Transcript
Page 1: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

PERTEMUAN 4

MATA KULIAH PSIKOLOGI FAAL

oleh : Ahmad Muhidin, M.Psi

Pokok Bahasan :

SEL SARAP (NEURON)

Tujuan Pembelajaran :

Memahami dan Menjelaskan Konsep-Konsep Psikologi Faal Mengenai :

a. Struktur dan Fungsi Sel Sarap

B. Konduksi Neural dan Transmisi Sinap

C. Neurotransmiter

D. Mekanisme Agonistik dan Antagonistik Psikofarmakologi

Page 2: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Materi Kuliah :

A. SEL SARAF ATAU NEURON

Manusia sanggup menerima stimulus (rangsangan) melalui reseptor. Stimulus

ini kemudian dikirim ke bagian saraf pusat untuk ditafsirkan dan kemudian di

bawa lagi ke bagian tubuh yang mem-butuhkannya. Jadi manusia

sebagian besar mengubah stimulus di ling-kungannya. Manusia dapat

berpikir dan mengatur pikirannya diban- dingkan dengan hewan. Tidak hanya

membedakan keadaan iklim, tem-peratur, dan cuaca, tetapi juga dalam

beberapa hal manusia sanggup mengontrol lingkungannya. Hal ini karena

perkembangan sistem saraf manusia lebih tinggi yang menyebabkan manusia

mem-punyai akal dan sanggup berpikir.

Sebenarnya ada dua sistem saraf yang membuat manusia mempunyai sistem

komunikasi, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Semua bagian

tubuh lainnya dapat diambil atau dipindahkan kecuali sistem saraf, karena

jaringan ini bercabang ke semua bagian tubuh berupa otak, sumsum

punggung, ganglia, dan bermacam-macam saraf. Semua struktur sistem saraf

ini dibangun oleh neuron-neuron (sel-sel saraf).

Neuron hanya dapat dilihat dengan mikroskop, tetapi sel-selnya panjang.

Neuron yang satu berbeda dengan neuron lainnya tetapi semuanya

mempunyai dasar yang sama. Neuron merupakan struktur ter-kecil dari sistim

saraf yang mempunyai fungsi yang sangat efisien, strukturnya tidak didapatkan

pada sel–sel lain.

Jaringan saraf terdiri atas :

1. Sel saraf (Neuron), ber fungsi menghantar impuls menuju saraf pusat atau

sebaliknya.

2. Sel Glia (Neuroglea), atau sel schwan tidak berhubungan dengan

penghantaran impuls,tetapi berperan untuk :

a . mendukung kerja neuron dalam bentuk suplai nutrien,

b . melindungi dan mengisolasikan neuron

Struktur neuron (sel saraf)

Page 3: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Gambar struktur sel saraf dan jenis jenis neuron (a=multipolar, b=unipolar dan

c=bipolar)

B. STRUKTUR DAN FUNGSI SEL SARAF

1. Struktur Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung

membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel

saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

Page 4: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

a. Badan sel (cell body)

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel

berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke

akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria,

sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan

kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit

merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan

mengantarkan rangsangan ke badan sel.

c. Akson

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan

perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang

halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis

selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk

mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh

sel- sel sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat

menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit.

Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari

kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian

ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya

rangsangan.

Page 5: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

2. Fungsi Sel Saraf

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Neuron sensorik : Neuron sensoris (aferen) adalah sel-sel saraf yang

membawa rangsangan dari alat indra atau reseptor ke otak atau ke susunan

saraf pusat. Sel saraf sensorik berfungsi menerima rangsangan dari

reseptor yaitu alat indera. Biasanya sel sarafnya berbentuk bipolar. Fungsi :

Menghantarkan impuls berupa rangsang dari reseptor (penerima rangsang)

menuju saraf pusat. Ciri :

ujung aksonnya berhubungan dengan saraf asosiasi

aksonnya pendek : dendritnya panjang.

2. Neuron Motorik : Neuron motoris (eferent) adalah sel saraf yang membawa

rangsangan dari otak atau dari sumsum punggung ke otot atau ke kelenjar

yang menyebabkan mereka bereaksi (lihat gambar 1). Sel saraf motorik

berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar.

Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum

tulang belakang. Berbentuk unipolar yang berfungsi : Mengirim impuls

berupa tanggapan (respon) dari saraf pusat menuju efektor (otot atau

kelenjar), Ciri :

badan selnya berada dalam saraf pusat.

dendritnya berhubungan dengan akson saraf asosiasi,

Page 6: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

aksonnya sangat panjang, dendritnya pendek.

