Download - materi sosiolaogi lingkungan
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
1/199
PENGARUH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP TINGKAT
PARTISIPASI MASYARAKAT DI DESAJATIWARINGIN KABUPATEN TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu
Administrasi Negara
Oleh:YENI HERNIDYASARI
NIM. 072819
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG-BANTEN
2012
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
2/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
3/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
4/199
Sesungguhnya sesudah kesuli tan ada kemudahan,
maka kerjakanlah sesuatu urusan dengan sungguh-
sungguh, dan hanya kepada Allah SWT hendaknya
kita berharap.
(Qs. Alam Nasyroh : 6-8)
Skripsi ini kepersembahkan:
Ayahanda dan ibunda
Dan kakakku
Serta My Koibi
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
5/199
ABSTRAK
Yeni Hernidyasari. Nim. 072819. Skripsi. Pengaruh Implementasi Kebijakan
Pengelolaan Sampah terhadap Tingkat Partisipasi Masyarakat Di Desa JatiwaringinKabupaten Tangerang.
Kata kunci: Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah, Partisipasi Masyarakat
Persoalan sampah di Kabupaten Tangerang, hingga saat ini masih merupakan suatu persoalanyang belum tuntas. Sampah dihasilkan oleh manusia setiap harinya, saat ini menjadi
permasalahan global, karena penanganan sampah dinilai belum tepat sasaran. Dengan
timbulnya sampah, masyarakat melihat serta menilai dari pelaksanaan pengelolaan sampahyang sudah dilaksanakan dengan baik tetapi belum memuaskan, untuk itu peran utama yang
harus difokuskan dalam pengelolaan masalah sampah khususnya di Desa Jatiwaringin
Kabupaten Tangerang adalah masyarakat. Keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaansampah akan mengurangi timbunan sampah yang melebihi kapasitas dan mempercepat proses
pengelolaan sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisapengaruh implementasi kebijakan pengelolaan sampah terhadap tingkat partisipasi masyarakat
mengenai pengelolaan sampah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasiregresi dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah warga DesaJatiwaringin RW 01 sampai dengan RW 03 Kabupaten Tangerang, dengan jumlah penduduk
7.682 orang, sementara sampel yang diambil secara random sebanyak 99 orang, dengan tekniksampling probability sampling yaitu Cluster Sampling dengan p ilihan Area Kuota Sampling.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran angket dan dokumentasi.Mayoritas jenis kelamin responden adalah laki-laki 53 responden (53,5%), mayoritas usia
responden adalah berusia 26-34tahun sebanyak 43 responden (43,4%), mayoritas untukpendidikan 86 responden (86,9%) adalah berpendidikan SMA. Hasil uji validitas R tabeladalah menggunakan R tabel kritis yaitu 0,230. Uji reliabilitas variabel X (Implementasi
kebijakan pengelolaan sampah) adalah 0,837 (83,7%), sedangkan reliabilitas variabel Y(tingkat partisipasi masyarakat) adalah 0,784 (78,4%). Uji koefisien korelasi 0,815 (81,5%)dalam kategori sangat kuat. Uji determinasi (66,4%), sisanya 33,6% dipengaruhi hal-hal lain
di luar penelitian ini. Uji koefisien regresi nilai koefisien t hitung 13,861,sedangkan t tabel1,663, maka Ho (ditolak) dan Ha (diterima), artinya signifikan. Jadi, implementasi kebijakan
pengelolaan sampah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat partisipasimasyarakat. Penelitian ini dapat memberikan umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan
pengelolaan sampah, sehingga dapat mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan sampah di Desa Jatiwaringin Kabupaten Tangerang
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
6/199
A B S T R A C T
Yeni Hernidyasari. Nim. 072819. Skripsi. Influence Waste Management PolicyImplementation towards Level Participation Society on Village Jatiwaringin Regency
Tangerang.
Keywords: Waste Management Policy Implementation, Participation Society
Waste problems in Regency Tangerang, up to now still being an unsolved problem not yet
finished. Waste produced of human everyday, moment this become set of problems overall,because handling waste in value not precise target. With emerge waste, society seeing with in
value from implementation management waste carried out well but not yet satisfy, for that
actor principal must focusing in problem management waste especially on VillageJatiwaringin Regency Tangerangis waste. Participation society in waste management will
midden that exceed capacity and speed up waste management process. This research aim is toknow and analyse influence implementation policy waste management toward level
participation society hit management waste. Method research that used is method regressioncorrelation with approach kuantitative. Population in this research is citizen village
Jatiwaringin RW 01up to RW 03 Regency Tangerang, with total citizen 7.682 person, while
sample that taken randomly as much as 99 person, with technique sampling probabilitysampling that is cluster sampling with choice area quota sampling. Technique data collection
that used is inquiry distribution and documentation. Respondent sort majority man 53respondents (53,5%), respondent age majority aged 26-34tahun as much as 43 respondents(43,4%), majority for education 86 respondents (86,9%) educated SMA. Validity test result r
table use r critical table that is 0,230. Test reliability variable X (management waste policyimplementation) 0,837 (83,7%), while reliabilitas variable Y (participation level society)
0,784 (78,4%). Correlation coefficient test 0,815 (81,5%) in category very strong. TestDetermination (66,4%), residue 33,6% influenced thing at outdoor research. Coefficient valueregression coefficient test t count 13,861, whereast table 1,663, so Ho (averse) and Ha
(accepted), mean significant. So, positive influential waste management policy implementationand significant towards level participation society. This research can give feedback to repair
waste management execution, so that can push society to participate in waste management onVillage Jatiwaringin Regency Tangerang
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
7/199
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang penulis panjatkan serta puji
syukur kehadirat-Nya, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada
peneliti. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi yang berjudul :
Pengaruh Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah terhadap Tingkat Partisipasi
Masyarakat di Desa Jatiwaringin Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar strata-1 di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penyusunan proposal skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang se lalu mendukung peneliti hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Untuk itu, dalam kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan AgengTirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos.,M.Si selaku pembantu Dekan I Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Ibu Mia Dwianna Widyaningtyas,S.Sos.,M.Ikom selaku pembantu Dekan II Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos, Mm selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial danIlmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Ibu Rina Yulianti, S.IP.,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara danSelaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima kasih bu atas bimbingan ibu dari awal
perkuliahan sampai akhir, ibu telah memberikan, ilmu pengetahuan, pengarahan, dan
motivasi kepada peneliti.
i
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
8/199
7. Ibu Listyaningsih, S.Sos.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I penelitian, bagi peneliti yangsenantiasa memberikan pengarahan, pemahaman, serta motivasi yang tiada tara dalam
setiap bimbingan yang pernah dilakukan dan tidak pernah aku lupakan hingga aku sukses
nanti.
8. Bapak Deden, S.Sos.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II penelitian yang sangat baikmemberikan ilmu pengetahuan, pengarahan, serta pemahaman dalam memberikan
bimbingan kepada peneliti.
9. Ibu Titi Stiawati.,M.Si selaku ketua penguji saya, yang telah memberikan masukan danarahan dalam penyusunan skripsi ini.
10.Kedua orang tua yang peneliti cintai dan sayangi, mamah dan papah terimakasih atas kasihsayangnya, bimbingannya dan kesabarannya selama ini sehingga peneliti bisa
menyelesaikan pendidikan S1.
11.Terimakasih kepada Mba Nila, suami dan anaknya yang memberikan semangat dan selalumendengarkan keluh kesah peneliti di berbagai hal dan membantu peneliti dalam proses
pendidikan.
12.Untuk My Kobi terimakasih sampai saat ini selalu memberikan semangat, support, banyakmembantu bito dalam pendidikan, selalu sabar dan pengertian kepada bito. Bito tidak akan
lupa akan rencana proker kita yang terpenting adalah berjuang bersama-bersama
membangun dari nol hingga sukses nanti, amin.
13.Teman-teman seangkatan dengan peneliti khususnya kelas G Non Reguler angkatan 2007,semuanya terimakasih telah memberikan pengalaman seru dalam melewati hari-hari
perkuliahaan
ii
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
9/199
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti merasakan bahwa hasil dari penelitian masih jauh
sekali dari kesempurnaan baik dari segi pembahasan atau materi maupun teknik penyajiannya.
Harapan peneliti semoga penelitian ini dapat berguna, khususnya bagi peneliti sendiri dan
umumnya bagi pihak-pihak yang berniat memahami ilmu kebijakan publik yang lebih baik di
masa depan
Wassalamualaikum Wr.Wb
Serang, 16 Februari 2012
Peneliti
Yeni Hernidyasari
iii
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
10/199
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN .....................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................................9
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................................10
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................11
1.5 Kegunaan Penelitian .............................................................................................11
1.6 Sistematika Penelitian ...........................................................................................12
BAB II DESKIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN ............................................17
2.1 Deskripsi Teori.........................................................................................................17
iv
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
11/199
2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik...........................................................................17
2.1.2 Dimensi Kebijakan Publik ..............................................................................19
2.1.3 Tahap-tahap Proses Pembuatan Kebijakan Publik .........................................21
2.14 Kebijakan Pengelolaan Sampah......................................................................24
2.1.5 Pelaksanaan Pengelolaan Sampah ..................................................................25
2.2 Pengertian Sampah...................................................................................................26
2.2.1 Sumber-Sumber Sampah ................................................................................27
2.2.2 Jenis-Jenis Sampah .........................................................................................28
2.2.3 Mekanisme Sampah Dalam Undang-undang No.18 Tahun
2008tentang Pengelolaan Sampah ..................................................................30
2.3 Dampak Negatif Sampah .........................................................................................31
2.4 Partisipasi Masyarakat .............................................................................................33
2.5 Tingkat Partisipasi Masyarakat ................................................................................38
2.6 Kerangka Pemikiran.................................................................................................41
2.7 Hipotesis Penelitian .................................................................................................45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................................46
3.1 Metode Penelitian ....................................................................................................46
3.2 Instrumen Penelitian ................................................................................................47
3.3 Populas i dan Sampel ................................................................................................49
3.3.1 Populasi ...........................................................................................................49
3.3.2 Sampel ............................................................................................................49
3.4 Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................51
3.5 Teknik Pengolahan Data ..........................................................................................53
3.6 Analisis Data ............................................................................................................54
v
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
12/199
3.6.1 Uji Validitas ....................................................................................................55
3.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................................................55
3.6.3 Uji Normalitas Data ........................................................................................56
3.6.4 Analisis Korelasi .............................................................................................57
3.6.5 KoefisienDeterminasi......................................................................................59
3.6.6 Uji Regresi Linier Sederhana ..........................................................................59
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian ...................................................................................60
3.7.1 Jadwal penelitian.............................................................................................61
BAB IV HASIL PENELITIAN...............................................................................................62
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Tangerang....62
4.1.1 Kondisi Geografis...............62
4.1.2 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Tangerang............63
4.1.3 Visi, Misi, Tujuan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
Kabupaten Tangerang.... 64
4.1.4 Struktur Organisas i Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman
Kabupaten Tangerang. 69
4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
Kabupaten Tangerang. 70
vi
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
13/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
14/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
15/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
16/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
17/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
18/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
19/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
20/199
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
21/199
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Be lakang Masalah
Sampa h menjad i sa lah satu persoa lan pe nting, yang harus
me ndapatkan perhatian serius. Permasa lahan sampah tidak lagi b isa
dia nggap masalah sederhana, tetapi masalah ko mp leks yang dapat
me njadi bo m wakt u, yang suatu saat bisa me ledak menjad i be ncana.
