MEMINIMALISASI INSIDEN VAP( Ventilator-associated Pneumonia )
DENGAN MELAKUKAN DEKONTAMINASI OROFARING MENGGUNAKAN LARUTAN KLORHEKSIDIN 0,2%
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN ROI
Dekontaminasi Orofaring
APA ITU
KOMPLIKASI PEMAKAIAN VENTILATOR
( VENTILASI MEKANIK )
BERAGAM
• VILI
• VAP• MUSCULOSKELETAL
DISFUNCTION
• PERUBAHAN FISIOLOGIS, DSB
VAPAK J TINGGI
AKM TINGGI
TERABAIKAN...?
PENDAHULUAN
VAP
INFEKSI NOSOKOMIAL >> ICU
ANGKA KEJADIAN TINGGI ?
ANGKA KEMATIAN TINGGI
( Mortalitas pasien )
PERAN PERAWAT..?DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN ROI
Luar negeri9 – 65%
Dalam negeri> 45%
>76%
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN ROI
Keseimbangan Organisme Rongga Mulut
(+) (-)
1
3
• Kondisi kritis• Kekebalan tubuh menurun• Kebersihan rongga mulut yang tidak baik ( Sumber
Utama Kontaminasi )
2
4
Imunoglobulinfibronectin
Biofilm
Mikroorganisme membentuk ikatan koloni sebagai pelindung yang disebut biofilm (Nabile dan Mitchell, 2005),
biofilm terbentuk dari dua lapisan yaitu lapisanbasal yang tipis berupa lapisan khamir dan lapisanluar yaitu lapisan hifa yang lebih tebal tetapi lebihrenggang
Pembentukan biofilm dapat dipacu dengankeberadaan serum dan saliva dalam lingkungannya(Nikawa et al., 1997)
SILENT ASPIRASI
Faktor Resiko Yang Lain
5. Leak / Kebocoran pada Cuff Silent Aspirasi
6. Sirkuit dan Mesin yang tidak dilakukan secara Asepsis
7. Gangguan Nutrisi
Klinis
Radiologi
Laborat
Fever (>38°C or >100.4°F)
Worsening gas exchange (e.g. O2 desaturations(e.g., PaO2/FiO2 < 240), increased oxygen requirements.
Worsening cough, or dyspnea, or tachypneaand ronchi sound
Rales or bronchial breath sounds
Radiologi
FOTO THORAK
a. Dilakukan < 24 jam setelah Pemasangan ETT
b. Selanjutnya dianjurkan Foto Setiap Hari infiltrat
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN ROI
Leukopenia (<4000 WBC/mm3) or leukocytosis(>12,000 WBC/mm3
2. Penentuan mikro-organisme penyebab VAP
• Mikro-organisme biakan isolat endotrakheal yang dinilai secara KUANTITATIF
KULTUR SPUTUM
• Pengambilan kultur sputum secara steril menggunakan mucous extractor
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN ROI
PENCEGAHAN VAP
1. NON FARMAKOLOGI
Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
Head up 30-45o
Pemasangan NGT
Principle on Intubation and ETT
2. FARMAKOLOGI
Dekontaminasi Selektif ( menggunakan Antibiotika ) pada saluran cerna
Dekontaminasi Orofaring
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN ROI
Menggunakan klorheksidin 0,2 %
Dapat menurunkan kolonisasi
kuman penyebab VAP sampai
dengan 53% ( berdasar penelitian Fourrier)
KLORHEKSIDIN Klorheksidin merupakan salah satu jenis bahan desinfektan golongan kemis yang
memiliki keuntungan berupa kemampuan untuk mencapai seluruh bagian dari gigi,
dan resiko terjadinya kerusakan dan abrasi pada gigi
Klorheksidin sudah dikenal sejak tahun 1950. Klorheksidin memiki kemampuan
antiseptik dan desinfektan dengan spektrum luas, sangat efektif untuk bakteri gram
positif, gram negatif, bakteri ragi, jamur, serta protozoa.
