Transcript
Page 1: MODEL KONSEP KURIKULUM HUMANISTIK

MODEL KONSEP KURIKULUM HUMANISTIK

A. PENDAHULUAN

Dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW dijelaskan tentang kefitrahan manusia yaitu ""

الفطرة على يولد مولد setiap anak yang dilahirkan itu)    كل dalam keadaan fitrah). Berlandaskan

dengan hadits tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa manusia dilahirkan kebumi ini dengan

kemuliaan dan kebaikan. Namun kemuliaan dan kebaikan tersebut dapat hilang sesuai dengan

lingkungan yang akan memberikan pembelajaran padanya.

Dengan demikian, selain orang tua yang berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya, sangat

diperlukan peran serta suatu lembaga pendidikan yang diharapkan mampu untuk tetap menjaga  ke

Fitrahan tersebut. Dalam hal ini, suatu lembaga pendidikan sifatnya hanya membantu peserta didik

agar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh mereka secara maksimal. Untuk

mencapai tujuan tersebut bagi suatu lebaga pendidikan tidaklah mudah. Sebab mereka yang menjadi

peserta didik sangatlah beragam, baik dari sifat, prilaku, potensi, dll.

Peran seorang guru yang professional dalam hal ini sangatlah diperlukan untuk

mengembangkan potensi-potensi peserta didik yang sangat beragam psikologinya. Karena

keberagaman mereka tidak menutup kemungkinan berbeda pula cara belajarnya. Maka diperlukan

suatu strategi pendidikan dan pembelajaran yang memperhatikan kehendak dan perkembangan

emosi mereka.

Menjadi sangat penting untuk mengetahui dan mempelajari tentang judul di atas "Model

Konsep Kurikulum Humanistik" bagi suatu lembaga pendidikan terutama bagi seorang guru yang

ingin menyandang predikat professional. Dan dalam makalah ini akan penulis jelaskan beberapa

bagian penting yang terkait di dalamnya. Seperti Konsep Dasar, Aliran-aliran, Fungsi, Tujuan, dan

Karakteristik model konsep kurikulum humanistik.

B. Konsep Dasar Model Konsep Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini

didasarkan atas konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey

(Progressive Education) dan J.J.Rousseau (Romantic Education.  Kurikulum model ini lebih

memberikan tempat pertama dan utama kepada siswa yang biasa disebut dengan “student center”,

yang dalam pembelajarannya lebih menekankan bagaimana mengajar siswa (mendorong siswa), dan

bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu.  Karena meyakini bahwa mereka mempunyai

potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang.

C. Macam-macam Aliran dalam Model Konsep Kurikulum Humanistik

Ada 3 aliran yang termasuk dalam pendidikan humanistik yaitu:

Page 2: MODEL KONSEP KURIKULUM HUMANISTIK

1.    Konfluen, menekankan keutuhan pribadi. Yaitu individu merespon secara utuh (pikiran, perasaan,

dan tindakan) terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan. Kurikulum Konfluen ini ingin

menyatukan segi-segi afektif (sikap, perasaan, nilai) dengan segi- segi kognitif (kemampuan

intelektual).

Kurikulum ini mempunyai beberapa ciri utama yaitu:

a.    Partisipasi.

b.    Integrasi. 

c.    Relevansi. 

d.    Pribadi anak

e.    Tujuan.

Kurikulum konfluen menyatukan pengetahuan objektif dan subjektif, berhubungan dengan

kehidupan siswa dan bermanfaat baik bagi individu maupun masyarakat. Hal itu sesuai dengan

konsep Gesalt bahwa sesuatu itu dikatakan berarti (penting-red) apabila bermanfaat bagi

keseluruhan. Pendidikan konfluen sangat mengutamakan kesatuan dan keseluruhan.

Para pengembang kurikulum konfluen telah menyusun kurikulum untuk berbagai bidang pengajaran

yang mencakup tujuan, topik-topik yang akan dipelajari, alat-alat pelajaran, dan buku teks.

