Transcript
Page 1: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit terdiri dari:

- Hairless Skin (Glabrous)/ tidak berambut

- Hair – bearing skin / berambut

Bagian dari kulit, yaitu:

a. Epidermis

Lapisan ini terdiri atas:

- Stratum Basale

Stratum basale terdiri atas sel – sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun

vertikal pada perbtasan dermo – epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Lapisan

ini merupakan lapisan epidermis paling bawah. Lapisan ini terdiri dari dua sel, yaitu

keratinosit dan melanosit.

- Stratum Spinosum

Disebut juga stratum Malphigi/ prickle cell layer, terdiri atas beberapa lapis sel

yang berbentuk poligonal. Sel – sel tersebut semakin ke permukaan semakin gepeng

bentuknya. Diantara sel – sel stratum spinosum terdapat jembatan – jembatan antar sel

(intercellular bridges) yang terdiri dari protoplasma dan keratin/ tonofibril. Perlekatan

Selasa, 24 November 2015 1

Page 2: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

ini membentuk nodulus Bizzozero. Diantara sel spinosum, terdapat sel Langerhans.

Sel – sel spinosum ini mengandung banyak glikogen.

- Stratum Granulosum

Merupakan lapisan keratohialin, dimana dua atau tiga lapis sel – sel gepeng

dengan sitoplasma berbulir kasar dan terdapat inti diantaranya.

- Stratum Korneum

Merupakan lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel – sel

gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasma nya sudah berubah menjadi keratin

(zat tanduk)

b. Dermis

Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen – elemen

selular dan folikel rambut, dibagi menjadi dua bagian yaitu:

- Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut

saraf dan pembuluh darah.

- Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan,

bagian ini terdiri atas serabut – serabut penunjang; misalnya serabut kolagen,

elastin dan retikulin.

c. Hipodermis

Lapisan subkutis ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat

longgar yang berisi sel – sel lemak di dalamnya. Lapisan sel – sel lemak disebut

panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Dilapisan ini terdapat ujung

saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening. Vaskularisasi kulit diatur oleh dua

pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superfisial) dan

yang terletak di subkutis (pleksus profunda).

Adneksa Kulit

Adneksa kulit terdiri atas kelenjar – kelenjar kulit, rambut dan kuku.

1. Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas:

a. Kelenjar keringat (glandula sudorifera)

- Kelenjar ekrin, kelenjar nya kecil – kecil, terletak dangkal di dermis dengan

sekret yang encer. Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak

Selasa, 24 November 2015 2

Page 3: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

tangan dan kaki, dahi, dan aksila. Sekresi bergantung pada beberapa faktor dan

dipengaruhi oleh saraf kolinergik, faktor panas, dan stress emosional.

- Kelenjar apokrin, kelenjarnya lebih besar, terletak lebih dalam dan sekretnya

lebih kental. Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergik. Terdapat di

aksila, areola mammae, pubis, labia minora, dan saluran telinga luar.

b. Kelenjar palit (glandula sebasea)

Terletak diseluruh permukaan kulit, kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar

palit, disebut juga kelenjar holokrin, karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini

berasal dari dekomposisi sel – sel kelenjar. Terdapat di samping akar rambut dan

muara nya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung

trigliserid, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi

oleh hormon androgen.

2. Kuku, adalah bagian terminal stratum korneum yang menebal. Bagian kuku yang

terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku, bagian yang terbuka di atas dasar jaringan

lunak kulit pada ujung jari dikenali sebagai badan kuku, dan yang paling ujung adalah

bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh

kira-kira 1 mm per minggu. Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku. Kulit tipis

yang yang menutupi kuku di bagian proksimal disebut eponikium, sedang kulit yang

ditutupi bagian kuku bebas disebut hiponikium.

3. Rambut, terdiri atas bagian yang terbenam dalam kulit dan bagian yang berada di luar

kulit. Ada 2 macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak

mengandung pigmen dan terdapat pada bayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih

kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medula, dan terdapat pada orang dewasa.

Pada orang dewasa selain rambut di kepala, juga terdapat bulu mata, rambut ketiak,

rambut kemaluan, kumis, dan janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi hormone

androgen. Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus. Rambut tumbuh

secara siklik, fase anagen berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan tumbuh kira-kira 0.35

mm per hari. Fase telogen berlangsung beberapa bulan. Di antara kedua fase tersebut

terdapat fase katagen. Komposisi rambut terdiri atas karbon 50,60%, hydrogen 6,36%,,

nitrogen 17,14%, sulfur 5% dan oksigen 20,80%.

Selasa, 24 November 2015 3

Page 4: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

Efloresensi KulitCara membedakan erosi dan ekskoriasi yaitu, dengan menekan lesi menggunakan

kapas/ kertas tissue, jika pada kapas/ kertas tissue terdapat cairan yang menempel jernih itu

menunjukan erosi, namun sebaliknya jika yang menempel bercak merah itu menunjukan

ekskoriasi.

