasi interpersonal mereka, khususnya lewat fasilitas

chatting Blackberry Messenger.

3.2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan penulis untuk meneliti masalah adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan ini dipilih untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan permasalahan

secara lebih mendalam yaitu bagaimana remaja menggunakan Blackberry (fasilitas

Blackberry Messenger) dalam komunikasi interpersonal mereka.

Dengan pendekatan kualitatif, tidak bisa dilakukan generalisasi seperti halnya dalam

pendekatan kuantitatif karena obyek yang diteliti khusus dan masing-masing obyek memiliki

41 Swasti, Snezana, Skripsi S1 Departemen Ilmu Komunikasi UI berjudul Konstruksi Sosial Media Baru dan Budaya Komunikasi (Penggunaan Telepon Genggam pada Remaja Millennial), Depok, 2006, hal 59.

24

Page 25: Mpk Kualitatif Bbm Fix

keunikan dalam memandang sebuah realitas atau bersifat subyektif. Penarikan kesimpulan

menggunakan pendekatan ini dilakukan dengan cara menginterpretasi jawaban individu-

individu yang diteliti.

Pendekatan ini menggunakan logika induktif di mana penulis tidak berangkat dari

teori terlebih dahulu, melainkan menjadikan teori sebagai bahan acuan awal saja. Dalam

penelitian, seiring dengan ditemukannya fakta dan hasil penelitian, teori tersebut kemudian

akan dikembangkan dan berkembang dengan sendirinya (Patton, 2002).

3.3. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan penulis ialah fenomenologi. Studi fenomenologi

bertujuan untuk mengetahui dan memahami sebuah realitas yang dialami sendiri oleh obyek

penelitian. Menurut Patton (2002), pertanyaan yang paling mendasar dari metode

fenomenologi adalah: apakah makna, struktur, dan esensi dari pengalaman nyata atas sebuah

fenomena bagi seseorang atau sekelompok orang?

Menurut Husserl (1913, dalam Patton, 2003), fenomenologi berarti kajian mengenai

bagaimana masyarakat mendeskripsikan hal-hal dan pengalaman mereka melalui indera

mereka. Menurutnya, kita akan mengetahui apa yang kita alami dengan memperhatikan

persepsi dan makna yang membangunkan kesadaran kita. Fenomenologi fokus pada

bagaimana manusia merangkai fenomena yang dialaminya sehingga rangkaian tersebut

membuat manusia memahami dunia, dan dengan demikian membangun worldview atau cara

pandang mengenai dunia.

Hal yang terpenting dari tradisi fenomenologi ini adalah mengetahui apakah esensi

dari pengalaman yang dialami langsung oleh manusia. Apakah esensi dari suatu fenomena.

Karena itu, dikatakan bahwa phenomenological research is the study of essences (Van Manen

1990 dalam Patton, 2003)42.

Penelitian ini bersifat deskriptif karena bermaksud menggambarkan kondisi yang ada,

realitas yang diciptakan oleh obyek penelitian dan bagaimana mereka memaknai realitas

tersebut dalam praktik kehidupannya.

42 Swasti, Snezana, ibid. hal 64.

25

Page 26: Mpk Kualitatif Bbm Fix

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam (in depth

interview) terhadap obyek penelitian yang dipilih. Wawancara mendalam adalah teknik

pengumpulan data yang didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan

tertentu. Wawancara dilakukan untuk mendapat berbagai informasi menyangkut masalah

yang diajukan dalam penelitian. Wawancara dilakukan kepada responden yang dianggap

menguasai masalah penelitian43.

Esterberg, (dalam Sugiyono, 2005,p.72) mendefinisikan “interview atau wawancara

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu”. Selain itu, Stainback,

(dalam Sugiyono, 2005, p.72) mengatakan bahwa dengan wawancara, maka peneliti akan

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan

situasi dan fenomena yang terjadi,dimana hal tersebut tidak bisa ditemukan melalui

observasi44.

Wawancara mendalam dipilih sebagai teknik pengumpulan data karena melalui cara

ini peneliti dapat menggali lebih dalam informasi dari informan. Wawancara tidak hanya

terpaku pada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat meneliti, namun juga memberi

kemungkinan bagi informan untuk memberi informasi-informasi tambahan yang bisa menjadi

temuan baru dari fenomena yang diteliti sehingga memperkaya hasil penelitian ini.

Teknik pengumpulan data ini diawali dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan

yang hendak diajukan pada informan berdasarkan asumsi dasar dan permasalahan yang

diangkat dalam penelitian. Langkah kedua adalah terjun ke lapangan dan menggali data

sebanyak mungkin dari informan yang relevan dengan penelitian ini. Langkah ketiga adalah

melakukan pengolahan data dari hasil wawancara mendalam dan kemudian membuat analisis

serta interpretasi dari data yang diperoleh, diakhiri dengan kesimpulan yang merupakan

rangkuman jawaban dari pertanyaan permasalahan penelitian.

43 http://www.damandiri.or.id/file/didikwahonounairbab4.pdf diakses pada 6 Mei 2010 pukul 23.1144 http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/ikom/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-51405016-11599-media_chatting-chapter3.pdf diakses pada 6 Mei 2010 pukul 23.05

26

Page 27: Mpk Kualitatif Bbm Fix

3.5. Teknik Pemilihan Informan

Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling. Melalui teknik

ini, peneliti sudah menentukan dengan sengaja informan mana saja yang dituju sebagai

subyek penelitian. Pemilihan berdasarkan pertimbangan yang logis dan latar belakang

informan dianggap cukup relevan dengan penelitan ini.

Argumen Alson dan Bowles (1998:92) menyebutkan bahwa teknik sampling ini akan

menuntun kita untuk memilih sampel sesuai tujuan penelitian:

”Kita sebelumnya mungkin memiliki pengetahuan untuk mengidentifikasikan kelompok

mana yang penting untuk penelitan atau kita memilih subyek-subyek yang kita anggap lebih

tepat digunakan untuk penelitian.”45

Informan yang dijadikan sebagai subyek penelitian dipilih berdasarkan kriteria berikut

ini:

Remaja berusia 14 – 17 tahun yang masih berstatus sebagai siswa di sekolah

menengah pertama atau sekolah menengah atas. Tingkat status sosial ekonomi siswa

juga dipilih yang berasal dari keluarga berstatus sosial ekonomi tinggi (A) yang bisa

terlihat dari tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, penghasilan orang tua,

dan status dalam komunitasnya46. Status sosial ekonomi keluarga/orang tua yang

tinggi ini juga berimplikasi pada fasilitas yang dimiliki dan pengeluaran bulanan anak

tersebut, khususnya fasilitas Blackberry dan biaya bulanan yang harus dikeluarkan

untuk memanfaatkan fasilitas tersebut.

Remaja yang dipilih adalah remaja yang tengah duduk di bangku sekolah menengah

(berusia 14 – 17 tahun sesuai definisi Elizabeth B. Hurlock) dengan alasan remaja

dalam tingkat usia tersebut termasuk remaja yang memiliki tingkat interaksi dengan

peer group atau agen sosialisasi sekunder lain lebih tinggi dibanding dengan orang tua

sebagai agen sosialisasi primer. Interaksi dengan peer group yang dilakukan oleh

remaja bisa mempengaruhi persepsi dan gaya hidup, termasuk penggunaan

Blackberry sebagai sarana komunikasi interpersonal remaja dengan orang sekitarnya

selain orang tua.

45 Karya Ilmiah Nina Triana, FISIP UI, 2007 yang diakses lewat www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/127992-T+19275-Pelaksanaan... pada 20 Mei 2010 pukul 11.0446 http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/earlycld/ea7lk5.htm diakses pada 3 Mei 2010 pukul 09.37

27

Page 28: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Remaja menggunakan Blackberry messenger sebagai sarana berkomunikasi lewat

Blackberry, baik kepada peer group, pacar, atau teman-teman lainnya.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka bisa diambil unit analisis berupa individu remaja

berusia 14 – 17 tahun yang duduk di sekolah menengah. Unit observasinya adalah individu

remaja berusia 14 – 17 tahun yang duduk di sekolah menengah menggunakan Blackberry dan

Blackberry messenger.

Unit analisis penelitian ini adalah individu remaja yang berusia 14-17 tahun dan unit

observasinya adalah individu remaja yang menggunakan Blackberry, khususnya fasilitas

Blackberry messenger.

28

Page 29: Mpk Kualitatif Bbm Fix

3.6. Teknik Analisis

Dalam menganalisis hasil temuan, peneliti menggunakan teknik analisis ideal types.

Ideal types merupakan model atau abstraksi mental dari hubungan sosial atau proses tertentu

Ideal types merupakan alat yang dapat digunakan untuk melakukan perbandingan, karena

Ideal types merupakan standar di mana data atau realitas dapat dibandingkan. Metode Ideal

types yang dibangun oleh Weber ini melengkapi metode persetujuan Mill. Dalam metode

persetujuan, perhatian peneliti terfokus pada apa yang umum (sama/serupa) di antara

berberapa kasus dan dia melihat sebab-sebab umum dalam kasus-kasus dengan hasil/keluaran

yang serupa. Oleh karena itu, metode persetujuan menunjukkan perbandingan dengan kasus-

kasus aktual. Perbandingan tersebut dapat dilakukan dengan memperbandingkan kasus

terhadap model yang ideal. Peneliti dapat membangun model ideal dari suatu hubungan atau

proses sosial lalu membandingkan kasus spesifik terhadap model tersebut47.

Ada dua cara dalam teknik analisis ideal types; membedakan konteks dan membuat

analogi. Dalam penelitian mengenai penggunaan Blackberry Messenger dalam komunikasi

interpersonal remaja, peneliti menggunakan cara yang pertama yaitu membedakan konteks.

Peneliti yang mengadopsi pendekatan interpretif menggunakan Ideal types untuk

menginterpretasi data melalui cara yang sensitive terhadap konteks dan makna budaya dari

anggota-anggotanya. Peneliti tidak menguji hipotesis atau membuat teori baru yang dapat

digeneralisasi, melainkan membawa masing-masing konteks spesifik dari kasus-kasus yang

diteliti kemudian menekankan pengaruh dari konteks tersebut.

Untuk membuat perbandingan konteks, peneliti biasanya mempelajari konteks

spesifik yang sangat kontras antar kasus yang ingin diteliti. Ketika memperbadingkan konteks

menggunakan Ideal types, peneliti tidak bertujuan untuk mengilustrasikan sebuah teori dalam

kasus yang berbeda dan menemukan kesamaan. Melainkan, mereka mengaksentuasi

spesifisitas dan keunikan. Metode analisis yang lain memfokuskan diri pada hal-hal general

dan mengabaikan ke-khas-an, sementara Ideal types menunjukkan fitur-fitur unik yang

membentuk pelaksanaan proses tertentu48.

47 Neuman, Lawrence W., Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches (5th ed.), Boston, New York: A and B (2003).48 Neuman, Lawrence W., ibid.

29

Page 30: Mpk Kualitatif Bbm Fix

3.7. Kualitas Penelitian

Kualitas atau validitas penelitian kualitatif menurut Denzin dan Guba (2000, diakses

dari http://www.socialresearchmethods.net/KB/qualval.htm) dapat dilihat dari 4 hal, yaitu:

Transferability, merujuk pada tingkat apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan

atau ditransfer pada konteks atau setting yang lain.

Credibility, merujuk pada kredibilitas atau seberapa tinggi hasil penelitian dapat

dipercaya, dilihat dari sudut pandang subjek yang diteliti.

Dependability, merujuk pada bagaimana penelitian yang berlangsung pada konteks

yang terus berubah dapat disajikan dengan memasukkan perubahan konteks tersebut

pada hasil penelitian.

Confirmability, merujuk pada tingkat bagaimana hasil penelitian dapat

dikonfirmasikan oleh orang lain atau peneliti lain49.

Hasil penelitian akan dihubungkan dengan teori dan konsep yang peneliti gunakan.

Penelitian tidak menitikberatkan pada konfirmasi terhadap teori yang ada karena kasus yang

diteliti unik dan bisa ditemukan konsep-konsep baru yang mendukung hasil penelitian.

3.8. Kelemahan/Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kelemahan atau keterbatasan yang

diakui oleh peneliti. Pertama, peneliti terlalu berfokus pada komunikasi interpersonal yang

dilakukan individu remaja dengan peer group dan pacarnya dengan asumsi dua agen

sosialisasi sekunder ini memiliki pengaruh yang lebih besar dalam diri remaja, termasuk gaya

hidup dan cara berkomunikasinya. Kemungkinan komunikasi interpersonal dengan pihak

lain, misalnya dengan keluarga, tidak digali terlalu jauh, padahal terdapat asumsi perbedaan

cara berkomunikasi dengan Blackberry Messenger kepada keluarga dan kepada peer group

atau pacar.

