MANAJEMEN RISIKO ASURANSI KONSTRUKSI
PADA PT. ASURANSI ASEI INDONESIA
UNIT SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Peryaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
Egi Yuhyi Adam
NIM : 1112046200010
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 201
ii
iii
iv
ABSTRAK
Egi yuhyi adam, 1112046200010, “Manajemen Risiko Asuransi Konstruksi
padam PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah”. Program Strata 1 (S1), Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah merupakan salah satu asuransi yang bergerak
dalam bisnis perasuransian yang belandaskan syariah. Dalam bisnis perasuransian, tidak lepas
dari yang namanya risiko. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen risiko yang dapat
mengelola risiko yang dapat diterima guna meminimalkan risiko yang ada. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui risiko yang dihadapi PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah
serta menjelaskan bagaimana penerapan manajemen risiko di PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah dan menjelaskan langkah-langkah perusahaan dalam meminimalisir risiko.
Penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan
menggambarkan permasalahan. Data yang di gunakan adalah data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan menggunakan teknik wawancara dan
observasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah
sangat maksimal dalam mengelola risiko, semua risiko dapat kelola dengan baik dan
menghasikan tidak ada klaim selama tiga tahun, sehingga sangat menguntungkan perusahaan
dan peserta.
Kata Kunci : Manajemen Risiko dan PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah
Pembimbing : Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
v
ABSTRACT
Egi yuhyi adam, 1112046200010, "Insurance Risk Management of PT. Asuransi
Indonesia Asuransi Syariah Unit ". Program Strata 1 (S1), Sharia Economics, Faculty of
Economics and Business, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Insurance Asei Indonesia Syariah Unit is one of the insurance companies engaged
in insurance business that is shariah based. In the insurance business, can not be separated
from the name of risk. Therefore a risk management is required that can manage acceptable
risks to minimize the risks involved. This study aims to determine the risks faced by PT.
Insurance Asei Indonesia Syariah Unit and explain how the implementation of risk
management in PT. Insurance Asei Indonesia Syariah Unit and describes the company's steps
to minimize risk.
This study authors use qualitative methods that are descriptive by describing the
problem. The data used is primary data and secondary data. Data collection techniques used
using interview and observation techniques.
The conclusion of this research is PT. Insurance Asei Indonesia Syariah Unit is the
maximum in managing risk, all risks can be well managed and produce no claims for three
years, so it is very profitable company and participants
Keywords : Risk Management and PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah
Advisor : Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala kuasa-Nya, yang
telah memberikan rahmat serta kasih dan sayang-Nya. Shalawat serta salam selalu
terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammada SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para
penerus perjuangan dinul islam. Atas nikmat dan karuni-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dalam menyelesaikan dan melaksanakan penelitian ini, penulis menyadari
sepenuhnya atas kekurangan yang terdapat pada penulis. Oleh sebab itu kritik dan saran serta
bimbingan yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
penulisan ini. Skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bantuan, dan doa berbagai pihak, baik
langsung ataupun tidak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih dari hati yang paling dalam dan penghargaan setinggi-tingginya pada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A dan Bapak Arief Mufriani, Lc., M.Si selaku
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A selaku Ketua Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah
dan Hukum, dan Bapak Yogi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Program Studi
Ekonomi Syariah,Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A selaku Sekretaris Program Studi Muamalat, Fakultas
Syariah dan Hukum, dan Ibu Endra Kasni Laila, M.Si selaku Sekretaris Program
Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu dan kesabarannya, mendidik serta mengamalkan ilmunya yang
begitu berharga bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Khoirul Hadi selaku dosen pembimbing akademik yang telah berkenan
meluangkan waktu dan memberikan pengarahan dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan yang sangat berguna, sehingga penulis bisa mengaplikasikan dengan
keilmuan yang telah didapat selama di bangku kuliah.
vii
7. Ibu Candra Waluya Sari selaku Kepala Underwriting PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah yang telah memberikan izin serta kemudahan selama penulis melakukan
penelitian.
8. Terimakasih untuk kedua orangtua tercinta saya Papah Yuhyi dan Mamah Titi, dan
Kakak tersayang Alm. Lelia yuhyiyanti dan Adik Haikal yuhyi adam yang telah
memberikan motivasi baik moral, materil serta doa yang tiada henti. Sehingga
memberikan semangat yang luar biasa dalam penyusunan skripsi ini.
9. Terimakasih untuk Mia Rizkhina Dwi Riyane orang yang sangat istimewa, yang
selalu memberikan semangat, motivasi, serta doa dan selalu menemani dalam situasi
apapun.
10. Terimakasih untuk sahabat cengceremen Agung Jancuk, Faizal Gepenk, Faiq Cicek,
Adit Batak, Aslam Jember, Izud, Ifud, Boges yang sudah memberi suport dan
motivasi.
11. Terima kasih untuk Keluarga Besar Asuransi Syariah angkatan 2012 Cengceremen,
Bodrex, dan Selusin 12.
Dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu disini, semoga Allah SWT memberi balasan pahala yang berlipat ganda
Aamii ya Rabbal Alamin ...
Ciputat, 31 Juli 2017
Egi Yuhyi Adam
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... . iii
ABSTRAK ................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. .. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Pokok Permasalahan..................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................... 11
D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu............................................... 12
E. Kerangka Teori dan Konseptual.................................................... 14
F. Metode Penelitian dan Teknis Penulisan....................................... 20
G. Sistematika Penulisan.................................................................... 22
BAB II LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Umum Manajemen Risiko .............................................. 25
A. Definisi Risiko ......................................................................... 25
B. Hal – hal yang Berkaitan dengan Risiko .................................. 25
C. Macam – macam Risiko ........................................................... 26
D. Manajemen Risiko ................................................................... 28
2. Proses Manajemen Risiko .............................................................. 29
3. Asuransi Engineering (Rekayasa) .................................................. 31
4. Underwriting .................................................................................. 34
5. Rasio Klaim ................................................................................... 37
ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .................................................................. 39
B. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................ 39
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 40
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 41
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Asuransi Asei Indonesia .......................... 43
B. Manajemen Risiko Produk Asuransi Konstruksi PT. Asuransi
Asei Indonesia .............................................................................. 60
C. Poses Seleksi Risiko ...................................................................... 65
D. Metode Underwriting ................................................................... 66
E. Proses Penerimaan dan Penolakan Klaim .................................... 67
F. Faktor yang Mendukung Kinerja Underwriting ........................... 68
G. Alokasi dan Distribusi Surplus Underwriting
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 69
B. Saran ............................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Premi dan Klaim Produk Asuransi Konstruksi
PT. ASEI IndonesiaUnit Syariah Tahun 2014 ....................... 5
Tabel 1.2 Premi dan Klaim Produk Asuransi Konstruksi
PT. ASEI IndonesiaUnit Syariah Tahun 2015........................ 5
Tabel 1.3 Premi dan Klaim Produk Asuransi Konstruksi
PT. ASEI IndonesiaUnit Syariah Tahun 2016........................ 6
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Profil Perusahaan ................................................................ 44
Gambar II.2 Profil Keuangan ................................................................... 55
1
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang mengendalikan risiko
dengan cara mengalihkan atau mentransfer risiko dari satu pihak kepada pihak
lain. Sehingga aktivitas keseharian perusahaan adalah mengelola risiko dari
pihak tertanggung. Secara umum asuransi dipergunakan karena kita sebagai
manusia memiliki sifat tidak kekal. Manusia dalam hidupnya selalu
dihadapkan pada peristiwa yang tidak terduga yang akan terjadi, yang dapat
menimbulkan kerugian bagi perorangan atau perusahaan.Risiko merupakan
bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan kehidupan, karena segala
aktivitasnya mengandung risiko. Jadi, risiko merupakan ketidak pastian atau
kemungkinan terjadinya sesuatu yang apa bila terjadinya dapat mengakibatkan
kerugian.1Hal ini menyebabkan pentingnya kita mempersiapkan diri,
sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al- Hasyr (59) : 18 berikut:
Artinya : “Wahai Orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (masa depan). Dan bertaqwalah kepada Allah.Sungguh Allah Maha
Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.2
1Soesino Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi (Jakarta:
Salemba Empat, 1999), Cet. Ke-1, h. 2. 2Wirdyaningsih, et, all, Bank dan Asuransi di Indonesia, (Jakarta: Kencana,2005), h.190.
2
Manajemen risiko merupakan suatu cara, metode dan ilmu
pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis risiko, bagaimana risiko terjadi
dan bagaimana cara mengelola risiko tersebut agar terhindar dari kerugian.3
Kecukupan proses manajemen risiko dari mulai proses identifikasi risiko
hingga proses perlakuan risiko, akan menjadi tantangan yang besar, terutama
metode untuk pengukuran risiko dari masing-masing risiko yang tidak selalu
sama. Dengan begitu sebuah kewajiban dan keharusan pada setiap perusahaan
agar memiliki dan menerapkan manajemen risiko dengan baik.
Perusahaan asuransi sebagai lembaga pengalihan risiko mulai mencoba
menerapkan manajemen risiko dengan merumuskan masalah-masalah yang
ada melalui proses underwriting. Underwriting merupakan proses
penyelesaian dan pengelompokan risiko yang akan ditanggung oleh
perusahaan.4 Seorang underwriter pada umumnya meramalkan kemungkinan
tertanggung menderita kerugian, tugas underwriter merupakan elemen yang
sangat esensial dalam operasi perusahan asuransi, sebab tujuan underwriting
adalah meningkatkan keuntungan perusahaan melalui penerimaan distribusi
risiko yang diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Tanpa underwriting
yang efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing dengan
perusahaan asuransi lainnya.
3 Syarif ayat, Manajemen Risiko ( Jakarta: Gema Akastri, 2003), h. 1.
4Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah ( Life and General) Konsep dan System
Operasional. (Jakarta : Gema insane 2004),h.183.
3
Namun sejauh apapun risiko yang dapat diprediksi oleh manusia, ada
beberapa hal juga yang tidak mudah untuk diprediksi.Contohnya adalah
produk asuransi konstruksi. Di era pembangunan ini, potensi industri
konstruksi sangat luar biasa.Lihat saja dari size market konstruksi di Indonesia
sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Ir. Yusid
Toyib, M.Eng.Sc, mencapai sekitar Rp1.000 triliun per tahun.“Terhitung
tahun 2014 – 2019 pasar konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai
Rp5.000 triliun,” jelasnya di sela konferensi pers Concrete Show South East
Asia (SEA) 2015 di Jakarta (7/10).5Risiko kecelakaan dan kerugian pada
industri konstruksi adalah risiko yang tidak dapat diketahui dengan pasti
kapan dan apa yang akan terjadi, karena akan ada banyak hal-hal yang dapat
menyebabkan seorang mengalami kecelakaan dan kerugian. Dengan begitu
perusahaan asuransi mempunyai tantangan yang besar dalam menghadapi
setiap risiko yang ada.
Salah satu upaya untuk memberikan proteksi dampak risiko pada
proyek konstruksi adalah dengan metode pengalihan risiko dan penggunaan
asuransi proyek konstruksi.Salah satubentuk asuransi proyek konstruksi yang
cukup dikenal oleh kontraktor di Indonesia adalah asuransi C.A.R. (Contractor
All Risk Insurance).
5”Perkembangan Industri Konstruksi Indonesia” diakses pada 7 Januari
2017http://concreteshowseasia.com/pasar-industri-konstruksi-indonesia-capai-rp1-000-triliun-per-
tahun/.
4
Salah satu perusahaan asuransi yang memiliki produk Asuransi
Konstruksi (CAR) adalah PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah (Asuransi
Asei) yang merupakan hasil transformasi PT. Asuransi Ekspor Indonesia
(Persero) yang berpengalaman dan memiliki kompetensi di bidang asuransi
dan jaminan.Asuransi Asei memiliki beberapa jenis produk Asurasi Umum
Syariah diantaranya yaitu Asuransi Rekayasa Syariah. Asuransi Rekayasa
adalah salah satu bentuk asuransi yang memberikan pertanggungan atas risiko
kehilangan atau kerusakan terhadap obyek yang dipertanggungkan (biasanya
terkait dengan konstruksi, material, peralatan, atau mesin-mesin) selama masa
konstruksi atau pemasangan mesin terhadap setiap risiko kehilangan atau
kerusakan yang tidak terduga, bersifat tiba-tiba dan merupakan suatu
kecelakaan.
Perluasan pertanggungan dapat diberikan terhadap risiko-risiko
kehilangan atau kerusakan barang milik dan kecelakaan fisik dari Pihak
Ketiga dengan nilai maksimum yang disepakati sebelumnya.Asuransi
Rekayasa (Engineering Insurance) dibagi menjadi 2 (dua) kelompok besar,
yaitu Asuransi Engineering Proyek dan Asuransi Engineering Non Proyek.
Jenispertanggungan (polis) untuk Engineering Proyek, yaitu Asuransi
Konstruksi (Contractor All Risk Insurance/CAR) memberikan pertanggungan
atas risiko kehilangan dan/atau kerusakan fisik terhadap pelaksanaan
pembangunan.6
6Polis Asuransi Contractor All Risk PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah.
5
Produk asuransi konstruksi (CAR) PT. Asuransi Asei Indonesia Unit
Syariah pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 terjadi peningkatan premi
yang cukup signifikan seiring dengan era pembangunan yang terjadi di
Indonesia. Luar biasanya lagi produk konstruksi ini sama sekali belum
mendapatkan klaim sepanjang tahun 2014-2016. Berikut ringkasan table
premi dan klaim produk asuransi konstruksi tahun 2015-2016.7
Tabel 1.1
Premi dan Klaim Produk Asuransi Konstruksi PT. Asuransi Asei Indonesia Tahun
2014
Sumber : Data produksi produk CAR PT. Asuransi Asei Indonesia,4 Januari 2017
7Laporan Keuangan Produk Contractor All RiskPT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah
2015-2016.
