MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI DI SMPN 28 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
MUTMAINAH NIM: 3103143
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
PENGESAHAN PENGUJI Tanggal Tanda Tangan Ahwan Fanani, M.Ag. _____________ _____________ Ketua Tuti Qurotul Aini, M.Si. _____________ _____________ Sekretaris Drs. Mustaqim, M.Pd. _____________ _____________ Penguji I Mufidah, M.Ag . _____________ _____________ Penguji II
iii
Dra. Sugeng Ristiyanto, M. Ag. Dra. Jasuri, M.Si.
Jl. K.H. Arwani Kudus Jl. Beringin No. 60 Pelutan Pemalang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks.
Hal : Naskah Skripsi
An. Sdri. Mutmainah
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah skripsi saudari :
Nama : Mutmainah
NIM : 3103143
Judul : MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI DI SMP 28 SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harap maklum.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 16 Desember 2009
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sugeng Rustiyanto, M. Ag. Drs. Jasuri, M. Si.
NIP. 150 322 486 NIP. 150 267 135
iv
ABSTRAK
Mutmainah (Nim: 3103143). Manajemen pembelajaran PAI di SMP N28 Semarang. Fakultas Tarbiyah jurusan PAI IAIN Walisongo Semarang 2009
Rumusan masalah : (1) Bagaimanakah manajemen pembelajaran PAI di SMPN 28 Semarang, (2) Apa hambatan dan upaya-upaya yang di lakukan SMPN 28 Semarang untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui manajemen pembelajaran.
Jenis penelitian kualitatif lapangan (field research) menggunakan metode obsevasi digunakan untuk memperoleh data atau gambaran tentang letak georafis, sarana dan prasarana, keadaan guru dan siswa. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang manajemen pembelajaran SMPN 28 Semarang. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang tinjauan historis dan struktur organisasi.
Adapun teknis analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMPN 28 dalam mengelola pendidikannya telah menerapkan adanya manajemen di dalamnya, seperti; perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa pelaksanan manajemen pembelajaran di SMPN 28 Semarang sudah berjalan dengan baik meskipun ada hambatan. Penelitian ini diharapkan dijadikan rujukan dalam manajemen pembelajaran.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pemikiran-pemikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Desember 2009
Deklarator,
MUTMAINAH NIM: 3103143
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini, aku persembahkan kepada:
1. Ayahanda tercinta, Warnadi yang telah mengorbankan segalanya untuk
ananda, Ibunda tersayang Kapsah yang tak henti-hentinya memberikan do'a
dan motivasi dalam hidup ananda selama ini.
2. Kakekku yang selalu memberikan petuah.
3. Kakak dan adik-adikku tersayang (Mas Rofi'i, Mas Munawir, Mbak Waskinah,
Mbak Tuminah dan adik-adikku Jazir, Ikha).
4. Sahabat-sahabatku seperjuangan (Mbak Kholisoh dan mbak ina) yang selalu
membantu dan setia mengiringi setiap langkahku.
5. Terimakasih kepada para pecinta ilmu yang budiman.
vii
MOTTO
االمر دوس اذا م.ص اهللا رسول قال: قال عنه اهللا رضي هريرة هيب عن )البخارى رواه( الساعة فانتظر اهله غري ايل
"Dari Abu Hurairah ra. Berkata. Rasulullah SAW bersabda: Apabila suatu urusan diserahkan pada seorang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat
kehancuran". (HR. Bukhari).1
1 Imam Bukhari, Shohih Bukhori Juz I, (Beirut: Daar Al-Kutub, 1992), hlm. 26.
viii
KATA PENGANTAR
الرحيم الرمحن اهللا بسم
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpatkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul "Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 28
Semarang". Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana strata satu (S1) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang
terhormat:
6. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
7. Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag. dan Drs. Jasuri, M.Si., selaku dosen
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu,
pikiran, tenaga untuk membimbing saya dan memberikan pengarahan tentang
penulisan skripsi ini.
8. Para Dosen/Staf Pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah
membekali berbagai ilmu pengetahuan kepada penulis.
9. Teguh Waluyo, S.Pd., MM., selaku Kepala Sekolah SMPN 28 Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian.
10. Ayahanda dan Ibunda beserta seluruh keluarga tercinta yang senantiasa
memberikan semangat dan memperjuangkan segalanya demi suksesnya
peneliti dalam menuntut ilmu.
11. Sahabat-sahabat tercinta dan semua pihak yang telah membantu dengan
sukarela kepada peneliti dalam usaha menyelesaikan skripsi ini.
Semoga semua amal yang telah diperbuat menjadi amal yang shaleh yang
mendapatkan pahala, dengan imbalan yang berlipat ganda kelak di kemudian hari,
amin.
ix
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini merupakan karya awal yang
memungkinkan ditemukan banyak kekurangan. Sehubungan dengan itu, maka
saran dari pihak-pihak yang terkait sangat peneliti harapkan.
Akhirnya peneliti ucapkan alhamdulillahi Robbil 'alamin semoga skripsi
ini bermanfaat untuk menstimulasi serta penyemangat peneliti untuk
menghasilkan karya-karya lain berikutnya.
Semarang, Desember 2009
Peneliti
MUTMAINAH NIM: 3102143
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. iv
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Penegasan Istilah ................................................................. 4
C. Rumusan Masalah ............................................................... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6
E. Kajian Pustaka ..................................................................... 6
F. Metode Penelitian ............................................................... 7
BAB II MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
A. Manajemen Pembelajaran .................................................... 11
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran ............................ 11
2. Fungsi Manajemen ......................................................... 12
2.1. Perencanaan (Planning) ........................................ 12
2.2. Pengorganisasian (Organizing) ............................. 13
2.3. Pelaksanaan (Actuating) ....................................... 13
2.4. Pengawasan (Controlling) ..................................... 14
3. Langkah-langkah Manajemen Pembelajaran ................. 14
3.1 Perencanaan Pembelajaran .................................... 14
xi
3.2 Pelaksanaan Pembelajaran .................................... 18
3.3 Evaluasi Pembelajaran .......................................... 21
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .............................. 25
2.5. Pengertian Pendidikan Agama Islam .................... 25
2.6. Dasar Pendidikan Agama Islam ............................ 27
2.7. Tujuan Pendidikan Agama Islam .......................... 30
2.8. Fungsi Pendidikan Agama Islam .......................... 32
2.9. Materi Pendidikan Agama Islam .......................... 33
2.10. Metode Pendidikan Agama Islam ......................... 34
2.11. Pendekatan Pendidikan Agama Islam ................... 38
2.12. Evaluasi Pendidikan Agama Islam ....................... 39
BAB III MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SMPN 28 SEMARANG
A. Profil SMPN 28 Semarang .................................................. 42
1. Sejarah dan Perkembangan SMPN 28 Semarang .......... 42
2. Letak Geografis .............................................................. 43
3. Visi dan Misi Sekolah .................................................... 43
4. Struktur Organisasi SMPN 28 Semarang ....................... 44
5. Keadaan Guru dan Siswa ............................................... 44
6. Keadaan Sarana dan Prasarana ....................................... 46
7. Kurikulum ...................................................................... 47
B. Manajemen Pembelajaran PAI ............................................ 48
1. Perencanaan Pembelajaran ............................................. 48
2. Pengorganisasian Pembelajaran ..................................... 49
3. Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 50
4. Evaluasi Pembelajaran ................................................... 54
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PEMBELAJARAN PAI DI SMPN 28 SEMARANG
A. Perencanaan Pembelajaran .................................................. 57
B. Pengorganisasian Pembelajaran .......................................... 58
xii
C. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................. 59
D. Evaluasi Pembelajaran ........................................................ 62
E. Problematika dalam Manajemen Pembelajaran PAI ........... 63
F. Solusi dalam Manajemen Pembelajaran PAI ...................... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 65
B. Saran-saran .......................................................................... 67
C. Penutup ................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran
yang dikembangkan dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam agama
Islam. Ajaran-ajaran dasar tersebut terdapat dalam Al-Qur‘an dan Al-Hadits.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya mengantarkan peserta
didik untuk menguasai berbagai ajaran Islam, tetapi yang terpenting
bagaimana peserta didik dapat mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam
kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menekankan
keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif, psikomotorik, dan afektifnya.
Pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan
untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan,
amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia
yang bertaqwa kepada Allah SWT.1
Pendidikan Agama Islam mewajibkan kepada setiap guru untuk
senantiasa mengingatkan bahwa kita tidaklah sekedar membutuhkan ilmu
tetapi kita senantiasa membutuhkan akhlak yang baik. Pendidikan Agama
Islam menghendaki dari setiap guru supaya dalam pelajaran mengikhtiarkan
cara-cara yang bermanfaat untuk membentuk adat-istiadat yang baik,
pendidikan akhlak, kebangun hati nuraninya, menguatkan kemauan
bekerjanya, mendidik panca inderanya, mengarahkan pembawaan-pembawaan
di waktu kecilnya ke jalan yang lurus, dan membiasakannya berbuat amal baik
dan menghindari setiap kejahatan.
Tujuan Pendidikan Agama Islam bukanlah sekedar memenuhi otak
peserta didik dengan ilmu pengetahuan, tetapi tujuannya ialah mendidik
akhlak dengan memperhatikan segi-segi kesehatan, pendidikan psikis dan
1 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Press, 2002), hlm. 4
2
mental, perasaan dan praktek, serta mempersiapkan anak-anak menjadi
anggota masyarakat.2
Bilamana dikaitkan dengan pengajaran agama Islam harus
disampaikan di sekolah-sekolah atau madrasah-madrasah, maka batasannya
terletak pada metode atau teknik apakah yang cocok digunakan dalam
penyampaian materi agama tersebut, dan prinsip-prinsip pengajaran yang
bagaimanakah yang seharusnya diterapkan oleh seorang guru dalam kegiatan
belajar mengajar.3
Mengingat pembelajaran pendidikan agama Islam ini sangat penting
bagi petunjuk hidup dan kehidupan anak didik, maka guru PAI berupaya
untuk memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode-metode
pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu kemudahan,
kecepatan, kebiasaan, dan kesenangan anak didik untuk mempelajarinya.4
Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa.
Karena pembangunan hanya dapat dilaksanakan oleh manusia yang
dipersiapkan untuk itu melalui pendidikan. Sistem pendidikan nasional
yang dibangun selama ini ternyata belum mampu sepenuhnya menjawab
kebutuhan dan tantangan global dewasa ini. Berbagai upaya dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan belum menunjukkan
hasil yang menggembirakan, bahkan masih banyak kegagalan antara lain
disebabkan oleh masalah manajemen yang kurang tepat dan penempatan
tenaga kerja yang tidak sesuai dengan keahlian.5
Guru merupakan komponen dalam kegiatan belajar mengajar yang
memiliki posisi menentukan atas keberhasilan pembelajaran. Karena fungsi
utama guru ialah merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi
2 M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), hlm. 104-105
3 M. Basyiruddin Usman, Op. cit., hlm. 6 4M. Basyirudin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002) hlm. 45. 5Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2001) hlm. 1.
3
pembelajaran. Dan salah satu yang mempengaruhi keberhasilan tugas guru
ialah kinerjanya di dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
proses belajar mengajar.6
E. Mulyasa menyatakan bahwa guru merupakan faktor penting yang
besar pengaruhnya. Bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya peserta
didik dalam proses belajar.7 Dengan adanya perubahan kurikulum dari
kurikulum 1994 ke kurikulum berbasis kompetensi 2004 disusul dengan
kurikulum KTSP dan berlakunya UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, maka guru, khususnya guru PAI harus menyesuaikan
diri dengan tuntutan kualitas keguruan sebagai implikasi dari perubahan
ini.
Untuk menghadapi tantangan global, manajemen pendidikan
diarahkan pemberdayaan madrasah sebagai upaya mencapai tujuan
pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.8 Salah
satu penyebab munculnya berbagai problematika dalam manajemen
pendidikan adalah praktek mengajar yang lebih memfokuskan kepada
penguasaan materi daripada membekali diri siswa dari sudut kompetensi.
Padahal secara politik, pendidikan adalah untuk membimbing jiwa dan
raga anak didik lewat pengajaran sehingga mereka memiliki kompetensi
sesuai bakatnya masing-masing.9 Oleh karena itu, di dalam manajemen
pendidikan mempunyai tujuan-tujuan yaitu dalam meningkatkan kualitas
belajar mengajar. Tanpa manajemen, pendidikan yang baik sulit kiranya
6H.M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1996) hlm. 42. 7E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004) hlm. 25. 8UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus
Media, 2003) hlm. 9Syaeful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Nimas
Multima, 2004) hlm. 5.
4
bagi lembaga pendidikan untuk berjalan lancar menuju ke arah tujuan
pendidikan dan pengajaran yang sempurna yang seharusnya dicapai
lembaga tersebut.10
Sebagaimana disebutkan di atas, manajemen dalam pendidikan
adalah sangat penting bagi seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar.
Karena fungsi utama seorang guru adalah merancang, mengelola,
melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Berdasarkan hal ini peneliti
bermaksud meneliti sejauh mana manajemen pembelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diterapkan di SMPN 28 Semarang dengan judul:
“MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SMPN 28 SEMARANG.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
menafsirkan judul skripsi ini, maka perlu dikemukakan maksud dari kata-
kata yang ada dan beberapa peristilahan yang dipakai, sehingga perlu
dibatasi lebih dahulu agar mudah dipahami.
1. Manajemen
Manajemen secara etimologi berarti: suatu proses sosial atau
merupakan seni pembimbing kegiatan-kegiatan sekelompok orang
terhadap pencapaian sasaran. Dalam dunia pendidikan, manajemen
pendidikan lebih ditekankan pada upaya u maempergunakan sumber
daya seefesien dan seefektif mungkin.11 Untuk selanjutnya manajemen
biasanya dimaknai dengan pengelolaan.
10Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003) hlm. 50. 11Subagio Admodiwiro, Manajemen Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Ardya Jaya,
2000) hlm. 22.
5
2. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas perlengkapan atau prosedur
yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jadi
pembelajaran adalah suatu proses menyampaikan pengetahuan kepada
peserta didik yang berlangsung pada proses belajar mengajar (PBM)
yang terjadi di kelas.12
3. Pendidikan Agama Islam (PAI)
PAI adalah upaya sadar terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,
bertaqwa dan berakhlak mulia dan mengamalkan ajaran serta
menjadikannya way of life.13 PAI yang dimaksud penulis disini adalah
suatu mata pelajaran agama Islam yang diajarkan dalam lembaga
pendidikan melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan serta
pengalaman yang berakhlak mulia.
C. Rumusan Masalah
Untuk permasalahan yang dapat peneliti angkat dalam skripsi ini
tidak lepas dari gambaran latar belakang di atas, yaitu:
1. Bagaimana implementasi manajemen yang diterapkan dalam
pembelajaran PAI di SMPN 28 Semarang?