Kelemahan yang kedua adalah peneliti kurang menggali lebih dalam jawaban-

jawaban yang dirasa sudah cukup jelas menjawab, padahal masih banyak alasan-alasan

informan dalam menjawab pertanyaan yang bisa digali lebih jauh. Selain itu, dalam

49 Swasti, Snezana, ibid. hal 68

30

Page 31: Mpk Kualitatif Bbm Fix

mengajukan pertanyaan, peneliti terkadang bersikap leading karena informan menjawab

pertanyaan dengan singkat dan kurang bercerita.

Kelemahan lainnya adalah latar belakang informan yang berbeda-beda, misalnya

sebagian informan ada yang memiliki pacar sehingga data mengenai komunikasi

interpersonal dengan pacar melalui Blackberry Messenger bisa didapat sedangkan sebagian

lagi mengatakan pacar tidak menggunakan Blackberry.

31

Page 32: Mpk Kualitatif Bbm Fix

BAB IVANALISIS

5.1. Gambaran Umum Informan

Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah empat orang remaja yang duduk di

sekolah menengah atas, keempatnya berusia 17 tahun dan duduk di kelas 3 SMA. Keempat

informan berasal dari keluarga berstatus sosial ekonomi atas (A) yang dapat terlihat dari

tingkat pendidikan orang tua yang rata-rata S1 dan di atasnya, pekerjaan orang tua yang

mayoritas menduduki posisi atas seperti direktur, wiraswasta, dan bagian personalia

perusahaan, serta pengeluaran informan per bulan yang rata-rata di atas Rp 500.000,-.

Keempat informan juga memiliki hubungan yang dekat dengan keluarganya, baik dengan

orang tua maupun dengan saudara kandung. Informan 1 menghabiskan waktu luang setelah

beraktivitas seharian dengan mengobrol bersama keluarganya dan melewatkan akhir pekan

dengan pergi ke tempat rekreasi atau makan malam di restoran. Informan 2 melewatkan

waktu luang dengan shopping bersama orang tuanya dan juga sering menceritakan

pengalamannya (curhat) kepada orang tua. Informan 3 juga mengatakan sering pergi bersama

dengan orang tuanya. Anggota keluarga keempat informan juga menggunakan BB dan BBM

sebagai sarana berkomunikasi.

Keempat informan memiliki peer group yang semuanya berusia setara/seumuran.

Anggota dari peer group tersebut antara 5-9 orang berjenis kelamin sama dan mereka

memiliki waktu tersendiri yang diluangkan untuk hang out dan memilih tempat seperti mall

dan restoran sebagai tempat bertemu. Ada hubungan emosional yang cukup kuat antara

informan dengan peer group-nya yang merupakan salah satu elemen dari karakteristik

komunikasi interpersonal, khususnya poin disclosure dan intrinsic rewards. Anggota peer

group dari informan ada yang menggunakan Blackberry dan sering melakukan komunikasi

melalui Blackberry Messenger (BBM).

Rata-rata para informan menggunakan Blackberry (dan fasilitas BBM) selama 0-1

tahun. Informan 1 dan 2 sudah menggunakannya selama 4-5 bulan, sedangkan informan 4

sudah menggunakan fasilitas BBM sejak 1 tahun lalu.

Tiga dari empat informan mempunyai pacar. Salah satu pacar informan tidak

menggunakan Blackberry. Ketiga informan ini memiliki disclosure dan intrinsic rewards

32

Page 33: Mpk Kualitatif Bbm Fix

yang cukup besar terhadap pacar masing-masing. Adanya keterbukaan dan ikatan emosional

dengan pacar bisa menjadi salah satu faktor yang berperan dalam komunikasi interpersonal

informan dalam menggunakan BBM.

Keempat informan biasanya menanyakan hal-hal seperti ’lagi dimana’ dan ’lagi

ngapain’ ke orang yang mereka tuju dalam berkomunikasi lewat BBM. Rata-rata informan

melakukan komunikasi lewat BBM di mana saja dan kapan pun mereka berada. Bagi mereka,

BBM bisa menggeser SMS karena keefisienan dan keunggulan fasilitasnya.

5.2. Motivasi penggunaan Blackberry

Dalam menggunakan Blackberry, mayoritas informan ternyata memiliki faktor

pendorong dari luar yang mendukungnya. Tiga dari empat informan menggunakan

Blackberry karena lingkungan sekitar atau teman-temannya menggunakan Blackberry juga.

Pertemanan atau hubungan pacaran yang dimiliki oleh remaja mendorong tindakan atau gaya

hidup remaja. Temuan yang peneliti dapatkan ini sejalan dengan teori tentang karakteristik

remaja yang dipaparkan dalam kerangka pemikiran peneliti.

Motivasi penggunaan Blackberry yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau

teman peer group berkaitan pula dengan karakteristik komunikasi interpersonal informan.

Dari keenam elemen dalam karakteristik komunikasi interpersonal – yang mengungkapkan

tentang kedekatan secara emosional dan alasan pengikat hubungan misalnya – informan yang

merasa saling memiliki, merasa dicintai oleh teman peer groupnya, ternyata bisa dikatakan

berperan dalam keputusan informan dalam menggunakan Blackberry sebagai bagian dari

gaya hidup. Hal ini diperkuat pula dengan argumen salah satu informan yang menggunakan

Blackberry untuk kepentingan berkomunikasi dengan teman dekat (peer group) atau

pacarnya.

”Soalnya pacar aku pake Blackberry.Terus semua temen-temen aku juga pake Blackberry. Terus abis itu, kayaknya kalo jaman sekarang nggak pake Blackberry kayaknya ketinggalan aja” (Celine)

Argumen informan tersebut juga mengindikasikan bahwa informan ingin terus

mengikuti perkembangan zaman yang berhubungan pula dengan posisi informan dalam

pergaulan. Informan ingin bisa diterima oleh lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu informan

memilih menggunakan Blackberry sebagai sarana berkomunikasinya.

33

Page 34: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Selain motivasi yang berasal dari faktor eksternal, dari hasil temuan juga didapatkan

informasi tentang motivasi yang berhubungan dengan keunggulan Blackberry. Beberapa fitur

yang dimiliki oleh Blackberry sebenarnya juga dimiliki oleh telepon seluler lain, namun satu

hal yang membuat Blackberry unggul dibanding yang lain adalah adanya fitur BBM.

“...Yaa, itu juga salah satu alesan gw beli BB geng buat BBMan...” (Sekar Ayu)

Komunikasi Interpersonal pada Remaja

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa komunikasi interpersonal

dengan cara face-to-face communication maupun komunikasi dengan media Blackberry

Messenger pada remaja banyak dilakukan kepada orang-orang terdekat mereka yang

memberikan pengaruh besar pada mereka, seperti teman peer group dan pacar. Hal ini

terbukti dengan keempat informan dalam penelitian ini yang mengaku memiliki peer group

yang dekat hubungannya dengan mereka dan tiga dari empat informan juga sedang menjalin

hubungan yang dekat dengan pacarnya. Mengenai peer group yang dimiliki keempat

informan, peneliti juga menemukan bahwa anggota dalam peer group yang dimiliki keempat

informan memiliki usia yang sama dan salah satu faktor terbentuknya peer group yang

dimiliki keempat informan karena bersekolah di sekolah yang sama.Penemuan dari penelitian

ini dimana remaja lebih banyak berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman peer group

dan berkomunikasi dengan pacarnya.

Penggunaan Blackberry Messenger sebagai Medium Komunikasi Interpersonal pada Remaja

1. Intensitas Penggunaan Blackberry Messenger

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa keempat informan memiliki

tujuan yang hampir sama dalam menggunakan media Blackberry Messenger, yaitu untuk

tujuan berkomunikasi. Informan pertama mengatakan bahwa tujuannya menggunakan

Blackberry Messenger adalah untuk berhubungan dengan orang lain, memberi tahu posisi,

menanyakan masalah tugas, dan sebagainya. Infroman kedua mengatakan bahwa tujuannya

menggunakan Blackberry Messenger adalah untuk bertukar informasi. Blackberry Messenger

menurutnya dapat menggantikan fungsi komunikasi yang selama ini dilakukan dengan cara

telepon dan SMS. Infroman ketiga mengatakan bahwa tujuannya menggunakan Blackberry

34

Page 35: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Messenger adalah untuk berhubungan dengan orang terdekat seperti orang tua dan sahabat.

Informan keempat mengatakan bahwa tujuannya menggunakan Blackberry Messenger adalah

untuk berhubungan dengan keluarga,teman, dan pacar. Keempat informan memiliki tujuan

yang sama, yaitu berkomunikasi.

Dari hasil penelitian, peneliti juga menemukan bahwa intensitas keempat informan

dalam menggunakan media Blackberry Messenger adalah sangat sering. Informan keempat

menyatakan bahwa ia menggunakan media Blackberry Messenger hampir setiap saat untuk

berkomunikasi dengan orang-orang terdekatnya. Keempat informan mengutarakan bahwa

mereka merasakan banyak sekali kemudahan dalam berkomunikasi dengan menggunakan

Blackberry Messenger. Informan pertama menyatakan bahwa dengan menggunakan

Blackberry Messenger, pesan yang ia kirim ke orang tertentu lebih cepat direspon. Informan

kedua dan ketiga menyatakan bahwa komunikasi dengan menggunakan Blackberry

Messenger itu amatlah praktis karena tidak usah bayar pulsa per sekali kirim seperti SMS.

Informan keempat menyatakan bahwa berkomunikasi dengan menggunakan Blackberry

Messenger selain praktis, respon pembicaraan lebih cepat sehingga pembicaraan lancar dan

hemat biaya.Kemudahan-kemudahan yang dirasakan informan dalam berkomunikasi

menggunakan Blackberry Messenger seperti kemudahan karena respon lebih cepat, praktis,

dan pembicaraan lebih lancar.

2. Fasilitas yang Digunakan Ketika Berkomunikasi dengan Blackberry Messenger

Dalam penggunaan Blackberry Messenger, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,

informan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah penggunaan Blackberry

Messenger oleh teman peer group dan pacar. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa adanya

teman peer group dan pacar yang menggunakan Blackberry Messenger turut memotivasi

informan dalam menggunakan Blackberry Messenger. Dalam penelitian, peneliti menemukan

bahwa bukan hanya motivasi untuk menggunakan Blackberry Messenger yang dipengaruhi

oleh orang-orang terdekat informan. Fasilitas yang digunakan ketika berkomunikasi lewat

Blackberry Messenger pun dibentuk oleh penggunaan Blackberry Messenger oleh teman peer

group dan pacar. Dalam penelitian, peneliti menemukan bahwa informan kedua, ketiga, dan

keempat yang memiliki teman peer group yang menggunakan BBM menganggap fasilitas

yang paling memudahkan dalam berkomunikasi lewat BBM dengan teman peer group adalah

fasilitas yang memungkinkan bagi percakapan private dengan teman peer group, yaitu

percakapan grup.

35

Page 36: Mpk Kualitatif Bbm Fix

3. Gaya Penulisan Ketika Berkomunikasi Melalui Blackberry Messenger

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa informan memiliki gaya

penulisan yang berbeda ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger. Infroman kedua

dan ketiga yang memiliki cara berinteraksi extrovert kepada peer group nya jika

berkomunikasi secara face-to-face communication, memiliki gaya penulisan yang panjang

dan tidak disingkat dalam menulis pesan lewat Blackberry Messenger, sedangkan informan

pertama yang juga memiliki cara berinteraksi extrovert kepada peer group nya jika

berkomunikasi secara face-to-face communication, memiliki gaya penulisan yang pendek dan

disingkat. Informan kedua mengatakan bahwa gaya penulisan yang informan gunakan tidak

disingkat-singkat tetapi menggunakan simbol tertentu seperti emoticon.

Berdasarkan perkataan salah satu informan mengenai gaya menulis dalam

menggunakan diatas, gaya penulisan terbentuk karena selera informan. Menurut informan,

bila penulisan pesan disingkat-singkat akan terlihat norak. Informan keempat, yang memiliki

cara berinteraksi yang introvert jika berkomunikasi secara face-to-face communication

dengan peer groupnya, juga memiliki gaya penulisan yang tidak disingkat.

