MODEL PEMBINAAN AKHLAQ SISWA
MTS TERPADU AL-HIKMAH KARANGGEDE
KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN 2016
SKRIPSI
Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Oleh :
LULUK SURYANINGSIH _______________________________________
NIM : 111-12-099
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
v
MOTTO
كان خلق النبي صلى الله عليه وسلم القران
“Akhlaq nabi saw adalah Al-Qur’an” (HR. Ahmad, Muslim dan Abu Daud)
Diambil dari buku Halim dengan judul menghias diri dengan akhlaq terpuji (2000: 1)
vi
PERSEMBAHAN
Teriring Do’a rasa syukur kepada Allah SWT yang teramat
dalam
kupersembakan
karya ini buat orang-orang yang telah banyak berjasa dalam
hidupku, yang tanpa mereka aku tidak mungkin bisa
merasakan hidup seperti saat ini.
Skripsi ini bukanlah akhir dari tugas, namun awal aku
berkarya.
Terimakasih
buat…
Wanita terindah penuh kasih sayang (Ibunda tercinta)
“You are the light that shines mylife
Thank you for all you have given to me
Withouth you,
I can’t do anything”
Dan tidak terlupakan ayahanda terkasih serta kakak dan
adik, yang selalu memberikan motivasi dan semangat di
setiap hari.
Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil yang dengan ketelatenan dan
kesabaran telah membimbing dan mengarahkan penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini sampai membuahkan hasil
maksimal sebagaimana impian penulis.
Untuk semua keluarga MTs Terpadu Al-Hikmah
yang telah
membantu tersusunnya skripsi ini.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga,
sahabat dan para pengikutnya.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Bapak Mufiq. S.Ag., M.Phil. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan
waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
5. Bapak H. Muh. Irfan Helmy, Lc, MA., selaku pembimbing akademik (PA)
yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari semester 1
hingga semester akhir.
6. Segenap Dosen, Staff dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis dengan fasilitas dan pelayanan yang baik.
viii
7. M. Abdul Mudhofar, S.Pd.I selaku kepala MTs TERPADU Al-Hikmah
Karanggede Kabupaten Boyolali dan para guru yang telah mengizinkan dan
membantu penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini.
8. Terkhusus orang tua tercinta: Ayahanda Basuni dan Ibunda Sumiyati serta
kakakku Durrotul Yatimah dan adikku Umi Khasanah, terima kasih sedalam-
dalamnya penulis ucapkan atas doa, nasihat, dukungan, dan kasih sayang yang
tiada henti mereka curahkan kepada penulis. Dan juga membantu dalam
bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN
Salatiga.
9. Terimakasih kepada para sahabat: khususnya Ulum Muhfaidah yang tiada
henti memberikan semangat dan motivasi kepada penulis serta seluruh sahabat
PAI C yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Teman-teman PAI
angkatan 2012. Dan kepada Puji Rohmatin, Fauziatul Hasanah dan Hening
Retno Asturini yang selalu menemani penulis. Semoga tali silaturahhim
diantara kita akan selalu terjaga selamanya. Amin.
10. Seluruh rekan-rekan dan Pengurus HMI Cabang Salatiga, khususnya M. Eko
Prasetyo, Sri Jarwati, A. Mahfud Rosyidi. Jazakumullah khoiron katsir telah
menghadirkan semangat dalam setiap langkah. Semoga dapat memberikan
manfaat bagi diri saya pribadi maupun orang lain atas ilmu-ilmu yang telah
didapatkan dalam berorganisasi.
Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan
balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga Allah
meridhoi persaudaraan ini. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat
x
ABSTRAK
Suryaningsih, Luluk. 2016. Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-
Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Kata kunci: Model, Pembinaan, Akhlaq
MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede merupakan sekolah yang
memadukan antara pendidikan umum dengan pendidikan keagamaan. Pendidikan
yang diterapkan di MTS Terpadu Al-Hikmah dapat dijadikan contoh bagi sekolah
lain untuk mewujudkan generasi yang berakhlaq mulia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Bagaimana model pembinaan
akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun
2016?. Apa strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu
Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?. Apa faktor pendukung
dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-Hikmah
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian kualitatif. Data
dikumpulkan melalui metode wawancara (interview), observasi, dan dokumentasi.
Data yang diperoleh dilapangan kemudian disusun dengan memilih dan
menyederhanakan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data untuk ditarik
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Model pembinaan akhlaq siswa
MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah:
menggunakan sistem boarding school
Strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu Al-
Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 antara lain: Halaqoh, Orang
Tua Asuh, Memberikan Motivasi, Memberikan Teladan, Memberi Nasihat,
Pembiasaan Yang Baik, dan Mendidik Melalui Kedisiplinan
Faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa MTS Terpadu
Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 antara lain: Faktor yang
mendukung dalam kegiatan pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah: Pembiayaan dan Sumber
Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, lingkungan, dan sistem boarding. b.
Faktor yang menghambat dalam kegiatan pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu
Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah: kekurangan
Sumber Daya Manusia (SDM), karakter siswa yang berbeda-beda, dan pemberian
sanksi atau hukuman belum maksimal.
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Halaman Nota Pembimbing ............................................................................. ii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii
Deklarasi .......................................................................................................... iv
Motto ................................................................................................................ v
Persembahan .................................................................................................... vi
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Abstrak ............................................................................................................ x
Daftar Isi .......................................................................................................... xi
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiv
Daftar lampiran ................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 3
D. Definisi Operasional ............................................................... 5
E. Metode Penelitian ................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Definisi Model Pembinaan Akhlak ........................................ 17
B. Ruang Lingkup Akhlak .......................................................... 19
C. Strategi Pembinaan Akhlak .................................................... 28
xii
D. Alat Yang Efektif Dalam Pembinaan Akhlak ........................ 33
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTS TERPADU Al-Hikmah
Karanggede Kabupaten Boyolali .......................................... 38
1. Profil MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede ........... 38
2. Visi, Misi dan Tujuan MTS TERPADU Al-Hikmah
Karanggede ..................................................................... 39
3. Struktur Organisasi MTS TERPADU Al-Hikmah
Karanggede ..................................................................... 40
4. Program Kegiatan MTS TERPADU Al-Hikmah
Karanggede ..................................................................... 41
5. Sarana Dan Prasarana Pendidikan MTS TERPADU Al-
Hikmah Karanggede ....................................................... 42
6. Keadaan Guru Dan Siswa MTS TERPADU Al-Hikmah
Karanggede ..................................................................... 43
B. Temuan Data Penelitian ........................................................ 45
1. Kondisi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede ............. 45
2. Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-
Hikmah Karanggede ....................................................... 46
3. Strategi Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-
Hikmah Karanggede ....................................................... 49
4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan
Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede .... 53
xiii
BAB IV ANALISIS DATA
A. Model Pembinaan Akhlak Siswa MTS TERPADU Al-
Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 ........ 60
B. Strategi Yang Digunakan Dalam Pembinaan Akhlak Siswa
MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede Kabupaten
Boyolali Tahun 2016 ............................................................ 61
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan
Akhlak Siswa MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun 2016 .......................................... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 77
B. Saran ..................................................................................... 78
C. Penutup.................................................................................. 79
Daftar Pustaka ................................................................................................ 80
Lampiran-lampiran ........................................................................................ 81
xiv
Daftar Bagan dan Tabel
Bagan 3.1 Struktur Organisasi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Tabel 3.2 Daftar Guru dan Karyawan
Tabel 3.3 Jumlah Siswa
xv
Daftar Lampiran
1. Daftar Riwayat Hidup Penulis
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Pernyataan Telah Meneliti
4. Lembar Konsultasi
5. Laporan SKK
6. Pedoman Wawancara
7. Transkip Wawancara
8. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) akan terus menerus mengalami kemajuan. Hadirnya era modernisasi
menimbulkan berbagai dampak yang cukup signifikan bagi kalangan
masyarakat baik dampak positif ataupun dampak negatif. Kecanggihan
teknologi memudahkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa mengenal batas
ruang dan waktu. Misalnya peristiwa dibelahan dunia manapun dapat kita
ketahui melalui situs internet, faxmile, film, buku, dan sebagainya. Tentu
dengan segala konsekuensi dan dampak negatifnya. Dampak yang negatif
seperti meningkatnya angka kriminalitas, sebagai contoh yaitu tawuran,
pembunuhan, penyalahgunaan narkotika, minuman keras, dan pola hidup
yang materealistik dan hidonistik semakin menjadi-jadi bahkan dijadikan
trend hidup di era saat ini.
Perkembangan zaman telah banyak merubah gaya hidup seseorang,
terutama dikalangan remaja. Kebanyakan remaja sangat aktif memanfaatkan
teknologi saat ini dan sebagian dari mereka belum dapat memanfaatkan
teknologi secara positif. Kehidupan remaja saat ini sering dihadapkan pada
permasalahan yang begitu kompleks. Salah satu masalah yang dihadapi saat
ini adalah semakin menurunnya tatakrama kehidupan terutama dalam segi
tingkah laku atau akhlaqnya, baik itu didalam sekolah, rumah, maupun
lingkungan masyarakat, yang mengakibatkan munculnya berbagai perilaku
2
negatif di lingkungan masyarakat. Hal ini perlu mendapatkan perhatian dari
kita semua. Seperti yang sering kita temui terjadi banyak kasus
penyimpangan norma, baik itu norma agama ataupun sosial, yang berupa
tawuran, pembunuhan, penyalahgunaan narkotika dan lain sebagainya. Oleh
karena itu akhlaq merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan saat ini.
Kedudukan akhlaq dalam kehidupan manusia, baik sebagai individu
maupun kelompok menempati posisi yang sangat penting, sebab jatuh
bangunnya suatu masyarakat tergantung kepada akhlaq yang dimiliki. Jika
akhlaqnya baik, maka sejahteralah lahir dan batinnya. Tetapi, jika akhlaqnya
rusak, maka akan rusak pula kehidupan masyarakat tersebut (Abdullah, 2007:
1). Oleh karena itu, untuk mengembalikan akhlaq menjadi lebih baik lagi dan
mencegah dampak negatif dari perkembangan zaman, dunia pendidikan
memiliki tugas pokok yaitu membina siswanya agar memiliki akhlaq yang
lebih baik lagi.
Upaya pembinaan akhlak juga selaras dengan tujuan pendidikan
nasional seperti yang tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Pasal 3 bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Hasbullah,
2009: 310).
Dalam rangka pembinaan akhlak, sebuah lembaga pendidikan
diharapkan mampu mencetak para generasi muda agar memiliki akhlak yang
3
baik. Artinya pembinaan akhlak di sekolah harus mampu melatih dan
membimbing siswa ke arah perkembangan yang positif. Karena sekolah
bertanggung jawab bukan hanya dalam mencetak siswa yang unggul dalam
bidang akademik saja, akan tetapi juga dari segi perilaku atau akhlaqnya.
Dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang
model pembinaan akhlaq yang ada di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede.
Peneliti bermaksud mengangkatnya ke dalam penulisan skripsi dengan judul
“MODEL PEMBINAAN AKHLAQ SISWA MTs Terpadu AL-Hikmah
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan gambaran masalah diatas, maka fokus penelitiannya
adalah:
1. Bagaimana model pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?
2. Apa strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa di MTs
Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq siswa
di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun
2016?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka peneliti merumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut:
4
1. Untuk mengetahui bagaimana model pembinaan akhlaq siswa yang ada
di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun
2016?
2. Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq
siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali
Tahun 2016?
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan
akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten
Boyolali Tahun 2016?
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan
masyarakat pada umumnya dan khususnya dapat bermanfaat bagi para guru
dan seluruh anggota sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pendidikan dan atau manajemen pendidikan, khususnya dalam
pembinaan akhlaq siswa. Lebih jauh penilitian ini dapat digunakan
sebagai bahan masukan pada penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan pembinaan akhlaq siswa.
2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini secara praktis adalah untuk bahan masukan bagi
pembaca mengenai model pembinaan akhlaq di sekolah. Sebagai bahan
5
referensi riset dan kajian dalam bidang pendidikan khususnya mengenai
pembinaan akhlaq siswa. Selain itu juga manfaat penelitian ini adalah
sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi sekolah-sekolah lainnya
dalam upaya pembinaan akhlaq bagi para pelajar.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan pembaca
dalam memahami judul skripsi ini peneliti merasa perlu untuk menjelaskan
beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. Adapun istilah-istilah
yang perlu dijelaskan adalah sebagi berikut:
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata pembinaan didefinisikan
sebagai kegiatan membangun, mendirikan, mengusahakan supaya menjadi
lebih baik. Secara etimologi pembinaan berarti proses dan cara;
penyempurnaan, pembaharuan, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya
(Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 152). Dengan demikian secara
umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan, guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Akhlaq merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang
tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran As., 2002:1).
Namun akhlaq yang ada pada diri seseorang belum sempurna dan perlu
dilakukan pembinaan untuk membentuk suatu akhlaq yang baik.
Di samping istilah akhlaq juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga
istilah itu sama-sama menentukan nilai baik buruk sikap dan perbuatan
6
manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlaq
standarnya adalah Al-Qur‟an dan Sunnah, etika standarnya pertimbangan akal
pikiran, dan moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di
masyarakat (Ilyas, 2007: 3).
Dalam bukunya Ilyas (2007: 1-2) secara terminologi atau istilah ada
beberapa definisi tentang akhlaq, diantaranya:
1. Menurut Imam Al-Ghazali:
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
2. Menurut pendapat Mahmud (2004: 26-27) kata khuluqiyah “akhlaq”
atau lazim disebut dengan moral adalah sebuah sistem yang lengkap
terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang
membuat seseorang menjadi istimewa. Karakteristik-karakteristik ini
membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya
berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya
dalam kondisi yang berbeda-beda.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan akhlaq
merupakan suatu usaha untuk memberikan arahan dan bimbingan untuk
membentuk perilaku seseorang agar menjadi baik dan mulia dengan dasar Al-
Qur‟an dan As-Sunnah.
7
E. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan
cara yang teratur dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang
diharapkan. Metode ini diperlukan agar hasil penelitian dapat diperoleh
secara optimal.
1. Pendekatan dan Jenis penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2009:
90).
Ruslan (2010: 133) berpendapat bahwa penelitian kualitatif lebih
menekankan kata-kata sebagai unit analisis dibandingkan dengan angka-
angka. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena sifat data yang
dikumpulkan bercorak kualitatif dengan jenis penelitian lapangan.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen utama
pengambil data. Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan
data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor
hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat
karena peneliti menjadi segalanya dalam proses penelitian. Namun,
instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai penjelasan alat-alat ukur
8
yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan atau informasi (Leo,
2013: 97)
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede. Yang beralamat di Jl. Sawungrono Trayon kebonan
kecamatan karanggede kabupaten Boyolali.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Menurut Lofland dalam Moleong (2009:
157) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Data yang akan terkumpul melalui penelitian ini adalah data yang sesuai
dengan fokus penelitian yaitu mengenai pembinaan akhlaq siswa melalui
di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun
2016.
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa hasil-hasil
observasi pada tempat penelitian, dan hasil wawancara terhadap
responden dan dokumen yang terkait dengan tempat penelitian. Pada
penelitian ini yang dijadikan subjek adalah pengasuh dan guru.
Bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
9
dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Adapun sumber data yang diambil yaitu:
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
secara langsung oleh peneliti dari lapangan. Data ini disebut juga data
asli atau data baru. Sumber langsung diperoleh dengan cara observasi
dan mewawancarai pengasuh dan guru MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah ada. Data sekunder
disebut juga data tersedia atau tertulis. Data sekunder berasal dari
sumber buku, majalah ilmiah, dokumen pribadi, dokumen resmi,
arsip, dan lain-lain. Data tersebut berguna untuk melengkapi data
primer.
5. Prosedur Pengumpulan Data
a. Metode Wawancara (Interview)
Metode wawancara (interview) dikenal pula dengan istilah
Wawancara Menurut Esterberg (2002) wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu (Sugiyono, 2014: 317).
10
Sedangkan menurut Asmani (2011: 122) Metode wawancara
(interview) merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.
Dalam penelitian ini jenis wawancara yang dilakukan adalah
pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis
wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan
garis besar materi yang dirumuskan dan tidak perlu ditanyakan secara
berurutan (Moleong, 2009: 187)
Interview atau wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang model pembinaan akhlaq siswa MTs
Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali tahun 2016.
b. Metode Obsevasi
Metode observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra (Arikunto, 2002: 145).
Metode observasi juga dapat diartikan sebagai suatu
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena
yang diselidiki (Hadi, 1995: 136). Sedangkan observasi sendiri dibagi
menjadi tiga yaitu pertama, observasi partisipatif yaitu peneliti terlibat
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. Kedua, observasi terus
terang dan tersamar, yaitu peneliti dalam pengumpulan data
11
menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang
melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal
sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga
tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk
menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih
dirahasiakan. Ketiga, observasi tidak berstruktur yaitu observasi
dilakukan dengan tidak berstruktur karena fokus penelitian belum
jelas, observasi tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang
akan diobservasi.
Pada penelitian ini penulis menggunakan observasi terus
terang. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran tentang
pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun 2016.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya
(Arikunto, 2002: 234).
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data
tentang keadaan siswa, guru, sekolah dan sebagainya di MTs Terpadu
Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016
12
6. Metode Analisis Data
Analisis data menurut Bogdan (1980), adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan kedalam unit-
unit menyusun kedalam suatu pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada
orang lain (Sugiyono, 2014: 334).
Menurut Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009: 248). Tujuan analisis data
adalah untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul,
menyajikannya dalam suatu susunan yang sistematis, kemudian
mengolah dan menafsirkan atau memaknai (Imam dan Tobroni, 2003:
134).
Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis
data kualitatif, yaitu data yang terbentuk uraian kemudian penulis
tafsirkan untuk mendapatkan makna yang terkandung. Dengan
menggunakan metode ini tidaklah dimaksudkan untuk memperoleh
13
penelitian yang baru akan tetapi hanya mendapatkan kejelasan atau
penjelasan suatu pengertian tertentu dari penelaahan obyek penelitian.
Metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka
pikiran pada penelitian adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok,
mengfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2014: 338).
Dalam reduksi data, penulis mengumpulkan data hasil wawancara
ataupun informasi lain dari hasil observasi sesuai dengan tipologi
data tersebut. hasil data ataupun informasi yang diperoleh disusun
secara sistematis dan diidentifikasi secara sederhana agar
memperoleh gambar yang sesuai dengan tujuan penelitian.
b. Menyusun kategorisasi
Kategorisasi merupakan upaya memilih-milih setiap satuan kedalam
bagian-bagian yang memiliki kesamaan (Moleong, 2009: 288).
Penulis kemudian mengklasifikasikan atau mengolah berdasarkan
kategori masing-masing menurut fokus masalahnya.
c. Sintesisasi
Mensintesiskan merupakan mencari kaitan antara satu kategori
dengan ketegori lainnya (Moleong, 2009: 289). Penulis melakukan
penanganan suatu obyek tertentu dengan cara menggabung-gabungkan
pengertian yang satu dengan yang lainnya, sehingga menghasilkan
14
pengertian yang baru. Dengan demikian sintesis dilakukan dengan
pendekatan deskriptif.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, penulis
menggunakan cara ketekunan dan keajegan pengamatan serta
triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong,
2009: 330). Dalam pelaksanaannya peneliti membandingkan data dari
informan primer dengan informan lain, sehingga data benar-benar
dapat diuji kebenarannya. Ada dua macam triangulasi yang digunakan
yaitu:
a. Triangulasi Sumber data
Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama ( Sugiyono,
2014: 241).
b. Triangulasi Metode
Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian melalui beberapa teknik
pengumpulan data dengan metode yang sama (Moleong, 2009: 331).
8. Tahap- tahap penelitian
Tahap pertama pelaksanaan penelitian dimulai dari mengamati dan
ikut sebagai partisipan dalam lapangan. Penulis harus mengadakan
15
pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk
memperoleh informasi atau data awal.