2. problematika apa saja yang terjadi dalam pembelajaran PAI dan
alternatif solusi apa yang ditawarkan untuk mengatasi problematika
tersebut..
12 Margaret E. Bell Gedler, Belajar dan Membelajarkan, cet. 7, (Jakarta: Rajawali
Pers, 1991), hlm. 3. 13Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah
Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, (Jakarta: Depdiknas, 2003), hlm. 3.
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin peneliti capai dalam penelitian skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana manajemen dalam pembelajaran PAI
yang diterapkan.
2. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi dan bagaimana solusi
yang digunakan.
E. Kajian Pustaka
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa penelitian lain yang
dijadikan sebagai bahan perbandingan dan acuan untuk kajian pustaka
penelitian yang relevan dengan judul “Manajemen Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMPN 28 Semarang”.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Nur Sholeh (3100266)
yaitu tentang “Implementasi Proses Belajar Mengajar PAI di SMPN 16
Semarang Tahun 2003/2004”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
proses belajar PAI pada dasarnya harus mengacu pada berbagai hal
diantaranya adalah kesiapan guru dan konsistensi pembelajaran antara guru
dan siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Luth Fullah (3100304) yaitu
tentang: “Problem dan Solusi Pembelajaran PAI di SMP Nurul Islam
Krapyak Semarang Tahun 2007” hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa
untuk mengetahui seberapa dalam kemampuan siswa tentang ilmu agama
yang secara cukup. Solusi yang diberikan adalah dengan terapi psikologi
yakni Mujahadah Asmaul Husna dan lain-lain. Dan upaya yang dilakukan
adalah guru PAI harus pandai memilih metode yang tepat dan tidak
membosankan. Hal ini agar siswa dapat menerima materi yang
disampaikan dengan challenging and fun.
Skripsi karya Kisrotun Hasanah (3101084) yang berjudul “Studi tentang Manajemen Kurikulum Muatan Lokal MTs NU Banat Kudus Tahun
7
2006”, dalam skripsi tersebut di jelaskan bahwa dalam manajemen muatan lokal perlu ada penyesuaian dari kurikulum 1994 beralih pada kurikulum 2004 (KBK), sehingga dalam proses pelaksanaan pembelajarannya pun perlu sehingga dalam proses pelaksanaan pembelajarannya pun perlu ada pembaharuan metode yang bervariasi, diantaranya dengan menggunakan metode tanya jawab, diskusi dan problem solving pendekatan dan strategi yang dilakukan mulai dari perencanaan pembelajaran sampai pada evaluasi.
Skripsi karya Abdul Basit Amin (3102205) yang berjudul tentang Manajemen Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal PAI dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Keberagamaan Peserta Didik SMA Islam Hidayatullah Semarang (2007). Dalam skripsi tersebut dijelaskan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen pembelajaran PAI merupakan proses pengelolaan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan sekolah maupun lembaga. Kegiatan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Berdasarkan pada kajian pustaka di atas memang ada sedikit kesamaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian-penelitian terdahulu yakni berkaitan dengan manajemen pembelajaran. Akan tetapi tidak ada satupun dari kajian pustaka yang sebelumnya pernah membahas tentang manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam. Oleh karena itu penulis optimis untuk melakukan penelitian ini.
F. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati.14 Penelitian lapangan adalah penelitian yang menyelidiki secara intensif tentang latar belakang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok atau masyarakat.15
14Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), cet. 21, hlm. 4. 15Cholid Narkubo dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), cet. 10 , hlm. 46.
8
1. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode penelitian dengan
pengamatan yang dicatat dengan sistematik fenomena yang
diselidiki secara teliti dan seksama.16 Metode ini digunakan untk
memperoleh data tentang manajemen pembelajaran PAI di SMPN 8
Semarang yang meliputi lokasi/tempat penelitian, proses
pelaksanaan manajemen pembelajaran, kondisi murid dalam
mengikuti dalam proses belajar mengajar, kondisi murid setelah
mengikuti proses belajar mengajar.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban responden dicatat atau direkam.17
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang
mendalam tentang profil sekolah dan manajemen pembelajaran PAI
di SMPN 28 Semarang. Adapun sebagai sumber informasinya
adalah:
1) Kepala Sekolah SMPN 28 Semarang. Untuk mendapatkan
informasi tentang profil SMPN 28 Semarang.
2) Guru PAI. Untuk mendapatkan informasi tentang manajemen
pembelajaran PAI yang diterapkan di SMPN 28 Semarang.
3) Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan pemerolehan data
dalam penulisan skripsi ini, diantaranya peserta didik dan
komite sekolah untuk mendapatkan informasi tentang
manajemen pembelajaran PAI.
16M. Farid Nasution dan Fachruddin, Penelitian Praktis, (Medan: Pustaka Widya Sarana, 1993), hlm. 17.
17M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 85.
9
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang
tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian, namun melalui
dokumen.18 Dalam melakukan dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku dokumen, majalah,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.19
Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang
profil sekolah manajemen pembelajaran PAI dan kegiatan-kegiatan
keagamaan yang bersifat dokumen sebagai tambahan untuk bukti
penguat.
2. Metode Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah diperoleh, maka menganalisis data
tersebut. Dalam analisis ini, peneliti memakai teknik analisis.
a. Analisis Reduksi Data
Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan,
memfokuskan, mengabstraksi dan mengubah data kasar ke dalam
catatan lapangan.20 Langkah pertama ini berasal dari hasil
wawancara dan dokumentasi yang diperoleh di lapangan.
Tujuannya untuk mengumpulkan seluruh data tentang manajemen
pembelajaran PAI di SMPN 28 Semarang.
b. Analisis Sajian Data/Display
Analisis merupakan suatu cara merangkai data dalam suatu
organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan/
tindakan yang disusulkan.21 Dengan kata lain dari jumlah
18M. Iqbal Hasan, Op. Cit., hlm. 87. 19Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. 12, hlm. 135. 20Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), cet. 20, hlm. 217. 21Ibid.
10
keseluruhan data yang diperoleh, dipilih data yang diperlukan. Dan
data itu erat hubungannya dengan tujuan pendidikan.
c. Analisis Verifikasi
Analisis ini menjelaskan tentang makna data dalam suatu
konfigurasi yang secara jelas menjelaskan alur kausalnya, sehingga
diajukan proposisi yang terkait dengannya.22 Lebih jelasnya data
yang terkumpul didiskusikan dan dianalisis secara logis serta
sistematis, kemudian ditarik suatu kesimpulan secara induktif.
22Ibid.
11
BAB II
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PAI
A. Manajemen Pembelajaran
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran
Manajemen pembelajaran berasal dari dua kata, yaitu manajemen
dan pembelajaran. Kata manajemen berasal dari bahasa Latin yaitu dari
asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.
Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja
to manage dengan kata benda management diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.1
Menurut George R. Terry:
"Management is the process of planning, organizing, actuating,
and controlling performed to determine and accomplish common goals by
the use of human and other resources.
Artinya: Manajemen adalah proses perncanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengembalian yang dilakukan untuk menetapkan dan
mencapai tujuan yang menggunakan SDM dan sumber-sumber lain.2
Sufyarman mengutip dari stoner bahwa manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.3
Pengartian di atas dapat diambil suatu kesimpulan manajemen
merupakan ilmu yang didasari untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan
tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan
sebelumnya.
1 Husain Usman, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm. 3 2 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: ghalia Indonesia, 1996), hlm. 38 3 Sufyarman, kapita selekta manajemen pendidikan, (bandung: cv alfabeta, 2004),hlm.
188-189
12
Pembelajaran menurut para ahli pendidikan (Al Murobbun) adalah:
جراء تكنولو جي يستخدم ماكشف عنه علم التعليم باإلضافة إىل ا: التعليم 4 ماكشفت عنه علوم االخرى لتحقيق اهداف تربوية
Pembelajaran adalah penggunaan teknologi dalam menyajikan sesuatu hal yang terdapat dalam ilmu belajar dengan memadukan hal yang terdapat dalam ilmu-ilmu yang lain untuk menegaskan tujuan pendidikan.
Ada beberapa tokoh yang mendefinisan tentang pembelajaran
antara lain:
Menurut oemar hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi material fasilitas,
perlengkapandan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
.tujuan.5
Menurut dimyati, pembelajaran adalah kegiatan yang memuat
tindakan interaksi antara pembelajaran dan pelajar yang berorientasi pada
sasaran belajar yang berakhir dengan evaluasi.6
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
merupakan interaksi belajar mengajar yang berlangsung sebagaib sebuah
proses saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru
dan siswa.dalam setiap proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan
yang sengaja diciptakan dengan tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku
serta menigkatkan pengetahuan.
2. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan salah satu hal terpenting yang perlu di
buat untuk mencapai tujuan. Karena sering kali pelaksanaan kegiatan
akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan tanpa perencanaan
sekolah akan kehilangan kesempatan dan tidak menjawab pertanyaan
4 Ali Sayyid Ahmad, Al Ta’lim wa al Mualimin : Ghayah wa hadafwa mauzilah wasyaraf (Mesir : Daar Ibn Hazm, tth) hal. 13
5 Oemar Hamalik, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 57 6Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999).hlm.231
13
tentang apa yang akan di capai dan bagaimana mencapainya maka
rencana harus dibuat. Sebab dengan rencana tindakan akan terarah dan
terfokus pada tujuan yang akan dicapai.
Sehingga perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah
alternative tentang penetapan prosedur pencapaian tujuan tersebut7
b. Pengorganisasian (Organizing)
Suatu rencanayang telah tersusun secara matang dan
ditetapkan berdasarkan perhitungan-perhitungan tertentu, tentunya
tidak dengan sendirinya mendekatkan sekolah pada tujuan yang
hendak dicapai. Untuk merealisasikan suatu rencana kearah tujuan
yang telah ditetapkan memerlukan pengaturan-pengaturan yang tidak
saja menyangkut wadah dimana kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan
namun juga aturan main (Rules of game) yang harus ditaati oleh setiap
orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pengorganisasian dapat diartikan sebagai keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang ,alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab
dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat yang telah ditetapkan8.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan
(actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama.dalam
fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi
actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang dalam organisasi.
Pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai
pengaruh dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan
7 Soetjipto & Raflis kosasi, Profesi keguruan, ( jakarta: rieneka cipta, 2004 ). Hlm.134 8 Soebagio admodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Ardadizya jaya,
2000). Hlm.100.
14
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran tugas dan tanggung
jawabnya.9
d. Pengawasan (controlling)
Dengan pengwasan dapat dilihat apakah segala kegiatan yang
dilaksanakan telah sesuai dengan rencana kerja yang akan dating.
Pengawasan didefinisikan sebagai mengukur pelaksanaan
dengan tujuan-tujuan menentukan sebab-sebab penyimpanan dan
mengambil tindakan-tindakan yang kolektif.10
3. Langkah-langkah Manajemen Pembelajaran
A. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran pengguna media pembelajaran,
penggunaan dan metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu
alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.11
Menurut Dick dan Raiser, perencanaan pembelajaran atau An
Instructional plan consist a number of component that, when
integrated, provided you with an outline for delivering effective
instruction to learners.12
Urgensi perencanaan pembelajaran bagi guru menurut andiron
antara lain :
1. perencanaan dapat mengurangi kecemasan dan ketidakpastian
2. perencanaan memberikan pengalaman pembelajaran bagi guru
9 Http://Ahmad Sudrajat.Wordpress.com /2008 / 02 / 03 / Konsep-Manajemen-sekolah /
diakses 2008-06-28. 10 Sutop, Administrasi Manajemen & Organisasi, (Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara RI, 1998). hlm.25 11 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Hlm.17 12 Walter Dick dan Robert A, Reiser Planing Effective Instruction, (Amerika: Aliya and
Bacon, 1989), hal. 3
15
3. perencanaan membolehkan para guru untuk mengakomodasi
perbedaan individu diantara peserta didik
4. perencanaan memberikan struktur dan arah untuk pembelajaran13
Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber, baik sumber
daya, sumber dana maupun sumber belajar untuk mencapai tujuan
proses pembelajaran yang telah ditetapkan.14
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sehubungan
dengan kemampuan merencanakan pembelajaran antara lain :
1. Menguasai silabus
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana
bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu
sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan
penyajian materi kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri
dan kebutuhan daerah setempat.15
2. Menyusun analisis materi pelajaran (AMP)
Analisis materi pelajaran adalah hasil dari kegiatan yang
berlangsung sejak seorang guru mulai meneliti isi GBPP,
kemudian mengkaji materi dan menjabarkan serta
mempertimbangkan penyajiannya. Analisis materi pelajaran
merupakan salah satu bagian dari rencana kegiatan belajar
mengajar yang berhubungan erat dengan materi pelajaran dan
strategi penyajiannya. Adapun fungsinya sebagai acuan untuk
menyusun program pembelajaran yaitu program tahunan, program
semesteran, program satuan pelajaran dan rencana pembelajaran.