3. Neuron Asosiasi = Ajustor = Konektor = Intermediat. Neuron asosiasi adalah

sel-sel saraf perantara dalam otak dan sumsum punggung antara aferen

dan eferen. Sel saraf penghubung berfungsi menghubungkan sel saraf satu

dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan

sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf

sensorik dan sel saraf motorik. Berbentuk multipolar yang berfungsi

menghubungkan saraf motorik dan sensorik dalam saraf pusat. Ciri :

hanya terdapat dalam saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)

menerima impuls dari reseptor sensorik atau saraf asosiasi lainnya.

Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara

saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit.

Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia

seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan

dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

Mekanisme Kerja Sel Saraf

Setiap neuron terdiri atas badan sel saraf yang mengandung inti (nukleus) dan

sitoplasma, perpanjangan sitoplasma seperti tali yang dinamakan serabut saraf.

Di dalam badan sel (siton) terdapat inti (nucleus) dan sitoplasma yang

mengandung butir-butir Nissl, mito-kondria, dan lain-lain. Butir Nissl banyak

mengandung RNA dan penting untuk sintesis protein. Badan sel merupakan

pusat pengendalian dari neuron dan berhubungan dengan aktivitas sel hidup

lainnya. Suatu neuron mempunyai 2 jenis serabut saraf yaitu dendrit dan akson

(neurit).

Page 7: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Dendrit adalah serabut saraf yang membawa rangsang (impul) dari neuron

yang lain atau reseptor ke badan sel saraf. Dendrit umum-nya pendek dan

mempunyai cabang-cabang serabut. Cabang-cabang ini tersebar ke semua

bagian tubuh dan berhubungan dengan cabang sel-sel saraf lainnya. Akson

berfungsi menyampaikan rangsang dari badan sel saraf ke neuron yang lain

atau ke efektor-efektor (otot atau kelenjar).

Pada gambar dapat dilihat bahwa suatu neuron mempunyai beberapa dendrit

tetapi hanya satu akson. Akson merupakan juluran sitoplasma yang panjang.

Akson biasanya lebih panjang daripada dendrit, tetapi panjangnya juga

bervariasi, fungsinya menyampaikan pesan dari sel saraf ke sel yang lain.

Bagian dari akson yang bersambungan dengan badan sel disebut akson

hilok. Bagian ini memegang peranan penting dalam transmisi dan integrasi

sinyal-sinyal saraf. Akson diselubungi oleh bagian khusus. Sel khusus tersebut

dibentuk oleh sel-sel yang dinamakan sel-sel Schwann. Selubung melindungi

dan memberi makan akson. Selubung juga Beberapa akson dibungkus oleh

lapisan lemak (fosfolipid) yang disebut selubung mielin dan bagian luar oleh

neurolema. Selubung memelihara keseimbangan kimia pada akson. Celah

antara sel-sel Schwann dinamakan nodus Ranvier, dengan jarak kira-kira 1

mm dari satu nodus ke nodus yang lain di sepanjang akson yang bermielin.

Akson mempunyai ujung-ujung khusus yang dinamakan terminal sinapsis, yang

merilai (meneruskan) sinyal-sinyal dari neuron ke sel yang lain dengan

melepaskan bahan kimia yang dinamakan neuro-tranmiter.

Page 8: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Neuron adalah sel-sel yang paling panjang dalam tubuh manusia. Beberapa

neuron ukuran panjangnya ada yang mencapai 2 meter. Berkas serabut saraf

mengandung beratus-ratus bahkan ribuan akson membentuk suatu berkas

saraf. Dalam suatu kumpulan serabut saraf, masing-masing serabut

membawa rangsang secara terpisah.

Gambar 1: Tiga jenis Neuron.(a) Neuron motoris (b) Neuron sensoris (c)

Neuron asosiasi

Page 9: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

C. KONDUKSI NEURAL DAN TRANSMISI SINAP

Informasi yang dijalarkan dalam sistem saraf berbentuk impuls saraf

ynag melewati serangkaian neuron-neuron, dari satu neuron ke neuron

berikutnya melalui penghubung antar neuron (interneuronal junctions) yang

disebut sebagai sinaps.

