Download - MI 2
Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD) BAPELKES BATAM
DESKRIPSI SINGKAT
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA)
merupakan masalah yang berdampak sangat buruk di masyarakat/sekolah.
Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mengatasinya, antara lain melalui
pelatihan bagi para pembina dalam rangka pemberdayaan
masyarakat/sekolah. Untuk itu para pembina masyarakat/sekolah perlu
memahami konsep penyalahgunaan NAPZA tersebut secara tepat, paling
tidak yang pokok-pokok atau yang essensial.
Modul ini akan membahas tentang NAPZA meliputi: undang-undang terkait
penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif),
pengertian, manfaat lain dari Napza, dan jenis masing-masing Napza.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu memahami Napza,
serta UU narkotika dan psikotropika.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat :
1. Menjelaskan tentang Narkotika
2. Menjelaskan tentang Psikotropika dan penyalahgunaannya
3. Menjelaskan tentang Zat Adiktif
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
1. Narkotika
1.1 UU tentang Narkotika
1.2 Pengertian Narkotika
1.3 Manfaat Narkotika
1.4 Jenis Narkotika
2. Psikotropika
2.1 UU tentang Psikotropika
2.2 Pengertian Psikotropika
2.3 Manfaat Psikotropika
2.4 Jenis Psikotropika
3. Zat Adiktif
3.1 Pengertian Zat Adiktif
3.2 Manfaat Zat Adiktif
3.3 Jenis Zat Adiktif
MATERI PEMBELAJARAN:
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 8
MODUL 2
PENGENALAN NAPZA Dan UU Tentang
NARKOTIKA Dan PSIKOTROPIKA
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
PENGENALAN NAPZA Dan UU Tentang
NARKOTIKA Dan PSIKOTROPIKA
A.NARKOTIKA
Indonesia dalam keadaan bahaya narkoba dilihat dari kualitas dan
kuantitas kejahatan serta kerugian yang ditimbulkan. Kerugian ekonomi
lebih dari Rp 50 triliun per tahun. Jenis narkotika yang diperdagangkan kini
meliputi heroin, kokain, dan sabu kualitas baik. Jumlah kejahatan
meningkat dari 26.000 kasus pada 2010 menjadi 29.000 kasus pada 2011.
Setiap hari 50 orang meninggal karena narkotika secara langsung atau
tertular HIV/AIDS melalui jarum suntik. Yang dirugikan bukan hanya
pemakai, melainkan juga keluarga dan masyarakat umum.
Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkotika sudah hampir tak bisa
dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah
mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Tentu saja hal ini bisa membuat orang tua, organisasi masyarakat, dan
pemerintah khawatir.
Upaya pemberantas narkotika pun sudah sering dilakukan, namun masih
sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja
maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang
terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Orang tua diharapkan
untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar selalu menjauhi
penyalahgunaan Narkotika.
1. Undang-Undang tentang Narkotika
Delik hukum dan ketentuan lain mengenai narkotika sebenarnya sudah
diatur dalam Undang-undang No.22 tahun 1997 tentang
Narkotika. Di sini tercantum jenis-jenis narkotika yang disalahgunakan,
akibat penyelehgunaan, serta sanksi hukum yang menyertai.
Dengan semakin maraknya penyalahgunaan narkotika disertai
penemuan baru jenis narkotika yang disalahgunakan, maka UU No. 22
tahun 1997 telah direvisi menjadi Undang-undang No. 35 tahun
2009 tentang Narkotika. Beberapa zat yang sebelumnya tercantum
sebagai psikotropika, pada undang-undang baru ini digolongkan ke
dalam jenis narkotika golongan 1 (Amphetamine, Metamphetamin, LSD,
dsb.) di samping tercantumnya zat-zat yang tergolong prekusor
pengoplosan/ pembuatan narkotika beserta delik hukumnya.
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 9
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
2. Pengertian Narkotika
Narkotika : Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman (sintesis atau semi sintesis) yang menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
3. Manfaat Narkotika untuk Kepentingan Medis
Sebenarnya narkotika sangat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan dan
pengobatan, terutama digunakan untuk mengatasi nyeri yang diderita
pasien kanker stadium terminal, nyeri kepala atau nyeri lainnya yang
sukar dihentikan dengan analgetika lainnya, nyeri akibat pembedahan,
atau korban-korban perang. Namun demikian beberapa efek samping
taraf ringan yang mempengaruhi kesadaran, mempengaruhi keadaan
jiwa seseorang (depresan, stimulant, atau halusinogen), bahkan efek
ketergantungan, semakin memperparah kondisi seseorang yang dengan
sengaja menyalahgunakan narkotika ini.
