MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2
SD NEGERI SE KECAMATAN CANGKRINGAN
KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar sarjana pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Onestya Inggi Asmarani
121134047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2
SD NEGERI SE KECAMATAN CANGKRINGAN
KABUPATEN SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar sarjana pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Onestya Inggi Asmarani
121134047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hasil karyaku ini ku persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dalam setiap kegiatanku
Keluargaku bapak Bowo Suratno, ibu Cicilia Winarni, adik Lorendra Mahandhika
yang selalu memberikan semangat, mencukupi kebutuhan ekonomi yang ku
perlukan, serta selalu mendoakanku
Kakung F. Hartiya dan uti Tatiana Ngatijem yang selalu memberikan motivasi
dan semangat selama kuliah
Sahabat dan teman-teman yang selalu bersamaku dalam suka dan duka serta
membantuku dalam hal apapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Lakukanlah semuanya dengan baik, sungguh-sungguh, dan ikhlas. Jika orang lain
membalas tidak baik kepadamu, itu urusan Tuhan.
Berdoa dan bermimpilah setinggi-tingginya
karena Tuhan akan memeluk semua mimpi-mimpimu itu.
Kamu adalah pencipta takdirmu sendiri.
Jangan mengeluh dan jadilah wanita tangguh.
(Penulis : 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Maret 2016
Penulis,
Onestya Inggi Asmarani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Onestya Inggi Asmarani
Nomor Mahasiswa : 121134047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2
SD NEGERI SE KECAMATAN CANGKRINGAN
KABUPATEN SLEMAN
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 10 Maret 2016
Yang menyatakan,
Onestya Inggi Asmarani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
MISKONSEPSI IPA FISIKA SISWA KELAS V SEMESTER 2
SD NEGERI SE KECAMATAN CANGKRINGAN
KABUPATEN SLEMAN
Oleh:
Onestya Inggi Asmarani
NIM: 121134047
Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman konsep IPA
Fisika siswa kelas V yang mengakibatnya terjadinya miskonsepsi. Tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD
Negeri se-Kecamatan Cangkringan pada kompetensi dasar semester 2.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan metode survey.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman yang berjumlah 324 siswa. Sampel penelitian ini
adalah 169 siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan soal pilihan ganda dan
uraian. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Cangkringan yang mengalami miskonsepsi IPA Fisika pada
kompetensi dasar IPA kelas V semester 2. Miskonsepsi terjadi pada konsep gaya,
sifat-sifat cahaya, pesawat sederhana, dan proses pembentukan tanah.
Miskonsepsi pada soal pilihan ganda paling banyak terjadi pada konsep proses
pembentukan tanah, sedangkan pada soal uraian miskonsepsi banyak terjadi pada
konsep gaya. Miskonsepsi paling sedikit terjadi pada konsep pesawat sederhana.
Kata kunci: Miskonsepsi, IPA Fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
MISCONCEPTION ON SCIENCE-PHYSICS OF THE SECOND SEMESTER
STUDENTS IN THE FIFTH GRADE OF STATE ELEMENTARY SCHOOL
THROUGHOUT CANGKRINGAN SUB DISTRICT, DISTRICT SLEMAN
By:
Onestya Inggi Asmarani
NIM: 121134047
Sanata Dharma University
This research is based on the low understanding of science-physics
concept of the fifth grade students which caused the misconception. The aim of
this research is to describe the misconception on science-physics in the basic
competence of the second semester students in the fifth grade of state elementary
school throughout Cangkringan Sub-District.
The type of this research is quantitative descriptive and using survey as
the method. The population of the research was students in the fifth grade of state
elementary school throughout Cangkringan Sub-District, District Sleman. There
were 324 students in total. The sample was 109 students. Research instruments it
uses about multiple choice and the discussion. The data were analyzed using
descriptive analysis.
The result of the research shows that there were students in the fifth grade
of state elementary school throughout Cangkringan Sub-District who had
misconception in science-physics on the basic competence of the second semester.
Misconception can be found in the subject of force, the characteristic of light, a
simple machine, and soil formulation process. The mistakes can be found in a
great amount on multiple choices with soil as the topic, besides on the essay part
the observer finds that the students mostly make a mistake in questions about
force. Misconceptions less occur in simple machine concept.
Keyword: misconception, science-physics
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang
berjudul Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman ditulis sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis dengan
rendah hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang
memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Dosen pembimbing II yang dengan sabar
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi saran dalam
penelitian skripsi ini.
6. UPT Pelayanan Kecamatan Cangkringan yang memberikan izin penelitian
di seluruh SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan.
7. Seluruh Kepala Sekolah dan guru-guru di SD Negeri se-Kecamatan
Cangkringan yang memberikan izin, waktu, dan tenaganya untuk
mengawasi siswa dalam mengisi instrumen penelitian.
8. Seluruh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan yang telah
membantu mengisi instrumen penelitian berupa soal-soal tentang IPA
Fisika dengan materi semester 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Kedua orangtua terkasih Bowo Suratno dan Cicilia Winarni yang selalu
mendoakan, memberikan semangat, dukungan, dan memenuhi kebutuhan
ekonomi penulis.
10. Adikku Lorendra Mahandhika yang memberikan semangat, doa, dan
selalu membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi ini.
11. Chrissandy Yudha Pratama sebagai salah satu penyemangat penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
12. Sahabat dan teman-teman terkasih (Agustina Witasari, Febri Hari Wibawa,
Eka Rahayu Wardayanti, Lois Suprobo, Iqbal Wahyudi, Christina
Wulandari, Diyan Krisnawati, Alga Jalu Sadewa, Andreas Winata, Yoppi
Kurniawan) yang memberikan semangat, bantuan, dukungan, dan doa bagi
penulis.
13. Teman-teman satu kelompok studi penelitian (Annas Susilo, Bernadeta
Ratna, Ardi Wibowo, Yohana Asri, Gracia Maharani, Pungky Gupitawati,
Lukas Restu, Veronica Tyas, Dita, Luky, Marcelina Yunita, Luciana
Puput, Sabdarey, Yosephin Maynanda) yang telah membantu dalam
penelitian dan kesulitan penulis.
14. Salah satu band tua Sheila On7 yang lagu-lagunya sudah menjadi
penyemangat dalam penyusunan skripsi.
15. Teman-teman PGSD angkatan 2012 terimakasih atas segala dukungan,
kebaikan, dan kerjasama dengan penulis.
16. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan masukan dari semua pihak
demi sempurnanya karya ilmiah ini. Besar harapan penulis karya ilmiah
ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Identifikasi Masalah ..
C. Batasan Masalah..............................................................................
D. Rumusan Masalah ...........................................................................
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
F. Manfaat Penelitian ..........................................................................
G. Definisi Operasional........................................................................
1
4
4
5
5
5
7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka .................................................................................
1. Konsep ......................................................................................
2. Konsepsi ....................................................................................
3. Miskonsepsi ..............................................................................
4. Hakikat IPA ...............................................................................
5. Pembelajaran IPA di SD Kelas V Semester 2 ...........................
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................
C. Kerangka Berpikir ...........................................................................
D. Hipotesis ..........................................................................................
8
8
8
9
18
20
33
36
39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................
B. Tempat dan Waktu ..........................................................................
1. Tempat Penelitian......................................................................
2. Waktu Penelitian .......................................................................
40
42
42
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Populasi dan Sampel .......................................................................
1. Populasi .....................................................................................
2. Sampel .......................................................................................
D. Variabel Penelitian ..........................................................................
E. Teknik Pengambilan Data ...............................................................
F. Instrumen Penelitian........................................................................
G. Teknik Pengujian Instrumen ...........................................................
H. Teknik Analisis Data .......................................................................
43
43
44
46
47
48
49
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...............................................................................
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .............................................
2. Deskripsi Responden Penelitian ...............................................
3. Deskripsi Miskonsepsi IPA Fisika Siswa Kelas V SD Negeri
Se-Kecamatan Cangkringan .....................................................
B. Pembahasan .....................................................................................
62
62
63
65
100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................
C. Saran ................................................................................................
102
102
103
DAFTAR REFERENSI ............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
BIODATA PENELITI ..............................................................................
