Menimbang
Mengingat
I~ ( -;·r . I\
f.1 • l
l l ~ '
I:., 6,i . ~.1..!,. ..... ~
,•:. S'°'
MENT ER! LUAR NEGE RI REPUBLIK IND ONCSIA
PERA.TURAN MENTER! LUAR NEGER1 REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 01 TAHUN 2014
TENTANG
KONSUL KEHORMATAN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa untuk membantu Perwakilan Republik Indonesia dalam
melaksanakan vis1 dan misinya memperjuangkan Kepentingan
Nasional Indonesia di negara penerima, dapat diangkat Konsul
Kehormatan Repu blik Indonesia;
b. bahwa Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor 09/OR/O1/91/01
Tahun 1991 tentang Pedoman Umum Pengangkatan dan Tata Kerja
Konsul Kehormatan sudah tidak sesuai lagi dengan tun tu tan
kebutuhan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapka.n Peraturan Menteri Luar
Negeri tentang Konsul Kehormatan Republik Indonesia;
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 198 2 tentang Pengesahan Konvensi
Wina mengenai Hubungan Diplomatik beserta Protokol Opsionalnya
mengenai Hal Memperoleh Kewarganegaraan (Vienna Convention on
Diplomatic Relations and Optional Protocol to the Vienna Convention on
Diplomatic Relations concerning Acquisition of Nationality) Tahun 1961
dan Pengesahan Konvensi Wina mengenai Hubungan Konsuler
beserta Protokol Opsionalnya mengenai Hal Memperoleb
Kewarganegaraan (Vienna Convention on Consular Rela tions and the
Optional Protocol to the Vienna Convention on Consular Relations
concerning Acquisition of Nationality) Tahun 1963 , (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 2; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3211) ;
L ( JI ( ......... .. } ~ ( ... ....... . ) (--~ ---) ( .... /. ... } (t i Q ( ........... } (.fr .. )
Dir. Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu Di ·en lrj en ' KA.BAKP Manaj eme n Aspasaf Amer op
)\ ( ........... )
Dir . Hukum
(' . 'I ' ·'. I : ~ -~•' .~. ·
, '/<VII,~\ '\
MENTER! LUAR NEGERI REPUBLIK INDON ESIA
- 2 -
2 . Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar
Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156,
Tambahan Lembaran Negara Repu blik Indonesia Nomor 3882);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang -Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5 . Undang -Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 , Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera , Bahasa dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5035);
7 . Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 ten tang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127 , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4890);
8. Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisas i
Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri;
9. Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK. 06/A/OT/VI/2004/01
Tahun 2004 tentang Organisas i dan Tata Kerja Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Luar Negeri Nomor 05 Tahun 2011 (Berit a Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 350);
10.Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 07 Tahuh 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 448);
L ~ (.~ ... . ) ( .... /. ... ) Q (ft. .... ) ( ......... .. ) ( ... ........ ) du) ( ........ ... )
Sahli Dirj en . Sekj en Wam enlu D rjen lrjen KA.BAKP
Manajemen Aspa saf Amerop
(l lr ~ . ~ ~
~ 'Ml~ :(Jt: J. -~~·
\ I
MENTER! LUAR NEGER J REPUBLIK INDON ESIA
- 3 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTER! LUAR NEGERI TENTANG KONSUL KEHORMATAN
REPUBLIK INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
(1) Perwakilan Republik Indones ia di luar negeri , yang selanjutnya disebut Perwakilan
adalah Perwakilan Diplomatik dan Perwak:ilan Konsuler Republik Indonesia yang
secara resmi mewakili dan memperjuangkan kepentingan Bangsa, Negara, dan
Pemerintah Republik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima dan/ atau
organisasi internasional.
(2) Kepala Perwakilan Diplomatik adalah Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh,
Wakil Tetap Republik Indonesia, Kuasa Usaha Tetap dan Kuasa Usaha Sementara
yang masing-rnasing memimpin perwakilan di negara penerima atau wilayah kerja
atau organisasi internasional .
(3) Konsul Kehorrnatan Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut Konsul
Kehormatan adalah warga negara dari negara penerirna, yang diangkat oleh Presiden
atas usul Menteri Luar Negeri yang memiliki kualifikasi tertentu untuk
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu di negara penerima.
(4) Negara penerima adalah negara tempat kedudukc:Ul Perwakilan.
(5) Tim Penilai Konsul Kehormatan, yang selanjutnya disebut Tim Penilai adalah tim
yang dibentuk oleh Menteri Luar Negeri untuk usulan menilai pengangkatan ,
perpanjangan, pemberhentian dart kinerja Konsu l Kehormatan.
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2
(1) Konsul Kehormatan berkedudukan di wilayah kerja tertentu di negara penerirna.
)\ L ~ ( .. ~ .. ) JI Q
( ........... ) ( ...... ' .... ) ( ..... . ..... ) ( ........... ) ,£) ( .... .. ..... ) Dir. Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wam enlu D rjen Irjen
Ma najemen Aspasaf Amerop
(.tt ... ) KA.BAKP
/l J .' f>i\ I ,. :~ '
i ·,., · .. ,I j .. 1, : •, ~-~
. l . . . ' ' ~ .A ,. ' ,,,;u~ ..
MENTER! LUAR NEGE RI REP UBLIK INDO NC.SIA
- 4 -
(2) Konsul Kehormatan bertanggung jawab kepada Kepala Perwaki.lan Diplomatik yang
membawahkannya.
(3) Pembinaan dan pengawasan Konsul Kehormatan secara operasional dan
administratif dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab dari Kepala Perwakilan
Diplomatik yang membawahkannya.
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Pa sal 3
Konsul Kehormatan mempunyai tugas untuk membantu pelaksanaan sebagian tugas dan
fungsi Perwakilan yang membawahkannya di wilayah kerja tertentu di negara penerima.
Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dima.ksud dalam Pasal 3 , Konsul Kehorma tan
menyelenggara.kan fungsi:
a. pelayanan dan perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia;
b. peningkatan hubungan dan kerjasama ekonomi dan sosial budaya;
c. promosi ekonomi, perdagangan, pariw isata, investasi, tenaga kerja dan jasa;
d. promosi sosial budaya; dan
e. pengama t an dan pelaporan.
BAB IV
PENGANGKATAN, PERPANJANGAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 5
(1) Pengangkatan Konsul Kehormatan ditetapkan dengan Keputusan Presiden atas usul
Menteri Luar Negeri .
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan rekomendasi Sekretaris
Jenderal.
( L1 IL ~ ( .. ~ ... ) ( ..... 1..) dg~) ( .. Q ..... ) {}:;AK~ ( ........ ... ) ( ...... ..... )
Dir. Hukum Sahli Dirjen . Sekjen Wamenlu Irjen Manajemen Aspasaf Amerop
Al , l\ r . '·ft ) . r .. ..:., . ,j¥1 . :. '!~. ~-..
