18
DOI 10.35473/jpmmi.v1i1.21
e-ISSN : 2621-1254
Membangun Pola Hidup…( Aini Alifatin, Ririn Harini, Erna Retnaning Raharjeng, Bambang Kurnadi) Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
Membangun Pola Hidup Sehat Melalui Pemberdayaan dan
Konsumsi Olahan Sayuran Sehat Menuju Desa Sehat Terpadu
Aini Alifatin1, Ririn Harini
2, Erna Retnaning Raharjeng
3, Bambang Kurnadi
4
1,2,3Universitas Muhammadiyah, Malang 4Universitas Madura, Pamekasan
Email : [email protected]
ABSTRAK
Tanpa mencerdaskan dan memberdayakan partisipasi dan peran masyarakat, upaya
kesehatan sulit memberikan perubahan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pengembangan posyandu Balita dan Lansia, peningkatan terhadap ketahanan pangan,
peningkatan kesadaran masyarakat dengan kemandirian kader kesehatan, Pembuatan
program reward keluarga sehat, Pembentukan sarana edukasi kesehatan melalui warung
informasi, memberikan harapan penanaman nilai perilaku hidup bersih dan sehat
kepada semua kalangan, adalah kegiatan utama yang dapat meningkatkan kualitas
SDM dalam ketahanan kesehatan. Menjadikan tradisi konsumsi sayur melalui posyandu
Balita dan Lansia, akan menanamkan pola hidup sehat bagi keluarga. Sayuran organic
menjadi daya tarik karena selalu di jadikan bonus bagi peserta yang hadir. Budidaya
sumber alam (sayuran organic) selain sebagai unsur peningkatan gizi keluarga, juga
mendukung perekonomian dalam bentuk penyadaran mastarakat akan manfaat tanaman
organic: budidaya sayuran dan tanaman organic berupa nuggetz sayur, bakso bayam,
dan lain-lain. Budidaya tersebut dapat sekaligus meningkatkan perekonomian
masyarakat melalui pelatihan packaging, penyimpanan dalam freeser dan pemasaran
baik melalui media online, social media maupun menjalin networking dengan badan
badan usaha di sekitar. Budidaya sumber alam (sayuran organic) dan pembentukan
UMKM inilah yang akan menunjang ekonomi kesehatan keluarga. Desa Komis akan
menjadi kawasan sehat, dan sentra pembangunan kesehatan serta peningkatan
perekonomian warga sebagai hasil dari PKW Desa Sehat Terpadu.
Katakunci : Ketahanan pangan, peningkatan gizi keluarga, penunjang
perekonomian, Desa Sehat Terpadu,
Without educating and empowering the participation and role of the community, health
efforts will not provide change and improve the quality of human resources.
Development of posyandu for toddlers and the elderly, improvement of food security,
increasing public awareness with the independence of health cadres, making reward
programs for healthy families, forming health education facilities through information
stalls, giving hope for planting values of clean and healthy living behavior to all people,
is the main activity can improve the quality of human resources in health security.
Making the tradition of consuming vegetables through toddler and elderly posyandu
will instill a healthy lifestyle for the family. Organic vegetables are an attraction
because they are always made a bonus for participants who attend. Cultivation of
natural resources (organic vegetables) in addition to being an element of improving
family nutrition, also supports the economy in the form of community awareness of the
benefits of organic plants: the cultivation of vegetables and organic plants in the form
of vegetable nuggets, spinach meatballs, and others. This cultivation can simultaneously
improve the economy of the community through training in packaging, freezer storage,
19
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
and marketing through online media, social media and networking with business
entities around. The cultivation of natural resources (organic vegetables) and the
formation of UMKM will support the family's health economy. Komis Village will be a
healthy area, and a center for health development and improve the economy of the
people as a result of the Integrated Healthy Village PKW.
Keyword: Food security, improving family nutrition, supporting the economy,
Integrated Healthy Villages
PENDAHULUAN
Kemudahan transportasi melalui
Suramadu menjadi daya saing bagi
Sampang terhadap daerah lainnya untuk
mendapatkan kunjungan wisatawan
baik dari dalam maupun dari luar
negeri.Diperlukan pemberdayaan
masyarakat menuju IPM yang tinggi
agar siap menghadapi perubahan global.
Masyarakat dengan kharakter religi
yang sangat kuat, merupakan tantangan
tersendiri bagi pengembangan wilayah,
karena banyak aturan yang harus
dicermati secara bijak.