Efloresensi kulit dikelompokan menjadi tiga, efloresensi datar atau sejajar kulit (flat),

tinggi dari permukaan kulit (rise), dan lebih rendah dari permukaan kulit (depressed), seperti

yang terdapat di tabel berikut ini:

(Sumber: Fitzpatrick, 7th Edition.)

1. Raised Lesions

a. Papul, merupakan penonjolan padat di atas kulit, berukuran kurang dari 0,5 cm.

Gambar 1. Papul

b. Plaque, penonjolan padat, bentuknya mendatar (plateau – like) di atas kulit, ukuran

lebih dari 0,5 cm.

Gambar 2. Plak

Selasa, 24 November 2015 4

Page 5: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

c. Nodul, penonjolan padat di atas kulit, berbatas tegas, berukuran 0,5 – 2,0 cm dan ke

dalam mencapai dermis atau sampai subkutis, dimana bagian yang dibawah kulit

lebih besar dari yang diatas kulit (seperti gunung es).

Gambar 3. Nodul

d. Kista, penonjolan di atas kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa atau padat

atau setengah padat.

Gambar 4. Kista

e. Wheal, peninggian kulit, ditandai dengan edema lokal, superfisial, yang timbul

mendadak/ tiba – tiba, menghilang perlahan – lahan dalam hitungan jam, tidak lebih

dari 24 jam. Jika hilangnya lebih dari 24 jam, pikirkan suatu vaskulitis.

Gambar 5. Wheal

f. Scar, atau jaringan parut, perubahan kulit yang menetap menjadi fibrotik, terjadi

karena kerusakan dermis. Ada 3 jenis jaringan parut yaitu, jaringan parut eutrofik

(mendatar), hipotrofik (mencekung lebih rendah dari permukaan kulit normal),

hipertrofik (menonjol lebih tinggi dari permukaan kulit normal).

Gambar 6. Scar/ Jaringan parut

Selasa, 24 November 2015 5

Page 6: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

g. Komedo, adalah sumbatan keratin dan sebum pada folikel pilosebaseous yang

mengalami dilatasi. Ada 2 jenis yaitu, komedo putih (komedo tertutup) dan komedo

hitam (komedo terbuka). Warna hitam pada komedo terbuka terjadi karena oksidasi.

Gambar 7. Komedo

h. Horn,

Gambar 8. Horn

i. Calsinosis,

Gambar 9. Kalsinosis

2. Depressed Lesions

a. Erosi, kerusakan jaringan mengenai epidermis sebagian atau seluruhnya, klinis

ditandai oleh adanya cairan jernih. Jika sembuh tidak meninggalkan jaringan parut.

Gambar 10. Erosi

Selasa, 24 November 2015 6

Page 7: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

b. Ulkus, kerusakan jaringan mengenai epidermis, sebagian atau seluruh dermis dan

atau subkutis, mempunyai dinding dan dasar, dapat mengenai struktur adneksa kulit

dan jika sembuh dapat meninggalkan jaringan parut.

Gambar 11. Ulkus

c. Athropy,

Gambar 12. Atrofi

d. Poikiloderma,

Gambar 13. Poikiloderma

e. Sinus

Gambar 14. Sinus

Selasa, 24 November 2015 7

Page 8: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

f. Striae

Gambar 15. Striae

g. Burrows, terowongan kecil dibawah stratum korneum, linear, yang dibuat oleh

parasit (Sarcoptes scabiei)

Gambar 16. Burrows

h. Sclerosis

Gambar 17. Sklerosis

3. Flat Lesions

a. Makula, lesi kulit berupa perubahan warna kulit semata yang berukuran kurang dari

0,5 cm tanpa perubahan pada permukaan kulit baik mencekung atau menonjol. Jadi

permukaan kulit tetap datar. Ada 3 makula sesuai dengan warnanya, makula

eritematosa (merah), makula hipopigmentasi (putih) atau makula hiperpigmentosa

(hitam).

Gambar 18. Makula

Selasa, 24 November 2015 8

Page 9: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

b. Patch, makula yang berukuran lebih dari 0,5 cm.

Gambar 19. Patch

c. Erythema, perubahan warna kulit menjadi merah akibat dilatasi pembuluh darah

arteri dan vena di papilla dan retikular dermis, warna merah hilang jika ditekan (tes

diaskopi). Beda dengan purpura adalah pada purpura, warna merah tidak hilang pada

penekanan/ tes diaskopi.

Gambar 20. Eritema

d. Erythroderma, merupakan eritema yang generalisata

Gambar 21. Eritroderma

Selasa, 24 November 2015 9

Page 10: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

Ruam Kulit Primer

Makula: Perubahan warna kulit tanpa disertai perubahan bentuk, contohnya pada : tinea versikolor, morbus HansenEritema: Makula yang berwarna merah seperti pada dermatitis, lupus eritromatosusPapula: Penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas, ukuran < 1cmNodula: Seperti papula tapi diameter > 1cm, contoh pada prurigo nodularis.Vesikula: penonjolan di atas kulit berisi cairan jernih, berukuran kurang dari 0,5 cmBula: Vesikel dengan diameter > 1cm, misal pada pemfigus, luka bakar.Jika vesikel/bula berisi darah vesikel/bula hemoragik.Jika bula berisi nanah disebut bula purulen.Pustula:Vesikel berisi nanah, contoh : variola, varisela, psoriasis pustulosa.Urtika:Penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan tubuh.Tumor:Penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel maupun jaringan tubuh.Kista:Penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan serosa atau padat atau setengah padat, contoh : kista epidermoid.

