Transcript
Page 1: Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah

MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA DALAM RANGKA OTONOMI DAERAH

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsure penyelenggara desa.

Keberadaan BPD dalam pemerintahan desa adalah bukti pelibatan masyarakat dalam bidang

penyelengaaraan pemerintahan. Pada masa orde baru pelibatan masyarakat di dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa di laksanakan melalui pembentukan Lembaga

Musyawarah Desa (LMD) dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Namun

lembaga tersebut kurang berfungsi secara proporsional, hanya berfungsi sebagai tangan

kanan dari Kepala Desa. Pada sisi lainnya, hegemoni penguasa desa sangat dominan dalam

segala hal. Akibatnya masyarakat kurang bisa belajar berdemokrasi. Hal ini dibuktikan

dengan kekuasaan Kepala Desa yang dapat dikatakan analog dengan kekuasaan dictator atau

raja absolute, sehingga masyarakat kurang dapat secara leluasa menyalurkan aspirasinya. 

Otonomi daerah telah memberikan ruang gerak bagi partisipasi masyarakat dalam

pembangunan, yang menjadikan masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan tetapi

juga subjek pembangunan dan dengan tingkat partisipasi tersebut diharapkan akselerasi hasil-

hasil pembangunan dapat segera diwujudkan dan berdayaguna dalam peningkatan kualitas

kehidupan masyarakat.

Partisipasi masyarakat tersebut disamping dilaksanakan oleh lembaga-lembaga non formal

seperti keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kelompok-kelompok kepentingan

lain melalui tuntutan-tuntutan terhadap pemerintah atau bentuk penolakan terhadap kebijakan

pemerintah, juga dilaksanakan oleh lembaga-lembaga formal pada tingkat daerah melalui

kewenangan lebih besar pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan di tingkat desa

dengan pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Ruang gerak bagi demokratisasi dan peran serta masyarakat tersebut dalam perjalanan belum

berpihak secara sungguh-sungguh terhadap kepentingan masyarakat. disadari bersama bahwa

mengubah suatu sistem sosial politik ekonomi serta kelembagaan dan budaya tidak dapat

terjadi dalam waktu relatif singkat (berlakunya sebuah UU tidak berarti secara otomatis

mengubah sistem, politik, dan budaya masyarakat). Diperlukan adanya konsistensi, kemauan

baik dari pelaksanaan UU, Kebijakan Pemerintah, kesiapan dari masyarakat dan birokrasi

pemerintah serta lembaga swadaya masyarakat. Dengan kata lain ide-ide tentang otonomi

daerah, demokratisasi dan penghargaan atas hak-hak asasi manusia dalam pembangunan

memiliki dinamika sendiri dalam implementasinya baik dipusat, daerah, dan desa. Paradigma

pembangunan yang sentralistik terbukti telah gagal dan perlu dikembangkan paradigma baru

yaitu paradigma pembangunan yang melibatkan peran serta masyarakat secara lebih luas

Page 2: Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah

melalui peningkatan civil society sehingga pembangunan adalah dari masyarakat oleh

masyarakat dan untuk masyarakat yang pada akhirnya adalah Pembangunan Bangsa secara

keseluruhan, dan itu hanya dapat terjadi apabila pembangunan dimulai dari “pembangunan

masyarakat desa”.

Saat ini, upaya untuk membangun dan mengembangkan kehidupan masyarakat desa

dirasakan semakin penting. Hal ini disebabkan disamping karena sebagian besar penduduk

tinggal di pedesaan, kini partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pembangunan juga sangat

diharapkan, sebagaimana tercantum dalam UU nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah. Otonomi daerah sangat mensyaratkan keadaan sumber daya manusia yang mumpuni,

karena mereka inilah yang kelak akan lebih banyak menentukan bergerak atau tidaknya suatu

daerah di dalam menjalankan kegiatan pembangunan dan pemerintahan pada umumnya.