Denga n berkembangnya pe mba ngunan, maka semakin besar pula
perhat ian Pemer intah Daerah ya ng harus d icura hkan untuk mengatasi
permasalahan sampa h.
Masalah sampah melip uti jumlah ba haya, estetika lingk ungan,
pencemaran udara, pe nce maran tanah dan a ir, dar i ba han berbahaya
merembes keda lam tanah, da n s is tem penge lo laan sa mpah ya ng be lum
me mada i, sehingga semakin b uruk nya permasa lahan lingk ungan.
Sampa h atau limba h padat perkotaan maup un pedesaan, d ibanyak
Negara da n kota-kota, menjad i agenda d iskusi lingkunga n, yang t idak
pernah hab is d ib icaraka n. Ke giatan pembangunan, yang k ura ng
me mperhatika n da ya dukung da n daya ta mp ung lingkunga n, pada akhirnya
terjadi pencemaran dan kerusaka n lingk ungan. Pencemaran da n kerusaka n
1
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
22/199
lingkunga n menjad i beba n sos ia l, yang pada akhirnya, masyarakat da n
pemerintah harus mena nggung b ia ya pemulihannya.
Awal mula pe ne liti me lak uka n pe nelit ian, pene lit i meninjau lokas i
Tempat Pemb uanga n Ak hir Sampah (TPAS) Jat iwar ingin, yang menjadi
pusat pe mb uanga n ak hir sampah, ya ng d it imb ulkan o leh manusia setiap
har inya. Tempat Pe mb uangan Ak hir Sa mpah (TPAS) Jat iwar ingin ini,
berdekatan de ngan pe mukiman warga Desa Jatiwaringin, sehingga
masalah sampa h berdampak la ngsung ba gi warga Desa Jatiwaringin.
Tempat pembuangan ak hir sa mpa h (TPAS) d i Jatiwar ingin
Kabupaten Tangerang, memilik i luas lahan 12 hektar, mener ima
pembuangan sampah dalam sehar i, seba nyak 500 hingga 800 meter k ub ik.
Meningkatnya vo lume sampa h, menjadi pe nghambat pegawai kebersihan,
untuk menga ngk ut sa mpah, sehingga mas ih saja ada sampa h yang t idak
terangk ut dan me nump uk dipe mukiman warga Desa Jat iwaringin.
Dinas Kebersihan, Perta manan, dan Pemakaman Kab upate n
Tangerang, be lum menyed iakan Tempat Pemb uangan Sampa h Sementara
(TPSS) d i Desa Jat iwar ingin, dan armada pe nga ngk ut sampa h terbatas,
hanya memilik i 102 unit mob il pe ngangk ut sampah dan Desa Jat iwar ingin
hanya memilik i 1(sat u) gerobak sa mpah ke liling, dengan jumlah kepa la
keluarga 2.038 orang.
Sistem penge lo laan sampah yang d iterapka n d i Kab upate n
Tangerang, mas ih me maka i me tode O p e n d u m p i n g . Metode Open
d u m p i n g , mer upakan d i tempat d imana t idak ada sarana TPS memada i,
2
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
23/199
sehingga masyarakat terb iasa membuang sampa hnya di jalan, tanah
kosong, d isamping ba ngunan ata u ke sunga i, dan se loka n d imana ha l ini
akan menyebabkan "polus i t idak terko ntrol" . O p e n d u m p i n g dapat
me ngancam lingkungan dan merupaka n sumber berbaga i penyakit dan
masa lah la innya.
Kebijakan pe nge lo laan sampa h, yang didasarkan pada pendekata n
dariatas atau t o p d o w n . Pendekatan ini mengand ung arti ba hwa, ko mitmen
Pemerintah terhadap part is ip as i mas yarakat sa ngat terbatas. Undang-
unda ng Berdasarka n No. 32 tahun 2004 te ntang Pemer intah Daera h,
sebaga i regulas i revis i atas Undang-Undang No. 22 tahun 1999, maka
pelba ga i kewenangan serta pemb iayaan k ini d ilakuka n o leh Pe mer inta h
Daerah (Pemda), de nga n leb ih nyata dan r ill. Pelaksa naan keb ijakan dan
strategi pe nge lo laa n sampah d itetapkan berdasarkan keb ijakan nas io na l
dan keb ijakan provins i, pada Peraturan Pe mer intah menurut Unda ng-
Unda ng No.18 Tahun 2008 Te ntang Pe nge lo laan sampa h.
Pemer intah Daera h, memp unya i kewenangan yang besar untuk
merencanakan, merumuskan, me laksanakan, serta me ngeva luas i keb ijaka n
program pembangunan, yang sesua i de ngan kebutuhan masyarakat dan
perlunya paradigma pe nge lo laan sampah secara baru, sesua i dengan
penga lokas ian tugas, fungs i da n wewenang serta tanggungjawab, se hingga
penge lo laan sampah yang se lama ini, terko nse ntras i di Pe mer intah P usat
me njadi urusan Pemerintah Daerah, d imana peran dan keterlibata n
masyarakat se makin do minan.
3
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
24/199
Pemer intahan Kab upaten Tangera ng memp unya i wewenang da lam
me nye lenggaraka n pe nge lo laan sampa h, untuk pe netapa n lokas i te mpat
pengo lahan sa mpah terpad u da n tempat pemrosesa n ak hir sampah, yang
merupaka n ba gia n dari rencana kerja tata ruang wilayah sesua i peratura n
perundang-unda ngan. Keb ijakan da n strategi pe nge lo laan sampa h yang
me njadi tugas da n wewenang Pe mer intah Daerah Kabupaten Tangera ng,
khususnya d i Dinas Kebers ihan, Perta manan, dan Pemakaman.
Kebijakan p ub lik adala h suatu ko nsep, sistem prosedur da n rencana
yang bertujuan untuk, d ilaksanakan da n d iterapka n o leh p ihak yang
berwewenang da n ber lak u untuk semua orang de ngan sat u tujuan ada lah
kepentinga n bersama. Proses untuk me lak sanakan tujuan dar i keb ijaka n
pub lik, maka d ilihat dar i ba ga imana proses mengimplementasikan
kebijakan pe nge lo laan sampa h, untuk me mastikan ter laksananya suatu
kebijakan dan tecapainya keb ijakan tersebut. Imp lementas i juga
digambarka n sebaga i wujud dar i pe laksa naan keb ijakan yang telah
ditentukan.
Partis ipas i merupakan keterlibata n dan ke ik utsertaan masyarakat
secara aktif dalam kegiata n masyarakatnya, d iluar pekerjaan da n
profes inya se nd ir i. Part is ipas i sangat d ib utuhka n da lam upaya mengurangi
jumlah t imbunan sampah yang ada d i Kabupaten Tangerang. Se la in itu,
partis ipas i juga sangat d ibutuhka n untuk me nanggulangi permasalahan
sampa h yang semak in ko mp leks, se hingga diper luka n ada nya kebijaka n
untuk penge lo laan sampa h. Part is ipas i dan pe mberdayaan masyarakat
4
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
25/199
harus diterapkan, se hingga masyarakat mamp u me ngatas i masalah send ir i
dan sekaligus akan mengurangiketergantungan pada pemerintah.
Rea litanya saat ini, pelaksa naan dan pe nerapan keb ijaka n
penge lo laan sampah d i Kabupaten Tangerang suda h d ilaksanakan, tetap i
belumopt imal, dengan d it imb ulka nnya fe nomena ya ng terjad i
dilingkungan masyarakat. Apab ila pemerintah tidak mengara hkan ata u
me ngajarka n kepada mas yarakat, k hususnya Desa Jat iwar ingin tenta ng
baga imana sehar usnya sampa h itu d i kelo la, setidaknya pemerintah harus
berupaya, me nsosia lisas i akan per lunya perubahan paradigma tenta ng
menge lo la sampah, bahwa sampah itu b ukan masa lah, tapi
sebuah
anugera h da n berkah dar i sa ng pencipta yang har us diberdayakan.
Kemud ian, Penetapa n Perat uran Pemerintah tentang penge lo laan sampah
me njadi acuan atau landasan ba gi pemerintah daerah untuk mengura ngi
masa lah sa mpa h.
Pemba ngunan yang berbasis pada pendekatan b o t t o m u p ,
dipanda ng sebaga i sa la h satu a lat untuk mewujudka n pemba ngunan secara
me nye luruh, yang ber landaskan pada asp irasi t ingkat bawah. Adapun
kunci dari keberhasilan pendekatan b o t t o m u p , yaitu keter libatan ata u
partis ipas i masayarakat da lam tahap- tahap pemba ngunan, dengan
demik ian peranserta atau partis ipas i masyarakat merupakan proses
dimana, mas yarakat turut serta menga mb il ba gian da lam pengamb ilan
keputusan tentang program da n keb ijaka n, karena masyarakat memp unya i
5
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
26/199
hak untuk me nik mati has il pe mba ngunan maka masyarakat harus menjad i
bagian dar i proses pe mba ngunan.
Berto lak dari ura ian- uraia n d iatas berdasarka n pe nga matan pe ne lit i
se lama melakuka n pra pene lit ian, dar i pengamata n yang d ilakuka n pada
tangga l 03 Mei 2011 d i Desa Jatiwar ingin Keca matan Mauk Kabupate n
Tangerang, apab ila dilihat secara menda la m adanya gejala-gejala yang
terjadi d i Desa Jat iwaringin, maka ditemukan masa la h sepert i d ibawah
ini:
Pertama, Sampah d itemuka n d i samp ing Ka ntor Desa
Jatiwaringin, ha l ini t idak ada inisiat if Aparatur Desa maup un Warga atau
bahka n petugas kebersiha n untuk membersihka n sampah d i lokas i
tersebut, inilah k urangnya part is ipas i masyarakat da n aparat ur pe merinta h
daerah d i Desa Jat iwaringin da lam membersihkan lingkungan sek itar.
6
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
27/199
K e d u a , Belum opt ima lnya k inerja petugas kebers ihan dalam
me nge lo la sampa h secara ba ik d i Desa Jatiwar ingin, mengak ibatka n
sampa h ter lihat berserakan d i p inggir ja lan me ngakibatkan pemandangan
yang k urang ba ik untuk d ilihat, d ita mbah lagi de ngan b isa terjadinya
drynase menjad i tersumbat da n mengak ibatkan banjir.
