Download - Mekanisme Mual Dan Muntah
Mekanisme Mual dan Muntah
Ketika kita sakit magh atau gastritis kita sering mengalami mual dan muntah, hal ini
merupakan gejala awal dari penyakit maag. bagaimana proses terjadinya mual dan muntah itu
sendiri?? di jelaskan berikut ini.
Mual yaitu : rasa ingin muntah yang dapat di sebabkan oleh impuls iritasi yang datang dari
traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari otak bawah yang berhubungan dengan motion
sickness, maupun impuls yang berasal dari korteks serebri untuk memulai muntah.
Mekanisme mual pada penderita maag atau gastritis:
- Di dalam tubuh kita terjadi peradangan lambung akibat kita makan-makanan yang mengandung
alcohol, aspirin, steroid, dan kafein sehingga menyebabkan terjadi iritasi pada lambung dan
menyebabkan peradangan di lambung yang diakibatkan oleh tingginya asam lambung .
- Setelah terjadi peradangan lambung maka tubuh akan merangsang pengeluaran zat yang di
sebut vas aktif yang menyebabkan permeabilitas kapilier pembuluh daran naik
- Sehingga menyebabkan lambung menjadi edema (bengkak) dan merangsang reseptor tegangan
dan merangsang hypothalamus untuk mual.
Muntah yaitu pengeluaran isi lambung/perut melalui esophagus dan mulut karena terjadi
kontraksi otot abdominal dan otot dada yang di sertai dengan penurunan diafragma dan di control
oleh pusat muntah otak.
Penyebab : infeksi virus, stress, kehamilan obat-obatan
Mekanisme mutah pada penderita maag atau gastritis:
- Lambung memberikan sinyal ke zona kemoreseptor oleh system syaraf aferen dan s. simpatis
sehingga menyebabkan kontraksi antiperistaltik dan menyebabkan makanan kembali ke
duodenum dan lambung setelah masuk ke usus
- Sehingga banyak terkumpul makanan di lambung dan mengganggu kerja lambung dan
duodenum sehingga duodenum teregang
- Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan otot dinding
abdominal sehingga menyebabkan tekanan di dalam lambung tinggi
- Setelah itu kita menjadi bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik
sfingter esophagus bagian atas supaya terbuka
- Sfingter bagian bawah berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esophagus dan keluar.
hal Ini disebut muntah
Mekanisme muntah
Lambung memberikan sinyal ke zona kemoreseptor oleh system syaraf aferen dan
s.simpatis sehingga menyebabkan kontraksi antiperistaltik dan menyebabkan makanan
kembali ke duodenum dan lambung setelah masuk ke usus.
Sehingga banyak terkumpul makanan di lambung dan mengganggu kerja lambung
danduodenum sehingga duodenum teregang
Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan otot
dindingabdominal sehingga menyebabkan tekanan di dalam lambung tinggi
Setelah itu kita menjadi bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan laring untuk
menarik sfingter esophagus bagian atas supaya terbuka
Sfingter bagian bawah berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esophagus
dankeluar. hal Ini disebut muntah
Mekanisme mual
Di dalam tubuh kita terjadi peradangan lambung akibat kita makan-makanan yang
mengandung alcohol, aspirin, steroid, dan kafein sehingga menyebabkan terjadi iritasi pada
lambung dan menyebabkan peradangan di lambung yang diakibatkan oleh tingginya asam
lambung .
Setelah terjadi peradangan lambung maka tubuh akan merangsang pengeluaran zat
yangdi sebut vas aktif yang menyebabkan permeabilitas kapilier pembuluh daran naik
Sehingga menyebabkan lambung menjadi edema (bengkak) dan merangsang reseptor
tegangan dan merangsang hypothalamus untuk mual.
MUAL, MUNTAH
Mual dan muntah bisa jadi menunjukan beberapa kondisi, maka amat penting untuk menentukan
penyebab sebelum memutuskan penggunaan obat yang tepat.
Mual dan muntah sering sekali dilontarkan pasien dengan latar belakang penyakit yang
berbeda.
Penyebab mual dan muntah bisa jadi sangat sederhana, seperti berputar terlalu cepat saat naik
mesin di taman hiburan. Tetapi, mual muntah bisa juga merupakan gejala suatu penyakit yang
lebih serius, atau karena efek pemberian obat-obatan tertentu. Jadi mual muntah bisa berdiri
sendiri sebagai hal yang independen, namun umumnya dibicarakan bersama-sama dengan
kondisi lain.
