Download - Modul Utama- Sosialisasi UUPR
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG D E P A R T E M E N P E K E R J A A N U M U M
BAHAN TAYANGAN – MATERI SOSIALISASI
UNDANG-UNDANG NO. 26 TAHUN 2007
TENTANG PENATAAN RUANG
PENDAHULUAN
TANTANGAN
1
1. Posisi Indonesia berada pada kawasan yang sangat cepat berkembang (Pacific Ocean Rim & Indian
Ocean Rim)
perlunya mendorong daya saing
perekonomian khususnya dalam rangka pertumbuhan
ekonomi wilayahBHK-DJPR/Presentasi/DR
2. Peningkatan intensitas kegiatan pemanfaatan ruang terutama yang
terkait dengan eksploitasi Sumber Daya Alam
Tantangan…Lanjutan
2
sangat mengancam kelestarian lingkungan
(termasuk pemanasan global)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Frekuensi gempa di
Indonesia (rata-rata 450 gempa/thn)
Tantangan…Lanjutan
3
3. Letak Indonesia pada kawasan pertemuan 3
lempeng tektonik, yang mengakibatkan rawan
bencana geologi
menuntut prioritisasi pertimbangan aspek
mitigasi bencana dalam penataan
ruang
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Tantangan…Lanjutan
4
4. Keberadaan pulau-pulau kecil terluar
pada kawasan perbatasan negara
memerlukan perhatian khusus
demi menjaga kedaulatan NKRI
BHK-DJPR/Presentasi/DR
PERMASALAHAN
Alih fungsi lahan
5
Semakin menurunnya kualitas permukiman
Kesenjangan antar dan di dalam wilayah
BHK-DJPR/Presentasi/DR
KONSIDERAN MENIMBANG
RuangRuang wilayah NKRI merupakan kesatuan wadahwadah & sumber dayasumber daya yang perlu ditingkatkan upaya pengelolaannya, dengan berpedoman pada kaidah kaidah penataan ruang agar penataan ruang agar kualitas ruang dapat terjaga keberlanjutannya untuk kesejahteraan umumkesejahteraan umum & keadilan keadilan sosialsosial.
Perkembangan situasi situasi & kondisikondisi nasional/internasional menuntut penegakan prinsip penegakan prinsip keterpaduan, keberlanjutan, demokrasi, kepastian hukum, dan keadilan.
Untuk memperkukuh pertahanan nasionalpertahanan nasional, kewenangan penyelenggaraan penataan ruang perlu diatur guna menciptakan keserasian keserasian & & keterpaduanketerpaduan antardaerah dan antara pusat dan daerah.
6BHK-DJPR/Presentasi/DR
RRuang yang terbatasuang yang terbatas & pemahaman masyarakatpemahaman masyarakat yang telah berkembang menuntut adanya penyelenggaraan penataan ruang yang transparantransparan, efektifefektif, dan partisipatif partisipatif agar terwujud ruang yang amanaman, nyamannyaman, produktifproduktif, dan berkelanjutanberkelanjutan.
NKRI berada pada kawasan rawan bencana rawan bencana menuntut adanya penataan ruang yang berbasis mitigasi berbasis mitigasi bencanabencana.
UU No. 24 /1992 ttg Penataan Ruang sudah tidak sesuai sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pengaturan penataan ruang maka perlu digantidiganti.
7
KONSIDERAN. …Lanjutan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB I. KETENTUAN UMUM1. ruang2. tata ruang3. struktur ruang4. pola ruang5. penataan ruang6. penyelenggaraan
penataan ruang7. Pemerintah Pusat8. pemerintah daerah9. pengaturan penataan
ruang10.pembinaan penataan
ruang11.pelaksanaan
penataan ruang
12. pengawasan penataan ruang
13. perencanaan tata ruang
14. pemanfaatan ruang15. pengendalian
pemanfaatan ruang16. rencana tata ruang 17. wilayah 18. sistem wilayah19. sistem internal
perkotaan20. kawasan21. kawasan lindung22. kawasan budidaya23. kawasan perdesaan24. kawasan agropolitan
25. kawasan perkotaan26. kawasan metropolitan27. kawasan megapolitan28. kawasan strategis
nasional29. kawasan strategis
provinsi30. kawasan strategis
kabupaten/kota31. ruang terbuka hijau32. izin pemanfaatan
ruang33. orang34. menteri
Ket: istilah baru
Ps. 1
8BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB I. …Lanjutan
PENGERTIAN DASARPENGERTIAN DASAR
adalah hasilhasil perencanaan tata ruang.RENCANA TATA RUANG
RUANGadalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumitermasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.
Ps. 1 angka 1
adalah wujud struktur ruangstruktur ruang dan pola ruangpola ruang.TATA RUANG Ps. 1 angka 2
PENATAAN RUANGadalah suatu sistemsistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Ps. 1 angka 5
Ps. 1 angka 16
PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANGadalah kegiatan yang meliputi pengaturanpengaturan, pembinaanpembinaan, pelaksanaanpelaksanaan, dan pengawasan penataan ruangpengawasan penataan ruang.
