Download - Menangani klien kehilangan
MENANGANI KLIEN YANG KEHILANGAN
Oleh : christin
PENGERTIAN KEHILANGAN
Kehilangan a/ suatu keadaan individu yg berpisah dg sesuatu yg sblumnya ada, kemudian menjadi tdk ada, baik terjd sebagian / keseluruhan.
Loss (kehilangan) a/situasi aktual/potensial dimana seseorang/obyek yang berharga atau sesuatu yang disukai tidak bisa lagi dilihat sebagai sesuatu yang berharga.
NEXT Sumber-sumber kehilangan :1. Aspek diri Kehilangan aspek diri meliputi kehilangan dalam
gambaran diri, kehilangan kesehatan atau juga kematian diri sendiri yang akan datang.
Misalnya bekas luka di wajah dianggap ‘suatu kehilangan’ bagi seorang wanita, kehilangan organ tubuh akibat penyakit, proses perceraian yang menyebabkan kehilangan rutinitas sehari-hari bersama keluarga, pada masa tua kehilangan pekerjaan (pensiun), kemandirian, kesehatan, teman & keluarga
2. Obyek eksternal Meliputi kehilangan benda mati yang penting
(misalnya uang, kehilangan rumah akibat kebakaran), Kehilangan obyek berupa benda hidup (misalnya binatang atau tanaman kesayangan)
NEXT3. Lingkungan Seseorang terpisah dari lingkungan dan orang-
orang yang dapat memberi rasa aman. Misalnya anak yang baru masuk sekolah TK
pertama kali, atau remaja yang masuk universitas dan tinggal jauh dari orangtua untuk pertama kalinya
4. Orang yang dikasihi Seseorang kehilangan orang yang dikasihi
akibat sakit, perpisahan atau kematian
TIPE-TIPE ‘KEHILANGAN’1. Actual loss (kehilangan aktual) Kehilangan yang nyata (aktual) dapat dilihat
oleh orang lain, kehilangan tsb tidak dapat dirasakan/dialami lagi, dilihat dan diraba lagi. Misal :misalnya anggota tubuh, anak, hubungan, dan peran ditempat kerja.
2. Perceived loss (kehilangan yg dipikirkan) Kehilangan yang dialami seseorang tetapi
tidak dapat dibuktikan oleh orang lain biasanya akibat kehilangan secara psikologis. Misalnya seorang wanita karir harus berhenti bekerja karena merawat anaknya di rumah, kehilangan harga diri dan kehilangan kepercayaan diri.
NEXT3. Anticipatory loss (kehilangan yang sudah
diantisipasi terlebih dahulu) Kehilangan yang dialami sebelum kehilangan
yang sesungguhnya terjadi. Seseorang terancam akan kehilangan sesuatu. Misalnya seorang istri yang suaminya sekarat, atau seorang gadis yang akan menjalani operasi di wajahnya yang pasti akan meninggalkan bekas yang buruk
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI TERHADAP KEHILANGAN1. Makna kehilangan bagi seseorang Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
memaknai sebuah kehilangan :a. Karakteristik orang yang ditinggalkan (Usia, kesehatan
fisik & mental)b. Arti seseorang atau benda atau bagian tubuh yang
terhilang atau keakraban hubungan dengan orang/obyek yang hilang (semakin akrab akan semakin besar respon kehilangan)
c. Derajad perubahan yang terjadi akibat kehilangand. Keyakinan & nilai individue. Sifat kehilangan/kematian (apakah meninggal dengan
baik atau dalam keadaan yang tidak diinginkan, meninggalkan konflik yang belum diselesaikan)
NEXT2. Budaya Budaya mempengaruhi seseorang dalam
mengekspresikan rasa kehilangan. 3. Keyakinan spiritual Keyakinan spiritual sangat besar pengaruhnya
terhadap reaksi emosional maupun perilaku yang dimunculkan seseorang. Biasanya agama tertentu mempunyai ritual untuk orang yang dalam sakratul maut yang dapat memberikan rasa aman bagi klien sendiri maupun keluarganya.
