Transcript
Page 1: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

1

TAKSONOMI HASIL BELAJAR WAHANA UNTUK MEMAHAMI CARA BERPIKIR PESERTA DIDIK

BAHRUR ROSYIDI DURAISY

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan proses untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan bukan sekedar hanya transfer ilmu pengetahuan semata, namun lebih dari itu. Pendidikan merupakan proses transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.

Dalam dunia pendidikan dikenal istilah taksonomi yang merujuk pada tujuan pendidikan. Salah satu taksonomi yang terkenal adalah taksonomi Bloom yang disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Namun begitu, sebenarnya apa yang dikenal sebagai taksonomi Bloom ini adalah merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari Benjamin S. Bloom, M.D. Engelhart, E. Furst, W.H. Hill, dan D.R. Krathwohl, yang kemudian didukung pula oleh Ralph W. Tyler.

Taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini. Tujuan pendidikan, dibagi menjadi beberapa domain, yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara bertingkat, mulai dari tingkah laku sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. PEMBAHASAN

A. PERUBAHAN PERILAKU SEBAGAI TUJUAN DAN HASIL BELAJAR

Kalau kita berbicara tentang pendidikan, tentunya tidak akan terlepas

dari masalah apa sebenarnya tujuan pendidikan itu. Pendidikan dapat dikatakan berhasil jika sudah mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan ditempuh dengan tindakan-tindakan yang jelas pula.

Perubahan perilaku peserta didik adalah salah satu tujuan hasil belajar. Dalam hal ini hendaknya mulai tertanam kesadaran bagi para guru bahwa tujuan pembelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Setiap pengajaran, ataupun proses belajar mengajar siswa harus tahu tujuanya.Kesadaran seperti itu harus dapat mendarah daging, dan mempunyai bayangan tujuan yang jelas dan tepat agar dengan mudah menentukan jalan mana yang hendak dilalui.

Page 2: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

2

Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan :

1. Tujuan umum pendidikan. Tujuan ini menentukan perlu dan tidaknya sesuatu program diadakan. Di dalam praktek sehari-hari di sekolah tujuan ini dikenal dengan TIU ( Tujuan Instruksional Umum)

2. Tujuan ini atas dasar tingkah laku. Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mencari metode yang dapat digunakan untuk menganalisis atau mengklasifikasi sebuah pandangan yang berhubungan dengan sehari-hari. Yang dimaksud adalah berhasilnya pendidikan dalam bentuk tingkah laku. Inilah yang disebut dengan taksonomi (taxonomy) ada 3 macam tingkah laku yang dikenal umum yaitu kognitif, afektif, psikomotor.

3. Tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional. Jika tujuan telah dirumuskan secara operasional maka hasilnya akan dapat diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah mencapai tujuannya, akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya.

Beberapa ahli telah mencoba memberikan cara bagaimana menyebut ketiga tingkatan tujuan ini oleh viviane de landsheere disimpulkan bahwa ada 3 tingkat tujuan yaitu:

1. Tujuan akhir atau tujuan umum 2. Taksonomi 3. Tujuan yang operasional

B. MAKNA TAKSONOMI

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk

mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

Taksonomi pada daasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan diurut berdasarkan ciri-ciri tertentu. Sebagai contoh taksonomi dalam bidang ilmu fisika, menghasilkan pengelompokan benda kedalam benda cair, benda padat dan gas. Begitu juga dengan taksonomi dalam bidang pendidikan yang terkelompok berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Untuk dapat menentukan tujuan pembelajaran yang diharapkan, pemahaman taksonomi tujuan atau hasil belajar menjadi sangat penting untuk dapat menentukan apakah suatu proses belajar mengajar mencapai tujuan atau tidak. Oleh karenanya perumusan tujuan instruksional yang jelas, terukur dan dapat diamati menjadi semakin penting.

