Download - makalah reaksi
I PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan
dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan tentang kimia adalah ilmu yang mencangkup sejumlah
aspek mengenai bahan-bahan kimia. Bagian yang terpenting dari ilmu kimia
adalah mempelajari reaksi kimia. Reaksi kimia merupakan suatu hal yang sangat
menakjubkan untuk diteliti dan merupakan bagian yang menyenangkan dari ilmu
kimia untuk memperhatikan terjadinya reaksi kimia. Semua reaksi kimia
memperlihatkan perubahan-perubahan sifat yang menarik, meskipun demikian
meneliti perubahan-perubahan merupakan suatu bagian yang penting dalam
melaksanakan reaksi kimia di laboratorium dan reaksi-reaksinya merupakan suatu
hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari ilmu kimia (Sunarya, 2000).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari perbcobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara
pengukuran di laboratorium, penyederhanaan dalam reaksi kima, untuk
memperkenalkan ilmu kimia dan penjelasannya, juga mempelajari jenis dan sifat
(sifat kimia dan fisika) dari zat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus
senyawa dan koefisien reaksi dari senyawa dengan cara mereaksikan dua buah zat
atau lebih yang dibuktikan dengan adanya perubahan warna, bau, suhu, timbulnya
gas dan endapan.
1.3. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaannya adalah berdasarkan penggabungan molekul terbagi
menjadi dua bagian atua lebih. Molekul yang kecil atau atom-atom dalam
molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk dan terputusnya ikatan kimia.
Berdasarkan Humum Kekekalan Massa yang dikemukakan oleh Lavoisier: “
Massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama” dan berdasarkan Hukum
Pebandingan Tetap (Hukum Proust): “Dalam setiap persenyawaan perbandingan
massa unsur-unsur selulu tetap.” Berdasarkan Bronsted Lowry: “Asam sebagai
setiap zat sembarang yang menyumbang proton dan basa sebagai setiap zat
sembarang yang menyumbang proton dan basa sebagai setiap zat sembarang yang
menerima proton.”
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Reaksi Reduksi Oksidasi, (2) Reaksi
Kompleksometri, (3) Reaksi Pengendapan, (4) Reaksi Netralisasi, (5) Reaksi
Penggabungan, (6) Reaksi Penguraian, (7) Reaksi Pembakaran, (8) Reaksi
Penggantian.
2.1. Reaksi Reduksi Oksidasi
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang
menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam
sebuah reaksi kimia.
Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang
menghasilkan karbondioksida,atau reduksi karbon oleh hidrogen
menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks
seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektronyang
rumit. Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat
dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
Reduksi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Oksidasi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom,
atau ion.
Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan
di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk
padaperubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak
akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan
sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan
oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan
oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai “redoks”
walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang
melibatkan ikatan kovalen)(Anonim,2009).
Contoh-Contohnya:
PbO + H2 Pb + H2O
CuSO4 + Zn ZnSO4 + Cu
Fe +CuSO4 FeSO4 + Cu
2.2. Reaksi Kompleksometri
Suatu ion (atau molekul) kompleks yang terdiri dari satu atom (ion) pusat
dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relative
komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti
stoikiometri yang sangta tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan di dalam
lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan
koordinasi, suatu angka bulat, yang menunjukkan jumlah ligan (monodentat) yang
dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Pada kebanyakan
kasus, bilangan koordinasi adlah 6 (seperti dalam Fe2+, Fe3+, Zn2+), kadang-
kadang 4 (Cu2+, Cu+, Pt2+), tetapi bilangan-bilangan 2 (Ag+) dan 8 (beberapa ion
dari golongan platinum).
Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yagn tersedia sekitar
atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-
masingnya dapat dihuni satu ligan. Susunan logam-logam sekitar ion pusat adalah
simetris. Jadi, suatu kompleks dengan satu atom pusat dengan bilangan koordinasi
6, terdiri dari ion pusat, dipusat suatu octahedron, sedang keenam ligannya
menempati ruang-ruang yang dinyatakan oleh sudut-sudut octahedron itu.
