Download - Materi Manajemen RS Penanggulangan Bencana
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
MANAGEMEN RUMAH SAKIT DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
(OVERVIEW)
Workshop Hospital Disaster Plan Emergency Summit
Harris Hotel, Jakarta, 25 – 27 April 2013
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Tujuan Pembelajaran Umum Pada akhir sesi ini peserta mampu :
• Mampu memahami managemen rumah sakit dalam penanggulangan bencana
• Mampu memahami fungsi managemen rumah sakit dalam penanggulangan bencana
• Tujuan Pembelajaran Khusus Pada akhir sesi ini peserta mampu :
• Mampu memahami pengertian bencana dan krisis kesehatan • Mampu memahami tahapan penanggulangan bencana • Mampu memahami karakteristik bencana • Mampu memahami pengorganisasian penanggulangan bencana
di Indonesia • Mampu memahami pengorganisasian/managemen RS pada :
a. Pra-Bencana b. Saat Bencana c. Pasca Bencana
• Mampu memahami tahapan monitoring dan evaluasi
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Krisis Kesehatan adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam
kesehatan individu atau masyarakat yang disebabkan
oleh bencana
RSUP, RSUD dan RS Swasta ; Berkewajiban berperan aktif dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai dengan kemampuan
pelayanannya (UU 44 Tahun 2009 tentang RS)
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA
KEBIJAKAN
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam penanggulangan Krisis Kesehatan.
UU No. 24 tahun 2007
RSUP, RSUD dan RS Swasta berkewajiban
memiliki sistem pencegahan
kecelakaan dan penanggulangan
bencana
UU 44 Tahun 2009
tentang RS Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab untuk menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat bencana dan kejadian luar biasa; (UU 44 Th. 2009 Ttg RS)
• Setiap jenis bencana memiliki karakteristik
dan sangat berkaitan erat dengan masalah yang dapat diakibatkannya
• Dengan mengenal karakteristik setiap ancaman, kita dapat mengetahui perilaku ancaman tersebut dan menyusun langkah-langkah pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan termasuk dalam penyusunan rencana operasional saat terjadi bencana
KARAKTERISTIK BENCANA
GEMPA BUMI • Karakteristik : 1. Tidak ada tanda-tanda
peringatan 2. Onset kejadian tiba-tiba 3. Dampak utamanya
diakibatkan oleh pergerakan patahan dan mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan infrastruktur.
• Permasalahan : 1. Memerlukan evakuasi dan
tindakan medis segera 2. Masalah kesehatan yang
paling sering adalah kasus trauma
3. Kesukaran akses dan mobilisasi
ERUPSI GUNUNG API
• Karakteristik : 1. Ada tanda peringatan dan
dapat diprediksi 2. Dapat merusak struktur
bangunan 3. Aliran lava dapat
mengakibatkan kebakaran 4. Sebaran debu vulkanik
dapat menjangkau areal yang luas
5. Banjir lava dapat terjadi jika disertai hujan
• Permasalahan : 1. Debu vulkanik
menyebabkan masalah pernapasan dan dapat mencemari sumber air
2. Masalah kesehatan yang paling sering adalah kasus ISPA dan kasus luka bakar
3. Memerlukan evakuasi dan tindakan medis
TSUNAMI • Karakteristik : 1. Ada tanda peringatan dan
dapat diprediksi 2. Gelombang tsunami dapat
sangat destruktif terhadap lingkungan di daerah pesisir termasuk merusak struktur bangunan dan infrastruktur
• Permasalahan : 1. Waktu evakuasi yang
sangat singkat 2. Memerlukan evakuasi dan