Ps. 1 angka 6
9BHK-DJPR/Presentasi/DR
a. keterpaduan;b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;c. keberlanjutan;d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;e. keterbukaan;f. kebersamaan dan kemitraan;g. pelindungan kepentingan umum;h. kepastian hukum dan keadilan; dani. akuntabilitas.
BAB II. ASAS DAN TUJUAN
ASAS
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
TUJUAN
Ps. 2
Ps. 3
10BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB III. KLASIFIKASI PENATAAN RUANGDIKLASIFIKASIKAN
BERDASARKAN
SISTEM
FUNGSI UTAMA KAWASAN
WILAYAH ADMINISTRATIF
KEGIATAN KAWASAN
NILAI STRATEGIS KAWASAN
Sistem Wilayah Sistem Internal Perkotaan
Kws. BudidayaKws. Lindung
PR Wil. Nasional
PR Wil. Provinsi
PR Wil. Kab. / Kota
PR Kws. PerdesaanPR Kws. Perkotaan
PR Kws Strategis Nasional
PR Kws Strategis Provinsi
PR Kws Strategis Kab./Kota
Ps. 4
Ps. 5 ayat (1)
Ps. 5 ayat (2)
Ps. 5 ayat (3)
Ps. 5 ayat (4)
Ps. 5 ayat (5) 11BHK-DJPR/Presentasi/DR
SistemWilayah
Sistem Internal
Perkotaan
Penataan Ruang Wilayah Nasional
PR Kws. Strategis Nasional
PR Kws. Perdesaan
PR Kws. Lindung PR Kws. Budi Daya
Penataan Ruang Wilayah Provinsi
Penataan Ruang Wilayah Kabupaten
PR Kws. Strategis Provinsi
PR Kws. Strategis Kabupaten
Penataan Ruang Wilayah Kota
PR. Kws. Strategis Kota
Berdasarkan Sistem Berdasarkan Wilayah Administratif
PR Kws. Perkotaan
Berdasarkan Nilai Strategis Kawasan
Berdasarkan Kegiatan Kawasan
12
Berdasarkan Fungsi Utama Kawasan
KLASIFIKASI PENATAAN RUANG BERDASARKAN SISTEM, FUNGSI DAN NILAI STRATEGIS KAWASAN
Ps. 5 ayat (5)Ps. 5 ayat (3)
Ps. 5 ayat (2)
Ps. 5 ayat (4)
Ps. 5 ayat (1)
BAB III. …Lanjutan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB IV. TUGAS DAN WEWENANGTUR, BIN, dan WAS terhadap :- LAK PR wilayah Nasional, provinsi, &
kabupaten/kota,- LAK PR kws. strategis nasional, provinsi, &
kabupaten/kota
LAK PR wilayah Nasional
LAK PR kws strategis Nasional
Kerja sama PR antarnegara & fasilitasi kerja sama antarprovinsi
NEGARA
WEWENANG PEMERINTAH
WEWENANG PEMERINTAH
PROVINSI
WEWENANG PEMERINTAH KAB./KOTA
Dalam melaksanakan tugasnya, negara memberikan kewenangan penyelenggaraan penataan ruang kepada Pemerintah dan pemerintah daerah
Negara menyelengga-rakan penataan ruang untuk sebesar-besarnya kemakmuran raktyat
TUR, BIN, dan WAS terhadap :- LAK PR wilayah provinsi & kabupaten/kota,- LAK PR kws. Provinsi & kabupaten/kota
LAK PR wilayah provinsi
LAK PR kws. strategis provinsi
Kerja sama PR antarprovinsi & fasilitasi kerja sama antarprovinsi
TUR, BIN, dan WAS terhadap :- LAK PR Wilayah kabupaten/kota,- LAK PR kws. strategis kabupaten/kota
LAK PR wilayah kabupaten /kota
LAK PR kws. strategis kabupaten/kota
Kerja sama PR antarkabupaten/kota
Ket:TUR = pengaturanBIN = pembinaanLAK = pelaksanaanWAS = pengawasanPR = penataan
ruang
Ps. 7 ayat (1)
Ps. 7 ayat (2)
Ps. 8
Ps. 10
Ps. 11
Seorang Menteri
Ps. 9 ayat (1)
13BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB IV. …Lanjutan
Pengaturan
upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat dalam penataan ruang
Pembinaan Pelaksanaan Pengawasan
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Ps. 1 angka 9 Ps. 1 angka 10 Ps. 1 angka 11 Ps. 1 angka 12
14
upaya untuk meningkatkan kinerja
penataan ruang yang diselenggarakan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat
upaya pencapaian tujuan penataan
ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB V. PENGATURAN DAN PEMBINAAN PENATAAN RUANG
PENGATURAN
Penetapan ketentuan peraturan per-UU-an bidang penataan ruang (termasuk pedoman bidang penataan ruangPs.12
melalui
PEMBINAAN koordinasi penyelenggaraan penataan ruang; sosialisasi peraturan per-UU-an dan
sosialisasi pedoman bidang penataan ruang; pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi pelaksanaan penataan ruang; pendidikan dan pelatihan; penelitian dan pengembangan; pengembangan sistem informasi dan
komunikasi penataan ruang; penyebarluasan informasi penataan ruang
kepada masyarakat; dan pengembangan kesadaran dan tanggung
jawab masyarakat.