104
107
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Populasi Penelitian ................................................................................................. 44
Tabel 3.2 Hasil Penghitungan Sampel ................................................................................... 45
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pilahan Ganda dan Uraian ............................................................... 48
Tabel 3.4 Ketentuan Pelaksanaan Revisi Instrumen .............................................................. 51
Tabel 3.5 Hasil Validitas Muka ............................................................................................. 52
Tabel 3.6 Hasil validitas soal pilihan ganda .......................................................................... 54
Tabel 3.7 Hasil validitas soal uraian ...................................................................................... 56
Tabel 3.8 Tabel koefisien reliabilitas ..................................................................................... 57
Tabel 3.9 Reliabilitas soal pilihan ganda ............................................................................... 57
Tabel 3.10 Reliabilitas soal uraian ........................................................................................... 58
Tabel 4.1 Jenis kelamin siswa ................................................................................................ 65
Tabel 4.2 Instrumen pilihan ganda ......................................................................................... 66
Tabel 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 1 Soal Uraian ............................... 90
Tabel 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Uraian ............................... 92
Tabel 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Uraian ............................... 94
Tabel 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Uraian ............................... 96
Tabel 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Uraian ............................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Contoh gaya gravitasi bumi .................................................................................... 21
Gambar 2.2 Contoh gaya gesek .................................................................................................. 22
Gambar 2.3 Contoh gaya magnet ............................................................................................... 23
Gambar 2.4 Contoh tuas golongan pertama ............................................................................... 24
Gambar 2.5 Contoh tuas golongan kedua .................................................................................. 25
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Contoh tuas golongan ketiga ....
Contoh penggunaan prinsip bidang miring ...
Contoh jenis katrol
Contoh periskop
Proses pembentukan tanah akibat pelapukan batuan
Susunan bumi
26
27
28
29
31
32
Gambar 2. 12 Literature Map Penelitian-penelitian Relevan ....................................................... 38
Gambar 3.1 Rumus product moment .......................................................................................... 54
Gambar 4.1 Grafik miskonsepsi pada soal pilihan ganda .......................................................... 67
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika Pada Item 1 Soal Pilihan
Ganda ......................................................................................................................
68
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 2 Soal Pilihan
Ganda ......................................................................................................................
69
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 3 Soal Pilihan
Ganda ......................................................................................................................
70
Gambar 4.5 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 4 Soal Pilihan
Ganda ......................................................................................................................
71
Gambar 4.6 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 5 Soal Pilihan
Ganda ......................................................................................................................
72
Gambar 4.7 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 6 Soal Pilihan
Ganda ......................................................................................................................
73
Gambar 4.8 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 7 Soal Pilihan
Ganda ......................................................................................................................
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.9 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 8 Soal Pilihan
Ganda ......................................................................................................................
75
Gambar 4.10 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 9 Soal Pilihan
Ganda ......................................................................................................................
76
Gambar 4.11 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 10 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
77
Gambar 4.12 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 11 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
78
Gambar 4.13 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 12 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
79
Gambar 4.14 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 13 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
80
Gambar 4.15 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 14 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
81
Gambar 4.16 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 15 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
82
Gambar 4.17 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 16 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
83
Gambar 4.18 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 17 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
84
Gambar 4.19 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 18 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
85
Gambar 4.20 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 19 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
86
Gambar 4.21 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Item 20 Soal
Pilihan Ganda .........................................................................................................
87
Gambar 4.22 Persentase Miskonsepsi IPA Fisika pada Soal Uraian ........................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat-Surat Ijin Penelitiaan .... 107
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ....................... 108
Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan
Bangsa ................................................................................................
109
Lampiran 1.3 Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman ........................... 110
Lampiran 1.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD
Kecamatan Cangkringan ....................................................................
111
Lampiran 2 Data Penelitian ................................................................................... 112
Lampiran 2.1
Rangkuman Data SD Negeri di Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman..............................................................................
113
Lampiran 2.2
Lampiran 2.3
Krejcie dan Morgan ...
Data hasil tes siswa kelas V pada Soal Pilihan Ganda .......................
114
115
Lampiran 2.4 Data hasil tes siswa kelas V pada Soal Pilihan Uraian .. 120
Lampiran 2.5 Hasil Validitas Isi Instrumen Pilihan Ganda dan Uraian ................... 125
Lampiran 2.6 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Pilihan
Ganda .................................................................................................
132
Lampiran 2.7 Rekapan Data Miskonsepsi Untuk Instrumen Soal Uraian.... 142
Lampiran 3 Instrumen Penelitian ........................................................................... 147
Lampiran 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda untuk Expert
Judgment ............................................................................................
148
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian untuk Expert Judgment
Pedoman Penskoran Soal Uraian .......................................................
170
173
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7
Lampiran 3.8
Petunjuk Pengisian Soal dan Identitas Responden .
Soal Pilihan Ganda Uji Empiris .........................................................
Soal Uraian Uji Empiris .
Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan Ganda dan
Uraian Uji Empiris .
Soal Pilihan Ganda Penelitian ..
181
183
192
195
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 3.9
Lampiran 3.10
Soal Uraian Penelitian ..
Hasil Pekerjaan Siswa Instrumen Soal Pilihan Ganda dan
Uraian Penelitian ..
208
210
Lampiran 4 Hasil uji validitas ahli ......................................................................... 217
Lampiran 4.1 Permohonan Izin Validasi Ahli .......................................................... 218
Lampiran 4.2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Pilihan
Ganda .................................................................................................
219
Lampiran 4.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgment Instrumen Uraian ...................... 226
Lampiran 5 Uji validitas dan Reliabilitas .............................................................. 228
Lampiran 5.1 Hasil Validitas Instrumen Soal Pilihan Ganda Uji Empiris ............... 229
Lampiran 5.2 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Pilihan Ganda ............................... 232
Lampiran 5.3 Hasil Validitas Instrumen Soal Uraian Uji Empiris ........................... 233
Lampiran 5.4 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Uraian .......................................... 234
Lampiran 6 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I pendahuluan membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup (Mudyahardjo dalam
Ahmadi, 2014 : 36-37). Secara sempit dapat didefinisikan bahwa
pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
yang mengupayakan manusia agar memiliki kemampuan yang kesadaran
penuh terhadap hubungan dan tugas-tugas manusia.
Tujuan dari pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan guna
memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah melakukan
belajar bersama (Sudirman, 2004 : 4). Dalam Undang-undang Dasar juga
dituliskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa. Adanya tujuan pendidikan menjadikan kegiatan pembelajaran
menjadi jelas dan memiliki arah untuk dituju.
Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar adalah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA adalah mata pelajaran yang
mempelajari tentang fenomena alam yang ada di kehidupan siswa sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
hari. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati mata pelajaran IPA
di sekolah dasar Kuwang. Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan
dari wawancara yang telah dilakukan, guru mengalami kesulitan dalam
menyampaikan materi dimata pelajaran IPA terutama IPA Fisika. Siswa
kurang mampu memahami materi IPA Fisika sehingga menyebabkan
rendahnya prestasi belajar yang kurang dari KKM.
Rendahnya KKM mengakibatkan mutu pendidikan di sekolah yang
satu dengan yang lain menjadi berbeda. Baswedan (2014 : 2) mengatakan
bahwa kondisi pendidikan di Indonesia dalam keadaan gawat darurat.
Beberapa hasil buruk yang dicapai dunia pendidikan Indonesia beberapa
tahun terakhir adalah: 1) Sebanyak 75% sekolah di Indonesia tidak
memenuhi standar layanan minimal pendidikan. 2) Nilai rata-rata
kompetensi guru di Indonesia 44,5 sedangkan nilai standar kompetensi
guru adalah 75. 3) Indonesia masuk dalam peringkat 40 dari 40 negara
pada pemetaan kualitas pendidikan menurut lembaga The Learning Curve.
Guru hendaknya meningkatkan kompetensi yang dimiliki agar tidak terjadi
miskonsepsi terhadap materi yang disampaikan kepada siswa terutama
pada mata pelajaran IPA Fisika. Mata pelajaran IPA Fisika dapat digali
melalui contoh nyata yang terdapat dikehidupan siswa sehari-hari agar
siswa juga dapat memahami dengan mudah.
Salah satu sumber kesulitan utama dalam pelajaran IPA fisika
adalah akibat terjadinya kesalahan konsep dan anggapan bahwa IPA Fisika
itu sulit. Suparno (dalam, Jaziroh 2014 : 1) mengungkapkan bahwa siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang memiliki minat rendah terhadap fisika cenderung memiliki
miskonsepsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berminat
tinggi.
