Download - Modul Ktsp

Transcript

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

AUSTRALIA’S EDUCATION PARTNERSHIP WITH INDONESIA

KEMITRAAN PENDIDIKAN AUSTRALIA INDONESIA

Penulis:

Titik Harsiati

Moch Thamrin

Editor:

Mokhamad Iksan

Nita Andriasih

Desain dan Ilustrasi:

Iping Arifin

ISBN:

Australia’s Education Partnership with Indonesia School Systems and Quality (SSQ)

2012

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah menuju

Akreditasi Bermakna

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Rasional Peningkatan Pengelolaan Pembelajaran melalui Pengembangan KTSP

Pengelolaan pembelajaran dan masalah belajar merupakan hal sentral dalam kegiatan pendidikan di madrasah. Kegiatan pengembangan kurikulum merupakan hal penting karena pekerjaan utama sekolah adalah mengelola pembelajaran sehingga siswa dapat mencapai potensi terbaik. Berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran tersebut, telah terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada madrasah. Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian, madrasah sebagai satuan pendidikan diberi kesempatan untuk melakukan pengaturan sendiri kurikulumnya berdasarkan hal-hal pokok yang diatur pemerintah. Dengan fungsi dan kedudukan pembelajaran sebagai fokus pendidikan di sekolah tersebut, pemahaman yang tepat tentang pengembangan kurikulum sangat diperlukan madrasah. Di samping itu, dengan adanya perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum, diperlukan bekal yang memadai bagi madrasah untuk mengembangkan kurikulum. Bekal bagi madrasah tersebut mencakup kognitif, keterampilan, dan sikap yang tepat berkaitan dengan pengembangan KTSP. Dalam hal kognitif, madrasah perlu dibekali pemahaman yang tepat terhadap hakikat KTSP, mekanisme pengembangan, dan peran masing-masing stakeholder di madrasah dalam pengembangan KTSP. Dalam bidang keterampilan, madrasah perlu dibekali keterampilan menyusun dan mereview KTSP dokumen 1, keterampilan menyusun dan mereview silabus/ RPP, keterampilan mengimplementasikan perencanaan pembelajaran, keterampilan mensupervisi pelaksanaan pembelajaran, dan keterampilan mereview keseluruhan pengembangan kurikulum di madrasah. Dalam hal sikap, madrasah perlu dimotivasi untuk terbiasa mengadakan kegiatan lokakarya di madrasahnya untuk menumbuhkan kebiasaan mau merencanakan, mau melaksanakan, dan merefleksikan bersama berkaitan dengan masalah pembelajaran dalam rangka peningkatan kualitas madrasahnya. Dengan sikap yang tepat, madrasah tidak terjebak pada pemenuhan administrasi pada kegiatan pengembangan KTSP. Madrasah akan terbiasa secara bersama merencanakan, melaksanakan, dan mereview/ mengevaluasi serta menindaklanjuti hasil evaluasi untuk peningkatan pengelolaan pengalaman belajar siswa. Pemahaman yang benar tentang konsep KTSP sangat diperlukan oleh madrasah. Hal ini didasari oleh alasan dimana terdapat perubahan kebijakan yang dulunya kurikulum ditentukan pusat sekarang harus dikembangkan sendiri oleh madrasah. Perubahan kebijakan tersebut memerlukan pengembangan

Pendahuluan

i

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

kapasitas madrasah untuk pengembangan KTSP secara tepat. Pemahaman yang tepat tentang pengembangan KTSP diperlukan agar pengelolaan pembelajaran sebagai kegiatan inti pendidikan dapat tercapai secara maksimal. Dengan begitu, peningkatan kualitas madrasah dapat terwujud dikarenakan adanya peningkatan pengelolaan kegiatan pembelajarannya. Hakikat pengembangan kurikulum di madrasah adalah sebuah siklus untuk meningkatkan kualitas bidang pembelajaran. Dengan demikian, pengembangan KTSP merupakan inti dari keseluruhan kegiatan di madrasah. Dikaitkan dengan Standar Nasional Pendidikan, pengembangan KTSP berkaitan dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.Pengembangan kurikulum adalah suatu proses untuk membuat keputusan tentang tujuan pendidikan yang akan dicapai, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar, dan apakah tujuan dan sarana sesuai dan efektif. Secara umum langkah-langkah pengembangan kurikulum terdiri atas diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan, dan pengorganisasian materi, pemilihan, dan pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengembangan alat evaluasi. Seperti halnya dalam unsur manajemen yang lain, pengembangangan kurikulum mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan (implementasi), monitoring, dan evaluasi. Seluruh proses tersebut harus bisa dilakukan oleh madrasah sendiri sehingga pada akhirnya madrasah terbiasa merencanakan, melaksanakan, mereview dan menindaklanjuti hasil review untuk mencapai peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih baik pada tahun-tahun berikutnya. Penumbuhan kebiasaan ini diperlukan dalam konteks peningkatan kualitas madrasah. Pengembangan KTSP yang biasanya hanya bertumpu sebagai syarat administrasi tidak akan terjadi, karena madrasah memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tepat dalam pengembangan kurikulum/ KTSP. Untuk itu, madrasah perlu ditingkatkan kapasitasnya dalam hal pengembangan KTSP secara komprehensif.

Pengembangan KTSP dan Standar Nasional Pendidikan

Pemerintah telah menetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian merupakan standar yang berkaitan dengan pengembangan KTSP. Dengan cakupan bekal seperti yang akan dirinci pada uraian berikutnya, dapat disimpulkan bahwa pengembangan KTSP akan meningkatkan kemampuan madrasah untuk mengelola pengalaman belajar siswa sebagai kegiatan inti pendidikan di madrasah. Dengan bekal pengembangan KTSP yang tepat akan dapat mencapai Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan

ii

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Standar Penilaian. Pentingnya pengembangan KTSP juga dapat dilihat dari keterkaitan pengembangan KTSP minimal dengan empat Stabdar nasional Pendidikan. dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian. Secara rinci hubungan modul ini dengan pencapaian Standar nasional Pendidikan diuraikan sebagai berikut:

Pengembangan KTSP di Madrasah dan Akreditasi

Penyusunan KTSP di madrasah merupakan bagian dari kegiatan perencanaan madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya madrasah dan/atau kelompok madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi:

iii

STANDAR FOKUS SESI KEGIATAN YANG RELEVAN

Isi • Penyusunan dan review dokumen 1 KTSP

• Penyusunan dan review dokumen 1 KTSP

• Penyusunan silabus mata pelajaran dan mulok

• Penyusunan silabus dan review silabus

Standar Proses • Penjabaran silabus menjadi RPP

• Pelaksanaan RPP dengan pengelolaan kelas yang menumbuhkan sikap positif

• Pelaksanaan RPP dan praktik supervisi pembelajaran

• Penyusunan RPP dan praktik melaksanakan RPP serta supervisi pembelajaran

Penilaian • Penyusunan penilaian dalam rancangan silabus

• Penyusunan berbagai alat penilaian pada RPP

• Perencanaan beragam teknik dan instrumen penilaian pada silabus dan RPP

SKL • Pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif, pemecahan masalah dan pengaitan materi dengan lingkungan sekitar

• Praktik pelaksanaan pembelajaran dengan metode kooperatif, pemecahan masalah, inkuiri berdasarkan pengamatan lingkungan sekitar, pembelajaran berbasis proyek berkaitan dengan peningkatan sikap nasionalisme dan kecintaan terhadap budaya, pembelajaran membaca dan menulis dengan beragam tugas autentik.

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama. Pemberlakuan Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh Kemenag (departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama) Berkaitan dengan akreditasi, pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan perlunya dilakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan termasuk madrasah. Akreditasi madrasah adalah kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi) untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. Akreditasi sekolah bertujuan untuk : (a) menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam menyelenggarakan layanan pendidikan dan (b) memperoleh gambaran tentang kinerja sekolah. Fungsi akreditasi sekolah adalah untuk pengetahuan, yakni dalam rangka mengetahui bagaimana kelayakan dan kinerja sekolah dilihat dari berbagai unsur yang terkait, mengacu kepada baku kualitas yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator amalan baik sekolah, (b) untuk akuntabilitas, yakni agar sekolah dapat mempertanggungjawabkan apakah layanan yang diberikan memenuhi harapan atau keinginan masyarakat, dan (c) untuk kepentingan pengembangan, yakni agar sekolah dapat melakukan peningkatan kualitas atau pengembangan berdasarkan masukan dari hasil akreditasi. Dengan orientasi pada tujuan akreditasi sebagai alat pengembangan kualitas, modul ini diarahkan pada pemberian bekal pengembangan KTSP secara komprehensif agar madrasah tidak terjebak pada akreditasi sebagai proses pemenuhan administrasi semata. Materi dan metode dalam modul ini memberikan bekal komprehensif sehingga diharapkan madrasah dapat berfokus meningkatkan kualitas pengelolaan pembelajaran sambil memenuhi syarat akreditasi. Dengan bekal pemahaman, keterampilan, dan sikap yang tepat terhadap pengembangan KTSP, diharapkan madrasah dapat merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pengembangan KTSP secara komprehensif menuju akreditasi bermakna. Kebermaknaan tersebut akan dikaitkan dengan peningkatan kualitas madrasah dalam pengelolaan pengalaman belajar siswa sebagai inti penyelenggaraan pendidikan. Pengembangan KTSP berkaitan erat dengan akreditasi bermakna. Pengembangan KTSP setidaknya berkaitan erat dengan pencapaian Standar Isi, Standar Proses, Standar penilaian, Standar Pengelolaan, dan Standar Kompetensi Lulusan. Pada modul 1 peserta diharapkan

iv

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dapat memahami perubahan kebijakan penyusunan kurikulum di Indonesia, prinsip penyusunan KTSP, langkah penyusunan KTSP, dan mengadakan lokakarya di madrasahnya untuk mereview/ menyusun KTSP dokumen 1. Pada modul 2 diharapkan peserta dapat mengembangkan silabus dan RPP sebagai KTSP dokumen 2. Pada modul 2 peserta melakukan kegiatan untuk memahami langkah menyusun silabus/ RPP dan komponen-komponen silabus RPP, serta melakukan review terhadap silabus dan RPP yang dikembangkan baik di MI maupun MTs.. Waktu yang diperlukan 6 jam pelajaran (6 x50 menit). Kegiatan review mencakup silabus mata pelajaran IPTEK, agama dan akhlak mulia, kesenian dn budaya, olahraga dan kesehatan. Pada modul 3 peserta diharapkan dapat mengimplementasikan KTSP dokumen 1 di madrasah dan KTSP dokumen 2 sesuai dengan Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.

Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Penulisan Modul Dengan rasional pentingnya pengembangan KTSP sebagai fokus pengelolaan pembelajaran di madrasah, modul ini disusun dengan tujuan umum dan tujuan khusus berikut.Secara umum modul ini bertujuan untuk membekali peserta agar memiliki pemahaman, keterampilan, dan sikap yang tepat dalam pengembangan KTSP di madrasah. Secara khusus modul ini membekali peserta tentang hal-hal berikut.

1. Dalam bidang kognitif: menjelaskan hakikat KTSP, prinsip pengembangan dan pelaksanaan KTSP, komponen KTSP dokumen 1, komponen silabus dan RPP, mekanisme pengembangan KTSP, dan peran masing-masing stake holder di madrasah dalam pengembangan KTSP.

2. Dalam bidang keterampilan: memiliki keterampilan menyusun dan mereview KTSP dokumen 1, keterampilan menyusun dan mereview silabus/ RPP, keterampilan mengimplementasikan perencanaan pembelajaran dengan multistrategi untuk mencapai SKL, keterampilan mensupervisi pelaksanaan pembelajaran, keterampilan mengevaluasi keseluruhan pengembangan kurikulum di madrasah, keterampilan mendokumentasikan pengembangan KTSP berkaitan dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.

3. Dalam hal sikap: madrasah dimotivasi untuk terbiasa mengadakan kegiatan lokakarya di madrasahnya dalam upaya menumbuhkan kebiasaan mau merencanakan, mau melaksanakan, dan merefleksikan bersama berkaitan dengan masalah peningkatan kualitas pembelajaran di madrasahnya. Dengan demikian, madrasah tidak terjebak pada pemenuhan administrasi pada kegiatan pengembangan KTSP. Madrasah akan terbiasa secara bersama merencanakan, melaksanakan, dan mereview/ mengevaluasi serta menindaklanjuti hasil evaluasi untuk peningkatan pengelolaan pengalaman belajar siswa.

v

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Metode yang Digunakan pada Modul Metode yang digunakan pada modul ini adalah metode pelatihan partisipatif dengan mengaktifkan peserta menemukan konsep, mengaplikasikan konsep/ prinsip, dan mengomentari secara kritis. Metode yang digunakan pada modul ini adalah metode brainstorming, simulasi, reflektif kritis, pemodelan, inkuiri, dan berbagai permainan adu cepat secara kelompok (pembelajaran kooperatif). Penggunaan metode aktif partisipatif pada modul ini didasari pemikiran bahwa peserta adalah orang dewasa yang akan dimotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan. Dengan demikian, pengaktifan peserta diperlukan untuk menumbuhkan pemahaman secara mandiri sesuai dengan konteks orang dewasa. Selain itu, metode partisipatif diharapkan dapat meningkatkan opemahaman, keterampilan, dan sikap peserta terhadap pengembnagan KTSP. Penggunaan metode simulasi atau reflektif kritis dari pelaksanaan pengembangan KTSP selama ini didasari pemikiran bahwa sambil melakukan lokakarya tapi sekaligus untuk mempraktikkan prinsip pada pengembangan KTSP. Jadi, kegiatan riil dilakukan dengan dua fungsi yaitu untuk pemahaman sekaligus untuk melakukan bentuk kegiatan yang disarankan pada mekanisme pengembangan KTSP. Penggunaan metode partisipatif sekaligus juga merupakan model karena KTSP dikembangkan antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,(b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Tinjauan Singkat ModulSecara garis besar tinjauan singkat kegiatan dan materi pada modul ini dirangkum pada tabel berikut.

vi

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

vii

Modul

Bagian 1

Kegiatan

Sesi 1: Bermain Kuis untuk memahami hakikat, prinsip, mekanisme pengembangan, dan peran stakeholder dalam pengembangan KTSP1. Cipta lagu dikaitkan

dengan menggunakan kata-kata bermakna tujuan pengembangan KTSP

2. Membaca paparan tentang kebijakan KTSP yang disediakan lalu membuat pertanyaan dan jawaban untuk saling dilemparkan kepada kelompok lain (pertanyaan yang sudah ditanyakan tidak boleh ditanyakan lagi)

3. Peserta memasangkan bahan baku yang diperlukan dan tahapan penyusunan KTSP

4. Peserta bermain adu cepat memasangkan materi yang ditentukan pusat dan yang ditentukan sendiri oleh sekolah dalam penyusunan KTSP

Sesi 2: Refleksi dan Simulasi Review Dokumen 1 KTSP

1. Refleksi identifikasi praktik kegiatan yang kurang tepat pada penyusunan KTSP pada pohon merah dan praktik penyusunan KTSP yang diharapkan pada pohon hijau

2. Tanya jawab perlunya kegiatan lokakarya di tingkat madrasah/ kelompok madrasah dan ciri lokakarya

Waktu

120’

30 menit refleksi pohon harapan dan pohon kekhawa-tiran)

Metode

BrainstormingTanya Jawab dari membaca teks

Brainstorming / penjodohan

Bahan

Kartu kalimat dan contoh lagu yang berisi tujuan pengembangan KTSP

Paparan teori apa, mengapa, bagaimana peran menyusun KTSP

Pohon kekhawatiran pada penyusunan KTSP (daun dan pohon berwarna merah)

Pohon harapan pada penyusunan KTSP (daun dan pohon berwarna Hijau)

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

viii

Modul

Bagian 2

Kegiatan

untuk pengembangan KTSP menuju akreditasi bermakna

3. Simulasi review Dokumen 1 membuka acara, membagi tugas, mengerjakan review/ menyusun komponen Dokumen 1 sesuai tugas, pemajangan dan saling mengomentari berdasarkan

4. Pembuatan notulen dan berita acara review KTSP bagi petugas di tiap kelompok

5. fasilitator memberikan penguatan/ umpan balik, dan pemberian penghargaan bagi reviewer terbaik, pembuat berita acara terbaik, dan peserta teraktif

Sesi 3: Pemodelan menyusun silabus/ RPP dan simulasi review silabus/RPP1. Pemodelan pembelajaran

matematika dan peserta melengkapi silabus dan RPP pada kegiatan pembelajarannya dan media/ sumber sesuai dengan pengamatan

2. Adu cepat menyimpulkan langkah tepat untuk menyusun silabus dan RPP dari diagram dan model yang diamati

Waktu

120

5 menit

30 menit

Metode

Simulasikooperatif

Tanya jawab

Pemodelan

Bahan

Contoh KTSP dokumen 1 yang dibawa peserta.

Rubrik penilaian komponen dokumen 1

Kotak pintar yang berisi kartu-kartu cara menuliskan komponen KTSP dokumen 1 secara tepat Kartu komentar

Power point

Diagram langkah penyusunan silabus dan RPP Contoh alur penyusunan silabus dan RPP (mulai dari SI, pemetaan prota, promes, silabus, dan RPP)

Skenario modelLKS silabus dan RPP yang dirumpangkan

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

ix

Modul

Bagian 3

Kegiatan

3. Simulasi lokakarya

review silabus dan RPP, presentasi hasil review

Sesi 4: Brainstroming Prinsip Pelaksanaan KTSP sesuai Standar Proses dan Standar Kompetensi Lulusan 1 Nonton bareng video

pembelajaran untuk mencapai SKL tertentu dan brainstorming mengidentifikasi kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan SKL, sesuai untuk memenuhi Standar Proses (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi)

2 Peserta menyimpulkan juga metode-metode yang ada pada modul

3 Membuat rubrik pelaksanaan pembelajaran yang memenuhi SKL dan Standar Proses

Sesi 5: Praktik simulasi Pelaksanaan RPP dan Praktik simulasi supervisi dalam kaitan1 Dipilih secara acak tiga

orang peserta untuk melaksanakan praktik mengajar dengan mendokumentasikan

Waktu

120 menit

90’

120 menit

Metode

Simulasi

Brainstrominginkuiri

SimulasiTanya jawab

Bahan

pada bagian kegiatan pembelajaran dan media/ sumber belajarnya

Contoh silabus da RPP yang dibawa peserta (disiapkan panitia)Rubrik penilaian silabus dan RPP

CD pembelajaran LKS simpulan

Rubrik penilaian praktik pembelajaran

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Dengan rangkuman kegiatan yang dipaparkan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pada modul ini akan membekali peserta untuk mencapai beberapa Standar Nasional Pendidikan.x

Modul Kegiatan

hasil belajar dan proses belajar metode pemecahan masalah, siklus belajar dengan eksplorasi alam, sosial budaya, pembelajaran kooperatif pada mapel IPA, IPS, Bahasa, Matematika, Mulok, atau ORKES dan kesenian

2 Simulasi/praktik supervisi dan membuat dokumen pelaksanaan supervisi.

Sesi 6: Tanya Jawab Dokumentasi Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan yang berkaitan dengan pengembangan KTSP 1 Memasangkan kegiatan

pada penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi KTSP dengan standar penilaian, standar proses, dan Standar Kompetensi Lulusan

2 Bertanya jawab tentang format yang berkaitan dengan dokumentasi standar penilaian, standar proses, dan Standar Kompetensi Lulusan yang dihasilkan dari proses perencanaan dan pelaksanaan KTSP

3 Fasilitator memberikan penguatan

Sesi 7 Praktik Mengevaluasi Pengembangan KTSP di madrasah

Waktu Metode

Tanya jawabInkuirikooperatif

Diskusi

Bahan

Lembar isian kegiatan untuk mencapai SKL

Lembar isian untuk mendokumen-tasikan Standar Proses terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan KTSP Lembar isian untuk mendokumen-tasikan penilaian terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan KTSP

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

1. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan adalah ...A. Alat untuk menganalisis kebutuhan masyarakat dan

memetakan perkembangan tuntutan masyarakatB. alat untuk mencapai tujuan dan sebagai pedoman mengatur

kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolahC. alat untuk menganalisis konteks dan memetakan

perkembangan siswaD. alat memberikan pertimbangan berdasarkan nalisis konteks

dan analisis kebutuhan

2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan. Hal ini dilakukan untuk ...A. mencapai tujuan madrasah secara maksimal B. menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasionalC. menjamin akreditasi yang komprehensifD. mencapai tujuan umum dan tujuan khusus

3. KTSP disusun untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengadakan penyesuaian ...A. kekhasan, kondisi/ potensi daerah, satuan pendidikan, serta

kondisi peserta didikB. kondisi komite madrasah, kompetensi guru, sarana prasarana

yang mendukungC. kondisi jumlah siswa, komite madrasah, kompetensi guru,

sarana prasarana yang mendukung, dan media pembelajaran yang tersedia

D. tujuan madrasah, visi-misi, dana yang tersedia, sarana prasarana, kondisi geografis madrasah

4. KTSP sebagai kurikulum yang disusun di tingkat satuan pendidikan didefinisikan sebagai ...A. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, waktu

pelaksanaan, dan kelompok mata pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

B. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

C. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, metode, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

Soal Tes Awal (Pre Test)

xi

Nama: Tanggal:

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

D. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bahan pelajaran, media yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

5. Langkah awal penyusunan KTSP diawali dengan ....A. menganalisis SK dan KDB. menganalisis konteksC. menyusun visi-misiD. menyusun kalender pendidikan

6. Pernyataan di bawah ini yang TIDAK sesuai untuk kegiatan pengembangan diri A. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang

harus diasuh oleh guru. B. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat

C. Pengembangan diri setiap peserta didik disamakan dengan sekolah lain yang setara dari segi kemampuan dan keterampilannya

D. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan

7. Standar isi berisi hal-hal berikut KECUALI ...A. Struktur kurikulumB. Materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai SKL jenjang

tertentuC. Standar kompetensi dan kompetensi dasarD. Proses supervisi

8. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pada lampiran Standar Isi mengatur..A. Kelompok mata pelajaran, prinsip pengembangan, prinsip

pelaksanaan, struktur kurikulum B. Standar Kompetensi lulusan tiap mata pelajaran, tiap jenjang,

dan tiap kelompok mata pelajaranC. Beban belajar tingkat SD/ MI, SMP/MT, D. Semua benar

9. Tim penyusun kurikulum pada satuan pendidikan MI dan MTs adalah ....A. guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap

anggota, komite madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain xii

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

yang terkait.B. kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite

madrasah,orangtua, paguyuban kelas, dan Mapenda C. kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite

madrasah, dan orang tua, dan pihak lain yang terkait.D. guru, konselor, dan kepala madrasah, dan nara sumber, serta

pihak lain yang terkait.

10. Di bawah ini merupakan pernyataan yang sesuai dengan kegiatan penyusunan KTSP A. merupakan bagian dari kegiatan perencanaan madrasah. B. Kegiatan penyusunan kurikulum berupa rapat kerja dan/atau

lokakarya madrasah C. Kegiatan penyusunan kurikulum berupa rapat kerja dan/atau

lokakarya kelompok madrasah D. Semua benar

11. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi.... A. Perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kurikulum secara

komprehensifB. Penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, finalisasi,

pemantapan dan penilaianC. Perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan sesuai prinsip

pengembangan KTSP D. Penyiapan dan penyusunan draf, reviu, finalisasi,

pemantapan dan pengesahan 12.Pengembangan KTSP mengacu pada ...

A. Standar Isi B. Standar Kompetensi LulusanC. pertimbangan komite madrasahD. semua benar

13. Di bawah ini yang mencakup prinsip pelaksanaan KTSP adalah...A. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,

perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

B. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik.

C. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

D. Semua benarxiii

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

14. Pertanyaan di bawah ini sesuai untuk memonitor pelaksanaan KTSP ...A. Apakah struktur dan muatan kurikulum serta beban belajar

dilaksanakan sesuai dengan Standar Isi? B. Apakah pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik

mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik.

C. Apakah kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan?

D. Semua benar

15. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup ...A. standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

B. kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, media, dan sumber/bahan/alat belajar

C. standar kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

D. kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

16. Indikator pencapaian kompetensi disusun sebagai acuan ....A. Kegiatan pembelajaranB. Kegiatan penilaianC. Kegiatan perencanaan KTSPD. Pemilihan media dan sumber belajar

17. Di bawah ini merupakan tahap eksplorasi dalam kegiatan pembelajaranA. Menganalisis perbedaan dan persamaan suatu fenomenaB. Mendiskusikan hasil pengamatan dalam kelompokC. Mengamati berbagai fenomena di lingkungan sekitar D. Memberikan balikan sesuai dengan ketepatan hasil

18. Di bawah ini merupakan tahap elaborasi dalam kegiatan pembelajaran

A. Mempertanyakan dan menganalisis hasil pengamatan

xiv

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

B. Mengamati berbagai fenomena di lingkungan sekitar C. Mendengarkan dan membaca berbagai hal tentang topikD. Memberikan balikan sesuai dengan ketepatan hasil

19. Di bawah ini merupakan pertanyaan yang sesuai untuk menilai silabus/ RPP KECUALI..A. Apakah komponen silabus/ RPP saling berhubungan

secara fungsional dalam mencapai kompetensi dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan?

B. Apakah cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus/RPP sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik?

C. Apakah komponen-komponen silabus/ RPP disusun dengan mempertimbangkan penggunaan teknologi canggih dan media interaktif?

D. Apakah ada hubungan yang konsisten antara komponen silabus (kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian) serta memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, seni mutakhir dalam kehidupan nyata, serta peristiwa yang terjadi?

20.Pelaksanaan supervisi dalam pembelajaran sesuai dengan .....A. Standar IsiB. Standar Kompetensi LulusanC. Standar ProsesD.Standar Penilaian

xv

KUNCI JAWABAN PRE TEST

1. B2. B3. A4. B5. B6. C7. D8. A9. A10. B

11. D12. D13. D14. D15. A16. B17. C18. A 19. C20. C

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pendahuluan

Rasional Peningkatan Pengelolaan Pembelajaran melalui Pengembangan KTSP

Pengembangan KTSP dan Standar Nasional Pendidikan

Pengembangan KTSP di Madrasah dan Akreditasi

Tujuan Umum dan Tujuan Khusus Penulisan Modul

Metode yang Digunakan pada Modul

Tinjauan Singkat Modul

Daftar Isi

Bagian 1 Kebijakan KTSP dan Pengembangan Dokumen 1

Sesi 1 Mengkaji teori dan kebijakan tentang KTSP (90’)

Sesi 2 Melaksanakan Lokakarya Mereview Dokumen 1 KTSP (150’)

Bagian 2 Pengembangan Silabus dan RPP/Dokumen 2

Sesi 3 Menyusun dan Mereview Silabus

Bagian 3 Implementasi KTSP dan Pendokumentasian Pengembangan KTSP Menuju Akreditasi Bermakna

Sesi 4 Mengkaji Prinsip Pelaksanaan KTSP dan Multimetode yang dapat digunakan pada Pelaksanaan KTSP

Sesi 5 Praktik Pelaksanaan Pembelajaran dan Praktik Supervisi

Sesi 6 Menganalisis Hubungan Pengembangan KTSP dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan Standar kompetensi Lulusan

Sesi 7 Praktik Mengevaluasi Pengembangan KTSP

Daftar Bacaan

Daftar Isi

i

ii

iii

v

vi

vi

1

27

60

108

134

146

158

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Kebijakan KTSP dan Pengembangan Dokumen 1

Bagian 1

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pada Sesi 1 ini Anda akan bermain kuis yang terdiri dari empat jenis permainan. Permainan kuis ini dilakukan untuk memahami pengertian KTSP, mengapa perlu KTSP, bagian yang diatur pusat dan bagian yang diatur sendiri oleh madrasah, kebijakan tentang langkah/ mekanisme penyusunan KTSP, pihak-pihak yang harus terlibat dalam penyusunan KTSP, dan bentuk kegiatan pengembangan KTSP.

Tujuan Setelah melakukan Sesi satu ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut.

1) Mendefinisikan KTSP.2) Menjelaskan latar belakang perlunya KTSP.3) Membedakan KTSP dan kurikulum yang berlaku sebelumnya.4) Mengidentifakasi kebijakan yang diatur oleh pemerintah dan

yang diatur sendiri oleh madrasah.5) Mengidentifikasi peran masing-masing pihak yang

berkepentingan dalam penyusunan KTSP.6) Mengidentifikasi bentuk kegiatan untuk pengembangan KTSP.7) Menjelaskan mekanisme atau langkah menyusun KTSP.

Skenario Pelatihan

Sesi 1 Mengkaji teori dan kebijakan tentang KTSP (90’)

• Pembukaan• Tatatertib

• Tiappesertadimintamenuliskan nama panggilan pada kartu nama masing-masing yang masih kosong. Setiap peserta wajib menyebutkan secara berantai nama peserta lain sesuai dengan bagiannya

• Kegiatan1BermainKuisuntuk memahami hakikat, prinsip, mekanisme pengembangan, dan peran stake holder dalam

1. 10 menit Ceramah

Pembentukan Kelompok

Bermain kuis membacaThink-pair-share

Kartu nama, spidol

Post it (untuk menuliskan simpulan), plano, dan spidol warna

2. 5 menit

3. 120 menit

1

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

pengembangan KTSP1. Cipta lagu dikaitkan

dengan menggunakan kata-kata bermakna tujuan pengembangan KTSP

2. Membaca paparan tentang kebijakan KTSP yang disediakan lalu membuat pertanyaan dan jawaban untuk saling dilemparkan kepada kelompok lain (pertanyaan yang sudah ditanyakan tidak boleh ditanyakan lagi)

3. Peserta memasangkan bahan baku yang diperlukan dan tahapan penyusunan KTSP

4. Peserta bermain adu cepat memasangkan materi yang ditentukan pusat dan yang ditentukan sendiri oleh sekolah dalam penyusunan KTSP

• Fasilitatormemberipenguatandan penghargaan pemenang permainan.

Refleksi, PresentasiPower point4. 10 menit

Apa dan Mengapa KTSP? Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Indonesia menganut pengertian kurikulum dalam arti yang luas. Diatur dalam pasal 1 bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ini berarti bahwa rumusan kurikulum yang dibuat mengandung dua hal. Pertama, kurikulum harus berupa rencana yang berisi i visi, misi, dan tujuan yang menjadi arah kurikulum yang disusun, stuktur kurikulum yang lengkap sampai kepada rencana

Bacalah materi berikut sebagai bekal untuk melakukan permainan pada modul ini!

Pemahaman Kebijakan KTSP

2

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

pelaksanaan pembelajaran. Kedua, selain rencana, kurikulum juga sekaligus mengandung pengaturan bagi pelaksana kurikulum yang memberikan rambu-rambu dalam mengimplementasikannya yang harus ditaati oleh yang berperan dan bertanggungjawab melaksanakannya. Kurikulum yang dimaksud disusun di tingkat satuan pendidikan sehingga disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP memberi ruang yang luas bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri sesuai dengan kebutuhannya. Setiap satuan pendidikan diberi kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri, sehingga kurikulum antara satuan pendidikan yang satu dengan yang lain tidak harus sama, artinya boleh berbeda.Penyusunan kurikulum merupakan kegiatan yang dinamis dan berkesinambungan yang dilakukan secara berkala. Bagi Pemerintah Pusat, penyusunan Standar Isi dan kompetensi lulusan merupakan langkah lanjutan dari hasil evaluasi terhadap kurikulum yang lama, sebagai salah satu tahap dalam siklus pengembangan kurikulum. Walaupun bagi madrasah penyusunan KTSP ini merupakan kegiatan baru, tetapi sebenarnya tidak lepas dari siklus pengembangan kurikulum secara nasional. Terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada madrasah. Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian madrasah sebagai satuan pendidikan diberi kesempatan untuk melakukan pengaturan sendiri kurikulumnya berdasarkan hal-hal pokok yang diatur pemerintah. Pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidik merupakan acuan utama dalam mengembangkan KTSP. Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,(b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

A. Analisis Konteks Analisis konteks meliputi kegiatan (a) mengidentifikasi SI

Bagaimana Pelaksanaan

3

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dan SKL sebagai acuan dalam penyusunan KTSP, (b) menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program, dan (c) menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.

B. Mekanisme Penyusunan Tim Penyusun Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. di Supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK. Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA dan MAK terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.

Kegiatan Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.

Pemberlakuan Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan tingkat propinsi untuk SMA dan SMK Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama. Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan. 4

Penyusunan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Dari paparan di atas Anda perlu merumuskan kegiatan apa saja dan dalam bentuk kegiatan seperti apa untuk memfasilitasi madrasah dalam mengembangkan KTSP

C. Siklus Umum Pengembangan Kurikulum Langkah umum pengembangan KTSP dapat dilihat pada bagan berikut ini:

ALUR & SIKLUS PENYUSUNAN KTSP

Analisis konteks

Visi, Misi dan Tujuan

Analisis Standar Isi (SKL, SK & KD, Kerangka dasar), Stándar Proses, Stándar

Penilaian

Penyiapan & Penyusunan Draf KTSP

Pembentukan Tim

Pengembang

Review dan Validasi KTSP

Revisi Finalisasi

ALUR & SIKLUS PENYUSUNAN KTSP

• TujuanTingkatSatuanPendidikan(Madrasah)• VisidanMisiMadrasahyangBersangkutan• TujuanMadrasahyangBersangkutan• StrukturdanMuatanKTSPygBersangkutan(struktur,mapel,

mulok, pengembangan diri, pengaturan beban belajar, KKM, Kriteria kenaikan kelas/kelulusan)

• KalenderPendidikanMadrasahyangBersangkutanLAMPIRAN Silabus semua mapel SK/KD semua mapel termasuk SK/KD Mulok (membuat sendiri)Program untuk pengembangan diri

ISI KTSP

• DitetapkanolehKepalaMadrasah• DipertimbangkanolehKomiteSekolahdan

Diketahui oleh Kandepag Kab/Kota

5

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Di Indonesia, siklus pengembangan kurikulum terpusat dilakukan sekitar setiap sepuluh tahun sehingga hasilnya kita mengenal kurikulum 1974, kurikulum 1984, dan dan kurikulum 1994. Pengembangan kurikulum berikutnya dilakukan pada tahun 2004 dengan dirumuskannya kurikulum berbasis kompetensi, yang sempat diujicobakan di beberapa daerah. Kemudian, pada tahun 2006 dilakukan penyempurnaan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan dikenal dengan sebutan KTSP. Seperti tergambar pada siklus di atas, di tingkat satuan pendidikan, siklus pengembangan kurikulum KTSP dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan madrasah masing-masing, misalnya : madrasah melakukan pengembangan kurikulum dalam waktu 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, dan seterusnya.) Pengembangan kurikulum ini tetap mengacu pada Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidik yang telah ditetapkan dalam Permendiknas No. 20, 22, 23 tahun 2006 dan Permen 41 tahun 2008) Berdasarkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta petunjuk pelaksanaannya, setiap satuan pendidikan mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (yang dikenal dengan singkatan KTSP). KTSP inilah merupakan kurikulum yang lengkap, yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat tiap-tiap satuan pendidikan. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester didasarkan pada Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidik yang ditetapkan secara nasional dan telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kontekstual spesifik masing-masing satuan pendidikan.

KTSP terdiri atas KTSP dokumen I dan KTSP dokumen II. KTSP dokumen I berisi : pendahuluan, visi dan misi madrasah, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum dan kalender pendidikan. KTSP dokumen II berisi silabus dan RPP semua mata pelajaran yang telah ditetapkan pada struktur kurikulum di KTSP dokumen I . Kepala madrasah, guru, pengawas, komite madrasah, dan Dinas/Depag diharapkan berperan aktif untuk mengembangkan KTSP, baik dokumen I maupun II. Perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi kurikulum (KTSP) melibatkan semua unsur tersebut secara simultan. Ini penting karena kurikulum baru telah mengalihkan tanggung jawab mengembangkan kurikulum pada madrasah-madrasah. Tabel 1 berikut menunjukkan rincian siklus pengembangan kurikulum yang meliputi tahap (1) analisis konteks, (2) perencanaan, (3) implementasi, (4) monitoring, dan (5) evaluasi KTSP serta peran dan tanggung jawab kepala madrasah, tim pengembang kurikulum, guru, komite madrasah, pengawas, dan Kantor Departemen Agama Kabupten/Kota.

Langkah Kegiatan Pengembangan KTSP

6

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 1: Lima langkah dalam mengembangkan KTSP

Langkah

Pertama

Kedua

Ketiga

Keempat

Kelima

Kegiatan

Pembentukan Tim: Analisis Kebijakan dan Analisis Konteks

Perencanaan Kurikulum:Merencanakan KTSP Dokumen I dan II

Implementasi kurikulum:Mengelola penerapanHasil kajian pada penyusunan Dokumen 1 dan II

Monitoring dan supervisi (pengawasan)

Evaluasi kurikulum:Pengumpulan data, pengukuran, dan penilaian

Rincian kegiatan

• KepalaMadrasahmembentukTimPengembangKurikulum Madrasah.

• Timpengembangkurikulum,kepalamadrasah,guru,dengan didampingi pengawas, mendalami kerangka dasar SI, SKL sebagai bahan menyusun KTSP ,silabus, RPP, Standar Proses, dan Standar Penilaian

• Timpengembang,kepalamadrasah,guru,komite,stakeholder melakukan analisis potensi siswa, madrasah, daerah, unggulan lokal, unggulan global didampingi pengawas

• Kepalamadrasahbersamatimpengembangkurikulum madrasah menyusun KTSP Dokumen I menentukan visi,misi, tujuan madrasah,struktur dan muatan kurikulum dan kalender pendidikan.

• Gurudifasilitasitimpengembangkurikulummengembangkan KTSP dokumen II (menyusun silabus dan RPP, SK/ KD MULOK).

• Kemenagmemfasilitasikepalamadrasah,guru,komite dan pengawas dalam mengembangkan KTSP.

• KepalaMadrasahmembentuktimpengembangkurikulum madrasah.

• TimpengembangkurikulummensosialisasikanKTSPdokumen I dan II.

• KepalaMadrasahmemfasilitasisarana,lingkungankondusif,

• GurumelaksanakansilabusdanRPP(KTSPDokumenII)

• Komitememfasilitasisarana.• Pengawasmembimbingpelaksanaan/tempat

konsultasi• Mengarahkandanmenggerakkansumberdaya

• Kepalamadrasah,pengawas,komitemadrasahmengawasi pelaksanaan, apakah sesuai dengan rencana, apa kendalanya, bagaimana solusinya

• Kepalamadrasahmengadakanpertemuanuntukmemantau/merefleksikan pelaksanaan

• Kepalamadrasah,pengawas,komitemadrasahmengadakan kunjungan kelas, wawancara dengan siswa, untuk mencari data pelaksaan kurikulum

• Kepalamadrasah,pengawas,komitemadrasah,mengumpulkan dan menganalisis hasil lalu membandingkan dengan indikator keberhasilan yang telah disusun

• Melaksanakanevaluasimenyeluruhterhadappencapaian hasil, proses, dan pengelolaan

• Kepalamadrasahmerefleksikanprosesmanajemenyang telah dilakukan

• Menentukantindaklanjutuntukperbaikan

7

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Terjadi perubahan kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia. Kurikulum yang selama ini diatur terpusat kini diserahkan pengembangannya pada madrasah. Sebagaimana diatur dalam PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pengembangan kurikulum diserahkan pada tingkat satuan pendidikan. Pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Empat dari delapan standar nasional pendidikan, yaitu Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, dan Standar Penilaian Pendidik merupakan acuan utama dalam mengembangkan KTSP. Pada dasarnya, KTSP ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah mempertimbangkan masukan dari rapat komite madrasah. Madrasah dan komite madrasah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan di bawah koordinasi dan supervisi dan kantor Kementerian Agama kabupaten/kota. Tim penyusun KTSP terdiri dari guru, pengawas dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan penyusunan KTSP melibatkan komite madrasah dan narasumber pihak lain yang terkait, termasuk KelompokKerjaGuru(KKG)danMusyawarahGuruMataPelajaran(MGMP)yangberperandalampenyususnandokumen2. Selanjutnya Supervisi dilakukan oleh Kementerian Agama kabupaten/kota. Pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan pendidikan. Untuk pendidikan dasar dan menengah, laporan oleh pimpinan satuan pendidikan ditujukan kepada komite madrasah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, yang berisi hasil evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. Selanjutnya, laporan oleh pengawas satuan pendidikan ditujukan kepada Kementerian Agama kabupaten/kota dan satuan pendidikan yang bersangkutan. Setiap pihak yang menerima laporan wajib menindaklanjuti laporan tersebut untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan, termasuk memberikan sanksi atas pelanggaran yang ditemukannya.Semua pihak berperan dan bertanggung jawab dalam pengembangan KTSP. Deskripsi peran dan tanggung-jawab tersebut disajikan pada tabel 2 sampai dengan 6.

Tabel 2: Peran dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah

Pengembangan KTSP

Tahap

Perencanaan

Peran dan Tanggungjawab

• MemimpinpenyusunanRencanaPengembanganMadrasahdalambidangakademik dan non akademik.

8

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pelaksanaan

Monitoring

Evaluasi

• Membentuktimrekayasadanpengembangankurikulumtingkatmadrasah.• Memfasilitasianalisiskonteks.• MenyusundanMengembangkanKTSP(Menetapkanvisi,misi,tujuanmadrasah,

struktur dan muatan kurikulum, silabus dan RPP).• Memfinalkan,menetapkanKTSPdandokumenpendukungdalamRapatkerja

awal tahun ajaran.• MemfasilitasigurudalammelakukananalisisStandarIsi,StandarKompetensi.