Ps. 13 ayat (2)melalui
dilakukan kepada Ps. 13 ayat (1)
Pemerintah
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kabupaten/Kota
Masyarakat
15BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. PELAKSANAAN PENATAAN RUANG
PELAKSANAAN
Perencanaan
Tata Ruang
Pemanfaatan
Ruang
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
suatu proses untuk menentukan struktur ruang & pola ruang yang
meliputi penyusunan & penetapan RTR
upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya
upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang yang meliputi peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.
upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan:
Ps.12
Ps. 1 angka 11
Ps. 1 angka 15Ps. 1 angka 13
Ps. 1 angka 14
16BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …LanjutanPERENCANAAN TATA RUANG
WIL
AYA
HPE
RK
OTA
AN
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
RTR KWS METROPOLITAN
RTR PULAU / KEPULAUAN
RTR KWS STRA. NASIONAL
RTR KWS STRA KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN
RTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTA
RTR KWS STRA KOTA
RDTR WIL KABUPATEN
RTR KWS STRA. PROVINSI
RDTR WIL KOTA
RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
Menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang
sebagai perangkat operasional rencana umum tata ruang
Sebagai dasar penyusunan peraturan zonasi
a. rencana umum tata ruang belum dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan/atau
b. rencana umum tata ruang mencakup wilayah perencanaan yang luas dan skala peta dalam rencana umum tata ruang tersebut memerlukan perincian sebelum dioperasionalkan
disusun apabila:
Ps. 14 ayat (1)
Ps. 14 ayat (2)Ps. 14 ayat (3)
Ps. 14 ayat (4)
Ps. 14 ayat (5)
Ps. 14 ayat (6)
17
6.1
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
RENCANA TATA RUANG
Rencana Sistem Pusat Permukiman
Rencana Sistem Jaringan
Prasarana
Peruntukan Kawasan
Lindung
Peruntukan Kawasan Budidaya
Sistem Wilayah
Sistem internal Perkotaan
Rencana Pola RuangRencana Struktur Ruang
Sistem Jaringan Transportasi
Sistem Jaringan Energi
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem Persampahan &
Sanitasi
Sistem Jaringan SDA, dll.
Kegiatan Pelestarian
Lingkungan Hidup
Kegiatan Sosial
Kegiatan Budaya
Kegiatan Ekonomi
Kegiatan Pertahanan &
Keamanan
Ps. 17 ayat (1)
Ps. 17 ayat (2) Ps. 17 ayat (3)
Ps. 17 ayat (4)
dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 %dari luas DAS
Ps. 17 ayat (5) 18BHK-DJPR/Presentasi/DR
PROSES PENETAPAN RAPERDA TENTANG RENCANA TATA RUANG DAERAH
KoordinasiMenteri Dalam Negeri
dievaluasi
19
BAB VI. …Lanjutan
Rancangan Perda
Provinsi
Koordinasi
Menteri Pekerjaan Umum
Gubernur
Proses lebih lanjut
Persetujuan Substansi
Rancangan Perda Kabupaten/Kota
Bupati/Walikota
RekomendasiB K T R N
1
1
2
3
4
5
2
3
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
RTRWN
RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)
disusun dengan
memperhatikan
WANUS & HANAS perkembangan permasalahan regional & global, serta hasil pengkajian
implikasi penataan ruang nasional upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan serta stabilitas ekonomi; keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah daya dukung & daya tampung lingkungan hidup RPJPN RTR kawasan strategis nasional RTRWP dan RTRWK
tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wilayah nasional
rencana struktur ruang wilayah nasional yg meliputi sistem perkotaan nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya & sistem jaringan prasarana utama
rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung nasional & kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional
penetapan kawasan strategis nasional arahan pemanfaatan ruang yang berisi
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
jangka waktu
penyusunan RPJPN penyusunan RPJPMN pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
penataan ruang kawasan strategis nasional
penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota
pedoman untuk20 tahun
ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal:
perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial negara
Peraturan Pemerintah
memuat
diatur dengan
Ps.19
Ps. 20 ayat (1)
Ps. 20 ayat (2)Ps. 20 ayat (3)
Ps. 20 ayat (4)
Ps. 20 ayat (5)
Ps. 20 ayat (6)
20
Ps. 19
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
RTRWP
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI (RTRWP)
disusun dengan memperhatikan
perkembangan permasalahan nasional & hasil pengkajian implikasi penataan ruang provinsi
upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi
keselarasan aspirasi pembangunan provinsi & pembangunan kabupaten/kota
daya dukung & daya tampung lingkungan hidup RPJPD RTRWP yang berbatasan RTR kawasan strategis provinsi RTRWK
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi
rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya & sistem jaringan prasarana wilayah provinsi
rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi
penetapan kawasan strategis provinsi arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi
yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi
jangka waktu
penyusunan RPJPD penyusunan RPJMD pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
penataan ruang kawasan strategis provinsi
penataan ruang wilayah kabupaten/kota
pedoman untuk20 tahun
ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal:
perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial negara dan/atau provinsi
Peraturan Daerah Provinsi
memuat
ditetapkan dengan
RTRWN pedoman bidang
penataan ruang RPJPD
mengacuPs. 22 ayat (1)
Ps. 22 ayat (2)
Ps. 23 ayat (1)
Ps. 23 ayat (2)Ps. 23 ayat (3)
Ps. 23 ayat (4)
Ps. 23 ayat (5)
Ps. 23 ayat (6)
21
Ps. 22
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
RTRW Kab.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN (RTRW Kab.)