Tahap kedua mencatat hasil yang diperoleh. Untuk mempermudah
memperoleh data dengan wawancara dan pengamatan, setelah data-data
sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil
analisis data yang dilakukan.
Tahap ketiga selanjutnya pengecekan dan memeriksa keabsahan
data. Pada tahap ini biasanya diadakan penghalusan data yang dilakukan
pada subyek dan informan. Jika terdapat ketidak sesuaian maka perlu
diadakan perbaikan.
Tahap keempat ialah merancang penulisan. Tahap ini hendaknya
dijelaskan pada rancangan penulisan walaupun tidak dilakukan secara
rinci. Jadwal untuk setiap tahap harus diperkirakan secara tepat karena
akan menjadi pegangan dalam menyelesaikan secara keseluruhan
penulisan selanjutnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap-tahap
penulisan yang akan dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat
perizinan penulisan kepada MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali. Setelah melewati proses tadi barulah penulis bisa
melaksanakan observasi, melakukan wawancara dengan responden dan
mengumpulkan hasil dokumentasi sebagaimana yang telah direncanakan.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyusun sistematikanya
sebagai berikut:
16
BAB I : PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI, yang berisi tentang definisi model
pembinaan akhlaq, ruang lingkup akhlaq, strategi pembinaan akhlaq, alat
yang efektif dalam pembinaan akhlaq.
BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN, Merupakan
pembahasan tentang gambaran umum MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali yang meliputi Profil MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede, Visi, Misi dan Tujuan, Struktur Organisasi MTs Terpadu Al-
Hikmah Karanggede, Program kegiatan MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede, Sarana Dan Prasarana Pendidikan MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede, keadaan guru, karyawan, pembina asrama dan siswa MTs
Terpadu Al-Hikmah Karanggede, dan temuan data penelitian.
BAB IV : ANALISIS, Kemudian dalam bab IV ini membahas mengenai
analisis data yang meliputi : Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu
Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016.
BAB V : PENUTUP, di dalam bab V ini akan diuraikan mengenai
kesimpulan dan saran. Sedangkan bagian akhir skripsi ini berisi tentang
lampiran-lampiran yang mendukung isi dari skripsi, kemudian daftar pustaka.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembinaan Akhlaq
Model dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007: 751) adalah pola
(contoh, acuan, ragam,dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Pembinaan dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007: 152) adalah
usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk
memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Syafaat, dkk (2008: 153)
pembinaan adalah kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan apa
yang telah ada dengan mengamalkan pengetahuan yang telah diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut Thoha (1987) dalam (Sarbaini, 2016: http://
www.slideshare.net/iniabras/pembinaan-kepatuhan-peserta-didik-di-sekolah.)
mengemukakan pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau
pernyataan lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya perkembangan
dalam bentuk kemajuan, pertumbuhan atau peningkatan terhadap sesuatu.
Dengan demikian secara umum pembinaan diartikan sebagai usaha untuk
memberikan pengarahan dan bimbingan, guna mencapai suatu tujuan tertentu.
Secara etimologis akhlalq (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari
khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar
dari kata kholaqo yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq
(pencipta), Makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Kesamaan
kata akar tersebut mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian
18
terciptanya keterpaduan antara kehendak akhlaq (Tuhan) dengan perilaku
makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap
orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki
manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq
(Tuhan) (Ilyas, 2007: 1).
Sedangkan akhlaq merupakan sifat-sifat yang dibawa manusia sejak
lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran As.,
2002:1). Namun akhlaq yang ada pada diri seseorang belum sempurna dan
perlu dilakukan pembinaan untuk membentuk suatu akhlaq yang mulia.
Dalam bukunya Ilyas (2007: 1-2) secara terminologi atau istilah ada beberapa
definisi tentang akhlak, diantaranya:
1. Menurut Imam Al-Ghazali:
Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
2. Menurut Abdul Karim Zaidan akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat
yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya
seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian
memilih melakukan atau meninggalkannya.
3. Menurut Ibnu Miskawaih dalam Syafaat, dkk (2008: 59) akhlaq
merupakan sikap seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu).
19
Di samping istilah akhlaq juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga
istilah itu sama-sama menentukan nilai baik buruk sikap dan perbuatan
manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlaq
standarnya adalah Al-Qur‟an dan Sunnah, etika standarnya pertimbangan akal
pikiran, dan moral standarnya adat kebiasaan yang umum berlaku di
masyarakat (Ilyas, 2007: 3).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembinaan
akhlaq merupakan suatu pola usaha untuk memberikan arahan dan bimbingan
untuk membentuk perilaku seseorang agar menjadi baik dan mulia dengan
dasar Al-Qur‟an dan As-Sunnah.
B. Ruang Lingkup Akhlaq
Dilihat dari ruang lingkupnya, akhlaq islami dibagi menjadi dua yaitu
akhlaq terhadap Sang Khalik (Allah Swt) dan akhlaq terhadap makhluq
(ciptaan Allah). Akhlaq terhadap makhluq ada beberapa rincian diantaranya
akhlaq terhadap manusia, akhlaq terhadap makhluq hidup selain manusia
(seperti hewan dan tumbuhan), serta akhlaq terhadap benda mati (Zuchdi,
2009: 88).
Dalam Islam, Al-Qur‟an dan hadits yang menjadi sumber pelajaran
bagi seorang muslim telah menjelaskan nilai-nilai etika Islam. Sebagian
akhlaq baik tersebut misalnya dapat diklasifikasi sebagai berikut:
1. Akhlaq terhadap Allah swt
Akhlaq terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluq, kepada Tuhan
20
sebagai sang Khalik. Manusia sebagai seorang mahkluk memiliki
sejumlah kewajiban kepada Tuhannya. Beberapa akhlaq yang harus
dimiliki seorang manusia kepada Allah sebagai berikut:
Pertama, beribadah kepada Allah swt. Ibadah terbagi menjadi tiga, yaitu
ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Ibadah qalbiyah atau ibadah yang
dikaitkan dengan hati seperti rasa khauf (takut), raja’ (mengharap),
mahabbah (cinta), tawakal (ketergantungan), dan rahbah (takut). Ibadah
lisanniyah (Lisan) atau ibadah yang dikaitkan dengan lisan seperti tasbih,
tahlil, tahmid, dan syukur. Sedangkan ibadah badaniyah atau ibadah
yang dikaitkan dengan fisik atau perbuatan seperti shalat, zakat, puasa,
haji dan jihad (Salamullah, 2008: 4).
Kedua, yaitu cinta kepada Allah. Mencintai Allah swt bisa dipupuk
melalui perenungan terhadap tanda-tanda kebesaran-Nya yang tersebar di
seluruh ufuk alam semesta. Pada saat yang sama, kecintaan kepada Allah
bisa dimanifestasikan ke dalam bentuk amal saleh dan akhlaqul karimah
di dalam segenap aspek kehidupan. Mencinta manusia dengan sepenuh
hati merupakan bagian dari bentuk cinta kepada Allah swt (Salamullah,
2008: 12).
Ketiga, mengesakan Allah. Setelah mempercayai keberadaan Tuhan,
setiap muslim wajib beriman bahwa Tuhan itu Esa (Salamullah, 2008:
15). Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Kahfi ayat 110:
ا أا بشش قو إ شج ىقاء سب ما احذ ف إى ا إىن أ ح إى ثين
أحذا لا ششك بعبادة سب لا صاىحا و ع فيع
21
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan
kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barang siapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada
Tuhannya".
Manusia sebagai hamba Allah diharuskan mempunyai akhlaq yang baik
kepada Allah. Karena kita sebagai manusia diciptakan atas kehendak-
Nya, dan sebagai rasa syukur kita kepada Allah sudah sepantasnya kita
berakhlaq baik kepada Allah. Salah satunya dengan mengesakan Allah
yang artinya tidak ada Tuhan selain Allah. Dari ayat di atas, manusia
diperintahkan untuk mengerjakan amal perbuatan yang saleh yaitu sesuai
dengan perintah Allah dan dalam beribadah kepada-Nya jangan sampai
kita mempersekutukan Allah.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan, berkenaan
dengan akhlaq kepada Allah dilakukan dengan cara banyak memuji-Nya.
Selanjutnya mencintai Allah yang bisa dipupuk dengan merenungi tanda
kebesaran Allah. Serta sikap tersebut diteruskan dengan senantiasa
bertawakal kepada-Nya, yaitu menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya
yang menguasai diri manusia.
2. Akhlaq terhadap Rasulullah saw
Akhlaq terhadap Rasul adalah beriman kepada Rasul. Dikatakan iman
bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, akan tetapi
harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Amal perbuatan yang
dijelaskan dalam Al-Qur‟an dan Hadits, tentang bagaimana bersikap
22
kepada Rasulullah saw, itulah yang dinamakan akhlaq terhadap
Rasulullah.
Dalam hal beriman kepada Rasul, Allah memerintahkan manusia agar
meneladani yang dicontohkan Rasulullah saw. Sebagai Nabi terakhir,
Nabi Muhammad diberi tugas membawa wahyu dan risalah yang berisi
pokok-pokok aqidah, ibadah, dan akhlaq yang berlaku sepanjang masa
yang wajib diteladani setiap muslim (Ghuddah, 2015: 81). Sebagaimana
firman Allah Swt di dalam Q.S Al-Ahzab ayat 21:
ىقذ ما رمش الل اخش اى شج الل ما ة حست ى أس ف سسه الل ىن
مثشا
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dari ayat di atas dapat disimpulkan, bahwa Rasulullah merupakan
teladan bagi umatnya dalam segala budi pekerti, perbuatan, dan kondisi
beliau. Akhlaq tersebut merupakan akhlaq yang harus dimilik oleh setiap
muslim dan muslimah untuk membuktikan bahwa ia benar-benar
meneladani sikap Rasul dan dijadikannya sebagai contoh dalam bersikap
dan berperilaku.
Menurut Salamullah (2008: 33) di antara akhlaq utama yang perlu kita
tunjukkan kepada Rasulullah saw adalah sebagai berikut:
a. Mengimani dan menjalankan ajaran Rasulullah saw.
b. Mencintai Rasulullah saw.
c. Meneladani akhlaq Rasulullah saw
23
3. Akhlaq terhadap sesama manusia
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur‟an berkaitan dengan
akhlaq terhadap sesama manusia, di antaranya sebagai berikut:
a. Akhlaq terhadap orang tua
Mencintai orang tua sama halnya kita mencintai Allah dan Rasul-
Nya. Sebaliknya, bila kita tidak mencintai orang tua, maka sia-sia lah
kita beribadah kepada Allah Swt (Sanusi, 2013: 20). Cara mencintai
orang tua salah satunya dengan patuh dan taat terhadap perintah
orang tua.
Sebagai seorang anak wajib patuh dan taat terhadap perintah orang
tua dan tidak durhaka kepada mereka. Terutama kepada ibu yang
telah mengandung, melahirkan serta membesarkan anak-anaknya
dengan penuh kasih sayang tanpa batas. Begitu pula seorang ayah
yang berperan besar, ia bertanggung jawab untuk hal-hal yang
bersifat finansial dan harus menghidupi keluarganya seperti
pendidikan bagi anak-anaknya. Oleh karena itu seorang anak
dituntun untuk berbakti kepada kedua orang tua, bersikap baik
meskipun ia kurang menyenangkan hatinya, bertutur kata lembut dan
mulia, berbuat baik kepada orang tua. Seperti halnya yang diajarkan
dalam kitab suci (Al-Qur‟an) yang mengajarkan bahwa kita harus
berbicara dengan tutur kata yang lembut, sesuai dengan firman-Nya
dalam Q.S. Al-Isra‟ ayat 23-24 sebagai berikut:
خزلا } ا ز إىا آخش فخقعذ ع الل {32لا حجعو
24
قض سب ا ذك اىنبش أحذ ع ا بيغ إحساا إ اىذ باى ل ألا حعبذا إلا إا
ا} لا مش ا ق قو ى ا ش لا ح ا أف ا فلا حقو ى ملا {32أ Artinya: (23) Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping
Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan
(Allah). (24) Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di
antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Salah satu contoh akhlaq terhadap orang tua adalah patuh
menjalankan perintah orang tua. Sepanjang perintah orang tua
mengandung unsur kebaikan, wajib hukumnya bagi sang anak
memenuhi perintah tersebut. Misalnya orang tua menyuruh mengaji,
sekolah dan membantu pekerjaannya, kita wajib memenuhi perintah
tersebut. Akan tetapi jika perintah tersebut menjurus kepada
kemaksiatan, maka anak tidak wajib taat kepada mereka. Hanya saja,
kendatipun sikap orang tua menyimpang dari garis agama, sang anak
tetap berkewajiban menggauli mereka dengan baik (Salamullah,
2008: 75).
Berbakti kepada orang tua dianggap oleh Allah dan Rasul-Nya
sebagai salah satu amalan mulia yang bisa mengantarkan pelakunya
meraih “tiket” surga. Sebagaimana hadits berikut:
با اىش ش ع أب اىذاس ع ه اخبشا صاحب ز اى -ق أ بذ ا
و احب اى الل؟ قاه اىع أ سي صي الل عي داسعبذالل؟ قاه سأىج اىب
25
بش اى ؟ قاه ث ا قخا قاه ث لاة عي اىص ؟ قاه اىجاد ف ا قاه ث ىذ
اسخزدح ىزاد. ى و الل, قاه حذث ب سب
Artinya: “5662. Dari Abi Amr Asy Syaibani, dia berkata: “Berkata
kepadaku orang yang punya rumah ini” dan ia memberi isyarah
dengan tangannya pada rumah Abdullah dia berkata: “aku bertanya
pada Rasulullah saw: “pekerjaan apakah yang paling di senangi oleh
Allah?”. Beliau menjawab: “sholat tepat pada waktunya”. Abdullah
berkata: “kemudian apa?”. Beliau menjawab: “kemudian berbuat
bagus (menghormat) kepada kedua orang tua”. Abdullah
berkata:”kemudian apa?”. Beliau menjawab: “ perang di jalan Allah
swt”. Abdullah berkata: “Beliau bersabda padaku dengan tiga hal
tersebut, andaikan aku minta tambah niscaya beliau menambahinya”.
(HR. Bukhori) ( dari kitab صحح اىبخاس Juz VIII dalam tarjamah
shohih bukhari jilid VIII oleh Sunarto, Dkk, 1993: 1)
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kedudukan orang tua itu sangat
mulia dan merupakan perbuatan yang disenangi Allah, sehingga
Allah dan Rasul memerintahkan umat manusia untuk memuliakan
dan berbakti kepada orang tua.
b. Akhlaq terhadap guru
Akhlaq terhadap guru merupakan cerminan seorang murid yang
patuh dan taat terhadap perintah dan menjalankan segala aturan yang
terdapat di dalam lingkungan sekolah yang harus diperhatikan siswa-
siswi terhadap gurunya adalah “sikap murid terhadap pribadi dalam
menuntut ilmu murid harus bersih hatinya dari kotoran dan dosa agar
dapat dengan mudah dan benar dalam menangkap pelajaran,
menghafal dan mengamalkanya” (Nata, 2001: 102).
Diantara akhlaq murid kepada guru adalah menghormati guru, sopan
santun di hadapan guru, dan patuh kepada guru (Salamullah, 2008:
26
112). Dengan demikian seorang murid harus menghormati dan patuh
terhadap guru karena seorang guru merupakan ladang ilmu bagi
murid.
c. Akhlaq terhadap kerabat
Kerabat adalah orang-orang yang mempunyai pertalian keluarga
dengan kita, baik melalui jalur hubungan darah ataupun perkawinan.
Kita harus menjaga hubungan kekerabatan tersebut supaya tetap
terjalin kuat dan tidak terputus. Sebab, apabila tali kekerabatan
terputus, maka tatanan keluarga kita akan berantakan (Salamullah,
2008: 26).
Beberapa tata cara (akhlaq) dalam menjaga ikatan kekerabatan
dalam agama islam diantaranya sebagai berikut:
Pertama, sering bersilaturahmi. Menyambung silaturahmi tidak
hanya ditujukan kepada mereka yang sudah menjadi keluarga dan
sahabat kita. Tetapi lebih hakiki adalah apabila kita mampu
menyambung tali silaturahmi dengan orang-orang yang telah
memutuskan tali kekerabatannya dengan kita (Salamullah, 2008: 29).
Kedua, berbuat baik kepada kerabat. Apabila kaum kerabat dalam
kondisi lemah dan kekurangan maka jadikanlah mereka sebagai
golongan pertama yang harus kita bantu. Sebab, mereka masih
memiliki hubungan dekat dengan kita (Salamullah, 2008: 35).
Ketiga, berlaku adil. Berlaku adil di sini artinya apabila mereka
berbuat salah maka kita harus mempu mengadili secara benar dan
27
harus berani menindaknya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Tidaklah adil jika kita membela secara mati-matian terhadap kerabat
yang benar-benar terbukti melakukan kesalahan (Salamullah, 2008:
37).
Keempat, menjaga lisan. Lisan merupakan salah satu nikmat Allah
yang paling besar. Akan tetapi lisan juga anggota tubuh yang
berbahaya bagi manusia, sebab ia tidak pernah letih bila digunakan
dan tidak pernah capai bila digerakkan. Oleh karenanya, banyak di
antara umat manusia yang menganggap remeh dan terseret ke arah
penyakit lisan. Sehingga Allah memerintahkan untuk menjaga lisan
agar kita lebih berhati-hati dalam bertutur kata (Ahmad, 2005: 7).
Perintah untuk menjaga lisan sesuai dengan firman Allah dalam Q.S
Al-Isra‟ ayat 53 sebagai berikut:
قو ىعباد ما طا اىش إ زغ ب طا اىش إ أحس قىا اىخ
با ا عذ سا ىلإ
Artinya: “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: " Hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar).
Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”.
d. Akhlaq terhadap diri sendiri
Seorang muslim harus menata langkah dan perilakunya. Kebanyakan
dari kita menganggap bahwa berakhlaq hanya ditujukan kepada
orang lain, padahal berakhlaq kepada diri sendiri juga tidak kalah
pentingnya. Islam melarang seseorang bersikap zalim kepada diri
28
sendiri (Salamullah, 2008: 261). Akhlaq terhadap diri sendiri di
antaranya adalah memelihara diri baik lahir maupun batin. Orang
yang dapat memelihara dirinya dengan baik akan selalu berupaya
untuk berpenampilan sebaik-baiknya di hadapan Allah khususnya
dan di hadapan manusia umumnya dengan memperhatikan tingkah
lakunya. Bagaimana penampilan fisiknya, dan bagaimana pakaian
yang dipakainya. Pemeliharaan kesucian seseorang tidak hanya
terbatas pada hal yang bersifat fisik (lahir) tetapi juga pemeliharaan
yang bersifat non fisik (batin) (Zuchdi, dkk, 2009: 91).
4. Akhlaq terhadap lingkungan
Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat baik kepada
lingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-
tumbuhan maupun benda yang tidak bernyawa.
Binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda tak bernyawa semua
diciptakan oleh Allah swt dan menjadi milik-Nya, serta semuanya
memiliki ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan
seorang muslim untuk menyadari bahwa semua adalah “umat”
Tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan baik (Nata, 2002:
150).
C. Strategi Pembinaan Akhlaq
Menurut J.R. David yang dikutip Suparlan dalam buku Mendidik Hati
Membetuk Karakter (2015: 148-149), strategi diartikan sebagai a plan,
29
method, or series of activities designed to achieves a particuler educational
goal. Strategi merupakan perencanaan proses pembelajaran yang berisi
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi
secara umum merupakan jalan dan cara untuk mewujudkan tujuan (Suparlan,
2015: 148).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan
suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan agar
antara teknik dan output sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam strategi pembinaan akhlaq, strategi harus menyentuh kepada
aspek-aspek manusia atau unsur-unsur insaniyah yang terdiri akal, amarah,
dan syahwat.