B.    Rumusan Masalah

Karena kompleknya permasalahan dalam hubungannya dengan judul, untuk itu penulis

mempunyai batasan sebagai berikut :

a.    Apa Pengertian Manajemen dan Pemerintahan ?

b.     Bagaimana Susunan Pemerintahan Desa ?

c.    Bagaimana Pelaksanaan Otonomi Daerah ?

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah secara khusus adalah :

a.    Ingin mengetahui pengertian Manajemen dan Pemerintahan

b.    Ingin mengetahui Susunan Pemerintahan desa.

c.    Ingin mengetahui pelaksanaan otonomi daerah.

D.    Sistematika Penulisan

BAB I     PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

B.   Rumusan Masalah

C.   Tujuan Penulisan

D.   Sistematika Penulisan

BAB II    PEMBAHASAN          

A.   Pengertian Manajemen dan Pemerintahan

B.     Susunan Pemerintahan desa

C.   Pelaksanaan Otonomi Daerah

Page 3: Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah

BAB III   PENUTUP.

A.   Kesimpulan

B.   Saran-saran.

BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Manajemen dan Pemerintahan  

a. Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai tindakan atau kemampuan untuk memperoleh hasil yang

diinginkan dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai keahlian khusus

dibidangnya.

Berikut inidikemukakan tentang definisi manajemen menurur para ahli sebagai berikut :

·      J.G. Longenecker

Manajemen adalah suatu proses kegiatan manager dalam pengambilan keputusan,

mengoordinasikan usaha-usaha kelompok dan kepemimpinan.

·      Kast dan Rosenzweig

Manajemen itu meliputi koordinasi orang-orang dan koordnasi sumber-sumber materil untuk

mencapai tujuan organisasi.

·      Henry  L Sick

Manajemen adalah sebagai koordinasi dari semua sumber

( tenaga,manusia,dana,material,waktu, pengorganisasian,pengarahan,dan pengendalian

supaya mencapai sasaranyang diingkan.

b. Pemerintahan

Pemerintahan berasal dari kata pemerintah dan berasal dari kataperintah.dalam kamus bahasa

Indonesia, kata-kata ini berarti :

·                Perintah adalah perkataan yang brmakna menyuruh melakuan sesuatu

·                Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah atau

Negara.

·                Pemerintahan adalah perbuatan atau hal dalam memerintah. Menurut

Brown&Brown (1980 :304), pemerintahan adalah semua aparat dan prose yang

melaksanakan penyelenggaraan aktivitas negera.

Dalam arti luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan

eksekutif, legislative dan yudikatif disuatu Negara dalam rangka mencapai tujuan

penyelenggaraan Negara.

Page 4: Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah

B.    Susunan Pemerintahan Desa

1.  Kepala Desa

Didesa dibentuk pemerintahan desa dan badan perwakilan desa yang disebut juga

pemerintahan desa. Pemerintahan desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Kepala

desa dipilih langsung oleh penduduk desa yang bersangkutan dan dilantik oleh bupati dan

pejebat lain yang ditunjuk.

Kewenangan desa meliputi hak asal-usul desa, kewenangan yang sudah diatur dalam dalam

perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan pemerintah dan tugas

pembantuan dari pemerintah (propinsi,kab/kota ).

Tugas dan kewajiban kepala desa adalah :

·           Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa

·           Membina perekonomian desa

·           Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa

·           Mendamaikan perselisihan masyarakat desa

2.  Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan desa yang selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang

merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebagai unsur

penyelenggara Pemerintahan Desa. BPD berfungsi untuk menetapkan Peraturan Desa

bersama kepala Desa, dan menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Anggota BPD

adalah wakil dari penduduk Desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang

ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun

dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk I (satu) kali masa jabatan berikutnya, pimpinan

dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap sebagai kepala desa dan perangkatnya.

Sedangkan fungsi BPD diatur dalam Pasal 11 yaitu;

1)        Menetapkan Peraturan Desa bersama kepala Desa;   

2)        Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

 Pasal 12, menyatakan tentang wewenang BPD yaitu:

1)        Membahas rancangan Peraturan Desa bersama kepalaDesa;

2)        Melaksanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa san Peraturan

Kepala Desa;

3)        Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa;

4)        Membentuk panitia dan memproses pemilihan kepala Desa;

5)        Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi

masyarakat; dan

6)        Menyusun tata tertib BPD.

