Transcript

PERAWATAN NEONATUS DARI IBU DIABETES II.1 DEFINISI Bayi dari ibu diabetes adalah bayi yang dilahirkan dari ibu penderita diabetes. Satu dari 5001000 wanita hamil adalah penderita diabetes, dan satu dari 120 kehamilan adalahgestasional diabetes. II.2 PATO FISIOLOGI Diabetes pada ibu hamil dapat menyebabkan berbagai gangguan pada bayi yang dilahirkannya. Gangguan tersebut antara lain : Hipoglikemia. Ibu diabetes akan mengalami hiperglikemia. Hiper glikemia ibu ini juga menyebabkan hiperglikemia pada janin (difusi lelalui plasenta). Bila glukosa dapat berdifusi melalui plasenta, sebaliknya insulin ibu tidak dapat ditransfer kejanin. Hal ini menybabkan pangkreas janin terangsang untuk memproduksi insulin sendiri. Hasilnya adalah hiperinsulinemia pada janin. Segera setelah lahir terjadi pemutusan aliran darah ibu kejanin, akibatnya suplai glukosa dari ibu juga terhenti. Namun, insulin masih tetap diproduksi oleh pancreas bayi sebagai adaptasi terhadap kondisi hiperglikemia sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan hipoglikemia pada bayi yang baru lahir. Makrosomia. Bayi dari ibu diabetes cenderung lebih besar dan montok daripada bayi yang lahir normal. Mekanisme yang menyebabkan janin ini tumbuh berlebih belum diketahui dengan pasti. Akan tetapi, dari beberapa penelitian didapatkan ada kolerasi positif antara tingkat makrosomia janin pada ibu yang tidak mengalami konflikasi penyakit vaskuler. Hal tersebut dimungkinkan karena hiperglikemia dan hiperinsulinemia pada janin secara bersama-sama dapat menyebabkan peningkatan sintesis glikogen, lipogenesis dan sintesis protein dalam tubuh janin.sebagai hasil akhirnya, janin tumbuh subur/pesat pada semua tingkat usia kehamilan yang disebut large for gestational age (LGA). Respiratory distress syindrome (RDS). Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tinggi mengalami RDS. Hal ini berkaitan dengan imaturitas paru sebagai akibat

hiperinsulinemia janin. Hiperinsulinemia menghambat produksi surfaktan karena hiperinsulinemia empengaruhi perbandingan lesitin dengan spingomielin yang merupakan unsur utama pembentukan surfaktan. Anomaly congenital. Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami cacat bawaan. Satu penelitian mengindikasi bahwa kadar glikosilat hemoglobin yang lebih tinggi pada pasien non-gestasional diabetes yang berhubungan dengan adanya cacat bawaan yang umum seperti hidrosefalus. Kadar gula darah yang meningkat selama trimester pertama dihubungkan dengan banyaknya kelainan malformasi fetal, seperti kelainan jantung bawaan. Hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia ini bisa terjadi dihubungkan dengan

makrosomia, trauma kelahiran dan pendarah akibat trauma kelahiran dan prematuritas (fungsi hepar imatur). Hipokalsemia.Hipokalsemia ini akibat ktidak normalan pada kadar kalsium ibu yang disalurkan pada janin. Kadar kalsium dalam darah ibu yang tinggi selama kehamilan (diabetes) direspon oleh janin berupa hipoparatiroid yang kemudian menyebabkan hipo kalsemia. Trauma lahir. Hal ini terjadi akibat tubuh bayi dari ibu diabetes yang melebihi ukuran normal sehingga sering terjadi penyulit pada proses persalinan. II.3 MANIFESTASI KLINIS Bayi cenderung montok dan besar akibat bertambahnya lemak tubuh. Gejala klinis yang sering ditemukan dan merupakan cirri khas bayi hipoglikemia adalah tremor, lertargi, malas minum, serta gejala lain yaitu hiperpnea, apnea, sianosis, pernafasan berat, kejang, apatis, hipotonin, iritabilitas, tangisan melengking. Pada pemeriksaan diagnostik akan ditemukan peningkatan kadar gula darah, kadar kalsiun serum II.4 PENATALAKSANAAN Setelah lahir, semua bayi yang lahir dari ibu dibetes harus mendapat pengamatan dan perawatan intensif. Adapun penatalaksanaan umum yang dilakukan adalah: a. Periksa adar gula darah bayi segera setelah lahir. Selanjutnya, control setiap jam sampai kadar gula darah normal dan stabil.

