81
BAB IV
MAMBERE NAMALUM DALAM KAJIAN PASTORAL
Hasil penelitian yang telah diuraikan di bab sebelumnya menjadi dasar bagi
penulis dalam mengkaji nilai-nilai pastoral dalam adat mambere namalum.
A. Mambere namalum dari perspektif pastoral
A. 1.Asal usul
Setiap manusia selalu ingin bermakna sampai akhir kehidupan. Dalam
kehidupan yang bermakna seseorang akan merasa dibutuhkan dan membutuhkan
orang lain sehingga keberadaannya berharga. Bagi sebagian orang lanjut usia,
penurunan fisik yang dialami tidak menggangu kehidupannya karena ia telah
mempersiapkan diri memasuki tahapan lanjut usia. Tetapi dapat juga di dimana
orang lanjut usia terganggu, tidak nyaman dengan kondisi fisik yang menurun.
Biasanya terjadi karena orang lanjut usia tidak siap memasuki tahapan akhir dari
hidupnya sehingga pada tahap ini kedamaian hilang dalam hidupnya. Kondisi ini
semakin berat karena adanya stigma masyarakat yang sering sekali melihat orang
lanjut usia sebagai manusia yang kurang produktif sehingga kehadiran lanjut usia
dianggap sebagai beban. Orang lanjut usia mengalami beban ganda dalam
menjalani hidupnya, beban karena tidak siap memasuki tahap lanjut usia dan
stigma masyarakat yang tidak memahami kondisi orang lanjut usia. Kondisi ini
dapat menyebabkan krisis pada orang lanjut usia kurang terampil mengelola
persoalan yang terjadi, sehingga kebutuhan tidak terpenuhi. Selama pemenuhan
kebutuhan yang menyangkut fisik dan psikis belum terpenuhi maka stress dapat
82
berlangsung lama.1 Ini akan menjadikan orang lanjut usia menjalani hidup dengan
berat sehingga jauh dari kebahagiaan.
Ditambah juga kemajuan zaman mendorong setiap orang untuk hidup sukses
dan berhasil. Pemikiran ini menjadikan setiap orang berlomba lomba untuk
meraih sukses sebagai ukuran keberhasilan. Salah satu akibat yang dapat dilihat
adalah tersingkirnya orang lanjut usia karena dianggap tidak produktif. Atas nama
kemajuan dan perkembangan jaman, menjadi sebuah pembenaran dalam keluarga
serta masyarakat dimana orang lanjut usia ditinggal dan tersingkirkan. Sadar atau
tidak, dengan sikap ini, keutuhan keluarga sedang mengalami krisis. Demi
kemajuan jaman, manusia memfokuskan tujuan hidup pada kesuksesan sehingga
nilai kemanusiaan dikorbankan. Setiap individu yang memiliki masalah,
khususnya orang lanjut usia ingin dihormati, dipercaya, dipahami dan diterima
dalam keluarga.2 Sehingga ketika hal tersebut tidak ada dalam keluarga maka
individu lemah, khususnya bagi orang lanjut usia. Seharusnya dalam keluarga
ditemukan relasi yang saling mendukung untuk keutuhan bersama. Karena salah
satu fungsi keluarga adalah memberikan stabilitas bagi semua anggota keluarga
dan disaat yang sama mengelola situasi untuk mengubah kehidupan baru untuk
kebaikan bersama.3
1 David K. Switzer, Pastoral Care Emergencies (Augsburg, 2000) 184-188 2 Montaque, Janice,: Counseling Families From Diverse Cultures : A Nondeficit Approach: Journal of Multicultural counseling & Development, Jan 1996, vol. 24, Issues 1 3 Ivey, Allen E., Family Counseling and Therapy Theoretical Foundations and Issues of Practice dalam buku Theories of Counseling & Psychotherapy; A multicultural Perspective (Pearson Education, Inc, 2009) 432-433, 440-442
83
Lembaga swasta dan pemerintah sudah melihat ini sebagai sebuah masalah
yang harus dijawab dengan segera. Alasan kemanusiaan memaksa untuk
menemukan solusi pada kehidupan orang lanjut usia. Pemerintah, lembaga swasta
dan lembaga agama mencoba memberikan jawaban atas kondisi ini dengan cara
melakukan pelayanan khusus pada orang lanjut usia. Pemerintah dalam hal ini
memberi solusi dengan posyandu untuk lanjut usia (masih di pulau Jawa),
mendirikan panti jompo, melakukan senam bagi lanjut usia. Lembaga swasta
membuat panti jompo untuk orang lanjut usia. Sementara itu lembaga agama,
misalnya gereja dengan melakukan program kusus untuk orang lanjut usia
termasuk pelayanan panti jompo. Semua bertujuan agar kebutuhan orang lanjut
usia terpenuhi, sehingga mereka tidak terlantar dimasa tua.
Persoalan lanjut usia bukanlah persoalan yang muncul pada saat ini. Sejak
dulu masyarakat Simalungun sudah melihat ini sebagai suatu proses dimana tiap
individu dalam keluarga akan mengalami hidup dalam tahapan lanjut usia.
Adanya mambere namalum merupakan upaya untuk menjawab persoalan orang
lanjut usia. Suku Simalungun sejak dulu melakukan adat mambere namalum
sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada orang tua. Juga melalui
mambere namalum orang tua diingatkan dan diharapkan untuk tetap melakukan
tugas dan tanggungjawabnya untuk menopang kehidupan anak dan cucu. Artinya
orang lanjut usia tetap berperan penting dalam kehidupan keluarga sehingga
penurunan fisik tidak menjadi alasan untuk ditinggalkan.
Menurut Arthur, keluarga yang melupakan atau meninggalkan budaya seperti
kapal yang kehilangan kompas. Sehingga dalam menyelesaikan persolan dalam
84
keluarga, budaya menjadi hal yang penting untuk dilibatkan, karena melalui
budaya termanifestasi fungsi dari tingkah laku. Melalui tingkah laku dapat
diperoleh gambaran yang mengancam keutuhan keluarga.4 Mambere namalum
menjadi cara orang Simalungun untuk berelasi dan bersikap kepada orang lanjut
usia di tengah-tengah keluarga. Tetapi seiring dengan kemajuan jaman, penilaian
terhadap adat berubah. Dulu adat dipandang sebagai hal yang penting untuk
mengatur kehidupan bersama. Melalui adat nilai-nilai kemanusiaan diekspresikan
sehingga adat menjadi penting. Saat ini, terjadi pergeseran nilai karena harta,
jabatan dan kepintaran sudah menjadi ukuran hidup yang baik dan sukses. Nilai
ini mengharuskan setiap individu untuk bekerja keras dan menghabiskan waktu
untuk meraih yang dianggap kehidupan baik dan mapan. Seiring waktu adat
ditinggalkan diganti nilai material. Contohnya pada acara ulang tahun, lebih
banyak memakai cake. Cake bukanlah ciri khas adat orang Simalungun, tetapi
model ekspresi peradapan manusia saat ini. Dalam adat Simalungun, orang tua
sering memberi telur rebus atau dayok binatur (ayam yang diatur). Telur rebus
adalah simbol dari kehidupan yang utuh dan dayok binatur adalah simbol doa
orang tua agar hidup anak teratur serta diberkati Tuhan. Secara perlahan ini mulai
ditinggalkan dengan alasan tidak tahu, repot dan tidak mengikuti perkembangan
jaman atau kuno.
Faktor pendukung yang lain adalah masuknya ke-Kristenan di Indonesia. Ke-
Kristenan memberi nilai baru bagi masyarakat Simalungun. ke-Kristenan
dianggap sebagai sakral dan menjadi tolak ukur bagi kehidupan. Bahkan alkitab
4 Arthur R. Sanchez, Multicultural Family Counseling, dalam buku Handbook of Multicultural Counseling, Sage Publication, Inc. 2001, 674-676
85
menjadi tolak ukur untuk melihat nilai yang ada pada adat. Kesimpulan sementara
adalah adat adalah primitif dan kurang sakral karena hasil ciptaan manusia dan
diwariskan oleh nenek moyang yang belum menerima ke-Kristenan. Tidak heran
jika mambere namalum yang merupakan warisan dari nenek moyang untuk
diberlakukan dalam keluarga secara perlahan kehilangan nilai dan fungsinya.
Melupakan atau meninggalkan mambere namalum merupakan tindakkan
menghilangkan nilai penghormatan dan penghargaan kepada orang tua. Justru
dalam mambere namalum ini, anak dan cucu diajarkan untuk menghargai dan
menghormati orang tua yang sudah merawat dan mendidik anak hingga mereka
berhasil.
A. 2. Pelaksanaan mambere namalum
a. Riah do saud ni horja, artinya berdamai untuk musyawarah.