Miskonsepsi menurut Brown (dalam Yuliati, 2006 : 248-249)
menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan suatu gagasan yang tidak
sesuai dengan pengertian dan pemahaman para ilmuwan. Miskonsepsi
sering terjadi di dalam mata pelajaran IPA. Trianto (2010 : 10-11)
mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam hakikatnya merupakan
suatu proses, produk, dan aplikasi. IPA merupakan proses yang digunakan
untuk mempelajari mempelajari, menemukan, dan mengembangkan
produk yang berhubungan dengan sains. Miskonsepsi dalam IPA adalah
salahnya pemahaman atau konsep yang tertanam di dalam diri siswa
sehingga siswa merasa bahwa konsep pemikiran mereka benar.
Berdasarkan dari wawancara yang telah peneliti lakukan, terdapat
miskonsepsi IPA Fisika pada siswa sekolah dasar. Akan tetapi dari 4
penelitian yang relevan yang telah peneliti baca, belum ada yang meneliti
tentang miskonsepsi IPA Fisika di Kecamatan Cangkringan. Untuk itu,
peneliti melakukan penelitian tentang miskonsepsi IPA Fisika di
Kecamatan Cangkringan karena adanya miskonsepsi yang dialami siswa
kelas V SD. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui kesalahan konsep
yang dialami siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan.
Paparan dalam latar belakang yang telah diungkapkan, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Miskonsepsi IPA Fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan, Sleman.
Penelitian ini dapat mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas
V SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang mendasari penelitian ini sebagai berikut:
1. Prestasi belajar IPA Fisika yang masih tergolong rendah di SD Negeri
Kecamatan Cangkringan.
2. Siswa kelas V di SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan memiliki
pemahaman konsep IPA Fisika yang salah (miskonsepsi).
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu peneliti meneliti
tentang miskonsepsi IPA Fisika pada siswa kelas V SD semester 2.
Penelitian dikhususkan pada SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan,
Sleman yang menerapkan KTSP atau Kurikulum 2006 dengan Standar
Kompetensi (SK) 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi,
serta fungsinya dan Kompetensi Dasar (KD) 5.1 Mendeskripsikan hubungan
antara gaya, gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek,
gaya magnet), 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya, 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari
bahan. Pesawat sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, 7.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan, serta 7.3
Mendeskripsikan struktur bumi.
D. Rumusan Masalah
Latar belakang masalah dan batasan masalah yang dikemukakan
melandasi rumusan masalah dalam penelitian ini. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Bagaimana miskonsepsi IPA Fisika siswa kelas V SD Negeri semester 2
se-Kecamatan Cangkringan, Sleman?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:
Mendeskripsikan miskonsepsi IPA siswa kelas V SD Negeri semester 2 se-
Kecamatan Cangkringan, Sleman.
F. Manfaat Penelitian
Peneliti bisa lebih mengetahui kompetensi dasar (KD) yang rentan
terhadap miskonsepsi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat yang bermakna bagi:
1. Siswa
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman
mengerjakan soal tes kepada siswa tentang IPA Fisika dengan materi
pembelajaran semester 2 yaitu gaya, pesawat sederhana, sifat-sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
cahaya, periskop, proses pembentukan tanah, proses pembentukan
tanah karena pelapukan dan susunan bumi.
2. Guru
Penelitian ini memberikan masukan dan membantu guru dalam
mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi IPA Fisika pada materi
semester 2. Guru dapat mengetahui materi mana yang belum dipahami
siswa sehingga guru dapat memperbaikinya menggunakan metode,
media ajar, atau sumber ajar yang lain.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan sekolahnya.
4. Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan wawasan tentang
miskonsepsi IPA Fisika bagi peneliti yang telah berproses selama
penelitian. Peneliti juga bisa lebih tahu KD yang rentan terhadap
miskonsepsi pada siswa kelas V SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
G. Definisi Operasional
Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan
dalam penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian
ini antara lain:
1. Miskonsepsi adalah salahnya pemahaman atau konsep yang tertanam
di dalam diri siswa dan diyakini benar oleh siswa, tetapi pemahaman
itu tidak sesuai dengan pemahaman atau konsep ahli.
2. IPA merupakan produk, proses, dan sikap yang digunakan untuk
mempelajari, menemukan, dan mengembangkan produk yang
berhubungan dengan fenomena alam.
3. Miskonsepsi IPA adalah salahnya pemahaman atau konsep yang
tertanam di dalam diri siswa namun siswa merasa bahwa konsep
pemikiran mereka benar mengenai fenomena alam.
4. Miskonsepsi IPA Fisika adalah kesalahan pemahaman suatu konsep
tentang IPA dalam bidang fisika yang telah dibangun dan diyakini
oleh seseorang tetapi berbeda dari pemahaman para ahli atau ilmuwan.
5. Siswa Kelas V SD adalah sejumlah anak yang berada pada tingkatan
kelas V sekolah dasar dengan rentang usia 10-11 tahun.
6. Kecamatan Cangkringan adalah sebuah kecamatan yang terletak di
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan ini
berbatasan dengan Kecamatan Pakem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II pendahuluan membahas mengenai kajian pustaka, hasil penelitian
yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
A. Kajian Pustaka
1. Konsep
Amien (dalam Suryanto & Hewindati, 2002 : 7) mengemukakan
bahwa konsep adalah gagasan atau ide berdasarkan suatu pengalaman
yang relevan dan dapat digeneralisasikan. Ausubel (dalam Tyubi, 2005 :
5) menuliskan bahwa konsep adalah benda-benda, ciri-ciri, situasi-
situasi, atau kejadian-kejadian yang memiliki kekhasan. Konsep
merupakan abstraksi dari ciri suatu hal yang memudahkan manusia
dalam berkomunikasi dan berpikir. Pemaparan kedua tokoh mengenai
konsep dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan gagasan, ide, ciri-
ciri, terhadap pemahaman suatu hal yang memudahkan manusia
berkomunikasi dan berpikir terhadap suatu hal. Misalnya seorang siswa
memahami sebuah konsep bahwa gaya itu harus mengakibatkan suatu
perubahan atau gerak.
2. Konsepsi
Yuliati (2006 : 248) menuliskan bahwa konsepsi merupakan
konsep awal yang dimiliki oleh siswa. pemikiran atau konsep yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dimiliki oleh siswa disebut dengan konsepsi. Konsep-konsep yang
diberikan kepada siswa harus benar sehingga siswa dapat memahami
suatu konsep dengan benar (Clara, 2008 : 3). Kedua pemaham tersebut
dapat ditarik kesimpulan bahwa konsepsi merupakan pemahaman atau
konsep awal yang telah dimiliki siswa. Konsep yang disampaikan
kepada siswa harus sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami
konsep dengan baik tanpa terjadi kesalahan pemahaman. Konsep yang
diterima oleh siswa baiknya dibangun melalui pengalaman lapangan
atau contoh yang sebenarnya agar siswa lebih mudah dalam menerima
konsep yang diberikan.
3. Miskonsepsi
a. Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi menurut Brown (dalam Yuliati 2008 : 248-249)
menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan suatu gagasan yang tidak
sesuai dengan pengertian dan pemahaman para ilmuwan. Miskonsepsi
dapat terjadi disebabkan oleh pemahaman konsep yang salah,
pengelompokan contoh-contoh yang tidak benar, penerapan konsep
yang salah, dan hubungan antar konsep yang keliru.
Clement (dalam Suparno, 2005 : 6-7) mengemukakan bahwa
miskonsepsi terjadi bukan karena pengertian yang salah selama proses
pembelajaran akan tetapi konsep awal siswa yang dipahaminya sejak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
awal. Sejak awal bahkan dari kecil siswa telah membangun konsep
melalui pengalaman hidup mereka.
Penjelasan kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
miskonsepsi terjadi sejak awal atau sejak masih kecil dengan
membangun konsep berdasarkan pengalaman hidup yang siswa alami.
Miskonsepsi merupakan kesalahpahaman suatu konsep yang telah
dibangun, yang berbeda dari pemahaman para ahli atau ilmuwan.
Miskonsepsi tidak bisa diabaikan dalam mata pelajaran IPA Fisika.