Tujuan Instruksional adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan diukur. Ada 2 macam tujuan instruksional yaitu:

Page 3: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

3

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Tujuan instruksional umum (TIU) adalah tujuan pengajaran yang

perubahan prilaku siswa yang belajar masih merupakan perubahan internal yang belum dapat dilihat dan diukur. Kata kerja dalam tujuan umum pengajaran masih mencerminan perubahan prilaku yang umumnya terjadi pada manusia, sehingga masih menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda-beda. Contoh TIU: “setelah melakukan pelajaran siswa diharapan dapat memahami penjumlahan dengan benar”. Kata kerja “memahami penjumlahan” merupakan kata kerja yang bersifat umum karena pemahaman penjumlahan dapat ditafsirkan berbeda. Tujuan ini menentukan perlua atau tidaknya suatu program diadakan.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah tujuan pengajaran

dimana perubahan perilaku telah dapat dilihat dan diukur. Kata kerja yang menggambarkan perubahan prilaku telah spesifik sehingga memungkinkan dilakukan pengukuran tanpa menimbulkan lagi berbagai perberdaan penafsiran Misal TIK yang dirumuskan sbb “Siswa akan menunjukkan sikap positif terhadap kebudayaan nasional”, dapat lebih dikhususkan dengan mengatakan “siswa akan membuktikan penghargaannya terhadapa seni tari nasional dengan ikut membawakan suatu tarian dalam perpisahan kelas.

C. Ragam Taksonomi

1. Gulford

Guildford ,1981 (dikutip Rimm, 1985) menciptakan suatu intelegensi yang dimaksud untuk menampilkan semua kemampuan intelek manusia. Struktur intelak manusia salah satunya yaitu dimensi operasi yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Operasi intelektual menunjukan macam proses pemikiran yang berlangsung. Ada lima kategori operasi yang dapat dirumuskan, diantaranya : 1. Kognisi ialah penerimaan dan pengenalan kembali informasi,

proses terbentuknya pengertian 2. Ingatan adalah pemantapan informasi yang baru diperoleh 3. Berfikir konvergen adalah pemberi jawaban yang logis 4. Berfikir divergen adalah memberi macam – macam kemungkinan

jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian

5. Evaluasi

Model struktur intelektual dari Guildford mempunyai banyak kegunaan untuk pendidikan anak berbakat. Disamping meluaskan dan mendalami sasaran belajar, juga dapat memberi pelajaran dengan melatih proses pemikiran yang beragam.

Page 4: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

4

2. Gagne Di dalam bukunya The Conditions of Learning (1965), Gagne

menyebutkan adanya 8 buah kategori. Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne adalah:

Signal learning

Stimulus-response learning

Chaining

Verbal Association

Discrimination learning

Concept learning

Rule learning

Problem solving

3. Anita Harrow Anita Harrow (1976) mengemukakan Taksonomi untuk ranah

psikomotorik. Menurut Anita Harrow kebanyakan para guru tidak dapat menuntut pencapaian 100 dari tujuan yang dirumuskan kecuali hanya berharap bahwa ketrampilan yang dicapai muridnya akan sangat mendukung dalam mempelajari keterampilan lanjutan atau gerakan-gerakan yang lebih kompleks sifatnya.

Garis besar taksonomi yang dikemukakan oleh Anita Harrow ada 6 tingkat klasifikasi dalam ranah psikomotor yaitu : a. Gerakan refleks (Reflex Movements), yakni respons gerakan

yang tak disadari yang dimiliki individu sejak lahir, mencakup refleks segmental, refleks intersegmental, dan refleks suprasegmental. Ketiga refleks ini terkait dengan gerakan-gerakan yang dikoordinasikan oleh otak dan bagian-bagian sumsum tulang belakang.

b. Basik gerakan dasar (Basic-Fundamental Movements) yaitu gerakan-gerakan yang menuntut kepada keterampilan yang kompleks sifatnya, meliputi :

Gerakan lokomotor Adalah gerakan yang mendahului kemampuan berjalan seperti tengkurap, merangkak, memanjat.

Gerakan nonlokomotor Adalah gerakan dinamik dalam suatu ruangan yang bertumpu pada suatu sumbu tertentu.

Gerakan manipulatif Adalah gerakan yang terkoordinasikan seperti gerakan dalam ibadah shalat.

c. Kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan (Perseptual Abilities) 1. Diskriminasi kinestetik (menyadari akan gerakan tubuh

seseorang) a) Kesadaran bodi (menyadari gerakan pada dua sisi

tubuh, satu sisi tubuh, keseimbangan atau keberatsebelahan).

b) Image bodi (perasaan adanya gerakan yang terkait dengan badannya sendiri).

