Download - Mixing Time
LAPORAN
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
MIXING TIME
D10
Disusun oleh
Taufil Maula Iskak 121130015
Ainun Farah Baiqfirlan 121130015
LABORATURIUM DASAR TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2015
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
MIXING TIME
(D-10)
Disusun oleh
Taufil Maula Iskak 121130015
Ainun Farah Baiqfirlana 121130016
Yogyakarta, Juni 2015
Disetujui oleh
Asisten pembimbing
Arifin Dwi Prasetyo
iii
KATA PENGATAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
ramat dan karunia-Nya sehingga makalah berjudul “ Mixing Time (D-10)” dapat
diselesaikan dan laporan ini bertujuan untuk diseminarkan sebagai tugas akhir
dalam pelaksanaan Praktikum Dasar Teknik Kimia TA 2014/2015.
Pada kesempatan ini praktikan mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ir.Danang Jaya. MT selaku kepala laboratorium Praktikum Dasar Teknik
Kimia.
2. Arifin Dwi Prasetyo selaku asisten pembimbing.
3. Rekan-rekan sesama praktikan,atas kerjasama yang baik.
4. Segenap staf laboratorium Praktikum Dasar Teknik Kimia UPN
“VETERAN” Yogyakarta.
Praktikkan menyadari dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan
dan kesalahan,maka dari itu praktikan berharap kritik serta saran yang bersifa
tmembangun guna kesempurnaan makalah di masa mendatang.
Semoga dalam laporan ini dapat member manfaat bagi pembaca ,
khususnya mahasiswa Teknik Kimia UPN “VETERAN” Yogyakarta.
Yogyakarta, Juni 2015
Praktikan
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................ v
INTISARI.................................................................................................. vi
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1
I.1Latar Belakang.......................................................................... 1
I.2 Tujuan...................................................................................... 2
I.3 Tinjauan Pustaka..................................................................... 2
I.4 Hipotesis.................................................................................. 6
BAB II. PELAKSANAAN PERCOBAAN.............................................. 7
II.1 Alat dan Bahan........................................................................ 7
II.2 Gambar dan Rangkaian Alat................................................... 7
II.3 Cara Kerja dan bagan Alir...................................................... 8
II.4 Analisa Perhitungan................................................................ 10
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 11
BAB IV. PENUTUP…………………………….. ……………………... 21
IV.1 Kesimpulan……………………………………………....... 21
IV.2 Kritik dan Saran………………………………………….... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
1. Pembentukan vortek ………………………………………………….4
2. Jenis-jenis impeller …………………………………………………...5
3. Rangkaian alat ……………………………………………………......7
4. Hubungan molalitas dan indeks bias dengan larutan standar …........... 12
5. Hubungan molalitas dengan waktu pada 200 ml aquades ………........ 14
6. Hubungan molalitas dengan waktu pada 250 ml aquades ……………. 17
7. Hubungan molalitas dengan waktu pada 300 ml aquades ……………20
vi
INTISARI
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada efektifnya
pengadukan dan pencampuran zat cair pada prose situ.Salah satu acara dalam Praktikum Dasar
Teknik Kimia mempelajaritentang proses pencampuran tersebut.Percobaan ini bertujuan untuk
mempelajari pengaruh lama waktu pencampuran terhadap homogenias larutan biner.
Dalam proses pada industry pencampuran sangatlah penting untuk mendapatkan efisiensi
waktu serta alat yang digunakan Mixing Time ini biasanya di gunakan pada industry pembuatan
bahan makanan dan industry lainnya.Ada pun bahan serta prinsip kerja dalam proses Mixing Time
yaitu dengan bahan utama berupa aquades dan gula, Pertama membuat larutan standar sebagai
acuan praktikan dalam proses Mixing Time ini,membuat 10 sampel larutan standar dalam berat
gula yang perbedaan volume aquades yang sama serta diaamati indeks biasnya dengan
refraktometer .Untuk proses Mixing Time yang menggunakan alat propeller sebagai alat pengaduk
dalam proses praktikum ini dibuat larutan gula dengan konsentrasi tertentu dengan berat gula yang
berbeda dengan volume yang sama. Larutan itu akan di campur dengan menggunakan alat
propeller dan di ukur indeks biasnya dengan menggunakan reflakto meter dalam interval waktu
tertentu.
Dari percobaan praktikum ini didapatkan hasil dan kesimpulan yang berupa data yaitu
semakin lama waktu pencampuran maka indeks biasnya semakin besar dan konsentrasi larutan
semakin besar / larutan akan homogeny. Kadar gula dalam larutan mengalami kenaikan hingga
pada saat tertentu akan konstan yang di tunjukkan dengan nilai indeks biasnya yang akan konstan
dan akan mendapatkan grafik yang berbanding lurus. Hasil percobaan dan perhitungan didapatkan
persamaan dan persen kesalahan sebagai berikut ini;Indeks bias yang konstan menunjukkan bahwa
larutan telah homogen, hubungan antara indeks bias dengan molalitas diperoleh persamaan,
y=25,611(x)-34,1650 hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas didapatkan sebagai
berikut; Larutan 40 gram gula dengan 200 ml aquades y= 0,12995 ln(x)-0,2906 Larutan 40 gram
gula dengan 250 ml aquades y=0,1102 ln(x)-0,2491 , Larutan 40 gram gula dengan 300 ml
aquades y=0,0992 ln(x)-0.2749.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sering bergantung pada
efektifnya pengadukan dan pencampuran zat cair pada proses itu. Salah satu acara
dalam Praktikum Dasar Teknik Kimia mempelajari tentang proses pencampuran
tersebut. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama waktu
pencampuran terhadap homogenitas larutan biner.
Pencampuaran (mixing) dilain pihak adalah peristiwa menyebarnya bahan-
bahan secara acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain
dan sebaliknya. Sedangkan bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase
atau lebih. Disini sangat penting sekali diketahui waktu pencampuran yang sangat
tepat agar diperoleh produk yang baik.
Dalam praktikum ini menggunakan fase zat cair-padat, antara aquadest
dan gula. Adapun dipih jenis ini karena memiliki efisiensi yang tinggi, sederhana
serta fluida yang mudah bercampur.
Mixing secara luas digunakan di industri yang produktif dalam proses
termasuk perubahan fisik dan kimia. Mixing merupakan pusat dari proses dalam
industri makanan, farmasi, kertas, plastik, keramik, karet, dan sebagainya. Oleh
karena itu proses mixing membutuhkan investasi yang besar. Selain biaya besar,
terdapat kesulitan dalam pemilihan tipe mixer yang sesuai dengan kebutuhan.
Di dalam praktek, operasi mixing hampir selalu mempunyai fungsi multi
yaitu ketika proses dilakukan di dalam tangki berpengaduk mekanis, pengaduk
menjalankan banyak tugas.
Dalam suatu operasi teknik kimia, terdapat berbagai macam proses salah
satunya adalah pengadukan dan pencampuran. Pengadukan menunjukkan gerakan
yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana
gerakan itu mempunyai pola sirkulasi.