NO. TERTANGGUNG PREMI 2014 KLAIM 2014
1 PT INA BESTEEL QQ GRUTI LESTARI PRATAMA 51.450.000,00 0
2 PT. BANK BRI SYARIAH QQ PT. NUSARAYA PROPERTINDO 17.860.459,50 0
3 PT. BANK BRI SYARIAH QQ PT. NUSARAYA PROPERTINDO 76.665.311,78 0
4 PT BANK BNI SYARIAH KC SURABAYA DARMO BOULEVARD QQ YAYASAN PAWIYATAN GITA PATRIA 0,00 0
5 PT BANK BNI SYARIAH KC SURABAYA DARMO BOULEVARD QQ YAYASAN PAWIYATAN GITA PATRIA as Owner and/or PT ILHAM PUTRA JAYA as Contractor 0,00 0
6 PT BANK BNI SYARIAH KC SURABAYA DARMO BOULEVARD QQ BPKPM KAPASAN -7,81 0
7 PT BANK BNI SYARIAH KC SURABAYA DARMO BOULEVARD QQ YAYASAN PAWIYATAN GITA PATRIA 1.765.660,62 0
8 PT BANK BNI SYARIAH KC SURABAYA DARMO BOULEVARD QQ YAYASAN PAWIYATAN GITA PATRIA as Owner and/or PT ILHAM PUTRA JAYA as Contractor 3.677.798,50 0
9 PT BANK BNI SYARIAH KC SURABAYA DARMO BOULEVARD QQ BPKPM KAPASAN 1.590.257,81 0
10 PT BANK BNI SYARIAH KCP MOJOKERTO QQ PT YOGATEKNIKA BANGUN PERSADA 808.196,87 0
TOTAL 153.817.677,27 0
6
Tabel 1.2
Premi dan Klaim Produk Asuransi Konstruksi PT. Asuransi Asei Indonesia Tahun
2015
Sumber : Data produksi produk CAR PT. Asuransi Asei Indonesia,4 Januari 2017
NO. TERTANGGUNG PREMI 2015 KLAIM 2015
1 PT BANK SYARIAH MANDIRI QQ PT DUTACIPTA PAKARPERKASA QQ PT BUKIT JAYAABADI 16.923.998,00 0
2 SEKERTARIS DINAS FASILITAS DAN KONSTRUKSI ANGKATAN UDARA QQ PT JAYA GUNA MANDIRI HASBI 3.920.000,00 0
3 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN SEKERTARIS DINAS FASILITAS DAN KONSTRUKSI ANGKATAN UDARA AS PRINCIPAL AND/OR PT. FAF YUSAL PRATAMA 5.160.000,00 0
4 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN SEKERTARIS DINAS FASILITAS DAN KONSTRUKSI ANGKATAN UDARA AS PRINCIPAL AND/OR PT. FAF YUSAL PRATAMA 6.990.000,00 0
5 PT FAJAR ADHISURYA PERKASA QQ PT XL AXIATA,TBK 991.084,36 0
6 PT FAJAR ADHISURYA PERKASA QQ PT XL AXIATA,TBK 1.614.491,33 0
7 PT. BANK PANIN SYARIAH QQ PT. DUTACIPTA PAKARPERKASA AND/OR PT. CJ FEED SEMARANG 42.140.337,96 0
8 PT BANK PANIN SYARIAH KCP SIDOARJO QQ PT. OKAZ AGUNG PROPERTINDO QQ PT. TATA BUMI RAYA 11.282.200,00 0
9 PT BANK PANIN SYARIAH KCP SIDOARJO QQ PT. GRIYA LESTARI HOTEL AND/OR AWOD MUBARAK MAKKY 33.102.236,71 0
10 PT BANK PANIN SYARIAH KCP SIDOARJO QQ PT. GRIYA LESTARI HOTEL AND/OR AWOD MUBARAK MAKKY -33.102.236,71 0
11 PT BANK PANIN SYARIAH KCP SIDOARJO QQ PT. GRIYA LESTARI HOTEL AND/OR AWOD MUBARAK MAKKY 33.102.236,71 0
12 PT BANK BNI SYARIAH KC SURABAYA DARMO BOULEVARD QQ CV. BERKAH ARTA MANDIRI QQ CV. ARTHA CIPTA BHAKTI 1.894.725,00 0
13 PT BANK BNI SYARIAH CABANG MEDAN QQ AMIRHAN 600.000,00 0
14 PT.HK REALTINDO QQ PT.BATUKALI MITRA PERSADA AS CONTRACTOR FOR THEIR RESPECTIVE RIGHT AND INTEREST 16.456.942,86 0
15 PT ADE PEDE REALTY 38.400.000,00 0
TOTAL 179.476.016,22 0
7
Tabel 1.3
Premi dan Klaim Produk Asuransi Konstruksi PT. Asuransi Asei Indonesia Tahun
2016
Sumber : Data produksi produk CAR PT. Asuransi Asei Indonesia,4 Januari 2017
Dari tabel diatas, penulis melihat bahwa tidak ada klaim yang terjadi
sepanjang tahun 2014 sampai 2016.Pencapaian ini tentu sangat menguntungkan
perusahaan dan perlu di pertahankan agartetap konsisten di tahun berikutnya.
Sepanjang tahun 2014 total premi sebesar 153.817.677,27 lalu terjadi peningkatan
NO. TERTANGGUNG PREMI 2016 KLAIM 2016
1 PT BANK SYARIAH MANDIRI QQ PT DUTACIPTA PAKARPERKASA QQ PT BUKIT JAYAABADI 14.357.560,10 0
2 PT XL AXIATA TBK QQ PT. SUMBER MEGAH SEMESTA 589.060,00 0
3 PT. JAKARTA PROPERTINDO QQ ES GLOBAL LTD QQ PT. WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG (KSO) 135.473.340,00 0
4 TRANS RETAIL INDONESIA QQ PT WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG 105.349.446,22 0
5 POLISI REPUBLIK INDONESIA (POLRI) QQ PT. SURYA SEMESTA SARANA ABADI QQ PT WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG 54.036.600,00 0
6 TRANS RITEL PROPERTI QQ PT WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG 90.791.684,96 0
7 PT. ANUGRAH DUTA SEJATI OWNER OR PRINCIPAL PT. WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG 67.260.000,00 0
8 PT. JAYA REAL PROPERTY AS OWNER OR PRINCIPAL PT. WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG - PT. JAYA PROPERTY MANGGALA PRATAMA TBK. KSO 80.520.000,00 0
9 BANK PANIN SYARIAH BANDUNG QQ ARTHA TECHNOLOGY MAKMUR BERSAMA QQ PT. PANCAMULTI NIAGAPRATAMA 32.515.704,00 0
10 PT CIPTA INDAH BANGUN ANUGERAH AS PRINCIPAL AND/OR PT. DJASA UBERSAKITI AS CONTRACTOR 32.060.000,00 0
11 BANK SYARIAH MANDIRI QQ PT DUTACIPTA PAKARPERKASA 5.350.000,00 0
12 BANK PANIN SYARIAH QQ PT DUTACIPTA PAKARPERKASA 12.600.000,00 0
13 PT BANK SYARIAH MANDIRI QQ PT DUTACIPTA PAKARPERKASA 20.414.951,49 0
14 PT BANK SYARIAH MANDIRI QQ PT DUTACIPTA PAKARPERKASA 81.659.805,97 0
15 BANK PANIN SYARIAH QQ PT DUTACIPTA PAKARPERKASA 9.294.178,40 0
16 BANK PANIN SYARIAH QQ PT DUTACIPTA PAKARPERKASA 2.243.871,30 0
17 BANK PANIN SYARIAH QQ PT DUTACIPTA PAKARPERKASA 5.439.688,00 0
18 PT BANK SYARIAH BUKOPIN KC SURABAYA QQ PT. GRAHA AGUNG PERKASA 23.960.520,00 0
19 PT. BANK PANIN SYARIAH QQ PT. DUTACIPTA PAKARPERKASA AND/OR PT. CJ FEED SEMARANG QQ DUTACIPTA PAKARPERKASA 21.070.168,98 0
20 PT. BANK PANIN SYARIAH QQ PT. DUTACIPTA PAKARPERKASA AND/OR PT. CJ FEED SEMARANG QQ DUTACIPTA PAKARPERKASA 28.093.558,64 0
21 BANK SYARIAH MANDIRI QQ YAYASAN PENDIDIKAN ARRAIS 4.482.114,58 0
22 BANK SYARIAH MANDIRI QQ DUTA FARAS 5.444.999,64 0
23 PT ADE PEDE REALTY -38.400.000,00 0
TOTAL 794.607.252,28 0
8
di tahun 2015 sehingga jumlah premi naik menjadi179.476.016,22 dan pada
tahun 2016 mengalami kenaikan premi hingga mencapai angka 794.607.252,28
ini merupakan hal yang sangat luar biasa dan jarang terjadi di dalam dunia
perasuransian. Hal ini membuktikan bahwa manajemen risiko yang di miliki PT.
Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah dikelola dengan sangat baik, sehingga
menghasilkan produktivitas yang tinggi untuk kemajuan dan keuntungan bagi
perusahaan.
Disadari bahwa manajemen risiko pada perusahaan asuransi merupakan
hal yang paling utama dan yang paling mendasar, karena tugas utama perusahaan
asuransi ialah mengelola risiko dari pihak tertanggung. Maka keberhasilan
perusahaan asuransi dapat di lihat dari cara perusahaan memanaj risiko yang ada.
Fenomena yang ada pada PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah ini
menimbulkan pertanyaan besar, apakah perusahaan tersebut benar-benar
menjalankan manajemen risiko dengan baik sehingga mendapatkan hasil seperti
ini? Atau ada faktor lain yang menunjang.Berdasarkan latar belakang diatas
penulis tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul MANAJEMEN RISIKO
ASURANSI KONSTRUKSI PADA PT. ASURANSI ASEI INDONESIA
UNIT SYARIAH.
9
B. Pokok Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan manajemen risiko yang dilakukan PT. Asuransi
Asei Indonesia (Unit Syariah) pada produk asuransi konstruksi (CAR)?
b. Bagaimana proses underwriting dalam menerima dan menolak calon
peserta asuransi konstruksi (CAR) pada PT. Asuransi Asei Indonesia
(Unit Syariah)?
c. Bagaimana proses penerimaan dan penolakan klaim terhadap produk
asuransi konstruksi (CAR) pada PT. Asuransi Asei Indonesia (Unit
Syariah)?
d. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh underwriter dalam
menyeleksi kelayakan risko calon pesertaasuransi konstruksi (CAR)
pada PT. Asuransi Asei Indonesia (Unit Syariah)?
e. Bagaimana tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghindari dan
mengurangi risiko yang terjadi pada produk asuransi konstruksi (CAR)
di PT. Asuransi Asei Indonesia (Unit Syariah)?
f. Bagaimana alokasi dan distribusi surplus underwriting pada produk
asuransi konstruksi (CAR) di PT. Asuransi Asei Indonesia (Unit
Syariah)?
10
2. Pembatasan dan Perumusan Masalah
a. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan merupakan usaha untuk
menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan
diteliti. Pembatasan masalah berguna untuk mengidentifikasi faktor
mana saja yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah
penelitian.8
Pembahasan mengenai Asuransi Rekayasa memiliki
cakupan yang sangat luas, agar penelitian ini lebih terarah, maka
penulis membatasi masalah hanya pada:
a. Penelitian ini dibatasi untuk produk Asuransi Konstruksi.
b. Penelitian ini dilakukan terhadap Analisis Manajemen
Risiko asuransi konstruksi pada PT. Asuransi Asei
Indonesia, khususnya risiko internal yaitu Risiko
Underwriting.
8Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial (Jakarta : Bumi Aksara,
2006), h. 23.
11
b. Perumusan Masalah
Proses perumusan masalah menjadi tahapan yang penting
dalam proses sebuah penelitian sehingga permasalahan yang
menjadi pokok bahasan menjadi lebih jelas dan terfokus.9
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
a. Bagaimanakah Manajemen Risiko pada Asuransi Konstruksi yang
di terapkan oleh PT. Asuransi Asei Indonesia?
b. Bagaimana proses Underwriting dalam seleksi Risiko Calon
Peserta Asuransi Konstruksi pada PT. Asuransi Asei Indonesia?
c. Faktor apa saja yang menunjang kinerja Underwriting pada PT.
Asuransi Asei Indonesia?
d. Bagaimana Alokasi dan Distribusi surplus underwriting pada
produk asuransi konstruksi (CAR) di PT. Asuransi Asei Indonesia
(Unit Syariah)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk Mengetahui Manajemen Risiko yang di terapkan pada PT.
Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah.
b. Untuk Mengetahu Proses Underwriting yang dilakukan perusahaan
dalam penerapan manajemen risiko pada produk Asuransi
Konstruksi (CAR) di PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah.
9Yudhistira Garna, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : Judistira Foundation,2009),
h. 29.
12
c. Untuk mengetahui langkah - langkah yang dilakukan perusahaan
dalam menghindari dan mengurangi risiko yang terjadi pada
produk asuransi konstruksi (CAR).
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi perusahaan, membantu memudahkan pihak-pihak
terkait secara langsung maupun tidak langsung dalam proses
manajemen risiko pada perusahaan asuransi syariah.
b. Bagi Akademisi, hasil penelitian ini bisa di jadikan bahan kajian
ilmu manajemen resiko konstruksi pada asuransi syariah.
c. Manfaat bagi pihak lain. Penelitian ini diharapkan dapat
menambah khazanah ilmu pengetahuan yang mendalam tentang
dunia asuransi syariah.
D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu
Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan permasalahan pada
penelitian ini :
Amalia Novia Mardini S1 Konsentrasi Asuransi Syariah, Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah (2013). Judul: Manajemen
risiko dalam pengelolaan klaim nasabah asuransi pada PT Asuransi Jiwa
Bringin Life Syariah. Pembahasan : Penerapan manajemen risiko yang
dilakukan perusahaan asuransi jiwa PT. Bringin Life Syariah dalam
pengelolaan klaim yang dilakukan nasabah pada perusahaan tersebut.
Isnaniah S1 Konsentrasi Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan
Hukum. Universitas Islam Negeri Jakarta (2010). Judul: Analisis
13
Manajemen Risiko Pada BRIngin Life Syariah. Pembahasan: Membahas
mengenai manajemen risiko yang di terapkan oleh perusahaan asuransi
terhadap produk unit link di PT. BRIngin Life Syariah dengan
menggunakan metode underwriting dalam menyeleksi risiko yang
berdampak pada klaim dan juga terhadap nilai tingkat solvabilitas
perusahaan asuransi yang cukup maksimal.
Irwan Saputra S1 konsentrasi Asuransi Syariah, Fakultas Syariah
dan HukumUIN Syarif Hidayatullah (2014). Judul: Analisis pertimbangan
Underwriter dalam Menyeleski Kelayakan Risiko Calon Peserta Asuransi
Kebakaran.Pembahasan : Analisis pertimbangan underwriter dalam
menyeleksi kelayakan risiko calon peserta asuransi kebakaran yang
objeknya merupakan bangunan berupa rumah tinggal, ruko, perkantoran,
hotel, gedung dan perkantoran, hotel, dll.