NEXT4. Peran jenis kelamin Pada komunitas tertentu, pria diharapkan
menjadi orang yang kuat, mengekspresikan duka merupakan hal yang tabu bagi pria, sedangkan wanita dianggap sebagai pribadi yang emosional sehingga jika ia berespon dengan menangis, lemas, mengekspresikan duka dianggap sebagai hal yang wajar.
5. Sifat dari jaringan dukungan6. Status sosial ekonomi Status sosial ekonomi dapat dipengaruhi ataupun
mempengaruhi respon berduka serta sistem pendukung yang bisa didapatkan. Misalnya seorang peserta asuransi, tidak akan kesulitan mengurus keperluan-keperluan setelah kematian karena asuransi menyediakan jaminan kematian
NEXT Grief (berduka) adalah respon emosional akibat
kehilangan dan dinyatakan dalam pikiran/gagasan, perasaan & perilaku.
Mourning (berkabung) adalah proses perubahan perilaku yang dilalui dimana berduka akhirnya terselesaikan.
NEXT Saat individu kehilangan, harapan dan
imipiannya tentang masa depan hilang. Pencapaian kembali kehidupan tanpa sesuatu yg hilang tersebut membutuhkan suatu proses yaitu proses kehilangan atau berkabung didalamnya terdapat perasaan dan emosi seseorang yang disebut respons berduka.
Lamanya respons berduka tergantung pada beberapa faktor, diantaranya :
1. Persepsi kehilangan seseorang2. Usia3. Keyakinan agama4. Pengalaman kehilangan sebelumnya5. Sistem pendukung yang ada
NEXT respon berduka ada lima fase, yaitu : 1. Fase Pengingkaran Reaksi pertama individu yang mengalami
kehilangan adalah syok, tidak percaya atau mengingkari kenyataan bahwa kehidupan itu memang benar terjadi, dengan mengatakan “ Tidak, saya tidak percaya itu terjadi “ atau “ itu tidak mungkin terjadi “. Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini adalah : letih, lemah, pucat, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berakhir dalam beberapa menit atau beberapa tahun.
NEXT2. Fase Marah Timbulnya s/ kesadaran akan kenyataan
terjadinya kehilangan, individu menunjukkan rasa marah yg meningkat yg sering diproyeksikan kpd orang lain / pada dirinya sendiri. Menunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar, menolak pengobatan, menuduh dokter-perawat yang tidak pecus. Respon fisik yang sering terjadi antara lain muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
3. Fase Tawar-menawar Memohon kemurahan pada Tuhan dan
mengatakan “ kalau saja kejadian ini bisa ditunda, maka saya akan sering berdoa “ dan “ kalau saja yang sakit, bukan anak saya”
NEXT4. Fase Depresi Individu pada fase ini sering menunjukkan
sikap menarik diri, kadang sebagai pasien sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputus asaan, perasaan tidak berharga, ada keinginan bunuh diri. Gejala fisik yang ditunjukkan ,al : menolak makan, susah tidur, letih, libido menurun.
5. Fase Penerimaan Fase ini berkaitan dengan reorganisasi
perasaan kehilangan. Individu telah menerima kehilangan yang dialaminya. Pikiran yang selalu berpusat kepada obyek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau hilang dan secara bertahap perhatiannya akan beralih kepada obyek yang baru.
NEXT Fase ini biasanya dinyatakan dengan “ saya
betul-betul kehilangan baju saya tapi baju yang ini tampak manis “ atau “apa yang dapat saya lakukan agar
cepat sembuh”.
NEXT Tipe-tipe berduka:1. Abbreviated grief (berduka singkat) Berduka ini benar-benar terjadi tetapi segera
hilang. Obyek yang terhilang mungkin tidak terlalu berarti bagi klien atau sudah diganti dengan segera dengan obyek yang lain.