Selera informan dalam gaya penulisan pesan ketika berkomunikasi lewat Blackberry

Messenger kepada teman peer group juga dituangkan dalam gaya penulisan pesan ketika

berkomunikasi dengan pacar. Informan kedua dan keempat yang memliki gaya penulisan

pesan yang panjang dan tidak disingkat, juga memiliki gaya penulisan pesan yang sama

ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger kepada pacarnya. Dalam menuliskan

pesan kepada pacarnya, kedua informan mengaku menuliskan pesan tanpa singkatan. Hanya

bedanya ketika menuliskan pesan untuk pacar, mereka cenderung lebih ekspresif, seperti

dengan penggunaan emoticon (lambang emosi nonverbal).

4. Konten yang Dibicarakan Ketika Berkomunikasi melalui Blackberry Messenger

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa ketika berkomunikasi secara

face-to-face communication dengan teman peer group, keempat informan sering

membicarakan hal-hal umum seperti hal-hal yang terjadi sehari-hari, walaupun keempat

infroman juga menceritakan hal-hal personal, namun pembicaraan sehari-hari dengan teman

peer group lebih banyak didominasi oleh hal-hal umum.

Dalam berkomunikasi interpersonal dengan teman peer group lewat Blackberry

Messenger, informan pertama mengatakan bahwa konten yang sering dibicarakan adalah hal-

36

Page 37: Mpk Kualitatif Bbm Fix

hal umum, seperti menanyakan tugas sekolah. Informan kedua mengaku konten yang sering

dibicarakan adalah menanyakan tugas, membicarakan orang lain, dan bercanda. Infroman

ketiga mengaku bahwa konten yang sering dibicarakan adalah pelajaran, membicarakan

orang lain, dan membicarakan lawan jenis (pria). Informan keempat mengatakan bahwa

konten yang sering dibicarakan adalah obrolan seputar tugas, kegiatan sehari-hari,

membicarakan orang, dan pembicaraan tentang lawan jenis.

Dalam konten yang dibicarakan ketika berkomunikasi secara face-to-face

communication kepeda pacar, informan kedua dan keempat mengaku membicarakan hal-hal

yang personal, seperti perasaan yang dirasakan dan kegiatan masing-masing. Dalam konten

yang dibicarakan ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger kepada pacar, informan

kedua mengaku memiliki konten yang sama dengan yang ia bicarakan ketika berkomunikasi

secara face-to-face communication dengan pacar. Informan keempat mengatakan bahwa ia

sering membicarakan hal-hal personal seperti membicarakan teman atau kegiatan masing-

masing ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger dengan pacarnya.

5. Hambatan dalam Menggunakan Blackberry Messenger

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa informan pertama, kedua,

dan ketiga memiliki hambatan yang dirasakan dalam menggunakan Blackberry Messenger,

sedangkan informan ketiga dan keempat mengaku tidak ada hambatan dalam berkomunikasi

menggunakan media Blackberry Messenger.

Informan pertama mengaku bahwa dirinya beberapa kali salah paham dengan orang

lain ketika berkomunikasi menggunakan Blackberry Messenger. Hal tersebut terjadi ketika

Blackberry Messenger mengalami kesalahan teknis yang seringkali disebut dengan error,

dimana pesan yang dikirim lama sampainya. Hal ini diakui infoman pertama memang jarang

terjadi, namun sekalinya tejadi dapat menimbulkan salah paham. Informan kedua dan ketiga

mengakui bahwa kadang memang sering terjadi error dalam berkomunikasi lewat Blackberry

Messenger, namun permasalahan yang sering membuat mereka kesal adalah ketika

berkomunikasi lewat Blackberry Messenger, mereka bisa tahu bahwa pesannya yang ia

kirimkan sudah sampai ke orang yang ia tuju, namun orang tersebut tak kunjung membalas.

Dalam Blackberry Messenger, jika kita mengirim pesan dan pesan tersebut sudah dibaca oleh

peneriman maka ada huruf “D” yang muncul disebelah pesan yang kita kirim, yang berarti

“delivered” (pesan telah sampai). Hal yang membuat informan kedua ini kesal dan merasa hal

ini adalah hambatan karena ia sudah menerima huruf “D” tersebut namun pesan tak kunjung

37

Page 38: Mpk Kualitatif Bbm Fix

dibalas sehingga akhirnya menimbulkan prasangaka negative terhadap si penerima pesan dan

akhirnya seringkali menimbulkan salah paham.

Hambatan yang dialami oleh informan pertama, yaitu hambatan karena Blackberry

Messenger yang error termasuk ke dalam hambatan fisik, yang merupakan hambatan yang

terjadi dari luar, baik komunikator maupun komunikan. Sedangkan hambatan yang dialami

oleh informan kedua dan ketiga adalah hambatan prasangka dimana orang yang

berkomunikasi curiga karena alasan tertentu dan menyebabkan pertentangan antara

komunikator dan komunikan.

Berdasarkan penelitian, dari konflik yang terjadi akibat karena Blackberry Messenger

yang error ataupun karena sebab lain, cara mengatasi konflik dari ketiga informan hampir

sama. Informan pertama jika mengalami konflik ketika berkomunikasi lewat Blackberry

Messenger, akan menyelesaikan konflik dengan cara mencoba menjelaskan permasalahan

lewat Blackberry Messenger terlebih dahulu. Jika tidak selesai, baru dituntaskan langsung

(dengan tatap muka). Informan kedua jika mengalami konflik ketika berkomunikasi lewat

Blackberry Messenger, akan menyelesaikan konflik dengan cara tatap muka. Informan ketiga

jika mengalami konflik ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger, akan

menyelesaikan konflik dengan cara mencari tahu penyebabnya dan menanyakan saat tatap

muka.

Perbandingan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja dalam konteks Face-to-face Communication dan dalam Konteks Menggunakan Media Blackberry Messenger Kepada Teman Peer Group

Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan komunikasi interpersonal dengan cara

face-to-face communication dan komunikasi interpersonal dengan menggunakan media

Blackberry Messenger yang dilakukan oleh informan kepada peer group nya dengan cara

membandingkan karakteristik komunikasi interpersonal yang terjadi pada kedua konteks

tersebut.

Dalam meneliti karakteristik komunikasi interpersonal dengan cara face-to-face

communication maupun dengan menggunakan media Blackberry Messenger yang dilakukan

oleh informan kepada peer group nya, peneliti meneliti ada tidaknya enam karakter

komunikasi interpersonal, yaitu uniqness (keunikan), irreplaceability (ketidaktergantikan),

interdependence (ketergantungan), disclosure (pengungkapan diri), intrinsic rewards

(penghargaan yang diterima), dan scarcity (kelangkaan).

38

Page 39: Mpk Kualitatif Bbm Fix

1. Uniqness (Keunikan)

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa dalam berkomunikasi secara

face-to-face kepada peer group, ada satu dari keempat informan yang ternyata memiliki

aturan dalam berkomunikasi dengan peer group nya, sedangkan ketiga informan lainnya

mengaku tidak memiliki aturan dalam berkomunikasi interpersonal secara face-to-face

dengan peer group nya. Informan kedua mengatakan,

“Kita itu harus selalu jujur. Jadi kalo misalnya kita itu lagi deket sama siapa(lawan jenis) itu kita harus ngasih tau.”

Berdasarkan ucapan informan tersebut, aturan yang ia anut adalah kejujuran dalam

berkomunikasi secara face-to-face kepada teman peer group. Selain aturan mengenai

kejujuran, informan kedua juga memiliki aturan lain dalam peer group nya yaitu kebiasaan

untuk memakai jaket yang dipakai ke sekolah dengan warna yang sama. Aturan tersebut

dibuat untuk mengkomunikasikan kepada teman lain di luar peer group bahwa anggota peer

group ini adalah anak-anak dance. Mereka memberi symbol peer group mereka dengan

aturan tertentu, yaitu jaket yang sama yang dipakai ke sekolah.

Ketika berkomunikasi menggunakan Blackberry Messenger, ketiga informan yang

tidak memiliki aturan dalam berkomunikasi secara face-to-face mengaku juga tidak memiliki

aturan dalam berkomunikasi dengan menggunakan media Blackberry Messenger. Sedangkan

informan kedua yang memiliki aturan, yaitu kejujuran, dalam berkomunikasi secara face-to-

face dengan peer group nya juga menuangkan aturan kejujuran tersebut ketika ia

berkomunikasi dengan teman peer group lewat media Blackberry Messenger. Informan

kedua lebih jelasnya lagi mengatakan bahwa, aturan kejujuran itu diterapkan dalam

komunikasi lewat Blackberry Messenger karena saat ia bercerita kepada teman dimana ia

harus jujur, misalnya jika ia sedang menjalin hubungan yang dekat dengan lawan jenis, justru

ia tuangkan ceritanya lewat komunikasi dengan menggunkan Blackberry Messenger. Selain

itu, menurutnya, komunikasi lewat Blackberry Messenger itu samaa saja dengan mengobrol

tetapi bedanya kita harus mengetik tulisan. Oleh karena sama saja dengan mengobrol biasa,

maka aturan yang ada ketika mengobrol biasa pun harus diterapkan dalam berkomunikasi

lewat media Blackberry Messenger.

39

Page 40: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Peneliti juga menemukan bahwa terdapat keunikan dalam peran informan ketika

berinteraksi dengan teman peer group nya secara face-to-face communication. Informan

pertama mengaku sering menjadi orang yang membuat jadwal pertemuan peer group nya.

Peneliti menginterpretasikan informan pertama ini memiliki peran yang sangat aktif dalam

berkomunikasi secara face-to-face communication dengan peer group nya dan memiliki cara

berinteraksi yang extrovert jika berkomunikasi secara face-to-face communication dengan

teman peer group nya.

Informan kedua mengakui bahwa dirinya ketika berkomunikasi dibandingkan dengan

teman-teman peer group nya yang lain adalah orang yang paling bawel. Sama halnya dengan

informan pertama, peneliti menginterpretasikan informan kedua ini memiliki peran yang

sangat aktif dalam berkomunikasi secara face-to-face communication dengan peer group nya

dan memiliki cara berinteraksi yang extrovert jika berkomunikasi secara face-to-face

communication dengan teman peer group nya.

Informan ketiga mengaku bahwa ia memang sering dijadikan tempat bercerita oleh

teman-teman peer group nya, namun ia pun juga tidak sedikit bicara. Peneliti

menginterpretasikan informan ketiga ini memiliki peran yang aktif dalam berkomunikasi

secara face-to-face communication dengan peer group nya dan memiliki cara berinteraksi

yang extrovert jika berkomunikasi secara face-to-face communication dengan teman peer

group nya.

Informan keempat mengaku lebih sering mendengarkan dan menanggapi keluhan dan

cerita teman-temannya disbanding berbicara. Peneliti menginterpretasikan informan ketiga

ini memiliki peran yang aktif dalam berkomunikasi secara face-to-face communication

dengan peer group nya dan memiliki cara berinteraksi yang introvert jika berkomunikasi

secara face-to-face communication dengan teman peer group nya.

Dalam berkomunikasi lewat media Blackberry Messenger, ada keunikan dalam peran

dan cara berinteraksi dengan peer group yang juga dituangkan dalam berkomunikasi lewat media

Blackberry Messenger.

Informan kedua yang memiliki peran sangat aktif dalam peer group karena ia adalah

orang yang paling bawel juga menerapkan perannya yang sangat aktif ketika berkomunikasi

lewat BBM kepada teman peer group, seperti aktif memulai pembicaraan dan paling rajin

dalam mengirimkan pesan ke semua teman peer group secara broadcast message di media

Blackberry Messenger. Informan ketiga yang memiliki peran aktif dalam peer group karena

ia sering menjadi tempat bercerita bagi teman-temannya, menerapkan peran aktifnya tersebut

40

Page 41: Mpk Kualitatif Bbm Fix

ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger kepada teman peer group, seperti aktif

dalam mendengarkan keluhan teman peer group lewat Blackberry Messenger.

Informan pertama, kedua, dan ketiga yang peneliti interpretasikan sebagai remaja

yang memiliki cara berinteraksi face-to-face communication yang extrovert juga memiliki

cara berinteraksi yang extrovert ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger. Hal ini

dibuktikan dengan ketiga informan tersebut mengaku sering memulai pembicaraan dan sering

menceritakan mengenai diri sendiri ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger. Hal

ini sesuai dengan informan keempat yang peneliti interpretasikan sebagai remaja yang

memiliki cara berinteraksi face-to-face communication yang introvert yang juga memiliki

cara berinterkasi yang introvert ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger. Hal ini

dibuktikan dengan informan keempat yang mengaku tidak terlalu sering menceritakan

kehidupan diri sendiri ketika berkomunikasi dengan teman peer group lewat Blackberry

Messenger.