13 Lorin W. Anderson, The effective Teacher, (Amrekia : Mc Grow Hill, 1989), hal. 47 14 E. Mulyasa, Pedoman MBM (proyek pemberdayaan kelembagaan ketatatlaksanaan
pada madrasah dan PAI pada sekolah umum tahun 2004), hal. 27 15 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),
cet. I, hlm. 28
16
3. Menyusun program tahunan dan semesteran
Dalam menyusun program semesteran dapat ditempuh
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menghitung hari dan jam efektif selama satu semester
b. Mencatat mata pelajaran yang akan diajarkan selama satu
semester
c. Membagi alokasi waktu yang tersedia selama satu semester
4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk
mencapai satu/ lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam
standar isi dan dijabarkan dalam silabus.16
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a. Karakteristik dan kemampuan awal peserta didik
Karakteristik dan kemampuan awal peserta didik adalah
pengetahuan dan ketrampilan yang relevan termasuk latar
belakang karakteristik yang dimiliki peserta didik pada saat
akan mulai mengikuti suatu program pembelajaran. Teknik
yang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik dan
kemampuan awal peserta didik yaitu :
1) Menggunakan catatan atau dokumen rapor
2) Menggunakan tes prasyarat dan tes awal
3) Mengadakan komunikasi individual
4) Menyampaikan angket
b. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi dasar adalah kemampuan keterampilan dan
yang harus dimiliki oleh peserta didik manakala ia telah selesai
mengikuti suatu program pembelajaran. Dasar yang dapat
dijadikan sebagai pertimbangan dalam perumusan KD adalah :
1) Tujuan instruksional, institusional
16 Ibid, hlm. 31
17
2) Standar kompetensi
3) Sifat bahan
4) Kebutuhan-kebutuhan peserta didik
c. Bahan Pelajaran
Adalah gabungan antara pengetahuan (fakta, informasi
yang terperinci) ketrampilan (langkah prosedur, keadaan dan
syarat-syarat dan sikap). Dasar pemilihan materi pelajaran
adalah sebagai berikut :
1). Standar kompetensi 2). Tingkat perkembangan peserta didik
3). Pengalaman peserta didik dan 4). Tersedianya waktu dan
fasilitas.
d. Metode Mengajar
Adalah cara yang berisi prosedur buku untuk
melaksanakan kegiatan penyajian materi pelajaran kepada
peserta didik. Dasar pemilihan metode mengajar terdiri dari :
1) Relevansi dengan tujuan
2) Relevansi dengan materi
3) Relevansi dengan kemampuan guru
4) Relevansi dengan keadaan peserta didik
5) Relevansi dengan perlengkapan / fasilitas sekolah
e. Sarana atau Alat Pendidikan
Adalah yang digunakan mencapai suatu tujuan
pendidikan, sarana pendidikan terdiri dari : alat pembelajaran,
alat peraga, dan alat pendidikan.
f. Strategi evaluasi
Dalam menentukan strategi evaluasi yang akan
dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung
berdasarkan pada : 1). Tujuan evaluasi 2). Segi-segi yang akan
18
dinilai yaitu aspek-aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan
peserta didik 3). Alat penilaian 4). Pelaksanaan penilaian.17
B. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya
pembelajaran di kelas yang merupakan inti dari proses pendidikan di
sekolah yakni proses interaksi guru dengan peserta didik dalam rangka
menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Dalam fungsi memuat kegiatan pengorganisasian dan
kepemimpinan pembelajaran yang melibatkan penentuan berbagai
kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus
yang dilakukan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Menurut Davies, mengorganisir dalam pembelajaran adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengatur dan
menggunakan sumber belajar dengan maksud mencapai tujuan belajar
dengan cara yang seefektif, seefisien dan sehemat mungkin.18
Pengelolaan kelas merupakan bagian usaha mengorganisir
pembelajaran. Menurut Arikunto pengelolaan kelas adalah suatu usaha
yang dilakukan oleh guru (penanggung jawab) dan membantu peserta
didik, sehingga dicapai kondisi optimal kegiatan belajar mengajar
seperti yang diaharpkan. Tujuannya adalah agar setiap anak di kelas
dapat bekerja dengan tertib.19 Sehingga tercapai tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas berkaitan dengan dua kegiatan utama yaitu :
17 Ibid, hlm. 35 18 Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, Terj. Sudarsono Sudirjo, Dkk, ed, I (Jakarta :
Kerjasama Universitas terbuka dengan Rajawali pers, 1991), cet. hal. 118 19 Indikator sebuah kelas tertib yaitu (1) setiap anak terus bekerja (2) setiap anak terus
melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu.
19
1. Pengelolaan yang berkaitan dengan peserta didik, yakni mengenai
besar atau kecilnya ukuran atau jumlah peserta didik dalam satu
kelas.
2. Pengelolaan yang berkaitan fisik (ruang, perabot, alat pelajaran).20
Dalam memilih dan menggunakan metode seorang guru harus
memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sifat materi
pelajaran, kondisi peserta didik, kemampuan guru, dan alokasi waktu.
Kemampuan memimpin berarti bertanggung jawab terhadap tugas-
tugas yang telah diemban secara profesional. Hal ini juga berlaku bagi
seorang guru dalam kepemimpinannya di kelas.
Kepemimpinan pembelajaran menurut Dubrin sebagaimana
dikutif E. Mulyasa merupakan fungsi manajerial yang mempengaruhi
pihak lain dalam upaya mencapai tujuan yang melibatkan berbagai
proses antar pribadi, misalnya bagaimana memberi motivasi dan
ilustrasi kepada peserta didik agar mereka dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.21
Guru sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran berperan
dalam mempengaruhi atau memotivasi peserta didik agar mau
melakukan pekerjaan yang diharapkan, sehingga pekerjaan guru dalam
mengajar menjadi lancar, peserta didik mudah lancar dan menguasai
materi pelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Guru harus
selalu berusaha untuk memperkuat motivasi peserta didik dalam
belajar. Hal ini dapat dicapai melalui penyajian pelajaran yang menarik
dan hubungan pribadi yang menyenangkan baik dalam kegiatan belajar
di dalam kelas maupun di luar kelas.
Upaya yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan
motivasi belajar peserta didik antara lain:
1. Optimalisasi penerapan prinsip belajar
2. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran
20 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Peserta Didik, (Jakarta : Rajawali Pers, 1992), cet. 3 hal. 67
21 E. Mulyasa, op cit, hlm. 28
20
3. Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan peserta
didik
4. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar22
Pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi tahap-tahap
sebagai berikut:
1. Tahap Pro Instruksional
Yakni tahap yang ditempuh pada saat memenuhi sesuatu
proses belajar mengajar yaitu :
a. Guru menanyakan kehadiran peserta didik dan mencatat peserta
didik yang tidak hadir
b. Bertanya kepada peserta didik sampai dimana pembahasan
sebelumnya
c. Memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya mengenai
bahan pelajaran yang belum dikuasainya, dari pelajaran yang
sudah disampaikan.
d. Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan
bahan yang sudah diberikan dan
e. Mengulang bahan pembelajaran yang lalu (sebelumnya) secara
singkat tetapi mencakup semua aspek bahan.
2. Tahap Instruksional
Yakni tahap pemberian bahan pembelajaran yang dapat
diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Menjelaskan kepada peserta tujuan pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik
b. Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas
c. Menjelaskan pokok materi yang sudah dituliskan
22 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.
1001
21
d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan
contoh-contoh yang kongkrit pertanyaan dan tugas
e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas
pembahasan pada setiap materi pembelajaran dan
f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Yakni tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam
kegiatan pembelajaran yaitu :
a. Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa siswa
b. Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa
sekurang-kurangnya dari 70% maka guru harus mengulang
kembali materi yang belum dikuasai siswa.
c. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah yang ada hubungannya
dengan pokok materi
d. Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahu pokok
materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.23
C. Evaluasi Pembelajaran
Dalam konteks manajemen pembelajaran kontrol (pengawasan)
merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan seorang guru untuk
menentukan apakah organisasi dan kepemimpinannya telah
dilaksanakan dengan baik dan mencapai tujuan-tujuan yang
ditentukan. Kegiatan yang berkaitan dengan pengawasan pembelajaran
adalah melakukan evaluasi sistem belajar, mengukur hasil belajar dan
memimpin pembelajaran dengan dituntun oleh tujuan pembelajaran.24
Evaluasi dalam pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu
evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses pembelajaran. Evaluasi hasil
belajar menekankan pada informasi sejauh mana hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah
23 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesendo, 2002) Cet VI, hlm. 148 – 152
24 Dimyati dan Mudjiono, op cit, hal. 101
22
ditetapkan.25 Sedangkan evaluasi proses pembelajaran dimaksudkan
untuk menilai kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi
dasar pada peserta didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar
direalisasikan.26
Dengan demikian, evaluasi hasil belajar akan menetapkan baik
buruknya hasil dari pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran
akan menetapkan baik-buruknya proses dari kegiatan pembelajaran.
Dalam melakukan penilaian yang harus diperhatikan adalah
1. Sasaran Penilaian
Sasaran/ obyek evaluasi belajar adalah perubahan tingkah
laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik,
secara seimbang, masing-masing bidang terdiri sejumlah demikian
dapat diketahui tingkah laku mana yang sudah dikuasainya dan
mana yang belum, sebagai bahan perbaikan dan penyusunan
program pembelajaran selanjutnya.
2. Alat Penilaian
Penggunaan alat penilaian hendaknya komprehensif yang
meliputi tes dan non tes, sehingga diperoleh gambaran hasil belajar
yang obyektif. Demikian pula bentuk tes tidak hanya obyektif
tetapi juga tes essay. Sedangkan jenis non tes di gunakan untuk
menilai aspek tingkah laku seperti aspek minat dan sikap alat
evaluasi non tes antara lain : observasi, wawancara, studi kasus dan
rating scale (skala penilaian) penilaian hasil belajar hendaknya
dilakukan secara berkesinambungan agar diperoleh hasil yang
menggambarkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
3. Pelaksanaan Program dan Pengayaan
Program perbaikan dan pengayaan dalam pengajaran sangat
diperlukan dalam rangka pelaksanaan pola belajar tuntas-
ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan minimal
25 Syafarudin dan Irwan Nasution, op cit, hlm. 134 26 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum, 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung,
Remaja Rosdakarya, 2005) hal. 174
23
yang ditetapkan bagi setiap unit bahan pelajaran baik secara
perorangan maupun kelompok.27
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan
segi hasil dari proses pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar
peserta didik terlihat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial
dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan
belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya
pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran
dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang
positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaknya sebagian
besar.28
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi kurikulum 2004
dapat dilakukan dengan berbagai bentuk antara lain :
1. Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas dapat dilakukan dengan ulangan
harian (dilaksanakan setiap selesai proses pembelajaran dalam
kompetensi dasar tertentu). Ulangan umum (dilaksanakan akhir
semester) dan ujian akhir (dilaksanakan pada akhir program
pendidikan, pada umumnya dilakukan secara bersama, baik
tingkat rayon, kecamatan, kodya / kabupaten maupun propinsi)
2. Tes Kemampuan Dasar
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar
peserta didik, terutama dalam membaca, menulis dan berhitung
yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program
pembelajaran (remedial) materinya dapat dikembangkan dan
diperluas cakupannya oleh guru sesuai dengan kebutuhan
masing-masing sekolah.
27 B. Suryosubroto, op cit, hlm. 56 28 E. Mulyasa, op cit, hal. 174
24
3. Ujian Berbasis Sekolah
Ujian berbasis sekolah dapat dilakukan pada setiap akhir
jenjang sekolah, untuk mendapatkan gambaran secara utuh dan
menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam
satuan waktu tertentu dan keberhasilan sekolah secara
menyeluruh.
4. Bench Marking
Bench marking merupakan suatu standar untuk mengukur
kinerja yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai
suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat
ditentukan ditingkat sekolah-, daerah atau nasional. Penilaian
dilakukan secara berkesinambungan, sehingga peserta didik
dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan usaha dan tingkat keuletannya hasil
penilaian dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk
pembinaan guru dan kinerja sekolah.
5. Penilaian Program
penilaian program dilakukan oleh departemen pendidikan
nasional dan dinas pendidikan secara kontinyu dan
berkesinambungan. Penilaian dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian kurikulum dengan dasar fungsi dan tujuan
pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan
perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.
6. Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap seluruh
tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran
tertentu. Penilaian dapat dilakukan bersama-sama oleh guru dan
peserta didik, melalui suatu diskusi untuk membahas hasil kerja
peserta didik kemudian menentukan hasil penilaian atau skor.29
29 Ibid, hal. 176-179
25
D. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik
dengan cara mendorong memfasilitasi kegiatan belajar mereka
secara detail. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menjelaskan tentang pengertian
pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.30
Demikian juga pendidikan menurut McDonald. “Education
in the sense used here is a process or an activity as which is
directed at producing desirable change in the behaviour of human
being”.31 (pendidikan adalah sebuah proses atau sebuah aktifitas
yang berlangsung yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan
tingkah laku manusia yang diharapkan).
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang
berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya
berlangsumg di dalam kelas, tetapi berlangsung pula di luar kelas.
Pendidikan bukan bersifat formal saja, tetapi mencakup pula yang
non formal32.
Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
30 U URI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional (Jakarta : Cemerlang),
hlm. 3 31 F.J. Mc Donald, Educational Psycology, (San Francisco : Wads Worth, 1959), hlm. 4 32 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 149
26
suasana belajar dan proses pembelajaran yang berlangsung yang
bertujuan untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian
manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan
tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi berlangsung pula di
luar kelas yang tujuannya untuk menghasilkan perubahan tingkah
laku manusia yang diharapkan.
Pengertian pendidikan agama Islam adalah upaya mendidik
ajaran Islam agar menjadi way of life (jalan hidup). Dalam buku
pedoman PAI untuk sekolah umum. Pendidikan agama islam
merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa
dalam meyakini, memahami, menghati dan mengamalkan agama
islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan
di barengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain
hubungannya dengan kerukunan umat beragama, hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa. Dengan demikian berbicara
tentang pendidikan agama islam dapat di maknai dalam dua
pengertian yaitu: sebagai proses penanaman ajaran islam dan
sebagai bahan kajian yang menjadi proses itu sendiri.33
Dari beberapa pengertian di atas dapat di temukan beberapa
hal yang perlu di perhatikan dalam pengrtian PAI sebagai berikut:
a. PAI sebagai usaha sadar, yaitu suatu kegiatan bimbingan,
pengajaran dan latihan ysng di lakukan secara terencana dan
sadar atas tujuan yang akan di capai.
b. Peserta didik yang akan di siapkan untuk mencapai tujuan
dalam arti ada yang di bimbing, di latih dalam proses belajar
mengajar.
c. Pendidik atau (GPAI) yang melakukab kegiatan bimbingan,
pengajaran atau latihan terhadap peserta didiknya untuk
mencapai tujuan pandidikan agama islam.
33 Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001), hlm. 75
27
d. Pembelajaran PAI di arahkan untuk meningkatkan keyakinan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran islam untuk
membentuk kualitas pribadi juga sekaligus untuk membentuk
kesalehan sosial. Kualitas pribadi di harapkan mampu
memancar keluar dalam hubungan keseharian dengam manusia
lainnya dalam berbangsa dan bernegara sehingga terwujud
persatuan dan kesatuan nasional. 34
2. Dasar Pendidikan Agama Islam
Dalam aktivitas yang berkesinambungan sebagai
transformasi ilmu pengetahuan, pewarisan atau transmisi budaya,
dan juga sebagai agen perubahan sosial, pendidikan memerlukan
suatu landasan Fundamental atau dasar yang kuat. Dasar yang
dimaksud adalah dasar pendidikan Islam, baik sebagai konsep
maupun sebagai aktivitas yang bergerak dalam rangka pembinaan
kepribadian yang utuh atau paripurna memerlukan suatu dasar
yang kokoh.35 Pelaksanaan baik landasan ideal maupun
konstitusional. Hal ini ditinjau dari tiga segi yaitu dasar yuridis
atau hukum, dasar religius dan dasar sosial psikologis.36 Ketiga
dasar tersebut yaitu :
a. Dasar yuridis atau hukum
Dasar yuridis atau hukum terbagi lagi menjadi dua macam
yaitu :
1. Dasar ideal yaitu Pancasila
Pada butir pertama sila ketuhanan yang maha esa dari
pancasila berbunyi “Percaya dan taat kepada Tuhan yang
maha esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab”.