Mual dan muntah banyak dikaitkan dengan ganguan organik dan fungsional. Kondisi darurat di
rongga perut seperti apendikitis kut, kolesistitis, gangguan di saluran intestinal, atau peritonitis
juga bisa menyebabkan mual dan muntah. Infeksi virus, bakteri, dan parasit lain di saluran
pencernaan secara tipikal menyebabkan mual dan mmuntah dengan derajat berat. Satu dari
begutu banyak penyebab muntah pada anak adalah gastroenteritis yang disebabkan rotavirus.
Tipe lain dari kondisi mual dan muntah adalah yang disebut mual dan muntah yang bisa
diantisipasi atau anticipatory nausea and vomiting. Mual dan muntah jenis ini disebabkan karena
pemberian obat-obat kemoterapi atau akibat kecemasan yang timbul karena tindakan tersebut.
Kebanyakan pasien menunjukkan dua-duanya, baik karena obatnya dan juga kecemasan akibat
efek kemoterapi. Data dari Support Care Cancer tahun 1998 menunjukkan mual atau
Anticipatory nausea (AN) dialami oleh sekitar 29% pasien yang menjalani kemoterapi atau 1:3.
Sedangkan muntah (anticipatory vomitting/AV) terjadi pada 11% pasien atau 1:10.
Mual dan muntah juga bisa dikeluhkan pasien sesudah menjalani operasi. Data dari World
Federation of Societies of Anaesthesiologists 2003 menyebutkan Postoperative nausea and
vomiting (PONV) merupakan kejadian yang tidak diinginkan (adverse events0 yang paling
sering terjadi setelah tindakan pembedahan. Kasusnya mencapai 60-70% jika menggunakan
agen anastesi lama, dibandingkan 30% dengan penggunaan obat anastesi yang relatif baru.
Gejala yang sama juga banyak ditemukan pada kehamilan. Bahkan kasusnya relatif tinggi. Rasa
mual menimpa 75-85% perempuan hamil, dan 50% diikuti muntah.
Karena cukup menganggu dan menurunkan aktivitas harian penderita, maka tujuan terapi untuk
mual dan muntah adalah mencegah atau menghilangkannya. Tetapi pendekatan terapi sangat
tergantung pada kondisi medis masing-masing pasien. Untuk mual dan muntah ringan, bisa
diatasi dengan obat-obat bebas atau bisa dilakukan pendekatan non farmakologi.
Tetapi karena gejala mual dan muntah bisa jadi merepresentasikan beberapa kondisi, maka amat
penting untuk menentukan penyebab sebelum memutuskan penggunaan obat yang tepat.
Tujuan keseluruhan dari terapi antiemetik adalah untuk mencegah atau menghilangkan mual
dan muntah, seharusnya tanpa menimbulkan efek samping. Terapi antiemetik diindikasikan
untuk pasien dengan gangguan elektrolit akibat sekunder dari muntah, anoreksia berat,
memburuknya status gizi atau kehilangan berat badan.
Obat-obat yang tersedia bebas misalnya antasid, histamine 2 antagonis seperti simetidin, fa-
motidin, dan ranitidine. Obat-obat kelompok antihistimine-antikolinergik seperti meclizine,
cyclizine, dimenhidrinat, dan difenhidramin, serta cairan fosforilat karbohidrat. Sedangkan obat
anti mual muntah yang bisa didapatkan dengan resep antara lain antihistamin-antikolinergik dan
fenotiazine. Kedua jenis obat ini umumnya efektif, meskipun dalam dosis dan frekuensi
pemberian yang kecil. Untuk kasus yang lebih rumit, disarankan mengkombinasikan obat.
Obat-obat anti muntah (antiemesis) untuk pasien kanker yang menerima obat kemoterapi
harus diberikan sebelum, selama dan sesudah kemoterapi. Obat-obat yang digunakan untuk
mengatasi efek samping kemoterapi, dalam hal ini mual dan muntah, adalah proklorperazine saja
atau dikombinasikan dengan lorazepam; granisetron, ondansetron, atau dolasetron yang
merupakan obat golongan 5-HT3 receptor antagonis. Obat ini bekerja dengan menghambat aksi
serotonin, yang merupakan substansi alamiah penyebab mual dan muntah. Salah satu dari obat
golongan antagonis reseptor 5-HT3 tersebut juga bisa dikombinasikan dengan deksametason atau
metilprednisolon.