Download - Materi Cbt Awareness
1. Perkembangan dan penerapan IPTEK di dunia usaha dan industri sangat cepat dan dinamis terutama aspek penerapan Teknologi Informasi.
2. Kondisi tersebut menuntut tersedianya SDM yang memiliki kemampuan mengadaptasi perubahan secara tepat dan cepat.
3. Tenaga kerja yang tersedia dilapangan kerja dan pencari kerja, dituntut memiliki kemampuan yang memadai untuk tetap exist.
4. Kondisi tersebut menuntut tersedianya sistem pelatihan kerja, yang mampu memberikan pembekalan yang memiliki karasteristik benar-benar kompeten, fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan.
5.5. Pola pelatihan kerja yang tersedia pada umumnya Pola pelatihan kerja yang tersedia pada umumnya berdasar pada orientasi pada jabatan kerja tertentu.berdasar pada orientasi pada jabatan kerja tertentu.
6.6. Karakter pelatihan kerja pada umumnya dikemas dalam Karakter pelatihan kerja pada umumnya dikemas dalam satu paket yang berdurasi waktu tertentu dan harus satu paket yang berdurasi waktu tertentu dan harus diselesaikan secara menyeluruh untuk dinyatakan berhasil diselesaikan secara menyeluruh untuk dinyatakan berhasil menyelesaikan pelatihan.menyelesaikan pelatihan.
7.7. Silabus dan materi program pelatihan kerja pada Silabus dan materi program pelatihan kerja pada umumnya dikembangkan berdasar pada TNA dan pada umumnya dikembangkan berdasar pada TNA dan pada berbagai kasus tidak terstandar antara satu pelatihan berbagai kasus tidak terstandar antara satu pelatihan dengan pelatihan yang lain.dengan pelatihan yang lain.
Latar Belakang Latar Belakang (lanjutan)(lanjutan)
Pelatihan kerja bagi tenaga kerja merupakan hak yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan. Dalam hal ini seorang tenaga kerja berhak mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimilikinya sebagai bagian dari prinsip belajar sepanjang hayat.
Pasal 9Pasal 9
Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan untuk membekali, meningkatkan, dan
mengembangkan kompetensi kerja guna mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan meningkatkan kemampuan, produktivitas dan
kesejahteraankesejahteraan
UU NO. 13 TAHUN 2003 UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAANTENTANG KETENAGAKERJAAN
Pasal 10 Pasal 10
1)1) Pelatihan kerja dilaksanakan dengan Pelatihan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan memperhatikan kebutuhan pasar kerja dan dunia usaha, baik di dalam maupun di luar dunia usaha, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja. hubungan kerja.
2)2) Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja. standar kompetensi kerja.
3)3) Pelatihan kerja dapat dilakukan secara Pelatihan kerja dapat dilakukan secara berjenjang. berjenjang.
4)4) Ketentuan mengenai tata cara penetapan Ketentuan mengenai tata cara penetapan standar kompetensi kerja sebagaimana standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri. Keputusan Menteri.
UU NO. 13 TAHUN 2003 UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAANTENTANG KETENAGAKERJAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN Pasal 11
Setiap tenga kerja berhak untuk memperoleh dan/atau meningkatkan dan/atau mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya melalui pelatihan kerja.
Pasal 18
(1) Tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja
setelah mengikuti pelatihan kerja yang diselenggarakan lembaga
pelatihan kerja pemerintah, lembaga pelatihan kerja swasta, atau
pelatihan di tempat kerja. (2) Pengakuan kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja. (3) Sertifikasi kompetensi kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dapat pula diikui oleh tenaga kerja yang telah
berpengalaman.
UNDANG-UNDANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL NO. 20 11 JUNI 2003
BAB XVI
EVALUASI, AKREDITASI DAN SERTIFIKASI
PASAL 61 - SERTIFIKASI
(1) Sertifikasi berbentuk ijasah dan sertifikat kompetensi.