Pengadukan (agitation) adalah operasi yang menciptakan terjadinya
gerakan di dalam bahan yang diaduk secara acak dari bahan satu ke bahan yang
2
lain, sehingga dapat mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu, atau sifat lain
yang terdapat dalam suatu bahan. Tujuan utama dari pengadukan tersebut adalah
terjadinya pencampuran.
Sedangkan pencampuran (mixing) adalah operasi yang menyebabkan
tersebarnya secara acak suatu bahan ke bahan lain di mana bahan-bahan tersebut
terpisah dalam 2 fasa atau lebih. Tujuan pencampuran (mixing) untuk mengurangi
ketidaksamaan atau ketidakrataan dalam komposisi, temperatur atau sifat-sifat
lain yang terdapat dalam suatu bahan atau terjadinya homogenitas, keseragaman
di setiap titik dalam campuran tersebut.
Fenomena yang dapat terjadi sebagai dampak dari hasil pencampuran
adalah terjadinya keadaan serba sama, terjadinya reaksi kimia, terjadinya
perpindahan massa, dan terjadinya perpindahan panas. Fenomena tersebut
merupakan tujuan akhir dari suatu proses pencampuran
I.2. Tujuan Percobaan
1. Menetukan hubungan antara indeks bias dengan larutan standar.
2. Menentukan hubungan antara waktu pencampuran dengan kadar larutan
gula selama proses pencampuran sampai mencapai keadaan homogen.
I.3. Tinjauan Pustaka
Mixing time adalah waktu yang diperlukan untuk mencampur bahan-bahan
yang mudah larut yang terdapat pada fase yang berbeda sehingga diperoleh fase
yang homogen dimana konsentrasi di setiap permukaan sama. ( Mc Cabe, 1987)
Dalam pencampuran derajat ke homogenesian bahan yang bercampur
untuk berbagai opersai berbeda-beda. ( Brown, G.G,1987 )
Istilah pengadukan dan pencampuran yang sering dikacau balaukan itu
sebenarnya tidak sininom satu sama lain. Pengadukan (agitation) menunjukan
gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan dalam bejana, di
mana gerakan itu biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi, sedang operasi
3
pencampuran merupakan suatu usaha mendistribusikan secara acak atau sama dari
dua atau lebih fase yang terpisah. ( Mc Cabe, 1987 )
Fakto-faktor yang berpengaruh terhadap pencampuran zat adalah jenis
impeller, karakteristik fluida, ukuran serta perbandingan tangki dan sekat,
kecepatan pengadukan dan perbandingan dari zat yang di campur. ( Brown, G.G,
1978 )
Impeller akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem yang
menyebabakan zat cair bersirkulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke
impeller. Adapun macam impeller ada dua jenis yang pertama membangkitkan
arus sejajar dengan sumbu poros impeller dan yang kedua membangkitkan arus
pada arah tangensial dan radial.
Dari segi bentuknya ada tiga macam jenis impeller yaitu propeller,
dayung, dan turbin. Dalam pencampuran yang biasa dipakai adalah jenis turbin,
karena efektif untuk menjangkau viskositas yang cukup luas, sirkulasinya bagus
dan harganya murah. Sedangkan untuk jenis propeller, penggunaannya hanya
terbatas untuk zat yang berviskositas rendah dan hanya efektif dalam bejana besar
karena alirannya sangat kuat. Untuk impeller dayung, putaran arus zat cair tidak
bisa dengan kecepatan tinggi, dan tidak ada sekatnya zat cair akan berputar-putar
mengelilingi bejana tanpa ada pencampuran. ( Brown, G.G, 1978 )
Agar bejana proses bekerja efektif pada setiap masalah pengadukan yang
dihadapi, volume fluida yang disirkulasi oleh impeller harus cukup besar agar
dapat menyapu keseluruhan bejana dalam waktu yang singkat demikian pula,
kecepatan arus yang meninggalkan impeller itu harus cukup tinggi agar dapat
mencapai semua sudut tangki. ( Mc. Cabe, 1987 )
Dalam tangki pencampuran ada tiga macam arah kecepatan fluida di setiap
titik suatu proses pengadukan :
1. Komponen radial yang bekerja tegak lurus terhadap poros impeller.
2. Komponen longitudinal yang bekerja pada arah paralel pada poros
impeller.
3. Komponen tangensial atau rotarial yang bekerja pada arah yang saling
bersinggungan terhadap lintasan lingkaran sekeliling poros impeller.
4
Ketiga komponen ini sering terjadi pada setiap proses pengadukan dari
ketiga komponen ini yang saling berpengaruh adalah komponen longitudinal dan
radial. ( Mc Cabe, 1987 )
Proses pencampuran zat cair maupun campuran di dalam tangki yang
berlangsung cepat adalah didaerah aliran turbulen. Dalam hal ini akan
menghasilkan kecepatan tinggi dan itu mungkin dapat bercampur didaerah sekitar
impeller karena ada keturbulenan yang hebat. Pada saat arus itu melambat karena
membawa zat cair lain dan mengalir di sepanjang dinding, terjadi juga
pencampuran radial, sedangkan pusaran-pusaran besar pecah menjadi kecil.
Fluida itu akan mengalami suatu lingkaran penuh dan kembali ke pusat impeller,
di mana terjadi lagi pencampuran yang hebat.
Karakteristik fluida menetukan berhasil tidaknya sutu pencampuran.
Fluida polar tidak akan bercampur dengan fluida nonpolar, misalnya air dengan
minyak. Adapun fungsi sekat adalah untuk mengurangi aliran putar merintangi
aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial atau longitudinal. Sekat yang
sederhana namun efektif dapat di buat dengan memasang sekat vertikal terhadap
dinding tangki.
Gambar 1. Pembentukan vorteks dan pola aliran sirkulasi dalam bejana aduk.
5
Waktu pencampuran dengan menggunakan turbin bersekat berubah
dengan perubahan kecepatan didaerah itu. Timbulnya vorteks pada tangki atau
bejana karena terdapat aliran tangensial. Hal ini terutama terjadi karena pada
tangki yang tidak bersekat.
Bila bejana di pasang sekat, pencampuran akan lebih cepat dan lebih
banyak energi yang di berikan untuk lingkar. Sekat rotasi tanpa mengganggu
aliran radial atau longitudinal ( Brown, G.G, 1978 ).
Dalam bejana yang kecil biasanya waktu pencampuran lebih pendek
dibandingkan dalam bejana besar. Karena tidak praktis bila waktu pencampuran
dibuat sama untuk segala ukuran bejana ( Tryeball, 1986 ).