.....___,,~~ ... , r ,?"1"\,
MENTER ! LUAR NEGER I REPUBLI K INDONl::SIA
- 5 -
Pasal 6
(1) Pengangkatan Konsul Kehormatan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. tidak adanya Perwakilan Repu blik Indonesia di kota tern pat Konsul Kehormatan
berdomisili;
b. adanya kebutuhan nyata untuk mengangkat Konsul Kehormatan di wilayah
kerja tertentu di negara penerima;
c. mendukung pencapaian visi dan misi Perwakilan di wilayah kerja Konsul
Kehormatan;
d. jumlah Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia yang berada di
wilayah kerja Konsul Kehormatan;
e. memiliki potensi kerja sama dengan Indonesia dalam bidang-bidang ekonomi,
perdagangan, investasi, pariwisata, jasa, tenaga kerja dan sosial budaya; dan
f. adanya permohonan tertulis yang bersangkutan.
(2) Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Perwakilan
Diplomatik mengusulkan Konsul Kehormatan kepada Menteri Luar Negeri yang
dipilih dari kalangan profesional yang memiliki kualitas, kompetensi, reputasi dan
integritas yang tinggi.
Pasal 7
( 1) Persyaratan untuk diusulkan sebagai Konsul Kehormatan sebagai berikut:
a. warga negara dari negara penerima;
b. bukan pegawai pemerintah negara penerima;
c. mempunyai hubungan kerja yang baik dengan lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif atau perusahaan dan menduduki posisi sebagai pimpinan;
d. mempunyai akses dan jejaring kerja yang luas dengan berbagai pemangku
kepentingan di wilayah kerja tertentu;
e. warga negara yang terhormat dan terpandang dalam masyarakat;
f. membuat surat pernyataan bersedia untuk diangkat sebagai Konsul
Kehormatan;
g. rnemiliki repu tasi baik dari segi integritas, moral, sosial dan kemampuan
finansial;
h. berasal dari kalangan profesional yang memiliki kualitas dan kompetensi;
i. tidak pernah terlibat dalam perkara kriminal, tidak pernah dijatuhi hukuman
pidana dan tidak sedang dalam proses peradilan;
( .... )· .... ) j_ ~ 4 ( .... , .. ) Q (.ft .. ) ( ........... ) ( .. . ..... ... ) ( ... ~.~ .... ) (£) ( ........... ) Dir. Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu Di[ien Jrjen KA.BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
(l ,,.._,: ) :' ..J::,. l ~
. ·1~ ···.·?~~ .'
.. ":i£.~ ·1•r,. • \"\
MENTER! LUAR NEGERI REPUBUK INDONC SIA
- 6 -
J. mempunyai wawasan, minat, perhatian dan bersimpati terhadap Indonesia;
k. sehat jasmani dan rohani ;
1. berusia tidak lebih dari 65 tahun pada saat dicalonkan;
m. tidak sedang rnenjadi Konsul Kehorrnatan dari negara lain;
n. melengkapi daftar riwayat hidup; dan
o. mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri setempat.
p. Mampu berkomunikasi dalarn Bahasa Inggris dan/ atau Bahasa Indonesia.
(2) Tata cara pengangkatan Konsul Kehormatan sebagai berikut:
a. Perwakilan mengusulkan Konsul Kehormatan kepada Menteri Luar Negeri
melalui Sekretaris Jenderal.
b. Tim Penilai melakukan penilaian terhadap usulan Konsul Kehormatan.
c. Tim Penilai menyampaikan hasil penilaian kepada Sekretaris Jenderal.
d. Sekretaris Jenderal merekomendasikan kepada Menteri Luar Negeri mengenai
pengangkatan Konsul Kehormatan.
e. Menteri Luar Negeri menyampaikan usulan peng angkatan Konsul Kehormatan
kepada Presiden.
f. Presiden menetapkan Keputusan Presiden tentang Pengangkatan , Perpanjangan ,
Pemberhentian dan Surat Tauliah (Letter of Commission).
g. Menteri Luar Negeri menetapkan masa tugas Konsul Kehormatan berdasarkan
Keputusan Presiden sebagaimana dimaksud dalam huruf f.
h. Sekretaris Jenderal rnenyampaikan petikan Keputusan Presiden sebagairnana
dimaksud dalam huruf f kepada Kepala Perwakilan Diplomatik yang
membawahkannya.
Pasal 8
(1) Masa tugas Konsul Kehormatan adalah 5 (lima) tahun.
(2) Menteri Luar Negeri Republik Indonesia menetapkan masa tugas KonsuJ Kehormatan
terhitung mulai tanggal ditetapkannya Keputusan Presiden.
Pasal 9
(1) Masa tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dapat diperpanjang
dengan jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun tiap perpanjangannya.
(2) Perpanjangan masa tugas Konsul Kehormatan berikutnya harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
( .... J ... ) ~ ~ ( .. , ..... ) ( ..... /...) a Cr ( ....... .... ) ( ........... ) (!? ) ( ........... ) ( .. ........ . ) Dir. Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu Di jen lrjen KA.BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
( -' .. - . .
:1r.1 1·~"t.' \'\
MENTERI LUAR NEGER I REPUBLIK INDONE8 1A
- 7 -
a. pemyataan kesediaan yang bersangkutan untuk diperpanjang masa tugasnya;
b . usulan dan penilaian Kepala Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya;
c. hasil penilaian Tim Penilai;
d. persetujuan Menteri Luar Negeri terhadap rekomendasi Sekretaris Jenderal; dan
e. daftar riwayat hidup terbaru.
(3) Pernyataan Kesediaan dan Daftar Riwayat Hidup terbaru sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan kepada Kepala Perwakilan Diplomatik yang
membawahkannya paling lama 6 (enam) bulan sebelum berakhimya masa tugas.
Pasal 10
( 1) Masa tugas Konsul Kehormatan berakhir karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
c. selesainya masa tugas;
d. putusnya hubungan diplomatik dengan negara penerima;
e. pembukaan Kantor Perwakilan di wilayah kerja Konsul Kehormatan;
f. dinilai menyalahgunakan kedudukan, wewenang, tugas dan fungsi sebagai
Konsul Kehormatan.
(2) Dalam hal Konsul Kehormatan mengundurkan diri atas permintaan sendiri,
permohonannya harus diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelumnya .
(3) Atas pertimbangan kepentingan nasional, Presiden dapat mengakhiri masa tugas
Konsul Kehormatan sewaktu-waktu di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) atas usulan Menteri Luar Negeri.
(4) Presiden menetapkan Keputusan Pemberhentian Konsul Kehormatan atas usul
Menteri Luar Negeri.
BABV
TIM PENILAI
Pasal 11
(1) Menteri Luar Negeri membentuk Tim Penilai.