(2) Ijasah diberikan pada peserta didik sebagai pengakuan terhadap
prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi. (3) Sertifikasi kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga sertifikasi.
(4) Ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
III. KONSEP
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
III. KONSEP
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
Beberapa pendapat Beberapa pendapat tentang PBKtentang PBK
Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) adalah suatu pelatihan dengan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) adalah suatu pelatihan dengan pendekatan yang lebih menekankan kepada apa yang harus dapat dilakukan pendekatan yang lebih menekankan kepada apa yang harus dapat dilakukan atau dikerjakan oleh peserta pelatihan setelah di selesaikannya pelatihan atau dikerjakan oleh peserta pelatihan setelah di selesaikannya pelatihan dimaksud. dimaksud.
Dengan kata lain PBK dimaksudkan suatu proses dalam membantu secara Dengan kata lain PBK dimaksudkan suatu proses dalam membantu secara individual untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sehingga individual untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, sehingga mereka mampu melakukan tugas atau pekerjaan sesuai dengan standar mereka mampu melakukan tugas atau pekerjaan sesuai dengan standar
tertentu yang ditetapkan. PBK ditekankan pada kemampuantertentu yang ditetapkan. PBK ditekankan pada kemampuan “menunjukan kinerja tertentu dibandingkan dengan “menunjukan kinerja tertentu dibandingkan dengan kemampuan mengetahui sesuatu “ kemampuan mengetahui sesuatu “ Dari aspek penekanan tersebut maka PBK pada umumnya pelaksanaan Dari aspek penekanan tersebut maka PBK pada umumnya pelaksanaan memadukan :memadukan :•Pelaksanaan pelatihan di tempat pelatihan, danPelaksanaan pelatihan di tempat pelatihan, dan•Pelaksanaan magang ditempat kerja Pelaksanaan magang ditempat kerja
POLA PENDIDIKAN KONVENSIONAL VS CBTPOLA PENDIDIKAN KONVENSIONAL VS CBT
• Penilaian Normatif.
• Terfokus pada Isi materi.
• Hasil Penilaian berupa nilai-nilai.
• Berbasis waktu.
• Kecepatan belajar kelompok.
• Penilaian ditekankan pada pengetahuan.
• Pendekatan pembelajaran yang sempit, berorientasi pada text- book.
• Feedback Penilaian terlambat/ tidak ada.
• Penilaian Normatif.
• Terfokus pada Isi materi.
• Hasil Penilaian berupa nilai-nilai.
• Berbasis waktu.
• Kecepatan belajar kelompok.
• Penilaian ditekankan pada pengetahuan.
• Pendekatan pembelajaran yang sempit, berorientasi pada text- book.
• Feedback Penilaian terlambat/ tidak ada.
• Penilaian Patokan atau Standar.
• Berdasarkan standar kompetensi.
• Kompeten atau belum kompeten.
• Berbasis pada kinerja kerja.
• Kecepatan belajar individu.
• Penilaian ditekankan pada pencapaian kompetensi.
• Pendekatan pembelajaran yang luas dan fleksibel.
• Feedback Penilaian segera diberikan.
• Penilaian Patokan atau Standar.
• Berdasarkan standar kompetensi.
• Kompeten atau belum kompeten.
• Berbasis pada kinerja kerja.
• Kecepatan belajar individu.
• Penilaian ditekankan pada pencapaian kompetensi.
• Pendekatan pembelajaran yang luas dan fleksibel.
• Feedback Penilaian segera diberikan.