Lulusan, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidik dan mengembangkannya menjadi silabus dan RPP.

• Menentukanindikatorkeberhasilanpelaksanaankurikulum.• Mengadakanpertemuanpersiapandanmenetapkantugasgurudantenaga

kependidikan lainnya (menginformasikan deskripsi tugas dalam pelaksanaan kurikulum secara tegas).

• Memfasilitasipengembanganbahanajaryangsesuaiagarkurikulummudahdilaksanakan.

• Memfasilitasisarana,media,sumberbelajarsertapendukunglainnyayangdiperlukan dalam pelaksanaan kurikulum.

• Melakukankerjasamadenganstakeholderdaninstansiterkaituntukmemperlancar pelaksanaan kurikulum.

• Mengadakanpertemuanuntukmembahaspelaksanaankurikulum.• MensosialisasikanKTSPdanmemberikanmotivasigurudalampelaksanaanKTSP.

• MenciptakaniklimyangkondusifdaninovatifdalampelaksanaanKTSP• Merancangkegiatansupervisikelasdanguru.• Melakukansupervisikelas/kunjungankelas,supervisiklinisdanobservasi

kegiatan belajar peserta didik.• Pengamatankinerjagurudalamimplementasikurikulum.• Melakukanpertemuanrutindengangurudansiswauntukmengecek

pelaksanaan kurikulum.• Pertemuanrutindengandewanpendidiksebulansekaliuntukmembahashasil

monitoring.• Melakukankunjungankelasdanmembuatcatatanhasilkunjungannya.• Memfasilitasidalampelaksanaanpenelitiantindakan(actionresearch)dalam

pengembangan manajemen kurikulum.• Membukadialog/pertemuanagargurudapatberkonsultasijikamengalami

kesulitan dalam pelaksanaan kurikulum.

• Melakukanpenilaianpencapaiankompetensi.• Melakukanpenilaianterhadapprosespelaksanaankurikulumpembelajarandan

guru dengan melibatkan peserta didik .• MenganalisiskeberhasilanpelaksanaanKurikulum.• Menilaipenggunaansarana,prasarana,danmediapembelajaran.• Menilaiprosesmanajemenyangdilakukankepalamadrasah.• Melakukanpembinaantindaklanjutdandialogdalammemecahkanproblem

dengan guru.• Memberikanrewarddanpunishment.• Melakukanperbaikandanpengembangankurikulumdantindaklanjut.

9

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 3: Peran dan Tanggung Jawab Tim Pengembang Kurikulum

Tahap

Perencanaan

Pelaksanaan

Monitoring

Peran dan Tanggungjawab

• Membantukepalamadrasahmenganalisisdanmengkajikebijakan-kebijakanyang berkaitan dengan kurikulum dan implikasinya pada tugas madrasah.

• Membantukepalamadrasahmemfasilitasipengembanganinstrumendanpelaksanaan analisis konteks (analisis kondisi siswa, kondisi madrasah (analisis SWOT), kondisi masyarakat/harapan masyarakat sekitar, harapan orangtua terhadap anak-anaknya, kebutuhan daerah dan sebagainya) sebagai dasar penyusunan KTSP dan indikator keberhasilannya.

• MembantukepalamadrasahmemfasilitasipenyusunanKTSPdanlampirannya(merancang workshop dan instrumen-instrumen yang dibutuhkan dalam penyusunan KTSP, menjalin kerja sama dengan komite/stakeholder lainnya).

• Menyiapkanpanduan-panduanuntukmenyusundanmengembangkanKTSPmenetapkan visi dan misi, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, (termasuk muatan lokal, pengembangan diri, kecakapan hidup, beban belajar, ketuntasan belajar, kalender pendidikan).

• Memfasilitasikepalamadrasah,gurudalammelakukananalisisstandarisidanstandar kompetensi lulusan, bedah SK/KD dalam upaya penyusunan lampiran dokumen KTSP dokumen II.

• MembantufinalisasipenyusunanKTSPdanlampirannyauntukdisahkankepala madrasah.

• Memberimasukandanmerancangdeskripsitugasberkaitandengankurikulumbagi pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pengembangan diri (layanan bimbingan, kegiatan spontan, rutin, dan ekstrakurikuler), evaluasi guru, pembagian tugas, mengajar, wali kelas, piket, pembina siswa.

• MembantukepalamadrasahmemfasiltasipelaksanaansosialisasiKTSPdanprinsip-prinsip pelaksanaannya sebelum tahun pelajaran baru.

• Mensosialisasikanmodel-modelpembelajaranyangsesuaidenganprinsippelaksanaan kurikulum dengan berbagai cara.

• Membantukepalamadrasahuntukmemfasilitasigurudalammengembangkankompetensinya, melalui pelatihan, workshop, buletin, jurnal, dan media lain agar guru dapat mengimplementasikan kurikulum.

• Memfasilitasikoordinasipelaksanaandenganmengadakanpertemuan-pertemuan dan sistem pelaksanaan kurikulum.

• Merancangjadwal/teknikpelaksanaanmonitoring(baikolehkepalamadrasah, pengawas, maupun komite madrasah.

• Membantumenyediakan/mengadministrasikanformat-formatmonitoringdan pengawasan bagi kepala madrasah, pengawas, maupun komite madrasah.

• Merancangjadwalkunjungankelas,kunjunganBK,dankunjunganekstrakurikuler.

• Merancangpenilaiankolega(antar-teman)untukmeningkatkansalingkoreksiuntuk perbaikan.

• Pengamatankinerjagurudalamimplementasikurikulum.• Memfasilitasipertemuanrutindenganguru,komite,danpengawasuntuk

memaksimalkan monitoring.• Pertemuanrutindengandewanpendidiksebulansekaliuntukmembahashasil

monitoring.

10

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Evaluasi

Tindak Lanjut

• Menyediakanformatcatatanhasildananalisiskunjungankelas,wawancaradengan siswa, observasi kegiatan pengembangan diri.

• Memfasilitasianalisishasilmonitoringuntukdilakukantindak-lanjutyangsesuai (semacam penelitian dan pengembangan /litbang).

• Mendorongsistemreflektif(baikmelaluipenelitian,kajianmendalamuntukmemperbaiki.

• Menyediakanformat-formatpenilaianpencapaianhasil,proses,dandampakpelaksanaan kurikulum.

• Merancangjadwalpelaksanaanevaluasisecaraefektif(baikolehkepalamadrasah, pengawas, maupun komite madrasah .

• MenganalisiskeberhasilanpelaksanaanKurikulumberdasarkanindikator-indikator yang telah disusun.

• Membantumengadministrasikanhasilevaluasikepalamadrasah,pengawas,maupun komite madrasah.

• Memfasilitasipenyebarluasanhasilevaluasidanuntukdapatditindak-lanjuti.

• Melakukanpembinaantindaklanjutdandialogdalammemecahkanproblemdengan guru.

• Melakukanperbaikandanpengembangankurikulum.

Tahap

Perencanaan

Pelaksanaan Monitoring

Uraian Kegiatan

• Mengikutiin house training pengembangan kurikulum tentang, pengembangan silabus, dan RPP.

• Berperanaktifdalamtimpengembangkurikulummadsarahsesuaidengankelompok bidang studi.

• MelakukananalisisstandarisidanSKL.• MelakukananalisisSK/KDdanpemetaanKD.• Mengembangkansilabus.• MenyusunRPPdanperangkatoperasionalyangmendukungRPP(LKS,

bahan ajar, media yang sesuai).

• MelaksanakanProsesPembelajaransesuaidenganRencanapembelajarandengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan lingkungan madrasah.

• Memanfaatkanmediapembelajaranyangsesuaidenganmateridankondisimadrasah.

• Menciptakanlingkunganbelajaryangmenyenangkan.• Mengembangkaninteraksipembelajaran(strategi,metodedanteknikyang

tepat).• Mengelolakelasdenganbaikdansesuaidenganalokasiwaktuyangtersedia.

• Memahamiindikatorkeberhasilanpelaksanaankurikulum.• Merefleksikanpelaksanaanprosespembelajaranyangdilakukan.• Berkonsultasidengankepalamadrasah/pengawasuntukmengatasikendala.

Tabel 4: Peran dan Tanggung jawab Guru

11

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Evaluasi

Tindak Lanjut

• Salingmengkoreksi,memberimasukankepadatemansejawatdalammelaksanakan pembelajaran/penilaian.

• Menentukanjenisdanteknikpenilaianhasilbelajar.• Mengumpulkandatadampakpembelajaranterhadapprosesdanhasilbelajar.• Mengumpulkandatakelancaranprosespembelajarandankriteriakeberhasilan• Melaksanakanpenilaianhasilbelajar.• Melakukananalisispenilaian.• Melakukanpenelitiantindakankelasuntukmenilaikeefektifanpembelajaran.• Membantumengumpulkandata-datauntukevaluasipencapaianhasil.

• Memilahhasilanalisispenilaian.• Melakukanremedialterhadapsiswayangbelummemenuhitargetkompetensi

yang telah ditentukan.•Memberikanpengayaankepadasiswayangtelahmencapaitergetkompetensi.•Menyusunlaporanhasilpembelajaran.

Tabel 5: Peran dan Tanggung Jawab Pengawas

Tahap

Perencanaan

Pelaksanaan Monitoring

Uraian Kegiatan

• Mendampingikepalamadrasah,guru,dankomitemadrasahdalammenyusun KTSP (Dokumen 1: KKM, Mulok, struktur

• Kurikulum,kalenderpendidikan,pengembangandiri,dsb.)• MembimbinggurudalammenyusunsilabusdanRPP(Dokumen2)• Membimbingkepalamadrasahdalammenyusunkriteriakeberhasilan

kurikulum.

• MembimbingkepalamadrasahdalampelaksanaanKTSP.• Membimbinggurudalamprosespembelajaran.• Melakukankunjungankelas,observasikegiatansiswa.• Memotivasidanmembimbinggurudalammerencanakandanmelaksanakan

penelitian tindakan kelas.

• Membuatrencanapelaksanaansupervisikurikulum.• Memfasilitasikepalamadrasahdalammembuatrencanasupervisidan

monitoring pelaksanaan kurikulum.• Melakukankunjunganmadrasahdalamrangkamemantaupelaksanaan

kurikulum secara periodik (minimal per triwulan).• Mendiskusikanhasiltemuankunjungankelasdansarantindak-lanjutnya

dengan kepala madrasah dan atau guru. • Menyusunlaporanhasilkunjungankelas.• MengecekkelengkapandokumenKTSP.• Memantaupelaksanaankurikulumdanmemanfaatkanhasil-hasilnyauntuk

membantu kepala madrasah dalam mempersiapkan akreditasi madrasah.

12

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Evaluasi • Menyusuninstrumenevaluasikinerjakepalamadrasahdanataugurudalam melaksanakan tugas kurikulum.

• Melakukanevaluasiterhadapkinerjakepalamadrasahdangurudalammelaksanakan tugas kurikulum.

• Memonitorperkembanganhasilbelajarsiswa.• Memantauhasilbelajarsiswadimadrasahbinaannya.• Memetakanhasilbelajarsiswadimadrasahbinaannya.• Menyusunlaporanpelaksanaansupervisikurikulum.

Tabel 6: Peran dan Tanggung Jawab Komite Madrasah

Tahap

Perencanaan

Pelaksanaan

Monitoring

Evaluasi

Uraian Kegiatan

• Menyusunprogramkerjakomite.• Melakukanidentifikasikebutuhanmadrasah.• MemberikanmasukandalampenyusunanRencanaAnggarandanBelanja

Madrasah.• Mengidentifikasikanorang-orangkunciatauyangberperanikutmengesahkan

RAPBM.

• Melaksanakanprogramyangtelahditetapkan.• Mengundangtokohuntukmenjadipembicaradalamkegiatanmadrasah

(seminar, diskusi) sepengetahuan kepala madrasah.• Memenuhikebutuhansaranadanprasaranamadrasah.• Memberikanlayananinformasimelaluibulletin,openhouse.• Memberikanpenghargaankepadaorangyangberjasadalampengembangan

madrasah.

• Memonitorprosespengambilankeputusandimadrasah.• Memonitorkualitaskebijakandimadrasah.• Memonitorkualitasperencanaanmadrasah.• Memonitorterhadapprogrammadrasah.• Memonitorhasilujianatauout-put.• Memantaukondisikeuanganmadrasah.• Memobilisasigurusukarelawanuntukmemenuhikekuranganguru.• Memonitorkondisisaranadanprasaranamadrasah.

• Mengevaluasipelaksanaanprogram.• Mengevaluasipelaksanaandukungananggaran.• Mengevaluasidukungansaranadanprasaranamadarsah.• Mengevaluasikebijakandimadarasah.• Mengevaluasioutputmadrasah.

13

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tindak Lanjut • Memberikanmasukanataupertimbanganpadasaatrevisianggaran.• Memenuhikebutuhansaranadanprasaranamadrasah.• Menyampaikanhasilpelaksanaanprogramkepadastakeholdersecara

periodik.• Menyampaikanlaporanpertanggung-jawabankepadamasyarakatdan

pemerintah.

Pendekatan Pengembangan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan Kementerian Agama Provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite madrasah. Beberapa prinsip pengembangan KTSP yang harus diperhatikan dalam mengembangkan KTSP diuraikan berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan Peserta Didik dan Lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Oleh karena peserta didik memiliki posisi sentral, maka kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah: kurikulum disusun untuk melayani kebutuhan siswa dan tidak boleh memberatkan siswa. Kurikulum dirancang semata-mata untuk kepentingan memaksimalkan potensi siswa. Menambah jam pelajaran tidak boleh terlalu banyak sehingga memberatkan siswa yang dampaknya siswa tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan lain. Kurikulum juga harus merencanakan layanan konseling untuk membantu perkembangan siswa secara terprogram agar siswa dapat tumbuh kembang secara maksimal sesuai dengan perkembangan kejiwaannya.

2. Beragam dan Terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional,

Pendekatan, Prinsip-Prinsip, dan Acuan Operasional

14

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. Keragaman berimplikasi pada keluwesan kurikulum. Analisis keragaman siswa dari segi kemampuan, minat, dan bakat, perlu dilakukan untuk merancang model pembelajaran yang sesuai, jenis pengembangan diri yang beragam, serta program remedial yang sesuai. Selain itu, keragaman juga berkaitan dengan kekhasan dan kebutuhan yang berbeda tiap daerah sehingga kurikulum perlu disesuaikan dengan hasil analisis potensi kawasan. Ciri khas karakteristik jenis pendidikan perlu dipertimbangkan dalam merancang struktur dan muatan kurikulum. Demikian juga karakteristik satuan pendidikan yang berbeda perlu menyusun struktur dan muatan kurikulum yang relatif beragam disesuaikan dengan karakteristik yang dimiliki. Selanjutnya, makna terpadu berkaitan dengan rancangan kurikulum harus meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna. Selain itu, keterpaduan juga berkaitan dengan keterpaduan program yang mendukung pelaksanaan kurikulum. Misalnya, pada madrasah yang berasrama perlu dirancang kegiatan suplemen secara terpadu untuk mendukung pelaksanaan kurikulum di madrasah.

3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis. Artinya, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Isi/ muatan kurikulum dapat dipertanggung-jawabkan dan relevan dengan perkembangan iptek dan seni. Rancangan pembelajaran mengacu pada perkembangan ilmu belajar yang mutakhir. Bimbingan konseling dimaksimalkan dengan mengacu pada perkembangan ilmu yang relevan. Isi kurikulum juga harus berkaitan dengan perkembangan teknologi. Misalnya, memasukkan mata pelajaran TIK dalam struktur dan muatan kurikulum. Menggunakan internet sebagai sumber belajar. Menggunakan model belajar dengan membiasakan siswa mengenal teknologi sehingga siswa siap bersentuhan dengan teknologi. Implikasinya, terus diupayakan perbaikan isi dan cara implementasi kurikulum dengan perkembangan iptek dan seni. Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan (Dunia Kerja dan Masa Depan) Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya

15

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Pada tataran perencanaan, prinsip ini berkaitan dengan pelibatan pemangku kebijakan dalam penyusunan kurikulum, analisis konteks kebutuhan daerah, dan analisis life skill untuk dimasukkan pada rancangan kurikulum. Pengintegrasian kecakapan hidup perlu dirancang karena akan diperlukan siswa dalam kehidupan mereka. Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewira usahaan dan mempunyai kecakapan hidup, oleh sebab itu kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting untuk membekali peserta didik yang tidak dapat melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.

5. Menyeluruh Dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. Aplikasi prinsip ini pada tataran pengembangan KTSP (dokumen 1), mencerminkan kesinambungan antar-kelas dan cakupan secara menyeluruh muatan wajib, muatan lokal, maupun pengembangan diri. Pada tataran pengembangan silabus, pemetaan KD mencerminkan kesinambungan dan kekomprehensifan cakupan kompetensi. Misanya, perlu dirancang pemetaan yang dapat menunjukkan bahwa isi kompetensi dasar yang dikembangkan berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditekankan pada tiap-tiap KD. Menyeluruh juga berarti isi kurikulum menyiapkan manusia Indonesia secara utuh.

6. Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Keterkaitan unsur pendidikan formal di madrasah dan informal di asrama. Semuanya dilakukan untuk membentuk manusia seutuhnya. Berbagai kegiatan perlu dirancang agar siswa senang belajar dan termotivasi untuk beajar sepanjang hayat. Isi kurikulum merancang kegiatan yang menyiapkan siswa akan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Misalnya, merangsang budaya baca, merangsang motivasi untuk terus belajar dengan cara merancang model-model pembelajaran yang bisa membuat siswa senang belajar sehingga

16

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dia akan mempunyai keinginan belajar terus sepanjang hayatnya (Muatan khusus yang bisa berdampak untuk membetuk pembelajar sepanjang hayat, misalnya muatan khusus wajib baca).

7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan isi kurikulum yang membentuk kesadaran siswa sebagai warga negara dalam kerangka NKRI. Kepentingan pusat diwakili oleh struktur kurikulum minimal, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar minimal yang telah diatur pusat. Untuk itu, pengembangan yang berorientasi pada karakteristik daerah dan kekhasan satuan pendidikan tidak boleh mengorbankan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pusat. Madrasah bisa menambahkan hal lain secara seimbang untuk kepentingan daerah/ kekhasan karakteristik jenis pendidikan. Misalnya, penambahan jam pelajaran agama di madrasah yang berbasis agama tidak boleh mengorbankan jam minimal yang telah ditetapkan.

Selain prinsip-prinsip Pengembangan KTSP diatas, dalam penyusunan KTSP hendaknya bertumpu pada acuan operasional berikut:

1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.

17

Acuan Operasional Pengembangan KTSP

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

5. Tuntutan dunia kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.

8. Dinamika perkembangan global Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

18

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. Isi dan muatan kurikulum harus bisa mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan agama, ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin dan sebagainya. Muatan kurikulum harus dirancang agar dapat mengembangkan toleransi dan kerukunan umat beragama, toleran terhadap perbedaan ras, suku/budaya, aliran, jenis kelamin, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan kondisi Indonesia yang memang majemuk dalam berbagai hal. Rancangan pengembangan nilai-nilai tersebut dapat melalui pengintegrasian kecakapan hidup terutama keterampilan sosial ke dalam mata pelajaran. Pengembangan diri juga dapat dirancang untuk melahirkan pribadi-pribadi yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan serta dapat hidup bersama dalam berbagai perbedaan.

10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. Kurikulum dimulai dari yang paling dekat. Analisis konteks sosial budaya masyarakat penting dilakukan agar madrasah mengetahui harapan masyarakat sekitar, nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahuinya konteks sosial, madrasah dapat merancang kurikulum yang tepat. Misalnya, jika rata-rata siswa berasal dari keluarga miskin, perlu dibekali pembelajaran yang membuat dia mandiri dengan keterampilan yang relevan.

11. Kesetaraan Jender Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender. Kurikulum yang dikembangkan memberi akses dan peluang yang setara bagi siswa laki-laki maupun siswa perempuan. Dalam hal ini diharapkan struktur dan muatan isi kurikulum tidak stereotipe (memberi label-label khusus). Misalnya, mulok perempuan menjahit, mulok laki- laki elektronika). Demikian juga bahan ajar yang dikembangkan dari tiap-tiap mata pelajaran hendaknya dapat menanamkan persepsi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya, tidak menanamkan persepsi bahwa yang pergi ke kantor itu hanya ayah saja dan ibu hanya cocok bekerja di dapur. Kurikulum dianggap memiliki kesetaraan jender jika tidak memberi stereotipe perempuan atau laki-laki. Pengelolaan mulok perlu membuka akses bahwa semua jenis mulok dapat dipilih oleh siswa laki-laki dan perempuan.

19

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

12. Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan. Karakteristik satuan pendidikan memiliki harapan, kondisi madrasah, kondisi siswa, dan ciri khas yang membedakan dengan satuan pendidikan satu dengan yang lain. Sesuai dengan prinsip ini, madrasah dengan visi tertentu dapat mengembangkan struktur dan muatan kurikulum yang sesuai. Misalnya, madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang juga berfungsi sebagai lembaga pengembangan dakwah dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan Islam, madrasah tidak hanya diarahkan pada kegiatan penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana “pelatihan” untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu, pendidikan di madrasah tidak hanya mengarah pada keunggulan akademis (academic excellence), tetapi justru menegaskan pada orientasi pembentukan karakter (character building) yang berasaskan pada prinsip akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan dakwah, madrasah dengan sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan penyebaran ajaran agama sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, madrasah berperan dalam pengembangan masyarakat sekitar terutama terkait dengan masalah keagamaan maupun pemberdayaan sektor nonkeagamaan. Ini justru menjadi ciri madrasah karena ia lebih merupakan pendidikan berbasis masyarakat (community based education). Dengan demikian salah satu komponen penting dari sistem madrasah adalah peran aktifnya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dan sebaliknya peran aktif masyarakat dalam pengembangan madrasah sangat penting juga (mutual support).

Penyusunan KTSP madrasah yang baik perlu mengikuti langkah-langkah yang logis dan sistematis. Langkah-langkah tersebut meliputi kegiatan berikut:1. Membentuk Tim Pengembang kurikulum (anggotanya terdiri atas:

komite madrasah, guru, kepala madrasah, dan stakeholders2. Analisis konteks/pemetaan kondisi peserta didik, madrasah,

kondisi/harapan masyarakat terhadap madrasah3. Penentuan aspek khusus hasil analisis yang akan dimasukkan pada

komponen KTSP (penentuan visi, penambahan pada struktur dan muatan kurikulum yang meliputi mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri, beban belajar, penilaian/kelulusan, serta kalender pendidikan)

4. Penyusunan dokumen I KTSP yang memuat: Bab I: PendahuluanA. Latar BelakangB. Tujuan Pengembangan KTSPC. Prinsip Pengembangan KTSP dan Acuan Operasional

20

Langkah-langkah Teknis dalam Penyusunan Dokumen KTSP

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Bab II: TujuanA. Tujuan Pendidikan Madasah Pendidikan Dasar (MI dan MTS)B. Visi madrasahC. Misi madrasahD. Tujuan Madrasah (umum)E. Tujuan Madrasah (khusus)

Bab III: Struktur dan Muatan KurikulumA. Struktur Kurikulum B. Muatan KurikulumC. Muatan LokalD. Kegiatan Pengembangan DiriE. Pengaturan Beban BelajarF. Kriteria Ketuntatasan MinimalG.KriteriaKenaikanKelasH. Kriteria Kelulusan Peserta Didik

Bab IV: Kalender Pendidikan (berisi : Minggu efektif, Jam efektif, Hari Libur Keagamaan, Hari Libur Nasional, Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian Madrasah, Ujian Nasional, Kalender Kegiatan Madrasah)

5. Menyusun dokumen II KTSP yang berisi:A. SK/KD semua mapel (dari Standar Isi dari Permen ataupun

Permenag)B. SK/KD MulokC. SilabusD. RPP (tentatif)

1. Membentuk Tim Pengembang KTSP Tahap awal yang harus dilakukan madrasah dalam pengembangan kurikulum adalah membentuk tim pengembang kurikulum madrasah. Tim ini yang akan menjadi penggerak penyusunan, implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim ini terdiri atas kepala madrasah, komite, beberapa guru (termasuk waka kurikulum), tokoh masyarakat/narasumber. Setelah tim terbentuk dimulailah pertemuan-pertemuan untuk mengkaji kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia, peraturan lain dan implikasinya pada peran dan tanggung jawab kepala madrasah, komite, guru, pengawas, Kemenag, dan narasumber. Tim pengembang kurikulum bertugas membantu kepala madrasah untuk mengkaji berbagai kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyusunan kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Dari hasil analisis kebijakan akan diketahui standar minimal apa yang wajib dipenuhi madrasah dan aspek apa yang bisa ditambahkan/ dikreasikan oleh madrasah.

21

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

2. Analisis Konteks dan Kebutuhan Dalam istilah yang sederhana, analisis situasi dan penilaian kebutuhan berarti menentukan kebutuhan para siswa dan masyarakat untuk suatu program pendidikan. Pada dasarnya hal ini melibatkan pelaksanaan pengujian secara terinci dan analisis situasi/konteks di mana kurikulum akan dilaksanakan. Pada akhirnya analisis konteks akan melibatkan penentuan tentang kondisi/siapa siswa yang kita hadapi, kondisi guru yang dimiliki, dan lingkungan madrasah tempat suatu kurikulum akan diberlakukan. Pada dasarnya analisis situasi juga melibatkan penilaian kebutuhan untuk menentukan perbedaan antara situasi yang nyata/sekarang dengan situasi yang diharapkan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara bertanya pada berbagai kelompok yang berbeda dalam masyarakat seperti komunitas masyarakat, para pemberi kerja (DUDI), pengelola pendidikan, guru, orang tua, dan siswa. Mereka akan ditanya tentang apa yang sekarang dibutuhkan dalam kurikulum untuk membantu siswa belajar menyesuaikan diri dalam masyarakat modern secara lebih baik. Analisis kebutuhan mencakup penentuan akan pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai apa yang dibutuhkan oleh para siswa ketika mereka menyelesaikan suatu program pendidikan. Selain itu, analisis konteks juga melakukan penjaringan/ analisis terhadap (a) harapan masyarakat terhadap masa depan anak-anaknya, (b) analisis terhadap potensi siswa yang masuk ke madrasah, (c) analisis terhadap karakteristik daerah, dan (d) analisis terhadap karakteristik satuan pendidikan. Setelah melengkapi analisis konteks situasi, para penyusun kurikulum memutuskan bagaimana karakteristik kurikulum yang akan dikembangkan. Berdasarkan analisis kebutuhan, para penyusun kurikulum kemudian harus memutuskan prioritas dan aspek-aspek khusus yang akan dimasukkan ke dalam kurikulum. Setiap kebutuhan akan memungkinkan mereka menentukan maksud kurikulum tersebut. Pada tahap kedua, tim pengembang kurikulum madrasah (kepala madrasah , guru, komite, stakeholder) melakukan analisis potensi siswa, madrasah, daerah, unggulan lokal, dan unggulan global. Tahap ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kepala Madrasah sebagai ujung tombak akan memfasilitasi dan mengarahkan tahap analisis ini bersamaan dengan penyusunan Rencana Pengembangan Madrasah (RPM) secara keseluruhan. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang telah dilakukan terhadap madrasah dan Rencana Kerja Madrasah (RKM) termasukKelompokKerjaGuru(KKG)danMusyawarahGuruMataPelajaran(MGMP)yangberperandalampenyusunandokumen2. Sedangkan analisis potensi ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan analisis kondisi madrasah. Komite madrasah mendukung analisis kondisi sosial ekonomi dan kebutuhan, serta harapan orang tua/ masyarakat. Hasil analisis konteks (keadaan siswa, madrasah, kebutuhan/ kondisi masyarakat/unggulan lokal maupun global) ini digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum yang akan dibuat.

22

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

3. Penentuan Aspek Khusus dalam Rancangan Kurikulum Dari analisis konteks dihasilkan rancangan hal-hal khusus yang akan dikembangkan dalam kurikulum madrasah. Dari berbagai hasil analisis penyusun kurikulum akan memilih beberapa hal yang akan dikemas dalam kurikulum di madrasahnya. Hasil analisis konteks dan penentuan hal-hal khusus dicontohkan pada tabel berikut:

Analisis Konteks

Konteks masyarakat

Harapan Kondisi madrasah /yayasan

Harapan orangtua/masyarakat/ komite madrasah di tengah keterpurukan akhlak

Aspek khusus hasil Analisis

• Harapanmasyarakatsiswa bisa menghadapi tantangan global.

• Masyarakatsekitarmerupakan produsen krupuk ikan dan makanan olahan dari ikan.

• Kepeloporankaderorganisasi.

• Menyiapkancalonpendidik, ulama, zu’ama yang mampu mengembangkan ilmu.

• Akhlakulkarimahdanmampu beribadah dengan baik (menjadi anak sholeh).

Implikasi pada Penyusunan KTSP

Bahasa Arab dan Inggris ditambah jam formalnya dan di asrama disusun program peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dan Arab.Unggulan lokal dalam muatan kurikulum akan mengaitkan dengan kondisi masyarakat sebagai produsen makanan olahan dari ikan.

Pengembangan diri untuk mengembangkan kepemimpinan kader. Program Mubalig hijrahWajib memimpin di organisasi sekecil apa pun. Mulok kemuhamadiyahan/ aswajaKajian kitab kuning.

Pengembangan diri rutinuntuk meningkatkan kemandirian dan kesalehan dalam asrama.

Tabel 7: Peran dan Tanggung Jawab Komite Madrasah

23

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Analisis Konteks

Konteks daerah

Kondisi siswa

Kebutuhan masa kini dan masa depan (perkembangan ilmu pembelajaran) dan perkembangan teknologi

Karakteristik madrasah sebagai lembaga dakwah/syiar, pengerak masyarakat, pembentuk akhlakul karimah

Aspek khusus hasil Analisis

• Kotawisata(banyakturisberdatangan).

• Rawangempa.

• Rata-ratakemampuansiswa kurang (intake rendah).

• Siswaperempuansemua.

• PembelajaranPAKEM/CTLdan model pembelajaran bermakna

• Kecakapanhidupdiintegrasikan

• Belajarterampilmenggunakan tekonologi

• Kepesantrenan• Pendidikanwatak/akhlak• Membentukkaderdakwah

Implikasi pada Penyusunan KTSP

(puasa sunnah, sholat sunnah, baca Al-Quran)

• Adaprogramhuntingtouristuntuk memperkuat kemampuan berbahasa.

• Memasukkanmasalahgempa

dan penyelamatannya secara khusus dalam berbagai mata plajaran yang relevan.

• KKMdisesuaikan(tidakterlalutinggi).

• Adaprogramremedialyanglebih intensif untuk siswa

• Mulokkeputrian

• Melaksanakanpakem.• Kecakapanhidupdiintegrasikan

ke dalam semua mata pelajaran. • MulokTIK/muatanglobal

dengan menggunakan internet.

Struktur dan muatan kurikulum menambah muatan keagamaan/ kepesantrenan.

Tabel 8: Contoh Penentuan Aspek Khusus dan Implikasinya pada Penyusunan

4. Penyusunan Dokumen KTSP Setelah analisis konteks dan penentuan aspek khusus dilakukan, Tim Pengembang Kurikulum menyelenggarakan pertemuan/workshop untuk menyusun KTSP. Kepala madrasah, guru, komite, dengan bimbingan pengawas, Depag/Dinas, dan nara sumber menyusun KTSP dokumen 1 yang memuat arah/tujuan, cara mencapai, isi/muatan yang akan dituliskan dalam dokumen kurikulum. Secara teknis komponen yang akan dirancang dalam KTSP dokumen I adalah visi, misi, tujuan madrasah, struktur dan muatan kurikulum (mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan/kelulusan, unggulan lokal/global) dan kalender pendidikan.

24

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

KTSP dokumen I perlu dilengkapi KTSP dokumen II yang berisi silabus dan RPP seluruh mata pelajaran. Dalam kegiatan ini guru difasilitasi untuk mengembangkan silabus dan RPP semua mata pelajaran. Pada tahap ini guru dengan bimbingan Kepala Madrasah, Pengawas, Kantor Kantor Kemenag mengembangkan silabus/RPP mapel, SK/KD Muatan Lokal atau Muatan Khusus yang akan dilaksanakan dalam praktik di madrasah. Kantor Kemenag memfasilitasi pengembangan SK/KD Muatan Lokal. Kantor Kemenag memfasilitasi pengembangan dengan pengesahan KTSP. Penyusunan silabus dan RPP akan dibahas pada BAB selanjutnya.

5. Melengkapi Dokumen Pendukung Implementasi KTSP Setelah dokumen KTSP jadi, setiap satuan pendidikan perlu menyiapkan berbagai pendukung untuk menunjang agar pelaksanaan KTSP dapat berjalan optimal seperti yang telah direncanakan. Dokumen pendukung itu setidak-tidaknya mencakup berbagai pedoman sebagai berikut:a) Program Pengembangan diri dan teknis pelaksanaan b) Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh

kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan;

c) Pembagian tugas di antara pendidik;d) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;e) Peraturan akademik;f) Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata

tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

Bermain kuis kelompok tentang KTSP yang terdiri atas tiga tahap!

1. Cipta lagu dikaitkan dengan menggunakan kata-kata bermakna pada pengembangan KTSP (kata-kata yang digunakan: pengembangan KTSP ini, membuat siswa menjadi mandiri, berkreasi, bekerjasama membuat karya, berefleksi meningkatkan diri, kita ingin madrasah merancang dengan penuh pertimbangan, rancangan itu dilaksanakan dievaluasi kemudian, kita ingin madrasah kita melakukan perbaikan , mengevaluasi yang dilaksanakan demi untuk peningkatan)

2. Bacalah paparan tentang kebijakan KTSP pada paparan yang disediakan lalu buatlah pertanyaan dan jawaban (tiap orang minimal membuat 3 buah pertanyaan dan sekaligus jawaban). Semua pertanyaan di masing-masing kelompok ditanyakan kepada kelompok lain dengan menunjuk sendiri siapa yang akan ditanya.

3. Lengkapi bahan baku dan tahapan penyusunan KTSP!

Kuis Kreatif Sesi 1

25

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

4. Lengkapi tabel berikut dengan cara menuliskan bagian mana yang bisa diatur sendiri oleh madrasah dan bagian mana yang harus dipatuhi dari pusat!

Hal yang disusun

Acuan operasional dan Dasar pemikiran

Tujuan pendidikan dasar

Visi-misi, Tujuan madrasah

Struktur kurikulum

Tujuan mata pelajaran umum

Bahan baku yang digunakan/ harus dibaca

Tahap pengembangan KTSP

Pendahuluan Bab 1

Bab 2 Tujuan

Bab III Kurikulum

No. Hal yang Diatur Pusat (dengan batas minimal dan maksimal)

Diatur sendiri sekolah

1. 2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

26

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Maksud sesi 2 pada bagian satu ini adalah melaksanakan simulasi menyusun atau mereview KTSP dokumen 1 dan pelaksanaan lokakarya sesuai dengan mekanisme pengembangan KTSP yang diatur pada panduan BSNP.

Tujuan Setelah melakukan sesi satu ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut:

1) Mengidentifikasi pentingnya kegiatan lokakarya yang harus dilakukan pada pengembangan KTSP.

2) Melaksanakan/ mensimulasikan acara pengembangan dokumen 1 KTSP.

3) Mereview komponen dokumen 1 KTSP.4) Membuat revisi hasil review dokumen 1 KTSP. 5) Membuat notulen, berita acara, dan dokumen lain yang

relevan sesuai lokakarya review KTSP.

Skenario

Sesi 2 Melaksanakan Lokakarya Mereview Dokumen 1 KTSP (150’)

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

• Refleksiidentifikasipraktikkegiatan yang kurang tepat pada penyusunan KTSP pada pohon merah dan praktik penyusunan KTSP yang diharapkan pada pohon hijau.

• Tanyajawabperlunyakegiatan lokakarya di tingkat madrasah/ kelompok madrasah dan ciri lokakarya untuk pengembangan KTSP menuju akreditasi bermakna.

• Tanyajawabperlunyakegiatan lokakarya di tingkat madrasah/ kelompok madrasah dan ciri lokakarya untuk pengembangan KTSP menuju akreditasi bermakna.

• Simulasi/riilreviewdokumen1 membuka acara, membagi tugas, mengerjakan review/

30 menit Power point dan pohon kekhawatiran penyusunan KTSP (daun hijau)Pohon harapan penyusunan KTSP (daun merah)

Contoh KTSP dokumen 1 yang dibawa peserta (disediakan panitia)

Tanya jawab dan brainstorming

Simulasi dan modelling proses

120 menit

27

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Dokumen-dokumen utama yang diperlukan dalam penyusunan KTSP adalah (1) PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (2) Permen Diknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, (3) Permen Diknas 23 tentang SKL dan Permen Diknas No. 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. (4) Permendiknas No.20 tahun 2007. (5) Permendiknas No. 41 Tahun 2008 (6) Permenag No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah di Madrasah (7) Panduan/pedoman penyusunan KTSP. Sesuai dengan Panduan penyusunan KTSP dari BSNP, komponen-komponen KTSP Dokumen I adalah sebagai berikut :

Tabel 1: Komponen Dokumen 1 KTSP

Bacalah paparan berikut untuk membantu pelaksanaan review KTSP dokumen 1!

Komponen KTSP Dokumen I dan Cara Menyusunnya

ISI DOKUMEN 1 KTSP• Halamansampul• Halamampenetapandanpengesahan• KataPengantar• DaftarIsi

Bab I: PendahuluanA. Latar BelakangB. Tujuan Pengembangan KTSPC. Prinsip dan Acuan Operasional Pengembangan KTSP

Bab II: TujuanA. Tujuan Pendidikan Dasar (MI dan MTS)B. Visi madrasahC. Misi madrasahD. Tujuan Madrasah (umum)E. Tujuan Madrasah (khusus)

Bab III: Struktur dan Muatan KurikulumA. Struktur Kurikulum B. Muatan Kurikulum

1 Mata Pelajaran2 Muatan Lokal3 Kegiatan Pengembangan Diri

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

menyusun komponen dokumen 1 sesuai tugas, pemajangan dan saling mengomentari.

• fasilitatormemberikanpenguatan/ umpan balik dan pemberian penghargaan

10 menit

Kotak pintar yang berisi kartu-kartu cara menuliskan komponen KTSP Dokumen 1 secara tepat, Kartu komentar Power point Hadiah-

hadiah untuk penghargaan

28

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

4 Pengaturan Beban Belajar5 Ketuntatasan Belajar6 Kenaikan Kelas dan Kelulusan Peserta Didik7 Pendidikan Kecakapan Hidup8 BerbasisKeunggulanlokaldanGlobal

Bab IV : Kalender Pendidikan (berisi : Minggu efektif, Jam efektif, Hari Libur Keagamaan, Hari Libur Nasional, Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian Madrasah, Ujian Nasional, Kalender Kegiatan Madrasah)

ISI DOKUMEN II KTSPA. SK/KD semua mapel (dari Standar Isi dari Permen ataupun

Permenag)B. SK/KD MulokC. SilabusD. RPP (tentatif)

A. Halaman-halaman Pemula Halaman-halaman pemula KTSP Dokumen I mencakup halaman sampul, halaman penetapan dan pengesahan, kata pengantar, dan daftar isi. Rincian isi masing-masing halaman dapat dijelaskan sebagai berikut:a) Halaman sampul memuat Judul (Misalnya, Kurikulum MI Hasyim

Ashari, logo madrasah, nama desa, kecamatan, dan kabupaten, serta tahun penyusun).

b) Halaman penetapan dan pengesahan memuat judul KTSP, nama madrasah, lokasi madrasah, tanggal penetapan dan pengesahan, dan orang-orang yang menetapkan dan mengesahkan KTSP.

c) Kata pengantar berisi prakata dari kepala madrasah mengenai penyusunan KTSP di madrasah.

d) Daftar isi menjelaskan susunan BAB dan sub-BAB dari dokumen KTSP, termasuk lampiran yang diperlukan

B. BAB I PendahuluanBAB I berisi pendahuluan yang memuat: latar belakang, tujuan penyusunan KTSP, dan prinsip pengembangan KTSP yang sudah diadopsi oleh satuan pendidikan, serta konteks masyarakat dan konteks madrasah tempat kurikulum akan diberlakukan. 1. Latar belakang memuat dasar-dasar pemikiran yang

dipergunakan dalam penyusunan KTSP yang spesifik sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Latar belakang berisi dasar hukum perubahan kebijakan pegembangan kurikulum di Indonesia dan alasan-alasan lain yang logis berkaitan dengan perlunya pengembangan KTSP.

2. Tujuan pengembangan KTSP menjelaskan maksud dan manfaat dari KTSP ini disusun baik yang besifat langsung maupun tidak langsung.

Dokumen I

29

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

3. Prinsip dan acuan operasional pengembangan KTSP merupakan gambaran prinsip-prinsip, nilai-nilai, serta acuan yang dipegang oleh satuan pendidikan dan menjiwai isi materi KTSP yang disusun. Prinsip-prinsip tersebut dapat mengadopsi dari prinsip-prinsip umum yang ditetapkan secara nasional yang sudah disesuaikan dengan kekhususan analisis konteks satuan pendidikan masing-masing. Konteks menjelaskan secara garis besar kondisi sosial budaya dan geografis serta kondisi madrasah/ madrasah untuk memberi gambaran kekhasan yang dimiliki madrasah dan perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum.

C. BAB II Tujuan PendidikanTujuan pendidikan merupakan isi dari BAB II, yang memuat secara rinci visi, misi, tujuan umum satuan pendidikan/ tujuan pendidikan dasar, dan tujuan madrasah.