Bilangan koordinasi 4 biasanya menunjukkan suatu susunan simetris yang
berbentuk tetrahedron, meskipun susunana yang datar, dimaan ion pusat berada di
pusat suatu bujur sangkar dan keempat ion menempati keempat sudut
bujursangkar itu, adalah juga umum(Anisa, 2009).
Contoh dari beberapa ion kompleks diantaranya :
[ Fe(CN)6]4- heksasionoferat (II)
[ Fe(CN)6]3- heksasionoferat (III)
[Cu(NH3)4]2+ tetraaminakuprat (II)
2.3. Reaksi Pengendapan
Reaksi pengendapan merupakan reaksi yang salah satu produknya
berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak atau sukar larut
didalam air atau pelarutnya. Tidak semua zat mengendap, sehingga reaksi
pengendapan juga dipergunakan untuk identifikasi sebuah kation atau anion.
Dibawah ini disajikan beberapa reaksi pengendapan, sebagai tanda bahwa
zat yang terjadi adalah endapan perhatikan tanda (s) solid, setelah indeks dari
rumus kimianya.
AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3
Endapan yang terbentuk adalah endapan putih dari AgCl.
Pb(CH3COO)2 + H2S → PbS + 2 CH3COOH
Dari reaksi ini akan dihasilkan endapan yang berwarna hitam dari PbS.
(Anomim,2008).
2.4. Reaksi Netralisasi
Reaksi netralisasi merupakan reaksi penetralan asam oleh basa dan
menghasilkan air. Hasil air merupakan produk dari reaksi antara ion H+ pembawa
sifat asam dengan ion hidroksida (OH-) pembawa sifat basa.
Contoh:
Reaksi : H+ + OH- → H2O
Reaksi : HCl + NaOH → NaCl + H2O
Reaksi ion : H+ Cl- + Na+ OH- → Na+ Cl- + H+ OH-
Reaksi netralisasi yang lain ditunjukan oleh reaksi antara asam sulfat
H2SO4 dengan calcium hidroksida Ca(OH)2, seperti dibawah ini :
Reaksi : H2SO4 + Ca(OH)2 → CaSO4 + 2 H2O
2 H+ SO42- + Ca2+ 2 OH- → Ca2+ SO4
2- + 2H+ 2 OH-
2.5. Reaksi Penggabungan
Reaksi penggabungan adalah reaksi ketika zat pertama dan keda
bergabung untuk membemtuk zat ketiga. Yang paling sederhana adalah bila unsur
bereaksi dan membentuk senyawa. Misalkan yang terjadi pada logam natrium
bereaksi dengan gas klor. Dan membentuk natrium klorida.
Pada proses tersebut menghasilkan pesamaan kimia sebagai berikut:
2 Na + Cl2 → 2 NaCl
2.6. Reaksi Pemguraian
Reaksi Penguraian adalah apabila senyawa tunggal bereaksi membentuk
dua atau lebih zat. Reaksi ini biasanya membutuhkan kenaikkan suhu agar
senyawa dapat terurai dengan cara menaikkan suhu. Misalnya, pada menguraian
kalium klorat yang biasa digunakan untuk membangkitkan gas oksigen dengan
cara laboratorium, yaitu KclO3 dipanaskan dan terurai menjadi KCl dan gas
Oksigen.
Persamaan kimianya adalah:
KclO3 → 2 KCl + 3O2
2.7. Reaksi Pembakaran
Pembakaran adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan
bakar dan suatu oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang
disertai cahaya dalam bentuk pendar atau api.
Dalam suatu reaksi pembakaran lengkap, suatu senyawa bereaksi dengan
zat pengoksidasi, dan produknya adalah senyawa dari tiap elemen dalam bahan
bakar dengan zat pengoksidasi. Contoh:
Contoh yang lebih sederhana dapat diamati pada
pembakaran hidrogen dan oksigen, yang merupakan reaksi umum yang digunakan
dalam mesin roket, yang hanya menghasilkan uap air.
Pada mayoritas penggunaan pembakaran sehari-hari, oksidan oksigen (O2)
diperoleh dari udara ambien dan gas resultan (gas cerobong, flue gas) dari
pembakaran akan mengandung nitrogen:
Seperti dapat dilihat, jika udara adalah sumber oksigen, nitrogen meliputi
bagian yang sangat besar dari gas cerobong yang dihasilkan.