34 Ibid. hlm.76 35 Khoirun Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 153 36 Muslam, Pengembangan Kurikulum PAI, (Semarang PKP 12 2003), hal. 29
28
2. Dasar konstitusional
Yaitu menjadi dasar konstitusional pelaksanaan pendidikan
agama Islam di Indonesia UUD 1945 BAB XI Pasal 29 ayat
1 dan 2 yang berbunyi “Negara berdasarkan atas ketuhanan
yang maha esa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadah menurut agama dan kepercayaan.
3. Dasar Operasional
Yaitu terdapat dalam Tap MPR No. IV/MPR 1973 yang
kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No. IV/MPR 1978.
Ketetapan MPR No. II/MPR 1983, diperkuat oleh Tap
MPR No. II/MPR 1988 dan Tap MPR No. II/MPR 1993
tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang pada
pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan
agama secara langsung dimasukkan dalam kurikulum
sekolah-sekolah formal mulai dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi
b. Dasar Religius
Dasar pelaksanaan PAI secara religius yaitu berdasar
pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, antara lain QS. An-Nahl ayat
125 yaitu :37
ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik.
Walaupun ayat tersebut berbicara tentang dakwah, akan
tetapi berkaitan erat dengan PAI. Adapun korelasinya yaitu
dilihat dari segi sarannya antara dakwah dan pendidikan
memiliki sasaran yang sama yaitu manusia. Bedanya dalam
37 Depag, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), hal. 31
29
berdakwah sasarannya terkadang ada yang dikelompokkan dan
ada yang tidak dikelompokkan. Dalam berdakwah terkadang
dilakukan di dalam kelompok sasaran dari berbagai latar
belakang, jenis kelamin, kecerdasan, usia, dan lainnya yang
berbeda menjadi satu seperti : yang terlihat dimana acara
dakwah di masjid, majlis ta’lim dan sebagainya. Sedangkan
dalam pendidikan sasarannya lebih terklasifikasi berdasarkan
perbedaan usia, kecerdasan, dan sebagainya dengan demikian
ayat tersebut mengingatkan betapa pentingnya memahami
keadaan peserta didik terutama dari segi kecerdasan.38
Sedangkan dari hadits ada beberapa hadits nabi yang
dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan pendidikan agama
Islam antara lain.
قال رسول اهللا صلى اهللا : ض انه يقول .عن ايب هريرة رنه د االيولد على الفطرة فابواه يهودامامن مولو. عليه وسلم
)رواه مسلم(اوينصرانه اوميجسانه Artinya : Dari Abu Hurairah r.a berkata. Rasulullah SAW
bersabda : tidak ada anak dilahirkan dalam keadaan suci. Maka kedua orang tuanya yang menjadikan anak itu yahudi, nasrani, atau majusi. (HR. Muslim)39
c. Dasar Sosial Psikologis
Pada hakekatnya manusia diciptakan oleh Allah sebagai
makhluk dua dimensi yaitu makhluk individu dan sebagai
makhluk sosial dan manusia tidak akan terlepas dari dua
dimensi tersebut, bahkan perjalanan hidupnya harus selalu
diwarnai dengan irama dua dimensi sehingga manusia tidak
akan hidup menyendiri tanpa berinteraksi dengan
38 Abudinata, Tafsir4 Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),
hal. 106 39 Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz. II, (Beirut: Multazam At-Tabah wa Nasr Dahlan,
tth), hal. 458
30
lingkungannya. Sebagai makhluk sosial manusia dalam
berinteraksi dengan lingkungannya diperlukan pengetahuan
yang memadai sesuai dengan perkembangan dan kebudayaan.
Namun pada hakekatnya diantara manusia satu dengan
yagn lainnya tidak akan pernah sama dalam segala hal,
termasuk dalam derajat dan kedudukannya. Hal in bisa terjadi
karena semakin tinggi tingkat pengetahuan dalam bidang
keagamaannya maka semakin tinggi pula ketaqwaannya,
sedangkan kadar tingkat ketaqwaanlah yang dapat membedakan
kedudukan dan derajat manusia disisi Allah. Adapun dasar
sosial pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yaitu sesuai
dengan surat Al-Hujrot ayat : 13.40
يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى وجعلناكم شعوبا ع إن الله قاكمالله أت دعن كممفوا إن أكرارعائل لتقبو ليم
بريخ Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang aling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 disebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
40 Ibid, hal. 33
31
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara demokrasi dan tanggung jawab.41
Secara praktis Muhammad Atiyah Al-Abrasyi
menyimpulkan lima tujuan pendidikan Islam yaitu:
a. Membentuk akhlak mulia
b. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat
c. Mempersiapkan untuk mencari rizki dan memelihara segi
kemanfaatannya
d. Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik
e. Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil42
Dilihat dari sudut akarnya bahwa Islam memiliki sifat
universal. Islam mengandung aturan yang mengatur seluruh aspek
kehidupan, hubungan manusia dengan khaliqnya yang disebut
dengan ubudiyah dan hubungan dengan sesama yang disebut
dengan muamalah. Berangkat dari ini maka pendidikan agama
Islam ditujukan pada upaya membentuk manusia yang
berkepribadian universal. Hamba yang bertaqwa yang menuju
bertaqorub kepada Allah SWT dan menjalankan amal shaleh sesuai
dengan firman Allah SWT.
مونودبعإلا لي سالإنو الجن لقتا خ Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku (QS. Adz-Dzariyat: 56).43
Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
41 UU RI, op cit, hlm. 12 42 M. Atiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1984), hlm. 1-4 43 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Surya Citra Aksara, 1993), hlm.
862
32
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berbangsa dan
bernegara.
Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang
akan ditingkatkan dalam pembelajaran PAI yaitu:
a. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran Islam
b. Dimensi pemahaman intelektual serta keilmuah peserta didik
terhadap ajaran Islam
c. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan
peserta didik terhadap ajaran Islam
d. Dimensi pengamalan dalam arti bagaimana Islam yang telah
diimani, pahami dan dihayati itu mampu menumbuhkan
motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan dan
mentaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan
pribadi sebagaimana yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT serta mengaktualisasikan dan merealisasikan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.44
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam baik sebagai proses penanaman
keimanan dan seterusnya maupun sebagai materi (bahan ajar)
memiliki fungsi yang jelas. Fungsi pendidikan agama Islam yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan
Fungsi PAI sebagai pengembangan adalah meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang
telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Sekolah berfungsi
untuk menumbuh-kembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
44 Muhaimin, dkk, op cit, hlm. 78
33
b. Penyaluran
Fungsi ini yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.
c. Perbaikan
Fungsi ini yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan
kekurangan-kekurangan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman, dan pengamalan agama dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Pencegahan
Fungsi ini adalah untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
e. Penyesuaian
Fungsi ini adalah untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama
Islam.
f. Sumber nilai
Adalah untuk memberikan pedoman hidup untuk mencapai
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
g. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nir nyata) sistem dan fungsionalnya.45
5. Materi Pengajaran PAI
Untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan,
maka materi yang akan disampaikan harus disesuaikan dengan
45 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 134-135
34
tuntutan tujuan tersebut. Oleh karena itu penuntutan materi
pengajaran harus didasarkan pada tujuan, baik dari segi cakupan,
tingkat kesulitan maupun organisasinya. Dengan demikian, materi
harus dapat mengantarkan peserta didik untuk bisa mewujudkan
sosok individu sebagaimana yang digambarkan dalam tujuan.
Secara garis besar, materi Pendidikan Agama Islam dapat
dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Materi Dasar : yaitu materi yang penguasaannya menjadi
kualifikasi lulusan dari pengajaran yang bersangkutan.
Diantara materi yang termasuk dalam jenis ini adalah : Tauhid
(dimensi keyakinan), Fiqih (dimensi ritual dan sosial), Akhlak
(dimensi komitmen).
2. Materi Sekuensial : yaitu materi yang dimaksudkan untuk
dijadikan dasar untuk mengembangkan lebih lanjut materi
dasar, diantara materi yang termasuk jenis ini tafsir dan hadits,
yang bertujuan agar peserta didik dapat memahami materi
dasar dengan lebih baik.
3. Materi Instrumental : yang tergolong materi ini dalam
pendidikan agama Islam adalah bahasa Arab. Karena
sebagainya besar sumber ajaran Islam Al-Qur’an, Hadits, dan
kitab-kitab adalah berbahasa arab. Maka penguasaan terhadap
bahasa arab mutlak diperlukan.
4. Materi Pengembangan Personal. Diantara materi yang
termasuk dalam kategori jenis ini adalah sejarah kehidupan
manusia, sejarah rasul, dan sejarah Islam.46
6. Metode Pendidikan Agama Islam
Dalam dunia proses belajar mengajar yang disingkat PBM,
sebuah ungkapan populer kita kenal dengan metode jauh lebih
46 Muntoli’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati,
2002), hlm. 28
35
penting dari materi demikian urgennya metode dalam proses
pendidikan dan pengajaran, sebuah proses belajar mengajar (PBM)
bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak
menggunakan metode karena metode menempati posisi kedua
terpenting setelah tujuan sederetan komponen pembelajaran.
Seiring dengan itu seorang pendidik dituntut gar cermat memilih
dan menetapkan metode apa yang tetap apa yang digunakan untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik karena dalam proses
belajar mengajar (PBM) di kenal ada beberapa macam metode
antara lain:47
1. Simulasi
Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya
berpura -pura saja atau cuplikan sesuatu situasi kehidupan nyata
dalam kegiatan pembelajaran.48 Tujuan simulasi : untuk melatih
ketrampilan tertentu. Untuk memperoleh pemahaman tentang
sesuatu konsep atau prinsip untuk melatih memecahkan
masalah.
2. Metode Pengelompokan Buzz (Buzz Group)
Memecahkan masalah dengan melakukan kegiatan
belajar yang dilakukan melalui diskusi dalam kelompok kecil
atau sub group dengan jumlah masing-masing anggota sekitar
tiga sampai empat orang. kelompok-kelompok kecil melakukan
diskusi dengan membahas bagian-bagian khusus dalam masalah
itu kemudian dilaporkan hasilnya kepada majlis kelompok
besar.49
Tujuan metode kelompok Buzz;
47 Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), hal. 109 48 Nana Sudjana, Model mengajar (CBSA), Bandung : Sinar Baru (1991), hal. 56 49 D. Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung : Falah
Production, 2001), hal. 123
36
a. Untuk menumbuhkan suasana akrab, penuh perhatian terhadap
pendapat orang lain.
b. Untuk menghimpun belajar pendapat tentang bagian-bagian
masalah dalam waktu singkat.
c. Memaksa peserta didik untuk dilatih berbicara, menyampaikan
pendapat dimuka umum.
d. Digunakan dengan teknik lain sehingga kegunaan teknik ini dapat
bervariasi.
b. Metode Pemecahan Masalah Kritis
Suatu metode yang menggambarkan pengalaman atau masalah
seseorang yang disusun untuk memancing perhatian atau program para
peserta didik pemecahan masalah kritis dapat dipergunakan pula
sebagai aktivitas belajar perorangan, kelompok atau kombinasi antara
keduanya.50
Pemecahan masalah memegang peranan penting baik dalam
pembelajaran sains maupun dalam pembelajaran disiplin ilmu lainnya.
Terutama agar pembelajaran berjalan dengan fleksibel.
c. Metode Bermain Peran (Role Play)
Suatu metode kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
kemampuan penampilan peserta didik untuk memerankan status dan
fungsi pihak-pihak lain yang terdapat dalam kehidupan yang nyata.51
Peran dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian perasaan,
ucapan dan tindakan, sebagai suatu pola hubungan unik yang
ditunjukkan oleh individu terhadap individu lain. Sehubungan dengan
itu tujuan penggunaan teknik ini antara lain adalah untuk
menggunakan peran-peran dalam dunia nyata kepada peserta didik
melatih peserta didik untuk berinteraksi dengan dunia lain yang juga
membawakan peran tertentu sesuai dengan tema yang dipilih.
50 Ibid., hal. 126 51 Ramayulis, Metode Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1990), cet. I,
hal. 158
37
d. Metode Ceramah Bervariasi
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran
dengan komunikasi lisan. Suatu teknik penjelasan secara lisan yang
dilengkapi dengan alat-alat bantu pandang dasar (audio visual) dan
teknik-teknik kegiatan belajar lainnya diskusi, demonstrasi, simulasi,
penugasan dan kunjungan study.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru pada waktu mengajar
dengan menggunakan metode ceramah adalah :
1. Guru akan menjadi satu-satunya pusat perhatian, oleh karena itu
sebelum memulai ceramah perlu mengoreksi diri antara lain yang
berkaitan dengan pakaian, make up, dan lain-lain.
2. Sampaikan garis besar bahan ajar terlebih dahulu.
3. Hubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki peserta didik.
4. Memulai dari hal-hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat
khusus.
5. Gunakan alat peraga atau media yang sesuai dengan bahan yang
diceramahkan. 52
e. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajak
dalam bentuk pertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta
didik. Demikian halnya jawabannya. Pertanyaan dapat digunakan
untuk merangsang aktivitas dan kreatifitas berfikir peserta didik.
Karena itu, mereka harus didorong untuk mencari dan menemukan
jawaban yang tepat dan memuaskan dengan cara menghubungkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.
f. Metode diskusi
Diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran
mengenai suatu masalah. Teknik diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa
52 Nana Sudjana, Op.Cit, hal. 64-65
38
(kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah juga
mengumpulkan pendapat alternatif pemecahan atau suatu masalah.53
7. Pendekatan Pendidikan Agama Islam
Dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam
(PAI) ada tujuh pendekatan yang dapat digunakan yaitu:
1. Pendekatan keimanan
Yaitu memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman adanya Tuhan sebagai sumber
kehidupan makhluk sejagad ini
2. Pendekatan pengamalan
Yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mempraktikkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah
dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan masalah dalam
kehidupan.
3. Pendekatan pembiasaan
Yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membiasakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan ajaran
Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah
kehidupan.
4. Pendekatan rasional
Yaitu usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik
dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam
standar materi serta kaitannya dengan perilaku yang baik yang
buruk dalam kehidupan duniawi.
5. Pendekatan emosional
Yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam
menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan
budaya bangsa.
53 Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit., hlm. 138.
39
6. Pendekatan fungsional
Yaitu menyajikan bentuk semua standar materi (Al-Qur'an,
keimanan, akhlak, fiqih/ibadah, dan tarikh) dari segi manfaatnya
bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
7. Pendekatan keteladanan
Yaitu menjadikan figur guru (pendidik) petugas sekolah lainnya,
orang tua, serta anggota masyarakat sebagai cermin bagi peserta
didik.