b. Jika kondisi bayi baik, berikan minuman setelah 2-3 jam kelahiran. Jika bayi sulit mengisap, beri makanan melalui intravena. c. Mengatasi hipoglikemia dengan cara member infuse glukosa 10% , injeksi bolus glukosa kadar tinggi harus dihindarkan karena dapat menyebabkan hiper insulinemia. II.5 ASUHAN KEPERAWATAN II.5.1 Pengkajian keperawatan Pengkajian yang dilakukan terhadap bayi dari ibu diabetes adalah mengkaji tanda RDS, hiperbilirubinemia, trauma lahir, kelainan kongenital, hipokalsemia. Pengkajian keperawatan yang cermat dan terus menerus serta perawatan yang intensif sangat penting dalam penurunan bahaya potensial. II.5.2 Diagnosa keperawatan Diagnose utama pada bayi dari ibu diabetes adalah : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan peningkatan metabolisem glukosa (hiperinsulinemia). Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan distres pernafasan sekunder akibat gangguan produksi surfaktan. Koping keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan penyakit bayi. II.5.3 Rencana keperawatan Peningkatan kesehatan fisik, asuhan keperawatan bayi dari ibu diabetes diarahkan pada deteksi dini dan pemantauan yang terus menerus terhadap hipoglikemia (dengan cara tes glukosa), distres pernafasan, dan hiperbilirubinemia. Intervensi keperawatan secara spesifik terhadap RDS, hipoglikemia,

hiperbilirubinemia, dan hipokalsemia akan dibahas secara khusus. Peningkatan adaptasi keluarga. Perawat member peyuluhan kepada orang tua tentang pencegahan makrosomia. Dengan cara pengontrolan dini dan terus menerus terhadap penyakit diabetes yang diderita ibu.

Orang tua yang menjalankan nasihat dengan melaksanakan identifikasi dan perawatan dini, secara umum bayinya tidak mengalami masalah yang berarti. II.5.4 Evaluasi keperawatan Hasil yang diharapkan untuk setiap rencana dan implementasi rencana keperawatan adalah : Bayi tidak mengalami RDS dan perubahan metabolism berarti Orangtua memahami penyebab masalah kesehatan pada bayi dan langkah pencegahan yang cepat dimulai untuk menurunkan dampak diabetes dari ibu pada bayi. Orang tua menyatakan perhatiannya terhadap masalah bayi dan memahami alasan yang melatar belakangi manajemen (penatalaksanaan) yang dilakukan terhadap bayi mereka.

Bayi yang berat badannya> persentil ke-90 untuk usia kehamilan diklasifikasikan sebagai besar untuk usia kehamilan (LGA). Penyebab utama adalah diabetes ibu. Komplikasi termasuk trauma persalinan, hipoglikemia, dan hiperbilirubinemia. Selain ukuran genetik ditentukan, penyebab utama dari bayi menjadi LGA adalah diabetes mellitus ibu. Hasil makrosomia dari efek anabolik tinggi tingkat insulin janin dihasilkan sebagai respons terhadap glukosa darah yang berlebihan selama kehamilan. Yang kurang baik dikendalikan diabetes ibu selama kehamilan, lebih parah adalah penyebab macrosomia.A janin nongenetic langka makrosomia adalah Beckwith-Wiedemann syndrome (ditandai dengan makrosomia, omphalocele, macroglossia, dan hipoglikemia).

Gejala, Tanda, dan PengobatanLGA bayi yang besar, gemuk, dan berlimpah-limpah. Bayi-bayi ini sering lesu dan lemas dan mungkin memberi makan buruk. Pengiriman komplikasi dapat terjadi dalam setiap bayi LGA.Komplikasi metabolik dan pernapasan yang khusus untuk bayi LGA dari ibu diabetes. Komplikasi Pengiriman: Karena ukurannya besar bayi, melahirkan secara normal mungkin sulit dan kadang-kadang menyebabkan cedera lahir. Distosia bahu, fraktur klavikula atau anggota badan, dan asfiksia perinatal dapat terjadi. Oleh karena itu, bedah sesar harus dipertimbangkan ketika janin dianggap LGA, terutama jika pengukuran panggul ibu berada di ujung bawah normal.

Bayi dari ibu diabetes: Bayi-bayi ini sangat mungkin untuk menjadi hipoglikemik dalam 1 sampai 2 jam pertama setelah melahirkan karena keadaan hiperinsulinisme dan penghentian tiba-tiba glukosa ibu ketika tali pusat dipotong. Hipoglikemia neonatal dapat dicegah dengan kontrol prenatal dekat diabetes ibu dan oleh infus IV profilaksis dekstrosa 10% dalam air ke bayi sampai menyusui dini sering dapat dibangun. Kadar glukosa darah harus dimonitor dengan pengujian di samping tempat tidur selama masa transisi. Hiperbilirubinemia (lihat juga metabolik, elektrolit, dan Gangguan Beracun Neonatus: HiperbilirubinemiaNeonatal ) adalah umum karena intoleransi untuk menyusui mulut pada masa awal kehidupan,