1. Tujuan PendidikanTujuan kurikulum pada dasarnya adalah sutau panduan menuju arah yang diinginkan oleh para penyusunnya untuk bisa dicapai oleh siswa ketika menggunakan kurikulum tersebut. Tujuan merupakan suatu garis besar pernyataan akan harapan masyarakan dan keinginan untuk pembelajaran para siswa. Biasanya, pernyataan ini adalah mengenai harapan masyarakat terhadap apa yang dapat diberikan oleh sistem pendidikan untuk para siswa. Oleh karenanya, tujuan umum menjelaskan profil siswa yang dicapai setelah mengikuti program pendidikan di madrasah pada jenjang waktu tertentu. Tujuan di sini mencakup tujuan pendidikan dasar yang dalam standar nasional sudah dirumuskan, yaitu: ”Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”. Berdasarkan rumusan tersebut, setiap satuan pendidikan dapat mengembangkan rumusan yang lebih spesifik yang sesuai dengan kahrakteristik masing-masing. Berdasarkan rumusan tujuan nasional tersebut, standar kompetensi lulusan satuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dirumuskan berikut ini, a) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap

perkembangan remajab) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri.c) Menunjukkan sikap percaya dirid) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan

yang lebih luase) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan

sosial ekonomi dalam lingkup nasionalf) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan

sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatifg) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan

inovatif; danh) menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan

potensi yang dimilikinya.30

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

i) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

j) Mendeskripsi gejala alam dan sosialk) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawabl) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

m) Menghargai karya seni dan budaya nasionaln) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk

berkaryao) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan

memanfaatkan waktu luangp) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun q) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam

pergaulan di masyarakatr) Menghargai adanya perbedaan pendapat s) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek

sederhanat) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhanau) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti

pendidikan menengahSatuan pendidikan harus mengejar standar kompetensi tersebut sebagai pedoman dalam menyusun kurikulumnya. Namun demikian satuan pendidikan juga diperbolehkan untuk merumuskan standar kompetensi lulusannya di atas standar nasional tersebut. Secara khusus, langkah yang disarankan dalam menyusun KTSP menggunakan langkah teknis yang sudah disesuaikan dengan setting penyusunan kurikulum berdasarkan standar di Indonesia.

2. Visi dan MisiVisi dan misi satuan pendidikan dirumuskan untuk memenuhi harapan pihak pemangku kepentingan (stakeholders) dari madrasah yang kita kelola. Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil madrasah yang diinginkan di masa datang. Ciri-ciri rumusan visi yang baik adalah: a) menggambarkan kita mau jadi apa, dan dari bersifat menantang,

yaitu rumusan visi mengandung pernyataan yang menantang dan ideal, tetapi bukan berarti tidak bisa dicapai;

b) jelas, sehingga tidak menimbulkan pada interpretasi yang bertentangan;

c) mudah diingat, oleh sebab itu dirumuskan dengan beberapa kata saja dan tidak boleh lebih dari 20-25 kata;

d) memuat pernyataan yang menyatakan kemampuan dan memberdayakan;

e) memuat nilai madrasah atau yayasan; f) akan lebih baik apabila bisa digambarkan secara visual;g) menuntut respon semua orang;h) mampu menjadi petunjuk yang melibatkan semua orang yang

31

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

tindakannya bisa diukur setiap hari; dan (i) memperhatikan kebutuhan peserta didik yang hasilnya dapat

diukur dari tindakan dan prestasi siswa.

Contoh Visi Madrasah 1:Menjadi madrasah berstandar nasional yang mampu mencetak insan mandiri, berprestasi, dan berkepribadian IslamiContoh Visi 2:Generasimandiri,berprestasi,danberkepribadianIslamiContoh Visi 3:” Madrasah Kebanggaan Umat”

Misi adalah pernyataan yang menggabarkan kegiatan utama untuk mencapai atau mewujudkan/merealisasikan visi tersebut. Karena visi harus mengakomodasi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah, maka misi dapat juga diartikan sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan masing-masing kelompok yang terkait dengan madrasah. Dalam merumuskan misi, harus mempertimbangkan tugas pokok madrasah dan kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan madrasah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya. Contoh visi dan misi yang dikembangkan oleh salah satu madrasah tertera pada Box 02.

Tabel 02: Contoh pengembangan visi ke misi

Contoh Visi dengan indikator visiVisi: Unggul dalam prestasi, tangguh dalam kompetisi dan santun dalam pekertiIndikator visi:

1. Mampu bersaing dengan lulusan yang sederajat untuk melanjutkan/diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi

2. Mampu berpikir aktif, kreatif dan keterampilan memecahkan masalah3. Memiliki keterampilan, kecakapan non akademis sesuai dengan bakat dan minatnya4. Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajaran agama Islam secara benar dan

konsekuen5. Bisa menjadi teladan bagi teman dan masyarakat

Misi 1. Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga siswa berkembang secara

maksimal.2. Menyelenggarakanpembelajaran untuk menumbuhkembangkan kemampuan berpikir

aktif, kreatif dan aktif dalam memecahkan masalah3. Menyelenggarakan pengembangan diri sehngga siswa dapat berkembnag sesuai

dengan minat dan bakatnya4. Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa dapat

mengamalkan dan mengahayati agamanya secara nyata.5. Menumubuhkembangkan perilaku terpuji dan praktik nyata sehigga siswa dapat

menjadi teladan bagi teman dan masyarakatnya. 32

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

3. Tujuan Madrasah Tujuan madrasah menggambarkan apa yang akan dicapai madrasah dalam jangka 3-4 tahun mendatang. Contohnya adalah sebagai berikut.

Dalam waktu empat tahun:a) Madrasah dapat memenuhi Standar Isi dan Standar Prosesb) Madrasah mengembangkan PAIKEM/CTL 100% untuk semua

mata pelajaranc) Madrasah mencapai nilai rata-rata UN 8,5d) Madrasah dapat meningkatkan jumlah siswa 50 %e) Madrasah memiliki sarana dan prasarana berstandar nasionalf) Madrasah memiliki tenaga pendidik dan kependidikan berstandar

nasionalg) Madrasah memiliki Tim Lomba Olimpiade Matematika dan Fisika

yang menjadi juara I tingkat provinsih) Madrasah mengembangkan berbagai wadah/program

penghayatan dan pengamalan agama.

D. BAB III Struktur dan Muatan Kurikulum Bab III pada dokumen KTSP berisi struktur dan muatan kurikulum. Struktur kurikulum yang dimaksud adalah pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Muatan kurikulum adalah kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada satuan pendidikan yang dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Rambu-rambu penyusunan struktur dan muatan kurikulum dalam dokumen KTSP adalah sbb.:a) Struktur kurikulum disusun dengan mengacu pada struktur

kurikulum yang terdapat dalam Standar Isi. b) Kurikulum MI memuat 12 mata pelajaran, muatan lokal, dan

pengembangan diri (lihat tabel 08 di bawah)c) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana dalam struktur kurikulumd) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menite) Minggu efekif dalam satu tahun pelajaran adalah 34 -38 mingguf) Dalam dokumen KTSP struktur kurikulum disajikan dengan sedikit

pengantar tentang struktur kurikulum kemudian dideskripsikan tabel berisi pola dan susunan substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satuan jenjang pendidikan selama 6 (enam) tahun, mulai kelas I sampai dengan kelas VI.

g) Dilengkapi rasional penambahan jam h) Dalam dokumen KTSP isi muatan kurikulum meliputi mata

pelajaran (tujuan dan SKL) , muatan lokal (jenis, tujuan, dan pengelolaannya), pengembangan diri (jenis, tujuan, dan

33

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

pengelolaanya), beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan kelas/ kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

i) Penyusunan struktur kurikulum dilakukan dengan mengadaptasi struktur kurikulum standar isi berikut. Jam boleh ditambah maksimal 4 jam pelajaran.

Tabel 3 Struktur kurikulum MI(Struktur Kurikulum MI Menurut Permenag No. 2 Tahun 2008)

Keterangan:1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui

pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).

3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

34

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

I II III IV, V, dan VI

A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur'an-Hadis 2 b. Akidah-Akhlak 2 c. Fikih 2 d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 3. Bahasa Indonesia 5 4. Bahasa Arab 2 5. Matematika 5 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 8. Seni Budaya dan Keterampilan 4 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 4

B. Muatan Lokal *) 2 C. Pengembangan Diri **) 2 J u m l a h 31 31 33 39

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 04 Contoh Struktur Program MIN Tempel (telah dimodifikasi)

Contoh Struktur Kurikulum MTs

Tabel 05 Struktur Kurikulum SMP/MTs

35

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

I II III IV, V, dan VI

A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam a. Al-Qur'an-Hadis 2 b. Akidah-Akhlak 2 c. Fikih 2 d.Sejarah Kebudayaan Islam 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 3. Bahasa Indonesia 6 4. Bahasa Arab 2 5. Matematika 6 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 8. Seni Budaya dan Keterampilan 4 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan 4

Muatan Lokal : 10. Bahasa Jawa 2 11. Bahasa Inggris 2 12. Komputer 2 Pengembangan diri : 1.Jarimatika, SC B.Inggris, SC.B.Arab, Qiro’ah, Tari, Bulutangkis, Drumband, Lukis, Pildacil, Pramuka

2*)

J u m l a h 37 37 39 45

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama

a. Al-Qur'an-Hadis 2 2 2 b. Akidah-Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Muatan Kurikulum diambil dari lampiran Standar Isi dan lampiran SKL yang berupa tujuan-tujuan tiap mata pelajaran. Muatan kurikulum berisi komponen berikut. 1. Mata Pelajaran Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi yang dikembangkan dari kelompok mata pelajaran. Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan jurusan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai bahan belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Kelompok mata pelajaran meliputi sebagai berikut:(i) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia (ii) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian (iii) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (iv) Kelompok mata pelajaran estetika(v) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7. Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.Penulisan di dalam dokumen KTSP mencakup uraian mata pelajaran ditambah tujuan dan SKL tiap-tiap pelajaran.

2. Muatan Lokal Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa salah satu yang penting harus dikembangkan oleh satuan pendidikan adalah muatan lokal (mulok). Muatan lokal merupakan bagian dari 36

4. Bahasa Inggris 4 4 4

5. Matematika 4 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

8. Seni Budaya 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2

10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)

Jumlah 32 32 32

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal, seperti Kaligrafi, Marawis, Bertani, Kemampuan Berpidato dengan berbagai macam bahasa, Berternak, dsb. Muatan lokal juga dapat dikembangkan dari hasil “analisis situasi dan kebutuhan” dan :”penentuan aspek khusus” dalam tahapan penyusunan KTSP. Hasil telaah tentang keadaan daerah, segala sesuatu yang terdapat di daerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya, yang menjadi kebutuhan daerah untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, dan disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan dapat menjadi bahan untuk menyusun muatan lokal. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk:(i) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah(ii) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang

tertentu, sesuai dengan keadaan perekonomian daerah(iii) Meningkatkan penguasaan bahasa Arab dan Inggris untuk

keperluan sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat)

(iv) Meningkatkan kemampuan berwirausaha. Selain itu, muatan lokal juga bisa dimunculkan sebagai kekhasan satuan pendidikan. Misalnya, kekhasan satuan pendidikan di lingkungan pesantren. Kekhasan pesantren sebagai sumber pengembangan muatan lokal berkaitan dengan karakteristik pesantren. Dalam hal ini muatan lokal dapat berupa kajian kitab kuning atau ciri khas organisasi (Kemuhammadiyahan atau Aswaja). Rambu-rambu penyusunan muatan lokal adalah sbb.; a) Lingkup muatan lokal dapat berupa: bahasa daerah, bahasa

Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat-istiadat, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan

b) Pemilihan jenis muatan lokal ditentukan oleh madrasah Mata pelajaran muatan lokal perlu dilengkapi Standar 37

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) (dilampirkan pada dokumen KTSP). Provinsi menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar muatan lokal dan disahkan gubernur. Satuan pendidikan menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar muatan lokal pilihan. Jika ada provinsi yang belum menetapkan muatan lokal yang menjadi unggulannya, maka madrasah mengembangkan sendiri jenis muatan lokal sesuai karakteristik atau potensi daerah. Bagi beberapa madrasah yang akan menyelenggarakan muatan lokal sejenis sebaiknya mengembangkan SK, KD, Silabus dan RPPnya berdasarkan kesepakatan madrasah yang menyelenggarakan muatan lokal tersebut. Contoh Daerah Jepara memiliki kekhasan tentang ukiran, maka madrasah yang memilih muatan lokal tentang ukiran bersama-sama mengembangkan SK, KD, Silabus dan RPPnyamelaluiMGMP/KKGatauKKM.

c) Alokasi waktu muatan lokal yang diijinkan minimal 2 jam dan maksimal 6 jam.

d) Pembelajaran beberapa muatan lokal setiap semester bisa berbeda-beda.

e) Madrasah minimal harus menyelenggarakan satu muatan lokal. Jika madrasah menawarkan lebih dari satu muatan lokal, maka peserta didik tidak harus mengikuti semua muatan lokal yang ditawarkan. Namun demikian semua peserta didik wajib mengambil muatan lokal wajib.

f) Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompeyensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

g) Penyusunan dalam dokumen KTSP mencakup jenis mulok dan mekanisme pelaksanaannya.

Madrasah dan komite madrasah mempunyai wewenang penuh dalam mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam mengembangkan madrasah dan komite madrasah dapat bekerjasama dengan dengan unsur-unsur Kemenag/ Kemendikbud, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga terkait, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain terkait, dunia usaha/industri, tokoh masyarakat.Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut:a) Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing.b) Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal.c) Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan

keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing.d) Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan

dilaksanakan.e) Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum

muatan. f) lokal lainnya, yang dilakukan bersama madrasah, mengacu pada

Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP.

38

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 6: Contoh analisis konteks daerah dan muatan lokal

No Konteks Muatan lokal 1 Di l ingkungan Pesantren • Pendalaman kitab kuning

• Kepemimpinan pondok yang modern • Kewirausahaan • Kemandirian • Kebahasaan

2 Di lingkungan Daerah Wisata

• Pendalaman bahasa asing • Kewirausahaan • Tatakrama ketimuran

3 Di lingkungan Industri • Kewirausahaan • Kepemimpinan • Tehnik Manufacturing

4 Di lingkungan Pertanian • Bercocok tanam • Pembibitan • Pengolahan lahan,pengairan • Pemberantasan • Pemupukan

5 Di lingkungan Pesisir • Pemahaman Sumberdaya Wil Pesisir • Budidaya perikanan • Jasa- jasa lingkungan pesisir • Kebahasaan • Wisata • Pengolahan hasil

6 Di lingkungan Pengembangan Daerah Mandiri

• Kehutanan (Pelestarian) • Konservasi alam • Pertanian

7 Di lingkungan Perkotaan • Komputer • Internet • Elektronik • Home Industri • Bahasa asing

8 Di lingkungan Perkebunan • Pengembangan tanaman kebun • Tehnik penanaman perkebunan • Marketing / pemasaran

Cara penulisan dalam wacana Dokumen I KTSP: Dalam Dokumen I KTSP, pada bagian muatan lokal perlu dicantumkan penulisan:1. Jenis muatan lokal yang dipilih oleh madrasah.2. Tujuan/SKL setiap muatan lokal (dibuat sendiri oleh madrasah/MGMP/KKG/KKM).

3. Waktu penyajian muatan lokal.

39

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 7 : Contoh penulisan muatan lokal pada dokumen 1 KTSP

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada.Sesuai dengan ciri khas, potensi daerah dan keunggulan daerah dengan keragaman budaya dan kesenian khas daerah dan kondisi madrasah kami, maka Madrasah menganggap perlunya memberikan muatan lokal khas. Mulok untuk Madrasah Ibtidaiyah “X” yang diberikan berupa :

(i) Bahasa Jawa(ii) Membaca Qur’an (Qiro’ah)(iii) Percakapan Bahasa Arab(iv) Percakapan Bahasa Inggris

Catatan:Pada dokumen I KTSP, setiap jenis muatan lokal yang dipilih madrasah perlu dituliskan SKL/tujuan yang dibuat sendiri oleh madrasah

Contoh alokasi waktu Mulok

No. Mata Pelajaran Muatan Lokal Alokasi Waktu (JP)

I II III IV V VI

1 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2

2 Membaca Qur’an (Qiro’ah) 2 2

3 Percakapan Bahasa Arab 2 2

4. Percakapan Bahasa Inggris 2 2

Jumlah

3. Pengembangan Diri Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan. Pengembangan diri juga diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Satuan pendidikan bisa menyediakan beberapa wadah pengembangan diri seperti kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan konseling, program program kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang diujudkan dalam bentuk kegiatan. Pengembangan diri ditujukan untuk menujang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam hidup, kemampuan kehidupan kegamaan, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karier, kemampuan pemecahan masalah, dan kemandirian. Bentuk pelaksanaan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam

40

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klassikal melalui: layanan dan komponen pendukung bimbingan konseling, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan lain dalam bentuk kurikulum tersembunyi. Pelayanan bimbingan konseling merupakan pelayanan bimbingan individual yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Rambu-rambu dalam penyusunan program pengembangan diri: a) Pengembangan diri merupakan kegiatan di luar mata pelajaran

tetapi merupakan bagian integral dari kurikulum madrasah.b) Pemilihan pengembangan diri disesuaikan dengan kondisi dan

kemampuan madrasah.c) Tujuan khusus pengembangan diri adalah untuk menunjang

pendidikan peserta didik dalam mengembangkan bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan beragama, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan memecahkan masalah, dan kemandirian.

d) Meliputi kegiatan terprogram diikuti siswa sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Termasuk kegaiatn terprogram (a) pelayanan konseling, dan (b) ekstrakurikuler.

e) Kegiatan tidak terprogram dilakukan langsung oleh pendidik yang diikuti oleh semua siswa.

f) Pemilihan pengembangan diri oleh madrasah ditentukan bakat dan minat siswa. Penyebaran angket bisa dilakukan untuk mengetahui bakat dan minat siswa.

g) Mekanisme pelaksanaan pengembangan diri dapat dilakukan di lingkungan madrasah maupun di luar lingkungan madrasah.

h) Bentuk penyelenggaraan pengembangan diri terprogram dilaksanakan dengan perecanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan individual, kelompok, maupun klasikal.

i) Alokasi waktu pengembangan diri setara dengan 2 jam pelajaranj) Penilaian pengembangan diri dilakukan secara observasi dan

bentuk penilaiannya kualitatif deskriptif. Penilai pengembangn diri dlakukan oleh pembimbing di bawah koordinasi konselor.

k) Pada KTSP dokumen I ditulis jenis-jenis pengembangan diri yang dilaksanakan dan pada lampiran secara lengkap ditulis program pengembangan diri (jenis, tujuan dan pelaksanaannya).

Dalam program pengembangan diri, kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk:a) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk

41

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

d) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dengan berdasarkan prinsip-prinsip:a) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai

dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.b) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan

keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.c) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang

menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.d) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam

suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik.e) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang

membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

f) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

Kegiatan program pengembangan diri dalam bentuk kurikulum tersembunyi biasanya dipergunakan untuk membiasakan dan membudayakan sikap, nilai, norma, tata krama, dan ketrampilan lunak (soft skills) lainnya. Bentuknya seperti: a) kegiatan rutin seperti: upacara, sholat Dhuha, baca Al-Quran

sebelum pembelajaran, semutlis / sepuluh menit untuk lingkungan sekitar, mendoakan para guru sebelum belajar;

b) kegiatan spontan seperti: mengatasi perbedaan pendapat, melakukan gotong royong mengatasi masalah yang terjadi, dsb.;

c) kegiatan keteladanan yang berupa perilaku dan hal baik yang diamalkan warga madrasah dan dapat diteladani para siswa, seperti: datang tepat waktu, berpakaian rapi, tersenyum dan memberi salam pada semua orang yang datang ke madrasah, dan sebagainya.

Selain itu, madrasah dapat juga menyusun program dan kegiatan pengembangan diri melalui pembiasaan, seperti: melaksanakan salat Jumat di masjid madrasah, menyelenggarakan salat zuhur berjamaah dan Kuliah Tujuh Menit (Kultum), kegiatan Pembinaan Keputrian, dan atau menjadwalkan kegitan tadarus Al-qur’an yang dilaksanakan 15 menit sebelum jam pelajaran mulai. Bagi madrasah berasrama, pengembangan diri ini dapat dirancang lebih lama dan komprehensif untuk memaksimalkan pendidikan watak siswa agar menjadi manusia seperti yang dicita-citakan pada

42

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

visi madrasah.Cara penulisan dalam wacana Dokumen I KTSP: Dalam Dokumen I KTSP, pada bagian pengembangan diri perlu dicantumkan penulisan:1. Jenis pengembangan diri yang dipilih oleh madrasah2. Tujuan setiap pengembangan diri dibuat sendiri oleh madrasah3. Aturan pelaksanaan pengembangan diri

Tabel 8 Contoh Rincian Penyajian Program Pengembangan Diri di Madrasah

No. Pengembangan Diri 1 Layanan konseling 2 Pramuka 3 Pendidikan Teknologi Dasar 4 Olah Raga Prestasi 5 Seni nasyid 6 Kaligrafi

Keterangan :• SemuasiswakelasI,II,danIIIdiwajibkanmengikutisemuaprogramekstra

kurkuler wajib kecuali Pramuka• SemuasiswakelasIV,VdanVIwajibmengikutikegiatanPengembangandiri

Layanan Konseling, Pramuka, dan Membaca Qur’an (Qiro’ah)• UntuksiswakelasIV,VdanVI,selainmengikutikegiatanpengembangan

diri yang wajib, seluruh siswa boleh memilih 1 kegiatan pengembangan diri selain yang wajib sebagai pilihan.

• KegiatanpengembangandiridibinaolehpraktisiMadrasahyangkompeten dibidangnya. • Penilaiankegiatanpengembangandiridilakukansecarakualitatif,sertaperlu

diberi keterangan untuk para siswa yang memiliki kemampuan, prestasi, dan predikat yang telah di capai.

Kegiatan Pengembangan Diri dilaksanakan di luar jam pembelajaran (ekstrakurikuler). Kegiatan ini dibina oleh guru, praktisi, atau alumni yang memiliki kualifikasi yang baik berdasarkan Surat Keputusan Kepala Madrasah. Alokasi waktu untuk pengembangan diri sebanyak 2 jam pelajaran (ekuivalen 2 x 45 menit), yang pelaksanaannya dapat digabung dalam satu hari, misalnya pada hari Sabtu dengan menyelenggarakan “Creative Day”. Kegiatan pengembangan diri dinilai dan dilaporkan secara berkala kepada madrasah, Komite Madrasah, orang tua dalam bentuk huruf untuk menggambarkan tingkatan capaian, dengan menggunakan pedoman kategorisasi berikut.

43

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 9: Kategori penilian hasil belajar Pengembangan Diri

Kategori Nilai Keterangan A Sangat Baik B Baik C Cukup D Kurang

Pengembangan diri terdiri atas kegiatan : kegiatan rutin, kegiatan insidental terprogram dan kegiatan rutin terprogram yang diwujudkan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan terprogram dilaksanakan melalui perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok dan atau klasikal yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya.

Tabel 10: Contoh 1 Perhitungan Beban Belajar

Tabel 11: Contoh 2 perhitungan beban belajar

4. Pengaturan Beban Belajar Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistim pengelolaan program pendidikan yang berlaku di madrasah pada umumnya yaitu menggunakan sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut adalah sebagai berikut.

a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran adalah sistem paket sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah jam belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksmum 4 jam pelajaran setiap minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi di samping untuk mata pelajaran lain

Kelas 1 jam Pembelajaran

Jumlah Jam pmbljrn/minggu

Minggu Efektif/tahun

Waktu Pmbljran/Thn

(menit) (jam pmbljran) 1 40 40 32 2 40 40 32 3 40 40 32

Satuan Pendid ikan

Ke las Sa tuan Jam Pemb.

Tatapmuka (Menit)

Jumlah Jam pembela jaran

perm inggu

M inggu E fekt i f

per tahun

pe la jaran

Waktu Pembela jaran

pertahun

Jumlah jam

pertahun @ 60 Menit

MI Al-Abdul Muis

X 35 35 36

44

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi. Penambahan jam diberikan alasan/ rasional dan dituliskan pada dokumen 1 KTSP.

b. Alokasi waktu untuk penugasan berstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk Madrasah Ibtidaiyah adalah antara 0% - 40% dari waktu kegiatan tatap muka pelajaran yang bersangkutan. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk MTs antara 0% - 50%. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Contoh jika di MTs alokasi waktu Akidah Ahlak tatap muka 2 x 40 menit maka tugas terstrukturnya tidak lebih dari 50% persen dari 80 menit.

5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa pada setiap mata pelajaran.(1) Menyusun KKM Panduan dalam menyusun KKM adalah sbb.:

a) KKM ditentukan oleh kesepakatan guru mata pelajaran berdasarkan hasil analisis SWOT tentang kondisi siswa dan kondisi daya dukung madrasah.

b) Nilai ketuntasan maksimal adalah 100c) KKM dapat ditentukan di bawah 75% tetapi perlu terus

dinaikkan dari waktu ke waktu.d) Jika siswa tidak tuntas perlu diberi layanan remedial

sedangkan yang sudah tuntas diberi pengayaan.e) Kegiatan remedial adalah kgiatan pembelajaran yang

diberikan untuk membantu siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan.

f) Remedal dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun jam tidak efektif. Penilaian kegiatan remedial dapat melalui tes maupun penugasan.

g) Nilai KKM dinyatakan dalam bilangan bulat 0 -100h) Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar

Siswa (LHBS)(2) Cara Menghitung KKM KKM merupakan target ketuntasan minimal untuk setiap aspek penilaian mata pelajaran, yang telah ditetapkan oleh masing-masing madrasah. Untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dihitung berdasarkan tiga komponen yaitu: kompleksitas, daya dukung, intake. Karena semua kompetensi dasar itu adalah esensial, maka pertimbangan yang perlu diperhatikan hanyalah ketiga komponen yang lain. 45

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tingkat kesulitan dan kerumitan setiap KD yang harus dicapai oleh siswa. Tingkat Kompleksitas Tinggi, bila dalam pelaksanaannya menuntut: (i) SDM yang kompeten dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, (ii) waktu cukup lama karena perlu pengulangan, dan (iii) perlu penalaran dan kecermatan yang tinggi dari siswa. Yang dimaksud dengan kemampuan sumber daya pendukung yaitu ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan, BOP, manajemen madrasah, dan kepedulian stakeholders madrasah. KKM dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan kasar menggunakan rentang nilai 1 sampai 3 dan secara lebih halus dengan rentangan nilai dari 1 sampai 100 untuk setiap komponen yang dinilai dengan menggunakan tabel penilaian sebagai berikut:

No. Komponen Katergori penilaian

Rentang kasar

Rentang halus

1. Kompleksitas Tinggi Sedang Rendah

1 2 3

54 – 60 65 – 80 81 - 100

2. Daya dukung Tinggi Sedang Rendah

3 2 1

81 - 100 65 – 80 54 - 60

3. Tingkat kemampuan rata-rat siswa (intake)

Tinggi Sedang Rendah

3 2 1

81 - 100 65 – 80 54 - 60

Tabel 12: Indikator dan rentang nilai komponen KKM

Misalnya dengan menggunakan nilai rentang kasar, untuk pelajaran Matematika kompleksitasnya ”tinggi” berarti nilainya 1, ”daya dukung” untuk melaksanakan pembelajaran matematika ”tinggi”, dan intake dari nilai rata-rata siswa ”sedang”. Jika KD di dalam mata pelajaran memiliki kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi dan intake siswa sedang, nilai KKM matematika adalah: (3 + 3 + 2) : 9 x 100 = 88,9. Sementara itu apabila menggunakan nilai rentang halus untuk kompleksistas 58, daya dukung 96, dan tingkat kemampuan 76, maka KKM untuk mata pelajaran matematika menjadi: (58 + 96 + 76) : 300 x 100 = 76,6. Apabila kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian pada setiap komponen itu, maka penentuan nilai tersebut dapat didiskusikandalamforumKelompokKerjaGuru(KKG)atauMusyawarahGuruMataPelajaran(MGMP).

46

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

No.

Mata Pelajaran KKM KELAS VII

KKM KELAS VIII

KKM KELAS IX

1 Pendidikan Agama Islam 70

70

75

a. Quran-Hadis

b. Fiqih 70 70 70

c. Aqidah Akhlaq 70 70 75

d. Sejarah Kebudayaan Islam 70 70 75

e. Bahasa Arab 65 70 70

2. Pendidikan kewarganegaraan 70 70 70

3. Bahasa dan Sastra Indonesia 65

70

70

4. Bahasa Inggris 65

65 65

5. Matematika 60

65

65

6. Pengetahuan Alam (Sains) 65 65 70

7. Pengetahuan Sosial 65 65 70

8. Kesenian 70 70 75

9. Pendidikan Jasmani 70

75

75

10. Keterampilan (TIK) 70 70 75

11. Mulok : Bahasa Daerah 65

70

70

Mulok : 70 70 70

(3) Cara Menuliskan KKM pada Dokumen KTSP Berikut disampaikan contoh cara menuliskan KKM dalam dokumen KTSP. Berdasarkan pertimbangan tersebut, semua mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah-PSA Al-Azhariyyah ditentukan KKM sesuai kondisi objektif Madrasah sebagaimana tertera pada Tabel 18. Kemudian, siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dari masing-masing mata pelajaran, harus mengikuti program perbaikan ( remedial ) sampai mencapai ketuntasan minimal.

Tabel 13: Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran

Catatan: Pengembangan diri tidak menggunakan KKM.47

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan Rata-rata KKM juga dijadikan bahan pertimbangan siswa untuk naik kelas. Kenaikan kelas diartikan sebagai proses pengambilan keputusan bagi peserta didik untuk naik atau tidak naik dari suatu tingkat kelas ke tingkat kelas berikutnya, yang didasarkan pada perolehan kualifikasi dan kompetensi tertentu sesuai dengan jenjang yang dipersyaratkan dan melalui suatu proses penilaian atau evaluasi yang komprehensif. Penentuan kriteria kenaikan kelas diatur dengan mengikuti aturan dari pusat dan juga ditambahkan sendiri oleh madrasah.Rambu-rambu dalam menentukan kenaikan kelas adalah sebagai berikut: a) Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas dan harus mengulang

apabila (a) tidak menuntaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar lebih dari empat mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran, (b) karena alasan yang kuat misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi, atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.

b) Ketika mengulang di kelas yang sama nilai peserta didik untuk semua indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang ketuntasan belajar minimnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

Kriteria umum kelulusan didasarkan pada ketentuan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 72 ayat (1) yakni bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah dengan aturan berikut:a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.b) Memperoleh minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

c) Lulus ujian madrasah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

d) Lulus ujian nasional.e) Ketentuan formal lain yang dikeluarkan oleh pihak terkait

berkenaan dengan pelaksanaan ujian nasional akan menjadi acuan tambahan dalam menentukan kriteria kelulusan.

Berdasarkan kriteria umum tersebut, madrasah menetapkan kriteria kenaikan kelas/ kelulusan dengan cara mengambil semua peraturan pusat dan menambahkan hal-hal khusus dari madrasah. Dalam tabel 14 berikut disajikan contoh peraturan kenaikan dan kelulusan pada dokumen KTSP setelah ditambahkan hal-hal khusus sesuai dengan konteks madrasah.

48

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 14: Kriteria Kenaikan dan Kelulusan pada Madrasah X

Kriteria Kenaikan dan Kelulusan pada Madrasah X Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat: • Menyelesaikanseluruhprogrampembelajaranpadaduasemesterdikelasyangdiikuti;• TidakterdapatnilaidibawahKriteriaKetuntasanMinimal(KKM)padalebihdari4(Empat)

mata pelajaran pada semester yang diikuti;• Nilaiminimalrata–rata6,00untukmulokkepesantrenan• Tidakadaadanilaikurangdari50,00untuksalahsatuataulebihdariaspekpenilaianmata

pelajaran• Nilairata-rataseluruhmatapelajaranpadasemesteritulebihdariatausamadengan6,00• Memilikinilaikepribadianminimalcukupuntukaspekkelakuan,kerajinan,kerapiandan

kebersihan pada semester yang diikuti; • Memilikinilaiminimalcukupuntukaspekpengembangandiriyangdiikuti.• Ketidakhadirantanpaizin(alpa)maksimal5%darijumlahhariefektif(14hari) Peserta didik dinyatakan mengulang di jenjang kelas yang sama apabila • MemilikinilaidibawahKriteriaKetuntasanBelajarMinimal(KKM)padalebihdari4(empat)mata

pelajaran• Adanilaikurangdari50,00untuksalahsatuataulebihdariaspekpenilaianmatapelajaran.• Nilairata-rataseluruhmatapelajaranpadasemesteritukurangdari6,00

7. Pendidikan Kecakapan Hidup (life skill) Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Tujuan pendidikan kecakapan hidup adalah memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi siswa dalam menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh.Tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup adalah (1) mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah, (2) memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir peserta didik, dan (3) memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, (4) memberikan kesempatan kepada madrasah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan (5) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan madrasah dan di masyarakat. Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh bekal keterampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang khas dan terukur sehingga kompetensi lulusannya

49

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggung-jawabkan. Implementasi pendidikan kecakapan hidup dilakukan dengan mengintegrasikan kecapakan personal, sosial dan akademik ke dalam mata pelajaran, muatan lokal, atau pengembangan diri. Rincian dari kecakapan hidup tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Sedangkan contoh penulisan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam KTSP dapat dilihat pada Box 06.

Tabel 15: Rincian Kecakapan Hidup yang dapat diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran

  Pendidikan Kecakapan Hidup

Strategi : Mengintegrasikan aspek kecakapan hidup berikut ke dalam seluruh mata pelajaran Pendidikan kecakapan hidup meliputi :

Kecakapan Personal

Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik

• Berfikir Kritis • Berfikir Logis • Komitmen • Mandiri • Percaya Diri • Tanggung Jawab • Menghargai dan

Menilai Diri • Menggali dan

Mengolah Informasi

• Mengambil Keputusan

• Disiplin • Membudayakan

hidup sehat

• Bekerja sama • Mengendalikan

emosi • Interaksi dalam

kelompok • Mengelola konflik • Berpartisipasi • Membudayakan

sikap sportif • Mendengar • Berbicara • Membaca • Kecakapan

menuliskan pendapat/gagasan

• Bekerjasama dengan teman sekerja

• Kecakapan memimpin

• Menguasai pengetahuan

• Bersikap Ilmiah • Berfikir strategis • Berkomunikasi Ilmiah • Merancang penelitian

ilmiah • Melaksanakan

penelitian • Menggunakan

teknologi • Bersikap kritis rasional

50

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills)

Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh bekal ketarampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang khas dan terukur sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam Mata Pelajaran Matematika Dari daftar kecakapan hidup di atas guru Matematika dapat merancang RPP dengan memasukkan aspek kecakapan hidup personal (tanggung jawab dan berpikir kritis) dengan menyisipkanpertanyaan-pertanyaankritisdanprofokatifpadasoal-soaldanbahanajarmatematika yang dikembangkan. Kecakapan hidup sosial (bekerja sama dan keterbukaan terhadap kritis) diintegrasikan dengan cara memilih metode pembelajaran diskusi atau metode kooperatif dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan diskusi diharapkan kemampuan bekerjasamanya berkembang. Dalam proses diskusi diharapkan kemauan menerima kritik juga dilatihkan sehingga siswa lebih terlatih dalam menerima sebuah kritik.

Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab, kemandirian, kepercayaan diri diintegrasikan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab dengan caramemilihbahanbacaandancontoh-contohwacanayangmenggambarkanpentingnyakemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Mata pelajaran bahasa cukup fleksibel untukmemilihtopik-topikwacana/cerita/dramayangbergunauntukmembentukkemandirian,tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Selain itu, kepercayaan diri juga dapat dibentuk melalui pemilihankegiatanpembelajaranyangmemberikesempatansiswauntukpresentasididepanteman-temannya (berpidato di depan teman, berwawancara, bermain peran, dan sebagainya). Kecakapan bekerjasama dan menghargai orang lain, juga dapat diintegrasikan dengan memilih kegiatan pembelajaran berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan atau JIGSAW untuk membelajarkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar.

Dalam Mata Pelajaran Sains Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memilih model pembelajaran yangbersifatinvestigasi/penyelidikanterhadapfenomena-fenomenadisekitaryangterkaitdengankompetensidasar.Tanggungjawabdiintegrasikandenganmemilihmateri-materiberkaitandengantanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Misalnya, pada waktumembelajarkanKDZatAditifgurumemilihperistiwa-peristiwamenakutkanyangberkaitandengandampakzat-zatkimiapadamakananatauobat-obatanterhadapjiwamanusia,peristiwayangmenggambarkandampakpenggunaanzatkimiaterhadaplingkungan,peristiwa-peristiwadampakrokok/narkobaterhadapremaja.Denganpemilihanmateri-materiyangkontekstualtersebut diharapkan secara tidak langsung menyadarkan siswa untuk memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan dirinya dan orang lain. Keterampilan bekerja sama dan kemampuan berpikir logis diintegrasikan guru pada kegiatan pembelajaran yang berupa tugas melakukan percobaan secara berkelompok

Dalam Mata Pelajaran IPS Kemampuan personal untuk dapat berempati dan menghargai orang lain dapat diintegrasikan dengan pemilihan metode pembelajaran bermain peran atau langsung mengamati/ berwawancaradenganorang-orangyangberkaitandenganpembahasanpadakompetensidasar.

51

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global PendidikanBerbasisKeunggulanLokaldanGlobaladalahpendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi, dan lain-lain yang bemanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik agar mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Satuan pendidikan dapat memasukkan potensi lokal untuk diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tertentu sebagai sumber belajar. Misalnya, potensi daerah Lampung sebagai produsen Tapis dapat dijadikan sumber belajar pada mata pelajaran seni budaya (seni rupa), IPS (kegiatan ekonomi), keterampilan pada aspek kerajinan berbasis keunggulan lokal. Begitu juga iIndustri kerupukdiGresikdapatdigunakansebagaisumberbelajarbagipelajaran ketrampilan pengolahan pangan dan mata pelajaran ekonomi yang berbasis keunggulan lokal. Sementara itu, perkembangan teknologi dengan tersedianya internet yang dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran, penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar pembelajaran, program penguasaan aktif bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang berbasis keunggulan global. Penulisan dalam KTSP dapat diwujudkan seperti contoh Box 07 berikut.

Tabel16:ContohpenulisanPendidikanKeungulanLokaldanGlobaldi KTSP

Misalnya, pada pembahasan ekonomi yang bermoral siswa dapat ditugasi untuk mewawancarai penjual sayur, tukang sol sepatu, pengemis, dan sebagainya. Tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain juga dapat dintegrasikan dengan cara memilih metode pembelajaran simulasi untuk menyelamatkan diri dari berbagai bencana yang sering terjadi di daerahnya. Misalnya, guru IPS di Jogya dan Bengkulu memperdalam materi tentang gempa dan memilih berbagai metode simulasi untuk menyelamatkan diri dari gempa; guru IPS di Aceh, Banyuwangi, NTT memperdalam materi tentang tsunami dan menggunakan metode simulasi mempraktikkan cara menyelamatkan diri dari bencana tsunami.

Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dilaksanakan dengan memperhatikan kecenderungan perkembangan yang terjadi dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi serta tantangan yang dihadapi para peserta didik di masa yang akan datang. Salah satu kegiatan yang merupakan bentuk implementasi dari pendidikan ini adalah melalui pembelajaran Trilingual yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Inggris dan bahasa Arab khusus pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Proses pembelajaran pada ketiga mata pelajaran tersebut akan lebih diperkaya pada segi materi dengan menggunakan bahasa inggris dan bahasa Arab sebagai pengantarnya secara secara bertahap. Adapaun tahapan penggunaan bahasa inggris sebagai pengantar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut .• Tahunpertama:25%bahasaInggrisdanbahasaArab,75bahasaIndonesia• Tahunkedua:50%bahasaInggrisdanbahasaArab,50%bahasaIndonesia• TahunKetiga:90%bahasaInggrisdanbahasaArab,10%bahasaIndonesia

52

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

A. Kalender Pendidikan Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama 1 tahun ajaran. Komponen kalender pendidikan adalah (1) permulaan tahun pelajaran, (2) minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif, dan (4) waktu libur. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran baru pada setiap satuan pendidikan. Minggu belajar efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan yaitu 34 -38 minggu. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setap minggu meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal yaitu 46-50 jam pelajaran. Waktu liburan adalah waktu yan ditetapkan tidak ada pembelajaran terjadwal. Waktu libur berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Langkah-langkah dalam penyusunan kalender pendidikan diuraikan berikut.a) Cermati lampiran Standar Isi bagian yang mengatur alokasi waktub) Cermati Kalender Nasional, Kalender Dinas Pendidikan, dan

pedoman Kalender Pendidikan Kemenagc) Sesuaikan antara Kalender Diknas dan Kemenagd) Tentukan kegiatan-kegiatan madrasah dan komponen utama

kalender pendidikan yaitu (1) permulaan tahun pelajaran, (2) minggu efektif belajar, (3) waktu pembelajaran efektif, dan (4) waktu libur.

e) Masukkan kegiatan madrasah itu pada kalender madrasah terlebih dahulu

f) Berilah warna yang berbeda antara kegiatan satu dengan lainnyag) Hitunglah hari-hari efektifnyah) Tulislah kegiatan-kegiatan madrasah baik yang bersifat umum

maupun yang bersifat khusus. Dalam menyusun kalender pendidikan perlu diperhatikan rambu-rambu beruikut. a) Kalender pendidikan disusun oleh masing-masing satuan

pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tercakup pada dokumen Standar Isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

b) Alokasi untuk belajar efektif minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu persemester

c) Kegiatan jeda tengah semester maksimum 2 minggu untuk satu tahun pelajaran (satu minggu untuk satu semester)

d) Alokasi waktu untuk jeda antarsemester maksimum 2 minggu antara semester 1 dan semester 2

e) Libur akhir tahun pelajaran maksimum 3 minggu, digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran.

