Download - Modul ppkn
Legistatif Eksekutif Yudikatif
UNDANG-UNDANG DASAR 1945
BPK MPR
DPD DPR
PRESIDEN
WAPRES
KEHAKIMA
MK MA KY
BAB I
Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik Penyelenggaraan Pemerintahan Negara
A. Sistem Pembagian kekuasaan NegaraSebuah Negara harus memiliki tata pemerintahan yang baik (good
governance) agar tercipta hubungan yang harmonis antar komponen
negara. Oleh karena itu harus ada pembagian kekuasaan. Menurut John
Locke, kekuasaan Negara terdiri dari beberapa bagian :
1. Legislatif, yaitu badan yang bertugas membentuk undang-undang.
2. Eksekutif, yaitu badan yang bertugas melaksanakan undang-undang.
3. Yudikatif, yaitu badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan
undang-undang, memeriksa, dan mengadilinya.
Pada hakikatnya pembagian kekuasaan dibagi menjadi dua cara
yaitu,
1. Secara vertikal, pembagian kekuasaan ini berkaitan dengan
pembagian kekuasaan menurut tingkatannya. Contohnya adalah
hubungan antara pemerintah Pusat dan Daerah
2. Secara horizontal, pembagian kekuasaan ini lebih menitikberatkan
pada fungsi masing-masing bagian pemerintahan. Contohnya adalah
fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Menurut UUD 1945, pembagian kekuasaan di Indonesia diinspirasi
oleh konsep trias politika tetapi tidak menganut ajaran trias politika
secara penuh karena dalam UUD 1945 kekuasaan tidak diisahkan,
melainkan dibagi sesuai tugas pokok dan fungsinya serta terdapat
sinergi dan kerjasama di antara pemegang kekuasaan Negara tersebut.
UUD 1945 mengatur lembaga Negara yang terdiri dari :
a. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)UUD 1945 menetakan bahwa untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) yang bebas dan mandiri. Berdasarkan
surat Penetapan Pemerintah No. 11/OEM tanggal 28 Desember 1946
tentang pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan. BPK terbentuk
pada tanggal 1 Januari 1947.
Untuk menunjang tugasnya, BPK RI didukung dengan UU No.17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara, dan UU No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan.
BPK mempunyai 9 orang anggota, yang diresmikan oleh presiden.
Terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua
merangkap anggota, dan 7 orang anggota;
Anggota BPK memegang jabatan selama 5 tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan, dan BPK
memberitahukan DPR dengan tembusan kepada presiden tentang
akan berakhirnya masa jabatan anggota BPK paling lambat 6 bulan
sebelum berakhirnya masa jabatan anggota tersebut.
Tugas BPK antara lain sebagai berikut.
1. Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangn Negara yang
dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga
Negara lainnya, Bank Indonesia, badan usaha milik Negara, badan
layanan umum, badan usaha milik daerah, dan lembaga atau badan
lain yang mengelola keuangan Negara.
2. Pemeriksaan BPK mencakup pemeriksaan keuangan, pemeriksaan
kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
3. BPK menyerahkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan Negara DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
kewenangannya.
4. BPK menyerahkan pula hasil pemeriksaan secara tertulis kepada
presiden, gubernur, bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.
5. Tindak lanjut hasil pemeriksaan diberitahukan secara tertulis oleh
presiden, gubernur, bupati/wali kota kepada BPK.
6. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan unsure pidana, BPK
melaporkan hal tersebut kepada instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan paling lama 1
bulan sejak diketahui adanya unsure pidana tersebut.
7. BPK memantau pelaksanaan tidak lanjut hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh pejabat, dan hasilnya diberitahukan secara tertulis
kepada DPR, DPD, dan DPRD, serta pemerintah.
b. Majlis Permusyawaratan Rakyat (MPR)Majlis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah salah satu
lembaga Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. MPR
bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibu kota negara
seperti yang diatur dalam pasal 2 ayat (2) UUD 1945. Namun, jika
diperlukan MPR dapat bersidang lebih dari sekali dalam lima tahun
dengan mengadakan sidang istimewa.