Setiap keluarga pasti pernah mengalami konflik yang mengakibatkan
keretakan bahkan kehancuran hubungan dalam keluarga, baik konflik antara anak
dengan anak maupun anak dengan orang tua. Konflik ini dapat berlangsung cepat
karena ada upaya berdamai, dan dapat berlangsung lama bahkan sampai puluhan
tahun. Kadang-kadang sampai akhir hidup seseorang tetap dalam kondisi konflik
dalam keluarga. Konflik mengakibatkan tidak adanya komunikasi yang baik
dalam keluarga sehingga tidak ada kerjasama dalam keluarga. Dapat mengganggu
tubuh sehingga mengalami sakit penyakit karena terjadi disfungsi tubuh. Konflik
dapat mengakibatkan lumpuhnya upaya kerjasama dan saling mendukung sesama
anggota keluarga serta merusak kesehatan. Dalam hal ini Murdock dalam buku
86
Counseling Across Cultures mengatakan bahwa keluarga seharusnya menjadi
tempat terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikologis semua anggota keluarga.
Pemenuhan ini berdampak pada kekuatan dalam mempertahankan keluarga dan
serta bertahan hidup sebagai sebuah kelompok.5 Artinya ketika konflik terjadi
maka sulit untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis semua anggora
keluarga,khususnya dalam pemenuhan kebutuhan orang lanjut usia. Oleh sebab
itu, konflik dalam keluarga harus diselesaikan oleh keluarga itu sendiri karena
pelaku konflik adalah anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga yang konflik
harus terlibat dalam penyelesaiannya.
Suku Simalungun, khususnya masyarakat desa Nagori memiliki cara untuk
menyelesaikan persoalan keluarga khususnya yang menyangkut kehidupan orang
lanjut usia. Dimulai dari anak cucu yang memiliki keinginan untuk melakukan
mambere namalum kepada orang tua, maka semua anggota keluarga berjuang
untuk berdamai. Upaya mambere namalum ini biasanya dilakukan oleh anggota
keluarga yang memiliki keinginan untuk menghormati dan menghargai orang tua.
Karena orang tua sudah lanjut usia, dimasa tuanya seharusnya bersukacita dan
bergembira dengan kehadiran anak dan cucu. Pemikiran ini menjadi sebuah
motivasi untuk melakukan mambere namalum. Fokus pada upaya bagaimana
menyenangkan orang tua membuat dorongan yang kuat bagi semua pihak untuk
melaksanakan mambere namalum. Pertimbangan akan kondisi orang tua yang
sudah lanjut usia memberi kekuatan bagi semua nggota keluarga untuk berdamai.
Hesselgrave mengatakan pada proses pendampingan aspek penting yang terjadi
5 James Georgas, Family and Counseling With Ethnic Groups, dalam buku Counseling Across Cultures, (Sage Publications, 2008), 416-417
87
dalam prosesnya adalah kesediaan konselor terbuka untuk mengubah dirinya.6
Dalam mambere namalum, anggota keluarga yang berkeinginan dan memulai
dalam membuka kemunikasi keluarga menjadi konselor bagi yang lain. Disebut
sebagai konselor dalam keluarga karena menaruh perhatian pada keluarga, peka
dan terbuka terhadap tindakan anggota keluarga yang lain serta menghayati nilai-
nilai kemanusiaan setiap individu. Konselor sadar akan dirinya dan melakukan
upaya pengutuhan keluarga. 7 Maka konselor dalam mambere namalum dapat
dimulai dari orang tua, anak dan cucu.
Disamping keadaan orang tua yang sudah lanjut usia sebagai
pertimbangan melakukan mambere namalum, maka kerinduan anggota keluarga
untuk berdamai juga menjadi motivasi. Dengan melakukan mambere namalum
maka sangat terbuka bagi semua anggota keluarga untuk meninggalkan konflik
dan masuk dalam hubungan yang baru. Syarat harus berdamai agar mambere
namalum dilakukan menunjukkan kekuatan adat dalam mengontrol prilaku
individu dan kelompok. Dalam hal ini, otoritas adat menjadi pengendali bagi
prilaku semua anggota keluarga. Sehingga mambere namalum menjadi fungsi
penyembuh bagi semua anggota keluarga. Ketika semua telah setuju melakukan
membere namalum, maka penyembuhan luka batin telah berlangsung secara
otomatis. Penyembuhan ini bersifat kedalam, artinya setiap anggota keluarga
kembali pada diri sendiri, berjuang menerima kekurangan diri sendiri dan belajar
untuk menerima orang lain. Kemarahan, kekecewaan, sakit hati dan luka hati
6 David J. Hesselgrave, Counseling Cross-Cultural : an introduction to theory & practice for christians (Baker Book House Company, 1984), 318-319 7 Engel, Pastoral dan Kebutuhan Dasar Konseling (BPK Gunung Mulia, 2016),84-85
88
lainnya mengalami penurunan menuju pada penyembuhan. Maka penyembuhan
adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk kebaikkan individu sendiri dan
keluarga/kelompok.
Selanjutnya, masuk dalam panriahan atau percakapan dalam musyawarah
semua anggota keluarga. Percakapan-percakapan yang terjadi merupakan proses
dari penyembuhan itu sendiri. Hal ini ditandai dengan dimulai adanya komunikasi
kembali sesama anggota keluarga yang sempat rusak. Percakapan untuk mencapai
kesepakatan menjadi media atau alat untuk menyambung komunikasi yang
sempat terputus karena konflik sekaligus proses penyembuhan dan pemulihan.
Ketika percakapan terjadi, Clinbell mengatakan bahwa salah satu fungsi pastoral
adalah penyembuhan.8 Komunikasi yang dibangun untuk pelaksanaan mambere
namalum adalah sebuah proses penyembuhan. Percakapan-percakapan yang
dibangun untuk mencapai kesepakatan bertujuan agar mambere namalum berjalan
dengan baik. Sehingga percakapan bersifat saling mendukung untuk kebaikkan
bersama.
1. Magou ma na milas na mohop, artinya hilanglah yang panas.
Kesepakatan yang telah dicapai dalam musyawarah keluarga menghasilkan
keputusan yang harus dihargai dan dihormati oleh semua pihak. Oleh sebab itu,
perkataan maaf secara resmi belum diucapkan, tetapi semua anggota keluarga
telah masuk dalam proses pemulihan. Secara otomatis ketika semua anggota
keluarga setuju melakukan mambere namalum, maka percakapan yang terjadi
8 Howard Clinebell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral (Kanisius & BPK Gunung Mulia, 2002), 53
89
selanjutnya yang berhubungan dengan pelaksanaan mambere namalum menjadi
percakapan yang memulihkan semua anggota keluarga. Karena itu, ketika
pelaksanaan mambere namalum dilakukan, memberi makanan namalum atau
makanan yang menyembuhkan, disertai ucapan : magou ma na milas na mohop.
Ucapan ini adalah pernyataan sekaligus permohonan maaf dari anak cucu kepada
orang tua sehingga konflik yang terjadi telah selesai. Magou ma na mohop na
milas berarti segala yang mengganggu pikiran semua anggota keluarga,
khususnya orang tua menjadi hilang. Segala pemikiran yang menggangu
ketenangan hidup menjadi tidak ada. Kondisi ini mendatangkan kekuatan dan
semangat hidup, khususnya bagi orang tua. Secara otomatis, penyakit yang
disebabkan oleh kondisi jiwa yang sakit sehingga merasa tertekan, marah,
kecewa, takut dan yang lainnya menjadi tidak ada atau sembuh.
Jiwa yang sakit karena luka hati dapat mempengaruhi tubuh, sehingga terjadi
disfungsi tubuh. Dengan medis, penyakit ini sulit untuk sembuh, karena
persoalannya bukan terletak pada tubuh yang lemah tetapi keadaan stress yang
mengakibatkan tubuh tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik. Penyelesaian
persoalan menjadikan jiwa yang sedang sakit menjadi sembuh, sehingga
berdampak pada tubuh yang sehat dan bersemangat. Oleh sebab itu magou ma na
mailas na mohop memiliki kekuatan yang memulihkan dalam diri seseorang.
Dimulai ketika anak dan cucu menyatakan rencana melakukan mambere
namalum, maka anak cucu sedang ‘mengungkapankan’ kepada orang tua tentang
penyesalan mereka serta keinginan untuk berdamai. Seharusnya konflik dapat
dihindari atau diselesaikan dengan baik, tetapi karena kegagalan anak cucu untuk
90
menghindari konflik menyebabkan keluarga khususnya orang tua tidak damai.