Page 5: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

5

c) Hubungan bodi dengan lingkungan sekitar (arah dan kesadaran badan kaitannya dengan lingkungan ruang sekitar).

2. Diskriminasi visual: a) Kemampuan membedakan bentuk dan bagian-

kemampuan mengikuti objek- mengingat pengalaman visual

b) Membedakan figur yang dominan di antara latar belakang yang kabur

c) Konsistenssi, pengenalan konsep visual; d. Kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-

gerakan keterampilan tingkat tinggi (Physical Abilities), meliputi ketahanan, kekuatan, kellenturan, kecerdasan otak (agility) atau kemampuan untuk bergerak cepat.

e. Gerakan yang memerlukan belajar (Skilled Movements) ,Misal keterampilan menakar atau menimbang beras zakat fitrah, meliputi keterampilan adaptasi terkait dengan basik gerakan dasar; keterampilan adaptasi kombinasi misal menggunakan peralatan tertentu; keterampilan adaptasi kompleks seperti menguasai mekanime seluruh tubuh dalam gerakan-gerakan shalat.

f. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan (Non-Discursive Communication), meliputi : gerakan ekspresif; gerakan interpretif seperti gerakan dalam seni dan kreatif (improvisasi).

D. Taksonomi Bloom Dalam dunia pendidikan dikenal istilah taksonomi yang merujuk pada tujuan pendidikan. Salah satu taksonomi yang terkenal adalah taksonomi Bloom yang disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Namun begitu, sebenarnya apa yang dikenal sebagai taksonomi Bloom ini adalah merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari Benjamin S. Bloom, M.D. Engelhart, E. Furst, W.H. Hill, dan D.R. Krathwohl, yang kemudian didukung pula oleh Ralph W. Tyler. (Suharsimi, 2006:117) Dalam taksonomi bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci. Ada 3 ranah dalam taksonomi bloom, yaitu: 1. Domain Kognitif (Cognitive Domain)

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Domain kognitif dibagi lagi menjadi 6 tingkatan: a. Pengetahuan (Knowledge)

Berisikan kemampuan untuk mengenali, menyebutkan dan mengingat kembali peristilahan, definisi, dan fakta-fakta sederhana

Page 6: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

6

Contoh : Siswa dapat menulis, membaca, menghafal dan menerjemahkan surat Al-„Ashr sebagai salah satu materi kedisiplinan

b. Pemahaman (Comprehension) Berisikan kemampuan untuk memahami, menerangkan dan menjelaskan fakta-fakta setelah diketahui dan diingat. Contoh : Siswa dapat menerangkan dan menjelaskan makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat Al-„Ashar

c. Penerapan (Application) Berisikan kemampuan untuk sanggup menerapkan konsep, gagasan, fakta-fakta, teori, dsb didalam situasi yang kongkrit. Contoh : Siswa dapat memikirkan konsep penerapan kedisiplinan dan sanggup menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

d. Analisis (Analysis) Berisikan kemampuan untuk memilah, membedakan dan membagi atau menguraikan gagasan, fakta-fakta yang sudah diaplikasikan. Contoh : Siswa dapat wujud nyata kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari

e. Sintesis (Synthesis) Berisikan kemampuan untuk merangkai, merancang, dan memadukan bagian-bagian secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola berstruktur. Contoh : Siswa dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari

f. Evaluasi (Evaluation) Berisikan kemampuan untuk memberikan penilaian, mengkritik dan menafsirkan terhadap suatu gagasan atau fakta-fakta dengan menggunakan kriteria yang sudah ada Contoh : Siswa dapat menimbang-nimbang manfaat disiplin dan menunjukkan mudharat jika tidak disiplin

2. Domain Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya. a) Ciri-ciri Ranah Penilaian Afektif

Ada 5 ciri-ciri yang penting ranah penilaian afektif berdasarkan tujuannya, yaitu: 1. Sikap

Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati

Page 7: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

7

dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

2. Minat Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi. Penilaian minat dapat digunakan untuk:

1) mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,

2) mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,

3) pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,

4) menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas 3. Konsep Diri

Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat.