Menurut UU No. 22 Tahun 2003 tentang susunan dan
keanggotaan MPR adalah
1. MPR terdiri atas anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui
pemilu
2. Keanggotaan MPR diresmikan oleh keputusan presiden
3. Masa jabatan MPR adalah lima tahun dan berakhir bersamaan
pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.
Tugas dan wewenang MPR adalah
1. Mengubah dan menetapkan UUD
2. Melantik presiden dan wakil presiden dalam sidang paripurna
3. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah
Konstitusi untuk memberhentikan presiden dan/atau wakil
presiden
4. Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya
5. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden
apabila terjadi kekosongn jabatan wakil presiden dalam masa
jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari
6. Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya
berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya
7. Menetapkan peraturan dan kode etik MPR
c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)DPR adalah lembaga Perwakilan Negara yang keduduannya kuat
karena dewan ini tidak bias dibubarkan oleh presiden. berdasarkan
undang-undang No. 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan
keanggotaan DPR adalah
1. DPR terdiri dari anggota partai politik peserta pemilu
2. Anggota DPR berjumlah lima ratus lima puluh orang
3. Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden
4. Anggota DPR berdomisili di ibu kota Negara RI
5. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir
bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan
sumpah/janji.
Fungsi DPR berdasarkan UU No. 23 Tahun 2003 adalah legislasi,
anggaran, dan pengawasan.
Tugas dan wewenang DPR adalah
1. Membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk
mendapat persetujuan bersama
2. Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah
pengganti undang-undang
3. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan oleh DPD
yang berkaitan dengan bidang tertentu
4. Menetapkan APBN bersama presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
5. Melaksanakan pengawasan terhadap elaksanaan undang-
undang, APBN, serta kebijakan pemerintah
6. Memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
7. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan Negara oleh BPK
8. Memberikan persetujuan kepada presiden atas pengangkatan dan
pemberhentian anggota Komosi Yudisial
9. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan KY
10. Memilih tiga calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya
kepada presiden
11. Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk mengangkat
duta, menerima penempatan duta Negara lain, dan memberikan
pertimbangan dalam pemberian amnesty dan abolisi
12. Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan
perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan Negara lain,
serta membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan
akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang
terbkait dengan beban keuangan Negara dan/atau pembentukan
undang-undang
13. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti
aspirasi rakyat
14. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang ditetapkan
dalam undang-undang
Adapun hak-hak DPR mencakup
1. Hak inisiatif, yaitu hak DPR untuk mengajukan RUU (pasal 21)
2. Hak Angket, yaitu hak DPR untuk mengadakan penyelidikan
atas suatu kebijakan presiden/pemerintah
3. Hak Budget, yaitu hak DPR untuk mengajukan anggaran
(RAPBN)
4. Hak Amandemen, yaitu hak DPR untuk menilai atau
mengadakan perubahan atas RUU
5. Hak Interpelasi, yaitu hak DPR untuk meminta keterangan
kepada presiden
6. Hak Petisi, yaitu hak DPR untuk mengajukan pertanyaan atas
kebijakan yang diambil pemerintah/presiden
d. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)Dewan Perwakila Daerah (DPD) adalah salah satu lembaga
perwakilan rakyat bagian keanggotaan MPR, yang dipilih melalui
pemilu dari setiap provinsi. DPD bersidang sedikitnya sekali dalam
setahun.
Anggota DPD dari setiap provinsi terdiri sebanyak empat orang
dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari 1/3 dari jumlah anggota
DPR. Mengenai kepemimpinan, DPD dipimpin seorang ketua dan
sebanyak-banyaknya dua orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh
anggota DPD dalam sdang paripurna DPD.
Adapun fungsi DPD sebagai berikut :
1. Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan
pertimbangan yang berkaitan dengan biodang legislasi tertentu
2. Pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu
e. PresidenBerdasarkan UUD 1945 pasal 4 Ayat (1) “Presiden RI merupakan
pemegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-undang Dasa”.