Oleh karenanya Pemerintah
Kabupaten Sampang dalam
melaksanakan fungsinya
mengutamakan kearifan lokal dengan
memanfaatkan potensi sumber daya
yang dimiliki meliputi sumber daya
manusia, sumber daya alam, ilmu
pengetahuan dan teknologi demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan pembangunan
Kabupaten Sampang telah dirasakan
peningkatan hasil dan manfaatnya bagi
masyarakat. Namun pembangunan
bidang kesehatan akan tetap
memerlukan perhatian. Untuk itulah
Kabupaten Sampang menetapkan
peningkatan aksesibilitas dan kualitas
serta pelayanan bidang kesehatan
masyarakat pada urutan ketiga prioritas
pembangunan daerah dan lebih
diarahkan dalam upaya peningkatan
kualitas kehidupan dan kesehatan
masyarakat agar mampu secara mandiri
memelihara kesehatan individu dan
keluarganya, khususnya masyarakat
yang berpenghasilan rendah.Akan tetapi
sering ditemukan tradisi didalam
masyarakat yang kurang
memperhatikan pentingnya kesehatan
yang berdampak negatif yang sangat
merugikan.Penyebaran dan penularan
infeksi, Pemukiman dan perumahan
yang kotor, pembuangan sampah
dimana-mana, pemanasan global dan
bencana alam semua itu akibat dari
menyepelekan kesehatan
masyarakat.Berpijak pada upaya untuk
mewujudkan keterpaduan dan
keberlanjutan pembangunan kesehatan,
maka diperlukan usaha yang sungguh-
sungguh dengan melibatkan kerjasama
lintas pendidikan tinggi.
Tanpa mencerdaskan dan
memberdayakan partisipasi dan peran
masyarakat, upaya kesehatan tidak akan
memberikan perubahan dan
peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Pengembangan posyandu
Balita dan Lansia, peningkatan terhadap
ketahanan pangan, peningkatan
kesadaran masyarakat dengan
kemandirian kader kesehatan,
Pembuatan program reward keluarga
sehat, Pembentukan sarana edukasi
kesehatan melalui warung informasi,
memberikan harapan penanaman nilai
perilaku hidup bersih dan sehat kepada
semua kalangan, adalah kegiatan utama
yang dapat meningkatkan kualitas
SDM dalam ketahanan kesehatan.
Menjadikan tradisi konsumsi
sayur melalui posyandu Balita dan
Lansia, akan menanamkan pola hidup
sehat bagi keluarga. Sayuran organic
20
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
menjadi daya tarik karena selalu di
jadikan bonus bagi peserta yang hadir.
Budidaya sumber alam (sayuran
organic) selain sebagai unsur
peningkatan gizi keluarga, juga
mendukung perekonomian dalam
bentuk penyadaran mastarakat akan
manfaat tanaman organic: budidaya
sayuran dan tanaman organic berupa
nuggetz sayur, bakso bayam, dan lain-
lain. Budidaya tersebut dapat sekaligus
meningkatkan perekonomian
masyarakat melalui pelatihan
packaging, penyimpanan dalam freeser
dan pemasaran baik melalui media
online, social media maupun menjalin
networking dengan badan badan usaha
di sekitar. Budidaya sumber alam
(sayuran organic) dan pembentukan
UMKM inilah yang akan menunjang
ekonomi kesehatan keluarga. Desa
Komis akan menjadi kawasan sehat,
dan sentra pembangunan kesehatan
serta peningkatan perekonomian warga
sebagai hasil dari PKW Desa Sehat
Terpadu.
Kondisi wilayah Desa Komis,
Kecamatan Kedundung yang relevan
dengan permasalahan saat mengawali
kerjasama program diantaranya :
1) Masih terdapat masalah
Kemiskinan di Kabupaten Sampang
sangat berkaitan dengan masalah
pengangguran dan kesempatan
kerja. angka kemiskinan Kabupaten
Sampang masih sebesar 30,21%
pada tahun 2014 dan berada di atas
angka kemiskinan Propinsi Jawa
Timur maupun kabupaten-
kabupaten lain di Madura.
Didukung oleh data tentang angka
pengangguran terbuka sebesar
sebesar 1,78% pada tahun 2014.
Sedangkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) sebesar 61,03%
pada tahun 2012.