Beberapa cara penyalahgunaan narkotika dapat diuraikan sebagai
berikut:
- Dihirup/dihisap (Nge-drag)
- Efek dalam tubuh baru hilang setelah dua hari.
- Pengguna akan merasa segar, bersemangat, tidak lelah, tidak lapar.
Namun mudah tersinggung, gugup, sulit tidur, mual-mual, merasa
haus terus menerus, keringat dingin, hipertensi.
- Mengakibatkan disorientasi mental, rasa cemas tinggi, paranoia,
- Penggunaan terus menerus dalam jangka panjang menimbulkan
ketergantungan fisik (adiksi) dan kematian.
4. Jenis-jenis Narkotika berdasarkan UU no. 35 tahun 2009
a. Narkotika Golongan I :
• digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan,
• tidak ditujukan untuk terapi
• potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan,
• Contoh:
1. Papaverin/ Somniverum : Opium, Jicing, Heroin
2. Tanaman Koka – Kokain
3. Ganja, Lysergic Acid (LSD), Fensiklidine, Moskalina
4. MDMA, Amfetamine, Metamfetamina
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 10
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 11
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
LSD
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 12
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
b. Narkotika Golongan II:
berkhasiat pengobatan, sebagai pilihan terakhir
digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan
Contoh: metadona, morfin, petidin
c. Narkotika Golongan III:
• berkhasiat pengobatan
• banyak digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu
pengetahuan
• potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 13
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
• Contoh: kodein, bufenorfina
d. Prekursor Narkotika
Tabel 1. Tergolong ke dalam precursor ini adalah:
Ephedrine, Norephedrine, dan Pseudoephedrine
Potasium Permanganat
Tabel 2. Tergolong ke dalam precursor ini adalah:
Acetone, Ethyl Ether, Hydrocloric Acid, Methyl Ethyl Ketone,
Phenylacetic Acid, Piperidine, Sulphuric Acid, Toluene.
B. PSIKOTROPIKA
1. Undang-Undang tentang Psikotropika
Delik hukum dan ketentuan lain mengenai psikotropika sebenarnya sudah
diatur dalam Undang-undang No. 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika. Di sini tercantum jenis-jenis psikotropika yang
disalahgunakan, akibat penyalahgunaan, serta sanksi hukum yang
menyertai.
Namun dengan terbitnya Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika, maka beberapa zat yang tergolong psikotropika menjadi
tergolong sebagai narkotika golongan 1 berikut delik hukum yang
menyertainya.
2. Pengertian Psikotropika
Psikotropika: Zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas normal dan perilaku.
3. Manfaat Psikotropika untuk Kepentingan Medis
Manfaat psikotropika ternyata lebih banyak untuk ilmu pengetahuan dan
pengobatan, terutama digunakan untuk mengatasi gangguan jiwa baik
ringn ataupun berat. Namun demikian beberapa efek yang
disalahgunakan meliputi mempengaruhi keadaan jiwa seseorang
(depresan, stimulant, atau halusinogen) membuat zat-zat ini marak
disalahgunakan. Efek ketergantungan yang ditimbulkan seolah tidak
membuat seseorang penyalah guna untuk menghentikan kecanduannya,
namun semakin menjadi dan memperparah kondisi orang tersebut.
Efek dan manfaat zat-zat yang tergolong psikotropika dapat dilihat pada
bagan berikut ini:
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 14
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
Beberapa cara penyalahgunaan psikotropika dapat diuraikan sebagai
berikut:
- Sebagian besar diminum sebagai pil atau larutan.
- Pengguna akan merasa segar, bersemangat, tidak lelah, tidak lapar.
Namun mudah tersinggung, gugup, sulit tidur, mual-mual, merasa
haus terus menerus, keringat dingin, hipertensi.
- Mengakibatkan disorientasi mental, rasa cemas tinggi, paranoia,
- Penggunaan terus menerus dalam jangka panjang menimbulkan
ketergantungan fisik (adiksi) dan kematian.