disusun dengan memperhatikan
perkembangan permasalahan provinsi & hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten
upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan ekonomi kabupaten;
keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup RPJPD RTRWK yang berbatasan RTR kawasan strategis kabupaten
tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wilayah kabupaten
rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan & sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten
rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten & kawasan budi daya kabupaten
penetapan kawasan strategis kabupaten arahan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif & disinsentif, serta arahan sanksi.
jang
ka w
aktu
penyusunan RPJPD penyusunan RPJMD pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan antarsektor
penetapan lokasi & fungsi ruang untuk investasi
penataan ruang kawasan strategis kabupaten
pedoman untuk
20 tahun
ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal:
perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial negara, prov., dan/atau kab.
Peraturan Daerah Kabupaten
memuat
Ditetapkan dengan
RTRWN & RTRWP; pedoman & petunjuk
pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
RPJPD
men
gacu
Dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan &
administrasi pertanahan
Ps. 25 ayat (1)Ps. 25 ayat (2)
Ps. 26 ayat (1)
Ps. 26 ayat (2)
Ps. 26 ayat (3)
Ps. 26 ayat (4)
Ps. 26 ayat (5)
Ps. 26 ayat (6)
Ps. 26 ayat (7)
22
Ps. 25
BHK-DJPR/Presentasi/DR
21
BAB VI. …Lanjutan
• tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wil. kota • rencana struktur ruang wil. kota yg meliputi sistem
perkotaan di wilayahnya yg terkait dgn kws. perdesaan & sistem jaringan prasarana wilayah kota
• rencana pola ruang wil. kota yg meliputi kawasan lindung kota & kawasan budi daya kota
• penetapan kawasan strategis kota• arahan pemanfaatan ruang wil. kota yg berisi indikasi
program utama jangka menengah 5 tahunan• ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wil. kota
yg berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif & disinsentif, serta arahan sanksi
• rencana penyediaan & pemanfaatan RTH• rencana penyediaan & pemanfaatan ruang terbuka
nonhijau• rencana penyediaan & pemanfaatan prasarana &
sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, & ruang evakuasi bencana, yg dibutuhkan utk menjalankan fungsi wil. kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah
• penyusunan RPJPD• penyusunan RPJMD• pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten
• mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan antarsektor
• penetapan lokasi & fungsi ruang untuk investasi
• penataan ruang kawasan strategis kabupaten
RTRW Kota
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA (RTRW Kota)
disusun dengan
memperhatikan
• perkembangan permasalahan provinsi & hasil pengkajian implikasi penataan ruang kota
• upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan ekonomi kota;
• keselarasan aspirasi pembangunan kota• daya dukung & daya tampung lingkungan hidup• RPJPD• RTRWK yang berbatasan• RTR kawasan strategis kota
jangk
a wak
tu
pedoman untuk20 tahun
Peraturan Daerah Kota
memuat
Ditetapkan dengan
• RTRWN & RTRWP;• pedoman & petunjuk
pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
• RPJPD
men
gacu
Dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan &
administrasi pertanahan
Ps.28
23
ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dlm hal:
perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial negara, prov., dan/atau kab.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
KOMPLEMENTARITAS RENCANA TATA RUANG
Dilengkapi peraturan zonasi
(Zoning Regulation)
24
BAB VI. …Lanjutan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
PENGUATAN ASPEK PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM RENCANA TATA RUANG
Pasal 17 ayat (5) UUPR memuat: dalam rangka pelestarian lingkungan dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran sungai.