2) Dalam hal Kesehatan, masih
terdapat masalah yang memerlukan
perhatian khusus, dimana angka
kematian bayi masih 55,11 per
1000 kelahiran hidup, angka
kematian ibu 53,37 per 100.000
kelahiran hidup, ditambah lagi
angka kurang gizi 1.93 % dan
angka harapan hidup 64,43 tahun
Dengan memperhatikan visi dan
misi pembangunan daerah Kabupaten
Sampang Tahun 2008-2025, maka
Universitas Muhamadiyah Malang dan
Universitas Madura bekerja sama
dengan Pemerintah Kabupaten
Sampang telah menetapkan sektor-
sektor yang menjadi prioritas
pembangunan dalam Pengembangan
kawasan sebagai implementasi Program
IbW tahun 2016 – 2018, dengan
menjadikan potensi yang dimiliki
Kecamatan Kedundung sebagai Desa
sehat terpadu, dengan prioritas solusi
sebagai berikut :
1) Menjadikan warung informasi
kesehatan sebagai pusat-pusat
informasi di tempat-tempat
strategis sebagai langkah awal
sosialisasi informasi kesehatan
2) Menjadikan Desa Komis
sebagai desa yang bersih dan
sehat baik lingkungan maupun
perilaku masyarakat yang
berorientasi pada pola hidup
bersih dan sehat
3) Pengembangan posyandu
lansia, peningkatan terhadap
ketahanan kesehatan
reproduksi, peningkatan
kesadaran masyarakat dengan
kemandirian kader kesehatan.
pembentukan posyandu balita
yang masih belum terbentuk.
4) Pembuatan program keluarga
sehat dengan pemberian
reward kepada warga yang
telah memenuhi persyaratan
yang ada sehingga hal ini
diharapkan dapat memotivasi
warga untuk selalu berperilaku
hidup bersih dan sehat
21
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
5) Pengembangan kawasan
rumah lestari dengan sayuran
organic, dan budidaya
makanan sehat untuk
menunjang kebutuhan gizi
keluarga
6) Pengembangan hasil olahan
sayuran ortganik sebagai
usaha mikro kecil dan
menengah yang akan
berdampak pada peningkatan
perekonomian masyarakat.
Kerjasama diatas diprioritaskan
untuk mengembangkan desa Komis
sebagai kawasan sehat, dan sentra
pembangunan kesehatan serta
peningkatan perekonomian warga
sebagai multi efek melalui pengolahan
hasil alam yang terdapat didesa tersebut.
Oleh karena itu Ipteks bagi Wilayah
sangat diperlukan bagi masyarakat
untuk mengembangkan berbagai potensi
yang berdampak bagi perekonomian
dan kesehatan masyarakat agar dapat
meningkatkan kesejahteraan didaerah
tersebut.
METODE
Untuk melaksanakan
pembangunan di desa Komis
Kecamatan Kedundung Kabupaten
Sampang diarahkan pada pembangunan
sektor Kesehatan, sektor pertanian dan
pengembangan sektor usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM). Metode
pendekatan yang ditawarkan untuk
mendukung realisasi program RPJMD
Kabupaten Sampangadalah : (1) Metode
Perencanaan Partisipatif, 2. Pendekatan
terhadap Tokoh Kunci (Personal
Approach), 3. Penyuluhan, Pelatihan
Ipteks dan pendampingan.
Metoda pendekatan partisipatif yang digunakan dalam medukung
realisasi program RPJMD Pemerintah
Kabupaten Sampang adalah melibatkan
masyarakat untuk menumbuhkan rasa
saling memiliki dari partisipan/anggota
kelompok masyarakat agar setiap
tahapan dari semua unsur mulai
identifikasi potensi, masalah dan
rencana tindak lanjut/rencana kegiatan
dapat terlaksana dengan baik. Setiap
fenomena yang timbul dianalisis dan
ditindak lanjuti secara bersama-sama
dengan seluruh unsur masyarakat yang
terlibat dalam kegiatan ini.
Pengumpulan data dan informasi
mengenai potensi wilayah IbW juga
dilakukan melalui survey serta kajian
data primer dan sekunder yang sudah
tersedia. Pengambilan data primer
ditujukan untuk mendukung rona awal
sosial ekonomi masyarakat. Tahap
persiapan sosial merupakan tahap yang
sangat menentukan kemandirian
masyarakat dan keberlanjutan program.
Kelompok dampingan/mitra sebagai
suatu organisasi, senantiasa melakukan
konsolidasi kelembagaan dan finansial.
Pendekatan terhadap Tokoh
Kunci (Personal Approach).
Pendekatan terhadap Tokoh kunci
antara lain: Pemerintah, Tokoh Agama,
Tokoh Pemuda dan Tokoh Masyarakat
untuk mendapatkan dukungan secara
penuh karena peranan dan karisma dari
para Tokoh tersebut terhadap
masyarakat.