Ayat (2) “ dalam melakukan kewajibanny presiden dibantu oleh satu
orang wakil presiden”. Pasal 7 “ presiden dan wakil presiden
memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa
jabatan”.
Tugas Pokok:
Pemegang kekuasaan eksekutif yang mencakup:
1. Kepala Pemerintahan(Bidang Eksekutif)
a. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945
(pasal 4 ayat 1)
b. Menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan
undang-undan sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat 2)
c. Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasihat dan pertimbangan kepada presiden (pasal 16)
d. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (pasal 17
ayat 2)
(Bidang Legislatif)
a. Mengajukan RUU kepada DPR (pasal 5 ayat 1)
b. Bersama DPR menyetujui setiap RUU (pasal 20 ayat 2)
c. Mengesahkan RUU yang telah disetujui bersama dengan DPR
(pasal 20 ayat 4)
d. Menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-
undang pasal 22 ayat 1)
(Bidang Yudikatif)
a. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan MA
(pasal 11 ayat 1)
b. Member amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (pasal 14 ayat 2)
2. Kepala Negaraa. Membuat perjanjian dengan Negara lain dengan persetujuan
DPR (pasal 11 ayat 1)
b. Mengangkat duta dan konsul (pasal 13 ayat 1)
c. Menerima duta dari Negara lain (pasal 13 ayat 1)
d. Member gelar, tanda jasa, tandan kehormatan dan lain-lain
(pasal 15)
3. Panglima tertinggia. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (pasal 10)
b. Menyatakan perang dan membuat perdamaian dengan
Negara lain dengan persetujuan DPR (pasal 11 ayat 1)
c. Menyatakan keadaan bahaya (pasal 12)
f. Mahkamah Agung (MA) Pasal 24 UUD 1945, menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman
adalah kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan keadilan. Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan
tata usaha, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Tugas pokok:
a. Memeriksa dan memutuskan:
- Permohonan kasasi
- Sengketa tentang kewenangan mengadili
- Permohonan peninjauaan kembali putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap
b. Memutus permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan
tingkat banding atau tingkat terakhir dari semua lingkungan
peradilan
Adapun susunan keanggotaan dan pimpinan MA adalah sebagai
berikut.
1. Susunan MA terdiri atas pimpinan, hakim anggota, panitera, dan
seorang sekretaris
2. Pimpinan dan hakim anggota MA adalah hakim agung
3. Jumlah hakim agung paling banyak 60 orang
4. Pimpinan MA terdiri atas seorang ketua, 2 wakil ketua, dan
beberapa orang ketua muda
5. Wakil ketua MA terdiri atas wakil ketua bidang yudisial dan non-
yudisial
6. Wakil ketua bidang yudisial membawahi ketua muda perdata,
ketua muda pidana, ketua muda agama, ketua muda militer, dan
ketua muda tata usaha negara
7. Wakil ketua bidang non-yudisial membawahi ketua muda
pembinaan dan ketua muda pengawasan
8. Masa jabatan ketua, wakil ketua, dan ketua muda MA dalah
selama lima tahun
g. Mahkamah Konstitusi (MK)Menurut UU No. 8 Tahun 2011 tentang perubahan atas UU No. 24
Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, MK adalah salah satu
pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam UUD
1945 pasal 24 Ayat 2 dan pasal 24 C.
Keanggotaan MK adalah sebagai berikut.
1. MK mempunyai 9 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan
dengan keputusan presiden dengan masa jabata lima tahun dan
dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan yang
sama
2. Susunan MK terdiri atas seorang ketua merangkap anggota,
seorang wakil ketua merangkap anggota, dan 7 orang anggota
hakim konstitusi
3. Ketua dan wakil ketua MK dipilih dari dan oleh anggota hakim
konstitusi untuk masa jabatan 2 tahun 6 bulan terhitung sejak
tanggal pengangkatan ketua dan wakilketua MK
4. Ketua dan wakil ketua MK dapat dipilih kembali dalam jabatan
yang sama untuk satu kali masa jabatan
Adapun wewenang MK adalah sebagai berikut.
1. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya
bersifat final untuk:
- Menguji undang-undang terhadap UUD 1945
- Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD 1945
- Memutus pembubaran partai politik
- Memutus perselisihan tentang hasi pemilu
2. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa presiden
dan/atau3wakil presiden diduga telah melakukan pelanggaran
hokum berupa penghianatan terhadap Negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela,
dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau
wakil presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945.
h. Komisi Yudisial (KY)
Komisi Yudisial (KY) merupakan lembaga yang berperan
dalam proses seleksi hakim agung dan melakukan pengawasan
para hakim. Menurut UUD 1945 pasal 24B Ayat 1 bahwa komisi
yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain
dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta prilaku hakim.
Keanggotaan dan kepemimpinan KY adalah sebagai
berikut.
1. Anggota KY diangkat oleh presiden dengan persetujuan DPR,
dengan masa jabatan lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali untuk satu kali masa jabatan yang sama
2. Pimpinan KY terdiiri atas seorang ketua dan seorang wakil
ketua yang merangkap anggota
3. KY mempunyai 7 orang anggota dari pejabat Negara yang
terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum,
dan anggota masyarakat
4. Pimpinan KY dipilih dari dan oleh anggota KY
Sehubungan dengan pengusulan pengangkatan hakim
agung kepada DPR, KY mempunyai tugas melakukan
pendaftaran, seleksi, menetapkan calon hakim agung, dan
mengajukan calon hakim agung ke DPR. Untuk kepentingan
pelaksanaan kewenangan, KY bertugas mengajukan usul
penjatuhan sanksi terhadap hakim kepada pimpinan MA dan/atau
MK tergantung pada tingkat kesalahan yang dilakukan hakim. Usul
ini berupa teguran tertulis, pemberhentian sementara, dan
pemberhentian permanen.
B. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian1. Tugas dan Wewenang Kementerian Indonesia
Kementerian Negara adalah lembaga pemerintah Indonesia yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
Presiden dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh menteri-menteri
Negara. Kedudukan para menteri Negara tidak bergantung dari DPR,
tetapi pada presiden. Presiden berhak mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri Negara.
Pada pasal 17 UUD 1945 tentang Kementerian Negara adalah
a. Presiden dibantu oleh menteri-menteri Negara
b. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden
c. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan
d. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian
Negara diatur dalam undang-undang
2. Klasifikasi Kementerian di IndonesiaSetiap kementerian membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan. UU No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
menyebutkan bahwa kementerian berjumlah 34. Berdasarkan perpres
No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara, kementerian-kementerian tersebut adalah
sebagai berikut
a. Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara
tegas disebutkan dalam UUD 1945, yaitu :
1. Kementerian Luar Negeri
2. Kementerian Dalam Negeri
3. Kementerian Pertahanan
b. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya disebutkan dalam
UUD 1945, yaitu:
1. Kementerian Agama
2. Kementerian Hukum dan HAM
3. Kementerian Keuangan
4. Kementerian Perhubungan
5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
6. Kementerian Kesehatan
7. Kementerian Sosial
8. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
9. Kementerian Perindustrian
10. Kementerian Perdagangan
11. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
12. Kementerian Pekerjaan Umum
13. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
14. Kementerian Komunikasi dan Informatika
15. Kementerian Pertanian
16. Kementerian Kehutanan
17. Kementerian Kelautan dan Perikanan
c. Urusan pemenrintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan
sinkronisasi program pemerintah, terdiri dari.