4. Nilai Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.

Page 8: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

8

5. Moral Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

b) Pengukuran Ranah Penilaian Afektif Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:

1. Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran, kerelaan, mengarahkan perhatian

2. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam merespon, mematuhi peraturan

3. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap nilai

4. Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak, mengorganisasi sistem suatu nilai Karakteristik suatu nilai, meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contohnya mengamati tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsung.

3. Domain psikomotor Ranah psikomotor merupakan ranah yang berhubungan erat

dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian – bagian yang lain. Misalnya yaitu gerakan melipat kertas, berenang, bersepeda, merakit televisi, merakit motor, membuat kue dll. Secara mendasar perlu dibedakan antara dua hal yaitu keterampilan (skill) dengan kemampuan (abilities). (Arikunto, 1999 : 122)

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya.

Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Psikomotorik :

Tingkat Deskripsi

Gerakan Refleks

Artinya: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak, respons terhadap stimulus tanpa sadar. Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan leher dan kepala, menggenggam, memegang Contoh kegiatan belajar:

1) mengupas mangga dengan pisau 2) memotong dahan bunga

Page 9: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

9

3) menampilkan ekspresi yang berbeda 4) meniru gerakan polisi lalulintas, juru parkir 5) meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang

diterpa angin

Gerakan dasar (basic fundamental movements)

Artinya: gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat Diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat ditebak. Contoh kegiatan belajar:

1) Contoh gerakan tak berpindah: bergoyang, membungkuk, merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar

2) Contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan-lahan, muluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat.

3) Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok, menggunting, menggambar dengan krayon, memegang dan melepas objek, blok atau mainan.

4) Keterampilan gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola, menggambar.

Gerakan Persepsi (Perceptual obilities)

Artinya: Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu kemampuan perseptual Contoh kegiatan belajar:

1) menangkap bola, mendrible bola 2) melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali

sambil menjaga keseimbangan 3) memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang

ukurannya bervariasi 4) membaca melihat terbangnya bola pingpong 5) melihat gerakan pendulun menggambar simbol

geometri 6) menulis alfabet 7) mengulangi pola gerak tarian 8) memukul bola tenis, pingpong 9) membedakan bunyi beragam alat musik 10) membedakan suara berbagai binatang 11) mengulangi ritme lagu yang pernah didengar 12) membedakan berbagai tekstur dengan meraba

Gerakan Kemampuan fisik (Psycal abilities)

Artinya: gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan dan belajar Contoh kegiatan belajar:

1) menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu

2) berlari jauh 3) mengangkat beban 4) menarik-mendorong 5) melakukan push-up 6) kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut 7) menari 8) melakukan senam 9) melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain

Page 10: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

10

bola

Gerakan terampil (Skilled movements)

Artinya: dapat mengontrol berbagai tingkat gerak – terampil, tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit (kompleks) Contoh kegiatan belajar:

melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga

1) menari, berdansa 2) membuat kerajinan tangan 3) menggergaji 4) mengetik 5) bermain piano 6) memanah 7) skating 8) melakukan gerak akrobatik 9) melakukan koprol yang sulit

Gerakan indah dan kreatif (Non-discursive communicatio)

Artinya: mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien

dan indah gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat

tertinggi untuk mengkomunikasikan peran Contoh kegiatan belajar:

1) kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis, menari balet

2) melakukan senam tingkat tinggi 3) bermain drama (acting) 4) keterampilan olahraga tingkat tinggi

Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi : 1. Gerak refleks, 2. Gerak dasar fundamen, 3. Keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual,

diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi,

4. Keterampilan fisik, 5. Gerakan terampil, 6. Komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi:

gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.

E. PRAKTEK ANALISIS TES BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM Dibawah ini merupakan analisis penyusunan tes berdasarkan

Taksonomi Bloom yang menyangkut tiga ranah atau domain yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, yaitu sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif Ranah kognitif mencakup kegiatan otak. Menurut Bloom yaitu segala upaya yang menyangkut aktifitas otak termasuk ranah proses berfikir. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berfikir yaitu: a) Mengenal (recognition)

Page 11: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

11

Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih jawaban. Contoh: Nama malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu adalah:

a. Mikail b. Jibril c. Malik Mengungkap atau mengingat kembali (recall) Berbeda dengan mengenal maka dalam mengingat kembali ini siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana.