Sebaliknya juga, ini merupakan ungkapan orang tua bahwa konflik dapat
dihindari atau diselesaikan, tetapi karena kegagalan orang tua sehingga konflik
mengakibatkan kerusakan hubungan keluarga. Konflik sangat menggangu
kehidupan orang tua sehingga masa tua dijalani dengan sakit penyakit dan hati
yang terluka. Keadaan orang tua semakin parah karena anak dan cucu tidak
menghormati orang tua. Bagi anak cucu, konflik mengakibatkan terputusnya
komunikasi sehingga kehilangan tempat untuk berbagi persoalan, kehilangan
kesempatan untuk dibimbing, didoakan dan sebagainya.
Pikiran yang terbeban dengan konflik mengakibatkan orang tua tidak sejahtera
dimasa tuanya. Kondisi fisik yang menurun menjadikan orang tua mudah untuk
sakit-sakitan. Masa tua dijalani jauh dari sejatera. Oleh karena itu, ungkapan
magou ma na milas na mohop menjadi sebuah memulihkan hati yang terluka
berdampak pada kesehatan fisik. Hati yang telah mengalami pemulihan akan
mendatangkan semangat bagi orang tua serta seluruh anggota keluarga. Clinbell
mengatakan bahwa salah satu fungsi pendampingan pastoral adalah memulihkan,9
sehingga pernyataan magou ma na milas na mohop adalah cara untuk
memulihkan seluruh anggota keluarga. Pemulihan dimulai dari diri sendiri, bukan
orang lain. Artinya semua anggota keluarga dimotivasi dan dikuatkan untuk
memulihkan diri sendiri.
Menerima makanan namalum atau makanan yang menyembuhkan, maka
semua anggota keluarga, khususnya orang tua masuk dalam hubungan yang baru.
9 Clinebell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral.....................54
91
Kesembuhan yang terjadi membuka hubungan baru dimana konflik telah selesai.
Keluarga memulai kehidupan bersama dengan pola yang baru, yang mempererat
hubungan keluarga. Pola ini merupakan pemulihan semua keluarga. Pemulihan
terjadi dengan komunikasi, kepedulian, kerjasama yang dibangun oleh semua
anggota keluarga. Pemulihan terjadi jika semua pihak ambil bagian untuk
membangun hubungan yang baru. Dalam hubungan yang baru konflik yang
pernah terjadi tidak boleh hadir kembali, jika terjadi konflik maka dengan mudah
diselesaikan karena semua pihak memiliki komitmen untuk saling peduli. Segala
hal yang terjadi dalam keluarga diselesaikan secara bersama untuk kebaikkan
semua anggota. Keadaan ini menjadi lingkungan yang mendukung kehidupan
orang lanjut usia dengan hidup saling mendukung satu dengan yang lain. Ini
menimbulkan kepedulian, perhatian serta kasih sayang kepada orang tua dalam
keluarga. Orang lanjut usia tidak merasa kesepian dan ditinggal, tetapi tetap
dihormati dan dihargai.
2. Ase atur, artinya supaya teratur.
Hubungan yang telah mengalami penyembuhan dan pemulihan memberikan
dampak pada kehidupan selanjutnya. Kehidupan baru harus ditata dengan baik
agar mendatangkan kebaikkan bersama. Ketika dayok binatur atau ayam yang
diatur diberikan maka harapannya adalah kehidupan yang teratur. Keteraturan
dimulai dari pikiran, percakapan dan tingkah laku. Apa yang pernah terjadi
dimasa lalu, dimana melalui perkataan dan perbuatan sehingga mendatangkan
luka hati, harus dihindari atau tidak boleh terulang lagi. Ketika cucu menyerahkan
dayok binatur kepada kakek nenek maka itu adalah penyerahan kembali otoritas
92
kepada orang tua untuk mengajari dan menuntun anak cucu, karena konflik
menyebabkan orang tua kehilangan kendali atas anak dan cucunya. Dengan
menerima dayok binatur maka orang tua harus menjadi contoh dalam tutur kata
dan bersikap bagi anak cucu dalam kehidupan keseharian mereka. Orang tua
menjadi contoh dalam keluarga menjadikan kehidupan orang tua sangat penting
bagi anak dan cucu. Pemberian dayok binatur juga merupakan simbol dari anak
cucu masih membutuhkan kakek nenek untuk mengajari dan membimbing mereka
hidup dalam keteraturan tutur kata dan tingkah laku. Clinbell mengatakan bahwa
salah satu fungsi penting dalam pendampingan pastoral adalah membimbing
sehingga tahu dalam menentukan sikap dan pilihan serta akibat dari pilihan dan
sikapnya.10 Oleh sebab itu orang tua memiliki otoritas untuk membimbing anak
cucu dalam menentukan sikap dan pilihan melalui tutur kata dan perbuatan.
Hidup dalam keteraturan dilaksanakan dalam tutur kata dan tingkah laku
menjadi sebuah cara untuk menghargai sesama anggota keluarga. Tutur kata yang
baik serta didukung tingkah laku yang baik sangat dibutuhkan untuk menghidari
konflik, karena konflik sering terjadi karena tutur kata dan tingkah laku yang
salah. Keteraturan menjadikan kehidupan na patut atau yang pantas. Tutur kata
yang baik adalah cara menghargai sesama anggota keluarga sehingga semua
anggota keluarga saling menghargai dan menghormati. Didukung dengan
perbuatan yang teratur, dalam pengertian sikap yang pantas maka komunitas
keluarga semakin baik. Ketika keteraturan tutur kata dan sikap menjadi pola
dalam berelasi maka secara otomatis diberlakukan juga untuk orang lain diluar
10 Clinebell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral...............54
93
anggota keluarga sehingga orang lain dapat melihat dan merasakan. Pada akhirnya
keluarga yang teratur tutur kata dan sikap menjadi contoh dalam masyarakat.
Semua ini dimulai dari orang tua yang memberi contoh kepada anak dan cucu.
Kehidupan yang teratur dalam tutur kata dan perbuatan akan memudahkan
anak cucu untuk diterima dan berelasi dengan orang lain. Relasi yang baik
menjadi peluang bagi anak cucu untuk menghargai dan dihargai, menghormati
dan dihormati. Kondisi ini mendukung bagi kehidupan anak dan cucu untuk
mendapatkan apa yang diharapkan karena banyak pihak yang mendukung. Oleh
sebab itu, tutur kata yang teratur dan perbuatan merupakan kesempatan untuk
mendapatkan dukungan dari orang lain. Keadaan ini menjadi jalan bagi anak dan
cucu mendapat dukungan dari orang lain khususnya dalam mencapai upaya untuk
meningkatan ekonomi keluarga. Keteraturan hidup mendatangkan rasa hormat
dari orang lain sehingga menjadi cara untuk memperoleh peluang bantuan dan
dukungan dari orang lain. Perkembangan ekonomi didasari oleh tutur kata dan
sikap yang baik sehingga simbol dalam dayok binatur adalah keteraturan hidup
menjadi peluang untuk sukses dalam kehidupan. Dalam hal ini, orang tua menjadi
tokoh dalam kehidupan anak cucu. Kehidupan orang tua menjadi pola kehidupan
anak dalam tutur kata dan bersikap. Orang tua menjadi soko guru dalam berelasi
dengan orang lain yang membuka kesempatan untuk meraih kesempatan dalam
peningkatan kehidupan anak dan cucu. Sehingga kehidupan yang ase atur, sonai
homa atur pansarianta, artinya supaya teratur, juga teratur rejeki yang diperoleh,
menjadi pola hidup yang berkaitan. Hidup teratur dalam tutur kata dan tindakan
merupakan cara untuk memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik, semua
94
diawali dari orang tua yang membimbing anak cucu melalui keteraturan tutur
kata dan sikap dalam hidup.
3. Ase gabur, ase siang panonggor, artinya supaya mudah
mendapatkan rejeki, supaya pikiran terang, bersih melihat anak dan
cucu.
Salah satu hal penting dalam hidup adalah kesehatan. Faktor pendukungnya
adalah makanan. Bagi orang lanjut usia, penurunan fungsi tubuh salah satu
berdampak pada penurunan jumlah gigi. Penurunan ini menjadikan mereka tidak
dapat mengunyah makanan yang keras. Nitak adalah makan yang lembut, tidak
perlu dikunyah dapat langsung ditelan. Ketika nitak diberikan maka harapan anak
cucu kepada orang tua adalah supaya sehat sehingga dapat melakukan tugasnya
untuk memelihara atau mengasuh anak cucu melalui mendoakan, bimbingan dan
menuntun anak cucu. Dalam hal ini orang tua diposisikan menjadi ‘perantara’
berkat dari Tuhan kepada anak dan cucu. Pemeliharaan atau pengasuhan orang tua
pada anak cucu menempatkan doa sebagai pusat kekuatan dalam mengembangkan
potensi yang dimiliki seluruh anggota keluarga. Dukungan anak dan cucu melalui
makanan agar orang tua sehat dan orang tua memohonkan kepada Tuhan
menjadikan relasi anak cucu dan orang tua menjadi sangat kuat. Anak dan cucu
tidak dapat meninggalkan orang tua dalam masa tuanya,sehingga orang tua dapat
melakukan tanggungjawanya kepada anak cucu.