yang meningkatkan sirkulasi enterohepatik bilirubin. Hiperbilirubinemia juga dapat hasil dari Ht tinggi bayi (masalah lain yang menyertai pada bayi dari ibu diabetes). Karena produksi surfaktan (dan karenanya pematangan paru) dapat ditunda sampai akhir kehamilan, sindrom gangguan pernafasan bisa terjadi bahkan jika bayi ini disampaikan hanya beberapa minggu sebelum waktunya. Rasio lesitin / sphingomyelin, dan terutama adanya gliserol fosfatidil, dalam cairan ketuban diperoleh dengan amniosentesis dapat mengevaluasi kematangan paru janin dan membantu menentukan waktu yang optimal untuk pengiriman aman. Kematangan paru-paru dapat diasumsikan hanya jika gliserol fosfatidil hadir.Pengobatan dibahas di tempat lain (lihat Gangguan Pernapasan di Neonatus, Bayi, dan Anak-Anak: Pengobatan ).

KADAR GLUKOSE DARAH RENDAH (HIPOGLIKEMIA)

Adalah bila kadar glukosa darah kurang dari 45 mg/dL (2,6 mmol/L)

MASALAHa. Glukose darah kurang 25 mg/dL (1,1 mmol/L) atau terdapat tanda Hipoglikemi.

b. Glukose darah 25 mg/dL (1,1 mmol/L) _ 45 mg/dL (2,6 mmol/L) tanpa tanda Hipoglikemia.

PENGELOLAAN HIPOGLIKEMIA

a. Glukose darah kurang 25 mg/dL (1,1 mmol/L) atau terdapat tanda hipoglikemi Pasang jalur IV jika belum terpasang. Berikan glukose 10% 2 mL/kg secara IV bolus pelan dalam lima menit. Jika jalur IV tidak dapat dipasang dengan cepat, berikan larutan glukose melalui pipa lambungdengan dosis yang sama

Infus glukose 10% sesuai kebutuhan rumatan. Periksa kadar glukose darah satu jam setelah bolus glukose dan kemudian tiap tiga jam : Jika kadar glukose darah masih kurang 25 mg/dL (1,1 mmol/L), ulangi pemberian bolus glukose seperti tersebut di atas dan lanjutkan pemberian infus Jika kadar glukose darah 25-45 mg/dL (1,1-2,6 mmol/L), lanjutkan infus dan ulangi pemeriksaan kadar glukose setiap tiga jam sampai kadar glukose 45 mg/dL (2,6 mmol/L) atau lebih ; Bila kadar glukose darah 45 mg/dL (2,6 mmol/L) atau lebih dalam dua kali pemeriksaan berturut-turut, ikuti petunjuk tentang frekuensi pemeriksaan kadar glukose darah setelah kadar glukose darah kembali normal. Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. Bila kemampuan minum bayi meningkat turunkan pemberian cairan infus setiap hari secara bertahap. Jangan menghentikan infus glukose dengan tiba-tiba.

b. Glukose darah 25 mg/dL (1,1 mmol/L)-45 mg/dL (2,6 mmol/L) tanpa tanda Hipoglikemia

Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum. Pantau tanda hipoglikemia dan bila dijumpai tanda tersebut, tangani seperti tersebut di atas. Periksa kadar glukose darah dalam tiga jam atau sebelum pemberian minum berikutnya : Jika kadar glukose darah kurang 25 mg/dL (1,1 mmol/L), atau terdapat tanda hipoglikemia, tangani seperti tersebut di atas; Jika kadar glukose darah masih antara 25-45 mg/dL (1,1-2,6 mmol/L), naikkan frekuensi pemberian minum ASI atau naikkan volume pemberian minum dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum;

-

Jika kadar glukose darah 45 mg/dL (2,6 mmol/L) atau lebih, lihat tentang frekuensi pemeriksaan kadar glukose darah di bawah ini.

FREKUENSI PEMERIKSAAN GLUKOSE DARAH SETELAH KADAR GLUKOSE DARAH NORMAL Jika bayi mendapatkan cairan IV, untuk alasan apapun, lanjutkan pemeriksaan kadar glukose darah setiap 12 jam selama bayi masih memerlukan infus. Jika kapan saja kadar glukose darah turun, tangani seperti tersebut di atas. Jika bayi sudah tidak lagi mendapat infus cairan IV, periksa kadar glukose darah setiap 12 jam sebanyak dua kali pemeriksaan: Jika kapan saja kadar glukose darah turun, tangani seperti tersebut di atas; Jika kadar glukose darah tetap normal selama waktu tersebut, maka pengukuran dihentikan.

Anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan lebih sering, paling tidak 8 kali sehari, siang dan malam.

Bila bayi berumur kurang 3 hari, amati sampai umur 3 hari, periksa kadar glukose pada : saat bayi datang atau pada umur 3 jam; tiga jam setelah pemeriksaan pertama, kemudian tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai kadar glukose dalam batas normal dalam 2 kali pemeriksaan berturutturut.

Bila kadar glukose 45 mg/dL atau bayi menunjukkan tanda hipoglikemi (tremor atau tangani untuk hipoglikemi (lihat Hipoglikemi); Bila dalam pengamatan tidak ada tanda hipoglikemi atau masalah lain, bayi dapat baik, pulangkan bayi pada hari ke 3. Bila bayi berumur 3 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit, bayi pengamatan. Bila bayi dapat minum baik dan tidak ada masalah lain yang di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.

letargi),

minum dengan

tidak perlu

memerlukan perawatan

BAYI DARI IBU DIABETESKlik untuk pdf: Bayi dari ibu diabetes

PengenalanHipoglikemia terjadi pada sekitar 25-50% bayi dari ibu diabetes dan 15-25% bayi dari ibu dengan diabetes gestasional. Hanya sebagian kecil dari bayi namun menunjukkan gejala. Hipoglikemia yang belum diakui pada bayi baru lahir dapat berakibat fatal dan itu penting untuk menduga dalam semua bayi dari ibu diabetes.

PatofisiologiGlukosa normal homeostasis a) Prenatal Glukosa melintasi plasenta dengan cara insulin-independen. Hormon yang mengontrol homeostasis glukosa tidak melewati plasenta. Janin menghasilkan hormon sendiri glucohomeostatic. Sementara perubahan akut pada gula darah tidak nyata mempengaruhi sekresi insulin atau glukagon pada janin, paparan jangka panjang untuk lead hiperglikemia ke upregulation sekresi insulin dan sekresi glukagon dowregulation di pulau Langerhans pankreas. b) Perubahan saat lahir

Pada bayi apapun, independen dari pasokan glukosa itu sebelum lahir, penghentian transfer glukosa ibu akan mengakibatkan hipoglikemia kalau bukan counterregulated. Hipoglikemia dicegah oleh aktivasi sistem glucohomeostatic pada tiga tingkat yang berbeda: Hormon Tingkat sekresi insulin off - ini menghilangkan penghambatan ketogenesis dan glukoneogenesis di hati, dan mengurangi penyerapan glukosa di otot dan sel lemak melalui penyerapan tergantung insulin (GLUT4). Glukagon meningkat dalam beberapa menit setelah lahir. Epinefrin, dan Pertumbuhan tingkat hormon juga meningkat. Tindakan ini secara sinergis untuk merangsang glikogenolisis dan glukoneogenesis di hati, dan mengaktifkan lipolisis dan ketogenesis. Proses ini memasok glukosa untuk mempertahankan kadar glukosa darah dan mempertahankan jaringan tergantung pada glukosa (otak dan jaringan yaitu anaerobik seperti RBC, lensa mata), dan menghasilkan badan keton untuk mempertahankan jaringan dengan kemampuan menggunakan keton sebagai bahan bakar alternatif melalui Krebs siklus (yaitu otot, otak). Reseptor Reseptor Glukagon meningkatkan sensitivitas, sedangkan reseptor insulin penurunan jumlah Enzim Enzim yang terlibat dalam mengaktifkan glukosa produksi (yaitu Phosphenol carboxykinase Piruvat) sedangkan enzim yang terlibat dalam penurunan produksi glikogen dalam kegiatan (yaitu glikogen sintase). Glukosa homeostasis pada neonatus dari ibu diabetes a) Prenatal Seperti dijelaskan di atas, paparan jangka panjang terhadap hiperglikemia yang tidak diatur mengarah pada adaptasi janin. Pankreas janin mengkompensasi hiperglikemia dengan meningkatkan jumlah insulin memproduksi sel beta. Insulin berfungsi untuk menurunkan gula darah dengan menstimulasi pengambilan glukosa menjadi miosit janin dan lipocytes. Kompensasi janin lebih lanjut berikut. Hematopoiesis Extramedullary dan hepatomegali adalah konsekuensi dari defisit oksigen dijelaskan sebagai berikut: Peningkatan Permintaan Insulin merangsang aktivitas anabolik

