Download - makalah selulosa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan yang mengandung selulosa cukup melimpah di
Indonesia dan merupakan sumber alam yang dapat diperbaharui dengan
pembudidayaan diantaranya seperti yang sedang digalakkan pemeritah yaitu hutan
tanaman industri (HTI) untuk memasok kebutuhan bahan baku selulosa untuk
kepentingan industri pulp kertas dan dissolving pulp. Produksi selulosa
kebanyakan sebagai pulp untuk pembuatan kertas, sedangkan dissolving pulp
untuk serat rayon produksinya masih relatif rendah.
Selulosa merupakan bagian utama susunan jaringan tanaman berkayu,
bahan tersebut terdapat juga pada tumbuhan perdu seperti paku, lumut, ganggang
dan jamur. Penggunaan terbesar selulosa yang berupa serat kayu dalam industri
kertas dan produk turunan kertas lainnya. Industri lain yang banyak menggunakan
bahan baku ini adalah industri pertekstilan yang dikenal sebagai serat rayon.
Indonesia memiliki sumber daya/hasil hutan maupun hasil pertanian sebagai
potensi bahan selulosa yang sangat kaya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa pengertian selulosa?
2. Bagaimana struktur seluosa?
3. Bagaimana keberadaan selulosa?
4. Apa saja macam-macam selulosa?
5. Apa saja fungsi selulosa?
6. Bagaimana isolasi dan penentuan selulosa?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian selulosa.
1
2. Untuk mengetahui struktur selulosa.
3. Untuk mengetahui keberdaan selulosa.
4. Untuk mengetahui macam-macam selulosa.
5. Untuk mengetahui fungsi selulosa.
6. Untuk mengetahui isolasi dan penentuan selulosa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Selulosa
Selulosa adalah zat penyusun tanaman yang jumlahnya banyak, sebagai
material struktur dinding sel semua tanaman.Selulosa adalah karbohidrat utama
yang disintesis oleh tanaman dan menempati hampir 60% komponen penyusun
struktur kayu. Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama
hemiselulosa, pektin, dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat
dinding sel tanaman. Jumlah selulosa di alam sangat berlimpah sebagai sisa
tanaman atau dalam bentuk sisa pertanian seperti jerami padi, kulit jagung,
gandum,kulit tebu dan lain-lain tumbuhan.
Secara kimia, selulosa merupakan senyawa polisakarida yang terdapat
banyak di alam.Bobot molekulnya tinggi, strukturnya teratur berupa polimer yang
linear terdiri dari unit ulangan β-D-Glukopiranosa. Karakteristik selulosa antara
lain muncul karena adanya struktur kristalin dan amorf serta pembentukan mikro
fibril dan fibril yang pada akhirnya menjadi serat selulosa. Sifat selulosa sebagai
polimer tercermin dari bobot molekul rata-rata, polidispersitas dan konfigurasi
rantainya. Sebagai sumber serat, batang pisang cukup potensial untuk di
kembangkan menjadi pulp karena memiliki kandungan selulosa yang cukup
tinggi.
Selulosa hampir sama dengan amilosa yaitu sama-sama polimer berantai
lurus hanya saja berbeda pada jenis ikatan glukosidanya. Selulosa bila dihidrolisis
oleh enzim selobiase yang cara kerjanya serupa denga beta- amilase akan
menghasilkan dua molekul glukosa dari ujung rantai sehingga dihasilkan
selobiosa beta-1,4 - G-G.
Beberapa molekul selulosa akan membentuk mikrofibril dengan diameter
2-20 nm dan panjang 100-40000 nm yang sebagian berupa daerah teratur
(kristalin) dan diselingi daerah amorf yang kurang teratur. Beberapa mikrofibril
membentuk fibril yang akhirnya menjadi serat selulosa. Selulosa memiliki
kekuatan tarik yang tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan pelarut. Hal ini
berkaitan dengan struktur serat dan kuatnya ikatan hidrogen.
3
2.2Struktur Selulosa
Untuk struktur kimia selulosa terdiri dari unsur C, O, H yang membentuk
rumus molekul (C6H10O5)n, dengan ikatan molekulnya ikatan hidrogen yang sangat
erat.
