Transcript

MENJADI MUSLIMAH YANG DINANTI

Oleh : Atik

DAFTAR ISI1. Kita ingin dikenal sebagai apa ? 2. Pilihan hidupku. 3. Siapa takut jadi akhwat ? 4. Surga sebelum surga 5. Akhwat futur, siapa yang bertanggungjawab ? 6. Muslimah manja 7. To be a happy single 8. Menyadari kehadiran penolong kita 9. Menjadi muslimah yang dinanti 10. Kalau ada yang terbaikitu untukmu.. 11. Bahagia.kemana harus dicari ? 12. Lingkaran dengan sebuah titik ditengah 13. Kemudahan yang melenakan 14. XL girl..siapa takut ?! 15. Terbangkan Layang-layangmu 16. Menanti pangeran impian 17. Mo menikah ? Sabar dong !! 18. Dicari wanita cerdas

KITA INGIN DIKENAL SEBAGAI APA ?Oleh : AtikKita mengenal orang lain dengan apa-apa yang mereka lakukan. Dengan Apa yang menjadi kebiasaannya, atau yang telah menjadi karakternya. Atau apa yang sering dia lakukan. Kita mengenal orang cengeng, karena dia senang sekali mengungkapkan perasaannya dengan menangis. Kita mengenal orang pemarah karena mengenalnya sering mengungkapkan rasa kekesalannya dengan kemarahan dan lain sebagainya. Dan seharusnya kita juga menyadari, bahwa kita juga dikenal orang karena kebiasaan kita. Karena apa-apa yang kita lakukan. Dan itu seharusnya sudah cukup mampu untuk membuat kita waspada dengan apa yang kita kerjakan. Ketika kita menyebut Abu Bakar ash siddiq, apa yang kita kenang dari beliau ? Kejujurannya, ketsiqahannya kepada Rasullullah, Tadhiyahnya. Kita kenal Ali bin Abi Thalib dengan keberaniannya, dengan ilmunya, dengan kegemarannya puasa di hari yang terik dalam jihad fi sabillillah. Ustman dengan kedermawanannya, sifat pemalunya, Umar bin Kattab dengan keadilannya dan kita pun mengenal sahabat yang lain dengan ahsanu amalanya masing-masing. Pertanyaannyadengan apa kita akan dikenal oleh orang lain ? Tidak usahlah terlalu muluk dalam lingkup sampai bisa menoreh sejarah dan nama yang selalu dikenang sepanjang masa seperti para pahlawan besar. Tapi bagi sesuatu yang sangat dekat dan sangat esensial bagi hidup kita. Sesuatu yang sangat asasi. Kita mengetahui bahwa surga terdiri dari banyak pintu. Dan pintu-pintu itu tidak bisa kita masuki kecuali kita mempunyai passwordnya. Tanpa itu kita tidak akan diijinkan masuk kedalamnya. Kedalam surga yang penuh kenikmatan yang belum pernah disaksikan manusia itu. Kita kenal pintu puasa, dan hanya orang-orang yang ahli syaum saja yang diijinkan masuk surga melalui pintu ini. Kalau antum bukan ahlinya, jangan berharap bisa masuk lewat pintu ini. Penjaganya tidak bisa kita ajak nego. Kita juga kenal pintu-pintu yang lainnya, pintu zakat, sodaqah, pintu jihad, dan pintu yang lainnya. Nah.. sekarang, ingin dengan pintu yang mana kita masuk ke sana ? Ketika kita memilih salah satunya, berarti kita harus mempunyai passwordnya. menjadi ahlinya ! Kita tidak seberuntung Abu Bakar yang dia dikabarkan oleh Rosullullah diijinkan masuk ke Surga lewat pintu manapun. Karena pada kenyataannya, Abu Bakarlah pemilik hampir semua password pintu-pintu itu. Satu-satunya cara adalah..kita harus mulai menetapkan password apa yang ingin kita

miliki. Dan menjadikan itu sebagai ahsanu amala kita sehingga ketika berdiri di pintu yang kita maksudkan, pintu itu membuka untuk kita karena dia bisa mengenali password kita. Kita kejar ahsanu amala kita mulai sekarang. Ketika kita menginginkan Qiyamul Lail sebagai ahsanu amal kita, jadikan QL sebagai kebiasaan kita. Jadikan dia sebagai karakter kita. Qiyamul Lail adalah energi hidup kita. Dari kebiasaan itu, nantinya kita akan memetiknya sebagai karakter. Ada kalanya memang penanaman karakter melalui pembiasaan ini membutuhkan pemaksaan. Kalau diri kita masih ada kelemahan untuk mengejar amalan kita, paksa diri kita ke sana. Kadang memang untuk menjadi baik harus di paksa. Dengannya, kita berharap ia akan menjadi ahsanu amala kita. Perlu diingat, ahsanu amala setiap orang bisa jadi berlainan. Sama beragamnya dengan potensi manusia yang dititipkan oleh Allah kepada kita. Tugas kita adalah menggalinya dan menjadikan itu sebagai icon diri kita di depan Allah. Adalah saat terindah ketika kita diijinkan oleh Allah..menghampiri pintu surga yang kita maksud, dia bisa mengenali password kita. Jangan sampai kita sudah berjalan dari satu pintu ke pintu surga yang lainya tak satupun pintu itu yang mengenali kita karena memang tak ada satupun password yang kita punya. Dan akhirnya hanya tinggal satu pintu saja yang menganga yang menanti kita dan kita dia sangat mengenali password kitayaitu pintu neraka jahanamkarena passwordnya telah kita pegangyaitu ahli maksiat. Naudzbillah min dzalik ! Walluhuallam bishowab !

untuk diri ini.jangan pernah bosan untuk memaksa diri untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.. untuk sodaraku semuapilih salah satu pintu dan pegang passwordnya !! Sumber: pagi2 yg basah ingat kelalaian diri..

PILIHAN HIDUPKU..Oleh : AtikSaya tidak suka dikasihani. Kalau ada yang mendoakan, saya akan sangat berterimakasih. Saya lebih memilih untuk melihat apa apa yang bisa membahagiakan saya daripada yang menjadikan saya menderita. Jawabnya. Jawaban yang membuat kami akhirnya salah tingkah. Saya tidak melarang orang kasihan dengan saya, karena orang lain jelas diluar jangkauan saya. Tapi jangan pernah di hadapan saya. Saya tidak suka ! katanya seakan meminta pengertian kami semua.

Awalnya, ada salah satu adikku yang mungkin karena dibawa rasa penasaran, menanyakan padanya bagaimana perasaannya ditinggal menikah oleh dua adik perempuannya. Halaqoh yang selalu heboh setelah materi seleseisaat itu tiba-tiba menjadi salah tingkah semua. Akhirnya beliau mengatakan, semua dari kita hanya menjalani takdir saja. Semua tergantung diri kita, kalau kita ingin memilih bahagia, pilihan itu akan selalu ada. Tapi kalau kita dengan sadar memilih untuk menderita, pilihan pun dihadapan kita. Benar..Bahagia adalah pilihan. Bukan sesuatu yang disodornya yang mesti kita jalani. Hidup itu isinya memang itu. Kalau kita ingin bahagia, dimata banyak orang adalah penderitaan..bisa jadi adalah jalan kebahagiaan buat kita. Yang dimata manusia adalah sumber kebahagiaan, bagi kita tak lebih adalah penderitaan semata. Tergantung diri kita. Tidak semua orang bahagia dalam berlimpahnya harta. Tidak semua bahagia dengan pasangan yang berwajah apik. Juga tidak semua bahagia ketika dititipi anak yang punya kelebihan. Begitu juga, tidak semua manusia sengsara dengan kefakiran. Tidak semua sengsara ketika menunggu masa penantian. Juga tidak semua harus menderita ketika Allah tidak memberikan amanah berupa anak. Itulah dunia kawan Beliau walaupun menjadi binaanku, tetapi secara usia berada di atasku. Justru adiknya yang seangkatan denganku. Beberapa tahun diatasku Awalnya memang agak kikuk juga, tetapi amanah itu kuterima juga, karena kupikir aku bisa belajar banyak dari pribadinya. Pasti ada yang istimewa atau paling tidak dengan mempunyai binaan seperti beliau, membuat aku menjadi dewasa, walau dewasanya seringnya muncul pas ngisi liqo aja..he..he.. Di luar halaqoh ? ..sering lebih ganjen dari adik binaanku yang rata-rata heboh semua..hehehehe Kalau beliau ingin tidak bersyukur, istilahnya jalan menuju kesana sangat terbuka lebar. Dari lima bersaudara, hanya dia seorang yang tidak mengenal bangku kuliah. Semua saudaranya kuliah semua. Tiga adiknya masuk STAN. Satu adik perempuannya juga kuliah di PTN kotaku, tahun lalu dia diterima menjadi PNS daerah. Dari segi fisik, beliau mempunyai kekurangan. Matanya tidak awas, sehingga kalau membaca tulisan ia dekatkan sampai hampir menempel di mukanya. Ditambah lagi..dua adik perempuannya sudah menikah. Apa yang terbayang tentang beliau ? Kalau dia memilih untuk tidak bahagia, jalan itu terbuka lebar..malah akan dibantu oleh syetan untuk mencari-cari lagi kekurangankekurangannya yang lain. Yang tentu saja kalau itu dirasakannya dan matanya hanya terfokus kesana..aku percaya, hidupnya saat ini tidak akan pernah kering dari airmata. Tetapi pilihan itu telah ia jatuhkan. Ia memilih untuk bersyukur, memilih untuk

bahagia. Dia tuntun adik-adiknya satu persatu untuk mengenal islam lebih baik. Ia awasi dua adik laki-lakinya yang sekarang masih di STAN. Dia ajak dua adik perempuannya untuk ikut tarbiyah juga. Kakak beradik tiga-tiganya adalah binaanku. Dari adik binaanku, dia yang paling aktif untuk menularkan kebaikan pada orang sekitarnya. Seingatku, beliau telah membentuk empat kelompok halaqoh. Dari pengajar di TPAnya, teman sepermainannya, tetangga-tetangaanya dan ibu-ibu di kampung tempat tinggalnya. Dia pun tidak keberatan untuk halaqoh beberapa kali untuk menemani adik-adik yang masih baru ngajinya. Hari-harinya dia penuhi dengan amal yang paling mungkin bisa dia kerjakan. Menjadi koordinator dua LAZ milik ikhwah. Satu yang berpusat di Surabaya , satunya asli kotaku. Juga mengajar TPA. Tentu saja, disamping setiap hari membuat jamu untuk dijual kedua orang tuanya. Karena memang dari keahliannya itulah dia bisa membantu biaya sekolah adik-adiknya. Aku termasuk yang bersyukur bisa mengenalnya. wanita yang tangguh. Yang mampu menetapkan dirinya untuk bahagia. Lebih bersyukur lagi, aku diberi kesempatan oleh Allah untuk menemani tarbiyahnya..walaupun sesungguhnya beliaulah Murobbi kehidupanku. Begitu pun dengan kita, kita akan bahagia, asal kita memilih untuk bahagia. Sedang kalau ingin kita berkubang dalam kekurangan, penyesalan dan kesedihansyetan akan membantu kita menemukan jalannya. Dan itu teramat mudah. Ketika kita punya motor, musim hujan seperti ini..terus menerus kita bersedih, kenapa tidak mempunyai mobil yang bisa melindungi kita dari hujan. Ketika kita sudah menikah, kita masih saja bersedih karena pasangan kita tidak seperti apa yang dulu kita harapkan. Sudah punya anak pun masih saja dibawa bersedih karena melihat anak tetangga lebih segalanya dari anak kita. Tidak akan pernah selesei. Kalau ingin bersyukur, lihatlah kebahagiaan dan keberuntungan dalam diri kita, sehingga timbul rasa syukurmu. Kalau melihat kesusahan, lihat kesusahan orang lain, sehingga timbul syukurmu. Untuk urusan dunia, lihatlah kebawah. Untuk akhiratmu..lihatlah atasmu. Itu pesan Nabi untuk kita. Jangan pernah ditukar. Wujud kesyukuran dalam kesempitan kita adalah bersabar. Sedangkan wujud kesabaran kita dalam lapang kita adalah bersyukur. Begitu kata orang bijak. Wallahuallam bishowab !

Untuk diri yg dhoif inisenantiasa bersabar dan bersyukur..itu aja deh ! Sumber: pelangi hidupku..