Penurunan Pasokan Aliran uteroplasenta dapat dikompromikan karena penyakit jantung diabetes. Glikosilasi hemoglobin ibu meningkatkan afinitas untuk O 2, sehingga menggeser kurva disosiasi O 2 ke kiri dan mengurangi pertukaran oksigen dengan hemoglobin janin pada plasenta. b) Perubahan saat lahir Saat lahir pasokan konstan darah hiperglikemia dikeluarkan ketika sedang hiperinsulinisme tetap dan hipoglikemia terjadi kemudian. Mekanisme Glucohomeostatic tidak memadai untuk membalikkan penurunan yang cepat dalam gula darah. Dibandingkan dengan bayi normal, bayi dari ibu diabetes menanggapi glukosa atau protein dengan mencapai puncak insulin lebih tinggi lebih

cepat. Sebaliknya, kenaikan kadar hormon menyeimbangkan, glukagon dan epinefrin dalam menanggapi hipoglikemia sering tertunda dan berkurang karena prematuritas dari adrenal dan sel alfa pankreas.

Manifestasi klinisKarakteristik kehamilan Polihidramnion Prematur tenaga kerja Dibatasi pertumbuhan Tingkat peningkatan kelainan bawaan (hiperglikemia selama trimester pertama dapat teratogenik) Peningkatan angka kematian janin (terutama dianggap karena asidosis laktat)

Karakteristik fisik Berat lahir biasanya meningkat (makrosomia), karena anabolisme meningkat dan penyerapan glukosa oleh sel-sel janin. Namun itu mungkin juga normal atau rendah jika janin tunduk pada iskemia berat, sekunder terhadap penyakit pembuluh darah ibu diabetes. Pembesaran jeroan Montok berlimpah-limpah fasies (fasies menyerupai dari pasien yang diobati dengan kortikosteroid) Kongenital anomali. Jantung malformasi (ventrikel atau defek septum atrium, transposisi pembuluh darah besar, truncus arteriosus, double-outlet ventrikel kanan, koarktasio aorta) dan agenesis lumbosakral adalah yang paling umum. Sistem spesifik yang paling sering terkena a) Sistem saraf Tengah Bayi cenderung memiliki refleks kejut meningkat dan gemetar selama 1 3 hari hidup, walaupun hipotonia, lesu, dan mengisap miskin juga dapat terjadi. Kejang, jika mereka terjadi adalah karena hipoglikemia atau hipokalsemia. Mekanisme kalsium rendah adalah sebagai berikut: ibu dengan Diabetes Tipe 2 kemungkinan akan mengalami penurunan kadar Mg (karena (1) ekskresi di ginjal dan (2) peningkatan insulin-mediated penyerapan ke dalam sel). Tingkat Mg rendah pada bayi menghambat kelenjar paratiroid untuk menanggapi hypocalcemia melalui pelepasan PTH. b) sistem paru Takipnea berkembang di banyak bayi dari ibu diabetes selama 1 2 hari hidup dan dapat merupakan manifestasi kematangan paru tertunda, hipoglikemia, hipotermia, polisitemia, gagal jantung, takipnea sementara, atau edema serebral dari trauma lahir atau asfiksia. Bayi dari ibu diabetes memiliki insiden yang lebih tinggi sindrom gangguan pernafasan daripada bayi dari ibu nondiabetes lahir pada usia kehamilan sebanding; insiden lebih besar kemungkinan berhubungan dengan efek antagonis dari insulin pada rangsangan sintesis surfaktan oleh kortisol. c) sistem kardiovaskular Kardiomegali adalah umum (30%), dan gagal jantung terjadi pada 5-10% bayi dari ibu diabetes. Hipertrofi septum asimetris dapat terjadi dan diwujudkan menjadi mirip dengan stenosis hipertrofik subaortic idiopatik.

d) sistem hematologi Polycythemia Trombosis vena ginjal dapat terjadi dan harus dicurigai pada bayi dengan massa panggul, hematuria dan trombositopenia. e) sistem gastrointestinal Motilitas usus kecil kiri sindrom usus dan penurunan mungkin ada. Carilah tanda-tanda obstruksi usus, termasuk intoleransi makan, muntah, dan distensi perut.

Laboratorium investigasi Glukosa darah - Titik terendah pada konsentrasi glukosa darah seorang bayi biasanya mencapai antara 1 dan 3hr. Menyaring semua bayi dari ibu diabetes dengan gula darah sekitar 2 jam dari usia. Besi penelitian, termasuk feritin, besi total kapasitas mengikat - erythropoeisis menguras toko besi Elektrolit - insulin mengubah konsentrasi banyak seperti, kalsium fosfat kalium, dan magnesium Bilirubin - Layar untuk hiperbilirubinemia, yang mungkin hasil karena 1) polisitemia dan 2) lonjakan kortisol tumpul menghambat metabolisme bilirubin CBC - Layar untuk polycythemia pada bayi berlimpah-limpah