(2) Tugas Tim Penilai adalah:
a. menilai pengusulan pengangkatan, perpanjangan dan pemberhentian Konsul
Kehormatan;
) ~ ~ (.t .... ) ( .... , .. ) ~ (--~ -) ( ........ ... ) ( .... ....... ) ( ....... .... ) ,£ ) ( ......... .. ) Dir. Hukum Sahli Dirjen . Sekjen Wamenlu o •rjen Irjen KA.BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
t' . .f..'.~ \ , \. 1~ ,' I
11~ · ~)
' ··'/"l'f\\l(t
MENTER ! LUAR NEGERI REPUBLI K INOONESIA
- 8 -
b. menilai hasil monitoring dan evaluasi kinerja Konsul Kehormatan;
c. memberikan hasil penilaian terhadap hasil monitoring dan evaluasi kinerja
Konsul Kehormatan kepada Sekretaris Jenderal.
(3) Tim Penilai terdiri dari unsur Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Asia Pasifik
dan Afrika, Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Staf Ahli Bidang Manajemen
Kementerian dan satuan kerja terkait lainnya.
BAB VI
HAK ISTIMEWA DAN KEKEBALAN
Pasal 12
Hak istimewa dan kekebalan dapat diberikan kepada Konsul Kehorrnatan sesuai
peraturan perundang-undangan Indonesia, hukum dan kebiasaan internasional serta
perundang-undangan negara penerima.
BAB VII
PERANGKAT KERJA
Pasal 13
(1) Untuk keperluan administrasi melaksanakan tugas dan fungsi, setiap Konsul
Kehormatan memperoleh perangkat kerja dari Perwakilan yang membawahkannya ,
berupa:
a . Cap Dinas (Official Seals},
b. Bendera Negara Republik Indonesia,
c. Lambang Negara Republik Indonesia,
d. Foto Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia,
e. Konsul Kehormatan mendapat Kartu Tanda Pengenal dari Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia dan berlaku selama masa tugas,
f. kertas dan amplop dengan kop/kepala surat Lambang Negara Republik
Indonesia,
g. dokumen dan pu blikasi lainnya.
(2) Perangkat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah milik Pemerintah RI
dan hanya dapat digunakan selama bertugas sebagai Konsul Kehormatan
( J) i ~ (---~ --) ( .... /! .. ) ( __ (i _____ ) (.fr: .... ) ( ... .. , .. ... ) ( .......... . ) (fB)
Dir. Hukum Sahli Dirjen . Sekjen Wamenlu Di cien Irjen KA.BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
(,I
I , ~ \. ·• \1 ~ . ~ -~
• r 'Jiir!.111 , . t aa 1,.o ~1~m\
.\ I
MENTER! LUAR NEGERI REPUBLI K INDONESI,'\
- 9 -
(3) Perangkat kerja sebagaimana dimaksud pada aya t (1) wajib dikembal ikan kepada
Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya setelah berakhir masa tugasnya.
Pasal 14
Penggunaan perangkat kerja Konsul Kehormatan itu diatur sebagai berikut:
a. Cap Dinas:
1. hanya dipergunakan oleh Konsul Kehormatan selama menjalankan tugas dan
fungsinya;
2. Konsul Kehormatan bertanggung jawab atas keamanan pemakaian Cap Dinas
tersebut ;
3. bentuk dan cara penggunaan Cap Dinas yang dipergunakan Perwakilan berlaku
juga bagi Konsulat Kehormatan.
b. Tata Persuratan dan Kearsipan:
1. penggunaan kertas kop dengan Lambang Negara dan tata persuratan mengikuti
ketentuan yang berlaku di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik
Indonesia;
2. surat dengan Lambang Negara Republik Indonesia dilarang digunakan bagi su rat
menyurat yang sifatnya pribadi;
3. Konsul Kehormatan menyimpan dan memelihara arsip yang dilakukan oleh
Konsul Kehormatan;
4. penyimpanan arsip Konsul Kehormatan harus terjamin keamanan dan
kerahasiaannya;
5. semua arsip Konsul Kehormatan adalah milik Negara Republik Indon esia dan
harus dikembalikan kepada Kementerian Luar Negeri at au Perwakilan , pada saat
Konsul Kehorm atan berakhir masa tugasnya;
c. Bendera Negara:
1. Bendera Negara harus dikibarkan di Kantor Konsul Kehormatan setiap hari kerja
antara matahari terbit sampai matahari terbenam;
2 . dalam hal -hal luar biasa dapat diadakan pengecualian yaitu pengibaran bend era
siang malam seperti pada hari-hari perayaan nasional terten tu atau hari -hari
lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk memperingati
suatu peristiwa yang rnemiliki arti penting bagi bangsa dan negara ;
3. dalam hal hari besar Indonesia bersamaan jatuhnya dengan har i besar se tempat ,
Bendera Negara tidak dikibarkan;
/4_ ~ j ( .. ~ ... ) ell ,j?.) ( .. G. .... ) av
( ...... ..... ) ( ... ... ..... ) ( ..... ...... ) ( ........... ) ( .. .... .. .. . ) Sekj en Wamen lu mrj en Irjen KA. BAKP Dir. Hukum Sahli Dirj en .
Manaj emen Aspasaf Am erop
t,. -;-~ \ . j,- ,,. i .~ : . ,·' ,.~f.1 :, .
1•m'
MENTERI LUAR NEGERI REPU BUK INOONE5 1A
- IO -
4. dalam melaksanakan pengibaran Bendera Negara di Kantor Konsul Kehormatan,
diperhatikan kebiasaan dan peraturan protokoler negara penerima;
5. cara menaikkan, menurunkan, menyimpan dan menggunakan Bendera Negara
untuk penutup jenazah serta tata cara penggunaan lainnya berpedoman pada
protokol mengenai Bendera Negara dan Panji Kepresidenan Republik Indonesia
sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia.
d. Lambang Negara:
1. Lambang Negara dipasang sebagai perisai dengan cara menempelkannya di luar
atau di dalam ruangan pada dinding yang tegak lurus di tempat yang pantas dan
mudah dilihat;
2. apabila dalam suatu ruangan Lambang Negara ditempa tkan bersama -sama
dengan gambar Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik
Indonesia maka posisi Lambang Negara ditempatkan lebih tinggi dan berada di
antara gambar Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik
Indonesia.
e. Dokumen dan publikasi:
1. Perwakilan yang membawahkannya menyediakan Peraturan Perundang
undangan dan berbagai publikasi yang diperlukan oleh Konsul Kehormatan
dalam menjalankan tugas;
2. bahan -bahan publikasi tersebut diterbitkan dalam Bahasa Inggris dan bahasa
negara penerima.
BAB VIII
TATA KERJA
Pasal 15
(1) Konsul Kehormatan wajib melaksanakan koordinasi, integrasi, harmonisasi dan
sinkronisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi dengan Kepala Perwakilan
Diplomatik yang membawahkannya.