Gambar . Struktur Sinaps (penghubung antar neuron)

Fungsi sinaps ini menghubungkan tombol terminal pada ujung axon sebuah

neuron dengan membran neuron yang lain. Membran pada tombol terminal

dikenal sebagai membran presinaps, sedangkan membran pada neorron

penerima dikenal sebagai membran postsinaps. Kedua membran tersebut

dipisahkan oleh suatu celah sinaps (synaptic cleft) yang lebarnya ± 200-300

angstrom. Ujung presinaps mempunyai 2 struktur dalam yang berguna

untuk penerus rangsang atau penghambat sinaps, yaitu kantong sinaps

(synaptic vesicle) dan mitokondria. Sebagian besar ujung presinaps

bersifat mudah dirangsang (excitatory) dan akan mensekresi suatu bahan

yang merangsang neuron postsinaps, sedangkan yang lainnya bersifat

Page 10: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

mudah dihambat (inhibitory) dan akan mensekresi suatu bahan yang dapat

menghambat neuron.

Page 11: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Kantong sinaps mengandung bahan transmitter (neurotransmiter) yang

bila dilepaskan ke dalam celah sinaps dapat merangsang atau

menghambat neuron tergantung reseptor pada membran neuron.

Mitokondria akan menyediakan ATP yang dibutuhkan untuk mensintesa

bahan-bahan transmitter baru.

Konduksi Neuronal

Penjalaran impuls saraf terjadi di sepanjang axon. Jika axon terkena

rangsangan pada pusatnya, axon itu akan mengeluarkan impuls ke

salah satu arah, yaitu menuju badan sel atau menjauhi badan sel.

Gerakan impuls saraf ini bersifat elektrokimiawi. Selaput tipis yang

menghubungkan protoplasma sel daya tembusnya tidak sama terhadap

berbagai jenis muatan ion listrik yang biasanya mengapung dalam

protoplasma dan cairan sekeliling sel. Dalam keadaan istirahat, selaput sel

mengeluarkan muatan ion sodium positif (Na+) dan memberi jalan masuk

ion potassium (K+) serta klorida(Cl-). Akibatnya terdapat kekuatan listrik

lemah, atau perbedaan voltase di seberang selaput. Di bagian dalam sel

saraf lebih negatif daripada di bagian luar. Keadaan demikian disebut potensi

istirahat (resting potential). Jika axon terkena rangsangan, kekuatan elektrik

di seberang selaput berkurang tepat pada waktu adanya rangsang. Jika

pengurangan potensi itu cukup besar, daya tembus selaput sel

mengalami perubahan sehingga ion sodium memasuki sel, proses ini

disebut depolarisasi, dan sekarang bagian luar selaput sel menjadi lebih

negatif dibanding dengan bagian luar sel. Fenomena ini disebut potensial

aksi(action potential) sebagai lawan dari potensi istirahat.

Transmisi Sinaptik

Hubungan sinaps antar neuron merupakan hal yang sangat penting

karena di sanalah sel saraf mengantar isyarat sebuah neuron dilepaskan

atau dibakar, ketika stimulus menyentuhnya melalui banyak axon yang

melampaui tahap gerbang tertentu. Aksi potensial pada neuron mengikuti

asas “semuanya atau tidak sama sekali” (all or none). Terbakar atau

tidaknya neuron itu tergantung pada potensi bertahap yang ada dalam

dendrit dan badan sel. Potensi bertahap itu digerakan oleh rangsangan dari

Page 12: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

neuron di seberang sinaps, dan ukuran potensi itu berubah mengikuti

jumlah dan jenis kegiatan yang masuk. Ketika jumlah potensi bertahap

menjadi cukup besar, depolarisasi yang memadai dikeluarkan untuk

menggerakan aksi potensial yang bersifat “all or none”, sehingga informasi

dapat dihantarkan. Misalnya neuron yang menanggapi peregangan otot

akan terbakar dalam ukuran

Page 13: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

yang sesuai dengan jumlah peregangan, makin panjang peregangan makin

banyak neuron yang terbakar

Rangsang berupa sinyal elektro-kimia bergerak di sepanjang sel saraf. Aliran

rangsang pada saraf dapat dibandingkan dengan arus listrik pada kabel.

Rangsang saraf bergerak lebih lambat daripada arus listrik pada kabel.

Rangsang saraf berjalan lebih kurang 100 meter perdetik, sedangkan

arus listrik 300.000 km perdetik. Rangsang tidak hanya berjalan di

sepanjang sel saraf, juga dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lainnya.

Di dalam sel saraf rangsang dipindahkan secara elektrik. Bahan kimia

umumnya terlibat dalam pergerakan rangsang dari sel ke sel yang lain.