Ruam Kulit Sekunder

Skuama: Pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa sisik halus (TV), sedang (dermatitis), kasar (psoriasis). Skuama dapat berwarna putih (psoriasis), coklat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis).Krusta: Onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah mengering di atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermatitis kontak. Krusta dapat berwarna hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal darah) atau coklat (asal darah, nanah, serum).Erosi: Kerusakan kulit sampai ujung stratum spinosum. Kulit nampak menjadi merah dan keluar cairan serosa, misalnya pada dermatitis kontak.Ekskoriasi: Kerusakan sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis kontak dan ektima.Ulkus: Kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar, dinding, tepi dan isi. Misal, ulkus tropikum, ulkus durum.Rhagaden: Belahan-belahan kulit dengan dasar yang sangat kecil/dalam misal pada keratoskisis, keratodermia.Parut (sikatriks): Jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang. Jaringan ikat ini dapat lebih cekung dari jaringan sekitarnya (sikatriks atrofi), dapat lebih menonjol (sikatriks hipertrofi), dan dapat normal (eutrofi/luka sayat). Sikatriks tampak licin, garis kulit dan adneksa hilang.

Selasa, 24 November 2015 10

Page 11: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

Keloid: Hipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas.Abses: Kantong berisi nanah di dalam jaringan. Misal abses bartholini dan abses banalLikenifikasi: Penebalan kulit sehingga garis-garis lipatan/relief kulit tampak lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitisGuma: Efloresensi sekunder berupa kerusakan kulit yang destruktif, kronik, dengan penyebaran serpiginosa. Misal pada sifilis gumosa.Hiperpigmentasi: Penimbunan pigmen berlebihan sehingga kulit tampak lebih hitam dari sekitarnya. Misal, pada melasma pasca inflamasi.Hipopigmentasi: Kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih dari sekitarnya, misal skleroderma dan vitiligo.

Efloresensi khusus

Kanalikuli: Saluran-saluran pada stratum korneum, yang timbul sejajar dengan permukaan kulit, seperti yang terdapat pada skabies.Milia (white head): Penonjolan di atas permukaan kulit yang berwarna putih yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada akne sistika.Komedo: Ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul akibat proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea di permukaan kulit, seperti pada akne.Eksantema: Ruam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam,  seperti pada demam berdarah.Roseola: Eksantema lentikular berwarna merah tembaga seperti pada sifilis dan frambusia.Purpura: Perdarahan di dalam/di bawah kulit yang tampak kemerahan, dan tidak hilang pada penekanan kulit, seperti pada dermatitis medikamentosa.

Datar/sejajar kulit Lebih tinggi dari kulit Lebih rendah dari kulit/depres

- Macula - Eritema - Hipopigmentasi - Hiperpigmentasi

Isi padat - Papula - Nodul - Wheal - Tumor

- Fisura - Ulkus - Erosi - Ekskoriasi - Rhagaden

Isi tidak padat- Vesikel - Bula - Pustule - Kista - Abses

Selasa, 24 November 2015 11

Page 12: meet the expert- the skin anatomy

TUGAS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN UNIVERSITAS JAMBI

Nama : Pradinasetia, S.KedNIM : G1A213053Judul : Meet The Expert (MTE)

Sifat-sifat efloresensi :1. Ukuran

Miliar (sebesar kepala jarum pentul) Lentikular (sebesar kacang hijau-jagung) Numular (sebesar uang logam seratus rupiah) Plakat (lebih besar dari uang logam seratus rupiah)

2. Gambaran

Linear (seperti garis lurus) Sirsinar/anular (melingkar) Arsinar (menyerupai bulan sabit) Polisiklis (menyerupai bunga) Korimbiformis (jika efloresensi besar dikelilingi oleh efloresensi kecil/hen and

chicken configuration)

3. Bentuk

Bundar (impetigo) Lonjong (ptiriasis rosasea) Serpiginosa (sifilis stadium III) Herpetiformis (menyerupai dermatitis herpetiformis) Konfluen (jika beberapa efloresensi bergabung menjadi satu efloresensi besar/variola) Iris formis (menyerupai irisbentuk bulat/lonjong, pada bagian tengah tampak putih

atau hitam/pada eritema multiforme). 

4. Lokalisasi/penyebaran

Solitar, jika hanya satu lesi (ulkus durum). Multipel, jika lesi banyak (varisela). Regional, menyerang satu regio (pada prurigo, urtikaria). Diskrit, lesi-lesi terpisah satu dengan yang lain (ektima).

Selasa, 24 November 2015 12


Top Related