SIAPA TAKUT JADI AKHWAT ?Oleh : AtikKesannya kok serem banget. Susah banget jadi ikhwah itu. Palagi sampe jadi aktivisnya. Sehingga sampai harus berpikir dua kali ketika diajak bergabung halaqoh atau masuk ke dunia ikhwah. Itu kesanku ketika beberapa kali mengalami penolakan ketika mengajak orang untuk bergabung dengan kafilah dakwah ini. Hanya untuk mengikuti kajian rutin saja, mereka menolak. Ada apa sih ? Toh..sebenarnya itu semua untuk kepentingan mereka sendiri. Jawabannya, kadang belum siap, takut, serem dll. Mang susah ya jadi ikhwah itu ? Bahkan ketika lebaran kemarinmantan gengku waktu SMA silaturahim ke rumahaku sempat bertanya, kenapa sih kok ga jadi ikhwan ? Padahal kan di Perguruan Tinggi favorite tempat mereka dulu kuliah kutahu marak banget kegiatan keislaman seperti yang kukenal. Sapa yang ga ngerti UI, UGM, ITB, IPB ? Eh..jawabannya tak terduga, ..serem katanya ! Mosok serem sih ? Perasaan biasa aja sih..sesuai dengan fitrah kita sebagai hamba Allah. Ga ada yang menyimpang sama sekali kok ! Eh malah di timpalin...iya kamu aja yang akhwat jadi-jadian jadi tidak seperti itu ! Weleh perlu tersinggung nih.... Mang seperti apa sih yang ikhwah sungguhan ? tanyaku... Katanya...Jadi ikhwah itu menyeramkan ! Tidak boleh ini, tidak boleh itu...pokoknya yang bau dunia yang indah-indah tidak ada dalam kamus mereka. Pokoknya harus seriuuuuuuuusss mulu ! Kaku, pokoknya isinya cuma ngaji, ngaji dan ngaji aja. Hehehe...tak tahu dia... Lihat konser musik ga boleh, pacaran ga boleh, pake baju yang seksi ga boleh. Wis pokoknya hidup mesthi lurus-lurus aja ! Aku cuma nyengir doang...habisnya aku ga ngerasa githu sih..aku ga ngerasa kalo jadi akhwat itu susah, yang terikat dengan begitu banyak aturan, dan lain-lain, yang akhirnya seakan hidup kita jadi ga enjoy blass...adanya cuma tilawah, ngaji, jihad, dakwah..dll. Mang bagian itu iya, tapi ga mulu itu aja deh perasaan. Kalo ga boleh pacaran (ngedeketin zina), harus pake jilbab, ga boleh mabuk-mabukan, ga boleh makan barang haram,..itu sih, ga jadi ikhwah pun ya memang harus seperti itu aturan mainnya. Kecuali kalian bukan mengaku beragama islam, yang berpedoman pada al quran dan as sunah. Itu sih..aturan yang memang dari sananya dah cetho welowelo yang ga butuh penafsiran lain. Tapi ketika pagi tadi tak pikir-pikir...memang ada sih beberapa etika di ikhwah yang akhirnya jadi menimbulkan kesan, kalau jadi ikhwan atau akhwat tuh susaaaaaahh banget. Itu etika juga ga jelas siapa yang tandatangan sebenarnya. Tapi jadi seperti pakem. Yang sering juga aku dibuat keqi dengan etika itu. Mungkin sering kenanya itu kali..

Aku mungkin masuk dalam kategori akhwat jadi-jadian itu kali ya..jadi sering kena tegur, taujih atau sindiran atau malah jadi sumber gara-gara. Lupa aku, berapa kali harus berurusan sama yang seperti itu. Ups..berarti ndableg bener aku ya..Weleh.... Juga aku baca beberapa artikel yang menyayangkan atau ga setuju dengan akhwat atau ikhwan yang keluar jalur dari jalur etika umum itu. Diantaranya pernah ada yang protes dengan hobi kami. Waktu itu olahraga rutinku masih tenis lapangan dan renang, Aku memang sukanya memang rame-rame. Aku ajak aja adik-adik untuk bergabung. Hasilnya ? Hame pasti! Eh, ada beberapa suara yang tidak suka dengan olahraga kami. Akhwat itu ga pantes renang, atau tennis di lapangan githu nanti kalau kelihatan laki-laki gimana ? Mendhing buat kegiatan yang pantes githu lhomasak kek, jahit atau yang lainnya. Coba buat baca buku..dapet berapa aja tuh ? Aku termasuk yang sewot. Kok segithunya sih? Memangnya kita-kita jadi tidak baca buku hanya karena tennis atau renang. Lagian kita juga dah mikir lahaturannya juga kan tidak kami langgar, renangnya juga kan tidak campur ma laki-laki. Renangnya juga pake baju panjang dan jilbab. Juga pas tennis, juga ga campur sama lain jenis githu, nutup aurat juga. Kalo ada kepergok laki-laki (yang jaganya)..biasanya yg tadinya teriak-teriak pasti akan segera berubah sikap, jadi kalem..hehehe.. Juga soal jilbab ceria yang beberapa kali kubaca dari beberapa majalah. Intinya tidak pantes banget akhwat tuh pake baju ceria githu. Penyebab fitnah, malah ada yang menyindir dengan istilah akhwat high class. Aku pengalaman hampir tiap kali dapat sindiran kalau lagi pakai baju kantor. Akhwatbaju kok genjring banget githu lho Ya, gimana lagi, seragam kantorku memang dah gini, senin hitam putih, selasa orange cerah (lihat tablet fitamin Vit C, lihat bajuku deh..), rabu merah (bukan sembarang merah, tapi merahnya merah ), kamisnya hijau segar, Jumatnya karena aku piket TPT, dapet seragam batik kuning cerah. Kebayang kan betapa cerianya hari-hariku ? Karena ga betah dengan sindiran soal cerianya baju ngantorku, aku siasati pake jilbab hitam, berharapnya nyala bajuku bisa keredam. Weh..tapi akhirnya ga betah juga..mosok dari senin sampai jumat, jilbab hitam mulu karena biar matching ma roknya ? Dan pakai jaket kalau ada acara ikhwah pas jam-jam kantor. Itu aja masih aja kena sindir karena jilbabnya yang ceria itu. Tapi lama-lama EGP aja..mang akhwat mesthi bajunya gelap aja? Juga, beberapa pakem, seperti.. ga ahsan pake jaket dan jilbab dimasukin. Atau juga pernah ada julukan akhwat selebritis untuk akhwat-akhwat kampus yang pakai tas gamblok di punggung. Rese banget yadan susah banget githu kesannya mo jadi akhwat. Pa lagi kalo yang ngikut anggapan, musik/nasyid haram, fiksi haram, ini itu ga boleh.. bidah !

Byuh..tentu lebih jauh lagi. Pa iya sih..syariat islam itu begitu susahnya dan begitu seramnya. Yang kutahu sih..islam itu indah dan membahagiakan yang memeluknya. Kalau itu tidak melanggar syariah..atau masih berkutat pada masalah yang masih khilafiyah (ada perbedaan pendapat) ..napa mesthi kita ribuuuuuut mulu? Jadi menimbulkan kesan mo jadi ikhwan atau akhwat aja kok susah banget. Akhirnya malah terjebak pada masalah yang tidak esensial. Lebih ngributin akhwat berjilbab ceria daripada prihatin dengan kasus dilarangnya pakai jilbab yang nyari di beberapa instansi misalnya. Aku tidak menafikkan bahwa dawah ini, tidak akan terhasung kecuali oleh orangorang yang senang mengambil rukhsah (keringanan). Tapi apa iya sih, orang-orang yang serius itu jadi sebegitu kakunya ? Sampai sampai kehilangan oase jiwa, romantisme dan rasa seni dalam dirinya. Yang tawazun aja lahtapi juga jangan terlalu sak kepenak e dewe. Memang lucu sihkalau hanya dateng ke taklim aja, dandannya seperti mau ke pesta walimahan. Memang mata jadi sepet juga mandangnya kan ? Kasihan juga lah ma ikhwan yang tersepona.Tahu tempat aja lah.. Atau bernasyidnya mengalahkan tilawahnya. Baca komiknya, novel, dll..mengalahkan buku-buku yang menambah tsaqoffah islamiyahnya. Koleksi bukunya kalah sama koleksi barang lucunya. Atau segithu kencengnya menjaga hijab, sampai cara ngomongnya lebih mirip ngebentak daripada sekedar ngomong. Judes amat biasa ajalah. Suer, mengalir ajalahnikmat kok jadi akhwat tuh..selamat dunia akhirat deh. Dan ga akan ada istilah bosan jadi akhwat (istilah lainnya futur ngono lho..) buktiin deh.. Eit's...tunggu, aku nulis ini bukan hendak membela diri, aku mang dah stelannya begini. Gi mati-matian berproses. Atau juga aku apriori ma ikhwan akhwat yang jempolan itu, dan mempengaruhi yang lain untuk tidak seperti mereka. Bukan ! Kepada mereka yang lurus-lurus aja, aku acungin lima jempol deh..(satu pinjem temen bentar ya..). Aku malah suka membayangkan yang indah-indah soal sampeyan lho...Suer ! Kalau nasyid aja diharamkan, fiksi diharamkan, wah..tahu tidak, bayanganku soal sampeyan itu, tilawahnya sehari bisa berjuz-juz, hafalan qur'annya wuih..ga kebayang dah. Soalnya kan ga mungkin mengharamkan nasyid, tapi menikmati DEWA atau Peterpan kan ? Fiksi haram, Pi Harry Potter jalan...kecuali kalau semua itu cuma wacana doang. Ilmu tanpa amalan. Pokoknya wuih aja deh... kalau tidak sampai seperti itu, lha waktu yang begitu banyak, buat apaan aja ? buat tidur dan bengong aja ? atau habis buat...hm..hm..jiddal ya ? hehehe..afwan..ga kebayang githu lho.. Soalnya, sodaraku yang anggota tim nasyid tenar aja, suka konser kemana-mana, bisa tilawah seharinya lebih dari satu juz, hafalan qur'an lebih dari lima juz. Juga ikhwah

yang suka demo, amanah banyak aja baca bukunya bisa begitu banyak. Pakai logika wong bodo aja sih aku.. Salut kok dengan ikhwah yang model lurus-lurus githu..dah pinter, aktivis, hijabnya kenceng..pokoknya yang indah-indah deh... Tapi bukan berarti kami-kami yang masih merangkak tidak berhak untuk gabung di kafilah dakwah ini kan ? Karena kuyakin..islam itu indah, tidak mesthi seragam lah semuanya itu..pi berproses githu lho..dan sepertinya juga tidak harus seperti pakem itu lah..(hehehe..itu menurutku seh... Jadi ikhwah itu sesuai fitrah kok...jangan ngeri lah ! So, sapa takut jadi akhwat ? Jadi aktivis sekalipun,enjoy aja lagi ! Sumber: lihat ekspresi sodariku ketika lihat seragam kantorku..

SURGA SEBELUM SURGA .Oleh : AtikPernah nonton Harry Potter yang edisi Prisoner of Azkaban? Bagiku, kisah khayalan itu selalu menarik, unik sih..JK Rowling cerdas banget nyari sesuatu yang tidak-tidak..yang tidak nyata. Dari edisi awal aku menyukai. Aku punya lengkap novel atau CD filmnya. Diiihamit-amit deh..akhwaaaaaaaaattt!! Abisnya daya khayalnya memang memanjakan makhluk yang suka kurang kerjaan sepertiku. Tak ceritain dikit yapi janji, ga usah penasaran sama Harry PotterDalam edisi Prisoner ini, ada edisi Harry berhadapan dengan Demintor, makhluk mengerikan penjaga penjara Sihir Azkaban. Satu-satunya cara untuk mengusir si Demintor, Harry harus menciptakan Patronus dari tongkatnya. Dengan mengucapkan mantra Expecto Patronum ! Bagian itu menjadi menarik bagiku karena Patronus hanya bisa diciptakan dengan mengingat sesuatu yang paling bahagia dalam hidup kita. Suatu yang sangat kuat dalam hati dan ingatan sehingga menciptakan energi yang luar biasa. Dan si Harry memilih ingatan khayalan antara dia dengan ayah ibunya. Dan itu membahagiakannya karena dia hidup yatim piatu dan di pelihara oleh keluarga pamannya yang sadis kepadanya. Bukan berarti segithu menghayatinya lho... Kira-kira kalau kita, apa sih saat dalam hidup yang membuat kita paling bahagia ? Saat yang paling bahagia, ketika diingat akan menciptakan energi yang luar biasa dalam diri kita. Ia bisa menjadi penggerak hidup kita. Sekali lagi...aku bukan hendak mengajak antum semua masuk ke dunia si Harry. Hanya mengajak kita merenungkan saat bahagia dalam hidup kita. Kalau kita meletakkan saat bahagia adalah kebersamaan kita dengan pasangan, saat letih karena kerja kita, ketika mengingat senyum manis pasangan kita, hati akan tentram dan semangat bekerja untuk bisa membahagiakannya. Ketika kita meletakkan kebahagiaan ada pada anak-anak kita, secapek apapun raga ini,

ketika apa yang kita lakukan itu kebahagiaan anak kita, bukankah kita bahagia saja ? Mengingat tingkah lucunya saja mampu membuat kita semangat kembali. Dan kebahagiaan yang kita rasakan dalam hidup itu akan membuat kita akan selalu berusaha mengulang saat-saat itu ? Ketika kita jauh dari pasangan kita, ada perasaan untuk cepat-ceat bertemu dengannya, menatap senyum manisnya, karena kebahagiaan kita di sana. Begitu juga, Ketika anak adalah saat bahagia kita, saat-saat bercanda dengannya adalah saat yang kita nantikan. Kalau kita baca ungkapan para salafus sholih...kutemukan saat bahagia mereka disana. Yaitu saat dekat dengan Robbnya. Malam-malam yang penuh dengan munajat kepadaNya. Itulah saat bahagia mereka. Bahkan ada ungkapan Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kebahagiaannya bermunajat kepada Allah di waktu malam, niscaya mereka akan merampasnya dengan pedang-pedang mereka. Subhannallah ..saat berdialog dan saat penghambaan itulah saat paling bahagia bagi mereka. Atau pernah baca tentang permohonan orang-orang yang mati syahid kepada Allah untuk dihidupkan lagi dan kemudian jihad lagi dan mati syahid lagi. Apa bahagianya sehingga mereka ingin mengulang-ulang kematian itu ? Iseng aku pernah tanya sama Masku..kenapa ya mereka pingin mengulang-ulang kematian mereka ? Sakit kan..saat dicabut ruhnya, saat di tembak, saat digantung atau saat ditebas tubuh mereka. Dasar Masku...dengan iseng dia bilang, gimana ga pingin mengulang adegan itu dik ? Bukankah saat ruh terpisah dari raganya mereka telah disambut oleh 72 bidadari ? bayangakan...72 bidadari tersenyum padanya ? Tahu kan, andaikan setetes keringat bidadari itu terjatuh di lautan dunia maka akan membuat wangi seluruh alam raya ? lha ini dhe...72 bidadari...Bayangkan !! Diiiiiihh...dasar ikhwan..bidadari mulu yang ada di ingatan. Seandainya kita juga mampu menjadikan saat-saat kebahagiaan dalam hidup kita adalah dialog-dialog dengan Robb kita disepertiga malam kita, tentu tidak akan pernah terlewat malam tanpa bermunajad kepadaNya. Seandainya berjihad di jalan Allah adalah saat terindah dalam hidup kita tentu tak akan ada waktu tersia. Ngerumpi, pacaran, nongkrong daaaann...baca Harry Potter ! Ups !! ...astagfirullah...ampunampun ya Allah... yang masih sangat lemah dengan godaan kesiaan dunia... Semakin kelihatan kerdilnya diri ini mengingat kesia-siaan ini. Ampuni kami ya Allah insyaAllah deh dikurangi. Kata Ust. Arifin Ilham..ketika kita telah mampu menjadikan munajat kita kepada Allah dan jihad sebagai amalan yang sangat membahagiakan kita. Yang tentu saja, setiap saat kerinduan akan itu akan semakin kuat dan menjadikan kita terus menerus untuk melakukannyaitulah surga sebelum surga ! Subhannallah..pribadi yang bisa melakukannya..Wallahuallam bishowab !