2. Anticipatory grief Anticipatory grief adalah rasa duka terhadap
kehilangan yang masih akan dialami.3. Pathologic or dysfunctional griefa. Unresolved grief
Unresolved grief adalah berduka yang lama dan berat
NEXTFaktor-faktor yang mempengaruhi unresolved grief :SikapKehilangan banyak obyek secara bersamaan, misalnya seluruh anggota keluargaPunya hubungan emosional yang sangat dalam dengan obyek yang hilangKehilangan yang tidak terduga, misalnya meninggal dalam tugasKurang dukunganKehilangan akibat kejadian yang sulit diungkapkan misalnya akibat bunuh diri, keguguran, anak diadopsi dll
NEXTb. Inhibited grief Inhibited grief adalah berduka yg gejala-
gejalanya secara emosional ditekan tetapi nantinya akan muncul gejala somatik
Dysfunctional grieving ditandai dengan : Klien gagal berduka akibat kematian orang
yang dicintai, misalnya tidak menangis, tidak hadir pada pemakaman
Gejala-gejala akan muncul lagi pada saat-saat tertentu, misalnya pada hari peringatan kematian, hari raya dll
Menolak mengunjungi makam dan menolak upacara-upacara peringatan orang yang meninggal, walaupun peringatan tersebut adalah bagian dari budayanya
NEXT Masih terus mencari orang yang meninggal
walaupun sudah lama Tetap belum bisa membicarakan obyek yang
hilang, misalnya selalu berkaca-kaca, suara menjadi serak
Setelah waktu yang lama masih melaporkan keluhan-keluhan fisik
Relasi dengan orang lain memburuk
MENANGANI KLIEN YG KEHILANGAN Tujuannya a/ klien mampu membicarakan mengenai
obyek yang hilang tanpa mengalami kedukaan yang mendalam dan mengarahkan energinya untuk hidupnya sendiri serta memulihkan kemampuan untuk mengasihi.
Penanganan :1. Beri kesempatan klien u/ menceritakan kisahnya
dalam kehilangan2. Kenali & terima variasi emosi yang dinyatakan klien3. Bantu untuk mengungkapkan perasaan yang sulit
seperti marah & sedih, pahami bahwa setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk menyatakan perasaannya
4. Beri semangat klien supaya selama berkabung tetap menjalin hubungan dengan orang lain
5. Beri semangat anggota keluarga untuk pemberi asuhan
NEXT6. Libatkan anak-anak dalam proses berduka7. Beritahu manfaat kelompok pendukung8. Beritahukan manfaat konseling pada kasus yang
sulit diatasi sendiri9. Beri dukungan verbal terhadap penolakan klien thd
kehilangan (jangan dibantah)10. Hati-hati supaya perawat tidak justru ikut-ikutan
menolak kejadian kehilangan11. Bantu klien memahami bahwa marah adalah proses
yang normal/wajar12. Hindari menghentikan atau membalas dendam
terhadap kemarahan klien, jangan menghadapi kemarahan klien seorang diri
13. Tetap berikan rasa aman klien saat marah14. Bantu klien mengendalikan diri semaksimal mungkin
NEXT15. Dengarkan dengan penuh perhatian dan bantu klien
berbicara untuk melepaskan rasa bersalah maupun ketakutan yang irasional
16. Beri dukungan spiritual jika perlu17. Bantu klien mengekspresikan kesedihannya18. Berkomunikasi secara nonverbal dengan duduk
tenang tanpa mengharap respon verbal dari klien19. Berikan sentuhan 20. Beritahu keluarga pentingnya tetap mendampingi
klien dengan tenang21. Bantu keluarga dan teman bahwa klien mengalami
penurunan minat untuk bersosialisasi dan hanya perlu mendapat kunjungan singkat dan tenang
22. Bantu klien berpartisipasi sebanyak mungkin dalam program terapi
PERHATIAN Mendengarkan harus dengan penuh perhatian,
tenang, mampu bertanya secara terbuka maupun tertutup. Cara berkomunikasi dengan klien ini juga harus sesuai dengan tahap-tahap berduka yang sedang dialami.