Penyuluhan, Pelatihan Ipteks
dan pendampingan. Metode yang
digunakan diawali dengan : (1)
sosialisasi, (2) pembentukan dan
pengembangan posyandu lansia, (3)
pembentukan dan pengembangan
posyandu balita pelatihan dan
pendampingan produk pertanian
organik untuk makanan, hasil ikan
untuk perbaikan gizi (4) terkelolanya
secara mandiri untuk pos yandu lansia
dan balita secara aktif, (5) pendidikan
kewirausahaan menuju kelompok
mandiri, (6) pemasaran produk dan
kawasan desa sehat terpadu, (7)
publikasi dan promosi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Bidang Kesehatan
22
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
1) Pos Informasi. Pada tahun awal,
pos informasi melekat dengan
media LCD yang dipasang di
kawasan yang biasa dilintasi
masyarakat dengan harapan bahwa
info-info tentang kesehatan dan
info lainnya dapat dengan mudah
diketahui oleh masyarakat.
Gambar 1 : Launching Pos
informasi
Gambar 2 : Publikasi Pos informasi
melalui Portal Madura dan
pemindahan letak pos informasi
2) Pengembangan Warung
informasi pada tahun-ke dua dan
ke 3,menjadikan Poskamling
sebagai Pos informasi yang menjadi
tempat berkumpul dan berbagi
pengetahuan kesehatan dll
Gambar 3 : Pemberdayaan Posko
sebagai Pos informasi
23
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
Gambar 4 : Pengembangan
PoskoInformasi dengan pemanfaatan
poskamling
3) Pengadaan Media informasi
Kesehatan : berupa leaflet,booklet
dan buku-buku pan duan menjadi
pusat informasi bagi masyarakat,
sehingga menambah wawasan dan
pengetahuan sertaperubahan
perilaku masyarakat
Gambar 5 : Buku-buku dan leaflet yang
sudah tercetak
4) Pengadaan sarana Prasarana
Posyandu
Penambahan sarana Posyandu
dengan alat-alat stimulasi tumbuh
kembang sangat diperlukan dan
diserahterimakan kepada bidan
setempat beserta alat-alat deteksi
dini kesehatan yaitu tensimeter yang
diberikan kepada kader kesehatan
yang ada.
24
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
Gambar 6 : Pengembangan sarana
Posyandu dengan penambahan alat-
alat stimulasi perkembangan
Gambar 7 : Pembinaan kesehatan lansia
oleh kader
Gambar 8 : Perkembangan Posyandu
lansia
b. Bidang Gizi/Ketahanan pangan
1. Penanaman kembali sayuran di
pekatangan rumah
Dalam bidang ketahanan pangan
telah dibagikan polybag dan
benih sayuran organic berbagai
macam untuk ditanam
dipekarangan rumah. Setiap
warga di tiap dusun, menerima
50 polybag beserta benihnya,
dan sebelum pelaksanaan
pemanfaatan pekarangan rumah,
dilakukan pelatihan cara
penanaman. Selanjutnya
dilakukan pendampingan
dengan terus memantau
perkembangan.
2. Pendirian Green house
Untuk pendidikan dan
percontohan dibangun green
house yang menjadi tempat
belajar menanam sayuran
organic serta menjadi bahan
untuk dibagikan pada peserta
posyandu..
25
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
Gambar 9 : Pembuatan green House
sebagai Rumah pembibitan
3. Pembiasaan Makan sayuran sebagai
MPASI
Serta menjadikan Sayuran
sebagai MPASI atau makanan
tambahan keluarga dari Posyandu
26
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
Gambar 10 : memberikan sayuran
sebagai sarana promosi kesehatan
c. Bidang Ekonomi
Selanjutnya ketika warga
masyarakat sudah memiliki kebiasaan
menanam sayuran organic, kegiatan
dilanjutkan dengan pelatihan membuat
makanan sehat dari sayuran baik bagi
balita maupun bagi lansia
Pengembangan ekonomi dimulai dari
memberikan Pelatihan bagi kader dan
keluarga untuk menunjang Perbaikan
gizi keluarga, dengan Pelatihan
pembuatan menu sehat berupa nuggetz
sayur (bayam) dan bakso sayur dan
protein nabati (bayam, tempe, wortel,
bakso tahu dll), kegiatan pelatihan
dilakukan selama dua hari dengan
diawali proses pembuatan dan hari ke
dua pengepakan untuk penyimpanan.
Hasil pelatihan lebih ditujukan pada
balita dan lansia yang datang saat
posyandu, selebihnya diupayakan
sebagai pemberdayaan ekonomi
masyarakat.