53

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

f) Libur khusus maksimum 1 minggu. Satuan pendidikan dengan ciri khusus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing

g) Kegiatan khusus madrasah maksimum 3 minggu digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

Tabel17:ContohkalenderpendidikanKALENDER PENDIDIKAN MI ABDUL MUIS TAHUN PELAJARAN 2007 – 2008 HBE 13 HLU 0 HLK 0

JULI 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 1 8 15 22 29 Senin 2 9 16 23 30 2 s.d. 14 Libur Akhir Tahun Tahun Pelajaran 2006-2007 Selasa 3 10 17 24 31 16 Hari Pertama Masuk Sekolah Tahun Pelajaran

2007-2008 Rabu 4 11 18 25 16 s.d. 18 MOS atau Matrikulasi Kelas VII Kamis 5 12 19 26 Jumat 6 13 20 27 Sabtu 7 14 21 28 ME 1 2 3 HBE 15 HLU 2 HLK 0

AGUSTUS 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 5 12 19 26 11 Libur Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW (27 Rajab 1428H)

Senin 6 13 20 27 17 Upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI Selasa 7 14 21 28 Rabu 1 8 15 22 29 Kamis 2 9 16 23 30 Jumat 3 10 17 24 31 Sabtu 4 11 18 25 ME 3 4 5 6 7 HBE 25 HLU 0 HLK 0

SEPTEMBER 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 2 9 16 23/30 Senin 3 10 17 24 13 s.d. 15 Libur Awal Ramadhan 1428 H Selasa 4 11 18 25 17 s.d. 29 Libur Khusus Ramadhan 1428 H Rabu 5 12 19 26 Kamis 6 13 20 27 Jumat 7 14 21 28 Sabtu 1 8 15 22 29 ME 7 8 9 HBE 10 HLU 3 HLK = 12

OKTOBER 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 7 14 21 28 1 s.d 6 Libur Khusus Ramadhan 1428 H Senin 1 8 15 22 29 7 s.d. 13 Libur Menjelang Idul Fitri Selasa 2 9 16 23 30 14 s.d. 16 Libur Idul Fitri 54

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

55

Rabu 3 10 17 24 31 17 s.d. 24 Libur Sesudah Idul Fitri Kamis 4 11 18 25 29 s.d. 31 Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester Ganjil Jumat 5 12 19 26 Sabtu 6 13 20 27 ME 9 10 HBE 6 HLU 6 HLK 1

NOPEMBER 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 4 11 18 25 1 s.d. 3 Pelaksanaan Ulangan Tengah Semester Ganjil Senin 5 12 19 26 Selasa 6 13 20 27 Rabu 7 14 21 28 Kamis 1 8 15 22 29 Jumat 2 9 16 23 30 Sabtu 3 10 17 24 ME 10 11 12 13 14 HBE 26 HLU 0 HLK 0

DESEMBER 2007 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 2 9 16 23/30 20 Hari Raya Idul Adha Senin 3 10 17 24/31 25 Libur Hari Natal Selasa 4 11 18 25 24 s.d. 31 Ulangan Akhir Semester Ganjil Rabu 5 12 19 26 Kamis 6 13 20 27 Jumat 7 14 21 28 Sabtu 1 8 15 22 29 ME 14 15 16 17 18 HBE 24 HLU 2 HLK 0

JANUARI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 6 13 20 27 1 Libur Tahun Baru Masehi Senin 7 14 21 28 2 s.d. 5 PORSENI Selasa 1 8 15 22 29 5 Pembagian Rapor Rabu 2 9 16 23 30 7 s.d. 19 Libur Jedah Antar Semester Akhir Semester Ganjil Kamis 3 10 17 24 31 10 Libur Tahun Baru 1429 Hijriah Jumat 4 11 18 25 21 Hari Pertama Sekolah Semester Genap Sabtu 5 12 19 26 Libur Nyepi ME 1 2 Libur Imlek HBE 10 HLU 1 HLK 12

FEBRUARI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 3 10 17 24 Senin 4 11 18 25 Selasa 5 12 19 26 Rabu 6 13 20 27 Kamis 7 14 21 28 Jumat 1 8 15 22 29 Sabtu 2 9 16 23 ME 2 3 4 5 6 HBE 25 HLU 1 HLK 0

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

56

MARET 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 2 9 16 23/30 Senin 3 10 17 24/31 Waisak Selasa 4 11 18 25 21 Maulid Nabi Muhammad SAW 1428H Rabu 5 12 19 26 24 s.d. 29 Ulangan Akhir Semester Kelas IX, UTS Kelas

VII,VIII Kamis 6 13 20 27 Jumat 7 14 21 28 Sabtu 1 8 15 22 29 ME 6 7 8 9 10 HBE 24 HLU 2 HLK 0

APRIL 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 6 13 20 27 22 s.d. 24 Ujian Nasional Utama Senin 7 14 21 28 29 s.d. 30 Ujian Nasional Susulan Selasa 1 8 15 22 29 Rabu 2 9 16 23 30 Kamis 3 10 17 24 Jumat 4 11 18 25 Sabtu 5 12 19 26 ME 11 12 13 14 15 HBE 26 HLU 1 HLK 0

MEI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 4 11 18 25 1 Lanjutan Pelaksanaan Ujian Nasional Susulan Senin 5 12 19 26 2 Hari Pendidikan Nasional Selasa 6 13 20 27 5 s.d. 17 Ujian Sekolah (Praktik) Rabu 7 14 21 28 19 s.d. 24 Ujian Tulis Sekolah Utama Kamis 1 8 15 22 29 26 s.d. 31 Ujian Sekolah Susulan Jumat 2 9 16 23 30 Kenaikan Isa Almasih Sabtu 3 10 17 24 31 ME 15 16 17 18 HBE 20 HLU 0 HLK 0

JUNI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 1 8 15 22 29 9 s.d. 20 Ulangan Penaikan Kelas VII dan VIII Senin 2 9 16 23 30 21 Pengumuman Kelulusan Selasa 3 10 17 24 23 s.d. 27 Pekan Kreativitas Siswa Rabu 4 11 18 25 28 Pembagian Rapor Kenaikan Kelas VII dan VIII Kamis 5 12 19 26 30 Libur Akhir Tahun Pelajaran 2007-2008 Jumat 6 13 20 27 Sabtu 7 14 21 28 ME 19 HBE 18 HLU 0 HLK 12

JULI 2008 TANGGAL URAIAN KEGIATAN

Minggu 6 13 20 27 1 s.d.14 Libur Akhir Tahun Pelajaran 2007-2008 Senin 7 14 21 28 14 Hari Pertama Masuk Sekolah Tahun Pelajaran

2008-2009 Selasa 1 8 15 22 29

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Rabu 2 9 16 23 30 Kamis 3 10 17 24 31 Jumat 4 11 18 25 Sabtu 5 12 19 26 ME

Dari hasil bacaan di atas, rancanglah kegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk pengembangan KTSP secara bermakna. Berilah tanda cek pada kegiatan yang perlu dilakukan madrasah dalam pengembangan KTSP

Kegiatan Kondisi Nyata Madrasah Analisis konteks Mempelajari SI, SKL, SP, dan Standar Proses

Mengadakan lokakarya di tingkat madrasah dengan melibatkan komite, tokoh masyarakat, yayasan, dan warga madrasah pada awal tahun ajaran

Mereview KTSP dokumen 1 yang telah dibuat

1. Buatlah atau simulasikan sebuah lokakarya sekolah / madrasah dengan peserta kepala madrasah, komite, yayasan, guru, dan tokoh masyarakat untuk mereview dokumen 1 bagi madrasah yang sudah memiliki KTSP dokumen 1 dan mulai menyusun KTSP dokumen 1 bagi madrasah yang belum memiliki.

Peserta lokakarya : yayasan, komite sekolah, kepala madrasah, dan guru Acara: simulasi pidato untuk memotivasi pengembangan KTSP dalam rangka akreditasi Ayo Berubah Menuju Madrasah berkualitas dan Kebanggaan Umat!

Tugas Kreatif

57

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Buatlah pidato pada pembukaan workshop KTSP di madrasah yang diikuti komite madrasah, tokoh masyarakat, guru, orangtua dengan tujuan mengkomunikasikan (a) adanya kebijakan yang memberikan kebebasan sekolah merancang sendiri kurikulumnya, (b) pentingnya kegiatanmerancangkurikulummadrasahsecarabersama-samauntukmeningkatkan kualitas, (c) pentingnya kegiatan pengembangan kurikulum dalam konteks akreditasi yang bermakna. Para tentara Alloh yang saya hormati.

Pembukaan

2. Mereview dokumen 1 dan Melengkapi (bagi madrasah yang belum memiliki KTSP dokumen 1) Pemandu mengarahkan tugas masing-masing komponen yang diundang. Rincian tugas dipaparkan berikut.

Komponen Tugas Sumber Kepala madrasah Menyiapkan KTSP

dokumen 1 (Pendahuluan, tujuan)

Contoh KTSP dokumen 1, tujuan sekolah, lampiran SI, panduan pengembangan kurikulum madrasah

Guru mapel Melengkapi/mereview bagian tujuan mapel, struktur kur, SK KD kelompok mapel IPTEK, Akhlak Mulia dan kepribadian, estetika dan seni budaya, kecakapan hidup

LKS, lampiran SI

BK/ guru Merancang/ mereview konseling

Waka kurikukulum Membuat kalender pendidikan dan membuat berita acara review KTSP

Panduan pengembangan kurikulum madrasah, lampiran standar isi

Yayasan, komite, kepala madrasah dan guru agama

Merancang Mulok, kekhasan yayasan apa yang akan dijadikan mulok (misalnya aswaja, kajian kitab kuning, pembiasaan, kecakapan hidup, keunggulan global dan lokal (aspek kekhasan apa yang akan diberikan agar madrasah lebih baik, kegiatan pembiasaan apa yang sesuai bagi siswa agar lebih baik akhlaknya, ibadahnya, dan menjadi generasi muslim yang tangguh /

Mulok, pembiasaan,

58

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

3.Pajang Hasil Tiap Kelompok dan Review secara Silang

Komponen Hal yang direview Hasil Review Saran Revisi Kepala Madrasah

Yayasan dan komite

Tokoh masyarakat

Guru

Waka kurikulum

4. Pemberian penghargaan terhadap pereview paling baik.5. Petugas menyusun berita acara dan notulen pengembangan KTSP!

59

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pengembangan Silabus dan RPP/Dokumen 2

Bagian 2

abc

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Maksud Sesi 3 ini adalah peserta mampu memahami siklus penyusunan prota, promes, silabus, dan RPP, menyusun serta mereview silabus dan RPPP sesuai dengan rubrik yang disediakan.

Skenario Pelatihan

Sesi 3 Menyusun dan Mereview Silabus

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

• Brainstormingperlunyakegiatan lokakarya di tingkat madrasah dan untuk pengembangan KTSP dokumen 2 (silabus dan RPP) menuju akreditasi bermakna

• Pengamatansikluspenyusunan prota, promes, silabus, dan RPP

• Simulasiworkshopreviewsilabus dan RPP berdasarkan rubrik yang disediakan

• fasilitatormemberikan

penguatan/ balikan

1. 10 menit Kasus penyusunan silabus dan RPP tanpa mengaitkan dengan konteks madrasah, kalender akdemik madrasah, dan KTSP dokumen 1 yang telah disusun Contoh prota, promes, silabus, dan RPP

Bedah kasus

Simulasi dan modelling proses

2. 120 menit

3. 30 menit

Simulasi Melaksanakan Review Silabus dan RPP Ayo Berubah Menuju Madrasah berkualitas dan Kebanggaan Umat!Buatlah Pidato Pembukaan untuk Membuka Workshop KTSP Dokumen 2

Tugas Kreatif

Buatlah pidato pada pembukaan workshop KTSP Dokumen 2 di madrasah yang diikuti seluruh guru mata pelajaran, kepala madrasah, pengawas, dan beberapa nara sumber ahli dalam mata pelajaran. Tujuan pidato untuk mengkomunikasikan (a) perlunya menyusun silabus dan RPP, dan (b) prinsip penyusunan silabus dan RPP.

60

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Komponen Tugas Alat yang disediakan Kepala madrasah Menyiapkan kalender

akademik madrasah dan menyusun rencana supervisi silabus RPP serta kriteria untuk mereview silabus dan RPP

draft KTSP dokumen 1, kalender akademik madrasah, SK/ KD seluruh mata pelajaran, panduan pengembangan kurikulum madrasah

Guru mapel Melengkapi/mereview prota, promes, silabus, dan RPP

draft KTSP dokumen 1, kalender akademik madrasah, SK/ KD seluruh mata pelajaran, panduan pengembangan kurikulum madrasah

Guru Mulok Menyusun/ mereview SK/KD Membuat silabus/ RPP

Guru konselor Membuat program konseling

Guru bagian kesiswaan Membuat program ekskul

MI

Komponen Tugas Sumber Guru tematik (kelas 1 sampai kelas 3

Menyiapkan/ mereview Prota, Promes, silabus, RPP

Contoh prota/ promes, kalender akademik KTSP dokumen 1, tujuan sekolah, lampiran SI, panduan pengembangan kurikulum madrasah

Guru kelas tinggi Menyiapkan/ mereview Prota, Promes, silabus, RPP mapel

Guru olah raga Menyiapkan/ mereview Prota, Promes, silabus, RPP ORKES

Kepala madrasah Merencanakan jadwal supervisi RPP, melaksanakan, dan melaporkan (praktik mensupervisi RPP) melalui pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi

Kepala sekolah Pemberian tindak lanjut dengan memberian penghargaan terhadap guru yang telah memenuhi standar, pemberian teguran yang bersifat mendidik bagi guru yang tidak memenuhi standar, dan memberikan para guru untuk mengikuti pelatihan

61

Pemandu mengarahkan tugas masing-masing komponen yang diundang. Rincian tugas dipaparkan berikut.:

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Komponen Tugas Sumber Guru tematik (kelas 1 sampai kelas 3

Menyiapkan/ mereview Prota, Promes, silabus, RPP

Contoh prota/ promes, kalender akademik KTSP dokumen 1, tujuan sekolah, lampiran SI, panduan pengembangan kurikulum madrasah

Guru kelas tinggi Menyiapkan/ mereview Prota, Promes, silabus, RPP mapel

Guru olah raga Menyiapkan/ mereview Prota, Promes, silabus, RPP ORKES

Kepala madrasah Merencanakan jadwal supervisi RPP, melaksanakan, dan melaporkan (praktik mensupervisi RPP) melalui pemberian contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi

Kepala sekolah Pemberian tindak lanjut dengan memberian penghargaan terhadap guru yang telah memenuhi standar, pemberian teguran yang bersifat mendidik bagi guru yang tidak memenuhi standar, dan memberikan para guru untuk mengikuti pelatihan

Memajang Hasil Tiap Kelompok dan Mereview Silang

Komponen Hal yang direview Hasil Review Kepala Madrasah dan waka kurikulum

Prota, promes, silabus, dan RPP

Guru Mulok Prota, promes, silabus, dan RPP

Guru mapel Prota, promes, silabus, dan RPP mapel lain

Waka kurikulum, waka kesiswaan dan konselor

Program ekskul, konseling

Setelah mereview secara silang, hendaknya setiap guru mereview berapa KD yang telah dibuat silabus dan RPPnya serta rencana tindak lanjut dan revisinya (jadwal penyelesaiannya)

MTs

Komponen Tugas yang telah diselesaikan

Rencana penyelesaian pembuatan revisi silabus/ RPP

Guru kelompok Mapel Akhlak Mulia dan Kepribadian

Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD)

Guru Mapel IPTEK Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD)

Guru Kesenian dan budaya Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD)

Kepala madrasah Merekap berapa silabus dan RPP yang telah direview jadwal supervisi silabus dan RPP

62

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

MI

Komponen Tugas yang telah diselesaikan

Rencana penyelesaian/ jadwal

Guru tematik (kelas 1 sampai kelas 3

Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD)

Guru kelas tinggi Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD

Guru olah raga Prota Promes Silabus (berapa KD) RPP (berapa KD

Kepala madrasah Merekap berapa silabus dan RPP yang telah direview jadwal supervisi silabus/ RPP, jadwal observasi kelas

Sebagai bahan mereview silabus dan RPP, bacalah paparan berikut dengan saksama!

Pengertian SilabusSilabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kom¬pe¬tensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Di Indonesia, silabus merupakan pengaturan dan penjabaran seluruh kompetensi dasar suatu mata pelajaran dalam standar isi sehingga relevan dengan konteks madrasahnya dan siap digunakan sebagai panduan pembelajaran setiap mata pelajaran. Standar Isi merupakan standar minimal yang berisi Standar Kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus berisi standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab permasalahan (a) kompetensi apa yang akan dikembangkan pada siswa (terkait dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan), (b) cara mengembangkannya (terkait dengan metode dan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran), dan (c) cara mengetahui bahwa kompetensi itu sudah dicapai oleh siswa (terkait dengan cara mengevaluasi terhadap penguasaan materi yang telah diajarkan).

Penyusunan Silabus dan RPP

63

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Prinsip Pengembangan SilabusAda beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus, yaitu:

(i) konsisten, yaitu adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

(ii) memadai, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

(iii) ilmiah, yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggung-jawabkan secara keilmuan.

(iv) relevan, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

(v) sistematis, yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

(vi) aktual dan kontekstual, yaitu cakupan indikator, materi pokok, kegiatan belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

(vii) fleksibel, yaitu keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat. Pemilihan media, bahan ajar, dan kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi

(viii) menyeluruh, yaitu komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)

Langkah Penyusunan Silabus Secara umum langkah penyusunan silabus adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi SK/KD, SKL, struktur dan muatan kurikulum, baik dari BSNP maupun dari Permenag No. 2, 2008, (2) menganalisis SK/KD, SKL dan jumlah pekan efektif, (3) membuat pemetaan KD, (4) membuat prota dan promes, (5) menjabarkan komponen silabus (sk/kd, materi, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, sumber, dan (6) menyusun RPP.

64

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Siklus Penyusunan Silabus Mata Pelajaran

IDENTIFIKASI SK/KD, SKL, STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

MAPEL UMUM DARI STANDAR ISI BSNP

MAPEL AGAMA DAN BAHASA ARAB

ANALISIS SK/KD - SKL MAPEL DAN JUMLAH PEKAN EFEKTIF

PEMETAAN

PROTA/PROMES

PENJABARAN KOMPONEN SILABUS (SK/KD, MATERI, KEGIATAN

PEMBELAJARAN, INDIKATOR, PENILAIAN, SUMBER

PENYUSUNAN RPP

Gambar02:SiklusPenyusunanSilabusMataPelajaran

Identifikasi SK/KD, SKL, dan Struktur Kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu Sebelum menyusun silabus, perlu dilakukan pengkajian komponen KTSP yang berkaitan dengan penyusunan silabus yaitu SK/KD dalam Standar Isi dan struktur dan muatan kurikulum. Perlu analisis mendalam keseluruhan SK/KD dalam Standar Isi untuk memperoleh gambaran keseluruhan SK/KD dan hubungan serta kedalaman suatu SK/KD dalam suatu mapel. Setelah melihat hubungan dan kedalamannya penyusun silabus menentukan pemetaan yang menunjukkan urutan penyajian/ pengelompokan SK/KD dan alokasi waktu yang disediakan untuk SK/KD tertentu. Alokasi waktu ini didistribusikan pada pemetaan berdasarkan pekan efektif yang ada pada dokumen 1 KTSP

65

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 01: Contoh Pemetaan SKKDMata Pelajaran Pendidikan Agama

Tabel 02: Contoh Format untuk Pemetaan SK/KDMata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Penyusunan Program Tahunan dan Progam Semester Setelah langkah pemetaan dilakukan pembuatan program tahunan/program semester. Program tahunan/program semester berisi pendistribusian waktu secara rinci penyajian tiap-tiap KD selama satu tahun/semester.

Penjabaran Komponen Silabus Langkah ketiga penyusunan silabus adalah menjabarkan komponen-komponen silabus yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, kegiatan pembelajaran, materi pokok/pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian, sumber, dan alokasi waktu belajar. Salah satu format penjabaran silabus dicontohkan berikut.

Pemetaan Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Standar

Kompetensi Kompetensi

Dasar Jabaran kompetensi Alokasi

Waktu Psikomotor Afektif

Keterangan :

• Jabaran kompetensi diisi sesuai dengan karakteristik mapel • Alokasi waktu diisi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan setelah

mempertimbangkan karakteristik dan cakupan isi dan keterampilan yang harus dilatihkan dari suatu Kompetensi Dasar

Pemetaan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Jabaran kompetensi Alokasi Waktu Pemahaman

konsep Penerapan

Konsep Kinerja Ilmiah

66

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 03: Contoh Format Silabus

SILABUS

Mata Pelajaran : Kelas : Semester : Standar Kompetensi ............. ...............................................................

Komptensi dasar

Materi pokok

Kegiatan

pembelajaran

Indikator

Bentuk dan

Instrumen assesment

Sumber Belajar

Alokasi Waktu

Untuk mengisi format tersebut diperlukan proses yang sistematis dan logis dengan urutan sebagai berikut:

Menuliskan Kompetensi Dasar Penulisan KD sesuai dengan urutan pada pemetaan. Urutan KD dalam silabus akan mencerminkan urutan RPP yang akan dibuat dan urutan penyajiannya dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi dasar pertama yang akan dijabarkan juga disesuaikan dengan pemetaan.

Mengidentifikasi Materi PokokKetika akan menulis silabus, kita akan merinci beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan ketika menentukan materi /isi apa yang akan dimasukkan. Sebelum bergerak menuju ke tahap berikutnya, kita harus mengingatkan bahwa banyak kurikulum dan silabus telah menjadi terlalu sarat beban. Seringkali materi terlalu banyak yang akan dimasukkan dalam silabus. Penulis silabus hendaknya menyadari dan hanya memasukkan apa yang sesuai dengan dengan kompetensi yang akan dicapai dan paling layak untuk para siswa dalam tahap perkembangannya tersebut. Prinsip pemilihan materi pokok duraikan berikut.

(i) Materi cukup memadai (kedalaman/ keluasannya) untuk memfasilitasi siswa mencapai kompetensi dasar

(ii) Materi sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta didik;

67

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

(iii) Materi harus bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik;(iv) Kesesuaian materi dengan karakteristik kompetensi dasar

• kompetensidasardengankarakteristikketerampilanberartimateri berupa prosedur dan praktik/ latihan-latihan

• kompetensidasaryangberfokuspadapemahamankonsepmateri berupa jabaran konsep, prinsip, dan contoh penerapan konsep

• kompetensidasaryangberfokuspadapembentukansikapberupa jabaran contoh-contoh penerapan sikap, manfaat / kerugian/ dampak suatu sikap, latihan menerapkan sikap

Dalam rumusan kompetensi dasar (KD) selalu memuat kata kerja dan objek. Materi pokok dikembangkan berdasarkan pada objek dari rumusan KD. Penyusunan materi bisa dilakukan dengan merinci objek pada rumusan KD

Contoh:

SK : Beriman kepada nabi dan rasul KD : mengenal nabi dan rasul Alloh

Materi : pengertian nabi dan rasul

25 nama nabi dan rasul Ayat Alquran menjelaskan keharusan umat Islam beriman kepada rosul Alloh

Akidah Akhlak KD : Membiasakan diri sholat jumat Materi : Tata cara sholat jumat praktik sholat jumat

Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar juga mencakup kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, para penyusun silabus hendaknya memfokuskan pada jenis-jenis pengalaman belajar yang sesuai dan aktivitas pembelajaran yang akan membantu siswa mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan. Pada pengembangan kegiatan pembelajaran ini perhatian penyusun silabus harus ditekankan pada bagaimana cara belajar dan bukan apa yang dipelajari. Kegiatan pembelajaran dirumuskan dengan mempertanyakan tahapan kegiatan apa yang tepat dilakukan untuk mencapai kompetensi dasar

68

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Prinsip perumusan kegiatan pembelajaran dalam silabus a. Tahapan kegiatan mencapai KD b. berpusat pada siswac. memberi kesempatan bekerja sama /kecakapan hidup yang lain

(berupa diskusi, eksplorasi, menganalisis/mengelaborasi, dan sebagainya)

d. menantang /menyenangkan

Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yaitu:

(i) Kegiatan pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan pembelajaran kepada siswa.

(ii) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

(iii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

(iv) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

Contoh Untuk dapat mengenal nama nabi dan rasul tahapan kegiatan apa yang perlu dilakukan?

Contoh kegiatan yang relevan • MengamatiCD/mendengarkanceritatentangrosul-rosul

Alloh/ membaca buku tentang 25 rosul Alloh• BernyanyimenghafalkannamanabidanrasulAlloh• Berdiskusitentangpengertiannabidanrasul• Salingbercerita(ceritaberantai)tentangnabidanrosulAlloh• aducepattepatsalingmenebaknamanabi/rosulyang

dideskripsikan kelompok lain • Berefleksidanpenguatantentangkwajibanmuslimuntuk

beriman kepada rasul Alloh

Tabel 04: Contoh Pengembangan Kegiatan Pembelajaran

Pengembangan Kegiatan Pembelajaran

• Kompetensi dasar : Siswa mampu mempergunakan proses ilmiah secara runtun.

• Materi pokok : proses dan prosedur ilmiah • Kegiatan pembelajaran : melakukan percobaan ilmiah, membaca buku

pelajaran, berdiskusi dengan cara ilmuwan, menonton video tentang prosedur yang benar dari percobaan ilmiah, dan sebagainya.

69

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Selain itu, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. (v) Kegiatan pembelajaran disusun berpusat pada siswa. Hal

ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang memusatkan kegiatan pembelajaran kepada siswa.

(vi) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

(vii) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

(viii) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

Contoh rumusan kegiatan pembelajaran yang benar “Mengamati lingkungan untuk mendeskripsikan ciri tumbuhan”“Berdiskusi tentang hasil pengamatan tumbuhan”

Di bawah ini juga dicontohkan daftar kata kerja operasional untuk merumuskan kegiatan pembelajaran/ pengalaman belajar

Tabel 05: Kata Kerja untuk Kegiatan Pembelajaran

Kata Kerja kegiatan pembelajaran/ Pengalaman Belajar

• Membaca / mendengar tentang

• Mengubah dari .... menjadi • Menyanyikan ... • Bermain peran tentang • Berpidato tentang • Menulis prosa, puisi, pantun • Berdiskusi tentang • Menyunting karya tulis • Mengisi teka-teki • Mengajukan pertanyaan

penelitian • Saling menjawab dengan

alasan • Saling mengomentari • Mengamati …. untuk … • Mengamati persamaan dan

perbedaan untuk mencari konsep

• Mendemonstrasikan percobaan

• Menghitung, membandingkan • Membiasakan diri berperilaku

....

• Membuat rangkuman • Mendemonstrasikan hasil temuan • Mencari pemecahan soal • Membuat soal ceritera (media kreatifitas) • Merencanakan dan melakukan

percobaan/penelitian • Mengoperasikan komputer • Mengelompokkan/mengidentifikasi • Mengumpulkan dan mengoleksi benda sesuai

karakteristiknya • Meramalkan kecenderungan pengamatan • Membuat grafik/diagram/charta, jurnal • Membuat jurnal, karya tulis • Menjiplak gambar • Menirukan • Praktik sholat, wudlu • Mengukur besaran fisika • Membuat mapping dari yang dibaca • Bercerita tentang • Menggambar, menggunting,

70

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditengarai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dengan kata lain indikator merupakan tingkah laku operasional yang menjadi bukti/tanda tercapainya kompetensi dasar.

Prinsip Penyusunan Indikator • Indikatordijabarkansesuaikarakteristikkompetensidasar(bisa

dengan penjabaran kata kerja pada KD, penjabaran lingkup materi pada KD, atau kedua-duanya)

• Indikatordisesuaikandengankarakteristikpesertadidik,karakteristik mata pelajaran, dan sekolah

• Indikatordapatdiamatidandiukurketercapaiannya• Indikatormenjadiacuanpenyusunanpenilaian• Indikatordirumuskandalambentukkalimatdengan

menggunakan kata kerja operasional.

Langkah merumuskan indikator1. Menganalisis karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang

ada pada Kompetensi Dasar (termasuk kognitif, keterampilan atau afektif).

2. Mempertanyakan perilaku apa yang dapat diamati/diukur sebagai bukti pncapaian kompetensi

3. Menjabarkan tingkat kompetensi (kata kerja pada KD) dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi

4. Menjabarkan materi pada KD5. Merumuskan indikator yang sekurang-kurangnya mencakup

dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi untuk mencapai kompetensi.

Contoh perumusan indiikator kategori kognitif KD : Menjelaskan tata cara bersuci

Kompetensi dasar termasuk kognitif (pemahaman / C2 dalam Taksonomi Bloom). Sebelum menentukan indikator kita perlu mengajukan pertanyaan – perilaku apa yang menjadi bukti untuk mengetahui bahwa siswa mampu menjelaskan tata cara wudlu ? Untuk menjawab pertanyaan ini bisa dilakukan dengan analisis taksonomi Bloom mengenai tingkatan berpikir bahwa sebagai bukti/tanda siswa mampu memahami berarti siswa sudah bisa melakukan tingkatan berpikir sebelum memahami (C2) yaitu C1 (menyebutkan tata cara berwudlu) baru ditambahkan dengan indikator –indikator memahami (memilih kata kerja operasional memahami

71

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

– menjelaskan,… dst) Jadi, kata menjelaskan dirinci menjadi dua jenis yaitu menyebutkan (tingkatan kognitif lebih rendah daripada menjelaskan) dan menjelaskan. Materi dalam KD dirinci menjadi mensucikan hadast besar dan mensucikan hadast kecil

Rumusan Indikator 1. menyebutkan tata cara bersuci dari hadast besar 2. menyebutkan tata cara bersuci dari hadast kecil 3. menjelaskan tata cara bersuci dari hadast besar dan hadast kecil

Contoh perumusan indiikator kategori keterampilan Perumusan indikator dilakukan dengan merinci materi dalam KD (kata kerja dalam KD tetap). Pada KD dengan kategori keterampilan kata kerja yang digunakan biasanya berupa kata: mempraktikkan, mendemonstrasikan, mensimulasikan dan sebagainya. Materi pada KD dirinci menjadi tahapn-tahapan kegiatan melakukan suatu keterampilan. Pada contoh berikut., praktik berwudlu dirinci menjadi bagian-bagian rukun wudlu (tahapan berwudlu)Contoh 1KD : mempraktikkan tata cara wudluIndikator 1. mampu mempraktikkan niat wudlu dengan benar 2. mampu mempraktikkan membasuh kepala dengan benar 3. mampu mempraktikan membasuh tangan dengan benar 4. mampu mempraktikkan membasuh kepala dengan benar 5. mampu mempraktikkan membasuh kaki dengan benar 6. mampu mempraktikkan wudlu dengan tertibContoh 2KD : menulis surat resmi Indikator

1. Siswa mampu menentukan isi surat resmi sesuai dengan konteks (tujuan pembuatan surat)

2. Siswa mampu menggunakan kata dan kalimat yang sesuai3. Siswa mampu menggunakan ejaan dengan tanda baca secara

tepat ATAU Siswa mampu menyusun surat resmi dengan isi yang sesuai tujuan penulisan surat, menggunakan kalimat baku serta tanda baca yang sesuai

Indikator Kompetensi Dasar Afektif . Menganalisis karakteristik kata kerja dan lingkup materi yang ada pada KD. Kata kerja dalam kelompok afektif dapat berupa kata kerja menyetujui, membiasakan, berperilaku,menghindari, menerapkan perilaku .., menunjukkan perilaku .... dan sebagainya. Karena kata kerja operasional untuk kompetensi dasar afektif ada

72

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

yang sulit dioperasionalkan, perlu proxy indicator yaitu indikator perantara yang menunjukkan tanda tercapainya indikator. Misalnya, perilaku beriman kepada Allah tidak dapat diamati secara langsung sehingga dirumuskan indikator perantaranya yaitu frekuensi atau kemauan untuk sholat, puasa, zakat, dan sebagainya.Contoh KD afektif pada mapel Fikih, Aqidah Akhlak, Quran Hadist, • KD:Menghindarisifatpesimis,bergantung,serakah,danputus

asa dalam kehidupan sehari-hari• KD:Membiasakansifatsabardantaubatdalamkehidupan

sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS• KD:Membiasakanberakhlakbaikterhadapbinatangdan

tumbuhan dalam hidup sehari-hari.• KD:MembiasakanmengikutisalatJumat• KD:Membiasakanhidupsucidanbersihdalamkehidupan

sehari-hari• KD:Menerapkankandungansuratal-Faatihahdanal-Ikhlas• KD:Menunjukkanperilakuhormatkepadaorangtua• KD:Membiasakansifatsabardantaubatdalamkehidupan

sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS• KD:Membiasakansifatsabardantaubatdalamkehidupan

sehari-hari melalui kisah Nabi Ayub AS dan kisah Nabi Adam AS

Indikator : mengoperasionalkan kata kerja dalam KD dan merinci mater dalam KD

• Jikadisajikankasustentangsabarsiswamenyetujuiuntukberperilaku sabar

• Jikadisajikankasustentangtaubatsiswamenyetujuiuntukmelakukan perilaku taubat

• Mempraktikkansifatsabaryangberupatahanbelajar• Mempraktikkanbertaubatsetiaphabissholat

Contoh 2KD : Membiasakan berakhlak baik terhadap binatang dan tumbuhan dalam hidup sehari-hari

1. Jika dihadirkan kasus – siswa menyetujui tindakan –tindakan merawat tumbuhan

2. Jika dihadirkan kasus siswa menyetujui tindakan –tindakan merawat binatang.

3. Berperilaku/melakukan tindakan merawat tumbuhan (menyiram tumbuhan di rumah/ di sekolah)

4. Menunjukkan perilaku merawat binatang yang ada di lingkungan rumahnya.

Contoh 3KD: Membiasakan berakhlak terpuji hidup bersih, kasih sayang dan rukun terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari

73

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Indikator1. memberi salam kepada guru, orangtua, teman2. bersalaman kepada orangtua, guru, 3. berkata sopan santun kepada sesama4. berpakaian bersih 5. badan bersih (memotong dan membersihkan rambut, kuku,

mandi, gosok gigi)6. membuat lingkungan bersih (membuang sampah pada tempatnya, 7. membersihkan tempat tidur, 8. membantu teman9. membantu anggota keluarga10. menjenguk teman sakitDi bawah ini dicontohkan kata kerja operasional untuk merumuskan indikator.

Contoh Rumusan Indikator

74

Pengetahuan Keterampilan Perilaku

Siswa mampu : • Menjelaskan • Menyebutkan • Membedakan • Menemukan

hubungan antara dua variabel

• Menerapkan konsep

• Menganalisis data • ·Menarik

kesimpulan dari suatu peristiwa·Menghitung nilai dari suatu besaran

• Menemukan rumus berdasarkan suatu data

• Mengambil kesimpulan

• Menghitung nilai dari suatu konsep

• Membaca diagram • Menganalisis

kegiatan • Mendefinisikan

suatu konsep

Siswa mampu : • Membaca dan menulis • Berbicara dan mendengar • Mendemostrasikan • Menyusun kerangka • Mengukur • Menganalisis • Menerapkan konsep • Mengambil kesimpulan

yang tepat dari suatu masalah

• Keterampilan mengolah data

• Keterampilan menyajikan data laporan kerja

• Keterampilan manajemen keuangan

• Menentukan untung/rugi • Keterampilan berdebat

positif disertai sikap ilmiah

• Keterampilan membaca buku atau berita media

• Keterampilan mendengar • Keterampilan membaca

gambar, diagram, grafik • Keterampilan membaca

pesan • Mengidentifikasi masalah

• Merancang percobaan,

merancang suatu alat • Membuat gambar,

diagram, grafik • Membuat karya tul;is,

sinopsis, rangkuman

Siswa sudah mampu • Menghargai hasil

pengukuran orang lain • Kebijaksanaan

memecahkan masalah • Berfikir positif • Menghargai pendapat

orang lain • Toleransi terhadap

masalah lingkungan • Menerapkan perduli

kebersihan lingkunganSopan santun dalam berbicara dan bertindak

• Beriman dan bertaqwa • Ketelitian pengamatan • Menginformasikan

masalah • Kejujuran empati • Toleransi • Sikap ingin tahu • Sikap terbuka • Kerja keras • Berfikir kritis • Berani mengambil

resiko • Memiliki keuletan

berpikir/bertindak

• Memiliki ide/karya/kreasi

• Mampu bekerja sama, suka bertanya

• Menampilkan disiplin diri dan loyal

• Aktif, kreatif, inovatif, proaktif, percaya diri

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 6: Contoh Penulisan Indikator

rumusan indikator dengan penekanan pada ranah kognitif

Mata Pelajaran : IPA

Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya

Rumusan Indikator Salah Rumusan Indikator Benar

- Menguasai besaran-besaran fisika dalam ehidupan sehari-hari. - Menyimpulkan besaran pokok dan turunan. - Menggunakan 4 alat ukur dan satuannya serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. -Mendemontrasikan SI pada pengukuran dalam kehidupan sehari-hari. - Membaca satuan panjang, masa, waktu dan suhu secara sederhana.

- Menyebutkan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari

- megelompokkan besaran pokok dan turunan

- menuliskan nama 4 alat ukur dan satuannya serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari

- Menerapkan SI untuk pengukuran

dalam kehidupan sehari-hari - Membedakan satuan panjang, masa,

waktu dan suhu secara sederhana

Penjelasan • Kata kerja yang digunakan tidak

dapat diukur (tidak operasional) • Kata kerja tidak sesui dengan

tuntutan KD • Rumusan belum mencapai tuntutan

KD • Rumusan belum menunjukkan

aspek kognitif

• Kata kerja yang dingunakan dapat diukur (operasional)

• Kata kerja yang digunakan sesuai tuntuan KD

• Rumusan mencapai tuntutan minimal KD

• Rumusan sudah menunjukkan aspek kognitif

75

Pengetahuan Keterampilan Perilaku

Siswa mampu : • Menjelaskan • Menyebutkan • Membedakan • Menemukan

hubungan antara dua variabel

• Menerapkan konsep

• Menganalisis data • ·Menarik

kesimpulan dari suatu peristiwa·Menghitung nilai dari suatu besaran

• Menemukan rumus berdasarkan suatu data

• Mengambil kesimpulan

• Menghitung nilai dari suatu konsep

• Membaca diagram • Menganalisis

kegiatan • Mendefinisikan

suatu konsep

Siswa mampu : • Membaca dan menulis • Berbicara dan mendengar • Mendemostrasikan • Menyusun kerangka • Mengukur • Menganalisis • Menerapkan konsep • Mengambil kesimpulan

yang tepat dari suatu masalah

• Keterampilan mengolah data

• Keterampilan menyajikan data laporan kerja

• Keterampilan manajemen keuangan

• Menentukan untung/rugi • Keterampilan berdebat

positif disertai sikap ilmiah

• Keterampilan membaca buku atau berita media

• Keterampilan mendengar • Keterampilan membaca

gambar, diagram, grafik • Keterampilan membaca

pesan • Mengidentifikasi masalah

• Merancang percobaan,

merancang suatu alat • Membuat gambar,

diagram, grafik • Membuat karya tul;is,

sinopsis, rangkuman

Siswa sudah mampu • Menghargai hasil

pengukuran orang lain • Kebijaksanaan

memecahkan masalah • Berfikir positif • Menghargai pendapat

orang lain • Toleransi terhadap

masalah lingkungan • Menerapkan perduli

kebersihan lingkunganSopan santun dalam berbicara dan bertindak

• Beriman dan bertaqwa • Ketelitian pengamatan • Menginformasikan

masalah • Kejujuran empati • Toleransi • Sikap ingin tahu • Sikap terbuka • Kerja keras • Berfikir kritis • Berani mengambil

resiko • Memiliki keuletan

berpikir/bertindak

• Memiliki ide/karya/kreasi

• Mampu bekerja sama, suka bertanya

• Menampilkan disiplin diri dan loyal

• Aktif, kreatif, inovatif, proaktif, percaya diri

Pengetahuan Keterampilan Perilaku

Siswa mampu : • Menjelaskan • Menyebutkan • Membedakan • Menemukan

hubungan antara dua variabel

• Menerapkan konsep

• Menganalisis data • ·Menarik

kesimpulan dari suatu peristiwa·Menghitung nilai dari suatu besaran

• Menemukan rumus berdasarkan suatu data

• Mengambil kesimpulan

• Menghitung nilai dari suatu konsep

• Membaca diagram • Menganalisis

kegiatan • Mendefinisikan

suatu konsep

Siswa mampu : • Membaca dan menulis • Berbicara dan mendengar • Mendemostrasikan • Menyusun kerangka • Mengukur • Menganalisis • Menerapkan konsep • Mengambil kesimpulan

yang tepat dari suatu masalah

• Keterampilan mengolah data

• Keterampilan menyajikan data laporan kerja

• Keterampilan manajemen keuangan

• Menentukan untung/rugi • Keterampilan berdebat

positif disertai sikap ilmiah

• Keterampilan membaca buku atau berita media

• Keterampilan mendengar • Keterampilan membaca

gambar, diagram, grafik • Keterampilan membaca

pesan • Mengidentifikasi masalah

• Merancang percobaan,

merancang suatu alat • Membuat gambar,

diagram, grafik • Membuat karya tul;is,

sinopsis, rangkuman

Siswa sudah mampu • Menghargai hasil

pengukuran orang lain • Kebijaksanaan

memecahkan masalah • Berfikir positif • Menghargai pendapat

orang lain • Toleransi terhadap

masalah lingkungan • Menerapkan perduli

kebersihan lingkunganSopan santun dalam berbicara dan bertindak

• Beriman dan bertaqwa • Ketelitian pengamatan • Menginformasikan

masalah • Kejujuran empati • Toleransi • Sikap ingin tahu • Sikap terbuka • Kerja keras • Berfikir kritis • Berani mengambil

resiko • Memiliki keuletan

berpikir/bertindak

• Memiliki ide/karya/kreasi

• Mampu bekerja sama, suka bertanya

• Menampilkan disiplin diri dan loyal

• Aktif, kreatif, inovatif, proaktif, percaya diri

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

76

rumusan indikator dengan penekanan pada ranah kognitif

Mata Pelajaran : IPS

Kompetnasi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra-aksara di Indonesia

Indikator yang Salah Indikator yang Benar

1. Siswa dapat memahami zaman pra sejarah 2. Siswa dapat mengetahui jenis –jenis

manusia pra sejarah 3. Siswa dapat mengenal kurun waktu pra

sejarah

1. Siswa dapat menjelaskan zaman pra sejarah di Indonesia

2. Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis Manusia pra sejarah di Indonesia

3. Siswa dapat membedakan kurun waktu pra sejarah Indonesia

4. menjelaskan kehidupan masa pra-aksara di Indonesia

Contoh rumusan indikator dengan penekanan pada ranah psikomotorik

Kompetensi Dasar : 4.2 Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku

Contoh pengembangan indikator

Rumusan Indikator yang Jelek Rumusan Indikator yang

Lebih Baik • Mampu mencari surat dinas dan

surat pribadi • Mampu menentukan ciri-ciri surat

dinas • Mampu menjelaskan sistiematika

surat dinas

• Mampu membedakan surat dinas dengan surat pribadi

• Mampu menyusun pokok-pokok surat dinas sesuai konteks surat

• Mampu menulis surat dinas dengan menggunakan bahasa baku

Pembahasan

(i) Kata kerja yang digunakan tidak dapat diukur (tidak operasional)

(ii) Kata kerja tidak sesui dengan tuntutan KD (aspek membaca)

(iii) Rumusan indikator belum mencapai tuntutan KD

(iv) Kata kerja yang dingunakan dapat diukur (operasional)

(v) Kata kerja yang digunakan sesuai tuntuan KD (aspek menulis)

(vi) Rumusan indikator mencapai tuntutan minimal KD

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Menentukan Jenis Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian digunakan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Gambar penilaian dengan KD berfokus pada keterampilan melakukan sesuatu (tes unjuk kerja)

Gambar penilaian dengan menggunakan tes tulis untuk mengukur KD yang berfokus pada pemahaman (kognitif)

77

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:(i) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian

kompetensi.(ii) penilaian harus disesuaikan dengan karakteristik kompetensi

dasar Keterampilan --- unjuk kerja, tes produk, proyekPengetahuan --- tes tertulis Sikap ---- lembar observasi

Tips untuk menguji ketepatan alat Penilaian dalam silabus(i) Apakah alat asesmen sesuai dengan indikator suatu

kompetensi dasar?(ii) Apakah metode pengukuran/Penilaian merupakan metode

yang terbaik untuk mengukur indikator dari kompetensi dasar ini? Apakah Ada cara yang paling relevan untuk mengukur ketercapaian indikator?