Dalam kenyataannya, proses pembakaran tidak pernah sempurna. Dalam
gas cerobong dari pembakaran karbon (seperti dalam pembakaran batubara) atau
senyawa karbon (seperti dalam pembakaran hidrokarbon, kayu, dll) akan
ditemukan baik karbon yang tak terbakar maupun senyawa karbon (CO dan
lainnya). Jika udara digunakan sebagai oksidan, beberapa nitrogen akan
teroksidasi menjadi berbagai jenis nitrogen oksida (NOx) yang kebanyakan
berbahaya(Anonim, 2011).
2.8. Reaksi Pergantian
Reaksi Pergantian atau pertukaran adalah reaksi ketika suatu unsur
bereaksi dengan senyawa menggantikan unsur yang terdapat pada senyawa itu
sendiri. Misalnya, reaksi lempeng tembaga logam yang dicelupkan kedalam
larutan perak nitrat akan menghasilkan kristal logam perak dengan persamaan
kimia:
Cu + 2 AgNO3 → 2 Ag + Cu(NO3)2.
Dari proses tersebut, tembaga menggantikan perak yang terdapat dalam
perak nitrat sehingga mengahsilkan larutan tembaha nitrat dan logam perak. Jika
lempeng logam seng dicelupkan kedalam larutan tembaga sulgat berwarna biru,
pada permukaan logam seng akan terbentuk endapan berwarna merah dan warna
biru pada larutan perlahan-lahan akan memudar.
Hal tersebut menunjukan bahwa terjadi reaksi antara seng dan tembaga
sulfat sehingga mengasilkan logam tembaga dan larutan seng sulfat yang pada
akhirnya tidak berwarna(Anonim, 2011).
III ALAT, BAHAN, DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini menguraikan mengenai (1) Alat-alat yang digunakan, (2) Bahan
yang digunakan, (3) Prosedur Percobaan.
3.1. Alat-Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam percobaan reaksi kimia ini adalah tabung
reaksi, pipa u, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, bunsen, pipet tetes, kertas
lakmus, korek api.
3.2. Bahan yang Digumakan
Bahan-bahan yang dihunakan dalam perconaan reaksi kimia ini adalah
NaOH, CH3COOH, Phenolphthalein (PP), Metil Merah (MM), K2CrO4, K2CrO7,
Al2(SO4)3, NH4OH, ZnSO4, (NH4)2SO44, Pb(NO3)2, NaCl, AgNO3, BaCl2, HCl,
CaCO3, Ba(OH)3, CHCl3, CCL4, H2C2O4, KmnO4, Fe2+, CuSO4, Fe3+, KSCN,
NaPO4.
3.3. Metode Percobaan
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai (1) Hasil Pengamatan, dan (2)
Pembahasan.
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No Reaksi Hasil
1
1 mL NaOH + 1 tetes PP
1 mL NaOH + 1 tetes MM
1 mL HCl + 1 tetes PP
1mL HCl + 1 tetes MM
Ungu.
Kuning.
Putih Bening.
Merah Muda.
2
1 mL CH3COOH + 1 tetes PP
1 mL CH3COH + 1 tetes MM
Putih Bening.
Merah muda.
3
NaOH(PP) + CH3COOH(PP)
NaOH(PP) + HCl(PP)
Tidak Berwarna.
Tidak Berwarna.
4K2CrO4 + NaOH
K2CrO4 + HCl
Kuning
Kuning Keemasan.
5K2CrO7 + NaOH
K2CrO7 + HCl
Kuning
Kuning Keemasan.
6 1 mL Al(SO4)3 + 5 tetes NaOH Putih ada Endapan.
7 1 mL Al(SO4)3 + 5 tetes NaOH + NH4OH
Putih dan Terdapan
Banyak Endapan.
8 1 mL ZnSO4 + 5 tetes NaOH
Putih Bening dan ada
Endapan.
9
4 mL (NH4)2SO4 + NaOH di pipa u dengan
kertas lakmus yang dibasahi air pada tabung
satunya
Warna Lakmus Menjadi
Biru.