Pada Pemberdayaan ekonomi
ini,masyarakat belum sampai pada
perijinan PIRTkarena berbagai alasan,
diantaranya pemasaran yang terbatas,
karena masyarakat dengan ekonomi
yang rendah memiliki daya beli yang
terbatas, namun terdapat satu warga
yang antusias untuk menjadikan hasil
pelatihan ini sebagai usaha
pengembangan ekonomi mandiri.
Pelatihan dilanjutkan dengan
Pengepakan dan pemasaran melalui
online.
27
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
Gambar 11 : Pelatihan pembuatan
menu sehat berbahan sayur
d. Bidang Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM (Kader
Kesehatan dan UMKM)
SDM utama yang berperan pada
Desa Sehat Terpadu adalah Kader
kesehatan.Kegiatan difokuskan pada
pemberian pelatihan Deteksi Dini
dan Pembinaan kader Posyandu dan
kader PKK sebagai ujung tombak
masalah kesehatan dan pelayanan
kesehatan keluarga. Total kader
yang dilatih sejumlah 25 kader,
Kegiatan dimulai dengan
memberikan pelatihan pemantaban
skill deteksi dini masalah kesehatan
yang terdiri atas pemberian materi,
praktek deteksi pada masalah
kesehatan. Setiap kader mendapat
satu set tensimeter dan stetoskop,
serta mendapat tugas pengelolaan
terhadap 10 keluarga untuk tiap-tiap
kader. Kader juga mendapat
pelatihan senam lansia dan seragam
kader. Berikutnya dilakukan
Evaluasi kemampuan kader melalui
Lomba kader berpotensi. Dan
diberikan penghargaan terhadap
kader-kader yang berprestasi.
Gambar 12 : hasil evaluasi kompetensi
kader dan survey pemanfaatan
pekarangan rumah
0
20
40
60
80
Pesertapelatihan danmenerimabantuanpolybag danbibit/benih
kompetensi kader kesehatan
pemeriksaan kesehatanpenyuluhandeteksi dinipengelolaan dasa wisma
18% 12% 25%
45%
28
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
Gambar 13 : suasana penyegaran materi
pemeriksaan dan deteksi dini kesehatan
Gambar 12 : gambar suasana evaluasi
kompetensi kader
29
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Indonesia
Vol. 1 No. 2, 2019
KESIMPULAN
Dalam kurun waktu tiga tahun,
pembangunan masyarakat desa Komis
sudah menjadikan desa yang aktif
dalam pengembangan pekarangan
menjadi lahan tanaman sayuran organic,
dan menjadi pola perilaku sehat dengan
membiasakan konsumsi sayuran sehat
sejak dini. Masyarakat sebagian besar
sudah berpartisipasi untuk
mengembangkan kembali tanaman
sayuran organic disetiap pekarangan
rumahnya. Dampak Kegiatan ini tidak
terbatas pada peningkatan gizi keluarga
tetapi juga pengembangan ekonomi
dengan memasarkan hasil sayuran
organic melalui kelompok tani yang
sudah dibentuk. Publikasi tidak terbatas
pada medsos, melainkan dengan
pemanfaatan warung informasi sebagai
bagian dari publikasi desa selain sebagi
pusat informasi kesehatan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih tak terhingga
penulis sampaikan kepada Direktorat
Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat yang telah mendanai
Program IbW yang kami usulkan.
Ucapan terima kasih penulis
sampaikan juga kepada jajaran
Pemda Kabupaten Sampang dan
Universitas Madura sebagai
perguruan tinggi mitra yang telah
mendukung pelaksanaan Program
IBW ini.
DAFTAR PUSTAKA
Apriadi, W.H, 1006, 180 Jus Buah dan
Sayuran, Gramedia Pustaka
utama.
Ayub S. Pranata, (2010), meningkatkan
hasil panen dengan pupuk
organic, PT Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Glio, M.T. (2017), Ventricultur,
Bertanam Sayuran di lahan
terbatas, Agromedia.
Kusuma, E.S.W, (2006), Jus Buah dan
Sayuran, Niaga SwadayaRH
Paeru, 2015, panduan praktis
bertanam sayuran di
pekarangan, penebar swadaya,
Jakarta.
Lingga,L, (2010), Cerdas memilih
sayuran, plus minus 54 jenis
sayuran,PT Agromedia
Pustaka,jaksel.
Redaksi AgroMedia, (2007), Cara tepat
memupuk tanaman hias, PT
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rukman,R,Ir,H.MBA, MSc, (2005),
Bertanamsayuran dipekarangan,
kanisius,Jogjakarta.
Sunarjono. H,Drs. (2013), Bertanam 36
Jenis Sayuran, Penebar
Swadaya, Jakarta.