Pengajaran konfluen juga telah tersusun dalam bentuk rencana-rencana pelajaran, unit-unit pelajaran

yang telah diujicobakan. Kebanyakan bahan tersebut diajarakan dengan teknik afektif. Berbeda

dengan pengembangan kurikulum yang lain, para penyusun kurikulum konfluen tidak menuntut para

guru melaksanakn pengajaran seperti yang mereka kerjakan. 

Dalam memilih kegiatan belajar (metode belajar konfluen) ada 2 cara yang dapat ditempuh;

1) mengindentifikasi tema-tema atau topik-topik yang mengandung self judgment.

2) materi disajikan dalam bentuk yang belum selesai (open ended), tema atau issue-issue

diharapkan muncul secara spontan dari prosedur serta perlengkapan pengajaran yang ada.

2.    Kritikisme Radikal, ini bersumber dari aliran Naturalisme/ Romantisme Rousseau. Pendidikan

dipandang sebagai upaya untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa

secara optimal. Jadi, dalam pendidikan tidak ada pemaksaan, yang ada hanya dorongan dan

rangsangan untuk berkembang. 

3.    Mistikisme Modern, menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan

budi pekerti melalui sensitivity traning , yoga, dan sebagainya.  Meskipun para ahli psikologi

humanistik bercirikan pada ranah-ranah afektif`dan kognitif, namun banyak dari mereka yang tertarik

pada penilaian ranah-ranah tertinggi dari counciusness. Pokok utama dari teknik ini yaitu, untuk

memusatkan perhatian dan menumbuhkan mind set seorang siswa. Karena teknik ini menekankan

bahwa emosi dapat mengubah aktifitas intelektual sebaigaimana kesehatan mental dan fisiknya.

D.    Fungsi Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik dapat membantu mereka memperlancar proses aktualisasi diri sendiri. Ini

dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan pengajaran model humanistik, yaitu para siswa dapat

Page 3: MODEL KONSEP KURIKULUM HUMANISTIK

menyatakan diri, berekspresi, bereksperimen, berbuat, memperoleh umpan balik dan menemukan

dirinya. Menurut Abraham Maslow (1968, hlm. 685-686) kita dapat belajar lebih banyak tentang diri

kita melalui pengujian respons-respons menuju puncak pengalaman (peak experiences).

E. Tujuan Kurikulum Humanistik

Menurut Philip H. Phenix (1971, hlm. 271-283) kurikulum harus dapat mengembangkan

kesadaran dan mendorong kreativitas murid-murid. Bagi Phenix kesadaran merupakan kunci

perkembangan diri dalam membina hubungan dan penyesuaian diri dengan orang lain, kelompok,

budaya, dan lain-lain.  Mengacu dari tujuan kurikulum di atas, maka kurikulum humanistik bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia yang lebih terbuka dan

lebih mandiri.

F. Karakteristik Kurikulum Humanistik

Kurikulum yang berfungsi menyediakan pengalaman berharga untuk membantu memperlancar

perkembangan pribadi murid, tentunya mempunyai ciri-ciri tertentu. Dalam hal ini, kurikulum

humanistik mempunyai beberapa karakteristik berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi, dan

evaluasi yaitu;

1. Menurut hubungan emosional yang baik antara guru dan murid. Selain harus mampu

menciptakan hubungan yang hangat dengan murid, guru juga mampu memberi sumber.

2. Menekankan integrasi, yaitu kesatuan prilaku bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga

emosional dan tindakan.

3. Evaluasi yang lebih mengutamakan proses daripada hasil (sekuens). 

4. Menekankan keseluruhan, yaitu memberikan pengalaman yang menyeluruh bukan yang

terpenggal-penggal. 

SIMPULAN

Pengajaran humanistik memfokuskan proses aktualisasi diri (self actualization). Dalam proses

tersebut  tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Oleh karena itu model ini membutuhkan

bantuan. Dalam hal ini dapat dikaitkan dengan bantuan suatu lembaga pendidikan, dan  juga

profesionalisme tenaga pendidik untuk dapat merealisasikannya


Top Related