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian penulis yang
berjudul Manajemen Risiko Asuransi Konstruksi pada PT. Asuransi Asei
Indonesia, terdapat pada objek dan judul, skripsi penulis membahas
penerapan manajemen risiko terhadap produk asuransi konstruksi yang
berfokus pada proses underwriting dan proses pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak calon peserta, dan proses pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak klaim.
14
E. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Kerangka Teori
Tinjauan teoritis dalam penelitian ini adalah hubungan antara
manajemen risiko dan underwriting dengan asuransi . Dunia asuransi
sudah sangat identik dengan manajemen risiko, karena asuransi adalah
salah satu teknik didalam manajemen risiko.Perusahaan asuransi adalah
perusahaan yang menerima pengalihan risiko dari tertanggung. Sehingga
aktivitas keseharian perusahaan adalah mengelola risiko pada pihak lain,
hal ini menyebabkan penerapan manajemen risiko sangatlah penting untuk
perusahaan asuransi. Manajemen risko sangat membantu proses
pengambilan keputusan dengan memperhatikan hal-hal diluar dugaan yang
dapat mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan atau organisasi.
Contohnya dalam hal menyeleksi calon peserta, underwriter akan
mengidentifikasi risiko dari calon peserta, seperti lokasi objek yg akan di
asuransikan, apakah lokasi aman dari risiko yang dapat merugikan
perusahaan seperti bencana alam, kebakaran, dan pencurian yang dapat
mempengaruhi pencapaian sasaran perusahaan atau organisasi.
Manajemen risiko juga memberikan pertimbangan mengenai tindakan
yang harus diambil guna mengenali berbagai risiko.
Proses manajemen risiko :
Proses manajmene risiko dapat digolongkan menjadi tiga aktivitas
besar, yaitu identifikasi risiko, analisis risiko, dan kontol risiko.
15
a) Identifikasi risiko, tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk mengenali
semua aspek risiko yang dapat memberikan dampak pada aset- aset atau
kapasitasnya dari suatu organisasi.
b) Analisis risiko, setelah diidentifikasi, risiko dianalisis sejauh mana
peluang terjadinya (Frekwensi) dan apabila benar- benar terjadi berapa
besarkah dampak kerugian yang bisa ditimbulkan (Severity).
c) Control risiko, tahap akhir dalam proses manajemen risiko setelah
risiko diidentifikasi dan dianalisis ditetapkan bahwa risiko tersebut
memiliki tingkat ancaman dan memerlukan pengendalian. Dalam
pengendalian risiko terdapat dua elemen, yaitu pengendalian risiko yang
berupa fisik dan pengendalian risiko berupa financial.Pengendalian risiko
fisik berhubungan dengan upaya untuk mengurangi tingkat risiko sejauh
mungkin, baik dalam frekuensiya maupun peluang kejadian dan besaran
kerugian apabila terjadi. Pengendalian risiko finansial lebih jauh dapat
dibagi menjadi dua kategori, yakni retensi risiko dan pembagian atau
penyebaran risiko. Retensi risiko berhubungan dengan risiko- risiko yang
telah diidentifikasi dengan baik, dianalisis yaitu pemilik risiko telah
dipertimbangkan bahwa sumber daya sudah cukup aman untuk
menghadapi risiko-risiko tersebut apabila terjadi.Pembagian risiko
berhubungan dengan risiko-risiko yang pemiliknya telah diperhitungkan
16
tidak mempunyai sumber daya internal yang cukup untuk menghadapi
risiko-risiko tersebut apabila terjadi.10
Penerapan manajemen risiko pada perusahaan asuransi dilakukan
pada proses underwriting, yaitu sebuah proses identifikasi dan seleksi
risiko dari calon tertanggung yang mengasuransikan dirinya di sebuah
perusahaan asuransi. Tugas underwriter merupakan elemen yang sangat
esensial dalam operasi perusahan asuransi, sebab tujuan underwriting
adalah meningkatkan keuntungan perusahaan melalui penerimaan
distribusi risiko yang diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Tanpa
underwriting yang efisien, perusahaan asuransi tidak akan mampu
bersaing dengan perusahaan asuransi lainnya.11
Underwriting merupakan proses penyelesaian dan pengelompokan
risiko dengan cara menyeleksi risiko dan mengklasifikasi risiko sesuai
tingakat insurability (dapat ditanggung oleh perusahaan), sehingga dapat
ditentukan tarif yang sesuai. Proses ini meliputi penolakan atas risiko-
risiko yang dapat diterima. Pertanggung jawaban yang utama dari
underwriter dalam seleksi risiko tersebut adalah memastikan risiko yang
akan dicover sesuai dengan tingkat risiko yang diasumsikan oleh
perusahaan.
10
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik.( Jakarta: Gema Insani) 2006.
h. 157. 11
Herman Darmawi, Manajemen Asuransi, (Jakarta : Bumi aksara) 2000, h. 31.
17
Tugas Underwriter :
Tugas utama underwriter adalah mengatur dana seefektif mungkin
dan menguntungkan. Pada asuransi syariah peran underwriter dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Mempertimbangkan risiko yang diajukan.
2. Memutuskan untuk menerima atau tidak risiko-risiko tersebut.
3. Menentukan syarat, ketentuan, dan lingkup ganti rugi.
4. Mengenakan biaya upah pada dana kontibusi peserta.
5. Mengamankanmargin profit.12
Tujuan underwriter bukan hanya menyeleksi risiko yang tidak akan
menimbukkan kerugian besar saja, tetapi tujuannya adalah untuk
menghindari suatu jumlah penanggungan yang tidak sebanding antara
risiko ringan dan risiko berat. Jadi jelas bahwa setiap bentuk
penanggungan akan menjalani proses selection of risk atau proses
underwriter agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan, maka
perusahaan mengadakan evaluasi terlebih dahulu terhadap semua risiko
yang hendak diasuransikan.
12
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan System
Operasional. (Jakarta : Gema insane 2004) h. 257.
18
2. Kerangka Konsep
Asuransi :
Asuransi adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih,
dimana penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan pengganti kepada tertaggung karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seorang yang dipertanggungkan.13
Sedangkan asuransi syariah
merupakan usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah pihak melalui investasi dalam bentuk aset tau dana tabarru yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui
akad yang sesuai syariah. 14
Manajemen Risiko :
Menurut James A.F Stoner dan Charles Wanke manajemen adalah
proses perencanaan, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota
organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi demi
tercapainya tujuan organisasi.15
Sedangkan risiko adalah
ketidaktentuanatau uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian
13
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional, ( Cetakan 1, Jakarta: Gema Insani Press 2004), h. 27. 14
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 21/DSN-MUI/X/2001,
Pedoman Umum Asuransi Syariah. 15
Siswanto, Pengantar Manajemen. ( Jakarta: Bumi Aksara 2010), h. 2.
19
(Loss).Unsur ketidaktentuan ini bisa mendatangkan kerugian dalam
asuransi.16
Manajemen risiko merupakan suatu cara, metode, atau ilmu
pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis risiko, bagaimana risiko itu
terjadi, dan bagaimana risiko itu dikelola dengan baik agar terhidar dari
kerugian.17
Manajemen risiko mempunyai arti yang lebih luas, yaitu semua
risiko yang terjadi dalam masyarakat (Kerugian harta, jiwa, keuangan,
usaha, dan lain-lain) ditinjau dari segi manajemen perusahaan.18
Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang
mencangkup identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko yang dapat
mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan.19
Manajemen
risiko sangatlah penting karena tujuan dari manajemen risiko tersebut
adalah mengelola perusahaan agar dapat mencegah perusahaan dari
kegagalan, mengurangi pengeluaran, menaiki keuntungan perusahan,
menekan biaya produksi, menambah nilai maksimum berkesinambungan
(sustainable).Tujuan utama untuk memahami potensi upside dan downside
dari semua faktor yang dapat memberikan dampak bagi
organisasi.Manajemen risiko meningkatkan kemungkinan sukses, dan
mengurangi kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam memimpin
keseluruhan sasaran organisasi atau perusahaan.
16
Abbas Salim,Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan.7. Jakarta; PT RajaGrafindo
Persada 2003), h. 4. 17
Syarif Ayat, Manajemen Risiko, (Jakarta : Gema Akastri, 2003), h. 1. 18
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan 7, Jakarta: PT Grafindo
Persada 2003), h. 195, Edisi Revisi ke-2. 19
Fahmi Basyah, Manajemen Risiko .Jakarta : PT Grasindo, 2007, h. 24.
20
Underwriting :
Underwriting disebut juga seleksi risiko. Underwriting merupakan
proses penaksiran, dan penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada
calon tertanggung. Tugas itu merupakan sebuah elemen yang esensial
dalam operasi perusahaan asuransi, sebab tujuan underwriter adalah
meningkatkan keuntungan melalui penerimaan distribusi risiko yang
diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Tanggung jawab utama dari
underwriter dalam seleksi risiko tersebut adalah memastikan tidak ada
risiko yang bisa menyebabkan kesulitan besar bagi perusahaan.20
F. Metode Penelitian dan Teknis Penulisan
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah penerapan manajemen risiko terhadap
produk Asuransi Konstruksi Syariah atau Contractor All Risk Insurance
(CAR) pada PT. Asuransi Asei Indonesia (Unit Syariah).
2. Jenis dan Sifat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, penelitian ini
menggunakan jenis penelitian analisis kualitatif yang bersifat analisis
deskriptif yaitu dengan mengumpulkan, menyusun, dan mendeskripsikan
berbagai dokumen data dan informasi yang aktual21
.
20
AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Persepektif Hukum Islam ( Jakarta: Prenada Media,
2005), h. 89. 21
Sugiono, Metodologi Penelitian Bisnis(Bandung: Alvabeta1999), h. 209.
21
3. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini meggunakan pendekatan kualitatif, artinya
pembahasan dititik-beratkan pada deskripsi data berupa kata-kata.
Penelitian ini merupakan penelitian laporan yaitu penelitian terhadap data
primer melalui wawancara dan data skunder yang didapatkan melalui
beberapa sumber tidak langsung.
1). Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data primer adalah hasil wawancara langsung yang dilakukan kepada
divisi underwriting mengenai informasi penerapan manajemen risiko
pada produk asuransi kecelakaan diri, dan proses underwriting yang
dilakukan underwriter pada PT Asuransi Asei Indonesia.
b. Data sekunder, yaitu data yang dipublish oleh perusahaan mengenai
penerapan manajemen risiko, dan data-data pendukung lainnya.
2). Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal ini untuk memperoleh data yang relevan, maka penelitian
menggunakan metode pengumpulan data dengan cara :
1) Studi Kepustakaan
Pengumpulan data atau informasi dilakukan dengan cara mepelajari
berbagai literatur yang diperoleh dari buku maupun jurnal yang
berhubungan dengan penerapan manajemen risiko asuransi.
22
2) Riset Lapangan
Penelitian lapangan riset lapangan yaitu penulis mengumpulkan data
secara langsung ketempat objek penelitian. Teknik pengumpulan data
dengan cara :
a. Wawancara yaitu merupakan salah satu cara pengumpula data dengan
tanya jawab secara bertahap dengan muka responden. Peneliti akan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak yang berkompeten juga
respresentatif dengan masalah yang ditieliti, yaitu divisi underwriting,
berkaitan dengan penerapan manajemen risiko yang dilakukan
PT.Asuransi Asei Indonesia (Unit Syariah) pada produk asuransi
konstruksi, tujuannya untuk memperoleh informasi data yang valid
dan akurat.
4. Pedoman Penulisan Skripsi
Adapun teknik penulisan dalam skripsi ini adalah menggunakan
buku “Pedoman Penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012”.
G. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mepermudah pemahaman dalam pembahasan isi
laporan ini secara keseluruhan, maka penulis membagipenyusunan yang
lebih sistematika penulisan skripsi ini kedalam lima bab, yang masing-
masing dari bab sebagai berikut:
23
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah dari
penelitian, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, teknis penulisan dan
sisematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini penulis akan yang memuat pengertian manajemen risiko,
proses manajemen risiko, macam- macam risiko, Underwriting,
asuransi konstruksi, landasan manajemen risiko pada perusahaan
PT. Asuransi Asei Indonesia, teori, kerangka pemikiran dan kajian
terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian,
yaitu prosedur pengumpulan data, teknik pengumpulan data, jenis
dan sumber data serta analisis data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dalam bab inipenulis menjelaskan penerapan manajemen risiko
pada PT. Asuransi Asei Indonesia terhadap produk asuransi
konstruksi, dan bagaimana strategi perusahaan tersebut dalam
menghindari dan mengurangi risiko.
24
BAB V PENUTUPAN
Dalam bab ini merupakan penutupan dari skripsi ini, yang
didalamnya memuat kesimpulan dan saran-saran untuk para
pembaca terutama perusahaan dan peneliti selanjutnya.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Tinjauan Umum Manajemen Risiko
A. Definisi Risiko
Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin
melahirkan kerugian (Loss). Unsur ketidaktentuan ini bisa mendatangkan
kerugian dalam asuransi, ketidaktentuan dapat dibagi menjadi: a)
ketidaktentuan ekonomi, b) ketidaktentuan yang disebabkan alam, c)
ketidaktentuan yang diperoleh sebab prilaku manusia. Diantara ketiga
jenis ketidaktentuan di atas, yang bisa dipertanggungkan ialah
ketidaktentuan alam dan manusia, sedangkan yang pertama tidak bisa
dipertanggungkan atau diasuransikan karna bersifat spekulatif dan tidak
bisa di ukur.
Risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a) Speculatif Risk
yaitu resiko yang bersifat spekulatif yaitu resiko yang bisa mendatangkan
untung atau rugi (misalnya seorang pedangan bisa untung atau rugi), b)
Pure Risk yaitu risiko yang selalu menyebabkan kerugian (Kematian,
kapal tenggelam, kebakaran dan sebagainya).22
B. Hal-hal yang Berkaitan dengan Risiko
a. Peril ialah segala sesuatu yang bisa menimbulkan kerugian. Antara
peril dan risk erat sekali hubungannya.
22
Abbas Salim. Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan.7.Jakarta; PT RajaGrafindo
Persada 2003),h. 4.
26
b. Hazard ialah suatu keadaan yang menambah kemungkinan terjadinya
peril (Kerugian), atau disebutkan pula hazard is a condition that
increases the chance of loss arising from peril.