Guruperlumemutuskancarayangpalingtepatuntukmengukur kompetensi dan indikator yang sebenarnya untuk menunjukkan bahwa apa yang diharapkan telah berhasil dicapai. Dalam penulisan silabus yang berhubungan dengan pengukuran siswa, terdapat dua prinsip penting yang harus dipertimbangkan oleh penyusun silabus.

(i) Menggunakan berbagai alat penilaian• Gurumembuattes(pilihanganda,jawabanringkas,benar/

salah, mencocokkan dan karangan.• Produk/contohpekerjaansiswa(kerjapraktik,karangan,

bagan, model, proyek, tugas, melengkapi pekerjaan rumah, buku tugas, dan sebagainya.

• Pengamatanyangsistematisterhadappekerjaansiswadi kelas (melaksanakan kerja praktik untuk IPA dan IPS, menyelesaikan soal-soal matematika, mengamati pekerjaan dan performa mereka dalam kelas drama).

• Skalapenilaiandandaftar(misalnyaperformamuriddalamdebat atau drama, partisipasi dan kerja sama dalam diskusi kelompok dengan siswa lain, performa lisan dalam diskusi kelas dan penyelesaian tugas praktik).

• Teslisan• Kinerja/unjukkerjaataukerjapraktikyangberisi

demonstrasi agar siswa menunjukkan pemahaman dan keterampilannya berkaiatan dengan kompetensi dasar.

(ii) Penilaian harus berhubungan dengan kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan. Secara garis besar, kompetensi atau hasil yang tidak dapat diukur tidaklah perlu diukur. (ada yang beranggapan bahwa hal ini tidak mungkin dilakukan di semua mata pelajaran seperti dalam mata pelajaran agama).

. 78

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Menentukan Alokasi Waktu, dan Menentukan Sumber Belajar Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentinggan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Untuk itu, perlu dilhat kembali pemetaan hasil bedah KD yang telah dilakukan pada kegiatan sebelumnya.. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum yang ditetapkan sumber belajar yang dipilih diharapkan banyak memanfaatkan lingkungan sekitar. Prinsip Alamtakambang hendaknya jadi acuan. Semua yang terkembang di alam semesta / di lingkungan sekitar menjadi alat pembelajaran.

Kiat-kiat dalam Penyusunan Silabus Untuk melengakapi uraian tentang langkah dalam menyusun silabus, berikut disampaikan kiat-kiat tambahan agar silabus yang disusun menjadi lebih baik.(i) Kumpulkan sumber-sumber belajar yang tersedia dan

berkaitan, sebelum memulai menulis silabus guru. Sebagai contoh :• Standarisi• Standarkompetensiuntukmatapelajaranterkaitdan

tingkatan kelas• Bukuwajib/bukucetakdansumberlainnya

(ii) Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, penggunaan sumber belajar lokal, termasuk sumber belajar dari rumah dan masyarakat/lingkungan

(iii) Lakukan pemetaan Kompetensi Dasar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Pemetaan mencakup kegiatan menentukan urutan pembelajaran kompetensi-kompetensi inidanperkiraanalokasiwaktu.Gurutidakharusmengikutiurutan kompetensi (1.1, 1.2, 1.3 dll) seperti yang dinyatakan dalam dokumen BSNP. Dalam beberapa mata pelajaran seperti bahasa, guru bisa memilih untuk mencampurkan mereka (urutan), sebagai contoh yang tersedia, yang berasal dari hasil demonstrasi kerja mereka]

(iv) Perhatikan dengan cermat mengenai pembagian waktu dalam pemetaan guru

(v) Masing-masing mata pelajaran untuk kelas 7 dialokasikan 79

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dalam 4 pertemuan setiap minggu dalam dokumen BSNP, yang sama dengan antara 68-76 pertemuan per semester. Satu semester berakhir dari 17-19 minggu]

(vi) Pusatkankegiatanpembelajarangurupadasiswa.Gunakanpengalaman masa lalu mereka dalam merencanakan kegiatan-kegiatan ini. Cobalah untuk memulai setiap kompetensi dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka ketahui. Kemudian guru bisa menyusun silabus berdasarkan kegiatan-kegiatan ini

(vii) Pastikan bahwa di manapun memungkinkan, guru menyediakan variasi dalam kegiatan pembelajaran yang akan melibatkan siswa dengan cara belajar mereka sendiri. Kadang-kadang hanya ada satu kegiatan pembelajaran yang cocok untuk suatu topik, tetapi disini kami menekankan pada variasi kegiatan untuk seluruh semester

(viii) Ingatlah bahwa kadang-kadang guru tidak harus mengajar siswa untuk belajar. Jadi silabus guru harus memuat kegiatan pembelajaran dimana siswa menggunakan waktu mereka sendiri untuk membaca mengenai suatu/beberapa konsep. Guruharusmemeriksaapakahsiswamemilikiteknikmembacayang efektif. Hal ini merupakan hasil penting dari pelatihan bahasa.

(ix) Suatu waktu setelah guru menulis satu kompetensi khusus, periksa urutan kegiatan pembelajaran guru. Sebagian besar kompetensi kegiatan pembelajaran bisa diatur dalam berbagai macam cara, yang akan menguntungkan pada akhirnya, merefleksikan urutan kegiatan guru, melihat apakah hal tersebut masuk akal, dan sesuai dengan tingkatan. Perlihatkan hasil kerja guru pada guru lain untuk mengetahui apakah mereka setuju dengan metode guru

(x) Buatlah semaksimal mungkin guru mampu, atas penggunaan sumber belajar lokal termasuk yang berasal dari rumah dan masyarakat/lingkungan ketika menyeleksi materi dari kegiatan-kegiatan ini.

(xi) Pastikan bahwa materi sesuai dengan mayoritas siswa pada tingkatan ini. Sebagai contoh pada IPA, guru harus menyeleksi seberapa banyak unsur yang akan mereka pelajari dan pada Matematika, pastikan bahwa konsepnya tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Juga pastikan dalam setiap mata pelajaran bahwa cara penyampaian konsep-konsep ini tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.

(xii) Pastikan bahwa materi disusun dengan urutan yang masuk akal, tergantung dari karakteristik mata pelajaran, seperti :• Merancangkonsepdariyanglebihmudahkeyanglebih

sulit dalam langkah-langkah sederhana• Daritopikyangmenjadiprasyaratmenujutopikyangahli/

mahir (advanced)• Darikonsepyangumumkeyangkhusus• Daricontoh/kasuspersonal/individukekonsepumum

80

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

(xiii) Indikator belajar harus dinyatakan dengan jelas, apa yang telah dicapai siswa sebagai bukti bahwa siswa telah menguasai suatu kompetensi dasar. Indikator berkaitan erat dengan penilaian karena indikator tersebut akan diukur diharapkan bisa dilakukan setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Pikirkan dengan jernih mengenai apa yang dipelajari dan bagaimana hal tersebut bisa di demonstrasikan.

(xiv) Perjelas perbedaan antara kolom yang berbeda dan khususnya antara kegiatan pembelajaran, materi, dan indikator. Ingatlah bahwa kegiatan menggambarkan apa yang seharusnya terjadi di kelas, materi adalah dasar dari suatu topik atau materi belajar, dan indikator merujuk pada apa yang harus dicapai. Sering terjadi dalam draft/naskah awal, tidak mungkin membedakan ketiga kolom ini, dan dalam beberapa kasus mereka sama!Contoh :• Kegiatanpembelajaran:siswadimintamengatur/

mengurutkan daftar bilangan pecahan dengan cara/metode yang lain

• Materi:bilanganpecahan• Indikatorpembelajaran:siswabisamengatur/mengurutkan

bilangan pecahan dengan benar(xv) Sediakan pengukuran Penilaian yang bervariasi. Pikirkan lebih

jauh selain dari tes lisan dan tes tulis untuk dimasukkan dalam Penilaian-Penilaian lain seperti: menyelesaikan pekerjaan di kelas, tugas, proyek, melakukan percobaan, membuat model, danmenulisessay,laporandll.Guruharusmenyediakaninstrumen yang bervariasi, kalau tidak, semua siswa akan belajar dengan cara yang sama, sementara mereka memiliki keahlian-keahlian yang berbeda. Tidak semua kompetensi bisa dicapai melalui metode kertas dan pulpen (tertulis)!

(xvi) Pastikan pengukuran Penilaian untuk kegiatan pembelajaran adalah yang sesuai dan guru tidak merencanakan terlalu banyak Penilaiant didalam silabus. Tidaklah realistis untuk melakukan tes tulis setiap selesai pertemuan seperti yang tercantum (dalam silabus), yang menjadi kasus dalam beberapa silabus.

(xvii) Pilihlah sumber belajar yang realistis, yang mana mungkin mempengaruhi guru untuk menggunakan sumber lokal yang tersedia. Dalam semua kasus sepertinya buku cetak/wajib (text books), namun peta, peralatan, pembicara tamu, masyarakat lokal, kaset, radio, dan TV merupakan sumber-sumber yang memungkinkan.

Mengecek Ketepatan Silabus yang Telah DitulisSetelah silabus disusun perlu dilihat lagi apakah silabus tersebut sudah meenuhi syarat atau belum. Berikut ini adalah rambu-rambu memvalidasi silabus. (i) Rambu-rambu umum

81

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

• Kajilahkembaliapakahterdapatkesesuaianantarkomponen dalam silabus.

• Kajilahkembaliapakahseluruhkomponensilabusdikembangkan dengan memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi (apakah menggunakan berbagai sumber yang bervariasi dan aktual), apakah media kontekstual (sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai dan kontekstual)

• Apakahkeseluruhankomponensilabusdapatmengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di madrasah dan tuntutan masyarakat.

• Apakahkomponensilabusmencakupkeseluruhanranahkompetensi (kognitif, afektif, dan psikomotor)

(i) Rambu-rambu khusus untuk validasi silabus dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian pada Box 21.

Tabel 06: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus

Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus Nama Guru : ......................................... Mata pelajaran : .........................................

No. Aspek Penilaian

Deskriptor

Ya Tidak Penjelasan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kelengkapan

Standar Isi 1. Telah mencakup seluruh standar isi

dalam mapel

2. Penataan dan pengurutan standar isi logis

2. Kegiatan Pembelajaran

3. Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas belajar yang berpusat pada siswa

4. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran mendukung tercapainya KD

5. Kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup personal (kritis, social, akademik)

3. Ketepatan Materi Pembelajaran

6. Materi pembelajaran benar secara keilmuan

7. Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (Selaras dengan KD)

4.. Indikator 8. Rumusan indikator berisi jabaran perilaku untuk mengukur tercapainya KD

9. Rumusan indikator berupa kata kerja operasional

10. Satu KD dapat dikembangkan lebih dari satu indikator

5. Alokasi Waktu

11.

Alokasi waktu sesuai dengan kedalaman, keluasan dan tingkat kesulitan KD

12. Jumlah alokasi waktu sesuai dengan program semester yang telah disusun

82

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun Silabus Nama Guru : ......................................... Mata pelajaran : .........................................

No. Aspek Penilaian

Deskriptor

Ya Tidak Penjelasan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Kelengkapan

Standar Isi 1. Telah mencakup seluruh standar isi

dalam mapel

2. Penataan dan pengurutan standar isi logis

2. Kegiatan Pembelajaran

3. Kegiatan pembelajaran memuat aktivitas belajar yang berpusat pada siswa

4. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran mendukung tercapainya KD

5. Kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup personal (kritis, social, akademik)

3. Ketepatan Materi Pembelajaran

6. Materi pembelajaran benar secara keilmuan

7. Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (Selaras dengan KD)

4.. Indikator 8. Rumusan indikator berisi jabaran perilaku untuk mengukur tercapainya KD

9. Rumusan indikator berupa kata kerja operasional

10. Satu KD dapat dikembangkan lebih dari satu indikator

5. Alokasi Waktu

11.

Alokasi waktu sesuai dengan kedalaman, keluasan dan tingkat kesulitan KD

12. Jumlah alokasi waktu sesuai dengan program semester yang telah disusun

Pengertian RPP RPP merupakan perangkat pembelajaran yang harus dibuat oleh seorang guru ketika proses kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. RPP menjadi panduan bagi seorang guru dalam mengembangkan Kompetensi Dasar (KD) menjadi indikator, menentukan pengalaman belajar yang sesuai, materi pokok pembelajaran, menentukan bentuk, teknik dan instrument pembelajaran berdasarkan alokasi waktu dan sumber belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencan Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

SK dan KD SILABUS RPP

Alur Penyusunan RPP

Gambar03:AlurpenyusunanRPP

Langkah Yang Harus Ditempuh Dalam Menyusun RPPLangkah dalam menyusun RPP adalah sbb.:

(i) Menuliskan kembali KD dan indikator yang telah ditentu-kan pada silabus

(ii) Menentukan tujuan pembelajaranTujuan pembelajaran adalah hal yang akan dicapai dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dan dijabarkan sesuai dengan karakteristik dan cakupan kompetensi dasar. Tujuan bisa berupa jabaran tahapan logis dari KD (satu KD bebera-pa tujuan ) atau bisa juga sama dengan KD (satu KD satu tu-juan pembelajaran). Kedalaman tujuan disesuaikan dengan kondisi peserta didik. Misalnya dicontohkan berikut.

KD : menyusun karya tulis dengan sistematika dan bahasa yang efektifTujuan Pembelajaran:

83

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

• Siswamampumenentukanmasalahpenulisan• Siswamampumenyusunkerangkakaryatulis• Siswamampumengembangkankerangkakaryatulis

dengan bahasa yang efektif dan penggunaan tguru baca/ejaan secara tepat

• Siswamampumenyuntingkaryatulisyangdibuatdarisegi keutuhan paragraf, penggunaan bahasa, dan tguru baca/ejaan

(iii) Menentukan Metode Metode yang dipilih harus bertumpu pada prinsip pelak-

sanaan kurikulum yaitu penggunaan multistrategi sehingga siswa belajar dalam suasana aktif, kreatif, dan menyenang-kan serta belajar hidup bersama/bekerja sama. Metode yang dapat dipilih adalah metode inkuiri, pemodelan, jigsaw,tanya-jawab,TGT(TournamentGameTeam),simu-lasi, out door activity, diskusi kelompok, dsb. Beberapa contoh metode pembelajaran akan dibahas lebih lanjut pada bagian lain. Pada RPP metode yang dituliskan harus dijabarkan pada kegiatan pembelajaran.

(iv) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Prinsip penyusunan kegiatan pembelajaran

• Berpusatpadasiswa.Kegiatanyangdirancangmemberikesempatan siswa untuk aktif mengamati model, men-emukan ciri berdasarkan pengamatan, menggali infor-masi dari objek sekitar/narasumber, berdiskusi, bermain peran, melakukan percobaan, melakukan keterampilan tertentu (mendengarkan berita, menulis, berbicara, membaca), aktif menilai karya teman/ karya sendiri, ak-tif saling bertanya, bermain game yang sesuai KD, aktif membuat produk/karya secara berpasangan/ berkelom-pok/individu, latihan menerapkan konsep.

• Kegiatanpembelajaranmemuatrangkaiankegiatanyangharus dilaksanakan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar (lihat pemetaan). Jika bersifat pemahaman konsep berarti kegiatan pembelaja-ran bersifat penemuan konsep dengan mengamati berba-gai contoh, jika berupa penerapan konsep berarti harus banyak mencoba/ berlatih, jika berupa sikap berarti ke arah penghayatan dan pengamalan)

• Penentuanurutankegiatanpembelajaranharussesuaidengan hierarki konsep materi pembelajaran.

• Rumusanpernyataandalamkegiatanpembelajaranmini-mal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.

84

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Perbedaan Kegiatan Pembelajaran pada Silabus dan RPP

Sebagai bekal tambahan dalam penyusunan kegiatan pembelajaran pada RPP di bawah ini diuraikan penjelasan lebih lanjut tentang kegiatan inti yang berfokus pada kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

1) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:a) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan

dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

b) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

KD: mengenal nabi dan rosul

Kegiatan Pembelajaran pada Silabus - Mengamati CD/ mendengarkan/membaca cerita tentang rosul-rosul Alloh/

membaca buku tentang 25 rosul Alloh - Menyimpulkan siapa nabi dan rosul yang harus diimani umat Islam

Kegiatan pembelajaran pada RPP Pendahuluan (10 menit) -Guru menunjukkan gambar perayaan maulid - Siswa diajak membacakan sholawat untuk nabi - Siswa bertanya jawab cerita nabi yang pernah dibaca Kegiatan Inti ( 50 menit) - Mengamati CD/ mendengarkan/membaca cerita tentang rosul-rosul Alloh/

membaca buku tentang 25 rosul Alloh (tahap eksplorasi) - Bernyanyi menghafalkan nama nabi dan rasul Alloh (elaborasi) - Saling membuat pertanyaan tentang pengertian nabi dan rasul (elaborasi) - Saling bercerita (cerita berantai) tentang nabi dan rosul Alloh (elaborasi) - adu cepat tepat saling menebak nama nabi/rosul yang dideskripsikan kelompok lain - Guru memberi umpan balik ketepatan dan memberi pesan yang relevan (konfirmasi) Penutup (10 menit) - Guru meminta siswa membaca cerita-cerita tentang nabi dan rosul - Guru memberi pesan yang bila diteladani dari pelajaran hari ini

85

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

pembelajaran, dan sumber belajar lain;c) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta

antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

d) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

e) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Macam-macam alternatif kegiatan eksplorasi:• Membacatentang• Mendengartentang• Berdiskusitentang• Mengamatimodel(wacana/karya)• Mengamatidemonstrasi• Mengamatisimulasikasus• Mengamati2perbandingan• (yangsalahdanyangbenar)• Mencobamelakukan• Membacakasus(bedahkasus)• Talkshow• Berwawancaradenganlingkungan(menggaliinformasi)• observasiterhadaplingkungan• mencobamelakukankompetensidengankemampuanawalnya• mencobabereksperimen• Bernyanyi(berkaitandengankonsepyangakandibahas)• Bermain(berkaitandengankonsepyangakandibahas)

Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran

2) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;

b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 86

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

i) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

Macam-macam alternatif kegiatan elaborasi:• diskusi/mandiri• Mengidentifikasiciri• Menemukankonsep• Melakukangeneralisasi• Mencaribagian-bagian• Mendeskripsikanpersamaandanperbedaan• Memasukkandalamkelompokyangmana(memilah-milah)• Membandingkandengandunianyataataupengetahuanyang

telah dimiliki (analisis beda dan persamaannya)• Menganalisismengapaterjadibegini/begitudarihasil

eksperimen/demonstrasi• Meramalkanapayangakanterjadidarieksperimen• Mengidentifikasimanayangbeda/samadenganmodel

bandingkan/kriteria dan mana yang lebih baik• Mengidentifikasiapayangsalah/benar,mengapasalah/benar• Mengurutkan• Mengelompokkan• Mengkombinasikan• Menyusunmanayangberhubungandanmanayangtidak• Menguhung-hubungkan(mencarimodelhubungan)• Menasangkancontohdanbukancontoh• (memanfaatkanmodelbandinganuntukelaborasi)

Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran

3) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:(i) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam

menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

87

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

(ii) membantu menyelesaikan masalah;(iii) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan

pengecekan hasil eksplorasi;(iv) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;(v) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang

atau belum berpartisipasi aktif. Macam-macam alternatif kegiatan konfirmasi:• Penyimpulan• Memberikanbalikanapayangdikerjakansiswa• Penjelasanmengapasalah• Penjelasanmanayangbnardanyangsalah• Meluruskanyangsalah• Menegaskanyangbenar• Melanjutkan/menambahkanyangkurang• Mengangkatkasusyangsalahdanyangbenar-menjelaskan

mengapa salah/benar• Menyimpulkankonsep,kriteria,prinsip,caramencapaiyang

lebih baik, contoh dan bukan contoh • Memperluascontohyangbebardanyangsalah• Menjelaskanbagaimanaseharusnya• Menciptakanrubrik

Contoh pada RPP bisa dilihat pada buku lampiran

Berikut contoh skenario pembelajaran/ kegiatan pembelajaran penerapan metode-metode pembelajaran aktif yang bervariasi.

Box 22: Contoh KD yang Berfokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)

KD yang berfokus pada keterampilan (melakukan sesuatu)

• Pendahuluan o Bertanya jawab tentang pengetahuan/ keterampilan yang terkait

dengan KD o Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau mengaitkan

KD dengan dunia nyata • Kegiatan Inti

o Melakukan modelling/simulasi untuk menemukan konsep (eksplorasi)

o Bertanya jawab/ berdiskusi tentang model/ simulasi yang telah dilakukan (Elaborasi)

o Menyimpulkan langkah yang benar untuk melakukan (Elaborasi) o Praktik melakukan secara bergantian/ dalam kelompok ( Elaborasi) o Saling mengomentari praktik yang dilakukan dan umpan balik atau

penguatan dari guru ( Konfirmasi) • Kegiatan penutup

o Merefleksi apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan

o Mengambil hikmah dari kegiatan yang dilakukan o Memberi tugas lanjutan

88

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

KD yang berfokus pada keterampilan (melakukan sesuatu)

• Pendahuluan o Bertanya jawab tentang pengetahuan/ keterampilan yang terkait

dengan KD o Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau mengaitkan

KD dengan dunia nyata • Kegiatan Inti

o Melakukan modelling/simulasi untuk menemukan konsep (eksplorasi)

o Bertanya jawab/ berdiskusi tentang model/ simulasi yang telah dilakukan (Elaborasi)

o Menyimpulkan langkah yang benar untuk melakukan (Elaborasi) o Praktik melakukan secara bergantian/ dalam kelompok ( Elaborasi) o Saling mengomentari praktik yang dilakukan dan umpan balik atau

penguatan dari guru ( Konfirmasi) • Kegiatan penutup

o Merefleksi apa yang telah dilakukan dan manfaatnya dalam kehidupan

o Mengambil hikmah dari kegiatan yang dilakukan o Memberi tugas lanjutan

Box 23: Contoh KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep

KD yang Berfokus pada Pemahaman Konsep

• Pendahuluan o Menunjukkan gambar peristiwa dan bertanya jawab tentang hal

yang terkait dengan kompetensi dasar o Bertanya jawab tentang apa yang akan dipelajari dan manfaatnya o Menginformasikan tujuan yang akan dicapai o Apersepsi (bertanya jawab tentang konsep yang berkaitan)

• Kegiatan Inti (alternatif 1) o Mengamati peristiwa yang berkaitan dengan suatu konsep (

Eksplorasi) o Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep (Elaborasi) o Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang

lain (Elaborasi) o Secara individu antara lain mengerjakan LKS untk menerapkan

konsep o (Elaborasi) o Saling mengoreksi dan mendapat umpan balik dari guru

(Konfirmasi) • Kegiatan inti (alternatif 2)

o Mengamati peristiwa alam sekitar yang berkaitan dengan suatu konsep

o Bertanya jawab untuk menemukan suatu konsep o Berdiskusi untuk menerapkan suatu konsep untuk peristiwa yang

lain o Secara individu mengerjakan LKS untuk menerapkan konsep o Berwawancara dengan narasumber berkaitan dengan suatu konsep o Diskusi tentang hasil wawancara dan kaitannya dengan suatu

konsep o Secara individu antara lain mengerjakan LKS untuk menerapkan

konsep • Kegiatan Penutup

o Menyimpulkan konsep yang ditemukan o Merancang tugas pengayaan untuk penerapan konsep

89

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Box 24: Contoh KD yang Fokus pada Keterampilan (Melakukan Sesuatu)

KD Berfokus pada Keterampilan dan Menghasilkan Produk/ Karya

• Pendahuluan o Bertanya jawab tentang produk yang terkait dengan KD o Memotivasi siswa dengan menyampaikan tujuan atau dan manfaat

mengaitkan KD dengan dunia nyata

• Kegiatan Inti o Mengamati model wacana (struktur isi dan bentuk) o Bermain mengurutkan bagian wacana o Bertanya jawab tentang aspek wacana yang terkait dengan

indikator o Menulis draf o Menulis sesuai dengan indikator o Belanja dan saling mengoreksi dengan rubrik yang telah disiapkan

guru o Revisi berdasarkan masukan teman /guru

• Kegiatan Penutup

o Menyimpulkan langkah yang ditemukan dalam menghasilkan produk

o Merancang tugas pengayaan untuk merevisi karya yang dihasilkan

(iv) Mengembangkan materi

Mengembangkan materi dalam RPP ditempuh melalui • Menjabarkanmateripokokpadasilabuslebihrinci

(operasional)• Disesuaikandengandengankarakteristikdaerah;• Disesuaikandenganaktualitasdantingkatperkembangan

fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

• Kebermanfaatanbagipesertadidik;• Strukturkeilmuan;• Aktualitas,kedalaman,dankeluasanmateri

pembelajaran;• relevansidengankebutuhanpesertadidikdantuntutan

lingkungan;• alokasiwaktu

(v) Mengembangkan Alat PenilaianPada RPP wujud alat penilaian dan penilaiannya sudah dirancang secara operasional (siap pakai). Kalau di silabus disebus tes tulis berarti di RPP dikembangkan wujud tes tersebut. Jika pada silabus disebut tes unjuk kerja berpidato berarti pada RPP dikembangkan perintah untuk berpidato dan illustrasinya dengan rubrik/pedoman penilaiannya.

90

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

(vi) Melengkapi RPP dengan alat operasional lain yang dirujuk pada kegiatan pembelajaran Cermati kegiatan pembelajaran pada RPP dan kembangkan alat/ media/ bahan yang diperlukan untuk mendukung operasional RPP. Misalnya, LKS untuk mendukung percobaan, kegiatan membaca, CD yang yang harus diamati, contoh surat yang harus diamati, bahan yang harus didiskusikan, panduan pertanyaan untuk menggali informasi/ merangsang pertanyaan siswa, dan sebagainya

(vii) Menuangkan rumusan RPP ke dalam format baku dengan contoh sbb.:

Box 25: Contoh format RPP

Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata pelajaran : ...................................................................................................... Kelas/Semster : ...................................................................................................... Unit* : ...................................................................................................... Kompetensi Dasar : ...................................................................................................... Alokasi Waktu : ...................................................................................................... I. Indikator : ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... II. Tujuan pembelajaran : ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... III. Materi pembelajaran : ...................................................................................................... ...................................................................................................... IV. Metode pembelajaran: ...................................................................................................... ...................................................................................................... V. Langkah-langkah pembelajaran waktu 1. Kegiatan awal: ........................................................................................... ............. .......... ........................................................................................... ............. .......... 2. Kegiatan inti: (minimal mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfimasi) ........................................................................................... ............. .......... ........................................................................................... ............. .......... 3. Kegiatan akhir: ........................................................................................... ............. .......... ........................................................................................... ............. .......... VI. Alat/bahan/sumber belajar: ..............................................................................................

VII. Penilaian Indikator Pencapaian

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen

Berupa indikator yang ada di dalam rumusan silabus sesuai dengan KD yang bersangkutan

Dipilih sesuai dengan karakteristik indikator pencapaian, seperti tes tertulis, tes lisan, tes kinerja, dan portofolio.

Dipilih sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih, misalnya memilih bentuk pilihan ganda untuk teknik penilaian tertulis atau memilih bentuk instrumen lembar penilaian portofolio untuk teknik penilaian portofolio.

Disusun sesuai dengan bentuk instrumen yang telah dipilih.

91

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSPVII. Penilaian Indikator Pencapaian

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Instrumen

Berupa indikator yang ada di dalam rumusan silabus sesuai dengan KD yang bersangkutan

Dipilih sesuai dengan karakteristik indikator pencapaian, seperti tes tertulis, tes lisan, tes kinerja, dan portofolio.

Dipilih sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih, misalnya memilih bentuk pilihan ganda untuk teknik penilaian tertulis atau memilih bentuk instrumen lembar penilaian portofolio untuk teknik penilaian portofolio.

Disusun sesuai dengan bentuk instrumen yang telah dipilih.

Mata Pelajaran yang memiliki silabus pelajaran direkap dengan format berikut.

No. Mata Pelajaran Kelas § Matematika

Bahasa Indonesia IPA IPS PKn Kertakes Aqidah akhlak Quran Hadis Fiqih SKI Bahasa Arab Bahasa Jawa Aswaja

Bekal Tambahan untuk Menyusun RPP Untuk membuat para siswa menjadi pelajar yang lebih baik, para guru membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana para siswa belajar. Beberapa siswa mampu berpikir secara verbal dengan lebih baik dan lainnya lebih suka menggunakan gambar, beberapa orang siswa belajar lebih baik dengan melakukan sesuatu, yang lain dengan menonton, meraba dan merasakan atau dengan berpikir, dan sebagainy. Metode kooperatif, pemecahan masalah, metode pembelajaran berbasis proyek, siklus belajar dengan eksplorasi berbagai fenomena alam dan sosial budaya.Berbagai metode yang dapat digunakan pada penyusunan RPP dapat diperdalam pada modul 3.

Kiat-kiat Menentukan Kegiatan Pendahuluan, Inti, Penutup dalam Penyusunan RPP Pendahuluan dilakukan untuk membangun ketertarikan/ motivasi atau pengaitan dengan pemahaman terdahulu (apersepsi). Pendahuluan bisa dilakukan dengan contoh kegiatan berikut. (i) Gurumembuatkaitandengancarabertanyajawabtentang

apa yang telah dipelajari dan hubungannya dengan apa yang 92

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

akan dipelajari(ii) Mengaitkan apa yang akan dipelajari dengan peristiwa di

sekitar/ yang dialami siswa (iii) Menunjukkan peristiwa aktual dan bertanya jawab kaitannya

dengan apa yang akan dipelajari(iv) Melakukan gerakan atau bernyanyi yang sesuai dengan apa

yang akan dipelajari (v) Ceritaatauvisualisasiyangmenarik:Gurumenyediakancerita

fiksi, gambar, grafik atau alat visual lain yang relevan untuk menarik perhatian siswa terhadap apa yang akan dipelajari.

(vi) Permasalahan:Gurumengajukanpermasalahanyangterkaitdengan pelajaran yang akan disampaikan

(vii) Pertanyaan:Gurumengajukanpertanyaanpadasiswasehinggamereka termotivasi untuk mengikuti pelajaran

Kegiatan inti untuk mengoptimalkan pelibatan siswa dalam mencapai pemahaman, penemuan konsep, latihan keterampilan tertentu yang berkaitan dengan pencapaian kompetensi tertentu.

Kegiatan inti dalam RPP minimal mencakup kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfimasi.(i) Mengamaticontohdanilustrasi:Gurumenyediakancontoh

dan ilustarsi dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan pelajaran.Gurujugadapatmembuatperbandinganantaramateri pelajaran dengan pengalaman siswa.

(ii) Melakukandemonstrasidenganalatperagatertentu.Gurumenggunakan alat peraga untuk mendemostrasikan suatu peristiwa/ konsep/ cara kerja ketika menjelaskan sesuatu. Misalnya ketika menjelaskan warna-warna dalam pelangi guru dapat menggunakan gelas yang berisi air untuk percobaan pelangi. Siswa mendiskusikan demonstrasi yang dilakukan guru dipandu pertanyaan-pertanyaan yang relevan

(iii) Melibatkan siswa dalam melakukan pengamatan, investigasi, wawancara dengan nara sumber, berdiskusi, bermain, mencoba/ berlatih keterampilan tertentu

(iv) Menantang: Hentikan pelajaran secara periodik dan ajukan pertanyaan yang menantang pada siswa, misalnya memberikan contoh dari pelajaran yang disampaikan atau menjawab kuis.

Penutup pelajaran untuk penguatan yang dapat berupa:(i) Penyimpulan dan refleksi(ii) Aplikasi: Hadapkan suatu masalah atau pertanyaan pada

siswa-siswa untuk menyelesaikannya berdasarkan penjelasan dalam pembelajaran.

(iii) Reviu: Minta siswa-siswa untuk mereviu isi pelajaran dengan yang lain atau memberi mereka tes skor reviu.

93

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Prinsip-Prinsip PenilaianHal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan asesmen dan penilaian, yaitu:(i) Berorientasi pada kompetensi, yaitu harus mampu

menentukan apakah siswa telah mencapai kompetensi yang dimaksudkan dalam kurikulum

(ii) Menyeluruh, penilaian hendaknya menilai siswa secara menyeluruh, mencakup semua aspek perilaku yakni kognitif, afektif dan psikomotor.

(iii) Valid, penilaian harus dapat memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa.

(iv) Adil dan terbuka, penilaian harus adil terhadap semua siswa dan semua kriteria dan pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.

(v) Mendidik, penilaian merupakan penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sebagai pemicu bagi siswa yang kurang berhasil.

(vi) Menyeluruh, penilaian dilakukan dengan memanfaatkan berbagai teknik dan prosedur untuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

(vii) Berkesinambungan, penilaian hendaknya dilakukan secara terencana dan terus-menerus, dan

(viii) Bermakna, penilaian yang dihasilkan diharapkan benar-benar menggambarkan perilaku yang sesungguhnya dari siswa. Karena tidak ada satupun bentuk penilaian yang dapat menghadirkan gambaran yang otentik, maka diharapkan guru menggunakan berbagai bentuk penilaian.

Aspek-aspek Pembelajaran yang Dapat Dinilai dari SiswaBeberapa hal yang bisa menjadi perhatian penilaian diantaranya adalah:(i) Aspek akademis, meliputi apa yang diketahui, dipahami

dan tersimpan dalam otak siswa.(ii) Aspek pemikiran, meliputi kualitas penalaran, kerangka

kerja konseptual, penggunaan metode ilmiah dan pemecahan masalah serta kemampuan menyusun argumentasi.

(iii) Aspek keterampilan, meliputi ketrampilan komunikasi tulis dan lesan, ketrampilan meneliti, ketrampilan dalam mengorganisasi dan menganalisis informasi dan ketrampilan teknik.

(iv) Aspek sikap, meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi warga negara yang baik, kegemaran membaca, kegemaran bepikir ilmiah dan sebagainya

(v) Aspek Kebiasaan kerja, meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, menggunakan waktu dengan bijaksana, bekerja sebaik mungkin dan sebagainya.

94

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Cara melakukan Penilaian Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk penilaian kerja (performance Penilaian), melalui portofolio, penilaian afektif, dan rubrik.

Penilaian Kinerja Penilaian kinerja dapat didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan dan kelakuan kerjanya ke dalam berbagai tugas yang bermakna dan melibatkan siswa sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Karakteristik dari tes kinerja ada dua: 1) peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas (perbuatan) seperti melakukan eksperimen, praktek dan sebagainya. 2) Produk dari tes kinerja lebih penting dari pada perbuatan atau kinerjanya. Langkah-langkah menyusun penilaian kinerja adalah sebagai berikut. Pertama, persiapan penilaian kinerja dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama dilakukan identifikasi tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan penilaian kinerja. Kita dapat menentukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan:

(i) Konsep, ketrampilan atau pengetahuan apa yang akan dinilai

(ii) Apa yang seharusnya diketahui oleh siswa(iii) Bagaimana kinerja siswa yang diharapkan?(iv) Tipe pengetahuan apa yang akan dinilai: rasional, memori

ataukah proses.Kedua, memilih kegiatan yang cocok untuk menilai siswa. Selain berdasarkan tujuan penilaian hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kegiatan untuk penilaian kinerja antara lain adalah:

(i) Batasan waktu yang tersedia(ii) Ketersediaan sumber daya alat di kelas.(iii) Seberapa banyak data yang diperlukan untuk mengetahui

kualitas kinerja siswa. Kegiatan dalam penilaian kinerja dapat dibedakan menjadi informal dan formal. Kegiatan informal dilakukan jika guru menilai kinerja siswa tanpa sepengetahuan siswa misalnya menilai siswa berinteraksi dan bekerja dengan teman-temannya. Penilaian kinerja formal adala penilaian kinerja dimana siswa mengetahui bahwa dirinya dinilai dengan melalui kegiatan yang menunjukkan kinerjanya maupun menyelesaikan suatu proyek. Ketiga, menentukan kriteria kualitas kinerja siswa. Dalam kurikulum berbasis kompetensi kriteria dapat kita temukan pada indikator kompetensi. Penyusunan kriteria dapat pula dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal di bawah ini:

(i) Mengidentifikasi secara keseluruhan kinerja yang akan dinilai

(ii) Mendaftar aspek-aspek penting dari kinerja atau produk

Memahami Prinsip dan Jenis Alat Penilaian

95

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

(iii) Membatasi jumlah kriteria yang dapat diamati(iv) Menyatakan kriteria dalam bentuk karakteristik produk

atau kelakuan siswa yang dapat diamati.(v) Menyusun kriteria agar dapat diamati dengan efektif.

Keempat, menyusun rubrik kinerja. Penilaian kinerja tidak memiliki kriteria benar salah melainkan ingin mengetahui derajat kesuksesan atau kualitas. Untuk itu diperlukan sebuah rubrik yang sederhana dan jujur yang mencerminkan kriteria kinerja. Kelima, menilai kinerja. Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menilai kinerja antara lain adalah:

(i) Teknik ceklis, dalam pendekatan ini guru mengindikasi apakah elemen tertentu kinerja terdapat dalam ceklis.

(ii) Teknik naratif, pada pendekatan ini guru menuliskan narasi apa yang terjadi pada saat pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan ini guru dapat menentukan seberapa dekat kinerja siswa dengan standar yang ada.

(iii) Teknik skala rating, dalam pendekatan ini guru mengidentifikasi seberapa besar derajad kinerja mendekati standar.

(iv) Metode hapalan, dalam hal ini guru menggurulkan memorinya untuk menentukan apakah siswa sukses atau tidak.

Penilaian kinerja dapat dimanfaatkan misalnya untuk mengukur kemampuan anak membaca, kegiatan fisik atau olahraga, praktikum. Idealnya guru harus dapat mengamati keseluruhan kinerja siswa, namun jika jumlah siswa terlalu banyak perlu dicarikan alternatif dengan membuat tabel-tabel pengamatan yang praktis.