Klorheksidin dapat menghambat pembentukan plak karena mempunyai kemampuan
untuk :
a. Mengadakan ikatan dengan kelompok asam ionik glikoprotein saliva
sehingga pembentukan pelikel yang diperlukan untuk kolonisasi bakteri plak
terhambat.
b. Mengadakan ikatan dengan lapisan polisakarida yang menyelubungi bakteri
sehingga perlekatan bakteri ke permukaan gigi terhambat.
c. Mengendapkan faktor-faktor aglutinasi asam yang ada dalam saliva dan
menggantikan kalsium yang diperlukan sebagai perekat bakteri untuk
membentuk massa plak.
d. Memiliki efek baterisidal karena molekul kationiknya berikatan dengan
anionik bakteri yang akan mempengaruhi dinding sel bakteri dan selanjutnya
mengganggu keseimbangan osmotis sel.
KLORHEKSIDIN 0,2%
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN
ROI
Di pasaran Indonesia tersedia
Minosep buatan Minorock dan
Oroheks dari TriPharma
Dekontaminasi Orofaring
Membersihkan rongga mulut ( Orofaring )
Menggunakan klorheksidin 0,2 %
( antiseptik/astringen )
Dilakukan setiap 8 jam ( 3x/Hari )
Dioleskan 30 ml zat tersebut keseluruh
permukaan mukosa pipi, gusi, lidah dan gigi
Dengan memakai kasa dan SET Oral
Higiene Steril selama ± 1 menit
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN
ROI
1. Dapat menurunkan kolonisasi kuman penyebab VAP sampai dengan 53% didalam mukosa mulut
2. Menurunkan Jumlah Angka Kejadian Infeksi Nosokomial saluran pernafasan hingga 69%
3. Mencegah Pembentukan Plak pada gigi
4. Menghindarkan pasien dari pemakaian AB lainnya
5. Menurunkan Angka kematian
6. Menurunkan beban biaya perawatan
7. Beban kerja berkurang
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN
ROI
ILUSTRASI
Px
RES
Perawat
ROI
Keluarga
GDC
DEPO
TatalaksanaKultur
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN ROI
Sebelum dilakukan dekontaminasi, dilakukan
pengambilan spesimen berupa apusan
mukosa pipi. ( sebagai data awal )
Pengambilan spesimen memakai lidi kapas
steril dan diletakan pada wadah yang
kemudian akan dibiakan di laboratorium
mikrobiologi
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN
ROI
Pengambilan spesimen
apusan mukosa pipi dan
aspirat endotracheal
setelah dilakukan
intubasi ( hari pertama )
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN
ROI
Pemeriksaan
sputum dari pipa
endotrakeal pada
hari ke-4 pasca
intubasiDISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN
ROI
HASIL YANG DIHARAPKAN
KEBERSIHAN MUKOSA MULUT
TETAP TERJAGA.
TIDAK ADA BIAKAN KUMAN GRAM
NEGATIF DLM HASIL KULTUR
SPUTUM.
PERAWAT MAMPU MELAKUKAN
ORAL HIGIENE DENGAN MEMAKAI
LARUTAN KLORHEKSIDIN 0,2%
PERAWAT MAMPU BERPERAN
DALAM PENCEGAHAN DAN
MENGURANGI ANGKA KEJADIAN
VAP
DISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN
ROI
MATUR NUWUNDISAJIKAN PADA PERTEMUAN RUTIN ROI
Saran dan Usul,…?
• Prinsip intubasi yang benar untuk mencegah VAP
• Biaya Kultur,..?
• Bethadine 3% atau PZ
• Penggunaan ETT dlm jangka waktu yang lama
menyebabkan perubahan kolonisasi bakterianaerob mjd aerob
• Pemakaian ett < 3 hari VAP sebesar 3%
Pemakaian ett > 4 hari Angka VAP semakin tinggi
Yang dapat dilakukan untuk mencegah VAP :
• Fisioterapi dengan membolak-balikkan pasien
• Kempeskan cuff sebelum suction ( agar sekretturun dan bisa disuction )