tindakan medis segera 3. Masalah kesehatan yang
paling sering adalah tingginya korban meninggal dan kasus trauma
ANGIN SIKLON TROPIS (ANGIN PUTING BELIUNG)
• Karakteristik : 1. Biasanya dapat
diprediksi dan terkait musim
2. Dapat merusak struktur bangunan dan memutus akses
• Permasalahan : 1. Memerlukan
evakuasi dan tindakan medis
2. Masalah kesehatan yang paling sering adalah kasus trauma
BANJIR • Karakteristik : 1. Onset kejadian dapat berlangsung
lambat, cepat atau tanpa peringatan (banjir bandang)
2. Biasanya terkait musim 3. Dampak merusak tergantung pada
tinggi air, luas genangan, lamanya genangan, kecepatan aliran, material yang hanyut dan tingkat kepekatan/endapan lumpur
4. Dapat mengakibatkan kerusakan struktur bangunan dan infrastruktur
5. Dapat memutus akses dan mengisolasi masyarakat
• Permasalahan : 1. Biasanya memerlukan
evakuasi 2. Dapat mengakibatkan
masalah kesehatan masyarakat
3. Berpotensi mengakibatkan penyakit menular atau penyakit berpotensi KLB
TANAH LONGSOR • Karakteristik : 1. Onset kejadian
berlangsung cepat dengan atau tanpa peringatan
2. Mengakibatkan kerusakan struktur bangunan
3. Dapat memutus akses
• Permasalahan : 1. Memerlukan evakuasi 2. Masalah kesehatan
yang paling sering adalah kasus trauma
HDP
HDP
HDP
HDP
RS SWASTA
RS TNI/POLRI
RSUP
RSUD RENCANA
KONTINJENSI
EKSTERNAL HAZARDS
Kesiap siagaan
DINKES KAB/ KOTA
Tanggap darurat RAPID
HEALTH ASSESMENT RENCANA
OPERASI DISASTER
RENKON, RHA & RENOPS
HEALTH MANAGEMENT IN DISASTER
PREPAREDNESS
DISASTER
MEDICAL RESPONSE
PUBLIC HEALTH RESPONSE :
WATER AND SANITATION
SURVEILLANCE
DISEASES PREVENTION AND IMMUNIZATION
BASIC HEALTH SERVICES
NUTRITIONS (EXCLUSIVE BREAST FEEDING PROGRAM), ETC
POST DISASTER
NEED ASSESSMENT
HOSPITAL DISATER PLAN
RAPID HEALTH ASSESSMENT
EMERGENCY PLANNING
TIME
demand exceed capacities shortage of suplies
damage of infra structure
DISASTER
Evacuation
Transport
Rescue
HOSPITAL
CHAOS
Inadequate Response
Worst Outcome
HDP Good Preparedness
Shorten Period of Chaos
Optimum Response
Acceptable Outcome
Medical Responses – Acute Phase
MANAGEMEN & PENGORGANISASIAN RS PADA PRA BENCANA
Managemen dan pengorganisasian RS pada pra-bencana diharapkan
memperhatikan serta mempertimbangkan : 1. Bahaya ekternal dan internal RS 2. Membuat skala prioritas berdasarkan bahaya yang kemungkinan
besar dapat terjadi 3. Membuat rencana kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana
(Hospital Disaster Plan), termasuk di dalamnya : a. Table Top Exercise (Geladi Posko) b. Field Training Exercise (Geladi Lapang) c. Drill d. Full Scale Exercise e. Personal Technical Training (ATLS, ACLS, GELS, PPGD, dll)
4. Dalam pembangunan struktur/fisik RS agar mengedepankan dan mempertimbangkan unsur “patient safety”, bahaya eksternal dan internal RS
5. Diupayakan dpt dianggarkan alokasi dana utk kesiapsiagaan 6. Melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Prov/Kab/Kota, lintas sektor terkait, pihak swasta (CSR), lembaga pendidikan, rumah sakit sekitar dan rumah sakit rujukan
(UU 44 Th. 2009 ttg RS) Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas : 1. Kepala Rumah Sakit atau
Direktur Rumah Sakit 2. Unsur pelayanan medis 3. Unsur keperawatan 4. Unsur penunjang medis 5. Komite medis 6. Satuan pemeriksaan
internal 7. Administrasi umum 8. Keuangan
PENGORGANISASIAN RS PADA PRA BENCANA
CONTOH ORGANISASI RS TIPE A
CONTOH ORGANISASI RS TIPE B
CONTOH ORGANISASI RS TIPE C
