Transcript

18 KAMIS, 14 APRIL 2011EEKONOMIKONOMI NASIONALPertamina bakal

Gagal Kuasai 100%Blok West Madura

PRESIDEN mengklaim berhasil mengurangi tingkat pengang-guran. Indikasinya, pertum-buhan jumlah orang yang be-kerja lebih tinggi ketimbang penambahan angkatan kerja dalam setahun terakhir.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) per tanggal 10 Agustus 2010 lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan jumlah angkatan kerja Indonesia kini mencapai 116,5 juta orang atau naik 2,7 juta orang dari jumlah angkat-an kerja tahun sebelumnya.

Pada saat sama, jumlah orang yang bekerja 108,2 juta orang. Angka ini meningkat 3,3 juta orang jika dibandingkan de-ngan tahun sebelumnya.

“Belum semua bekerja. Ma-sih ada yang menganggur, tetapi dari angkatan kerja yang bertambah 2,7 juta namun ter-serap 3,3 juta, berarti pengang-guran berkurang. Tren inilah yang harus kita jaga,” kata Presiden saat membuka Temu Konsultasi Lembaga Kerja Sama Tripartit Nasional dan Daerah 2011 di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Menurut Presiden, tren positif itu dijaga dengan mem-perbanyak penyerapan tenaga kerja oleh industri, pertanian dan jasa. Ia meminta semua pemimpin, baik pemerintah

pusat, gubernur, bupati, mau-pun wali kota memiliki pemi-kiran serupa untuk memperbe-sar penyerapan tenaga kerja.

Sementara itu, untuk angka kemiskinan, pemerintah te-tap yakin akan sesuai target, yakni 11,5%-12,5% meskipun sebelumnya Bank Dunia mem-prediksi angka kemiskinan Indonesia tahun ini akan le-bih tinggi dari 2010 sebesar 13,3%.

Menurut Bank Dunia, ke-naikan harga minyak mentah dunia dan krisis pangan akan mengerek tingkat kemiskinan tersebut.

Asisten Deputi Menko Kes-ra Magdalena mengatakan optimisme itu didasari pada empat cluster penanggulangan kemiskinan yang dikembang-kan pemerintah.

“Perlindungan dan bantuan sosial, pemberdayaan masyara-kat, peningkatan UMKM, serta program serbamurah seperti transportasi murah, rumah murah, dan air murah,” ujar Magdalena di Jakarta, kemarin. (Nav/*/E-2)

UPAYA PT Pertamina (persero) untuk menguasai Blok West Madura Offshore sebagai ope-rator dan kepemilikan saham 100% sepertinya akan kandas. Pemerintah hanya memberi-kan tambahan saham 10% dan memberi dua perusahaan na-sional untuk mengambil alih masing-masing 12,5% saham Kodeco dan CNOOC.

“Menteri ESDM Darwin Za-hedy Saleh sudah menyatakan hanya menyetujui penambahan 10% saham Pertamina sehingga menjadi 60%. Padahal Per-tamina sudah beberapa kali mengajukan permintaan dan kesanggupan untuk mengelo-la sepenuhnya blok tersebut. Pemerintah menghalangi dan tidak berpihak pada Pertami-na,” ujar anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto di sela acara Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition 2011 di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, pemerintah mencoba menunjukkan keber-pihakan pada pihak nasional dengan menyetujui pengam-bilan masing-masing 12,5% saham dua pemegang saham

asing di blok migas tersebut yakni Kodeco dan CNOOC.

“Kalau seperti itu bentuknya hanya bagi-bagi kue. Yang di minta itu memaksimalkan posisi Pertamina supaya mak-simal juga penerimaan untuk negara,” tukasnya.

Karena itu, imbuhnya dalam rapat dengan Menteri ESDM setelah masa reses berakhir, Komisi VII akan mempertanya-kan hal itu.

Hal senada diungkapkan mantan anggota DPR dari Partai Amanat Nasional, Hatta Taliwang. “Padahal Pertamina sudah gigih memperjuangkan kepemilikan tersebut guna mewujudkan target produksi migas 1 juta barel pada 2015 mendatang,” tegas Hatta.