Ruh dalam diri manusia merupakan potensi yang berfungsi untuk
menggerakkan hati, mamahami, dan menerima kebenaran. Ruh, potensi
dasarnya adalah baik, namun jika ruh bersemayam dalam tubuh manusia dia
akan dapat tertutup oleh faktor fisiologis, syahwat dan kemarahan (Suparlan,
2015: 57).
Akal (aql) dalam diri manusia merupakan potensi yang berfungsi
sebagai penengah antara dorongan nafs yang sering mengarah kepada
keburukan, dengan ruh yang senantiasa mengarah kepada kebenaran. Akal
dapat berfungsi untuk mengambil pelajaran dari peristiwa yang dapat
disaksikan (Suparlan, 2015: 64).
Menurut imam Al-Ghazali akhlaq ditentukan oleh hati (qalb). Hati
(qalb) adalah raja yang mengatur dan mengarahkan semua nggota badan, baik
30
akal, nafs, mata, telinga, dan tubuh manusia. Hati (qalb) menjadi pemimpin
terhadap jiwa, dan seluruh anggota badan taat pada perintah dan larangan
pemimpinnya. Sebagai raja hati (qalb) memiliki dua tentara yakni bashar
(semua anggota badan), dan bashirah (sifat dasar hakiki hati). Pernyataan ini
menggambarkan bahwa hati (qalb) adalah substansi yang menjadi kendali
akhlaq (perilaku), baik atau buruknya dengan demikian sangat tergantung
pada kualitas hati (qalb) (Suparlan, 2015: 195).
Perilaku (akhlaq) manusia adalah ketika hati mampu
menyeimbangkan secara proporsional dorongan dari kebutuhan fisik yang
kemudian ditangkap jiwa menjadi keinginan dan motivasi, dipertimbangkan
dan dirasionalkan akal, dirasakan dan dipertimbangkan shadr (shadr
merupakan bagian hati terluar dari struktur hati), dan dikirim ke qalb. Apabila
jiwa, akal, dan shadr dalam kondisi baik maka dorongan yang dikirim ke hati
baik, dan sebaliknya. Manusia juga mempunyai ruh sebagai potensi yang
mengilhamkan kebenaran dan yang haq. Pada tahapan ini barulah hati
bekerja, memikirkan, mempertimbangkan, menghayati, memahami, dan
memutuskan. Apabila keputusan hati proporsional dan seimbang maka akan
terjadi perilaku manusia yang sejalan dengan kebenaran. Dan apabila
keputusan hati lebih didominasi oleh kebutuhan fisik yang rendahan (walau
sudah dirasionalkan), maka perilaku manusia mengarah kepada keburukan,
mirip dengan perilaku hewani (Suparlan, 2015: 200-201).
Dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur insaniyah yang menjadi objek
pembinaan akhlaq merupakan proses menghilangkan atau membersihkan
31
sifat-sifat tercela yang ada pada diri dan menanamkan atau mengisi jiwa
dengan sifat-sifat terpuji sehingga memunculkan tingkah laku yang sesuai
dengan perintah Tuhan.
Menurut imam Al-Ghazali dalam buku Suparlan yang berjudul
mendidik hati membentuk karakter paduan Al-Qur’an Melejitkan Hati
Memperindah Karakter, strategi pembinaan akhlaq dapat dilaksanakan
dengan jalan tazkiyah, tazyinah, tadabburah, dan tarabbuthah.
Tazkiyyah secara bahasa maknanya adalah bersih/suci, tumbuh, dan
terpuji. Tazkiyyah dan zakah, memiliki dua makna thaharah dan nama,
thaharah maksudnya suci, bebas dari kemusyrikan dan nama bermakna
tambah, memperbanyak kebaikan (Suparlan, 2015: 150). Makna tambah di
sini adalah bertambah kebaikannya.
Startegi tazkiyyah dapat dimaknai sebagai langkah-langkah atau cara-
cara yang dapat ditempuh dengan menyucikan hati dari sifat-sifat tercela dan
menumbuhkan sifat-sifat terpuji. Menurut Faris dalam buku (Suparlan, 2015:
151) ada dua macam tazkiyyah yang dibicarakan dalam Al-Qur‟an dan As-
Sunnah. Pertama, tazkiyyah mamduhah yakni pensucian yang terpuji yang
merupakan tugas para Rasul. Wujudnya pada pensucian dari kotoran syirik,
kufur, dosa maksiat, yang kemudian diganti dengan menumbukan kebaikan
dalam hati manusai serta menambahkan ketakwaan dalam diri mereka.
Kedua, tazkiyyah madzmumah merupakan penyucian yang dilarang Allah
Swt. Penyucian ini gambarannya adalah menganggap dirinya telah ia sucikan,
kemudian menyanjung dirinya atas apa yang tidak ada pada dirinya.
32
Strategi tazyinah merupakan strategi yang bertujuan untuk membuat
hati menjadi dihiasi dengan kebaikan. Tazyinah, dapat dipahami sebagai
proses membuat sesuatu menjadi indah dan menyenangkan. Strategi tazyinah,
dengan demikian adalah semua proses yang dapat dilakukan yang dapat
membuat hati menjadi indah. Tazyinah perlu dilakukan karena hati sifat
asalnya adalah labil, bisa baik dan bisa buruk. Sifat hati adalah dapat
dijadikan baik dengan dihiasi kebaikan, dan dapat dijadikan jahat dengan
dihiasi keburukan(Suparlan, 2015: 159).
Strategi tadabburah merupakan upaya mendidik hati dengan
menggunakan keagungan bahasa dan pesan Al-Qur‟an. Strategi tadabburah,
menjadi sangat urgen melihat fungsinya yang dapat mendidik hati manusia
menjadi baik, lembut, dan bijak. Namun proses ini memerlukan keseriusan
dari manusianya, apabila manusia serius dan khusyu‟ merenungkan Al-
Qur‟an akan tercerahlanlah hatinya (Suparlan, 2015: 172).
Strategi tarabbuthah adalah upaya yang dapat dilakukan manusia agar
hatinya diteguhkan oleh Allah menjadi memiliki kekuatan keyakinan untuk
melakukan kebaikan. Di antara upaya yang dapat dilakukan untuk mendapat
keteguhan hati dari Allah adalah dengan cara merealisasikan keimanan dalam
kehidupan sehari-hari baik melalui kesungguhan dalam ibadah dan beramal
keshalehan, membiasakan diri dengan menjaga hati senantiasa meningkatkan
amaliah ibadah secara terus menerus, menjaga prinsip ittiba‟ Rasul,
melanggengkan dzikir, mengalihkan falsafah kehidupan hidup dengan
menelaah kehidupan akhirat agar dapat mengendalikan kehidupan duniawi,
33
dan menghindarkan diri dari perbuatan fitnah dan kemaksiatan sekecil apapun
(Suparlan, 2015: 180).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembinaan
akhlaq dapat dilakukan dengan cara mensucikan hati dari perbuatan tercela
kemudian di isi dengan perbuatan yang baik dan dihiasi dengan Al-Qur‟an.
Setiap orang dalam hidupnya bercita-cita memperoleh kebahagiaan. Salah
satu kebahagiaan adalah orang yang mensucikan dirinya, yaitu suci dari sifat
dan perangai buruk, suci lahir dan batin. Sebaliknya, jiwa yang kotor dan
perangai yang tercela membawa kesengsaraan di dunia dan di akhirat.
Dengan melaksanakan strategi pembinaan akhlaq ini diharapkan segala
kebahagiaan dapat diraih baik kebahagiaan dunia maupun kebahagiaan
akhirat.
D. Alat Yang Efektif Dalam Pembinaan Akhlaq
Dikalangan ahli tasawuf dikenal sistem pembinaan mental, dengan
istilah takhalli, tahalli, dan tajalli. Takhalli adalah mengosongkan atau
membersihkan jiwa manusia dari sifat-sifat tercela, karena sifat itulah yang
dapat mengotori jiwa manusia. Tahalli adalah mengisi jiwa dengan sifat-sifat
yang terpuji (Mahmudah) (Abdullah, 2007: 38). Jadi dalam rangka
pembinaan mental atau terapi kesehatan, penyucian jiwa hingga dapat berada
dekat dengan Tuhan, maka pertama kali yang dilakukan adalah pembersihan
jiwa dan sifat-sifat tercela, kemudian jiwa yang bersih diisi dengan sifat-sifat
terpuji, hingga akhirnya sampailah pada tingkat yang berikutnya yang disebut
34
tajalli, yaitu tersingkapnya tabir sehingga diperolah pencaran nur ilahi
Abdullah, 2007: 25).
Dalam pendidikan Islam banyak metode yang diterapkan dan
digunakan dalam pembinaan akhlaq. Menurut Abdurrahman An-Nahlawy alat
yang efektif untuk pembinaan akhlak di antaranya:
1. Keteladanan
Pada dasarnya, kebutuhan manusia akan figur teladan bersumber dari
kecenderungan meniru yang sudah menjadi karakter manusia. Peniruan
bersumber dari kondisi mental seseorang yang senantiasa merasa bahwa
dirinya berada dalam perasaan yang sama dengan kelompok lain (empati)
sehingga dalam peniruan ini, anak-anak cenderung meniru orang dewasa,
kaum lemah cenderung meniru kaum kuat, serta bawahan cenderung
meniru atasan (An-Nahlawy, 1995: 263).
Dalam lingkungan sekolah dan asrama, guru dan kyai menjadi teladan
yang baik bagi siswanya. Guru dan kyai hendaknya menjaga dengan baik
perbuatan maupun ucapan sehingga naluri anak yang suka meniru dan
mencontoh dengan sendirinya akan turut mengerjakan apa yang
dilakukan seorang guru dan kyai.
Namun, orang tua juga wajib memberikan teladan bagi anaknya karena
orang tua merupakan orang pertama yang menjadi teladan bagi anaknya.
Suri tauladan yang baik dari kedua orang tua merupakan pondasi dasar
kuat yang akan membuat anak menghormati dan meneladani perilaku
orang tua serta mentaati apa yang diperintahkan kedua orang tua.
35
Seorang anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya, oleh sebab
itu hendaknya orang tua memberikan teladan yang baik bagi anaknya.
2. Pembiasaan
Strategi ini mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan
dan pembinaan akhlak yang baik. Pembiasaan merupakan proses
penanaman kebiasaan. Karena kebiasaan merupakan cara-cara bertindak
dan hampir otomatis (hampir tidak disadari oleh pelakunya). Pembiasaan
merupakan salah satu metode pendidikan yang penting terutama bagi
anak-anak, karena belum mengenal mana yang baik dan mana yang
buruk. Seseorang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat
melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk diubah dan tetap
berlangsung sampai tua. Untuk mengubahnya diperlukan terapi dan
pengendalian diri yang serius (Aly, 1999: 184-185).
3. Memberi Nasihat
Menurut Abdurrahman An-Nahlawy (1995: 253) secara etomologi, kata
nasihat berasal dari bahasa arab yaitu Nashaha yang artinya bersih dari
noda dan tipuan. Sedangkan yang dimaksud dengan nasihat adalah
penjelasan tentang kebenaran dan kemaslakhatan dengan tujuan
menghindarkan seseorang yang dinasihati dari bahaya serta
menunjukkannya kejalan yang mendatangkan kebahagiaan dan manfaat.
36
4. Mendidik Melalui Kedisiplinan
Disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan atau
peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan yang dimaksud adalah
bukanlah karena paksaan tetapi kepatuhan akan dasar kesadaran tentang
nilai dan pentingnya mematuhi peraturan-peraturan itu (An-Nahlawy,
1995: 253). Metode ini identik dengan pemberian hukuman atau sanksi
bagi yang melanggar peraturan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan
kesadaran siswa tentang sesuatu yang dilakukan itu tidak benar, sehingga
siswa tidak mengulanginya lagi.
a. Hukuman adalah metode kuratif, yaitu tujuan hukuman adalah
memperbaiki peserta didik yang melakukan kesalahan dan
memelihara peserta didik lainnya, bukan untuk balas dendam. Oleh
sebab itu pendidik hendaknya tidak menjatuhkan hukuman dalam
keadaan marah.
b. Hukuman dapat digunakan apabila metode lain seperti nasihat dan
peringatan tidak berhasil guna dalam memperbaiki peserta didik.
Abdullah Ulwan mengemukakan langkah-langkah yang hendak
diperhatikan dalam memperbaiki peserta didik. Langkah-langkah
yang dimaksud adalah mengingatkannya akan kesalahan dengan
memberi pengarahan, membujuk, memberi isyarat, mencela,
mengucilkan, hukuman yang mengandung pendidikan bagi orang
lain.
37
c. Sebelum dijatuhi hukuman, peserta didik hendaknya lebih dahulu
diberi kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri.
d. Hukuman yang dijatuhkan kepada peserta didik hendaknya dapat
dimengerti olehnya, sehingga peserta didik sadar akan kesalahannya
dan tidak mengulanginya lagi.
e. Hukuman psikis lebih baik dibandingkan hukuman fisik.
f. Dalam menjatuhkan hukuman, hendaknya diperhatikan prinsip logis,
yaitu hukuman yang sesuai dengan jenis kesalahan (Aly, 1999: 200-
202)
38
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten
Boyolali
1. Profil MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
MTs Terpadu Al-Hikmah didirikan oleh yayasan Al-Hikmah
Boyolali pada tahun 2001. Pada tahun pertama hanya menerima siswa
putra. Paling banyak berasal dari wilayah Indonesia timur terutama dari
Maluku (Ambon, Ternate dan Tidore). Ada juga yang berasal dari
Sulawesi yaitu kota Palu serta ada juga beberapa kota di pulau jawa. MTs
Terpadu merupakan lembaga pendidikan yang menggunakan sistem
boarding (asrama) atau pondok pesantren yaitu Al-Hikmah.
Pondok Pesantren Islam Terpadu (PPIT) Al-Hikmah adalah
lembaga pendidikan di bawah yayasan Al-Hikmah Boyolali yang
beralamat di Jl. Sawungrono, Trayon, Kebonan, Karanggede, Boyolali,
Jawa Tengah. Dalam usia yang sudah 16 tahun tetap berkomitmen
merealisasikan Islam sebagai rahmatal lil„alamin dengan mencetak
generasi berkarakter robbani, memiliki wawasan Islam yang integral dan
amal islami yang produktif serta menjadikan kitab suci Al-Qur‟an sebagai
panduan hidupnya dengan motto “Hidup Mulia Bersama Al-Qur‟an”.
Berikut data tentang sekolah:
Nama Sekolah : MTs Terpadu Al Hikmah Karanggede
NSM : 212330914038
39
NPSN : 20363728
Alamat : Dukuh Trayon, Rt. 03/02
Desa /Kelurahan : Kebonan
Kecamatan : Karanggede
Kabupaten / Kota : Boyolali
Propinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 57381
Kepala Madrasah
Nama : M. Abdul Mudhofar, S.PdI
Tempat,Tgl.Lahir : Boyolali, 14 Januari 1986
Jabatan : Kepala Madrasah
Agama : Islam
Alamat Rumah : Pulutan Rt. 07/02 Kebonan Karanggede
No. Telpon / HP : 0852 9303 5212
2. Visi, Misi dan Tujuan
Visi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede yaitu: “Menjadikan
Sekolah Islam Terpadu yang berkualitas dengan berbasis Boarding School
melalui lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan.”.
Dengan visi tersebut, maka misi yang diemban oleh MTs adalah sebagai
berikut:
1) Memiliki pengetahuan Islami yang sesuai dengan kebutuhan diri,
ummat, dan jamannya.
2) Memiliki kemampuan bahasa, ilmu pengetahuan dan teknologi.
40
3) Memiliki keterampilan belajar dan kecakapan hidup (life skill)
Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan di MTs Terpadu Al-
Hikmah Karanggede adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pada jenjang
Pendidikan yang lebih tinggi dan membekali Ilmu Pengetahun
Agama, Teknologi, Ketrampilan dan Kesenian;
2) Membentuk siswa sebagai anggota masyarakat yang mampu
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan dan
berakhlakul karimah.
3. Struktur Organisasi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Struktur organisasi sekolah MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Struktur Organisasi
MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun 2016
Kepala Sekolah
M. Abdul Mudhofar, S.Pd.I.
Bendahara
Ning Hidayati Khomsi, SE.
Tata Usaha
Andi Setiyanto, Amd.
Waka Kesiswaan
Nur Cholis Ma‟jid, S.Pd.I.
Waka Sarana dan Prasarana
Nur achmad, SH.
Waka Kurikulum
Sofwan Burhanudin, S.Pd.
41
4. Program Kegiatan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Program kegiatan ekstra kurikuler di MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede adalah sebagai berikut:
a. Kepanduan
b. Pramuka SIT
c. Science Club
d. Math Club
e. English Club
f. bela diri
g. kaligrafi
h. olah raga ( volly, badminton, pingpong, takrow )
Adapun program kegiatan unggulan di MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede di antaranya:
a. Tahfidzul Qur‟an
b. Halaqoh Tarbawiyah
Wali Kelas
VII A : Hamid Yulianto, S.Pd.
VII B : Imam Sopingi, S.Pd.
VII C : Ika Rahmawati, S.Pd.I
VIII A : Aji Santoso, S.Pd.
VIII B : Probo Cahyono, S.Pd.
VIII C : Yasicca Dwi Wijayanti, S.Pd
IX A : Alif Hanifudin
IX B : Muhammad Bilal, S.Pd.I
IX C : Dianah Mahesti, S.Pd
42
c. Mukhoyam Tarbawiyah
d. Bahasa Arab
5. Sarana Dan Prasarana Pendidikan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Sarana dan prasarana penunjang pelaksana pendidikan yang berada
di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede terdiri dari ruang kelas dan
ruang aktifitas lainnya. Sebagaimana dilihat dalam tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
Sarana dan Prasarana
MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
No Jenis Jumlah
1 Ruang Kelas 9
2 Ruang Kepala Madrasah 1
3 Ruang Guru 1
4 Ruang Tata Usaha 1
5 Laboratorium IPA (Sains) 1
9 Ruang Perpustakaan 1
10 Ruang UKS 1
13 Toilet Guru 3
14 Toilet Siswa 10
16 Gedung Serba Guna (Aula) 1
17 Ruang Osis 1
19 Masjid/Mushola 1
21 Rumah Dinas Guru 2
22 Kamar Asrama Siswa (Putra) 10
23 Kamar Asrama Siswi (Putri) 3
24 Pos Satpam 1
43
25 Kantin 1
26 Kursi Siswa 236
27 Meja Siswa 118
28 Kursi Guru Di Ruang Kelas 9
29 Meja Guru Di Ruang Kelas 9
30 Papan Tulis 9
31 Alat Peraga IPA (Sains) 45
32 Bola Sepak 5
33 Bola Voli 4
34 Bola Basket 2
35 Meja Pingpong (Tenis Meja) 3
36 Lapangan Sepak Bola/ Futsal 1
37 Lapangan Bulu Tangkis 1
38 Laptop (di luar yang ada di lab. Komputer) 1
39 Komputer (di luar yang ada di lab. Komputer) 4
40 Printer 4
41 Lcd Proyektor 2
42 Layar (Screen) 2
43 Meja Guru Dan Pegawai 26
44 Kursi Guru Dan Pegawai 26
45 Lemari Arsip 5
46 Kotak Obat P3k 1
47 Pengeras Suara 1
6. Keadaan Guru, Karyawan, Dan Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede
Salah satu syarat mutlak dalam proses belajar mengajar di suatu
lembaga pendidikan adalah adanya guru dan siswa serta para pendukung
44
pelaksana (karyawan) dan pembina asrama. Adapun pegawai yang
bertugas di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede ada 21, sebagaimana
terdapat dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Daftar Guru dan Karyawan
No Nama Jabatan
1 Muhammad Abdul Mudhofar, S.PdI Kepsek
2 Joko Nur Sandiko Tri Saputro, S.Pd Guru
3 Dwi Nur Hayati, S.Pd.I Guru
4 Ning Hidayati Khomsi, SE Bendahara
5 Nur Achmad, SH Waka Sarana & Prasarana
6 Zainal Abdidin, S.Pd Guru
7 Nurmahdi Guru
8 Imam Sopingi, S.PdI Guru
9 Drs. Heru Sumadiyono Guru
10 Muhammad Bilal, S.Pd.I Guru
11 Nurcholis Majid, S.Pd.I Waka Kesiswaan
12 Muhammad Salman Al Farizi, S.Pd Guru
13 Sofwan Barhanudin, S.Pd Waka Kurikulum
14 Aji Santoso, S.Pd Guru
15 Probo Cahyono, S.Pd Guru
16 Alif Hanifudin Guru
17 Dianah Mahesti, S.Pd Guru
18 Yasicca Dwi Wijayanti, S.Pd Guru
19 Risnia Dwi A, S.Si Guru
20 Putri Ambarsari, S.Pd Guru
21 Andi Setyanto, A.Md Kepala Tata Usaha
45
Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede pada tahun ajaran
2015/2016 terdiri dari 236 siswa, sebagaimana terdapat dalam tabel 3.3
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jumlah Siswa
No Kelas L P jumlah
1 VII 55 41 96
2 VIII 39 34 73
3 IX 35 32 67
TOTAL 129 107 236
B. Temuan Data Penelitian.
1. Kondisi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede merupakan sekolah berbasis
pondok pesantren (boarding), karena di bawah naungan yayasan pondok
pesantren Al-Hikmah. Pada awalnya sekolah MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede menggunakan dua sistem yaitu fullday school dan boarding.