PengobatanSebelum melahirkan Pengobatan bayi dari ibu diabetes harus dimulai sebelum kelahiran dengan evaluasi prenatal sering dari semua wanita hamil dengan diabetes terbuka atau kehamilan, dengan evaluasi kematangan janin, oleh profil biofisik, oleh velocimetry Doppler, dan dengan perencanaan pengiriman bayi ini di rumah sakit mana ahli obstetri dan perawatan anak secara terus menerus tersedia. Periconception kontrol glukosa mengurangi risiko anomali. Ibu dengan nilai Hemoglobin A1c kurang dari 7% tidak memiliki risiko lebih besar memiliki bayi dengan kelainan kongenital dari ibu tanpa diabetes. Untuk ibu dengan nilai antara 7% dan 8,5%, maka resikonya adalah 5%, resiko meningkat menjadi 22% untuk ibu dengan nilai hemoglobin A1C lebih dari 10%. Demikian pula, kontrol glukosa selama persalinan mengurangi insiden hipoglikemia neonatal. Wanita dengan diabetes tipe 1 yang memiliki kontrol glukosa ketat selama kehamilan memberikan bayi dengan berat lahir dan fitur antropomorfik yang serupa dengan bayi dari ibu nondiabetes. Wanita dengan diabetes gestasional dapat diobati dengan sukses dengan glyburide, yang mungkin tidak melewati plasenta. Pada ibu-ibu ini, kejadian makrosomia dan hipoglikemia neonatal adalah serupa dengan yang di ibu dengan insulindiperlakukan diabetes gestasional. Pada Lahir Makrosomia menempatkan bayi dari ibu diabetes berisiko lebih besar untuk trauma kelahiran karena disproporsi cephalopelvic. Tidak mengejutkan, tingkat kelahiran sesar tetap lebih tinggi pada bayi dari ibu diabetes dengan berat lahir yang meningkat seperti yang diperkirakan dari USG. Mengingat

banyak komplikasi harus diantisipasi dengan pengiriman seorang anak dari seorang ibu diabetes, kehadiran tim obstetri sangat diperlukan. Terlepas dari ukuran, semua bayi dari ibu diabetes awalnya harus menerima observasi intensif dan perawatan.Bayi tanpa gejala harus memiliki tekad glukosa darah antara 1 dan 2 jam dari lahir dan kemudian setiap jam untuk selanjutnya 6-8HR, jika makan secara klinis baik dan normoglycemic, lisan atau gavage dengan ASI atau susu formula sebaiknya dimulai secepat mungkin dan terus pada interval 3hr. Jika pertanyaan timbul tentang kemampuan bayi untuk mentoleransi pemberian makanan oral, pemberian makanan harus dihentikan dan glukosa diberikan dengan infus intravena perifer pada tingkat 4-8mg/kg/min atau melalui feed lavage nasogastrik.Hipoglikemia harus dirawat, bahkan pada bayi tanpa gejala, dengan makan sering dan / atau infus intravena glukosa. Suntikan bolus glukosa hipertonik harus dihindari pada bayi tanpa gejala karena mereka dapat menyebabkan hiperinsulinemia lebih lanjut dan berpotensi pulih hipoglikemia. Selain pemeriksaan fisik lengkap sangat penting untuk mencari anomali kongenital. Meskipun kecurigaan klinis untuk anomali harus tinggi, skrining dari semua bayi dari ibu diabetes untuk anomali kongenital melalui modalitas pencitraan saat ini tidak praktek standar. Lihat pernyataan CPS pada strategi skrining dan manajemen untuk bayi yang baru lahir berisiko dengan hipoglikemia untuk informasi lebih lanjut, di luar lingkup tinjauan ini. http://www.cps.ca/english/statements/FN/fn04-01.htm

PrognosaPerkembangan fisik normal, tetapi bayi besar mungkin cenderung untuk obesitas yang dapat memperpanjang ke dalam kehidupan dewasa. Perbedaan pendapat berlanjut tentang apakah bayi ini memiliki sedikit peningkatan risiko gangguan perkembangan intelektual tidak berhubungan dengan hipoglikemia; hipoglikemia simtomatik meningkatkan risiko, seperti halnya ketonuria ibu. Insiden diabetes mellitus pada bayi dari ibu diabetes meningkat dibandingkan dengan yang ada pada populasi umum.