Gugus fungsional dari rantai selulosa adalah gugus hidroksil. Gugus – OH
ini dapat berinteraksi satu sama lain dengan gugus –O, -N, dan –S, membentuk
ikatan hidrogen. Ikatan –H juga terjadi antara gugus –OH selulosa dengan air.
Gugus-OH selulosa menyebabkan permukaan selulosa menjadi hidrofilik. Rantai
selulosa memiliki gugus-H di kedua ujungnya. Ujung –C1 memiliki sifat
pereduksi. Struktur rantai selulosa distabilkan oleh ikatan hidrogen yang kuat
disepanjang rantai. Di dalam selulosa alami dari tanaman, rantai selulosa diikat
bersama-sama membentuk mikrofibril yang sangat terkristal (highly crystalline)
dimana setiap rantai selulosa diikat bersama-sama dengan ikatan hydrogen.
Di dalam jaringan pembuluh tanaman selulosa disintesis oleh membran
plasma dengan kompleks terminal roset (RTCs). RTCs adalah struktur protein
heksamerik, kira-kira 25 nm diameter, yang mengandung enzim sintesa selulosa
yang mensintesis rantai selulosa individu. Setiap RTC mengapung di membran
plasma sel dan “berputar” sebuah mikrofibril ke dalam dinding sel.RTCs
mengandung setidaknya tiga sintesis selulosa yang berbeda, dikodekan oleh gen
Cesa, dalam stoikiometri yang tidak diketahui. Salinan set gen Cesa terlibat dalam
biosintesis sel primer dan sekunder dinding. Selulosa membutuhkan inisiasi
sintesis rantai dan perpanjangan dan dua proses terpisah. Cesa inisiat
glukosiltransferase memulai polimerisasi selulosa dengan menggunakan primer
steroid, sitosterol-beta-glukosida, dan UDP-glukosa. Sintesa selulosa
menggunakan prekursor UDP-D-glukosa untuk memanjangkan pertumbuhan
rantai selulosa . Selulase mungkin berfungsi untuk membelah primer dari rantai
matang.
Dalam pembentukannya, tanaman membuat selulosa dari glukosa, yang
merupakan bentuk yang paling sederhana dan paling umum karbohidrat yang
ditemukan dalam tanaman. Glukosa terbentuk melalui proses fotosintesis dan
digunakan untuk energi atau dapat disimpan sebagai pati yang akan digunakan
kemudian. Selulosa dibuat dengan menghubungkan unit sederhana banyak
4
glukosa bersama-sama untuk menciptakan efek simpang siur rantai panjang,
membentuk molekul panjang yang digunakan untuk membangun dinding sel
tanaman.
Walaupun selulosa sifatnya keras dan kaku, namun selulosa dapat
dirombak menjadi zat yang lebih sederhana melalui proses cellulolysis.
Cellulolysis adalah proses memecah selulosa menjadi polisakarida yang lebih
kecil yang disebut dengan cellodextrins atau sepenuhnya menjadi unit-unit
glukosa, hal ini merupakan reaksi hidrolisis. Karena molekul selulosa terikat kuat
antar satu molekul dengan molekul lainya ,cellulolysis relatif sulit bila
dibandingkan dengan pemecahan polisakarida lainnya. Proses cellulolisis terjadi
pada sistem pencernaan sebagian hewan memamah biak ruminansia untuk
mencerna makanan mereka yang mengandung selulosa. Proses cellulolisis dibantu
oleh enzim selulase.
Enzim yang digunakan untuk membelah hubungan glikosidik di glikosida
hidrolisis selulosa termasuk endo-acting selulase dan glucosidases exo-akting.
Enzim tersebut biasanya dikeluarkan sebagai bagian dari kompleks multienzim
yang mungkin termasuk dockerins dan selulosa modul mengikat. Untuk proses
selulolilsis akan dijelaskan pada gambar di bawah ini:
Selulosa ialah polimer yang selari atau lurus dengan formula (C6H10O5)n.
Polimer yang lurus adalah β-D-glukopiranos dengan ikatan yang menstabilkan
struktur selulosa.Serat selulosa adalah sangat halus dan fleksibel.
a. Struktur fisikal selulosa
Seperti kanji, selulosa mencipta satu rangkaian panjang hasil gabungan
daripada beberapa ratus molekul glukosa. Selulosa adalah kumpulan polisakrida
yang tersusun dalam susunan yang selari untuk membentuk selulosa mikrofibril.