Sumber: nonton harry pagi2..

AKHWAT FUTUR, SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB ?Oleh : AtikAda sebuah rangkaian unik di dalam kehidupan berjamaah kita. Yang satu bisa mempengaruhi yang lainnya. Bahkan sampai masalah keistiqomahan. Bahkan sebab yang satu bisa berpengaruh ke yang lainnya. Bisa saling menguatkan atau malah melemahkan. Masalah keteladanan. Banyak sudah telah kita dengar, akhwat yang futur karena kecewa dengan Murobbiyahnya/ Ustadzahnya. Atau adik-adik tingkat yang akhirnya tidak mau lagi ngaji karena kecewa dengan kakak tingkatnya yang sebelumnya dikaguminya. Kelihatannya amat naif..tapi itulah yang terjadi. Tetapi sebaliknya, banyak juga yang kita jumpai seorang akhwat yang melejit karier dakwahnya, karena kekagumannya kepada Murobbiyahnya atau kakak tingkatnya yang telah lama berkecimpung di dalam jamaah. Dulu, (semoga sekarang tidak lagi..) Saya termasuk akhwat yang mudah terpengaruh oleh pribadi-pribadi di luar diri saya. Dalam waktu singkat bisa membuat saya begitu apresiatif dengan amanah dawah. Tapi juga bisa membuat saya mati langkah karena kecewa dengan figur senior yang telah terlanjur bagus di benak saya. Masih sangat lekat dalam ingatan..beberapa kejadian yang kemudian menjadi penguat di kemudian hari. Saat itu kami mengadakan baksos. Kepanitiaan banyak melibatkan akhwat juga ummahat. Ada seorang ummahat yang dengan semangat sekali memberesi meja..dari meja satu terus pindah meja yang lainnya. Pokoknya semangat sekali beliau saat itu. Padahal..kondisinya sedang hamil besar. Ternyata tanpa beliau sadari, pemandangan itu memberikan suntikan semangat di benak kami..para akhwat..bahkan banyak yang menyimpannya di file bawah kesadaran dan menjadikan semangat di kemudian hari. Juga, suatu saat, Yayasan kami mengadakan Baksos di luar kota . Ada Ummahat yang walaupun sedang hamil muda, beliau tetap bersikeras untuk menghadirinya. Padahal kondisinya tidak terlalu bagus saat itu. Entah karena ingin mendampingi kami atau sebagai wujud tanggungjawab beliau sebagai ketua Yayasan. Perjalanan ke luar kota dengan sepeda motor kala itu..yang sebenarnya tidak terlalu jauh, beliau muntah-muntah sampai tiga kali. Dan..benar juga ..kehadiran beliau amat mempengaruhi semangat adik-adik yang sudah dari pagi disana. Dari diskusi beberapa kali dengan adik-adikternyata ada sebuah semangat untuk tetap istiqomah di jalan ini, atau untuk tetap semangat mengemban amanah dakwah karena faktor teladan. Faktor ingatan akan seseorang yang pernah dikenangnya. Dan akhirnya pada kesimpulan bahwa alangkah pentingnya faktor teladan ini. Memang hal seperti ini rentan sekalitetapi pada kenyataannya banyak yang seperti itu. Sebuah kata, seberapa pun bagus seseorang beretorika, pengaruhnya tidak akan

lama kalau kemudian pribadi yang menyampaikan ternyata amat jauh dari apa yang pernah di sampaikannya. Begitu orang menemukan cela atas diri seseorang biasanya apa yang di sampaikan di lain waktu tidak akan terlalu diperhatikan lagi. Walaupun hal yang di sampaikan itu adalah suatu kebenaran. Tanpa kekuatan ruhiyah, perkatakan itu tidak akan sampai pada hati orang yang mendengarnya. Dari pengalaman-pengalaman itusaya mengambil kesimpulan bahwa keteladanan adalah sebuah tuntutan. Harus disadari bahwa setiap diri adalah wajib untuk menjadikan dirinya sebagai model. Tidak untuk menghilangkan keikhlasan atau yang lainnya tetapi itu adalah kewajiban yang secara otomatis melekat di setiap pundak seorang muslim/muslimah. Muslimah yang telah bekerja harus membebani dirinya untuk tetap seperti semula. Tetap aktif sebagaimana dulu sewaktu masih kuliah atau ketika masih mempunyai banyak waktu luang. Walaupun aktivitasnya dalam bentuk yang berbeda, tetapi ketika dia mampu menunjukkan bahwa kariernya tidak menghalangi dia untuk tetap berkiprah, ternyata itu mampu memberikan energi bagi juniornya ketika nantinya berkarier juga ia akan bercita-cita seperti seniornya tersebut. Begitu juga akhwat-akhwat yang mampu tetap eksis kiprahnya setelah memasuki dunia rumah tangga. Ternyata mereka-mereka itu sering jadi rujukan akhwatakhwat yang masih lajang. Paling tidak, mampu memberikan gambaran bahwa rumah tangga bukanlah suatu halangan untuk tetap eksis dalam dakwah. Juga ummahat yang kemudian sibuk dengan anak-anaknya. Beliau- beliau yang aktif itu mampu memberikan energi bagi adik-adiknya. Mata rantai itu ternyata berlanjut, tidak terputus. Seorang ustadz atau ustadzah bertanggungjawab atas keteladanan terhadap madunya atau obyek dawahnya. Seorang ummahat bertanggungjawab keteladanan bagi junior-juniornya. Bagi yang sudah punya jundi banyak akan menjadi rujukan bagi ummahat yang masih baru nikahnya. Bagi yang sudah terjun langsung ke dalam masyarakat tentu akan di lihat adik-adik yang masih di lingkungan ideal (sekolah dan kampus ) sebagai rujukan. Rantai keteladanan itu bersambung secara alami. Maka kewajiban memaksa setiap diri untuk istiqomah dengan nilai-nilai yang telah di peroleh dari tarbiyah adalah sebuah keniscayaan. Bahkan bagi seseorang yang berada di level bawah macam kita-kita ini..kewajiban menjadikan diri sosok model itu adalah kewajiban. Setiap muslim/muslimah harus memaksakan dirinya untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah sosok yang bisa dilihat. Ini lhoorang yang telah tertarbiyah itu. Begini lho akhlaknya orang yang telah mengenal Islam secara lebih mendalam. Dan yang paling pastibegini lho orang islam itu Dengan kesadaran diri bahwa kewajiban menjadikan diri sebagai sosok teladan..di harapkan kefuturan karena faktor figuritas yang terjadi di manapun akan banyak terkurangi. Tidak ada lagi uangkapan keheranan sekaligus kekecewaan bahwa ternyata teori yang ada tenyata tidak mampu membentuk pribadi yang nyata. Kita semua menyadari bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Disetiap sisi kehidupan manusia, Islam telah menetapkan aturannya. Yang menjadi PR kita sekarang adalah seperti apa sih manusia Muslim itu ? Sedih kan ketika kita membaca berita-berita kriminal media kita Yang sering di cap

teroris..dia muslim. Pembunuh, perampok, pemerkosa, pencuri dllketika ditanyakan agamannya..ternyata Islam. Bahkan ketika terorisme merebakseakan lebel teroris itu melekat di jidat orang Islam. Maka tak bisa dipungkiribahwa keistiqomahan kita dengan nilai-nilai islam yang telah kita perolah bukan hanya masalah diri pribadi kita semata. Yang berujung pada masuk surga atau neraka, tetapi berpengaruh pada pribadi di luar kita, tentu sesuai dengan kapasitas kita sebagai apa. Dan lebih celaka lagi..kalau kemudian keteladanan itu membawa imbas akan nama Islam itu sendiri, agama yang kita yakini kesempurnaannya. Beragama Islamtapi kokbukan lagiPakai jilbab/ jenggotan tapi kok Dah ngajitapi kokNah lhoWallahualam bishowab !

Sumber: kelilingku..

MUSLIMAH MANJAOleh : AtikSebenarnya serba salah juga sih ya menyikapinya. Perlu atau tidak disalahkan. Atau siapa yang perlu disalahkan juga tidak jelas. Atau akunya yang bermasalah dengan sudut pandangku ? Bisa jadi. Itu lho tentang model akhwat dan Ummahat manja. Aku termasuk yang paling gregetan dengan tipe-tipe seperti itu. Manja dan tidak mandiri. Kalau masalahnya karena memang tidak bisa atau karena masalah yang benar-benar tidak bisa diubah..aku bisa maklum kok. Tetapi kalau faktornya malas belajar dan kurang tekadnya..Hiiiiihhgregetan aja bawaannya. Kalau anak kecil pingin juga ngejitak deh ! Pernah Ikhwan teman sekantorku kecelakaan. Hampir dua bulan beliau tidak bisa ngantor. Kendaraan yang beliau punya hanya sepeda motor. Penghasilan utama hanya dari gaji dan TC aja. Dan rumah di Luar kota. Tiga anaknya semua sekolah didalam kota karena memang selama ini masalah transport tidak masalah, setiap hari bareng abinya. Selama tidak ngantor otomatis kan tidak mendapat TC..so, harus pandai-pandai mengatur uang belanja. Beliau minta tolong padaku untuk antar jemput anakanaknya. Jadilah dua bulan penuh aku bolak balik antar jemput anak-anak itu. Secara ukhuwah, aku berterimakasih sekali diberi kesempatan ladang amal seperti itu yang akhirnya memang mendekatkan hati-hati kami. Tapi aku melihat ketidakefektifan di sini. Selama beliau tidak bisa mengendarai sepeda motor, istrinya kemana-mana naik becak. Dan antar jemput anak-anak harus di lakukan oleh akhwat lain kalau tidak berarti harus boros di ongkos jika naik angkot. Padahal sepeda motor di rumah menganggur dan istri dalam kondisi sehat wal afiat. Yang membuat aku tidak mengerti, ketika aku minta ijin untuk mengajari ummahat itu naik motor, beliau tidak mengijinkan, dengan alasan kasihan sama istrinya kalau harus mengendarai sepeda sendiri. Takut kecelakaan dan lain sebagainya. Pusing juga..afwan..aku bingung dengan jalan pikiran ikhwan. Sama ketika aku minta ijin kepada seorang ikhwan untuk mengajari istrinya bawa mobil. Beliau tidak mengijinkan. Memang semenjak beliau melanjutkan S2nya di