(2) Dal.am menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan , Konsul Kehormatan
wajib mengkoordinasikan dan menyampaikan kepada Kepala Perwakilan Diplomatik
yang membawahkannya.
j ~ ~ ~ ol ci , .. Ck. .. ) ( ........... ) ( .... .. ..... ) ( ... .... .... ) ( ... ,_,.,-,. .. ) ( ........ ... ) (h I ( ........... ) Dir. Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu n; ·en lrjen KA. BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
11,\
1 )i i' l ,i~ I 't'"'• .............. ~
II'\•
MENTER! LUA R NEGERI REPUBLIK INDON ESJA
- 11 -
(3) Konsul Kehormatan wajib menyampaikan laporan berkala setiap 3 (tiga) bulan
mengenai pelaksanaan program dan kegiatan, serta laporan khusus kepada Kepala
Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya.
(4) Konsul Kehormatan wajib melaksanakan kewajiban yang ditetapkan oleh Kepala
Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya.
Pasal 16
( 1) Kepala Perwakilan Diplomatik yang membawahkan Konsul Kehorma t an berwenang
dan wajib member ikan petunjuk , mengatur, memb imbing dan mengawasi
pelaksanaan program dan kegiatan Konsul Kehormatan.
(2) Kepala Perwakilan Diplomatik berwenang dan wajib untuk melaksanakan pertemuan
koordinasi dengan Konsul Kehormatan yang dibawahkannya tiap 6 (enam) bulan .
(3) Kepala Perwakilan Diplomatik berwenang dan wajib un tuk melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Konsul Kehormatan .
(4) Kepala Perwakilan Diplomatik melaporkan hasil moni t oring dan evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan Konsul Kehormatan kepada Menteri Luar Negeri
melalui Sekretaris Jenderal setiap 3 (tiga) bulan .
Pasal 17
Kepala Perwakilan berwenang dan wajib untuk melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap anggaran Perwakilan yang dipergunakan untuk membantu kegiatan
perlindungan Warga Negara Indonesia dan promosi Perwakilan yang dilaksanakan oleh
Konsul Kehormatan.
Pasal 18
( 1 l Konsul Kehormatan melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap keadaan dan
perkembangan ekonom.i , perdagangan, investasi, pariwisata, tenaga kerja Indonesia
dan sosial budaya serta hal -hal yang terkait dengan kepentingan perlindungan
Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia.
(2) Melaporkan jika terdapat peraturan-peraturan baru atau perubahan terhadap
peraturan lama yang dikeluarkan oleh negara penerima yang mempunyai pengaruh
terhadap kepentingan Indonesia .
(3) Semua laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan
kepada Perwakilan yang membawahkannya.
( .... ! .... ) ;l ~ ( .. t ... , cf · ,f~) ci (.$.-:: .. ) ( ........ ... ) ( ... ..... ... ) ( ........... ) ( ...... , .... ) Dir . Hukum Sahli Dirj en. Selcjen Wamenlu Irjen KA.BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
;\
r [ '
1, ' \
1,· 1 ,: I ~ .~
I • ~ ·~J.. ·· • l'f'Ti~"' .
MENTER! LUA R NEG ERI REPUBLI K INDON ESIA
- 12 -
Pasal 19
(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Konsul Kehormatan berada di bawah
koordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala Perwakilan yang
membawahkannya.
(2) Konsul Kehormatan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Perwakilan yang
membawahkannya .
Pasal 20
Dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya , Konsul Kehormatan wajib untuk:
a. menyediakan kantor yang letaknya di kawasan yang representatif dan mudah
dijangkau;
b. memiliki ruang kerja dan penyimpanan arsip;
c. memasang Lam.bang Negara , Foto Presiden dan Wakil Pres iden pada dinding ruang
kerja;
d. mempunyai alamat kantor dan sarana komunikas i, sepe r ti telepon, faksimil, si tus
in tern et dan e-mail.
Pasal 21
Dalam hal berhalangan menjalankan tugas dan fungsinya dalam jangka waktu tertentu ,
Konsul Kehormatan wajib memberitahukan Kepala Perwakilan Diplomatik yang
membawahkannya.
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 22
(1) Konsul Kehormatan tidak mendapatkan gaji atau honorarium dari Pemerintah
Repu blik Indonesia.
(2) Konsul Kehormatan dilarang memungut biaya dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya sebagai Konsu l Kehormatan.
)\ fa_, ~ ( .. ~ ... ) c/1 )p l (l .
(~ .. ) ( ... ... ... .. ) ( .. . .... ... . ) ( ........... ) ( .. . . .. .... ) ( ......... .. ) Dir . Hukum Sahli Dirjen . Sekjen Wam en lu Di_rjen [rjen KA. BAKP
Manaj emen Aspasaf Amer op
l \
~)
~. ~·· \ iwr.' 1
p~ ....... '-'r.ai,__...,
1•1·,1111-,.· •
MEN TER! LUA R NEGERI REPUB UK INDONE:.S IA
- 13 -
Pasal 23
(1) Konsul Kehormatan dalam pelaksanaan tu .gas dan fungsinya dapat memperole h
bantuan biaya kegiatan perlindungan WNI dan BHI serta promosi dari anggaran
Perwakilan RI yang membawahkannya.
(2) Besarnya bantuan biaya kegiatan sebagaimana climaksu d pada ayat (1) didasarkan
pada penilaian Kepala Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya atas
kebutuhan, sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
BABX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 24
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku , Konsul Kehormatan yang telah diangkat
sebelum Peraturan Menteri ini berlaku wajib mentaati ketentuan dalam Peraturan Menteri
1n 1.
BABXI
PENUTUP
Pasal 25
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor 09/OR/O1/91/01 Tahun 1991 tentang
Pedoman Um u m Pengangkatan dan Tata Kerja Konsu1 Kehormatan; dan
b. Pasal 57 ayat (3) Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK 06/A/OT/VI/2004/01
Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik Indonesia di
Luar Negeri.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
j Jc ~ ( 1¾> I " 0 (.rt .. ) ( .... cf .. ) ,f ) ( ..... . ..... ) ( ........... ) ( . . .. ...... . ) ( .. . ..... . .. )
Dir. Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu Di!tien Irjen KA. BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
•! I\
(I' . ....;.,' ·,
111)
'1W'' ·~ ~ ·-·}
,· ~ 1 ) ' ......,.. .... ,., 1''/11~"•
MENTER ! LUA R NEGERI REPUBLI K INDON E<ilA
- 14 -
Pasal 26
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar set iap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia .
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Februari 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
2014
R
NATALEGAWA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 219
( .... k .... ) !~ /Jl,, ( .. ~ .. ) ( .... /!...) (~ )
Q ( ..... ... ... ) ( ...... .... . ) ( ....... .... )
Dir. Hukum Sahl i Dirj en. Sekj en Wamen lu Dirj en lrj en Manajemen Aspasaf Amerop
( .. (t ... ) KA. BAKP
({:'. .. ~-~~ . ')· : 11,r.;.: t \;
\ l t ·, t~~
1,·n1tt,1 ~
MEN TER I LUAR NEGE RI REPUBLIK INOONESIA
PERATURAN MENTER! LUAR NEGERJ REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 01 TAHUN 2014
TENTANG
KONSVL KEHORMATAN REPUBLIK INDONES IA
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang a. bahwa untuk membantu Perwakilan Republik Indonesia dalam
melaksanakan visi dan misinya memperjuangkan Kepentingan
Nasional Indonesia di negara penerima, dapat diangkat Konsul
Kehormatan Repu blik Indonesia;
b. bahwa Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor 09/OR/O 1/91/01
Tahun 1991 tentang Pedoman Umum Pengangkatan dan Tata Kcrja
Konsul Kehormatan sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
kebutuhan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Luar
Negeri tentang Konsul Kehormatan Republik Indonesia;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvcnsi
Wina mengenai Hubungan Diplomatik beserta Protokol Opsionalnya
mengenai Hal Memperoleh Kewarganegaraan (Vi.enna Convention on
Diplomatic Relations and Optional Protocol to the Vienna Convention on
Diplomatic Relations concerning Acquisition of Nationality) Tahun 1961
dan Pengesahan Konvensi Wina mengenai Hubungan Konsuler
beserta Protokol Opsionalnya mengenai Hal Memperoleh
Kewarganegaraan (Vienna Convention on Consular Relations and the
Optional Protocol to the Vienna Convention on Consular Relations
concerning Acquisition of Nationality) Tahun 1963 , (Lembaran Negara
Republik lndonesia Tahun 1982 Nomor 2; Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3211);
(J) L ~ A ( ... d. .. ) ( ~ ) a {fr. .... ) ( ...... ..... ) ( ........... ) ( ... .. ~ .. ) { ........... ) Dir. Hukum Sahli Dirjen . SekJen Wamenlu Dirjen lrjen KA. BAKJ' Manajemen Aspasaf Amerop
j ( ........... )
Dir . Hukum
A ~ (
, . -:~•~ I ,,. (
: ' . I '•. '1tr.' I ,'7~ ·. ~._... l ''l,
MENTER I LUAR NEGERI REPUBLI K INDO NESIA
- 2 -
2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar
Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 , Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6 . Undang -Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5035) ;
7 . Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lem1:5aran Negara
Republik Indonesia Nomor 4890);
8. Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi
Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri;
9. Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK. 06/A/OT/VI/2004/0 1
Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Luar Negeri Nomor 05 Tahun 2011 (Ser ita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 350);
10.Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 07 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri (Serita Negara
Repu b lik Indonesia Tahun 2011 Nomor 448);
1 ~ ~ ( .... ✓. .. ) (.~ .. ) a rt ( .... .. ..... ) ( ........... ) ( ............. ) ( ........... ) ( .. .. ....... )
Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu Dirj en Irjen KA. BAKP Manajemen Aspasaf Amerop
f> ( . .C' I\ I \.~j :_ .. ·. \ • , I
.~ '-· I ~ • -.... ....... , .
, <p•'
MENTER ! LUAR NEGERI REPU BUK INDONESIA
- 1 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI TENTANG KONSUL KEHORMATAN
REPUBLIK INDONESIA .
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
(1) Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, yang selanjutnya disebut Perwakilan
adalah Perwakilan Diplomatik dan Perwakilan Konsuler Republik Indonesia yang
secara resrni mewakili dan memperjuangkan kepentingan Bangsa , Negara, clan
Pemerintah Republik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima dan/atau
organisasi internasional.
(2) Kepala Perwakilan Diplomatik adalah Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh,
Wakil Tetap Republik Indonesia, Kuasa Usaha Tetap dan Kuasa Usaha Sementara
yang masing-masing memirnpin perwakilan di negara penerima atau wilayah kerja
atau organisasi internasional.
(3) Konsul Kehormatan Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut Konsul
Kehormatan adalah warga negara dari negara penerima, yang diangkat oleh Presiden
atas usu! Menteri Luar Negeri yang memiliki kualifikasi tertentu untuk
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu di negara penerima.
(4) Negara penerima adalah negara tempat kedudukan Perwakilan.
(5) Tim Penilai Konsul Kehormatan, yang selanjutnya disebut Tim Penilai adalah tim
yang dibentuk oleh Menteri Luar Negeri untuk usulan menilai pengangkatan ,
perpanjangan, pemberhentian clan kinerja Konsul Kehormatan.
BASH
KEDUDUKAN
Pasal 2
(1) Konsul Kehormatan berkedudukan di wilayah kerja tertentu di negara penerima.
( Li /4_ /;L- ~ ( ..... ✓.) ( ~ ) CJ (.l.t .. ) ( ......... .. ) (, ..... ..... ) ( .... .,_, ..... ) ( ... ....... . ) Dir. Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu Dirjen Irjen KA.BAKP Manajemen Aspasaf Amerop
/ . -:-•1 .J\ I 'i f' _I
\ ~ -~' . ~~-· , ,,, •a•'\•
MENTERI LUAR NEGER I REPUBLIK IND ONESIA
- 4 -
(2) Konsul Kehormatan bertanggung jawab kepada Kepala Perwakilan Diplomatik yang
membawahkannya.
(3) Pembinaan dan pengawasan Konsul Kehormatan secara operasional dan
administratif dilaksanakan oleh dan menjadi tanggung jawab dari Kepala Perwakilan
Diplomatik yang membawahkannya.
BAB I1I
TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 3
Konsul Kehonnatan mempunyai tugas untuk membantu pelaksanaan sebagian tugas dan
fungsi Perwakilan yang membawahkannya di wilayah kerja tertentu di negara penerima .
Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Konsul Kehormatan
menyelenggarakan fungsi:
a . pelayanan dan perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia;
b. peningkatan hubungan dan kerjasama ekonorni dan sosial budaya;
c. promosi ekonomi, perdagangan, pariwisata, investasi, tenaga kerja dan jasa;
d. promosi sosial budaya; dan
e. pengamatan dan pelaporan.
BAB IV
PENGANGKATAN, PERPANJANGAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 5
(1) Pengangkatan Konsul Kehormatan ditetapkan dengan Keputusan Presiden atas usul
Menteri Luar Negeri.
(2) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan rekomendasi Sekretaris
Jenderal.