Mengenai Hazard dapat kita bagi menjadi:
a. Physical hazard, yaitu hazard uang berbentuk fisik dan mengandung
unsure objektif, misalnya kerusakan secara fisik karena terbakar,
tabrakan, dan lainnya.
b. Moral hazard, yaitu hazard yang menyangkut diri seseorang dan
mengandung unsure subjektif. Misalnya dengan sengaja menubrukan
mobil kepohon, agar bisa mendapatkan ganti rugi.23
C. Macam – macam Risiko
Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan sebagai berikut :24
a. Risiko yang tidak disengaja ( Risiko Murni) adalah risiko yang apabia
terjadi tertentu dapat menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa
disengaja, misalnya terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian,
penggelapan, pengacuan dan sebagaiannya.
b. Risiko yang disengaja ( Risiko spekulatif), adalah risiko yang sengaja
ditimbulkan oleh seseorang agar terjadinya ketidakpastian itu
mendapatkan keuntungan kepadanya, misalnya risiko utang piutang,
perjudian, perdagangan berjangka dan sebagainya.
23
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Jakarta: PT Grafindo Persada2005)
,h.4-5. 24
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta: Salemba
Empat 2003), h.3.
27
c. Risiko Fundamental, risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan
kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa
orang saja tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan dan
sebagainya.
d. Risiko Khusus, adalah risiko yang bersumber dari peristiwa yang
mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal
kandas, peawat jatuh, tabrakan mobil dan sebagainya.
e. Risiko Dinamis, adalah Risiko yang timbul karena (dinamika)
perkembangan dan kemajuan masyarakat dibidang ekonomi, ilmu dan
teknologi, seperti risiko keuangan, risiko luar angkasa. Kebalikannya
disebut risiko statis, yaitu risiko hari tua, risiko kematian dan
sebagainya.
Dapat tidaknya risiko dialihkan pada pihak lain, maka risiko dapat
dibedakan menjadi :25
a. Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan
mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko kepada
perusahaan asuransi, dengan mebayar sejumlah premi asuransi,
sehingga semua kerugian menjadi tanggungan perusahaan asuransi.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat
diasuransikan), umumnya sejenis risiko yang spekulatif.
Menurut sumber atau penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan
kedalam:
25
Loc.cit.
28
a. Risiko intern yaitu risiko yang berasal dari perusahaan itu sendiri,
seperti kecelakaan kerja, kerusakan aktiva karena karyawan, kesalahan
manajemen, dll.
b. Risiko ekstern, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti
risiko pencurian penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan
kebijakan pemerintah dan lainya.
D. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu cara, metode atau ilmu
pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis risiko, bagaimana risiko itu
terjadi, dan bagaimana risiko itu dikelola dengan baik agar terhidar dari
kerugian.26
Manajemen risiko mempunyai arti yang lebih luas, yaitu semua
risiko yang terjadi dalam masyarakat (Kerugian harta, jiwa, keuangan,
usaha dan lain-lain) ditinjau dari segi manajemen perusahaan.27
Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencangkup
identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko yang dapat mengancam
kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Manajemen risiko juga
berhubungan erat dengan fungsi perusahaan (Fungsi keuangan, fungsi
akuntansi, fungsi pemasaran, fungsi produksi, fungsi personalia, fungsi
teknik serta pemeliharaan), dan fungsi-fungsi tersebut mengandung
banyak risiko dalam pengelolaan perusahaan.28
26
Syarif Ayat, Manajemen Risiko, (Jakarta : Gema Akastri, 2003) hal.1. 27
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan 7, Jakarta: PT Grafindo
Persada 2003) hal.195, Edisi Revisi ke-2. 28
Abbas Salim. Asuransi dan Manajemen Risiko (Cetakan.7. Jakarta; PT RajaGrafindo
Persada 2003), hal.199.
29
Proses atau langkah yang biasanya dilakukan dalam upaya
menghadapi atau mengelolasuatu risiko (risk manajemen proces) sangat
tergantung pada konsep dasar yang digunakan oleh perusahaan.29
2. Proses Manajemen Risiko
Manajemen Risiko mencakup beberapa tahapan yaitu:
a. Identifikasi Risiko :
Tujuan dari identifikasi risiko adalah untuk mengenali semua
aspek risiko yang dapat memberikan dampak pada aset-aset
atau kapasitasnya dari suatu organisasi. Identifikasi dilakukan
dengan menganalisis sejumlah faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan kecendrungan seseorang atau objek lain akan
terjaidnya kehilangan. 30
1) Physical hazard, yaitu hazard uang berbentuk fisik dan
mengandung unsur objektif, misalnya kerusakan secara fisik
karena terbakar, tabrakan, dan lainnya.
2) Moral hazard, yaitu hazard yang menyangkut diri seseorang
dan mengandung unsure subjektif. Misalnya dengan sengaja
menubrukan mobil kepohon, agar bisa mendapatkan ganti rugi.
b. Analisis Risiko
Setelah diidentifikasi, risiko dianalisis sejauh mana peluang
terjadinya (Frequency) dan apabila benar- benar terjadi berapa
besarkah dampak kerugian yang bisa ditimbulkan (Severity).
29
Syarif Ayat, Manajemen Risiko ,(Jakarta: Gema Akastri 2003) h.62. 30
Rini Endang Kusumarini, Pengantar Underwriting (Jakarta: PT. ReIndo 2010) h.10.
30
c. Control risiko
Tahap akhir dalam proses manajemen risiko setelah risiko
diidentifikasi dan dianalisis ditetapkan bahwa risiko tersebut
memiliki tingkat ancaman dan memerlukan pengendalian.
Dalam pengendalian risiko terdapat dua elemen, yaitu
pengendalian risiko yang berupa fisik dan pengendalian risiko
berupa financial.Pengendalian risiko fisik berhubungan dengan
upaya untuk mengurangi tingkat risiko sejauh mungkin, baik
dalam frekuensiya maupun peluang kejadian dan besaran
kerugian apabila terjadi. Pengendalian risiko finansial lebih
jauh dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni retensi risiko
dan pembagian atau penyebaran risiko. Retensi risiko
berhubungan dengan risiko- risiko yang telah diidentifikasi
dengan baik, dianalisis yaitu pemilik risiko telah
dipertimbangkan bahwa sumber daya sudah cukup aman untuk
menghadapi risiko-risiko tersebut apabila terjadi.Pembagian
risiko berhubungan dengan risiko-risiko yang pemiliknya telah
diperhitungkan tidak mempunyai sumber daya internal yang
cukup untuk menghadapi risiko-risiko tersebut apabila terjadi.31
31
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik.( Jakarta: Gema Insani) 2006.
hal 157.
31
3. Asuransi Engineering (Rekayasa)32
Asuransi Engineering (Rekayasa) dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian,
yaitu :
A. Asuransi Engineering Proyek
B. Asuransi Engineering Non Proyek
A. Asuransi Engineering Proyek.33
Adalah suatu asuransi/pertanggungan yang memberikan jaminan/proteksi
atas kerugian atau kerusakan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek
pembangunan maupun pemasangan mesin-mesin termasuk instalasinya,
sebagai akibat risiko-risiko yang dijamin dalam polis.
Asuransi Engineering Proyek dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Asuransi Engineering atas Proyek Pekerjaan Konstruksi atau
Contractor All Risks Insurance (C.A.R.) Proyek Pekerjaan Konstruksi
atau Pembangunan adalah proyek-proyek yang sebagian besar
pekerjaannya adalah berupa pekerjaan tehnik sipil dalam kaitannya
dengan kegiatan pembangunan suatu obyek, misal :
Proyek pembangunan Gedung, seperti Perkantoran, Rumah
sakit dll.
Proyek pembangunan prasarana, seperti : Jalan.
32“Asuransi Rekayasa Syariah” Diakses pada Jumat 03 Maret 2017
http://www.akademiasuransi.org/2012/10/pengelompokan-asuransi-engineering.html 33
Loc,cit.
32
2. Asuransi Engineering atas Proyek Pekerjaan Pemasangan atau
Erection All Risks Insurance (E.A.R.) Proyek Pekerjaan Pemasangan
adalah proyek-proyek yang sebagian besar pekerjaannya adalah
berupa pekerjaan-pekerjaan Tehnik Mesin dan/atau Tehnik Listrik dan
/atau Tehnik Sipil Baja, misal :
Proyek pemasangan mesin pabrik Tektil, pabrik baja, pabrik
pupuk dll.
Proyek pemasangan peralatan listrik, seperti Genset, boiler,
panel listrik dll.
Proyek pemasangan peralatan telekomunikasi, seperti Antene,
pemancar dll.
3. Contractor All Risks Insurance (C.A.R.)
Adalah suatu Asuransi atau Pertanggungan yang memberikan jaminan
atau proteksi atas kerugian atau kerusakan dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek pembangunan (Konstruksi) baik Tehnik Sipil Basah
maupun Tehnik Sipil Kering, sebagai akibat dari seluruh risiko kecuali
yang dikecualikan dalam pengecualian polis (All Risks).
Proyek Pembangunan Tehnik Sipil Basah adalah proyek
pembangunan seperti Jalan, Dam, Dermaga, Jetty, Mercu-suar,
Jembatan dll.Sedangkan Proyek pembangunan Tehnik Sipil Kering
adalah proyek pembangunan gedung-gedung baik bertingkat maupun
tidak bertingkat seperti Rumah tinggal, Sekolah, Rumah sakit,
Perkantoran, Pertokoan dll.
33
4. Erection All Risk Insurance (E.A.R.).
Adalah suatu Asuransi atau Pertanggungan yang memberikan
jaminan/ proteksi atas kerugian atau kerusakan dalam pelaksanaan
pekerjaan proyek pemasangan mesin-mesin berikut instalasinya,
sebagai akibat dari seluruh risiko kecuali yang dikecualikan dalam
pengecualian polis.(All Risks) Misal : Proyek pemasangan mesin-
mesin Pabrik Tekstil, Pabrik Baja, Pabrik Semen, Gen-set,
Transformer, Boiler, Peralatan Telekomunikasi, Antena, Pemancar
dan lain-lain.
B. Asuransi Engineering Non Proyek.
Adalah suatu Asuransi atau Pertanggungan yang memberikan jaminan atau
proteksi yang diberikan untuk kegiatan-kegiatan teknik selama masa
operasionalnya. Jaminan ini mencakup atas :
Mesin-mesin industri maupun non-industri, seperti mesin-mesin
pembangkit tenaga listrik, boiler, mesin-mesin produksi, mesin-
mesin pembantu dll.
Peralatan Elektronika, seperti instalasi komputer, mesin scanner,
mesin pem-bangkit sinar X (X -ray), pemancar radio dll.
alat-alat berat sepetrti Excavator, crane, bulldozer dll.
Struktur bangunan hasil pekerjaan tehnik sipil, seperti Dermaga,
Dam, Jembatan, jalan dll.
Risiko-risiko yang terdapat dalam masa operasional mesin, pada
dasarnya sangat beragam dan tergantung pada jenis mesin atau obyek
34
itu sendiri.Dengan memperhatikan jenis mesin atau obyek yang akan
dijamin dan dengan memperhatikan kerakteristik jenis risiko yang
dapat diasuransikan, maka pada prinsipnya jenis-jenis jaminan polis
yang ada dapat bermacam-macam tergantung dari keperluannya.
Lamanya jaminan dalam Asuransi Engineering Non Proyek umumnya
1(satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali untuk periode 1(satu)
tahun berikutnya.
Jenis Asuransi yang tergolong dalam Asuransi Engineering Non
Proyek :
1. Machinery Breakdown Insurance. (M.B.).
2. Boiler & Pressure Vessel Explosion Insurance.
3. Deterioration of Stock Insurance. (D.O.S).
4. Electronic Equipment Insurance. (E.E.I.)
5. Civil Engineering Complete Risks Insurance. (C.E.C.R.).
6. Etc 34
4. Underwriting
A. Pengertian Underwriting
Underwriting disebut juga seleksi risiko. Underwriting merupakan
proses penaksiran, dan penggolongan tingkat risiko yang terdapat pada
calon tertanggung. Tugas itu merupakan sebuah elemen yang esensial
dalam operasi perusahaan asuransi, sebab tujuan underwriter adalah
meningkatkan keuntungan melalui penerimaan distribusi risiko yang
34“Asuransi Rekayasa Syariah” Diakses pada Jumat 03 Maret 2017
http://www.akademiasuransi.org/2012/10/pengelompokan-asuransi-engineering.html
35
diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Tanggung jawab utama dari
underwriter dalam seleksi risiko tersebut adalah memastikan tidak ada
risiko yang bisa menyebabkan kesulitan besar bagi perusahaan .35
B. Tujuan Underwriting
Tujuan utama underwriting adalah melindungi perusahaan terhadap
seleksi kerugian. Namun, proses underwriting perusahaan asuransi tetap
berfokus pada pemberian persetujuan dan penerbitan pertanggungan yang:
a. Bertanggung jawab dalm risk assesment (penilaian risiko yaitu
proses penentuan tingkat risiko setiap orang atau group calon
tertanggung dimana setiaop tertanggung membayar premi yang
mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki dan sesuai dengan
produk asuransi yang diterima.
b. Wajar dan adil para tertanggung dan perusahaan.
c. Delivery by the agent (dapat disampaikan oleh agen)
seorang pemoohon asuransi perorang mebuat keputusan akhir
yaitu akan menerima polis asuransi pada saat diserahkan. Jika si
pembeli memilih untuk tidak meenerima polis asuransi pada saat
agen asuransi berusaha untuk menyerahkan polisnya, maka polis
tersebut dikatakan undeliverable (tidak dapat disampaikan).
d. Memberikan profit pada perusahaan.36
35
AM. Hasan Ali. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam ( Jakarta: Prenada Media,
2005) h.89. 36
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah dan Konvensional (Konsep dan Sistem
Operasional), (Jakarta: Gema Insani 2004) h.183-184.
36
C. Tugas dan Fungsi Underwriting
Seorang underwriter adalah bagian yang sangat penting pada
perusahaan asuransi.Untuk itu tugas dan fungsi underwriter harus
dijalankan dengan prinsip keadilan, baik untuk peserta dan perusahaan
asuransi. Adapun tugas dan fungsi underwriter adalah sebagai berikut:
A. Tugas utama underwriter antara lain mengatur dana seefektif
mungkin dan menguntungkan. Peranan lain underwriter, yaitu:37
1) Mempertimbangka risiko yang diajukan.
2) Memutuskan untuk menerima atau tidak risiko-risiko
tersebut.
3) Menentukan syarat, ketentuan, dan lingkup ganti rugi.
4) Mengenakan biaya upah pada dana kontribusi peserta.
5) Mengamankan margin profit.