10 1 mL Pb(NO3)2 + 1 mL NaCl Terdapat Gelembung.
11 1 mL NaCl + 1 mL AgNO3
Larutan Berwarna Putih
Keruh dan lama-lama
muncul endapan.
12 1 mL BaCl2 + 1 mL K2CrO4
Larutan Berwarna
Kekuning-Kulingan muda
lalu lama-lama muncul
endapan.
13 1 mL BaCl2 + 1 mL K2CrO7
Larutan Berwarna
Kekuning-Kulingan lalu
lama-lama muncul
endapan.
14 1 mL BaCL2 + 1mL HCl + 1mL K2CrO4
Larutan Berwarna Oranye,
sendangkan pada no 12
dan 13 berwrna
kekuningan.
151 gram CaCO3 + HCl salurkan dengan pipa u
pada larutan Ba(OH)2
Terjaadi Endapan
Berwana Putih dan Tidak
Terjadi Gelembung pada
Larutan Ba(OH)2.
161 mL H2C2O4 + 2 tetes H2SO4 (panaskan) +
tetesi KmnO4
Larutan Berwarna Coklat
Muda dan Timbul
endapan.
17
1 mL Fe2+ + 2 tetes H2SO4 (panaskan) + tetesi
KmnO4
Larutan Berwarna Coklat
Tua Bila Dibandingkan
dengan nomor 16.
181 mL CuSO4 + 1 mL NaOH + NH4OH
(berlebih)
Larutan Terjadi Endapan
Berwarna Hijau Tua /
Hijau Lumut.
19 1 mL CuSO4 + tetesi NH4OH (berlabih)
Larutan Berwarna Biru
Muda dan Tidak Terjadi
Endapan, Bila
Dibandingkan dengan 18.
20
2 mL Fe3+ + 2 mL KSCN (bagi dua) pada
tabung1 tetesi dengan NaPO4 dan pada
tabung2 tidak usah
Larutan pada Tabung 1
lebih Pekat / Kental
Dibandingkan dengan di
Tabung2.
(Sumber: Yulien Arniansyah Meja 8, Kelompok C, Tahun 2011)
4.2. Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau s olut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut
dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan
dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula
dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain
itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain.
Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam)
dan mineral tertentu(Anonim, 2011).
Pada Praktikum reaksi kimia sebelumnya ada beberapa perbedaan pada
hasil pengamatan yaitu pada reaksi NaCl + AgNO3 yang seharusnya berwarna
keruh, tetapi pada hasil pengamatan saya pada awal berwarna keruh namun lam-
kelamaan menjadi bening dan terdapat endapan. Kemudian pada hasil
pengamatan pada reaksi CaCO3 + HCl + Ba(OH)2 yang seharunya terdapat
endapan putih dan gelembung gas, tetapi pada percobaan yang saya lalukan hanya
terjadi endapan saja, tidak terjadi gelembung gas.
Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti salah saat
pengukuran zatnya, dalam tabung reaksi dan pipa u masih terdapat air sisa dari
pencucian sebelumnya, maupun faktor luar seperti, larutan / zat yang tidak ditutup
sempurna.
Percobaan ini dapat membantu kita dalam pengaplikasian dalam bidang
pangan seperti dalam fermentasi. Fermentasi adalah proses produksi energi
dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi
adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang
lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan
anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Fermentasi di bidang pangan
antara lain untuk pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape
singkong atau peuyeum. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang
sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada
makanan yang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape, tempe, yoghurt,
dan tahu.
V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Kesimpulan dan, (2) Saran
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan reaksi-reaksi kimia dapat disimpulkan bahwa
reaksi kimia merupakan suatu proses dimana terdapat zat pelarut dan terlarut,
kemudian menghasilkan suatu senyawa. Biasanya reaksi kima tersebut disertai
dengan adanya peurbahan warna, suhu, bau, timbulnya gas dan endapan.