Mikrofibril yang kecil diikat atau dibungkus bersama untuk membentuk
makrofibri.
Microfibrils selulosa adalah sangat kuat dan tidak panjang karena
kehadiran ikatan hidrogen. Ahli-ahli kimia memanggil susunan ini sebagai
"habluran" bermaksud bahwa microfibrils mempunyai ciri-ciri hablur. Molekul
selulosa adalah tegar.
5
Selulosa Iα dan selulosa I β mempunyai kepanjangan yang sama (1.043
nm merujuk kepada bahagian dalam hablur, 1.029 nm pada permukaan luar).
Selulosa Iα dan selulosa I β berubah dengan membengkok saat mikrofibril
membesar.
b. Struktur selulosa dalam sel tumbuhan
Dalam dinding sel tumbuhan bebenang atau serat yang terbentuk adalah
serat selulosa. Terdapat dua jenis selulosa di dalam serat selulosa, yaitu selulosa
mikrofibril dan selulosa makrofibril seperti acuan yang berbentuk bebenang yang
berkumpul bersama sel lainnya. Polisakarida dan protein beredar pada dinding sel.
Susunan selulosa mikrofibril di antara polisakarida dan protein menghasilkan
ikatan yang kuat pada dinding sel tumbuhan. Dinding sel tumbuhan menjalankan
berbagai fungsi diantaranya ialah menegarkan dinding sel.
Dinding sel melindungi bagian dalam sel tumbuhan. Tidak seperti
komponen dinding sel yang lain, yang mana proses sintesis berlaku pada bagian
dalam sel tumbuhan, selulosa disintesis di atas permukaan dinding sel. Berada di
antara plasma membran tumbuhan ialah enzim yang dipanggil selulosa sintetas
yang bertindak mensintesiskan selulosa. Apabila selulosa akan berubah wujud
ialah selulosa mikrofibril yang berada pada permukaan dalam sel. Kemudian
selulosa mikrofibril akan mengikat di antara satu sama lain untuk membentuk
selulosa makrofibril yang berada pada permukaan tengah sel. Selulosa makrofibril
membesar untuk membentuk serat yang dinamakan serat selulosa.
2.3Keberadaan Selulosa
Selulosa ditemui dalam tumbuhan mikrofibril (2-20 nm diameter and 100
– 40 000 nm long). Struktur rangkaian selulosa adalah struktur ikatan yang kuat
pada dinding sel. Serat selulosa digunakan dalam penyedian pulpa. Selulosa
membolehkan penghidratan yang tinggi bagi sesetengah bacteria (cth:-
Acetobacter xylinum).
Selulosa merupakan struktur dasar sel-sel tanaman, oleh karena itu
merupakan bahan alam yang paling penting yang dibuat oleh organisme hidup.
Pernyataan yang sama ini berlaku pada terdapatnya selulosa secara kuantitatif.
Didalam biosfer 27 x 1010 ton karbon terikat dalam organisme hidup, lebih 99%
6
dari pada nya adalah tanaman. Dapat diperkirakan bahwa sekitar 40% karbon-
tanaman terikat dalam selulosa, yang berarti bahwa selulosa total dalam dunia
nabati berjumlah sekitar 26,5 x 1010 ton.
Selulosa terdapat pada semua tanaman dari pohon bertingkat hingga
organisme primitif seperti rumput-laut, flagelata dan bakteria. Selulosa bahkan
dapat diperoleh dalam dunia binatang, seperti tunicin dan zat kutikula tunicate
adalah identik dengan selulosa nabati. Kadar selulosa yang tingi terdapat dalam
rambut biji (kapas, kapok) dan serabut kulit (rami, flax, henep); lumut, ekor kuda,
dan bakteria mengandung sedikit selulosa. Isolasi selulosa sangat dipengaruhi
oleh senyawa yang menyertai di dalam dinding sel. Senyawa-senyawa seperti
lemak, lilin, protein dan pektin sangat mudah dihilangkan dengan cara ekstraksi
dengan pelarut organik dan alkali encer. Pekerjaan ini misalnya dilakukan pada
kapas dan rami.