B. Fungsi Underwriting
Underwriting merupkan salah satu fungsi utama dalam proses:
1) Menilai dan menggolongkan tingkat risiko yang dimiliki
oleh seorang calon tertanggung atau sekelompok orang
dalam pertanggungkan sehubungan dengan produk asuransi
tertentu.
2) Mengambil keputusan untuk menerima atau menolak
risiko.
37
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah dan Konvensional (Konsep dan Sistem
Operasional), (Jakarta:Gema Insani 2004) hal. 257.
37
5. Rasio Klaim
1. Pengertian Klaim
Klaim asuransi adalah sebuah permintaan resmi kepada
perusahaan asuransi, untuk meminta pembayaran berdasarkan
ketentuan perjanjian. Klaim Asuransi yang diajukan akan ditinjau
oleh perusahaan untuk validitasnya dan kemudian dibayarkan
kepada pihak tertanggung setelah disetujui. Klaim merupakan
sebuah permintaan resmi kepada perusahaan asuransi, untuk
meminta pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian. Klaim
Asuransi yang diajukan akan ditinjau oleh perusahaan untuk
validitasnya dan kemudian dibayarkan kepada pihak tertanggung
setelah disetujui. Klaim juga merupakan salah satu kegiatan
operasional perusahaan asuransi yang harus diselesaikan antara
pihak asuransi dengan tertanggung atau pemegang polis.
2. Rasio klaim
Pengukuran kinerja perusahaan selain dilihat dari aspek
keuangan, juga dapat dilihat dari aspek operasional
perusahaan.Klaim merupakan salah satu kegiatan operasional
perusahaan asuransi yang harus diselesaikan antara pihak asuransi
dengan tertanggung atau pemegang polis.
Perusahaan dapat mengetahui berapa besar pembayaran
klaim yang telah dilakukan akibat terjadinya kerugian yang dialami
oleh pemegang polis (tertanggung). Untuk mengukur rasio klaim
38
dalam perusahaan asuransi kerugian dilakukan dengan
perbandingan antara klaim bruto dengan premi bruto.. Rasio ini
mencerminkan pengalaman klaim ( loss ratio ) yang terjadi serta
kualitas usaha penutupannya.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif
sifatnya deskriptif analitik.Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan,
hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan,
disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan
angka-angka.Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya
informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas
dasar data aslinya.Hasil analisis data berupa pemaparan mengenai situasi
yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif.38
B. Subjek-Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pihak
yang terkait langsung di PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah, yang
beralamatkan Gedung Menara Kadin Indonesia, Lantai 21-22. Jl. H.R
Rasuna Said Blok X-5 Kav. 2-3 Jakata. Sedangkan objek dari penelitian
ini adalah mengenai manajemen risiko, proses underwriting dilihat dari
severity dan frekuensi dan proses penerimaan atau penolakan klaim pada
Produk Asuransi Konstruksi (CAR) di PT. Asuransi Asei Indonesia Unit
Syariah.
38
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta : Paragotama
Jaya, 2013), h.87.
40
C. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini adalah suatu usaha untuk menentukan,
mengembangkan, dan menguji suatu pengetahuan, yang dilakukan dengan
metode ilmiah.39
Pemilihan metode penelitian sangat berpengaruh pada
kesempurnaan dari hasil penelitian ini, maka dalam hal ini penulis
menggunakan penelitian sebagai berikut:
1. Jenis Data
Jenis Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara teliti dan
sistematis atas gejala-gejala (fenomenal) yang sedang diteliti.40
Penulis
melakukan observasi dengan melihat dan mengamati secara langsung
terhadap pihak-pihak yang terkait dalam proses pengajuan klaim dan
proses pengambilan keputusan klaim tersebut.
b. Data Sekunder
Penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari dokumen-
dokumen perusahaan yang berkaitan dengan topic yang diteliti, data
atau informasi dari instasi-instasi terkait dengan penelitian, buku
jurnal, artikel, makalah, dan karya ilmiah lainnya yang berisi tentang
informasi pendukung dan pelengkap data primer.
39
Sutrisno Hadi, Metode Research I, (Yogyakarta : Andi Offset, 1989), h.4. 40
Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis,
(Yogyakarta : Unit Penerbit dan percetakn (UPP) Akademi Manajemen Perusahaan YKKPN,
2003), h.89.
41
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan ada dua macam yaitu
metode penelitian lapangan dan metode penelitian perpustakaan, yang
dimaksud oleh keduanya adalah :
Wawancara (Interview) yaitu melakukan wawancara dengan pihak-pihak
yang terkait, dengan menggunakan teknik wawancara, bentuk pertanyaan
yang diajukan terlebih dahulu disusun sebelum proses wawancara
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan yang berkaitan
dengan pembahasan, yaitu manajemen risiko yang di terapkan, proses
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak calon peserta dan
proses pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak klaim.
a. wawancara bersifat terbuka dimana responden diberi kesempatan
untuk menjawab, dapat berkembang lebih lanjut dan disesuaikan
dengan situasi.
b. Studi Kepustakaan, adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
cara membaca dan menganalisis dokumen-dokumen, buku-buku, dan
bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Patton analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar.
Dalam melakukan analisis data ada beberapa hal yang dilakukan peneliti :
42
1. Peneliti menulis hasil wawancara secara verbatim serta membuat
laporan-laporan observasi yang telah dilakukan pada subjek penelitian
selama wawancara.
2. Analisis awal data setiap subjek, kemudian menyimpulkan inti dari
setiap jawaban subjek untuk menemukan tema-tema dan pola-pola
jawaban yang muncul dalam wawancara.
3. Peneliti menuliskan kesimpulan sementara yang dilanjutkan
dengan mendaftar tema-tema yang muncul dan mencoba memikirkan
hubungan-hubungan diantara mereka.
4. Peneliti menyusun data yang berisikan daftar tema-tema dan
kategori yang telah disusun sehingga menampilkan pola hubungan
antara kategori (cross case, bukan lagi tunggal kasus yang kemudian
akan dituangkan dalam bentuk analisis).41
41
Moelong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Banung : PT. Remaja Rosdakarya,
2004), h.103
43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Asuransi Asei Indonesia
a. Sekilas PT. Asuransi Asei Indonesia
PT Asuransi Asei Indonesia (Asuransi Asei) merupakan hasil
transformasi PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) yang berpengalaman
dan memiliki kompetensi di bidang asuransi dan jaminan. Asuransi Asei
hadir menjadi menjadi perusahaan asuransi yang lebih dinamis dan
mampu menghadapi tantangan masa depan. Asuransi Asei memiliki visi
menjadi perusahaan asuransi terkemuka dan terpercaya di Indonesia
melalui layanan terintegrasi berbasis teknologi.42
Secara legal (de jure), PT Asuransi Asei Indonesia berdiri pada 9
Oktober 2014 berdasarkan Akte Pendirian Perusahaan Nomor 08 yang
dibuat oleh dan di hadapan Notaris Marthin Aliunir, SH dan memperoleh
Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI melalui Surat Keputusan Nomor
AHU-29156.40.10.2014 tertanggal 13 Oktober 2014 serta Surat Ijin Usaha
Asuransi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor KEP-121/D.05/2014
tanggal 21 Oktober 2014.
Namun, secara de facto bisnis Asuransi Asei sudah berlangsung
sejak 1985 melalui PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1983, yang bergerak di bidang
asuransi dan jaminan untuk mendukung pengembangan ekspor non-migas
42
Sumber Data Arsip PT. Asuransi Asei Indonesia
44
nasional. Seiring dengan kebutuhan nasional, pemerintah selaku pemegang
saham, melakukan tranformasi PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)
menjadi PT Asei Reasuransi Indonesia (Persero) dengan call brand Asei
Re, yang fokus dalam pengembangan bisnis reasuransi. Asei Re kemudian
berganti nama menjadi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) dengan
call brand Indonesia Re. Sedangkan bisnis asuransi dan jaminan
dilaksanakan oleh anak perusahaan, PT Asuransi Asei Indonesia.
PT Asuransi Asei Indonesia didirikan dengan modal dasar Rp 800
miliar dan modal disetor Rp 550 miliar. Pemegang sahamnya adalah PT
Asei Re (Persero) dengan komposisi 99,998% dan sisanya 0,002%
dimiliki oleh Koperasi Pegawai PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero).
Pada 31 Oktober 2014 melalui surat Nomor S-658/NB.211/2014, OJK
memberikan ijin pengalihan portofolio Bisnis Direct dan Reasuransi PT
Asei Re kepada PT Asuransi Asei Indonesia, dan pada 17 Desember 2014
spin off mendapat persetujuan efektif dari RUPS PT Asei Re.43
43
Sumber Data Arsip PT. Asuransi Asei Indonesia
45
b. Profil Perusahaan
Gambar II.1
Profil Perusahaan
Di tahun 1985, Pendirian PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero),
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1983.Perseroan bergerak
di bidang asuransi untuk mendukung pengembangan ekspor non-migas.
Tahun 2002, Seiring dengan perkembangan dan dinamika bisnis,
PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero), membangun indetitas korporasi
baru dengan perubahan logo perusahaan dan pembangunan kultur
perusahaan yang siap menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin
ketat.
Di tahun 2013, Kementerian BUMN menyiapkan perusahaan
Reasuransi Nasional untuk mengatasi tingginya pembayaran premi
reasuransi ke perusahaan luar negeri.PT Asuransi Ekspor Indonesia
(persero) dipilih untuk menjadi perusahaan reasuransi nasional.
46
Tahun 2014, Perubahan nama PT Asuransi Ekspor Indonesia
(Persero) menjadi PT Asei Reasuransi Indonesia (Persero), disingkat Asei
Re. Seiring dengan perubahaan nama perusahaan tersebut juga perubahan
logo baru Asei Re.
PT Asei Reasuransi Indonesia (Persero) mendirikan anak
perusahaan PT Asuransi Asei Indonesia untuk melaksanakan bisnis
asuransi dan Penjaminan yang selama ini dijalankan Asuransi Asei pada 9
Oktober 2014 berdasarkan Akte Pendirian Perusahaan Nomor 08 yang
dibuat oleh dan di hadapan Notaris Marthin Aliunir, SH dan memperoleh
Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI melalui Surat Keputusan Nomor
AHU-29156.40.10.2014 tertanggal 13 Oktober 2014 serta Surat Ijin Usaha
Asuransi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor KEP 121/D.05/2014
tanggal 21 Oktober 2014.
OJK memberikan ijin pengalihan portofolio Bisnis Direct dan
Reasuransi PT Asei Re kepada PT Asuransi Asei Indonesia, dan pada 17
Desember 2014 spin off mendapat persetujuan efektif dari RUPS PT Asei
Re.
Di tahun 2015, PT Asei Reasuransi Indonesia (Persero) berubah
nama menjadi PT Reasuransi Indonesia (Persero) atau disingkat Indonesia
Re.44
44
Sumber Data Arsip PT. Asuransi Asei Indonesia
47
c. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
"Menjadi perusahaan asuransi yang terkemuka dan terpercaya di
Indonesia melalui layanan terintegrasi berbasis teknologi."
Misi Perusahaan
1. Berkomitmen tinggi dalam mernberikan pelayanan prima serta
bernilai tambah pada stakeholder melalui inovasi produk dan
pengembangan teknologi informasi yang berkesinambungan.
2. Memperoleh hasil underwriting yang terus meningkat melalui
Asuransi Keuangan, Asuransi Umum, dan Asuransi Syariah.
3. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas sumber daya
manusia yang profesional secara berkelanjutan.45
d. Kepala Divisi dan kepala Unit
1. JN Kana. (Kepala Divisi Pemasaran dan Pengembangan Bisnis).
Dari 20 tahun masa kerjanya, Kana memiliki pengalaman selama
18,5 tahun di bidang reasuransi. Pengalaman ini dimulai sejak saat bekerja
di PT. Asuransi Central Asia pada tahun 1994 hingga 2001 dan kemudian
dilanjutkan saat bergabung dengan Asuransi Asei pada tahun 2001 hingga
saat ini. Kana juga memiliki pengalaman di bidang pemasaran Asuransi
Umum di Kantor Cabang Utama selama 6 bulan dan pengalaman di
bidang underwriting marine hull dan aviation selama 12 bulan.Pemegang
45
Sumber Data Arsip PT. Asuransi Asei Indonesia
48
sertifikasi profesi AAAIK (Ajun Ahli Asuransi Kerugian) dari AAMAI
(Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia) ini sedang mengejar
perolehan sertifikasi profesi dari The Australian and New Zealand Institute
of Insurance and Finance.
2. Taufiek Dharviandi. (Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan).
Pria kelahiran Bandung, 26 Maret 1971 ini merupakan lulusan
Universitas Pasundan Bandung Jurusan Ilmu Sosial & Ilmu Politik dan
Magister Manajemen Jurusan Manajemen Pemasaran. Bergabung di
Asuransi Asei pada tahun 1998 di Bagian Sekretariat Perusahaan dan
mengalami beberapa kali alihtugas hingga pada tahun 2004 menjadi
Spesialis Marketing & Underwriting di Kantor Cabang Semarang. Tahun
2008 ditugaskan menjadi Spesialis Underwriting Asuransi Kredit dan
kemudian menjadi Kepala Seksi Pemasaran Suretyship di Kantor
Pusat.Pada tahun 2009 menjabat sebagai Kepala Kantor Pemasaran
Yogyakarta. Tahun 2012 diangkat menjadi Kepala Cabang Semarang dan
Kepala Cabang Jakarta 2 setelahnya. Tahun 2013 diangkat menjadi Kepala
Divisi Asuransi Ekspor kemudian alih tugas menjadi Kepala Divisi
Suretyship pada tahun yang sama. Tahun 2014 menjadi Kepala Divisi
Undewriting Penjaminan dan alih tugas kembali menjadi Kepala Divisi
Underwriting Asuransi Ekspor & Asuransi Kredit, Kepala Divisi Satuan
Pengawasan Internal, saat ini ditugaskan menjadi Kepala Divisi
Manajemen Risiko dan Kepatuhan.
49
3. Tauchid Pradana. (Kepala Divisi Underwriting Penjaminan).
Lahir di Jakarta, 1 Oktober 1968, merupakan lulusan Universitas
Trisakti sarjana Ekonomi Manajemen tahun 1992, karir beliau diawali
tahun 1992 di PT Philips Ralin Electronic Jakarta bergabung di Asuransi
Asei dimulai tahun 1993 Bagian Business Information Service, Kepala
Seksi Pemasaran Korporasi Bagian Pemasaran tahun 2003, Kepala Bagian
Pemasaran Korporasi Tahun 2004, Kepala Cabang Balikpapan tahun 2006,
Kepala Cabang Tangerang tahun 2014 dan di bulan januari 2015 dipercaya
sebagai Kepala Divisi UW Penjaminan.