Suparno (2005 : 11) menuliskan dalam bukunya bahwa
miskonsepsi banyak terjadi dalam bidang fisika. Wandersee, Mintzes,
dan Novak (dalam Suparno 2005 : 11) menjelaskan bahwa konsep
alternatif terjadi dalam semua bidang fisika. Dari 700 studi mengenai
konsep alternatif bidang fisika, ada 300 yang meneliti tentang
miskonsepsi dalam mekanika; 159 tentang listrik; 70 tentang panas,
optika, dan sifat-sifat materi; 35 tentang bumi dan antariksa; serta 10
studi mengenai fisika modern. Telah jelas bahwa dalam semua bidang
fisika terjadi miskonsepsi atau konsep alternatif. Miskonsepsi IPA Fisika
adalah kesalahpahaman suatu konsep tentang IPA dalam bidang fisika
yang telah dibangun dan diyakini oleh seseorang tetapi berbeda dari
pemahaman para ahli atau ilmuwan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Penyebab Miskonsepsi
Suparno (2005 : 29-52) menuliskan bahwa penyebab miskonsepsi
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu
siswa/mahasiswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar.
1) Siswa/Mahasiswa
Miskonsepsi yang berasal dari siswa/mahasiswa dikelompokkan
menjadi beberapa hal, yaitu:
a) Konsepsi awal
Sejak awal siswa telah memiliki konsep yang mereka bangun
dengan pengalaman hidup mereka. Konsep awal seringkali
mengandung miskonsepsi sehingga pemahaman siswa akan
sulit untuk diubah. Miskonsepsi akan bertambah jika
dipengaruhi oleh pembentukan yang salah dari beberapa pihak
misalnya orang tua, tetangga, teman, dan lain-lain.
b) Pemikiran asosiatif
Asosiasi siswa terhadap istilah sehari-hari kadang
menimbulkan miskonsepsi. Marshall dan Gilmour (dalam
Suparno, 2005 : 36) mengemukakan bahwa pengertian yang
berbeda antara siswa dengan guru juga dapat menyebabkan
terjadinya miskonsepsi. Kata dan istilah yang dikemukakan
oleh guru diasosiasikan berdeda oleh siswa karena dalam
kehidupan siswa kata dan istilah baru itu memiliki arti yang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c) Pemikiran humanistik
Siswa sering melihat suatu benda dari sudut pandang
manusiawi. Benda-benda dan situasi dipikirkan dalam diri
seseorang dan secara manusiawi. Tingkah laku benda dipahami
seperti tingkah laku manusia yang hidup sehingga tidak pas
atau tidak cocok.
d) Reasoning yang tidak lengkap/salah
Reasoning atau penalaran siswa yang tidak lengkap atau salah
dikarenakan informasi yang mereka peroleh tidak lengkap
dapat mengakibatkan terjadinya miskonsepsi. Pemahaman
yang salah juga dapat dikarenakan logika yang keliru dalam
mengambil kesimpulan atau dalam menggeneralisasi sehingga
dapat terjadi miskonsepsi. Selain itu miskonsepsi juga dapat
terjadi karena siswa kurang teliti dalam pengamatan ataupun
pengambilan data.
e) Intuisi yang salah
Intuisi adalah perasaan di dalam diri seseorang yang secara
spontan mengungkapkan sikap atau gagasan tentang sesuatu
sebelum diteliti secara objektif dan rasional. Pemikiran intuitif
berasal dari pengamatan yang terjadi terus-menerus dan secara
spontan jika menghadapi permasalahan, yang muncul di dalam
benak siswa adalah pemikiran yang spontan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
f) Tahap perkembangan kognitif siswa
Siswa secara umum masih dalam tahap operational concrete
yang jika mempelajari sesuatu konsep yang abstrak sulit untuk
mencerna, menangkap, dan salah mengerti tentang konsep
tersebut. Siswa baru dapat berpikir berdasarkan dengan hal-hal
nyata yang dapat dilihat atau dirasakan dengan alat indra.
g) Kemampuan siswa
Kemampuan siswa dalam berpikir dan memahami konsep
berpengaruh besar terhadap adanya miskonsepsi atau tidak.
Meskipun guru telah menjelaskan dengan benar dan gamblang,
buku teks ditulis berdasarkan pengertian para ilmuwan, jika
kemampuan daya tangkap siswa kurang atau tidak lengkap
dapat menyebabkan miskonsepsi.
h) Minat belajar siswa
Dapat dikatakan bahwa siswa yang berminat pada suatu hal
cenderung memiliki miskonsepsi yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan siswa yang tidak berminat pada hal yang
sama tersebut. Siswa yang tidak berminat terhadap suatu mata
pelajaran juga tidak mau mendengarkan penjelasan yang
disampaikan oleh guru dan bahkan mereka tidak mau belajar
mandiri tentang mata pelajaran yang tidak diminati tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2) Guru
Miskonsepsi yang dialami oleh siswa dapat juga diakibatkan oleh
guru. Guru yang tidak siap dan tidak menguasai materi dapat
menjadikan siswanya mengalami miskonsepsi. Beberapa guru yang
mengajarkan materi secara keliru tetapi siswa menganggap konsep
dari materi yang disampaikan oleh guru benar, maka siswa akan
memegang konsep itu kuat-kuat. Hal tersebut mengakibatkan
miskonsepsi yang sangat kuat yang ada di dalam diri siswa dan
sulit untuk diperbaiki. Dengan demikian, sangat penting untuk guru
dalam penguasaan materi dan penyampaian materi yang benar
kepada siswa. Media elektronik seperti video atau media gambar
dan praktek langsung dapat menguatkan materi serta konsep yang
diterima oleh siswa.
3) Buku Teks
a) Buku teks
Bahasa tulis, penjelasan yang sulit dipahami, dan penjelasan
yang tidak benar dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi.
Buku teks yang terlalu sulit untuk siswa pada levelnya dapat
menyebabkan terjadinya miskonsepsi karena siswa sulit dalam
memahami isi buku tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b) Buku Fiksi Sains
Buku ini dianggap baik karena membuat anak senang
membaca dan mau belajar, akan tetapi disisi lain banyak hal
yang dapat menyesatkan dan memunculkan miskonsepsi pada
siswa. Pengarang membuat gagasan secara sederhana dan
bahkan ekstrem yang kurang berdasarkan ilmu yang
sesungguhnya.
c) Kartun
Kartun sangat menarik bagi siswa, namun jika konsep yang
ada di dalam gambar-gambar kartun tersebut tidak ilmiah atau
melenceng dari pendidikan dapat membuat siswa memiliki
miskonsepsi. Guru atau orang tua yang menganjurkan untuk
bacaan kartun sebagai salah satu sarana belajar sebaiknya juga
melakukan pengawasan dan dampingan terhadap siswa.
4) Konteks
a) Pengalaman
Gagasan yang diperoleh dari pengalaman siswa sehari-hari
dapat menyebabkan miskonsepsi karena adanya salah dalam
memahami konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b) Bahasa sehari-hari
Bahasa sehari-hari dapat mempengaruhi terjadinya
miskonsepsi dalam bidang IPA dikarenakan bahasa sehari-hari
biasanya memiliki arti yang berbeda dengan bahasa ilmiah.
c) Teman lain
Teman lain atau teman sejawat misalnya dalam mengerjakan
kerja kelompok dapat menjadi penyebab miskonsepsi jika
salah satu dari mereka menjadi leader atau seseorang yang
dianggap paling benar atau paling pintar.
d) Keyakinan dan ajaran agama
Commins (dalam Suparno, 2005 : 49) mengemukakan bahwa
keyakinan ataupun ajaran agama yang diyakini kurang tepat
sering membuat siswa tidak dapat menerima ilmu pengetahuan
yang lain.
5) Metode Mengajar
Guru diharapkan untuk tidak membatasi diri hanya dengan
satu metode saja. Guru perlu kreatif dan kritis dalam memilih
metode yang akan digunakan dalam pembelajaran dan jangan
sampai metode yang digunakan oleh guru menimbulkan terjadinya
miskonsepsi. Metode-metode tersebut antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a. Metode ceramah
Jika guru menggunakan metode ceramah tanpa memperhatikan
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau
mengemukakan pendapat mereka, itu dapat memupuk
miskonsepsi siswa.
b. Metode praktikum
Metode praktikum sangat membantu dalam proses pemahaman
siswa, akan tetapi abstraksi yang lebih luas sering sulit ditangkap
karena data yang ditemukan dalam praktikum sangat terbatas.
c. Metode demonstrasi
Metode demostrasi yang sellau menampilkan yang benar, karena
sudah direkayasa, dapat juga membuat siswa salah mengerti
dalam memahami data.
d. Metode diskusi
Metode ini sangat membantu siswa untuk mengembangkan dan
memeriksa kembali konsep dan pemahaman yang mereka
bangun dengan membandingkan dengan konsep teman lain.