8. Evaluasi Pendidikan Agama Islam
Evaluasi dalam pendidikan Islam adalah merupakan cara
atau teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta didik
berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari
seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologi dan spiritual
religius peserta didik. Menurut Edwind Wand dan Berald W. Broen
dalam karyanya : Esential of educational evaluation yang dikutp
Armei Arif mengatakan bahwa evaluasi “the act or proses to
determining the value of same thing”. Bila pernyataan ini
dihubungkan dengan evaluasi pendidikan maka dapat diartikan
dengan totalitas tindakan atau proses yang dilakukan untuk menilai
sesuatu yang berkaitan dengan dunia pendidikan.54
Dengan demikian maka yang dimaksud dengan evaluasi
pendidikan Islam dalam pengambilan sejumlah keputusan yang
berkaitan dengan pendidikan agama Islam guna melihat sejauh
mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai islam
sebagai tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Beberapa jenis penilaian yaitu :
1. Penilaian Formatif
Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar peserta
didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan
54 Armai Arif, Op.Cit, hal. 109
40
pelajaran pada suatu bidang studi tertentu. Tujuan dari penilaian
formatif ini adalah untuk mengetahui bahan hingga sejauh mana
penguasaan murid tentang bahan pendidikan agama yang
diajarkan dalam satu program satuan pelajaran, serta sesuai
tidaknya dengan tujuan. Aspek-aspek yang dinilai meliputi :
hasil kemajuan belajar murid yaitu : pengetahuan, keterampilan,
dan sikap terhadap bahan pelajaran agama yang disajikan.
2. Penilaian Sumatif
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar
murid yang telah selesai mengikuti pelajaran dalam satu catur
wulan, semester, atau akhir tahun, tujuannya adalah untuk
mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid selama
satu cawu, semester pada suatu unit pendidikan tertentu aspek
yang dinilai mempunyai kesamaan dengan penilaian formatif.
3. Penilaian Penempatan
Yaitu penilaian tentang pribadi anak untuk kepentingan
penempatan di dalam situasi belajar mengajar yang sesuai
dengan anak didik tersebut, tujuannya untuk menempatkan anak
didik pada tempat yang sebenarnya, berdasarkan bakat, minat,
kemampuan dan keadaan diri anak sehingga anak tidak
mengalami hambatan dalam mengikuti pelajaran yang disajikan
guru. Adapun aspek-aspek yang dinilai meliputi : keadaan fisik
dan psiychis, bakat, kemampuan, pengetahuan, ketrampilan,
sikap dan aspek lainnya yang dianggap perlu bagi kepentingan
pendidikan anak.
4. Penilaian diagnotik
Yaitu penilaian terhadap hasil penganalisaan tentang
keadaan anak didik baik berupa kesulitan atau hambatan dalam
situasi belajar mengajar, maupun untuk mengatasi hambatan
yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar
41
mengajar. Adapun aspek-aspek yang dinilai meliputi : hasil
belajar murid dan latar belakang kehidupannya.55
55 Ramayulis, Op.Cit, hal. 324
42
BAB III
MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMPN 28 SEMARANG
A. Profil SMPN 28 Semarang
1. Sejarah dan Perkembangan SMPN 28 Semarang
SMP 28 Semarang berdiri tahun 1985 dengan lokasi sekolah berada
di ujung barat wilayah Kota Semarang, tepatnya di kelurahan
Mangkangkulon Kecamatan Tugu Semarang. Sekolah ini menempati lahan
seluas 11.873 m.
Pada tahun pelajaran 2009/2010 memiliki rombongan belajar
sebanyak 22 kelas dengan jumlah siswa 780 siswa. Kekuatan sekolah
didukung oleh 46 tenaga pengajar profesional dengan kualifikasi S1 dan
diantaranya 5 orang berkualifikasi S2, dibantu 12 orang staf TU, serta
fasilitas penunjang belajar yang meliputi laboratorium bahasa,
laboratorium IPA, laboratorium komputer, dan ruang standar yang
memadai.
Sejak tahun 2006 berbagai peningkatan prestasi telah diraih, baik
akademis maupun non akademis. Walaupun berada di pinggiran kota,
namun secara akademis merangkak naik untuk dapat menghilangkan image
bahwa sekolah pinggiran mutunya rendah. Tetapi hasilnya adalah bahwa
SMP 28 Semarang mulai tahun 2007 telah ditetapkan oleh Dirjend
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas sebagai Sekolah
Standar Nasional (SSN).
Hal tersebut merupakan langkah awal untuk dapat mensejajarkan
SMP 28 Semarang dengan sekolah favorit lainnya di tengah kota.
Dengan penetapan sekolah yang bonafide bersama sekolah SSN
lainnya di kota Semarang. Hal yang menggembirakan dan menambah
43
motivasi kerja guru dan motivasi belajar siswa adalah tingkat kelulusan
pada tahun pelajaran 2009/2010 yang mencapai 100%.1
2. Letak Geografis
SMP 28 Semarang berlokasi di Jalan Kyai Gilang Kelurahan
Mangkangkulon Kecamatan Tugu Kota Semarang. Suatu daerah yang
berbatasan dengan Kabupaten Kendal. Lokasi tersebut sangat strategis, hal
itu dikarenakan jauh dari keramaian lalu lintas kota semarang, yaitu:
Sebelah selatan berbatasan dengan sawah
Sebelah barat berbatasan dengan sawah
Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman warga
Sebelah utara berbatasan dengan sawah2
3. Visi dan Misi Sekolah
• Visi
Mantap dalam prestasi dan santun dalam perilaku dilandasi IMTAQ.
• Misi
- Melaksanakan pembelajaran yang bermutu, kreatif dan inovatif.
- Melaksanakan proses bimbingan yang efektif untuk
mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.
- Menyelenggarakan pelajaran tambahan dan ekstrakulikuler secara
proporsional dan efektif.
- Mengembangkan budaya yang kompetitif bagi siswa dan guru
dalam upaya meningkatkan dan memantapkan prestasi.
- Menumbuhkembangkan semangat disiplin, tertib, santun dan
berbudi pekerti luhur.
- Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap
agama yang dianut.3
1 Data wawancara dengan kepala sekolah Teguh Waluyo,S.Pd.MM pada tanggal 13
Oktober 2009. 2 Wawancara dengan Ka. TU Ibu Rosyidah pada tanggal 14 Oktober 2009. 3 Data wawancara dengan kepala sekolah Teguh Waluyo,S.Pd.MM pada tanggal 21
Oktober 2009
44
4. Struktur Organisasi SMPN 28 Semarang
Dari data yang diperoleh pada tahun pelajaran 2009/2010 Kepala
Sekolah Drs. Teguh Wahyu dibantu oleh wakil kepada sekolah dengan
struktur di bawahnya antara lain bidang/urusan kurikulum, kesiswaan,
humas, sarana dan prasarana dan koordinator BK/BP, disamping kepala
urusan tata usaha, kepala perpustakaan dan laboratorium. Unsur ini
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan tim
kerja yang satu sama lain saling terkait. Adapun secara rinci dapat dilihat
lampiran (Struktur Organisasi SMPN 28 Semarang).
Melihat struktur organisasi itu, jelas bahwa masing-masing bidang
diharapkan mampu melaksanakan tugasnya dengan semaksimal mungkin
bahkan lebih dari itu masing-masing bidang saling melengkapi
kekurangannya. Hal ini memungkinkan kinerja yang sinergis dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
5. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Guru/pendidik merupakan komponen dalam kegiatan belajar
mengajar dalam suatu lembaga pendidikan. Sehingga berkat tenaga
pendidiklah siswa-siswi tersebut menjadi bibit unggul dan calon
generasi bangsa yang terdidik.
Berdasarkan data pada profil SMPN 28 Semarang, keadaan guru
tahun 2009 sebagai berikut:
No. Nama NIP Tempat Lahir
Tanggal Lahir Tugas Mengajar
1 2 3 4 5 14 1. Teguh Waluyo, S.Pd, MM. 131261420 Magelang 10/04/1962 KS/Geografi 2. Drs. Tri Rubiyanto 131909254 Kebumen 06/07/1962 IPS -Geo 3. Djamsari,S.Pd. 131429949 Jepara 11/02/1958 Wakasek/TIK 4. Edie Bowo Prayoto, S.Pd 130907878 Demak 10/04/1962 IPA Biologi 5. Joko Subiyanto,S.Pd. 131258609 Grobogan 03/01/1960 Fisika 6. Yun Anneke G. S.Pd 131410004 Medan 22/06/1961 Bhs.Inggris 7. Sri Tartiningsih,B.A. 131474238 Wonosobo 18/06/1960 Ekonomi 8. Sukarminah, S.Pd 131611762 Kendal 19/06/1958 PPKN
45
9. Sri Mulyani Sunarti, S.Pd. 131676401 Gn. Kidul 27/09/1962 Tata Busana 10. Martono 131567637 Grobogan 26/07/1964 TIK 11. Udi Prasodjo, S.Pd. 130793790 Klaten 11/02/1956 Seni Bud. & Musik12. Dra. Rr. Dateng Rejeki .D.C,MM 131583394 Kebumen 17/01/1962 BK 13. Ngarudi, A.Md. 131566307 Bantul 15/12/1962 Bhs.Inggris 14. Harmi Wiyanti,S.Pd. 131606139 Pati 05/05/1961 Matematika 15. Tutty Yustiani 131567677 Semarang 03/01/1964 Bhs.Indonesia 16. Walujo, S.Pd 131784131 Jakarta 09/11/1964 Pend. Jasmani 17. Drs. Agus Mulyadi 132142421 Sragen 22/08/1963 Bhs.Indonesia 18. Suroso Hadi Wirawan, S.Pd 131791720 Semarang 14/01/1957 Pend.Jasmani 19. Tjatoer Rini Indriani,S.S. 132189876 Surakarta 16/06/1969 Bhs.Daerah 20. Darto,S.Pd. 132187673 Purwodadi 25/11/1971 Fisika & TIK 21. Sri Mahadi 131852477 Semarang 23/09/1962 Bhs.Indonesia 22. Ahmad Fauzi,S.Pd. 132197480 Boyolali 01/11/1974 Matematika 23. Puji Sri Winarni,S.Pd. 132227023 Salatiga 16/06/1971 Geografi 24. Umi Nurliyahti, A.Md. 131960915 Purbalingga 10/02/965 Bhs.Indonesia 25. Dra. Semi Nuryanti 132258805 Semarang 25/10/1964 BP/BK 26. Much. Sodik Afandi, S.Pd 500108717 Magelang 31/05/1970 Bhs. Jawa 27. Haryati, S.Pd 500108678 Surakarta 15/12/1967 Matematika 28. Iswatun Khasanah, M.Ag 150358732 Batang 03/12/1978 Agama Islam 29. Dwi Nur Zaenah, S.Pd 500114957 Demak 22/03/1972 IPS/Ekono/Sej. 30. Ika Dewi Retno Sari, S.Pd 500114967 Semarang 21/12/1970 IPS/Ekono/Sej. 31. Widayati, S.Pd 500114936 Kendal 08/09/1967 BP/BK/Tabus 32. FX. Juhartono, S.Pd, MM 500124448 Ambarawa 22/05/1969 B.Indonesia 33. Agustina Dwi Saputri, S.Pd 500124452 Purworejo 18/08/1980 Matematika
34. Drs. Sad Widaryo 500130912 Jepara
18/09/1965 Penjaskes 35. Sumini, S.Pd 500130914 Purwodadi 10/02/1960 PPKN/Tabus 36. Sri Pancawati Murtiningsih, S.Pd 500130887 Kebumen 02/06/1967 B. Indonesia 37. Evi Ana Suprihatiningsih, S.Pd 500130890 Surakarta 09/05/1970 B.Inggris 38. Dra. Hj. Nurokhmi 500165984 Tegal 16/07/1953 Agm.Islam/Tabus 39. Farida Ariyani, S.Pd 500153031 Kendal 11/08/1970 IPS 40. Lukmono Adi, S.Pd 500178402 Semarang 03/09/1976 Seni Rupa 41. Murni Untari, S.Pd 500180676 Semarang 05/05/1970 B.Inggris 42. Daniel Achwan Djoko Susanto,S.Pt 500180821 Semarang 12/06/1969 IPA Biologi 43. Anny Prasetyaningtyas Semarang 07/10/1980 Matematika 44. Astuti Budi Lestari, S.Pd Semarang 11/01/1980 Fisika 45. Nunung Pratidina, S.Pd Kendal 09/11/1978 B.Inggris 46. Bagus Ari Bowo, S.Pd Semarang 10/10/1980 Matematika
Tabel 1.
Daftar Guru SMPN 28 Semarang
46
b. Keadaan Siswa
Pada tahun ajaran 2009/2010 murid SMP 28 Semarang
berjumlah 780 anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
No. Kelas Jumlah ruang
Jumlah murid Jumlah
Putra Putri 1.
2.
3.
VII
VIII
IX
7
7
8
95
129
137
128
145
146
223
274
283
Jumlah 22 361 419 780 Tabel 2.
Keadaan siswa SMPN 28 Semarang tahun pelajaran 2009/2010
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa sarana dan
prasarana penunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar di SMPN 28
Semarang, dengan rincian sebagai berikut:4
1. Deskripsi
a. Luas Tanah : 11.872 m
b. Luas Bangunan : 5.531 m
c. Jumlah Bangunan : 10 Lokal
d. Denah Lokasi : Terlampir
2. Keadaan Ruangan
No. Ruang Jumlah Luas (m2) Kondisi Ket. Baik Rusak Ruang PBM : 1. Kelas VII 7 @ 63 m2 7 2. Kelas VIII 7 @ 63 m2 7 3. Kelas IX 8 @ 63 m2 8 4. Lab. IPA 1 105 m2 1 5. Keterampilan 1 63 m2 1 6. Lab. Komputer 2 162 m2 2 7. Lab. Bahasa 2 105 m2 2
4 Wawancara dengan Ka. TU Ibu Rosyidah pada tanggal 21 Oktober 2009
47
Ruang Pendukung : 8. R. Kepsek 1 @ 56 m2 1 9. R. Guru 1 105 m2 1 10. R. Tata Usaha 1 @ 56 m2 1 11. Mushola 1 129 m2 1 12. R. Bimb. Kons. 1 63 m2 1 13. R. UKS 2 18 m2 2 14. Kantin 2 30 m2 2 15. Gudang 1 6 m2 1 16. Km. Kecil Siswa 13 47 m2 13
27 m2 17. Km. Kecil 2 14 m2 2
7. Kurikulum5
Yang dimaksud kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh atau dipelajari oleh siswa dalam suatu periode tertentu.