4. Fakih Wahyudi. (Kepala Divisi Underwriting Asuransi Umum).
Lahir di Jakarta pada tanggal 6 Desember 1976 dan menyelesaikan
pendidikan Strata 1 di STIA-LAN di Jakarta tahun 2001. Memiliki
Akreditasi Profesi dari Dalam Negeri AAAIK yang dikeluarkan oleh
AAMAI tahun 2001 serta memiliki Akreditasi Profesi Luar Negeri IPGDI
dari Institute of Insurance and Risk Management tahun 2004, AMII dari
The Malaysian Insurance Institute tahun 2007 serta ACII dari The
Chartered Insurance Institute - London tahun 2008. Memulai Karir di PT
Asuransi Jasa Indonesia (Persero) di tahun 1999 hingga 2007 di Bidang
Reasuransi sebagai Facultative Underwriter dan Treaty Underwriter
Dalam Negeri serta Luar Negeri. Pada tahun 2007 bertanggung jawab atas
seluruh penyusunan Program Reasuransi Treaty baik Konvensional
maupun Syariah. Sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2014 sebagai Kepala
50
Divisi Reasuransi. Tahun 2014 sebagai Technical Manager pada KC.
Jakarta - S. Parman. Bergabung di Asuransi Asei Indonesia (Persero) sejak
Agustus 2014 sebagai Kepala Divisi Asuransi Umum hingga saat ini.
5. Marah Kerma. (Kepala Divisi Reasuransi).
Marah Kerma Manurung memulai karirnya di industri asuransi tahun 1996
dengan bergabung dengan PT. Asuransi Central Asia, melalui jalur MT.
Sempat berkarir di Vitasia Ltd HK, - Reinsurance Brokers, sebelum
akhirnya pindah ke asuransi joint-venture, PT. Asuransi Samsung Tugu
tahun 1999. Sejak bergabung dengan ASEI pada Juni 2002, alumnus FISIP
UNPAD Bandung ini ditempatkan di Bagian Reasuransi dan akhirnya
dipercaya sebagai ASEI’s Berne Union (BU) contact, Asosiasi Perusahaan
Asuransi Ekspor seluruh dunia, tahun 2004-2008. Pemegang gelar AAAI-
K ini selanjutnya dipercaya menjadi Manager Reasuransi, Klaim dan
Subrogasi (RKS) Divisi Suretyship dan melengkapi pengalamannya di
Kantor Cabang ASEI Bandung selama enam bulan, dari April - September
2013. Kembali ke Kantor Pusat, pria berkumis ini dipercaya sebagai
Manager Pemasaran Asuransi Umum sampai akhir tahun 2013. Setelah
menjadi Manager Treaty selama satu tahun, mulai 14 Januari 2015
pemegang gelar ANZIIF (Assoc) ini dipercaya Managemen sebagai
Kepala Divisi Reasuransi sampai sekarang. Saat ini, pria kelahiran
Tarutung ini sedang menyelesaikan ANZIIF (Senior) dan Magister
Manajemen di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
51
6. Wahyu Siswanto. (Kepala Divisi Klaim & Subrogasi).
Pria Kelahiran Makassar Sulawesi Selatan September 1965, Tamatan
Fakultas Ekonomi UKI Maret 1989 . meniti karir dimulai dari Pegawai
Bank International Indonesia sejak April 1989, melalui Jalur Manajemen
Trainee dan ditempatkan pada Divisi International Banking Jakarta di
tahun 1989 hingga Agustus 1993 lalu melanjutkan bergabung dengan
ASEI sebagain Staf Pemasaran.
7. Agung Budi Setiawan. (Plh. Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan)
Lahir di Padang, 30 Januari 1972 merupakan lulusan Teknik Sipil
Universitas Parahyangan Bandung dan MBA Institut Teknologi Bandung.
Pernah bekerja di Bank Danamon Indonesia dan Bank BRI (Persero)
sebelum bergabung di Asuransi Asei sejak Nopember 2001 dengan
penempatan pertama di KC Bandung. Posisi yang pernah ditempati yaitu
Kabag Asuransi Ekspor KCU Jakarta, Kabag Underwriting Asuransi
Kredit Kantor Pusat, Kepala Divisi Suretyship, Kabag Pemasaran dan
Pengembangan Asuransi Ekspor Kantor Pusat, Kepala Divisi Klaim &
Subrogasi dan Wakil Kepala Cabang KCU Jakarta. Kepala Unit
Perencanaan & Pengembangan Usaha, dan sejak Oktober 2015 dipercaya
sebagai Kepala Sekertari Perusahaan.
8. Musa Harun Taufik. (Kepala Divisi Investasi).
Lahir di Yogyakarta, 24 February 1966 meruapakan lulusan Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta Fakultas Ekonomi Manajemen dan MBA dari
United States International University, San Diego, California, USA.
52
Sebelum bergabung di Asuransi Asei pernah bekerja sebagai general
Manager di Megapolitan Group untuk industry manufacture, sebagai Sales
dan Marketing Manager di Indonesian Trade and Distribution Center
(ITDC) BV, Rotterdam Belanda. Bergabung di Asuransi Asei sejak Mei
2001. Posisi yang pernah ditempati yaitu Kabag Asuransi Kredit Kantor
Pusat, Kepala Cabang Jakarta II, Kepala Cabang Utama Jakarta, Kepala
Cabang Bandung, Kepala Divisi Asuransi Kredit. Kepala Divisi
Pemasaran dan Pengembangan Bisnis, sejak Januari 2015 dipercaya
menjabat sebagai Kepala Divisi Investasi.
9. Adhika Narbuditya. (Plh. Kepala Underwriting AE / AK).
Lahir di Yogyakarta, 25 April 1974, Bapak dari satu putri ini merupakan
lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta sarjana bidang
Sosiologi pada tahun 1998, awal karir beliau dimulai tahun 2004 di PT
Bank Danamon Indonesia, Tbk, mulai bergabung dengan Asuransi Asei
pada akhir tahun 2009 pada bagian CRM AE/AK di kantor pusat, Staf
Underwriting Suretyship tahun 2011, menjadi Kepala Bagian
Underwriting Regional 1 Kantor Pusat tahun 2012, Kepala Bagian
Underwriting JUBG tahun 2014, Kepala Bagian Underwriting Penjaminan
AE-AK KCU Jakarta tahun 2015, Kepala Bagian UW AE-AK 2 tahun
2015, sejak Juli 2015 dipercaya sebagai Plh. Kepala Divisi UW AE-AK.
10. Agus Triyogo. (Kepala Divisi Sumber Daya Manusia & Umum)
Lahir di Padang, 11 Agustus 1965, merupakan lulusan Universitas Negeri
Jenderal Soedirman Purwokerto, sarjana Fakultas Ekonomi tahun 1988
53
sebelum bergabung di Asuransi Asei pernah bekerja di PT Wijaya karya
(Persero) dan Bank Indonesia - Jakarta. Beliau Bergabung di Asuransi
Asei dimulai tahun 2001 sebagai pegawai Tetap Bagian Umum &
Personalia, Kepala Bagian SDM Kantor Pusat, Kepala Bagian Pemasaran
Korporasi, Kepala Bagian Perencanaan dan pengembangan (P2), Wakil
Kepala Cabang KCU Jakarta, Kepala Bagian Umum, Kepala Bagian
Pengembangan Kantor Cabang, serta Kepala Bagian Pengembangan
Kantor Cabang dan Kepala Bagian fungsi Pembinaan dan Pengembangan
Kantor Cabang . Sejak Januari 2015 dipercaya sebagai Kepala Divisi SDM
dan Umum.
11. Seskohadi Adhie Kusumo. (Kepala Unit Perencanaan & Pengembangan
Usaha).
Lahir di Bandung 9 Juli 1965.Merupakan lulusan Fakultas Ekonomi
Universitas Pancasila pada tahun 1988.Bergabung di Asuransi Asei tahun
1992 sebagai Pemasar Asuransi Ekspor. Pada tahun 1997 pernah menjabat
sebagai Kepala Cabang Surabaya dan jabatan-jabatan selanjutnya antara
lain pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Penjaminan, Kepala Divisi
Asuransi Umum, Kepala Divisi Pemasaran, Kepala Divisi Suretyship,
Kepala Satuan Pengawas Internal, Kepala Divisi Teknologi & Informasi,
Kepala Cabang Utama, Kepala Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan,
Kepala Divisi Satuan Pengawasan Internal dan sejak Oktober 2015
dipercaya sebagai kepala Unit perencanaan & Pengembangan Usaha.
54
12. Rahmi Kurniati. (Kepala Divisi Satuan Pengawasan Internal).
Lahir di Jakarta, 30 September 1969, merupakan Lulusan universitas
indonesia jakarta program studi Akuntansi, sebelum bergabung di
Asuransi Asei tahun 1991 menjadi staff Accounting pada PT Squibb
Indonesia, Tahun 1992 menjadi Yunior Accountant di TSP &Asssociate.
Bergabung di Asuransi Asei sejak Juni 1993 di Bagian Pembinaan
Pengusaha Kecil dan Koperasi, Kepala Bagian Satuan Pengawasan intern
Kantor Pusat tahun 2008, Seksi Teknik dan Pemasaran Asuransi kredit di
Kantor Cabang Jakarta 2 tahun 2010, Kepala Bagian Analisa dan
pelaporan Kantor Pusat tahun 2014. PJS.Kepala Divisi Keuangan dan
akuntansi Kantor Pusat, sejak Oktober 2015 dipercaya menjabat sebagai
Kepala Divisi Satuan Pengawasan Internal.
13. Syaiful Hasan. (Kepala Divisi Teknologi Informasi)
Lebih dari 20 tahun berkecimpung di bidang Teknologi Informasi,
mempunyai pengalaman baik sebagai Trainer, Developer, Implementor,
Analyst, maupun Project Manager. Memulai karir di Asuransi Asei pada
tahun 2014 sebagai Kepala Divisi Teknologi Informasi yang mengemban
tugas untuk membangun sistem Teknologi Informasi Asuransi Asei dalam
merespon kebutuhan teknologi yang menyeluruh, terintegrasi dan efisien.
55
14. Darojat Yogi C. (Kepala Unit Asuransi Syariah).
Lahir di Purbalingga, 6 Januari 1979. Merupakan lulusan Manajemen
Asuransi Syariah di Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA)
Trisakti tahun 2011. Bergabung dengan Asuransi Asei sejak tahun 2003
dan memulai karirnya di Bagian Underwriting Marine serta pernah
ditugaskan di Cabang Surabaya dan Cabang Bandung pada unit Teknik
dan Pemasaran. Pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Underwriting
Suretyship dan saat ini menjabat sebagai Kepala Unit Syariah.46
46
Sumber Data Arsip PT. Asuransi Asei Indonesia
56
e. Profil Keuangan
Gambar II.2
Profil Keuangan
57
f. Produk Asuransi Syariah
Asuransi Asei memiliki beberapa jenis produk Asurasi Umum
Syariah sebagai berikut:
1. Asuransi Harta Benda Syariah
Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas
kerusakan atau kerugian harta benda yang dipertanggungkan yang
disebabkan oleh kebakaran, sambaran petir, ledakan, kejatuhan pesawat
terbang, serta asap yang berasal dari kebakaran harta yang
dipertanggungkan. Asuransi Property meliputi Asuransi Kebakaran dan
perluasan jaminannya (gempa bumi, badai, banjir, topan, dan lain - lain)
dan juga jaminan atas kerugian sebagai akibat terganggunya usaha
(business interruption) yang disebabkan kebakaran.
2. Asuransi Rekayasa Syariah
Asuransi Rekayasa adalah salah satu bentuk asuransi yang
memberikan pertanggungan atas risiko kehilangan atau kerusakan
terhadap obyek yang dipertanggungkan (biasanya terkait dengan
konstruksi; material; peralatan atau mesinmesin) selama masa konstruksi
atau pemasangan mesin terhadap setiap risiko kehilangan atau kerusakan
yang tidak terduga; bersifat tiba-tiba dan merupakan suatu kecelakaan.
58
3. Asuransi Pengangkutan Barang Syariah
Asuransi yang menjamin kerusakan atau kerugian barang yang
diangkut dari satu tempat ke tempat lain baik dengan alat angkut darat
(truk, kereta, trailer), laut (kapal) atau udara (pesawat udara) terhadap
risiko-risiko yang terjadi selama pengangkutan barang.
4. Asuransi Rangka Kapal Syariah
Memberikan jaminan atas kerusakan atau kerugian terhadap kapal,
mesin dan perlengkapannya dari bahaya laut (perils of the sea) dan risiko
pelayaran (navigational perils). Jaminannya adalah full terms/full
conditions (Cl 280) dan limited terms/limited conditions (Cl 284 dan Cl
289).
5. Asuransi Aneka Syariah
Asuransi Tanggung Gugat (Liability Insurance): menjamin
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga baik berupa cidera badan
(bodily injury) dan/atau kerusakan harta benda (property damage)
sehubungan dengan aktifitas pekerjaan atau bisnis yang dijalankan oleh
Tertanggung.
6. Asuransi Uang Syariah
Memberikan jaminan atas kehilangan uang, emas dan/atau yang
disetarakan dengan uang (Cek, Bank Notes, Wesel) milik Tertanggung
selama disimpan di dalam brankas, lemari besi atau tempat penyimpanan
uang lainnya; selama dalam pengiriman dari satu tempat ke tempat lain;
saat disimpan di kasir atau loket-loket dimana transaksi dilakukan; dan
59
menjamin hilangnya uang tertanggung akibat ketidakjujuran karyawan
yang dipercaya dalam mengelola uang.
7. Asuransi Kecelakaan Diri Syariah
Memberikan jaminan terhadap risiko kematian, cacat tetap, dan
biaya perawatan atau pengobatan yang disebabkan oleh kecelakaan.
8. Asuransi Kebongkaran Syariah
Menanggung kerugian akibat dari pencurian yang pencurinya
memasuki ruangan yang ditempati Tertanggung, dengan jalan
kekerasan/pembongkaran dan juga kerusakan kepada barangbarang
Tertanggung sebagai akibat dari perbuatan tersebut.
9. Asuransi Kecelakaan Diri Plus Syariah
Memberikan jaminan terhadap risiko kematian yang disebabkan
oleh kecelakaan dan sakit serta risiko pemutusan hubungan kerja.47
47
Sumber Data Arsip PT. Asuransi Asei Indonesia
60
B. Manajemen Risiko Produk Asuransi Konstruksi PT. Asuransi Asei
Indonesia Unit Syariah.