Bagi siswa yang dari luar pondok menggunakan sistem fullday school.
Akan tetapi karena banyak mudaratnya, sistem pendidikan diubah
menjadi boarding. Seperti yang dituturkan oleh waka kesiswaan
(13/12/2016:10.15), di ruang guru:
46
“Pada awalnya di sini menerapkan sistem boarding dan juga fullday,
akan tetapi tiga tahun belakangan ini sudah tidak lagi karena banyak
mudaratnya. Misalnya di sini peraturannya tidak boleh bawa hp, terus
kemudian anak pondok nitip hp kepada temen yang fullday. Jadi dari
yayasan menetapkan semuanya wajib tinggal di pondok pesantren
(boarding)”.
Oleh karena itu semua siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
wajib berada di pondok pesantren (boarding). Dengan diterapkannya
sistem boarding school akan memudahkan guru dalam proses pembinaan
akhlaq siswa.
2. Model Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Pembinaan Akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
yaitu boarding school. Salah satu keunggulan yang terdapat pada model
pendidikan yang menggunakan boarding school adalah siswa tidak hanya
belajar secara kognitif, akan tetapi juga afektif dan psikomotor. Salah satu
cara mengajarkan afektif adalah dengan pemberian teladan atau contoh
dari seorang ustadz atau guru kepada siswa. Selain itu boarding school
yang diupayakan selama 24 jam akan memudahkan guru untuk memantau
kegiatan siswa dalam rangka membentuk kepribadian siswa. Semua
kegiatan pada dasarnya mengarah pada pembentukan akhlaq atau karakter
siswa. Seperti yang dituturkan kepala sekolah MTs Terpadu Al-Hikmah
pada (13/12/2016: 09.15) di kantor guru sebagai berikut:
“Untuk pembinaan akhlaq siswa itu sebenarnya kita indukkan di
Halaqah karena setiap asal dari santri itu nanti muaranya ke murobbinya.
Disamping itu kita juga ada tim kedisiplinan, di sekolah ini yang kita push
memang bukan dibidang akademik akan tetapi lebih kepada akhlaq atau
karakternya. Salah satu caranya dengan kita menempelkan ada10 karakter
santri di masing-masing kelas salah satu contohnya adalah qowiyul jism
dan lain sebagainya. Jadi pembinaan dihalaqoh itu diharapkan siswa dapat
47
menerapkan 10 karakter tersebut yang berkesinambungan dengan
pondoknya”.
Dengan adanya 10 karakter tersebut siswa diharapkan dapat
memiliki akhlaq yang baik. Di antara 10 karakter yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Salimul Aqidah ( selamat keyakinannya )
b. Shahihul ‘Ibadah ( benar tatacara ibadahnya )
c. Matinul Khuluq ( kokoh akhlaqnya )
d. Qadirun ‘Alal Kasbi ( Mampu berusaha sendiri )
e. Mutsaqaful fikri ( pemikirannya luas dan berwawasan )
f. Qawiyul Jism ( kuat fisiknya )
g. Mujahidun Linafsihi ( selalu menjaga hawa nafsunya )
h. Munazham fi syu’unihi ( teratur semua urusannya )
i. Haritsun ‘Ala Waqtihi ( selalu menjaga waktunya / disiplin )
j. Nafiun Lighoirihi ( bermanfaat bagi orang lain )
Jawaban S atau Waka Kurikulum MTs Terpadu Al-Hikmah pada
(13/12/2016: 10.35- 11.01) di kantor guru sebagai berikut:
“Pembinaannya itu dengan model halaqoh. Jadi setiap pekan
dilaksanakan Halaqoh. Sistemnya per halaqohnya itu dibagi menjadi 6-8
siswa. Jadi nanti tiap pekan ada murabbinya (Pengampu, Peneliti)
masing-masing terus kemudian juga ada evaluasinya nanti per semester.
Biasanya nanti di UAS dan di akhir nanti juga ada lembar perkembangan
akhlaq siswa”.
Selain itu juga dituturkan oleh pengampu kegiatan ko dan ekstra
kurikuler mengenai pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede pada (13/12/2016: 10.00) di kantor guru sebagai berikut:
48
“Untuk santri-santri MTs kita punya empat moto yaitu jujur, disiplin,
berani dan bertanggung jawab. Dari keempat itu terus kita aplikasikan di
semua ekstra. Jadi semua kagiatan ekstra dilandasi dari keempat itu. Yang
paling menonjol sebenarnya dihalaqoh, dihalaqoh itu pembentukan
karakter atau akhlaq paling jelas langsung mendapatkan materi kemudian
di terapkan pada MABIT (malam bina iman dan taqwa) itu, jadi nanti kita
ingin lihat seberapa jauh mereka kompak dan toleran terhadap teman.
Tidak hanya MABIT akan tetapi juga kegiatan outing class dengan tujuan
untuk melihat seberapa jauh materi itu diterima oleh anak”.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler pun juga dilandasi dengan jujur,
disiplin, berani dan bertanggung jawab. Artinya kegiatan yang dilakukan
di MTs Terpadu Al-Hikmah selalu dihubungkan dengan pembinaan
akhlaq siswa.
Setelah kegiatan belajar mengajar di sekolah selesai, kemudian
dilanjutkan kegiatan di pondok pesantren (boarding). Dalam proses
pembinaan akhlaq siswa di boarding juga selaras dengan pembinaan
akhlaq siswa di sekolah. Seperti yang dituturkan oleh pembina asrama
pada (13/12/2016: 10.00) di kantor guru sebagai berikut:
“Kalau untuk di pondok ini minimal menggunakan tiga prinsip yaitu,
pertama pembinaan rutinitas harian, yang kedua halaqoh atau pertemuan
rutin dengan murabbi atau pengampu yang kita tunjuk, dan yang ketiga
pembinaan karakter atau pun akhlaq dibidang sekolah atau dipelajaran
pesantren. Untuk yang lebih intens memang di pembinaan harian dalam
hal pengontrolan, pembimbingan, pembersamaan dari ustadz yang
mendampingi anak-anak. dan dibawah ustadz ada yang di sebut kakak
pembina yang menjembatani antara santri dengan wali asrama. Nah
dengan koordinasi itu wali asrama berhubungan langsung dengan kakak
pembina kemudian kakak pembina berhubungan langsung dengan santri”.
Pembinaan akhlaq siswa yang berlangsung di pondok pesantren
(boarding) ada tiga cara yaitu pembinaan rutinitas harian, halaqoh yang
di laksanakan satu minggu sekali, dan pelajaran di pondok pesantren
49
(boarding). dalam kegiatan sehari-hari pembinaan dilakukan dengan cara
pengontrolan, pembimbingan, dan pembersamaan dari ustadz.
Halaqoh bertujuan untuk lebih dekat dengan siswa agar ustadz bisa
mengerti dan memahami karakter siswa. Selain itu di boarding ada juga
kajian umum yang disampaikan oleh direktur yaitu ustadz Mifdhol
berkaitan dengan akhlaq dan wawasan keislaman. Berikut yang dituturkan
oleh pembina asrama (EP) pada (13/12/2016: 10.00) :
“Kalau program yang berkaitan dengan pembinaan akhlaq yang
pertama tadi ada pertemuan rutin satu pekan sekali, dalam pembentukan
karakter, pengetahuan wawasan juga keimanan anak-anak, dan pelurusan
aqidah tentunya. Dengan cara halaqoh, kita pertemukan dengan ustadz
pengampu yang berbeda dengan pembina asrama yang tadi. ini
kelompoknya hanya terdiri dari 6-8 santri yang nanti setelah bertemu
dengan ustadz akan diberikan wawasan yang berbeda dari pada hanya
ketika disekolah. Berkenaan dengan masa depan, motivasi untuk meraih
cita-cita, menghormati orang tua dan lain sebagainya. Dan disisi lain kita
juga ada kajian umum yang berkenaan dengan karakter dan juga
wawasan keislaman yang langsung disampaikan oleh direktur utama yaitu
ustadz Mifdhol, dan yang lainnya yang diberikan mandat. Dan
selanjutnya ada reward and punishment, sebagaimana orang tua jika anak
berprestasi maka diberikan hadiah, tapi ketika anak itu melakukan
pelanggaran maka anak itu kita berikan teguran, peringatan, hukuman,
atau bahkan kita komunikasikan dengan orang tua ketika sudah terbilang
hukuman terberat kita kembalikan kepada orang tua”.
3. Strategi Pembinaan Akhlaq Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Pembinaan akhlaq menjadi prioritas utama karena harapan terbesar
bertumpu pada siswa sebagai penerus bangsa yang sesuai dengan syariat
islam. Dalam proses pembinaan akhlaq tentunya tiap sekolah memiliki
strategi yang berbeda, berikut adalah startegi yang digunakan dalam
pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede:
50
Di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede salah satu strategi yang
digunakan adalah dengan halaqoh. Yaitu pertemuan rutin yang
dilaksanakan satu minggu sekali dengan memberikan materi-materi
tentang akhlaq. Dimana satu orang murobbi atau pembina masing-masing
diberi tanggung jawab untuk membina sekitar 8-10 anak. Seperti yang
dituturkan oleh kepala madrasah (M) pada (13/12/2016: 09.15), sebagai
berikut:
“Strategi yang kita gunakan adalah semacam orang tua asuh.
Masing-masing pembina kita serahi 8-10 siswa. Dan pembina
bertanggung jawab untuk melihat perkembangan karakter dari anak
tersebut. Ketika ada anak yang kurang baik, ya bagaimana caranya untuk
membimbing anak tersebut. Kemudian melaksanakan halaqoh diluar
seperti outbound, kemudian juga ada kunjungan ke pameran buku
biasanya di Assalam, Biasanya anak-anak suka membeli buku. Ketika
anak diajak keluar biasanya akan merasa senang dan akan mudah dalam
menerima ilmu. Kemudian kita juga mengadakan ekstrakurikuler yang
kira-kira bisa membuat anak disiplin. Misalnya pramuka dan karate”.
Selain halaqoh juga ada kegiatan di luar kelas (outing class) dengan
tujuan agar siswa merasa senang, nyaman dan tidak bosan. Dengan begitu
siswa akan lebih mudah dalam menangkap materi pelajaran dari guru.
Kemudian juga dituturkan oleh pembina asrama (EP) mengenai
strategi pembinaan akhlaq siswa pada (13/12/2016: 10.00) di kantor guru
sebagai berikut :
“Strateginya sesuai dengan visi dan misi kita, tadi salah satunya
dalam mengelompokkan dalam bentuk kecil tujuannya agar lebih dekat,
antara murobbi dengan mereka secara kepribadian. Dan dari situ kita nanti
megumpulkan semua pengampu untuk mencari solusi. Kemudian kita
tetap memberikan keteladanan, karena mengingat apa yang terus
dicontohkan Rasulullah tidak akan pernah ada akhlaq mulia tanpa adanya
keteladanan. Saling menasihati, kita semua diminta untuk saling
menasihati”.
51
Strategi yang digunakan adalah:
a. Pendekatan dengan siswa, agar antara pengampu (murobbi) bisa
lebih dekat.
b. Memberikan keteladanan, karena pada dasarnya anak-anak
cenderung meniru orang dewasa. Di sini guru dan kyai menjadi
teladan yang baik bagi siswanya dalam lingkungan sekolah dan
asrama. Guru dan kyai hendaknya menjaga dengan baik
perbuatan maupun ucapan sehingga naluri anak yang suka
meniru dan mencontoh dengan sendirinya akan turut
mengerjakan apa yang dilakukan seorang guru dan kyai. Oleh
karena itu seorang guru harus lebih berhati-hati dalam bertindak
agar menjadi teladan yang baik bagi siswanya.
c. Nasihat, dengan nasihat anak-anak dapat membenahi
kesalahannya dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Nasihat juga sebagai pengingat ketika kita lalai akan suatu hal.
Di sini bukan hanya seorang guru yang memberikan nasihat,
akan tetapi jika ada yang berbuat salah maka harus saling
menasihati. Bahkan di dalam Al-Qur‟an surat Al-Ashr ayat 3
juga di jelaskan sebagai berikut:
ا اص ح ا باىحق اص ح اىحاث يا اىص ع ا آ بش إلا اىز باىص
Artinya: “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran
dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran ( Al-Ashr: 3
)” (Al-Qur‟an dan terjemah, 2007: 601).
52
Dari ayat di atas peneliti menyimpulkan bahwa ciri orang beriman
adalah orang yang mengerjakan amal saleh dan juga saling menasihati
dalam kebenaran dan manasihati supaya mereka bersabar dalam
beribadah kepada Allah.
Selain hal di atas strategi yang digunakan dalam pembinaan siswa
adalah dengan cara pembiasaan yang baik. Misalnya sholat berjamaah,
sholat sunnah dhuha, puasa senin kamis, khitobah dan lain sebagainya.
Sebagaimana hasil wawancara dengan waka kesiswaan (NK) pada
(13/12/2016: 10.15- 10.30 ) di kantor guru:
“Karena kita boarding school jadi programnya kita kerja sama
dengan pesantren, ada masalah apa kita selesaikan bareng, ada program
apa kita jalankan bareng. Contohnya sholat berjamaah, tahfidz, khitobah,
dan kita juga ada muqoyam tarbawy yaitu pelaksanaan dilapangan setelah
mendapatkan materi satu tahun dari halaqoh itu, dari sini karakter dan
solidaritas dengan temen bisa kita lihat. Di situ nanti kita bikin kelompok
campuran antara MTs sama SMA kita”.
Selanjutnya strategi yang digunakan adalah kedisiplinan. Yaitu
adanya kesediaan siswa untuk mematuhi dan menjalankan peraturan yang
ada. Kepatuhan yang dimaksud adalah bukanlah karena paksaan tetapi
kepatuhan akan dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi
peraturan-peraturan itu (An-Nahlawy, 1995: 253). Cara ini identik dengan
hukuman atau sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan.
Dalam lembaga pendidikan tentunya ada aturan yang harus ditaati.
Di MTs Terpadu juga menerapkan reward and punishment. Bagi anak
yang memiliki prestasi akan diberikan haidah. Tujuannya adalah untuk
memberikan motivasi kepada semua anak untuk memiliki prestasi.
53
Sebaliknya, jika anak melakukan pelanggaran maka anak itu akan
mendapatkan yang pertama teguran, ketika teguran tidak mempan maka
akan diberi peringatan untuk tidak mengulanginya lagi. Akan tetapi jika
masih melakukan pelanggaran akan diberikan hukuman. Hukuman di sini
disesuaikan dengan pelanggaran yang dilakukan oleh anak. Hukuman
terberat adalah dikembalikan kepada orang tua. Hal ini juga dituturkan
oleh kepala sekolah (M) pada (13/12/2016: 09.15) di kantor guru sebagai
berikut:
“Setelah dinasihati mereka akan mendapatkan poin. Ketika poin
sudah mencapai 200 (SP 1) maka akan dipanggil orang tuanya.
Kemudian sanksi yang paling berat adalah dikeluarkan”.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa strategi yang
digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa adalah Halaqoh, Orang tua
asuh, teladan, nasihat, pembiasaan yang baik, dan mendidik melalui
kedisiplinan.
4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlaq Siswa
MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Dalam suatu kegiatan pastilah tidak lepas dari dukungan dan
hambatan, di antara faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan
siswa MTs terpadu Al-Hikmah Karanggede adalah sebagai berikut:
a. Faktor pendukung
Di antara faktor yang mendukung kegiatan pembinaan akhlaq
siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede adalah sebagai
berikut:
54
1) Pembiayaan dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Setelah melakukan wawancara dengan berbagai pihak, peneliti
mendapatkan beberapa faktor pendukung di antaranya
pembiayaan dan SDM. Berikut hasil wawancara dengan
beberapa responden:
Jawaban responden M pada (13/12/2016: 09.15) di ruang guru:
“Untuk pendukungnya dari yayasan itu mendukung terkait
dengan pembiayaan. Kemudian SDM-nya yang dimaksud di sini
adalah ustadz-ustadzahnya. karena ketika masuk ke sini ada
kriteria yang harus dipenuhi, minimal hanif”.
Yang dimaksud pembiayaan di sini adalah pembiayaan dari
yayasan terkait dengan segala bentuk keuangan dan juga
pembiayaan atau administrasi yang tertib dari orang tua santri.
Seperti yang dituturkan oleh informan EP pada (13/12/2016:
11.10 – 11.58 ):
“faktor pendukungnya juga dari orang tua santri yang begitu
support, mendoakan, dan administrasinya tertib”
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pembiayaan yang
dimaksud adalah pembiayaan dari yayasan terkait dengan segala
bentuk keuangan dan pembiayaan dari orang tua santri ter terkait
dengan administrasinya. Sedangkan untuk SDM yang dimaksud
adalah pertama, Ustadz-ustadzahnya yang dirasa mampu untuk
menjadi pendidik di MTs terpadu Al-Hikmah karena saat masuk
ke MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede harus memenuhi
kriteria yang harus dipenuhi minimal hanif. Kedua, yaitu orang
55
tua santri yang sangat mendukung dan juga dari segi
administrasinya.
2) Sarana dan Prasarana
Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya sarana dan prasarana
sangat penting. MTs Terpadu Karanggede telah berdiri kurang
lebih enam belas tahun dan sudah memiliki fasilitas yang
memadai walaupun masih ada sedikit kekurangan. Fasilitas yang
di maksud adalah sarana prasarana yang mendukung dalam
pembelajaran sehingga dalam kegiatan belajar mengajar bisa
berjalan dan efektif. Berikut hasil wawancara dengan pengampu
kegiatan ko dan ekstrakurikuler:
Jawaban informan NK pada (13/12/2016: 10.00) di ruang guru:
“Faktor pendukungnya di samping guru juga peralatan, kalau
peralatan memadai pastinya anak-anak juga dalam proses
pembelajaran bisa berjalan lancar dan efektif”.
3) Lingkungan
Faktor yang mendukung lainnya adalah lingkungan. Karena
lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar dalam
kehidupan manusia. Dari lingkungan inilah sifat dan perilaku
manusia terbentuk. Apabila lingkungannya baik maka akan baik
pula sifat dan perilakunya dan begitu pun sebaliknya. Dari hasil
wawancara, beliau mengungkapkan:
Jawaban informan M pada (13/12/2016: 09.15) di ruang guru:
“Selain itu juga untuk sarana prasarana dan yang terakhir yang
mendukung di sini adalah lingkungan”.
56
Jawaban informan EP pada (13/12/2016: 11.10 – 11.58 ) di
ruang guru: “Faktor pendukung yang lain ada tokoh-tokoh yang
lain yang terus membantu kita, memberikan jaringan kepada
kita, untuk kita tetap bertahan hidup di sini. Dan alhamdulillah
dari masyarakatpun menerima dengan baik”.