Kontrak kerja sama Blok West Madura pertama kali ditandatangani pada 7 Mei 1981 dengan porsi kepemilikan saham Pertamina 50%, Kodeco 25% dan CNOOC 25%. Kontrak blok ini akan berakhir pada Mei 2011. Adapun produksi minyak di blok tersebut mencapai 14 ribu barel per hari dan gas 92 juta standar kaki kubik per hari.(Jaz/E-4)

JAJANG SUMANTRI

DUA komoditas sek-tor agrobisnis, yaitu kacang kedelai dan minyak sawit men-

tah (crude palm oil/CPO), saat ini menyimpan persoalan yang membutuhkan campur tangan pemerintah.

Untuk kacang kedelai, perso-alan yang dihadapi menyang-kut bea impor yang hingga kini masih dibebaskan atau dikenai bea masuk 0%. Sebaliknya, persoalan yang membelenggu CPO terkait keluhan petani kelapa sawit tentang bea keluar yang tinggi.

Pembebasan bea masuk ka-cang kedelai dikhawatirkan akan memukul produktivitas petani kedelai di Tanah Air.

Seperti diungkapkan Safari, perajin tempe di Bintaro, Jakar-ta Selatan, ia lebih memilih ka-cang kedelai impor asal China untuk bahan baku produksinya ketimbang kedelai lokal. “Bi-asanya memang dapat pasokan dari importir. Kedelai impor harganya Rp6.300 per kilo-gram, sedangkan kedelai lokal Rp6.500 per kilogram.”

Mengenai bea masuk kacang kedelai, Menteri Pertanian Sus-wono mengatakan saat ini harga kedelai memang relatif stabil. Namun, pihaknya akan tetap memperhatikan kondisi petani kedelai di dalam negeri.

“Kami akan mengkaji bea masuk impor kedelai. Jika nanti harga jatuh, kemudian petani kedelai kita terpuruk, mereka pasti tidak akan ber-

gairah memproduksi kedelai. Tentu saja saya akan usulkan kepada Kementerian Perda-gangan untuk dikenakan lagi bea masuk,” kata Suswono di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), kemarin.

Sikap itu diambil bila harga kedelai lokal jatuh dan petani kedelai dalam negeri semakin terpuruk akibat serbuan kedelai impor. Kementerian Pertanian akan terus melakukan komu-nikasi dengan Kementerian Perdagangan tentang hal itu.

Minta dihapuskanSementara itu, petani kelapa

sawit mengeluhkan bea keluar yang tinggi.

Mereka menganggap ber-larut-larutnya pembahasan skema baru bea keluar CPO menunjukkan ketidakseriusan pemerintah dalam membela nasib petani dan industri ke-lapa sawit nasional.

Ketidakpastian revisi untuk skema bea keluar progresif yang berlaku saat ini membuat

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) me-minta penghapusan bea keluar ekspor CPO. “Yang terjadi saat ini, petani justru telah menjadi korban pemerasan pemerin-tah melalui kebijakan bea ke-luar CPO,” ujar Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsyad di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, jika dahulu Ap-kasindo masih bersabar dengan meminta pemerintah untuk merevisi kebijakan bea keluar yang progresif menjadi fl at, kini secara tegas Apkasindo me-minta bea keluar dihilangkan sama sekali.

“Apkasindo sekarang meno-lak bea keluar CPO dan men-desak pemerintah menjadikan bea keluar CPO menjadi 0%. Ti-dak ada gunanya diberlakukan bea keluar, kami hanya menjadi objek pemerasan karena bea keluar ini sama sekali tidak diikuti dengan dukungan un-tuk perkembangan perkebunan sawit,” tegas Asmar.

Saat menanggapi hal itu, Menteri Perindustrian MS Hi-dayat mengatakan bea keluar CPO diperlukan sebagai instru-men untuk menjaga stabilitas pasokan CPO dalam negeri dan untuk mengembangkan industri hilir CPO.