Page 5: Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah

C.    Otonomi Daerah

Otonomi Daerah adalah penjabaran penting dari tuntutan demokrasi di segala bidang. Daerah

otonomi mempunyai kewenangan dan keleluasaan untuk membentuk dan melaksanakan

kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.Penyelenggaraan otonomi daerah

dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab

kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan

pemanfaatan sumber daya Nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan

daerah. Dalam penjelasan UU No.32 Tahun 2004,menjelaskan tentang penyelenggaraan

otonomi daerah yang dilaksanakan dengan menggunakan prinsip otonomi seluas-

luasnya,dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan

pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Daerah memiliki kewenangan

membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan

pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan

bertanggung jawab,prinsip otonomi yang nyata adalah suatu prinsip bahwa untuk menangani

urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan kewajiban yang

senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh,hidup dan berkembang sesuai dengan

potensi dan kekhasan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud dengan otonomi yang

bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannnya harus benar-benar

sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi yang pada dasarnya untuk

memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian

utama daritujuan nasional.

Pelaksanaan otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan antara daerah dengan

daerah lainnya, artinya mampu membangun kerjasama antar daerah untuk meningkatkan

kesejahteraan bersama dan mencegah adanya ketimpangan antar daerah. Hal yang tidak kalah

pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antar

daerah dengan pemerintah artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah

Negara dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan

tujuan Negara.

Menurut Muchsan (dalam Suko Wiyono, 2006:48-59), Secara teoritis dalam pelaksanaan

otonomi daerah terdapat sendi-sendi sebagai pilar penyangga otonomi. Sendi-sendi tersebut

meliputi:

1.         Sharing of power (pembagian kewenangan);

Pembagian kewenangan (sharing of power) antara pusat dan daerah ini menurut Oentarto

dalam Suko Wiyono (2006: 49):

“Secara teoritis ada 3 (tiga) urusan pusat yang tidak dapat diserahkan kepada Daerah yaitu:

pertahanan keamanan, urusan diplomasi atau politik luar negeri, dan urusan moneter dalam

pengertian mencetak dan memberi nilai mata uang”

Page 6: Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah

Berdasarkan pasal 10 ayat (3) UU No. 32 Th.2004 yang isinya Pemerintah menyelenggarakan

sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah

atau Wakil Pemerintahdi daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah

dan/atau pemerintahan Desa.

2.         Distribution of income (pembagian pendapatan);

Pembagian pendapatan (distribution of income) diatur berdasarkan UU No.33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Landasan Filosofis dan landasan Konstitusionalnya adalahpasal 18 A ayat (2) Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 perubahan. Pasal ini mengamanatkan

agar hubungan keuangan, pelayanan umum, serta pemanfaatan sumber daya alam dan sumber

daya lainnya antar Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah di atur dan dilaksanakn

secara adil dan selaras berdasarkan Undang-Undang.

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen dan  kinerja pemerintah Desa

dan  Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dititikberatkan pada proses penyelenggaraan

Pemerintah Desa yang reponsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Sehingga diharapkan

terjadinya penyelenggaraan pemerintah yang mengedepankan pemerintah yang aspiratif dan

bertanggungjawab demi kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Kinerja

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) diwujudkan dengan adanya pembentukan tata tertib

BPD, Pembuatan Perdes bersama dengan Pemerintah Desa, pengangkatan dan pemberhentian

kepala desa. Kinerja BPD dalam pelaksanaan otonomi daerah bertujuan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi

masyarakat.

Page 7: Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah

B.    Saran

Penulis menyadari betul akan kekurangan dalam penulisan makalah ini, mohon kiranya

masukan dari berbagai pihak untuk leih menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

·           Mirrian sjofyan, dkk.Manajemen pemerintahan.Indonesia. Universitas Terbuka.2009

·           Dasril radja,SH,MH. “ Hukum Tata Negara “.Indonesia. PT. Asdi Mahasatya.

Jakarta.2005


Top Related