2. Irreplaceability (ketidaktergantikan)

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa keempat informan memiliki

hubungan yang irreplaceable (tidak tergantikan) dengan teman peer group nya. Hal ini

dibuktikan dengan keempat informan merasa tidak akan keluar dari peer group jika nantinya

tidak bertemu lagi dengan teman peer group nya akibat berpindah tempat sekolah atau

berpindah tempat tinggal. Salah satu informan menyebutkan bahwa peer group nya sejak ia

duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama) dahulu, sampai sekarang masih tetap

menjadi peer group nya karena masih menajalin hubungan komunikasi dengan teman peer

group nya itu.

Hubungan yang tak tergantikan ini memperlihatkan bahwa keempat informan merasa

bahwa hubungan mereka dengan teman peer group nya special atau istimewa. Dalam

berkomunikasi dengan teman peer group melalui media Blackberry Messenger, peneliti

menemukan bahwa informan pertama, kedua, dan ketiga memiliki konten pembicaraan yang

berbeda kepada teman peer group dan teman yang bukan peer group. Informan pertama

mengaku pembicaraan dengan peer group nya lewat Blackberry Messenger lebih sensitive,

seperti hal-hal yang bersifat pribadi. Informan kedua mengaku lebih sering bergossip dengan

teman peer group lewat Blackberry Messenger. Informan ketiga pun juga menyatakan hal

yang sama. Ketiga informan mengungkapkan konten yang dibicarakan jika berkomunikasi

lewat Blackberry Messenger dengan teman peer group dan teman yang bukan peer group

41

Page 42: Mpk Kualitatif Bbm Fix

tentunya akan berbeda. Konten yang dibicarakan dengan teman peer group biasanya lebih

bersifat personal.

3. Interdependence (ketergantungan)

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa keempat infroman memiliki teman

peer group dengan identitas etnis yang berbeda-beda. Infroman pertama memiliki teman peer group

dari etnis Jawa, Cina, Makassar, dan Bali. Infroman kedua memiliki teman peer group dari etnis

Padang, manado, Batak, dan Indo (campuran luar negri dan Indonesia). Infroman ketiga memiliki

teman peer group dari etnis Jawa, Cina, dan Medan, sedangkan infroman keempat memiliki teman

peer group dari etnis Jawa dan Padang.

Berdasarkan teori karakteristik komunikasi interpersonal, adanya saling ketergantungan pada

suatu komunikasi interpersonal terjadi akibat apa yang terjadi pada lawan bicara kita akan

mempengaruhi kita dan sebaliknya,50 dimana salah satu hal yang akan mempengaruhi hubungan kita

dengan orang lain adalah identitas etnis.

Namun, dari hasil wawancara dengan keempat informan, peneliti menemukan bahwa

informan pertama, ketiga, dan keempat mengaku dalam berkomunikasi secara face-to-face

communication, identitas etnis tidak memberikan pengaruh dalam berkomunikasi. Informan yang

mengakui bahwa ada pengaruh dari identitas etnis dalam berkomunikasi secara face-to-face hanya

informan kedua, yang mengatakan,

“Ada sih itu temen aku orang Batak emang keras kepala! (dengan nada yang bersemangat). Ngaruhnya sih yah palingan kita harus lebih memahami dia aja sih. Cuman sih ya biasanya kita harus lebih ngalah gitu-gitu.”

Berdasarkan perkaataan informan kedua diatas, jelas terlihat bahwa dalam

berinteraksi dengan etnis tertentu dalam peer group nya, informan cenderung memberi

perlakuan berbeda dengan teman lain yang bukan dari etnis tersebut. Perkataan infroman

diatas menunjukkan bahwa informan yang berasala dari etnis Jawa harus lebih banyak

mengalah dalam berinteraksi dengan teman peer group nya yang berasal dari etnis Batak

karena temannya yang dari etnis Batak ini memiliki sifat lebih keras kepala. Hal ini

menunjukkan bahwa identitas etnis berpengaruh dalam komunikasi interpersonal secara face-

to-face communication dengan teman peer group.

Dalam berkomunikasi menggunakan Blackberry Messenger, informan kedua ini

mengaku bahwa jika berkomunikasi dengan teman peer group nya yang berasal dari etnis

Batak, ia tidak lebih sering mengalah. Menurutnya, perbedaan etnis antara ia dan teman peer

50 CMUN8, “Interpersonal Communication”, dikutip dari www.gavilan.edu/comm/faculty/ellen.../PPP1_F2008.ppt, diakses pada 14 Mei 2010.

42

Page 43: Mpk Kualitatif Bbm Fix

group nya akan lebih terasa dan menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan hanya bila

komunikasi dilakukan dengan cara face-to-face communication.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan beragam prestasi akademik yang

diraih oleh teman peer group keempat informan. Informan pertama memiliki teman peer

group yang nilainya di sekolah biasa saja dalam artian nilainya rata-rata. Informan kedua

memiliki teman peer group yang nilainya di sekolah biasa saja, walaupun ada satu teman

peer group yang sangat pintar. Informan ketiga memiliki teman peer group yang memiliki

nilai yang baik, termasuk 10 besar di sekolah. Teman peer group informan bahkan ada yang

peringkat 3 besar. Informan keempat memiliki teman peer group yang memiliki nilai biasa saja di

sekolah. Rata-rata peringakat 10-30 besar.

Dari hasil wawancara dengan keempat informan, semuanya mengaku bahwa dalam

komunikasi interpersonal dengan teman peer group secara face-to-face communication, perbedaan

prestasi akademis yang dimiliki oleh informan dengan teman peer group tidak memberikan pengaruh

sedikitpun. Hal ini ditunjukkan dengan salah satu perkataan infroman yaitu,

“Eng… (berpikir sambil melirik ke atas). Kalo (perbedaan kesuksesan akademis mempengaruhi dalam)cara berkomunikasi sih nggak. Cuman biasanya kalo yang pinter banget tuh Kak, ini..dia tuh ditanya apa aja tuh tau. Cuman sih kalo misalnya komunikasi biasa sih nggak.. (sambil garuk-garuk hidung).”

Berdasarkan perkataan infroman diatas, maka dapat terlihat bahwa sebenarnya memang ada

perbedaan kesuksesan akademis antara infroman dengan teman peer group nya, namun hal tersebut

tidak memberikan pengaruh ketika berkomunikasi secara face-to-face communication.

Berbeda halnya dengan komunikasi interpersonal secara face-to-face communication, dalam

berkomunikasi lewat media Blackberry Messenger, informan kedua dan ketiga mengaku bahwa

kesuksesan akademis teman peer group memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam

berkomunikasi, sedangkan informan pertama dan keempat merasa pengaruh kesuksesan akademis

dalam komunikasi interpersonal lewat Blackberry Messenger sama saja dengan komunikasi secara

face-to-face communication, yiatu tidak ada pengaruhnya.

Infroman kedua mengatakan bahwa dalam berkomunikasi lewat Blackberry

Messenger kepada teman peer group, ia lebih sering berkomunikasi dengan teman yang lebih

pintar dalam menceritakan kehidupan pribadi ataupun berkonsultasi mengenai kisah hidup.

Informan ketiga mengatakan bahwa dalam berkomunikasi lewat Blackberry Messenger

kepada teman peer group, ia sering menanyakan mengenai tugas kepada teman yang

memiliki prestasi akademik terbaik dalam peer group. Dapat terlihat bahwa perbedaan

kemampuan akademis antara infroman denga teman peer group nya memberikan pengaruh

yang berbeda pada informan kedua dan ketiga. Informan kedua memilih teman yang lebih

43

Page 44: Mpk Kualitatif Bbm Fix

pintar untuk menceritakan kisah hidupnya ketika berkomunikasi melalui Blackberry

Messenger, sedangkan infroman ketiga memilih teman yang lebih pintar ketika

berkomunikasi melalui Blackberry Messenger hanya dalam menanyakan tugas saja.

4. Disclosure (pengungkapan diri)

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa keempat informan

mengungkapkan hal-hal yang personal mengenai dirinya kepada teman peer group nya ketika

berkomunikasi interpersonal secara face-to-face communication. Informan pertama, kedua,

dan ketiga yang memiliki cara berinteraksi extrovert dalam berinterkasi dengan teman peer

group, mereka mengaku menceritakan kepada teman peer group nya mengenai masalah

keluarga dan masalah pacar. Infroman keempat yang memiliki cara berinteraksi introvert,

juga menceritakan apa yang ia pikirkan, namun hanya sekedar menanggapi apa yang

diceritakan oleh teman peer group nya. Dengan demikian, terlihat jelas bahwa cara

berinteraksi infroman dengan teman peer group membentuk pengungkapan diri yang

dilakukan ketika berkomunikasi secara face-to-face communication. Informan yang memiliki

cara berintekasi extrovert lebih banyak mengungkapkan apa yang ia pikirkan, dibandingkan

dengan informan dengan cara berinteraki introvert yang hanya mengungkapkan pikiran

kepada teman peer group berupa tanggapan saja.

Dalam berkomunikasi menggunakan media Blackberry Messenger, informan kedua,

ketiga, dan keempat juga melakukan pengungkapan diri yang sama dengan jika mereka

berkomunikasi secara face-to-face communication kepada teman peer group. Namun

informan pertama mengaku tidak mengungkapkan hal-hal personal dalam Blackberry

Messenger dengan alasan bila harus mengungkapkan apa yang ia pikirkan dengan cara

mengetikkan pesan di Blackberry Messenger akan sangat melelahkan.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan tingkat kepercayaan kepada teman

peer group yang berbeda dalam mengungkapkan hal-hal yang sifatnya personal. Informan

pertama, kedua, dan ketiga, yang memiliki cara berinteraksi extrovert dengan teman peer

groupnya, memiliki rasa percaya untuk mengungkapkan hal-hal yang sifatnya personal

kepada ketika berkomunikasi secara face-to-face kepada teman peer group. Informan

keempat yang memiliki cara berintekasi yang introvert dengan teman peer groupnya, tidak

memiliki rasa percaya untuk mengungkapkan hal-hal yang sifatnya personal kepada ketika

berkomunikasi secara face-to-face kepada teman peer group dengan alasan terkadang teman

peer group tidak bisa menjaga rahasia. Peneliti menganalisa bahwa ketidakpercayaan oleh

44

Page 45: Mpk Kualitatif Bbm Fix

informan keempat ini terhadap teman peer group nya yang terkadang tidak bisa menjaga

rahasia mungkin menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ia memiliki cara berinteraksi

yang introvert dan cenderung memiliki pengungkapan diri yang rendah kepada teman peer

group, yaitu hanya sebatas menanggapi cerita mereka.

Dalam berkomunikasi lewat Blackberry Messenger, informan kedua dan ketiga

percaya untuk mengungkapkan hal-hal yang personal ketika berkomunikasi dengan teman

peer group. Namun informan pertama dan keempat mengaku tidak mengungkapkan hal-hal

personal dalam Blackberry Messenger karena menurut mereka pembicaraan yang dilakukan

di Blackberry Messenger meninggalkan jejak (history) yang dapat dibaca oleh orang lain.

Informan pertama dan keempat merasa justru dengan komunikasi yang dimediasi oleh

computer memiliki catatan pembicaraan yang terekam oleh computer dan hal tersebut

membuat informan merasa pembicaraan mereka tidak aman.

Peneliti menemukan bahwa dalam berkomunikasi interpersonal secara face-to-face

communication dengan peer group, keempat infroman memiliki nilai-nilai yang sama dengan

peer group nya. Informan pertama dan kedua memiliki nilai-nilai kejujuran dan keterbukaan

yang dianut bersama dengan teman peer group nya. Infroman ketiga menganut nilai

penghargaan terhadap persahabatan yang dijalani. Infroman keempat menganut nilai-nilai

yang dianut bersama dengan teman peer group nya, seperti mengenai pria, pria yang genit

berarti tidak setia dan cinta tidak berorientasi pada materi. Dari hasil wawancara, peneliti

juga menemukan bahwa keempat infroman berbagi rasa empati dan simpati dengan teman

peer group nya. Informan kempat misalnya, ia merasa teman-teman peer group nya

menyemangatinya ketika ia patah hati atau tidak diterima masuk Perguruan Tinggi Negri

(PTN).

