Transcript

MINGGU, 22 JULI 2018

Persyaratan kemudahaan ini disediakan-pada ruang publik (public for all), terma-suk baik bagi penyandang disabilitas,anak-anak, lanjut usia, maupunibuhamil.Apakah persyaratan teknis yang

harus disediakan pengguna BG?.Mendasarkan pada amanat UU nomor 28 tahun

2002 tentang Bangunan Gedung, maka selain terda-pat persyaratan administratif, maka terdapat per-syarakat teknis yang harus dipenuhi bagi semuapengguna bangunan. Persyaratan teknissalah satun-ya terkait dengan tata bangunan dan keandalanbangunan. Dari sisi keandalan bangunan, makasemua bangunan gedung umum (publik) harusmemeuhi syarat “kemudahaan”. Pengaturan lebihdetail telah tertuang dalam Permen PUPR No. 14tahun 2017 tentangPersyaratan Kemudahan padaBangunan Gedung.Setiap Bangunan Gedung danruang terbukanya harus memenuhi persyaratankemudahan yang meliputi persyaratan teknis dankelengkapan prasarana dan sarana dalam peman-

faatan Bangunan Gedung. Tulisanini akan menguraikan beberapapersyaratan teknis terpenting yang

harus diketahui, untuk kelengkapan sarana danprasarana akan disampaikan pada tulisan berikutnya.

Pemenuhan persyaratan kemudahan ini dilak-sanakan melalui penerapan prinsip Desain Universaldalam tahap pembangunan dan penggunaan ukurandasar ruang yang memadai,ukuran dasar ruang yangmemadai ini ditentukan berdasarkan pada kebutuhanruang gerak, dimensi peralatan sertasirkulasi.

Contoh paling mudah adalah pada penentuandimensi koridor ruang, bila memperhatikan kebutuhanstandar, maka maka dimensi lebar ruang untuk ber-jalan orang normal adalah 60 cm, namun dalam uni-versal desagnn kita harus memperhatikan untukdimensi gerak tuna netra (90 cm), pengguna kruk (95cm) dan pengguna kursi roda (92). Untuk koridor duaarah, maka secara standar kita hanya memerlukan120 cm, namun dalam universal desaign kita kitaharus mengalokasikan minimal dimensi bagi satuorang normal ditambah satu kursi roda, sehinggadimensi minimal yang dihasilkan adalah 152 cm (60cm + 92 cm), lihat pada gambar 1.

Perbedaan ketinggian manusia dari anak kecilsampai dewasa juga memiliki dimensi ketinggian per-abot yang berbeda pula, penempatan tinggi westafelstandar 85 cm adalah tidak akomodatif bagi anak-anak, sehingga kita juga harus menyediakan westafeldengan ketinggian 70 cm untuk anak-anak. Konsepyang sama juga berlaku untuk peneyiaan urinal bagianak-anak (40 cm) dan dewasa (60 cm), lihat pada

gambar 2.Persyaratan Kemudahan

Persyaratan kemudahan ini meliputi tersedi-anya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman,dan nyaman bagi setiap pengguna dan pengunjungyang harus mempertimbangkan hubungan horizontalantarruang/antarbangunan, hubunganvertikal antar-lantai serta sarana evakuasi.

Hubungan Horizontal Antar Ruang/Bangunan1. PintuPintu masuk/keluar utama memiliki lebar efektif

bukaan paling sedikit 90 cm, untuk pintu ayun (swingdoor) 1 arah pada ruanganyang dipergunakan olehpengguna dan pengunjung dalam jumlah besar,harus dapat membuka ke arah luar ruangan untukkemudahan evakuasi pada saat terjadi kebakaranatau keadaan darurat lainnya.Pintu ayun 1 arah teruta-ma pada area publik harus dapat memberikan visibili-tas yang jelas terhadap objek di balik pintu atau orangyang mendekat ke arah pintu diantaranya denganpemasangan kaca dan harus dipasang tidak lebih dariketinggian 75 cm dari permukaan lantai (lihat gambar3).

Khusus pintu bagi penyandang disabilitas tidakboleh pintu geser manual (kecuali otomatis), pintuyang berat dan sulit untuk dibuka/ditutup, pintu yangterbuka ke 2 arah (“dorong” dan “tarik”) serta denganbentuk pegangan yang sulit dioperasikan.

2. Jalur pedestrian dan Jalur Pemandu

Jalur pedestrian merupakan jalur yang digunakanoleh pejalan kaki atau pengguna kursi roda secaramandiri yang dirancang berdasarkan kebutuhanorang untuk bergeraksecara aman, mudah, nyamandan tanpa hambatan. Lebar jalur pedestrian tidakkurang dari 150 cm untuk jalur 1 arah dan tidak kurangdari 160 cm untuk jalur 2 arah, lebar jalur pedestriandapat berukuran 180 cm ñ 300 cm atau lebih untukmemenuhi kebutuhan terhadap intensitas pejalan kakiyang tinggi.Kelandaian sisi lebar jalur pedestrianpaling besar 20, sedangkan kelandaian sisi panjangjalur pedestrian paling besar 50.Area istirahat harusdibuat setiap jarak 900 cm. Jalur pedestrian dapatdilengkapi dengan tempat duduk untuk beristirahat(gambar 5).