PENDIDIKAN KONVENSIONAL :PENDIDIKAN KONVENSIONAL :
CBT :CBT :
IV. KOMPONEN PELATIHAN IV. KOMPONEN PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BERBASIS KOMPETENSI
(PBK)(PBK)
PBKPBK
STANDAR KOMPETENSISTANDAR KOMPETENSI
MATERI PELATIHANMATERI PELATIHAN
KKNIKKNI
SARANA DAN PRASARANASARANA DAN PRASARANA
TENAGA PELATIHANTENAGA PELATIHAN
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN DAN ASESMENSTRATEGI DAN METODE
PELATIHAN DAN ASESMEN
Penekanan pada output Berdasarkan standar kompetensi Pelatihan memberikan keahlian dan kemampuan untuk
mengerjakan pekerjaan Pelatihan dapat berupa on job dan off job ataupun
kombinasi Waktu bukanlah satu-satunya faktor untuk mencapai
kompetensi Pengakuan pada kompetensi yang sudah dimiliki Kriteria penilaian disusun berdasarkan standar
kompetensi Penilaian dilakukan setelah peserta siap dinilai Fokus pada kemampuan untuk mentransfer
kemampuan dan keahlian di tempat kerja
Indonesia Australia Partnership for Skills Development ProgramWest Java Institutional Development Project – Competency Based Training Workshop
Karakteristik PBK
sbt 2010
SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL
NAKER NAKER KOMPETKOMPET
ENEN
NAKER
KOMPETEN
LEMBAGA LEMBAGA KOORDINASI KOORDINASI PELATIHAN PELATIHAN
SERTIFIKASI
KOMPETEN
SI
SE L EKS I
K.K.N.I
S.K.K.N
PROGRAM PELATIHANBerbasis KompetensiBerjenjang/TDKDemand DrivenInstitutional/ Pemagangan
Sarana/PrasaranaInstrukturBiayaManajemen
LEMBAGA PELATIHAN KERJALEMBAGA PELATIHAN KERJA
AKREDITASI
LULUSANLULUSAN
UJ K
NAKERPENGALAMA
N
B.N.S.P
L.S.P
BNSP
LSP
PESERTAANGKATAN KERJA
PEKERJA PENGANGGUR
ADALAH KEMAMPUAN KERJA YANG DILANDASI OLEH KETERAMPILAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP KERJA UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN TERTENTU
Adalah rumusan kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan didukung oleh sikap kerja, serta penerapannya sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
BIDANG PEKERJAAN
BIDANG PEKERJAAN
UNIT KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI 11 55443322
667788
ELEMEN KOMPETENSI
ELEMEN KOMPETENSI 11 22 33 44
KRITERIA UNJUK KERJA
KRITERIA UNJUK KERJA
1.11.1 1.21.2 1.31.3 1.41.4
BATASAN VARIABELBATASAN VARIABEL
RUANG LINGKUP, PERLATAN/SARANA, TUGS, PERATURAN PERUNDANGAN/KEBIJAKAN
RUANG LINGKUP, PERLATAN/SARANA, TUGS, PERATURAN PERUNDANGAN/KEBIJAKAN
PANDUAN PENILAIAN
PANDUAN PENILAIAN
PEDOMAN UMUM, PERSYARATAN KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PENDUKUNG, ASPEK KRITIS
PEDOMAN UMUM, PERSYARATAN KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PENDUKUNG, ASPEK KRITIS
KOMPETENSI KUNCI
KOMPETENSI KUNCI
KU
AL
IFIK
AS
I B
ER
DA
SA
R P
AD
A K
KN
IK
UA
LIF
IKA
SI
BE
RD
AS
AR
PA
DA
KK
NI
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. (PP NO. 31 TH 2007)
PARAMETER
KUALIFIKASI KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB
I
Melaksanakan kegiatan :Lingkup terbatasBerulang dan sudah biasa.Dalam konteks yang terbatas
Mengungkap kembali.Menggunakan pengetahuan yang terbatas.Tidak memerlukan gagasan baru.
Terhadap kegiatan sesuai arahan.Dibawah pengawasan langsung.Tidak ada tanggungjawab terhadap pekerjaan orang lain.
II
Melaksanakan kegiatan :Lingkup agak luas.Mapan dan sudah biasa.Dengan pilihan-pilihan yang terbatas terhadap sejumlah tanggapan rutin.
Menggunakan pengetahuan dasar operasional.Memanfaatkan informasi yang tersedia.Menerapkan pemecahan masalah yang sudah baku.Memerlukan sedikit gagasan baru.