Memelihara atau mengasuh anak cucu melalui doa dilakukan dengan pikiran
terang atau tenang yang diungkapkan dengan nitak siang-siang. Pikiran yang
95
terang dapat diperoleh jika tidak ada yang menggangu pikiran dari orang tua,
misalnya kemarahan, kekecewaan dan yang lainnya. Dengan kesembuhan maka
orang tua dapat melihat dan menerima keadaan anak cucu dalam keadaan tenang,
damai. pikiran yang terang atau tenang sehingga seluruh kekuatan yang ada pada
orang tua ditujukan untuk memelihara atau mengasuh kehidupan anak dan cucu.
Kekuatan ini adalah spirit atau energi kehidupan untuk mendukung secara
keseluruhan kehidupan bagi keluarga sehingga dapat berkembang sesuai dengan
potensi yang dimiliki. Kekuatan ini menjadikan orang tua memiliki fungsi untuk
menuntun atau mengsuh anak cucu. Seperti yang dikatakan Clinbell bahwa salah
satu fungsi pendampingan adalah memelihara atau mengasuh. 11 Orang tua
memelihara atau mengasuh kehidupan anak dan cucu sehingga dapat berkembang
secara maksimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
4. Ase marminak goluhta on, ase menggargar, artinya supaya hidup
berminyak atau berseri-seri, supaya hidup berketurunan
Sembuh dari luka hati menjadikan setiap anggota keluarga terbebas dari
tekanan-tekanan. Pembebasan tersebut mendatangkan semangat untuk
mengarahkan hidup pada pengembangan potensi yang ada. Pengembangan diri
dilakukan dengan pola keteraturan dalam tutur kata dan sikap yang diwujudkan
dalam kedisiplinan dalam hidup serta menghormati orang lain. Peran orang tua
adalah sebagai contoh dalam keteraturan serta dukungan dalam spiritual melalui
doa kepada Tuhan untuk kehidupan anak cucu. Dukungan yang kuat menjadikan
anak cucu bersemangat dalam melakukan tanggung jawab melalui pekerjaan,
11 Clinebell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral........................54
96
pendidikan, sosial dan yang lainnya. Melakukan segala sesuatu dengan
bersemangat adalah kehidupan yang berminyak. Karena berminyak atau semangat
menandakan adanya kekuatan dalam diri anak cucu dalam melakukan segala
sesuatu. Sesuatu dikerjakan secara maksimal sehingga diperoleh kepuasan hati.
Hidup menjadi sukacita sehingga kehidupan yang didukung oleh orang tua akan
mendatangkan semangat bagi anak cucu.
Kehidupan semakin sempurna kerena hidup bersemangat dan memiliki
berketurunan. Hidup berketurunan dianggap penting karena keluarga harus
berkembang sehingga memiliki generasi yang meneruskan marga dan nilai-nilai
dalam keluarga. Ungkapan ase manggargar adalah upaya yang harus dicapai
keluarga. Pencapaian ini melibatkan peran orang tua yang mendukung secara
spiritual karena melibatkan kuasa Tuhan dalam melakukan tanggungjawabnya.
Dalam hal ini Angel mengatakan bahwa dalam pendampingan pastoral, relasi
pendamping dan yang didampingi harus menempatkan relasi dengan Tuhan. 12
Orang tua yang mendampingin anak untuk menopang semangat anak,
menempatkan Tuhan sebagai bagian yang penting dalam pencapaian keberhasilan.
Harapan agar hidup manis karena baik secara ekonomi serta berketurunan
merupakan hanya dapat dicapai bersama dengan orang tua serta kekuatan spiritual
orang tua. Dukungan orang tua mendatangkan semangat bagi anak cucu serta
dalam kemurahan Tuhan menjadikan anak berketurunan. Dengan memberikan
galuh siminak maka anak cucu mengharapkan doa orang tua agar kehidupan
keluarga semakin baik dan berketurunan. Dalam pencapaian hidup marminak
12 Engel, Konseling Suatu Fungsi Pastoral, (Tisara Grafika, 2007), 14
97
(bersemangat) serta memiliki keturunan, maka orang tua mendukung kehidupan
spiritual anak cucu. Clinbell mengatakan bahwa ini merupakan salah satu fungsi
dari pastoral yaitu mendukung.13 Orang tua yang menopang hidup anak cucu serta
anak cucu yang menerima topangan orang tua akan mencapai hidup yang
bersemangat (berminyak) serta dapat mencapai berketurunan.
5. Tobu, artinya tebu, matobu ma pansarian, matobu goluhta on,
artinya manis pendapatan, manis kehidupan.
Kehidupan yang mengalami kesembuhan dari luka hati memiliki kesempatan
untuk hidup teratur sehingga dapat mengetahui dan memiliki kekuatan untuk
mencapai apa yang diharapkan dalam hidup. Semua ini tidak terlepas dari peran
orang tua yang selalu menopang secara spiritual sehingga anak dan cucu memiliki
semangat yang kuat. Hasil yang diperoleh adalah hidup matobu, atau hidup terasa
manis. Kehidupan yang manis dalam keluarga merupakan gambaran dari hidup
yang harmonis karena setiap na anggota keluarga hidup dalam kondisi saling
mendukung. Kehidupan yang harmonis menjadikan setiap anggota keluarga ada
dalam relasi saling membutuhkan sehingga segala sesuatu ditujukan untuk
kebaikkan bersama. Dalam hal ini, orang tua juga menjadi bagian yang penting
karena dukungan orang tua menjadikan anak cucu dapat mencapai hal-hal yang
diinginkan untuk kebaikkan bersama. Orang tua menjadi kekuatan anak cucu
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan saling mendukung sesama anggota
keluarga. Ketika salah satu anggota keluarga mengalami persolan maka anggota
yang lain, khususnya orang tua menjadi pendukung yang menuntun dan mengajari
13 Clinebell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling....................53
98
agar dapat memutuskan pilihan yang terbaik. Pilihan serta konsekwensi dari
pilihan menjadi hal yang dapat dilakukan dan dipertanggungjawabkan karena
semua anggota mendukung dan membantu. Dengan demikian, kekuatan keluarga
menjadi kekuatan yang besar dalam menopang satu dengan yang lain. Dukungan
ini menjadikan anggota keluarga berpeluang untuk mengalami perkembangan
walaupun konflik ada. Permasalahan bukan hal yang ditakuti atau dihindari tetapi
menjadi kesempatan bagi setiap anggota untuk berkembang. Kehidupan yang
saling mendukung adalah kehidupan yang harmonis.
Kehidupan yang harmonis juga menjadi ladang yang subur bagi setiap anggota
keluarga untuk mengembang diri. Dalam hidup harmonis semua anggota keluarga
melakukan tanggungjawab masing-masing untuk kebaikkan bersama. Peran orang
tua yang selalu mendoakan, menuntun, membimbing dan menjadi teladan bagi
anak cucu dalam keluarga. Sehingga tiap anggota keluarga berkembang dalam
potensi yang dimiliki. Pengembangan potensi berdampak pada semakin
membaiknya kehidupan karena setiap anggota mampu melakukan peran dan
tanggungjawabnya masing-masing. Kondisi ini dapat berdampak pada semakin
membaiknya ekonomi dalam keluarga. Pencapaian ini disebut kehidupan
harmonis keluarga karena anak dan cucu melakukan peran dan tanggungjawabnya
masing-masing. Keharmonisan menjadikan hidup matobu atau manis, semakin tua
sifat tebu semakin manis. Kehidupan yang harmonis adalah kehidupan manis
yang semakin lama semakin manis. Penulis menambahkan bahwa keharmonisan
adalah salah satu nilai mambere namalum yang berperspektif pastoral.
99
6. Goluh na mataboh janah mumbang, artinya menjadi hidup yang
berlemak serta diatas.
Proses kehidupan yang panjang seharusnya menjadikan seseorang memiliki
hikmat yang bersumber dari pengalaman hidup. Hikmat merupakan salah satu ciri
yang harus ada dari seseorang yang sudah lama dalam proses kehidupan. Kalapa
mumbang adalah gambaran kehidupan manusia, dimana semakin lama semakin
tua sehingga memiliki banyak santan. Kehidupan manusia yang digambarkan
seperti kelapa mumbang adalah kehidupan seseorang dimana semakin tambah
usia, semakin berhikmat. Dengan hikmat yang dimiliki seseorang maka hidup
semakin dapat dinikmati dan disyukuri karena pengalaman hidup menjadi sumber
pangajaran yang berharga untuk berproses. Ketika orang tua menerima kalapa
mumbang maka harapan yang harus dipenuhi adalah orang tua menikmati hidup
karena hikmat yang ada padanya, sehingga menjadi teladan bagi anak dan cucu.