KLIEN DENGAN KRISISPengertian krisisS/ peristiwa yg terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan seseorang yang mengganggu keseimbangan selama mekanisme koping individu tsb tdk dpt mecahkan masalahGanggun internal yang disebabkan oleh kondisi penuh stress atau yang dipersepsikan oleh individu sebagai ancamansuatu kondisi ketika sesuatu di luar perkiraan terjadi, sehingga rencana yang telah dibuat tidak dapat dijalankan, dan pembuat rencana kehilangan kontrol atas kegiatan yang sedang dijalankan.Konsep krisis :Krisis terjadi pada semua individuKrisis dipicu oleh peristiwa yang spesifikKrisis bersifat personal
NEXTKrisis bersifat akut, tidak kronis, waktu singkat ( 4-6 minggu )Krisis berpotensi terhadap perkembangan psikologis atau bahkan akan membaikFaktor yang berpengaruh :Pengalaman sebelumnyaPersepsi individu terhadap suatu masalahAdanya bantuan atau bahkan hambatan dari orang lainJumlah dan tipe krisis sebelumnyaWaktu terakhir mengalami krisisKelompok beresiko (wanita, sosek rendah)
MACAM KRISIS1. Krisis maturasi/krisis perkembangan
Dipicu oleh stressor normal dalam proses perkembangan
Misal : Masuk sekolah, pubertas, menikah, meninggalan rumah, menjadi orang tua, pensiun dll
2. Krisis situasionalMerupakan respon terhadap peristiwa traumatic yang tiba-tiba dan tidak dapat dihindari yang mempunyai pengaruh besar terhadap peran dan identitas seseorangCenderung mengikuti proses kehilangan yg diharapkan, impikan atau rencanakan. seperti infertilitas, persalinan prematur, memiliki anak laki-laki padahal menginginkan anak perempuan, bayi yg dilahirkan cacat, bayi meninggal, kehilangan pekerjaan, putus sekolah, putus cinta, kehamilan/kelahiran yang tidak diinginkan. Respon yang biasa mucul adalah depresi.
NEXT3. Krisis sosial
Krisis yang terjadi di luar kemampuan individu. Adanya situasi yang diakibatkan kehilangan multiple dan perubahan lingkungan yang luasContoh : terorisme, kebakaran, gempa bumi, banjir, perangTahap perkembangan krisis :Fase 1
Individu dihadapkan pada stressor pemicu Kecemasan meningkat
Fase 2 Kecemasan makin meningkat Individu merasa tidak nyaman, tak ada harapan,
bingung
NEXTFase 3
Mengatasi krisis individu menggunakan semua sumber untuk memecahkan masalah, baik internal maupun eksternalFase 4
Kecemasan berubah menjadi kondisi panik, menurunnya fungsi kognitif, emosi labil.
KARAKTERISTIK SITUASI KRISIS1. Elemen kejutan (element of surprise) Sesuatu yang mengejutkan terjadi, sesuatu yang
tak diduga sebelumnya, sesuatu yang tak disangka akan terjadi, sesuatu yang dikira belum akan terjadi dalam waktu dekat.
2. Informasi yang terbatas (insufficient information)3. Kejadian yang begitu cepat (the quick pace of
events)4. Desakan pencarian fakta (intense scrutiny)
NEXTMenurut Reinhart, krisis dapat dikategorikan menjadi 3:
1. Krisis bersifat segera (immediate crises) Tipe krisis yang paling ditakuti karena terjadi begitu
tiba-tiba, tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak ada waktu untuk melakukan riset dan perencanaan. Contoh: pesawat jatuh, gempa bumi, serangan bom, produk tercemar, penembakan di tempat kerja oleh karyawan yang baru di-PHK, dsb
2. Krisis baru muncul (emerging crises) Tipe ini masih memungkinkan untuk melakukan
penelitian dan perencanaan terlebih dahulu, namun krisis dapat meledak jika lama tak ditangani. Contoh: semangat karyawan yang rendah, ketidakpuasan dalam bekerja, pelecehan seksual di tempat kerja, penyalahgunaan jabatan, dsb.
NEXT3. Krisis bertahan (sustained crisis) Krisis ini tetap muncul berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun walaupun telah dilakukan upaya terbaik oleh pihak manajemen perusahaanContoh: Lapindo yang tidak dapat menyelesaikan kasus meluapnya lumpur, bahkan setelah dibantu oleh kebijakan-kebijakan khusus dari pemerintah.