Berikut beberapa gambar dari impeller berdasarkan bentuknya dan
effiiensi waktu pencampuran:
Gambar 2. Jenis-jenis Impeller
Propeller Dayung Turbin
\
6
I.4. Hipotesis
Dalam percobaan Mixing Time kita meninjau seberapa cepat dan seberapa
effisiennya waktu pencampuran yang di lakukan. Praktikum ini kita menggunakan
alat pencamuran berupa impeller yang mempunyai sekat pada dinding, ini
bertujuan untuk lebih mencampurnya larutan,praktikum ini menggunakan bahan
Aquades dan gula yang berupa cair-padat untuk volume yang sama dan berat yang
berbeda. Pada praktikum ini kita mendapatkan hasil yaitu semakin lama waktu
maka semakin besar pula indeks biasnya ini di buktikan pada tabel dan grafik
yang kita buat. Tetapi dalam tabel kita mendapatkan indeks bias yang naik turun
ini disebabkan karena pengambilan sampel di dalam gelas beker yang berpindah
posisi seharusnya untuk pengambilan sampel tidak boleh di posisi yang berbeda.
Dalam hasil yang kita capai dapat diketahui beberapa data yang konstan yang
membuktikan bahwa larutan telah homogen.
7
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II.1. Alat dan Bahan
1. Bahan
a. Aquades
b. Gula
2. Alat
a. Pipet e. Refraktometer
b. Gelas ukur f. Timbangan analitis
c. Gelas arloji g. Stopwatch
d. Tabung reaksi
II.2. Gambar dan Rangkaian Alat
Gambar 3. Rangkaian alat bejana berpengaduk
Keterangan:
1. Beker glass
2. Motor pengaduk
3. Pengaduk
4. Sekat (buffle)
5. Statif
8
II.3. Cara Kerja dan Bagan Alir
1. Cara Kerja
A. Membuat Larutan Standar
Langkah pertama untuk pembuatan larutan standar yaitu menimbang gelas
arloji, jika sudah didapatkan berat gelas arloji tersebut kita menimbang bersamaan
dengan gula yang kita inginkan sebagai bahan untuk membuat larutan standar.
Untuk membuat larutan standar yaitu dengan memasukkan gula yang
sudah ditimbang itu lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dicampurkan
dengan aquades lalu digojog hingga larutan itu menjadi homogen. Setelah larutan
sudah homogen maka langkah selanjutnya yaitu dengan mengamati indeks bias
dengan menggunakan refraktometer, mengulangi langkah di atas untuk berat gula
yang berbeda.
B. Menetukan Mixing Time
Langkah pertama adalah mengukur volume aquades dengan volume
tertentu. Lalu memasukkan aquades ke dalam gelas beker. Setelah memasukkan
aquades, menimbang gula dengan berat tertentu. Kemudian memasukkan gula
ke dalam gelas beker yang berisi aquades dan mengaduknya. Pada saat
memasukkan gula mencatat sebagai t=0. Pada selang waktu tertentu, mengambil
sampel pada posisi tertentu dan mengamati indeks biasnya dengan menggunakan
refraktometer sampai konstan. Setelah itu mengulangi pengambilan sampel
sampai didapatkan indeks bias yang konstan.langkah terakhir adalah Mengulangi
percobaan dengan berat gula yang berbeda.
9
2. Bagan Alir
A. Membuat Larutan Standar
Menimbang gelas beker kosong
↓
Menimbang gelas beker berisi gula dan mencatat berat
↓
Mengukur volume aquades dengan tabung reaksi
↓
Mencampurkan gula dan aquades ke dalam tabung reaksi dan mengocok larutan
hingga benar-benar homogen
↓
Mengamati indeks bias gula dengan refraktometer
↓
Mengulangi langkah di atas dengan berat gula yang berbeda
B. Menentukan Mixing Time
Mengukur volume aquades dengan volume tertentu dan memasukkan aquades ke
dalam gelas beker
↓
Menimbang gula dengan berat tertentu
↓
Memasukkan gula ke dalam gelas beker dan mencatat t=0
↓
Pada selang waktu tertentu, mengambil sampel dan mengamati indeks biasnya
dengan refraktometer sampai didapatkan larutan konstan
↓
Mengulangi percobaan dengan berat gula yang berbeda
10
II.4. Analisa Perhitungan
1. Mencari indeks bias larutan standar dengan refraktometer.
2. Mencari konsentrasi gula untuk grafik standar:
Molalitas = berat gula x 1000 gr
BM gr pelarut
3.Membuat grafik larutan standar antara konsentrasi gula dengan indeks bias.
x = Indeks bias
y = Konsentrasi gula (molalitas)
4.Membuat persamaan garis grafik standar dari fungsi indeks bias (x)
dengan molalitas (y) dengan cara pendekatan least square
Membuat persamaan dengan : a x + b n = Σy
Σx2 a + Σx b = Σxy
Dengan bentuk persamaan : y = ax + b
5.Mencatat indeks bias larutan biner, kemudian menentukan kadar gula dalam
larutan biner dengan mengemploktan pada grafik larutan standar.
6.Membuat grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan konsentrasi
gula
x = Waktu pencampuran
y = Konsentrasi gula (molalitas)
7.Membuat persamaan garis larutan biner
Dengan Persamaan : a ΣLn x + bn = Σy
a Σ(Ln x)2 + b ΣLn x = Σ(y Ln x)
8.Menghitung presentase kesalahan dari persamaa yang didapatkan.
Presentase Kesalahan = %100%
Ydata
YhitungYdatakesalahan
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. Hasil Percobaan
Data percobaan:
Densitas : 0,995945 gr/cm3
Berat Pelarut : 0,995945 x 9ml = 8,963505 gr
Suhu aquades : 29°C
BM gula : 342 gr/gmol
1. Larutan standar
Tabel 1. Hubungan antara konsentrasi gula denga indeks bias larutan standar
No. Berat Gula (gr) Aquades(ml) Indeks Bias Molalitas
1 0,2 9 1,3360 0,0652
2 0,4 9 1.3392 0.1305
3 0,6 9 1.3421 0.1957
4 0,8 9 1.3440 0.2610
5 1,0 9 1.3471 0.3262
6 1,2 9 1.3500 0.3915
7 1,4 9 1.3527 0.4567
8 1,6 9 1.3539 0.5219
9 1,8 9 1.3547 0.5872
10 2,0 9 1.3602 0.6524
12
Gambar 4. Grafik hubungan antara molalitas dan indeks bias dengan larutan
standar
Dari table diatas didapatkan untuk membuat grafik standar dan dihasikan
persamaan y = 25,611(x)-34,1650. Serta diketahui bahwa semakin tinggi
molalitasnya maka harga indeks biasnya semakin besar,
2. Larutan biner antara 40 gram gula dengan 200 ml aquadest.
Tabel 2. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas larutan gula
No. Waktu(detik) Molalitas
1 30 0,1107
2 60 0,2516
3 90 0,3054
4 120 0,3361
5 150 0,3566
6 180 0,3694
7 210 0,4001
8 240 0,4130
9 270 0,4334
10 300 0,4488
11 330 0,4591
y = 25.611x - 34.165 R² = 0.9857
0.0000
0.1000
0.2000
0.3000
0.4000
0.5000
0.6000
0.7000
0.8000
1.33001.33501.34001.34501.35001.35501.36001.3650
mo
lalit
as
indeks bias
y data
y hitung
Linear (y data)
13
12 360 0,4744
13 390 0,4795
14 420 0,4898
15 450 0,5000
16 480 0,5205
17 510 0,5436
18 540 0,5436
19 570 0,5538
20 600 0,5589
21 630 0,5692
22 660 0,5717
23 690 0,5769
24 720 0,5769
25 750 0,5871
26 780 0,5871
27 810 0,5922
28 840 0,5922
29 870 0,5974
30 900 0,6050
31 930 0,6076
32 960 0,6102
33 990 0,6102
34 1020 0,6102
35 1050 0,6102
36 1080 0,6153
37 1110 0,6204
38 1140 0,6204
39 1170 0,6255
40 1200 0,6255
41 1230 0,6255
42 1260 0,6255
14
43 1290 0,6281
44 1320 0,6281
45 1350 0,6281
46 1380 0,6281
47 1410 0,6281
48 1440 0,6281
49 1470 0,6281
Gambar 5. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
40 gram gula dengan 200 aquades
Dari tabel di atas di dapatkan persamaan y = 0,12995 ln(x)-0,2906 untuk
membuat grafik standar. Serta dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa
semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya semakin besar yang
diikuti dengan kenaikan kadar larutan gula sampai indeks bias yang terukur
kemudian konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat pada
larutan telah melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen.Hal ini dapat
diketahui dari grafik hasil pada percobaan pencampuran antara 40 gram gula
dengan 200 ml aquadest.
y = 0.13ln(x) - 0.2906 R² = 0.9848
0.0000
0.1000
0.2000
0.3000
0.4000
0.5000
0.6000
0.7000
0 500 1000 1500 2000
Mo
lalit
as
Waktu (detik)
y data
y hitung
Log. (y data)
15
Dari persamaan yang sudah dicari dapat di buat grafik dan grafik tersebut
dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks
biasnya akan semakin konstan, molalitasnya juga akan semakin besar. Hal ini
menunjukan bahwa gula semakin larut dalam air.
3. Larutan biner 40 gram gula dengan 250 ml aquadest.
Tabel 3. Hubungan antara waktu pencamuran dengan molalitas.
No Waktu(detik) Molalitas
1 30 0,14147
2 60 0,18757
3 90 0,23623
4 120 0,25672
5 150 0,28489
6 180 0,30794
7 210 0,33099
8 240 0,34892
9 270 0,36941
10 300 0,38478
11 330 0,38990
12 360 0,40527
13 390 0,41551
14 420 0,42832
15 450 0,43600
16 480 0,43856
17 510 0,45905
18 540 0,46161
19 570 0,47186
20 600 0,47698
21 630 0,47954
22 660 0,48210
23 690 0,48979
16
24 720 0,48979
25 750 0,49235
26 780 0,49491
27 810 0,49491
28 840 0,49491
29 870 0,49747
30 900 0,49747
31 930 0,50259
32 960 0,50259
33 990 0,50259
34 1020 0,50515
35 1050 0,50515
36 1080 0,50515
37 1110 0,50515
38 1140 0,50515
39 1170 0,50515
40 1200 0,50515
17
Gambar 6. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
40 gram gula dengan 250 aquades
Dari tabel di atas di dapatkan persamaan Y=0,1102 ln(x)-0,2491 untuk
membuat grafik standar. Serta dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa
semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya semakin besar yang
diikuti dengan kenaikan kadar larutan gula sampai indeks bias yang terukur
kemudian konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat pada
larutan telah melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen.Hal ini dapat
diketahui dari grafik hasil pada percobaan pencampuran antara 40 gram gula
dengan 250 ml aquadest.
Dari persamaan yang sudah dicari dapat di buat grafik dan grafik tersebut
dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks
biasnya akan semakin konstan.
y = 0.0992ln(x) - 0.2749 R² = 0.9879
0.0000
0.0500
0.1000
0.1500
0.2000
0.2500
0.3000
0.3500
0.4000
0.4500
0.5000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
mo
lalit
as
waktu (Detik)
y data
y hitung
Log. (y data)
18
4. Larutan binear 40 gram gula dengan 300 ml aquadest
Tabel 4.Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas.
No Waktu(detik) Molalitas
1 30 0,0979
2 60 0,1389
3 90 0,1748
4 120 0,1953
5 150 0,2157
6 180 0,2285
7 210 0,2388
8 240 0,2567
9 270 0,2721
10 300 0,2772
11 330 0,2875
12 360 0,3003
13 390 0,3105
14 420 0,3182
15 450 0,3233
16 480 0,3310
17 510 0,3361
18 540 0,3464
19 570 0,3515
20 600 0,3592
21 630 0,3617
22 660 0,3643
23 690 0,3745
24 720 0,3848
19
25 750 0,3899
26 780 0,3925
27 810 0,3976
28 840 0,4078
29 870 0,4078
30 900 0,4078
31 930 0,4130
32 960 0,4155
33 990 0,4155
34 1020 0,4232
35 1050 0,4232
36 1080 0,4232
37 1110 0,4232
38 1140 0,4283
39 1170 0,4283
40 1200 0,4283
41 1230 0,4283
42 1260 0,4283
43 1290 0,4283
44 1320 0,4283
20
Gambar 7.Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
40 gram gula dengan 300 aquades
Dari tabel di atas di dapatkan persamaan y = 0,0992 ln(x)-0,2749 untuk
membuat grafik standar. Serta dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa
semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks biasnya semakin besar yang
diikuti dengan kenaikan kadar larutan gula sampai indeks bias yang terukur
kemudian konstan. Hal ini disebabkan karena padatan gula yang terdapat pada
larutan telah melarut sempurna sehingga larutan menjadi homogen.Hal ini dapat
diketahui dari grafik hasil pada percobaan pencampuran antara 40 gram gula
dengan 300 ml aquadest.
Dari persamaan yang sudah dicari dapat di buat grafik dan grafik tersebut
dapat terlihat bahwa semakin lama waktu pencampuran maka harga indeks
biasnya akan semakin konstan.
Dalam praktikum ini terdapat ketidaksesuaian, yaitu pada data 250 ml
aquades lebih sedikit dari pada data 300 ml aquades seharusnya data 250 ml
aquades mempunyai data lebih banyak dikarenakan jika pelarut semakin banyak
maka kecepatan larutan menjadi homogen lebih cepat, tetapi dalam praktikum ini
terjadi sebaliknya di karnakan kurang pegamatan terhadap putaran rpm adukan
yang sering berubah-ubah.
y = 0.1102ln(x) - 0.2491 R² = 0.9785
0.00000
0.10000
0.20000
0.30000
0.40000
0.50000
0.60000
0 500 1000 1500
mo
lalit
as
waktu (detik)
y data
y hitung
Log. (y data)
21
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Indeks bias yang konstan menunjukan bahwa larutan telah homogen
b. Hubungan antara indek bias dan molalitas diperoleh persamaan garis:
y=25,611x-32,1650
c. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas didapatkan sebagai
berikut :
1. Larutan 40 gram gula dan 200 ml aquades diperoleh persamaan garis:
y=0,12995 Inx-0,2906
2. Larutan 40 gram gula dan 250 ml aquades diperoleh persamaan garis:
y=0,1102 Inx-0,2491
3. Larutan 40 gram gula dan 250 ml aquades diperoleh persamaan garis:
y=0,0992 Inx-0,2749
IV.2. Kritik dan Saran
Menurut kami, alat yang digunakan untuk melakukan percobaan kurang
bagus. Ini dikarenakan praktikan masih harus memposisikan pengaduk yang di
gunakan dengan cara mengatur ketinggian dari alat tersebut. Sehinggga setiap
percobaan tinggi dari pengaduk berbeda-beda, kadang terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Hal ini juga sangat memakan waktu.