Adapun mata pelajaran dapat di lihat di dalam tabel di bawah ini:
Komponen Kelas dan Alokasi Waktu VII VIII IX
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 4 5. Matematika 4 4 4 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 8. Seni Budaya 2 2 2 9. Pendidikan Jasmani 2 2 2 10. TIK 2 2 2 B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa 2 2 2 2. Tata Busana 2 2 2 Jumlah 36 36 36
Tabel 3. Mata Pelajaran SMPN 28 Semarang
5 Wawancara dengan Wakasek Kurikulum, Much. Sodik Afandi, S.Pd pada tanggal 28 Oktober 2009
48
B. Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Perencanaan pembelajaran
Persiapan pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah rencana yang
digunakan untuk merealisasikan rancangan yang telah disususn dalam
silabus. Silabus merupakan serangkaian kegiatan atau pengalaman belajar.
Silabus disusun oleh guru SMPN 28 sendiri dengan memperhatikan contoh
yang telah dikembangkan oleh Badan Standar Nasinol Pendidikan.
Pendidik sebagai pengembang kurikulum memiliki kreatifitas dalam
mengembangkan materi dan kompetensi dasar setiap pokok bahasan sesuai
dangan kompetensi yang dimiliki peserta didik dan perkembangan
lingkungan sekitar. Dalam merencanakan pengembangan silabus setiap
pendidik melakukan hal sebagai berkut;
a. Mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis standar kompetensi dan
kompetensi dasar dari setiap bidang studi.
b. Mengkonsep setiap bidang studi setiap pokok bahasan yang akan
disampaikan.
c. Mengembangkan dasar kompetensi dan standar kompetensi dari pokok
bahasan serta mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan,
pemahaman, kemampuan (keterampilan) nilai dan sikap.
d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi dan kriteria
pencapaiannya.
e. Mengembangkan materi sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
f. Merencanakan proses pembelajaran yang akan dilakukan.
g. Membuat penilaian yang disesuaikan dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan tujuan dari pembelajaran.
Selain itu guru SMPN 28 juga membuat perencanaan pembelajaran
meliputi:
49
a. Program semesteran
Program semesteran berisikan garis-garis besar mengenai hal-
hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
Program semesteran ini merupakan penjabaran dari program tahunan.
Pada umumnya program semesteran ini berisikan tentang bulan, pokok
bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan
keterangan-keterangan. Pada modul program semester mata pelajaran
ini berisi tentang kompetensi dasar, pokok materi, indikator
keberhasilan belajar, pengalaman belajar yang akan dicapai, alokasi
waktu dan sistem penilaian sumber, bahan, alat sudah termasuk pada
prota.
b. Program rencana pembelajaran
Rencana pembelajaran adalah sebuah persiapan yang dilakukan
oleh seorang pendidik dalam setiap mengajar. Setiap pendidik membuat
rencana pembelajaran yang isinya sesuai dengan konsep kurikulum,
yaitu: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil
belajar, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan dan
metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, alat dan
sumber belajar dan evaluasi pembelajaran.
c. Kalender pendidikan
Kalender pendidikan di SMPN 28 Semarang dibuat oleh pihak
sekolah berasal dari hasil musyawarah kerja tim pengembangan
kurikulum yang dikoordinir oleh Wakasek Kurikulum. Dalam
penentuan kalender pendidikan ditentukan atas dasar efisiensi dan
efektifitas kegiatan belajar mengajar.
2. Penorganisasian pembelajaran
Pengorganisasian pembelajaran adalah pekerjaan seorang
pendidik untuk mengatur dan menghubungkan sumber-sumber belajar,
sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara yang paling
efektif dan efisien.
50
Dalam kegiatan pengorganisasian pembelajaran ini pendidik
terlibat dalam pembagian tugas berbagai kegiatan, seperti pembagian
tugas khusus yang harus dilakukan pendidik dan peserta didik dalam
proses pembelajaran yang juga akan melibatkan berbagai proses antar
pribadi, misalnya bagaimana memotivasi kepada peserta didik agar
mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan pendidik untuk
menciptakan suasana kondusif dan memelihara kondisi belajar yang
optimal. Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan
factor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi
proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang
menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan.
Organisasi kelas yang efektif,menari, nyaman, dan aman bagi
perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.termasuk
dalam hal ini adalah penyediaan bahan pembelajaran yang menarik dan
menantang bagi peserta didik serta pengelolaan kelas yang tepat,efektif,
dan efisien.
Misalnya memberikan tulisan-tulisan di dinding yang berisikan
motivasi dan semangat belajar siswa.serta menghentikan tingkah laku
peserta didik yang menyimpang sehingga mengganggu konsntrasi yang
lain.Pemberian ganjaran (reward) bagi peserta didik yang bisa
mengerjakan tugas dengan baik dan penerapan kelompok belajar yang
produktif.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah upaya yang dilakukan
oleh pendidik untuk merealisasikan rancangan yang telah disusun baik di
dalam silabus maupun rencana pembelajaran. Karena itu pelaksanaan
kegiatan pembelajaran menunjukkan penerapan langkah-langkah metode/
strategi kegiatan belajar mengajar.
51
Karena program pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi
perubahan-perubahan perilaku yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas
pendidik yang lebih utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Pada garis besarnya ada beberapa langkah yang dilakukan oleh
peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran diantaranya:
a. Apersepsi
Apersepsi adalah menghubungkan materi pembelajaran dengan
pengalaman peserta didik atau kompetensi yang telah dikuasai oleh
peserta didik. Pendidik melakukan apersepsi dengan pretest baik berupa
tanya jawab, kuis atau yang lainnya.
Apersepsi memiliki peran penting dalam proses pembelajaran
antara lain sebagai berikut:
1) Untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesiapan peserta didik
sehingga proses belajarnya menjadi efektif.
2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik berhubungan
dengan proses pembelajaran yang dilakukan.
3) Untuk mengetahui kompetensi awal yang telah dimiliki peserta
didik mengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam proses
pembelajaran.
4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran
dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan
tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian
khusus.
b. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran lebih banyak
digunakan adalah pendekatan CTL, karena dengan pendekatan CTL
peserta didik diharapkan belajar dengan mengalami langsung, bukan
mendengar dan menghafal saja. Artinya siswa belajar dengan cara
melibatkan diri secara langsung bukan hanya sekedar mengetahui,
52
ketika peserta didik belajar diharapkan mereka dapat memahami dan
melaksanakan materi yang disampaikan (dipraktikkan) dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya pada materi pembelajaran fiqih para
peserta didik untuk bisa mempraktikkan misalnya shalat dan
sebagainya.
c. Metode Pembelajaran
Salah satu faktor yang terpenting dan tidak boleh diabaikan
dalam pelaksanaan pembelajaran PAI adalah adanya metode yang tepat
untuk mentransfer materi PAI. Materi yang pada kenyataannya
beraneka ragam dan berbobot tidak mungkin dapat dipahami secara
efektif oleh siswa apabila disampaikan dengan metode-metode yang
tidak tepat. Oleh karena itu penggunaan metode pembelajaran PAI
harus memperhatikan kekhasan masing-masing materi pelajaran,
kondisi siswa serta persediaan sarana dan prasarana.
Proses belajaran mengajar PAI di SMPN 28 Semarang
dilaksanakan dengan menggunakan berbagai metode yang disesuaikan
dengan materi pelajaran. Adapun metode yang digunakan guru antara
lain:
1) Metode ceramah
Metode ceramah ini digunakan oleh guru dalam
menerangkan materi pelajaran PAI yang disampaikan dengan jalan
menerangkan dan menuturkan secara lisan dan murid mendengarkan
keterangan yang disampaikan oleh guru dan mencatat keterangan
guru yang dianggap penting.
Sedangkan pada akhir penyampaian materi pelajaran guru
dapat memberikan dan mengambil kesimpulan dari pelajaran yang
telah disampaikan.
2) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab ini digunakan untuk membangkitkan
pemikiran siswa baik untuk bertanya maupun untuk menjawab
53
sehingga proses belajar mengajar lebih dialogis, tercipta suasana
belajar yang menyenangkan, tidak kaku dan membosankan.
3) Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian/memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada siswa, seperti materi shalat
fardhu, menyelenggarakan shalat jenazah, dan lain-lain.
4) Metode diskusi
Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang
berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau
lebih yang masing-masing mengajukan argumentasinya untuk
memperkuat pendapatnya. Untuk mendapatkan hal yang disepakati,
tentunya masing-masing menghilangkan perasaan subjektifitas dan
emosionalitas yang akan mengurangi bobot pikir dan pertimbangan
akal yang semestinya.
Dalam pelaksanaannya, metode-metode di atas sangat
membantu dalam menyampaikan materi kepada peserta didik,
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif,
bahwa dengan metode-metode tersebut materi tidak sulit untuk
dipahami.
d. Media Pembelajaran PAI
Disamping penentuan metode pembelajaran untuk menunjang
percepatan belajar harus memperhatikan media belajarnya. Media
merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses
belajar mengajar. Media yang digunakan di SMPN 28 Semarang sesuai
materi yang diajarkan. Kreatifitas pendidik dalam menggunakan media
sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran, memfasilitasi
semua sumber belajar sesuai kemampuan. Adapun media yang
digunakan seperti gedung, perpustakaan, sarana ibadah, buku-buku, alat
peraga dan sebagainya. Selain itu pendidik juga dituntut oleh sekolah
54
untuk menciptakan media sendiri yang dapat memperlancar kegiatan
pembelajaran.
4. Evaluasi Pembelajaran
Rangkaian akhir dari sistem pembelajaran yang penting adalah
penilaian (evaluasi) berhasil tidaknya suatu pendidikan dalam mencapai
tujuannya dapat dilakukan penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Hal
yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah prinsip kontinuitas, yaitu
peserta didik secara terus menerus mengikuti pertumbuhan, perkembangan
dan perubahan peserta didik.
Efektivitas pembelajaran tidak dapat diketahui tanpa melalui
evaluasi hasil belajar. SMPN 28 Semarang melakukan evaluasi dan
penilaian hasil belajar menggunakan penilaian berbasis kelas yang memuat
ranah koginitif, psikomotorik dan afektif. Dalam hal ini bentuk penilaian
yang digunakan sebagai berikut:
a. Penilaian proses
Penilaian proses dilakukan terhadap partisipasi peserta didik
baik secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran
berlangsung. Standar yang digunakan di dalam penilaian proses dapat
dilihat dari ketertiban peserta didik secara aktif, sopan santun terhadap
guru dan peserta lainnya, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran, disamping menunjukkan kegiatan belajar yang tinggi,
semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri. Penilaian
proses secara kognitif dapat dilakukan dengan adanya pre test, post test
dengan ulangan harian terprogram yang dilakukan dengan test tertulis
yang berbentuk pilihan gandan dan uraian.
Adapun SMPN 28 Semarang dalam menentukan ketuntasan
minimal memberikan penilaian tiga ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif, penilaian kognitif dilakukan adanya test tertulis.
Ulangan harian terprogram minimal tiga kali dalam satu semester.
Apabila dalam ulangan harian program belum mencapai ketuntasan
55
belajar oleh peserta didik, maka diadakan program remidiasi.
Ulangan harian terprogram ditujukan untuk memperbaiki kinerja
dan hasil belajar peserta didik secara berkelanjutan dan
berkesinambungan.
2) Ranah psikomotorik, penilaian psikomotorik ini dapat dinilai sesuai
materi dan metode yang digunakan, misal metode diskusi maka
aspek penilaian pada perhatian terhadap pelajaran, ketepatan
memberi contoh, kemampuan mengemukakan pendapat dan
kemampuan untuk tanya jawab serta bentuk performance dan hasil
karya keseharian misalnya melafalkan dan menulis ayat-ayat Al-
Qur'an dan sebagainya.
3) Ranah afektif, kriteria yang dinilai diantaranya: kehadiran,
kesopanan, kerajinan, kedisiplinan, keramahan, ketepatan
pengumpulan tugas-tugas, partisipasi dalam belajar, perhatian pada
pelajaran.
b. Penilaian hasil
Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi
perubahan tingkah laku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya
atau sebagian besar. Dalam melaksanakan penilaian hasil dilakukan
pada tengah dan akhir semester dengan diselenggarakannya kegiatan
penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh
mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
Dalam penilaian hasil ini dilakukan dengan berbagai cara:
1) Pertanyaan lisan di kelas
2) Ulangan harian terprogram yang dilakukan secara periodik
3) Tugas individu, tugas ini diberikan kepada siswa dengan bentuk
tugas atau soal uraian.
4) Tugas kelompok, tugas ini dilakukan untuk menilai kemampuan
kerja kelompok.
5) Ulangan semesteran yaitu ujian yang dilakukan pada akhir semester.
56
6) Ujian praktik bentuk ujian yang dilakukan berupa materi yang
berkaitan dengan praktik seperti materi shalat dan sebagainya.
SMPN 28 dalam menciptakan suasana sekolah yang kondusif
dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran PAI antara lain
menciptakan tata tertib sekolah dalam rangka meningkatkan akhlak
peserta didik sebagai berikut:
1. Kewajiban mengucapkan salam antar sesame teman,dengan kepala
sekolah, dan peserta didik serta karyawan sekolah apabila baru
bertemu pada pagi hari atau mau berpisah pada siang hari.
2. Berdoa sebelum pendidik memulai mengajar di pagi hari dan ketika
pelajaran akan di akhiri di siang hari.
3. Kewajiban untuk melakukan ibadah bersama, seperti shalat dzuhur
berjamaah untuk melatih kedisiplinan beribadah dan jiwa
kebersamaan.
4. Kewajiban mengikuti kegiatan keagamaan yang di laksanakan oleh
sekolah, seperi peringatan hari-hari besar islam, pesantren kilat dan
semacamnya.
5. Kewajiban untuk menciptan suasana aman, bersih, indah, tertib,
kekeluargaan dan rindang di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
6. Kewajiban siswa menghindari rasa dan sikap permusuhan,
perselisihan,dan pertengkaran antara sesama serta mengembangkan
sikap disiplin.
7. Peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan lainnya berpakaian
sesuai dengan ketentuan yang ada.
57
BAB IV
ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMBELAJARAN
PAI DI SMPN 28 SEMARANG
Setelah data-data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis terhadap data-data tersebut. Mengingat data-data yang
terkumpul bersifat kualitatif, maka dalam menganalisa data digunakan data
deskriptif.
A. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah proses awal dalam pembelajaran untuk
penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai sehingga menghasilkan
pembelajaran yang seefesien dan seefektif mungkin. Perencanaan pada
dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan.