Didalam kehidupan dunia perusahaan yaitu lembaga keuangan
syariah seperti asuransi syariah untuk melakukan tata kelola perusahaan
asuransi syariah khususnya PT. Asuransi Asei Indonesia berjalan sesuai
dengan arah dan tujuan yang telah di tentukan dan menjadi dasar landasan
PT. Asuransi Asei Indonesia dapat berjalan dengan efisien dan efektif,
maka PT. Asuransi Asei Indonesia membentuk manajemen risiko. Dalam
hal ini risiko merupakan tolak ukur untuk menentukan keberhasilan PT.
Asuransi Asei Indonesia dalam menjalankan berbagai aktifitas ekonomi
dan investasi.
Berdasarkan tinjauan, manajemen risiko di PT. Asuransi Asei
Indonesia sangat rentan terhadap risiko.Pengelolaan resiko di dalam
aktivitas bisnis ASEI menganut prinsip kehati–hatian, komprehensif, dan
selalu berupaya untuk meminimalisir ketidakpastian.Perencanaan
manajemen risiko di PT. Asuransi Asei Indonesia diawali dengan
Komitmen Top Management ASEI dan, Top level management ASEI
telah menerapkan good corporate governance sebagai pondasi.48
Penerapan Good Corporate Governance di PT. Asuransi Asei
Indonesia sebagai berikut:
1. Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
48
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah, Chandra Waluya Sari, Jakarta, 15 Maret 2017, Pukul 14.00 WIB.
61
2. Kemandirian
Keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa
benturan kepentingan.
3. Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi.
4. Pertanggungjawaban
Kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan.
5. Kewajaran (fairness)
Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder.
Untuk memperkuat pelaksanaan GCG di PT. Asuransi Asei
Indonesia dan menguatkan fondasi penerapan Manajemen Resiko di
perusahaan, Manajemen menerapkan standarisasi internasional dengan
ISO 9000:2000 dan pelayanan menggunakan standard operation procedure
yang berstandar internasional sekaligus untuk kepentingan pengendalian
organisasi serta manajemen risiko.49
Menurut Chandra Waluya Sari, manajemen risiko yang diterapkan
di perusahaan asuransi PT. Asuransi Asei Indonesia meliputi beberapa
tahapan berikut:
49
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah, Chandra Waluya Sari, Jakarta, 15 Maret 2017, Pukul 14.00 WIB.
62
TAHAP 1 : Dukungan dari senior manajemen, seperti:
Dukungan aktif yang berkesinambungan dari Pimpinan
Eksekutif.
Seorang senior eksekutif manajer perlu memberikan
dukungan kepada para pekerja untuk berinisiatif
melaksanakan manajemen risiko.
Semua senior eksekutif sebaiknya memberikan dukungan
penuh.
TAHAP 2 : Pengembangan kebijakan organisasi
Pengembangan dan dokumentasi kebijakan perusahaan
serta kerangka berfikir untuk mengelola risiko, berisi informasi-
informasi seperti:
Obyektifitas kebijakan dan dasar berfikir untuk mengelola
risiko.
Hubungan antara kebijakan dan strategi organisasi/ rencana
perusahaan.
Batasan atau jangkauan dari isu-isu yang ada didalam
sebuah kebijakan.
Pimpinan diharapkan dapat menjadi teladan.
Pembagian tanggungjawab dalam pengelolaan risiko.
63
TAHAP 3: Komunikasi Peraturan, seperti :
Meningkatkan kesadaran akan manajemen risiko.
Mengkomunikasikan sampai tingkat terendah diorganisasi
tentang manajemen risiko dan peraturan organisasi.
Merekrut ahli manajemen risiko, contohnya konsultan.
Mengembangkan keahlian sampai staf terendah dengan
pendidikan dan pelatihan.
Menjamin terciptanya pelaksanaan sistem penghargaan dan
sanksi.
TAHAP 4: Manajemen Risiko Pada Tingkat Organisasi
Alur Proses Manajemen Resiko
1. Penetapan Ruang Lingkup
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup
manajemen risiko yang akan dilakukan.
2. Identifikasi risiko
Mengidentifikasi organisasi dan konteks manajemen risiko.
Yaitu mempelajari bentuk organisasi dan mengidentifikasikan
konteks manajemen resiko yang terkait.
3. Analisis risiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan
konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan
risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut
(probabilitas X konsekuensi).
64
4. Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria
standar.
5. Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi
yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa
dengan transfer risiko, dan lain-lain.
6. Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko
yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan
yang perlu dilakukan.
7. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan
internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen
risiko yang dilakukan.
8. Peningkatan kesadaran
Strategi peningkatan kesadaran dengan metode pelatihan dan
pendidikan.
TAHAP 5: Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko melalui rencana kegiatan program dan
tingkatan tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan
sebuah program untuk pengendalian risiko di masing-masing
bagian maupun area organisasi.
65
TAHAP 6: Monitoring dan Telaah Ulang
Pengembangan dan pelaksanaan setiap tahapan manajemen risiko
perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi
manajemen risiko.50
C. Proses Seleksi Risiko Calon Peserta
Proses seleksi risiko calon peserta pada PT. Asuransi Asei
Indonesia Unit Syariah ada beberapa tahapan yang di lakukan, antara lain:
a. Underwriter akan melihat penawaran dari objek yang akan di asuransikan.
b. Underwriter akan melihat pembangunan yang akan di asuransikan terkait
dengan projek apa.
c. Underwriter melihat jangka waktu pengerjaan/ periodenya dan
maintenance periodnya.
d. Underwriter akan menganalisa risiko.
e. Setelah itu underwriter akan membuatkan tisi atau kesepakatan asuransi
untuk calon peserta.
f. Apa bila calon peserta sudah setuju dengan apa yang telah disepakati,
maka surat kesepakatan asuransi di revisi sesuai dengan kesepakatan.
g. Setelah peserta mengkonfirmasi setuju, maka langsung polis bisa
diterbikan.51
50
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah, Chandra Waluya Sari, Jakarta, 15 Maret 2017, Pukul 14.00 WIB.
51
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah, Chandra Waluya Sari, Jakarta, 15 Maret 2017, Pukul 14.00 WIB.
66
D. Metode Underwriting
Menurut Chandra, Metode atau cara yang diterapkan PT. Asuransi
Asei Indonesia dalam menyeleksi risiko calon tertanggung terdiri dari tiga
metode, yaitu :
1. Manual Underwriter, dilakukan apa bila perusahaan tidak memiliki
pengalaman data atas faktor risiko calon peserta maka perusahaan akan
menilai risiko berdasarkan buku panduan (manual guide) yang dimiliki
perusahaan.
2. Experience Underwriting, dilakukan apabila perusahaan telah memiliki
data tentang faktor risiko, dengan melihat rasio klaim perusahaan,
data-data yang perusahaan miliki di masa lalu dan perusahaan
memiliki data hasil dari sharing pihak internal dan eksternal.
3. Blanded Underwriting, yaitu campuran atau melakukan dengan
menggabungkan kedua metode manual underwriting dan experience
underwriting.52
Ketiga metode underwriting diatas digunakan berdasarkan masing-
masing risiko yang dimiliki calon peserta asuransi. Jika ada risiko
calon peserta yang belum pernah dimiliki perusahaan, maka risiko
tersebut akan dinilai berdasarkan buku panduan yang dimiliki
perusahaan. Inilah yang dinamakan metode manual underwriting.
Namun jika risiko calon peserta sudah pernah dimiliki perusahaan,
maka akan dilihat rasio klaim dari risiko tersebut di masa yang lalu,
52
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah, Chandra Waluya Sari, Jakarta, 15 Maret 2017, Pukul 14.00 WIB.
67
dan perusahaan memiliki data hasil dari sharing pihak internal dan
eksternal yang disebut dengan metode experience underwriting. PT.
Asuransi Asei Indonesia juga menggunakan metode blanded
underwriting, yang menggabungkan manual underwriting dan
experience underwriting dalam menyeleksi risiko calon peserta.
E. Proses Penerimaan dan Penolakan Klaim
Klaim adalah pengajuan hak yang dilakukan oleh peserta kepada
pengelola untuk mendapatkan haknya berupa pertanggungan atas kerugian
berdasarkan perjanjian atau akad yang telah dibuat.
Dalam proses penerimaan klaim yang diajukan oleh peserta kepada
perusahaan maka peserta harus dapat membuktikan kebenarannya, yaitu:
a. Perserta harus membuktikan bahwa ia mengalami risiko yang di jamin
dalam polis yang berupa dokumen laporan klaim. Lalu di serahkan ke
kantor cabang dimana peserta ikut serta dalam asuransi, lalu cabang akan
melanjutkan laporan ke kantor pusat.
b. Setelah laporan klaim masuk ke kantor pusat, peserta akan mendapatkan
konfirmasi laporan klaim berupa email dan rincian persyaratan pengajuan
klaim yang akan dilengkapi oleh peserta, seperti laporan kronologis
kejadian, laporan dari pihak kepolisian, dan foto kerusakan.
c. Setelah persyaratan terpenuhi semua, maka staff klaim akan memulai
proses menganalisa klaim. Apa bila klaim yang di ajukan bernilai besar
maka perusahaan juga menggunakan jasa loss adjuster untuk membantu
menganalisa klaim.
68
d. Apabila sudah selesai di analisa, staff klaim akan menerbitkan lembar
rekomendasi klaim yang isinya merekomendasikan klaim ditolak atau
diterima dengan nominal yang telah di tentukan. Lalu dilaporkan kepada
pihak direksi apakah di setujui atau tidak.
e. Apa bila direksi telah menyetujui, makan akan di konfirmasi kepada pihak
tertanggung. Setelah tertanggung menyetujui maka akan ada surat
persetujuan nominal klaim yang harus di tanda tangani di atas materai oleh
tertanggung. Setelah itu sudah di tandatangani baru bisa proses
pembayaran klaim.53
F. Faktor yang Mendukung Kinerja Underwriter
Menurut Chandra Waluya Sari, Faktor yang mendukung kinerja
underwriter sehingga proses underwriting di perusahaan PT. Asuransi Asei
Indonesia Unit Syariah berjalan dengan baik yaitu terletak pada metode
underwriting yang digunakan, terutama metode experience underwriting.
Underwreter perusahaan telah memiliki data tentang faktor risiko, dengan
melihat rasio klaim perusahaan dan data-data yang perusahaan miliki dan
perusahaan memiliki data hasil dari sharing pihak internal dan eksternal:
a. Sharing Internal, seperti sharing dengan asuransi konvensional PT.
Asuransi Asei Indonesia yang memiliki produk sama dan berdiri lebih
lama dari syariah.
b. Sharing eksternal, sharing data-data rasio klaim dengan beberapa
reasuransi yang sering bekerjasama, karena menurut Chandra Waluya
53
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah, Chandra Waluya Sari, Jakarta, 15 Maret 2017, Pukul 14.00 WIB.
69
Sari, reasuransi adalah bank data untuk underwriter dimana reasuransi
memiliki data tentang penutupan dari banyak perusahaan asuransi,
sehingga underwriter dapat mengambil keputusan untuk menerima
atau menolak calon peserta.54
G. Alokasi dan Distribusi Surplus Underwriting
a. Apabila terjadi Surplus Underwriting, maka Peserta sepakat
untukmengalokasikan Surplus Underwriting sebagai berikut:
50 % untuk Kumpulan Dana Tabarru’.
20 % untuk Peserta yang memenuhi kriteria.
30 % untuk Perusahaan sebagai operator.
b. Surplus Underwriting akan didistribusikan kepada Peserta paling
lambat90 hari kalender setelah perhitungan selesai dilakukan.
c. Pembagian dari hasil Surplus Underwriting hanya diberikan kepada
Peserta yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Peserta tidak pernah mengajukan klaim pada tahun perhitungan
surplus/defisit underwriting.
Tidak sedang mengajukan klaim pada tanggal perhitungan
surplus/defisit underwriting.
d. Apabila jumlah Surplus Underwriting yang akan didistribusikan
kepada setiap Peserta lebih kecil dari Rp50.000,- maka Surplus
Underwriting tersebut dimasukkan kedalam kumpulan Dana
Tabarru’.55
54
Berdasarkan hasil wawancara pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah, Chandra Waluya Sari, Jakarta, 15 Maret 2017, Pukul 14.00 WIB. 55“Alokasi dan Distribusi Surplus Underwriting Asei Syariah” Diakses pada Sabtu 13
Januari 2018” http://www.asei.co.id/id/asuransi-syariah/
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil riset penelitian, wawancara dan data-data
yang diperoleh maka penulis menyimpulkan bahwa manajemen risiko
asuransi konstruksi pada PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah sudah
cukup maksimal.Hal ini dilihat dari tidak adanya klaim asuransi yang di
dapat PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan hal tersebut bisa terjadi, diantaranya :
1. Manajemen risiko yang diterapkan pada produk Asuransi Konstrusi
(CAR) PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah cukup optimal yaitu
menganut prinsip kehati–hatian, komprehensif, dan selalu berupaya
untuk meminimalisir ketidakpastian. Manajemen risiko di PT.
Asuransi Asei Indonesia diawali dengan Komitmen Top Management
ASEI dan, Top level management ASEI telah menerapkan good
corporate governance sebagai pondasi.Asuransi Asei Indonesia dan
menguatkan pondasi penerapan Manajemen Resiko di perusahaan,
Manajemen menerapkan standarisasi internasional dengan ISO
9000:2000 dan pelayanan menggunakan standard operation procedure
yang berstandar internasional sekaligus untuk kepentingan
pengendalian organisasi serta manajemen risiko.
2. Proses Underwriting yang dilakukan pada PT. Asuransi Asei Indonesia
Unit Syariah cukup ketat terhadap calon peserta asuransi,
71
yaituPertama, underwriter akan melihat penawaran dari objek yang
akan di asuransikan. Kedua, Underwriter akan melihat pembangunan
yang akan di asuransikan terkait dengan projek apa. Ketiga,
Underwriter melihat jangka waktu pengerjaan/ periodenya dan
maintenance periodnya. Semua risiko tidak bisa diambil oleh
perusahaan PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah, seperti risiko
yang cukup tinggi maka perusahaan tidak akan menerima walaupun
suku premi atau suku kontribusi yang ditawarkan cukup besar di
banding risiko sedang dan ringan. Dari proses Underwriting maka
perusahaan PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah dapat membuat
keputusan mengenai proses penerimaan dan penolakan klaim, sehingga
proses klaim yang ketat dapat berjalan efektif dan tidak menimbulkan
kerugian pada perusahaan.