4. Jenis Psikotropika berdasarkan UU No. 5 tahun 1997
a. Psikotropika Golongan I:
digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
tidak digunakan dalam terapi
potensi amat kuat mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: ekstasi, shabu, LSD (sekarang beberapa zat yang termasuk
golongan I ini digolongkan ke dalam narkotika golongan I)
b. Psikotropika Golongan 2
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
berkhasiat pengobatan, dapat digunakan dalam terapi,
potensi kuat mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: amfetamin, metilfenidat atau ritalin
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 15
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
c. Psikotropika Golongan 3
berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
tujuan ilmu pengetahuan
potensi sedang mengakibatkan ketergantungan
Contoh: fenobarbital, flunitrazepam
d. Psikotropika Golongan 4
berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
untuk tujuan ilmu pengetahuan
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
Contoh: diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohipnol,
Dumolid, Mogadon
C. ZAT ADIKTIF
1. Pengertian Zat Adiktif
Zat adiktif : Zat atau obat yang dapat menyebabkan ketagihan (adiksi),
atau
bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif selain yang disebut
Narkotika dan Psikotropika
2. Manfaat Zat Adiktif
Sebagian besar zat adiktif digunakan sehari-hari sebagai bahan keperluan
rumah tangga, bahan habis pakai perkantoran, pelumas mesin. Beberapa
diantaranya merupakan racun alami untuk keperluan berburu atau
pertanian. Namun banyak juga yang sengaja dipergunakan secara
individual, bahkan menjadi budaya dan kebiasaan pada beberapa
komunitas. Efek yang ditimbulkan ternyata dapat mempengaruhi keadaan
jiwa seseorang (depresan, stimulant, atau halusinogen) bahkan dapat
membunuh seseorang bila disalahgunakan. Efek ketergantungan yang
ditimbulkan memang tidak seberat narkotika atau zat psikotropika,
namun bila dibiarkan tentunya dapat menjerumuskan seseorang
pengguna zat adiktif menjadi penyalah guna narkotika atau zat
psikotropika.
3. Jenis Zat Adiktif
Beberapa zat adiktif yang perlu diketahui dan memang banyak
dipergunakan sehari-hari oleh masyarakat diantaranya adalah:
a. Alkohol
Penggunaannya di masyarakat diatur menurut Keppres No. 3 tahun
1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.
Berbentuk minuman yang mengandung etanol (etil alkohol), dan
bersifat menekan susunan syaraf pusat.
Merupakan gaya hidup atau bagian dari budaya
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 16
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
Namun ada jenis alcohol lain yang bukan berbentuk minuman
tetapi disalahgunakan untuk membuat seseorang dalam keadaan
mabuk sampai keracunan. Contohnya: methanol bahan pembersih,
atau spiritus
b. Inhalansia/ Solvent
Zat-zat ini dipergunakan sebagai campuran atau pelarut bahan-
bahan kimia, bersifat mudah menguap.
Mengandung senyawa organik (benzil alkohol),
terdapat pada:
barang keperluan rumah tangga,
kantor
pelumas mesin,
sering disalah gunakan dengan cara dihirup langsung dan
menimbulkan sensasi tersendiri sampai terjadi keracunan
Contoh: Lem, tiner, penghapus cat kuku, bensin
c. Tembakau (Rokok)
Pemakaian sangat luas di masyarakat.
Kadar nikotin yang bisa diserap oleh tubuh per batangnya 1-3 mg.
Dosis letal: 60 mg nikotin sekali pakai
Pemakaian rokok dan minuman beralkohol terutama pada remaja,
menjadi pintu masuk penyalahgunaan narkotika dan zat
psikotropika
d. Kafein
zat stimulansia
dapat menimbulkan ketergantungan jika dikonsumsi melebihi 100
mg /hari atau lebih dari dua cangkir kopi
ketergantungan psikologis.
Minuman energi sering kali menambahkan kafein dalam
komposisinya.
e. Tumbuhan beracun lainnya
Beberapa jenis tumbuhan yang beracun ternyata mengandung efek
memabukkan dan menimbulkan ketergantungan, dan banyak
disalahgunakan di masyarakat. Tergolong tumbuhan semacam ini
adalah jamur kotoran sapi (terkenal dengan nama magic mushroom),
bunga kecubung, katinon, dan lain sebagainya.
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 17
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
VIII. REFERENSI
1. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional 2007. Strategi Nasional (Stranas)
penanggulangan HIV/AIDS 2007 – 2010.
2. UU No. 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika
3. UU No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika
4. UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
5. Costigan. G, Crofts. N & Reid. G. Diterjemahkan oleh I Wayan Juniarta dan
Made Setiawan (penerjemah Utama). Pedoman Mengurangi Damapak
Buruk Narkoba di Asia (Edisi bahasa Indonesia)
6. BNN. 2003. Metode Therapeutic Community.
7. BNN. 2006. Kamus Narkoba
8. BBPK Ciloto 2012. Modul Konsep Napza: Pelatihan Desa Peduli NHA
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 18
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 19
Cocaine
EcstasySedatives
Amphetamine
Shabu
Ganja
Ecstasy Sedatives
Cocaine
[Modul Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan (AIDS, Narkoba, BHD)] BAPELKES BATAM
Modul 2 Pengenalan Napza, dan UU tentang Narkotika dan Psikotropika 20