Referensi1. Behrman: Nelson Textbook of Pediatrics, ed 17, Copyright 2004. Saunders, Sebuah Imprint dari Elsevier Bab 96 - Sistem Endokrin 2. MB Landon dan S. Vickers. Surveilans janin pada kehamilan rumit oleh diabetes melitus: apakah perlu?Jurnal Kedokteran Maternal-Fetal dan Bayi 2002; 12:413-416 3. JL Nold dan MK Georgieff. Bayi dari ibu diabetes. Pediatric Clinics Amerika Utara 51 (2004) 619 637 (http://translate.google.co.id/translate?sl=en&tl=id&js=n&prev=_t&hl=id&ie=UTF-

8&layout=2&eotf=1&u=http%3A%2F%2Flearnpediatrics.com%2Fbodysystems%2Fneonate%2Finfants-of-diabetic-mothers%2F)

Ringkasan komplikasi pada IDMS berhubungan dengan hiperinsulinisme, makrosomia dan hipoksia rahim IDMS (terutama yang makrosomia atau pertumbuhan dibatasi) akan meningkatkan risiko hipoglikemia - IDMS harus diskrining untuk hipoglikemia dan diberi makan dini dan sering IDMS adalah pada peningkatan risiko Respiratory Distress Syndrome dan Hipertensi Paru gigih dari Newborn - menonton untuk gangguan pernapasan dan menjaga dengan baik beroksigen bayi normosomic diet ibu terkontrol diabetes kehamilan sering memerlukan intervensi minimal dan harus dikelola di bangsal setelah melahirkan jika memungkinkan

PengenalanSekitar 6% dari kehamilan yang rumit oleh diabetes mellitus ibu (80% di antaranya adalah kehamilan). Hiperglikemia ibu dapat mengakibatkan hiperglikemia janin dan hiperinsulinisme janin kemudian sekunder. Insulin adalah 'hormon pertumbuhan' utama janin dan karena bayi dari ibu diabetes (IDM) sering makrosomia (> 4.000 g) atau besar untuk usia kehamilan (> persentil 90). Masalah yang terkait dengan IDM yang berhubungan dengan efek hiperinsulinisme dan / atau makrosomia. Makrosomia ini disebabkan penumpukan lemak berlebihan, hipertrofi organ visceral (kecuali otak dan ginjal) dan percepatan pertambahan massa tubuh. IDMS makrosomia memiliki tingkat lebih tinggi morbiditas neonatal dan kematian.

Janin efek hiperglikemia ibu kontrol glikemik yang buruk selama embriogenesis dapat menghasilkan peningkatan 4 sampai 8 kali lipat dalam cacat bawaan, termasuk o o o jantung cacat SSP cacat (termasuk anencephaly dan spina bifida) genitourinari dan anggota tubuh cacat

Namun, ini tidak dilihat dengan frekuensi meningkat pada bayi nenek diabetes, atau ibu-ibu dimana diabetes kehamilan berkembang setelah trimester pertama makrosomia menyebabkan peningkatan risiko o o distosia bahu klavikularis fraktur

o o o o o

pleksus brakialis cedera wajah saraf cedera cephalhaematoma asfiksia perinatal dan neonatal kematian

Namun, tidak semua kasus makrosomia dapat dicegah bahkan dengan kontrol glikemik kaku selama trimester 2 dan 3. Bahkan sebagian besar bayi makrosomia yang lahir dari ibu yang tidak menderita diabetes (faktor risiko termasuk obesitas morbid ibu, berat badan berlebihan selama kehamilan, postmaturity multiparitas, dan bayi makrosomia sebelumnya). hipoksia janin episodik dirangsang oleh hiperglikemia ibu episodik menyebabkan pencurahan katekolamin adrenal, yang dapat menyebabkan o o o o o o hipertensi jantung hipertrofi stimulasi dari erythropoietin, yang menyebabkan polisitemia dan karena itu + / - Hiperviskositas meningkatkan risiko trombosis hiperbilirubinemia (massa sel meningkat merah)

Perinatal komplikasi diabetes pada kehamilan meningkat perinatal kematian akibat o o o o o o malformasi kongenital prematuritas ekstrim kematian janin pembatasan pertumbuhan intrapartum asfiksia RDS

kelahiran cedera o o distosia bahu pleksus brakialis trauma

over-representasi dari IUGR (bahkan jika ibu tidak memiliki sudah ada IDDM dengan penyakit pembuluh kecil) - terlihat pada 20% dari IDMS