3. Faktor yang Mendukung Kinerja Underwriter :
a. Sharing Internal, seperti sharing dengan asuransi konvensional PT.
Asuransi Asei Indonesia yang memiliki produk sama dan berdiri
lebih lama dari syariah.
b. Sharing eksternal, sharing data-data rasio klaim dengan beberapa
reasuransi yang sering bekerjasama, karena menurut Chandra
Waluya Sari, reasuransi adalah bank data untuk underwriter
dimana reasuransi memiliki data tentang penutupan dari banyak
perusahaan asuransi, sehingga underwriter dapat mengambil
keputusan untuk menerima atau menolak calon peserta.
72
4. Alokasi dan Distribusi Surplus Underwriting
Apabila terjadi Surplus Underwriting, maka Pesertaakan
mendapatkan Surplus Underwriting dengan presentase dan ketentuan
yang sudah di sepakati, yaitu:
50 % untuk Kumpulan Dana Tabarru’.
20 % untuk Peserta yang memenuhi kriteria.
30 % untuk Perusahaan sebagai operator.
Dan harus memenuhi syarat dan ketentuan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan yang telah
diuraikan penulis. Manajemen risiko sudah sangat baik dalam menyeleksi
risiko, sehingga nilai klaim mencapai angka nol atau tidak ada klaim. PT.
Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah harus mempertahankan manajemen
risiko yang telah diterapkan, karena jika hal ini tidak dipertahankan maka
akan merugikan PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah, dengan
tingginya nilai klaim asuransi yang akan dibayarkan perusahaan.
Diharapkan penelitian selanjutnya agar dapat lebih meningkatkan
dan mengembangkan jauh lebih baik lagi.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hasan. 2005. Asuransi dalam Persepektif Hukum Islam. Jakarta :
Prenada Media
Ayat Syarif. 2003. Manajemen Risiko. Jakarta : Gema Akastri
Basyah Fahmi. 2007. Manajemen Risiko. Jakarta : PT Grasindo
Darmawi Herman. 2000. Manajemen Asuransi. Jakarta : Bumi aksara
Djojosoedarso Soesino. 1999. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan
Asuransi.Jakarta :Salemba Empat
Data Arsip PT. Asuransi Asei Indonesia
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 21/DSN
MUI/X/2001, Pedoman Umum Asuransi Syariah.
Garna Yudhistira. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : J
udistira Foundation
Gunawan Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek.
Jakarta :Paragotama Jaya
Hadi Sutrisno. 1989. Metode Research I. Yogyakarta : Andi Offset
Iqbal Muhaimin. 2006. Asuransi Umum Syariah dalam Praktik. Jakarta :
Gema Insani
Kusumarini Rini Endang. 2010. Pengantar Undrewriting. Jakarta : PT Reindo
Laporan Keuangan Produk Contractor All Risk PT. Asuransi Asei Indonesia
Moelong dan J Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
74
Polis Asuransi Contractor All Risk PT. Asuransi Asei Indonesia
Salim Abbas. 2003. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Siswanto. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
Soeratno dan Arsyad Lincolin. 2003. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi
dan Bisnis.
Sugiono. 1999. Metodologi Peneliian Bisnis. Bandung : Alvabeta1999
Syakir Sula Muhammad. 2004. Asuransi Syariah ( Life and General) Konsep
dan SystemOperasional. Jakarta : Gema Insani Press
Syakir Sula Muhammad. 2004. Asuransi Syariah dan Konvensional. Jakarta :
Gema Insani
Usman Husaini dan Setiady Akbar Purnomo. 2006. Metodologi Sosial. Jakarta :
Bumi Aksara
Yogyakarta : UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKKPN
Wirdyaningsih. 2005. et, all, Bank dan Asuransi di Indonesia. Jakarta : Kencana
”Asuransi Asei Indonesia” di akses pada 2 Agustus 2016
http://www.asei.co.id/index.php/id/tentang-kami/sekilas-asei
“Asuransi Rekayasa Syariah” di akses pada jumat 03 maret 2017
http://www.akademiasuransi.org/2012/10/pengelompokan-asuransi
engineering.html
“Alokasi dan Distribusi Surplus Underwriting Asei Syariah” Diakses pada Sabtu
13 Januari 2018 http://www.asei.co.id/id/asuransi-syariah/
75
Perkembangan Industri Konstruksi Indonesia” diakses pada 7 Januari 2017
http://concreteshowseasia.com/pasar-industri-konstruksi-indonesia-capai-
rp1-000-triliun-per-tahun/
Wawancara Pribadi dengan Underwriter PT. Asuransi Asei Indonesia Unit
Syariah, Chandra Waluya Sari. Jakarta, 15 Maret 2017
76
WAWANCARA
Narasumber : Chandra Waluya Sari
Jabatan : Kepala Underwriter PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah
Tanggal : 15 Maret 2017
Tempat : Kantor Pusat Asuransi Asei Indonesia, Menara Kadin Indonesia
Building,
22nd Floor, Jl. H. R. Rasuna Said Blok X-5 Kav 2-3
Waktu : 13.00 S/d Selesai
1. Bagaimana manajemen risiko pada PT. Asuransi Asei Indonesia?
Pengelolaan resiko di dalam aktivitas bisnis ASEI menganut
prinsip kehati–hatian, komprehensif, dan selalu berupaya untuk
meminimalisir ketidakpastian. Perencanaan manajemen risiko di PT.
Asuransi Asei Indonesia diawali dengan Komitmen Top Management
ASEI dan, Top level management ASEI telah menerapkan good corporate
governance sebagai pondasi.
Penerapan Good Corporate Governance di PT. Asuransi Asei
Indonesia sebagai berikut:
6. Transparansi
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.
7. Kemandirian
77
Keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa
benturan kepentingan.
8. Akuntabilitas
Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organisasi.
9. Pertanggungjawaban
Kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan.
10. Kewajaran (fairness)
Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholder.
Untuk memperkuat pelaksanaan GCG di PT. Asuransi Asei
Indonesia dan menguatkan fondasi penerapan Manajemen Resiko di
perusahaan, Manajemen menerapkan standarisasi internasional dengan
ISO 9000:2000 dan pelayanan menggunakan standard operation procedure
yang berstandar internasional sekaligus untuk kepentingan pengendalian
organisasi serta manajemen risiko.
2. Manajemen risiko apa yang diterapkan di PT. Asuransi Asei?
Manajemen risiko yang diterapkan di perusahaan asuransi PT.
Asuransi Asei Indonesia meliputi beberapa tahapan berikut:
TAHAP 1 : Dukungan dari senior manajemen, seperti:
Dukungan aktif yang berkesinambungan dari Pimpinan
Eksekutif.
Seorang senior eksekutif manajer perlu memberikan
dukungan kepada para pekerja untuk berinisiatif
melaksanakan manajemen risiko.
78
Semua senior eksekutif sebaiknya memberikan dukungan
penuh.
TAHAP 2 : Pengembangan kebijakan organisasi
Pengembangan dan dokumentasi kebijakan perusahaan
serta kerangka berfikir untuk mengelola risiko, berisi informasi-
informasi seperti:
Obyektifitas kebijakan dan dasar berfikir untuk mengelola
risiko.
Hubungan antara kebijakan dan strategi organisasi/ rencana
perusahaan.
Batasan atau jangkauan dari isu-isu yang ada didalam
sebuah kebijakan.
Pimpinan diharapkan dapat menjadi teladan.
Pembagian tanggungjawab dalam pengelolaan risiko.
TAHAP 3: Komunikasi Peraturan, seperti :
Meningkatkan kesadaran akan manajemen risiko.
Mengkomunikasikan sampai tingkat terendah diorganisasi
tentang manajemen risiko dan peraturan organisasi.
Merekrut ahli manajemen risiko, contohnya konsultan.
Mengembangkan keahlian sampai staf terendah dengan
pendidikan dan pelatihan.
Menjamin terciptanya pelaksanaan sistem penghargaan dan
sanksi.
79
TAHAP 4: Manajemen Risiko Pada Tingkat Organisasi
Alur Proses Manajemen Resiko
9. Penetapan Ruang Lingkup
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup
manajemen risiko yang akan dilakukan.
10. Identifikasi risiko
Mengidentifikasi organisasi dan konteks manajemen risiko.
Yaitu mempelajari bentuk organisasi dan mengidentifikasikan
konteks manajemen resiko yang terkait.
11. Analisis risiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan
konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan
risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut
(probabilitas X konsekuensi).
12. Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria
standar.
13. Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi
yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa
dengan transfer risiko, dan lain-lain.
14. Monitor dan Review
80
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko
yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan
yang perlu dilakukan.
15. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan
internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen
risiko yang dilakukan.
16. Peningkatan kesadaran
Strategi peningkatan kesadaran dengan metode pelatihan dan
pendidikan.
TAHAP 5: Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko melalui rencana kegiatan program dan
tingkatan tim. Pada tahap ini perlu dilakukan pengembangan
sebuah program untuk pengendalian risiko di masing-masing
bagian maupun area organisasi.
TAHAP 6: Monitoring dan Telaah Ulang
Pengembangan dan pelaksanaan setiap tahapan manajemen risiko
perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi
manajemen risiko.
81
3. Bagaimana proses penerimaan atau penolakan calon peserta?
Proses seleksi risiko calon peserta pada PT. Asuransi Asei
Indonesia Unit Syariah ada beberapa tahapan yang di lakukan, antara lain:
h. Underwriter akan melihat penawaran dari objek yang akan di asuransikan.
i. Underwriter akan melihat pembangunan yang akan di asuransikan terkait
dengan projek apa.
j. Underwriter melihat jangka waktu pengerjaan/ periodenya dan
maintenance periodnya.
k. Underwriter akan menganalisa risiko.
l. Setelah itu underwriter akan membuatkan tisi atau kesepakatan asuransi
untuk calon peserta.
m. Apa bila calon peserta sudah setuju dengan apa yang telah disepakati,
maka surat kesepakatan asuransi di revisi sesuai dengan kesepakatan.
n. Setelah peserta mengkonfirmasi setuju, maka langsung polis bisa
diterbikan.
4. Metode underwriting apa yang diterapkan di PT. Asuransi Asei Indonesia?
Metode atau cara yang diterapkan PT. Asuransi Asei Indonesia
dalam menyeleksi risiko calon tertanggung terdiri dari tiga metode, yaitu :
4. Manual Underwriter, dilakukan apa bila perusahaan tidak memiliki
pengalaman data atas faktor risiko calon peserta maka perusahaan akan
82
menilai risiko berdasarkan buku panduan (manual guide) yang dimiliki
perusahaan.
5. Experience Underwriting, dilakukan apabila perusahaan telah memiliki
data tentang faktor risiko, dengan melihat rasio klaim perusahaan,
data-data yang perusahaan miliki di masa lalu dan perusahaan
memiliki data hasil dari sharing pihak internal dan eksternal.
6. Blanded Underwriting, yaitu campuran atau melakukan dengan
menggabungkan kedua metode manual underwriting dan experience
underwriting.
Ketiga metode underwriting diatas digunakan berdasarkan masing-
masing risiko yang dimiliki calon peserta asuransi. Jika ada risiko
calon peserta yang belum pernah dimiliki perusahaan, maka risiko
tersebut akan dinilai berdasarkan buku panduan yang dimiliki
perusahaan. Inilah yang dinamakan metode manual underwriting.
Namun jika risiko calon peserta sudah pernah dimiliki perusahaan,
maka akan dilihat rasio klaim dari risiko tersebut di masa yang lalu,
dan perusahaan memiliki data hasil dari sharing pihak internal dan
eksternal yang disebut dengan metode experience underwriting. PT.
Asuransi Asei Indonesia juga menggunakan metode blanded
underwriting, yang menggabungkan manual underwriting dan
experience underwriting dalam menyeleksi risiko calon peserta.
5. Bagaimana proses penerimaan dan penolakan klaim?
83
Dalam proses penerimaan klaim yang diajukan oleh peserta kepada
perusahaan maka peserta harus dapat membuktikan kebenarannya, yaitu:
f. Perserta harus membuktikan bahwa ia mengalami risiko yang di jamin
dalam polis yang berupa dokumen laporan klaim. Lalu di serahkan ke
kantor cabang dimana peserta ikut serta dalam asuransi, lalu cabang akan
melanjutkan laporan ke kantor pusat.
g. Setelah laporan klaim masuk ke kantor pusat, peserta akan mendapatkan
konfirmasi laporan klaim berupa email dan rincian persyaratan pengajuan
klaim yang akan dilengkapi oleh peserta, seperti laporan kronologis
kejadian, laporan dari pihak kepolisian, dan foto kerusakan.
h. Setelah persyaratan terpenuhi semua, maka staff klaim akan memulai
proses menganalisa klaim. Apa bila klaim yang di ajukan bernilai besar
maka perusahaan juga menggunakan jasa loss adjuster untuk membantu
menganalisa klaim.
i. Apabila sudah selesai di analisa, staff klaim akan menerbitkan lembar
rekomendasi klaim yang isinya merekomendasikan klaim ditolak atau
diterima dengan nominal yang telah di tentukan. Lalu dilaporkan kepada
pihak direksi apakah di setujui atau tidak.
j. Apa bila direksi telah menyetujui, makan akan di konfirmasi kepada pihak
tertanggung. Setelah tertanggung menyetujui maka akan ada surat
persetujuan nominal klaim yang harus di tanda tangani di atas materai oleh
tertanggung. Setelah itu sudah di tandatangani baru bisa proses
pembayaran klaim.
84
6. Apa saja faktor yang mendukung kinerja underwriter?
Faktor yang mendukung kinerja underwriter sehingga proses
underwriting di perusahaan PT. Asuransi Asei Indonesia Unit Syariah
berjalan dengan baik yaitu terletak pada metode underwriting yang
digunakan, terutama metode experience underwriting. Underwreter
perusahaan telah memiliki data tentang faktor risiko, dengan melihat rasio
klaim perusahaan dan data-data yang perusahaan miliki dan perusahaan
memiliki data hasil dari sharing pihak internal dan eksternal:
c. Sharing Internal, seperti sharing dengan asuransi konvensional PT.
Asuransi Asei Indonesia yang memiliki produk sama dan berdiri lebih
lama dari syariah.
d. Sharing eksternal, sharing data-data rasio klaim dengan beberapa
reasuransi yang sering bekerjasama, karena menurut Chandra Waluya
Sari, reasuransi adalah bank data untuk underwriter dimana reasuransi
memiliki data tentang penutupan dari banyak perusahaan asuransi,
sehingga underwriter dapat mengambil keputusan untuk menerima
atau menolak calon peserta.
85