Contoh: Shalat sunnat 2 rakaat untuk memohon hujan kepada Allah, pada saat kemarau yang berkepanjangan disebut........

Mengenal dan mengungkap kembali pada umumnya dikategorikan dalam satu jenis yaitu ingatan. Kategori ini merupakan kategori yang paling rendah tingkatannya karena tidak terlalu banyak meminta energi. Soal ingatan adalah pertanyaan yang jawabannya dapat dicari dengan mudah pada buku atau catatan. Pertanyaan ingatan biasanya dimulai dengan kata-kata mendeskripsikan, mengidentifikasikan, menjodohkan, menyebutkan dan menyatakan (Arikunto, 2003:155). Tes yang paling banyak dipakai untuk mengungkapkan aspek pengetahuan adalah tipe melengkapi, tipe isian dan tipe benar salah.

b) Pemahaman (comprehension)

Pada jenjang ini siswa diharapkan tidak hanya mengetahui, mengingat tetapi juga harus mengerti. Memahami berarti mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi dengan kata lain siswa dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan yang lebih rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri (Sudijono, 2001:50).

Contoh: Jelaskan kaidah antara fardhu „ain dengan fardhu kifayah

menurut pendapat anda!

c) Penerapan atau Aplikasi (application) Aplikasi adalah pemakaian hal-hal yang berupa ide atau

teori secara teknis yang harus diingat dan diterapkan. Sementara itu menurut Arikunto (2003:156) soal aplikasi

adalah soal yang mengukur kemampuan siswa dalam mengaplikasikan (menerapkan) pengetahuannya untuk memecahkan masalah sehari-hari atau persoalan yang dikarang sendiri oleh penyusun soal dan bukan keterangan yang terdapat dalam pelajaran yang dicatat.

Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu ( konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara

Page 12: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

12

tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. Contoh: Ada berapa jumlah rakaat shalat fardhu yang kita lakukan dalam satu hari? Pemecahan soal: subuh 2, dhuhur 4, ashar 4, maghrib 3, isya 4.

2+4+4+3+4 Dalam soal tersebut kita menggunakan teori atau hukum asosiatif (penjumlahan) sehingga mencapai hasil 17.

d) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan peserta didik untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil atau merinci faktor-faktor penyebabnya dan mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya (Sudijono, 2001:51). Contoh: Siswa disuruh menerangkan apa hubungannya antara wanita yang sedang haid atau nifas dengan tidak diperbolehkannya untuk melaksanakan shalat atau puasa wajib.

e) Sisntesis (synthesis) Apabila penyusun soal tes bermaksud meminta siswa melakukan sintesis maka pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau menyususn kembali (reorganize) hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru. Soal sintesis yaitu menyimpulkan, mengkategorikan, mengkombinasikan, mengarang, membuat disain, mengorganisasikan, menghubungkan, membuat rencana dan menciptakan. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi. Contoh: „‟Dengan mengetahuai situasi daerah dalam hal kekayaan bahan mentah dan serta semangat penduduk di timur tengah yang kini dapat berkembang pesat menjadi kota yang besar, maka kota-kota kecil di daerah mana yang mempunyai potensi untuk menjadi sebuah kota potensial yang besar?”

f) Evaluasi (evaluation) Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide. Soal evaluasi adalah soal yang berhubungan dengan menilai, mengambil kesimpulan, membandingkan, mengkritik, membedakan, menerangkan, memutuskan dan menafsirkan. Mengadakan evaluasi dalam pengukuran aspek kognitif ini tidak sama dengan mengevaluasi dalam pengukuran aspek afektif

Page 13: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

13

. Mengevaluasi dalam aspek kognitif ini menyangkut masalah “benar/salah” yang didasarkan atas dalil, hukum, prinsip peangetahuan, sedangkan mengevaluasi dalam aspek afektif menyangkut masalah “baik/buruk” berdasarkan nilai atau norma yang diakuai oleh subyek yang bersangkutan. Contoh: Apa maksud atau kandungan dari Q.S. Asy-Syarh: 7 di bawah ini?