MANAGEMEN & PENGORGANISASIAN RS PADA SAAT BENCANA
Managemen dan pengorganisasian RS pada saat bencana diharapkan
memperhatikan : 1. Pengaktivasian Perencanaan RS dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat
bencana (HOSDIP) 2. Aktivasi dilakukan mengacu pada sistem “Cross Walk” di mana setiap orang
yang ditempatkan pada bagian organisasi penanggulangan bencana RS, adalah mereka yang kesehariannya (dalam keadaan normal) memang bertugas di bidang/bagian yang sama
3. Mulai melakukan kegiatan “need assessment” terkait kebutuhan pada saat bencana (tanggap darurat) hingga pasca bencana (recovery)
4. Membuat skala prioritas kebutuhan 5. Mulai membuat perencanaan pemenuhan kebutuhan pada saat bencana
(tanggap darurat) hingga pasca bencana (recovery) : a. Kebutuhan yang dapat dipenuhi sendiri b. Kebutuhan yang memerlikan bantuan Kemenkes/Dinas Kesehatan
Prov/Kab/Kota c. Kebutuhan yang melibatkan peran serta pihak swasta (CSR) dan lembaga
pendidikan 4. Mendorong semua bagian di RS untuk mendukung kelangkapan administrasi
pasien/korban bencana (proses claim) 5. Tetap melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
Prov/Kab/Kota, lintas sektor terkait, pihak swasta (CSR), lembaga pendidikan, rumah sakit sekitar dan rumah sakit rujukan
Organisasi PB-RS
Organisasi RS Rutin / Normal
PENGORGANISASIAN RS PADA SAAT BENCANA
(AKTIVASI)
• Pada saat bencana, struktur organisasi RS bergeser pada struktur organisasi bencana
• Metode “Cross Walk” akan memudahkan proses aktivasi karena setiap orang yang ditugaskan pada organisasi bencana ditugaskan pada tempat asal sesuai dengan tupoksinya
ORGANISASI PENANGGULANGAN BENCANA
RUMAH SAKIT (HDP)
KETUA (INCIDENT COMM)
PERENCANAAN LOGISTIK OPERASIONAL KEUANGAN
SEKRETARIS
KEAMANAN
HUMAS
PENGHUBUNG
• Struktur Organisasi-PB RS mengadop struktur ICS dan Peraturan Kepala BNPB Nomor 10 Tahun 2008 Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana • Pemanfaatan setiap elemen yang ada pada struktur organisasi tergantung pada kebutuhan dan eskalasi setiap kejadian krisis kesehatan
DIREKTUR RS
RUMAH SAKIT ALUR KOORDINASI
DALAM ORGANISASI-PB
RSUP, RSUD & RS SWASTA (PUSDALMED)
POSKO-PB BNPB/BPBD
SWASTA
PENDIDIKAN
DINKES Prov/Kab/Kota (POSDALKES)
• Dalam Organisasi Penanggulangan Bencana, RSUP/RSUD/RS Swasta berada di bawah kendali Posko-PB (BNPB/BPBD) sesuai level bencana
• Selalu berkoordinasi dengan Dinkes Prov/Kab/Kota, lintas sektor terkait, institusi pendidikan dan sektor swasta (CSR)
LINTAS SEKTOR
BNPB KEMENKES
Monitoring dan Evaluasi
MONITORING & EVALUASI
Pertemuan koordinasi harian bidang kesehatan (health cluster meeting) Dalam kaitannya dengan kegiatan monitoring dan evaluasi, pertemuan koordinasi harian untuk bidang kesehatan (health cluster meeting) merupakan salah satu media yang digunakan. Pertemuan ini difasilitasi oleh Pos Pengendali Kesehatan, dilaksanakan setiap hari dan dihadiri oleh setiap elemen/pihak yang memberikan bantuan medis, baik secara langsung melalui penyelenggaraan pelayanan maupun dukungan logistik kesehatan di daerah bencana. Pertemuan ini membahas perkembangan “day to day” upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana, hasil pertemuan kemudian dibawa ke forum pertemuan evaluasi lintas sektor (inter sectors/clusters meeting) untuk kemudian ditindaklanjuti, terutama hal-hal yang ada kaitannya dengan koordinasi lintas sektor.