Seperti sel-sel lain, neuron mempunyai muatan listrik tertentu di sisi bagian

dalam dan bagian luar sel membran (selaput). Pada waktu sel saraf istirahat

atau tidak ada rangsang, sel saraf mempunyai muatan listrik positif pada

sebelah luar membran sel dan bermuatan negatif pada bagian dalam

membran.

Page 14: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Jika suatu neuron dalam keadaan istirahat (resting potential) tidak

membawa rangsangan. Sisi akson bagian luar mempunyai kandungan

natrium (Na +) yang banyaknya kira-kira 10 kali daripada di bagian dalam

akson. Membran bagian dalam bermuatan ion organik negatif dan kira-kira 30

kali ion Kalium (K+) daripada di sebelah luarnya. Ion Na+ keluar dari

membran dan sebelah dalam bermuatan negatif. Ion K+ bergerak di dalam

dan keluar dari akson secara bebas. Pada waktu potensial istirahat (resting

potensial), membran sel bagian dalam se-dikit bermuatan negatif dan bagian

luar sedikit bermuatan positif. Pada saat ini, sel dikatakan dalam keadaan

polar.

Dengan menggunakan mikroelektroda dan perekam yang sensitif, dapat

dipelajari sifat-sifat listrik neuron. Jika neuron ditusuk dengan

mikroelektroda, maka akan diketahui bahwa bagian dalam neuron tersebut

bermuatan negatif dengan besarnya kira-kira 70 milivolit (mV). Jika serabut

saraf dirangsang, membran dengan tiba-tiba menjadi per-meable terhadap

ion Na+ di tempat itu (rangsangan terjadi). Ion negatif pada membran bagian

dalam menarik ion Na+, beberapa ion Na+ dengan cepat masuk ke dalam

sel.

Dengan masuknya ion ber-muatan positif ini menyebabkan bagian dalam

membran menjadi lebih positif daripada di sebelah luar. Perubahan muatan

elektrik ini menyebabkan terjadinya aksi potensial dan neuron dikatakan

depolarisasi.

Page 15: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Gambar Saraf dalam keadaan istirahat

Membran tetap permeable (dapat dilewati) terhadap ion-ion Na+ untuk waktu

setengah milli detik. Muatan listrik ini cukup untuk memulai pergerakan aksi

potensial di serabut saraf tersebut. Bagai-mana pergerakan ini terjadi? Dapat

dilihat pada gambar 2, ion yang bermuatan positif dalam sel, bergerak ke

arah area yang bermuatan negatif selanjutnya ke bagian yang dirangsang.

Ion positif menyebabkan area ini menjadi depolarisasi dan membran menjadi

permeable terhadap ion Na+, sehingga ion Na+ dari luar terdorong ke

dalam membran. Hal ini menyebabkan bagian dalam akson menjadi

bermuatan positif. Selanjutnya ion bermuatan positif masuk ke area yang

bermuatan negatif dan dengan adanya aksi potensial (depola- risasi), maka

rangsangan saraf bergerak di sepanjang serabut saraf.

Perubahan secara cepat dari muatan negatif ke muatan positif dalam

membran merupakan gelombang listrik yang dinamakan suatu rangsangan

saraf. Suatu kabar rangsangan dapat dideskripsikan se-bagai gerak aksi

potensial di sepanjang sel saraf.

Segera setelah rangsangan melewati bagian serabut saraf, membran

menjadi permeable lagi, hanya untuk ion K+, neuron ke-mudian kembali ke

posisi potensial istirahat untuk siap menerima rangsangan berikutnya.

Page 16: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Proses kembali ke potensial istirahat meli-batkan sistem transpor aktif yang

diketahui sebagai pompa natrium- kalium. Pompa natrium-kalium mendorong

ion Na+ ke luar membran dan ion K+. masuk ke dalam membran.

Pada akson yang bermielin, selubung mielin berfungsi sebagai isolator

rangsang listrik. Karena adanya isolator ini, pertukaran ion melewati

membran terjadi hanya pada nodus Ranvier yaitu bagian membran yang tidak

berselubung. Hal ini menyebabkan terjadinya loncatan dari nodus ke nodus

lainnya, akibatnya rangsangan berjalan di sepanjang akson bermielin 50 kali

lebih cepat daripada yang tidak bermielin, kadang-kadang kecepatannya 100

meter perdetik.

