Download - MPK bersama
TUGAS METODE PELAKSANAAN DAN KEGAGALAN
KONSTRUKSI
IDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR(FLEXIBLE PAVEMENT) DI JL. BENDUNGAN SUTAMI MALANG
Oleh Kelompok 3 (4 MRK 1) :
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2015
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS KERUSAKAN PADA PERKERASAN LENTUR(FLEXIBLE PAVEMENT)
Obyek kelompok kami untuk penelitian ini berada pada Jl. Bendungan Sutami, Kota Malang.
Adapun jenis-jenis kerusakan yang ada pada sepanjang 1km di Jl. Bendungan Sutami adalah
sebagai berikut;
1. Retak Halus (Hair Cracking)
Retak halus adalah retak yang mempunyai lebar celah ≤ 3 mm. Sifat penyebarannya dapat
setempat atau meluas pada permukaan jalan.
Retak halus ini dapat timbul karena bahan perkerasan yang kurang baik atau tanah dasar /
bagian perkerasan dibawah lapis permukaan yang kurang stabil. akibat retak halus ini air
dapat meresap kedalam lapis permukaan. Sehingga untuk pemeliharaan dapat digunakan lapis
latasir, buras. Dalam tahap perbaikan, sebaiknya dilengkapi dengan sitem aquaproof atau
dapat juga melakukan perbaikan drianase, dibongkar dan dilapisi kembali dengan bahan yang
sesuai (koreksi). Karena jika dibiarkan berlarut-larut retak rambut dapat berkembang menjadi
retak buaya. Di bawah ini merupakan gambar yang kami peroleh pada survey di Jl.
Bendungan Sutami.
m
2. Retak Buaya
Retak kulit buaya adalah retak yang lebar celahnya ≥ 3mm. Saling berangkai membentuk
serangkaian kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya.
Retak ini disebabkan oleh bahan perkerasan yang kurang baik, pelapukan permukaan, tanah
dasar atau bagian perkerasan dibawah lapis permukaan kurang stabil, atau bahan lapis pondasi
dalam keadaan jenuh air (air tanah naik). Daerah retak kulit buaya yang luas, biasanya
disebabkan oleh repetisi beban lalu lintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh
lapisan permukaan tersebut.
Untuk sementara untuk pemeliharaan dapat digunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston.
Jika celah ≤ 3mm, sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit buaya akibat
rembesan air ke lapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki dengan cara dibongkar dan dibuang
bagian-bagian yang basah, kemudian dilapis kembali dengan bahan yang sesuai. Perbaikan
harus disertai dengan perbaikan drainase disekitarnya. Kerusakan yang disebabkan oleh beban
lalu lintas harus diperbaiki dengan memberi lapis tambahan. Berikut ini adalah gambar yang
kami peroleh pada survey di Jl. Bendungan Sutami.
3. Retak Akibat Sambungan
Retak ini terjadi pada sambungan dua jalur lalu lintas dan berbentuk retak memanjang
(longitudinal cracks). Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang saling sejajar.
Kemungkinan penyebabnya adalah ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik.
Retak ini dapat disebabkan karena sambungan yang kurang baik. Akibat lanjutannya,
kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akan mengganggu
kenyamanan berkendaraan dan lepasnya butir pada tepi retak bertambah lebar.
Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukkan campuran aspal cair dan pasir kedalam celah-
celah yang terjadi atau dapat juga bahu diperlebar dan atau dipadatkan (proteksi), dan
perbaikan drainase (proteksi). Di bawah ini merupakan gambar yang kami peroleh pada
survey di Jl. Bendungan Sutami.
4. Pertemuan dengan Bahu Jalan
Bentuknya memanjang dan terjadi pada bahu beraspal, meresapkan air, akan berkembang
menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi retak sehingga retak akan bertambah
lebar
Penyebabnya yaitu, Permukaan bahu lebih tinggi dari pada permukaan perkerasan, penurunan
bahu, penyusutan bahan bahu dan atau bahan perkerasan roda kendaraan berat yang
menginjak bahu
5. Retak Refleksi
Kerusakan ini terjadi pada lapisan tambahan (overlay), dapat berbentuk memanjang
(longitudinal cracks), diagonal (diagonal cracks), melintang (transverse cracks), ataupun kotak
(blocks cracks) yang menggambarkan pola retakan perkerasandibawahnya. Retak ini dapat
terjadi bila retak pada perkerasan lama tidak diperbaikisecara benar sebelum pekerjaan
pelapisan ulang (overlay) dilakukan.
Retak ini dapat disebabkan oleh pergerakan vertikal/ horizontal di bawah lapis tambahan
(lapisan overlay)sebagai akibat perubahan kadar air pada tanah dasar yang ekspansif,
perbedaan penurunan ( settlement ) dari timbunan/ pemotongan badan jalandengan struktur
perkerasan. Akibat lanjutannya adalah kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan
jalan dan akanmengganggu kenyamanan berkendaraan dan lepasnya butir pada tepi retak
sehingga kerusakan akan bertambah parah.Untuk retak memanjang, melintang dan diagonal
perbaikan dapat dilakukan denganmengisi celah-celah dengan campuran aspal cair dan pasir.
Untuk retak berbentuk kotak, perbaikan dilakukan dengan membongkar dan melapis kembali
dengan bahan yang sesuai. Untuk retak memanjang/diagonal/melintang penanganan dilakukan
sama seperti pada retak pinggir (proteksi). Di bawah ini merupakan gambar yang kami
peroleh pada survey di Jl. Bendungan Sutami.