Neonatal komplikasi diabetes pada kehamilan polisitemia dan hiperviskositas karena

o o

sekunder untuk hipoksemia arteri janin sekunder untuk hiperinsulinisme meningkat eritropoiesis bergeser dalam darah dari plasenta ke janin selama hipoksia

hipoglikemia o kejadian bervariasi dari 25-40%

hipokalsemia (karena hipoparatiroidisme fungsional dan hypomagnesaemia) o o terjadi pada sekitar 50% dari insulin-dependent diabetes mencurigai jika sifat lekas marah kasar tremours kegelisahan lidah menyodorkan berkedut apnea kejang

hypomagnesaemia (karena hypomagnesaemia ibu / kerugian ginjal meningkat dengan glikosuria)

hiperbilirubinemia karena o o o o polisitemia (RBC meningkat massa) peningkatan hemolisis ekstravaskuler (memar, cephalhaematoma) tertunda lisan makan (sirkulasi enterohepatik meningkat) hati ketidakdewasaan

hipertrofik dan kardiomiopati kongestif o o biasanya tanpa gejala biasanya sembuh dengan 8-12 minggu

pernapasan karena tekanan o o o tertunda pematangan paru janin (insulin menghambat efek glukokortikoid) prematuritas meningkatkan kejadian operasi Caesar di pengiriman waktu dekat / rumit 'sindrom paru-paru basah'

Neonatal manajemen skrining untuk dan pengobatan hipoglikemia

Abies yang lahir bobot adalah antara persentil 10 dan ke-90 dan karenanya sesuai untuk usia kehamilan (bukan pertumbuhan dibatasi atau makrosomia) dan / atau bayi dari ibu diabetes pada insulin tidak beresiko rendah untuk hipoglikemia dan dapat dengan aman diputar di bangsal setelah melahirkan sebagai untuk menjaga ibu dan bayi bersama-sama awal makan, mulut sering (sebaiknya ASI) glukosa infus (4-6 mg / kg / menit = 60-80 ml / kg / hari glukosa 10%) bijaksana penggunaan glukagon. Hal ini dapat mengakibatkan hiperglikemia Rebound neonatal dan kelangsungan hiperinsulinisme.Namun, dapat sangat berguna dalam sementara di mana akses IV adalah tidak mudah dicapai dan 'mendorong' dari feed adalah tidak tepat menghindari ayunan bayi luas dalam glukosa darah (mungkin mengabadikan hiperinsulinisme dan glukoneogenesis delay) o o penggunaan bolus 'mini' dari glukosa untuk hipoglikemia (misalnya 2 ml dekstrosa 10% / kg) menghindari rumus kalori tinggi

pengukuran serum kalsium dan magnesium cukup oksigenasi jika bayi memiliki HMD (pada peningkatan risiko PPHN)

Komplikasi Jangka Panjang obesitas - hingga 50% risiko diabetes terbuka berikutnya o o o o o tipe 1 - ayah diabetes - 6,1% tipe 1 - ibu diabetes - 1,3% tipe 2 - ibu diabetes - 50% GDM - diabetes ayah - 7% GDM - ibu diabetes - 35%

merugikan perkembangan saraf pada 4% kasus (mungkin berhubungan dengan ketosis ibu)

ReferensiReece EA, Homko CJ. Bayi dari ibu diabetes. Seminar di Perinatologi. 1994; 18:459-69 Suevo DM. Bayi dari ibu diabetes. Neonatal Jaringan. 1997; 16:25-33

Tyrala EE. Bayi dari ibu diabetes. Obstetri dan Ginekologi Klinik Amerika Utara. 1996; 23:221-41 Cordero L, London MB. Bayi dari ibu diabetes. Klinik di Perinatologi. 1993; 20:635-48 Taeusch HW, Ballard RA (Eds). Avery Penyakit pada Ed 7 baru lahir. WB Saunders Company, Philadelphia. 1998

Direkomendasikan ReadingSuevo DM. Bayi dari ibu diabetes. Neonatal Jaringan. 1997; 16:25-33 Tyrala EE. Bayi dari ibu diabetes. Obstetri dan Ginekologi Klinik Amerika Utara. 1996; 23:221-41 Diperbarui 2011/01/10 Harap ingat untuk membaca disclaimer . Kami menyambut Anda Umpan balik .

http://www.netsvic.org.au/nets/handbook/index.cfm?doc_id=889

eurSabtu, 26 November 2011

askep hipoglikemiaBAB I PENDAHULUAN Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Pada hipoglikemia berat (kadar glukosa darah hingga di bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang bahkan dapat terjadi koma (koma hipoglikemik). Pada sebagian besar kasus koma hipoglikemik yang ditemukan di tempat pelayanan kesehatan umum (klinik/RS) penyebab utamanya adalah karena terapi pemberian insulin pada pasien penderita diabetes mellitus. Pada penelitian survey yang dilakukan oleh Department of Neurology and Neurological Sciences, and Program in Neurosciences, Stanford University School of Medicine,terdapat setidaknya 93,2% penyebab

masuknya seseorang dengan gejala koma hipoglikemik adalah mereka yang menderita diabetes mellitus dan telah menjalani terapi pemberian insulin pada rentang waktu sekitar 1,5 tahunan. Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dL ,atau kadar glukosa darah ,


Top Related