Selanjutnya rangsangan saraf dari satu sel saraf mencapai dendrit ke sel

saraf berikutnya harus melewati sinapsis. Sel saraf tersebut melepaskan

sejumlah neurotransmiter atau substansi yang merupakan jembatan pada

sinapsis. Asetilkolin merupakan salah satu neurotransmiter yang umum di

dapatkan pada hewan invetebrata dan vetebrata. Asetilkolin berperan dalam

Page 17: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

pemindahan rangsangan saraf ke otot-otot. Otot tidak akan berkontraksi,

jika sel saraf itu belum menerima rangsangan dari suatu sel saraf motoris.

Ujung-ujung sel saraf motoris mempunyai “motor end plate”. Motor ini

berekatan dengan serat otot, setiap kali rangsangan melewati akson,

asetilkolin dilepaskan ke ruangan antara “motor end plate” dan serat otot.

Rangsangan dibawa oleh asetilkolin ke sel-sel dan mempenga-ruhi membran

plasma sel otot, yang menyebabkan otot berkontraksi. Kemudian enzim

asetilkolinesterase dilepaskan untuk menguraikan asetilkolin, hal ini

menyebabkan serat otot kembali rileks.

Page 18: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Proses transmisi sinapsis secara umum terjadi melalui 7 tahap sebagai berikut:

(1) Molekul neurotransmitter disintesaidiproduksi oleh substansi-substansi

kimia dalam sitoplasma dengan bantuan enzym-enzym tertentu; (2) Molekul-

molekul tersebut kemudian disimpan pada kelenjar sinapsis (synaptic

vesicles); (3) Molekul neurotransmitter yang keluar dari synaptic vesicle

karena suatu kebocoran, akan dihancurkan oleh enzym-enzym

disekitarnya; (4) Bila terjadi potensial aksi di synaptic button, vesicle akan

bersentuhan dengan membran presinapsis dan molekul neurotransmitter

dilepaskan ke celah sinapsis; (5) di celah synapsis, molekul

neurotransmitter yang tidak mengikatkan diri pada reseptor di membran

presinapsis (karena neurotransmitter yang dilepaskan sudah cukup untuk

meneruskan impuls) akan masuk kembali ke dalam synaptic vesicles yang

Page 19: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

melepaskannya (autoreceptor) dan sekaligus menghambat pelepasan neu-

rotransmitter; (6) Neurotransmitter yang sampai pada reseptor di rnembran

postsinapsis akan meneruskan aktivitas sesuai dengan pesan yang

dibawanya; (7) proses neurotransmitter ini akhirnya berhenti; baik karena

mekanisme penarikan neurotransmitter ke synapsis vesicles maupun oleh

enzim-enzim di celah sinapsis yang memecah molekul-molekul

neurotransmitter ini menjadi substansi yang tidak digunakan lagi.

Neurotransmitter

Komunikasi antar neuron terjadi melalui penghubung antar neuron atau

sinaps. Sebuah sinaps bukan merupakan hubungan langsung, tetapi terdapat

celah pemisah (celah sinaps) yang harus dilewati oleh impuls yang

dihantarkan. Meskipun dalam beberapa bagian sistem saraf kegiatan

elektrik satu neuron dapat langsung merangsang neuron lainnya, namun

pada sejumlah besar kasus terdapat senyawa kimia yang berfungsi sebagai

agen pengantar. Ketika sebuah impuls saraf mencapai ujung axon, suatu

senyawa kimia yang disebut neurotransmitter dilepaskan dan masuk ke

dalam celah sinaps.

Neurotransmiter terikat pada reseptor khusus pada selaput sel penerima

dan mengubah daya tembusnya ke arah depolarisasi. Jika depolarisasi

menjadi cukup besar untuk dapat melampaui titik rangsang, maka sel itu

membakar aksi potensial melalui axonnya untuk mempengaruhi neuron lain.

Proses ini terjadi pada sinaps eksitatori, tetapi ada juga sinaps inhibitori

yang bekerja bersamaan tetapi dengan cara berlawanan.

Rangsangan bergerak dari neuron ke neuron lainnya, ujung-ujung dendrit

dari satu sel saraf tidak menyentuh ujung-ujung sel lainnya, tetapi ada

jembatan protoplasma. Jembatan protoplasma atau celah hubungan antara

neuron dengan neuron lainnya dinamakan sinapsis. Rangsangan ini tidak

Page 20: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

“meloncat” menyeberang celah ini. Pada waktu ada rangsangan, terlepas

bahan kimia yang dapat menyebabkan rangsangan tersebut bergerak ke

neuron berikutnya.