Lingkungan yang dimaksud di sini ada dua, yang pertama
lingkungan sekolah yang kondusif dan yang kedua lingkungan
dengan masyarakat sekitar.
4) Sistem boarding
Karena MTs Terpadu Al-Hikmah ini menggunakan sistem
boarding school, jadi kurang lebih 24 jam guru dapat memantau
kondisi siswa. Sehingga akan lebih mudah dalam proses
pembinaan akhlaq , karena guru akan mengetahui perilaku siswa
baik saat jam pelajaran formal atau pun saat di boarding. Berikut
Jawaban informan S pada (13/12/2016: 10.35- 11.01) di ruang
guru:
“kalau faktor pendukung untuk pembinaan akhlaq ya karena kita
boarding school kita pemantauannya itu lebih enak dibanding
sekolah umum lainnya”.
Jawaban yang hampir sama juga penulis dapatkan dari pembina
asrama (EP) pada (13/12/2016: 11.10 – 11.58 ) di ruang guru:
“Karena kita berbeda dengan sekolah yang lain, dan memiliki
waktu bersama lebih lama maka kita gunakan dalam bentuk
pembersamaan seperti penegasan-penegasan tentang akhlaq,
mana yang baik untuk kehidupan mereka, dan kita terus
mendekatkan mereka untuk bergaul dengan Al-Qur‟an.”.
57
b. Faktor penghambat dan solusinya
Di antara faktor yang menghambat kegiatan pembinaan akhlaq
siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede adalah sebagai
berikut:
1) Kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Yang menjadi menjadi faktor penghambat di MTs Terpadu Al-
Hikmah salah satunya adalah kekurangan sumber daya manusia,
yang dimaksud di sini adalah kekurangan pendidiknya. Sebagai
solusinya dari pihak sekolah MTs Terpadu Al-Hikmah mencari
guru dari luar yang masih dalam satu yayasan. Berikut jawaban
informan M pada (13/12/2016: 09.15) di ruang guru:
“Untuk faktor penghambatnya juga SDM-nya, di sini
kekurangan SDM. Dan untuk solusinya kita mencari dari luar
tetapi yang masih dalam satu yayasan”.
Salah satu contohnya adalah dalam kegiatan ekstra kurikuler
masih kekurangan guru ekstra khusus yang putri. Ekstra untuk
yang putri baru ada dua yaitu pramuka dan qiro‟ah. Sebagai
solusinya, mencarikan guru bantu yang dapat mengampu
kegiatan ekstra kurikuler untuk putri. Berikut hasil wawancara
dengan pengampu ko dan ekstra kurikuler (NK) pada
(13/12/2016: 10.00- 10.15 ) di kantor guru:
“penghambatnya juga dari guru, ada guru yang tidak bisa hadir ,
ya mungkin hanya beberapa kali hadir dengan alasan dia full
kegiatan di luar, kalau untuk yang putri sebenarnya aktif akan
tetapi kita belum bisa memberikan guru ekstra khusus putri.
Yang putri baru ada dua, qiro‟ah sama pramuka. Solusinya
mencarikan guru bantu yang dapat mengampu kegiatan ekstra”.
58
2) Karakter siswa yang berbeda-beda
Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede berasal dari
berbagai daerah yang berbeda-beda. Tentu dengan karakter yang
berbeda pula. Berikut hasil wawancara dengan waka kurikulum
(S) pada (13/12/2016: 10.35- 11.01 ) di kantor guru:
“Kalau hambatannya ya karena berasal dari berbagai daerah
maka memiliki karakter sendiri-sendiri. Di samping itu juga
karena rata-rata di sini 40 % dari orang-orang yang mampu, jadi
kesannya dirumah itu manja sedangkan disini hidupnya harus
mandiri. Kalau untuk solusinya ya kita tetep memberikan
wawasan”.
Biasanya anak-anak yang dari rumah memiliki kebiasaan
dimanja akan dibawa sampai di pondok pesantren (boarding).
Sedangkan kehidupan di pondok pesantren (boarding) dituntut
untuk mandiri. Sebagai solusinya yaitu tetap memberikan
wawasan. Jika memang anak belum bisa mandiri maka akan
diberikan penanganan khusus. Hal sama juga dituturkan oleh
pembina asrama (EP) pada (13/12/2016: 11.10 – 11.58 ) di ruang
guru sebagai berikut:
“Lalu yang menjadi penghambatnya adalah anak-anaknya
sendiri, ada anak-anak yang sudah bisa mandiri akan tetapi juga
masih ada anak-anak yang membutuhkan penanganan khusus”.
Peneliti menyimpulkan bahwa setiap anak memiliki karakter
yang berbeda-beda, ada yang sudah bisa mandiri akan tetapi juga
masih ada yang belum bisa mandiri. Solusinnya dari ustadz-
ustadzahnya memberikan wawasan dan membimbing anak
tersebut agar bisa mandiri. Yang dimaksud mandiri di sini adalah
59
anak bisa mengerjakan kegiatan sehari-hari tanpa disuruh.
Misalnya ketika waktunya belajar tanpa disuruh anak itu belajar
dengan sendirinya.
3) Pemberian sanksi atau hukuman belum maksimal
Adanya suatu peraturan di sekolah sudah tentu untuk di taati.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan ada siswa yang
melanggarnya. Yang menjadi faktor penghambat di MTs
Terpadu Al-Hikmah Karanggede salah satunya adalah pemberian
sanksi atau hukuman yang belum maksimal. Berikut hasil
wawancara dengan waka kesiswaan (NK) pada (13/12/2016:
10.15- 10.30 ) di kantor guru sebagai berikut:
“Penghambatnya salah satu adalah hukuman. Kita belum bisa
menjalankan dengan maksimal. Bahasanya yang memberikan itu
baru saya, dan pak kepala juga sampai turun tangan untuk
memberikan hukuman. Iqob (pemberian sanksi atau hukuman,
Peneliti) yang guru berikan biasanya yang mendidik, misalnya
diminta untuk menghafal mufrodat, pidato, dan sholat berjamaah
di sof pertama selama satu minggu. Solusinya para guru
bermusyawarah untuk membuat kesepakatan hukuman baru jika
hukuman sebelumnya tidak mempan”.
Sanksi atau hukuman yang ada di MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede ini adalah sanksi yang mendidik siswanya. Di
antaranya menghafal mufrodat, pidato setelah shalat dhuhur, dan
ketika sholat berjamaah wajib berada di depan selama satu
minggu. Sebagai solusinya, para ustadz bermusyawarah untuk
membuat kesepakatan hukuman yang baru jika hukuman
sebelumnya tidak mempan.
60
BAB IV
ANALISIS DATA PENELITIAN
1. Model Pembinaan Akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun 2016
Berdasarkan temuan penelitian, model pembinaan akhlaq siswa MTs
Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah
dengan menggunakan sistem boarding school dan semua siswa diwajibkan di
boarding. Pada mulanya MTs Terpadu Al-Hikmah menggunakan dua sistem
pembinaan yaitu sistem boarding school dan sistem fullday school. Akan
tetapi sistem fullday school kurang efektif dan banyak mudaratnya dalam
proses pembinaan akhlaq siswa, oleh karena itu sistem fullday school
ditiadakan. Seperti yang dituturkan oleh waka kesiswaan (13/12/2016:10.15),
di ruang guru:
“Pada awalnya di sini menerapkan sistem boarding dan juga sistem
fullday school, akan tetapi tiga tahun belakangan ini sudah tidak lagi
karena banyak mudaratnya. Misalnya disini peraturannya tidak boleh
bawa hp, terus kemudian anak pondok nitip hp kepada temen yang
fullday. Jadi dari yayasan menetapkan semuanya wajib boarding”.
Dengan sistem boarding ini akan memudahkan guru dalam memantau
kondisi siswa karena kurang lebih 24 jam siswa berada dalam pengawasan
guru, sehingga sangat efektif jika digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa.
Selain itu, semua kegiatan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede pada
dasarnya mengarah pada pembentukan akhlaq atau karakter siswa. Seperti
yang dituturkan kepala sekolah (M) MTs Terpadu Al-Hikmah pada
(13/12/2016: 09.15) di kantor guru sebagai berikut:
61
“Di samping itu kita juga ada tim kedisiplinan, di sekolah ini yang
kita tekankan memang bukan di bidang akademik akan tetapi lebih
kepada akhlaq atau karakternya. Salah satu caranya dengan kita
menempelkan 10 karakter santri di masing-masing kelas salah satu
contohnya adalah qowiyul jism dan lain sebagainya. Jadi pembinaan di
halaqoh itu diharapkan siswa dapat menerapkan 10 karakter tersebut
yang berkesinambungan dengan pondoknya”.
Dengan adanya 10 karakter yang ditempel disetiap kelas tersebut siswa
diharapkan dapat menerapkannya, sehingga siswa memiliki akhlaq yang baik.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa model pembinaan akhlaq
siswa MTs Terpadu Al-Hikmah adalah dengan menggunakan sistem
boarding school. Yaitu sebutan bagi sebuah lembaga yang didalamnya terjadi
kegiatan pendidikan yang melibatkan siswa dan guru berinteraksi dalam
waktu 24 jam setiap harinya dengan mengkombinasikan antara pendidikan
agama dengan pendidikan umum. Dan semua siswa MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede diwajibkan berada di pondok pesantren (boarding) atau asrama.
2. Strategi Pembinaan Akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun 2016
Berdasarkan temuan penelitian, strategi yang digunakan dalam
pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten
Boyolali Tahun 2016 adalah:
1. Halaqoh
Strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa MTs
Terpadu Al-Hikmah Karanggede salah satunya adalah Halaqoh. Halaqoh
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seminggu sekali oleh siswa
MTs Terpadu Al-Hikmah karanggede. Dalam kegiatan ini siswa diberikan
62
materi tentang kajian Islam berkaitan dengan akhlaq, yang masing-masing
kelompok terdiri dari 6-8 siswa dan satu orang murobbi (pengampu).
Seperti yang dituturkan oleh Waka Kurikulum (S) MTs Terpadu Al-
Hikmah pada (13/12/2016: 10.35- 11.01) di kantor guru sebagai berikut:
“Pembinaannya itu dengan model halaqoh. Jadi setiap pekan
dilaksanakan Halaqoh. Sistemnya per halaqohnya itu terdiri dari 6-
8 siswa. Jadi nanti tiap pekan ada murabbinya (Pengampu, Peneliti)
masing-masing terus kemudian juga ada evaluasinya nanti per
semester”.
Pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah berpusat di
Halaqohnya. Karena setiap santri memiliki murobbi (pengampu) yang
akan mengawasi, membimbing, dan mengarahkan apa yang dilakukan
oleh santrinya.
Untuk mendukung jawaban waka kurikulum dan kepala sekolah,
peneliti juga mengajukan pertanyaan dengan pembina asrama (EP) pada
(13/12/2016: 10.00) di kantor guru sebagai berikut:
“Dengan cara halaqoh, kita pertemukan dengan ustadz pengampu
yang berbeda dengan pembina asrama yang tadi. ini kelompoknya
hanya terdiri dari 6-8 santri yang nanti setelah bertemu dengan
ustadz akan diberikan wawasan yang berbeda dengan yang
didapatkan ketika di sekolah. Berkenaan dengan masa depan,
motivasi untuk meraih cita-cita, menghormati orang tua dan lain
sebagainya”.
Dalam kegiatan halaqoh yang ada di pondok pesantren (boarding)
santri juga diberikan wawasan yang berbeda dengan apa yang santri
dapatkan di sekolah. Santri diberikan wawasan terkait dengan akhlaq,
misalnya menghormati orang tua merupakan kewajiban kita sebagai anak.
63
Selain itu santri juga diberikan motivasi berkenaan dengan masa
depannya.
Jawaban waka kesiswaan (NK) berkaitan tentang halaqoh pada
(13/12/2016: 10.15) di kantor guru sebagai berikut:
“Selanjutnya dalam halaqoh tadi kita adakan latihan pidato itu
untuk mental anak dan untuk mengerem perilaku anak, apa yang ia
sampaikan pastinya dikerjakan. Dan dilaksanakan setelah sholat
dhuhur”.
Di dalam kegiatan halaqoh anak juga dilatih untuk berpidato di
depan teman-temannya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih mental anak
agar berani berbicara di depan banyak orang. Selain itu anak dapat
membatasi perilakunya, karena apa yang mereka sampaikan tentu akan
mereka kerjakan. Latihan pidato dilaksanakan setiap hari setelah sholat
dhuhur secara bergilir.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat diketahui bahwa strategi
halaqoh merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan satu minggu sekali.
Dalam kegiatan halaqoh siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, yang
masing-masing kelompok terdiri dari 6-8 siswa dan didampingi oleh satu
orang pengampu (Murobbi). Setiap pertemuan dengan pengampu
(Murobbi) anak diberikan wawasan tentang akhlaq. Tugas pengampu
(Murobbi) di sini selain memberikan wawasan kepada anak juga
mengawasi, membimbing, mengarahkan, dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan perilaku anak.
2. Orang Tua Asuh
64
Strategi pembinaan akhlaq selanjutnya ialah orang tua asuh. Orang
tua asuh di sini bertugas untuk membimbing dan memantau
perkembangan akhlaq anak. Seperti yang dituturkan oleh kepala sekolah
MTs Terpadu Al-Hikmah (Bab III, 50). Murobbi atau pembina
bertanggung jawab untuk melihat perkembangan karakter anak, ketika ada
anak yang bermasalah maka tugas pembina adalah mengarahkan,
membimbing, dan mendampingi anak. Yang dimaksud murobbi di sini
adalah orang tua asuh anak, dengan tujuan agar antara anak dengan orang
tua asuh bisa lebih dekat. Dengan adanya orang tua asuh atau pengampu
(murobbi) akan lebih mudah mengetahui kepribadian anak secara
personal, sehingga ketika ada suatu masalah lebih mudah dalam
menanganinya.
3. Memberikan Motivasi
Motivasi termasuk salah satu faktor yang penting dalam pembinaan
akhlaq. Karena motivasi merupakan sebuah dorongan anak itu memiliki
akhlaq baik atau kurang baik. Motivasi juga sebagai pengarah bagi anak
untuk melakukan suatu perbuatan baik itu positif atau negatif. Oleh
karena itu dalam rangka pembinaan akhlaq, MTs Terpadu Al-Hikmah
memberikan motivasi yang positif agar anak juga memiliki akhlaq yang
baik, misalnya diputarkan film-film Islam.
Di MTs Terpadu Al-Hikmah juga ada kegiatan MABIT atau malam
bina iman dan taqwa yang dilaksanakan satu bulan sekali. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memberikan semangat kepada siswa, agar siswa MTs
65
Terpadu Al-Hikmah bisa berkahlaq baik. Di dalam kegiatan MABIT atau
malam bina iman dan taqwa juga ada kegiatan ESQ (emotional Spiritual
Quetiont), yaitu gabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan
spiritual. Biasanya dari pihak MTs Terpadu Al-Hikma mendatangkan
trainer untuk memberikan wawasan dan semangat dalam proses
pembinaan akhlaq siswanya. Seperti yang dituturkan oleh kepala sekolah
MTs Terpadu Al-Hikmah pada (13/12/2016: 09.15) di kantor guru
sebagai berikut:
“Dalam kegiatan malam bina iman dan taqwa (MABIT) kita akan
menyisipkan nilai-nilai akhlaq yang sesuai dengan nilai islamiyah
misalnya kita memutarkan film Rasulullah yang judulnya mesagge
sebagai motivasi islami bagi siswa. Selain itu ada ESQ, yang kita
adakan satu semester satu sekali. Biasanya kita mendatangkan
pemateri dari luar. Kita mendatangkan trainer seperti ustadz
sholikhin abuzudin penulis buku ziro, kita memanfaatkan ilmu
beliau untuk memotivasi siswa. Kita juga sering mengundang dari
transko semarang untuk bisa mengisi kegiatan di sini”.
4. Memberikan Teladan
Pada dasarnya, kebutuhan manusia akan figur teladan bersumber
dari kecenderungan meniru yang sudah menjadi karakter manusia. Orang
tua wajib memberikan teladan bagi anaknya karena orang tua merupakan
orang pertama yang menjadi teladan bagi anaknya. Suri tauladan yang
baik dari kedua orang tua merupakan pondasi dasar kuat yang akan
membuat anak menghormati dan meneladani perilaku orang tua serta
mentaati apa yang diperintahkan kedua orang tua. Seorang anak akan
meniru apa yang dilakukan orang tuanya, oleh sebab itu hendaknya orang
tua memberikan teladan yang baik bagi anaknya.
66
Dalam lingkungan sekolah dan asrama, guru dan kyai menjadi
teladan yang baik bagi siswa. Begitu pula dengan sekolah MTs Terpadu
Al-Hikmah, startegi pembinaan akhlaq banyak bertumpu pada guru dan
kyai sebagai tokoh dan teladan bagi siswa. Guru dan kyai hendaknya
menjaga dengan baik perbuatan maupun ucapan sehingga naluri anak
yang suka meniru dan mencontoh dengan sendirinya akan turut
mengerjakan apa yang dilakukan seorang guru dan kyai. Karena guru dan
kyai menjadi orang tua kedua ketika anak berada di sekolah atau asrama.
Seperti yang dituturkan oleh pembina asrama (EP) mengenai keteladanan
pada (13/12/2016: 10.00) di kantor guru sebagai berikut :
“Kemudian kita (para ustadz-ustadzat) tetap memberikan
keteladanan, karena mengingat apa yang terus dicontohkan oleh
Rasulullah, tidak akan pernah ada akhlaq mulia tanpa adanya
keteladanan”.
Untuk mendukung jawaban pembina asrama (EP), peneliti juga
mengajukan pertanyaan dengan waka kurikulum (S) pada (13/12/2016:
10.00) di kantor guru sebagai berikut:
“Upaya yang kita maksimalkan adalah memberikan contoh atau
teladan, jadi kita para ustadz-ustadzat saling mengingatkan
misalkan jika kita memanggil ustadz itu jangan manggil namanya,
tetapi dengan kata ustadz. Disamping itu kita juga mengingatkan
kalau memanggil kakak kelas atau adik kelas itu dengan mas atau
kakak, tidak boleh memanggil dengan nama karaban”.
Kepala sekolah, para ustadz-ustadzat dan karyawan di MTs
Terpadu Al-Hikmah berusaha memberikan contoh atau teladan yang baik
bagi siswa-siswinya, akan tetapi masih ada yang belum sesuai dengan apa
yang diharapkan. Hal ini dikarenakan setiap anak memiliki karakter yang
67
berbeda, sehingga dalam penanganannya pun juga berbeda. Seperti yang
dituturkan oleh kepala sekolah MTs Terpadu Al-Hikmah pada
(13/12/2016: 09.15) di kantor guru sebagai berikut:
“Untuk hasilnya, karena itu bersifat globlal ada yang memang
anak-anak itu sesuai yang diharapkan ada juga yang belum. Karena
setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Tapi insya Allah
sebagian besar hasilnya sudah terlihat. Kita menekankan bagi santri
itu untuk hormat kepada ustadz-ustadzahnya”.
5. Memberi Nasihat
Strategi pembinaan akhlaq selanjutnya adalah nasihat. Dengan
nasihat, anak-anak dapat membenahi kesalahannya dan berubah menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Nasihat juga sebagai pengingat ketika kita
lalai akan suatu hal. Di sini bukan hanya seorang guru yang memberikan
nasihat, akan tetapi jika ada yang berbuat salah maka harus saling
menasihati. Seperti yang dituturkan oleh pembina asrama (EP) pada
(13/12/2016: 10.00) di kantor guru sebagai berikut :
“Ketika ada yang melakukan kesalahan ya saling menasihati, kita
semua diminta untuk saling menasihati”.
Selain itu beliau juga menuturkan siswa yang melakukan kesalahan
biasanya yang pertama dilakukan adalah memberikan peringatan dengan
nasihat. “Untuk anak yang berbuat kesalahan biasanya kita beri
peringatan. Peringatan pertama kita nasihati”.