Terhadap kegiatan sesuai arahan.Dibawah pengawasan tidak langsung dan pengendalian mutu.Punya tanggung jawab terbatas terhadap kuantitas dan mutu.Dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain.
III
Melaksanakan kegiatan :Dalam lingkup yang luas dan memerlukan keterampilan yang sudah baku.Dengan pilihan-pilihan terhadap sejumlah prosedur.Dalam sejumlah konteks yang sudah biasa
Menggunakan pengetahuan-pengetahuan teoritis yang relevan.Menginterpretasikan informasi yang tersedia.Menggunakan perhitungan dan pertimbangan.Menerapkan sejumlah pemecahan masalah yang sudah baku.
Terhadap kegiatan sesuai arahan dengan otonomi terbatas.Dibawah pengawasan tidak langsung dan pemeriksaan mutuBertanggungjawab secara memadai terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja.Dapat diberi tanggungjawab terhadap hasil kerja orang lain.
KUALIFIKASI PARAMETER
KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB
IV
Melakukan kegiatan: Dalam lingkup yang luas
dan memerlukan keterampilan penalaran teknis.
Dengan pilihan-pilihan yang banyak terhadap sejumlah prosedur.
Dalam berbagai konteks yang sudah biasa maupun yang tidak biasa.
Menggunakan basis pengetahuan yang luas dengan mengaitkan sejumlah konsep teoritis.
Membuat interpretasi analistis terhadap data yang tersedia.
Pengambilan keputusan berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.
Menerapkan sejumlah pemecahan masalah yang bersifat inovatif terhadap masalah-masalah yang konkrit dan kadang-kadang tidak biasa
Terhadap kegiatan yang direncanakan sendiri.
Dibawah bimbingan dan evaluasi yang luas.
Bertanggung jawab penuh terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja.
Dapat diberi tanggungjawab terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
V
Melakukan kegiatan: Dalam lingkup yang luas
dan memerlukan keterampilan penalaran teknis khusus (spesialisasi).
Dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku.
Yang memerlukan banyak pilihan procedure standar maupun non standar.
Dalam konteks yang rutin maupun tidak rutin.
Menerapkan basis pengetahuan yang luas dengan pendalaman yang cukup dibeberapa area.
Membuat interpretasi analitik terhadap sejumlah data yang tersedia yang memiliki cakupan yang luas.
Menentukan metoda-metoda dan procedure yang tepat-guna, dalam pemecahan sejumlah masalah yang konkrit yang mengandung unsur-unsur teoritis.
Melakukan: Kegiatan yang diarahkan
sendiri dan kadang-kadang memberikan arahan kepada orang lain.
Dengan pedoman atau fungsi umum yang luas.
Kegiatan yang memerlukan tanggungjawab penuh baik sifat, jumlah maupun mutu dari hasil kerja.
Dapat diberi tanggungjawab terhadap pencapaian hasil kerja kelompok.
RUMUSAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)RUMUSAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)(Hasil Konvensi nasional tanggal 18 desember 2003 di Jakarta)(Hasil Konvensi nasional tanggal 18 desember 2003 di Jakarta)
lanjutanlanjutan
KUALIFIKASI
PARAMETER
KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB
VI
Melakukan kegiatan: Dalam lingkup yang
sangat luas dan memerlukan kete-rampilan penalaran teknis khusus.
Dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejum-lah prosedur yang baku dan tidak baku serta kom-binasi prosedur yang tidak baku.
Dalam konteks rutin dan tidak rutin yang berubah-ubah sangat tajam.
Menggunakan pengetahuan khusus yang mendalam pada beberapa bidang.
Melakukan analisis, mem-format ulang dan meng-evaluasi informasi-informasi yang cakupannya luas.
Merumuskan langkah-lang-kah pemecahan yang tepat, baik untuk masalah yang konkrit maupun abstrak.
Melaksanakan: Pengelolaan
kegiatan/proses kegiatan.