Saran kami sebagai praktikan adalah untuk mengganti alat tersebut atau
memodifikasi alat tersebut agar posisi dari pengaduk tetap sama saat melakukan
setiap percobaan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Brown.G.G, 1578, ”Unit Operation”, 14th edition, John Willey and sons; New
York.
Mc. Cabe, W.L., and Smith, J.C., 1987 Unit Operation of ChemicEngineering,
International Student Edition, Mc. Graw Hill, Kogakusha: Tokyo.
23
LAMPIRAN
Perhitungan
I. Mencari persamaan garis grafik standart dari fungsi indeks bias (X) Vs
molalitas (Y) dengan cara pendekatan least square
y = a x + nb
xy = a x + b x
Sehinggadiperolehharga A dan B yang akanmembentukpersamaan :
Y = aX - b
a. Mencari molalitas gula untuk grafik standart :
Molalitas = grPelarut
gr
MR
beratGula 1000
1. gula 0,2 gr, 8,9635 gram pelarut
molalm 0652,09635,8
1000
342
2,0
2. gula 0,4 gr, 8,9635 gram pelarut
molalm 1305,09635,8
1000
342
4,0
3. gula 0,6 gr, 8,9635 gram pelarut
molalm 1957,09635,8
1000
342
6,0
4. gula 0,8 gr, 8,9635 gram pelarut
molalm 2610,09653,8
1000
342
8,0
5. gula 1,0 gr, 8,9635 gram pelarut
molalm 3236,09653,8
1000
342
0,1
24
6. gula 1,2 gr, 8,9635 gram pelarut
molalm 3915,09635,8
1000
342
2,1
7. gula 1,4 gr, 8,9635 gram pelarut
molalm 4567,09635,8
1000
342
4,1
8. gula 1,6 gr, 8,9635 gram pelarut
molalm 5219,09635,8
1000
342
6,1
9. gula 1,8 gr, 8,9635gram pelarut
molalm 5872,09635,8
1000
342
8,1
10. gula 2,0 gr, 8,9635 gram pelarut
molalm 6524,09635,8
1000
342
0,2
Data perhitungan grafik standart
Tabel 9. Hubungan antara konsentrasi gula denga indeks bias larutan standar
No Indeks Bias (X) Molalitas (Y) X 2 X*Y
1 1,3360 0,0652 1,7849 0,0872
2 1.3392 0.1305 1,7935 0,1747
3 1.3421 0.1957 1,8012 0,2627
4 1.3440 0.2610 1,8063 0,3507
5 1.3471 0.3262 1,8147 0,4394
6 1.3500 0.3915 1,8225 0,5285
7 1.3527 0.4567 1,8298 0,6178
8 1.3539 0.5219 1,8330 0,7066
25
9 1.3547 0.5872 1,8352 0,7954
10 1.3602 0.6524 1,8501 0,8874
13,4799 3,5883 18,1713 4,8505
n = 10
∑x = 13,4799
∑y = 3,5883
∑xy = 4,8505
∑x2 = 18,1713
Sehingga :
∑y = a.∑x + n.b
∑xy = a.∑x² + ∑x.b
3,5884= 13,4799a + 10b
4,8505= 18,1713a + 13,4799b
Eliminasi persamaan (1) & (2)
3,5884= 13,4799a + 10b X 13,4799
4,8505= 18,1713a + 13,4799b X 10
Menjadi
48,3699 = 134,7990a + 181,707b
48,5851 = 134,7990a + 181,7134b
-0,1351 = -0,0053a
A= 25,611
B= -34,1650
Sehingga persamaan garis: y = 25,611(X)-34,1650
Mencari Y hitung menggunakan persamaan indeks bias :
Data 1 : x = 1,3360
Ydata : 0,0652
Yhitug = 25,611(1,3360)-34,1650
= 0,0518
26
Mencari persen kesalahan menggunakan :
%100%
Ydata
YhitungYdatakesalahan
Tabel 10. Mencari y hitung dan persen kesalahan
No Y Data Y Hitung % Kesalahan
1 0,0652 0,0518 20,56
2 0,1305 0,1338 2,53
3 0,1957 0,2081 6,30
4 0,2610 0,2567 1,63
5 0,3263 0,3361 3,04
6 0,3915 0,4104 4,48
7 0,4567 0,479 5,00
8 0,5129 0,5103 2,23
9 0,5872 0,5308 9,61
10 0,6524 0,6716 2,94
Jadi persen kesalahan rata-rata = 5,87%
27
Gambar 8. Grafik hubungan antara Molalitas dan indeks bias dengan larutan
standar
II. Mencari persamaan garis pada percobaan 40 gram gula + 200 ml aquadest
data bisa didekati dengan pendekatan least square :
Untuk mencari molalitas (y) menggunakan persamaan garis larutan standar
Pada indeks bias (x) : 1,3383
Molalitas (y) = 25,611 (1,3383) – 34,165
= 0,1107
Dengan cara yang sama di dapatkan molalitas pada indeks bias yang
lainnya:
Tabel 11. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molaitas:
No Waktu (X) y Ln x Ln x 2 Y * Ln x
1 30 0,1107 3,4012 11,5681 0,3766
2 60 0,2516 4,0943 16,7637 1,0301
3 90 0,3054 4,4998 20,2483 1,3742
4 120 0,3361 4,7875 22,9201 1,6092
5 150 0,3566 5,0106 25,1065 1,7868
6 180 0,3694 5,1930 26,9668 1,9183
y = 25.611x - 34.165 R² = 0.9857
0.0000
0.1000
0.2000
0.3000
0.4000
0.5000
0.6000
0.7000
0.8000
1.3300 1.3400 1.3500 1.3600 1.3700
mo
lalit
as
indeks bias
y data
y hitung
Linear (y data)
28
7 210 0,4001 5,3471 28,5916 2,1396
8 240 0,4130 5,4806 30,0374 2,2632
9 270 0,4334 5,5984 31,3423 2,4266
10 300 0,4488 5,7038 32,5331 2,5599
11 330 0,4591 5,7991 33,6295 2,6621
12 360 0,4744 5,8861 34,6462 2,7925
13 390 0,4795 5,9661 35,5949 2,8610
14 420 0,4898 6,0403 36,4847 2,9584
15 450 0,5000 6,1092 37,3229 3,0548
16 480 0,5205 6,1738 38,1156 3,2136
17 510 0,5436 6,2344 38,8679 3,3888
18 540 0,5436 6,2916 39,5838 3,4199
19 570 0,5538 6,3456 40,2671 3,5143
20 600 0,5589 6,3969 40,9207 3,5755
21 630 0,5692 6,4457 41,5473 3,6688
22 660 0,5717 6,4922 42,1492 3,7119
23 690 0,5769 6,5367 42,7283 3,7708
24 720 0,5769 6,5793 43,2865 3,7953
25 750 0,5871 6,6201 43,8254 3,8867