Ha l ini sangat d isayangka n mengingat letak dar i Desa
Jatiwaringin itu t idak jauh dar i lokas i TPA. Da lam ha l ini maka akan
timb ul seb uah masalah-masalah baru yang muncul d i daerah terseb ut,
seperti lingkunga n t idak se hat, air dan udara menjadi tercemar dengan ba u
yang d it imb ulka n sampah d imana tidak ada nya petugas kebers ihan yang
tidak rut in mendistr ib us ikan sampa h ke (tempat pemb uangan akhir
sampa h) TPAS, sehingga terjad ipence mara n lingk ungan Desa
Jatiwaringin.
7
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
28/199
K e t ig a , Di Desa Jat iwar ingin dapat d itemui sebuah a liran sunga i
kecil, yang merupakan p usat bertemunya dar i air se loka n warga Desa
Jatiwaringin, yang akan berujung pada aliran sungai terseb ut. Na mun
pene lit i me lihat banyak d itemuka n sampah-sampa h yang terhenti ak ibat
terha langi bambu da n ka yu yang d is iapkan untuk mencegah sampa h yang
berleb ihan ke desa- desa la in. Ter lihat je las ba hwa, ha l ini merupakan suatu
pemandangan yang me mper ihatinka n d imana kurangnya kesadaran dan
tanggung jawab masyarakat da la m membua ng sampa h da n t idak adanya
tempat pe mb uangan sampah sementara d i setiap r umah atau bahkan d i
pinggir-pinggir jalan.
K e e m p at , Sarana da n prasara na dalam pe nge lo laan sampa h d i Desa
Jatiwaringin be lum memada i, sehingga sampa h masing ser ing pe ne liti
jumpa i tidak ada pengangk utan sampa h secara r ut in, sa mpa h masih sering
terlihat ditempat-tempat strategis sepert i a liran sunga i d i pe muk iman
warga, di area ka ntor Desa Jatiwar ingin, kemud ian d i area pe mukiman
warga Desa Jatiwaringin yang d isebabkan t idak ada nya (te mpat
8
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
29/199
pembuangan sampa h sementara) TPSS dan t idak adanya tong sa mpa h d i
tiap rumah warga.
Berdasarka n ha l d iatas maka pene lit i tertar ik untuk melakukan
pene lit ian leb ih lanjut da n d ituangkan da la m skrips i ya ng berj ud ul:
PENG ARUH IMPLEMENTASI KEBIJ AKAN PENG ELOLAAN
SAMPAH TERH ADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
DI DESA JATIWARINGIN KABUPATEN TANGERANG.
1.2 Identifikas i Masalah
Proses ini merupakan suatu ta hap pengenalan da n membangun
suatu asumsi-asumsi, berdasarka n pene litia n has il observasi da n stud i
penda huluan yang te la h d ilaksa naka n. Pene lit ian memfok uska n
perhatiannya pada pengaruh imp lementasi keb ijakan penge lo laan sampah
terhadap t ingkat part is ipas i masyarakat d i Desa Jat iwaringin Kabupate n
Tangerang, ke mud ian mengide ntifikas i masalah sebaga i ber ik ut:
1.2.1 Be lum optima lnya kinerja pengangk ut sampah o leh petugas
kebersihan da lam menge lo la sampa h d i Desa Jatiwaringin
Kabupaten Ta ngerang
1.2.2 Kurangnya kesadaran da n tanggungjawab masyarakat da lam
pena ngana n masala h sampah, sehingga membua ng sampah d i
tempat se mbara ngan.
9
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
30/199
1.2.3 Be lum memada inya sara na dan prasarana dalam pe nge lo laa n
sampah d i Desa Jat iwar ingin Kab upaten Tangera ng.
1.2.4 Pemb iayaan retr ib us i sampah yang d i pungut t iap kepa la ke luarga
tidak ses ua idengan pe la yanan kebersihan untuk masyarakat.
1.2.5 Pelaksanaan penyuluha n sos ia lisas i da ur ulang sampa h be lum
berkelanjutan, kare na k urangnya pengawasan aparatur pe mer inta h
daerah
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarka n latar be lakang d i atas, untuk mengeta hui pe ngaruh
imp lementas i keb ijakan pe ngelo laan sampa h terhadap tingkat part is ipas i
masyarakat d i Desa Jat iwaringin Kab upaten Tangerang, maka rumusan
masalah da lam pe ne lit ian ini ada lah:
1.3.1 Baga imana pe laksanaan keb ijakan penge lo laan sampa h d i Desa
Jatiwar ingin Kab upaten Tangera ng?
1.3.2 Baga imana tingkat part is ipas i masyarakat di Desa Jatiwaringin
Kabupate n Ta ngerang?
1.3.3 Seberapa besar pe ngaruh pe laksanaan keb ijakan pe nge lo laa n
sampah ter hadap tingkat partis ipas i masyarakat da lam pe nge lo laa n
sampah d i Desa Jat iwar ingin Kab upaten Tangera ng?
10
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
31/199
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarka n permasa lahan diatas, maka pene litian memp unya i
tujuan untuk mengkaji leb ih da lam tentang pe ngaruh imp lementasi
kebijakan pengelo laan sampa h ter hadap tingkat partis ipas i masyarakat d i
Desa Jat iwar ingin Kab upaten Tangera ng, maka dala m ha l ini pe ne lit ian
bertujuan untuk :
1.4.1 Untuk me ngetahui pe laksanaan keb ijakan penge lo laan sampah
yang te lah d ilak ukan Pemer intah Daera h Kabupaten Tangerang d iDesa
Jatiwaringin Kab upaten Tangerang.
1.4.2 Untuk mengeta huitingkat part is ipas i masyarakat da lam
penge lo laan sampah d i Desa Jat iwar ingin Kab upaten Tangera ng.
1.4.3 Untuk mengetahui seberapa besar pe ngaruh pe laksanaan keb ijaka n
penge lo laan sampah terhadap t ingkat partis ipas i mas yarakat d i
Desa Jat iwaringin Kab upaten Tangera ng.
1.5 Kegunaan Penelitian
Pene lit ian ini, d iharapkan dapat member i masukan ya ng berarti,
me ngena i pe ngaruh keb ijakan penge lo laan sa mpa h terhadap t ingkat
partis ipas i masyarakat d i Desa Jatiwar ingin Kabupaten Tangera ng.
Pene lit ian ini diharapkan dapat member ika n manfaat ba ik secara teor it is
11
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
32/199
ma upun praktis.Penulis berharap pene lit ian ini dap at member ikan
ma nfaat seba ga i ber ikut:
1.5.1 Secara Teor it is, ma nfaat pene lit ia n dapat mengemba ngkan teor i-teor i
yang telah ada se hingga memperka ya has il- has il ilmu
penge tahuan baru khususnya da lamIlmu Ad minis tras iNe gara pada
kebijakan p ub lik da n partis ipas i masyarakat d i pa nda ng dar i stud i
lingk ungan ma up un sos ia lke masyarakata n .
1.5.2Secara Praktis, manfaat pe ne lit ian ini agar menjadi baha n masuka n
perbaika n Pemerintah Daera h Kabupate n Tangerang terhadap
Dinas Kebers ihan Kab upate n Tangerang beserta Kepa la Desa
khususnya d i Desa Jatiwar ingin untuk memperbaik i s istem
penge lo laan sampa h da n k inerja aparatur pemer intah agar
mencapa i has il yang optima l sehingga memacu t ingkat part is ipas i
masyarakat da n kepedulian masyarakat da la m pe nge lo laa n
kebersihan lingkunga n k hususnya sampa h.
1.6 Sistematika Penulis an
Sistematika da lam pene lit ia n ini antara la in:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Be lakang Masalah
Latar be lakang masalah merupakan gambaran te ntang rua ng
lingk up dan ked ud ukan masala lah yang d itelit i
12
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
33/199
1.2 Ide ntifikasi Mas alah
Identifikasi masa la h me nyebutkan per masa laha n yang muncul atau
yang ada pada objek yang ditelit i. Ident ifikas i masa lah b iasanya
dilakukan pada studi penda huluan pada objek yang ditelit i,
observas i dan penyebara n kuesioner keberba ga i sumber sehingga
semua permasalaha n dapat diide ntifikas ikan.
1.3 Rumus an Masalah
Perumusan masala h mendef inisikan permasa la han ya ng telah
ditetapkan berdasarkan desain pene lit ian. Perumusan masa la h
dis usun dengan memperhat ikan maksud dan tujua n penelit ian.
1.4 Tujuan Pe ne litian
Tujuan penelit ian mengungkapka n tentang sasara n yang ingin
dicapai dengan dilaksanaka nnya pe nelit ian terhadap masa la h yang
telah d irumuskan. Isi dan r umusan tujuan penelit ian seja lan dengan
is idan rumusan masala h penelitian.
1.5 Manfaat Pe ne litian
Sub bab ini menje laska n manfaat teor it is ata u kegunaa n terhadap
dunia akademik dan ma nfaat praktis ( membantu memecahkan dan
mengantis ipas i masa la h ya ng ada pada objek yang dite liti) has il
pene litian.
1.6 Sis te matika Pe nulisan
Sub bab terakhir pada bab pendahuluan ini ada lah s istemat ika
penulisa n ya itu me nje laska n bab per bab secara s ingkat dan jelas.
13
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
34/199
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
II.1 Deskrips i Te ori
Deskripsi teori memuat has il ka jia n tehada p sejumlah teor i yang
relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian sehingga aka n
memperole h ko nsep pe nelitian yang je las.
II.2 Ke rangka berpikir
Sub bab ini menggambarkan a lur pikiran penelit i seba gai kelanjuta n
darideskrips i teori.
II.3 Hipotes is Pe ne litian
Hipotes is pene lit ia n merupaka n jawaba n sementara terhadap
permasalaha n ya ng dite liti, dan akan diuji kebenarannya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Me todologi Pe ne litian
Dala m bab ini penulis akan me nguraikan metode penelitian yang
digunakan, instrument pene lit ian, populas i da n sampe l pe nelitia n,
teknik pengumpula n data, pengola han dan ana lis is data , serta
dije laskan pula juga tempat dan lokasi pene lit ian serta jadwal
pene lit ian.
III.2 Ins trume n Pe ne litian
Sub bab instrumen penelit ian yang menje laskan tenta ng proses
penyus unan dan jenis alat mengumpulan data yang digunakan.
14
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
35/199
III.3 Populas i dan Sampe l Pe ne litian
Sub ini me nje laska n wilayah genera lisas i atau proposa l pene litia n,
penetapan besar sampe l dar i teknik pengambila n sampe l serta
ras iona lisasinya.