Dengan parameter yang luas untuk kegiatan-kegiatan yang sudah tertentu
Kegiatan dengan penuh akuntabilitas untuk menentukan tercapainaya hasil kerja pribadi dan atau kelompok.
Dapat diberi tanggungjawab terhadap pencapaian hasil kerja organisasi.
VII
Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk:
Menjelaskan secara sistematik dan koheren atas prinsip-prinsip utama dari suatu bidang dan, Melaksanakan kajian, penelitian dan kegiatan intelektual secara mandiri disuatu bidang,
menunjukkan kemandirian intelektual serta analisis yang tajam dan komunikasi yang baik.
VIII
Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk:
Menunjukkan penguasaan suatu bidang dan, Merencanakan dan melaksanakan proyek penelitian dan kegiatan intelektual secara original
berdasarkan standar-standar yang diakui secara internasional.
IX
Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk:
Menyumbangkan pengetahuan original melalui penelitian dan kegiatan intelektual yang dinilai oleh ahli independen berdasarkan standar internasional
PEMAKETAN UNIT-UNIT KOMPETENSI KEDALAM JENJANG KERANGKA KUALIFIKASI
1. Unit-unit kompetensi pada suatu bidang keahlian atau sektor dapat dipaketkan (dikemas) berdasar pada kebutuhan pekerjaan dilapangan.
2. Pemaketan unit-unit kompetensi dapat dilakukan dengan melakukan analisis kebutuhan kompetensi pada pekerjaan atau jabatan kerja tertentu yang secara riel dibutuhkan di lapangan.
3. Hasil pemaketan berdasar analisis kebutuhan kompetensi dilapangan dianalisis kesetimbangan dengan diskripkasi pada kerangka kualifikasi nasional, untuk memperoleh pada posisi level/jenjang paket tersebut pada KKNI.
4. Hasil pemaketan unit-unit kompetensi yang telah disetimbangkan dengan KKNI, dapat dipakai sebagai dasar pengembangan kurikulum/silabus dan materi bahan pelatihan.
PENDIDIKAN PROFESI PENGALAMAN & PELATIHAN PROFESI PENDIDIKAN AKADEMI
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
PENGALAMAN
PELATIHAN
SERTIFIKAT IX
KUALIFIKASI KOMPETENSI
SERTIFIKAT I
UJKUJK
SERTIFIKAT IV
SERTIFIKAT III
SERTIFIKAT II
UJKUJK
UJKUJK
S/D
S/D
UJKUJK
S1S1
S2S2
S3S3
SMASMASMKSMK
D4D3D2D1
D4D3D2D1
SP2SP1SP2SP1
U J K
U J K
SDSMP
IV. C. KURIKULUM/SILABUS IV. C. KURIKULUM/SILABUS /MODUL PELATIHAN /MODUL PELATIHAN
BERBASIS KOMPETENSIBERBASIS KOMPETENSI
KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
belajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pelatihan tertentu.
KERANGKA KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
Kerangka kurikulum rangkaian sejumlah kompetensi yang digunakan sebagai
pedoman perumusan silabus kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pelatihan tertentu, kompetensi dimaksud dapat terdiri atas sejumlah kompetensi
teknis dan sejumlah kompetensi lain untuk mendukung tercapainya kualifikasi.
1.Standar Kompetensi2.Materi Pokok/Pelatihan3.Kegiatan Pelatihan4.Indikator5.Penilaian6.Alokasi Waktu7.Sumber Belajar8.Metode Catatan: Indikator dikembangkan
berdasarkan KUK
KOMPONEN SILABUS PBK
1. Mengkaji dan Menentukan Standar Kompetensi 2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi5. Menentukan Jenis Penilaian6. Menentukan Alokasi Waktu7. Menentukan Sumber Belajar8. Menentukan metode pelatihan
Langkah-Langkah Pengembangan SILABUS
MODUL PELATIHAN PBK
Modul pelatihan adalah materi bahan pelatihan yang dapat digunakan sebagai
acuan pelaksanaan pelatihan untuk mencapai tujuan pelatihan sesuai dengan
judul modul
Modul pelatihan PBK dapat langsung dikembangkan dari unit-unit kompetensi
dari standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Peralatan dan sarana pelatihan berbasis kompetensi dapat ditetapkan berdasar pada hasil analisis kebutuhan alat dari uraian pada setiap unit kompetensi, yang didalamnya telah memberikan informasi dan petunjuk tentang jenis, spesifikasi, dan jumlah peralatan, sarana dan bahan yang dibutuhkan. Kebutuhan tersebut dapat dimuat dalam format tersendiri atau dituangkan dalam silabus pelatihan.