Selulosa merupakan bahan dasar dari banyak produk teknologi (kertas,
film, serat, aditif, dan sebagainya) dan karena itu diisolasi terutama dari kayu
dengan proses pembuatan pulp dalam skala besar. Selulosa ditemukan di dalam
dinding sel buah-buahan dan sayuran, tidak dapat dicerna oleh manusia. Selulosa
yang melewati sistem pencernaan makanan tidak diubah, namun digunakan
sebagai serat makanan yang diterima sistem pencerna makanan manusia dengan
baik. Panjang molekul selulosa berjarak dari beberapa ratus hingga beberapa ribu
unit glukosa, tergantung dari sumbernya
Selulosa merupakan polimer yang ditemukan di dalam dinding sel
tumbuhan seperti kayu, dahan, dan daun. Selulosa itulah yang menyebabkan
struktur-struktur kayu, dahan dan daun menjadi kuat. Ada satuan-satuan monomer
yang bergabung membentuk polimer. Glukosa adalah nama monomer yang
ditemukan di dalam selulosa.
2.4Macam-macam Selulosa
Berdasarkan derajat polimerisasi (DP) dan kelarutan dalam senyawa
natrium hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu;
1. Selulosa (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang, tidak larut
dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan DP (derajat
7
polimerisasi) 600 - 1500. Selulosa dipakai sebagai penduga dan atau penentu
tingkat kemumian selulosa
2. Selulosa β (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam
larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP 15 - 90, dapat mengendap bila
dinetralkan
3. Selulosa µ (Gamma cellulose) adalah sama dengan selulosa β, tetapi DP
nya kurang dari 15. Selain itu ada yang disebut Hemiselulosa dan Holoselulosa
yaitu:
Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa, jika dihidrolisis akan
menghasilkan D-manova, D-galaktosa, D-Xylosa, L-arabinosa dan asam
uranat.
Holosefulosa adalah bagian dari serat yang bebas dan sari dan lignin, terdiri
dari campuran semua selulosa dan hemiselulosa.
Selulosa α merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi (mumi).
Selulosa α > 92% memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama
pembuatan propelan dan atau bahan peledak. Sedangkan selulosa kualitas
dibawahnya digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas dan industri
sandang/kain (serat rayon). Selulosa dapat disenyawakan (esterifikasi) dengan
asam anorganik seperti asam nitrat (NC), asam sulfat (SC) dan asam fosfat (FC).
Dari ketiga unsur tersebut, NC memiliki nilai ekonomis yang' strategis daripada
asam sulfat/SC dan fosfat/FC karena dapat digunakan sebagai sumber bahan baku
propelan/bahan peledak pada industri pembuatan munisi/mesin dan atau bahan
peledak.
2.5Fungsi Selulosa
Serat rami (Boehmeria nivea ini merupakan bahan yang dapat diolah untuk
kain fashion berkualitas tinggi dan bahan pembuatan selulosa berkualitas tinggi
(selulose α). Selulosa α berkualitas tinggi merupakan salah satu unsur pokok
pembuatan bahan peledak dan atau propelan (propellant) yaitu isian dorong untuk
meledakkan peluru. Kayu dan serat rami dapat diolah menjadi pulp berkualitas
tinggi sebagai bahan baku.
8
Selulosa zantat Digunakan dalam pembuatan kain sutera tiruan, Untuk
menghasilkan rayon atau viscose dan selopan. pembuatan aneka jenis kertas
Industri-indusri yang menggunakan selulosa sebagai bahan baku meliputi industri
kertas, industri yang memproduksi bahan penyerap (absorbent) seperti popok
bayi, kertas, tissue, pembalut wanita dan lain-lain. Industri yang memproduksi
Carboxy Methyl Cellulose (CMC) untuk digunakan pada industri makanan dan
industri memproduksi selulosa asetat dan selulosa nitrat sebagai bahan plastik dan
tekstil (rayon). Berbagai jenis kayu dapat juga dimanfaatkan sebelum diolah untuk
diambil selulosanya, misalnya : untuk keperluan bahan bangunan seperti untuk
lantai, dinding, pintu, kusen dan untuk bantalan rel kereta api, tiang listrik,
telepon, untuk alat musik, alat olahraga, bagian-bagian kapal, bus, kereta api,
aeromodelling dan lain-lain.