Artinya: Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Sejak tahun 1983 istilah “aspek” ini lebih populer dengan istilah baru yakni “ranah”. Untuk ranah kognitif, Bloom menemukan adanya tingkatan-tingkatan ranah, tersusun dalam urutan meningkat ( hierarki) yang sifatnya linear. Struktur tingkatan ranah kognitif oleh Bloom adalah sebagai

berikut :

Evaluasi

Sintesis

Analisis

Aplikasi

Pemahaman

Ingatan

Beberapa aspek kejiwaan yang telah disebutkan, sebagian hanya cocok diterapkan di sekolah Dasar ( Ingatan, Pemahaman dan Aplikasi). Sedangkan analisis, sintesis dan evaluasi baru dapat dilatihkan di SLTP, SMU, dan Perguruan Tinggi secara bertahap. Hal ini dikarenakan semakin keatas tingkatannya semakin besar ranah proses berfikir atau kerja otaknya, yang berarti tujuan pada level yang tinggi dapat dicapai hanya apabila tujuan pada level yang lebih rendah telah dikuasai dan proses ini melalui tahapan dan tingkatan/jenjang pendidikan.

Page 14: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

14

2. Ranah Afektif

Pandangan atau Pendapat ( opinion) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Apabila guru mau mengukur aspek afektif yang berhubungan dengan pandangan siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respon yang melibatkan ekspresi, perasaan atau pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif sederhana. Contoh: “Bagaimana pendapat Anda tentang fakir miskin dan anak yatim piyatu dalam situasi diatas? Bagaimana tindakan Anda seandainya Anda adalah orang kaya atau walikota setempat?”

3. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan fisik, atau gerakan-gerakan anggota badan. Hasil belajar yang bersifat psikomotoris adalah keterampilan-keterampilan gerak tertentu yang diperoleh setelah mengalami peristiwa belajar. keterampilan gerak tersebut senantiasa dikaitkan dengan gerak keterampilan atau penampilan yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Yang termasuk ke dalam klasifikasi gerak di sinsi mulai dari gerak yang paling sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta komputer. Penilaian hasil belajar dengan alat tes yang berupa tes perbuatan. Penilaian terhadap aspek perbuatan tersebut menuntut kita untuk bertindak dan bersikap teliti terhadap tiap jenis penampilan siswa. Karena sifatnya yang kompleks penilaian ranah psikomotor sebaiknya dilakukan dalam proses, yaitu sewaktu pengajaran masih berlangsung. Contoh: Siswa disuruh untuk mempraktekkan shalat atau wudhu.

Page 15: Makalah taxonomy hasil belajar revisi (autosaved)

T A K S O N O M I H A S I L B E L A J A R

15

SIMPULAN

1. Tujuan pengajaran pada dasarnya adalah diperolehnya bentuk perubahan tingkah laku baru pada peserta didik

2. Menurut istilah, Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Taksonomi pada daasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan diurut berdasarkan ciri-ciri tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan terkelompok berdasarkan 3 ranah yang menurut Benyamin S Bloom ranah tujuan pengajaran yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang dikenal dengan taksonomi Bloom.

3. Taksonomi Bloom dikembangkan dan dirumuskan pertama kali tahun 1956. Setiap ranah/domain tersusun atas kategori-kategori atau sub kategori yang menunjukkan tingkat kemampuan yang dapat ditunjukkan oleh peserta didik.

4. Dalam evaluasi pendidikan, taksonomi Bloom dapat digunakan sebagai acuan melakukan penilaian secara lebih komprehensif dan terperinci mencakup ketiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotor) dan mencakup sub-sub kategorinya.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto suharsimi, prof.Dr.2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan: Bumi

Aksara. Jakarta. Slameto.2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Usman. 1992.Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset. www.learning.cqu.edu.au/curric_design.php diakses 29/10/2012 http://wowosk.com/artikel/taxonomi.php diakses 23/10/2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom diakses 1/11/2012 http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy diakses 1/10/2012 http://istanailmu.com/2012/09/23/tujuan-instruksional-umum-tiu/html

diakses23/09/2012


Top Related