Tetapi dengan membandingkan beberapa konsep dari teman,
dapat menyebabkan terjadinya miskonsepsi.
6) Mengatasi Miskonsepsi
Secara garis besar menurut Suparno, (2005 : 55-82) dapat
dituliskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
a) Mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa
b) Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi
c) Mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi
4. Hakikat Pembelajaran IPA
Trianto (2010 : 10-11) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan
Alam hakikatnya merupakan suatu proses, produk, dan aplikasi. IPA
merupakan proses yang digunkan untuk mempelajari, menemukan, dan
mengembangkan produk yang berhubungan dengan sains. Sebagai
produk, IPA adalah sekumpulan pengetahuan dan konsep yang nantinya
dapat dibangun dalam diri siswa. IPA sebagai aplikasi adalah teori-teori
IPA akan menghasilkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan
bagi kehidupan manusia.
Fowler (dalam Djojosoediro, 2006 : 17) mendefinisikan ilmu
pengetahuan alam sebagai pengetahuan yang sistematis dan disusun
dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan
didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi. Djojosoediro (2006 : 18)
mengatakan dalam artikelnya bahwa IPA adalah cabang pengetahuan
yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data. Disusun
dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang
melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap
gejala-gejala alam. Kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa IPA merupakan proses yang digunakan sebagai sarana untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mempelajari gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan
pada hasil pengamatan.
IPA merupakan cabang pengetahuan yang mengkaji tentang
fenomena atau gejala-gejala alam. IPA secara menyeluruh membahas
mengenai bidang biologi, kimia, fisika, maupun astronomi. Bab ini
hanya akan membahas IPA dalam bidang fisika saja. Hakikat fisika
menurut Sutrisno (2006 : 1) adalah sebagai produk (a body of
knowledge), fisika sebagai sikap (a way of thinking), dan fisika
sebagai proses (a way of investigating).
Fisika sebagai proses atau a way of investigating merupakan
gambaran para ilmuwan bekerja untuk menemukan dan melakukan
penemuan-penemuan. IPA merupakan proses pemberian gambaran
tentang pendekatan yang dugunakan untuk menyusun pengetahuan.
Fisika sebagai produk atau a body of knowledge adalah hasil-hasil
penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan kreatif dari para ilmuwan
yang diinventarisir, dukumpulkan, dan disusun secara sistematik
menjadi kumpulan pengetahuan. Pemikiran-pemikiran para ilmuwan
menggambarkan rasa ingin tahu mereka yang besar dengan diiringi rasa
percaya, sikap objektif, jujur, terbuka, serta mau mendengarkan
pendapat orang lain. Sikap-sikap tersebutlah yang kemudian dimaknai
IPA fisika sebagai sikap atau a way of thinking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5. Pembelajaran IPA di SD kelas V semester 2
Menurut Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen
Pembinaan TK dan SD (2007 : 14) secara garis besar terdapat empat
kelompok yang dibahas di dalam Ruang lingkup mata pelajaran IPA di
sekolah dasar, yaitu:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, tumbuhan,
hewan, interaksi makhluk hidup dengan lingkungan, serta
kesehatan.
b. Benda, sifat-sifat benda dan kegunaannya meliputi antara lain
benda padat, benda cair, dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi antara lain gaya, bunyi,
magnet, listrik, panas, cahaya, dan pesawat sederhana.
d. Bumi beserta alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
Penelitian ini membahas beberapa materi IPA yang ada di sekolah
dasar antara lain:
a. Gaya
Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda
tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda
bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah. Berdasarkan sumbernya,
gaya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu gaya magnet, gaya
gravitasi, dan gaya gesekan (Sulistyanto, dkk., 2008 : 89).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Azmiyawati (2008: 82-90) menuliskan bahwa gaya dibedakan
menjadi 3 yaitu:
1). Gaya Gravitasi
Gaya gravitasi bumi sering dikenal dengan gaya tarik bumi.
Gaya gravitasi bumi menyebabkan benda-benda yang ada di bumi
tidak terlempar ke luar angkasa. Selain itu, gaya gravitasi
membuat kita dapat berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga
menyebabkan semua yang ada di bumi mempunyai berat sehingga
tidak melayang-layang di udara. Contoh gaya gravitasi berupa
buah yang jatuh dari pohonnya dan dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.1 Buah jatuh dari pohonnya Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-
DEUShjiL40Y/T6jIfgXofII/AAAAAAAAABQ/Le_iFslVuRk/s1600/fisx02_63.jpg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2). Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan gaya yang menimbulkan hambatan
ketika dua permukaan benda saling bersentuhan. Penerapan gaya
gesek antara lantai dan almari dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.2 Gesekan antara lantai dan almari Sumber: https://2.bp.blogspot.com/-
cdUkYgOjqLA/UtoKSTLNl9I/AAAAAAAAAoA/NzJ8Xz5wOro/w800-h800/s.gif
3). Gaya Magnet
Gaya tarik pada magnet dapat menarik benda-benda
tertentu. Bahan dari besi atau baja dapat ditarik magnet. Bahan
dari plastik dan kayu tidak dapat ditarik magnet. Magnet
mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas, magnet akan selalu
menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung magnet yang
mengarah ke utara disebut kutub utara, sedangkan ujung magnet
yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan. Salah satu
contoh gaya magnet dalam ditunjukkan dengan gambar 2.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 2.3 : Contoh Gaya Magnet
Sumber:https://happychusnuraafi.files.wordpress.com/2015/06/images.jpg
b. Pesawat Sederhana
Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan
manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya
menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat
sederhana. Gabungan beberapa pesawat sederhana dapat membentuk
pesawat rumit, contohnya mesin cuci, sepeda, mesin mobil, dan lain-
lain. Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas,
bidang miring, katrol, dan roda berporos (Sulistyanto, dkk., 2008 : 109-
110).
1) Tuas
Tuas atau lebih sering disebut dengan nama pengungkit.
Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan
kuasa, tuas digolongkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
a) Tuas golongan pertama
Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu
terletak di antara beban dan kuasa. Contoh alat yang
menggunakan prinsip tuas golongan pertama dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 2.4 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan
pertama Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-9jOeJCpPGvM/T4SMYNs0q8I/AAAAAAAAAh0/8v-
ojpZgACI/s1600/Jenis+tuas.bmp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
b) Tuas golongan kedua
Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di
antara titik tumpu dan kuasa. Contoh alat yang menggunakan
prinsip tuas golongan kedua adalah:
Gambar 2.5 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan
kedua Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-9jOeJCpPGvM/T4SMYNs0q8I/AAAAAAAAAh0/8v-
ojpZgACI/s1600/Jenis+tuas.bmp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c) Tuas golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, kedudukan kuasa terletak di
antara titik tumpu dan beban. Contoh alat yang menggunakan
prinsip tuas golongan ketiga dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.6 Alat yang menggunakan prinsip tuas golongan
ketiga Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-9jOeJCpPGvM/T4SMYNs0q8I/AAAAAAAAAh0/8v-
ojpZgACI/s1600/Jenis+tuas.bmp
2) Bidang Miring
Bidang miring merupakan permukaan rata yang
menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya.
Azmiyawati (2008: 101) mengungkapkan bidang miring
tergolong pesawat sederhana karena dapat mempermudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pekerjaan yang dilakukan oleh manusia. Contoh penggunaan
prinsip bidang miring dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.7 Contoh penggunaan prinsip bidang miring Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-
YMqE4psFl0w/UPV8Q9iNjOI/AAAAAAAAAHA/o4-e51gYsQ8/s1600/6.PNG
3) Katrol
Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya.
Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai
penghubungnya. Azmiyawati (2008: 103) mengatakan ada
beberapa jenis katrol sebagai berikut:
a). Katrol tetap : katrol yang tidak berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda.
b). Katrol bebas : katrol yang berubah posisinya ketika
digunakan untuk memindahkan benda.
c). Katrol rangkap : katrol yang terdiri dari lebih dari satu
katrol yang disusun berjajar.
d). Katrol ganda atau takal : katrol yang terdiri dari beberapa
katrol yang disatukan
Untuk lebih memperjelas pengertian, dapat dilihat
penggolongan jenis katrol pada gambar sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2.8 Jenis katrol Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-
cELuiIW96pQ/Vob9w5Z9r0I/AAAAAAAAA6Y/mPu4ivpVyHE/s1600/jenis-katrol.jpg
4) Roda Berporos
Roda berporos merupakan roda yang dihubungkan dengan
sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama.
c. Cahaya dan Sifat-sifatnya
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat
ditangkap oleh mata. Gelombang elektromagnetik adalah
gelombang yang dihasilkan dari perpaduan medan listrik dan
medang magnet (Yousnelly, dkk., 2010: 104). Sumber cahaya
dapat dibedakan menadi dua yaitu buatan yang berasal dari alam
yaitu berupa matahari, sedangakan sumber cahaya buatan yang
berasal adri buatan manusia berupa lampu listrik, lampu minyak,
lilin, dan lampu senter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Cahaya juga memiliki sifat-sifat yaitu: 1) Cahaya dapat
merambat lurus, misalnya pada malam hari kemudian menyalakan
lampu senter sehingga cahaya dapat dilihat bahwa cahaya
merambat lurus; 2) Cahaya dapat menembus benda bening,
misalnya menyenteri air cahaya akan menembus air; 3) Cahaya
dapat dipantulkan, contohnya sinar senter diarahkan kecermin dan
diarahkan ke dinding, cahaya tersebut akan terlihat memantul
kedinding; 4) Cahaya dapat membias, misalnya pensil dimasukan
kedalam gelas yang terisi air akan terlihat patah. Hal tersebut
terjadi karena cahaya dibiaskan mendekati garis normal; 5) Cahaya
dapat diuraikan, misalnya peristiwa penguraian cahaya adalah
matahari (Yousnelly, dkk., 2010: 105-113).
Sifat-sifat cahaya dapat dimanfaatkan untuk membuat suatu
alat-alat optik yaitu 1) Kaca pembesar atau biasa disebut lup. Kaca
pembersar merupakan mikrkop yang paling sederhana untuk
melihat benda-benda kecil; 2) Kamera adalah alat yang digunakan
untuk membentuk suatu gambar; 3) Mikroskop adalah alat optik
yang digunakan untuk mengamati benda-bendak renik; 4)
Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati
benda-benda yang letaknya jauh; 5) Periskop adalah sejenis
teropong yang biasa dipasang pada kapal selam untuk mengamati
keadaan di permukaan laut; 6) Overhead Projector (OHP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
digunakan pada gambar tembus cahaya untuk suatu media
pembelajaran, rapat, atau seminar (Haryanto, 2004: 153-154).
Periskop adalah sejenis teropong yang biasanya terdapat
pada kapal selam untuk mengamati keadaan di permukaan laut.
Periskop dapat digunakan untuk melihat benda yang berada di atas
batas pandang (Sulistyanto, dkk., 2008 : 139). Gambar periskop
dapat dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 : Contoh Periskop
Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-O-
bVzjYOzmA/Vmv3N853wI/AAAAAAAADTg/KsrtcU4rGOE/s1600/Periskop.jpg
d. Proses Pembentukan Tanah Karena Pelapukan Batuan
Tanah merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi pada batuan.
Batuan yang berada di atas permukaan tanah akan mengalami
perubahan secara terus menerus karena adanya pengaruh dari
lingkungan. Perubahan cuaca, suhu, dan tekanan udara dapat
menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan
yang lebih kecil lagi. Batuan-batuan tersebut lama-kelamaan akan
menjadi butiran-butiran halus (Sulistyanto, dkk., 2008 : 150). Proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
penbentukan tanah karena pelapukan batuan dapat dilihat pada gambar
2.10.
Gambar 2.10 : Proses Pembentukan Tanah Akibat Pelapukan Batuan
Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-
pCQ_LRKO0H4/VhgLl29PAiI/AAAAAAAABRQ/03pBzDQPDrA/s1600/daur%2Bbatu
an.jpg
e. Susunan Bumi
Sulistyanto, dkk., (2008 : 152-153) menuliskan bahwa bumi
merupakan salah satu anggota tata surya dengan matahari sebagai
pusatnya. Jika bumi diiris maka akan tampak lapisan-lapisan bumi.
Struktur bumi dari dalam ke luar adalah lapisan inti bumi dalam, inti
bumi luar, selimut bumi, dan kerak bumi. Susunan bumi tampak
berlapis-lapis seperti pada gambar 2.11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 2.11 : Susunan Bumi
Sumber: https://fiflowers.files.wordpress.com/2012/10/picture13.png
Lapisan inti bumi dalam merupakan pusat bumi. Lapisan inti dalam
memiliki diameter sebesar 2600 km. Lapisan ini terbentuk dari besi dan
nikel padat dan merupakan lapisan yang paling panas.
Lapisan inti bumi luar merupakan lapisan tersusun atas cairan yang
sangat kental. Ketebalan lapisan ini adalah 2200 km. Lapisan inti bumi
luar berbatasan dengan lapisan selimut bumi. Lapisan ini memiliki
ketebalan 2900 km dan terdiri atas cairan silikat kental. Pada bagian
atas lapisan selimut ini berbatasan dengan kerak bumi. Pada bagian
inilah sering terjadi pergerakan yang diakibatkan karena melelehnya
kerak bumi bagian bawah dan menerobosnya cairan silikat kental panas
melalui celah-celah kerak bumi. Cairan ini dikenal dengan sebutan
magma. Pergerakan magma inilah yang menyebabkan terjadinya gempa
bumi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lapisan kerak bumi merupakan lapisan dimana makhluk hidup
tinggal. Pada lapisan ini banyak terdapat batuan. Selain itu juga terdapat
mineral dan tanah.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan yang pertama dilakukan oleh
Suryanto & Hewindati (2002) dengan judul Pemahaman Murid Sekolah
Dasar (SD) Terhadap Konsep-Konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis Adanya Miskonsepsi. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian survey. Hasil dari penelitian ini adalah
masih banyak miskonsepsi yang terjadi pada konsep-konsep yang diteliti.
Kriteria 75% pemahaman konsep murid yang benar, hanya ada satu konsep
yang mampu dikuasai dengan baik. Miskonsepsi yang terjadi dikarenakan
murid dalam memahami suatu konsep mengandalkan pengalaman sehari-
hari dan hasil pemikiran logis murid.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Pujayanto (2006) dengan
judul penelitian Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Guru SD yang
menerapkan metode penelitian expose facto. Sumber data yang digunakan
merupakan sumber data primer, karena penelitian memperoleh data
langsung dari subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
guru Kelas 5 Sekolah Dasar di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar. Sampel diambil secara acak dari guru-guru kelas 5 SD di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Sampel terdiri dari 20
orang guru.
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah tes. Instrumen tes
yang digunaka berupa tes diagnostik miskonsepsi pada pokok bahasan Gaya
dan Cahaya. Untuk menjawab hipotesis penelitian digunakan teknik analisis
deskriptif kuantitatif, yaitu berupa analisis kualitatif tentang ada tidaknya
miskonsepsi.
Dari hasil analisis data ternyata terbukti bahwa guru mengalami
miskonsepsi IPA (Fisika) pada pokok bahasan Gaya dan Cahaya. Adapun
profil miskonsepsi yang dimiliki guru (lebih dari 30%) dan besar persentase
miskonsepsinya sebagai berikut adalah sebagai berikut: 1). gaya dapat
berupa tarikan atau dorongan, gaya magnet selalu berupa tarikan (45%); 2).
gaya gravitasi dapat berupa dorongan maupun tarikan (40 %); 3). massa
benda di bumi sama dengan massa benda di bulan, berat benda di bumi
sama dengan berat benda di bulan (60%); 4). setiap dua benda bersentuhan
muncul gaya gesekan (60%); 5). pesawat sederhana meringankan kerja
manusia, berarti pada umumnya dengan menggunakan pesawat sederhana
gaya (kuasa) dan energi yang digunakan menjadi lebih kecil (100 %); 6).
cahaya merambat lurus, berarti cahaya tidak dapat dipantulkan oleh
permukaan tembok tetapi dapat dibiaskan oleh sebuah medium (85%); 7).