Hidup menjadi teladan adalah hidup namataboh, yang berlemak, yang
menyenangkan karena nilai-nilai kehidupan yang melekat dan diwariskan kepada
anak dan cucu. Nilai-nilai yang melekat tersebut menjadikan orang tua sebagai
sumber hikmat dalam menentukan pilihan-pilihan dalam hidup, khususnya ketika
konflik terjadi. Hikmat juga menjadi warisan yang berharga bagi anak cucu
sehingga mereka dapat mengatasi segala keadaan tanpa harus dikuasai oleh
ketakutan, kebingungan dan putus asa. Kehidupan anak dan cucu menajdi
kehidupan yang manis karena tahu menentukan pilihan dan siap dengan resiko
dari pilihan tersebut. Proses nilai yang berulang karena diwariskan menjadi
sebuah ikatan yang menguatkan hubungan anak cucu dengan orang tua.
100
Warisan nilai yang diterima anak cucu menjadi anak tangga untuk mencapai
hidup pada posisi mumbang, atau diatas. Jalan menuju tingkat teratas menjadi hal
yang sangat mungkin dicapai karena anak dan cucu memiliki pegangan berupa
nilai-nilai kehidupan yang bersumber dari orang tua. Pencapaian teratas bukanlah
dalam arti jabatan, pangkat tetapi anak cucu mampu hidup dengan nilai-nilai
kehidupan yang diwariskan sehingga hidup dijalankan dengan sungguh-sungguh.
Kehidupan yang seperti ini menjadikan anak cucu selalu dihargai dan dihormati
dalam keluarga dan masyarakat. Ungkapan ase mumbang, supaya diatas
dimengerti sebagai kehidupan yang terlihat karena menonjolkan nilai-nilai
kehidupan. Cara ini menjadi langkah untuk mencapai hal-hal yang terbaik dalam
hidup sehingga hidup selalu terlihat. Orang tua menjadi teladan dalam pewarisan
nilai-nilai kehidupan itu sendiri sehingga anak dan cucu tetap menghormati dan
menghargai orang tua. Penulis menambahkan bahwa keteladanan yang
disimbolkan melalui kalapa mumbang merupakan salah satu nilai mambere
namalum dalam perspektif pastoral.
7. Ase borsih angkula sonai homa uhur, artinya supaya badan bersih
juga hati bersih
Jeruk secara medis dapat digunakan sebagai pembersih tubuh. Keadaaan tubuh
yang bersih mendatangkan kesehatan bagi yang memakainya. Ketika orang tua
menerima uttei anggir atau jeruk purut serta dimandikan, maka jeruk purut
membersihkan badan orang tua sehingga terbebas dari kuman penyakit. Ketika
diminum maka air jeruk purut maka tubuh akan sehat. Jeruk purut menjadi simbol
sehat fisik maupun psikis sehingga seseorang menemukan dirinya utuh. Simbol
101
ini memberikan makna bahwa ketika dimandikan serta diminum maka keberadaan
orang tua menjadi utuh. Orang tua yang mengalami pengutuhan memiliki
kekuatan maksimal untuk mengutuhkan anak dan cucunya. Clinbell mengatakan
fungsi pastoral yang terakhir adalah mengutuhkan sehingga ia mampu untuk
bertumbuh menuju manusia secara utuh dimana ia siap untuk mengembangkan
telenta, menghargai tubuh, memperkaya relasi, kesadaran akan alam, pertambuhan
relasi dengan lembaga-lembaga, memperdalam hubungan dengan Allah sehingga
menjadi manusia yang kreatif.14 Pengutuhan membawa orang lanjut usia untuk
tetap kreatif untuk mengutuhkan dirinya serta anak dan cucu pada masa tuanya.
A. 3. Pemaknaan mambere namalum
Pelaksanaan mambere namalum memiliki makna yaitu :
1. Sebelum pelaksanaan maka fungsinya adalah penyembuhan semua
anggota keluarga sehingga dapat melakukan musyawarah untuk
menentukan tanggal pelaksanaan, jumlah undangan, biaya dan yang
lainnya. Ini adalah syarat mutlak, tidak dapat ditawar karena diyakini
pekerjaan mambere namalum adalah horja na marhidorat, kuasa
2. Dalam pelaksanaan, makanan namalum bertujuan untuk memulihkan
segala luka hati, baik orang tua maupun anak dan cucu. Dengan menerima
dan memakannya maka luka hati dipulihkan sehingga semua anggota
keluarga, khususnya orang tua terbebas dari luka hati.
14 Clinebell, Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral..................55-56
102
3. Pemberian dayok binatur atau ayam yang diatur adalah harapan bahwa
hidup dalam konflik sehingga tidak ada keteraturan dalam berbicara dan
bersikap, berubah menjadi hidup yang teratur dalam berbicara dan
bersikap. Hal-hal yang menyebabkan luka hati melalui sikap dan cara
berbicara diubah menjadi teratur dalam tutur kata dan sikap. Hidup yang
teratur dimulai dari orang tua sehingga anak dan cucu mencontohnya.
Keteraturan ini merupakan bentuk bimbingan orang tua kepada anak cucu
dalam tutur kata dan sikap.
4. Melalui pemberian nitak orang tua harus sehat agar dapat melakukan
tanggungjawabnya untuk mendoakan, membimbing dan menjadi contoh
bagi anak dan cucu. Dengan makan nitak gabur-gabur danatau nitak siang
siang, maka orang tua sehat dan kuat, serta memiliki hati yang terang
untuk melihat kehidupan anak dan cucu. Dalam tanggungjawabnya orang
tua memelihara atau mengasuh anak dan cucu sehingga anak cucu dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal.
5. Galuh siminak atau pisang minyak merupakan bentuk kehidupan yang
didukung oleh keluarga. Dukungan seluruh anggota keluarga, khususnya
orang tua mendatangkan semangat dan kekuatan untuk berjuang lebih baik
lagi. Dukungan menjadikan hidup penuh semangat, wajah yang
berminyak. Dukungan diberikan orang tua agar anak dan cucu
berketurunan, disebutkan ase manggargar songon pisak siminak artinya
supaya berkembang seperti pisang si minyak. Dukungan orang tua
103
menjadikan kehidupan anak cucu bersemangat dalam hidup serta
mendapatkan keturunan.
6. Tobu atau tebu, adalah gambaran kehidupan yang manis. Semakin lama
kehidupan keluarga semakin manis karena ada keharmonisan.
Keharmonisan dapat dicapai karena orang tua memiliki otoritas atas
kehidupan anak cucu dengan cara melakukan tanggungjawabnya untuk
mendukung kehidupan anak cucu. Juga karena anak cucu hidup dalam
hormat dan menghargai orang tua sehingga tercapai keseimbangan dalam
keluarga serta adanya peningkatan ekonomi sehingga hidup semakin
manis. Pada bagian ini, penulis menambahkan bahwa keharmonisan dalam
keluarga merupakan salah satu fungsi pastoral mambere namalum.
Pencapaian hidup yang harmonis karena adanya keseimbangan hak dan
kewajiban menjadi cara untuk mencapai peningkatan ekonomi keluarga.
7. Kalapa mumbang atau kelapa muda, sifat kelapa yang selalu diatas adalah
gambaran agar hidup selalu diatas, dan kehidupan orang tua semakin tua
semakin berhikmat sehingga menjadi sumber pengetahuan hidup bagi anak
dan cucu. Kehidupan manusia semakin tua semakin mataboh, semakin
enak karena dengan bertambahnya usia seseorang maka bertambah
pengalaman hidup yang menjadikan orang tua bersyukur dan bersukacita
dalam hidup. Semakin tua, menjadikan orang lanjut usia bertambah
pengalaman sehingga menjadi guru yang pantas diteladani anak dan cucu.
Keteladanan yang diberikan orang tua melalui hidupnya akan menuntun
anak cucu mencapai kehidupan diatas, dapat diteladani orang lain.
104
Kehidupan orang tua menjadi teladan anak cucu sehingga dalam
keteladanan tersebut kehidupan anak cucu dapat mencapai puncak atau
kehidupan yang maksimal. Penulis menambahkan bahwa fungsi pastoral
mambere namalum dalam hubungan orang tua dengan anak cucu
memberikan fungsi keteladanan. Dengan fungsi keteladanan maka anak
cucu memiliki guru yaitu orang tua yang menjadi contoh atau panutan
dalam hidup.
8. Uttei anggir atau jeruk purut adalah harapan agar orang lanjut usia bersih
secara fisik dan psikis. Dimandikan menjadikan fisik bersih sehingga
mendukung kesehatan dimasa tua dan diminum berarti menghilangkan
pikiran-pikiran yang mengganggu. Sehingga mandi dan minum uttei
anggir adalah bersih secara fisik dan psikis sehingga keadaan orang tua
sehat secara keseluruhan. Dengan sehat fisik dan psikis, maka orang tua
mampu melakukan tugasnya untuk mengutuhkan dirinya serta anak cucu.