III.4 Teknik Pe ngumpulan Data
Dala m bab ini penulis akan mengura ikan teknik penelitian ya ng
digunakan dala m penelitian ya itu:
III.4.1 Kues ioner (Angket), merupaka n teknik pengumpulan data
dilakukan untuk member i beberapa pertanyaan atau
pernyataan tertulis mengena i variabel yang dite lit i kepada
responden untuk dijawabnya. Angket merupakan data
primer yang digunakan untuk menja wab masalah
pene lit ian.
III.4.2 Dokume ntasi, ya itu berupa pengumpulan data yang
dipero le h dari buku-buku atau literatur-litera tur ya ng
berkaita n denga n masalah penelitia n. Dokume ntasi
merupakan data skunder ya ng bersifat tercetak yang
bertujua n untuk me lakukan data tamba han pene lit ian.
III.5 Teknik Pe ngolahan Data
Pengolaha n Data adalah suatu proses dalam memperoleh data
ringkasan atau angka ringkasa n dengan menggunaka n cara-cara
atau rumus tertentu. Teknik Pe ngolaha n Data ini terd ir i dari
15
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
36/199
Pengeditan (editing), Pemberian kode (coding), Pemrosesan Data,
dan Tabulasi.
III.6 Analis is Data
Ana lisis data merupaka n kegiatan sete lah data dar i se luruh
responden atau s umber data lain terkumpul, kegiatan dala m analis is
data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabe l dari je nis
responden, mentabulasi data berdasarka n variabel dar i seluruh
responden, menyajikan data dar i t iap variabe l yang dite lit i,
melakukan perhitungan untuk me njawab rumusan masala h, dan
melakukan perhitunga n untuk me nguji hipotes is yang telah
diajuka n.
III.7 Lokasi dan Waktu pe ne litian
Menjelaska n tentang tempat da n waktu penelit ian yang
dilaksanaka n
BAB IV HASIL PENELITI AN
IV.1 Deskrips i Obyek Pe ne litan
Menjelaska n tentang obyek penelit ia n yang me liputi lokasi
pene litian sec ara jelas , struktur orga nisas i dari populas i/sa mpe l
yang telah ditentukan ser ta ha l lain ya ng berhubungan dengan
obyek penelitia n.
16
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
37/199
IV.2 Deskrips i Data
Menjelaska n has il penelitia n yang me liputi lokasi dar i data menta h
dengan memper gunaka n teknis analisis data yang re levan, baik
data kua litatif maupun data kuant itatif.
IV.3 Pe ngujian Pe rs yaratan Statis tik
Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan
menggunakan uji statistik.
IV.4 Pe ngujian Hipotesis
Melakukan pengujian terhadap hipotes is de nga n menggunaka n
teknik analis is statistik yang sudah ditentukan semua seperti
kore las i dan regresi, ba ik sederhana ma upun ga nda.
IV.5 Inte rpre tasi Has il Pe ne litian
Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.
IV.6 Pe mbahasan
Melakukan pembahasa n leb ih lanjut terhadap hasil a nalisis data.
BAB V. PENUTUP
V.1 Kes impulan
Menyimpulkan has il penelitia n ya ng diungkapka n seca ra s ingkat,
jelas da n muda h dipahami.
V.2 Saran
Beris i tindak la njut dar i sumbanga n pene litian terhadap bida ng
yang d itelit i ba ik secara teor itis ma upun prakt is.
17
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
38/199
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Dari apa yang telah pene lit i paparkan pada Bab I sebelumnya,
maka se lanjutnya da lam proses penelitian ini, perlu ada nya deskrips i teor i.
Teor i adala h seperangkat konsep, asums i dan genera lisas i yang dapat
digunakan, untuk mengungkapka n dan me njelaska n per ilaku da la m
berbaga i or ganisasi. Deskripsi teor i ini merupakan acuan dasar, da lam
menunjang seb uah pene lit ian, seba gaimana ya ng peneliti lakukan,
Sugiyono (2005:55).
Pada bab ini, akan diura ikan teori- teori yang berka itan dengan
permasa laha n yang dite lit i. Beberapa ha l ya ng aka n diuraikan adalah
menge nai, pengertian kebijakan publik, def inisi impleme ntasi keb ijakan,
pemahama n imple mentasi keb ijaka n, teor i sampa h, dan teori t ingkat
partisipasi masyarakat.
2.1.1Pe ngertian Kebijakan Publik
Kebijakan Secara efistimologi, istilah kebijakan berasal dari
bahasa inggris policy Aka n tetapi, kebanyakan ora ng berpandangan
18
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
39/199
bahwa istilah kebijakan senant iasa d isamakan dengan istilah
kebijaksanaan. Pada ha l apabila dicermati berdasarkan tata bahasa,
ist ilah keb ijaksanaa n berasa l dar i kata wisdom.
Menurut Suharto (2007 :43), kebijakan publik ada lah sebua h
instrument pe merintahan, bukan sa ja da lam arti gover nme nt yang
hanya menyangkut apara tur Negara, me lainkan juga governance
yang menyentuh penge lolaan s umber daya publik.
Pengertian keb ijaka n publik menurut Suharto, bahwa kebijaka n
merupakan hasil dar i ada nya s inergi, kompromi atau kompetisi antara
berbaga i ga gasan, teori, ideo logy, kepe ntingan-kepent inga n ya ng mewak ili
sistem politik s uatu Negara, ya ng dida lamnya terdapat instrumen
pemerintah government da n governance ya ng me nyangkut aparatur negara
daripelaksanaan, penerapan suatu kebijakan sampai me ncapa i suatu tujuan
untuk memberdayakan mas yarakat.
Menurut Suharto mengutip pe ndapat ahli ( Bridgman dan Davis,
2005:3) , ba hwa kebijakan publik pada umumnya mengandung
pengertian mengena i W h a t e v e r g ov e r n m e n t c h o o se t o d o o r n ot t o
do (apa saja yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakuka n da ntidak untuk dilakukan).
Pengertian kebijaka n publik di atas, menje laskan bahwa keb ijakan
publik merupakan p ilihan yang d iputuska n pemer intah, untuk berbuat atau
tidak berbuat. P ilihan yang diputuskan dimaksudkan untuk, menye lesa ika n
masalah dengan sasa ran dan kepentinga n publik atau masyarakat. Ha l ini
berarti bahwa kebijakan publik bers ifat kompleks, maka harus terleb ih
dahulu direncanaka n secara matang sebelum diputuskan sebagai pilihan
yang tepat untuk menye lesa ikan masala h publik ya ng dihadap i, ke mudian
19
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
40/199
diimpleme ntasikan, dan dieva luasi untuk me ngetahui apakah keb ijaka n
yang telah dilaksa nakan me ncapa i sasar an dan seberapa jauh tujuan
tercapai.
Menurut Dunn (1999:2-3), me nga itkan pengertia n keb ijakan
dengan ana lisis kebijakan yang mer upakan sis i baru dar i
perkembangan ilmu sos ia l untuk pengamalannya dalam kehidupan
sehari- hari. Sebab itu dia mendefinisikan a nalis is keb ijaka n sebaga i
ilmu sos ia l terapan yang me nggunakan berbaga i metode untuk
menghas ilkan dan mentransformas ikan informasi ya ng relevan
yang dipaka i da lam memecah persoala n dalam ke hidupan sehari-
hari.
Pengertian menurut D unn di atas, ilmu kebijakan sebagai
perkembangan leb ih la njut dari ilmu- ilmu sos ial yang sudah ada.
Metodologi ya ng dipaka i bers ifat mult idis iplin, has il ini berhubungan
dengan kondis i masyarakat yang bers ifat komp leks , dan tidak
memungkinka n pemisaha n satu aspek dengan aspek la in.
Banyak definis i me nge nai keb ijaka n publik. Seba gian besar ahli
member i pengertia n kebijakan publik dala m kaitannya de nga n keputusan
atau ketetapan pemer intah untuk melakukan suatu t indaka n ya ng dianggap
akan membawa dampak ba ik ba gi kehidupan warganya. Kebijakan pada
intinya mer upakan keputusan-keputusa n atau pilihan-pilihan tindakan
yang secara langsung, mengatur pengelo laan dan pendis tribus ian s umber
daya a lam, fina ncia l dan manus ia demi kepent inga n publik, yakni
masyarakat luas yang menjad iWarga Ne gara Indones ia.
Kebijakan publik adalah segala suat u ya ng dikerjakan atau t idak
dikerjakan ole h pemerintah, mengapa keb ijaka n har us dilakuka n dan
20
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
41/199
apakah manfaat bagi kehidupan bersama, harus menjadi pertimbangan
yang holistik, a gar kebijaka n tersebut mengandung ma nfaat yang besar,
bagi war ga dan berdampak kecil, seba iknya t idak menimbulkan persoa lan
yang merugikan, dis inila h letak Pemerinta h harus bijaksana dala m
menetapkan suatu kebijakan.
2.1.2Dime nsi Ke bijakan Publik
Mencermat i apa yang ditulis o leh Suharto dala m buku keb ijakan
sosial sebagai kebijakan publik (2007:46), mengenai Dimens i Kebijakan
Publik me nerangkan bahwasanya kebijaka n publik, sedik itnya me miliki
tiga dimensi ya ng sa ling bertautan, yakni seba ga i pilihan tindakan yang
lega l atau sah hukum (a u t h o r i t a t i v e c h o i c e), seba gai hipotes is
(h y p o t h e s i s), da n sebaga i tujuan (o b j e c t i v e).
1.K e b i j a k a n p u b l i k s e b a g a i t i n d a k a n y a n g l e g a l
Pilihan tindaka n dalam kebijakan bers ifat legal atau otoritat if karenadibuat ole h orang- orang ya ng memilik i le git imasi da lam sistem
pemerintahan. Kep utusan-keputusa n itu mengikat para pegawa i ne geri
untuk bertindak atau mengarahkan pilihan tindakan atau kegiatan
seperti menyiapkan rancangan undang- undang atau peraturan
pemerintah untuk dipert imba ngkan oleh parleme n ataumengalokas ikan anggaran guna me ngimpleme ntasi program tertentu.
Kebijakan kemudia n bisa d ilihat sebaga i respon atau tanggapa n resmi
terhadap isu masala h publik. Ha l berarti bahwa kebijakan publik
adalah:
a)Intensiona l atau memiliki tujuan. Kebijakan publik berarti
pencapa ian tujuan pemer intah mela lui penerapan s umber-sumber
publik.
b)Menya ngkut pembuatan keputusan-keputusan dan pengujian
konsekuensi-konsekuens inya.
c)Terstruktur de ngan para pemain dan la ngkah-langkah yang je las
dan terukur.
21
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
42/199
d)Bers ifat po litis ya ng mengekspres ikan pemilihan prioritas-pr ior itas
program lemba ga eksekutif.