Dalam berkomunikasi lewat media Blackberry Messenger, peneliti menemukan

bahwa nilai-nilai yang dianut informan kedua, ketiga, dan keempat bersama dengan teman

peer group nya ketika berkomunikasi secara face-to-face communication, juga diterapkan

dalam komunikasi dengan media computer. Hanya informan pertama yang tidak menerapkan

nilai-nilai seperti keterbukaan dalam berkomunikasi dengan menggunakan Blackberry

Messenger. Menurutnya, komunikasi dengan Blackberry Messenger berbeda dengan

komunikasi tatap muka sehingga nilai-nilai yang dianut ketika berkomunikasi secara face-to-

face communication dengan teman peer group tidak ia tuangkan dalam berkomunikasi

dengan Blackberry Messenger.

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti juga menemukan bahwa adanya rasa empati

dan simpati yang dimiliki keempat informan ketika berkomunikasi interpersonal secara face-

45

Page 46: Mpk Kualitatif Bbm Fix

to-face communication dengan teman peer group nya, juga mereka terapkan ketika

berkomunikasi menggunakan Blackberry Messenger. Informan keempat misalnya, dalam

berkomunikasi secara face-to-face communication dengan teman peer group, ia merasa

teman-teman peer group nya menyemangatinya ketika ia patah hati atau tidak diterima masuk

Perguruan Tinggi Negri (PTN). Hal tersebut menurutnya juga ditunjukkan oleh teman-

temannya ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger.

5. Intrinsic Rewards (penghargaan yang diterima)

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa dalam berkomunikasi

dengan peer group nya, terdapat penghargaan tertentu yang diterima oleh infroman yang

menyebabkan informan terus berusaha mempertahankan komunikasi yang dilakukan dengan

teman peer group. Sesuai dengan teori karakteristik komunikasi interpersonal, penghargaan

yang diterima tersebut berupa perasaan dicintai, perasaan diterima, perasaan saling memiliki,

dan perasaan aman ketika berkomunikasi interpersonal dengan teman peer group.

Dari hasil wawancara yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa keempat informan

merasa dicintai, merasa diterima, merasa saling memiliki, dan merasa aman ketika

berkomunikasi interpersonal secara face-to-face communication dengan peer group nya.

Infroman kedua misalnya, ia mengatakan,

“Aku ngerasa dicintain soalnya kalo misalnya aku sakit terus dijengukin terus kalo misalnya akau patah hati aku dihibur (sambil tersenyum).”

Informan lain, yaitu informan pertama merasa sangat diterima oleh teman peer group, bahkan

oleh keluarga dari teman yang bersangkutan. Infroman ketiga, merasa dalam peer group nya

ada rasa saling memiliki karena sehari saja tidak bertemu dengan teman peer group, ia

merasa kehilangan. Infroman kedua merasa aman ketika membicarakan rahasia-rahasia

dirinya kepada teman peer group.

Berdasarkan hasil temuan diatas, dalam berkomunikasi secara face-to-face

communication dengan teman peer group, keempat informan mendapatkan penghargaan yang

membuat mereka mempertahanakan komunikas interpersonal dengan teman peer group.

Dalam berkomunikasi melalui Blackberry Messenger, informan kedua, ketiga, dan keempat

juga merasakan penghargaan yang sama, yaitu adanya perasaan dicintai, perasaan diterima,

perasaan saling memiliki, dan perasaan aman ketika berkomunikasi. Namun, informan

pertama merasa tidak mendpaatkan penghargaan dari teman peer group dalam bentuk apap

pun ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger. Menurutnya, ketika berkomunikasi

46

Page 47: Mpk Kualitatif Bbm Fix

dengan Blackberry Messenger, terdapat perbedaan dengan komunikasi secara face-to-face

communication. Informan keempat merasa dengan tulisan penghargaan itu tidak muncul

layaknya ketika tatap muka.

6. Scarcity (kelangkaan)

Berdasarkan penelitian, peneliti menemukan bahwa dalam berkomunikasi secara face-

to-face communication, hampir semua informan memperlakukan teman peer groupnya secara

berbeda dengan teman yang bukan peer group nya. Hal ini adalah kelangkaan dalam

komunikasi interpersonal karena dalam hubungan interpersonal, ada perlakuan tertentu yang

hanya terdapat pada peer group tersebut dan tidak terdapat pada peer group lainnya.

Dari hasil wawancara, peneliti menemukan bahwa informan pertama, kedua, dan

ketiga, yang memiliki cara berinteraksi extrovert dengan peer group nya, memiliki

perlakukan khusus dalam berkomunikasi secara face-to-face communication terhadap peer

group nya. Informan pertama memberikan perhatian yang lebih kepada teman peer group nya

dibandingkan dengan teman yang bukan peer group. Hal ini ia tunjukkan dengan

memberikan oleh-oleh setelah pulang dari liburan misalnya. Informan kedua dan ketiga lebih

sering memberikan kabar dan mengkontak teman peer group nya dibandingkan dengan

teman yang bukan peer group. Namun, hal tersebut tidak terjadi pada informan keempat yang

memiliki cara berinteraksi introvert dengan peer group nya. Informan keempat tidak

memberikan perlakukan khusus kepada peer groupnya. Berdasarkan analisa peneliti, hal ini

terjadi pada informan keempat karena informan keempat (sebagaimana telah dijelaskan

sebelumnya) memiliki rasa tidak percaya dengan peer group nya yang membuat ia menjadi

pasif dalam berinteraksi dengan teman peer group. Berdasarkan analisa penelit, hal

tersebutlah yang membuat informan keempat tidak memberikan perlakukan khusus dalam

berkomunikasi secara face-to-face kepada teman peer group.

Dalam berkomunikasi dengan teman peer group melalui Blackberry Messenger,

informan pertama, tidak memiliki gaya komunikasi yang berbeda jika berkomunikasi dengan

teman peer group. Padahal, dalam berkomunikasi secara face-to-face, ia memberikan

perlakukan khusus kepada teman peer group nya dibandingkandengan teman yang bukan

peer group. Berdasarkan analisa peneliti, hal ini terjadi karena (berdasarkan analisa

sebelumnya), informan pertama beranggapan ketika berkomunikasi dengan Blackberry

Messenger, terdapat perbedaan dengan komunikasi secara face-to-face communication.

Dalam komunikasi interpersonal yang dimediasi oleh komputer, isyarat nonverbal bersifat

47

Page 48: Mpk Kualitatif Bbm Fix

terbatas, ditambah lagi dengan gaya penulisan informan pertama yang singkat dan tidak

menggunakan emoticon sehingga perlakuan khusus kepada peer group yang melibatkan

emosi tidak nampak. Akibatnya gaya komunikasi kepada peer group maupun kepada teman

yang bukan peer group ketika berkomunikasi menggunakan Blackberry Messenger sama

saja. Informan kedua dan infroman ketiga memiliki gaya komunikasi yang berbeda ketika

menggunakan Blackberry Messenger karena pada dasarnya ketika berkomunikasi secara

face-to-face communication pun, mereka memberikan perlakuan khusus kepada teman peer

group nya. Gaya komunikasi dalam Blackberry Messenger yang bersifat khusus diakui oleh

informan kedua berbentuk pesan penyiaran (broadcast message) berisi hal pribadi tentang

diirnya yang hanya ia kirimkan ke teman peer group. Pada informan ketiga, hal ini

ditunjukkan dengan adanya istilah – istilah tertentu dalam berkomunikasi lewat Blackberry

Messenger yang tidak diketahui oleh teman yang bukan peer group.

Perbandingan Komunikasi Interpersonal Pada Remaja dalam konteks Face-to-face Communication dan dalam Konteks Menggunakan Media Blackberry Messenger Kepada Pacar

Dalam berkomunikasi lewat BBM dengan pacar, informan 2 menyatakan adanya

kesamaan antara komunikasi face to face dengan komunikasi lewat BBM. Sementara itu,

informan 4 mengatakan bahwa pembicaraan yang dilakukannya dengan pacar biasanya

seputar teman-temannya atau kegiatan masing-masing.

Ada beberapa karakteristik komunikasi interpersonal yang muncul dalam komunikasi

lewat BBM yang meliputi uniqueness (keunikan), irreplaceability (ketidaktergantikan),

interdependence (ketergantungan), disclosure (pengungkapan diri), intrinsic rewards

(penghargaan yang diterima), dan scarcity (kelangkaan).

Informan 2 yang berkomunikasi dengan pacar lewat BBM mengatakan adanya aturan

yang merupakan bagian dari uniqueness. Aturan tersebut berupa kewajiban untuk saling

mengabari satu sama lain. Hal ini sejalan dengan pernyataannya dalam berkomunikasi

langsung dengan pacar. Informan 2 juga menerapkan aturan serupa pada pacarnya. Sementara

itu, berbeda dengan informan 2, informan 4 merasa tidak perlu adanya aturan dalam

berkomunikasi lewat BBM. Hal ini berbeda dengan cara informan 4 berkomunikasi langsung

dengan pacarnya. Informan 4 merasa ada aturan seperti tidak boleh pulang malam dan genit

terhadap lawan jenisnya.

Ada perbedaan keberadaan aturan dalam konteks informan 4. Informan 4 tidak

menerapkan aturan apapun dalam berkomunikasi lewat BBM. Hal ini bisa terkait dengan

48

Page 49: Mpk Kualitatif Bbm Fix

kepercayaan informan 4 dalam berkomunikasi yang dimediasi oleh BB khususnya fasilitas

BBM.

Peran masing-masing informan yang menggunakan fasilitas BBM untuk

berkomunikasi dengan pacarnya adalah aktif. Informan 2 lebih mendominasi pembicaraan,

sementara informan 4 aktif menceritakan pengalaman dan juga mau mendengarkan cerita

pacarnya. Keaktifan informan dalam berkomunikasi berkesinambungan dengan cara

berinteraksi kedua informan yang bersifat ekstrovert.

Ada beberapa alasan yang membuat kedua informan tertarik untuk berkomunikasi

dengan pacar lewat BBM. Informan 2 menyebutkan faktor biaya (murah) yang membuatnya

tertarik berkomunikasi lewat BBM. Informan kedua mengatakan faktor praktis, hemat, dan

teknologi yang membuatnya tahu pesan sudah dibaca atau belum sebagi faktor penarik

penggunaan BBM.

Dibandingkan komunikasi face to face, berkomunikasi lewat BBM lebih disukai

karena keefektifan dan keefisienannya. Bila harus melakukan komunikasi tatap muka,

informan dan pacarnya harus menentukan tempat dan waktu khusus untuk diluangkan. Tidak

setiap saat dan di di mana saja pertemuan bisa diadakan. Sedangkan dengan BBM, batasan-

batasan ruang, waktu, dan biaya bisa diminimalisasi.

Dalam berkomunikasi dengan pacar, kedua informan membedakannya dengan

berkomunikasi kepada teman lainnya. Lewat BBM, informan 2 lebih sering mengirim voice

note kepada pacarnya. Informan 2 lebih berorientasi pada pacarnya dalam berkomunikasi

lewat BBM dibanding dengan teman lainnya.

Gaya bahasa yang digunakan informan kepada pacarnya dalam komunikasi lewat

BBM juga berbeda dibanding dengan teman-temannya. Informan berbicara dengan lebih

mesra kepada pacarnya lewat BBM.

”...Kan bisa ngirim “mmuach mmuach mmuach” (sambil memperagakan mencium) atau nggak “sayang sayang sayang...” (Celine)

Interpretasi peneliti adalah fasilitas unik BBM yang memungkinkan pengiriman suara

membuat hal-hal yang bisa dilakukan saat bertemu langsung bisa terjadi lewat mediasi BBM.

Pada saat berkomunikasi face to face informan bisa dengan leluasa berbicara pada lawannya.

Hadirnya teknologi voice note membuat komunikasi yang termediasi komputer (CMC)

menyerupai pembicaraan langsung, bahkan tanpa menelepon. Pembicaraan mesra yang

49

Page 50: Mpk Kualitatif Bbm Fix

dilakukan pada saat face to face juga dilakukan dalam berkomunikasi lewat BBM. Tidak ada

halangan dalam mengutarakan perasaan informan kepada pacarnya.

Dalam berkomunikasi lewat BBM kedua informan tidak merasa ada pengaruh

perbedaan etnis informan dengan pacarnya. Namun demikian, dalam komunikasi face to face,

informan 2 merasa etnis berpengaruh karena ada stereotipe bahwa orang Manado (pacarnya)

suka berpesta.

Dalam komunikasi face to face, informan 2 merasa perbedaan finansial berpengaruh

dalam hubungannya dengan pacar. Ia mengatakan bahwa pacar sering mentraktirnya karena

pacar berlatar belakang lebih kaya dibanding dirinya. Sementara dalam komunikasi lewat

BBM, hal tersebut dirasakan tidak berpengaruh dalam proses komunikasi interpersonalnya.