Rangkuman
Penulis menyimpulkan bahwa nilai-nilai spiritual yang ada pada mambere
namalum serta dua penambahan nilai sehingga menjadi 8 yaitu riah do saud ni
horja (berdamai untuk musyawarah), magou ma na milas na mohop (hilanglah
segala yang menggangu pikiran), ase atur (supaya teratur), ase gabur janah siang
(supaya subur dan terang), ase marminak janah manggargar (supaya berminyak
serta berkembang), ase matobu goluhta janah matobu pansarian (supaya hidup
harmonis serta manis pencaharian), gabe mataboh janah mumbang (hidup
105
berhikmat dan diatas) dan borsih angkula pakon uhur (bersih fisik dan psikis)
secara keseluruhan memiliki nilai spiritual yang berperspektif pastoral untuk
seluruh anggota keluarga, khususnya bagi lanjut usia dalam memenuhi
kebutuhannya. Melalui mambere namalum, orang lanjut usia diposisikan pada
tempat tertinggi sekaligus dengan tanggungjawab besar di tengah-tengah keluarga
yaitu sebagai pendamping. Maka tugas pendampingan dan konseling orang tua
dilakukan seumur hidup untuk mengutuhkan kehidupan anak dan cucu.
B. Mambere namalum dikaji dari fungsi Pastoral
Berdasarkan falsafah habonaron do bona (kebenaran nya pangkal) maka nilai-
nilai spiritual nya adalah (1) riah do saud ni horja, (2) magou ma na milas na
mohop, (3) ase atur,(4) ase urah pansarian-ase torang pikkiran-goluh na mantin,
(5) ase marminak goluh on-ase manggargar, (6) matobu pansarian janah
matobuh goluh on, (7) gabe goluh na mataboh janah mumbang, (8) borsih
angkula sonai homa uhur. Nilai tersebut dikaji dari fungsi pastoral maka
memiliki fungsi :
1. Penyembuhan / riah do saud ni horja
Kondisi konflik menjadikan anggota keluarga tidak mampu berfikir secara
benar. Faktor kemarahan, kekecewaan atau ketakutan mampu mempengaruhi cara
bagaimana seseorang melihat konflik termasuk orang-orang yang terlibat
didalamnya. Keadaan ini disebut oleh Jaekle & Clebsch sebagai keadaan jiwa
yang sedang sakit. Oleh sebab itu harus ditemukan cara agar jiwa terbebas dari
penyakit. Pembebasan jiwa yang sakit bagi masyarakat desa Nagori harus
106
dibebaskan dengan mamberlakukan nilai dari habonaron do bona. Falsafah
habonaron do bona adalah seruan agar segala sesuatu harus berpatokan pada
kebenaran. Dimulai dari adanya kepedulian pada individu untuk kembali kepada
kebenaran. Kepedulian itu menyadarkan individu bahwa konflik harus
diselesaikan karena merusak kehidupan.
Pencapaian kepedulian dimulai dari tahapan panriahan (musyawarah). Ketika
anak dan orang tua sepakat untuk melakukan adat mambere namalum maka
penyembuhan relasi dimulai. Selanjutnya adanya pernyataan kesediaan orang tua
untuk menerima adat mambere namalum. Jika orang tua masih belum mampu
berdamai dengan anaknya, maka pelaksanaan adat ini ditunda. Ketika orang tua
bersedia menerima adat mambere namalum dari anak-anaknya, berarti orang tua
juga bersedia berdamai dengan anak-anaknya. Seperti yang dikatakan D. Purba
bahwa ‘riah do saud ni horja’ artinya hanya dengan jalan bermusyawarah
pekerjaan dapat dilakukan. Penyembuhan antara anak dengan anak dan antara
anak dengan orang tua menjadi dasar pelaksanaan mambere namalum. Disini adat
menjadi kontrol dan memiliki otoritas untuk memaksa orang melakukannya.
Kontrol dan otoritas menjadikan setiap anggota keluarga rendah hati untuk
menerima diri sendiri, menerima orang lain untuk pencapaian penyembuhan
bersama.
Kepedulian berdampak pada peluang untuk penyembuhan sehingga semua
anggota keluarga untuk masuk dalam relasi yang baru. Erik Erikson dalam tulisan
Care and Counseling of The Aging (1979) mengatakan bahwa pada titik krisis
orang memiliki kesempatan untuk bergerak kearah pemulihan dan keutuhan. Atau
107
krisis untuk menstabilkan pada tingkat yang belum selesai yang sering menjadi
penghambat dalam pertumbuhan di sisa hidup. Oleh sebab itu krisis jangan
dihindari karena memberi kesempatan untuk pertumbuhan dan peningkatan
pribadi. Krisis adalah tahapan perkembangan emosional yang terkait dengan
perkembangan fisik dan usia. 15 dalam kepedulian krisis yang terjadi dalam
keluarga menandakan bahwa keluarga memiliki kesempatana mengalami
kesembuhan dan pemulihan. Ditandai dengan cara pandang baru bahwa konflik
yang terjadi dimasa mendatang harus dipandang bukan sebagai hal yang
memisahkan, tetapi harus dipandang sebagai adanya gangguan pada relasi yang
harus dikelola bersama. Setiap individu dalam keluarga harus hidup dalam
kepedulian sehingga dapat melihat adanya kesempatan untuk saling memahami
dan menopang keadaan orang lain dalam upaya perdamaian. Sehingga ada
kesempatan untuk lebih dekat dan masuk dalam hubungan yang mendalam dalam
relasi keluarga. Cara pandang yang demikian harus menjadi cara pandang bersama
dalam penyembuhan tiap individu. Dalam relasi yang seperti ini, tiap anggota
keluarga menjadi pendamping dan yang didampingi. Peran pendamping dan yang
didampingi dimiliki oleh tiap anggota keluarga untuk proses penyembuhan.
Akhirnya konflik yang dulunya sering diakhiri dengan keterpisahan keluarga
diubah menjadi ‘jembatan’ untuk dekat, memahami dan menerima. Maka setiap
individu akan memiliki pengalaman bersama, untuk saling menyembuhkan dan
disembuhkan. Konflik menjadi ‘media’ untuk boleh saling menerima dan
15 William M. Clements, Care and Counseling of The Aging, (Fortress Press Philadelpia, 1979), 29
108
diterima. Oleh sebab itu dalam mambere namalum, syarat yang utama sebelum
dilakukan adalah perdamaian semua anggota keluarga.
Ivey mengatakan bahwa tindakan satu anggota keluarga akan berdampak
pada anggota keluarga yang lain. Sehingga ketika semuanya memutuskan
bertindak untuk sembuh dari luka batin maka satu dengan yang lain saling
mempengaruhi.16 Kondisi ini menjadi bagian dari tugas konseling pastoral yang
membebaskan jiwa dari penyakit seperti ketertekanan, kesedihan, ketakutan,
kemarahan, kebencian dan yang lainnya.17 Oleh sebab itu, ketika adat mambere
namalum dilakukan, maka hubungan baru sesama anggota keluarga dimulai dari
penyembuhan yang berdampak pada pembebasan dari gangguan jiwa. Clinebell
mengatakan salah satu fungsi konseling pastoral adalah menyembuhkan hati yang
terluka sehingga berdampak pada pemulihan hubungan. Kesembuhan dalam
keluarga dimulai dari kepedulain terhadap keluarga yang mengalami konflik.
Kepedulian menjadikan sesama anggota keluarga menajdi pendamping dan
didampingi.
2. Pemulihan / sipanganon namalum
Setelah penyembuhan melalui kesepatakan untuk melakukan mambere
namalum maka dalam pelaksanaannya dilakukan pemberian makanan namalum,
makanan yang menyembuhkan. Ucapan dalam pemberian makanan namlum
adalah ‘magou ma na milas na mohop’ artinya hilanglah yang panas. Kata panas
16 Ivey, Allen E., Family Counseling and Therapy Theoretical Foundations and Issues of Practice, dalam buku Theories of Counseling & Psychotherapy: A Multicultural Perspective, (Pearson Education, Inc 2009), 432-433 17 William A. Clebsch & Charles R. Jaekle, Pastoral Care in Historical Perspective.............136-137
109
menunjuk pada pengertian yang menggangu pikiran baik karena kemarahan,
kesedihan, kekecewaan, ketakutan dan yang lainnya. Ketika makanan namalum
diberikan maka seluruh anggota keluarga mengalami pemulihan. Makanan
namalum yang diserahkan anak dan cucu kepada orang tua menjadi cara untuk
memulihkan diri sendiri. Kesediaan orang tua menerima makanan namalum
menjadi cara untuk mengalami pemulihan. Sehingga ungkapan magou ma na
milas na mohop merupakan sebuah proses bagi pemulihan bagi semua anggota
keluarga dan mengalami pembebasan dari jiwa yang sakit. Jiwa sakit menjadi
sembuh sehingga mendatangkan semangat bagi semua anggota keluarga,
khususnya bagi orang tua. Clinbell mengatakan bahwa salah satu fungsi pastoral
adalah pemulihan dari luka hati. Mambere namalum menjadi upaya pemulihan
bagi anggota keluarga yang mengalami konflik, khususnya bagi orang tua. Dalam
ungkapan magou ma na milas na mohop syarat dengan permohonan maaf dari
anak ke orang tua dan orang tua ke anak. Proses ini adalah penyembuhan bagi
setiap anggota keluarga, luka hati menjadi dipulihkan.