Gambar 3. Sinapsis pada sel saraf manusia

Beberapa ujung cabang akson berbentuk seperti gelembung kecil yang

Page 21: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

dinamakan terminal buton. Dalam terminal buton ini terdapat kantong sangat

kecil yang berisi bahan kimia yang dinamakan neurotransmiter termasuk

asetilkolin, asam amino-butirat, norepi-nefrin, dan serotonin, yang

merangsang dendrit terdekat untuk memulai penyampaian kabar rangsangan

yang baru.

Neurotransmitter ini dilepaskan ke rongga yang dinamakan celah

sinapsis (Synaptic cleft), kemudian zat ini berdifusi dengan cepat ke dendrit

terdekat. Hal ini akan mengganggu potensial istirahat dendrit dan dengan

begitu akan membangkitkan rangsangan baru, akhirnya kabar rangsangan

mencapai sel efektor, misalnya serabut otot. Pada saat ini, neurontransmiter

dilepas dari neuron motoris melalui “motor end plate” yang berada pada

ujung-ujung akson dekat serabut otot. Neurotransmitter ini menyebabkan otot

berkontraksi.

Page 22: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Jenis-jenis neurotransmitter yang umum dikenal :

1) Amino Acid Neurotransmitters, adalah substansi neurotransmitter dalam

proses small- molecule neurotransmitter yang bekerja dengan sangat

cepat, terarah dengan pasti di sistem saraf pusat. Ada empat jenis

neurotransmitter yang berfungsi dengan efektif, yaitu glutamate,

aspartate, glycine, dan gamma-aminobutyric acid (GABA). Ketiga

substansi pertama lazimditemui dalam makanan yang dikonsumsi sehari-

hari, sedangkan GABA adalah substansi protein yang merupakan

modifikasi proses sin tesa sederhana dari struktur glutamate. Glutamate

diketahui sebagai substansi neurotransmitter yang memiliki fungsi men

ingkatkan aksi (excitatory) di Susunan Saraf Pusat pada mamalia, sedan

gkan GABA memiliki fungsi untuk menghambat aksi (inhibitory)

Page 23: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

meskipun menurut penelitian terakhir; GAB A juga memiliki efek

excitatory pada sinapsis-sinapsis tertentu.

2) MonOamine Neurotransmitters, adalah substansi neurotransmitter lain

yang digunakan dalam proses small-molecule neurotransmitter. Setiap

jenis monoamine clisintesa dari asam amino tunggal, bentuknya

sedikit lebih besar, dan efeknya cenderung lebih menyebar.

Monoamine neurotransmitter, sebagian besar terdapat dalam

kelompokkelompok kecil neuron yang soma selnya terletak di batang

otak. Neuron-neuron ini umumnya memiliki cabang yang sangat

banyak. Ada empat jenis monoamine neurotransmitter, yaitu

norepinephrine, epinephrine, dopamine, dan serotonin. Keempat jenis itu

dikelompokkan dalam dua kelompok besar berdasarkan kesamaan

struktur. Noepinephrine, epinephrine, dan dopamine

dikelompokkan dalam cathecolanzines. Tiap jenis neurotransmitter

dalam kelompok cathecolamine disintesa dari asam amino yang

bernama tyrosine. Tyrosine diubah menjadi L-DOPA, L-DOPA

kemudian diubah menjadi dopamine. Neuron yang melepaskan

norepinephrine memiliki enzim ekstra yang tidak dilepaskan. Enzim

ini akan mengubah dopamine menjadi norepinephrine yang lain.

Demikian pula halnya dengan neuron yang melepaskan epinephrine,

ada enzim ekstra yang tidak dilepaskan, dan enzim ini akan

mengubah norepinephrine menjadi epinephrine yang lain.

Norepinefrin (NE) Disekresi oleh sebagian besar neuron yang ada di

batang otak dan hipotalamus, membantu pengaturan seluruh aktivitas

dan suara hati dari pikiran /kehendak. Pada sebagian besar daerah ini

mungkin terjadi eksitasi, namun pada daerah lain terjadi inhibisi. NE juga

disekresikan oleh neuron postgangglion sistem saraf simpatis. NE diduga

berfungsi untuk merekam informasi dalam jangka panjang dan

membantu mengembangkan sinaps baru yang berhubungan dengan

Page 24: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

memori. NE dilepaskan karena adanya rangsangan simpatetis, seperti

dalam gejala ‘fight or flight’. Hal ini dapat menjelaskan mengapa

seseorang kadang dapat mengingat informasi secara sangat jelas

ketika terkejut, takut, atau marah.