Jalur pemandu merupakan jalur yang berfungsisebagai jalur sirkulasi bagi Penyandang Disabilitasnetratermasuk penyandang gangguan penglihatanyang hanya mampu melihat sebagianyang terdiriatas ubin pengarah dan ubin peringatan. Ubin pen-garah (guiding block) bermotif garis berfungsi untukmenunjukkan arah perjalanan, sedangkan ubinperingatan (warning block) bermotif bulat berfungsiuntuk memberikan peringatan terhadap adanya per-ubahan situasi disekitarnya (gambar 6).

3.Selasar dan KoridorSelasar merupakan jalur sirkulasi di luar yang tidak

dibatasi oleh dinding atau dibatasi paling banyak oleh1 (satu) sisi dinding.Selasar harus memiliki lebarefektif yang cukup untuk dilewati oleh pengguna kursiroda atau 2 orang berpapasan paling sedikit 140cm.(53)

— Baju Arie Wibawa, S.T., M.T., AA, IAI |Dosen Prodi Arsitektur Fakultas Teknik danInformatika UPGRIS; Sekretaris Umum IAI

Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan Bab II pasal 2 dan 3 dari Undang-Undanng no 6 Tahun 2017 tentang Arsitek diatur dan di jelaskan bahwa Pasal 2, Praktik

Arsitek berasaskan profesionalitas, integritas, etika,keadilan, keselarasan, kemanfaatan, keamanan dankeselamatan, kelestarian dan keberlanjutan. Dalamhal ini sangat jelas bahwa ada banyak hal yang sangatdiperhatikan. Dengan begitu praktik arsitek setelahUndang-Undang terbit memiliki peran dan nilai yanglebih berarti baik untuk profesi arsitek terlebih untukmasyarakat pada umumnya. Masing-masing asasmemiliki makna yang mendalam apabila ada upayauntuk melaksanakan dan mencapainya, berkaitandengan hal tersebut sangat penting di lakukan sosial-isasi dan upaya-upaya yang nyata.

Pasal 3, Pengaturan Arsitek bertujuan untuk: a. Memberikan landasan dan kepastian hukum

bagi arsitek, sebelum adanya Undang-undangmemang arsitek tidak memiliki landasan dan kepast-ian hukum di dalam berpraktek dan berprofesi dan inisangat di perlukankarena dalam berpraktik tidak ter-lepas dari resiko, hak dan tanggung jawab. Dengan

kita memiliki Undang-undang ini profesi kita sudahmemiliki landasan dan kepastian hukum yang meng-atur sehingga ada jaminan dan kemantapan dalam kitaberpraktek tentu kita harus mau untuk lebihmeningkatkan kapasitas untuk mencapinya.

b. Memberikan perlindungan kepada Pengguna

Jasa Arsitek dan masyarakat dalam Praktik Arsitek.Yang mendapat perlindungan bukan hanya ProfesiArsitek tetapi juga kepada masyarakat Penggunayang artinya bahwa pengaturan ini adil dan di mak-sudkan profesi arsitek bisa berprofesi dengan benar,bertanggung jawab dan bisa melaksanakan kewa-

jibannya dan mendapatkan hak juga sesuai denganpelayanan dan di hargai, sebaliknya masyarakatjuga bisa mendapatkan pelayanan dengan baik men-dapatkan hak sesuai dengan kewajibannya.

c. Memberi arah pertumbuhan dan perkembanganprofesi arsitek yang berdaya saing tinggi serta memili-ki keahlian dan hasil pekerjaan yang berkualitas.

d. Mendorong peningkatan kontribusi Arsitekdalam pembangunan nasional melalui penguasaandan pemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Dari penjabaran tujuan pengaturan Arsitek di atassangat jelas bahwa ada upaya peningkatan peran,tanggungjawab dan tantangan bagi arsitek yang nyatasehingga kita kita mengambil keputusan akan berpro-fesi sebagai arsitek sudah memiliki arah tujuan yangmantab dan mampu mempertanggungjawabkansecara profesi, sosial dan hukum, oleh sebab itu marikita tingkatkan kapasitas kita sebagai arsitek sehinngaperan kita, keberadaan kita, karya kita bahkan pemiki-ran kita bisa memberi dampak positif dari lingkunganyag terkecil terlebih kepada bangsa dan dunia.(53)

— Sugiarto, IAI | KetuaIkatanArsitek IndonesiaDaerah Jawa Tengah

Setiap pengguna (pemilik atau pengelola) dan pengunjung

bangunan gedung (BG) memiliki hakyang sama untuk dapat mengakses

dan menjalankan aktivitasnya dalambangunan gedung secara aman,

nyaman, mudah, dan mandiri.

Oleh Baju Arie Wibawa

Oleh Sugiarto, IAI

Top Related