2.K e b i j a k a n p u b l i k s e ba g a i h i p o t es i s
Kebijakan dibuat sebagai teor i, mode l atau hipotesis mengena i sebab
dan akibat. Keb ijaka n-kebijakan senant iasa bersandar pada as ums i-
asumsi mengena i per ilaku. Kebijakan se lalu mengandung inse ntif yang
mendorong orang t idak me lakukan sesuatu. Kebijakan harus mampu
menyatukan perkiraan-perkiraan (proyeksi) me nge nai keberhas ila n
yang akan dicapa i dan meka nis me mengatasi kega gala n ya ng mungkin
terjadi.
3.K eb i j a k a n p u b l i k s eb a g a i t u j u a n
Kebijakan adalah a means to a ends, alat untuk me ncap i seb uah tujuan.Kebijakan publik pada akhirnya me nya ngkut pencapaia n tujuan publik.
Artinya, keb ijakan publik adalah seperangkat tindakan pemerinta h
yang didesain untuk me ncapa i hasil- has il tertentu yang diharapka n
ole h publik sebaga i ko nstituen pemerintah. Proses kebijakan harus
mampu memba ntu para pembuat keb ijaka n merumuskan tujuan-
tujuannya. Sebuah keb ijaka n tanpa tujuan t idak memiliki arti, bahka n
tidak mustahil akan me nimbulkan masa la h bar u. Misa lnya kebijakan
yang tidak memilik i t ujua n ya ng jelas, progra m- program aka n
diterapkan secara berbeda-beda, s trategi pencapainnya menjadi kabur,
dan akhirnya para analis is menyatakan pemerintah telah kehila nga n
arah. Penetapan tujuan merupakan langkah utama dalam sebua h proses
lingkara n pembuatan keb ijakan. Penetapan tujuan juga merupaka n
kegiatan ya ng pa ling penting kare na ha nya tujuanlah yang dapat
member ikan arah dan a lasan kepada pilihan-pilihan publik.
2.1.3Pe ngertian Imple me ntasi Ke bijakan
Imple mentas i kebijaka n publik, dapat diart ikan sebaga i aktivitas
penyelesa ia n atau pe laksanaa n, s uatu keb ijakan publik yang telah
ditetapkan/d isetujui, de nga n penggunaa n sara na (a lat) untuk mencapai
tujuan kebijaka n.
Secara episte mologis pengertia n imple mentas i me nur ut kamus
Webster yang dikut ip oleh Solichin Abdul wa hab ada lah :
22
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
43/199
Konsep imple me ntasi berasa l dar i bahasa inggr is yaitu to
imple ment. Dalam kamus besar webster, to impleme nt
(mengimplementasikan) berati to pro vide the mea ns forcarrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu);
dan to give pract ica l effect to (untuk menimbulkan dampak/ak ibat
terhadap sesuatu)(Webster dalam Wahab, 2004 :64).
Imple mentas i berasa l dari bahasa Inggris yaitu to implement
yang berarti mengimplementasikan. Impleme ntasi merupaka n
penyed iaan sarana untuk melaksanakan sesuatu ya ng menimbulka n
dampak atau ak ibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk
menimbulkan dampak atau ak ibat itu berupa undang-undang, peraturan
pemerintah, kep utusan perad ila n dan kebijakan yang d ibuat ole h lembaga-
le mbaga pemerintah dala m kehidupan kenegaraan.
Pengertian imple mentasi menurut Edwards III bahwa imple mentasi
ada lah :
I mple mentas i kebijakan adala h akt ivitas yang ter lihat setelah
dike luarkan pengaraha n ya ng sah dar i suat u kebijakan yang
meliputi upaya me nge lola input untuk me nghasilka n output atau
o u t c o m e s bagi mas yarakat.
Pendekatan yang d igunaka n da lam menga nalis is implementasi
kebijaka n tentang konservas i e nergy ada lah teor i ya ng dikemukakan oleh
Edwards III, dima na impleme ntasi dimula i dar ikondis i abstrak dan sebuah
pertanyaan tentang apa kah s yara t agar impleme ntasi keb ijakan dapat
berhasil, me nur ut Edwards III ada empat variabel dala m kebijakan public
ya it u komunikas i (communicat ions), s umber daya (resources), sikap
(dispos itions atau a ttitudes) dan struktur b irokrasi (bureaucratic structure),
23
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
44/199
keempat var iabe l ini memiliki hubungan yang erat, tanpa implementas i
yang efektif maka keputusan pembuat keb ijakan tidak akan berhasil
dilaksanaka n.
Pengertian imp lementasi menurut Va n Meter dan Van Horn bahwa
implementas ia dala h :
I mple mentas i ada lah t indakan-tindakan yang dilakukan baik
ole h individu- individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok
pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-
tujuan yang telah digar iskan dalam keputusan keb ijakan. (VanMeter dan Van Horn dalam Wahab, 2001 :65)
Pandangan Van Meter dan Van Horn ba hwa implementasi
merupakan t indakan o leh individu, pejabat, ke lompok badan
pemerintah atau swasta, ya ng diarahkan pada tercapainya tujua n-tujuan
yang te lah digariskan dalam s uatu keputusan tertentu. Bada n-badan
tersebut melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah, yang me mbawa
dampak pada warga negaranya. Namun da la m prakt inya badan- badan
pemerintah ser ing menghadap i, pekerjaan- pekerjaan di bawah ma ndat
dari Undang-Undang, sehingga membuat mereka me njadi tidak jelas
untuk memutuskan apa ya ng sehar usnya d ilakukan dan apa ya ng
seharusnya t idak dilakukan.
Dwidjowijoto (2004:31) mengemukakan t iga kategor i keb ijakan
publik, yaitu : kebijaka n publik ya ng bers ifat makro atau umum atau
mendasar, keb ijaka n publik bers ifat meso atau menengah atau penjelasan
pelaksanaan, da n kebijakan publik yang bers ifat mikro. Kebijakan public
bersifat makro terdir i dar iUndang-unda ng/Pera turan Pemerinta h
24
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
45/199
pengga nti undang- undang, Pera turan Pe merintah, Pera turan Pres iden, dan
Peraturan Daerah, selanjutnya mengena ikebijakan meso da n mikro, secara
lengkap Dwidjowijoto me ngataka n:
2. keb ijakan ya ng bersifat meso atau mene nga h, atau penje lasan
pelaksanaan. Kebijakan ini dapat berbe ntuk Pe raturan Mentri,
Surat Edaran Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati dan
Peraturan Wali Kota. 3. Kebijakan publik yang bersfat mikro
adalah keb ijaka n ya ng mengatur pe laksa naa n atau implementasi
dar i keb ijakan di atasnya. Bentuk kebijaka nnya ada lah peraturan
yang d ikeluarka n o leh aparat publik dibawah Menteri, Gubernur,
Bupat i, dan Wa li Kota.
Organisasi Pe merinta h pada tingkat pemer intahan daerah atau
tingkat provinsi d isebut sebaga i pe jabat public yang terdir i dar i Dewa n
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Guber nur da n peja bat publik yang
berada dibawa h Gubernur d iseb ut sebaga i pejabat publik kare na mereka
adalah aparat publik ya ng diba yar o leh uang publik me lalui pa jak dan
penerimaan Negara lainnya dan karenanya secara hukum forma l
bertanggungjawab kepada publik (Dwidjowijoto, 2004 :31).
Menurut Dwidjowijoto, 2004 :158. Mengatakan bahwa da lam
imple mentas i kebijaka n publik, terdapat dua la ngkah yang me njadi
pilihan yaitu la ngs ung diimplementasikan da lam program-
program atau mela lui formulas i de viat atau turunan dar i keb ijaka n
publik tersebut :, sebaga imana dala m gambar berikut :
25
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
46/199
25
Ga mbar 2.1.3
Skema Implementas i Keb ijaka n
Kebijakan Publik
Kebijakan Publik Program intervensiPenjelas
Proyek Interve nsi
Kegiatan Interve nsi
Publik/ Masyarakat/
Benefic iaries
Sumber : Nug roho, 2004: 159, Keb ijakan Pub lik, Fo rmulas i, Imp lemen tasi dan Evaluas i
Skema implementas i kebijakan tersebut di atas menggambarka n
bahwa sebelum imple mentas i kebijakan publik yang bers ifat makro,
seperti undang- undang pada siste m perundang- undangan di Indonesia atau
peraturan daerah pada tingkat pemer intah daerah, harus terleb ih dahulu
dibuat kebijaka n ya ng penje las atau lajim diseb ut peraturan pe laksa naan,
baru ke mudian, program, proyek, kegiatan, dan terak hir dampah terhada p
masyarakat. Aspek keb ijakan publik bersifa t meso atau mikro, sepert i
keputusan Presiden (Keppres), I nstruksi Pres iden (Inpres), keput usa n
Menteri (Kepme n), Keputusan Kepa la Daerah, Keputusa n Kepa la Dinas,
dan lain- lain, dapat secara langsung operasional.
26
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
47/199
Mazma nian dan Sebastiar juga mendefinisika n impleme ntasi
sebaga iberikut:
I mple mentas i ada lah pelaksanaan keputusa n kebijakan dasar,
biasa nya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula
berbentuk perintah- perintah atau keputusan-keputusan eksekut if
yang penting atau keputusan badan peradilan. (Mazmania n dan
Sebastiar da lam Wa hab,2001:68)
Imple mentas i me nurut Ma zma nia n dan Sebast iar merupakan
pelaksanaan keb ijakan dasar berbent uk unda ng- undang juga berbentuk
perintah atau keputusan-kep utusan yang penting atau seperti keput usan
badan peradila n. Proses implementas i ini berlangs ung setelah me lalui
sejumla h tahapa n terte ntu sepert i tahapa n pengesahan undang- undang,
kemudian output keb ijaka n dalam be ntuk pelaksanaan keputusan da n
seterusnya sa mpai perba ikan kebijakan ya ng bersangkuta n.
2.1.4Pe mahaman Imple me ntas i Kebijakan
Menurut Ma zmanian dan Sabatier da lam buku Impleme ntac ion
and policy, yang mengataka n bahwa imple mentasi kebijakan :
Pe laksanaan keputusan keb ijaksanaan dasar, biasanya dala m
bentuk undang- undang,namun dapat pula berbentuk perintah-
perintah atau keput usan-keputusan ekse kut if ya ng penting atau
keputusan badan peradilan, lazimnya, keputusan tersebut
mengidentifikas ika n masa lah yang ingin d iatas i, menyebutka n
secara tegas tujuan atau sasaran yang akan dicapa i, dan
berbaga i cara untuk menstrukt urkan atau me ngatur proses
imple me ntas i. (Mazma nia n dan sebast ier dala m
Aguatino,2006:139).
27
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
48/199
Imple mentas i mer upakan t indaka n-tindakan untuk mencapa i
tujuan yang te lah d igariskan da la m keputusa n kebijakan. Tindakan
tersebut dilakukan ba ik ole h individu, pejabat pe merinta h ataupun
swasta. Dunn mengistilahkannya implementas i secara leb ih khus us,
menyebutnya dengan istilah impleme ntasi kebijakan dalam bukunya
yang ber judul Ana lisis Kebijakan Publik.