Surabaya ..aku jadi punya profesi sampingan jadi sopir pribadi. Ayahnya yang dalam kondisi sakit dan harus sering ke dokter..tidak bisa tidak harus diantar pakai mobil kemana-mana. Bukan ingin mengeluh. Tapi kadang timbul kasihan kalau kebetulan aku tidak bisa membantunya, dan tidak ada yang bisa dimintai tolong lagi, akhirnya ke dokternya tertunda. Beberapa kali sih..berkhayal, coba mbaknya bisa bawa mobil..kan lebih meringankan..batinku. Pernah juga, ketika aku iseng main ke rumah ummahat. Wuih..keadaannya berantakan sekali. Cucian yang harus disetrika menggunung. Ketika tak tanya..mang kenapa Mbak kok belum disetrika ? Ternyata..setrikanya rusak. Beliau bilang..biasanya abinya yang suka mbenerin hal-hal seperti itu. Mau di bawa ke tukang servis tidak sempat karena anak-anak tidak bisa ditinggal. Sedang abinya sedang ada urusan dakwah(jaulah) selama seminggu. Ternyata ketika kulihatwelehkabelnya lho hanya terlepas sebelah. Di buka, sambung, selotip. Beres deh Ada lagi..yang lucu dan bikin terharu. Berhari-hari aku memergoki seorang ummahat bolak-balik ke warung makan. Membeli nasi dan lauknya. Padahal menurut perkiraanku penghasilannya tidak mengijinkan untuk seperti itu. Ketika iseng tak godain..ga masak tho Mbak..marung mulu nih ? Beliau bilang..iya dhe..habisnya kompor di rumah sudah tidak bisa menyala sih. Nunggu Abinya aja deh buat mbenerinnyaHah ? Kaget juga sih..hanya nyabutin sumbu kompor aja tidak bisa ? Mau nunggu abinya ? Bukankah waktu itu Abinya sedang jadi sukarelawan ke Acehsebulan lagi ! Akhirnyadengan prihatin..kita-kita juga yang akhirnya nyabutin sumbu kompor itu. Menjadi Ummahat atau Akhwat yang manja memang bukan melanggar syariat. Juga buat para suami..memanjakan istri..tidak boleh ini tidak boleh itu juga bukan suatu yang dilarang agama. Atau mungkin malah di anjurkan kali ya ? (mosok sih ? gini nih pertanyaan akhwat yang belum pernah merasakan dimanja suamihehehe..) Buat kita-kita akhwat yang pengangguran..seneng-seneng aja sih menolong kesulitan saudara. Itu kan ladang amal buat kita-kita. Indahnya ukhuwah memang diantaranya seperti itu. Hanya, kalau dari sudut pandangkukemanjaan kita sering sekali menyulitkan kita sendiri. Aku termasuk yang punya anggapan kita harus mandiri. OK lah ..mau dibilang narsis ya ga papa deh.. Atau kalau memang terpaksanya suami kita tipe baru merasa jadi suami kalau kita repotin dan kita tergantung padanya..ya kalau pas ada dia..kita bersikap manja aja..apa-apa minta tolong suami..seberapa repot sih jadi istri yang manja ? (Hehehe..soalnya aku tipe yang suka memanfaatkan sifat ga tegaan Ayah sama Masku sih..) Ada masanya..kita harus mandiri. Apalagi tipe suami yang pegawai macam kita-kita. Yang berpindah-pindah terus-terusan. Atau yang punya pasangan yang aktif di dakwah. Sering beliau harus meninggalkan rumah untuk jaulah beberapa hari. Atau seperti keadaan-keadaan yang tak pernah di duga seperti peristiwa tsunami aceh, banyak ikhwan kita yang ke Aceh sebulan atau bahkan lebih. Untuk akhwat yang masih punya banyak waktu luang, gunakan waktu untuk banyak

belajar. Belajar apa saja. Karena sangat bisa jadi, ilmu itu tidak langsung kita terapkan tapi sangat dibutuhkan entah berpuluh tahun yang akan datang. Sangat bisa jadi. Kalau ilmu itu sudah kita kuasai, pastilah akan lebih memudahkan kita. Lha daripada waktu habis buat mikirin kapan nikah..kan mending belajar apa kira-kira ilmu yang dibutuhkan setelah pernikahan tho ? hehehe.. Pernah membaca Ikhwanul Muslimin dalam masa tribulasi ? Ketika para Ikhwan di penjara berkali-kali dan masa yang cukup lama, bertahun-tahun. Pernah sekedar membayangkan tidak bagaimana cara ummahat dan akhwat itu bertahan tanpa ikhwan ikhwan mereka ? Mencukupi, menghidupi diri dan membesarkan anakanaknya ? kehilangan sumber maisyah, kehilangan orang yang selama ini siap membantu ? Bukan hendak menakut-nakuti..tapi bukankah kita sendiri sadar bahwa ujian dalam dakwah adalah sunnatullah ? Mihnah dalam dawah adalah cara paling efektif dari Allah untuk memurnikan dakwah itu dari orang-orang yang benar-benar ikhlas berjuang untuk kalimat Allah dengan yang hanya lil..yang lain. Karena orang yang berjuang bukan karenna Allah..tentunya akan segera mundur ketika menemui ujianujian dalam dakwahnya. Pada saat seperti itu ..kadang aku berpikir, dimanakan posisiku ? Menjadi beban yang semakin memberatkan beban jamaah dengan ketidakmandirian dan kemanjaan kita ? Atau merupakan bagian dari beliau-beliau yang mampu memberi kontribusi untuk meringankan beban dakwah ? Yang jelassemoga Allah mengijikan kita semua untuk menempati posisi yang mampu meringankan beban kita sendiri dan beban jamaahamien. Wallahualam bishowab !

jember, 10.00 buat sodara2ku..afwan jiddan..bukan menganggap kebanyakan ummahat itu manja..peristiwa2 itu hanya bagian dr kepingan masa dlm hidupku..aku yakin, lebih banyak ummahat yg mandiri..dengan tarbiyah ini..aku yakin, telah mampu membentuk antum semua menjadi pribadi2 yg kuat..goresan ini hanya untuk bahan renungan saja masalah setuju ga setuju kan wajar aja ..ya kan ?

Sumber: kepingan masa dlm hidupku..

TO BE A HAPPY SINGLEOleh : AtikMbak kapan nikah ? Kenapa sih kok belum nikah juga? Pertanyaan-pertanyaan yang semisal itu telah aku dengar ratusan kali. Dengan segala variasi susunan katanya. Dan dari puluhan orang yang berbeda dalam. Susana berbeda, dan maksud yang berbeda dan ekspresi yang berlainan pula. Baik langsung, leat e-mail ataupun chatting. Tanggapannya, tentu saja berbeda pula. Memang pertanyaan itu makin sering kudengar ketika usiaku diatas dualimaan dan dalam kenyataan bahwa anak-anak di sekitarku yang sebaya denganku telah menikah pula. Dan kuyakin, semakin kesininya akan

sering kudengar pertanyaan itu. Tambah variasi mungkin malah yahehehe..kayak apa aja Tidak di sekitar rumah, di lingkungan ikhwah, atau pun di kantor. Dan reaksiku tergantung sekali siapa dan untuk apa pertanyaan itu dilontarkan. Kadang kesal, kadang tertawa atau kadang biasa aja. Tidak perlu dijawab, cukup beri dia pertanyaan balik. Dah..selesai. Khuznudhzon ajapertanyaan itu sebagai tanda cintanya untuk kita. (Cieeee.pede aja lagi !) Kenapa ya, aku kok belum nikah? Hehehe..aku juga tidak tahu kenapa. Ketika kata itu terlontar, kadang kujawab, iya..ya dhe..kenapa ya Mbak belum nikah ? Tanya ke Allah aja yukkatau kalau yang bertanya orang-orang kantor biasanya kujawab dengan tertawa sambil canda aja. Lha..saya kan baik hati Bu orangnyaKan nunggu barengan sama Ibusama anak Ibu seperti biasa, sambil nyingir aja. Kalau dengan ikhwah, adik-adik misalnya yang bertanya, yah.balikin aja pertanyaannya ke mereka. Kenapa ya kok lum nikah ? Yah..ga tahu ya..bantuin dong dhe Tapi kalau yang bertanya ummahat atau akhwat atau ikhwan yang sudah paham, terkadang ujungnya jadi kesal. Seringnya seperti itu. Apalagi ketika dia sudah mulai memperlebar pembicaraan dengan mengemukakan data yang menakutkan dan menyalahkan kita. Misalkan dengan menceramahi, Iya benar jodoh di tangan Allah..tapi usaha kita Apa ? kalau tidak diambil-ambil akan tetap di tangan Allah. Lha memangnya aku disuruh pakai mik nya masjid..berhalo-halo aku aku ingin nikah tha ? Kan aneh..kalau semua orang harus tahu apa yang kita ikhtiarkan selain doa. Setelah itu disambung dengan daftar kekhawatiran usia melahirkan di usia segini tuh resiko tinggi. Terus akan berkaitan dengan usia produktif seseorang. Ntar anti sudah pensiun masih punya anak-anak kecil, terus biaya sekolahnya nanti bagaimana ? Lha kok ya kurangkerjaan amat..tidak ditakuti saja kita sudah takut, lha ini kok malah di tambah-tambahin. Kalau sudah kesana ..biasanya aku seperti punya mainan. Mempertanyakan materi keislaman yang pernah diterimanya. Bagaimana pemahaman dia tentang jodoh, takdir Allah, tsiqobillah dia ke Allah dan juga tentang keadilan Allah. Palagi seperti dulu yang heboh di ucapan..orang yang mengaku pengamal sunah nomer satu bahkan yang diluar dirinya dihukumi sesat..kok masih seperti itu. Gimana pemahaman aqidahnya ? Itu kan bukan hanya sekedar materi tetapi sesuatu yang pada akhirnya harus diaplikasikan dalam setiap kehidupan kita. Sikap hidup kita. Karena bawaanku itu ndableg, cuek dan easy going..mungkin orang itu jadi gregetan kali ya. Tuduhan-tuduhan bahwa aku terlalu asyik dengan aktivitasku, dengan karirku dan lain sebagainya, dipikir dengan itu semua jadi tidak ingin menikah. Padahal aslinya ya sama aja..kadang bete juga. Sebenarnya semua pertanyaan yang mereka lontarkan, apapun jawaban yang kita

berikan jadi serba salah. Karena sebenarnya yang mereka minta itu kartu undangan. Tanggal ini lho aku nikahnya. Belum juga usiaku tiga puluh, sudah sangat sering pertanyaan itu mampir ke telingaku. Lha bagaimana nanti ? Apa ga habis waktuku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu ? Kan mendhing dicuekin aja kan ? Walaupun terus terang aku jadi enggan untuk lebih dekat dengan orang-orang yang bermulut tajam juga usil. Bukan kenapa-kenapa, jaga hati dan stamina ruhiyahku aja sih Semoga Allah menggolongkanku sebagai hambaNya yang bisa menjaga khuznudhzonku kepadaNya. Aku termasuk orang yang sangat percaya bahwa apapun yang Allah berikan padaku adalah sesuatu yang terbaik untukku. Memang mungkin bukan yang terbaik menurut kacamata masyarakat umum, atau terbaik buat antum yang sudah pada nikah dini, atau bahkan kacamata Ayah Ibuku sebagai orang yang sangat aku cintai. Tapi itulah yang terbaik yang di berikan Allah untukku. Allah menunda keinginanku untuk menggenapkan setengah dienku, karena kuyakin Dia punya rencana besar dibalik itu semua. Sangat bisa jadi dengan tarbiyahnya.. Allah ingin menguatkan sisi lemahku yang selama ini tidak aku sadari. Atau Allah ingin menyiapkanku supaya aku siap dengan kehidupan didepanku. Allah Maha Tahu apa yang akan terjadi dengan masa depaku, dan dengan kondisi seperti apa yang dibutuhkan untuk melewati itu semua. Juga bisa jadi, Allah menunda itu semua, supaya akhirnya aku bisa sekufu dengan jodoh yang Allah persiapkan untukku. Semua hanya Allah yang tahu. Yang harus kulakukan hanya memperbaiki kualitas diriku dari hari ke hari agar semakin baik dimata Allah dan senantiasa kuznudzhon kepadaNya. Aku bukan terus ingin agar akhwat-akhwat yang sepertiku (yang sampai sekarang belum menikah) untuk mengambil sikap yang sama denganku. Kita jelas berbeda. Tapi mungkin kalau aku boleh memberi masukan, terlalu sayang kalau waktu yang kita punya habis hanya untuk memikirkan omongan orang. Memikirkan persepsi orang. Lha wongorang yang nakut-nakutin kita dan ngomong ga enak ke kita aja..sangat bisa jadi dia sudah lupa dengan apa yang diucapkannya ..kok kitanya malah terjerembab dalam ketakutan semua kita. Kekufuran, ketidaksabaran dan ketidaksyukuran. Kawan..yang kuyakin, tidaklah Allah meringankan kaki seseorang datang kepada kita, kecuali kita diharuskan mengambil hikmahnya. Pasti ada rencana besar dari Allah untuk kita. Kuyakin, semua untuk kebaikan dunia dan akhirat. Hanya saja, kita seringnya kurang bisa merasakanya. Tidak ada yang menimpa kita, kecuali yang terbaik untuk hidup kita. Apapun itu. Pun masalah jodoh tadi, yang sering membuat kita menjadi kufur dengan nikmat Allah. Yakinkan dalam diri kita, bahwa apapun yang terjadi atas diri kita, adalah yang terbaik. Kalau kita yakin, kita tidak pernah melakukan sesuatu yang Allah tidak ridho.Misalkan,

menolak pinangan laki-laki sholih yang datang tanpa alasan yang syari. Yakinlah bahwa apa yang sedang kita alami bukanlah fitnah diri yang seperti yang dikatakan oleh Rosullullah. Ketika ikhtiar secara syari sudah di upayakan, juga doa tak henti dipanjatkan, tidak perlu bersedih ketika jodoh itu belum juga datang. Tidak ada dosa bagi yang belum menikah, berapapun usianya. Bukan aib bagi muslimah yang secara masyarakat umum di katakan terlambat nikah. Semua hanya menjalani takdir masing-masing diri saja. Yakinkan dalam setiap diri..bahwa Allah akan mempertemukan dengan seseorang yang terbaik untuk antum. Dalam keadaan yang terbaik. Dan pada waktu yang terbaik pula. Harus ada kesadaran dalam setiap diri bahwa keadaan setiap diri itu berlainan. Karakter ujian yang diberikan untuk setiap manusia adalah, Allah selalu menguji kita semua pada titik terlemah kita. Coba rasakan. Tahukah kenapa ? Tidak lain karena Allah ingin melihat kita menjadi hamba Allah terbaiknya. Ketika menghadapnya kelak, sudah tidak ada sisi lemah dalam diri kita. Ada hamba yang diuji dengan kefakiran, ada yang di uji dengan pernikahan, ada juga yang di uji dengan orang tuanya. Atau pun dengan jodohnya. Subhannallah..Allah lah dzat yang Maha Tahu di mana letak sisi lemah kita. Dan Dia lah yang Maha Tahu mana yang harus di kuatkan. Tetaplah jaga khuznudhzon kita kepada Allah. Ketika kita tidak sabar minta di segerakan terangkatnya beban dari pundak kita, sementara proses tarbiyah dari Allah tidak kita lewati dengan baik, yakinlah belum tidak akan bahagia saat itu. Allah mempunyai takaran yang tepat atas segala Sesuatu. Kawan..jika diri masih bergelut dengan ujian Allah, bersabarlah. Yakinlah Allah tidak bermaksud selain hanya ingin melihat kita menjadi hamba yang paling baik ketika menghadapNya kelak. Satu-satunya cara untuk menguatkan sisi lemah kita, hanya dengan menguji kita. Itu saja. Allah tidak pernah dzholim dengan hambaNya. Bahkan rahmatNya melangit luas untuk hamba-hambaNya yang patuh dan tunduk pada setiap perintahNya dan laranganNya. Dan semoga kita termasuk bagian dari hamba terbaik itu. Amien! Wallauallam bishowab !