Strategi dan Metode pelatihan.Pelatihan kerja berbasis kompetensi pada umumnya dilakukan dengan pola pelatihan yang memadukan pelatihan di tempat pelatihan dan melaksanakan kerja di dunia kerja/industri.
Metode PelatihanMetode pelatihan adalah cara bagaimana materi pelatihan tersebut disampaikan sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan beberapa metode yang dapat dipilih antara lain: ceramah, penugasan, diskusi, simulasi, “roll play”, dsbnya.
Asesmen adalah sebuah proses yang sistematis dalam mengumpulkan bukti-bukti, kemudian membandingkan bukti-bukti tersebut dengan standar kompetensi dan membuat keputusan apakah seseorang telah mencapai kompetensiBukti-bukti Kriteria
• Dilaksanakan terhadap prosedur dan proses yang dikenal pada lingkungan yang dikenal. • Dilaksanakan terhadap prosedur dan proses yang dikenal pada lingkungan yang dikenal.
• Dilaksanakan apabila assessee yakin dirinya kompeten• Dilaksanakan apabila assessee yakin dirinya kompeten
• Proses kerjasama dimana assessee memiliki kontrol yang tinggi selama proses• Proses kerjasama dimana assessee memiliki kontrol yang tinggi selama proses
• Keputusan mengenai kompetensi mengacu pada standar kompetensi industri nasional • Keputusan mengenai kompetensi mengacu pada standar kompetensi industri nasional
• Berdasarkan pada bukti kompetensi yang dikumpulkan selama assessee bekerja • Berdasarkan pada bukti kompetensi yang dikumpulkan selama assessee bekerja
PROSES ASESMEN :PROSES ASESMEN :
TUJUAN ASESMENTUJUAN ASESMEN Memantau kesesuaian kinerja dengan
standar
kompetensi Memperoleh informasi tentang “gap”
training Pengakuan atas kompetensi yang telah
dimiliki “Mapping” unjuk kerja (skills mapping)
Memantau kesesuaian kinerja dengan standar
kompetensi Memperoleh informasi tentang “gap”
training Pengakuan atas kompetensi yang telah
dimiliki “Mapping” unjuk kerja (skills mapping)
Jenis assessment
1. Formatif Pelaksanaan assessment yang berkelanjutan
melalui satu periode praktek/ pembelajaran
2. Sumatif Pelaksanaan asessment yang dilakukan pada
akhir periode pemebelajaran/praktek
E1
E2 E3 E4
E1 E3
E2 E4
3. Holistik
Serangkaian assessment yang mencakup suatu cara yang terintegrasi, serangkaian unit dari standar kompetensi
attitudeKnowledge
Skill
Kerjasama dg orang lain
Pemecahan Masalah
Adaptasi
Mengelola alur kerja
Tenaga Instruktur Pelatihan1. Harus memiliki dua kompetensi secara
holistik, yaitu kompetensi teknis yang dilatihkan dan kompetensi metodologi sebagai pelatihan.
2. Kompetensi teknis dapat diperoleh melalui pendidikan/pelatihan, pengalaman kerja dan diakui kompetesi tenisnya melalui sistm sertifikasi kompetensi.
3. Kompetensi metodologis pelatihan adalah dimilikinya 8(delapan) kompetensi yang tertuang dari SKKNI asesmen dan pelatihan.