26 780 0,5871 6,6593 44,3462 3,9097
27 810 0,5922 6,6970 44,8503 3,9662
28 840 0,5922 6,7334 45,3387 3,9877
29 870 0,5974 6,7685 45,8125 4,0432
30 900 0,6050 6,8024 46,2726 4,1157
31 930 0,6076 6,8352 46,7197 4,1530
29
32 960 0,6102 6,8669 47,1548 4,1899
33 990 0,6102 6,8977 47,5783 4,2087
34 1020 0,6102 6,9276 47,9911 4,2269
35 1050 0,6102 6,9565 48,3935 4,2446
36 1080 0,6153 6,9847 48,7863 4,2976
37 1110 0,6204 7,0121 49,1698 4,3503
38 1140 0,6204 7,0388 49,5445 4,3669
39 1170 0,6255 7,0648 49,9108 4,4192
40 1200 0,6255 7,0901 50,2692 4,4350
41 1230 0,6255 7,1148 50,6199 4,4505
42 1260 0,6255 7,1389 50,9634 4,4655
43 1290 0,6281 7,1624 51,2999 4,4986
44 1320 0,6281 7,1854 51,6298 4,5130
45 1350 0,6281 7,2079 51,9532 4,5272
46 1380 0,6281 7,2298 52,2706 4,5410
47 1410 0,6281 7,2513 52,5820 4,5545
48 1440 0,6281 7,2724 52,8878 4,5677
49 1470 0,6281 7,2930 53,1881 4,5806
∑ 26,2072 311,2244 2014,5809 171,3723
30
Dari tabel diatas diperoleh data:
n = 49
∑Y = 26,2073
∑Ln X = 311,2244
∑(lnX)2
= 2014,5809
∑( Y.lnX ) = 171,3723
Penyelesaian dengan menggunakan metode least square :
∑y = a.∑ln x + n.b
∑(Inxy) = a.∑(lnx)² + ∑lnx
Di dapatkan:
26,2073 = 311,2244 a + 49 b x 311,2244
171,3723 = 2014,5809 a + 311,2244 b x 49
8156,3512 = 96860,62716a +15249,9956b
29602,566 = 98714,4641a+ 15249,9956b
-21446,2148 = -1853,8371 a
A= 0,12995
B= -0,2906
Jadi persamaan yang di dapat y = 0,12995(ln x) – 0,2906
31
Mencari Y hitung dan % kesalahan
Untuk data no 1
x = 30; y data = 0,14147
Yhitung = 0,12995(In 30) – 0,2906
= 0,15142
Sehingga didapat persentase kesalahan sebesar:
%100%
Ydata
YhitungYdatakesalahan
Tabel 12. Mencari y hitung dan persen kesalahan
No Y Data Y Hitung % Kesalahan
1 0,1107 0,15142 36,74%
2 0,2516 0,24150 4,01%
3 0,3054 0,29420 3,66%
4 0,3361 0,33158 1,35%
5 0,3566 0,36058 1,11%
6 0,3694 0,38428 4,02%
7 0,4001 0,40431 1,04%
8 0,4130 0,42166 2,11%
9 0,4334 0,43697 0,81%
10 0,4488 0,45066 0,41%
11 0,4591 0,46305 0,87%
12 0,4744 0,47436 0,01%
13 0,4795 0,48476 1,09%
14 0,4898 0,49439 0,94%
15 0,5000 0,50336 0,67%
16 0,5205 0,51175 1,69%
32
17 0,5436 0,51962 4,41%
18 0,5436 0,52705 3,04%
19 0,5538 0,53408 3,56%
20 0,5589 0,54074 3,25%
21 0,5692 0,54709 3,88%
22 0,5717 0,55313 3,26%
23 0,5769 0,55891 3,11%
24 0,5769 0,56444 2,15%
25 0,5871 0,56974 2,96%
26 0,5871 0,57484 2,09%
27 0,5922 0,57975 2,11%
28 0,5922 0,58447 1,31%
29 0,5974 0,58903 1,39%
30 0,6050 0,59344 1,92%
31 0,6076 0,59770 1,63%
32 0,6102 0,60183 1,37%
33 0,6102 0,60583 0,71%
34 0,6102 0,60971 0,07%
35 0,6102 0,61347 0,54%
36 0,6153 0,61713 0,30%
37 0,6204 0,62069 0,05%
38 0,6204 0,62416 0,61%
39 0,6255 0,62754 0,32%
40 0,6255 0,63083 0,85%
41 0,6255 0,63404 1,36%
33
Jadi Prosentase kesalahan rata-rata = 2,69 %
Gambar 9. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias untuk
40 gram gula + 200 aquades
y = 0.13ln(x) - 0.2906 R² = 0.9848
0.0000
0.1000
0.2000
0.3000
0.4000
0.5000
0.6000
0.7000
0 500 1000 1500 2000
Mo
lalit
as
Waktu (detik)
y data
y hitung
Log. (y data)
42 0,6255 0,63717 1,86%
43 0,6281 0,64023 1,93%
44 0,6281 0,64321 2,41%
45 0,6281 0,64613 2,87%
46 0,6281 0,64899 3,33%
47 0,6281 0,65178 3,77%
48 0,6281 0,65452 4,21%
49 0,6281 0,65720 4,64%
26,2072 26,20733 131,81%
34
III. Mencari persamaan garis pada percobaan 40 gram gula + 250 ml aquadest
data menggunakan pendekatan least square :
Untukmencari molalitas (y) menggunakan persamaan garis larutan standar
Pada indeks bias (x) : 1,3395
Molalitas (y) = 25,611 (1,3395) – 34,165
= 0,14147
Dengan cara yang sama di dapatkan molalitas pada indeks bias yang lainnya:
Tabel 13. Hubungan antara waktu pencampuran dengan molaitas:
No X Y Ln X Ln X^2 Y*LnX
1 30 0,14147 3,4012 11,5681 0,4812
2 60 0,18757 4,0943 16,7637 0,7680
3 90 0,23623 4,4998 20,2483 1,0630
4 120 0,25672 4,7875 22,9201 1,2291
5 150 0,28489 5,0106 25,1065 1,4275
6 180 0,30794 5,1930 26,9668 1,5991
7 210 0,33099 5,3471 28,5916 1,7699
8 240 0,34892 5,4806 30,0374 1,9123
9 270 0,36941 5,5984 31,3423 2,0681
10 300 0,38478 5,7038 32,5331 2,1947
11 330 0,38990 5,7991 33,6295 2,2611
12 360 0,40527 5,8861 34,6462 2,3854
13 390 0,41551 5,9661 35,5949 2,4790
14 420 0,42832 6,0403 36,4847 2,5871
15 450 0,43600 6,1092 37,3229 2,6636
16 480 0,43856 6,1738 38,1156 2,7076
35
17 510 0,45905 6,2344 38,8679 2,8619
18 540 0,46161 6,2916 39,5838 2,9043
19 570 0,47186 6,3456 40,2671 2,9942
20 600 0,47698 6,3969 40,9207 3,0512
21 630 0,47954 6,4457 41,5473 3,0910
22 660 0,48210 6,4922 42,1492 3,1299
23 690 0,48979 6,5367 42,7283 3,2016
24 720 0,48979 6,5793 43,2865 3,2224