J /4_, ~ (.~ .... ) ( .... ✓..) (r ) Q £.tJ ( ........... ) ( ... ....... . ) ( ........... ) ( ........... )
Dir . Hukum Sahli Dirjen. Sekjen WamenJu Dnjen Irjen Manaj emen Aspasaf Amcrop
( ·> ' \
··iWl.n ) . Jir4 . • cWil. • .. ~D!_. .! ' ,,,
MENTE RI LUAR NEGE RI REPUBLIK IND ONEC,IA
- 5 -
Pasal 6
(1) Pengangkatan Konsul Kehormatan dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. tidak adanya Perwakilan Republik Indonesia di kota tempat Konsul Kehorrnatan
berdomisili;
b. adanya kebutuhan nyata untuk mengangkat Konsul Kehormatan di wilayah
kerja tertentu di negara penerima;
c. mendukung pencapaian visi dan nns1 Perwakilan di wilayah kerja Konsul
Kehormatan;
d. jumlah Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indon esia yang berada di
wilayah kerja Konsul Kehormatan;
e. memiliki potensi kerja sama dengan Indonesia dalam bidang-bidang ekonomi,
perdagangan, investasi, pariwisata , jasa, tenaga kerja dan sosial budaya; dan
f. adanya permohonan tertulis yang bersangku tan.
(2) Berdasarkan pertimbangan sebagairnana dimaksud pada ayat (1), Kepala Perwakilan
Diplomatik rnengusulkan Konsul Kehormatan kepada Menteri Luar Negeri yang
dipilih dari kalangan profesional yang memiliki kualitas, kompe tensi, reputasi dan
integritas yang tinggi.
Pasal 7
(1) Persyaratan untuk diusulkan sebagai Konsul Kehormatan sebagai berikut:
a . warga negara dari negara penerima;
b. bukan pegawai pemerintah negara penerima;
c. mempunyai hubungan kerja yang baik dengan lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif atau perusahaan dan menduduki posisi sebagai pimpinan;
d. mempunyai akses dan jejaring kerja yang luas dengan berbagai pemangku
kepentingan di wilayah kerja tertentu;
e. warga negara yang terhormat dan terpandang dalam masyarakat;
f. membuat surat pernyataan bersedia untuk diangkat sebagai Konsul
Kehormatan;
g. memiliki reputasi baik dari segi integritas, moral, sosial dan kemampuan
finansial;
h. berasal dari kalangan profesional yang memiliki kualitas dan kompetensi;
i. tidak pernah terlibat dalam perkara kriminaJ, tidak pernah dijatuhi hukuman
( ... J .... ) Dir. Hukum
pidana dan tidak sedang dalam pro ses peradilan;
l ( ........... )
Sahli Manajemen
~ ( ... ..... ... )
Dirjen. Aspasaf
(---~ ---) SekJen
( .... /1...} Wamenlu
( ~ ) Dirjen Amerop
(.Q ... ) lrjen
(,;r .... ) 1k.·s·AKP
t { · 1·· ~,: ' \
·_ .. I I..' I . 'i~~t
I ~~• \• .
'· 'l'rP\' ·;\
MENTERI LUAR NEGERI REPU BLIK INDO NESIA
- 6 -
J. mempunyai wawasan, minat, perhatian dan bersimpati terhadap Indonesia;
k. sehat jasmani dan rohani;
1. berusia tidak lebih dari 65 tahun pada saat dicalonkan;
m. tidak sedang menjadi Konsul Kehormatan dari negara lain;
n. me lengkapi daftar riwayat hidup; dan
o. mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Luar Negeri setempat.
p. Mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris dan/ atau Bahasa Indonesia.
(2) Tata cara pengangkatan Konsul Kehormatan sebagai berikut:
a. Perwakilan mengusulkan Konsul Kehormatan kepada Menteri Luar Negeri
melalui Sekretaris Jenderal.
b. Tim Penilai melakukan penilaian terhadap usulan Konsul Kehormatan.
c. Tim Penilai menyampaikan hasil penilaian kepada Sekretaris Jenderal.
d. Sekretaris Jenderal merekomendasikan kepada Menteri Luar Negeri mengenai
pengangkatan Konsul Kehormatan.
e. Menteri Luar Negeri menyampaikan usu lan pengangkatan Konsul Kehormatan
kepada Presiden.
f. Presiden menetapkan Keputusan Presiden tentang Pengangkatan, Perpanjangan,
Pemberhentian dan Surat Tauliah (Letter of Commission).
g. Menteri Luar Negeri menetapkan masa tugas Konsul Kehormatan berdasarkan
Keputusan Presiden sebagaimana dimaksud dalam huruf f.
h. Sekretaris Jenderal menyarnpaikan petikan Keputusan Presiden sebagaimana
dimaksud dalam huruf f kepada Kepala Perwakilan Diplomatik yang
membawahkannya.
Pasal 8
(1) Masa tugas Konsul Kehormatan adalah 5 (lima) tahun.
(2) Menteri Luar Negeri Republik Indonesia menetapkan masa tugas Konsul Kehormatan
terhitung mulai tanggal ditetapkannya Keputusan Presiden .
Pasal 9
(1) Masa tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dapat diperpanjang
dengan jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun tiap perpanjangannya.
(2) Perpanjangan masa tugas
persyaratan sebagai berikut:
,J i Dir. Hukum
/4~ ( ... ..... ... )
Sahli Manajemen
~ ( ........... )
Dfrjen. Aspasaf
Konsul Kehormatan berikutnya harus memenuhi
( .. ~ .. . ) ( .... ,.) (.~ I Q fr
( ... ..... ... ) ( .... ....... ) Sekjen Wamenlu Dirje n lrjen KA . BAKP
Amerop
I " ' .I\ (
~' • .- •.• · C ·· , i,~ I : 1
}' -~ /' I _,
----~~ '\
MENT ER! LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA
- 7 -
a. pernyataan kesediaan yang bersangkutan untuk diperpanjang masa tugasnya;
b. usulan dan penilaian Kepala Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya;
c. hasil penilaian Tim Penilai;
d. persetujuan Menteri Luar Negeri terhadap rekomendasi Sekretaris Jenderal; dan
e. daftar riwayat hidup terbaru .
(3) Pemyataan Kesediaan dan Daftar Riwayat Hidup terbaru sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) disampaikan kepada Kepala Perwakilan Diplomatik yang
membawahkannya paling lama 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa tugas.
Pasal 10
(1) Masa tugas Konsul Kehormatan berakhir karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
c. selesainya masa tugas;
d. putusnya hubungan diplomatik dengan negara penerima;
e. pembukaan Kantor Perwakilan di wilayah kerja Konsul Kehormatan;
f. dinilai menyalahgunakan kedudukan, wewenang, tugas dan fungsi sebagai
Konsul Kehormatan.
(2) Dalam hal Konsul Kehormatan mengundurkan diri atas permintaan sendiri,
permohonannya harus diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
(3) Atas pertimbangan kepentingan nasional, Presiden dapat mengakhiri masa tugas
Konsul Kehormatan sewaktu -waktu di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) atas usulan Menteri Luar Negeri.
(4) Presiden menetapkan Keputusan Pemberhentian Konsul Kehormatan atas usu!
Menteri Luar Negeri.
BABV
TIM PENILAI
Pasal 11
( 1) Menteri Luar Negeri membentuk Tim Penilai.