6. Pembiasaan Yang Baik
Strategi yang digunakan dalam pembinaan siswa salah satunya
adalah dengan cara pembiannsaan yang baik. Misalnya sholat berjamaah,
sholat sunnah dhuha, puasa senin kamis, khitobah dan lain sebagainya.
68
Sebagaimana hasil wawancara dengan waka kesiswaan (NK) pada
(13/12/2016: 10.15- 10.30 ) di kantor guru:
“Karena kita sistemnya boarding school jadi programnya kita kerja
sama dengan pesantren, ada masalah apa kita selesaikan bareng, ada
program apa kita jalankan bareng. Contohnya sholat berjamaah,
tahfidz, khitobah, dan kita juga ada muqoyam tarbawy yaitu
pelaksanaan dilapangan setelah mendapatkan materi satu tahun dari
halaqoh itu, dari sini karakter dan solidaritas dengan temen bisa kita
lihat. Di situ nanti kita bikin kelompok campuran antara MTs sama
SMA kita”.
Pembiasaan yang baik bagi anak merupakan salah satu strategi yang
baik dalam pembinaan akhlaq. Dengan pembiasaan yang baik seperti
sholat berjamaah, khitobah dan lain sebagainya maka perilaku anak secara
tidak langsung akan menjadi baik. Beliau waka kesiswaan (NK) juga
menambahkan “Kalau saya pengennya anak-anak rajin sholat, termasuk
sholat sunnahnya seperti sholat dhuha, tahajud, dsb. Kalau sholatnya
bagus insyaa Allah akhlaqnya juga bagus”.
Pada awalnya agar anak memiliki kebiasaan yang baik, maka perlu
sebuah paksaan. Sedikit demi sedikit suatu aktifitas yang dilakukan anak
akan menjadi kebiasaan, tanpa disuruh pun anak akan melakukan aktifitas
dengan sendirinya. Jadi kebiasaan tidak begitu saja terjadi, akan tetapi
perlu diciptakan agar sesuai dengan apa yang diinginkan.
7. Mendidik Melalui Kedisiplinan
Selanjutnya strategi yang di gunakan adalah kedisiplinan. Yaitu
adanya kesediaan siswa untuk mematuhi dan menjalankan peraturan yang
ada. Kepatuhan yang dimaksud bukanlah karena paksaan akan tetapi
karena kepatuhan akan dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya
69
mematuhi peraturan-peraturan itu (An-Nahlawy, 1995: 253). Cara ini
identik dengan hukuman atau sanksi bagi siswa yang melanggar
peraturan. Di MTs Terpadu Al-Hikmah juga menerapkan reward and
punishmen. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa menjadi pribadi yang
lebih baik lagi. Dengan adanya (reward) siswa diharapkan dapat
termotivasi sehingga akan melakukan hal yang baik. Sedangkan adanya
hukuman (punishmen) siswa diharapkan bisa menjadi pribadi yang lebih
baik lagi dengan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sebagaimana
hasil wawancara dengan kepala sekolah (M) pada (13/12/2016: 09.15-
10.30 ) di kantor guru:
“Dari pihak sekolah ada reward dan punishmen. Jadi kalau ada
anak-anak yang perilakunya baik atau memiliki akhlaq yang baik
itu biasa kita beri reward meskipun nilainya tidak seberapa namun
sebagai motivasi bagi anak”.
Selain itu untuk mendukung jawaban kepala sekolah (M), peneliti
juga mengajukan pertanyaan dengan waka kurikulum (S) pada
(13/12/2016: 10.00) di kantor guru sebagai berikut:
“Kita juga membuat program pembantu misalnya untuk
pengembangan karakter siswa kita adakan pelatihan dengan
lembaga luar seperti TNI. Supaya bisa maksimal, soalnya kalau
hanya teori saja tidak maksimal”.
Melalui kegiatan ekstra kurikuler dan pelatihan dengan lembaga
luar seperti pelatihan dengan TNI, siswa diharapkan bisa menjadi seorang
yang disiplin.
Hukuman diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan yang
dilakukan anak, tentu pertama kali yang dilakukan adalah memberikan
70
nasihat kepada anak. Apabila masih melakukan kesalahan barulah anak
diberikan hukuman yang sesuai. Seperti yang dituturkan oleh waka
kurikulum (S) pada (13/12/2016: 10.00) di kantor guru sebagai berikut:
“yang pertama kita nasehati dulu, dilihat tingkat kesalahannya
seperti apa. Nanti penanganannya ya dilihat dari seberapa besar
atau kecil kesalahannya itu”.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kedisiplinan merupakan
alat untuk mendidik anak. Dengan kedisiplinan maka anak akan terbiasa
mematuhi aturan yang ada, meskipun masih ada beberapa anak yang
melanggar. Oleh karena itu sekolah menerapkan reward dan punishment
agar anak termotivasi untuk mentaati peraturan sekolah. Hukuman
diberikan agar anak merasa jera dan tidak mengulangi kesalahan yang
sama. Hukuman yang diberikan kepada anak bukanlah hukuman yang
bersifat fisik atau hukuman dengan kekerasan akan tetapi hukuman yang
mendidik, seperti menghafal mufrodat, ketika sholat berjamaah harus
berada di sof depan selama satu minggu, dan lain sebagainya.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlaq Siswa
MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016
Berdasarkan temuan penelitian, faktor pendukung dan penghambat
serta solusinya dalam pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah:
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung merupakan faktor yang penting dalam rangka
mensukseskan pelaksanaan pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-
71
Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali, adapun faktor pendukung
adalah sebagai berikut:
a. Pembiayaan dan Sumber Daya Manusia (SDM)
Setelah melakukan wawancara dengan berbagai pihak, peneliti
mendapatkan beberapa faktor pendukung di antaranya pembiayaan
dan SDM. Yang dimaksud pembiayaan di sini adalah pembiayaan
dari yayasan terkait dengan segala bentuk keuangan dan juga
pembiayaan atau administrasi yang tertib dari orang tua santri. Seperti
yang dituturkan oleh informan EP pada (13/12/2016: 11.10 – 11.58 ):
“faktor pendukungnya juga dari orang tua santri yang begitu support,
mendoakan, dan administrasinya tertib”
Peneliti berpendapat bahwa pembiayaan yang dimaksud adalah
pembiayaan dari yayasan terkait dengan segala bentuk keuangan dan
pembiayaan dari orang tua santri ter terkait dengan administrasinya.
Ketika pembiayaan dan administrasi dari orang tua santri berjalan
dengan baik, otomatis semua kegiatan yang berhubungan dengan
keuangan menjadi mudah terlaksna. Karena pembiayaan merupakan
salah satu faktor terpenting dalam kegiatan di MTs Terpadu Al-
Hikmah. Sedangkan untuk SDM yang dimaksud adalah pertama,
Ustadz-ustadzahnya yang dirasa mampu untuk menjadi pendidik di
MTs terpadu Al-Hikmah karena saat masuk ke MTs Terpadu Al-
Hikmah Karanggede harus memenuhi kriteria yang harus dipenuhi
minimal hanif. Kedua, yaitu orang tua santri yang sangat mendukung
terutama dari segi administrasinya.
72
b. Sarana dan Prasarana
Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya sarana dan prasarana sangat
penting. MTs Terpadu Karanggede telah berdiri kurang lebih enam
belas tahun dan sudah memiliki fasilitas yang memadai walaupun
masih ada sedikit kekurangan. Fasilitas yang di maksud adalah sarana
prasarana yang mendukung dalam pembelajaran sehingga dalam
kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dan efektif. Berikut hasil
wawancara dengan pengampu kegiatan ko dan ekstrakurikuler:
Jawaban informan NK pada (13/12/2016: 10.00) di ruang guru:
“faktor pendukungnya di samping guru juga peralatan, kalau peralatan
memadai pastinya anak-anak juga dalam proses pembelajaran bisa
berjalan lancar dan efektif”.
Selain itu, untuk mendukung jawaban NK juga dituturkan oleh
pembina asrama (EP) pada (13/12/2016: 11.10 – 11.58 ) mengenai
sarana dan prasarana sebagai berikut:
“Kalau untuk sarana seperti pondok posantren lainnya seperti kelas,
alat tulis, kantor, kantor ustadznya, kemudian fasilitas pendukung
seperti ukp, dapur, dan lain sebagainya disini sudah ada”.
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana
di MTs Terpadu Al-Hikmah sudah memadai. Ketika sarana memadai,
maka semua kegiatan akan dapat berjalan dengan lancar.
c. Lingkungan
Faktor yang mendukung lainnya adalah lingkungan. Karena
lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar dalam
kehidupan manusia. Dari lingkungan inilah sifat dan perilaku manusia
terbentuk. Apabila lingkungannya baik maka akan baik pula sifat dan
73
perilakunya dan begitu pun sebaliknya. Dari hasil wawancara, beliau
mengungkapkan:
Jawaban informan M pada (13/12/2016: 09.15) di ruang guru: “Selain
itu juga untuk sarana prasarana dan yang terakhir yang mendukung di
sini adalah lingkungan”.
Jawaban informan EP pada (13/12/2016: 11.10 – 11.58 ) di ruang
guru: “Faktor pendukung yang lain ada tokoh-tokoh yang lain yang
terus membantu kita, memberikan jaringan kepada kita, untuk kita
tetap bertahan hidup di sini. Dan alhamdulillah dari masyarakatpun
menerima dengan baik”.
Lingkungan yang dimaksud di sini ada dua yaitu pertama, lingkungan
sekolah yang kondusif. dan yang kedua, lingkungan dengan
masyarakat sekitar. Lingkungan sekolah yang kondusif sangat
berpengaruh terhadap perilaku anak. Perilaku anak akan terbentuk
sesuai dengan lingkungan yang ada disekitarnya meski pun tidak
semua. Ketika lingkungannya baik maka anak juga akan menjadi
pribadi yang baik dan begitupun sebaliknya. Di MTs Trepadu Al-
Hikmah merupakan sekolah yang menerapkan sistem boarding
school, dimana semua siswa diwajibkan menginap dan dalam 24 jam
semua aktifitas siswa diawasi oleh guru. Dalam pembinaan akhlaq
lingkungan yang seperti ini menjadi nilai plus, karena semua kegiatan
siswa terpantau dengan baik.
d. Sistem Boarding School
Karena MTs Terpadu Al-Hikmah ini menggunakan sistem boarding
school, jadi kurang lebih 24 jam guru dapat memantau kondisi siswa.
Sehingga akan lebih mudah dalam proses pembinaan akhlaq , karena
74
guru akan mengetahui perilaku siswa baik saat jam pelajaran formal
atau pun saat di boarding. Berikut Jawaban informan S pada
(13/12/2016: 10.35- 11.01) di ruang guru:
“kalau faktor pendukung untuk pembinaan akhlaq ya karena kita
boarding school kita pemantauannya itu lebih enak dibanding sekolah
umum lainnya”.
Jawaban yang hampir sama juga penulis dapatkan dari pembina
asrama (EP) pada (13/12/2016: 11.10 – 11.58 ) di ruang guru:
“Karena kita berbeda dengan sekolah yang lain, dan memiliki waktu
bersama lebih lama maka kita gunakan dalam bentuk pembersamaan
seperti penegasan-penegasan tentang akhlaq, mana yang baik untuk
kehidupan mereka, dan kita terus mendekatkan mereka untuk bergaul
dengan Al-Qur‟an.”.
2. Faktor Penghambat dan Solusinya
Di antara faktor yang menghambat kagiatan pembinaan akhlaq
siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali
adalah sebagai berikut:
a. Kekurangan Sumber Daya Manusia
Yang menjadi menjadi faktor penghambat di MTs Terpadu Al-
Hikmah salah satunya adalah kekurangan sumber daya manusia, yang
dimaksud di sini adalah kekurangan pendidiknya. Sebagai solusinya
dari pihak sekolah MTs Terpadu Al-Hikmah mencari guru dari luar
yang masih dalam satu yayasan.
Salah satu contohnya adalah dalam kegiatan ekstra kurikuler masih
kekurangan guru ekstra khusus yang putri. Ekstra untuk yang putri
baru ada dua yaitu pramuka dan qiro‟ah. Sebagai solusinya,
75
mencarikan guru bantu yang dapat mengampu kegiatan ekstra
kurikuler untuk putri. Berikut hasil wawancara dengan pengampu ko
dan ekstra kurikuler (NK) pada (13/12/2016: 10.00- 10.15 ) di kantor
guru:
“penghambatnya juga dari guru, ada guru yang tidak bisa hadir , ya
mungkin hanya beberapa kali hadir dengan alasan dia full kegiatan di
luar, kalau untuk yang putri sebenarnya aktif akan tetapi kita belum
bisa memberikan guru ekstra khusus putri. Yang putri baru ada dua,
qiro‟ah sama pramuka. Solusinya mencarikan guru bantu yang dapat
mengampu kegiatan ekstra”.
b. Karakter siswa yang berbeda-beda
Siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede berasal dari berbagai
daerah yang berbeda-beda. Tentu dengan karakter yang berbeda pula.
Oleh karena itu penanganannya pun juga berbeda, harus sesuai dengan
karakter yang dimiliki anak. Berikut adalah hasil wawancara dengan
salah satu guru di MTs Terpadu Al-Hikmah:
Jawaban informan EP pada (13/12/2016: 11.10 – 11.58 ) di ruang
guru: “Lalu yang menjadi penghambatnya adalah anak-anaknya
sendiri, ada anak-anak yang sudah bisa mandiri akan tetapi juga masih
ada anak-anak yang membutuhkan penanganan khusus”.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa setiap anak memiliki
karakter yang berbeda, sehingga dalam penanganannya pun juga
berbeda. Ada anak yang sudah bisa mandiri jadi tanpa disuruh anak
akan melakukan sesuatu dengan sendiri. Berbeda dengan anak yang
memiliki kebiasaan dimanja oleh orang tua dirumah, untuk solusinya
maka harus diberikan kesadaran dan dibiasakan dengan hal-hal yang
baru yang membuat anak bisa mandiri.
76
c. Pemberian sanksi atau hukuman belum maksimal
Setiap sekolah pasti memiliki aturannya masing-masing, baik tertulis
maupun tidak tertulis. Semua peraturan menurut peneliti adalah baik
karena bertujuan untuk menertibkan siswa dan menciptakan suasana
yang kondusif. Tujuan suatu aturan belum dapat tercapai jika
kesadaran pihak yang ada di sekolah tersebut masih kurang.
Sanksi atau hukuman yang ada di MTs Terpadu Al-Hikmah
Karanggede ini adalah sanksi yang mendidik siswanya. Di antaranya
menghafal mufrodat, pidato setelah shalat dhuhur, dan ketika sholat
berjamaah wajib berada di depan selama satu minggu. Sebagai
solusinya, para ustadz bermusyawarah untuk membuat kesepakatan
hukuman yang baru jika hukuman sebelumnya tidak mempan. Akan
tetapi sanksi atau hukuman di MTs Terpadu Al-Hikmah belum bisa
berjalan maksimal karena yang memberikan sanksi atau hukuman
hanya dari pihak waka kesiswaan. Serta belum ada sanksi atau
hukuman yang tertulis, sehingga dalam memberikan hukuman juga
belum pasti. Pemberian sanksi atau hukuman dilihat dari seberapa
besar kesalahan anak.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pembahasan dan analisis mulai dari bab I sampai
dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang
dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai
kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu:
1. Model Pembinaan Akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah: menggunakan sistem boarding
school, yaitu semua siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede wajib
berada di pondok pesantren (boarding) dan mengikuti semua kegiatan
yang ada di pondok pesantren (boarding).
2. Strategi Pembinaan Akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun 2016 adalah: Halaqoh, Orang Tua Asuh,
Memberikan Motivasi, memberikan Teladan, Memberi Nasihat,
Pembiasaan Yang Baik, dan Mendidik Melalui Kedisiplinan
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pembinaan Akhlaq Siswa
adalah:
a. Faktor yang mendukung dalam kegiatan pembinaan akhlaq siswa MTs
Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun 2016
adalah: Pembiayaan dan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan
prasarana, lingkungan, dan sistem boarding.
78
b. Faktor yang menghambat dalam kegiatan pembinaan akhlaq siswa
MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun
2016 adalah: kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM), karakter
siswa yang berbeda-beda, dan pemberian sanksi atau hukuman belum
maksimal.
B. SARAN
Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini yaitu
mengenai pembinaan akhlaq siswa MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Kabupaten Boyolali Tahun 2016, maka peneliti hendak menyampaikan saran
sebagai berikut:
1. Dalam pembinaan akhlaq, hendaknya sekolah memberi sanksi yang
tegas terhadap peraturan dan kegiatan yang sudah ada. Hal tersebut agar
menumbuhkan kesadaran siswa yang berawal dari sebuah keterpaksaan.
2. Para guru hendaknya selalu memberikan teladan yang baik, dan secara
bersama-sama melakukan peningkatan dalam pembinaan akhlaq,
sehingga siswa mau meneladani dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Sebagai siswa, hendaknya selalu mematuhi peraturan sekolah dan
berpartisipasi pada kegiatan sekolah. Sehingga proses pembinaan
akhlaq di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede dapat berjalan lancar
dan baik.
79
C. PENUTUP
Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang mendalam kepada semua pihak yang membantu. Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata penulis
ucapkan:
العلمين رب الحمدلله
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Yatimin. 2007. Study Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta:
Amzah.
Ahmad, Raja’ Thaha Muhammad. 2005. HIFZHUL LISAN & Penuntun Akhlak
Keluarga. Semarang: PUSTAKA ADNAN. Cet-1.
Aly, Hery Noer. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
An-Nahlawy, Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam Di Sekolah, Rumah dan
Masyarakat. Jakarta: Gema Insani Press.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press
Asmaran As., M.A. 2002. Pengantar Studi Akhlak EDISI REFISI. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
ke-3, cetakan ke-4. Jakarta: Balai pustaka.
Ghuddah, Abdul Fatah Abu. 2015. MUHAMMAD SANG GURU Menyibak
Rahasia Cara Mengajar Rasulullah. Temanggung: Armasta. Cet-1.
Hadi, Sutresno. 1995. Metodologi Research Untuk Penulis Paper, Skripsi, Thesis,
Dan Desertasi. Yogyakarta: CV. Grafika Indah.
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengalaman Islam (LPPI)
Imam, Suprayogo dan Tobrani. 2003. Metodologi Sosial Agama. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Leo, Sutanto. 2013. Kiat Jitu Menulis Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. Jakarta:
Erlangga.
Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Terj. Abdul Hayyie Al-Kuttani,
dkk. Jakarta: Gema Insani Press.
Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
81
Nata, Abuddin. 2001. Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru Murid
(studi pemikiran tasawuf Al-Ghazali). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Cet -1
. 2002. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Salamullah, M. Alaika. 2008. Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.
. 2008. Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani.
Sanusi, M. 2013. Tempatkan Orang Tuamu Di Atas Kepala, Niscaya Mulia
Hidupmu!. Yogyakarta: DIVA Press. Cet-1.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif Kualitatif
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sunarto, Achmad, Dkk. 1993. Tarjamah SHAHIH BUKHARI Jilid VIII.
Semarang: CV. ASY SYIFA’.
Suparlan. 2015. MENDIDIK HATI MEMBENTUK KARAKTER Paduan Al-
Qur’an Melejitkan Hati Memperindah Karakter. Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR. Cet-1.
Syafaat, Aat., Sohari Sahrani, dan Muslih. 2008. Peranan Pendidikan Agama
Islam dalam mencegah Kenakalan Remaja (Juvenile Delenquency).
Jakarta: Rajawali Press.
Zuchdi, Darmiyati. 2009. Pendidika Karakter (grand design dan nilai-nilai
target). Yogyakarta: UNY Press.
Sarbaini. (http://www.slideshare.net/iniabras/pembinaan-kepatuhan-peserta-didik-
di-sekolah.) diakses tangan 17 November 2016 pukul 05:54 WIB.