Jember, 18102005 7:12 Buat qq..jzklh ya..udah mengingatkan aku akan sesuatu untuk mbak piet,mbak dah,mbak lis..dan mbak2ku yg masih sorangan wae..afwan, bukan maksud minterin..pi sepertinya sayang lho, kalau sampai harus kehilangan keceriaan hanya karena hilangnya keridhoan kita akan takdir Allah..kalau Allah menetapkan kita masih aja sendiri saat ini..pilihlah untuk jadi single yg happy...afwan ya..tulisannya gue bgt githu lho... Sumber: chattingku kmrn

MENYADARI KEHADIRAN PENOLONG KITA..Oleh : Atik

Tidak usah sedih Ukh! Aku tidak papa kok.. Sakit ini kan yang ngasih Allah..suatu saat pasti Dia akan mengabulkan doaku, supaya Allah mengangkat beban ini dariku! Janji Allah itu pasti kok! Lucu kedengarannya, Ia yang sakittetapi justru Ia yang selalu menguatkanku. Habisnya rembes sih setiap kali aku melihat keadaannya. Tinggal tulang berbalut kulit. Anti tahu, mungkin belum saatnya Allah menyembuhkanku. Tapi Aku tidak perlu sedih kan ? Dia selalu menolongku kok. Lihatlah..hampir setiap hari aku bisa melihat anti dan saudari-saudariku yang lain. Aku mempunyai ayah, ibu dan adik-adik yang setia bergantian menungguiku di sini. Anti lihat bapak yang di ujung sana itu. Keluarganya hanya datang ketika malam hampir menjelang saja. Tak kulihat ada yang menjenguknya. Juga Ibu di sana itu, hampir setiap saat beliau merintih, sepertinya amat kepayahan lanjutnya di sela suaranya yang lirih. Malah dengan sakit ini, banyak kebaikan yang aku peroleh. Bukankah hampir semua buku anti sudah kubaca? Dansepertinya anti mesti siap-siap hafalannya ketinggalan dariku. Setengah juz lagi..hafalan kita sama! katanya sambil nyengir lebar. Bolehkutunggu ! sahutku akhirnya walau dengan mata yang tidak bisa mengering. Baru tadi Ibunya memberitahuku, kata dokter harapan hidupnya tidak lama lagi. Hanya keajaiban yang akan meloloskannya dari maut katanya. Mengingat apa yang tiada memang mudah. Terlebih sesuatu yang sangat kita dambakan. Menjadi hamba Allah yang bersyukur bukan perkara yang mudah. Bahkan Rosullullah sampai kakinya bengkak karena sholat malamnya saking inginnya menjadi hamba yang pandai bersyukur.. Kita manusiayang ketika satu kenikmatan tertunda, begitu mudahnya rasa syukur hilang. Bagaikan embun yang tertimpa mentari, sulit mempertahankan diri.. Begitu nikmat yang kita inginkan tertunda, seakan semua indra menjadi terpusat kesana. Semua pandangan tertuju ke satu arah semata. Memandang diri menjadi orang yang paling lara. Menganggap diri orang yang tidak pernah bahagia. Sedangkan ketika ingatan menghitung kenikmatan orang lain, seakan semua kemudahan itu justru menjadi milik orang lain. Bukan diri kita. Kalau sudah seperti itu..alangkah sulitnya menjadikan hati penuh dengan kesyukuranNya. Allah berjanji akan mengabulkan semua pinta. Apalagi yang terlantun di waktu-waktu istimewa. Dan semua mengetahui..setiap janji Allah adalah pasti adanya. Dia tidak pernah ingkar dengan janjiNya. Kelemahan kita adalah..kita serignya tergesa dengan semua pinta. Inginnya tak tertunda. Padahal Dia ingin mengabulkan pinta kita pada saat yang tepat! Dan Allah mengetahui dengan pasti saat itu. Sedangkan nafsu kita selalu menginginkan doa terkabul selang tak lama dari kita memanjatkannya. Dan dalam bentuk yang nyata. Kawankalau kita renungkan, ada yang indah dalam pertolongan Allahdan anehnya

sangat sering tidak kita sadari. Kita tidak menyadari penolong-penolong dari Allah tersebut. Berapa seringnya itu terjadi pada kita. Allah menguji kita dengan kefakiran. Dan kita berdoa secepatnya Allah mengangkat kita dari ujian itu. Dari Lilitan Hutang misalnya. Saat itu seakan dunia begitu menghimpit kita. Seakan hanya orang lain saja yang di karuniai kelapangan rizki. Padahal kalau kita menyadari..sebelum Allah mengabulkan doa kita pada saat yang tepat suatu saat kelak.Lihatlah ! Dalam tenggang itu..Allah mendampingkan begitu banyak kemudahan pada kita. Begitu banyak kenikmatan yang seharusnya tidak luput kita syukuri. Tidak kah kita sadari, dengan dipertemukan oleh Allah..orang yang meringankan beban lilitan utang kita, atau dilunakkan hutang kita. Atau diperpanjangnya waktu pelunasan hutang kita..itu semua adalah cara Allah untuk menolong kita. Bahkan dipertemukannya kita dengan orang yg jauh lebih fakir dari kita..bukankah itu adalah cara Allah untuk menguatkan kita?.. Sehingga mental kita tetap bisa menanggung beban, karena ternyata masih ada orang yang lebih menderita dari kita dan ia kuat!... Hingga pada saat yang tepat Dia angkat beban kita. Dengan dimudahkan rizki, atau dengan jalan yang lainnya? Janji Allah tidak pernah salah. Dia adalah Pengabul Doa..Dia hanya ingin meninggikan kualitas iman kita. Itu saja ! Kebaikan yang sering tidak kita sadari. Juga masalah jodoh. Ketika saat itu belum tiba..seakan jiwa begitu berat menanggungnya. Semua sakit seakan berkumpul disana. Seakan diri terlempar di pojok-pojok kehidupan dan hanya orang lain saja lah yang berhak menerima kebahagian itu. Sementara doa tak terhitung..mengalir bagaikan air bah. Diwaktu-waktu mustajabah. Disisi lain kita meyakini Allah pasti akan mengabulkan doa kita. Tetapi nafsu selalu membisiki kita..kenapa selalu orang lain yang bahagia ? Kawantidakkah kita sadari..bahwa Allah tidak akan menguji kita melebihi kemampuan kita? Juga tidakkah kita yakini bahwa Allah akan mengabulkan doa-doa kita? Begitu juga keyakinan kita atas takdir Allah..kemana semua atsarnya ? Tertinggal di lembar-lembar catatan kah? Pada saat seperti inilah seharusnya ilmu itu kita bunyikan. Tidak kah kita sadari..bahwa Allah hanya ingin memberikan yang terbaik untuk kita. Jodoh yang tepat dan juga pada waktu yang tepat pula! Dan dalam setiap hembusan nafas kitaAllah selalu menghadirkan penolong-penolong untuk kita. Tidak kah engkau sadari begitu besarnya kasihNya untukmu ? Lihatlah..Allah melunakkan hati kedua orang tuamu..sehingga tidak pernah mereka mendesak dan menyalahkanmu. Allah mempertemukanmu dengan orang-orang yang senantiasa menguatkanmu. Allah juga menghadirkan orang-orang yang jauh lebih berat

bebannya daripadamu sebagai cermin, sebagai penguat dirimu. Allah menjagamu dengan lingkungan yang membuatmu sibuk., sehingga beban bisa engkau alihkan..walau kadang untuk sementara. Allah juga yang selalu memudahkan semua urusanmu. Allahlah yang menghadirkan saudara-saudara seimanmu yang siap menolongmu. KawanPandang sekelilingmu ..Alangkah indah semua rajutan skenarioNya. Alangkah indahnya setiap kepingan-kepingan peristiwa yang Dia tata begitu indah sehingga membentuk bingkai kehidupan yang tanpa cacat cela. Kemanakah syukur dan ridho kita? Kemanakah bentuk khuznudhzon kita? Sementara tidak ada cobaan yang dia berikan kepada kita tanpa Allah berikan penolongnya . Kemanakah syukurnya ketika ujian itu pun adalah cara Allah menaikkan derajat keimanan kita? Tidak ada sedikit pun yang tidak indah..ketika itu dari Allah. Kawankuikut merasakan beratnya berkubang dalam ujian. Sakitnya seakan menggores jiwa. Tak terperikan. Tapi kita adalah hamba yang berharap menjadi hamba pilihanNya! Kita adalah prajurit-prajuritNya yang tertempa dengan tarbiyahNya. Tidak ada yang tak indah dalam hidup ini. Ujiannya adalah kenaikan iman kita. Karunianya pun adalah limpahan rahmatNya. Subhannallah.. Surga, ampunan dan ridho Allah adalah janjiNya kalau kita bisa melewatinya. Kawanmari sadari penolong- penolong yang dirancang oleh Allah disetiap lingkaran ujianNya. Jangan pernah berputus asa. Jadilah hamba Allah yang pandai bersyukur di setiap nikmatNyadengannya semoga surga, ampunan dan ridhoNya menjadi milik kita. Amien ! Wallahualam bishowab !

Buat dhe vi dan dhe afrisetiap penantian pasti ada akhirnya..setiap perjalanan pasti ada saat berhentinya. Keep istiqomah ya.. Dari bumi Jawa dengan sepenuh cinta untuk kalian berduamuach..muach deh pokoknya..hihihi.. Untuk seseorang Mas..yang menyadarkanku ttg pusat dukaku sendiri..jazakkallahkalo dirasa, ternyata sakit juga ya mas?...:-)) untuk seorang saudara kembar yg telah berbilang bulan terbaring sakit : Syafakillah,..Aku juga yakin..suatu saat, janji Allah itu pasti akan tiba ! Bersabarlah saudariku.. Sumber: curhat adhe2ku..juga kepingan dr kehidupanku

MENJADI MUSLIMAH YANG DINANTIOleh : Atik

Terkejut juga mengetahui hasil angket yang kami sebarkan. Ternyata sambutannya subhannallah sekali. seratus lembar angket yang kami sebar kembali dan hasilnya seratus persen berminat mengikuti Pelatihan. Sebenarnya semua masih konsep. Modul juga baru selesai setengahnya. Hanya saja..karena penasaran bagaimana sih kira-kira antusiasme ummahat dengan rencana kami? Kebetulan hari Ahad kemarin ada Dauroh, sekitar seratus lebih ummahat yang mengikutinya. Saat itu kami gunakan untuk mengetahui minat mereka akan rencana kami. Yayasanku mempunyai ide untuk mendirikan Sekolah Ummahat. Dengan basis kurikulum pelatihan. Tiga bulan selesai. Lulusannya akan mendapat sertifikat. Untuk sementara kami baru siap menyelenggarakan sepuluh mata Pelatihan. Dari Psikologi Anak, Memotong Pola dan Menjahit, sampai Perencanaan Gizi juga Studi Gender semua kami siapkan. Dan subhannallah sambutan para ummahat itu sangat antusiasbanyak diantara angket yang berisi sepuluh pilihan pelatihan ingin diikuti semua. Memang ada rasa syukur di hati ketika mengetahui begitu antusiasnya sambutan mereka. Tetapi sesungguhnya, kami sebagai penggagas konsep Sekolah Ummahat itu harus pontang-panting memikirkan siapa orang yang berkompeten mengisi materi tersebut. Alhamdullillah beberapa mata Pelatihankami memiliki ahlinya. Beliau-beliau yang mempunyai kafaah di bidangnya. Ketua Yayasan kami adalah Psikolog dan juga dosen Psikologi. Juga Simpatisan kami ada yang mantan aktivis Fiminis sehingga untuk masalah Gender beliau insyaAllah memang faham. Program ini pun atas usulan beliau yang melihat ternyata para Feminis telah mendirikan sekolah Gender. Adalah tugas kita untuk mengcounter mereka, itu argumen beliau..padahal aku pun tidak ada pengetahuan soal Gender kecuali sedikit. Begitu jugaDengan Ahli Gizi, Fisioterapi, Kegawatdaruratan..kami ada beberapa ummahat dokter yang mahir di bidang itu. Juga kewirausahaan ..ada kader kami yang memang muslimah yang telah berhasil di bidang ini. Beliau bahkan memimpin tiga CV dengan jenis usaha yang berbeda, dan berhasil. Yang menjadi masalah adalahPada mata Pelatihan Perencanaan Keuangan Keluarga, kami sama sekali tidak mempunyai ahlinya. Ketika dengan semangatnya aku menggambarkan kira-kira seperti apa model Pelatihan ini pun kami masih bingung siapa yang pantas untuk mengajarkan. Aku hanya menyebut Safir Senduk, Ahmad Gozali (keduanya Jakarta) atau Imam Supriyono (Surabaya). Padahal untuk mata Pelatihan ini peminatnya banyak, malah urutan ketiga setelah Psikologi Anak dan Konsoling Pernikahan. Ada yang membuatku tersentak saat mematangkan konsep itu. Beliau-beliau sepakat