(2) Togas Tim Penilai adalah:
a. menilai pengusulan pengangkatan, perpanjangan dan pemberhentian Konsul
Kehormatan;
, I) ~ ~ i cl ,.fl?.) a (.~ .) ( ... ..... .. . ) ( .. . .... .... ) ( ..... c ... ) ( ...... ..... ) ( .. ....... .. ) Dir. Hukum Sahli Dirjen . Sel<je n Wamenl u Dirjen lrjen KA. BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
( "?! .. \ 1 ,, . . . ) .. ,·, ~ ' . (. ~ ,-~- ~ ; ,)
""''. MENTERI LUAR NEGER I REPUBLI K INDO NESIA
- 8 -
b. menilai hasil monitoring dan evaluasi kinerja Konsul Kehormatan;
c. memberikan hasil penilaian terhadap hasil monitoring dan evaluasi kinerja
Konsul Kehonnatan kepada Sekretaris Jenderal.
(3) Tim Penilai terdiri dari unsur Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Asia Pasifik
dan Afrika, Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Staf Ahli Bidang Manajemen
Kementerian dan satuan kerja terkait lainnya.
BAB VI
HAK ISTIMEWA DAN KEKEBALAN
Pasal 12
Hak istimewa dan kekebalan dapat diberikan kepada Konsul Kehormatan sesuai
peraturan perundang -undangan Indonesia, hukum dan kebiasaan internasional serta
perundang -undangan negara penerima.
BAB VII
PERANGKAT KERJA
Pasal 13
(1) Untuk keperluan administrasi melaksanakan tugas dan fungsi, setiap Konsul
Kehormatan memperoleh perangkat kerja dari Perwakilan yang membawahkannya,
berupa:
a. Cap Dinas (Official Seals),
b. Bendera Negara Republik Indonesia,
c. Lambang Negara Republik Indonesia,
d . Foto Presiden Republik Indonesia dan Wakil Pr esiden Republik Indonesia,
e. Konsul Kehormatan mendapat Kartu Tanda Pengenal dari Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia dan betlaku selama masa tugas ,
f . kertas dan am.plop dengan kop/kepala surat Lambang Negara Republik
Indonesia,
g. dokumen dan publikasi lainnya.
(2) Perangkat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah milik Pemerintah RI
dan hanya dapat digunakan selama bertugas sebagai Konsul Kehormatan
( ... ) .... ) ~ ~ (1t;: .... } ( .... /... .. } dg) Q ft.J ( ........... } ( ........... ) ( ...... ..... ) Dir.Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu Irjen
Manajemen Aspasaf Amerop
'\ (
I\, ,~ ~ . · , I ., ., 'i ~-· . ~ -~ . ··
• I ;,' I • - • ~TJV·'\
MENTERI LUAR NEGERI REPUBLI K INDONESIA
- 9 -
(3) Perangkat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dikembalikan kepada
Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya setelah berakhir masa tugasnya .
Pasal 14
Penggunaan perangkat kerja Konsul Kehormatan itu diatur sebagai beriku t :
a. Cap Dinas:
1. hanya dipergunakan oleh Konsul Kehormatan selama menjalankan tugas dan
fungsinya;
2. Konsul Kehormatan bertanggung jawab atas keamanan pemakaian Cap Dinas
terse but;
3 . bentuk dan cara penggunaan Cap Dinas yang dipergunakan Perwakilan berlaku
juga bagi Konsulat Kehormatan.
b. Tata Persuratan dan Kearsipan :
1. penggunaan kertas kop dengan Lambang Negara dan tata persuratan mengikuti
ketentuan yang berlaku di Kementerian Luar Negeri dan Perwa.kilan Republik
Indonesia;
2. surat dengan Lambang Negara Republik Indonesia dilarang digunakan bagi sura t
menyu r at yang sifatnya pribadi;
3. Konsul Keho rmatan menyimpan dan memelihara arsip yang dilakukan oleh
Konsul Kehormatan;
4. penyimpanan arsip Konsul Kehormatan harus terjamin keamanan dan
kerahasiaannya;
5. semua arsip Konsul Kehormatan adalah milik Negara Republik Indonesia dan
harus dikembalikan kepada Kementerian Luar Negeri atau Perwakilan , pada saat
Konsu l Kehormatan berakhir masa tugasnya;
c. Bendera Negara:
1. Bendera Negara harus dikibarkan di Kantor Konsul Kehormatan setiap hari kerja
antara matahari terbit sampai matahari terbenam;
2. dalam hal -hal luar biasa dapat diadakan pengecualian yaitu pengibaran bendera
siang malam seperti pada hari -hari perayaan nasional tertentu atau hari -hari
lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk memperingati
suatu peristiwa yang memiliki arti penting bagi bangsa dan negara;
3. dalam hal hari besar Indonesia bersamaan jatuhnya dengan hari besar setempat,
Bendera Negara tidak dikibarkan;
~ ~l ~ (.+. .... ) cf (fil ) Cl (.& ) ( .. .. ....... ) ( ... .... ... . ) ( .... ...... . ) ( ... . .. . .. .. ) ( .. .... ..... ) D ·en Irjen KA. BAKP Dir . Hukum Sahli Dirjen . Sekjen Wamenlu
Manajemen Aspasaf Amerop
l ... ~/ \ l j~ I.
<tlt 11\'\ \ •
MENTER! LUAR NEGERI REPUBLI K INDON ESIA
- IO -
4. dalam melaksanakan pengibaran Bendera Negara di Kantor Konsul Kehormatan,
diperhatikan kebiasaan dan peraturan protokoler negara peneri.ma;
5. cara menaikkan , menurunkan, menyirnpan dan menggunakan Bendera Negara
untuk penutup jenazah serta tata cara penggunaan lainnya berpedoman pada
protokol mengenai Bendera Negara dan Panji Kepresidenan Republik Indonesia
sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia.
d. Lambang Negara:
1. Lambang Negara dipasang sebagai perisai dengan cara menempelkannya di luar
atau di dalam ruangan pada dinding yang tegak lurus di tempat yang pantas dan
mudah dilihat;
2. apabila dalam suatu ruangan Lambang Negara ditempatkan bersama-sama
dengan gambar Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik
Indonesia maka posisi Lambang Negara ditempa tkan lebih tinggi dan b er ada di
antara gambar Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik
Indonesia.
e. Dokumen dan publikasi:
l. Perwakilan yang membawahkannya menyediakan Peraturan Perundang
undangan dan berbagai publikasi yang diperlukan oleh Konsul Kehormatan
dalam menjalankan tugas;
2 . bahan -bahan publikasi tersebut diterbitkan dalam Bahasa Inggris dan bahasa
negara penerima.
BAB VIII
TATA KERJA
Pasal 15
(1) Konsul Kehormatan wajib melaksanakan koordinasi, integrasi, harmonisasi dan
sinkron isasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi dengan Kepala Perwakilan
Diplomatik yang membawahkannya.