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA
A. Metode Dokumentasi
1. Sejarah SMP IT Al-Hikmah Karanggede
2. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan SMP IT Al-Hikmah Karanggede
3. Peraturan SMP IT Al-Hikmah Karanggede dan asrama
4. Kurikulum, silabus, dan RPP SMP IT Al-Hikmah Karanggede
5. Jadwal pembelajaran SMP IT Al-Hikmah Karanggede
6. Struktur Organisasi
7. Keadaan guru, karyawan, pembina asrama, dan siswa
8. Kegiatan kurikuler, ekstra kurikuler, dan keagamaan
9. Keadaan sarana dan prasarana sekolah dan asrama
10. Konsep sekolah Islam terpadu
B. Metode Observasi
1. Letak geografis SMP IT
2. Al-Hikmah Karanggede
3. Aktivitas dan perilaku siswa di lingkungan sekolah dan asrama
4. Aktivitas dan perilaku pendidik/pembina
5. Proses pembinaan akhlak pada siswa boarding dan fullday
C. Metode Wawancara
1. Mengetahui proses pembinaan akhlak siswa SMP IT Al-Hikmah
Karanggede
2. Mengetahui strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlak siswa SMP
IT Al-Hikmah Karanggede
3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721
Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
PEDOMAN WAWANCARA
A. Kepala Sekolah/Guru Pai
1. Bagaimana bentuk pembinaan akhlak siswa di SMP IT Al-Hikmah
Karanggede?
2. Apa program yang dilakukan dalam pembinaan akhlak di SMP IT Al-
Hikmah Karanggede?
3. Program apa saja yang dioptimalkan dalam pembinaan akhlak siswa di
SMP IT Al-Hikmah Karanggede?
4. Bagaimana hasil yang dicapai?
5. Bagaimana tindak lanjut atau evaluasi untuk lebih baiknya?
6. Dalam rekrutmen siswa baru, apa saja kriteria yang harus dipenuhi?
7. Upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar siswa berakhlak dengan baik?
8. Apa saja strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlak siswa di SMP
IT Al-Hikmah Karanggede?
9. Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa anda berbuat kesalahan atau
pelanggaran?
10. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak siswa di
SMP IT Al-Hikmah Karanggede dan bagaimana solusinya?
B. Pengampu kegiatan ko & ekstra
1. Bagaimana menerapkan pendidikan akhlak di kegiatan ko dan ekstra?
2. Bagaimana waktu dan kurikulum yang digunakan dalam kegiatan
kurikuler ?
3. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan akhlak siswa
(ekstrakurikuler)?
4. Apa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini?
5. Bagaimana hasil kegiatan dan evaluasinya?
6. Apakah ada sanksi bagi yang tidak mengikuti?
7. Apakah sarana dan prasarana memadai?
8. Menurut anda, apakah kegiatan ini sudah mampu menumbuhkan
kesadaran siswa dalam meningkatkan kualitas akhlaknya?
9. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini serta
solusinya?
C. Waka Kesiswaan/ Kurikulum
1. Bagaimana bentuk pembinaan akhlak siswa di SMP IT Al-Hikmah
Karanggede?
2. Apa program yang dilakukan dalam pembinaan akhlak di SMP IT Al-
Hikmah Karanggede?
3. Program apa saja yang dioptimalkan dalam pembinaan akhlak siswa di
SMP IT Al-Hikmah Karanggede?
4. Bagaimana hasil yang dicapai?
5. Bagaimana tindak lanjut atau evaluasi untuk lebih baiknya?
6. Dalam rekrutmen siswa baru, apa saja kriteria yang harus dipenuhi?
7. Apa kurikulum yang digunakan di SMP IT Al-Hikmah ini ?
8. Apakah ada perbedaan antara akhlak siswa boarding dan fullday?
9. Untuk siswa fullday, bagaimana memantau akhlaq/ akademik mereka
bersama orang tua? Upaya apa yang dilakukan untuk manjalin kemitraan
dengan orang tua dan masyarakat?
10. Upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar siswa berakhlak dengan baik?
11. Apa saja strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlak siswa di SMP
IT Al-Hikmah Karanggede?
12. Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa anda berbuat kesalahan atau
pelanggaran?
13. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak siswa
di SMP IT Al-Hikmah Karanggede dan bagaimana solusinya?
D. Kepala Pembina Asrama
1. Bagaimana bentuk pembinaan akhlak di boarding atau asrama?
2. Apa saja program boarding dalam pembinaan akhlak ?
3. Apakah ada kurikulum sendiri bagi siswa boarding?
4. Aturan apa saja yang harus ditaati siswa boarding?
5. Apa saja kegiatan wajib yang dilakukan di boarding?
6. Apa peran dan tanggung jawab pembina boarding?
7. Dalam rekrutmen siswa baru, apa saja kriteria yang harus dipenuhi?
8. Upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar siswa berakhlak dengan baik?
9. Apa saja strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlak di boarding?
10. Apa bentuk kerjasama dengan orang tua siswa boarding?
11. Apakah sarana dan prasarana boarding memadai dalam upaya pembinaan
akhlak?
12. Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa anda berbuat kesalahan atau
pelanggaran?
13. Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa merasa tidak betah diboarding?
14. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak
siswa serta solusinya?
1
Transkip wawancara dengan kepala madrasah
Kode Informan : M
Jabatan : Kepala sekolah MTs Terpadu Karanggede
Hari/Tanggal : Selasa/ 13 Desember 2016
Tempat : Kantor guru
Waktu : Pukul 09.15- 09.55 WIB
: Assalamualaikum wr. Wb.
M : Waalaikumsalam wr. Wb
P : Maaf pak, saya mengganggu waktu bapak, saya mahasiswi dari IAIN
Salatiga yang membutuhkan beberapa informasi dari bapak berkaitan
dengan judul skripsi saya tentang Model Pembinaan Akhlaq Siswa.
M : ya silahkan
P : Bagaimana bentuk pembinaan akhlaq siswa di MTs Terpadu Al-
Hikmah Karanggede?
M : Untuk pembinaan akhlaq siswa itu sebenarnya kita indukkan di
Halaqah karena setiap asal dari santri itu nanti muaranya ke
murobbinya. Disamping itu kita juga ada tim kedisiplinan, di sekolah
ini yang kita push memang bukan dibidang akademik akan tetapi lebih
kepada akhlaq atau karakternya. Salah satu caranya dengan kita
menempelkan ada10 karakter santri di masing-masing kelas salah satu
contohnya adalah qowiyul jism dan lain sebagainya. Jadi pembinaan
dihalaqoh itu diharapkan siswa dapat menerapkan 10 karakter tersebut
yang berkesinambungan dengan pondoknya.
P : Apa program yang dilakukan dalam pembinaan akhlaq di MTs
Terpadu Al-Hikmah Karanggede?
M : pertama malalui halaqoh, halaqoh itu kita lakukan sepekan sekali,
kemudian selain halaqoh ada MABIT atau malam bina iman dan
taqwa. Didalam kegiatan MABIT kita akan menyisipkan nilai-nilai
akhlaq yang sesuai dengan nilai islamiyah misalnya kita memutarkan
film Rasulullah yang judulnya mesagge sebagai motivasi islami bagi
siswa. Selain itu ada ESQ kita adakan satu semester satu sekali.
Biasanya kita mendatangkan pemateri dari luar. kita mendatangkan
trainer seperti ustadz sholikhin abuzudin penulis buku ziro kita
memanfaatkan ilmu beliau untuk memotivasi siswa. kita juga sering
mengundang dari transko semarang untuk bisa mengisi kegiatan disini.
P : Bagaimana optimalisasi program dalam pembinaan akhlaq siswa di
MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede?
M : untuk optimalisasinya itu biasanya kita melakukan pengawalan. Dalam
2
hal ini sejauh mana program itu dijalankan. Untuk halaqoh sendiri
kita ada group sendiri yang nantinya setiap murobbi akan memberikan
laporan setiap sepekan dengan tujuan untuk memantau jalannya
program tersebut. Kemudian akan diadakan evaluasi setiap bulannya.
Karena kita berkeyakinan kalau halaqohnya jalan itu insyaa Allah
karakter atau akhlaq anak itu akan bisa dikondidikan. Filosofinya
seperti hp, keimanan anak itu juga perlu di cas dengan halaqohnya
terutama dalam amal yaumiyahnya seperti shalat, puasa senin kamis,
dhuha dan sebagainya itu ada pengecekan. Dan untuk optimalisasinya
itu kita selalu ada pertemuan untuk mengevaluasi dan juga kita
mamanfaatkan wa untuk laporan biasanya seminggu sekali.
P : Bagaimana hasil yang dicapai?
M : untuk hasilnya, karena itu bersifat globlal ada yang memang anak-
anak itu sesuai yang diharapkan ada juga yang belum. Karena setiap
anak memiliki karakter yang berbeda. Tapi insya Allah sebagian besar
hasilnya sudah terlihat. Kita menekankan bagi santri itu untuk hormat
kepada ustadz-ustadzahnya. Misalnya berjabat tangan akan tetapi yang
putra ke yang putra dan begitupun sebaliknya. karena antangan
terbesar bagi kita adalah khalwat. Jadi kita tekankan ketika bertemu
dengan lawan jenis untuk menundukkan pandangan. Agar menjaga
khalwat, dan sebagai keselamatan bagi diri sendiri. melihat pergaulan
sekarang yang kalau kita lihat kita akan mengelus dada. Karena
sekarang itu pergaulan sudah sangat bebas tanpa batas. Alhamdulillah
dengan lingkungan yang ada sudah terkondisi, dan kita menekankan
dimanapun tempatnya tetap menjaganya.
P : Bagaimana tindak lanjut atau evaluasi untuk lebih baiknya?
M : untuk evaluasinya kita adakan pertemuan sebulan sekali, kita adakan
perbaikan apabila masih ada yang perlu diperbaiki. Dan kemudian
setiap akhir semester anak-anak yang diampu oleh murobbi itu ada
penilaian.
P : Dalam rekrutmen siswa baru, apa saja kriteria yang harus dipenuhi?
M : kalau disini masih standar mbak, untuk kriteria anak itu syarat-
syaratnya pastinya lulusan sd/sederajat. Yang mendaftar tidak harus
bisa membaca Al-Qur’an karena memang targetnya mengajari anak
agar bisa membaca Al-Qur’an. Kemudian mengikuti test untuk tahun
ini pendaftarannya online kemudian kita adakan seleksi. Yang kita
ambil nanti yang hafalannya banyak dan akademiknya bagus. Karena
kita mempunyai keyakinan kalau inputnya bagus maka outputnya juga
bagus.
P : Upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar siswa berakhlaq dengan baik?
M : kata kuncinya dihalaqoh tersebut, kemudian dari pihak sekolah ada
reward dan punishmen. Jadi kalau ada anak-anak yang perilakunya
baik atau memiliki akhlaq yang baik itu biasa kita beri reward
meskipun nilainya tidak seberapa namun sebagai motivasi bagi anak.
3
P : Apa saja strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa di
MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede?
M : strategi yang kita gunakan adalah semacam orang tua asuh. Masing-
masing pembina kita serahi 8-10 siswa. Dan pembina bertanggung
jawab untuk melihat perkembangan karakter dari anak tersebut. Ketika
ada anak yang kurang baik, ya bagaimana caranya untuk membimbing
anak tersebut. Kemudian melaksanakan halaqoh diluar seperti
outbound, kemudian juga ada kunjungan ke pameran buku biasanya di
assalam, Biasanya anak-anak suka membeli buku. Ketika anak diajak
keluar biasanya akan merasa senang dan akan mudah dalam menerima
ilmu. Kemudian kita juga mengadakan ekstrakurikuler yang kira-kira
bisa membuat anak disiplin. Misalnya pramuka dan karate.
P : Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa anda berbuat kesalahan atau
pelanggaran?
M : setelah dinasihati mereka akan mendapatkan poin. Ketika poin sudah
mencapai 200 (SP 1) maka akan dipanggil orang tuanya. Kemudian
sanksi yang paling berat adalah di keluarkan.
P : Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq
siswa di MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede dan bagaimana
solusinya?
M : untuk pendukungnya dari yayasan itu mendukung terkait dengan
pembiayaan. Kemudian SDM-nya yang dimaksud disini adalah
ustadz-ustadzahnya. karena ketika masuk kesini ada kriteria yang
harus dipenuhi, minimal hanif. Selain itu juga untuk sarana prasarana
dan yang terakhir yang mendukung disini adalah lingkungan. Untuk
faktor penghambatnya juga SDM-nya, disini kekurangan SDM. Dan
untuk solusinya kita mencari dari luar tetapi yang masih dalam satu
yayasan. Faktor penghambatnya lagi itu menseragamkan materi dari
pembina satu dengan yang lainnya. Untuk sementara ini kreasinya dari
pembinanya masing-masing, akan tetapi kita kasih rambu-rambu yang
ingin dicapai untuk masing-masing angkatan.
4
Transkip wawancara dengan pengampu kegiatan ko & ekstra
Kode Informan : NK
Jabatan : Guru
Hari/Tanggal : Selasa/ 13 Desember 2016
Tempat : Kantor guru
Waktu : Pukul 10.00- 10.15 WIB
P : Assalamualaikum wr. Wb.
NK : waalaikumsalam wr. wb.
P : Maaf pak, saya mengganggu waktu bapak, saya mahasiswi dari IAIN
Salatiga yang membutuhkan beberapa informasi dari bapak berkaitan
dengan judul skripsi saya tentang Model Pembinaan Akhlaq Siswa.
NK : ya silahkan
P : Bagaimana menerapkan pembinaan akhlaq di kegiatan ko dan ekstra?
NK : untuk santri-santri MTs kita punya empat moto yaitu jujur, disiplin,
berani dan bertanggung jawab. Dari keempat itu terus kita aplikasikan
disemua ekstra. Jadi semua kagiatan ekstra dilandasi dari keempat itu.
Yang paling menonjol sebenarnya dihalaqoh, dihalaqoh itu
pembentukan karakter atau akhlaq paling jelas langsung mendapatkan
materi kemudian di terapkan. Akan tetapi juga ada kegiatan outing
class dengan tujuan untuk melihat seberapa jauh materi itu diterima
oleh anak.
P : Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan akhlaq siswa
(ekstrakurikuler)?
NK : ekstra wajib itu ada tiga, jadi halaqoh, pramuka, dan bela diri. Akan
tetapi anak-anak banyak yang mundur karena banyak memakan biaya
akhirnya kita sunnah muakadkan.Yang lainnya ada kaligrafi, sains
(dibuat club belajar), volly, badminton, pingpong, takrow.
P : Apa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini?
NK : sebenarnya kita ingin melihat potensi anak, anak itu potensinya
dimana dan kita ingin mengembangkan potensi tersebut.
P : Bagaimana hasil kegiatan dan evaluasinya?
NK : kalau untuk tahun ini belum kita evaluasi karena evaluasi diadakan
akhir semesternya sekaligus rapat kenaikan kelas. Tapi rencana kami
nanti guru-guru kita kumpulkan dan kita minta administrasinya
kemudian kita evaluasi untuk meningkatkan di semester berikutnya.
P : Apakah ada sanksi bagi yang tidak mengikuti?
5
NK : iya, khususnya ekstra yang wajib. Misalnya pramuka tidak ikut maka
akan mendapat sanksi. Jadi iqobnya nanti kita pasrahkan pengampu,
tapi kalau sudah beberapa kali maka diserahkan kepada saya. Iqobnya
sesuai pelanggarannya biasanya disuruh mimpin temen-temennya
mimpin baris, mimpin doa seperti itu. Disamping itu dia diminta untuk
mengawasi dari belakang.
P : Apakah sarana dan prasarana memadai?
NK : kalau kita yang belum memadai ada kaligrafi, kalau untuk yang
olahraga sudah komplit. Pramuka juga sudah komplit.
P : Menurut anda, apakah kegiatan ini sudah mampu menumbuhkan
kesadaran siswa dalam meningkatkan kualitas akhlaqnya?
NK : kalau seperti itu mungkin kita belum bisa mengatakan semuanya ya
mbak, namanya juga anak banyak. Sebagian memang iya, yang
termasuk kelas 9 ini tanpa pembimbingpun dia sudah sadar kalau ada
perlombaan mereka sudah latihan sendiri, kedisiplinan juga sudah
bagus.
P : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan ini serta
solusinya?
NK : faktor pendukungnya disamping guru juga peralatan, kalau peralatan
memadai pastinya anak-anak juga dalam proses pembelajaran bisa
berjalan lancar dan efektif. Maksud gurunya disini adalah menjadi
teladan bagi anak-anak. penghambatnya juga dari guru, ada guru yang
tidak bisa hadir , ya mungkin hanya beberapa kali hadir dengan alasan
dia full kegiatan diluar, kalau untuk yang putri sebenarnya aktif akan
tetapi kita belum bisa memberikan guru ekstra khusus putri. Yang
putri baru ada dua, qiro’ah sama pramuka. Solusinya mencarikan guru
bantu yang dapat mengampu kagiatan ekstra.
6
Transkip wawancara dengan waka kesiswaan
Kode Informan : NK
Jabatan : Guru / waka kesiswaan
Hari/Tanggal : Selasa/ 13 Desember 2016
Tempat : Kantor guru
Waktu : Pukul 10.15- 10.30 WIB
P : Assalamualaikum wr. wb.
NK : waalaikumsalam wr. wb.
P : Maaf pak, saya mengganggu waktu bapak, saya mahasiswi dari IAIN
Salatiga yang membutuhkan beberapa informasi dari bapak berkaitan
dengan judul skripsi saya tentang Model Pembinaan Akhlaq Siswa.
NK : ya silahkan
P : Bagaimana bentuk pembinaan akhlaq siswa di MTS TERPADU Al-
Hikmah Karanggede?
NK : kita pakai halaqoh mbk, disamping kita sering menyampaikan
himbauan di pagi hari atau apel pagi, setelah itu kita doa dan kemudian
kita berikan arahan salah satunya adalah kewajiban melaksanakan
sholat dhuha bareng setelah istirahat. Setelah itu nanti kita minta guru-
guru dikelas siapapun gurunya dan materi apapun kita minta untuk
menyampaikan beberapa menit yang terkait tentang akhlaq. Dengan
tujuan untuk merubah akhlaq siswa baik dari segi perilaku makan,
pakaian, atau keseharian siswa. Selanjutnya dalam halaqoh tadi kita
adakan latihan pidato itu untuk mental anak dan untuk mengerem
perilaku anak, apa yang ia sampaikan pastinya dikerjakan.
Dilaksanakan setelah sholat dhuhur.
pada awalnya disini menerapkan sistem boarding dan juga fullday,
akan tetapi tiga tahun belakangan ini sudah tidak lagi karena banyak
mahdzorodnya. Misalnya disini peraturannya tidak boleh bawa hp,
terus kemudian anak pondok nitip hp kepada temen yang fullday. Jadi
dari yayasan menetapkan semuanya wajib boarding.
P : Apa program yang dilakukan dalam pembinaan akhlaq di MTS
Terpadu Al-Hikmah Karanggede?
NK : karena di MTs campur dengan pondok pesantren maka untuk
programnya kita komunikasikan dengan pondok, salah satunya ada bk,
jadi setiap sepekan sekali mengontrol anak-anak.
P : Bagaimana optimalisasi program dalam pembinaan akhlaq siswa di
MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede?
7
NK : kita kerjasama baik dengan osim, walikelas, dan pondok pesantren.
Karena kita satu padu, jadi semua kegiatan kita komunikasikan biar
bisa optimal.
P : Bagaimana hasil yang dicapai?
NK : kalau sementara ini target kami masih kurang, walaupun sudah ada
progres cukup baik tapi masih kurang. Karena pelanggaran-
pelanggaran masih ada walaupu mungkin dari tahun kemarin masih
lebih baik tahun ini. kita contohkan baru satu semester masuk sudah
ada prestasi dari luar, itu salah satunya karena akhlaqnya anak-anak
sudah mulai mapan dan teratur. Kita sudah mendapatkan 5, tingkat
jawa tengah sudah 3 kali, dan kabupaten 2 kali.