Dopamin Disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari

substansia nigra. Pengaruh dopamine biasanya inhibisi. Jumlah

dopamine yang meningkat di otak (lobus frontalis dan sistem

limbik) diduga kuat berhubungan dengan gejala-gejala schizofrenia.

Serotonin Disekresikan oleh nucleus yang berasal dari batang otak

dan berproyeksi di sebagian besar area otak. Serotonin dapat bekerja

sebagai penghambat jaras rasa sakit dalam medulla spinalis, dan juga

dianggap dapat membantu pengaturan kehendak/hati nurani

seseorang. Serotonin yang menurun berhubungan dengan gej ala

depresi, dari penelitian dengan alat pencitraan otak terdapat

penurunan jumlah reseptor postsinaps 5-HT1A dan 5-HT2a pada pasien

denagn depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi

penanda kerentanan terhadap kekambuhan depresi. Kadar

serotonin rendah didapat pada penderita yang agresif dan bunuh diri

(Bhagwagar 2002, Thase ME 2000, dalam Amir, N 2005).

Sementara jumlah yang meningkat diduga dapat menyebabkan tidur

dan relaksasi.

Enkefalin Diduga disekresikan oleh ujung saraf di medulla spinalis,

batang otak, thalamus, dan hipotalamus. Bahan ini bekerja sebagai

transmitter eksitasi yang merangsang sistem lain untuk menghambat

penjalaran rasa nyeri.

GABA (asam gamma-aminobutirat) Disekresikan oleh ujung saraf

dalam medulla spinalis, serebelum, ganglia basalis, dan korteks. Bahan

ini dianggap menyebabkan efek inhibisi. Jumlah GABA yang menurun

ditambah serotonin yang kurang berhubungan dengan tindakan

Page 25: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

kekerasan dan agresifitas. Bila GABA dan serotonin meningkat diduga

berhubungan dengan perilaku pasif.

Endorfin Zat ini semacam “morfin” di dalam otak, dan sering disebut

sebagai opiat endogen. Fungsinya sebagai penenang dan penghilang

rasa sakit. Zat ini dapat dilepaskan karena ada rasa nyeri, latihan

relaksasi, latihan yang berat, dan makan cabai yang sangat pedas.

3) Acetylcholine. Acetylcholine (Ach) juga termasuk dalam substansi

neurotransmitter yang dilepaskan dalam proses small-molecule

neurotransmitter. Proses pembentukannya bukan berasal dari asam

amino, metainkan dari penggabungan kelompok substansi acetyl

dengan molekul cholin. Acetylcholin adalah neurotransmitter yang terletak

pada pertemuan neuron-neuron otot, terutama pada sistem

sarafotonom (bagian saraf otonom yang lain dikendalikan oleh

norepinephrine) dan juga pada sinapsis-sinapsis di sistem

sarafpusat.Acetylcholine akan din on-aktifkan di celah sinapsis dengan

carapenghancuran oleh enzyrn acetylcholinesterase, sedangkan

neurotransmitter dalam proses small- molecule neurotransmitter yang

lain akan dinon-aktifkan dengan proses pengembalian substansi ke

dalam terminal button.

Acetylcholine (Ach) Disekresi oleh neuron-neuron di sebagian besar

otak dan ganglia basalis, neuron- motorik yang menginervasi otot

skelet, neuron preganglion sistem saraf otonom, neuron postganglion

saraf parasimpatik dan sebagian saraf simpatik. Pada sebagian besar

kasus, asetilkholin mempunyai efek eksitasi, namun dapat juga

berefek inhibisi pada beberapa ujung saraf parasimpatik

perifer,misalnya pada otot jantung. ACh yang disekresikan oleh neuron

motorik pada otot skelet bertanggung jawab terhadap kontraksi atau

gerakan otot. Obat-obatan tertentu seperti toksin botulinum atau curare

dapat menghalangi pengaliran ACh dari tombol terminal pada ujung

Page 26: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

axon, sehingga menyebabkan kelumpuhan otot. ACh yang

ditemukan di otak berhubungan dengan proses belajar dan memori,

sehingga bila ada gangguan pada neurotransmitter ini diduga

berhubungan dengan penyakit Alzheimer yang memiliki salah satu

gejala berupa gangguan memori.