menunjukku untuk mengajarkan mata Pelatihan itu. Dengan dalih..latar sarjanaku ekonomi akuntansi dan juga lulusan Jurangmangu. Wahkok dibandingin ma Ahmad Ghozali sih ? Jauuuh banget dong beliau kan dari STAN..dan memang asyik ulasannya soal perencanaan Keuangan RT ini. Jelas aku kelimpungan. Akhirnya dengan segala daya kumenghindar dari amanah itu sambil menjanjikan mencarikan Ikhwan bapak-bapak lulusan STAN yang beberapa ada di kantor lain di kota ini. Untuk sesi terakhir kita usahakan untuk diisi pak Imam Supriyono. Seringnya seperti itu. Kita yang berada pada disiplin ilmu itu tenyata ketika umat membutuhkan kita tidak mampu memberikannya. Ada sedih di hati memang ketika kusadari sepertinya ilmu yang Allah titipkan padaku tidak berbunyi pada akhirnya. Semakin terharu ketika ummahat-ummahat yang kemudian mendapatkan kesempatan untuk berbuat banyak kepada umat adalah beliau-beliau yang memang serius di bidangnya. Mereka-mereka yang meluangkan waktu dan juga tenaga lebih banyak untuk mendalami bidangnya. Spesialisasi itu di butuhkan pada akhirnya. Mereka mampu mengindentikkan dirinya dengan satu bidang tertentu. Kalau ingat Psikoloi, Ummahat di sini langsung tertuju ke Mbak Ketua Yayasan kami. Begitu juga ketika ingat isu-isu Gender ingatan kami langsung tertuju kepada Simpatisan ini. Subhannallah.. Adalah kesedihan ketika tidak ada yang bisa kita sumbangkan untuk umat padahal sesungguhnya kita mempunyai kesempatan, hanya saja sifat malas kita saja lah banyak mendominasi. Menyia-siakan kesempatan yang Allah berikan untuk kita. Menyiasiakan investasi amal abadi kita. Memang tidak ada kesalahan ketika kita memilih untuk tidak menjadi siapa-siapa. Untuk sepenuhnya hanya berperan sebatas tembok rumah, juga bukan suatu kesalahan. Tetapi mungkin yang menjadi renungan kita adalah kita di nanti masyarakat ini. Besar mereka berharap kepada kita. Aku teringat pesan seorang masyaikh dawah inijadikan diri kita adalah pelayanan masyarakat. Berguna dengan kehadiran kita dimanapun kita berada. Setiap datangnya adalah kemaslahatan bagi umat. Setiap berlalunya ada kebaikan yang kita tinggalkan. Dan..semua itu hanya bisa kita lakukan apabila kita mempunyai sesuatu keahlian sehingga kita bisa meninggalkan sesuatu. Seorang yang fakir tentu tidak akan bisa memberi. Yuukk..membina diri untuk menjadi Muslimah yang dinanti umat ini...Wallahualam bishowab. Sumber: konsep sekolah ummahat

KALAU ADA YANG TERBAIK ITU UNTUKMUOleh : Atik

Sepertinya kita-kita ini mesthi bersyukur dengan semua kemudahan yang telah Allah berikan kepada kita. Hidup di zaman sekarang sepertinya serba dimudahkan. Perjalanan yang jauh bisa dipercepat. Makanan pun tak perlu diributkan. Dengan aneka rasa dan macamnya tentu saja. Begitu juga dengan teknologi yang lainnya. Dalam menyikapi kemudahan hidup kita, ada ajaran Rosullullah yang patut kita renungkan. Ketika harta melimpah di tangan justru Rosullullah mulia dengan kezuhudannya. Kehidupan Rosullullah dan juga istri-istri beliau adalah zuhud. Tetapi kalau kita cermatiada yang unik dengan penyikapan Rosullullah terhadap harta dunia. Dan ini bisa menjadi renungan. Rosullullah ketika itu menyangkut kenikamatan dirinya..dan cenderung membuat dirinya terlena..beliau kita dapati akan berzuhud ria. Tidak ada kemewahan di dalam kehidupannya. Baju beliau, sandal beliau, makanan beliau sederhana. Walaupun makanan bergizi tinggi tetapi tidak pernah dalam kadar yang berlebihan. Apatah lagi sampai bermewahan. Tapi..mari coba kita ingat fasilitas yang beliau pakai untuk memudahkan jihad dan dawahnya. Semua dari jenis yang terbaik. Kendaraan dan pedangnya misalnya. Al Qashwa, unta putih beliau adalah unta yang sangat tangkas, berkualitas tinggi, gesit, kecepatannya mengagumkan dan sangat sehat. Duldul, keledai beliau hadiah dari Muqaiqas sangat kita dan kukuh jalannya. Bahkan berumur panjang hingga masa kepemimpinan Muawiyah ra. Kuda beliau juga..terkenal sebagai kuda yang sehat, kuat dan gesit. Bahkan yang terbaik di kalangan para sahabat. Pedang Komandonya. Dzul Lujjain. Kualitas logamnya, ketajaman, tempaannya dan kehalusannya tidak diragukan lagi. Bahkan ada yang menyebutkan beberapa kilogram emas diperlukan untuk membuat suatu lapisan komando. Ini adalah bagian yang sangat mengkilat jika tertimpa sinar matahari untuk memberi kode dan aba-aba kepada pasukan di kejahuan. Bisa di bayangkan? Ia bukan sesuatu yang murah bukan? Mungkin antum akan sepertiku yang mengambil kesimpulan bahwa apa-apa yang di gunakan untuk jihad dan dawah kita harus memilihnya yang terbaik. Jika ada yang terbaik..itu kita berikan untuk dawah. Sabtu kemarin ada acara tasqif, tapi akhirnya acara itu akhirnya gagal diadakan. Padahal baik pembicara dan pesertanya sudah datang dan berlimpah. Penyebabnya sepele sekali. Ikhwan yang membawa kuncinya ternyata sepeda motornya mogok di jalan. Maaf-maaf sajasepeda motor yang dia gunakan memang sangat sering mogok. Produk tahun sembilan puluhan awal memang. Sering sekali banyak kejadian yang akhirnya menghambat kelancaran sebuah acara gara-gara sepeda zuhudnya. Juga ..adikku sering sekali kena senewen Ikhwah. Baik teman kantor, kampus maupun

ikhwah teman pengajiannya. PasalnyaHP yang dia gunakan ..entah apanya yang rusakkalo di telpon, HPnya terkadang tidak berdering. Padahal nomer kita sudah masuk. Setiap tak rayu mengganti HP nya dengan yang lebih bagusdia selalu ngeles dengan alasan zuhud.Padahal Amanah dia cukup banyak.Baru setelah IPK turun dia ada niat untuk mengganti HPnya. Kalau itu untuk fasilitas jihad dan dawah kenapa kita tidak berfikir untuk mengunakan sesuatu yang berkualitas baik? Kenapa kita malah sering terbalik cara berpikirnya ? Untuk sebuah kesenangan pribadi kita akan jor-joran. Pakaian, Tas Kantor, Dllyang itu hanya menjadi asset pribadi, kita berani membayar mahal? Padahal Ia nya tidak menambah sedikit pun kapling kita di Surga kelak. Aku salut dengan seorang dokter spesialis di kotaku sini. Seorang Ikhwah. Aktivitasnya subhannallah sekali. Selain menjadi kepala UGD di RSUD..amanah dawahnya ketat sekali. Dan kulihat beliau membekalinya dengan fasilitas yang OK punya. Rumah yang luas..dari istri beliau..aku tahu alasannya mengapa mereka memilih rumah yang begitu Luas. Alasannya kalau ada acara-acara Ikhwah..bisa menggunakan Rumahnya. Juga Mobilnya. Mobil jenis terbaru dan lapang. Alasannya ?..Biar bisa di pakai ikhwah lain kalau ada acara-acara DPD dan urusan dawah yang lainnya. Belum lagi komputer, Laptop dan HPnyasemua dikerangka untuk kemanfaatan umat dan dawah. Tetapi kalau itu berurusan dengan kesenangan pribadigaya hidup beliau..tidak layak sepertinya untuk ukuran dokter spesialis bedah syaraf. Karena terhitung sederhana. Tidak sebanding dengan pendapatan beliau.Subhannallah. Kalau ada yang terbaikmari kita yakinkan dalam setiap diri kita..akan kita gunakan untuk jihad dan jalan ini. Seperti Rosullullah dan Para Sahabat mengajari kita. Juga Para Masyaik dawah kita mengajarinya.Tetapi kalau itu untuk asset pribadi kita..mari kita berzuhud ria. Dan Semoga dengan itu semuakita mampu menambah kapling kita di Surga kelak. Amien ! Bermanfaat untuk umat dan dawah ini. Bukankah begitu? Wallahualam bishowab !

BAHAGIA.KEMANA HARUS KUCARI ?Oleh : AtikKuterdiam mendengar curhat temanku. Sebenarnya ia bukan orang yang dekat denganku sih..entah mengapa ia sering sekali menitipkan sebagian rahasia hidupnya kepadaku. Kali ini Ia sedang mengeluhkan masalah suaminya. Semenjak pernikahannya, ini yang keberapa kalinya ia curhat kepadaku. Dan aku selalu hanya diam dan mendengarkan sajadan sebenarnya tanpa memberikan solusi apapun. Kenapa Ia begitu betah ya ? aku juga bingung .. Pernikahan..yang oleh sebagian lajang di pandang sebagai sumber kebahagiaan ternyata tidak tiap orang merasakannya. Coba buka tentang konsultasi keluarga baik di koran dan majalah yang islami ataupun yang sekulerbegitu banyak orang yang bermasalah dengan pernikahan. Terus dimana letak bahagia ?

Pernikahanyang ianya sering dikejar bahkan sampai ada yang mengorbankan idealismenya..mengorbankan apa yang ada dalam hidupnya..dan malah cukup banyak yang sampai menggadaikan imannya demi setatus sebuah pernikahan. Naudhzubillahimindzalik! Jugaada orang yang kusaksikan..selalu saja mengeluh tentang harta dunia. Hartanya yang melimpah ..katanya tidak membawanya ke dalam sebuah kebahagiaan. Harta baginya malah seperti air lautan..semakin ia reguk..semakin ia kehausan. Dulu..sebelum mempunyai uangia membayangkan..pasti akan bahagia sekali seandainya ia memiliki uang seratus ribu. Tetapi ketika seratus ribu di tangannyayang ia lihat adalah uang satu juta. begitu seterusnya. Tidak ada kebahagian ketika harta menghampirinya. Terus kemana mesthi mencari bahagia ? Begitu jugaada sebagian orang yang mengangankan kebahagian ada pada kekuasaan/karier. Tetapi kenapa ketika ia ada di pangkuannyabukan bahagia yang menyapanya ? bukan seperti angannya dahulu ketika kekuasaan belum menghampirinya. Semakin tinggi karier yang ditapakinya justru seakan bahagia semakin susah didapatnya. Terus bahagia..engkau dimana ? Benarlama aku merenunginya. Mugkin karena banyak orang yang menjadikanku sebagai ajang curhatnya. Juga aku suka memperhatikan konsultasi di majalah-majalah atau koran. Semua yang kulihat ada padanya..kenapa ia masih saja terlihat tidak bahagia ? Pernah kutanyakan kepada seorang nenek sepuh yang kulihat hidupnya sederhana . Aku bertanya..apakah ia bahagia dengan apa yang ia jalani dalam kehidupan ini ?...dengan suami yang hanya tukang becak..dan beliau sendiri penjual sayur keliling? Anak-anaknya walaupun di kenal sebagai anak baik-baik..tetapi juga tidak sukses sekali. Seperti cerita anak seorang tukang becak yang mampu membiayai kedua anaknya menjadi orang-orang sukses. Menjadi pejabat pemerintahan. Bukan..bukan seheboh itu..beliau biasa saja..tetapi kulihat ia bahagia. Beliau berkataBahagia itu terletak pada kesyukuran !! Apapun yang Allah titipkan kepada kitakalau kita mensyukurinya pasti kita akan merasa tercukupi. dan kita akan bahagia. Kesyukurandengan berapapun harta yang ada pada diri kita membuat ia berlimpah dan barokah dengan keterbatasannya. Kesendirian dengan kacamata kesyukuran..kita akan banyak melihat kebaikan begitu banyak di sana. Banyak yang bisa kita kerjakan sebelum amanah itu akhirnya akan mendatangi kita. Juga dengan kesyukuranapa pun dalam hidup ini akan terasa ringan. Terasa mudah. Begitu dulu Ia berujar kepadaku. Benarkah ?..wallahualam..tetapi bagiku..aku meyakini kebenarannya. Dengan

kesyukuran..kulihat apapun yang di takdirkan oleh Allah atas diriku semua adalah yang terbaik. Ujian..adalah wujud sayang Allah yang akan membentuk kita menjadi lebih baik. Kesenangan yang Allah titipkan kepada kitapun..akan menjadi kebahagiaan ketika kita sadari dariNya. Ketika bahagiaada orang yang jauh lebih bahagia dari kita. Sehingga kita tidak sombong. Ketika ujian menyapa kita ..Ia nya tidak akan membuat kita kecil hati..karena masih sangat banyak orang yang diuji oleh Allah dengan ujian yang lebih. Dengan kesyukurannikmat Allah akan berlipat ganda keberkahannya. Tapi ketika ketidaksyukuran hadir di hati..hanya derita dan adzab Allah yang akan menyapa kita. Wallahualam bishowab ! Sumber: pagi baruku..