25 750 0,49235 6,6201 43,8254 3,2594
26 780 0,49491 6,6593 44,3462 3,2957
27 810 0,49491 6,6970 44,8503 3,3144
28 840 0,49491 6,7334 45,3387 3,3324
29 870 0,49747 6,7685 45,8125 3,3671
30 900 0,49747 6,8024 46,2726 3,3840
31 930 0,50259 6,8352 46,7197 3,4353
32 960 0,50259 6,8669 47,1548 3,4513
33 990 0,50259 6,8977 47,5783 3,4667
34 1020 0,50515 6,9276 47,9911 3,4995
35 1050 0,50515 6,9565 48,3935 3,5141
36 1080 0,50515 6,9847 48,7863 3,5283
37 1110 0,50515 7,0121 49,1698 3,5422
38 1140 0,50515 7,0388 49,5445 3,5557
39 1170 0,50515 7,0648 49,9108 3,5688
40 1200 0,50515 7,0901 50,2692 3,5816
∑ 17,1891 246,3685 1547,1861 109,1497
36
Dari tabel diatas diperoleh data:
n = 40
∑Y = 17,1819
∑Ln X = 246,3685
∑(lnX)2 = 1547,1861
∑( Y.lnX ) = 109,1497
Penyelesaian dengan menggunakan metode least square:
∑y = a.∑ln x + n.b
∑(lnxy) = a.∑(lnx)² + ∑lnx
17,1819 = 246,3685a + 40b X 246,3685
109,1497 = 1547,1861a + 246,3685b X 40
Eliminasi persamaan (1) & (2) :
4233,07893 = 60697,43779 a + 9854,74 b
55493,76 = 61887,444 a +9854,74 b
-51260,68107 = -1190,00621
A= 0,1102
B= -0,2491
Jadi persamaan yang di dapat y = 0,1102 (lnx) – 0,2491
Mencari Y hitung dan % kesalahan
Untuk data no 1
x= 30 ; y data = 0,14147
Yhitung = 0,1102(30) – 0,2491
= 0,1257
Sehingga didapat persentase kesalahan sebesar:
%100%
Ydata
YhitungYdatakesalahan
37
Tabel 14. Mencari y hitung dan persen kesalahan
No Y Data Y Hitung % Kesalahan
1 0,14147 0,1257 11,14%
2 0,18757 0,2021 7,74%
3 0,23623 0,2468 4,46%
4 0,25672 0,2785 8,48%
5 0,28489 0,3031 6,38%
6 0,30794 0,3232 4,94%
7 0,33099 0,3402 2,77%
8 0,34892 0,3549 1,70%
9 0,36941 0,3678 0,42%
10 0,38478 0,3795 1,38%
11 0,38990 0,3900 0,02%
12 0,40527 0,3995 1,41%
13 0,41551 0,4084 1,72%
14 0,42832 0,4165 2,75%
15 0,43600 0,4241 2,72%
16 0,43856 0,4313 1,67%
17 0,45905 0,4379 4,60%
18 0,46161 0,4442 3,77%
19 0,47186 0,4502 4,59%
20 0,47698 0,4558 4,43%
21 0,47954 0,4612 3,82%
22 0,48210 0,4663 3,27%
38
Jadi Prosentase kesalahan rata-rata = 3,1503%
23 0,48979 0,4712 3,79%
24 0,48979 0,4759 2,83%
25 0,49235 0,4804 2,42%
26 0,49491 0,4848 2,05%
27 0,49491 0,4889 1,21%
28 0,49491 0,4929 0,40%
29 0,49747 0,4968 0,14%
30 0,49747 0,5005 0,61%
31 0,50259 0,5041 0,31%
32 0,50259 0,5076 1,00%
33 0,50259 0,5110 1,68%
34 0,50515 0,5143 1,81%
35 0,50515 0,5175 2,45%
36 0,50515 0,5206 3,06%
37 0,50515 0,5236 3,66%
38 0,50515 0,5266 4,24%
39 0,50515 0,5294 4,81%
40 0,50515 0,5322 5,36%
17,1891 17,18581 126,01
39
Gambar 10. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias
untuk 40 gram gula + 250 ml aquades
IV. Mencari persamaan garis pada percobaan 40 gram gula + 300 ml aquadest
data bisa didekati dengan pendekatan least square :
Untuk mencari molalitas (y) menggunakan persamaan garis larutan standar
Pada indeks bias (x) : 1,3378
Molalitas (y) = 25,611 (1,3378) – 34,165
= 0,0979
Dengan cara yang sama didapatkan molalitas pada indeks bias yang lainnya:
Tabel 15 Hubungan antara waktu pencampuran dengan molalitas
No X Y Ln X L X^2 y* Lnx
1 30 0,0979 3,4012 11,5681 0,3331
2 60 0,1389 4,0943 16,7637 0,5687
3 90 0,1748 4,4998 20,2483 0,7864
4 120 0,1953 4,7875 22,9201 0,9348
5 150 0,2157 5,0106 25,1065 1,0810
y = 0.0992ln(x) - 0.2749 R² = 0.9879
0.0000
0.0500
0.1000
0.1500
0.2000
0.2500
0.3000
0.3500
0.4000
0.4500
0.5000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
mo
lalit
as
waktu (Detik)
y data
y hitung
Log. (y data)
40
6 180 0,2285 5,1930 26,9668 1,1868
7 210 0,2388 5,3471 28,5916 1,2769
8 240 0,2567 5,4806 30,0374 1,4070
9 270 0,2721 5,5984 31,3423 1,5233
10 300 0,2772 5,7038 32,5331 1,5811
11 330 0,2875 5,7991 33,6295 1,6670
12 360 0,3003 5,8861 34,6462 1,7674
13 390 0,3105 5,9661 35,5949 1,8525
14 420 0,3182 6,0403 36,4847 1,9219
15 450 0,3233 6,1092 37,3229 1,9752
16 480 0,3310 6,1738 38,1156 2,0435
17 510 0,3361 6,2344 38,8679 2,0955
18 540 0,3464 6,2916 39,5838 2,1792
19 570 0,3515 6,3456 40,2671 2,2304
20 600 0,3592 6,3969 40,9207 2,2976
21 630 0,3617 6,4457 41,5473 2,3316
22 660 0,3643 6,4922 42,1492 2,3651
23 690 0,3745 6,5367 42,7283 2,4482
24 720 0,3848 6,5793 43,2865 2,5316
25 750 0,3899 6,6201 43,8254 2,5812
26 780 0,3925 6,6593 44,3462 2,6135
27 810 0,3976 6,6970 44,8503 2,6626
28 840 0,4078 6,7334 45,3387 2,7461
29 870 0,4078 6,7685 45,8125 2,7604
41
30 900 0,4078 6,8024 46,2726 2,7742
31 930 0,4130 6,8352 46,7197 2,8226
32 960 0,4155 6,8669 47,1548 2,8533
33 990 0,4155 6,8977 47,5783 2,8661
34 1020 0,4232 6,9276 47,9911 2,9317
35 1050 0,4232 6,9565 48,3935 2,9440
36 1080 0,4232 6,9847 48,7863 2,9559