Informan 4 merasa perbedaan etnis tidak berperan apapun dalam hubungannya, baik dalam

komunikasi secara face to face ataupun lewat BBM.

Interpretasi peneliti adalah ada perbedaan karakteristik komunikasi interpersonal dari

informan 2 antara komunikasi langsung dan komunikasi yang termediasi BBM. Pernyataan

informan 2 tidak selamanya sejalan antara komunikasi langsung dan yang menggunakan

BBM. Sementara informan 4 memiliki konsistensi jawaban dalam dua konteks komunikasi

yang berbeda. Latar belakang pacar informan 2 yang dikatakan lebih kaya dibanding dirinya

dan dikatakan suka mentraktir dalam pertemuan tatap muka ternyata tidak berkesinambungan

dalam konteks komunikasi lewat BBM, misalnya pemberian pulsa oleh pacar.

Etnisitas juga ternyata tidak berpengaruh bagi kedua informan karena komunikasi

mereka tidak pernah terganggu akibat latar belakang etnis yang berbeda. Tidak ada hambatan

seperti perbedaan bahasa (daerah) yang menghambat komunikasi mereka lewat BBM.

Dalam komunikasi tatap muka, informan 2 menyatakan adanya peran perbedaan

prestasi akademis dalam hubungannya dengan pacar. Karena pacarnya lebih banyak tidak

tahu, informan 2 kerap mengajari pacarnya. Informan 4 juga merasakan hal yang sama.

Perbedaan prestasi memicunya untuk menyemangati satu sama lain, khususnya ketika

prestasi salah satu dari mereka sedang jatuh. Dalam berkomunikasi lewat BBM, ternyata

informan 4 tidak merasa ada peran dari perbedaan prestasi tersebut dalam hubungannya

dengan pacar. Berbeda dengan informan 2 yang kerap mengajari atau memberi tahu

pacarnya.

Karakteristik yang terakhir dari komunikasi interpersonal adalah intrinsic rewards.

Kedua informan dalam berkomunikasi lewat BBM merasa dicintai, diterima, merasa saling

memiliki, dan aman dengan pacarnya. Lewat perhatian yang disampaikan melalui BBM,

informan 2 merasa dicintai oleh pacarnya. Hal ini bisa diwujudkan melalui gaya bahasa yang

50

Page 51: Mpk Kualitatif Bbm Fix

banyak menggunakan kata mesra seperti yang diungkapkan informan 2 pada poin

sebelumnya. Rasa memiliki bisa dialami informan 2 dengan adanya pemunculan gambar

berdua dengan pacarnya di display picture. Maka ketika orang lain melihat BB informan atau

pacarnya, secara otomatis orang tersebut mengetahui kedekatan mereka berdua. Informan 4

merasa aman berkomunikasi lewat BBM dengan pacarnya karena pembicaraannya dengan

pacar tidak disimpan di history. Bila pesan disimpan di history maka ada kemungkinan bisa

dibaca oleh orang lain.

51

Page 52: Mpk Kualitatif Bbm Fix

BAB V

INTEPRETASI

Peneliti menemukan bahwa komunikasi interpersonal pada remaja dengan cara face-

to-face communication maupun komunikasi menggunakan media Blackberry Messenger lebih

banyak dilakukan kepada teman peer group dan pacar. Hal ini disebabkan pada perkembangan

usia remaja tersebut, pengaruh peer group memang sangat besar akibat aktivitas remaja seusia

informan yang banyak dihabiskan di luar rumah, seperti sekolah, ekstrakulikuler, dan sebagainya yang

mereka habiskan bersama teman peer group. Hal ini mengakibatkan komunikasi interpersonal yang

terjadi pun lebih banyak dilakukan oleh informan kepada teman peer group nya. Komunikasi

interpersonal juga banyak dilakukan oleh tiga dari empat informan kepada pacarnya. Hal ini

disebabkan pada perkembangan usia informan sebagai remaja, memang ada ketertarikan yang

besar terhadap lawan jenis.

Dalam konteks intesitas penggunaan Blackberry messenger, peneliti

mengintrepretasikan bahwa tujuan informan dalam menggunakan Blackberry Messenger

berperan dalam intensitas penggunaan Blackberry Messenger oleh informan. Karena tujuan

keempat informan dalam menggunakan Blackberry Messenger adalah untuk berkomunikasi

dengan orang-orang terdekatnya dan komunikasi adalah kebutuhan manusia yang ia butuhkan

setiap saat, maka intensitas komunikasi yang dilakukan oleh informan dengan menggunakan

Blackberry Messenger menjadi sangat sering. Intensitas penggunaan Blackberry Messenger

yang sering ini juga diakibatkan karena informan merasakan kenyamanan dan kemudahan

dalam menggunakan medium Blackberry Messenger dalam berkomunikasi secara

interpersonal. Sifat media Blackberry Messenger yang sesuai dnegan teori Computer

Mediated Communication dimana komunikasi melalui media computer tidak terbatas oleh

jarak dan waktu turut mengakibatkan informan merasakan kemudahan dalam menggunkan

Blackberry Messenger sehingga intensitas penggunaannya pun menjadi sangat sering.

Melihat fasilitas yang sering digunakan dalam penggunaan Blackberry Messenger,

peneliti mengintepretasikan pengaruh teman peer group bagi keempat informan amatlah

dominan dalam penggunaan Blackberry Messenger. Selain memotivasi informan untuk

menggunakan Blackberry Messenger, teman peer group juga memberikan pengaruh besar

dalam hal fasilitas yang digunakan. Fasilitas Blackberry Messenger yang digunakan dan

dianggap paling memudahkan tentunya fasilitas yang dapat menguntungkan bagi komunikasi

dengan teman peer group.

52

Page 53: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Konten yang dibicarakan ketika berkomunikasi secara face-to-face communication juga

menjadi konten yang dibicarakan informan ketika berkomunikasi lewat Blackberry

Messenger, baik kepada teman peer group nya ataupun pacarnya. Dengan begitu, berarti

informan secara tidak langsung menganggap bahwa berkomunikasi dengan menggunakan

Blackberry Messenger sama saja dengan mengobrol secara tatap muka, namun bedanya

menggunakan medium computer dan harus mengetikkan pesan. Hal ini sesuai dengan teori

Computer Mediated Communication yang dikemukakan oleh Barnes (2002), dimana ia

mengatakan bahwa komunikasi internet serupa dengan komunikasi face to face. Bahkan

menurut Walter (1996), meskipun banyak medium untuk berkomunikasi antar pribadi,

Computer Mediated Communication (CMC) atau Internet Mediated Communication

kelihatannya lebih efektif dalam kegunaannya bagi komunikasi interpersonal daripada tipe-

tipe komunikasi lainnya.51 Hal ini disebabkan memang komunikasi melalui mediasi komputer

seperti Blackberry Messenger adalah komunikasi dengan medium yang paling mirip dengan

komunikasi tanpa medium (tatap muka) dalam aspek-aspek komunikasinya.

Dalam berkomunikasi melalui Blackberry Messenger ditemukan beberapa hambatan

berdasarkan penelitian. Peneliti menginterpretasikan bahwa feedback yang tidak langsung,

entah itu karena Blackberry Messenger yang error ataupun karena memang belum dibalas

oleh si resipien, menyebabkan adanya hambatan yang dirasakan informan dalam

berkomunikasi dengan menggunakan Blackberry Messenger. Lebih lanjut lagi, hambatan

tersebut membentuk konflik ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger, baik dengan

teman peer group maupun dengan pacar. Hambatan fisik yang dirasakan akan menimbulkan

konflik kesalahpahaman karena hambatan fisik tersebut menyebabkan pesan tidak sinkron

seperti pesan yang tak kunjung sampai, atau sampai sepotong-sepotong. Hambatan prasangka

disebabkan karena pesan tak kunjung dibalas padahal komunikator sudah tahu bahwa

komunikan sudah menerima pesannya, menyebabkan komunikator memiliki prasangka

tertentu yang akhirnya menimbulkan konflik berupa kesalahpahaman. Peneliti

menginterpretasikan bahwa komunikasi yang dimediasi oleh media computer pun sama hal

nya dengan komunikasi ketika face-to-face communication dimana ada juga hambatan-

hambatan tertentu. Hal ini sesuai dengan teori komunikasi Devito yang menyebutkan bahwa

komunikasi interpersonal selalu dihambat oleh noise, muncul dengan konteks dan

mengakibatkan kesempatan untuk memberikan feedback52 sehingga tak ada satu pun bentuk

51 Andrew F. Wood, Matthew J. Smith, Online Communication, (New Jersey: Laurence Erlbaum Associates Inc., Publisher, 2005), hlm. 4.52 Joseph A. DeVito, Messages: Building Interpersonal Communication Skills (6th ed), (USA: Pearson Educaton Inc., 2005), hlm. 5.

53

Page 54: Mpk Kualitatif Bbm Fix

komunikasi interpersonal, baik yang dimediasi oleh komputer sekalipun, yang bebas dari

noise atau hambatan. Hal ini juga sesuai dengan teori Computer Mediated Communication

dari Griffin bahwa ”Dalam berkomunikasi melalui medium internet ini sama sekali tidak

menampilkan komunikasi nonverbal, konteks fisik seperti ekspresi wajah, nada bicara, jarak

antar persona, posisi tubuh, penampilan, gesture, sentuhan dan penciuman”.53 Hal tersebut

menyebabkan jika terjadi error dalam berkomunikasi lewat Blackberry Messenger, ataupun

pesan tak kunjung dibalas, si komunikator cenderung salah paham karena Blackberry

Messenger tidak dapat menampilkan komunikasi nonverbal dan tidak dapat memberitahu kita

apa yang sebenarnya terjadi. Bisa saja pesan tak kunjung dibalas karena error ataupun karena

si komunikan sedang mengerjakan hal lain yang penting.

Dalam bagian pebandingan komunikasi interpersonal dengan cara face-to-face

communication dengan menggunakan media Blackberry Messenger yang dilakukan oleh

informan kepada peer group nya yang dilakukan peneliti, diintepretasikan bahwa adanya

aturan yang disepakati bersama oleh informan kedua menunjukkan adanya keunikan dalam

peer group informan kedua yang belum tentu aturan tersebut dimiliki oleh setiap peer group

remaja. Aturan berupa kejujuran yang diterapkan oleh informan kedua dalam berkomunikasi

secara face-to-face juga diterapkan oleh informan ketika ia berkomunikasi dengan teman peer

group lewat Blackberry Messenger karena menurutnya baik berkomunikasi secara face-to-

face ataupun lewat Blackberry Messenger adalah sama-sama mengobrol atau berkomunikasi,

sehingga aturan-aturan yang ada pun sama dan diterapkan di kedua konteks komunikasi

tersebut.

Berdasarkan perkataan informan kedua bahwa jika ia sedang menjalin hubungan yang

dekat dengan lawan jenis, justru ia tuangkan ceritanya lewat komunikasi dengan

menggunakan Blackberry Messenger, peneliti menginterpretasikan bahwa informan justru

lebih terbuka dan mau mengungkapkan dirinya ketika berkomunikasi lewat Blackberry

Messenger. Hal ini sesuai dengan teori Computer Mediated Communication dari Devito

(2007), dimana karakter personal lebih dapat diungkapkan di media yang tidak bertatap

muka.54 Hal ini desebabkan kesulitan-kesulitan seperti tidak dapat bertatap muka secara

langsung, kurang dapat mengekspresikan emosi dan perasaan kepada lawan bicara akan dapat

ditunda wujudnya dan lebih dapat diantisipasi karena tidak bertatap muka.

Peran dan cara berinteraksi yang unik yang dimiliki informan dalam berkomunikasi

secara face-to-face communication dengan peer group nya dituangkan pula oleh informan

53 Em Griffin, A First Look at Communication Theory, (USA: McGraw Hill, 2006), hlm. 142. 54 Ibid, hlm. 19.

54

Page 55: Mpk Kualitatif Bbm Fix

dalam berkomunikasi lewat Blackberry Messenger kepada teman peer group. Informan

dengan peran aktif dan memiliki cara berinteraksi extrovert lebih terbuka dalam menceritakan

mengenai dirinya ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger. Sebaliknya, informan

yang memiliki cara berinteraksi introvert cenderung tidak teralu sering menceritakan

kehidupan dirinya ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger.

Pada konteks irreplaceability, hubungan yang tak tergantikan yang dirasakan oleh

informan pertama, kedua, dan ketiga dalam berkomunikasi secara face-to-face

communication kepada teman peer group membuat ketiga informan memiliki konten yang

berbeda jika mereka berkomunikasi dengan teman peer group lewat Blackberry Messenger.