(2) Dalam menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan , Konsul Kehormatan
wajib mengkoordinasikan dan menyampaikan kepada Kepala Perwakilan Diplomatik
yang membawahkannya.
j ;l ~ ( .. ~ ... ) cl /:J: ( .. r:r .. ) ( ...... ..... ) ( .......... . ) ( ........ ... ) ( .. . .. .... .. ) (£ I
Dir. Hukum Sah li Dirjen. Sekje n Wamenlu D ·en lrjen KA. BAKP Manajemen Aspasaf Amerop
l )1
< - .• i ( • j~ ( I
•' .~~ '
'-- ~~1, .i •'Pl'\
MENTER! LUAR NEGERI REP UBLIK INDON ESIA
- 11 -
(3) Konsul Kehormatan wajib menyampaikan laporan berkala setiap 3 (tiga) bulan
mengenai pelaksanaan program dan kegiatan, serta laporan khusus kepada Kepala
Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya.
(4) Konsul Kehormatan wajib melaksanakan kewajiban yang ditetapkan oleh Kepala
Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya.
Pasal 16
( 1) Kepala Perwakilan Diplomatik yang membawahkan Konsul Kehormatan berwenang
dan wajib memberikan petunjuk, mengatur, membimbing dan mengawasi
pelaksanaan program dan kegiatan Konsul Kehormatan.
(2) Kepala Perwakilan Diplomatik berwenang dan wajib untuk melaksanakan pertemuan
koordinasi dengan Konsul Kehormatan yang dibawahkannya tiap 6 (enam) bulan.
(3) Kepala Perwakilan Diplomatik berwenang dan wajib untuk melakukan monitoring
dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Konsul Kehormatan.
(4) Kepala Perwakilan Diplomatik melaporkan hasil monitoring dan evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan Konsul Kehormatan kepada Menteri Luar Negeri
melalui Sekretaris Jenderal setiap 3 (tiga) bulan .
Pasal 17
Kepala Perwakilan berwenang dan wajib untuk melakukan pengawasan dan pengendalian
terhadap anggaran Perwakilan yang dipergunakan untuk membantu kegiatan
perlindungan Warga Negara Indonesia dan promosi Perwakilan yang dilaksanakan oleh
Konsul Kehormatan.
Pasal 18
(1) Konsul Kehormatan melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap keadaan dan
perkembangan ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, tenaga kerja Indonesia
dan sosial budaya serta hal-hal yang terkait dengan kepentingan perlindungan
Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia.
(2) Melaporkan jika terdapat peraturan-peraturan baru atau perubahan terhadap
peraturan lama yang dikeluarkan oleh negara penerima yang mempunyai pengaruh
terhadap kepentingan Indonesia.
(3) Semua laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan
kepada Perwakilan yang membawahkannya .
j ~ ~ ( .. ~ ... ) ( ... JJ.. ... ) (.Q .. ) ( .. & .. ) ( ........... ) (. .......... ) ( .... ....... ) ( ~ ) Dir. HUkum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu Di ·en lrjen KA.BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
1! (' . ,., . I ' C l'r-· .11, . 1 I
, (~~ ''f•.tt\
,~ \ I
I
MENT ERI LUAR NEGE RI REP UBLI K INDON l:.SIA
- 12 -
Pasal 19
( 1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Konsul Kehormatan berada di bawah
koordinasi dan bertanggung jawab kepada Kepala Perwakilan yang
membawahkannya.
(2) Konsul Kehormatan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi
sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Perwakilan yang
membawahkannya.
Pasal 20
Dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya , Konsul Kehormatan wajib untuk:
a. menyediakan kantor yang letaknya di kawasan yang representatif dan mudah
dijangkau;
b. memiliki ruang kerja dan penyimpanan arsip ;
c. mema san g Lambang Negara, Foto Presiden dan Wakil Presiden pada dinding ruang
kerja;
d. mempunyai alamat kantor dan sarana komunikasi, seperti telepon, faksimil, si tu s
internet dan e-mail.
Pasal 21
Dalam hal berhalangan menjalankan tugas dan fungsinya dalam jangka waktu tertentu,
Konsul Kehormatan wajib memberitahukan Kepala Perwakilan Diplomatik yang
membawahkannya.
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 22
(1) Konsul Kehormatan tidak mendapatkan gaji atau honorarium dari Pemerintah
Repu blik Indonesia.
(2) Konsul Kehormatan dilarang memungut biaya dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya sebagai Konsul Kehormatan.
J fa- //'v ( .. ~ .... ) ( ..... ✓..) (t ) (QI (.rt ... ) ( ..... . ..... ) ( ........... ) ( ........ ... )
Dir . Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu lrjen KA. BAKP Manajemen Aspasaf Amerop
,1 f . ~ .. ,(. ') I -~· ,
I 'l;t: .- ' ~ - ;,1~ .•·•
\ I ·.,"" ~ ...... ' J • ,,,'".,,,,.._.-
MENTER! LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
Pasal 23
(1) Konsul Kehormatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dapat memperoleh
bantuan biaya kegiatan perlindungan WNI dan BHI serta promosi dari anggaran
Perwakilan RI yang membawahkannya.
(2) Besarnya bantuan biaya kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan
pada penilaian Kepala Perwakilan Diplomatik yang membawahkannya atas
kebutuhan, sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
BABX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 24
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Konsul Kehormatan yang telah diangkat
sebelum Peraturan Menteri ini berlaku wajib mentaati ketentuan dalam Peraturan Menteri
ini.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 25
Pada saat Peraturan Menteri ini mu lai berlaku:
a. Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor 09/OR/O1/91/01 Tahun 1991 tentang
Pedoman Umum Pengangkatan clan Tata Kerja Konsul Kehormatan; dan
b. Pasal 57 ayat (3) Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor SK 06/A/OT/VI/2004/01
Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik Indonesia di
Luar Negeri.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
}\ ,Ir- ~ ( ... & .. ) ( ... . / ·\ ((L) (.fr✓. . • . ) ( ... ... ..... ) ( ... . ' .. .... ) ( ........ ... ) (f l Dir. Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu D' jen lrjen KA.BAKP
Manajemen Aspasaf Amerop
}I
t. ,j:~ j ' ,) - ~
··, ( ~ ..... ~-1•rr-
MENTER I LUAR NEGER I REPU BLIK INOON ESIA
- 14 -
Pasal 26
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini
dengan penempatannya dalam Seri ta Negara Repu blik Indonesia.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 Februari 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
Ditetapkan di Jakarta
2014
'ALEGAWA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 219
,, k_ (.Q: ... ) ( ... 1 .... ) '1{,.,, ( ... th .... ) ( .... I.. .. ) ( ...... ..... ) ( ....... .... ) ( ~ ) Dir . Hukum Sahli Dirjen. Sekjen Wamenlu D' ·en lrjen Manajemen Aspasaf Amerop
rr .... ) KA. BAKP