Karena dengan adanya perencanaan proses pembelajaran akan berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
Proses pembelajaran di SMPN 28 Semarang dilakukan dengan cara
merealisasikan rancangan yang telah disusun dalam silabus, program
tahunan, rencana pembelajaran, kalender akademik. perencanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru akan menentukan
keberhasilan pembelajaran yang dipimpinnya. Hal ini didasarkan bahwa
dengan membuat perencanaan pembelajaran yang meliputi program
tahunan, program semester, penyusunan silabus dan rencana pembelajaran
yang baik atau lebih terperinci akan membuat guru lebih mudah dalam hal
penyampaian materi pembelajaran. Pengorganisasian peserta didik di kelas
maupun pelaksanaan evaluasi pembelajaran baik proses maupun hasil
belajar.
Guru akan mempunyai sebuah acuan pembelajaran sesuai dengan
kemampuan dirinya dan peserta didik yang akan menjadi subjek dan objek
dalam pembelajarannya di kelas maupun di luar kelas semakin baik dan
58
terperinci. Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru, maka akan
semakin membantu dan mudah pula bagi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran untuk setiap pokok
bahasan, langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh seorang guru
adalah: 1) Menjabarkan atau menentukan kompetensi dasar; 2) Memilih
bahan ajar; 3) Merencanakan kegiatan pembelajaran; 4) Menentukan media
dan alat pembelajaran dan 5) Penyusunan evaluasi.1
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru
sehubungan dengan kemampuan merencanakan pembelajaran yaitu: 1)
Menguasai silabus; 2) Menyusun analisis materi pelajaran (AMP); 3)
Menyusun program semester; 4) Menyusun rencana pembelajaran.2
Perencanaan pembelajaran yang disusun oleh seorang guru dapat
dijadikan pedoman yang sangat membantu guru tersebut, bukan hanya
dalam rangka menyajikan materi pembelajaran tetapi dapat juga dijadikan
sebagai bahan evaluasi proses pembelajaran yang dilaksanakan pada waktu
itu, sehingga pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya dapat berjalan
secara lebih baik dan optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran.
B. Pengorganisasian Pembelajaran
Dalam pengorganisasian pembelajaran pendidik di SMPN 28
mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif. Hal ini terlihat dengan
antusias peserta didik dalam mengikuti mata pelajaran dan merasa nyaman
di kelas karena kondisi kelas yang bersih, nyaman dan menyenangkan dan
terdapat motto, tulisan-tulisan yang memberikan motivasi untuk giat
belajar. Dan terjalin hubungan pendidik dan peserta didik dengan baik
karena pendidik di SMPN 28 mampu memerankan dirinya sebagai:
1 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997),
hl. 21 2 Ibid, hlm. 26
59
1) Fasilitator, artinya seorang pendidik memfasilitasi setiap kebutuhan
dari proses pembelajaran. Peran ini memosisikan peserta dididk pada
kondisis stand by, yang setiap saat siap dan harus dapat memfasilitasi
kebutuhan siswa, khususnya yang berhubungan dengan proses
pembelajaran.
2) Manajer, diartikan sebagai pengelola. pendidik sebagai manajer, berarti
di dalam proses pembelajaran seorang pendidik berposisi sebagai
pengelola proses pembelajaran sehingga arah dan tujuan dapat tercapai.
3) Motivator, pendidik adalah orang dewasa yang secara sadar mengambil
posisi memberikan pelajaran dan pendidikan kepada peserta didik.
Posisi ini memungkinkan pendidik sebagai pusat acuan bagi peserta
didik. Hal ini disebabkan karena peserta didik menganggap bahwa
seorang pendidik telah memiliki banyak pengalaman hidup sehingga
mereka menganggap bahwa segala pengalaman peserta didik tersebut
dapat dimilikinya juga.
4) Evaluator, proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik dan
peserta didik bertujuan untuk mengubah kondisi, kompetensi, dan sikap
peserta didik agar menjadi lebih baik dengan penguasaan secara
maksimal semua materi pendidikan yang diajarkan oleh pendidik.
Penguasaan materi pembelajaran ini pengukurannya dapat dilakukan
dengan metode tertentu yang disebut evaluasi.
C. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan peran guru
dalam pembelajaran di kelas, yang akan menentukan tercapainya tujuan
pembelajaran atau belum. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini meliputi
pengorganisasian pembelajaran dan kepemimpinan seorang guru dalam
proses pembelajaran di kelas.
Pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI
meliputi pembagian tugas kepada peserta didik tentang hal-hal yang harus
60
dilakukan selama proses pembelajaran dan tujuan yang akan dan harus
dicapai melalui pembelajaran tersebut.
Dalam proses pembelajaran guru sebagai pemimpin berperan dalam
mempengaruhi atau memotivasi peserta didik agar mau melakukan
pekerjaan yang diharapkan, sehingga pekerjaan guru dalam mengajar
menjadi lancar, peserta didik mudah lancar dan menguasai materi pelajaran
sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Guru harus selalu berusaha untuk
memperkuat motivasi peserta didik dalam belajar. Hal ini dapat dicapai
melalui penyajian pelajaran yang menarik dan hubungan pribadi yang
menyenangkan baik dalam kegiatan belajar di dalam kelas maupun di luar
kelas.
Pengelolaan kelas dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan latar
belakang peserta didik yang berbeda-beda hanya saja penataan meja kursi
masih menggunakan pola konvensional dimana guru menjadi pusat proses
pembelajaran dan peserta didik sebagai subjek pendidikan.
Pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan
belajar seperti yang diharapkan. Di dalam belajar mengajar, kelas
merupakan tempat yang mempunyai ciri khas yang digunakan untuk
belajar. Belajar memerlukan konsentrasi, oleh karena itu perlu menciptakan
suasana kelas yang dapat menunjang kegiatan belajar yang efektif. Adapun
tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja
dengan tertib sehingga tujuan pengajaran tercapai secara efektif dan
efisien. Guru sangat berperan dalam pengelolaan kelas, apabila guru
mampu mengelola kelasnya dengan baik maka tidaklah sukar bagi guru itu
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.3
Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI sudah sesuai
dengan acuan umum yang terdiri dari tiga tahap.
3Ibid, hlm. 49.
61
Pertama: Tahap pra instruksional (pendahuluan). Dalam tahap ini
guru PAI telah melakukan pembiasaan untuk senantiasa berdoa bersama
peserta didik sebelum melaksanakan sebuah proses pembelajaran. Dan
setelah itu menanyakan kehadiran peserta didik, serta melakukan pre test
baik berupa tanya jawab, kuis atau yang lainnya.
Kedua: Tahap instruksional (inti). Dalam tahap ini guru PAI
melakukan serangkaian aktivitas pembelajaran bersama peserta didik dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Sumber pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
PAI sudah sesuai dengan materi pembelajaran. Misalnya dalam kegiatan
pembelajaran di SMPN 28 Semarang, metode yang digunakan sangat
variatif yakni, metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi,
metode demonstrasi, dan metode pemberian tugas. Metode-metode ini
dapat memberikan daya tangkap yang lebih mudah dalam mencerna
pelajaran kepada peserta didik yang dapat diketahui dalam kegiatan
evaluasi.
Pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh SMPN 28 Semarang
dalam penyampaian materi sudah baik, adapun media yang digunakan juga
bervariasi seperti gedung, perpuetakaan, sarana ibadah, buku-buku, alat
peraga, dan sebagainya. sehingga dapat mendukung berjalannya proses
pembelajaran.
Ketiga: Tahap pasca instruksional (penutup). Dalam tahap ini guru
selalu memberikan penguatan atau kesimpulan tentang pembelajaran yang
sudah dijalani.
Pemberian penguatan atau kesimpulan tentang materi pembelajaran
kepada peserta didik akan berguna memberikan pemahaman yang lebih
terkait dengan pembahasan selama proses pembelajaran, hal ini
dikarenakan ada sebagian peserta didik yang baru dapat memahami suatu
pengetahuan dari sebuah kesimpulan yang diberikan oleh seorang guru.
62
D. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran yang dilakukan SMPN 28 Semarang untuk
mengetahui hasil atau belumnya. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan acuan
pelaksanaan evaluasi pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang terdiri dari evaluasi belajar dan evaluasi proses
pembelajaran.
Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan oleh guru PAI telah sesuai
dengan evaluasi hasil belajar yang terdapat dalam KTSP, yakni penilaian
berbasis kelas yang memuat ranah kognitif, psikomotorik dan afektif.
Penilaian berbasis kelas merupakan salah satu komponen yang
dikembangkan dalam kurikulum tingkat pendidikan (KTSP) termasuk mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Penilaian berbasis kelas (PBK)
pada mata pelajaran PAI dilakukan untuk memberikan keseimbangan pada
ketiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik) dengan menggunakan
berbagai jenis, bentuk dan metode penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan. PBK ini diharapkan akan lebih bermanfaat untuk
memperoleh gambaran secara utuh mengenai prestasi dan kemajuan proses
dan hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik para mata pelajaran PAI.
Dalam pelaksanaannya, penilaian ini dilakukan secara terpadu
dengan proses pembelajaran, sehingga disebut penilaian berbasis kelas
(PBK). PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja peserta didik
(portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), kinerja
(performance), tindakan (action) dan tes tertulis (subjektif, objektif, dan
projektif). Guru PAI menilai kompetensi dan hasil belajar peserta didik
berdasarkan level pencapaian prestasi peserta didik. Peranan guru PAI
sangat penting dalam menentukan ketetapan jenis penilaian untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan peserta didik. Jenis penilaian yang dibuat guru
63
PAI harus memenuhi standar validasi dan reliabilitas, agar proses dan hasil
yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.4
Hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian/evaluasi adalah prinsip
kontinuitas, yaitu peserta didik secara terus menerus mengikuti
pertumbuhan, perkembangan dan perubahan peserta didik dalam
pembelajaran.
Dari hasil evaluasi dapat dijadikan oleh SMPN 28 Semarang
sebagai acuan untuk memperbaiki program pembelajaran, menentukan
tingkat penguasaan peserta didik dan memantau dari keberhasilan
manajemen pembelajaran yang diterapkan.
E. Problematika dalam Manajemen Pembelajaran PAI
Setiap gerak langkah manusia senantiasa dirintangi oleh kesulitan-
kesulitan yang menghadangnya kapan dan dimana saja. Setiap
berlangsungnya proses pendidikan sudah barang tentu akan menemukan
kendala-kendala untuk menuju suatu pembelajaran yang efektif.
Adapun kendala- kendala dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu:
1. Minimnya alokasi waktu
Waktu yang begitu singkat sehingga proses belajar mengajar
terkesan tergesa-gesa. Selain itu masih kurangnya jam pengayaan dan
remidiasi untuk pelajaran PAI.
2. Kebanyakan siswa tidak memiliki background agama yang cukup
Kemampuan dasar siswa tentang ilmu agama sangat
berpengaruh dalam rangka proses belajar mengajar PAI, yang secara
langsung hal ini akan selalu bersinggung dengan materi yang akan
disampaikan.
3. Siswa belum cukup memahami dan mengerti baca tulis Al-Qur’an
4Nazarudin, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep Karakteristik dan
Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 178
64
Secara umum kemampuan siswa berbeda dengan lainnya
terutama dalam hal mengenal dan memahami huruf Al-Qur’an. Hal ini
dikarenakan kondisi siswa yang sangat beragam
F. Solusi dalam Menejemen Pembelajaran PAI
Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI di SMPN 28 Semarang solusi
yang diterapkan yaitu:
1. Minimnya alokasi waktu solusinya adalah: seorang guru selalu memberi
motivasi dan menyuruh untuk mencari seorang guru ngaji atau guru
private. Selain itu guru mengadakan pembelajaran yang menggunakan
metode tutor sebaya atau belajar bersama-sama di luar jam pelajaran.
2. Kebanyakan siswa tidak memiliki background agama yang cukup
solusinya adalah: seorang guru disamping memberi pelajaran di kelas
juga mengadakan sholat berjama’ah dan dengan diisi kultum.
Siswa belum cukup memahami dan mengerti baca tulis Al-Qur’an
solusinya adalah: dengan memperbanyak melatih membaca dan menulis
secara berulang-ulang sehingga siswa akan mampu membaca dan menulis
sendiri. Dengan demikian maka guru harus mamberikan penjelasan kepada
siswa secara pelan-pelan dan jelas supaya siswa bisa menangkap penjelasan
dari guru.
65
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang berangkat dari pokok permasalahan
maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.
Manajemen pembelajaran secara operasional diartikan sebagai
keseluruhan komponen dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang
diupayakan sendiri oleh guru bersama semua pihak yang terkait atau
berkepentingan dengan mutu pendidikan. Manajemen pembelajaran dalam
usaha peningkatan mutu pendidikan mencakup antara lain input, proses dan
out put pembelajaran dengan menggunakan beberapa langkah-langkah dalam
manajemen pembelajaran yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Manjemen pembelajaran PAI adalah kesatuan proses belajar mengajar
yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai
evaluasi dan proses tindak lanjut yang berlangsungdalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu yang mencerminkan nilai-nilai agama.
Kompetensi peserta didik dalam penguasaan materi, penguasaan
strategi pembelajaran dan keterampilan dalam menggunakan dan
memanfaatkan sumber belajar merupakan hal penting dalam upaya
merealisasikan manajemen pembelajaran.
Manajemen pembelajaran PAI di SMP 28 Semarang sudah baik yaitu:
1. Perencanaan pembelajaran dengan membuat silabus program tahunan,
program semesteran, program rencana pembelajaran dan kalender
pendidikan. Dalam proses perencanaan ini sudah baik karena sudah sesuai
dengan ketentuan yang ada.
66
2. Pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan pendidik sudah baik
dengan menciptakan suasana nyaman di kelas dengan pendekatan
keteladanan dan akhlakul karimah yang dimiliki oleh pendidik.
3. Pelaksanan pembelajaran dengan cara pre test baik berupa tanya jawab,
kuis, dan sebagainya. Pengelolaan kelas, strategi pembelajaran, pendekatan
dan media pembelajaran serta metode yang digunakan dapat memudahkan
peserta didik untuk menangkap materi pelajaran. Dalam pelaksanaannya
pendidik juga harus senantiasa memberikan motivasi kepada peserta didik
dalam proses belajar mengajar.
4. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan sistem penilaian berupa proses
pembelajaran dan hasil belajar yang di dalamnya menyangkut tiga ranah
yaitu: kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Problematika dalam Manajemen Pembelajaran PAI:
1. Minimnya alokasi waktu
2. Kebanyakan siswa tidak memiliki background agama yang cukup
3. Siswa belum cukup memahami dan mengerti baca tulis Al-Qur’an
Solusi dalam Menejemen Pembelajaran PAI:
1. Minimnya alokasi waktu solusinya adalah: seorang guru selalu memberi
motivasi dan menyuruh untuk mencari seorang guru ngaji atau guru
private. Selain itu guru mengadakan pembelajaran yang menggunakan
metode tutor sebaya atau belajar bersama-sama di luar jam pelajaran.