Konten yang dibicarakan dengan teman peer group berifat lebih personal dan sensitive.

Peneliti menginterpretasikan hal ini terjadi karena hubungan yang tak tergantikan dengan

peer group tentunya membuat informan merasa nyaman dengan peer group dan mampu

membicarakan hal yang personal tentang dirinya lewat Blackberry Messenger.

Mengacu pada konsep interdepedence, peneliti menginterpretasikan bahwa pada

informan tertentu, dalam berkomunikasi interpersonal secara face-to-face communication,

identitas etnis akan memberikan pengaruh yang cukup terlihat dalam berinteraksi, walaupun

pada sebagian besar informan, identitas etnis tidak memberikan pengaruh yang nyata. Bila

penulis menginterpretasikan ucapan informan “orang Batak emang keras kepala!”, kata

“emang” yang digunakan mencerminkan bahwa ada pendapat atau sterereotype mengenai

orang Batak itu keras kepala yang memang disetujui oleh informan. Oleh sebab itu, penulis

menginterpretasikan bahwa stereotype yang dimiliki oleh informan membuat informan

memiliki cara berinteraksi yang berbeda ketika ia berinteraksi dengan teman peer group nya

yang berasal dari etnis Batak. Cara berinteraksi yang berbeda ini kemudian menunjukkan

bahwa identitas etnis memberikan pengaruh sehingga ada ketergantungan dalam berinteraksi

secara face-to-face communication. Hal ini sesuai dengan teori karakteristik komunikasi

interpersonal,55 dimana salah satu hal yang akan mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain

adalah identitas etnis. Identitas etnis ini walaupun memberikan pengaruh bagi infroman kedua dalam

berkomunikasi secara face-to-face communication, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata

jika informan berkomunikasi dengan teman peer group nya lewat media Blackberry Messenger.

Peneliti menginterpretasikan hal tersebut terjadi akibat sifat komunikasi interpersonal yang dimediasi

oleh media computer yang tidak dapat menampilkan lambang nonverbal sehingga suatu watak atau

sifat agak sulit untuk terlihat akibat pengungkapan yang hanya dengan kata-kata. Sifat orang Batak

yang menurut informan keras kepala, lebih tidak terlihat dalam berkomunikasi dengan mediasi

55 Ibid.

55

Page 56: Mpk Kualitatif Bbm Fix

computer, sehingga identitas etnis tidak memberikan pengaruh yang signifikan dalam berkomunikasi

lewat Blackberry Messenger. Hal ini sesuai dengan teori Computer Mediated Communication

Walter (1996), yang menyebutkan bahwa tidak adanya konteks fisik dalam komunikasi

melalui medium ini.

Untuk konteks interdepedence dalam kaitannya dengan kesuksesan akademis, peneliti

menginterpretasikan bahwa perbedaan kesuskesan akademis antara infroman dengan teman peer

group nya, walaupun tidak membentuk suatu ketergantungan dalam berkomunikasi secara face-to-

face communication, membentuk suatu ketergantungan dalam berkomunikasi interpersonal melalui

Blackberry Messenger. Hal ini sesuai dengan teori karakteristik komunikasi interpersonal yang

menyebutkan bahwa salah satu hal yang akan mempengaruhi hubungan interpersonal kita dengan

orang lain adalah kesuksesan seseorang56. Oleh karena dalam penelitian ini informan adalah remaja

yang masih bersekolah, maka peneliti menginterpretasikan kesuksesan yang dapat diraih informan

adalah kesuksesan akademis. Mengenai informan kedua dan keempat yang justru ketika

berkomunikasi dengan Blackberry Messenger merasakan pengaruh dari kesuksesan akademis teman

peer group nya yang lebih pintar, peneliti menginterpretasikan bahwa dalam berkomunikasi dengan

teman peer group lewat Blackberry Messenger, informan memiliki waktu yang lebih lama dan

kebebasan pribadi untuk berinteraksi dengan orang yang diinginkan. Oleh karena kebebasan untuk

menentukan dengan siapa ia ingin berinteraksi iniliah, informan kedua dan ketiga cenderung memilih

teman peer group yang lebih pintar untuk berkomunikasi secara interpersonal. Hal ini sesuai dengan

teori Computer Mediated Communication bahwa dlaam berkomunikasi interpersonal yang dimediasi

oleh media, pengirim pesan dapat memilih siapapun yang ada di daftar email atau contact list

untuk dikirimkan pesan. Penerima pesanpun tidak terbatas secara virtual, sehingga pengirim

pesan dapat lebih cepat dan lebih mudah untuk menemukan penerima pesan yang lain yang

sesuai dengan kesukaan komunikator.57 Hal ini berlawanan dengan komunikasi interpersonal

secara face-to-face communication dimana penerima pesan yang dapat menerima pesan

adalah sebatas virtual, atau sebatas orang yang informan temui. Hal ini menjadikan pilihan

infroman untuk memilih dengan siapa ia ingin berkomunikasi interpersonal menjadi terbatas.

Hal ini menyebabkan informan kedua dan ketiga merasa tidak ada pengaruh perbedaan

kesuksesan akademis jika berkomunikasi secara face-to-face comunication karena memang

pilihan resipien pesan terbatas.

Intepretasi untuk konteks disclosure, cara berinteraksi infroman dengan teman peer

group akan membentuk sejauh mana pengungkapan diri yang ia lakukan dalam

berkomunikasi secara face-to-face communication. Informan dengan cara berintaraksi

56 Ibid. 57 Joseph A. DeVito, Messages: Building Interpersonal Communication Skills (6th ed), (USA: Pearson Educaton Inc., 2005), hlm. 19.

56

Page 57: Mpk Kualitatif Bbm Fix

extrovert lebih banyak mengungkapkan apa yang ia pikirkan, dibandingkan dengan informan

dengan cara berinteraksi introvert. Selain itu, pengungkapan diri yang terjadi ketika

bekromunikasi secara face-to-face communication membentuk pengungkapan diri yang

terjadi dalam berkomunikasi dengan menggunakan media Blackberry Messenger. Hal ini

sesuai dengan teori Computer Mediated Communication, yang menyatakan bahwa saat

berkomunikasi melalui komputer, ada kesempatan yang besar untuk menampilkan diri kita

sesuai dengan harapan kita.58 Selain itu, menjalin komunikasi melalui media komputer berarti

membebaskan kita dari batasan-batasan emosi yang biasanya tidak dapat seseorang

ungkapkan secara leluasa dalam kehidupan sosial sehari-harinya. Disamping itu, seseorang

akan merasa tidak malu atau segan dalam meluapkan emosinya ketika berkomunikasi melalui

media komputer. Aspek positif dari perasaan bebas ini, yaitu orang-orang berkomunikasi di

dunia maya lebih berkeinginan atau merasa leluasa untuk mengungkapkan dirinya.

Peneliti menginterpretasikan bahwa rasa kepercayaan dalam mengungkapkan hal-hal

personal dipengaruhi pula oleh pengalaman masa lalu. Informan keempat misalnya, yang

menyatakan bahwa teman peer group nya terkadang tidak bisa menjaga rahasia, tidak

percaya dalam mengungkapkan hal-hal personal kepada teman peer group ketika

berkomunikasi secara face-to-face communication. Hal tersebut juga menyebabkan ia

memiliki cara berinteraksi introvert dan cenderung hanya menanggapi, tidak banyak

bercerita.

Mengarah pada konsep disclosure dan tingkat kepercayaan, peneliti juga

menginterpretasikan bahwa walaupun adanya rasa kepercayaan dalam berkomunikasi secara

face-to-face communication membentuk rasa kepercayaan ketika berkomunikasi melalui

Blackberry Messenger, namun ada informan yang tidak percaya untuk mengungkapkan hal-

hal personal ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger. Infroman tersebut bukannya

tidak percaya kepada teman peer group mereka, namun lebih karena tidak percaya kepada

media yang digunakan karena dapat menyimpan rekaman pembicaraan. Hal ini sesuai dengan

teori Computer Mediated Communication yang menyatakan bahwa pesan dalam komunikasi

menggunakan media computer bersifat permanen.59 Hal ini membuktikan tidak selamanya

keacnggihan teknologi membuat komunikasi semakin lancar dan membuat orang semakin

percaya terhadap media.

58 Ibid. 59 Joseph A. DeVito, Messages: Building Interpersonal Communication Skills (6th ed), (USA: Pearson Educaton Inc., 2005), hlm. 19.

57

Page 58: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Masih dalam konteks disclosure, peneliti menginterpretasikan bahwa nilai-nilai ketika

berkomunikasi secara face-to-face communication dengan teman peer group membentuk

nilai-nilai ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger kepada teman peer group.

Begitu pula halnya dengan perasaan empati dan simpati yang terdapat ketika berkomunikasi

secara face-to-face communication dengan teman peer group membentuk perasaan empati

dan simpati ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger kepada teman peer group.

Kedua hal ini terjadi karena berdasarkan teori Computer Mediated Communication menurut

Barnes (2002), komunikasi internet serupa dengan komunikasi face to face. Berdasarkan teori

tersebut maka apa yang terdapat pada komunikasi interpersoanal dengan cara face-to-face

communication, seperti nilai-nilai yang dianut bersama dengan teman peer group dan adanya

perasaan empati dan simpati, akan terdapat pula pada komunikasi dengan media computer.

Penghargaan yang dirasakan dari komunikasi yang dijalin infroman dengan teman

peer group nya lewat komunikasi secara face-to-face communication, juga membentuk

penghargaan yang dirasakan ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger. Namun bagi

infroman pertama yang tidak merasakan penghargaan yang diterima dalam komunikasi

interpersonal ketika berkomunikasi lewat Blackberry Messenger, peneliti

menginterpretasikan hal ini terjadi karena gaya penulisan informan pertama (seperti yang

telah penulis jabarkan dalam analisa gaya penulisan ketika berkomunikasi melalui Blackberry

Messenger), yang cenderung singkat dan menggunkan singkatan. Informan pertama ini juga

jarang menggunakan emoticon sebagai lambang emosi yang dirasakan. Hal ini berbeda

dengan informan kedua, ketiga, dan keempat yang memiliki gaya penulisan pesan di

Blackberry Messenger yang panjang dan tanpa singkatan, serta sering menggunakan lambang

nonverbal unutk menunjukkan emosi, yaitu emoticon. Apa yang dirasakan oleh informan

pertama, dimana ia tidak merasa menerima penghargaan karena gaya penulisan yang pendek

dan tidak menggunakan lambang nonverbal sesuai dengan teori Computer Mediated

Communication yang menyebutkan bahwa dalam komunikasi interpersonal yang dimediasi

oleh komputer, isyarat nonverbal bersifat terbatas, sehingga beberapa harus diciptakan

melalui emoticon atau simbol, namun beberapa tidak bisa misalnya bau-bauan atau

sentuhan.60

Kelangkaan (scarcity) yang tercipta dalam komunikasi interpersonal informan secara

face-to-face communication dengan teman peer group nya terlihat dari ada tidaknya

perlakuan yang berbeda kepada teman peer group dan teman di luar peer group. Hal ini

sesuai dengan teori karakteristik komunikasi interpersonal yang menyebutkan bahwa salah

60 Ibid.

58

Page 59: Mpk Kualitatif Bbm Fix

satu hal yang akan menunjukkan kelangkaan hubungan kita dengan orang lain adalah perlakua yang

unik. 61 Peneliti menginterpretasikan bahwa semua informan, kecuali informan keempat,

memiliki hubungan yang langka dengan peer group nya karena secara face-to-face

communication, mereka memberikan perlakuan yang berbeda kepada teman yang peer group

dengan teman yang bukan peer group. Kelangkaan dalam hubungan mereka dengan peer

groupnya membentuk suatu gaya komunikasi yang juga berbeda dengan teman peer group

dan teman yang bukan peer group ketika mereka berkomunikasi dengan menggunakan

Blackberry Messenger.

Berdasarkan perbandingan pomunikasi interpersonal pada remaja dalam konteks face-

to-face communication dan dalam konteks menggunakan media Blackberry Messenger

kepada pacar terkait dengan uniqueness adalah adanya perangkat BB dan fasilitas BBM

membuat satu sama lain semakin mudah berkomunikasi. Hambatan jarak dan waktu bisa

terlewati, apalagi dengan penggunaan fasilitas BBM antara informan dan pacarnya yang

meningkatkan efisiensi berkomunikasi (segi biaya dan kecepatan arus informasi). Hal ini

yang mendorong informan 2 menerapkan aturan saling mengabari karena tidak ada alasan

atau hambatan yang memungkinkan satu sama lain tidak mengabari.