LINGKARAN DENGAN SEBUAH TITIK DITENGAHOleh : AtikAnak-anaksekarang lihat ke papan tulis.gambar apa yang kalian lihat ? ujar Pak Guru sembari menunjuk ke arah gambar di tengah papan tulis. Lingkaran yang di tengahnya ada titik ! serempak murid-murid menjawab pertanyaan gurunya. Dan memang yang di terlihat seperti itu. Sebuah lingkaran penuh dengan sebuah titik di tengah=-engahnya. Bagaimana kalau aku katakanitu adalah gambar seorang petani di tengah lading yang mengenakan caping bulat dan dilihat dari angkasa ? kata Pak Guru. Semua terdiamdan mulai mereka-reka dan mengimajinasikan gambar itu menjadi seorang petani bercaping. Atau bagaimana kalau aku katakan jugagambar tersebut adalah donat yang di jual Ibu Kantin yang karena terlalu banyak bahan pengembangnya sehingga lubang di tengahnya tidak kelihatan lagi ? Bukankah itu menyerupai sebuah titik juga? Pak Guru melanjutkan uraiannya. Begitulahketika kita melihat suatu bendasebenarnya ia akan membentuk apapun sesuai pikiran kita. Kita bisa melihatnya sebagai sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang terlihat lain dari persepsi yang di anut oleh banyak orang. Dalam agama kitabanyak yang bisa kita temukan dalam bentuk yang seperti ini. Melihat dari sisi yang berbeda. Tentu saja yang kita ambil adalah sisi positifnya. Yang mendorong kita kepada amalan yang lebih baik. Ujian atau musibah yang dalam bentuknya bisa berupa kefakiran, kesakitan dan ketidakberuntungan bisa menjadi sisi yang sangat dirindukan dan sangat di nantikan

Karena sisi positif yang menyertainya. Sakit..ketika kita sabar dan ridho dengan ketentuan Allah tersebut malah akan membawa kita kepada gugurnya dosa-dosa kita. Semakin membawa kepada derajat iman yang lebih baik. Kefakiran justru akan menyelamatkan kita dari api neraka Kalau kita mampu menahan godaan dunia. Semakin banyak harta semakin banyak pula pertanyaan yang akan kita pertanggungjawabkan kelak. Begitu pula kesendirian kita. Belum datangnya jodoh kita bisa jadi itulah keadaan terbaik di mata Allah untuk kita. Kita diberi kesempatan oleh Allah untuk mencari bekal lebih banyak lagisehingga ketika tiba saatnya mempunyai amanah berupa suami dan anak-anak,kita tidak gagap lagi. Menjadikan keluarga yang kita bina adalah keluarga daiyah dengan biah yang sholihah. Sering kita temui kisah dari para Salafus sholihbagaimana mereka justru amat merindukan ujian-ujian keimanan atas diri mereka. Bahkan kenikmatan yang datang kepada mereka justru mereka hindari. Sapaan-sapaan itu mereka lihat sebagai bentuk kasih sayang Allah atas dirinya. Kusalut dengan antum semuayang ketika di timpa musibah..masih bisa tersenyum dan masih melihat karunia Allah masih lebih banyak daripada kesusahan yang menyapa kita. Dan tidak menjadikanmu membabi buta. Kefakiran yang sedang menyapamu tidak menjadikanmu kabur membedakan harta subhat atau haram dan harta yang halal. Belum datangnya jodoh di usiamutidak membuatmu tergelincir menapaki jalan yang tidak Allah ridhoi. Engkau jalani semua itu dengan keridhoan. Engkau jalani dengan keikhlasan hati. Dan engkau pilih mengisi hari-hari dengan mengejar ahsanu amalanmu. Mengejar amal terbaikmu yang saat ini paling mungkin engkau raih. Kusalut kepadamukarena belum tentu ketika aku yang di uji Allah sepertimuaku akan setegar dirimu. Lingkaran dan sebuah titik di tengah. Orang bisa mengatakan itu apa saja. Begitu juga dengan apa-apa yang terjadi di dalam kehidupanmu. Banyak orang yang akan menangis, marah, kecewa, memaki, dan meratap ketika didhzolimi oleh orang laintetapi ada orang yang justru dia tersenyum..bersyukur berterima kasih karena dengannya menjadi penyebab gugurnya dosa dan menjadikan doa tak terhijab denganNya. Lingkaran dengan sebuah titik di tengah. Seperti apa kita mau mempersepsikan, tidak akan ada orang yang melarangnya. Tetapi yang kita harapkan tentu sajaketika kita memandang sesuatu.kita mampu memandang sebagaimana layaknya orang beriman memandang kehidupan. Seperti yang d kehendaki oleh Allah SWT dan juga Rosullullah SAWBukankah begitu ?...Wallahualam bishowab !

Sumber: supaya Allah selalu menolongmu ..

KEMUDAHAN YANG MELENAKANOleh : AtikKemarin ini aku nyungsep lagi. Walaupun tidak sampai mencium aspal..tetapi tetap saja kakiku sakit juga. Nambah deh koleksi luka di kakinya. Pengalaman nyungsep di jalan aspalku memang amit-amit deh ! Jari kaki dan tangan seperti tidak cukup untuk menghitungnya. Aneh-aneh juga gaya nyungsepku. Bukan hanya ketabrak dari depan..tetapi dari belakang, samping juga kadang selip sendiri karena menghindari sesuatu. Walaupun akhirnya sama aja..sakit....tetapi tidak pernah ada gaya yang sama. Kan seorang mukmin tidak bakalan terjebur pada lubang yang sama kan ya ?..he..he.. Sebenarnya aku pernah merenung tentang hobiku nyium aspal. Ada apa sih ? pikirku waktu itu. Padahal seingatku..kalo soal ngebut di jalanan..dari SMP dulu gayaku memang sudah seperti itu. Tidak sabar kalo di jalan raya. Tetapi pengalaman nyium aspal pertama kali (dan kemudian di susul dengan yang lain secara beruntun) justru aku alami di sini. Dikota tempat penempatanku. Bukan di kota kelahiranku, Jakarta atau di tempat lain. Di sini..di kota kecil di ujung pulau jawa ini. Ada apa ya ? Begitu pikirku. Ternyata aku menemukan benang merah dari semua karir nyium aspalku itu. Yaitu ketidakwaspadaanku. Di Kota kelahiranku, aku tidak pernah nyium aspal..karena menurutku, tipe jalanan di kota pegunungan seperti kotaku, membuatku harus terus waspada di jalanan sana. Jalannya tidak terlalu lebar, meliuk dan tak jarang kiri kananku jurang. Walaupun ngebut tetapi aku waspada. Juga di Jakarta. Disana walaupun jalanan rata, dan lebar..tetapi macet. Banyak kendaraan, so, kalau tidak hati-hati bisa-bisa kita kelindas di jalanan. Itu menuntut kita waspada ketika meniti jalanan di sana. Tetapi di kotaku sini. Daerah sini datar. Jalanannya walaupun pelosok tetapi halus. Lebar dan rata plus sepi. Memang sangat melenakan. Dan di sinilah karir nyungsepku aku awali. Aneh- aneh penyebabnya. Semua Karena kupikir jalanan cukup aman untuk ngebut. Tetapi tiba-tiba ada anak kecil berlarian keluar dari gang kecil di pingir jalan. Pernah aku hampir nabrak kambing yang tiba-tiba berlari ke tengah jalan. Atau Becak yang tiba-tiba muncul dari gang sempit.Pernah juga mobil pick up yang keluar dari parkirnya tanpa dibantu tukang parkir. Setelah aku membiasakan diri untuk waspada di jalan raya. Sesepi apapun jalan tersebut..ternyata hasilnya cukup lumayan. Kejadian nyium aspalnya sangat jarang terjadi. Tidak seperti dulu lagi. Aku merasakan ..mungkin seperti itulah harusnya kita menyikapi kehidupan. Kehatihatian. Dalam meniti hidup yang tidak lama ini bukankah kita diajari untuk waspada ?

Rosullullah menggambarkan hidup ini, ka raakibin istadzalla bi syajaratin tsumma raahaa wa tarakaha. Seperti seorang musafir yang bernaung di bawah rindangnya pohon, ia beristirahat tapi setelah itu ia tinggalkan pohon itu. Oleh Karena itu Rosullullah memberi panduan agar hidup ini disikapi sebagai sesuatu yang sementara. Kun fi dunya ka annaka ghariibun auabiri sabiil. Hiduplah di dunia seperti orang asing atau orang yang berada di perjalanan. Orang asing, selalu hati-hati. Selalu waspada sebab ia belum mengenal seluk beluk daerah yang disinggahinya.Harihati terhadap semua kemungkinan buruk. Umar bin Khatab menggambarkan orang yang beriman dengan umpama orang yang melewati jalanan yang penuh dengan duri. Ketika melewatinya, kita diharuskan untuk berhati-hati waspada terhadap duri yang berserakan itu. Itulah orang yang bertaqwa. Dunia, isinya adalah tipuan semata. Yang seharusnya kita waspada dengan semua yang ada disana.Tetapi sering sekali justru kita malah menjadikan ia tujuan hidup kita. Tidak peduli dengan cara apa kita mencapainya, seringkali kita tertipu. Terlalu sering kita tertipu dengan kemudaan dan kesegaran kita. Hikmah yang beterbaran di sekitar kita, sering sekali kita sikapi sebagai kebetulan semata. Kita tertipu bahwa kematian hanya menjemput orang-orang yang sudah uzur semata. Kita seakan dilupakan bahwa maut pun menjemput orang-orang yang sebelumnya masih tertawa gembira. Masih becanda dengan orang-orang yang di cintainya. Tetapi rupanya mata hati kita sering sekali terbutakan oleh semua itu. Ketenangan hidup, kemudahan dan segala kenikmatannya teramat sering membuat kita terlena. Maka aku tidaklah heran ketika Rosullullah, Para Sahabat dan juga para salafusholih memilih kefakiran daripada harta benda yang melimpah. Tujuan hidup kita di akhirat sanabukan di dunia yang penuh kefanaan. So, mari kita berhati-hati dalam meniti setiap jalanan takdir hidup kita. Yakinkan dalam setiap diri, kemudaan dan kesegaran kita tidak akan bisa menipu kita dari maut yang senantiasa membayang. Kemudahan hidup, perhiasan dunia, harta benda, anak-anak dan istri/suami tidak akan memalingkan tujuan hidup kita. Mari kita berazzam bersamasama untuk ituselalu memilih jalan dawah dan jihad sebagai pilihan kita. Dan kita harus menitinya dengan segala kewaspadaan kita. Wallahualam bishowab ! Sumber: iseng aja..