Benda dapat dilihat jika benda tersebut sebagai sumber cahaya atau ada
cahaya dari mata yang sampai ke benda (50%); 8). cahaya lampu neon dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
diurai menjadi cahaya warna pelangi, karena cahaya lampu neon adalah
cahaya putih seperti cahaya putih matahari (55%).
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Taufiq (2012) dengan judul
penelitian Remediasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika pada
Konsep Gaya Melalui Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle)
5E Penelitian ini mengenai upaya identifikasi miskonsepsi mahasiswa
berkaitan dengan konsep gaya menggunakan Certainty of Response Index
(CRI) dan Wawancara. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa
mahasiswa mengalami miskonsepsi berkaitan dengan konsep gaya dengan
berbagai tingkatan yang berbeda-beda yaitu tingkat tinggi, sedang, dan
rendah. Penggunaan tes model Certainty of Response Index (CRI) dalam
penelitian ini sangat membantu peneliti khususnya untuk memetakan tingkat
miskonsepsi yang dialami oleh mahasiswa. Implementasi model
pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E mampu menurunkan
proporsi siswa yang mengalami miskonsepsi mahasiswa pada konsep gaya,
yakni dari 46% menjadi 2,8%. Dengan demikian ada peningkatan proporsi
penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 43,2%, Hal
ini menunjukkan bahwa model pembelajaran siklus belajar (learning cycle)
5E efektif mampu untuk meningkatkan proporsi penurunan jumlah siswa
yang mengalami miskonsepsi.
Penelitian yang keempat dilakukan oleh Tayubi (2005) dengan
judul Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan
Certainty of Response Index (CRI). Cara mengobati siswa yang mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
miskonsepsi akan sangat berbeda dengan cara mengobati siswa yang tidak
tahu konsep. CRI dikembangkan untuk mengidentifikasi terjadinya
miskonsepsi sekaligus dapat membedakannya dengan tidak tahu konsep.
Secara sederhana CRI dapat diartikan sebagai ukuran tingkat
keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan (soal)
yang diberikan.
Hasil ujicoba penggunaan CRI dalam pengajaran fisika,
menunjukkan bahwa metode ini cukup ampuh digunakan untuk
membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi dan yang tidak tahu
konsep. Selain itu penggunaannya pada proses belajar mengajar sangat
dimungkinkan karena proses pengidentifikasian dan penganalisisan hasilnya
tidak memakan waktu yang lama. Satu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan dalam penggunaan CRI adalah kejujuran siswa dalam mengisi
CRI untuk jawaban suatu soal, karena nantinya akan menentukan pada
keakuratan hasil identifikasi yang dilakukan.
C. Kerangka Berpikir
Belajar IPA adalah belajar tentang alam yang dapat diperoleh
seseorang sejak orang tersebut berinteraksi dengan alam melalui
pengalaman hidupnya. Banyak hal yang dapat diperoleh melalui
pengalaman dan hal tersebut menjadi sebuah pengetahuan awal ketika
seseorang tersebut memasuki pendidikan formal. Materi IPA di sekolah
dasar bukanlah mata pelajaran yang berisi sejarah IPA tetapi merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
materi yang dikembangkan berdasarkan pengalaman dan kegiatan-kegiatan
nyata yang ada di lingkungan siswa. Oleh karena itu, mata pelajaran IPA
tidak dapat diberikan dengan ceramah dan menulis saja tetapi harus
didasarkan pada pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dan
diperoleh melalui kegiatan praktikum atau langsung berinteraksi dengan
benda yang dipelajari.
Miskonsepsi terjadi sejak awal atau sejak masih kecil dengan
membangun konsep berdasarkan pengalaman hidup yang siswa alami.
Miskonsepsi merupakan kesalahan pemahaman suatu konsep yang telah
dibangun, yang berbeda dari pemahaman para ahli atau ilmuwan.
Pemahaman atau daya tangkap yang dimiliki siswa pun berbeda-beda.
Dari paparan yang telah disampaikan, untuk mengetahui ada atau
tidaknya miskonsepsi yang dilakukan oleh siswa pada mata pelajaran IPA
Fisika kelas V SD yang berhubungan dengan materi gaya, pesawat
sederhana, sifat cahaya, periskop, proses pembentukan tanah, dan susunan
bumi dilakukanlah penelitian. Penelitian ini berjudul Miskonsepsi IPA
Fisika Siswa Kelas V Semester 2 SD Negeri Se-Kecamatan Cangkringan
Kabupaten Sleman Tahun 2015. Alat penelitian yang digunakan yakni tes
pilihan gandan dan uraian. Dari hasil tes yang telah diujikan, jawaban siswa
dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya miskonsepsi yang dilakukan
oleh siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 2.12 Literature Map Penelitian-penelitian Relevan
Berdasarkan gambar 2.12 dapat dilihat bahawa keempat penelitian
yang telah dilakukan sebelumya digunakan oleh peneliti sebagai dasar
penelitian ini.
Suryanto & Hewindati (2002) dengan
judul Pemahaman Murid Sekolah
Dasar (SD) Terhadap Konsep-Konsep
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Berbasis Biologi: Suatu Diagnosis
Adanya Miskonsepsi
Tayubi (2005) dengan judul Identifikasi
Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika
Menggunakan Certainty of Response
Index (CRI)
Taufiq (2012) dengan judul penelitian
Remediasi Miskonsepsi Mahasiswa
Calon Guru Fisika pada Konsep Gaya
Melalui Penerapan Model Siklus
Belajar (Learning Cycle) 5E
Pujayanto (2006) dengan judul
penelitian Miskonsepsi IPA (Fisika)
pada Guru SD
Penelitian Yang
Dilakukan Oleh Peneliti
Miskonsepsi IPA Fisika
Siswa Kelas V Semester 2
SD Negeri Se-Kecamatan
Cangkringan Kabupaten
Sleman Tahun 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Miskonsepsi IPA Fisika masih terjadi pada siswa kelas V semester 2 SD
Negeri se-Kecamatan Cangkringan, Sleman pada konsep gaya, konsep sifat-
sifat cahaya, konsep pesawat sederhana, dan konsep proses pembentukan
tanah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III metode penelitian membahas mengenai jenis penelitian, waktu dan
tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, serta teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survey menurut
Margono (dalam Darmawan, 2013 : 37) adalah proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data angka sebagai alat menemukan
keterangan tentang apa yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif dapat
dilakukan dengan penelitian deskriptif, penelitian hubungan/korelasi,
penelitian kuasi-eksperimental, dan penelitian eksperimental. Sugiyono
(2011 : 8) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
biasanya digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. Penelitian kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel
yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat
digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan paparan dari kedua ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa penelitian kuantitatif adalah proses pengumpulan data menggunakan
angka. Penelitian kuantitatif pada umumnya menggunakan sampel yang
diambil secara random atau acak. Pengumpulan data dilakukan dengan
instrumen tes tertulis melalui metode survey.
Metode survey menurut Sukmadinata (2008 : 82 83) sering
digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang
besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Tiga karakteristik dari
survey adalah: 1) Informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang
untuk mendiskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti:
kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, 2) Informasi
diperoleh dari melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis bisa juga
lisan) dari suatu populasi, 3) Informasi diperoleh dari sampel, bukan dari
populasi.
Effendi (2012 : 3 4) memaparkan bahwa penelitian survey adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survey
dapat digunakan untuk maksud (1) penjajakan (eksploratif), (2) deskriptif,
(3) penjelasan, (4) evaluasi, (5) prediksi, (6) penelitian operasional, (7)
pengembangan indikator-indikator soaial.
Kedua pemaparan di atas dapat ditatrik kesimpulan bahwa metode
penelitian survey merupakan penelitian dengan populasi yang banyak akan
tetapi hanya diambil beberapa sampel untuk mewakilinya. Penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menggunakan metode survey sebagai alat untuk mengetahui miskonsepsi
IPA Fisika pada semester 2 siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan
Cangkringan, Sleman.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman dengan melihat miskonsepsi IPA Fisika yang ada
di SD Negeri tersebut. Pemilihan tempat di SD se-Kecamatan
Cangkringan karena berdasar wawancara yang telah dilakukan dengan
guru dan kepala sekolah di SD Negeri kecamatan Cangkringan.