Menurutnya, penyempur-naan penetapan fl at bea keluar CPO mungkin dilakukan de-ngan memperlebar besaran interval perhitungan yang digunakan dalam penetapan bea keluar.

“Tidak mungkin bea keluar itu dihilangkan karena ber-fungsi sebagai pengendali. Ini bukan soal fl at atau progresif. Tapi, ke depan, harus ada yang diberikan kepada petani. Dalam pertemuan terakhir di Bogor, Presiden juga mene-gaskan, bea keluar itu juga dikembalikan ke petani untuk pengembangan. Juga untuk pembangunan infrastruktur,” pungkasnya. (*/E-4)

[email protected]

PEMERINTAH bersama-sama dengan dunia usaha se-dang memfinalisasi rencana induk (masterplan) perluasan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia. Master-plan ini diharapkan dapat menghapus jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi pembantu rumah tangga di luar negeri.

“Kalau arahnya ke penata rumah tangga, kita harus me-nguranginya dan suatu saat meniadakan. Dengan cara kita sediakan lapangan kerja yang le-bih banyak di negeri kita,” kata Presiden Susilo Bambang Yu-dhoyono di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, masterplan ini akan menjadi panduan bagi pe-merintah, baik pusat maupun daerah periode selanjutnya, hingga 15 tahun ke depan. Meskipun pemerintahan ber-ganti, siapa pun pemimpinnya diminta konsisten menjalankan masterplan itu sehingga sasar-an di 2025 bisa terwujud.

Sasaran itu ialah dibangun-nya koridor-koridor dan zona-zona ekonomi, serta cluster-cluster industri. “Nah kalau kita bicara itu, harapan saya, lebih banyak tenaga kerja yang akan diserap,” ujar Presiden.

Adapun untuk mencari so-lusi jangka pendek terhadap

permasalahan TKI, Presiden me negaskan telah membentuk tim terpadu.

Tim ini bertugas melakukan evaluasi menyeluruh, baik di dalam maupun di luar negeri tempat TKI bekerja.

Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mu-haimin Iskandar menyatakan pihaknya tengah mengevaluasi pengiriman TKI ke mayoritas negara-negara di Timur Tengah. Dalam daftar ini, Arab Saudi me-rupakan salah satu negara yang pengawasannya diperketat.

“Sebetulnya sudah semi-moratorium ke Saudi. Kalau ke Malaysia, tutup, Yordania tutup, ke Kuwait tutup,” im-buhnya.

Di samping negara tujuan, pemerintah juga membekukan sebanyak 30 perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) karena melanggar peraturan. Bahkan, masih ada sekitar 80 PJTKI yang akan mengalami nasib serupa. Pembekuan ter-sebut merupakan hasil evalu-asi total terhadap sekitar 520 PJTKI. (Nav/E-5)

Presiden Klaim Pengangguran Turun

RI Siapkan MasterplanHapus TKI Informal

BEA MASUK KEDELAI: Pekerja melubangi plastik kemasan tempe untuk membantu proses pematangan di Tegal Parang Utara, Mampang, Jakarta Selatan, Senin (11/4). Pembebasan bea masuk kacang kedelai dikhawatirkan akan menghambat produktivitas petani kedelai di Tanah Air.

Kedelai dan CPO TungguCampur Tangan Pemerintah

Bila ditemukan harga kacang kedelai impor lebih murah daripada harga kedelai lokal, akan diusulkan pencabutan pembebasan bea masuk kedelai impor.

Tren inilah yang harus kita jaga.”

MI/PANCA SYURKANI

MI/USMAN ISKANDAR

ZTE LIGHT TAB: Model memperlihatkan Tablet PC Android 3G 7î Layar Sentuh ‘ZTE Light Tab’ saat peluncurannya di Jakarta, Selasa (12/4). Akses internet ZTE Light menggunakan jaringan HSUPA dengan kecepatan unduh hingga 7,2 Mbps dan kecepatan unggah hingga 5,76 Mbps.

Susilo B YudhoyonoPresiden RI

Top Related