Pemanfaatan Selulosa di bidang Pertahanan TNI sebagai komponen utama
pertahanan negara dalam melaksanakan tugas pokoknya, mempertahankan
keutuhan wilayah NKRI memerlukan berbagai jenis alat/sarana termasuk
persenjataan.
Sebagai bahan baku utama pembuatan propelan atau bahan peledak.
Sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebag Selain dimanfaatkan
untuk industri pulp, tekstil (rayon dan cotton), film dan peralatan rumah tangga,
selulosa juga dimanfaatkan untuk industri pembuatan selulosa asetat.
Selulosa asetat digunakan sebagai membran ultra filtrasi, pemisahan metanol -
metil tersier butil ester, dan proses osmosis balik dalam pengolahan limbah
pelapisan logam (electroplating) bahan baku pada industri kertas dan industri
tekstil.
Turunan selulosa yang dikenal dengan carboxymethyl cellulose (CMC)
sering dipakai dalam industri makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik.
Misalnya pada pembuatan es krim, pemakaian CMC akan memperbaiki tekstur
dan kristal laktosa yang terbentuk akan lebih halus. CMC juga sering dipakai
dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi.
9
2.6Isolasi dan Penentuan Selulosa
Dalam setiap metode isolasi, selulosa tidak dapat diperoleh dalam keadaan
murni, namun hanya diperoleh sebagai hasil yang kurang murni yang biasanya
disebut alfa-selulosa. Istilah ini untuk selulosa kayu yang tidak larut dalam larutan
natrium hidroksida kuat. Bagian yang larut dalam media alkali tetapi dapat
mengendap dari larutan yang dinetralkan disebut beta-selulosa. Gamma selulosa
adalah nama untuk bagian yang tepat larut meskipun dalam larutan yang
dinetralkan. Ada tiga metode utama untuk isolasi dan penentuan selulosa sebagai
berikut:
1. Pemisahan bagian utama poliasa-poliasa dan sisa lignin dari holoselulosa
Metode isolasi dan penentuan selulosa ang paling umum pada skala
laboratorium diberikan oleh Wise et al. Holoseulosa diekstraksi di bawah nitrogen
dalam dua langkah dengan KOH 5% dan 24%. Seluosa yang dihasilkan dengan
menggunakan prosedur ini masih cukup banyak menandung sisa poliosa dan
lignin. Dengan perlakuan yang berulang, misal dengan larutan alkali yang
berbeda, maka kandungan poliosa dan sisa lignin dapat dikurangi. Namun secara
simultan derajat polimerisasi dan selulos yang dihasilkan akan menurun. Pada
umumnya alfa-selulosa yang dihasilkan tergantung pada spesies kayu dan
terutama pada prosedur isolasi dan penentuan. Oleh karena itu hara tersebut
sangat bervariasi yaitu antara 40-60%.
Disamping natrium dan kalium hidroksida, litium hidroksida jua
digunakan untuk memisahkan poliosa dan seulosa. Hamilton dan Quimby
mendapatkaan bahwa natrium dan litium hidrosida lebih kuat daripada kalium
hidroksida untuk menghilangkan poliosa, terutama manan. Setelah mengekstraksi
holoselulosa dengan 5% dan 17,5% natrium hidroksida kemudian Fengel
memperoleh alfa-selulosa yang masih mengandung 10% manan, 1,5% xilan dan
1,5% sisa lignin.
2. Isolasi langsung selulosa dari kayu, termasuk prosedur pemurniaan
Cara lain untuk penentuan selulosa adalah isolasi langsung selulosa dari
kayu. Ada beberapa pendapat untuk mengisolasi langsung selulosa tersebut,
diantaranya:
10
Menurut kurschner dan Hoffer kayu direaksikan dengan asam nitrat dalam
etano. Penggunaan kalium hidroksida 25% sebelum nitrasi dengan alkohol
dapat mengurangi waktu reaksi yang dibutuhkan hingga satu jam. Seluosa yang
dihasilkan relatif murni tetapi akan rusaak oleh pengaruh hidrolitik.
Menurut Seifert serbuk kayu yang direfluks dengan campuran asetil-aseton dan
dioksan, kemudian diasamkan dengan asam klorida, juga menghasilkan
selulosa yang sangat merni. Selulosa yang dihasilkan dengan menggunakan
metode Seifert kira-kira 10% lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil yang
diproleh oleh Kurschner-Hoffer tetapi keterulangannya lebih baik.