1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
2. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi
3. Kementerian Sekretariat Negara
4. Kementerian BUMN
5. Kementerian Lingkungan Hidup
6. Kementerian Riset dan Teknologi
7. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
8. Kementerian Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan
Anak
9. Kementerian Pemuda dan Olah Raga
10. Kementerian Perumahan Rakyat
11. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
Selain Kementerian yang menangani urusan pemerintahan di
atas, terdapat kementerian coordinator yang bertugas melakukan
sinkronisasi dan koordinasi urusan kementerian-kementerian yang
berada di dalam lingkup tugasnya. Kementerian coordinator, terdiri
dari:
1. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan
2. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
3. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
3. Lembaga Pemerintahan NonkementerianLembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK) adalah lembaga
Negara yang dibentuk utuk melaksanakan tugas pemerintahan
tertentu dari presiden. Kepala LPNK berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui menteri atau
pejabat setinggi menteri yang mengoordinasikan. Berikut daftar LPNK
beserta kementerian yang mengondisikannya.
a. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bagi BPS, Bappenas,
BKPM, Bulog, dan Baranti
b. Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosia dan Keamanan bagi
Lemsaneg
c. Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah bagi BPN
d. Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial bagi BPOM
e. Menteri Pendidikan Nasional bagi Perpusnas
f. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara bagi LAN,
BKN,dan ANRI
g. Menteri Nagara Lingkungan Hidup bagi Bapedal
h. Menteri Negara Riset dan Teknologi bagi LIPI, Lapan, BPPT,
Batn, Bepeten, Bakorsutanal, dan BSN
i. Menteri Negara Koperasi dan UKM bagi BPS-KPKM
Terdapat pengecualian untuk BIN (Badan Intelijen Negara) dan
BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), dalam
melaksanakan tugasnya tidak dikoordinasikan oleh menteri.
C. Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan PemerintahanPancasila yang termuat dalam pembukaan UUD 1945 merupakan
landasan bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai utama, yaitu
dimensi spiritual, dimensi kultural, dan dimensi institusional. Dimensi
spiritual mengandung makna bahwa pancasila mengandung nilai-nilai
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
landasan keseluruhan nilai dalam falsafah negara.
Dimensi kultural mengandung makna bahwa pancasila merupakan
landasan falsafah negara, pandangan hidup bernegara, dan sebagai
dasar negara.
Dimensi institusional mengandung makna bahwa pancasila harus
sebagai landasan utama untuk mencapai cita-cita dan tujuan bernegara,
dan dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Aktualisasi nilai spiritual dalam pancasila tergambar dalam sila
Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini berarti bahwa dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan tidak boleh meninggalkan prinsip
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ini
menunjukkan adanya pengakuan bahwa manusia, terutama
penyelenggara negara memiliki keterpautan hubungan dengan Sang
Penciptanya. Artinya, didalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara
negara tidak hanya dituntut patuh terhadap peraturan yang berkaitan
dengan tugasnya, tetapi juga harus dilandasi oleh satu
pertanggungjawaban kelak kepada Tuhannya di dalam pelaksanaan
tugasnya. Hubungan antara manusia dan Tuhan yang tercermin dalam
sila pertama sesunggguhnya dapat memberikan rambu-rambu agar tidak
melakukan pelanggaran-pelanggaran, terutama ketika seseorang harus
melakukan korupsi atau penyelewengan harta negara lainnya dan prilaku
negatif lainnya. Nilai spiritual inilah yang tidak ada dalam doktrin good
governance yang selama ini menjadi panduan dalam praktik
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Nilai spiritual dalam
pancasila ini sekaligus menjadi nilai yang seharusnya dapat teraktualisasi
dalam tata kelola pemerintahan. Dalam praktik penyelenggaraan
pemerintahan, nilai falsafah termanifestasikan di setiap proses
perumusan kebijakan dan implementasinya. Nilai pancasila harus
dipandang sebagai satu kesatuan utuh di setiap praktik penyelenggaraan
pemerintahan khususnya dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat agar tidak terjadi perlakuan yang sewenang-wenang dan
diskriminatif. Selain itu, nilai spiritualitas menjadi pemandu bagi
penyelenggaraan pemerintahan agar tidak melakukan aktivitas-aktivitas di
luar kewenangan dan ketentuan yang sudah digariskan.