3. Membimbing / dayok binatur
Persoalan yang ada dalam keluarga dapat mengakibatkan dua hal yaitu satu,
semakin kuatnya hubungan dalam keluarga karena berhasil mengelola persoalan
dengan baik. Kedua persoalan mengakibatkan keretakkan atau kehancuran
hubungan dalam keluarga. Kehancuran tersebut sangat dipengaruhi oleh cara
menyelesaikan persoalan, dimulai dari tutur kata dan sikap dalam menyelesaikan
persoalan. Menurut Clinbell salah satu fungsi pendampingan patoral adalah
membimbing. Dengan membimbing maka anak dan cucu bagaimana proses
110
menyelesaikan persoalan. Pemberian dayok binatur atau ayam yang diatur adalah
ungkapan agar orang tua membimbing anak dan cucu dalam tutur kata dan sikap.
Semua dimulai dari orang tua. Konflik mengakibatkan orang tua tidak dapat
menjadi contoh dalam tutur kata dan sikap karena anak dan cucu menolak. Fungsi
membimbing yang diungkapkan dengan dayok binatur menjadikan orang tua
pembimbing bagi anak cucu. Sehingga ketika ada persoalan yang baru maka itu
tidak menjadi alasan hubungan dalam keluarga terputus atau rusak. Karena tutur
kata dan sikap yang baik akan memampukan setiap anggota keluarga untuk
menyelesaikan persoalan yang ada. Tutur kata dan sikap yang baik akan mampu
menjaga komunikasi yang baik dalam keluarga. Artinya tutur kata dan sikap
adalah hal yang paling menentukan apakah sebuah persoalan akan mengutuhkan
atau menghancurkan komunitas dalam keluarga. Orang tua menjadi pembimbing
bagi anak cucu tentang cara bagaimana bersikap dan bertutur kata. Dalam hal ini
orang tua mengajarkan tradisi dan memelihara hubungan dengan keluarga besar.
Orang tua juga memberikan kehangatan dan kenyaman pada anggota keluarga.18
Sehingga dalam keadaan bermasalah atau tidak, anggota keluarga tetap saling
menghormati dan menghargai, khususnya pada orang tua.
4. Memelihara atau mengasuh / nitak
Keluarga yang mengalami konflik sulit untuk bekerjasama dan saling
mendukung. Sehingga anggota tidak dapat berkembang secara maksimal. Clinbell
mengatakan salah satu fungsi pendampingan pastoral adalah memelihara atau
mengasuh. Orang tua yang memelihara atau mengasuh anak cucu menjadikan
18 Georgas, Family and Counseling With Ethnic Groups........................416-417
111
semua anggota keluarga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
potensinya masing-masing secara maksimal. Ketika nitak diberikan diserta ucapan
ase gabur ase siang, supaya mudah, supaya terang. Gabur menunjukkan
kemudahan dalam memperoleh ekonomi yang baik, siang menunjukkan terang
yang artinya dengan pikiran yang terang karena tidak ada konflik, menjadikan
orang tua mendukung potensi yang dimiliki anak cucu untuk berkembang dengan
potensi yang dimiliki. Hidup saling mendukung, dimana orang tua mendukung
anak cucu dan anak cucu mendukung dengan cara melakukan dengan sungguh-
sungguh menjadikan hubungan saling membutuhkan. Maka terciptalah hubungan
yang mantin, atau enak, manis, seperti telur yang dibuka dan dimakan, ternyata
enak. Hubungan saling mendukung dalam keluarga adalah hubungan yang mantin
do hape atau enak, manis nya ternyata.
5. Dukungan / galuh siminak
Manusia yang ingin berkembang harus didukung oleh berbagai pihak. Dalam
keluarga, perkembangan seseorang harus dimulai dari keluarga yang saling
mendukung. Hal ini dapat terjadi jika keluarga memiliki komitmen untuk saling
mendukung. Orang yang mendapat dukungan, khususnya secara emosional akan
memiliki semangat dan kekuatan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
Dukungan dapat berupa nasehat, kepedulian, dana dan kehadiran bagi yang lain.
Tetapi ketika konflik terjadi maka dukungan juga terpengaruh, mungkin tidak
maksimal bahkan dimungkinkan tidak ada. Oleh sebab itu, dalam mambere
namalum, anak cucu memberikan dukungan pada orang tua agar orang tua
mendukung kehidupan anak dan cucu. Dukungan yang diberikan orang tua
112
kepada anak cucu memberikan semangat dan kekuatan untuk mencapai hasil yang
maksimal. Semangat dan kekuatan itu memunculkan ekspresi bergembira, berseri
seri, inilah wajah yang berminyak. Dukungan orang tua pada anak cucu
menjadikan hidup anak berminyak atau berseri. Dukungan itu juga berdampak
pada upaya untuk mendapatkan keturunan. Orang tua yang mendukung kehidupan
anak dan cucu memiliki peluang besar untuk berkembang, berketurunan. Clinbell
mengatakan bahwa dukungan menyebabkan klien mendapatka kekuatan untuk
bertahan dan melanjutkan serta menyelesaikan persoalan yang ada. Dalam hal ini,
dukungan yang diberikan orang tua menjadikan anak dan cucu kuat dan
bersemangat dalam hidup.
6. Keharmonisan / tobu
Tidak ada manusia yang ingin hidupnya tidak bahagia. Kebahagiaan adalah
tujuan yang terus menerus diupayakan manusia agar dapat menikmati kehidupan
dengan sejahtera. Kebahagian yang dimaksud bukan karena banyaknya harta atau
uang yang diperoleh, jabatan yang tinggi atau yang lainnya. Kebahagian dalam
mambere namalum adalah hidup dalam keharmonisan. Hidup dalam konflik
mangakibatkan semua anggota keluarga tidak dapat melakukan peran dan fungsi
dalam keluarga karena dilumpuhkan oleh situasi yang ada. Harapan yang ada
melalui simbol tobu atau tebu adalah supaya kehidupan dalam keluarga menjadi
manis, karena ada keharmonisan. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang
tahu dan melakukan tugas dan fungsinya masing-masing. Sehingga dalam
keluarga saling melengkapi, saling mendukung dan memperhatikan. Ketika salah
satu atau beberapa anggota keluarga mengalami masalah, maka anggota keluarga
113
yang lain dapat menjadi pendukung. Inilah keluarga yang harmonis karena
semua keluarga saling dibutuhkan dan membutuhkan, saling memberi dan diberi.
Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mendukung keharmonisan karena
mereka memiliki otoritas yang besar dalam keluarga. Sikap yang adil dan
bijaksana yang diberlakukan bagi semua anggota keluarga menjadikan kehidupan
seimbang sehingga keluarga yang harmonis tercipta. Penulis manambahkan
bahwa fungsi untuk mengharmoniskan dalam keluarga merupakan salah satu
fungsi pendampingan pastoral mambere namalum. Keharmonisan adalah wujud
dari keadilan sosial dalam keluarga. Karena ketidakseimbangan hak dan
kewajiban merupakan pemicu konflik dalam keluarga maupun dalam masyarakat
juga bernegara.
7. Keteladanan / kalapa mumbang
Kehidupan yang sudah dilewati seharusnya menjadi maha guru yang baik bagi
setiap orang. Dengan berjalannya waktu serta lamanya seseorang berproses dalam
hidup, maka banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran untuk memetik nilai-nilai
kehidupan. Sehingga semakin tua, kehidupan seseorang dapat menjadi sumber
hikmat bagi generasi selanjutnya. Gambaran hidup manusia seperti kelapa yang
memiliki sifat semakin tua semakin memiliki banyak lemak. Sumber
pengajarannya adalah orang tua yang memiliki kekhususan dan keistimewahan
serta kemampuan-kemampuan yang lebih dibandingkan dengan orang muda.