TUGAS1. CARI TANDA DAN GEJALA BERDUKA2. CARI PERBEDAAN ANTARA BERDUKA
DAN DEPRESI
MENANGANI KLIEN DG KRISIS Tujuannya adalah resolusi, berfokus pada
pemberian dukungan terhadap individu sehingga individu mencapai tingkat fungsi seperti sebelum krisis, atau bahkan pada tingkat fungsi yang lebih tinggi. Selain itu juga untuk membantu individu memecahkan masalah dan mendapatkan kembali keseimbangan emosionalnya.
Pelaksanaan :1. Menganalisa situasi yang penuh stress2. Mengungkapkan perasaan tanpa penilaian3. Mencari cara untuk beradaptasi dengan stress
dan kecemasan4. Memecahkan masalah dan mengidentifikasi
strategi dan tindakan
NEXT5. Mencari dukungan ( keluarga, teman,
komunitas )6. Menghindari stress yang akan datang
dengan anticipatory guidance
BAHASAN TUGAS Dampak kehilangan :1. Pada masa anak-anak, kehilangan dapat
mengancam kemampuan untuk berkembang. serta merasa takut saat ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda, kehilangan dapat menimbulkan disintegrasi (pecahnya) dalam keluarga.
3. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya karena kematian pasangan hidup, dapat menjadi pukulan yang sangat berat dan menghilangkan semangat hidup individu yang ditinggalkan.
PERBEDAAN BERDUKA DAN DEPRESIberduka depresi
• Merupakan respon yang sehat
• Sembuh sendiri• Sedikit rasa bersalah• Harga diri masih utuh• Sedih
• Tidak ada gangguan fisiologis
• Hilangnya minat terhadap kesenangan sementara
•Merupakan respon yang tidak sehat•Tidak bisa sembuhsendiri•Rasa salah yg berlebihan•Kehilangan harga diri•Putus asa, merasa tidak berdaya, merasa hancur•Diikuti ketidakseimbangan fisiologis•Kehilangan minat terhadap kesenangan menetap
PENANGANAN PD KX DENGAN BERDUKA BERDASARKAN TAHAP RESPONS BERDUKA Tahap pengingkaran1. Memberikan kesempatan pd px untuk
mengungkapkan perasaannya Mendorong px untuk mengungkapkan
perasaannya Meningkatkan kesabaran px2. Menunjukkan sikap menerima dg ikhlas Mendengarkan dengan penuh perhatian dan
minat ttg apa yg dikatakan px tanpa menghakimi Menjelaskan pd px bahwa sikapnya dapat dialami
oleh siapa saja yg mengalami kehilangan3. Memberikan jawaban yg jujur thd pertanyaan px Menjawab pertanyaan px dg bahasa yg mudah
dimengerti dan tdk berbelit-belit Meningkatkan kesadaran secara bertahap
NEXT Tahap marah Mendorong px untuk mengungkapkan rasa
marahnya secara verbal tanpa membantah dan memperbolehkan px untuk mengekspresikan marahnya tanpa melawan
Tahap tawar menawar Mendorong px untuk mengungkapkan rasa
bersalah dan rasa takutnya Mendengarkan ungkapan px dengan penuh
perhatian Bila px mengungkapkan kata “kalau saja “atau
“seandainya”, jelaskan pd px bahwa petugas kesehatan hanya melakukan tindakan yg nyata.
Membahas bersama px penyebab rasa bersalah dan takutnya
NEXT Tahap depresi1. Mengidentifikasi px thd rasa bersalah dan
takutnya Mengamati perilaku pasien dan bersama px
membahas perasannya Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak
diri2. Membantu px mengurangi rasa bersalah Menghargai perasaan px Membantu px menemukan dukungan yg
positif sesuai kenyataan Memberi kesempatan untuk menangis dan
mengungkapkan perasaannya dan membahas bersama px ttg rasa bersalahnya.
NEXT Tahap penerimaan Menganjurkan keluarga px untuk sering
mengunjungi px dan memberi dukungan moril
Membahas rencana yang akan datang setelah masa berkabung terlewati
TERIMA KASIH, SUKSES SELALU