Sedangkan mengacu dari alasan penggunaan BBM adalah keunggulan BB yang

membedakannya dengan telepon selular jenis lain. BBM juga merupakan fasilitas yang

ekslusif bagi pengguna BB sehingga disukai banyak orang. Mulai menjamurnya pengguna

BB membuat operator-operator seluler berlomba-lomba membuat tarif murah berlangganan

BBM sehingga pengguna BBM merasa nyaman dengan biaya murah penggunaan fasilitas

BBM.

Interpretasi peneliti adalah fasilitas unik BBM yang memungkinkan pengiriman suara

membuat hal-hal yang bisa dilakukan saat bertemu langsung bisa terjadi lewat mediasi BBM.

Pada saat berkomunikasi face to face informan bisa dengan leluasa berbicara pada lawannya.

Hadirnya teknologi voice note membuat komunikasi yang termediasi komputer (CMC)

menyerupai pembicaraan langsung, bahkan tanpa menelepon. Pembicaraan mesra yang

dilakukan pada saat face to face juga dilakukan dalam berkomunikasi lewat BBM. Tidak ada

halangan dalam mengutarakan perasaan informan kepada pacarnya.

Ada perbedaan karakteristik komunikasi interpersonal dari informan 2 antara

komunikasi langsung dan komunikasi yang termediasi BBM. Pernyataan informan 2 tidak

selamanya sejalan antara komunikasi langsung dan yang menggunakan BBM. Sementara

61 CMUN8, “Interpersonal Communication”, dikutip dari www.gavilan.edu/comm/faculty/ellen.../PPP1_F2008.ppt, diakses pada 14 Mei 2010.

59

Page 60: Mpk Kualitatif Bbm Fix

informan 4 memiliki konsistensi jawaban dalam dua konteks komunikasi yang berbeda. Latar

belakang pacar informan 2 yang dikatakan lebih kaya dibanding dirinya dan dikatakan suka

mentraktir dalam pertemuan tatap muka ternyata tidak berkesinambungan dalam konteks

komunikasi lewat BBM, misalnya pemberian pulsa oleh pacar.

Kedua informan merasa pacar terkenal dalam lingkungannya. Dalam berkomunikasi

lewat BBM, informan 2 tidak merasa ada kendala dengan status pacar yang terkenal.

Sementara itu, informan 4 merasa ada kendala ketika pacarnya adalah orang yang termasuk

terkenal. Daftar kontak di BBM pacar lebih banyak, sehingga ketika melakukan komunikasi

lewat BBM dengan pacar seringkali informan 4 mendapat jawaban cukup lama karena pacar

juga berkomunikasi lewat BBM dengan orang lain.

Dalam hal disclosure, kedua informan merasa bisa percaya kepada pacarnya,

memiliki nilai yang sama dan rasa empati/simpati. Rasa percaya dari informan 2 dapat

ditimbulkan dengan saling bertukar foto. Nilai yang sama dalam berkomunikasi lewat BBM

antara lain keterbukaan dan kemudahan. Nilai keterbukaan dirasakan sama dengan

komunikasi face to face yang dilakukan oleh informan 2. Kemudahan dirasakan informan 4

karena fasilitas BBM memungkinkan berbagai cara berinteraksi mulai dari pengiriman teks,

gambar, hingga suara dan emoticon sebagai representasi perasaan.

Interpretasi peneliti adalah informan 4 tidak banyak membicarakan hal-hal terkait

dengan akademis dalam komunikasi lewat BBM. Informan 2 memiliki kesinambungan

jawaban antara komunikasi face to face dengan komunikasi lewat BBM. Baik secara

langsung ataupun lewat BBM, informan 2 mengajari atau memberi tahu pacarnya tentang

suatu hal yang tidak diketahui pacarnya.

Baik disclosure ataupun intrinsic rewards dalam berkomunikasi lewat BBM ternyata

sama dengan komunikasi face to face informan-informan yang mempunyai pacar. Disclosure

ataupun intrinsic rewards pada dasarnya diawali dengan rasa percaya satu sama lain sehingga

perasaan-perasaan seperti dicintai, aman, dan memiliki bisa timbul kemudian.

60

Page 61: Mpk Kualitatif Bbm Fix

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Penggunaan Blackberry Messenger (sebagai salah satu fasilitas Blackberry) telah

menggeser peran SMS (Short Message Service) dalam proses komunikasi interpersonal oleh

remaja. Blackberry Messenger dianggap banyak memberikan kemudahan dalam

berkomunikasi. Kemudahan tersebut adalah respon lebih cepat, lebih praktis, dan keunggulan

fasilitas dibanding aplikasi lainnya atau instant messaging lainnya. Selain itu, intensitas

penggunaan Blackberry Messenger oleh remaja cukup tinggi. Sifat Blackberry Messenger

yang praktis menjadikan penggunaan komunikasi Blackberry Messenger yang dapat

dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Komunikasi melalui Blackberry Messenger oleh remaja dilakukan terhadap orang-

orang terdekat umumnya teman peer group dan pacar. Motivasi penggunaan Blackberry oleh

remaja lebih mengarah pada faktor ekstrinsik yaitu lingkungan sekitar. Pertemanan atau

hubungan pacaran mendorong tindakan atau gaya hidup remaja dalam penggunaan

Blackberry. Komunikasi melalui Blackberry Messenger sebagai salah satu bentuk CMC

dianggap dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi interpersonal dengan teman

peer group atau pacar.

Berdasarkan penelitian, ditemukan adanya hal-hal yang sama dan yang berbeda dalam

komunikasi interpersonal melalui Blackberry Messenger dengan komunikasi interpersonal

secara face to face dengan teman peer group dan pacar. Namun dominannya, komunikasi

interpersonal melalui Blackberry Messenger memiliki persamaan dengan komunikasi

interpersonal melalui face to face communication. Kesamaan tersebut terlihat dari

karakteristik komunikasi interpersonal yaitu uniqueness, irreplaceability, interdependence,

disclosure, intrinsic rewards dan scarcity.

Dalam karakteristik uniqueness ditemukan adanya aturan-aturan dalam

berkomunikasi melalui teman peer group ataupun dalam face to face communication. Ada

dua peran dalam berinteraksi yaitu ekstrovert dan introvert. Untuk karakteristik ekstrovert

lebih sering mengungkapkan cerita mengenai diri dan lebih aktif dibanding karakter introvert

yang lebih pasif dan cenderung menanggapi pembicaraan teman peer group atau pacar.

61

Page 62: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Karakteristik irreplaceabilty mengarah pada bentuk hubungan yang tidak tergantikan.

Peneliti menemukan

adanya hubungan istimewa dengan teman peer group ataupun pacar melalui kedua bentuk

komunikasi interpersonal tersebut. Karakteristik disclosure dapat dilihat dari tingkat

kepercayaan. Ada perbedaan tingkat kepercayaan ketika melakukan komunikasi interpersonal

melalui Blackberry Messenger dengan komunikasi interpersonal face to face communication.

Blackberry Messenger dianggap media yang rawan untuk menceritakan hal-hal yang lebih

personal, karena sifatnya komputer (memiliki data) dan meninggalkan jejak. Karakter

Scarcity dapat berupa identitas personal, etnis, ataupun kesuksesan akademis. Peneliti

menemukan perbedaan yang berimbang mengenai perlakuan yang berbeda baik dari segi

identitas personal, etnis, ataupun kesuksesan akademis.

Komunikasi interpersonal yang dilakukan melalui face to face communication dengan

pacar ataupun teman peer group juga ditemukan perbedaan. Hal ini bisa dilihat dari gaya

penulisan, cara mengungkapkan diri, atau konten pesan yang dibicarakan. Konten

pembicaraan dengan pacar biasanya sifatnya lebih personal dibandingkan dengan teman peer

group. Sama halnya dengan komunikasi interpersonal melalui face to face communication,

komunikasi interpersonal melalui Blackberry messenger dengan teman peer group dengan

komunikasi interpersonal dengan pacar ditemukan perbedaan.

Kemudahan dalam berkomunikasi melalui Blackberry Messenger tidak berarti tidak

mengalami hambatan atau selalu berjalan mulus. Peneliti menemukan ada beberapa hambatan

ketika berkomunikasi melalui Blackberry Messenger, misalnya koneksi yang lambat, koneksi

yang terputus atau error dan hambatan lainnya yang dapat menimbulkan prasangka negatif

tertentu. Untuk beberapa situasi, hambatan –hambatan tersebut dapat menciptakan konflik

dalam komunikasi interpersonal.Namun, penyelesaian konflik tersebut biasanya diselesaikan

dalam tatap muka (face to face communication).

62

Page 63: Mpk Kualitatif Bbm Fix

6.2 SARAN

Peneliti berharap akan ada penelitian-penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang komunikasi intepersonal dengan menggunakan Blackberry Messenger. Penelitian tentang Blackberry Messenger diharapkan mengalami perkembangan ke kalangan anak-anak dan kalangan dewasa (bisnis pada khususnya). Hal ini dikarenakan penggunaan Blackberry semakin meluas tidak hanya sebatas kalangan remaja. Lingkup penelitian diharapkan tidak hanya mencakup peer group dan pacar, tetapi juga keluarga.

Peneliti juga mengharapkan penelitian mengenai proses komunikasi interpersonal semakin berkembang terutama di dalam medium yang digunakan. Karena saat ini banyak media-media baru yang bermunculan terutama dalam memudahkan komunikasi yang semakin menggeser fungsi dari komunikasi melalui face to face communication. Pada dasarnya komunikasi interpersonal melalui face to face communication masih diperlukan untuk menghindari konflik yang memungkinkan muncul dalam komunikasi interpersonal melalui media baru.

63

Page 64: Mpk Kualitatif Bbm Fix

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adler, Rosenfeld, dan Proctor. 2007. Interplay: The Proccess of Interpersonal

Communication. New York: Oxford University Press.

Andrew F. Wood, Matthew J. Smith. 2005. Online Communication. New Jersey: Laurence

Erlbaum Associates Inc., Publisher.

D.E Papilia, S.W Olds, dan Ruth D. Feldman. 2001. Human Developmnet (8th edition.),

Boston: McGraw-Hill.

Em Griffin. 2006. A First Look at Communication Theory. USA: McGraw Hill.

Hafied Cangara. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

John Pavlik. 2004. Converging Media. USA: Permissions Department.

John W. Santrock. 2003. Adolescence. Jakarta: Erlangga.

Joseph A. DeVito. 2007. The Interpersonal Book. USA: Pearson Educaton Inc.

Joseph A. DeVito. 2005. Messages: Building Interpersonal Communication Skills (6th ed).

USA: Pearson Educaton Inc.

Mukhtar, Niken Andriyati, dan Erna Sulistiyaningsih. 2003. Konsep Diri Remaja Menuju

Pribadi Mandiri. Jakarta: Rakasta Samasta.

Neuman, Lawrence W., Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches

(5th ed.), Boston, New York: A and B (2003).

Onong Uchjana Effendy. 2000. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti.

64

Page 65: Mpk Kualitatif Bbm Fix

Pareno MM, DR. H. Sam Abede. 2002. Kuliah Komunikasi. Surabaya: Papirus.

Robert E. Smith. 2001. Principles of Human Communication. USA: Kendall/Hunt Publishing

Company.

Ronald B. Adler, George Rodman. 1991. Understanding Human Coomunication, Texas:

Rineheart & Winston Inc.

Sarah Trenholm. 2005. Thinking Through Communication. USA: Pearson Education.

Swasti, Snezana, Skripsi S1 Departemen Ilmu Komunikasi UI berjudul Konstruksi Sosial Media Baru dan Budaya Komunikasi (Penggunaan Telepon Genggam pada Remaja Millennial), Depok, 2006, hal 59.

Teri Kwal Gamble & Michael W. 2005. Interpersonal Communication in Theory, Practice,

and Context. Boston: Allyn & Bacon.

Zakiah Darajad. 1974. Problema Remaja di Indonesia. Bandung: PT. Bulan Bintang.

Website

http://etd.eprints.ums.ac.id/4173/1/C100040011.pdf

http://id.blackberry.com/devices/features/im/blackberry_messenger.jsp

http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html

http://www.feedberry.com/2009/10/09/fitur-pada-blackberry-messenger-5/

http://www.damandiri.or.id/file/didikwahonounairbab4.pdf

http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/ikom/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-51405016-11599-

media_chatting-chapter3.pdf

http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/earlycld/ea7lk5.htm

www.digilib.ui.ac.id/file?file=digital/127992-T+19275-Pelaksanaan...

65


Top Related