Pertemuan evaluasi lintas sektor (inter sectors/clusters meeting) Pertemuan ini merupakan salah satu media koordinasi lintas sektor yang difasilitasi oleh Pos Komando BNPB/BPBD, untuk mengangkat dan mencari solusi permasalahan yang timbul dalam upaya penanggulangan bancana. Terutama permasalahan yang banyak melibatkan peran serta lintas sektor.
Pelaporan Laporan harian dibuat oleh setiap elemen/pihak yang memberikan bantuan medis, baik secara langsung melalui penyelenggaraan pelayanan maupun dukungan logistik kesehatan di daerah bencana. Laporan harian tersebut berisi diantaranya ; jumlah pasien yang dilayani, diagnosa, 10 penyakit tertinggi, pasien yang dirujuk, kesenjangan tenaga medis/obat-obatan dan lain sebagainya. Laporan harian ini, dengan difasilitasi oleh Pos Pengendali Kesehatan kemudian dilaporkan kepada penanggung jawab wilayah bidang kesehatan (Kemenkes/Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota) sesuai dengan kapasitas dan tingkat kewenangannya.
Pertemuan koordinasi harian Rumah Sakit(hospital daily meeting) Dalam kaitannya dengan kegiatan monitoring dan evaluasi, pertemuan koordinasi harian untuk Rumah Sakit (hospital daily meeting) merupakan salah satu media yang digunakan. Pertemuan ini difasilitasi oleh organisasi bencana yang telah diaktivasi, dilaksanakan setiap hari dan dihadiri oleh setiap bagian yang terdapat dalam organisasi penanggulangan bencana RS. Pertemuan ini membahas perkembangan “day to day” upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di RS, hasil pertemuan kemudian dibawa ke forum pertemuan sektor kesehatan (health cluster meeting) untuk selanjutnya diangkat pada pertemuan lintas sektor (inter sectors/clusters meeting)
Organisasi PB-RS
Organisasi RS Rutin / Normal
PENGORGANISASIAN RS PASCA BENCANA
(DE-AKTIVASI)
• Pada pasca bencana, struktur organisasi RS kembali pada struktur awal
• Metode “Cross Walk” akan memudahkan proses de-aktivasi karena setiap orang yang ditugaskan pada organisasi bencana akan kembali pada tempat asal sesuai dengan tupoksinya
semula
MANAGEMEN & PENGORGANISASIAN RS PADA PASCA BENCANA
Managemen dan pengorganisasian RS pada pasca-bencana diharapkan
memperhatikan : 1. Kegiatan “need assessment” terkait kebutuhan medis pasca bencana
yang dibutuhkan(mulai dilakukan saat upaya tanggap darurat) 2. Membuat skala prioritas terkait kebutuhan yang ada 3. Membuat perencanaan pemenuhan kebutuhan pasca bencana (fase
recovery): a. Kebutuhan yang dapat dipenuhi sendiri b. Kebutuhan yang memerlukan bantuan Kemenkes/Dinas
Kesehatan Prov/Kab/Kota c. Kebutuhan yang melibatkan peran serta pihak swasta (CSR) dan
lembaga pendidikan 4. Mendorong semua bagian di RS untuk mendukung kelengkapan
administrasi pasien/korban bencana (proses claim) 5. Tetap melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Dinas
Kesehatan Prov/Kab/Kota, lintas sektor terkait, pihak swasta (CSR), lembaga pendidikan, rumah sakit sekitar dan rumah sakit rujukan