6. Retak Susut
Retak yang terjadi tersebut saling bersambungan membentuk kotak besar dengan sudut tajam
atau dapat dikatakan suatu interconnected cracks yang membentuk suatu seri blocks cracks.
Umumnya penyebaran retak ini menyeluruh pada perkerasan jalan.
Kemungkinan disebabkan perubahan volume perkerasan yang mengandung terlalu banyak
aspal dengan penetrasi rendah, perubahan volume pada lapisan pondasi dan tanah dasar.
Akibat lanjutan retak ini akan menyebabkan meresapnya air pada badan jalan sehingga akan
menimbulkan kerusakan setempat atau menyeluruh pada perkerasan jalan dan mengganggu
kenyamanan berkendaraan dan lepasnya butir pada tepi retak sehingga timbul lubang
(potholes).
Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir, dan
dilapis dengan burtu. Di bawah ini merupakan gambar yang kami peroleh pada survey di Jl.
Bendungan Sutami.
,
7. Lubang
Kerusakan jalan berbentuk lubang (potholes) memiliki ukuran yang bervariasi dari kecil
sampai besar. Lubang-lubang ini menampung dan meresapkan air sampaike dalam lapis
permukaan yang dapat menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan.
Proses pembentukan lubang dapat terjadi akibat campuran lapis permukaan yang buruk
seperti; kadar aspal rendah, sehingga film aspal tipis dan mudah lepas, agregat kotor sehingga
ikatan antar aspal dan agregat tidak baik, temperature campuran tidak memenuhi persyaratan,
lapis permukaan tipis sehingga lapisan aspal dan agregat mudah lepas akibat pengaruh cuaca,
sistem drainase jelek sehingga air banyak yang meresap dan mengumpul dalam lapis
perkerasan, retak-retak yang terjadi tidak segera ditangani sehingga air meresap masuk dan
mengakibatkan terjadinya lubang-lubang kecil.
Untuk perbaikan maka lubang-lubang tersebut harus dibongkar dan dilapis kembali dimana
pembongkaran berfungsi untuk meningkatkan daya cengkram antar sambungan perkerasan
yang baru dan perkerasan yang lama.
8. Kegemukan
Pada temperature tinggi, aspal menjadi lunak, dan akan terjadi jejak roda, dapatdisebabkan
pemakaian kadar aspal yang tinggi pada campuran aspal, pemakaian terlalu banyak aspal pada
pengerjaan prime coat / teak coat. Dapat diatasi dengan menaburkan agregat panas dan
kemudian dipadatkan, atau lapis aspal diangkat dan diberi lapisan penutup. Di bawah ini
merupakan gambar yang kami peroleh pada survey di Jl. Bendungan Sutami.
9. Keriting
Kemungkinan penyebabnya karena rendahnya stabilitas campuran yang dapat berasal dari
terlalu tingginya kadar aspal, terlalu banyak menggunakan agregat halus, agregat bulat dan
licin, aspal yang dipakai mempunyai penetrasi yang tinggi, lalu lintas dibuka sebelum
perkerasan mantap.
Keriting dapat diperbaiki dengan cara jika lapisan memiliki pondasi agregat, digaruk kembali,
dicampur dengan lapis pondasi, dipadatkan dan diberi lapis perkerasan baru. Kemudian bahan
pengikat mempunyai ketebalan >5cm, lapis tersebut diangkat dan diberi lapisan baru. Di
bawah ini merupakan gambar yang kami peroleh pada survey di Jl. Bendungan Sutami.
10. Amblas
Amblas terjadi setempat/tertentu dengan atau tanpa retak, terdeteksi dengan adanya air yang
tergenang. Amblas disebabkan oleh beban kendaraan yang melebihi apa yang direncanakan,
pelaksanaan yang kurang baik, atau penurunan bagian perkerasan dikarenakan tanah dasar
mengalami settlement.
Dalam memperbaiki amblas ini, untuk amblas yang ≤ 5cm, bagian yang pernah diisi dengan
bahan yang sesuai lapen, lataston, laston. Untuk amblas yang ≥ 5cm, bagian yang amblas
dibongkar dan dilapis kembali dengan lapis yang sesuai. Di bawah ini merupakan gambar
yang kami peroleh pada survey di Jl. Bendungan Sutami.
11. Jembul
Jenis kerusakan Jembul terjadi setempat dengan atau tanpa retak. Hal ini terjadi akibat
adanya pengembangan tanah dasar ekspansif. Perbaikan dilakuan dengan membongkar
bagian yang rusak dan melapisinya kembali. Di bawah ini merupakan gambar yang kami
peroleh pada survey di Jl. Bendungan Sutami.
12. Pelepasan Butir
Dapat terjadi secara meluas dan mempunyai efek serta disebabkan oleh pemadatan yang
kurang, agregat kotor atau lunak, aspal kurang, dan pemanasan campuran terlalu tinggi.Dapat
diperbaiki dengan meberikan lapisan tambahan di atas lapisan yang mengalami pelepasan
butir setelah lapisan tersebut dibersihkan dan dikeringkan. Di bawah ini merupakan gambar
yang kami peroleh pada survey di Jl. Bendungan Sutami.
13. Pengausan
Pengausan terjadi karena agregat berasal dari material yang tidak tahan aus terhadap roda
kendaraan / agregat yang digunakan berbentuk bulat dan licin.Dapat diatasi dengan latasir,
buras, latasbum. Berikut merupakan gambar yang kami peroleh pada survey di Jl. Bendungan
Sutami.