Menurut (Dunn, 2003 :132), impleme ntasi kebijakan (Po lic y
Imple mentation) adala h pe laksanaan pengenda lia n aksi-aksikebijaka n di da lam kur un waktu terte ntu.
Berkaitan dengan faktor yang me mpe ngar uhi imp lementasi
kebijaka n suatu progra m, Subarso no dala m bukunya yang berjudul
Ana lis is Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikas i), mengut ip
pendapat G. Shabbir Cheema da n Dennis A. Rondine lli mengemukakan
bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi impleme ntasi
kebijaka n program- program pe mer intah yang bers ifat desentralistis.
Faktor- faktor tersebut dia ntaranya :
1. Kond is i lingkunga n
Lingkunga n sangat me mpengaruhi imple mentasi kebijakan,
yang d imaks ud lingkunga n ini mencakup lingkunga n sosio
kultural ser ta keterlibatan penerima program.2. Hubungan antar organisasi
Dala m banyak program, impleme ntas i seb uah program perlu
dukungan dan koordinas i dengan instans i la in. Untuk itu
diper lukan koord inasi dan kerjasama antar instans i bagi
keberhas ilan sua tu program.
3. Sumberdaya organisasi untuk impleme ntasi program
Imple mentas i kebijaka n perlu didukung s umberdaya ba ik
sumberdaya ma nus ia (huma n resources) maupun sumberdaya
non- ma nus ia (non human reso urces).
28
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
49/199
4. Karakterist ik dan kemampuan agen pelaksana
Yang dimaksud karakteristik dan kemampuan agen pe laksana
adalah mencak up struktur b irokrasi, norma-norma, da n pola-pola hubungan yang terjad i da lam birokrasi, ya ng semuanya
itu akan mempengaruhi impleme ntasi suat u pro gram. (Subarsono,
2005:101).
2.1.5Ke bijakan Pe nge lolaan Sa mpah
Kebijakan penge lolaan sa mpah ditetapkan o leh pemerintah pusatkarena mempunyai cak upan nas iona l. Kebijakan penge lolaan sampah ini
meliputi:
1.Penetapan instrument kebijakan:
a.Instrument Regulas i : penetapa n atura n kebijakan (beleidregels)
unt uk melaksanakan keb ijakan pengelolaan sampa h.
b.Instrume nt Ekonomi: penetapan instrumen ekonomi untuk
mengurangi beban penanganan akhir sampah (siste m inse nt if da n
dis insentif);
2.Penerapan pengelolaan sampa h denga n sistem 4R: me maka i kemba li
(re-use), Mendorong pengembanga n upaya mengurangi (reduce),
mendaur ulang (r e c y c l e ), dan mengga nti (replace );3.Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan;
4.Pengembangan teknologi, standard dan prosed ur penangana n sampa h;
a.Penetapan kriteria dan standar minimal pene ntuan lokas i
penanga nan akhir sampah;
b.Penetapan lokas ipengola han akhir sampah;c.luas minimal laha n untuk lokasi pengola han akhir sa mpah;
d.Penetapan lahan penyangga (b u f f e r z o n e);
e.Penetapan kriteria dan standar prasarana pena nga nan sementara
sampah bagi pe nge mbanga n kawasan pemukiman;
5.Pengembangan progra m pengelolaa n sampah yang me liput i, a ntara
lain:a. W a s t e t o e n e r g y , yaitu pemanfaa tan sampah orga nik seba gai
sumber e nergy (biogas);
b.Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan;
c.Pengemba nga n teknik dan metoda penanganan sampah ramah
lingkungan (teknologi tepat guna)
d.Program penerapan teknik da n metoda o p e n d u m p i n g , c o n t r o l l e d
l a n d f i ll ,d a n s a n i t a r y l a n d f i l l .
a)Metode O p e n D u m p i n g , Merupaka n siste m pengolahan
sampah dengan hanya membua ng/ me nimbunsampah dis uatu
tempat tanpa ada per lakukan khusus/ pengolaha n sehingga
29
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
50/199
sistem ini sering menimbulkan gangguan pence maran
lingkungan.
b)Metode C o n t r o l l e d L a n d f i l l (Pe nimbunan te rkendali),Controlled La ndfill ada lah siste m ope n dumping yang
diperba iki yang merupakan siste m pengalihan ope n dumping
dan sanitary landfill ya itu dengan penutupan sampah dengan
lap isan ta na h dilakukan setelah TPA penuh yang dipadatkan
atau setelah mencapa iper iode ter tentu.
c)Metode S a n i t a r y l a n d f i l l (Lahan Urug Sanite r), s istem
pembua nga n akhir sampah yang dilakukan denga n cara
sampah dit imbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan
tana h sebaga i lapisa n penutup. Peker jaan pelap isan tanah
penutup dilakukan setiap har i pada akhir ja moperasi.
2.2 Pe ngertian Sampah
Sampa h ada lah suatu yang tidak d ikehendak i lagi ole h ya ng punya
dan bers ifat padat. Sementara dida lam UU No. 18 Tahun 2008 tenta ng
Pengelolaan Sampah, diseb utkan sampah ada lah s isa kegiatan sehar i- hari
manus ia atau proses alam, yang berbentuk padat ata u semi padat berupa
zat orga nik ma upun anorganik, bers ifat dapat terura i yang dia nggap suda h
tidak berguna la gi dan dibuang ke lingkungan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dipahami sampa h
adalah :
1.Sampah yang dapat membus uk (garbage), menghendaki penge lolaa n
yang cepat. Gas- gas yang dihasilkan dar i pembusukan sampah berupa
gas metan dan H2S yang bers ifat racun bagi t ubuh.
2.Sampah yang tidak dapat me mbusuk (r e f u s e), terd ir i dari sampah
plast ik, logam, gelas kare t dan lain- lain.
30
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
51/199
3.Sampah berupa debu/a bu s isa hasil pembakaran bahan bakar atau
sampah.
4.Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, yakni sampa h B3 adala h
sampah karena sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya atau karena s ifat
kimia, f is ika dan mikrobiologinya dapat meningkatkan morta litas dan
mob ilitas secara bermakna atau menyebabka n timbulnya penyakit.
5.Menimbulkan bahaya sekarang maupun yang aka n datang terhadap
kesehatan atau lingkungan apabila tidak diolah dengan baik.
2.2.1Sumbe r-Sumbe r Sampah
Menurut Gilbert dkk (1996:19), sumber-sumber timbulan sampa h
adalah seba gai berikut :
a.S a m p a h d a r i p e m u k i m a n p e n d u d u k
Pada suatu pemukima n biasanya sampa h dihasilka n ole h suatu
keluarga ya ng t inggal disuatu banguna n atau asrama. Je nis sampa h
yang dihasilkan biasa nya cendrung organik, sepert i s isa makanan atausampah yang bers ifat basah, ker ing, abu p lastik dan la innya.
b .S a m p a h d a r i t e m p a t t e m p a t u m u m d a n p e r d a g a n g a n
tempat- tempat umum adalah tempat yang dimungkinka n banyaknya
orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat te mpat tersebut
mempunya i potens i ya ng c ukup besar dalam memproduksi sampa htermasuk tempat perda gangan sepert i pertokoa n dan pasar. Je nis
sampah yang dihasilka n umumnya berupa s isa sisa makanan, sampah
kering, abu, p lastik, kertas, dan kale ng- kale ng ser ta sampah la innya.
c.S am p a h d a r i s a r a n a p e l a y a n a n m a s y a r a k a t m i l i k p e m er i n t a h
Yang dimaksud di s ini misalnya tempat hiburan umum, panta i, masjid,
rumah sak it, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya
yang menghasilkan sampa h ker ing dan sa mpah basah.d .S a m p a h d a r i i n d u s t r i
Dalam pengertian ini termasuk pabr ik pabrik s umber alam
perusahaan kayu da n lain lain, kegiatan industri, ba ik ya ng ter masuk
distr ibus i ataupun proses suatu bahan mentah. Sampa h ya ng dihas ilkan
31
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
52/199
daritempat ini biasanya sampah basah, sampah kering abu, sisa sisa
makana n, sisa ba han bangunan
e.S a m p a h P e r t a n i a nSampa h dihasilkan dar i tana man atau binatang daerah perta nia n,
misa lnya sampah dar i kebun, kandang, ladang atau sawah yang
dihas ilkan berupa baha n makanan pupuk maupun bahan pembasmi
sera ngga tanama n. Berbaga i macam sa mpah yang tela h diseb utka n
diatas hanya lah seba gia n kec il saja dari s umber- sumber sampah yang
dapat ditemukan da lam kehidupan sehar i - hari. Ha l ini menunjukka n
bahwa kehidupan manus ia t idak aka n perna h lepas dar i sampah.
2.2.2Je nis - Je nis Sampah
Menurut Gilbert dkk (1996:20) Jenis sampa h ya ng ada di
sekitar kita cukup beraneka ragam, ada ya ng berupa sampa h
rumah tangga, sa mpah industri, sampah pasar, sa mpah rumah sak it,
sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan,
sampah inst itusi/kantor/sekola h, dan sebagainya.
Berdasarkan asa lnya, sampa h dapat d igolongka n menjadi 3 (tiga)
jenis, yaitu:
1.S a m p a h O r g a n i k
Sampa h or ganik adala h sampa h yang dihasilkan dari bahan -
baha n hayat i ya ng dapat didegradas i oleh mikroba atau bers ifat
biode gradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan me lalui
proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupaka n bahan
orga nik, misalnya sampah dar i sisa makanan, daun tanaman, rumput,
sisa sayuran, sampa h dapur dan sisa bua h.
2.S a m p a h A n o g a n i k
Sampa h anorga nik ada lah sampah yang dihasilkan dar i bahan- bahan
non- ha yati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi
32
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
53/199
pengola han bahan tambang.Sa mpah a norganik ya itu kerta s, plast ik,
boto l, kare t, kardus, bes i, logam, ka leng, dan sampah pecah be lah.
3.S a m p a h B 3
Sampa h B3 merupakan sampah ya ng berasa l dar i bahan yang
berkategori mudah terbakar, menyebabka n karat, beracun dan bisa
berbahaya bagi kesehatan. Sa mpah B3 berjenis, batera i, oil, botol
bekas obat, botol bekas obat nyamuk cair, lampu, t inta, jarum, refill
tinta pr inter, boto l t inta, ka leng dll.