Berdasarkan hasil wawancara pra survei ditemukan permasalahan
mengenai miskonsepsi pada mata pelajaran IPA Fisika. Rendahnya
pemahaman siswa tentang materi IPA Fisika membuat rendahnya
KKM yang ditentukan. Penelitian dikhususkan pada SD Negeri se-
Kecamatan Cangkringan, Sleman yang menerapkan KTSP atau
kurikulum 2006 dengan Standar Kompetensi (SK) 5. Memahami
hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya dan
Kompetensi Dasar (KD) 5.1 Mendeskripsikan hubungan antara gaya,
gerak dan energi melalui percobaan (gaya gravitasi, gaya gesek, gaya
magnet), 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat
pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya, 6.2 Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dari bahan, 7.1 Pesawat sederhana dengan menerapkan sifat-sifat
cahaya, 7.2 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena
pelapukan, serta 7.3 Mendeskripsikan struktur bumi.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan
Desember 2015. Penyusunan proposal dilakukan pada bulan Maret
yang dilanjutkan dengan mengurus perijinan di bulan April. Bulan
April juga dilakukan penyusunan instrumen penilaian dan melakukan
validasi instrumen beserta revisi dan uji coba instrumen pada bulan
Mei. Pengumpulan data dari seluruh SD Negeri se-Kecamatan
Cangkringan berlangsung selama satu bulan yaitu pada bulan Juni.
Bulan Juli dan bulan Agustus dilakukan pengolahan data untuk
disusun sebagai laporan pada bulan September, Oktober, dan
November. Bulan Desember dilakukan revisi-revisi dari skripsi
sebelum ujian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik
suatu kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, melainkan objek dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
benda-benda alam yang lain. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada
pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi semua
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek maupun objek, Sugiyono
(2011 : 80).
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri
se-Kecamatan Cangkringan, Sleman yang berjumlah 324 siswa.
Populasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1. Populasi
Penelitian.
Tabel 3.1. Populasi Penelitian
No Nama SD Alamat Desa/
Kelurahan
Jumlah
Siswa
1 SD N BRONGGANG Gayam Argomulyo 15
2 SD N BRONGGANG BARU Bronggang Argomulyo 24
3 SD N CANGKRINGAN I Brongkol Argomulyo 9
4 SD N CANGKRINGAN II Jetis Argomulyo 11
5 SD N KUWANG Kwangen Argomulyo 17
6 SD N BANARAN Jiwan Argomulyo 11
7 SD N CANCANGAN Gatak Gatak 31
8 SD N GLAGAHARJO Glagahharjo Glagaharjo 22
9 SD N SRUNEN Gading Glagaharjo 22
10 SD N KEPUHARJO Batur Kepuharjo 30
11 SD N UMBULHARJO II Gondang Umbulharjo 43
12 SD N UMBULHARJO Plosorejo Umbulharjo 12
13 SD N GUNGAN Geblok Wukirsari 6
14 SD N KIYARAN I Kiyaran Wukirsari 19
15 SD N KIYARAN II Sembungan Wukirsari 14
16 SD N PUSMALANG Pusmalang Wukirsari 18
17 SD N WATUADEG Watuadeg Wukirsari 20
Total Siswa 324
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi, Sugiyono (2011 : 81). Sampel dalam penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ini dihitung dengan menggunakan tabel Krejcie dan Morgan dengan
taraf kepercayaan 95% dan taraf kesalahan 5%. Fenandez (dalam
Sumanto, 2014 : 210) menuliskan bahwa untuk menentukan besar
sampel Krejcie dan Morgan telah memberikan aturan praktis.
Dari penghitungan populasi penelitian yang peneliti lakukan,
diperoleh yaitu 324 siswa, maka berdasarkan tabel Krejcie dan
Morgan pada lampiran 2.2, sampel yang diambil dalam penelitian ini
sebesar 169 siswa. Sampel ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Sampel Sekolah = Jumlah siswa kelas V x Jumlah Sampel (169)
Populasi
Setelah melakukan penghitungan, sampel setiap sekolah dapat dilihat
sebagai berikut pada tabel (3.2. Hasil Penghitungan Sampel) :
Tabel 3.2. Hasil Penghitungan Sampel
No. Nama SD Jumlah
Siswa Sample Penelitian
Pem-
bulatan
1 SD N BRONGGANG 15 15
324 169 = 7,8 8
2 SD N BRONGGANG
BARU 24
24
324 169 = 12,48 12
3 SD N CANGKRINGAN I 9 9
324 169 = 4,68 5
4 SD N CANGKRINGAN II 11 11
324 169 = 5,72 6
5 SD N KUWANG 17 17
324 169 = 8,84 9
6 SD N BANARAN 11 11
324 169 = 5,72 6
7 SD N CANCANGAN 32 32
324 169 = 16,64 17
8 SD N GLAGAHARJO 22 22
324 169 = 11,44 11
9 SD N SRUNEN 22 22
324 169 = 11,44 11
10 SD N KEPUHARJO 30 30
324 169 = 15,6 16
11 SD N UMBULHARJO II 43 43
324 169 = 22,36 22
12 SD N UMBULHARJO 12 12
324 169 = 6,24 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
No. Nama SD Jumlah
Siswa Sample Penelitian
Pem-
bulatan
13 SD N GUNGAN 6 6
324 169 = 3,12 3
14 SD N KIYARAN I 19 19
324 169 = 9,88 10
15 SD N KIYARAN II 14 14
324 169 = 7,28 7
16 SD N PUSMALANG 18 18
324 169 = 9,36 9
17 SD N WATUADEG 20 20
324 169 = 10,4 10
Total 169
Peneliti melakukan perhitungan untuk menetukan jumlah sampel
sebelum peneliti menentukan anggota sampel dari populasi. Penentuan
anggota sampel ini menggunkan simple random sampling. Simple random
sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,
2011: 82).
Peneliti dalam menentukan anggota sampel yaitu dengan cara
membuat undian. Peneliti menggunaka gulungan kertas kecil yang diberi
nomor, nomor tersebut berupa nomor absen siswa yaitu sebagai nomor
populasi. Peneliti mengambil gulungan tesebut secara acak sesuai dengan
jumlah sampel yang telah ditentukan setiap sekolahnya.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
ditetapkan dan dipelajari oleh peneliti sehingga dapat diperoleh informasi da
dapat ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2009 : 60). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu miskonsepsi IPA Fisiska sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
variabel bebas dan siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan
sebagai variabel terikat.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan melalui beberapa
cara yakni interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi
(pengamatan), dan studi dokumenter (Sukmadinata, 2008 : 216). Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melalui studi
dokumenter yakni merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan
peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen untuk memperoleh
data yang diperlukan dalam penelitian (Mahdi, 2014 : 119). Dokumen-
dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data siswa kelas V
dari UPT maupun dari masing-masing sekolah.
Selain studi dokumenter penelitian ini menggunakan teknik
wawancara. Wawancara (interview) menurut Sugiyono (2011 : 137 138)
adalah teknik yang dapat digunakan oleh peneliti apabila ingin melakukan
studi pendahuluan guna menemukan permasalahan yang harus diteliti.
Selain itu peneliti dapat mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dalam jumlah responden sedikit atau kecil. Peneliti menggunakan
teknik wawancara untuk mengetahui dan memperoleh informasi tentang
pemahaman siswa pada konsep IPA Fisika kelas V semester 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes.
Instrumen tes digunakan untuk mengetahui miskonsepsi IPA siswa kelas V
SD se-Kecamatan Cangkringan, Sleman. Tes merupakan salah satu alat
untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek (Widoyoko, 2009 : 45). Tes yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes pilihan ganda dan uraian. Instrumen tes yang
digunakan berupa 50 soal pilihan ganda dan 11 soal uraian. Kisi-kisi soal tes
yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pilahan Ganda dan Uraian
No Kompetensi
Inti
Kompetensi
Dasar (KD) Indikator
Nomor Soal
Pilihan
Ganda
Nomor
Soal
Uraian
1.
5
5.1 5.1.1 1, 2, 3 2
5.1.2 4, 5, 6