2. Kebanyakan siswa tidak memiliki background agama yang cukup
solusinya adalah: seorang guru disamping memberi pelajaran di kelas juga
mengadakan sholat berjama’ah dan dengan diisi kultum.
67
Dalam pelaksanaan pembelajaran di SMPN 28 senantiasa diterapkan
sifat-sifat luhur yang terkandung dalam nilai-nilai agama.hal ini tercermin
dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah, dimana sebelum dan sesudah
proses belajar mengajar dilaksanakan selalu di awali dan di akhiri dengan
membaca doa dan surat-surat pendek alqur’an secara bersama-sama, suasana
yang kondusif yang membuat peserta didik nyaman, dan tulisan-tulisan
bernuansa islam di dinding yang senantiasa memberikan motivasi bagi peserta
didik. Selain itu setiap menjelang ujian nasional siswa kelas ix di wajibkan
untuk mengikuti try out istighosah dan doa bersama.
B. SARAN-SARAN
1. Kepada guru, dalam manajemen pembelajaran yang telah dilaksanakan
agar senantiasa dijaga dengan sebaik-baiknya dan dilaksanakan seoptimal
mungkin agar peserta didik yang mengikuti pembelajaran dapat selalu
merasa nyaman, sehingga tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan
dapat tercapai.
2. Bagi siswa hendaknya lebih menyadari bahwa belajar PAI adalah penting
dalam kehidupan sehari-hari dan akan dinantikan perannya dalam
masyarakat.
3. Kepada orang tua hendaknya memonitor perkembangan belajarnya,
sehingga mereka kelak benar-benar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT.
C. PENUTUP
68
Puji syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena hanya berkat petunjuk-Nyalah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Namun demikian walaupun penulis sudah berusaha
semaksimal mungkin bukan berarti kekurangan dan kekhilafan tidak ada.
Untuk itu penulis mohon maaf dan tentunya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat
untuk penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, amin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abudinata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Admodiwiro, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Ardadizya
Jaya, 2000. Ahmad, Ali Sayyid, Al Ta’lim wa al Mualimin : Ghayah wa hadafwa
mauzilah wasyaraf, Mesir : Daar Ibn Hazm, tth. Al-Abrasyi, M. Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1984. Anderson, Lorin W., The effective Teacher, Amerika : Mc Grow Hill, 1989. Arif, Armai, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002. Arikunto, Suharsimi, Pengelolaan Kelas dan Peserta Didik, Jakarta : Rajawali
Pers, 1992, cet. 3. ________________, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, edisi
revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. 12. Bafadal, Ibrahim, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Jakarta:
Bumi Aksara, 2003. Davies, Ivor K., Pengelolaan Belajar, Terj. Sudarsono Sudirjo, Dkk, ed, I
Jakarta : Kerjasama Universitas terbuka dengan Rajawali pers, 1991. Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1993. ________, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Surya Citra Aksara, 1993. Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah, Jakarta: Depdiknas, 2003.
Dick, Walter dan Robert A, Reiser Planing Effective Instruction, Amerika:
Aliya and Bacon, 1989.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Donald, F.J. Mc, Educational Psycology, San Francisco: Wads Worth, 1959. Gedler, Margaret E. Bell, Belajar dan Membelajarkan, cet. 7, Jakarta:
Rajawali Pers, 1991. Hamalik, Oemar, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. ______________, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan
Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Http://Ahmad Sudrajat.Wordpress.com /2008 / 02 / 03 / Konsep-Manajemen-
sekolah / diakses 2008-06-28. Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
____________, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005. Manullang, M., Dasar-Dasar Manajemen Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996. Moloeng, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi revisi, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 20. Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan PAI di
Sekolah, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2001. Mulyasa E., Implementasi Kurikulum, 2004 Panduan Pembelajaran KBK,
Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005. __________, Pedoman MBM (proyek pemberdayaan kelembagaan
ketatatlaksanaan pada madrasah dan PAI pada sekolah umum tahun 2004.
Muntoli’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, Semarang: Gunung
Jati, 2002. Muslam, Pengembangan Kurikulum PAI, Semarang PKP 12, 2003.
Muslim, Imam, Shahih Muslim, Juz. II, Beirut: Multazam At-Tabah wa Nasr
Dahlan, tth. Narkubo, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), cet. 10. Nasution, M. Farid dan Fachruddin, Penelitian Praktis, Medan: Pustaka Widya
Sarana, 1993.
Nazarudin, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Yogyakarta: Teras, 2007.
Ramayulis, Metode Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 1990),
cet. I. Rosyadi, Khoirun, Pendidikan Profetik, Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Sagala, Syaeful, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Jakarta:
Nimas Multima, 2004. Soetjipto & Raflis Kosasi, Profesi keguruan, Jakarta: Rieneka Cipta, 2004. Sudjana, D., Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung : Falah
Production, 2001. Sudjana, Nana, Model mengajar (CBSA), Bandung : Sinar Baru, 1991. ____________, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesendo, 2002 Cet VI. Sufyarman, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan, Bandung: CV Alfabeta,
2004. Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,
1997, cet. I. Sutop, Administrasi Manajemen & Organisasi, Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara RI, 1998. Thoha, H.M. Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996.
UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional, Jakarta: Cemerlang.
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung:
Fokus Media, 2003. Usman, Husain, Manajemen Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, 2006. Usman, M. Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta:
Ciputat Press, 2002. Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
BIOGRAFI PENULIS
Nama : Mutmainah
Tempat / tgl lahir : Brebes 05 September 1984
Alamat Asal : Ds. Pengaradan RT. 01 RW. 03 Tanjung Brebes
Alamat Sekarang : Pondok Pesantren Roudlotul Qur'an Jl. Irigasi Kauman
Mangkangkulon Tugu Semarang
Jenjang Pendidikan :
1. SDN Pengaradan 01 Lulus Tahun 1997
2. MTS Almubarok Tanjung Lulus Tahun 2000
3. MA NU Nurul Huda Semarang Lulus Tahun 2003
4. IAIN Walisongo Semarang Lulus Tahun 2010
Penulis
Mutmainah NIM. 3103143
PROGRAM TAHUNAN
Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Satuan Pendidikan : SMP Kelas : IX Tahun Pelajaran : 2009/2010
SMT NO. RUANG LINGKUP MATERI Alokasi Waktu KET.
I
1 QS. At-Tin 6 jam 2 Hadits tentang menuntut ilmu 4 jam UH 1 3 Iman kepada Hari Akhir 4 jam 4 Qana'ah dan tasamuh 4 jam UH 2 5 Aqiqah dan qurban 4 jam 6 Haji dan umrah 4 jam UH 3 7 Sejarah masuknya Islam di Nusantara 4 jam
II
8 QS. Al-Insyirah 4 jam 9 Hadits tentang kebersihan 4 jam UH 1 10 Iman kepada qadha dan qadar 4 jam 11 Takabur 4 jam UH 2 12 Shalat sunah berjamaah dan munfarid 4 jam 13 Seni budaya lokal tradisi Islam 4 jam UH 3
Semarang, Juli 2009 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PAI
Teguh Waluyo, S.Pd., MM. Iswatun Khasanah, M.Ag. NIP. 19620410 198302 1 003 NIP. 19781203 200501 2 004
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1.1
Sekolah : SMP 28 Semarang Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/Semester : IX/ I Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur'an Surat At-Tin Kompetensi Dasar : 1.1. Menampilkan bacaan QS At-Tin dengan
tartil dan benar Indikator : - Membaca Surat At-Tin dengan fasih - Menyalin Surat At-Tin dengan benar - Hafal Surat At-Tin dengan benar Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan) Tujuan Pembelajaran Siswa dapat membaca surat al-Insyirah dengan fasih, menyalin dengan benar dan hafal secara lancar. Materi Pembelajaran
• Surat At-Tin Metode Pembelajaran
• Demonstrasi • Drill • Tutor Sebaya
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
• Membaca surat pendek dalam Alqur'an • Apersepsi • Guru memotivasi siswa mengenai keutamaan membaca Alqur'an • Guru memilih beberapa siswa yang mempunyai kemampuan membaca
Alqur'an di atas rata-rata untuk menjadi tutor sebaya. • Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil (small group) dan
menempatkan tutor sebaya dalam setiap kelompok.
Kegiatan Inti • Guru mendemonstrasikan bacaan surat At-Tin. • Siswa berlatih membacanya dengan metode tutor sebaya • Siswa menghafal surat At-Tin dengan bantuan tutor sebaya • Siswa dengan bantuan tutor berlatih menulis surat At-Tin dengan baik dan
benar • Tutor sebaya menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dialami dalam
kelompok masing-masing guru sebagai fasilitator.
Kegiatan Penutup • Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD ini. Bermanfaat atau tidak? Menyenangkan atau tidak? Sumber Belajar
• Buku PAI Kelas IX Penerbit Yudhistira • LKS Cerah Kelas IX • Mushaf Alqur'an
Penilaian Teknik
Tes untuk kerja
Bentuk Instrumen Tes identifikasi
Instrumen Bacalah surat At-Tin dengan fasih, kemudian hafalkan! Semarang, Juli 2009 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PAI
Teguh Waluyo, S.Pd., MM. Iswatun Khasanah, M.Ag. NIP. 19620410 198302 1 003 NIP. 19781203 200501 2 004
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1.2
Sekolah : SMP 28 Semarang Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/Semester : IX/ I Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur'an Surat At-Tin Kompetensi Dasar : 1.2. Menyebutkan arti QS At-Tin Indikator : - Membaca arti mufradat Surat At-Tin - Mengartikan surat At-Tin - Menjelaskan kandungan ayat surat At-Tin Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan) Tujuan Pembelajaran Siswa dapat membaca arti mufradat surat At-Tin, mengartikan surat At-Tin, dan dapat menjelaskan kandungan ayat surat At-Tin. Materi Pembelajaran
• Arti mufradad Surat At-Tin • Arti Surat At-Tin • Kandungan ayat Surat At-Tin
Metode Pembelajaran
• Tutor Sebaya • Card Short • Reading aloud
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
• Membaca surat pendek dalam Alqur'an • Apersepsi • Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil (small group) dan
menempatkan tutor sebaya dalam setiap kelompok.
Kegiatan Inti • Guru membagikan kartu pada setiap siswa yang bertuliskan potongan ayat
beserta artinya secara pendek. • Siswa mencari kelompok berdasarkan kartu potongan ayat yang
diterimanya. • Siswa berlatih mengartikan ayat demi ayat berdasarkan arti mufradadnya
dalam kelompok masing-masing dengan bimbingan tutor sebaya. • Siswa membaca mufrodad surat At-Tin dengan suara keras. • Tutor sebaya menyampaikan kesulitan yang dialami kepada guru. • Guru bertindak sebagai fasilitator.
Kegiatan Penutup • Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD ini. Bermanfaat atau tidak? Menyenangkan atau tidak? Sumber Belajar
• Buku PAI Kelas IX Penerbit Yudhistira • LKS Cerah Kelas IX • Mushaf Alqur'an
Penilaian Teknik
Tes tertulis
Bentuk Instrumen Tes isian Tes uraian
Instrumen
1. Lafaz artinya ....
2. Lafaz artinya ....
3. Lafaz artinya ....
4. Tulislah arti surat At-Tin ayat 4! 5. Tulislah arti surat At-Tin ayat 5!
Semarang, Juli 2009 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PAI
Teguh Waluyo, S.Pd., MM. Iswatun Khasanah, M.Ag. NIP. 19620410 198302 1 003 NIP. 19781203 200501 2 004
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1.3
Sekolah : SMP 28 Semarang Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/Semester : IX/ I Standar Kompetensi : 1. Memahami Al-Qur'an Surat At-Tin Kompetensi Dasar : 1.3. Menyebutkan arti QS At-Tin Indikator : - Menjelaskan makna QS At-Tin - Menerapkan ajaran yang terkandung dalam QS At-Tin Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan) Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mensimulasikan sikap berserah diri kepada Allah sesudah menyelesaikan kegiatan belajar/bekerja serta membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari Materi Pembelajaran
• Makna QS At-Tin • Penerapan ajaran yang terkandung dalam QS At-Tin
Metode Pembelajaran
• Ceramah • Tanya Jawab • CTL
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
• Membaca surat pendek dalam Alqur'an • Apersepsi
Kegiatan Inti • Guru menjelaskan isi kandungan surat At-Tin • Siswa melakukan tanya jawab tentang isi kandungan surat At-Tin • Siswa melakukan kegiatan penerapan ajaran yang terkandung dalam QS.At-
Tin • Siswa melakukan kegiatannya.
Kegiatan Penutup • Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar dalam
KD ini. Bermanfaat atau tidak? Menyenangkan atau tidak?
Sumber Belajar • Buku PAI Kelas IX Penerbit Yudhistira • LKS Cerah Kelas IX • Mushaf Alqur'an
Penilaian Teknik
Penugasan
Bentuk Instrumen Tugas proyek
Instrumen Carilah dan temukan contoh-contoh perbuatan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mendatangkan pahala yang tiada putus-putusnya dan perbuatan yang bisa menyebabkan orang ditempatkan di neraka! Semarang, Juli 2009 Mengetahui, Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran PAI
Teguh Waluyo, S.Pd., MM. Iswatun Khasanah, M.Ag. NIP. 19620410 198302 1 003 NIP. 19781203 200501 2 004
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala Sekolah
1. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan SMPN 28 Semarang?
2. Apa visi dan misi SMPN 28 Semarang?
3. Bagaimanakah keadaan guru, karyawan, dan siswa SMPN 28 Semarang?
4. Dimana letak geografis SMPN 28 Semarang?
5. Bagaimanakah struktur organisasi yang ada di SMPN 28 Semarang?
6. Bagaimanakah keadaan gedung, sarana prasarana yang ada di SMPN 28
Semarang?
Guru PAI
1. Bagaimanakah kurikulum dan konsep pembelajaran PAI yang dilaksanakan
di SMPN 28 Semarang?
2. Berapa alokasi waktu proses pembelajaran yang ada di SMPN 28 Semarang?
3. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran di SMPN
28 Semarang?
4. Bagaimanakah proses perencanaan pembelajaran di SMPN 28 Semarang?
5. Bagaimanakah proses manajemen pembelajaran di SMPN 28 Semarang?
6. Apa saja materi pembelajaran yang diajarkan di SMPN 28 Semarang?
7. Apa tujuan pembelajaran yang dilakukan?
8. Metode apa saja yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran
9. Bagaimanakah teknik evaluasi yang dilakukan di SMPN 28 Semarang
10. Kapan guru melakukan evaluasi pembelajaran?
11. Apa saja aspek-aspek yang perlu dievaluasi dalam evaluasi pembelajaran?
12. Bagaimanakah problematika pelaksanaan manajemen pembelajaran dan
bagaimana solusi yang dihadapi?
13. Pada pelaksanaannya apakah sudah sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat?
14. Apa indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen pembelajaran?