Penilaian Portofolio Portofolio adalah pengumpulan secara sistematis hasil kerja seseorang. Penilaian portofolio merupakan strategi penilaian dengan cara mengumpulkan dan menilai hasil kerja dan tugas siswa secara berkelanjutan sebagai acuan bagi guru untuk melihat apakah telah terjadi kemajuan belajar pada diri siswa. Sebagai gambaran sebutlah Bu Nindi seorang guru SD kelas awal meminta siswa setiap minggu untuk mengumpulkan hasil kerja berupa gambar dan cerita tentang gambar itu. Jika minggu lalu siswa mengumpulkan hasil pertamanya, pada minggu berikutnya siswa diminta untuk memperbaiki hasil kerjanya pada kertas yang lain, baik gambar maupun tulisannya. Demikian selanjutnya pada minggu-minggu berikutnya sehingga masing-masing siswa memiliki kumpulan hasil kerja (portofolio). Dua atau tiga kali dalam satu semester Bu Nindi mengajak siswa untuk berdiskusi tentang hasil-hasil kerja masing-masing. Pada akhir semester karya-karya terbaik masing-masing siswa dipamerkan kepada orang tua sekaligus untuk acara pengambilan rapot. Apa yang dilakukan Bu Nindi merupakan salah satu bentuk penilaian portofolio. Melalui penilaian portofolio itu, berbagai hal didapatkan oleh Bu Nindi misalnya apakah seseorang mengalami kemajuan

96

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dalam menggambar dan menulis dalam semester ini. Siapa yang memiliki potensi menulis yang besar, dan siapa siswa yang mengalami kesulitan. Bu Nindi juga bisa menunjukkan kepada orang tua tentang perkembangan atau ketidakberkembangan siswa. Secara umum Bu Nindi juga dapat mengevaluasi pembelajarannya.

Penilaian Afektif Penilaian afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual seperti sikap, minat, motivasi dan sebagainya. Penilaian afektif diperlukan mengingat afektif berpengaruh terhadap perilaku siswa di masa depan. Alasan mengapa kita perlu mempromosikan pentingnya sikap positif siswa terhadap belajar karena siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar akan menjadi pembelajar di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan bahwa sikap dan minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Fokus Penilaian AfektifBeberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap, antara lain:

(i) Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa seharusnya memiliki sikap yang lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya matematika) pada akhir semester dari pada ketika mata pelajaran tersebut diberikan pertama kali. Setidaknya siswa tidak memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran setelah pembelajaran berlangsung.

(ii) Sikap positif terhadap belajar. Siswa diharapkan memiliki sikap yang baik terhadap belajar. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar cenderung menjadi pembelajar pada masa depan.

(iii) Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri siswa dipengaruhi oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-hal yang terjadi di kelas diharapkan dapat meningkatkan harga diri siswa.

(iv) Sikap positif terhadap perbedaan. Siswa perlu mengembangkan sikap yang lebih toleran dan menerima perbedaan seperti etnik, jender, kebangsaan dan keagamaan.

(v) Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam kejujuran, integritas, keadilan dan nilai kebebasan

Pelaksanaan penilaian afektif dilaksanakan Dalam penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi atau mengadministrasikan instrumen atau quiesioner yang menggunakan skala Likert.

97

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tabel 07: Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif

Lembar penilaian beberapa hasil belajar afektif kecakapan hidup

Kelompok siswa ……………..

No.

Nama Siswa

Ketekunan

Kesediaan Bekerja Sama

Keaktifan

Kesediaan dikritik Tanggung

jawab

1. Aisah 2. Ahmad 3. Bahruddin 4. Burhanuddin 5. Cut Yanit 6. Dahlan 7. Fatimah 8. Fahriyah

Peranan Rubrik dalam PenilaianRubrik adalah gambaran skema penskoran yang dibuat oleh guru atau evaluator sebagai panduan dalam menganalisis/menskor produk yang dihasilkan siswa atau proses yang dilakukan oleh siswa. Rubrik umumnya diterapkan ketika kita harus melakukan justifikasi kualitas atau mengevaluasi permasalahan dan aktivitas-aktivitas yang luas. Contoh sederhana rubrik adalah pedoman penskoran yang kita buat untuk menskor hasil tes esay siswa. Tanpa adanya rubrik mungkin penskoran kita akan bias dan dipengaruhi ole perasan sesaat kita atau dengan kata lain tidak obyektif.

Cara Menyusun RubrikTahap-tahap menyusun rubrik adalah:

(i) Menentukan kriteria penampilan terbaik dari produk atau proses yang diskor

(ii) Menentukan kriteria penampilan terburuk.(iii) Menentukan banyaknya tingkat skor.(iv) Menambahkan kriteria skor.

Dalam menentukan kriteria rubrik dianjurkan menggunakan kata kerja operasional. Sebagai contoh dalam matematika, kriteria ” siswa dapat menghitung tanpa kesalahan ” lebih operasional dari pada ” siswa dapat menghitung dengan baik”.

Waktu rubrik diperlukanRubrik diperlukan atau tidak diperlukan tidak bergantung pada mata pelajaran atau tingkat kelas, tetapi lebih kepada tujuan penilaian. Rubrik sering digunakan dalam portofolio, kinerja, aktivitas kelompok dan tes essay. Contoh rubrik dan penyekorannya

98

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Rubrik penilaian menulis surat pribadi

No. Aspek Indikator Skor 1 Kelengkapan unsur Peserta didik menuliskan surat sesuai

ilustrasi dengan menulis kelengkapan unsur surat (bagian salam, isi, penutup, tanggal, tanda tangan)

4

Peserta didik menuliskan unsur surat pribadi 75 %

3

Peserta didik menuliskan unsur surat pribadi 50 %

2

Peserta didik menuliskan unsur surat pribadi ≤ 25 %

1

2 Gaya penulisan Menggunakan gaya penulisan yang komunikatif

3

Menggunakan gaya penulisan monoton 2 Menggunakan gaya penulisan berbelit-belit

1

3 Ejaan dan tanda baca

Tidak terdapat kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca

3

Sedikit kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca

2

Banyak kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca

1

4 Kesesuian isi Isi sesui ulustrasi 2 Sebagaian besar sesuai 1 Tidak sesuai ilustrasi 0

Skor maksimal 12

Penilaian Afektif Penilaian afektif adalah penilaian terhadap aspek-aspek non intelektual seperti sikap, minat, motivasi, serta perilaku-perilaku positif lainnya. Penilaian afektif diperlukan mengingat afektif berpengaruh terhadap perilaku siswa di masa depan. Alasan mengapa kita perlu mempromosikan pentingnya sikap positif siswa terhadap belajar karena siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar akan menjadi pembelajar di masa depan. Banyak studi juga menunjukkan bahwa sikap dan minat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Penilaian afektif dlakukan baik dalam pencapaian KD maupun sebagai dampak pengiring pembelajaran.

Penilaian Afektif dalam Pencapaian Kompetensi Dasar Dalam kelompok mata pelajaran Akhlak Mulia dan Kepribadian, penilaian afektif menjadi fokus utama. Penilaian afktif dalam pembelajaran agama misalnya, menanamkan kebiasaan berperilaku jujur, sabar, dan perilaku positif lainnya. Penilaian

Perolehan Skor Nilai = --------------------- X Skor Ideal (100) = . .

. Skor Maksimal

99

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

terhadap kompetensi tersebut dilakukan dengan mengamati indikator-indikator tidak langsung yang menunjukkan terjadinya perilaku-perilaku tersebut.

Foto penilaian membiasakan diri sholat jumat/sholat jamaah

Penilaian Afektif dalam pembelajaran secara umum Beberapa hal yang dapat menjadi fokus penilaian afektif adalah sikap dan perilaku-perilaku yang antara lain:

(vi) Sikap terhadap mata pelajaran. Siswa seharusnya memiliki sikap yang lebih baik pada suatu mata pelajaran (misalnya matematika) pada akhir semester dari pada ketika mata pelajaran tersebut diberikan pertama kali. Setidaknya siswa tidak memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaran setelah pembelajaran berlangsung.

(vii) Sikap positif terhadap belajar. Siswa diharapkan memiliki sikap yang baik terhadap belajar. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap belajar cenderung menjadi pembelajar pada masa depan.

(viii) Sikap positif terhadap diri sendiri. Meskipun harga diri siswa dipengaruhi oleh keluarga dan kejadian di luar madrasah, hal-hal yang terjadi di kelas diharapkan dapat meningkatkan harga diri siswa.

(ix) Sikap positif terhadap perbedaan. Siswa perlu mengembangkan sikap yang lebih toleran dan menerima perbedaan seperti etnik, jender, kebangsaan dan keagamaan.

(x) Selain itu penilaian afektif juga dapat melihat fokus nilai semacam kejujuran, integritas, keterbukaan terhadap kritik, kerjasama, dan perilaku-perilaku positif lainnya.

Pelaksanaan penilaian afektif Dalam penilaian afektif guru melakukannya dengan observasi, wawancara, komentar orangtua/teman/guru, atau dokumen-

100

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dokumen pendukung seperti buku penghubung orangtua dan sekolah, jurnal harian siswa, jurnal pelaksanaan sholat Jumat, sholat jamaah, buku pelanggaran, dan sebagainya. Karena itu, pada Standar Penilaian telah diatur bahwa penilaian afektif terhadap kelompok mata pelajaran Akhlak dan Kepribadian perlu mempertimbangkan catatan dari guru-guru lain.

Box 27: Contoh Rubrik Penilaian Kemampuan Menyusun RPP

RUBRIK PENILAIAN KEMAMPUAN MENYUSUN RPP

Nama penyusun : ....................................... Mata pelajaran : ....................................... KD/Unit/tema : .......................................

Aspek Penilaian Deskriptor Ya Tidak Penjelasan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Identitas 1. Mencantumkan

matapelajaran, kelas, semester, KD, dan alokasi waktu secara jelas

Tujuan Pembelajaran

2.

Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan KD

3. Rumusan tujuan berisi prilaku operasional dan materi.

Metode Pembelajaran

4.

Metode pembelajaran bervariasi

5. Tiap-tiap metode yang dicantumkan benar-benar tercermin dalam langkah-langkah pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran

6. Pendahuluan berisi pengaitan kompetensi yang akan dibelajarkan dengan konteks kehidupan siswa/apersepsi/ memotivasi dengan berbagai rangsangan ( dikaitkan dengan nilai-nilai islami )

7. Menjelaskan tujuan pembelajaran

8. Kegiatan inti berisi kegiatan Eksplorasi ( melibatkan siswa mencari informasi, mengamati berbagai obyek yang berkaitan dengan KD )

101

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

9. Kegiatan inti berisi kegiatan Elaborasi ( mengajak siswa berfikir lebih rinci tentang hal-hal yg telah diamati untuk memperoleh kesimpulan )

10. Kegiatan inti berisi kegiatan Konfirmasi (memantapkan/ memberikan umpan balik/ meluruskan hasil temuan siswa)

11.

Inti pembelajaran yang dirancang berfokus (berpusat) pada siswa

12. Inti pembelajaran memberi kesempatan siswa bekerja sama dengan teman atau berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat sekitar

13. Penutup pembelajaran berisi penyimpulan/ refleksi (membahas kembali apa yang telah dilakukan) dan tindak lanjut (tugas dan pengayaan)

14. Rumusan langkah-langkah pembelajaran menggambarkan kegiatan dan materi yang akan dicapai.

Pengembangan materi dan bahan ajar

15. Materi pembelajaran benar secara keilmuan

16. Mengembangkan materi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa

17. Materi pembelajaran mendukung pencapaian KD (Selaras dengan KD)

18. Materi pembelajaran dijabarkan berupa bahan ajar / LKS sehingga mudah digunakan sebagai bahan mengajar

Merencanakan Pengelolaan Kelas

19. Penataan Ruang kelas yang mendukung proses PAIKEM (Pembelajaran Aktif

102

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSPMerencanakan Pengelolaan Kelas

19. Penataan Ruang kelas yang mendukung proses PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovativ Kreatif Efektif dan Menyenangkan) / CTL (Pembelajaran Kontekstual).

20. Pengorganisasian kelas bervariasi (Individu, Kelompok, Klasikal).

Sumber Belajar 21. Sumber belajar sesuai untuk mendukung tercapainya KD

22. Sumber belajar bervariasi

Penilaian 23. Alat penilaian sesuai dan mencakup seluruh indikator

24. Rubrik, pedoman penyekoran, kunci jawaban dicantumkan secara jelas dan tepat

Deskripsi hasil monitoring:

.....................................................................................................................................

...

Saran:

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

......

Rencana Tindak Lanjut:

.....................................................................................................................................

.....................................................................................................................................

......

Mengetahui

Kepala Madrasah ................................... Pengawas

....................................... ..........................

NIP. NIP.

Mereview kegiatan review KTSP dengan melakukan refleksi dengan panduan berikut. Nilailah apakah mekanisme penyusunan KTSP baik dokumen 1 dan dokumen 2 yang dilakukan di madrasah Anda sudah memenuhi syarat berikut!

Refleksi Lokakarya Pengembangan KTSP

103

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Kegiatan Ya Tidak Lokakarya pengembangan KTSP melibatkan tim penyusun (guru, konselor, kepala madrasah, komite/ yayasan)

Dilakukan melalui workshop di madrasah (sudah dibuat berita acara dan notulen workshop)

Melakukan kegiatan review dan revisi (dibuktikan ada perubahan hasil pengembangan awal dan revisi)

Menghadirkan narasumber Finalisasi KTSP Pemantapan dan penilaian Pendokumentasian hasil penyusunan kurikulum (format-format pelaksanaan konseling, ekskul, daftar/ dokumen tambahan jam dan kegiatan remidial dan pengayaan, dokumen muatan lokal, pembiasaan, dsb.)

Dokumen 5 pilar pembelajaran (program pengajian, siraman rohani, PMR, pramuka, dsb., dokumen silabus/ RPP dengan skenario pembelajaran di alam/ memberdayakan kondisi alam, dan dokumen kegiatan pembelajaran pada silabus atau RPP dengan mengaitkan sosial budaya

Apakah sudah dibuat berita acara dan notulen hasil lokakarya pengembangan KTSP dokumen 1

Apakah sudah dibuat berita acara dan notulen hasil lokakarya pengembangan silabus dan RPP

104

Implementasi KTSP dan Pendokumentasian Pengembangan KTSP Menuju Akreditasi Bermakna

Bagian 3

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Hakikat pengembangan kurikulum di madrasah adalah sebuah siklus untuk meningkatkan kualitas bidang pembelajaran. Dengan demikian, pengembangan KTSP merupakan inti dari keseluruhan kegiatan di madrasah. Dikaitkan dengan Standar Nasional Pendidikan, pengembangan KTSP berkaitan dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.Pengembangan kurikulum adalah suatu proses untuk membuat keputusan tentang tujuan pendidikan yang akan dicapai, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar, dan apakah tujuan dan sarana sesuai dan efektif. Seperti halnya dalam unsur manajemen yang lain, pengembangangan kurikulum mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan (implementasi), monitoring, dan evaluasi. Pada kenyataannya di lapangan, pengembangan KTSP berhenti pada pembuatan dokumen. Dokumen tertulis itu menjadi hasil dan menjadi bukti adminstrasi. Pada pengembangan KTSP, pelaksanaan dan evaluasi KTSP merupakan hal yang sangat penting yang sering dilupakan. Pada bagian 3 modul ini peserta akan praktik mengimplementasikan RPP yang telah disusun dan mempraktikkan supervisi untuk meningkatkan pelaksanaan KTSP. Pada akhirnya madrasah diharapkan terbiasa merencanakan, melaksanakan, mereview dan menindaklanjuti hasil review untuk mencapai peningkatan kualitas pembelajaran yang lebih baik. Selain itu peserta juga dilatih untuk memahami cara pendokumentasian pengembangan KTSP sesuai dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian. Dalam hal ini peserta diharapkan dapat menghubungkan pengembangan KTSP menuju akreditasi bermakna. Pentingnya pengembangan KTSP juga dapat dilihat dari keterkaitan pengembangan KTSP minimal dengan empat Standar nasional Pendidikan. dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian. Pelaksanaan KTSP berkaitan erat dengan akreditasi bermakna. Pelaksanaan KTSP dapat diimplementasi bersamaan dengan pendokumentasian Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar penilaian. Pada bagian 3 ini peserta diharapkan dapat mereview dan memilih RPP yang telah disusun berkaitan dengan pencapaian SKL dengan metode pemecahan masalah, kooperatif, dan metode siklus belajar dengan mendaya gunakan eksplorasi alam maupun lingkungan sosial budaya, dan mengarahkan tumbuhnya minat baca/ minat menulis, pola pikir logis, kritis, dan kreatif. Bagi kepala madrasah, kegiatan pada modul ini berfungsi sebagai media praktik supervisi pembelajaran dengan pendokumentasiannya secara riil. Kegiatan pada pada modul 3 ini dirinci berikut.

Maksud kegiatan Adapun maksud dari kegiatan yang ada dalam bagian 3 ini adalah peserta mampu memahami prinsip pelaksanaan

Pengantar

105

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

pembelajaran dan menerapkannnya pada praktik pembelajaran di kelas untuk mencapai SKL. Selain itu, kegiatan pada modul 3 ini juga diarahkan pada praktik supervisi pembelajaran dan pendokumentasian pelaksanaan supervisi pembelajaran sesuai Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.

Tujuan Setelah melakukan kegiatan satu ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut.

1) Menjelaskan prinsip pelaksanaan pembelajaran sesuai prinsip pelaksanaan KTSP.

2) Merangkum sintaks metode pemecahan masalah, siklus belajar dengan eksplorasi alam sekitar/ sosial budaya, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran berbasis proyek!

3) Mempraktikkan metode pemecahan masalah, siklus belajar dengan eksplorasi alam, sosial budaya, pembelajaran kooperatif pada mapel IPA, IPS, Bahasa, Matematika, Mulok, atau ORKES dan kesenian

4) Mempraktikan supervisi pembelajaran 5) Mendokumentasikan hasil pembelajaran dan hasil supervisi

dengan format akreditasi yang sesuai berkaitan dengan Standar Isi, Standar proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian.

106

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

107

Maksud sesi 4 ini adalah membekali peserta untuk menyimpulkan prinsip pelaksanaan KTSP dan sintaks pembelajaran dengan multimetode yang mengarah pada pencapaian Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Proses. Sebagai bekal mengerjakan tugas pada sesi empat ini akan disajikan materi tentang prinsip pelaksanaan dan multi metode yang sesuai.

Tujuan Setelah melakukan sesi empat ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut:

1) Mengidentifikasi prinsip pelaksanaan KTSP2) Memilih multimetode yang sesuai untuk mencapai SKL dan

sesuai prinsip pelaksanaan KTSP3) Menjabarkan pelaksanaan pembelajaran sesuai Standar Proses

(eksplorasi, elaborasi, konfirmasi)

Skenario Pelatihan

Sesi 4 Prinsip Pelaksanaan KTSP dan Multimetode yang dapat digunakan pada Pelaksanaan KTSP

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

1. Peserta dibagi menjadi lima kelompok . Masing-masing kelompok diminta mendiskusikan prinsip pelaksanaan KTSP.

2. Satu kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain menanggapinya.

3. Pelatih memberikan penguatan.

1. Peserta diminta memperhatikan tayangan video tentang proses belajar-mengajar.

2. Peserta menganalisis metode mengajar yang dipakai, mengidentifikasi pelaksanaan

1. 10 menit Kertas panel, kertas, spidol, dan pulpen.

Kertas panel

Diskusi

Inkuiri2. 25 menit

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Sebagai bahan mengimplementasikan kurikulum, perlu dibaca paparan berikut. Bacalah dengan teliti paparan berikut agar dapat dijadikan bekal yang baik pada pengimplementasian kurikulum di kelas!

Dalam implementasi kurikulum perlu diperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan berikut.

(i) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

(ii) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri hguruyani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di

A. Prinsip Implementasi KTSP

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

pembelajaran (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi).

3. Satu wakil kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya dan kelompok lain menanggapinya.

4. Pelatih memberikan penguatan.

1. Satu atau beberapa peserta diminta menjadi guru model dalam pembelajaran.

2. Peserta yang lain menjadi peserta didik sekaligus mengamati guru model dalam pembelajarannya

3. Peserta mepresentasikan hasil pengamatannya.

4. Pelatih memberikan penguatan

Kertas plano, media pembelajaran sesuai dengan SK/ KD yang dibelajarkan

Pemodelan3. 120 menit

108

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

109

tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

(iii) Dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).

(iv) Dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

(v) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Dengan prinsip-prinsip tersebut pelaksanaan pembelajaran perlu menerapkan berbagai strategi dan media. Metode pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan perlu diterapkan sehingga siswa belajar dalam situasi bebas, dinamis, dan menyenangkan. Demikian juga dengan pemilihan media/sumber pembelajaran harus memaksimalkan penggunaan lingkungan sekitar dan juga mempertimbangkan perkembangan IPTEK.. Dalam upaya memenuhi Standar Proses, pembelajaran harus memenuhi tiga tahapan utama yaitu tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Penjelasan ketiga tahap tersebut dapat telah dibaha pada modul 2. Selain itu, untuk memenuhi Standar Proses, pengelolaan kelas harus mengikuti kaidah berikut.

B. Pelaksanaan Pembelajaran dan Standar Proses

Pengelolaan kelas mengikuti kaidah: (a) guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan, (b) volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh siswa, (c) tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh siswa, (d) guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar siswa, dan (e) guru menciptakan ketertiban kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, (f) guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (g) guru menghargai siswa tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status ekonomi, (h) menghargai pendapat siswa, (i) pada tiap awal semester guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diajarkannya, (j) guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Metode-metode interaktif dan menyenangkan perlu dipahami agar implementasi KTSP dapat dilakukan secara maksimal. Bacalah paparan berikut untuk memperdalam berbagai metode yang dapat digunakan sesuai prinsup pelaksanaan KTSP!

1) Pembelajaran Berbasis Masalah Hakikat masalah dalam pembelajaran berbasis masalah adalah kesenjangan antara situasi nyata dengan kondisi yang diharapkan. Adapun kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut. • Mengandungisu-isuyangberisikonflikyangbisabersumber

pada berita, rekaman video dan sebagainya.• Bahanyangfamiliardengansiswasehinggamerekadapat

mengikutinya dengan baik.• Bahanyangberhubungandengankepentinganorangbanyak

sehingga terasa manfaatnya.• Merupakanbahanyangmendukungtujuanataukompetensi

yang harus dimiliki siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

• Sesuaidenganminatsiswasehinggasetiapsiswamerasaperluuntuk mempelajarinya.

Wina Sanjaya (2006: 214-215) mengemukakan tiga ciri utama pembelajaran berbasis masalah dipaparkan berikut: Pertama, pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran artinya bahwa dalam pembelajaran siswa melakukan sejumlah kegiatan. Siswa tidak pasif melainkan aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan pada akhirnya membuat kesimpulan.Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan pada penyelesaian masalah. Pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran.Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah yakni proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris yang berarti bahwa proses penyelesaian masalah melewati tahap-tahap tertentu serta didasarkan pada data dan fakta yang jelas.Menurut Rusman (2010: 232-233), karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:• Permasalahanmenjadistartingpointdalampembelajaran.• Permasalahanyangdiangkatadalahpermasalahanyangadadi

dunia nyata.• Permasalahanmembutuhkanperspektifganda.• Permasalahanmenantangpengetahuanyangdimiliki

siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar.

• Belajarpengarahandirimenjadihalyangutama.

C. Metode-metode untuk Mengiplementasi-kan KTSP

110

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

• Pemanfaatansumberpengetahuanyangberagam,penggunaanya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses esensial dalam pembelajaran berbasis masalah.

• Belajaradalahkolaboratif,komunikasidankooperatif.• Pengembanganketerampilaninquiridanpemecahanmasalah

sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.

• Keterbukaanprosesdalampembelajaranberbasismasalahmeliputi sistesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

• Prosesbelajarmengajarmelibatkanevaluasidanreviewpengalaman siswa dan proses belajar.

Tahap-Tahap Pembelajaran Berbasis Masalah John dewey (dalam Wina Sanjaya (2006: 217) menjelaskan enam langkah pembelajaran berbasis masalah (problem solving) sebagai berikut. Merumuskan masalah dimana siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.• Menganalisismasalahyaitulangkahsiswameninjaumasalah

secara kritis dari berbagai sudut pandang.• Merumuskanhipotesisyaitulangkahsiswamerumuskan

berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

• Mengumpulkandatayaitulangkahdimanasiswamencaridanmenggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

• Pengujianhipotesisyaitulangkahsiswamengambilataumerumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

• Merumuskanrekomendasipemecahanmasalahyaitulangkahsiswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

David Johnson & Johnson (dalam Wina Sanjaya (2006: 217-218) mengemukakan lima langkah pembelajaran berbasis masalah melalui kegiatan kelompok yaitu: (a) mengidentifikasi masalah, (b) mendiagnosis masalah, (c) merumuskan alternatif strategi, (d) menentukan dan menerapkan strategi pilihan, dan (e) melakukan evaluasi baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

111

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Implementasi kegiatan belajar di kelas menggunakan pembelajaran Berbasis Masalah

2) Metode Inkuiri Pendidikan yang baik harus memfasilitasi individu dengan cara melihat dunia, berkomunikasi tentang hal itu, dan berhasil mengatasi masalah dalam hidup sehari-hari. Kegiatan mempertanyakan dan mencari jawaban adalah bagian yang sangat penting dari penyelidikan. Kegiatan tersebut efektif menghasilkan pengetahuan dengan dibantu oleh konteks konseptual untuk belajar. Pertanyaan yang dirancang dengan baik dapat membantu siswa mengumpulkan pengetahuan sebagai kemajuan mereka dari kelas ke kelas. Konsep tersebut merupakan inti pada pembelajaran dengan metode inkuiri. Metode inkuiri digunakan individu mulain dari lahir. Individu melakukan proses penyelidikan/ inkuiri dari saat mereka lahir sampai mereka mati. Bayi mulai memahami dunia dengan bertanya. Sejak lahir, bayi mengamati wajah yang datang dekat, mereka memahami objek, mereka meletakkan segala sesuatu di mulut mereka, dan mereka berpaling ke arah suara-suara. Proses bertanya dimulai dengan mengumpulkan informasi melalui pengamatan lima indera. Berangkat dari hakikat penyelidikan tersebut, metode inkuiri didefinikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.Ciri utama metode pembelajaran inkuiri diuraikan berikut.

1. Metode inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya peserta didik jadikan subyek belajar.

2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu yang

112

 

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dipertanyakan. Strategi inkuiri ini menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator, bukan sebagai sumber belajar yang menjelaskan saja.

3. Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian proses mental.

Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (Self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.

Menurut Sudrajat (2009) langkah metode inkuiri dipaparkan berikut. • Langkahorientasiadalahlangkahuntukmembinasuasana

atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran.Gurumerangsangdanmengajaksiswauntukberpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar

• Merumuskanmasalahmerupakanlangkahmembawasiswapada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

• Merumuskanhipotesisyaitumerumuskanjawabansementaradari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Perkiraan

113

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis

• Mengumpulkandataadalahaktivitasmenjaringinformasiyangdibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan

• Mengujihipotesisadalahprosesmenentukanjawabanyangdianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi dan opini, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

• Merumuskankesimpulanadalahprosesmendeskripsikantemuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Jenis metode inkuiri ada dua macam yaitu inkuiri deduktif dan inkuiri induktif. Inkuiri deduktif adalah model inkuiri yang permasalahannya berasal dari guru. Siswa dalam inkuiri deduktif diminta untuk menentukan teori/konsep yang digunakan dalam proses pemecahan masalah. Inkuiri induktif adalah model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan sendiri oleh siswa sesuai dengan bahan/materi ajar yang akan dipelajari. Dikenal juga metode inkuiri terbimbing yang menuntut siswa untuk menemukan konsep melalui petunjuk-petunjuk seperlunya dari seorang guru.Petunjuk-petunjuk itu pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing. Selain pertanyaan-pertanyaan, guru juga dapat memberikan penjelasan-penjelasan seperlunya pada saat siswa akan melakukan percobaan, misalnya penjelasan tentang cara-cara melakukan percobaan. Metode inkuiri terbimbing biasanya digunakan bagi siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan menggunakan

114

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

metode inkuiri. Pada tahap permulaan diberikan lebih banyak bimbingan, sedikit demi sedikit bimbingan itu dikurangi. Menurut Santrock (2004) metode inkuiri terbimbing ini disebut dengan metode scaffolding (memberikan bimbingan saat diperlukan dan melepaskan sedikit demi sedikit bantuan guru). Metode ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan

3) Metode Siklus Belajar Siklus belajar berasal dari kerja Robert Karplus dan teman-temannya selama pengembangan Science Curriculum Improvement Study (SCIS). Siklus belajar terutama berdasarkan pada pandangan teoritis Jean Piaget, namun demikian hal ini konsisten dengan teori belajar yang lain, seperti yang telah dikembangkan oleh David Ausubel. Salah satu strategi mengajar untuk menerapkan model konstruktivis ialah penggunaan siklus belajar (Herron, 1988) yang terdiri atas tiga fase, yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan konsep, dan fase aplikasi konsep. Menurut model belajar kognitif, siswa membangun sendiri pemahamannya mengenai suatu konsep. Selama pengajaran berlangsung, siswa membangkitkan pemahamannya sendiri yang didasarkan pada latar belakang, sikap, kemampuan dan pengalamannya. Siswa memilih informasi yang disajikan, dan prakonsepsi mereka menentukan informasi mana yang menarik perhatiannya kemudian secara aktif otak menterjemahkannya dan menggambarkan kesimpulan berdasarkan informasi yang telah disimpan. Dengan demikian, belajar merupakan suatu proses yang berputar (siklus). Siklus Belajar terdiri atas tiga fase, yaitu: fase eksplorasi atau fase penggalian konsep (Consept Exploration), fase pengenalan konsep atau fase penemuan konsep (Concept Introduction), dan fase aplikasi atau penerapan konsep (Concept Application).

a. Fase Eksplorasi atau Fase Penggalian Konsep Selama eksplorasi para siswa belajar melalui aksi dan reaksi mereka sendiri dalam situasi baru. Eksplorasi juga membawa para siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki. Penerapannya dapat diuraikan sebagai berikut.

m Siswa mengidentifikasi objek-objek yang menarik, kejadian-kejadian atau situasi yang dapat diobservasi siswa-siswa. Pengalaman ini dapat terjadi dalam ruang kelas, laboratorium atau lingkungan sekira siswa.

m Penyediaan waktu bagi siswa di mana mereka menggali objek-objek, kejadiankejadian atau situasi-situasi. Selama pengalaman ini para siswa harus membuat hubungan-hubungan, pola-pola observasi, mengenali variabel-variabel, dan pertanyaan-pertanyaan kejadian atau peristiwa sebagai hasil eksplorasi mereka.

115

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Dalam fase ini dapat digunakan untuk banyak keuntungan yang tidak diduga. Siswa berkesempatan untuk menyuarakan ide mereka, selain itu siswa mungkin mempunyai pertanyaan-pertanyaan atau pengalaman-pengalaman yang memotivasi mereka untuk memahami apa yang mereka observasi.

m Tujuan utama dari eksplorasi adalah untuk secara mental membuat atau menimbulkan konsep yang kemudian akan diperkenalkan.

b) Fase Pengenalan Konsep atau Fase Penemuan Konsep Fase kedua ialah pengenalan konsep, biasanya dimulai dengan memperkenalkan suatu konsep atau konsep-konsep yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki, dan didiskusikan dalam konteks apa yang telah diamati selama fase eksplorasi. Adapun penerapan fase pengenalan konsep dapat diuraikan sebagai berikut :

m Pada awal pembelajaran secara jelas didasarkan pada eksplorasi siswa. Sehingga dalam fase ini guru menunjukkan kepada siswa agar memperhatikan aspekaspek yang spesifik dari pengalaman eksplorasi.

m Berikutnya konsep-konsep diperkenalkan secara langsung dan formal.

m Kunci fase ini adalah untuk menunjukkan atau memperlihatkan konsep-konsep dalam cara yang sederhana, jelas, dan langsung. Hal ini agar dapat dipahami siswa dengan mudah.

c) Fase Penerapan Konsep atau Fase Aplikasi Konsep Fase ini menyediakan kesempatan bagi para siswa untuk menggunakan konsepkonsep yang telah diperkenalkan. Adapun penerapannya dapat dilaksanakan dengan cara mengenalkan aktivitas yang berbeda di mana siswa dapat memperluas konsep-konsep dalam situasi baru atau situasi yang berbeda. Berdasarkan karakteristik seperti yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa model siklus belajar erat sekali dengan pencapaian SKL yaitu untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk mengenali gejala alam atau fenomena di sekitarnya sebagai rangsang eksplorasi. Seperti telah disebutkan di atas, bahwa siklus belajar terutama berdasarkan pada pandangan teoritis Jean Piaget. Namun demikian, hal ini konsisten dengan teori belajar yang lain, seperti yang telah dikembangkan oleh David Ausubel yaitu tentang belajar bermakna. Menurut Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu

116

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

proses mengkaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa. Para konstruktivis menyarankan agar dalam mengajar para siswa dihadapkan pada peristiwa-peristiwa yang bertentangan yang tidak dapat diterangkan dengan pandangan atau gagasan mereka yang sudah ada. Dengan demikian, mereka ditantang untuk tidak mempertahankan miskonsepsi-miskonsepsi yang mungkin ada pada mereka.

4) Pembelajaran Berbasis Proyek Project-BasedLearning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project-Based Learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yangsedangdikajinya(TheGeorgeLucasEducationalFoundation:2005). Project-Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut guru dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa tiap-tiap siswa peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project-BasedLearning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten atau materi yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen kolaboratif. Project-BasedLearningmerupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antarberbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project-BasedLearning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata. Project-Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermaknadanmelakukantugasbermakna(TheGeorgeLucasEducational Foundation: 2005). Menurut Thomas (dalam Khamdi, 2007) pendekatan Project-Based Learning adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek dapat dipandang sebagai bentuk proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah sebagai suatu usaha kolaboratif yang dilakukan pada periode tertentu. Project-BasedLearning(PBL) adalah suatu pendekatan komprehensif dalam pembelajaran yang dirangsang agar siswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata dalam jangka waktu yang relatif panjang. serta melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya.

117

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Ciri-ciri Project-BasedLearning dalam situs BIE adalah sebagai berikut.

a) IsiDifokuskan pada ide-ide siswa yaitu dalam membentuk gambaran sendiri dari topik dan persoalan yang rumit, mengikuti aspek pelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat sendiri, bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari.

b) KondisiMaksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar, siswa bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari.

c) AktivitasAdalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah-masalah dengan memberi kesempatan siswa untuk mempelajarai ide-ide yang realistis, mempergunakan kecakapan untuk berbagai konteks dan menggabungkan kecakapan tersebut dalam melengkapi tugas-tugas profesional. Aktivitas merupakan aspek yang penting dalam menggagas pengetahuan siswa dalam menstransfer dan menyimpan informasi dengan mudah.

d) HasilHasil di sini adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurnaan, termasuk strategi dan kemampuan untuk mempergunakan kognitif dan strategi pemecahan masalah.

Teori pembelajaran berbasis proyek menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas (a) tujuan yang ingin dicapai, (b) subjek yang berada dalam konteks, (c) suatu masyarakat di mana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaan, (d) alat-alat, dan (e) peraturan kerja dan pembagian tugas. Dalam penerapannya di kelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk melakukan sesuatu daripada kegiatan pasif menerima transfer pengetahuan dari guru. Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori belajar konstruktivistik, yang berstandar pada ide bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri. Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan teoritis yang bersumber dari konstruktivisme sosial Vygotsky yang memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi antarpersonal (Vygotsky, 1978; Moore, 2000).

Ciri-ciri Project-Based Learning

118

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Prinsip-prinsip pembalajaran berbasis proyeka) Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun (driving question)

berarti bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu. Kaitan antara pengetahuan konseptual dengan aktivitas nyata dapat (ditemui melalui pengajuan pertanyaan, Blumenfeld, dkk., 1991) ataupun dengan cara memberikan masalah dalam bentukdefinisiyanglemah(Stepien&Gallagher,1993).Jadi,dalam hal ini kerja sebagai external mativation yang mampu menggugah siswa (internal motivation) untuk menumbuhkan kemandiriannya dalam mengerjakan tugas-tugas pebelajaran (Clegg, 2001).

b) Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation) merupakan proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model. Di samping itu, dalam kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini harus tercakup proses transformasi dan konstruksi pengetahuan (bereiter & Scardamalia, 1999). Jika kegiatan utama dalam kerja proyek tidak menimbulkan masalah bagi siswa, atau permasalahan itu dapat dipecahkan oleh siswa melalui pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, maka kerja proyek itu sekadar “latihan”, bukan proyek dalam konteks pembelajaran berbasis proyek (Suhartadi, 2001). Oleh karena itu, penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong siswa untuk mengonstruksi pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. Dalam hal ini guru harus mampu merancang suatu kerja yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi.

c) Prinsip otonom (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menemukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, lembar kerja siswa, petunjuk kerja praktikum, dan yang sejenisnya bukan merupakan aplikasi dari prinsip pembelajaran berbaisi proyek (Suhartadi, 2001). Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian siswa.

d) Prinsip realistis berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata. Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa, termasuk dalam memilih topik, tugas, dan peran konteks kerja produk serta standar produknya.

119

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Berikut ini adalah tahap-tahap dalam Project-BasedLearningmenurut (Khamdi: 2007):

a) Menentukan proyek yang akan dilakukan Pada tahap ini guru memberikan proyek kepada siswa,

mengidentifikasi isi masalah yang akan dikerjakan, menentukan batasan-batasan proyek dan menentukan tujuan utama dari proyek.

b) Menentukan kerangka waktu proyek Tahap ini merupakan tahap menentukan berapa lama proyek

akan dikerjakan, memeriksa tujuan proyek yang akan diteliti dan menyediakan tempat yang sesuai untuk proyek.

c) Merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan Pada tahap ini guru memilih beberapa kegiatan yang sesuai,

menggambarkan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, meninjau dan menyesuaikan gagasan dengan guru

d) Merencanakan penilaian Setelah siswa melakukan kegiatan pada tahapan ini nantinya

guru meninjau atau menuliskan beberapa tujuan penilaian (jawaban dari pertanyaan dari apa yang akan dinilai), merencanakan alat-alat penilaian apa saja yang akan digunakan, menambahkan penilaian dalam kerangka waktu.

e) Memulai proyek dengan siswa Tahap ini adalah tahap pengertian proyek dengan

mendiskusikan tujuan di kelas, melaksanakan, melihat dan mendengarkan pekerjaan pekerjaan apa yang dilakukan, mengingatkan siswa untuk tidak membuang-buang waktu pengerjaan proyek, menambah atau mengurangi kegiatan untuk memperkuat kecakapan dalam kelompok dan kecakapan dalam mengelola dan mendiskusikan beberapa perbaikan

f)Gambaranakhirproyek Tahap ini memberikan hasil akhir dalam suatu forum khusus,

yaitu mendiskusikan atau menuliskan hal-hal yang penting dari proyek, menganjurkan perbaikan untuk proyek selanjutnya, dan waktu untuk menuliskan kembali pengalaman individu proyek selanjutnya.

 

Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Mengeksplorasi Alam Sekitar

Tahap dalam Project-Based Learning (PBL)

120

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

5) Model Pembelajaran Kooperatif Banyak ahli berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Pembelajaran kooperatif juga menurut mereka memberikan efek terhadap sikap penerimaan perbedaan antar-individu, baik ras, keragaman budaya, gender, sosial-ekonomi, dll.Selain itu yang terpenting, pembelajaran kooperatif mengajarkan keterampilan bekerja sama dalam kelompok atau teamwork. Keterampilan ini sangat dibutuhkan anak saat nanti lepas ke tengah masyarakat. Ada enam langkah utama di dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif. Keenam langkah itu adalah: pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini kemudian diikuti oleh penyajian informasi baik berupa bahan bacaan maupun informasi verbal lainnya. Selanjutnya, siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok belajar. Tahap ini selanjutnya diikuti dengan bimbingan oleh guru pada saat siswa belajar dalam kelompok. Lalu, guru memberikan evaluasi tentang hal-hal yang telah mereka pelajari dan kemudian memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok. Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatiftipeTGT(Teams Games Tournaments).DalamTGTsiswamemainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).Dalam pembelajaran kooperatif terdapat lima unsur pembelajaran yang harus diterapkan.

a) Saling ketergantungan positif Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikain rupa sehingga anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

b) Tanggung jawab perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Dimana tugas dan penilaian dibuat menurut rancangan pembelajaran kooperatif dan setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan metode ini adalah persiapan guru dan penyusunan tugasnya.

c) Tatap muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan bertatap muka

121

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

dan berdiskusi. Kegiatan interaksi akan memberikan kesempatan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota.

d) Komunikasi antaranggota Unsur ini juga menghendaki pelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dalam mengutarakan pendapat mereka.

e) Evaluasi proses kelompok Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka, agar bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggungjawab terhadap penguasaan setiap komponen/subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari yang terdiri dari dua atau tiga orang. Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.

PembelajarankooperatifmodelTGTadalahsalahsatutipeatau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajarankooperatifmodelTGTmemungkinkansiswadapatbelajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.Ada5komponenutamadalamkomponenutamadalamTGTyaitu:a) Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam

penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung

Metode Team Games Tournament (TGT)

122

Metode Jigsaw

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.

b) Kelompok (tim) Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa

yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.

c)Game Gameterdiridaripertanyaan-pertanyaanyangdirancang

untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.

d) Turnamen Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau

pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

e) Penghargaan kelompok Gurukemudianmengumumkankelompokyangmenang,

masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “GreatTeam”apabilarata-ratamencapai40-45dan“GoodTeam” apabila rata-ratanya 30-40

Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkah pembelajaran STAD mencakup (a) membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.), (b) guru menyajikan pelajaran, (c) guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti, (d) guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu, (e) siswa dievaluasi, (f) penutup. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama berikut.