5.2. Saran
Saran dari penulis adalah dalam melakukan percobaan kali ini praktikan
harus sangat hati-hati dalam menggunakan alat-alat laboratorium karena mudah
pecah, dan selain itu para praktikan jga harus berhati-hati dalam mengunakan
bahan-bahan kimia karena ada beberapa bahan yang bila terkena kulit akan
berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2006.KIMIA.http://id.wikipedia.org/wiki/KIMIA,15 Oktober 2011
Anomim 2006.REAKSI KIMIA. http://id.wikipedia.org/wiki/REAKSIKIMIA, 14 Oktober 2011
Anonim.2009. REAKSI-REAKSI KIMIA.http://www.anneahira.com/reaksi-reaksi-kimia.htm, 20 Oktober 2011
Annisa.2008.KOMPLEKSOMETRI.http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/04/kompleksometri/, 20 Oktober 2011
Zulfikar.2010. REAKSI NETRALISASI.http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/reaksi-kimia-kimia-kesehatan-materi_kimia/reaksi-netralisasi/, 20 Oktober 2011
Achmad, H.1991.Penuntun Dasar-Dasar Praktikum Kimia. Erlangga,Bandung,Indonesia.
Sunarya, Y.2000.Kimia Dasar. Angkasa,Bandung,Indonesia.
LAMPIRAN
1. NaOH + PP UnguBening
NaOH + MM Kuning
HCl + PP BeningBening
HCl + MM Merah Muda
2. NaOH + PP UnguBening
NaOH + MM Kuning
CH3COOH + PP BeningBening
CH3COOH + MM Merah Muda
3. NaOH(PP) + HCl(PP) Ungu Tua
NaOH(MM) + HCl(MM) Orange Muda
NaOH(PP) + CH3COOH(PP) Bening
NaOH(MM) + CH3COOH(MM) Ungu
4. K2CrO4 + HCl 2KCl + Na2CrO4 (Kuning Keemasan)
K2CrO4 + NaOH 2KCl + H2CrO4 (Kuning)
5. K2CrO7 + HCl 2KCl + H2CrO7 (Bening)
K2CrO7 + NaOH 2 KOH + Na2CrO7 (Bening)
6. Al2(SO4)3 + NaOH Na2SO4 + 2Al(OH)2 (Bening)
7. Al2(SO4)3 + NaOH + NH4OH NaSO4 + 2Al(OH)2 (Bening)
8. ZnSO4 + NaOH Na2SO4 + Zn(OH)2 (Endapan)
ZnSO4 + NaOH + NH4OH (NH4)2SO4 + Zn(OH)2 (Endapan)
9. (NH4)2SO4 + NaOH Na2SO4 + NH4OH (Bening)
Lakmus berubah menjadi biru
10. Pb(NO3)2 + NaCl PbCl2 + NaNO3 (Bening)
Terdapat gelembung
11. NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 (Putih Keruh)
12. BaCl2 + K2CrO4 KCl + BaCrO4 (Kuning Muda)
13. BaCl2 + K2CrO7 2 KCl + BaCrO7 (Kuning Muda)
Endapan Kuning Muda
14. BaCl2 + HCl + K2CrO4 2 KCl + BaCrO4 + 2 HCl (Kuning Tua)
15. CaCO3 + HCl + Ba(OH)2 Ca(OH)2 + BaCl + H2CO3
Endapan Putih dan terdapat gelembung gas
16. CuSO4 + H2SO4 + KmnO4 K2CrO4 +HmnO4 (Bening)
Endapan Coklat Tua
17. Fe2+ + H2SO4 + KmnO4 Coklat Tua
Endapan Coklat Kekuning-kunignan
18. CuSO4 + NaOH Cu(OH)2 + Na2SO4
Endapan Hijau Lumut
19. NH4OH + CuSO4 Cu(OH)2 + (NH4)2SO4 (Biru)
Endapan Putih
20. Fe3+ + KSCN FePO4 + NaSCN
Coklat Tua Kemerah-merahan
Fe3+ + KSCN + NaPO3 Coklat Tua Kemerah-merahan
LAPORAN MINGGUANREAKSI-REAKSI KIMIA
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Kima Dasar
Oleh :
Nama : Yulien Arniansyah
NRP : 113020065
Kelompok : 3/C
Meja : 8
Tanggal Percobaan : 11 Oktober 2011
Asisten : Noviani Eka Mustikasari
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2011