4) Neuropeptides. Sekitar 40 jenis peptida diperkirakan mcmiliki fungsi

sebagai neurotransmitter. Daftar peptida ini semakinpanjang dengan

ditemukannya putative neurotransmitter (diperkirakan memiliki fungsi

sebagai neurotransmitter berdasarkan bukti-bukti yang ada tetapi

belum dapat dibuktikan secara langsung). Neuropeptida sudah

dipelajari sejak lama, namun bukan dalam fungsinya sebagai

neurotransmitter, namun fungsinya sebagai substansi hormonal. Peptida

ini mula-mula dilepaskan ke dalam aliran darah oleh kelenjar endokrin,

kemudian hormon-hormon peptida itu akin menuju ke jaringan-jaringan

otak. Dahulu para ahli meyangka bahwa peptida dihasikan dalam

kelenjar hormon dan masuk ke dalam jaringan otak, namun scat ini

sudah dapat dibuktikan bahwa peptida yang berfungsi sebagai

neurotransmitter, dapat disintesa dan dilepaskan oleh neuron di

susunan saraf.

D.MEKANISME AGONISTIK DAN ANTAGONISTIK PSIKOFARMAKOLOGI

Unit dari sistem saraf adalah neuron. Dendrit membawa rangsangan dari

reseptor menuju ke arah badan sel. Akson membawa rangsangan dari suatu

badan sel ke efektor atau neuron lainnya. Rangsangan merupakan pesan

berupa elektrokimia yang dipindahkan oleh karena adanya perubahan pada

membran neuron. Neurotransmiter membangkitkan rangsangan baru dalam

gabungan atau efektor untuk menghasilkan aksi.

Page 27: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

Neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai

potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh

tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut

neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal

sebagai sinapsis. Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi, dan

perilaku seseorang yang ada antara lain Asetil kolin, dopamin, serotonin,

epinefrin, norepinefrin.

Obat-obatan psikofarmakologi memiliki dua efek dasar terhadap proses transmisi

sinapsis, yaitu menghambat (inhibitory); atau meningkatkan aktivitas

(excitatory). Obat-obatan yang meningkatkan aktivitas proses sinapsis

disebut sebagai agonist dari neurotransmitter yang berperan dalam proses

sinapsis tersebut, sedangkan obat-obatan yang menghambat aktivitas

proses sinapsis disebut sebagai antagonist dari neurotransmitter yang

Page 28: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

bersangkutan dalam proses sinapsis tersebut. Dalam dunia medis dikenal

herbagai macam obat-obat yang memiliki efek agonistik dan antagonistik,

namun pada bagian ini hanya akan diperkenalkan 4 macam obat. Dua

macam obat yang memberi efek agonistik adalah morphine dan

benzodiazepin; dan obat yang memberi efek antagonistik adalah atropine

dan d-tubocurarine.

1. Mekanisme Efek Obat-obatan Agonistik

1. Obat-obatan agonistik akan meningkatkan sintesa neurorransinilrer

(caranya dengan meningkatkan jumlah subtansi pembentuk

neurotransmitter atau precursor)

2. Obat-obatan agonistik akan meningkatkan jurnlah neurotransmitter

dengan menghancurkan enzym penetral

3. Meningkatkan jumlah neurotransmitter yang di lepask an ke celah

sinapsis

4. Obat-obatan agonistik mengikat dan membIokir aktivitas autoreseptor

5. Obat-ohatan agonistik mempengaruhi reseptor di membran

presinapsis sehingga efek neurotransoutter akan meningkat

6. Obat-obatan agonistik mem-blokir proses penghentian pelepasan

neurotransmitter dengan cara menghalangi proses autoreseptor dan

proses penetralan

2. Mekanisme Efek Obat-obatan Antagonistik

1. Obat-obatan antagonistik akan memblokir sintesa

neurotransmitter (caranya dengan menghancurkan enzym-

enzym yang mensintesa neurotransmitter)

2. Obat-obatan antagonistik akan menyebabkan neurotransmitter mudah

bocor dan keluar dari pembuluh-pembuluh neurotransmitter

3. Obat-obatan antagonistik inenghambat pelepasan neurotransmitter ke

Page 29: Modul pertemuan psy faal pkk ke 4 materi sel sarap

celah sinapsis

4. Obat-obatan antagonistik akan sangat mengaktifkan proses

autoreseptor

5. Obat-obatan antagonistik akan mompengaruhi reseptor di membran

postsinapsis sehingga membran seolah-olah sudah menerima neuro-

transmitter yang dikirimkan (false transmitter)


Top Related