123

Model Student Teams-Achievment Division (STAD)

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

a) Penyajian kelasGurumenyampaikanmateripembelajaransesuaidenganpenyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing.

b) Kegiatan kelompokSiswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

c) Kuis Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan dan keberhasilan kelompok.

d) Skor kemajuan (perkembangan ) individuSkor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampui rata-rata skor siswa yang lalu.e) Penghargaan kelompok Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.

Langkah-langkah proses pembelajaran model kooperatif tipe STAD

No Tahap Tingkah Laku Guru 1. Tahap

pendahuluan a. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang

materi yang akan mereka pelajari, tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.

b. Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.

c. Mensosialiasakan kepada siswa tentang modell pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa mengenal dan memahamimya.

d. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

2. Tahap pengembangan

a. Guru mendemonstrasikan konsep atau keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau manipulatif lain.

b. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.

c. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya.

d. Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.

3 Tahap penerapan

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.

b. Setelah siswa selesai mengerjakan soal lembar jawaban, kemudian dikumpulkan untuk dinilai.

124

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

6) Model Pembelajaran Membaca dan Menulis sebagai Sarana Mencapai SKL

Pada Standar Kompetensi Lulusan MI maupun MTs tersurat bahwa siswa harus gemar membaca dan menulis baik untuk berkomunikasi maupun untuk mengisi waktu luang. Pembelajaran menulis yang menumbuhkan kreativitas dan berpikir logis dalam memecahkan masalah. Sementara pembelajaran membaca memupuk minat baca dan memupuk berpikir logis dan kritis. Berikut dipaparkan metode membaca dan menulis yang relevan untuk mencapai SKL. A. Metode Pembelajaran MenulisImplementasi Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Menulis Model pembelajaran menulis berbasis masalah berkaitan dengan karakteristik sintak/ langkah pembelajaran, bahan ajar, dampak pengiring, dan penilaian. Sintaks pembelajaran menulis berbasis masalah mencakup (a) menganalisis masalah dari lingkungan sekitar yang disajikan guru, (b) mendiskusikan sebab masalah, beberapa alternatif solusi masalah, (c) membaca dan mencari data, (d) mengembangkan menjadi tulisan secara utuh, dan (e) menyunting tulisan, (f) memajang/ pameran hasil penulisan. Model pembelajaran menulis berbasis masalah merupakan penerapan model pembelajaran pemecahan masalah. Variasi bisa dilakukan dengan melakukan pembelajaran kelompok dan individu dalam menulis. Variasi juga bisa dilakukan pada bentuk penyuntingan dan bentuk publikasi. Penyuntingan bisa dilakukan dengan koreksi teman sejawat atau koreksi sendiri. Variasi bentuk publikasi bisa dilakukan dengan cara dipajang bersama dan dinilai bergiliran atau pameran kelompok. Variasi kegiatan eksplorasi masalah kelompok, analisis sebab kelompok, mencari sumber dan data individu, menulis secara individu, menyunting kelompok.

Menulis Bermakna dan Konferensi Guru-Murid Menulis dalam pendekatan konstrukstivis sosial memberikan kesempatan sebanyak-banyak kepada siswa untuk menulis pengalaman pribadinya, pengalaman emosional, dan pengalamannya terkait konteks budaya/ masalah di sekitanya. Tugas menulis adalah menciptakan wacana yang riil dalam pengertian menulistentangsituasiyangbermaknasecarapersonal.Gurumemberikan dukungan dalam proses menghasilkan tulisan cukup

125

No Tahap Tingkah Laku Guru 1. Tahap

pendahuluan a. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang

materi yang akan mereka pelajari, tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada materi.

b. Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.

c. Mensosialiasakan kepada siswa tentang modell pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa mengenal dan memahamimya.

d. Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

2. Tahap pengembangan

a. Guru mendemonstrasikan konsep atau keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu atau manipulatif lain.

b. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.

c. Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan LKS bersama kelompoknya.

d. Guru memantau kerja dari tiap kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.

3 Tahap penerapan

a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan waktu yang ditentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup kemungkinan mereka saling bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.

b. Setelah siswa selesai mengerjakan soal lembar jawaban, kemudian dikumpulkan untuk dinilai.

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

memadai. Pertemuan guru murid untuk membahas penulisan akan memainkan peranan penting agar murid menjadi penulis yang baik. Menulis dengan kolaborasi teman sebaya dapat menumbuhkan motivasi pengerjaan tugas menulis. Saat menulis siswa menjalani proses penelitian, klarifikasi, dan elaborasi yang merupakan aspek-aspek penting dalam penulisan yang baik. Untuk melaksanakan proses tersebut bisa dilakukan secara kelompok (kolaborasi teman sebaya). Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, metode menulis ini bermanfaat untuk menumbuhkan karakter percaya diri menghasilkan karya, bangga berkarya, peduli dengan lingkungan (berpartisipasi memecahkan masalah dengan menulis pemecahan masalah yang dihadapi), kemampuan memonitor diri (self regulated).

Menulis dengan Tugas Autentik (berdasarkan masalah autentik) Menulis dalam pendekatan kognitif merangsang siswa menulis dengan rangsang pemecahan masalah yang dihadapi. Menulis dapat diawali untuk menjawab permasalahan sehari-hari. Misalnya, mengapa harus minum air putih secara cukup, mengapa beras merah lebih tingg khasiatnya bagi tubuh daripada beras putih, apa manfaat cuci tangan bagi kesehatan, dan sebagainya. Pada pendekatan konstruktivis sosial, tugas menulis terfokus pada konteks tempat tulisan itu dihasilkan. Masalah di sekitar siswa menjadi sumber penulisan. Misalnya mengapa ada masalah gang-gang yang ada di lingkungan siswa. Tugas bersama mewawancarai antargang dengan pertanyaan emotif (apa manfaatnya membuat gang, bagaimana memandang anggota gang lain, apa mudaratnya, bagaimana caranya, dampak negatif yang dirasakan karena ulah gang lain, dan sebagainya. Pertanyaan untuk menyadarkan mereka tentang apa yang dilakukan dan berempati dengan kelompok lain. Pada pendekatan kognitif, keterampilan menulis dianggap sebagai proses memecahkan masalah. Penulis diposisikan sebagai pemecah masalah sehingga perlu menyusun tujuan dan berusaha mencapainya. Penulis dibatasi kebutuhan untuk mengintegrasikan pemahaman subjek, pengetahuan tentang cara kerja sistem Memupuk kegiatan menulis untuk belajar (kritis dan tanggung jawab). Untuk menumbuhkan kesenangan menulis, setelah mempelajari hal apa saja pada berbagai mata pelajaran hendaknya siswa diminta menulis ringkasan ide utama dan mendeskripsikan contoh-contoh yang belum dibahas di kelas maupun di dalam buku pelajaran.

Menulis Kreatif dengan Merangsang Masalah Personal dan Memonitor diri Menulis kreatif bisa diawali dengan menulis puisi tentang orang-orang tercinta, mewawancarai orangtua untuk menceritakan proses kelahiran siswa, proses keluarga merawat dan gelisah ketika siswa jatuh sakit, dan pengalaman personal lain.

126

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Struktur bahan ajar menulis yang dapat menumbuhkan kreativitas dan perasaan bangga berkarya sendiri adalah tugas bertahap dan memberi kesempatan siswa merencanakan serta memonitor hasilnya. Tugas bertahap dimulai dari perumusan apa fokus/ tema yang akan ditulis, menentukan kata-kata kunci / kalimat kunci (sinopsis) sebagai garis yang akan dikembangkan, pengembangan draft 1, revisi dengan rubrik yang disediakan (self asessment atau peer asessment), revisi dan pengembangan draft akhir. Struktur bahan ajar/ lembar kerja siswa yang baik diakhiri dengan jadwal pengerjaan menulis mulai penentuan tema, penggalian bahan, penulisan garis besar, pengembangan draft dan penyelesaian akhir. Dorong murid untuk menentukan tujuan menulisnya, merencanakan bagaimana mencapai tujuan, memonitor kemajuan menulisnya. Bnatu supaya murid tidak merumuskan tujuan menulis yang sulit dan terlalu sederhana. Struktur pembelajaran berupa kegiatan pendahuluan berisi promosi nilai tentang kreativitas, senang menulis, bangga berkarya, apresepsi kegiatan menulis, kesepakatan-kesepakatan Merangsang Kegiatan Menulis Formal dengan Masalah Provokatif dan Memonitor Diri Guruperlumemfasilitasikegiatanmenulisdenganrangsangprovokatif. Pemanasan global fakta atau khayalan? Mengapa orang berprasangka? Dengan pertanyaan tersebut membuat siswa berpikir analitis, belajar menggunakan berbagai sumber daya, mengutip referensi.GuruharusterusmendukungSiswauntukmengidentifikasitema makalah, menyusun struktur makalah, merencanakan dan managemen waktu untuk menyelesaikan makalah tepat waktu, Menyusin draft dan revisi serta mengatasi kesalahan ejaan dan tata bahasa.

B. Metode Pembelajaran MembacaPembelajaran Membaca dengan Metode Resiprokal dan Pemodelan Pembelajaran resiprokal memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar membimbing temannya berdasarkan pemahaman dan keterampilan yang diperoleh dari demonstrasi guru.Model resiprokal dalam pembelajaran membaca dilakukan dengan langkah berikut.a)Gurumenjelaskan/mendemonstrasikancaramenggunakan

strategi dalam memahami suatu wacana/ membaca cepat (scanning/ skimming)

b) Murid diminta mendemostrasikan strategi tersebut c) Murid bergantian memimpin diskusi kelompok kecild)Gurumemberidukungansaatsiswamempelajar.e)Gurusecarabertahapmengurangiperanaktifnya(scaffolding)

127

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Metode Pemodelan dalam Pembelajaran Membacaa) Pemodelan (modeling) oleh guru: murid mengamati

guru saat dia menggunakan strategi membaca tertentu (menyusun pertanyaan tentang wacana, meringkas wacana, mengkalirifikasi problem pemahaman, dan membuat prediksi, atau cara menemukan ide pokok).

b)Gurumemberikaninstruksieksplisit(muridmendengarkandeskripsi guru tentang strategi yang bisa digunakan dalam membaca). Selanjutnya siswa menirukan kegiatan yang dimodelkan

Metode Permainan Membacaa) Bermain menjawab pertanyaan dengan penunjukan anggota

kelompok secara acak (adu cepat menjawab pertanyaan isi wacana yang dibaca, melengkapi isi wacana secara berantai, membuat ringkasan isi secara cepat dan dibawakan secara nerantai). Kelompok yang paling tepat dan cepat membuat ringkasan tanpa bersuara akan mendapat penghargaan.

b) Bermain menuju pos-pos UJI NYALI Berjenjang (delegasi kelompok ke satu pos untuk menjawab pertanyaan lalu nilai dikumpulkan satu kelompok sebagai nilai kelompok)

c) Menggunakan topi tokoh setelah membaca cerita (siswa bermain dalam lingkaran besar/ lingkaran kecil dan siapa yang mendapat topi tokoh tertentu harus menjelaskan peristiwa yang dialami tokoh, watak tokoh, dan menirukan dialog tokoh/ memerankan tokoh)

d) Bermain beberan dan dadu untuk menemukan ide pokok/ isi berbagai wacana yang disediakan pada beberan

Metode Membaca dengan Membentuk Klub buku Dalam upaya meningkatkan minat baca, pembelajaran membaca perlu dirangsang dalam bentuk diskusi literatur antarteman dan dipandu sendiri oleh murid. Diskusi mengaitkan isi buku dengan kehidupanmerekasehari-hari.Gurubertindaksebagaipembimbingtetapi memberi murid tanggung jawab penuh untuk mendiskusikan wacana. Program satu minggu satu buku merupakan contoh pelaksanaan metode ini dengan memanfaatkan tugas membaca ekstensif.

Metode Membaca dengan Memanfaatkan Hubungan Orangtua/ Komunitas Dalam model pembelajaran membaca ini, orangtua dilatih memilih buku, dipahamkan pentingnya memberi contoh membaca, dan cara bertanya tentang apa yang dibaca anak. Metode ini menggunakan hubungan interaktif antara orangtu dan anak untuk meningkatkan minat baca. Pada metode ini juga disarankan adanya pemberian penghargaan kepada orangtua yang aktif terlibat pada program ini dan memberikan penghargaan pula pada orangtua yang aktif meminjam buku di perpustakaan madrasah. Madrasah

128

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

memfasilitasi pengadaan buku-buku yang dibutuhkan orangtua murid dan murid sendiri. Diskusi dengan orangtua, komite, dan perpustakaan daerah diperlukan untuk pengadaan buku tersebut.

Metode Resiprokal untuk Membaca Kritis Riset terhadap pengajaran resprokal menemukan bahwa pengajaran sangat efektif untuk meningkatkan pemahaman atas bacaan.Gurumembericontohcaramengkritisiapayangdibaca/didengar. Siswa secara bergantian mencoba membuat pertanyaan mengkritisi apa yang dibaca/ didengar. Contoh membuat pertanyaan kritis dari wacana perlu dicontohkan/ dilatihkan kepada murid. Misalnya, apa terdapat cukup contoh dan bukan contoh untuk menjelaskan, (apakah tidak ada ide/ penjelasan yang bertentangan, adakah bias pendapat pada wacana, adakah opini dan fakta yang dipilih, dan seterusnya.

Metode Membaca Bersama Pendekatan konstruktivis sosial mengikutsertakan aspek sosial dari kegiatan membaca (Hiebert & Raphael, 1996; Slavin & Madden, 2001). Dua asumsi kontruktivis sosial tentang membaca adalah (1) bahwa konteks sosial memainkan peran penting dalam proses belajar membaca, dan (2) pembaca yang berpengetahuan luas dalam kultur dapat membantu pembaca yang kurang berpengetahuan dalam proses belajar membaca mereka. Konteks sosial yang memengaruhi aktivitas belajar membaca antara lain adalah seberapa tekanan kultur pada kegiatan membaca, sejauh mana orang tua memperkenalkan buku kepada anak sebelum mereka masuk ke madrasah formal, keahlian komunikasi dari sang guru, sejauh mana guru memberi kesempatan kepada murid untuk mendiskusikan apa yang telah mereka baca dengan guru dan teman-temannya, dan pengaruh kurikulum wajib. Para penganut konstruktivitas kognitif menekankan pada pengkonstruksian makna oleh murid, sedangkan penganut kontruktivitis sosial menekankan bahwa makna itu dinegosiasikan secara sosial. Apa yang mereka maksudkan dengan “dinegosiasikan secara sosial” (sosiality negotiated) adalah bahwa makna bukan hanya diberikan oleh pembaca, tetapi juga dipengaruhi oleh konteks di mana wacana itu dibaca, dan juga oleh tujuan dari membaca itu sendiri. Pendekatan kontruktivis sosial menekankan arti penting dari pemberian kesempatan kepada murid untuk melakukan dialog tentang buku yang telah mereka baca. Salah satu caranya adalah melalui pembelajaran membaca yang memberikan kesempatan siswa secara bersama-sama mendiskusikan isi wacana sehingga diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif.

Metode Metakognitif dalam Membaca Metakognitif diperlukan dalam kegiatan membaca, yakni dalam pengertian bahwa pembaca yang baik akan mengembangkan kontrol atas kemampuan membaca mereka sendiri dan punya

129

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

pemahaman tentang bagaimana cara membaca yang baik. Misalnya, pembaca yang baik tahu bahwa adalah penting untuk memahami “inti sari” dari apa yang dikemukakan oleh penulis. Gurudapatmembantumuridmengembangkanstrategimetakognitif yang baik untuk membaca dengan cara menyeluruh mereka memonitor bacaan mereka, terutama ketika mereka kesulitan dalam membaca. Berikut ini beberapa strategi metakognitif yang dapat digunakan guru untuk membantu murid meningkatkan kemampuan membaca mereka yaitu mengaktifkan skemata isi (pengetahuan tentang isi/ topik) atau skemata formal (pengetahuan tentang bentuk wacana). Pengaktifan skemata bisa dalam bentuk (a) mengulas wacana sebelum membaca, (b) mencari informasi penting saat membaca dan memberi lebih banyak perhatian pada informasi penting itu informasi lainnya, (c) menanyakan kepada diri sendiri pertanyaan tentang ide-ide penting atau menghubungkan ide-ide itu dengan sesuatu yang telah diketahui dengan yang akan dibaca, (d) menebak isi wacana yang akan dibaca, (e) membahas kata-kata kunci yang akan ditemui pada wacana yang akan dibaca, dan (f) memetakan kata-kata kunci dari wacana yang akan dibaca. Para penganut konstruktivitas kognitif menekankan pada pengkonstruksian makna oleh murid, sedangkan penganut kontruktivitis sosial menekankan bahwa makna itu dinegosiasikan secara sosial. Makna dinegosiasikan secara sosial” (sosiality negotiated) adalah bahwa makna bukan hanya diberikan oleh pembaca, tetapi juga dipengaruhi oleh konteks wacana yang dibaca, dan juga oleh tujuan dari membaca itu sendiri. Strategi metakonitif yang dapat digunakan guru untuk membantu murid meningkatkan kemampuan membaca mereka. Strategi metakognitif dalam membaca bisa dilakukan dengan langkah berikut.

• Mencariinformasipentingsaatmembacadanmemberilebih banyak perhatian pada informasi penting itu informasi lainnya; menanyakan pd diri sendiri pertanyaan tentang ide-ide penting atau menghubungkan ide-ide itu dengan sesuatu yang telah diketahui.

• Berusahamenentukanmaknakatayangasing(menggunakankalimat untuk mencari tahu makna, menggunakan kamus, atau mengabaikannya untuk sementara untuk diklarifikasi nanti).

• Memonitorpemahamandariwacanayangdibaca.• Memahamihubunganantarbagianwacana.• MengetahuikapanAndaperlumundurdanmembacaulang

suatu bagian. • Menyesuaikankecepatanmembacasesuaidengantingkat

kesulitan materi • Mengenalikatasecaracepatsehinggapemahamanmakna

juga akan terjadi dengan cepat (Stanovich, dalam Santrock, 2004)

• Memahamikalimatbukanperkata.Pembacayangburuktidakmengenal suatu kata secara otomatis. Kapasitas pemrosesan

130

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

mereka lebih banyak dipakai untuk mengenali kata, sehingga mereka kekurangan kapasitas untuk memahami kalimat.

Kegiatan pembelajaran membaca sebagai proses dilakukan dengan kegiatan pramembaca, membaca, dan pascamembaca. Secara rinci sintaks pembelajaran membaca dicontohkan berikut.

Pra-membaca Kegiatan pramembaca berguna untuk mengaktifkan pengetahuan awal siswa sebelum membaca. Kegiatan pramembaca bisa berupa kegiatan bercerita tentang posisi isi wacana dari keseluruhan tema, mengamati gambar dan memetakan kemungkinan isi wacana, mempraktikkan cara membaca yang benar, memprediksi isi wacana dari judul, mendiskusikan atau memetakan topik/ kata kunci dari wacana yang akan dibaca, membaca ringkasan isi wacana/ buku yang akan dibaca, mengaitkan kata kunci, bermain cara menentukan aspek bacaan dan ciri aspek yang akan dicari dalam bacaan, membahas kata-kata kunci yang ada pada teks, mendiskusikan ciri wacana dan struktur pesan yang ada pada wacana.

Proses Membaca Proses membaca merupakan kegiatan inti pada pembelajaran membaca. Pada kegiatan membaca siswa berinteraksi dengan wacana secara aktif untuk mengungkap makna dari wacana yang dibaca. Proses membaca dapat dilakukan baik individu atau kelompok (tiap siswa membaca bagian tertentu).

Pasca-membaca Kegiatan setelah membaca dilakukan untuk mengamati hasil membaca yang telah dilakukan. Kegiatan setelah membaca berupa kegiatan: menjawab pertanyaan, membuat pertanyaan dan jawaban dari teks, meringkas isi dalam bentuk tabel/ bagan, menceritakan kembali (secara individu atau berkelompok/ berantai), menentukan aspek tertentu dari wacana ( ide pokok, unsur intrinsik, fakta/ opini), memvariasikan (akhir cerita, dialog, tokoh, membuat uraian isi tabel), memerankan isi yang telah dibaca, memvariasikan/ melanjutkan isi yang telah dibaca dari berbagai sudut pandang secara kreatif.

TUGAS KREATIF KEGIATAN 41) Tulislah kembali prinsip pelaksanaan KTSP dalam kaitannya

dengan pelaksanaan pembelajaran 2) Rangkumlah metode-metode yang telah dipaparkan di atas

dengan menuliskan kata-kata kunci dan sintaks singkat3) Lengkapi tabel berikut dengan metode yang sesuai untuk

memberi pengalaman belajar seperti yang tercantum pada SKL!

Metode Proses dalam Pembelajaran Membaca

131

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

132

Pengalaman belajar Bukti Metode

yang digunakan

Pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif

Kegiatan belajar pada RPP mapel IPTEK menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan berpikir kritis kreatif

Pengalaman belajar yang berkaitan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan menyadari potensinya

Kegiatan belajar pada RPP mapel IPTEK menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan rasa ingin tahu tinggi dan berpikir reflektif agar siswa menyadari potensinya

Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial

Dibuktikan dengan dokumen: (1) RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang memuat kegiatan pembelajaran yang menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial, dan (2) kumpulan hasil diskusi siswa, kumpulan kliping, laporan kegiatan hasil analisis tentang terjadinya gempa bumi, banjir, gejala sosial, pengangguran, dan lain-lain

Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif melalui pemanfaatan sumber belajar: (1) bahan ajar, (2) buku wacana, (3) perpustakaan, (4) laboratorium, dan (5) internet.

Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 75% siswa seperti: mengunjungi perpustakaan, mengakses internet, sumber-sumber belajar lapangan (misalnya museum, kebun raya, cagar budaya, dan lain-lain)

Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

Dibuktikan dengan dokumen RPP yang mencantumkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca dan menulis

Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik

dibuktikan dengan dokumen RPP yang mengaitkan materi pembelajaran dengan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik

Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal

Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 75% siswa seperti: pekan bahasa, seni dan budaya, pentas seni, pameran lukisan, teater, latihan tari, latihan musik, keterampilan membuat karya seni, dan lain sebagainya

Dapat mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya

Dokumen tata tertib madrasah/ madrasah, bukti pelaksanaan sosialisasi tata tertib, catatan pelanggaran,

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

133

Pengalaman belajar Bukti Metode

yang digunakan

Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia

Dibuktikkan dengan dokumen kegiatan satu tahun terakhir yang melibatkan siswa secara aktif dalam: (1) diskusi tentang keberagaman budaya berbagai bangsa, (2) peringatan hari-hari besar nasional dan internasional, (3) peringatan hari-hari besar keagamaan, (4) pentas seni budaya berbagai negara, dan (5) bulan bahasa (nasional dan internasional), dan lain-lain

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang

Dibuktikan dengan adanya kegiatan pembiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang seperti: (1) kegiatan bersih seperti 5K, (2) lomba madrasah sehat, (3) pekan olahraga madrasah, (4) polisi siswa, (5) pembiasaan cuti tangan, (6) praktik gosok gigi yang benar, dan lain-lain

Untuk dapat menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak

Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan: (1) pembiasaan memberi salam, (2) pembiasaan membaca doa, (3) pembiasaan beribadah sesuai dengan agamanya, (3) penyelenggaraan berbagai kegiatan lain yang bernuansa keagamaan

Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi

Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 90% siswa seperti: peringatan hari-hari besar nasional dan internasional, peringatan hari besar kegamaan, pentas seni budaya berbagai negara, bulan bahasa, dan lain-lain

Belajar bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya

Dibuktikan dengan dokumen RPP yang memuat metode cooperative learning

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari

Dibuktikan dengan dokumen RPP yang memuat metode problem solving/problem based learning

Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 90% siswa seperti: penugasan latihan keterampilan menulis siswa,

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

134

Pengalaman belajar Bukti Metode

yang digunakan

Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

Dibuktikan dengan dokumen hasil karya siswa yang memperoleh penghargaan seperti: lomba keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Setelah menyusun silabus dan RPP, diperlukan pelaksanaan RPP dan sekaligus supervisi terutama untuk KD esensial mencapai SKL. Kegiatan implementasi RPP perlu dilakukan untuk belajar bersama melaksanakan RPP yang telah direncanakan dan praktik supervisi oleh kepala madrasah. Kegiatan diawali dengan motivasi kepada para guru dalam melaksanakan RPP, pembukaan supervisi, pelaksanaan pembelajaran, dan diskusi balikan setelah pelaksanaan RPP. Maksud sesi 5 ini adalah membekali peserta (1) agar dapat melaksanakan dan menilai praktik pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuatnya. (2) Dapat melaksanakan supervisi klinis sesuai dengan kaidah yang benar. Sebagai bekal mengerjakan tugas pada sesi lima ini akan disajikan rincian tugas bagi guru kelas dan guru bidang studi. Selain itu juga disajikan panduan supervisi klinis agar dapat disimulasikan dalam praktik supervisi klinis.

Tujuan Setelah melakukan lima ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut:

1 Melaksanakan praktik pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan.

2 Menjelaskan tujuan, karakteristik, prinsip, prosedur, dan teknik supervisi klinis

3 Melaksanakan supervisi klinis dengan baik

Skenario Pelatihan

Sesi 5 Praktik Pelaksanaan Pembelajaran dan Praktik Supervisi

135

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

1. Satu atau beberapa peserta diminta menjadi guru model dalam pembelajaran.

2. Peserta yang lain menjadi peserta didik sekaligus mengamati guru model dalam pembelajarannya

3. Peserta mepresentasikan hasil pengamatannya.

4. Pelatih memberikan penguatan

1. 40 menit Kertas plano, media pembelajaran sesuai dengan SK/ KD yang dibelajarkan

Pemodelan

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tugas (bagi kepala madrasah)a. Buatlah rencana supervisib. Mintalah salah guru mata pelajaran mempraktikkan RPP b. Buatlah catatan- catatan berdasarkan hasil observasi kelas ketika salah satu guru

mempraktikan RPP yang disusunnya

Tugas bagi Guru (mata pelajaran/ tematik)a. Praktikkan salah satu RPPb. Dokumentasikan hasil/ karya yang dibuat siswac. Berilah penilaian/ komentar terhadap karya yang dihasilkan siswa pada proses

pembelajaran/ tugas di rumah/ tugas yang diproyekkan!d. Pajang hasil/ karya siswa atau dimasukkan pada portofolio siswa

Tugas Sesi 5Bagilah anggota kelompok untuk melaksanakan tugas berikut!

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

1. Peserta dibagi ke dalam 5 kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan: Kel 1: Tujuan supervisi klinis; Kel 2: Karakteristik supervisi klinis; Kel 3: Prinsip dalam supervisi klinis; Kel 4: Prosedur dalam supervisi klinis; Kel 5: Teknik supervisi klinis.

2. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok lain menanggapi.

3. Pelatih memberikan penguatan

1. Setiap kelompok menyusun perencanaan pelaksanaan supervisi klinis.

2. Setiap kelompok mensimulasikan praktik simulasi klinis . Kelompok lain mengamatinya dan memberikan komentar.

3. Pelatih memberikan penguatan

2. 25 menit Kertas plano, spidol, kertas HVS A4

Kertas, pulpen

Diskusi

Simulasi, PBL3. 55 menit

136

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Secara rinci tugas untuk MI diuraikan berikut! (Perlu ditambahkan:mata pelajaran agama)

Komponen Tugas Tindak lanjut

Guru tematik (kelas 1 sampai kelas 3)

Mempraktikkan RPP tematik dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan kecintaan pada budaya, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri, menumbuhkan akhlak mulia, cinta tanah air, dan nasionalisme)

Guru kelas tinggi Mempraktikkan RPP dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan kecintaan pada budaya, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri, menumbuhkan akhlak mulia, cinta tanah air, dan nasionalisme)

Guru olah raga Mempraktikkan RPP tematik dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi ( menumbuhkan kecintaan pada budaya sehat, terampil menjaga kesehatan/ keselamatan diri)

Kepala madrasah Mensupervisi pelaksanaan pembelajaran/ melaksanakan kunjungan kelas, konsultasi, dan tindak lanjut

Contoh rancangan supervisi dan paparan teknik/ metode supervisi klinis

137

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tugas secara rinci untuk MTs diuraikan berikut.

Komponen Tugas yang telah diselesaikan

Tindak Lanjut

Guru kelompok Mapel Akhlak Mulia dan Kepribadian

Mempraktikkan RPP dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan kecintaan pada budaya, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri, menumbuhkan akhlak mulia, cinta tanah air, dan nasionalisme)

Guru Mapel IPTEK Mempraktikkan RPP dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan cara berpikir logis, kritis, dan kreatif, kecintaan pada budaya, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri)

Guru Mapel IPTEK Mempraktikkan RPP dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan cara berpikir logis, kritis, dan kreatif, kecintaan pada budaya, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri)

Guru Kesenian dan budaya Mempraktikkan RPP dengan tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (memberikan pengalaman menumbuhkan rasa kecintaan pada budaya lokal maupun nasional, peduli lingkungan, kesehatan dan keselamatan diri)

Kepala madrasah dan nara sumber

Mensupervisi pelaksanaan pembelajaran dengan teknik konsultasi, diskusi, pelatihan

Pemberian tindak lanjut dengan memberian penghargaan terhadap guru yang telah memenuhi standar, pemberian teguran yang bersifat mendidik bagi guru yang tidak memenuhi standar, dan memberikan para guru untuk mengikuti pelatihan

138

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Untuk mendukung pelaksanaan tugas diatas, bacalah paparan berikut!

Kepala madrasah akan praktik supervisi pada kelas yang telah ditentukan. Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang perencanaan dan pelaksanaan supervisi, berikut format-format perencanaan dan pelaksanaan supervisi yang dapat digunakan untuk membantu simulasi supervisi yang akan dilakukan.

Apa supervisi klinis? Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis yang intesif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Apa tujuan supervisi klinis? Secara umum tujuan supervisi klinis dipaparkan berikut.• Menciptakankesadarangurutentangtanggungjawabnya

terhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran.• Membantuguruuntuksenantiasamemperbaikidan

meningkatkan kualitas proses pembelajaran.• Membantuguruuntukmengidentifikasidanmenganalisis

masalah yang muncul dalam proses pembelajaran• Membantuguruuntukdapatmenemukancarapemecahan

maslah yang ditemukan dalam proses pembelajaran• Membantuguruuntukmengembangkansikappositifdalam

mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Apa karakteristik supervisi klinis? Supervisi klinis memiliki karakteristik berikut.• Perbaikandalampembelajaranmengharuskanguru

mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut.

• Fungsiutamasupervisoradalahmenginformasikanbeberapaketerampilan, seperti: (1) keterampilan menganalisis proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan, (2) keterampilan mengembangkan kurikulum, terutama bahan pembelajaran, (3) keterampilan dalam proses pembelajaran.

• Fokussupervisiklinisadalah:(1)perbaikanprosespembelajaran, (2) keterampilan penampilan pembelajaran yang memiliki arti bagi keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran dan memungkinkan untuk dilaksanakan, dan (3) didasarkan atas kesepakatan bersama dan pengalaman masa lampau.

Kegiatan Praktik Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran

139

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Apa prinsip-prinsip dalam supervisi klinis? Beberapa prinsip yang menjadi landasan bagi pelaksanaan supervisi klinis, adalah:• Hubunganantarasupervisordenganyangdisupervisiadalah

mitra kerja yang bersahabat dan penuh tanggung jawab.• Diskusiataupengkajianbalikanbersifatdemokratisdan

didasarkan pada data hasil pengamatan.• Bersifatinteraktif,terbuka,obyektifdantiidakbersifat

menyalahkan.• Pelaksanaankeputusanditetapkanataskesepakatanbersama.• Hasiltidakuntukdisebarluaskan• Sasaransupervisiterpusatpadakebutuhandanaspirasiguru,

dan tetap berada di ruang lingkup pembelajaran.• Prosedurpelaksanaanberupasiklus,mulaidaritahap

perencanaan, tahap pelaksanaan (pengamatan) dan tahap siklus balikan.

Bagaimana prosedur supervisi klinis? Pelaksanaan supervisi klinis berlangsung dalam suatu siklus yang terdiri dari tiga tahap berikut .• Tahapperencanaanawal.Padatahapinibeberapahalyang

harus diperhatikan adalah: (1) menciptakan suasana yang intim dan terbuka, (2) mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan lain-lain yang terkait dengan pembelajaran, (3) menentukan fokus obsevasi, (4) menentukan alat bantu (instrumen) observasi, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan obeservasi.

• Tahappelaksanaanobservasi.Padatahapinibeberapahalyang harus diperhatikan, antara lain: (1) harus luwes, (2) tidak mengganggu proses pembelajaran, (3) tidak bersifat menilai, (4) mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai kesepakatan bersama, dan (5) menentukan teknik pelaksanaan observasi.

• Tahapakhir(diskusibalikan).Padatahapinibeberapahalyang harus diperhatikan antara lain: (1) memberi penguatan; (2) mengulas kembali tujuan pembelajaran; (3) mengulas kembali hal-hal yang telah disepakati bersama, (4) mengkaji data hasil pengamatan, (5) tidak bersifat menyalahkan, (6) data hasil pengamatan tidak disebarluaskan, (7) penyimpulan, (8) hindari saran secara langsung, dan (9) merumuskan kembali kesepakatan-kesepakatan sebagai tindak lanjut proses perbaikan.

Apa Saja Teknik Supervisi yang Bisa digunakan? Soetopo (2007) menjelaskan bahwa teknik supervisi ada empat jenis yaitu: teknik kelompok, teknik perseorangan, teknik langsung, dan teknik tidak langsung. Pakar lain menambahkan bahwa teknik supervisi meliputi: teknik individual, teknik kelompok,

140

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

teknik lisan, teknik tulisan, teknik langsung dan teknik tak langsung. Yang dimaksud dengan teknik perseorangan adalah supervisi yang dilakukan secara individual. Beberapa kegiatan yang akan bisa dilakukan dengan cara mengadakan kunjungan kelas. Kunjungan kelas dapat dilakukan tanpa memberitahu guru, kunjungan dengan cara memberitahu terlebih dahulu, atau kunjungan atas undangan guru. Observasi kelas dapat dilakukan baik dengan cara observasi langsung maupun observasi tak langsung. Teknik kelompok adalah suatu cara pelaksanaan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Bentuk-bentuk teknik yang bersifat kelompok ini bisa berupa: (a) pertemuan atau rapat dengan guru-guru untuk membicarakan berbagai hal yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa, (b) mengadakan dan membimbing diskusi kelompok di antara guru-guru bidang studi, (c) memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti penataran yang sesuai dengan bidangnya, dan (d) membimbing guru-guru dalam mempraktikkan hasil-hasil penataran yang telah diikuti dalam bentuk lesson study, (e) mengadakan workhop/ pelatihan. Teknik langsung adalah teknik yang digunakan secara langsung seperti penyelenggaraan rapat guru, workshop, kunjungan kelas, mengadakan conferensi. Adapun teknik tidak langsung adalah teknik yang dilakukan secara tidak langsung misalnya melalui bulletin board, questioner, atau portofolio guru. Teknik lisan adalah supervisi yang dilakukan secara tatap muka misalnya, supervisor mendiskusikan hasil observasi yang dilakukan guru, rapat dengan guru membicarakan hasil evaluasi belajar. Sedangkan teknik tulisan adalah supervisi yang dilakukan dengan menggunakan tulisan misalnya dalam kegiatan observasi untuk memperoleh data yang objektif tentang situasi belajar mengajar, supervisi menggunakan alat-alat observasi berbentuk chek-list atau daftar sejumlah pertanyaan (evaluatif chek-list).

Sesuai dengan Standar Proses dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Madrasah, tugas kepala madrasah dan pengawas dalam kaitannya untuk memonitor kurikulum mencakup hal-hal sebagai berikut.

(i) Membuat rencana pelaksanaan supervisi kurikulum.(ii) Memfasilitasi kepala madrasah dalam kurikulum.(iii) Melakukan kunjungan madrasah penyusunan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, juga membuat rencana supervisi dan monitoring pelaksanaan dalam rangka memantau pelaksanaan kurikulum secara periodik (minimal 2 kali persemester).

(iv) Mendiskusikan hasil temuan kunjungan kelas dan saran tindak-lanjutnya dengan kepala madrasah dan atau guru.

(v) Menyusun laporan hasil kunjungan kelas.(vi) Mengecek kelengkapan dokumen KTSP.(vii) Memantau pelaksanaan kurikulum dan memanfaatkan

141

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

hasil-hasilnya untuk membantu kepala madrasah dalam mempersiapkan akreditasi madrasah.

Untuk merealisasikan peran dan tanggung jawab pengawas dalam pengembangan kurikulum, pengawas perlu menyusun program-program kepengawasan untuk membimbing dan membina kepala madrasah dan guru dalam mengembangkan kurikulum di madrasah, yaitu membuat rencana kepengawasan dalam pengembangan kurikulum selama satu tahun.

Rencana kepengawasan dalam pengembangan kurikulum meliputi:

(i) Program Tahunan Program tahunan adalah rancangan kegiatan pengawasan secara garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu tahun dengan memperhatikan peran dan tanggung jawab pengawas. Peran dan tanggung jawab pengawas dalam pengembangan kurikulum dapat dibedakan menjadi empat hal, yaitu: • Programtahunanpengawasdibuatolehpengawasdiawal

tahun pelajaran sebagai pedoman kerja kepengawasannya. Pengawas berkewajiban melakukan kunjungan supervisi sekurang-kurangnya dua kali dalam satu semester. Pengawas dimungkinkan untuk datang melakukan supervisi ke sebuah madarasah lebih dari dua kali apabila dipandang perlu. Untuk supervisi kelas (KBM), pengawas dapat meminta satu atau dua orang guru lain baik yang sejenis ataupun satu rumpun untuk bersama-sama pengawas melakukan pemantuan KBM sehingga supervisi KBM dapat lebih efektif.

• Adapunformatdancontohprogramtahunanpengawasterlampir pada lampiran 04.

(ii) Program Semester Program Semester adalah rancangan kegiatan pengawasan secara garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu semester dengan memperhatikan program tahunan dan sudah dialokasikan dalam tiap minggu. Ada dua macam program semester, yaitu program semester untuk setiap madrasah dan program semester untuk seluruh madrasah binaan, yang berisi tentang distribusi jam kunjungan pengawas.

(iii) Rencana Program Supervisi (RPS) Rencana program supervisi madrasah adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan oleh pengawas dalam setiap kali kunjungan. Komponen RPS antara lain: tujuan, sasaran, kegiatan, alokasi waktu, dan teknik supervisi. • Tujuansupervisi,berisijawabandaripertanyaantentangapa

yang diharapkan oleh seorang pengawas dalam program pembinaan dan peningkatan profesionalisme sumber daya

Praktik Supervisi oleh Kepala Madrasah dan Pengawas

142

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

manusia di madrasah. • Sasaransupervisiberisijawabandaripertanyaantentangapa

dan atau siapa yang akan disupervisi oleh seorang pengawas.• Kegiatansupervisi,berisiapasajalangkah-langkahyang

ditempuh oleh pengawas dalam melakukan supervisi di madrasah.

• Alokasiwaktuberisitentangberapawaktuyangdigunakanoleh pengawas dalam melaksanakan masing-masing kegiatan supervisi.

• Teknikkunjunganmadrasah,berisitentangbagaimanacarayang digunakan oleh pengawas dalam melaksanakan supervisi.Ada beberapa teknik supervisi yang dapat digunakan oleh seorang pengawas dalam meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh madrasah, baik teknik yang bersifat individual maupun yang bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individual dilakukan oleh pengawas untuk mensupervisi masing-masing guru, kepala madrasah atau staf madrasah, misalnya dengan menggunakan teknik kunjungan kelas, percakapan pribadi, kunjungan antar kelas, atau menilai diri sendiri. Teknik yang bersifat kelompok ialah teknik yang dilaksanakan bersama-sama oleh pengawas dengan sejumlah guru dalam satu kelompok kerja (unit kerja). Teknik ini dapat berbentuk diskusi maupun pertemuan ilmiah. Diskusi dapat dilakukan antar guru bidang studi, guru serumpun, atau antar warga madrasah. Sedangkan pertemuan ilmiah dapat berbentuk workshop, seminar, dan lokakarya.

(iv) Melakukan Kunjungan ke Madrasah Pengawas perlu melakukan kunjungan ke madrasah untuk membantu kepala madrasah dan guru dalam pengembangan kurikulum. Pada saat kunjungan madrasah pengawas menggunakan instrument Rencana Kunjungan Madrasah dengan rincian kegiatan berapa jam dalam sehari sehingga pengawas memiliki program yang rinci dan jelas.