XL GIRL SIAPA TAKUT ?!Oleh : AtikBeberapa hari ini aku di rayu terus menerus oleh ibu-ibu kantor untuk ikutan senam. Selain biar sehattubuh jadi langsing katanya. Aku yang dasarnya tidak menyukai kegiatan seperti itu..hanya nyengir saja. Paling tak guyonikalau senamnya perempuan semua dan lagu pengiringnya..nasyidnya Izzis atau Ar Ruhul Jadid aku mau!! he..he..tapi mokal ya ? Dan sepertinya jadwal renangku sudah cukup membuatku sehat

deh.. Alasan sebenarnyakalau mereka tahu mungkin bisa membuat senyum. Aku mempunyai keinginan. Mungkin bagi banyak orangkeinginanku ini terasa lucu. Tapi memang itulah yang ada dibenakku. Aku sendiri juga bingung kalau di tanya ..kok bisa ? Biasanya aku hanya nyengir saja. Dan tidak melanjutkan keterangankukeqi kalau ditertawakan. Aku Ingin menjadi Perempuan yang punya bentuk tubuh ndut !..iyandut !..tuuuhh kan ?..pada heran kan ! Aku menyukai wanita dengan tubuh ukuran di atas kewajaran. Istilah halusnya XL GIRL ! Walaupun memang ga sembarang bulat sih. Tahu kenapa aku begitu inginnya punya badan berukuran XL ? Dari kecil aku terkesan dengan wanita yang mempunyai ukuran ekstra ini. Perempuan yang mengasuhku sewaktu kecil badannya gendut. Sedangkan Ibuku..badannya kecil. Istilah kerennya langsing. Aku menyukai tubuh pengasuhku yang gendut. Aku merasakan kehangatan saat bergelayut di pangkuannya. Ketika di peluknya. Ada kenyamanan disana. Bahkan sampai sekarangkalau aku pulang ke rumahbegitu melihatku beliau langsung memelukku dan menciumikutidak berduli aku masih berbau ga karuan karena perjalanan jauhdan juga tidak berduli aku sudah hampir kehabisan nafas karena pelukannya. Begitu mulai belajar mengenal orang lain Allah mempertemukanku dengan banyak wanita yang berbadan ekstra. Yang aku kenal adalah mereka orang-orang yang ramah..grapyakdan selalu ceria. Dari teman sepermainanku bahkan sampai sekarang ketika aku bekerja yang jauh dari kampung halaman. Bahkan beberapa adik binaanku mempunyai ukuran badan ekstratetapi kulihat justru merekalah yang selalu tampil sumringah. Hampir tidak pernah kusut wajahnya. Wajah ramahsumringahtulus dan menyenangkan. Seakan kehidupan berjalan tanpa beban. Mungkin antum akan protestidak juga tuh! Aku tidak berduliaku hanya ingin mengenal mereka seperti sekarang aku mengenalnya. Mereka adalah pribadipribadi yang hangat. Itu saja ! Tetapi entahlahbanyak cara yang kucoba untuk memelarkan badanku..tetapi tidak terlalu sukses. Hanya manjur saat masih kuliah di jurangmangu. Saat itu adalah saat yang paling aku sukai. Dengan pipi bulat dan badan yang tidak bisa di bilang kurus. Sekarang mah boro-boro..setiap pulang ke rumah pasti bapak ibu protes karena kekurusan katanya. Ibuku memang punya selera yang sama dengan aku. Suka dengan wanita berbadan ekstra. Melihat merekaaku semakin yakin..bahwa Allah selalu memberikan keindahan lain yang bahkan orang lain tidak memilikinya. Kebanyakan wanita..terlalu sibuk memoles yang tampaksedangkan kepribadian yang tersembunyi terlupakan. Apalagi di jaman materialistik yang semakin menggila ini.

Perhatikan dunia materi kita. Iklan apa yang tidak menggunakan tubuh wanita ?...Hampir tidak pernah ada. Wanita sudah menjadi bagian dari industri itu sendiri. Dan bukan wanita dengan tubuh yang sembarangan pula..pasti yang ehem..ehem..kalaupun ada yang menggunakan wanita berbadan ekstra sebagai modelnya....kebanyakan menjadi bahan lelucon atau cemoohan. Makanya aku salut dengan mereka. Dengan keceriaan hidupnya yang tidak terbebani stikma masyarakat ..bahwa wanita yang mempunya nilai jual tinggi adalah mereka yang mempunyai ukuran badan ideal. Islam menginginkansemua wanita terlihat kemuliaannya. Tentu saja sebagai hamba Allah. Yang tidak mudah mengumbar aurat yang ujungnya hanya memuaskan laki-laki yang belum tentu menjadi suaminya. Wanita yang sibuk memoles kepribadiannya. Yang sibuk mentarbiyah dirinya. Agar ketika orang melihatnyabukan lagi tubuhnya yang menjadi ukurannya..tetapi kemuliaan yang dimilikinyaseperti ungkapan salah satu murid sufi ternama Rabiah Al Adawiyah tentang gurunya iniIa bertutur..Saat kami berada di dalam majelis Rabiah dan menyimak pelajarannya, kami sering lupa bahwa dia adalah seorang perempuan Pernyataan itu bagiku luar biasaRabiah dilihat bukan karena ia wanita..bukan karena perhiasan dunia yang menghiasinya..yang Allah titipkan padanyatetapi karena kemuliaan yang di miliki Rabiah ! Mari kita tarbiyah diri kita sebaik-baiknyadengan kesungguhan hati. Agar manusia melihat kemuliaan kita..bukan fisik dan kekayaan kita semata. Dan juga kita semakin cantik di hadapaan Allah. Semakin istimewa ketika kita harus menghadapNya kelak..! Menjadi wanita yang hanya ampunan, ridho dan surga Allah lah yang menjadi tujuan ! Wallahualam bishowab !

buat sodari2ku yg di karuniai Allah badan XL...napa mesti minder ?..yg penting sholihah n sehat kan ?..syukuri aja...Allah pasti akan menambah kenikmatan itu...so, keep istiqomah yuukkk...! Sumber: berpikir berbeda..

TERBANGKAN LAYANG-LAYANGMUOleh : AtikKalau ada permainan yang aku sukai waktu kecilku adalah menerbangkan layanglayang. Permainan di musim kemarau yang berangin. Ditanah lapang dekat rumah. Bersama kakak dan adikku serta teman-temanku yang kebanyakan anak laki-laki.

Aku suka sekali permainan ini. Padahal aku tidak bisa menerbangkannya. Kendali layang-layang aku ambil setelah layang-layang sudah diatas awan. Yang menaikkannya Mas atau adhe laki-lakiku. Aku selalu mencari enaknya saja. Kalau mereka kesusahan menerbangkan layang-layangkuaku mulai usil meneriakinyapayah ! padahal aku sendiri tidak pernah berhasil menerbangkannya. Ada kalanya aku adu layanganku dengan layang-layang teman-temanku kalau sudah mulai bosen memegangi layang-layang yang sudah stabil terbangnya. Beberapa kali menangseringnya kalah. Pulang nangis dan mulai merengek minta uang lagi untuk membeli layang-layang baru. Layang-Layangpermainan yang sekarang justru di gemari oleh banyak kalangan. Berbagai lomba bertaraf internasionalpun di gelar. Berbagai warna, ukuran dan bentuk. Langit begitu semarak dengan kehadiran laying-layang ini. Dimainkan oleh bermacammacam usia. Dari yang masih anak-anak sampai yang sudah tua. Bermacam apapun permainan layang-layang.ada satu kesamaan. Yaitu cara memainkannya. Ia di mainkan dengan muka tengadahbukan menunduk. Dengan muka optimis bukan pucat lesu. Ia terbang dan melayang dilangit-langit yang luas. Ia berayun seirama angin yang meniupnya. Ia terbang membumbung tinggi. Semakin tinggi menggapai awan. KawanKalau Layang-layang ibarat cita-citaterbangkan cita-citamu setinggi awan. Tataplah ia dengan muka tengadahdengan muka optimis. Terbangkan semampu dan sepanjang tali yang engkau punya. Ibarat taliAllah memberikan potensi di setiap diri kita. Sepanjang atau sependek yang kita ulurkan hanya bergantung seberapa besar kemampuan kita mengulurnya. Seberapa besar nyali kita membiarkan layang-layang cita-cita kita membumbung tinggi. Kawan.terbangkan cita-citamu setinggi engkau mampu. Gunakan setiap potensi yang Allah titipkan kepada diri kita semaksimal mungkin. Karena engkau istimewa dibalik penciptaan Tuhanmumaka buatlah engkau istimewa saat harus menghadap kepadaNya. Ulurkan semampumu..jangan biarkan talimu hanya menggulung diam di genggaman tanganmu. Kata Hasan Al Bannamimpimu hari ini adalah kenyataan hari esok. Mari buat mimpimimpi indah kita dan mulai terbangkan cita-cita kita. Kita ulur tali titipan Allah sepanjang layang-layamg menerbangkannya. Engkau begitu istimewa dengan potensi karunia yang Allah berikan. Mari kita terbangkan bersama. Kesanake langit biru cita-cita kita. Dengan muka tengadahdengan izzah umat yang seharusnya kita miliki. Dengan opimisme yang pasti kita punya kalau kita mau menggalinya. Demi izzah ummat inidemi kemuliaan dien inijuga demi ridho, ampunan dan surga

Allah..kita terbangkan layang-layang cita-cita kita sekarang jugadengan optimis dan muka selalu menengadah..Jangan pernah berputus asa.Karena Engkau begitu istimewa !! Wallahu alam bishowab !

buat adhe2ku semua...novi,afri,luki,feni..semuanya deh...kita2 terbangkan layang2 kita yuuk.. Sumber: layang2 masa kecilku...

MENANTI PANGERAN IMPIANOleh : AtikApa yang terbayang ketika antum semua membaca kisah hidupnya Nabi Muhammad SAWUmar bin Abdul Aziz.atau tentang Nabi Isa ?...Ya, mereka semua adalah lakilaki yang telah menoreh sejarahNamanya abadi di lembaran sejarah. Yang membuat kita kagum. Tetapi pernahkah kita berpikirsiapakah wanita yg berada di balik keagungan namanama di atas? Yang mengantarkan mereka menjadi pengisi tinta sejarah ummat ini? Inilah mungkin yang ingin aku renungkan. Sebuah kesholihan wanita yang dari darah dagingnya menitis seorang anak. Pada lintasan sejarah, gadis penjual susu itu hanyalah satu nama dari begitu banyak nama wanita-wanita sholihah yang mampu melahirkan generasi-generasi Robbani. Sebutlah Maryam..yang menjaga diri dengan beribadah dan bermunajat kepada Allah. Juga Aminah ..ia adalah bunga suku Quraisy yang terkenal karena menjaga kehormatannya. Ada apa dengan wanita-wanita itu ? Sehingga Allah memilihnya menjadi wanita-wanita terhormat karena dari rahimnya lahir generasi-generasi robbani ? Generasi generasi penyelamat kaumnya yang mampu menunjukkan kebenaran illahi. Pun, mereka menjadi pewarna sebuah peradapan pada masa dimana mereka hidup. Pertanyaan sekaligus harapan yang mengendap di hatikumampukah dari rahim ini lahir generasi-generasi robbani yang bisa dibanggakan? Tidak usahlah seperti umar bin abdul aziz atau Nabi Isa..terlebih-lebih Nabi Muhammad SAW, tetapi paling tidak mereka kelak mampu membuatku tersenyum bangga, kebanggaan yang hakiki. Sebab mereka adalah anak-anak yang menjadikan Allah sebagai tujuan hidupnya. Mereka bangga dengan keislamannya dengan berusaha memberi manfaat kepada manusia lain. Membayangkan itu saja, rasanya tiba-tiba semangat menikah membuncah, memenuhi relung-relung hati yang sering merasa malu dengan kehadiran sebuah hasrat penuh misteri.

Tetapi aku sadar bahwa sebesar apapun semangat itu, jika Allah belum berkehendak maka masa pernikahan itupun tak datang padaku atau siapapun. Aku juga tidak ingin melanjutkan pertanyaan itu menjadi..kenapa aku belum menikah ? atau kenapa Allah belum memberi jodoh ? Justru aku berpikir bahwa aku harus mampu memanfaatkan kesempatan ini untuk mendidik diri agar menjadi wanita shalihah agar kelak rahim ini mampu melahirkan anak-anak mulia dan sholih. Tentu itu bukan semata persoalanku semata tetapi persoalan semua akhwat muminat yang sampai saat ini Allah belum mempertemukan dengan seseorang laki-laki sebagai jodohnya. Akhwat muminat, aku yakin kita semua memiliki mimpi yang sama. Mimpi untuk membentuk keluarga sakinah dan melahirkan generasi rabbani penerus cita-cita umat. Generasi yang menjadi penghasung risalah mulia yang telah di wariskan oleh para Rasul dan Anbiya. Namun masalahnya, apakah kita sudah memahami, untuk melahirkan generasi rabbani penerus ummat itu, merupakan perjuangan keras tak kenal lelah? Perjuangan itu tidak hanya pada saat kita menikah, melainkan jauh sebelum kita memasuki mahligai pernikahan. Menunggu ! Adalah pekerjaan yang sangat menjemukan dan sekaligus menjengkelkan ..kata sebagian orang. Dalam banyak hal memang selalu begitu. Pun saat menunggu saat pernikahan. Saat datangnya pendamping perjuangan. Betapa pergulatan rasa sedemikian beratnya sehingga raga pun merasa payah dan tak berdaya menanggung beban itu. Sakit ! Itu mungkin ekspresi raga saat menanggung beban itu. Ditambah lagi usia yang kian bertambah sajatanpa sedikitpun berhenti sejenakPutus asa pun menambah genangan suudhzon kepada Allah. Akhwat muminahtapi aku yakin..tidaklah demikian dengan kita. Kita memang wanita seperti yang lainnya, yang kata orang sering di dominasi perasaan. Mudah larut dalam logika rasa. Tetapi harus diingat bahwa kita adalah wanita dengan keimanan yang mendalam kepada Allah. Dengan keimanan itu kita gantungkan tali harapan kepadaNya. Bahwa kita meyakini Allah Maha mengatur dan mendengar suara para pendoa seperti kita. Bahwa sekecil apapun peristiwa di muka bumi ini tidak pernah lepas dari pengaturanNya. Semua telah diatur dan ditata oleh Allah sedemikian rupa. Dan Dia Maha Sempurna dalam menentukan yang terbaik bagi seorang hamba. Demikian pula dalam pernikahan. Itu adalah teramat mudah bagiNya. Kalau pun memang saat itu belum juga datang, kita harus tetap menjaga huznudhon kepadaNya. Dibalik semua itu pasti ada hikmah untuk kebaikan kita. Dalam penantian tanpa batas inikarena hanya Allah Yang Maha Tahumaka hendaklah kita manfaatkan kesempatan ini untuk mempercantik diri, memperbaiki kualitas di hadapan Allah.

Hendaklah kita habiskan detik


Top Related