Perjalanan hidup menjadikan orang tua bijak dan berhikmat dalam melihat
114
kehidupan.19 Sehingga orang tua menjadi guru dalam kehidupan. Guru dalam
pengertian mampu mencari kekuatan yang ada dalam keluarga melalui
pengalaman hidup. Kekuatan tersebut didukung untuk membantu setiap individu
menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Dengan menfokuskan pada tujuan positif
yaitu mencapai keberhasilan dalam penanganan persoalan.20 Menjadi bukti bahwa
secara fisik mereka mengalami penurunan tetapi pengalaman menjadi orang lanjut
usia membuat kaya akan pengalaman hidup. Orang tua menjadi penuntun,
penyembuh, pembimbing dan guru yang mengajari kehidupan bagi anak cucu.
Dengan demikian orang tua tetap memiliki peran yang bermakna bagi anak cucu
sampai akhir hidupnya.
Kehidupan orang tua yang telah banyak mengalami berbagai situasi sehingga
memiliki nilai-nilai kehidupan yang pantas untuk dicontoh dan diwariskan kepada
generasi penerus. Pemberian kalapa mumbang atau kelapa muda memiliki makna
bahwa kehidupan orang tua harus seperti sifat kelapa. Semakin tua semakin
menjadi sumber keteladan dan sumber hikmat bagi anak dan cucu. Kehidupan
yang dijalanikan oleh orang tua adalah kehidupan yang pantas untuk diteladani
oleh anak dan cucu. Keteladanan ini menjadikan anak dan cucu memiliki sikap
hidup yang baik, yang dapat diandalkan dalam masyarakat sehingga selalu diatas,
selalu menjadi contoh bagi yang lain. Keteladanan manurut penulis adalah fungsi
pendampingan mambere namalum yang memiliki fungsi penting dalam kehidupan
keluarga.
19 Henry J. M. Nouwen & Walter J. Gaffney, Meniti Roda Kehidupan,( Kanisius 1989), 37-44 20 Richard W. Roukema, Counseling For The Soul In Distress (The Haworth Pastoral Press, Second Edition, 2003), 22
115
8. Pengutuhan / uttei anggir
Keluarga yang sudah mengalami konflik serta melakukan upaya perdamaian
pada akhirnya menginginkan agar diutuhkan kembali. Pengutuhan tersebut
merupakan bentuk dari selesainya konflik serta setiap anggota keluarga siap untuk
masuk dalam hubungan baru. Maka dengan pengutuhan semua nggota keluarga
sangat dimungkinkan untuk tumbuh bersama dalam setiap potensi yang dimiliki.
Ketika uttei anggir diberikan oleh anak cucu pada orang tua maka itu menjadi
ungkapan bahwa ketika air uttei anggir diminum maka bersihlah pikiran dari
segala persolan yang menggangu dan ketika dimandikan maka tubuh yang lesu,
sakit karena beban pikiran menjadi bebas sehingga memiliki semangat dalam
hidup. Orang tua menjadi sehat secara mental dan fisik sehingga mampu
melakukan tugas dan tanggungjawabnya untuk menjadi penyembuh, memulihkan,
membimbing, memelihara atau mengasugh, mendukung, menjaga keharmonisan
dan keteladanan bagi kehidupan anak cucu. Keseluruhan ini menjadi kehidupan
yang mengutuhkan keluarga. Orang tua bersama dengan anak cucu mengalami
pengutuhan dalam kehidupan bersama. Clinbell mengatakan bahwa ketika sampai
pada tahap pengutuhan maka setiap individu siap untuk mengembangkan diri
dalam segala aspek kehidupan khususnya dalam hubungan dengan Tuhan.
Sehingga keluarga memiliki relasi yang berkwalitas sehingga berdampak pada
perkembangan jiwa yang sehat untuk setiap individu. Sebaliknya jika kwalitas
relasi dalam keluarga kurang akan berdampak pada perkembangan mental sakit.21
21 William E. Hulme, The Pastoral Care of Families (Abingdon Press 1962), 195
116
Falsafah habonaron do bona merupakan cara bagi masyarakat Nagori untuk
sampai pada pengutuhan manusia. Hidup dalam kebenaran akan menjadikan
pengutuhan dalam hidup individu, keluarga, masyarakat, alam semesta terlebih
hubungan dengan Tuhan. Pelaksanaan mambere namalum adalah langkah awal
individu untuk hidup dalam kebenaran yang menyembuhkan dan memulihkan dia
dari konflik dalam dirinya yang terjadi di tengah-tengah keluarga. Keluarga yang
telah sembuh dan dipulihkan akan memiliki kekuatan untuk saling mendukung
serta mengembangkan potensi yang ada dan menjadikan keluarga sebagai sumber
pengetahuan, khususnya orang tua. Sikap benar dalam keluarga akan menjadikan
anggota keluarga kuat dan memiliki pengaruh dalam masyarakat, baik dalam
lembaga maupun tidak. Maka alam semesta juga menjadi bagian yang
diperlakukan dengan benar. Sehingga pengutuhan akan berdampak pada individu,
masyarakat luas serta alam semesta.
Ketika masyarakat dan alam mengalami kerusakkan maka yang ditunjukkan
adalah kerusakan individu dalam keluarga. Pengutuhan hubungan individu dengan
individu lain berdampak pada alam semesta. Oleh sebab itu, bagi masyarakat
Nagori, ketika individu rusak maka berdampak pada keluarga, masyarakat dan
alam semesta. Pengutuhan kembali semua kehidupan harus dimulai dari perbaikan
manusia dalam keluarga. Habonaron do bona mampu mengembalikan manusia
menjadi utuh dengan sikap benar, dalam pengertian benar memperlakukan diri
sendiri, benar memperlakukan orang lain dan benar dalam memperlakukan alam
semesta. Sikap benar ini menghantarkan individu masuk dalam hubungan yang
terbuka dengan Tuhan. Oleh sebab itu, peran keluarga dalam pengutuhan sangat
117
besar, sehingga pelaksanaan mambere namalum adalah kesempatan bagi individu
untuk diutuhkan kembali dalam hidup yang benar dalam keluarga. Hidup benar
adalah hidup yang harus terus menerus diwariskan kepada setiap generasi agar
keutuhan dapat berlangsung terus menerus. Dalam mambere namalum, keinginan
untuk meneruskan hidup benar agar keutuhan tercapai diungkapkan dengan
“songon nasiam” seperti kalian, maksudnya seperti kehidupan orang tua yang
telah berhasil mendidik dalam kebenaran maka kehidupan yang sama juga
menjadi harapan anak dan cucu. Secara otomatis didalam kebenaran tersebut
bernilai pada pengutuhan manusia. Pada akhirnya mambere namalum adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari karya Yesus melalui keluarga Simalungu untuk
menyembuhkan, memulihkan, membimbing, memelihara, mendukung,
mengutuhkan serta keteladanan dan keharmonisan.
C. Rangkuman
Penulis menyimpulkan berdasarkan kajian pastoral mambere namalum serta
fungsi pastoral mambere namalum yaitu
1. Mambere namalum memiliki fungsi pastoral yang ada dalam nilai – nilai
spiritual riah do saud ni horja (menyembuhkan untuk berdamai), magou
ma na milas na mohop (hilanglah segala yang mengganggu hati/panas),
ase atur (supaya teratur), ase gabur janah siang (supaya berkembang
kearah yang baik), ase marminak, manggargar (supaya berminyak,
berketurunan), matobu goluh, pansarian (manis harmonis, ekonomi baik),
goluh namataboh, mumbang (hidup berlemak, hidup diatas), borsih uhur
pakon angkula (bersih pikiran dan tubuh) merupakan upaya pencapaian
118
habonaron do bona dalam menjaga, memelihara serta menggutuhkan
anggota keluarga. Nilai-nilai spiritual dalam mambere namalum mampu
mengembalikan manusia kepada hidup yang berdasar pada kebenaran,
habonaron do bona. Hidup dalam kebenaran akan menjadi jalan menuju
pada pengutuhan. Sehingga mambere namalum memberikan sumbangan
yang besar dalam pencapaian pengutuhan hidup, pemeliharaan serta
keharmonisan dengan sesama dan alam semesta.
2. Mambere namalum menempatkan orang tua pada posisi yang benar dalam
keluarga. Posisi orang tua dalam mambere namalum menjadi bukti bahwa
penurunan fisik tidak menjadi alasan untuk diabaikan. Justru sebaliknya,
mambere namalum menempatkan orang tua pada posisi yang benar yaitu
tertinggi karena pada akhirnya menyembuhkan, memulihkan,
menuntun/membimbing, menguatkan, mendukung, keharmonisan,
keteladanan serta mengutuhkan adalah tugas pendampingan seumur hidup
orang tua kepada anak dan cucu. Sehingga pendampingan dan konseling
pastoral mambere namalum adalah pemenuhan kebutuhan orang tua,
merekonsiliasi keluarga dan pengutuhan keluarga.