2.2.3Mekanisme pe nge lolaan s ampah dalam UU N0.18 Tahun 2008
te ntang Pe nge lolaan Sampah me liputi, kegiatan kegiatan be rikut:
1. P e n g u r a n g a n S a m p a h , yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya
sampah sejak dar i produsen sampah (rumah tangga, pasar, da n
lainnya), mengguna ula ng sa mpah dari sumbernya dan/atau d i te mpat
pengola han, dan daur ulang sampah di s umbernya dan atau di
tempat pengola han. Pengurangan sa mpah akan diat ur da lam
Peraturan Menteri tersendiri, kegiatan yang termasuk da lampengura nga n sampa h ini adala h:
a)Menetapka n sasara n pengurangan sampah
b)Menge mba ngkan Teknologi bersih dan labe lprod uk
c)Menggunaka n baha n produks i yang dapat di daur ula ng atau
diguna ulangd)Fasilitas ke giatan guna atau daur ulang
e)Mengembangkan kesadara n program guna ulang atau daur ula ng
2. P e n a n g a n a n S a m p a h , yaitu rangka ian kegiatan penaganan sampah
yang mencakup pe mila han (pengelompoka n da n pemisaha n sampa h
menurut jenis dan s ifatnya), pengumpulan (memindahkan sampah
dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan sampa h
terpadu), penga ngkutan (ke giatan meminda hkan sampah dar i s umber,
TPS atau tempat pe ngolaha n sampa h terpadu, pengolahan hasil
akhir (menguba h bentuk, komposis i, karater istik dan jumlah sampah
agar diproses leb ih lanjut, dima nfaatkan atau dikembalikan ala m
33
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
54/199
dan pemprosesan akt if kegiatan pengolahan sa mpa h atau res idu
hasil pengolaha n sebelumnya agar dapat dikemba likan ke media
lingkungan.
2.2.4Dampak Ne gatif Sampah
Sampa h padat yang tertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dala m
waktu yang lama akan me ncemarkan tanah. Ya ng dikategor ikan sampah
dis ini adala h bahan ya ng t idak dipaka i lagi (r e f u s e ) karena telah dia mbil
bagian- bagian utamanya denga n penge lolaan menjad i bagian yang tidak
dis uka idan secara ekonomi t idak ada har ganya.
Menurut Ge lbert dkk (1996 :24), ada tiga dampak sampah terhada p
manus ia dan lingkunga n ya itu:
1.D a m p a k T e r h a d a p K es e h a t a n
Lokasi dan pengelolaan sampah ya ng kurang memada i (pembuangan
sampah) ya ng t idak terkontro l) merupaka n tempat ya ng cocok bagi
beberapa organisme dan me nar ik bagi berba ga i b inatang sepert i, la lat
dan anjing yang dapat menjangkit penyakit. Potensi baha ya kese hatan
yang dapat ditimbulkan ada lah sebaga i ber ikut :
a.Penyakit diare, kolera, t ifus menyebar de ngan cepat karena vir usyang berasal dar i sampah denga n penge lolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum. Pe nyak it dema m berdara h (haemorhagic
fe v e r) dapat juga me ningkat denga n cepat d i aderah yang
penge lolaan sampahnya kurang me madai.
b.Penyakit jamur dapat juga ( misalnya ja mur k ulit)c.Penyakit yang dapat menyebar me lalui ratai maka nan. Salah satu
contohnya adala h suatu penyak it ya ng dija ngkitkan ole h cac ing
pita (tae nia). Cac ing ini sebe lumnya masuk kedala m pencernaan
binatang ternak mela lui makana nnya ya ng berupa sisa
makana n/sa mpah.
2.D a m p a k T e r h a d a p L i n g k u n g a n
Cairan re mbesan sa mpah sampah yang mas uk keda lam dra inase ata u
sungai akan me nce mari air. Berbagai orga nism termas uk ikan dapat
mati beberapa spesie n akan lenyap, hal ini mengak ibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibua ng
34
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
55/199
kedalam air aka n menghasilka n asam orga nic dan gas ca ir organik,
seperti metan. Sela in berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi
tinggidapat meledak.
3.D a m p a k T e r h a d a p K e a d a a n S o si a l d a n E k o n o m i
Pengelolaan sampa h ya ng t idak memada i menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Ha l pent ing disini adalah meningkatnya
pembia yaan (untuk diobati keruma h sak it). Infrastruktur lain dapat
juga dipengaruhi o leh pengelolaan sampah ya ng t idak me madai,
seperti tingginya biaya yang diper lukan untuk pengelolaan air. J ika
sara na penampunga n sampa h kurang atau tidak efis ien, orang aka n
cenderung membua ng sampahnya dija lan. Hal ini mengak ibatkan jala n
perlu lebih sering dibers ihkan dan d iperba iki.
2.3 Partis ipasi Masyarakat
Part isipas i berasa l dar i bahasa inggr is yaitu Participation yang
berarti pengambila n bagia n atau melakukan kegiatan bersa ma-sama
dengan orang la in. Par tisipasi apabila dihubungkan denga n masa la h soc ia l
mempunya i arti, suatu keadaan seseorang yang ikut merasakan sesuatu
bersama-sama denga n orang lain sebaga i ak ibat adanya interaksi soc ial.
Keikutsertaan atau keter libatan yang dimaksud dis ini bukanla h bersifat
pasif tetapi secara akt if d itujuka n oleh yang bersangkutan. Ole h karena itu,
partisipasi akan lebih tepat d iartikan sebaga iketer libatan dan ke ikutsertaan
masyarakat secara aktif dalam kegiatan masyarakatnya, d iluar pekerjaan
atau profesinya sendiri.
Tjokroamidjojo (1985 :21), mengatakan bahwa part is ipas i
masyarakat adala h keter libatan masyarakat da lam mene ntuka n
arah, strategi da lam keb ijakan kegiatan, me mikul beban da n
pelaksanaan kegiatan, memet ik hasil serta manfaat kegiatan secara
adil.
35
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
56/199
Part isipas i berarti member i sumba nga n dan turut serta menentuka n
arah atau tujua n pemba ngunan, ya ng diteka nkan adalah hak da n kewajiban
setiap orang. Koentjara ningrat 1984 berpendapat ba hwa part is ipasi
mempunya i arti member i sumba nga n dan turut menentukan arah tujuan
pembangunan, ditekankan bahwa partis ipas i it u adala h hak dan kewaj iban
bagi setiap masyarakat.
Tjokroamidjojo (1985:22) me ngemukaka n empat aspek mengena i
partisipasi ya itu:
1.Terlibatnya dan ikut serta nya rakyat sesuai denga n meka nisme
proses politik da lam suatu Negara turut mene ntukan arah,
strategi dan keb ijaksa naan pembangunan yang d ilakukan
pemerintah.
2.Meningkatkan art ikulasi (kemampua n) untuk merumuskan
tujuan-tujuan dan terutama cara-cara dalam merenca naka n
tujuan itu yang seba iknya
3.Part isipas i masyarakat da la m kegiatan-kegiata n nyata yang
kons isten dengan arah, strategi dan rencana ya ng te lah
dite ntuka n dalam proses polit ik.
4.Adanya perumusa n dan pe laksanaa n program- program
partisipasi da la m pembanguna n ya ng berencana.
Menurut Oakle y dalam Jur nalP r o j e c t w i t h p e o p le t h e p r a c t ic e of
p a r t ic ip a t io n in p u r a l d e v e lo p m e n t (1991:6), participation is considered
a v o l u n t a r y c o n t r i b u t i o n b y t h e p e o p l e i n o n e o r a n o t h e r o f t h e p u b l i c
p r o g r a m m e r s s u p p o s e d t o c o n t r ib u t e t o n a t io n a l d e v e lo p m e n t , , b ut t h e
p e o p le a r e n o t e x pe c te d t o t ak e p a r t in s h a p in g t h e pr o g r a m m e o rcriticizing its contents. (Artinya, part is ipasi dapat diartikan sebagai
sumbangan sukarela, keterlibatan, keiukutsertaan, warga masyarakat
dala m berba ga ikegiatan pe mbangunan).
Part isipas i merupakan ha l yang sangat pent ing da la m pelaksa naan
pembangunan. Ta npa adanya partis ipas i akt if dari mas yarakat pelaksanaan
pembangunan yang berorie ntasi pada perw ujudan kesejahteraan rakyat
tidak akan terwujud, karena masyarakatlah yang lebih ta hu aka n
36
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
57/199
kebutuhannya dan cara mengatasi permasa la han pembangunan yang
terjadi dala m masyarakat.
Abidin (2003:79) mengemukakan beberapa faktor yang me ndoro ng
masyarakat berpartisipas i ya itu:
1.Masyarakat akan berpartis ipasi ket ika mereka merasa masalah
atau kegiatan penting bagi mereka
2.Masyarakat akan berpart is ipas i jika aka n menimbulkan suatuperubahan dana ada nya nila i tamba h bagi dirinya
3.Adanya perbedaan bentuk dari part is ipas i masyarakat diakui
sesuaidenga n nilai- nila i ya ng mereka milik i.
4.Masyarakat mungk in berpartis ipas i jika d iciptaka n suatu
struktur dan proses yang memungk inkan terjadinya partis ipas i.
5.Masyarakat akan berpart is ipasi jika d ic iptakan suat u struktur
dan proses yang memungkinkan terjad i part is ipasi.
Faktor yang me mpengaruhi part is ipasi Menurut Darjono dalam
Hamidjojo (1988:19):
1.Pendidika n, kemampuan membaca dan menulis, kemiskinan,
kedudukan sos ia l dan percaya terhadap d iri sendiri.
2.Penginterpreta sian ya ng dangkal terhadap aga ma.
3.Kecendrungan untuk menyala h artikan motivasi, tujuan, dan
kepentingan organisas i penduduk yang biasanya mengarah
kepada timbulnya perseps i yang salah terhadap keinginan dan
mot ivas iserta orga nisas ipenduduk.4.Tidak terdapat nya kesempatan untuk berpartis ipas i da lam
berbaga ipro grampembanguna n.
Faktor pengha mbat part isipasi masyarakat Menurut Ha midjojo
(1988:29) adalah:
1.Renda hnya tingkat pe ndidika n masyarakat
2.Kurang tahu-t idaknya adanya komunikasiyang dapat
menyebarluaska n informas i tentang pemba ngunan kepada
masyarakat
3.Kemiskinan dan rendahnya penghasilan masyarakat.
4.Sikap budaya paternalist ic da n feoda lisme.
37
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
58/199
5.Frustas i warga masyarakat ak ibat adanya perbedaan antara
harapan dan aspiras i masyarakat dan pembangunan pada masa
la lu.6.Be lum je lasnya tujua n dan manfaat dari kegiatan pembangunan
tersebut
2.3.1Tingkat Partis ipas i Masyarakat
Menurut Arnste in (1969) pada Jurna lo f t h e A m e r i c a n I n s t i t u t e o fPlanners denga n judul A Ladder of Citizen Participat ion, bahwa
terdapat 8 tangga tingkat partis ipas i berdasarkan kadar kekuata nmasyarakat dala m memberikan pengaruh pe laksanaan.