25
BAB VI. …Lanjutan
CONTOH DAERAH ALIRAN SUNGAI YANG
LUAS KAWASAN HUTANNYA KURANG
DARI 30 %
KAWASAN HUTAN DI DAS CILIWUNG
KURANG LEBIH 15 %
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
TIPOLOGI RTH
RTH
Fisik Struktur Kepemilikan
RTH Alami
RTH Non-alami
Pola Ekologis
Pola Planologis
RTH Publik
RTH Privat
FungsiEkologis
Sosial/ Budaya
Arsitektural
Ekonomi
RUANG TERBUKA
RUANG TERBUKA HIJAU(MIN 30% LUAS KOTA)
RTH PRIVAT
RUANG TERBUKA NON HIJAU
RUANG TERBUKA NON HIJAU PUBLIK
RTH PUBLIK(20% LUAS KOTA)
RUANG TERBUKA NON HIJAU PRIVAT
Ps. 29 ayat (1)Ps. 29 ayat (2)
Ps. 29 ayat (3)
26BHK-DJPR/Presentasi/DR
PENGATURAN PROPORSI RUANG TERBUKA HIJAU PADA WILAYAH KOTA
Neraca Penatagunaan Tanah
BAB VI. …LanjutanPEMANFAATAN RUANG
Dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya dgn memperhatikan SPM
dlm penyediaan sarana & prasarana
Dilaksanakan baik pemanfaatan ruang secara vertikal maupun pemanfaatan ruang di dalam bumi
Program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya, termasuk jabaran dari indikasi program utama yg
termuat di dlm RTRW
Diselenggarakan secara bertahap sesuai dgn jangka waktu indikasi program utama pemanfaatan ruang yg
ditetapkan dlm RTR
Pelaksanaan pemanfaatan ruang di wilayah disinkronisasikan dgn pelaksanaan pemanfaatan ruang
wilayah administratif sekitarnya
Penatagunaan Tanah
dikembangkan
Penatagunaan Udara
Penatagunaan Air
Penatagunaan SDA lainnya
diselenggarakan kegiatan penyusunan
dan penetapan
Neraca Penatagunaan Udara
Neraca Penatagunaan Air
Penatagunaan SDA lainnya
Pembangunan prasarana & sarana bagi kepentingan umum memberikan hak
prioritas pertama bagi pemerintah utk menerima pengalihan hak atas tanah dari
pemegang hak atas tanah
perumusan kebijakan strategis operasionalisasi RTRW & RTR kawasan strategis
perumusan program sektoral dlm rangka perwujudan struktur ruang & pola ruang wilayah & kawasan strategis
kawasan budi daya yg dikendalikan
kawasan budi daya yg didorong pengembangannya
pengembangan kawasan secara terpadu
ditetapkan
SPM bidang penataan ruang
standar kualitas lingkungan
daya dukung & daya tampung lingkungan hidup
dilaksanakan sesuai
pelaksanaan pembangunan sesuai dgn program pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis
Ps. 32 ayat (1)
Ps. 32 ayat (2)
Ps. 32 ayat (3)
Ps. 32 ayat (4)
Ps. 32 ayat (5)
Ps. 33 ayat (1)Ps. 33 ayat (2)
Ps. 33 ayat (3)
dilakukan
melalui
Ps. 34 ayat (1) Ps. 34 ayat (2)
Ps. 34 ayat (3)
Ps. 34 ayat (4)
27
6.2.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …LanjutanPENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Penetapan Peraturan
ZonasiPerizinan
Pemberian Insentif &
Disinsentif
Upaya untuk mewujudkan
tertib tata ruang Ps. 1 angka15
28
6.3.
Pengenaan Sanksi
Ps. 36 Ps 37 Ps. 38 Ps. 62-63
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Ps. 35
Ps. 69-75
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …LanjutanPeraturan Zonasi
Penetapan Peraturan
Zonasi
sebagai pedoman untuk pengendalian
pemanfaatan ruang
Rencana Rinci Tata Ruang
disusun berdasarkan
PP untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional
Perda provinsi untuk arahan peraturan
zonasi sistem provinsi
Perda kabupaten/kota untuk peraturan zonasi
ditetapkan dengan
Ps. 36 ayat (1)
Ps. 36 ayat (3)
Ps. 36 ayat (2)
29
6.3.1.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Contoh Peraturan ZonasiContoh Peraturan ZonasiPPembagian BLOKembagian BLOK
Kawasan Pusat PemerintahanKawasan Pusat PemerintahanKota Kota SofifiSofifi (BWK 2) (BWK 2)
No.No. Pembagian Pembagian BlokBlok
Luas Luas (Ha)(Ha)
1 BLOK A 107,132 BLOK B 68,183 BLOK C 112,76
4 BLOK D 58,24
5 BLOK E 123,786 BLOK F 110,01
Fungsi lahan yang akan dikembangkan di Kota Sofifi adalah:• Kawasan Pemerintahan• Kawasan Niaga/ perdagangan• Kawasan Perumahan dan Pemukiman• Kawasan Fasiltas Umum dan Sosial• Kawasan Rekreasi• Kawasan Pelabuhan (transportasi)• Ruang Terbuka Hijau
BHK_DJPR_Dep. PU
30
BAB VI. …Lanjutan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Contoh Peraturan Zonasi (zoning map dan zoning text) untuk Blok C
31
BAB VI. …Lanjutan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Contoh Contoh Zoning MapZoning Map untuk untuk Peraturan Zonasi Peraturan Zonasi
4A4A
4A
4B4B
4B
4B
4B
4B4B
4B
3B3B
3B
3B
5A
5B
5B
5B
4A
4A
4A
5A
5A
5A
5A
5A
5A
5A 5A
5A
5A
5A
5A
5A
5A
5A
4B
4A
4A
4A
4A
4A
4A
4A4A5A
5B
ZONA 4A : PERUMAHAN TERBATAS
ZONA 4B : PERUMAHAN KOTAZONA 3B : RUANG TERBUKA/ TAMAN KOTA
ZONA 5A : KAWASAN KOMERSIAL
ZONA 5B : KAWASAN PERKANTORAN
ZONA 6A : KAWASAN KHUSUS
6A
BAB VI. …Lanjutan
32
Izin Pemanfaatan
Ruang
diatur oleh Pemerintah & pemda (menurut kewenangan masing-masing)
apabila tidak
sesuai RTRW
dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn tidak melalui
prosedur yg benar
diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi
kemudian terbukti tidak sesuai dengan RTRW
batal demi hukum
penggantian / ganti kerugian
yg layakakibat adanya perubahan
RTRWN
Ps. 37 ayat (6)
Ps. 37 ayat (5)
Ps. 37 ayat (3)
33
BAB VI. …LanjutanPerizinan6.3.2
.