(v) Melakukan Observasi Kelas Tujuan observasi kelas adalah untuk memantau bagaimana pelaksaaan kurikulum di madrasah. Observasi kelas merupakan tugas penting bagi pengawas untuk membantu dan membina guru dalam mengimplementasikan rencana kurikulum yang ada pada dokumen KTSP. Ada beberapa rambu-rambu tugas pengawas dalam melakukan observasi kelas, yaitu:• Tahapsebelumobservasikelas:

o Mengamati prota dan promeso Mengamati Silabuso Mengamati RPP ( memahami kompetensi apa yang akan

diajarkan, kegiatan belajar yang akan dilakukan untuk mencapai KD, metode yang dipakai oleh guru, materi yang diajarkan, indikator yang diharapkan tercapai,

143

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

sistem penilaian yang digunakan, sumber belajar yang akan digunakan, dan alokasi waktu yang dirancang dalam pembelajaran)

o Mengamati media atau alat bantu yang dibutuhkan dan dipersiapkan guru

o Mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi guru dalam pengembangan RPP

o Melakukan perbincangan dengan guru yang bersangkutan tentang pelaksanaan observasi secara akrab, sehingga guru tersebut tidak merasa diawasi yang sering menimbulkan kekakuan dan kegerogian

• Tahappelaksanaanobservasikelas Pada tahap ini pengawas melakukan:

o Observasi kelas sekitar 30-40 menito Duduk di bangku paling belakango Mengamati aktivitas guruo Mengamati apa yang dilakukan oleh siswa o Mengamati lingkungan kelas, seperti pajangan kelas dan

media pembelajaran yang ada di kelaso Menggunakan instrumen observasi yang telah disiapkan

dan melakukan pencatatan terhadap proses pelaksanaan observasi

• Tahapsesudahobservasikelaso Setelah melakukan observasi kelas, pengawas melakukan

diskusi dengan guruo Menanyakan bagaimana perasaan guru dalam proses

pembelajarano Menayakan apakah ada kesulitan yang ditemukan dalam

proses pembelajarano Membahas hasil pengamatan dan cara mengatasinya,

contoh pengawas menanyakan mengapa guru hanya menulis di papan tulis dengan membelakangi siswa; atau mengapa guru hanya jalan-alan di kelas.

o Menanyakan kepada guru bagaimana cara mengatasi kesulitan yang ditemui dalam pembelajaran

o Menanyakan kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaannya

o Menanyakan bantuan yang dibutuhkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

o Memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan pertanyaan

• TahappascaobservasikelasSetelah melakukan observasi kelas, pengawas perlu melakukan

144

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

wawancara dengan guru. Tujuan wawancara ini adalah:o Menggali pengalaman-pengalaman positif dari guru dalam

pembelajaran yang dapat didesiminasikan ke madrasah laino Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh

guru dalam pembelajaran dan pelaksanaan kurikulum

Selain itu, pengawas harus mempersiapkan instrumen observasi untuk memantau sejauh mana guru dapat mengimplementasikan perencanaan kurikulum yang telah dipersiapkan di madrasah dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru sehingga pengawas dapat memberikan umpan balik untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan pelaksanaan kurikulum di madrasah. Adapun format instrumen observasi kelas dan wawancara dapat dilihat pada lampiran 09.

(vi) Memonitor Dokumen KurikulumAda beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan monitoring terhadap dokumen kurikulum, yaitu:

• TahapSebelumPengamatanDokumeno Pengawas melakukan wawancara dengan kepala madrasah

tentang perlunya melakukan review kurikulum dan perangkat kurikulum apa yang telah dikembangkan

o Bersama-sama kepala madrasah membahas hal-hal yang akan diamati dalam mereview KTSP dokumen 1, silabus, dan RPP

• TahapPengamatanDokumeno Pengawas melakukan pengamatan kelengkapan dokumen

dan kesesuaian antar komponen dalam dokumen yang dimiliki madrasah dengan menggunakan instrument monitoring, evaluasi kelengkapan dan ketepatan dokumen KTSP (Lihat lampiran 05 dan 06)

o Pengawas melakukan pengamatan terhadap ketepatan komponen silabus dan RPP (bisa secara sampel diamati sendiri oleh pengawas atau pengawas membina guru/kepala madrasah untuk menilai sendiri, penilaian sejawat). (Lihat lampiran 07 dan 08 : instrument monitoring dan evaluasi pengembangan Silabus dan RPP)

o Pengawas menambahkan komentar-komentar terhadap KTSP, silabus, dan RPP yang diamati.

• TahapDiskusiHasilTemuano Pengawas bertemu dengan kepala madrasah dan para guru

untuk membahas temuan dalam dokumen kurikulum yang dikembangkan

o Secara bersama-sama menentukan tindak lanjut dan mendiskusikan strategi atau cara untuk melengkapi dokumen yang kurang atau memperbaiki yang kurang

145

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

tepat.o Pengawas memotivasi guru dan kepala madrasah dalam

memperbaiki dokumen kurikulum

(vii) Melakukan penilaian terhadap kinerja kepala madrasah Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal berikut.• Sejauhmanakepalamadrasahmelakukanpengelolaan

kurikulum di madrasah• Sejauhmanakepalamadrasahmelakukanpembinaandan

fasilitasi dalam pengembangan kurikulum di madrasah• Bagaimanakemampuankepalamadrasahuntukmembantu

guru dalam memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam implementasi kurikulum.( lihat lampiran 10 : instrumen monitoring dan evaluasi kinerja kepala madrasah dalam pengembangan kurikulum)

146

No. Tanggal Nama guru yang d ipantau

Tahap yang d i lakukan

Proses Pe laksanaan Superv is i No. Tanggal Nama guru

yang d ipantau Cara Has i l

Tindak lanjut Supervisi

No. Tanggal Nama guru yang d ipantau

Bentuk T indak Lanjut

Format-format rancangan supervisi yang dapat digunakan kepala madrasah dipaparkan berikut:

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

147

Kegiatan 6 ini bertujuan agar peserta memahami hubungan pengembangan KTSP dengan Standar Nasional Pendidikan dalam rangka mencapai akreditasi bermakna untuk peningkatan kualitas madrasah. Dari delapan standar nasional tersebut, KTSP berkaitan dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian. Maksud sesi 6 ini adalah membekali peserta memahami peranan KTSP dalam akreditasi madrasah yang bermakna. Sebagai bekal mengerjakan tugas pada sesi 6 ini akan disajikan format pendokumentasian standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, dan pendokumentasian standar penilaian.

Tujuan Setelah melakukan enam ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut:

1) Menjelaskan peranan pengembangan KTSP dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan

2) Mempraktikkan penggunaan format pendokumentasian Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan pada tahapan pengembangan KTSP

Skenario Pelatihan

Sesi 6 Analisa Hubungan Pengembangan KTSP dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan Standar kompetensi Lulusan

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok (kelompok asal) untuk mengkaji peranan KTSP dengan 4 standar.

2. Setiap individu dalam kelompok mendapatkan topik yang berbeda.

3. Membentuk kelompok ahli. Masing individu yang mendapatkan topik yang sama mendiskusikan topik tersebut.

1. 50 menit Kertas plano, spidol, kertas HVS.

Jigsaw

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

148

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

.4. Masing-masing individu dari kelompok ahli tersebut kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusinya.

5. Kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

6. Pelatih memberikan penguatan.1.

1. Setiap kelompok mendapatkan format pendokumentasian dan mengisinya.

2. Setiap kelompok mengidentifikasi masalah pada kolom kegiatan yang berisi keterangan “tidak” , mengumpulkan data, dan menganalisisnya.

3. Setiap kelompok menghasilkan pemecahan masalah dan memilih cara pemecahannya.

4. Merencanakan penerapan pemecahan masalah

5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

6. Pelatih memberikan penguatan.

1. 50 menit

Kertas plano, format pendokumentasian

Problem solving2. 70 menit

Bacalah format-format berikut untuk mendokumentasikan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan KTSP! Diskusikan dengan teman Anda untuk mengisi format-format berikut!

A. Pendokumentasian Standar Isi pada Tahap Lokakarya Penyusunan KTSP Pada tahap lokakarya pengembangan KTSP dan penyusunan silabus/ RPP ada beberapa pendokumentasian yang perlu dilakukan. Pendokumentasian tersebut direfleksi dengan panduan berikut.

Nilailah apakah mekanisme penyusunan KTSP baik dokumen 1 dan dokumen 2 yang dilakukan di madrasah Anda sudah memenuhi syarat berikut!

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

149

Kegiatan Ya Tidak Lokakarya pengembangan KTSP melibatkan tim penyusun (guru, konselor, kepala madrasah, komite/ yayasan)

Dilakukan melalui workshop di madrasah (sudah dibuat berita acara dan notulen workshop)

Melakukan kegiatan review dan revisi (dibuktikan ada perubahan hasil pengembangan awal dan revisi)

Menghadirkan narasumber Finalisasi KTSP Pemantapan dan penilaian Pendokumentasian hasil penyusunan kurikulum (format-format pelaksanaan konseling, ekskul, daftar/ dokumen tambahan jam dan kegiatan remidial dan pengayaan, dokumen muatan lokal, pembiasaan, dsb.)

Apakah sudah dilakukan pendokumentasian lima pilar pembelajaran (program pengajian, siraman rohani, PMR, pramuka, dsb., dokumen silabus/ RPP dengan skenario pembelajaran di alam/ memberdayakan kondisi alam, dan dokumen kegiatan pembelajaran pada silabus atau RPP dengan mengaitkan sosial budaya)

Apakah sudah dibuat berita acara dan notulen hasil lokakarya pengembangan KTSP dokumen 1

Apakah sudah dibuat berita acara dan notulen hasil lokakarya pengembangan silabus dan RPP

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

B. Pendokumentasian Standar Proses

RPP pada semua Mata Pelajaran

Mata Pelajaran KD yang telah dibuat RPP Penanggung jawab

C. Pendokumentasian Standar Kompetensi Lulusan pada Tahap Pelaksanaan KTSP

150

Pendokumentasian Standar Proses pada Tahap Pelaksanaan Supervisi

Secara rinci dokumen supervisi bisa disusun dengan bantuan tabel berikut.

No. Tanggal Nama guru yang d ipantau

Tahap yang d i lakukan

Proses Pelaksanaan Supervisi

No. Tanggal Nama guru yang d ipantau

Cara Has i l

Tindak lanjut Supervisi

No. Tanggal Nama guru yang d ipantau

Bentuk T indak Lanjut

Pendokumentasian SKL bisa berupa foto kegiatan pembelajaran, hasil siswa/ karya siswa, atau dokumen lain No. Mata Pelajaran

IPTEK Kelas KKM

Kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengalaman menunjukkan rasa keingintahuan yang menyadari dan menyadari potensinya No. Jenis kegiatan Kelas/ jumlah siswa

yang mengikuti KD

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Pendokumentasian SKL bisa berupa foto kegiatan pembelajaran, hasil siswa/ karya siswa, atau dokumen lain No. Mata Pelajaran

IPTEK Kelas KKM

Kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengalaman menunjukkan rasa keingintahuan yang menyadari dan menyadari potensinya No. Jenis kegiatan Kelas/ jumlah siswa

yang mengikuti KD

151

Kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengalaman menganalisis gejala alam dan sosial budaya No. Jenis kegiatan Kelas KD Kegiatan belajar yang berkaitan dengan penggunaan bergabai sumber belajar. fasilitas No. Jenis fasilitas Kelas KD Bahan ajar Buku teks Perpustakaan Laboratorium Internet Kegiatan belajar yang berkaitan dengan pengalaman kegemaran membaca dan menulis budaya No. Jenis kegiatan Kelas/ jumlah siswa

yang mengikuti KD

Dengan melihat tabel di atas dapat dipahami bahwa perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran mengarah pada pendidikan karakter. Pembentukan nilai personal, sosial, nasionalis, menjaga keamanan/ kesehatan diri, dan kepekaan terhadap masalah lingkungan sekitar serta kemampuan berkomunikasi baik lisan maupu tertulis. Dengan demikian, kegiatan menuju akreditasi bermakna perlu merancang penyusunan dan pelaksanaan RPP yang menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan pengalaman belajar pada tabel di atas. Kegiatan pembelajaran pada RPP ada yang mengaitkan dengan kondisi lingkungan sosial, keamanan dan keselamatan diri

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

siswa, membaca/ menulis/ menyimak dan berbicara, pemanfaatan waktu luang dengan minat baca, merangsang keingintahuan, dan sebagainya.

D. Pendokumentasian Standar Penilaian

Berilah tanda cek apakah kegiatan berikut sudah dilaksanakan di madrasah Anda! Setelah diidentifikasi rancanglah jadwal untuk melakukan kegiatan yang belum dilaksanakan!

Kegiatan Pelaksanaan (sudah/ belum)

Jadwal Rencana Pelaksanaan

Perencanaan dan review penilaian dalam silabus (silabus menggunakan beragam alat penilaian sesuai karakterisyik kompetensi dasar suatu mapel)

pengembangan instrumen buatan guru berdasarkan silabus dan pedoman penilaian/ rubrik (kesesuaian indikator dengan bentuk penilaian)

Sosialisasi rancangan dan kriteria penilaian kepada siswa (dibuktikan dengan bahan yang dibagikan kepada siswa)

Perencanaan dan review buku nilai untuk pengarsipan nilai tes, nilai pengamatan, dan nilai tugas terstruktur/ mandiri

Analisis hasil belajar siswa dan pengolahan

Buku penghubung guru dan orangtua dan bukti kerja siswa yang dikembalikan

Program remedial dan pengayaan

Catatan/ arsip laporan penilaian akhlak dari guru mapel kepada guru agama

152

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

153

Catatan/ arsip laporan penilaian kepribadian kepada guru PKn atau guru kelas

Surat undangan, berita acara rapat, hasil rapat, surat keputusan kamad tentang kepanitiaan UTS, UAS

Surat undangan, berita acara rapat, hasil rapat kenaikan kelas

Surat undangan, berita acara rapat, hasil rapat penentuan nilai akhir mapel ESTETIKA, dan ORKES

Surat undangan, berita acara rapat, hasil rapat Mapel agama dan akhlak mulia, kwarganegaraan, dan IPTEK

Dokumen undangan wali murid, daftar hadir orangtua, dan buku laporan pendidikan

Laporan pencapaian hasil belajar

Rapat kelulusan yang dihadiri guru kelas, guru mapel, dan kepala madrasah

Berita acara rapat penerimaan siswa baru.

Tanda terima surat keterangan hasil ujian akhir madrasah

Bukti hasil karya siswa yang dikembalikandisertai balikan maupun komentar

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Cermatilah format-format berikut untuk melaksanakan Standar Penilaian! No Nama guru/ Mata

pelajaran Kegiatan remedial dan pengayaan yang dilakukan

Pelaporan hasil penilaian mata pelajaran pada akhir semester No. Kategori Jumlah 1. Guru yang sudah

melaporkan

2. 3. 4. Pelaporan hasil penilaian akhlak pada akhir semester dari guru selain guru agama No. Kategori Jumlah 1. Guru yang sudah

melaporkan

2. 3. 4. Koordinasi ulangan tengah semester, akhir, dan kenaikan kelas No. Acara Tanggal rapat Jumlah yang

hadir Hasil putusan

1. Koordinasi ulangan tengah semester, akhir, dan kenaikan kelas

2. 3. 4. Penentuan Nilai Akhir kelompok mapel Estetika dan kelompok mapel pendidikan ORKES No. Acara Tanggal rapat Jumlah yang

hadir Hasil putusan

1. Penentuan Nilai Akhir kelompok mapel Estetika dan kelompok mapel pendidikan ORKES

2.

3.

4.

154

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

155

Kwarganegaraan, dan Kepribadian, Estetika dan kelompok mapel pendidikan ORKES No. Acara Tanggal rapat Jumlah yang

hadir Hasil putusan

Pelaporan hasil penilaian kepribadian pada akhir semester dari guru di luar guru kwarganegaraan No. Kategori Jumlah 1. Guru yang sudah

melaporkan

2. 3. 4. Pertemuan Pelaporan kepada orang tua pada akhir semester No. Acara Tanggal rapat Jumlah yang

hadir Hasil putusan

Setelah membaca format-format di atas dan merefleksikan pelaksanaan kegiatan pengembangan KTSP di madrasah Anda, diskusikan hal-hal berikut!

Bahan Diskusi1. Apa manfaat yang dapat dipetik dari pendokumentasian

pengembangan KTSP dalam kaitannya dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan?

2. Masalah apa yang akan dihadapi pada waktu pendokumentasian pengembangan KTSP dalam kaitannya dengan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan? Bagaimana cara mengatasi masalah yang muncul berkaitan dengan pendokumentasian pengembangan KTSP?

TUGAS KREATIFUntuk memberikan pemahaman hubungan pengembangan KTSP dengan SNP, isilah tanda SI pada tanda kurung di depan pernyataan jika menurut Anda pernyataan berikut berkaitan dengan Standar Isi, SPr jika berhubungan dengan Standar Proses, SP jika berhubungan dengan Standar Penilaian, dan SKL jika berhubungan dengan Standar Kompetensi Lulusan. a. (..... ) Menjabarkan silabus menjadi RPPb. (..... ) Melaksanakan pengelolaan kelas dalam pembelajaran

tanpa menimbulkan rasa takutc. (..... ) Melaksanakan pembelajaran menggunakan metode

kooperatif untuk membenrtuk kerja sama

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

d. (..... ) Melaksanakan pembelajaran dengan mengaitkan pemecahan masalah di lingkungan siswa secara kontekstual

e. (..... ) Mengadakan pameran puisi dan esai tentang indahnya keragaman Indonesia

f. (..... ) Mengadakan festival akhir semester dengan tema budaya lokalsebagai wujud kecintaan budaya daerah (festival dalang cilik, dai cilik dengan bahasa daerah, pentas seni dengan menggunakan bahasa daerah, jamu tradisional, makanan tradisional, dan sebagainya)

g. (..... ) Kerja bakti bersama untuk menjaga kesehatan bersama (melakukan 3 M di lingkungan sekolah, di rumah masing-masing,

h. (..... ) Melakukan proyek pemisahan sampah kering dan basah di sekolah, proyek penulisan

i. (..... ) Pengaitan pembelajaran untuk menghasilkan poster makanan sehat, kebiasaan hidup sehat, dan menghindari kebiasaan buruk, kebiasaan baik mengisi waktu luang, dan

j. (..... ) Menjadi panitia donor danah di UKS sekolahnya k. (..... ) Festival batik (melukis dan membuat batik)l. Pameran budaya nusantara (keramik nusantara, kesenian

nusantara, m. (..... ) Penanaman pohon, pembersihan DAS sungain. (..... ) Pembersihan lingkungan/ tempat bersejarah, museum,

pengecatan lokomotif bersejarah, o. (..... ) Kerja bakti bersama, kegiatan sosial bersama, kegiatan

kebangsaan bersama dengan anggota sekolah lain yang berbeda agama, sosial ekonomi, maupun gender/ ras

p. (..... ) Modifikasi wayang dalam bentuk games interaktif, wayang karton, dan bentuk kreatif lain

a) Identifikasi kegiatan untuk mencapai SKL dengan melengkapi tabel berikut! Identifikasilah kegiatan pembelajaran atau kegiatan ekstra kurikuler yang akan dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar seperti pada SKL berikut!

Pengalaman belajar Bukti Kegiatan

yang dilaksanakan

Pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif

Kegiatan belajar pada RPP mapel IPTEK menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan kemampuan berpikir kritis kreatif

Pengalaman belajar yang berkaitan dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan menyadari potensinya

Kegiatan belajar pada RPP mapel IPTEK menggunakan metode pembelajaran yang menumbuhkan rasa ingin tahu tinggi dan berpikir reflektif agar siswa menyadari potensinya

156

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

157

Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial

Dibuktikan dengan dokumen: (1) RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang memuat kegiatan pembelajaran yang menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial, dan (2) kumpulan hasil diskusi siswa, kumpulan kliping, laporan kegiatan hasil analisis tentang terjadinya gempa bumi, banjir, gejala sosial, pengangguran, dan lain-lain

Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif melalui pemanfaatan sumber belajar: (1) bahan ajar, (2) buku wacana, (3) perpustakaan, (4) laboratorium, dan (5) internet.

Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 75% siswa seperti: mengunjungi perpustakaan, mengakses internet, sumber-sumber belajar lapangan (misalnya museum, kebun raya, cagar budaya, dan lain-lain)

Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

Dibuktikan dengan dokumen RPP yang mencantumkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca dan menulis

Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik

dibuktikan dengan dokumen RPP yang mengaitkan materi pembelajaran dengan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan fisik

Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal

Dibuktikan dengan dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 75% siswa seperti: pekan bahasa, seni dan budaya, pentas seni, pameran lukisan, teater, latihan tari, latihan musik, keterampilan membuat karya seni, dan lain sebagainya

Dapat mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya

Dokumen tata tertib madrasah/ madrasah, bukti pelaksanaan sosialisasi tata tertib, catatan pelanggaran, catatan pemberian sanksi, catatan penyuluhan narkoba dan lain-lain

Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air Indonesia

Dibuktikkan dengan dokumen kegiatan satu tahun terakhir yang melibatkan siswa secara aktif dalam: (1) diskusi tentang keberagaman budaya berbagai bangsa, (2) peringatan hari-hari besar nasional dan internasional, (3) peringatan hari-hari besar keagamaan, (4) pentas seni budaya berbagai negara, dan (5) bulan bahasa (nasional dan internasional), dan lain-lain

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang

Dibuktikan dengan adanya kegiatan pembiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang seperti: (1) kegiatan bersih seperti 5K, (2) lomba madrasah sehat, (3) pekan olahraga madrasah, (4) polisi siswa, (5) pembiasaan cuti tangan, (6) praktik gosok gigi yang benar, dan lain-lain

Untuk dapat menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak

Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan: (1) pembiasaan memberi salam, (2) pembiasaan membaca doa, (3) pembiasaan beribadah sesuai dengan agamanya, (3) penyelenggaraan berbagai kegiatan lain yang bernuansa keagamaan

Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi

Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 90% siswa seperti: peringatan hari-hari besar nasional dan internasional, peringatan hari besar kegamaan, pentas seni budaya berbagai negara, bulan bahasa, dan lain-lain

Belajar bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya

Dibuktikan dengan dokumen RPP yang memuat metode cooperative learning

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari

Dibuktikan dengan dokumen RPP yang memuat metode problem solving/problem based learning

Berkomunikasi baik lisan maupun tulisan

Dibuktikan dengan adanya dokumen kegiatan yang diikuti setidak-tidaknya oleh 90% siswa seperti: penugasan latihan keterampilan menulis siswa, hasil portofolio siswa, buletin internal karya siswa, majalah dinding yang terisi dengan rubrik tulisan terbaru, hasil karya siswa yang memperoleh penghargaan/pujian, latihan drama, daftar para juara lomba pidato serta penulisan karya tulis, laporan kunjungan ke industri, laporan studi kunjungan lapangan seperti ke museum dan lain-lain.

Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung

Dibuktikan dengan dokumen hasil karya siswa yang memperoleh penghargaan seperti: lomba keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan berhitung

158

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

159

Maksud dari sesi 7 ini adalah memberikan keterampilan kepada peserta agar dapat mengevaluasi pengembangan KTSP berdasarkan indikator keberhasilannya dan menyusun rencana tindak lanjutnya ………………………….

Tujuan Setelah melakukan tujuh ini diharapkan peserta menguasai hal-hal berikut:

1) ……Menjelaskan aspek yang perlu dievaluai dalam pengembangan KTSP.

2) Melakukan praktik evaluasi pengembangan KTSP.3) Menyusun rencana tidak lanjut setelah melakukan praktik

evaluasi.

Skenario Pelatihan

Sesi 7 Praktik Mengevaluasi Pengembangan KTSP

Waktu KegiatanMedia /

Alat Metode

1. Peserta dibagi ke dalam kelompok.

2. Curah pendapat tentang aspek yang perlu dievaluai dalam pengembangan KTSP.

2. Pelatih memberikan penguatan

Peserta dibagikan format evaluasi dan mengisinya.

3. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada kolom jawaban “tidak”.

4. Mendiskusikan pemecahan masalah dan memilih langkah pemecahannya.

5. Menyusun rencana tindak lanjut penyempurnaan KTSP

1. 10 menit Kerta plano, spidol

Format evaluasi

Kertas plano, spidol

Curah pendapat

praktik

Problem solving

2. 30 menit

3. 80 menit

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Dokumen 1 dan Dokumen 2 disusun untuk dilaksanakan. Untuk itu, pada akhir tahun ajaran perlu dilakukan review KTSP untuk melihat keterlaksanaan dan memperbaiki program-program yang kurang berhasil. Rubrik berikut dapat digunakan sebagai alat bantu untuk merleksikan keseluruhan pelaksanaan kurikulum dalam satu tahun ajaran.

Indikator Keberhasilan KTSPBerikut adalah rambu-rambu indikator yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pengembangan kurikulum mulai dari tahap perencanaan sampai dengan evaluasi sebagai berikut.

Tabel 20: Rambu-rambu Indikator Keberhasilan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Mengevaluasi Keseluruhan Pelaksanaan KTSP

No Indikator Ya TidakTahap

Ketepatan kegiatan perencanaan kurikulum • Membentuktimkurikulummadrasah/

madrasah • Melakukananalisiskonteksuntuk

menentukan karakteristik muatan kurikulum

• Kegiatanpengembangankurikulumdilakukan secara bersama antara kepala madrasah, guru, pengawas, komite, wakil masyarakat/ stakeholder

Ketepatan KTSP dokumen 1• Kurikulum/KTSPdokumen1yang

disusun mengandung komponen yang lengkap (visi, misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan)

• Komponenkurikulumdalamdokumen1 sesuai dengan konteks madrasah, konteks daerah, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

• Visi,misi,tujuansesuaidengankonteks madrasah dan rumusannya tepat

• Strukturdanmuatankurikulummengandung muatan wajib struktur kurikulum nasional dan menambahkan muatan yang sesuai dengan konteks madrasah

01. Perencanaan

160

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

161

No Indikator Ya TidakTahap

• Semuakomponenstrukturdanmuatankurikulum lengkap dan sesuai dengan Standar Isi/ SKL dan konteks madrasah/ daerah (struktur kurikulum, komposisi mata pelajaran dengan tujuan/ SKL-nya, muatan lokal dengan jenis, tujuan, dan aturan pelaksanaannya, pengembangan diri dengan jenis, tujuan, dan aturan pelaksanaannya, beban belajar, ketuntasan minimal, penilaian dan kelulusan, unggulan lokal, unggulan global)

• Terdapatkalenderpendidikanyangsesuai dengan konteks madrasah dan aturan minimal pekan efektif

• Adanyakelengkapankomponendokumen 2 KTSP yang minimal berupa silabus dan RPP seluruh mata pelajaran, Standar Kompetensi/ Kompetensi Dasar Muatan Lokal,

• Kurikulummeliputisubstansikomponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

• Semangatdanisikurikulummemberikan pengalaman belajar peserta didik memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

• Pengembangankurikulumdilakukandengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan dunia usaha dan dunia kerja.

• Isikurikulummengaturpengembangankecakapan hidup (keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional)

• Apakahhasiltahapperencanaancukupmemadai

• Apakahkendalayangdialamidanseberapa efektif solusi yang dilakukan?

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

No Indikator Ya TidakTahap

02. Pelaksanaan • Apakahterdapatmotivasiyangtinggiuntuk melaksanakan tugas masing-masing pelaksana kurikulum?

• Apakahterdapatdeskripsitugasdanpetunjuk teknis yang jelas sehingga setiap orang tahu apa yang harus dilakukan dalam pelaksanaan kurikulum?

• Apakahtelahadajadwalyangsesuaidan dipahami oleh orang-orang yang harus melakukannya?

• Kegiatanpembelajaransudahberorientasi pada melayani siswa belajar, bagaimana seharusnya siswa belajar.Gurusebagaimotivator,fasilitator dan mengorganisir pengalaman belajar siswa.

• Apakahprosespelaksanaankurikulumberjalan lancar dan tepat waktu? Bagaimana keterlaksanaan kegiatan pembiasaan, ekstra kurikuler, konseling, dan pembelajaran

• Apakahterdapatdukungankebijakan,panduan dan tata tertib untuk mengatur terselenggaranya pelaksanaan kurikulum?

• Apakahprosespelaksanaankurikulumtepat waktu?

• Bagaimanakesesuaianpelaksanaanpembelajaran untuk semua mata pelajaran dan muatan lokal dengan struktur dan muatan kurikulum yang telah ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?

• Bagaimanakesesuaianpelaksanaanprogram pengembangan diri (keteladanan, ekstrakurikuler, dan konseling) dengan program yang telah ditetapkan pada dokumen 1 KTSP?

• Apakahpelaksanaanpembelajaransesuai dengan silabus/ RPP yang direncanakan?

• Apakahsemuapersonalsudahmengerjakan tugas sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya ?

• Apakahketersediaanformat/saranapendukung untuk memudahkan

162

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

163

No Indikator Ya TidakTahap

03. Monitoring

pelaksanaan kurikulum memadai? • Apasajakendaladankesulitan

yang muncul dalam pelaksanaan/implementasi?

• Apakahkepalamadrasahmengendalikan proses pelaksanaan dengan menyusun panduan /aturan yang sesuai?

• Apakahkepalamadrasahmelakukanpengendalian secara maksimal untuk melaksanakan kurikulum (pengerahan sumber daya dan sumber-sumber yang lain untuk melaksanakan kurikulum)?

• ApakahKomitemadrasahmendukungpelaksanaan/ memberi fasilitas / dukungan yang sesuai?

• Apakahterdapatkoordinasiyangbaik sehingga pelaksanaan kurikulum berjalan efektif?

• Apakahpelaksanaankurikulumdapatmencapai tujuan yang diharapkan?

• Apakahhasiltahappelaksanaankurikulum memadai untuk mencapai tujuan?

• Apakahkendalayangdialamidalampelaksanaan kurikulum dan seberapa efektif solusi yang telah dilakukan?

• Adakahupayamemberisolusiyangefektif untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan kurikulum?

• Apakahtelahdikembangkansistempengawasan yang efektif untuk melaksanakan monitoring kurikulum?

• ApakahKepalaMadrasahmelaksanakan perannya dengan baik untuk mengobservasi pelaksanaan, memfasilitasi konsultasi dengan para guru, memberikan masukan/ pengarahan agar pelaksanaan berjalan sesuai yang diharapkan, mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan dan mengatasi masalah yang timbul, memfasilitasi media/ sumber pembelajaran?

• ApakahPengawasmelaksanakan

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

No Indikator Ya TidakTahap

04. Evaluasi

perannya dengan baik untuk mengobservasi pelaksanaan pembelajaran, berwawancara dengan siswa, pelaksanaan pelayanan konseling, ekstrakurikuler, mengobservasi penggunaan media pembelajaran, memfasilitasi konsultasi dengan para guru, memberikan masukan/ pengarahan agar pelaksanaan berjalan sesuai yang diharapkan, memberikan masukan untuk memperbaiki pelaksanaan yang kurang tepat?

• ApakahKomitemelakukanperanpengawasan dalam pelaksanaan kurikulum, mengobservasi pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan pelayanan konseling, ekstrakurikuler, penggunaan media pembelajaran?

• Apakahwaktupelaksanaanmonitoring dilakukan secara tepat (terintegrasi dengan proses pelaksanaan) bukan pada akhir?

• Apakahterdapatkoordinasiyang kompak untuk pelaksanaan monitoring?

• Seberapaefektifsolusiyangtelahdilakukan?

• Apakahsudahdikembangkansistemevaluasi yang efektif dalam evaluasi kurikulum ?

• Apakahtelahdilaksanakansistemevaluasi secara komprehensif?

• Apakahkepalamadrasahmelaksanakan perannya dengan baik untuk mengumpulkan data pelaksanaan sebagai bahan evaluasi, menganalisisnya dan melakukan evaluasi terhadap hasil, proses, dan dampak secara menyeluruh?

• Apakahprosesevaluasiterkoordinasikan dengan baik?

• Apakahguru,danwargamadrasahdilibatkan dalam proses evaluasi?

• Apakahkomitemadrasahmelaksanakan perannya dengan 164

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

165

No Indikator Ya TidakTahap

baik untuk mengumpulkan data dan melakukan evaluasi hasil, proses, dan dampak secara menyeluruh?

• ApakahKanKemenagdanDinasPendidikan Kota/Kabupaten terlibat secara sinergis mendukung perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi kurikulum?

• Apakahhasilevaluasitelahditindaklanjuti?

Revisi atau Perbaikan KTSP Hasil evaluasi keterlaksanaan kurikulum dan kendala yang dihadapi akan ditindaklanjuti dengan revisi perbaikan komponen dokumen 1 dan komponen dokumen 2. Revisi bisa dilakukan karena alasan berikut.

a. Ekskul yang kurang pembina sehingga keterlaksanaannya rendah

b. KKM perlu ditingkatkan karena memiliki ketercapaian yang tinggi

c. Metode pemecahan masalah perlu ditambahkan karena belum diimplementasikan pada berbagai mata pelajaran?

d. Waktu untuk kompetensi dasar tertentu masih kurang sehingga harus ditambahkan pada RPP berikutnya.

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

166

1. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan adalah ...A. Alat untuk menganalisis kebutuhan masyarakat dan

memetakan perkembangan tuntutan masyarakatB. alat untuk mencapai tujuan dan sebagai pedoman mengatur

kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di sekolahC. alat untuk menganalisis konteks dan memetakan

perkembangan siswaD. alat memberikan pertimbangan berdasarkan nalisis konteks

dan analisis kebutuhan

2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan. Hal ini dilakukan untuk ...A. mencapai tujuan madrasah secara maksimal B. menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasionalC. menjamin akreditasi yang komprehensifD. mencapai tujuan umum dan tujuan khusus

3. KTSP disusun untuk mencapai tujuan tertentu dengan mengadakan penyesuaian ...A. kekhasan, kondisi/ potensi daerah, satuan pendidikan, serta

kondisi peserta didikB. kondisi komite madrasah, kompetensi guru, sarana prasarana

yang mendukungC. kondisi jumlah siswa, komite madrasah, kompetensi guru,

sarana prasarana yang mendukung, dan media pembelajaran yang tersedia

D. tujuan madrasah, visi-misi, dana yang tersedia, sarana prasarana, kondisi geografis madrasah

4. KTSP sebagai kurikulum yang disusun di tingkat satuan pendidikan didefinisikan sebagai ...A. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, waktu

pelaksanaan, dan kelompok mata pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

B. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

C. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, metode, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

Soal Tes Akhir (Post Test)

Nama: Tanggal:

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

167

D. seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bahan pelajaran, media yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu

5. Langkah awal penyusunan KTSP diawali dengan ....A. menganalisis SK dan KDB. menganalisis konteksC. menyusun visi-misiD. menyusun kalender pendidikan

6. Pernyataan di bawah ini yang TIDAK sesuai untuk kegiatan pengembangan diri A. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang

harus diasuh oleh guru. B. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat

C. Pengembangan diri setiap peserta didik disamakan dengan sekolah lain yang setara dari segi kemampuan dan keterampilannya

D. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan

7. Standar isi berisi hal-hal berikut KECUALI ...A. Struktur kurikulumB. Materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai SKL jenjang

tertentuC. Standar kompetensi dan kompetensi dasarD. Proses supervisi

8. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pada lampiran Standar Isi mengatur..A. Kelompok mata pelajaran, prinsip pengembangan, prinsip

pelaksanaan, struktur kurikulum B. Standar Kompetensi lulusan tiap mata pelajaran, tiap jenjang,

dan tiap kelompok mata pelajaranC. Beban belajar tingkat SD/ MI, SMP/MT, D. Semua benar

9. Tim penyusun kurikulum pada satuan pendidikan MI dan MTs adalah ....A. guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap

anggota, komite madrasah, dan nara sumber, serta pihak lain

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

168

yang terkait.B. kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite

madrasah,orangtua, paguyuban kelas, dan Mapenda C. kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota, komite

madrasah, dan orang tua, dan pihak lain yang terkait.D. guru, konselor, dan kepala madrasah, dan nara sumber, serta

pihak lain yang terkait.

10. Di bawah ini merupakan pernyataan yang sesuai dengan kegiatan penyusunan KTSP A. merupakan bagian dari kegiatan perencanaan madrasah. B. Kegiatan penyusunan kurikulum berupa rapat kerja dan/atau

lokakarya madrasah C. Kegiatan penyusunan kurikulum berupa rapat kerja dan/atau

lokakarya kelompok madrasah D. Semua benar

11. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi.... A. Perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kurikulum secara

komprehensifB. Penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, finalisasi,

pemantapan dan penilaianC. Perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan sesuai prinsip

pengembangan KTSP D. Penyiapan dan penyusunan draf, reviu, finalisasi,

pemantapan dan pengesahan 12.Pengembangan KTSP mengacu pada ...

A. Standar Isi B. Standar Kompetensi LulusanC. pertimbangan komite madrasahD. semua benar

13. Di bawah ini yang mencakup prinsip pelaksanaan KTSP adalah...A. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,

perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

B. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik.

C. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

D. Semua benar

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

169

14. Pertanyaan di bawah ini sesuai untuk memonitor pelaksanaan KTSP ...A. Apakah struktur dan muatan kurikulum serta beban belajar

dilaksanakan sesuai dengan Standar Isi? B. Apakah pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik

mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik.

C. Apakah kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan?

D. Semua benar

15. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup ...A. standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

B. kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, media, dan sumber/bahan/alat belajar

C. standar kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

D. kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

16. Indikator pencapaian kompetensi disusun sebagai acuan ....A. Kegiatan pembelajaranB. Kegiatan penilaianC. Kegiatan perencanaan KTSPD. Pemilihan media dan sumber belajar

17. Di bawah ini merupakan tahap eksplorasi dalam kegiatan pembelajaranA. Menganalisis perbedaan dan persamaan suatu fenomenaB. Mendiskusikan hasil pengamatan dalam kelompokC. Mengamati berbagai fenomena di lingkungan sekitar D. Memberikan balikan sesuai dengan ketepatan hasil

18. Di bawah ini merupakan tahap elaborasi dalam kegiatan pembelajaran

A. Mempertanyakan dan menganalisis hasil pengamatan

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

170

B. Mengamati berbagai fenomena di lingkungan sekitar C. Mendengarkan dan membaca berbagai hal tentang topikD. Memberikan balikan sesuai dengan ketepatan hasil

19. Di bawah ini merupakan pertanyaan yang sesuai untuk menilai silabus/ RPP KECUALI..A. Apakah komponen silabus/ RPP saling berhubungan

secara fungsional dalam mencapai kompetensi dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan?

B. Apakah cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus/RPP sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik?

C. Apakah komponen-komponen silabus/ RPP disusun dengan mempertimbangkan penggunaan teknologi canggih dan media interaktif?

D. Apakah ada hubungan yang konsisten antara komponen silabus (kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian) serta memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, seni mutakhir dalam kehidupan nyata, serta peristiwa yang terjadi?

20.Pelaksanaan supervisi dalam pembelajaran sesuai dengan .....A. Standar IsiB. Standar Kompetensi LulusanC. Standar ProsesD.Standar Penilaian

KUNCI JAWABAN POS TEST

1. B2. B3. A4. B5. B6. C7. D8. A9. A10. B

11. D12. D13. D14. D15. A16. B17. C18. A 19. C20. C

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

Tahap pengembangan KTSP Hal yang disusun

Bahan baku yang digunakan/ harus dibaca

Pendahuluan Acuan operasional Dasar pemikiran

Pendahuluan lampiran SI (tentang prinsip, acuan operasional) Acuan operasional pengembangan KTSP pada panduan penyusunan KTSP

Bab 2 tujuan Tujuan pendidikan dasar Pendahuluan lampiran SI

Visi-misi, Tujuan madrasah Mengambil dari RKM

Bab III Struktur kurikulum

Lampiran Standar Isi Permendiknas 22 dan 23 (Kerangka dasar dan struktur kurikulum) SI Permenag nomor 2 tahun 2008

Tujuan mata pelajaran umum

SKL mata pelajaran (permendiknas 23 tahun 2006)

SKL PAI dan Bahasa Arab Permenag nomor 2 tahun 2008)

171

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

4. Lengkapi tabel berikut dengan cara menuliskan bagian mana yang bisa diatur sendiri oleh madrasah dan bagian mana yang harus dipatuhi dari pusat!

No. Hal yang Diatur Pusat (dengan batas minimal dan maksimal) Diatur sendiri sekolah

1. Tujuan pendidikan dasar

Bentuk kegiatan pengembangan diri yang sesuai kebutuhan

2. SKL dan tujuan mata pelajaran Bentuk Mulok sesuai dengan kondisi madrasah

3. Prinsip pengembangan KTSP Visi-misi dan tujuan madrasah

4. Prinsip pelaksanaan KTSP KKM sesuai dengan kondisi madrasah

5. Beban belajar MI dan MTs tugas terstruktur

6. Struktur dan muatan kurikulum Pengaturan penambahan maksimal 4 jam

7. Alokasi waktu satu jam pembelajaran MI adalah 35 menit, MTs 40 menit

Tujuan dan program pengembangan diri

8. Minggu efektif minimal dan maksimal dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu

Pemilihan jumlah minggu efektif sesuai dengan kondisi madrasah

9. SK/KD mata pelajaran SK/ KD mulok

10. pengaturan KD per semester

Pengurutan KD satu semester diatur sendiri oleh madrasah sesuai dengan analisis kedalaman dan hirarkhi KD

172

Modul Pengembangan KTSP di Madrasah Menuju Akreditasi Bermakna

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP

173

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2007. Perkembangan Kurikulum Pendidikan Dasar di Indonesia

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.

Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan DasardanMenengah.2009.GrandDesainPendidikanKarakter.Jakarta:DepartemenPendidikan Nasional.

Depdiknas. Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi

Depdiknas.Permendiknas 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Depdiknas.Permendiknas 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian

Depdiknas.Permendiknas 41 tahun 2007 tentang Standar Proses

Departemen Agama. Permenag nomor 2 tahun 2008 tentang SI dan SKL

Harsiati, titik. 2011. Model-model Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. UM Press

Huang, Sandra. 2012. Material Adaptation.

Tomlinson, Brian. Ed. 2007. Developing Materials in Teaching and Learning.London: Cromwell Press.

Huang, Sandra. 2012. Material Adaptation.


Top Related