GAMBAR 2.3.1.1
DELAPAN TANGGA TIN GKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
8
6
5
3
2
1 Non Part icipat ion
S u m b e r : A r n s te i n ( 1 96 9 )
1. M a n i p u l a t i o n (ma nipulas i)
Tingkat partis ipasi ini ada lah ya ng paling rendah, yang
mempos isikan masyarakat hanya dipaka i sebagai pihak yang
memberikan persetujua n dala m berbaga i badan pe nasehat. Dalam
ha l ini tidak ada part isipas i mas yarakat yang sebenarnya da n tulus,
tetapi disele wengkan dan dipaka i sebaga i a lat publikasi dar i pihak
penguasa.
38
7 Citizen Po wer
4 Tokenis m
Cit izen control
Delega ted Powder
Partnership
Placation
Consultation
Informing
Therapy
Manipulation
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
59/199
2. T h e r a p h y (terapi/penyembuhan)
Dengan berkedok melibatka n part is ipas i masyarakat da lam
perencanaan, para ahli memperlakukan a nggota masyarakat sepertiproses penyembuha n pas ien da la m terapi. Meskipun masyarakat
terlibat da lam kegiatan, pada ke nyataannya kegia tan tersebut lebih
banyak untuk mendapatkan masukan dar i masyarakat demi
kepentinga n pemerintah.
3. I n f o r m i n g ( informasi)
Member ikan infor masi kepada masyarakat tentang hak-hak
mereka, tanggungja wab dan berbaga i pilihan, dapat me njadi
langkah perta ma yang sangat pent ing dala m pe laksa naan part is ipas i
masyarakat. Meskipun yang sering terjadi adalah pember ia n
informas i sa tu arah dari pihak pe megang kekuasaan kepada
masyarakat, tanpa ada nya kemungkinan untuk member ikan umpa nbalik atau kekuatan untuk negos ias i dar i masyarakat. Dalam situasi
saat itu terutama informas i diberikan pada akhir perencanaa n,
masyarakat hanya memiliki sed ikit kesempata n untuk
mempengaruhirencana.
4. C o n s u l t a t i o n (konsultasi)
Mengundang op ini mas yarakat, sete lah me mber ikan infor masi
kepada mereka, dapat merupakan langkah penting da lam menuju
partisipasi penuh dar i masyarakat. Meskipun telah terjadi d ialog
dua ara h, aka n tetapi ca ra ini tingkat keberhas ila nnya rendah
karena tidak ada nya jaminan bahwa kepedulian dan ide masyarakat
akan diperhatikan. Metode yang sering digunakan adalah surve i,
pertemuan lingkungan masyarakat, dan dengar pendapat denga n
masyarakat.
5. P l a c a t i o n (penentrama n/perujuka n)
Pada tingkat ini masyarakat mulai me mpunya i beberapa pengaruh
meskipun beberapa ha l masih tetap ditentukan o leh pihak yangmempunya i kekuasaa n. Da lam pelaksa naannya beberapa anggota
masyarakat d ianggap mampu dimasukkan seba gai anggota da lam
badan-badan ker jasa ma pengembangan kelompok masyarakat yang
anggota-anggota nya wak il dar i berbaga i instans i pemer inta h.
Walaupun usulan dari masyarakat diperhatikan sesuai dengankebutuhannya, namun s uara masyarakat seringka li t idak didengar
karena kedudukannya re lat if rendah atau jumlah mereka ter lalu
sedikit d ibanding a nggota dar i instans ipemerintah.
6. P a r t n e r s h i p (kerjasama)
Pada tingkat ini, atas kesepakatan bersama, kekuasaa n da lam
berbaga i ha l d ibagi antara pihak masyarakat denga n pihak
pemega ng kekuasaa n. Da lam ha l ini disepakat i bersama untuk
saling membagi tanggung jawab dala m perencanaa n dan
pembuatan keputusan serta pemeca han berbaga i masala h. Tela h
ada kesa maan kepent ingan a ntara pemerintah dan masyarakat.
39
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
60/199
7. D e l e g a t e d P o w e r ( pelimpahan kekuasaa n)
Pada tingkat ini masyarakat d iber i limpahan kewe nangan untuk
member ikan keputusan dominan pada renca na atau pro gramtertentu. Untuk memecahkan perbedaan ya ng muncul, pemilik
kekuasaan harus me ngadakan tawar me nawar denga n masyarakat
dan tidak dapat me mber ikan tekanan-tekanan dar i atas. Jadi
masyarakat diber i wewe nang untuk me mbuat keputusan rencana
ole h pemerinta h.
8. C i t i z e n C o n t r o l (control masyarakat).
Pada tingkat ini masyarakat memiliki kekuatan untuk mengat ur
program atau kele mba gaan ya ng berkaitan denga n kepentinga n
mereka. Mereka mempunya i kewenangan dan dapat me ngadaka n
negos ias i denga n pihak- pihak luar yang he ndak me lakuka n
perubahan. Dalam ha l ini usaha bersama warga dapat langsungberhubungan denga n sumber-sumber dana untuk me ndapat bantua n
atau pinjaman tanpa me lalui pihak ketiga. Jadi mas yarakat
memiliki kekuasaan untuk merenca nakan, melaksa naka n dan
mengawas iprogram ya ng d ibuatnya.
Pada t ingkat 1 dan 2 d is impulkan seba ga i t ingkat yang bukan
partisipasi atau non part icipat ion. Tingkat 3, 4, dan 5 disebut tingkatan
penghar gaan/tokenisme atau Degree of Tokenism. Dan tingkat 6, 7, 8
disebut t ingkatan kekuatan mas yarakat atau D e gr e e o f C i t iz e n P o w e r.
2.4 Kerangka Pe mikiran
Setiap tahun Pemerinta h Kab upaten Ta ngerang, me netapka n
kebijaka n publik berupa Pera turan Daera h, tentang Keb ijaka n pengelolaan
sampah, ya ng di da lamnya terkandung program pelaksanaan penge lolaan
sampah dan anggaran retribusi sampa h. Permasalahan utama yang
diajuka n da lam Skr ipsi ini, ada lah pelaksa naan pengelo laan sampa h yang
diterapkan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pe makama n Kabupaten
40
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
61/199
Tangerang yang mempengaruhi, t ingkat part is ipas i masyarakat d i Desa
Jatiwaringin Kabupaten Ta ngerang.
Pesatnya pemba ngunan di berba ga i bidang mempengaruhi la ju
pertumbuha n penduduk Kabupaten Ta ngerang, sehingga dengan
bertambahnya penduduk, maupun pembangunan yang berada di
Kabupaten Tangerang, menimbulkan sampah yang me ningkat setiap
harinya, karena manusia sebaga i sumber penghas il sampah.
Pemerintah Kabupaten Tangerang tela h menerapka n sistem
pengeloaan sampah secara O p e n D u m p i n g yaitu sis te m penge lo laan
sampah dengan ha nya membua ng/me nimbun disuatu tempat tanpa ada
perlakua n khus us atau sistem pengelolaan yang besar, se hingga mas ih ada
timbula n sampah yang tidak terangkut ke TPA Jatiwar ingin Kabupaten
Tangerang. Timbulnya permasala han tersebut karena masih banyak
masyarakat d i Desa Jatiwaringin Kabupate n Ta ngerang yang be lum peduli
dan menyadar i aka n kesadaran kebers ihan lingkungan yang di akibat dari
timbunan sampah yang dihasilkan mas yarakat.
Saat ini sudah ada keb ijaka n-keb ijakan yang me ngat ur tenta ng
pengelolaan sampah, diantaranya Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2008 Te ntang Penge lolaan Sampa h dan UU No.32
Tahun 2004 tentang Pemer intaha n Daera h. Kebijakan penataan terhada p
berbaga i ele me n ya ng berkaita n denga n Pe merintah Daera h sangat
diper lukan. kebijaka n tersebut di antaranya ada lah dengan melakukan
peningkatan manajeme n pe laya nan umum agar dapat berja lan secara
41
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
62/199
efis ien, efektif, eko nomis dan akuntabe l. Namun pada kenyataannya,
sistem penge lolaan be lum bers ifat holistik dan operas iona l. Oleh karena
itu, perlu dibuat kebijakan yang baru atau me nge mba ngkan kebijakan yang
telah ada, sehingga dapat me nja wab permasa lahan- permasalaha n yang
sedang dihadapi.
Kebijaka n publik memiliki tiga d imens i yang sa ling bertauta n,
yakni sebagai pilihan t indakan yang le gal atau sah hukum (author itat ive
choice), seba gai hipotesis (hypothesis), dan sebaga i tujua n (objec tive).
Kebijakan yang sudah ditetapka n harus dapat dilaksanakan dan perlu
adanya pemanta uan yang ketat agar kua litas lingkunga n tetap terjaga ,
sehingga me ndatangkan ma nfaat ekonomi bagi mas yarakat di Desa
Jatiwaringin, Kabupaten Ta ngerang.
Kebijakan publik di atas, kemudian dilihat dar i pe laksanaa n
kebijaka n penge lolaan sampahnya untuk mempengaruhi t ingkat part is ipas i
masyarakat, untuk menunjang permasalaha n penge lo laan sampah
digunakan teor i imp lementasi atau pe laksanaa n kebijakan menurut
Dwidjowijoto (2004:31) mengemukakan t iga kategori keb ijakan publik,
ya it u : keb ijaka n publik ya ng bers ifat makro atau umum atau mendasar,
kebijaka n publik bersifat meso atau me nengah atau penjelasan
pelaksanaan, da n kebijakan publik yang bers ifat mikro ada nya keputusan
kebijaka n.
Menurut Ar nste in (1969) pada J ur na lo f t h e A m e r i c a n I n s t i t u t e o f
Planners dengan judul A Ladder of Citizen Participat ion, bahwa
42
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
63/199
terdapat 8 tangga t ingkat part is ipas i berdasa rkan kadar kekuatan
masyarakat dala m memberikan pengaruh pe laksa naan.
Part isipas i masyarakat sangat dibutuhkan dala m upaya me ngurangi
jumla h timbunan sampah yang ada di Kabupaten Tangerang. Sela in it u,
partisipas i juga sangat dibutuhkan untuk menanggula ngi permasa lahan
sampah perkotaan yang semakin kompleks, sehingga diper lukan adanya
kebijaka n untuk pe nge lolaa n sampah
43
-
5/27/2018 materi sosiolaogi lingkungan
64/199
Bagan 2.4.1
Kerangka Be rfikir
Variabel ( X)
Pelaksanaan Kebijakan
Pengelolaan Sampa h
Teori : Dimens iKebijakan
(Menur ut Edi S uharto 2007:46)
dan Imp lementas ikebijakan
(Menur ut Dwidjowijoto
(2004:31)
Variabe l (Y)
Tingkat Par tisipasi
Masyarakat
Teor i :Me nurut Ar nstein
(1969), pada Jur nalo f t h e
A m e r ic a n I n st it u