Perizinan
dapat dibatalkan
Ps. 37 ayat (4)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
Pemberian Insentif
agar pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW
perangkat/upaya utk memberikan imbalan thd pelaksanaan kegiatan yang sejalan dgn RTR
Pemberian Disinsentifperangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan,
/mengurangi kegiatan yg tidak sejalan dengan RTR
keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, & urun saham
pembangunan serta pengadaan infrastruktur
kemudahan prosedur perizinanpemberian penghargaan kepada masyarakat,
swasta dan/atau pemerintah daerah
Subsidi
Dukungan Perwujudan RTR
Pemerintah(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang)
Pemerintah Daerah(dirugikan akibat penyelenggaraan penataan ruang)
Pemerintah Daerah 1(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang)
Pemerintah Daerah 2(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang)
kompensasi
Dukungan Perwujudan RTR
Pemerintah & Pemerintah Daerah Swasta / MasyarakatDispensasi
Dukungan Perwujudan RTR
pengenaan pajak yang tinggi yg disesuaikan dengan besarnya biaya yg dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat
pemanfaatan ruang
pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti
diberikan oleh:Ps. 38 ayat (5)
Ps. 38 ayat (3)Ps. 38 ayat (2)
Ps. 38 ayat (1)
kepada:
34
Pemberian Insentif dan Disinsentif6.3.3.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …LanjutanPengenaan Sanksi6.3.4
.Pengenaan sanksi merupakan tindakan
penertiban yg dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTR &
peraturan zonasi
Ps. 63
Sanksi Administratif
Sanksi Pidana
Ps. 69
peringatan tertulis penghentian sementara
kegiatan penghentian sementara
pelayanan umum penutupan lokasi pencabutan izin pembatalan izin pembongkaran bangunan pemulihan fungsi ruang;
dan/atau denda administratif
Ps. 73 ayat (2)
Ps. 74 ayat (2)
Pidana Pokok: Penjara Denda
Pidana Tambahan Pemberhentian secara
tidak hormat dari jabatannya
Pencabutan izin usaha Pencabutan status
badan hukum
Sanksi Perdata
Tindak pidana yang menimbulkan
kerugian secara perdata
35BHK-DJPR/Presentasi/DR
KAWASAN PERKOTAAN: KAWASAN METROPOLITAN:adalah wilayah yg mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dgn susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan & distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, & kegiatan ekonomi
adalah kawasan perkotaan yg terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yg berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dgn kawasan perkotaan di sekitarnya yg saling memiliki keterkaitan fungsional yg dihubungkan dgn sistem jaringan prasarana wilayah yg terintegrasi dgn jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1 juta jiwa
Penataan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan pada:
kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten
kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi
Menurut besarannya dapat berbentuk:
kawasan perkotaan kecilkawasan perkotaan
sedangkawasan perkotaan besarkawasan metropolitankawasan megapolitan
RTR kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten
RTR kawasan perkotaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten/kota pada 1 atau lebih wilayah provinsi merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yg bersifat lintas wilayah
RTR kawasan metropolitan merupakan alat koordinasi pelaksanaan pembangunan lintas wilayah
Penataan ruang kawasan perkotaan yg mencakup 2/ lebih wilayah kabupaten/kota dilaksanakan melalui kerja sama antardaerah
Ps. 1 angka 25 Ps. 1 angka 26
Ps. 41 ayat (1)
Ps. 42 ayat (1)
Ps. 41 ayat (2)
Ps. 43 ayat (1)
Ps. 44 ayat (1)
Ps. 47 ayat (1)
36
BAB VI. …LanjutanPENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN6.4.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
KONSEP KAWASAN METROPOLITAN
R W
KELURAHAN
KECAMATA
NKOTA/ KOTA SATELIT
KOTA BESAR/ METROPOLITAN/MEGAPOLITAN
TAMAN KOTA
SMA,D1,D2,D3
TAM
AN
MET
ROPO
LITA
N
UN
IVER
SITA
S
SMP
TAMANTAMAN KECAMATAN
TK
RUMAH
SDTAMAN KELURAHAN
KIOS
Pertokoan
PASAR LOKAL
PASA
R GR
OSIR
PASA
R IN
DUK
STRUKTUR RUANG PERKOTAAN
Kota Inti
Daerah Pinggiran
Kota Inti
Daerah Suburban
Kota Satelit
Daerah Pinggiran
Ruang Terbuka
hijau
Kota Inti
Daerah Suburban
Kota Satelit
37
BAB VI. …Lanjutan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Penataan ruang kawasan perdesaan diarahkan untuk: pemberdayaan masyarakat perdesaan; pertahanan kualitas lingkungan setempat & wilayah yg
didukungnya konservasi sumber daya alam pelestarian warisan budaya lokal pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan
untuk ketahanan pangan penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-
perkotaan
KAWASAN PERDESAAN: KAWASAN AGROPOLITAN:adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi
adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis
Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan pada:
kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten
kawasan yang secara fungsional berciri perdesaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi
dapat berbentuk kawasan agropolitan
RTR kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten
RTR kawasan perdesaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah
RTR kawasan agropolitan merupakan rencana rinci tata ruang 1 atau beberapa wilayah kabupaten
Penataan ruang kawasan perdesaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten dilaksanakan melalui kerja sama antardaerah
Ps. 1 angka 23 Ps. 1 angka 24
Ps. 49
Ps. 50 ayat (2)
Ps. 51 ayat (1)
Ps. 54 ayat (1)
Ps. 48 ayat (3)
Ps. 48 ayat (4)
Ps. 48 ayat (1)
Pelindungan thd kawasan lahan abadi pertanian pangan
diatur dgn UU Ps. 48 ayat (2)
38
BAB VI. …LanjutanPENATAAN RUANG KAWASAN PERDESAAN6.5.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Kawasan Agropolitan Dalam Sistem Pemasaran
Sketsa Jaringan Jalan Dalam Kawasan Agropolitan
Sketsa jaringan jalan agar terjadi efisiensi desa-kota sebagai satu kesatuan dalam meningkatkan SDA, Infrastruktur buatan, & SDM
BAB VI. …Lanjutan
39BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VII. PENGAWASAN PENATAAN RUANG
PENGAWASAN PENATAAN RUANG
Kinerja PengaturanPenataan
Ruang
dilakukan terhadap
Pemantauan dan Evaluasi Pelaporan
terdiri atas
dilaksanakan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah
Masyarakatmelibatkan
menyampaikan laporan dan/atau pengaduan kepada Pemerintah
dan pemerintah daerah
dilakukan dengan
dilakukan dengan
mengamati & memeriksa kesesuaian antara penyelenggaraan
penataan ruang dgn ketentuan peraturan per-UU-an
terbukti terjadi penyimpangan administratif
Menteri, Gubernur, & Bupati/Walikota
mengambil langkah penyelesaian sesuai
dengan kewenangannya
Gubernur mengambil langkah penyelesaian
yang tidak dilaksanakan Bupati/Walikota
dalam hal Bupati/Walikota tidak melaksanakan
langkah penyelesaian
Menteri mengambil langkah penyelesaian
yang tidak dilaksanakan Gubernur
dalam hal Gubernur tidak melaksanakan langkah
penyelesaian
Kinerja pembinaanPenataan
Ruang
Kinerja Pelaksanaan
Penataan Ruang
kinerja fungsi dan manfaat
penyelenggaraan penataan ruang
kinerja pemenuhan standar pelayanan
minimal bidang penataan ruang
Ps. 55 ayat (1)
Ps. 55 ayat (3)
Ps. 55 ayat (4)
Ps. 55 ayat (5)
Ps. 56 ayat (1)
Ps. 56 ayat (2)
Ps. 56 ayat (3)
Ps. 58 ayat (1)
Ps. 56 ayat (4)
Ps. 55 ayat (2)
40BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VIII. HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
H A K KEWAJIBAN
a. mengetahui RTRb. menikmati
pertambahan nilai ruang
c. memperoleh penggantian yg layak
d. mengajukan keberatane. mengajukan tuntutan
pembatalan izin dan penghentian pembangunan yg tidak sesuai dengan RTR
f. mengajukan gugatan ganti kerugian
a. menaati RTR;b. mematuhi larangan:
memanfaatkan ruang tanpa izin
melanggar kekentuan dalam persyaratan izin
menghalangi akses terhadap kawasan-kawasan yg dinyatakan oleh peraturan per-UU-an sebagai milik umum
PERAN
a. partisipasi dalam penyusunan RTR
b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
Ps. 60 Ps. 61 Ps. 65 ayat (2)
41BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB IX. PENYELESAIAN SENGKETA
Penyelesaian Sengketa
Melalui Pengadilan
Penyelesaian Sengketa
di Luar Pengadilan
Mediasi Konsiliasi Negosiasi
Tahap pertama diupayakan berdasarkan prinsip
musyawarah untuk mufakat
Tidak dicapai mufakat
/kesepakatan
Ps. 67 ayat (1)
Ps. 67 ayat (2)
42BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB X. PENYIDIKAN Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dapat dibentuk untuk membantu pejabat penyidik kepolisian negara RI, dengan wewenang:
Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan yang berkenaan dengan tindak pidana
Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana
Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang sehubungan dengan peristiwa tindak pidana
Melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkenaan dengan tindak pidana
Melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan bukti dan dokumen lain serta melakukan penyitaan dan penyegelan terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti
Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
Ps. 68 ayat (1)
Ps. 68 ayat (2) 43BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB XI. KETENTUAN PIDANA
PASAL UNSUR TINDAK PIDANA SANKSI PIDANA Tidak mentaati rencana tata ruang; dan mengakibatkan perubahan fungsi ruang.
penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta
Tidak mentaati rencana tata ruang; mengakibatkan perubahan fungsi ruang;
dan mengakibatkan kerugian terhadap harta
benda/rusaknya barang.
penjara paling lama 8 tahun dan denda paling banyak Rp. 1, 5 miliar
Tidak mentaati rencana tata ruang; mengakibatkan perubahan fungsi ruang;
dan Mengakibatkan Kematian orang
penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 miliar
Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang.
Pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta
Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
mengakibatkan perubahan fungsi ruang;
Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 1 miliar
69 ayat (1)
69 ayat (2)
69 ayat (3)
44
70 ayat (1)
70 ayat (2)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
PASAL UNSUR TINDAK PIDANA SANKSI PIDANA Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan
izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
Mengakibatkan kerugian thd harta benda/kerusakan barang.
Pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.5 miliar
Memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; dan
Mengakibatkan kematian orang
Pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 M miliar
Tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang.
Pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak Rp. 500 juta
Tidak memberikan akses terhadap kawasan yg oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum
Pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp. 100 juta
Pejabat pemerintah penerbit izin; dan Menerbitkan izin tidak sesuai dengan
rencana tata ruang.
Pidana penjara paling lama 5 tahun & denda paling banyak Rp. 500 jt
Dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian tidak hormat dari jabatannya.
70 ayat (3)
70 ayat (4)
45
BAB VI. …Lanjutan
71
72
73
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB XII. KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat UU ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan yg berkaitan dgn penataan ruang yg telah ada tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan & belum diganti berdasarkan UU ini.
Pada saat RTR ditetapkan, semua pemanfaatan ruang yg tidak sesuai dgn RTR harus disesuaikan dgn RTR melalui
kegiatan penyesuaian pemanfaatan ruang.
Pemanfataan ruang yg sah menurut RTR sebelumnya diberi masa transisi selama 3 tahun untuk penyesuaian.
Untuk pemanfaatan ruang yg izinnya diterbitkan sebelum penetapan RTR & dapat dibuktikan bahwa izin
tersebut diperoleh sesuai dengan prosedur yang benar, kepada pemegang izin diberikan penggantian yg layak.
Terhadap Peraturan Per-UU-an lain
Terhadap kegiatan pemanfaatan ruang
Ps. 76
Ps. 77 ayat (1)
Ps. 77 ayat (2)
Ps. 77 ayat (3)
46BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB XIII. KETENTUAN PENUTUP
47
Jenis Peraturan Pelaksanaan yang diamanatkan
Jangka Waktu Penyelesaian / Penyesuaian
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Menteri
Peraturan Pemerintah ttg RTRWN
Peraturan Daerah Provinsi ttg RTRWP
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota ttg RTRWK
Diselesaikan paling lambat 2 thn terhitung sejak UU diberlakukan
Diselesaikan paling lambat 5 thn terhitung sejak UU diberlakukan
Diselesaikan paling lambat 3 thn terhitung sejak UU diberlakukan
Disesuaikan paling lambat 1 thn 6 bulan terhitung sejak UU diberlakukan
Disusun atau disesuaikan paling lambat 2 thn terhitung sejak UU diberlakukan
Disusun atau disesuaikan paling lambat 3 thn terhitung sejak UU diberlakukan
Ps. 78 ayat (1)
Ps. 78 ayat (2)
Ps. 78 ayat (3)
Ps. 78 ayat (4) a
Ps. 78 ayat (4) b
Ps. 78 ayat (4) c
BHK-DJPR/Presentasi/DR
1. PENATAAN RUANG dibutuhkan untuk mewujudkan ruang Nusantara yang AMAN, NYAMAN, PRODUKTIF dan BERKELANJUTAN.
2. Perwujudan Tujuan Penataan Ruang dilakukan dengan pendekatan baru (TURBINLAKWAS) yang memuat beberapa instrumen baru antara lain; Peraturan Zonasi, Perizinan, Pemberian Insentif dan Disinsentif, dan Pengenaan Sanksi.
3. Produk perencanaan tata ruang tidak hanya bersifat ADMINISTRATIF akan tetapi juga mengatur perencanaan tata ruang yang bersifat FUNGSIONAL dan di klasifikasikan ke dalam RENCANA UMUM dan RENCANA RINCI TATA RUANG.
4. Penataan Ruang Wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota dilakukan secara BERJENJANG dan KOMPLEMENTER sehingga saling melengkapi satu dengan yang lain, bersinergi, dan tidak terjadi tumpang tindih kewenangan dalam penyelenggaraannya.
KESIMPULAN
48BHK-DJPR/Presentasi/DR
49
5. Undang-Undang Penataan Ruang telah mengakomodasi perkembangan lingkungan strategis seperti pengaturan RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) di Perkotaan dan DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS), STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM), integrasi penataan ruang DARAT, LAUT, dan UDARA, PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG, Penataan Ruang Kawasan PERKOTAAN dan PERDESAAN, dan Aspek Pelestarian LINGKUNGAN HIDUP.
6. Untuk menjamin pelaksanaan Undang-Undang Penataan Ruang yang tertib dan konsisten telah diatur KETENTUAN PERALIHAN, PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS), dan KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG.
7. Dengan dimuatnya sanksi pidana, penyelenggara penataan ruang (aparat pemerintah) harus BERHATI-HATI DALAM MEMBUAT KEBIJAKAN terkait dengan bidang penataan ruang.
8. Dengan telah diakomodasikannya berbagai issue strategis penataan ruang di dalam Undang-Undang Penataan Ruang, diharapkan nantinya penyelenggaraan penataan ruang dapat lebih BERDAYAGUNA dan BERHASILGUNA.
BHK-DJPR/Presentasi/DR
TERIMA KASIH