37 1110 0,4232 7,0121 49,1698 2,9675
38 1140 0,4283 7,0388 49,5445 3,0148
39 1170 0,4283 7,0648 49,9108 3,0260
40 1200 0,4283 7,0901 50,2692 3,0368
41 1230 0,4283 7,1148 50,6199 3,0474
42 1260 0,4283 7,1389 50,9634 3,0577
43 1290 0,4283 7,1624 51,2999 3,0678
44 1320 0,4283 7,1854 51,6298 3,0776
∑ 15,1836 274,9700 1751,6992 98,1928
Dari tabel diatas diperoleh data:
n = 44
∑Y = 15,1836
∑Ln X = 274,9700
∑(lnX)2 = 1751,6992
∑( Y.lnX ) = 98,1928
42
Penyelesaian dengan menggunakan metode least square:
∑y = a.∑ln x + n.b
∑y lnx = a.∑(lnx)² + ∑lnx
15,1836 = 274,9700 a + 44b x 274,9700
98,1928 = 1751,6992 a + 274,9700 b x 44
Eliminasi persamaan (1) & (2):
4175,034492 = 75608,5009 a + 12098,68 b
4320,4832 = 77074,7648 a + 12098,68 b
-145,448708 = -1466,2639a
A= 0,0992
B= -0,2749
Jadi persamaan yang di dapat y = 0,0992 In(x) – 0,2749
Mencari Y hitung dan % kesalahan
Untuk data no 1
x=30 ; y data =0,0979
Yhitung = 0,0992 In(30) – 0,2749
= 0,0625
Sehingga didapat persentase kesalahan sebesar:
%100%
Ydata
YhitungYdatakesalahan
Tabel 16. Mencari y hitung dan persen kesalahan
No Y Data Y Hitung % Kesalahan
1 0,0979 0,0625 36,18%
2 0,1389 0,1313 5,51%
3 0,1748 0,1715 1,88%
4 0,1953 0,2000 2,44%
5 0,2157 0,2222 2,97%
6 0,2285 0,2402 5,12%
7 0,2388 0,2555 7,01%
43
8 0,2567 0,2688 4,70%
9 0,2721 0,2805 3,08%
10 0,2772 0,2909 4,94%
11 0,2875 0,3004 4,49%
12 0,3003 0,3090 2,91%
13 0,3105 0,3169 2,07%
14 0,3182 0,3243 1,92%
15 0,3233 0,3311 2,42%
16 0,3310 0,3375 1,98%
17 0,3361 0,3436 2,21%
18 0,3464 0,3492 0,83%
19 0,3515 0,3546 0,88%
20 0,3592 0,3597 0,14%
21 0,3617 0,3645 0,77%
22 0,3643 0,3691 1,33%
23 0,3745 0,3735 0,27%
24 0,3848 0,3778 1,82%
25 0,3899 0,3818 2,07%
26 0,3925 0,3857 1,72%
27 0,3976 0,3894 2,05%
28 0,4078 0,3931 3,62%
29 0,4078 0,3965 2,77%
30 0,4078 0,3999 1,94%
31 0,4130 0,4032 2,37%
32 0,4155 0,4063 2,22%
44
33 0,4155 0,4094 1,48%
34 0,4232 0,4123 2,57%
35 0,4232 0,4152 1,89%
36 0,4232 0,4180 1,23%
37 0,4232 0,4207 0,59%
38 0,4283 0,4233 1,16%
39 0,4283 0,4259 0,56%
40 0,4283 0,4284 0,03%
41 0,4283 0,4309 0,60%
42 0,4283 0,4333 1,16%
43 0,4283 0,4356 1,70%
44 0,4283 0,4379 2,23%
∑ 15,1836 15,1814 131,85%
Jadi Prosentase kesalahan rata-rata = 2,9966 %
Gambar 1. Grafik hubungan antara waktu pencampuran dengan indeks bias
untuk 40 gram gula + 300 ml aquades
y = 0.1102ln(x) - 0.2491 R² = 0.9785
0.00000
0.10000
0.20000
0.30000
0.40000
0.50000
0.60000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
mo
lalit
as
waktu (detik)
y data
y hitung
Log. (y data)
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Risqi Angga Yudha P (121130045)
Mengapa Vortex harus di hilangkan?
Jawaban :
Pengaruh vortex bagi waktu pencampurana dalah vortex dapat
membuat waktu pencampuran yang seharusnya cepat menjadi lebih lama,
vortex menyebabkan butiran butiran gula yang seharusnya bercampur
dengan aquadest berdiam di pinggir dan dasar tangki. Hal ini membuat
waktu pencampuran menjadi tidak efisien.
Pada dasarnya vortex tidak dapat dihilangkan, hanya dapat diminimalisir,
jadi penggunaan sekat dalam praktikum ini bukan berfungsi untuk
menghilangkan vortex tetapi untuk meminimalisir vortex..
2. Shandy Armando (12113111)
Apa perbedaan dari impeller propeller ,dayung, turbin?
Jawab :
Propeller merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi
untuk zat cair berviskositas rendah.lebih kecil dari 2000 cP.Propeller kecil
biasanya berputar pada kecepatan motor penuh, yaitu 1.150 atau 1.750
rpm, sedang propeller besar berputar pada 400 sampai 800 rpm.
Paddle Terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada poros
vertical merupakan pengaduk yang cukup efektif. Dayung (paddle) ini
berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai sedang, dan
mendorong zat cair secara radial dan tangensial. Jenis ini digunakan pada
cairan kental. Pengadukan dayung sering digunakan untuk proses
pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.
Pengadukan turbin adalah pengadukan dayung yang memiliki
banyak daun pengaduk dan berukuran lebih pendek, Turbin Untuk
viscositas rendah sedang antara 2000 cP - 50000 cP.
3. Chairul Fikri P (12113003)
Apa perbedaan dari pencampuran dan pengadukan?
Jawab :
Pencampuran merupakan suatu usaha untuk mendistribusikan
secara acak suatu bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan terpisah
dari dua fase terpisah.
Pengadukan adalah (Agitation) operasi yang menciptakan
terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk seperti molekul- molekul, zat-
zat yang bergerak atau komponennya menyebar (terdispersi).