P : Bagaimana tindak lanjut atau evaluasi untuk lebih baiknya?
NK : biasanya satu semester sekali saya meminta bantuan pak kepala, dan
dengan guru-gurunya. kita semua sharing apa yang menjadi
kendalanya terus kita tingkatkan semua programnya seperti itu.
P : Dalam rekrutmen siswa baru, apa saja kriteria yang harus dipenuhi?
NK : iya, salah satunya disini tidak hanya sekedar terima tetapi harus lulus
seleksi. Minimal lulus tes itu minimal 6,0. Setelah itu untuk
wawancara calon santri dan calon wali harus diatas 7. Karena kita
ingin melihat kelebihan dan kekurangan anak. Yang kita nilai adalah
dari calon santrinya, sedangkan untuk walinya yang kita wawancara
hanya beground anaknya saja. Karena yang terpenting bagi kami
adalah kesadaran anak masuk kesini, bukan karena paksaan dari orang
tua.
P : Upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar siswa berakhlaq dengan baik?
NK : Karena kita sistemnya boarding school jadi programnya kita kerja
sama dengan pesantren, ada masalah apa kita selesaikan bareng, ada
program apa kita jalankan bareng. Contohnya sholat berjamaah,
tahfidz, khitobah, dan kita juga ada muqoyam tarbawy. Yaitu
pelaksanaan dilapangan setelah mendapatkan materi satu tahun dari
halaqoh itu, dari sini karakter dan solidaritas dengan temen bisa kita
lihat. Di situ nanti kita bikin kelompok campuran antara MTs sama
SMA kita.
P : Apa saja strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa di
MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede?
NK : kalau saya pengennya anak-anak rajin sholat, termasuk sholat
sunnahnya seperti sholat dhuha, tahajud, dsb. Kalau sholatnya bagus
insyaa Allah akhlaqnya juga bagus.
P : Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq
siswa di MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede dan bagaimana
solusinya?
NK : penghambatnya salah satu adalah hukuman. Kita belum bisa berjalan
maksimal. Bahasanya yang memberikan itu baru saya, dan pak kepala
juga sampai turun tangan untuk memberikan hukuman. Iqob kita
8
biasanya yang mendidik misalnya iqob kta biasanya diminta untuk
menghafal mufrodat, pidato, dan sholat berjamaah di sof pertama
selama satu minggu. Kalau yang mendukung semua guru ya
mendukung. Solusinya kita bermusyawarah untuk membuat
kesepakatan hukuman baru jika hukuman sebelumnya tidak mempan
9
Transkip wawancara dengan Waka Kurikulum
Kode Informan : S
Jabatan : Guru / waka kurikulum
Hari/Tanggal : Selasa/ 13 Desember 2016
Tempat : Kantor guru
Waktu : Pukul 10.35- 11.01 WIB
P : Assalamualaikum wr. wb.
S : waalaikumsalam wr. wb.
P : Maaf pak, saya mengganggu waktu bapak, saya mahasiswi dari IAIN
Salatiga yang membutuhkan beberapa informasi dari bapak berkaitan
dengan judul skripsi saya tentang Model Pembinaan Akhlaq Siswa.
S : ya silahkan
P : Bagaimana bentuk pembinaan akhlaq siswa di MTS TERPADU Al-
Hikmah Karanggede?
S : Pembinaannya itu dengan model halaqoh. Jadi setiap pekan
dilaksanakan Halaqoh. Sistemnya per halaqohnya itu dibagi menjadi
6-8 siswa. Jadi nanti tiap pekan ada murabbinya (Pengampu, Peneliti)
masing-masing terus kemudian juga ada evaluasinya nanti per
semester. Biasanya nanti di UAS dan di akhir nanti juga ada lembar
perkembangan akhlaq siswa
P : Apa program yang dilakukan dalam pembinaan akhlaq di MTs
Terpadu Al-Hikmah Karanggede?
S : programnya ya, kalau disini itu karena kita terintegrasi dengan
pondok, sebenarnya eksekutornya itu malah pondok, kita hanya
mengikuti saja disamping halaqoh itu, ada juga pengembangan potensi
siswa seperti pembinaan keagamaan (spriritual building). Biasanya
kita juga kerjasamanya dengan dari lembaga training dari solo.
P : Bagaimana optimalisasi program dalam pembinaan akhlaq siswa di
MTS Terpadu Al-Hikmah Karanggede?
S : kalau optimalisasi programnya ya kita memaksimalkan kinerja temen-
temen saja. Dan membuat program pembantu misalnya untuk
pengembangan karakter siswa kita adakan outing class, terus
kemudian pelatihan dengan lembaga luar seperti puskesmas, TNI.
Supaya bisa maksimal, soalnya kalau hanya teori tidak maksimal.
P : Bagaimana hasil yang dicapai?
S : hasil yang dicapai alhamdulillah ya meskipun belum 100% sesuai
10
yang diharapkan tetapi progresnya sudah ada peningkatan, karena kita
dalam pembinaannya itu pilah-pilah dulu yang sudah bisa membaca
Al-qur’an, yang sudah punya beground agama ini yang belom, ini
yang setengah, ini yang sudah. Kita memilihnya seperti itu.
P : Bagaimana tindak lanjut atau evaluasi untuk lebih baiknya?
S : kalau untuk tindak lanjut untuk anak anak yang belum bisa mencapai
hasil yang diharapkan ada waktu khusus untuk meningkatkan
kemampuannya. Kita intensifkan hal-hal yang kurang.
P : Dalam rekrutmen siswa baru, apa saja kriteria yang harus dipenuhi?
S : kalau kriteria ya ada, disamping sudah bisa membaca latin dsb. Terus
kemudian yang terpenting adalah beground yang baik, artinya tidak
bermasalah seperti itu.
P : Apa kurikulum yang digunakan di MTs Terpadu Al-Hikmah ini ?
S : kalau kita, karena kita dibawah kemenag sesuai dengan aturan yang
dari kementrian agama itu kalau untuk mata pelajaran umum kita
masih menggunakan ktsp kalau untuk yang agama kita sudah
menggunakan k13.
P : Upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar siswa berakhlaq dengan baik?
S : disamping halaqoh di mingguan tadi upaya yang kita maksimalkan
adalah memberikan contoh atau teladan, jadi kita para ustadz ustadzat
saling mengingatkan misalkan jika kita memanggil ustadz itu jangan
manggil namanya, tetapi ustadz. Disamping itu kita juga
mengingatkan kalau memanggil kakak kelas atau adik kelas itu dengan
mas atau kakak, tidak boleh memanggil dengan nama karaban.
P : Apa saja strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq siswa di
MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede?
S : kalau strateginya yaitu memaksimalkan dari pada kesiswaan, jadi para
wali kelas itu seintensif mungkin memantau anak-anaknya, karena
wali kelas kan ujung tombak dari pada sekolah. Atau ibu bapaknya
disekolah.
P : apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa anda berbuat kesalahan atau
pelanggaran?
S : yang pertama kita nasehati dulu, dilihat tingkat kesalahannya seperti
apa. Nanti penanganannya ya dilihat dari seberapa besar atau kecil
kesalahannya itu.
P : Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq
siswa di MTS TERPADU Al-Hikmah Karanggede dan bagaimana
solusinya?
S : kalau faktor pendukung untuk pembinaan akhlaq ya karena kita
boarding school kita pemantauannya itu lebih enak dibanding sekolah
umum lainnya. Kalau hambatannya ya karena berasal dari berbagai
daerah maka memiliki karakter sendiri-sendiri. Disamping itu juga
karena rata-rata di sini 40 % dari orang-orang yang mampu, jadi
kesannya dirumah itu manja sedangkan di sini hidupnya harus
mandiri. Kalau untuk solusinya ya kita tetep memberikan wawasan.
11
Transkip wawancara dengan Pembina Asrama (Boarding)
Kode Informan : EP
Jabatan : Pembina Asrama
Hari/Tanggal : Selasa/ 13 Desember 2016
Tempat : Kantor guru
Waktu : Pukul 11.10 – 11.58 WIB
P : Assalamualaikum wr. wb.
EP : waalaikumsalam wr. wb.
P : Maaf pak, saya mengganggu waktu bapak, saya mahasiswi dari IAIN
Salatiga yang membutuhkan beberapa informasi dari bapak berkaitan
dengan judul skripsi saya tentang Model Pembinaan Akhlaq Siswa.
EP : ya silahkan
P : Bagaimana bentuk pembinaan akhlaq di boarding atau asrama?
EP : kalau untuk di pondok ini kami menggunakan metode, kami minimal
menggunakan tiga prinsip yang kita jalankan, pertama pembinaan
rutinitas harian, yang kedua halaqoh atau pertemuan rutin dengan
murabbi atau pengampu yang kita tunjuk, dan yang ketiga pembinaan
karakter ataupun akhlaq dibidang sekolah atau dipelajaran pesantren.
Untuk yang lebih intens memang di pembinaan harian dalam hal
pengontrolan, pembimbingan, pembersamaan dari ustadz yang
membersamai anak-anak. dan dibawah ustadz ada yang di sebut kakak
pembina yang menjembatani antara santri dengan wali asrama. Nah
dengan koordinasi itu wali asrama berhubungan langsung dengan
kakak pembina kemudian kakak pembina berhubungan langsung
dengan santri.
P : Apa saja program boarding dalam pembinaan akhlaq ?
EP : kalau program yang berkaitan dengan pembinaan akhlaq yang pertama
tadi ada pertemuan rutin satu pekan sekali, dalam pembentukan
karakter, pengetahuan wawasan juga keimanan anak-anak, dan
pelurusan aqidah tentunya. Dengan cara halaqoh, kita pertemukan
dengan ustadz pengampu yang berbeda dengan pembina asrama yang
tadi. ini kelompoknya hanya terdiri dari 6-8 santri yang nanti setelah
bertemu dengan ustadz akan diberikan wawasan yang berbeda dari
pada hanya ketika disekolah. Berkenaan dengan masa depan, motivasi
untuk meraih cita-cita, menghormati orang tua dan lain sebagainya.
Dan disisi lain kita juga ada kajian umum yang berkenaan dengan
karakter dan juga wawasan keislaman yang langsung disampaikan
oleh direktur utama yaitu ustadz Mifdhol, dan yang lainnya yang
12
diberikan mandat. Dan selanjutnya ada reward and punishment,
sebagaimana orang tua jika anak berprestasi maka diberikan hadiah,
tapi ketika anak itu melakukan pelanggaran maka anak itu kita berikan
teguran, peringatan, hukuman, atau bahkan kita komunikasikan
dengan orang tua ketika sudah terbilang hukuman terberat kita
kembalikan kepada orang tua.
P : Apakah ada kurikulum sendiri bagi siswa boarding?
EP : kalau kurikulum kita memang basicnya sama dengan kurikulum islam
Terpadu , sehingga kurikulum mengacu dengan kementrian agama,
lalu kita kaitkan dengan kurikulum yang ada di pesantren kita ada
kurikulum tersendiri, dan ada materi pelajaran tersendiri dimana
kitab-kitab yang kita gunakan mengacu pada pesantren yang lebih
besar. Salah satu contohnya pelajaran bahasa arab, dimana disana ada
qowaidnya yang kita sisipkan. Kalau untuk sementara ini kami
dipesantren kurikulum yang kita pakai dalam pelajaran itu
dilaksanakan kegiatan kbmnya ba’da maghrib / isya’. Karena kalau
siang mereka full disekolah.
P : Aturan apa saja yang harus ditaati siswa boarding?
EP : aturan bakunya yang pertama mereka menghormati komitmen dari
mereka sendiri dan orang tua. Jadi kita selalu mengingatkan untuk
terus memperbaiki niat, melakukan kesalahan itu wajar tapi sebagai
seorang santri tugas setelah melakukan kesalahan adalah taubat.
Mengakui, mohon maaf, serta berjanji tidak mengulanginya lagi. Terus
yang kedua tentu mentaati syariat islam yang kita tekankan, kita
berikan wawasan kepada mereka aqidah yang benar adalah seperti ini
dan akhlaq yang baik adalah seperti ini. sehingga nantinya anak-
anaklah yang merangkai tujuan hidup mereka mau kemana, tetapi
semuanya kita basiskan bahwa yang paling baik adalah hidup bersama
Al-Qur’an.
P : Apa saja kegiatan wajib yang dilakukan di boarding?
EP : kegiatan wajib saya mungkin langsung mengulas saja dari mulai
bangun tidur, mereka dibangunkan mulai dari jam 3 untuk sholat
tahajud, tetapi bentuknya kita sunnah muakadkan. Dan disana nanti
ada santri yang hafalannya sudah bagus kita tugaskan untuk jadi imam,
setelah itu menunggu sholat subuh berjamaah. Setelah itu anak-anak
wajib mengikuti dzikir pagi, setalah itu langsung mengikuti kegiatan
tahfidz. Sampai sekitar jam 6. Setelah itu persiapan untuk kegiatan
kbm sekolah. Setelah itu sekitar jam 10 istirahat pertama anak-anak
ditekankan untuk sholat dhuha setelah itu masuk. Setelah itu sholat
dhuhur dan disela-sela menunggu ba’diyah dhuhur kita adakan pidato
tiga bahasa yaitu bahasa arab, bahasa inggris, dan bahasa indonesia.
Kemudian anak-anak melanjutkan kbm sekolah selama satu jam.
Setelah pulang sekolah sekitar jam dua, anak-anak mengikuti
ekstrakurikuler. Dan bagi yang tahfidz ada ekstra khusus tahfidz.
Sampai ashar setelah itu ada dzikir sore, kemudian anak-anak diakan
murojaah. Setelah itu anak-anak dipersilahkan untuk mandi dsb.
13
Sekitar jam 5 anak-anak diminta untuk berkumpul di aula sebagai
pusat kegiatan, untuk mengikuti kegiatan i’rob. Untuk memperlajari
tata susunan kalimat dalam Al-Qur’an. Setelah itu sholat maghrib
berjamaah setelah itu anak-anak masuk dalam kbm pesantren. Dibagi
sesuai tingkatan kelasnya. Setelah sholat isya’ selesai anak-anak
ditambahkan hafalan mufrodatnya. Setelah itu anak-anak dipersilahkan
makan malam, dan setelah makan malam anak-anak kembali ke aula
untuk kegiatan muhadatsah, muhadhorot, atau kajian umum, atau
kegiatan lainnya.
P : Apa peran dan tanggung jawab pembina boarding?
EP : kalau perannya sendiri sebagai mengkoordinir kegiatan anak-anak
mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Kemudian menjadi
penanggung jawab sebagai yang mensahkan atau menyutujui atau
tidaknya setiap hal yang dilaksankan santri baik itu dalam bentuk
organisasi santri kalau disini namanya ikmah atau ikatan santri Al-
Hikmah, atau secara pribadi dalam bentu perijinan keluar, dan
mengkondisikan semua santri dalam kondisi yang sehat atau tanggung
jawab lainnya yang berkaitan dengan pernik-pernik yang ada di
asrama dan juga lingkungan asrama.
P : Upaya apa yang bapak/ibu lakukan agar siswa berakhlaq dengan baik?
EP : Karena kita berbeda dengan sekolah yang lain, dan memiliki waktu
bersama lebih lama maka kita gunakan dalam bentuk pembersamaan
seperti penegasan-penegasan tentang akhlaq, mana yang baik untuk
kehidupan mereka, dan kita terus mendekatkan mereka untuk bergaul
dengan Al-Qur’an. Dan tetap kita menggunakan prinsip reward and
punishment.
P : Apa saja strategi yang digunakan dalam pembinaan akhlaq di
boarding?
EP : strateginya sesuai dengan visi dan misi kita, tadi salah satunya dalam
mengelompokkan dalam bentuk kecil tujuannya agar lebih dekat,
antara murobbi dengan mereka secara kepribadian. Dan dari situ kita
nanti megumpulkan semua pengampu untuk mencari solusi. Kemudian
kita tetap memberikan keteladanan, karena mengingat apa yang terus
dicontohkan Rasulullah tidak akan pernah ada akhlaq mulia tanpa
adanya keteladanan. Saling menasihati, kita semua diminta untuk
saling menasihati.
P : Apa bentuk kerjasama dengan orang tua siswa boarding?
EP : kerjasama yang pertama adalah meminta komitmen diawal, kemudian
ada surat pernyataan yang ditanda tangani berkenaan dengan
administrasi dan sekaligus serah terima orang tua kepada kita.
P : Apakah sarana dan prasarana boarding memadai dalam upaya
pembinaan akhlaq?
EP : kalau sarana yang kita pakai memang awalnya kita tidak berorientasi
meskipun tentu orang tua banyak meminta agar semua sarana itu
14
terpenuhi, tapi kita kembalikan pada niatan awal pak buk, saya tanya
kembali “apakah bapak ibu bersedia anaknya kita didik disini?”. Maka
mohon untuk kerelaannya untuk kami bekerja tanpa ada campur
tangan kecuali untuk kebaikan anak-anak. ya memang kita tidak
mengorientasikan fasilitas secara lebih, kalau untuk sarana seperti
pondok posantren lainnya seperti kelas, alat tulis, kantor, kantor
ustadznya, kemudian fasilitas pendukung seperti ukp, dapur, dan lain
sebagainya disini sudah ada.
P : Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa anda berbuat kesalahan atau
pelanggaran?
EP : untuk anak yang berbuat kesalahan biasanya kita beri peringatan.
Peringatan pertama kita nasihati, peringatan kedua kita berikan sidang
dan hukuman bahkan kita panggil orang tuanya, peringatan ketika
scorsing, kalau tidak ada perubahan kita kembalikan kepada orang tua
dengan kita sampaikan permohonan maaf bahwa mungkin anak
bapak/ibu tidak cocok dengan cara pendidikan disini.
P : Apa yang bapak/ibu lakukan ketika siswa merasa tidak betah
diboarding?
EP : kalau tidak betahnya itu memang anak-anak masih baru yang akan kita
lakukan tentu sebagai orang tua pengganti kita tidak langsung bersikap
bahwa kita orang tuanya, akan tetapi kita membiarkan mereka
menemukan ritmenya sendiri disamping itu kita juga menenangkan
mereka. Kemudian kita mengingatkan kembali tujuan mondok kesini.
Biasanya alasannya tidak betah adalah kangen family, kemudian kita
memberikan nasihat, motivasi kepada anak tersebut. Kalau tidak
mempan barulah kita panggilkan kepada orang tua santri. Dan kita
meminta informasi tentang karakter anak sebelumnya, dengan begitu
kita tahu cara untuk menanganinya. Kalau permasalahannya memang
dari anak itu sendiri yang bermasalah itu beda lagi, kita telusuri dulu
permasalahannya apa kemudian kita berikan penanganan khusus.
P : Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlaq
siswa serta solusinya?
EP : faktor pendukungnya yang pertama tentu dari orang tua santri yang
begitu support, mendoakan, dan administrasinya tertib. Faktor
pendukung yang lain ada tokoh-tokoh yang lain yang terus membantu
kita, memberikan jaringan kepada kita, untuk kita tetap bertahan hidup
di sini. Dan alhamdulillah dari masyarakatpun menerima dengan baik.
Pendukung lainnya tentu dari santri-santri itu sendiri. Kalau
penghambatnya sama dari orang tua, orang tua yang terlalu manja dia
sebenarnya sudah berniatan memondokkan anaknya tetapi setelah itu
seakan-akan dia orang pertama yang harus bisa mengendalikan anak-
anaknya. Lalu yang menjadi penghambatnya adalah anak-anaknya
sendiri, ada anak-anak yang sudah bisa mandiri akan tetapi juga masih
ada anak-anak yang membutuhkan penanganan khusus.
Wawancara dengan kepala sekolah MTs Terpadu Al-hikmah Karanggede
Wawancara denan waka kurikulum MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Wawancara dengan Pembina Pondok Pesantren Al-Hikmah Karanggede
Daftar guru dan karyawan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Struktur Organisasi MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede
Visi, Misi dan Tujuan MTs Terpadu Al-Hikmah Karanggede