Menurut Clermont dan Bender memperoleh hasil alfa-selulosa yang tinggi
dengan cara mereaksikan kayu dengan larutan klor dan nitrogen dioksida
dalam dimetilsulfoksida (DMSO) atau belerang dioksida dalam DMSO.
3. Penentuan kandungan selulosa dengan cara hidrolisis total kayu, holoselulosa
atau alfa-selulosa, diikuti dengan penentuan gula yang dihasilkan.
Metode-metode penentuan selulosa tanpa melakukan isolasi dengan cara
hidrolisis dan penentuan gula dapaat diterapkan pada kayu maupun pada
holoselulosa atau alfa-selulosa. Prosedur umum adalah hidrolisis dengan asam
pekat diikuti dengan pengenceran bertahap untuk memperoleh hidrolisis sekunder.
Asam sulfat sering digunakan, dimulai dengan konsentrasi 72% pada langkah
pertama hidrolisis. Metode dengan menggunakan asam trifluoroasetat 100% pada
hidrolisis tahap awal dengan tahap-tahap pengenceran.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Selulosa merupakan pembentuk struktur dinding sel tumbuhan. Selulosa
merupakan karbohidrat utama yang disintesis oleh tanaman dan menempati
hampir 60% komponen penyusun struktur kayu. Jumlah selulosa di alam
sangat berlimpah sebagai sisa tanaman atau dalam bentuk sisa pertanian seperti
jerami padi, kulit jagung, gandum,kulit tebu dan lain-lain tumbuhan.
2. Struktur rantai selulosa distabilkan oleh ikatan hidrogen yang kuat disepanjang
rantai. Di dalam selulosa alami dari tanaman, rantai selulosa diikat bersama-
sama membentuk mikrofibril yang sangat terkristal (highly crystalline) dimana
setiap rantai selulosa diikat bersama-sama dengan ikatan hydrogen.
3. Selulosa terdapat pada semua tanaman dari pohon bertingkat hingga organisme
primitif seperti rumput-laut, flagelata dan bakteria. Selulosa bahkan dapat
diperoleh dalam dunia binatang, seperti tunicin dan zat kutikula tunicate adalah
identik dengan selulosa nabati.
4. Berdasarkan derajat polimerisasi (DP) dan kelarutan dalam senyawa natrium
hidroksida (NaOH) 17,5%, selulosa dapat dibedakan atas tiga jenis yaitu;
Selulosa (Alpha Cellulose), Selulosa β (Betha Cellulose), dan Selulosa µ
(Gamma cellulose).
5. Bagi manusia, salah satu fungsi selulosa sebagai pembuatan kain sutera tiruan,
Untuk menghasilkan rayon atau viscose dan selopan.
6. Metode utama untuk isolasi dan penentuan selulosa adalah pemisahan bagian
utama poliasa-poliasa dan sisa lignin dari holoselulosa, Isolasi langsung
selulosa dari kayu termasuk prosedur pemurniaan, serta Penentuan kandungan
selulosa dengan cara hidrolisis total kayu, holoselulosa atau alfa-selulosa,
diikuti dengan penentuan gula yang dihasilkan.
12
3.2 Saran
Komponen kimia kayu sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh faktor
tempat tumbuh, iklim dan letaknya di dalam batang atau cabang. Pada komponen
kimia kayu terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat eksraktif masing-
masing sangat dbutuhkan oleh tumbuhan. Maka dari itu komponen kimia kayu ini
perlu ada pada tumbuhan karena dapat memberikan fungsi yang begitu banyak
pada tumbuhan itu sendiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
Alaudin. 1985. Pembuatan Pulp untuk kertas dan serat rami (Boehmeria nivea)
Berita selulosa. Jakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri
Selulosa, Departemen Perindustrian.
Eero Sjostrom. 1990. Kimia Kayu Dasar-dasar dan Penggunaan. Edisi kedua,
Universitas Gajah Mada.
Fengel, D., dan Wegener, G. 1995. Kayu Kimia Ultrastruktur Reaksi-Reaksi.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Haygreen, J. G. 1987. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada Press.
14