Transcript
Page 1: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISLAM RAHMATAN LIL ‘ALAMIN

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

IUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

1

Page 2: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil’alamin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penyusun,

sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama

Islam tentang Islam Rahmatan lil ‘Alamin. Penyusun berharap makalah ini dapat

menambah pengetahuan pembaca tentang konsep didalamnya.

Akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu

penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga

makalah ini bisa mencapai kesempurnaan.

Semarang, 5 November 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

2

Page 3: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

SAMPUL LUAR .....................................................................................................1

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................4

A. Latar Belakang ................................................................................4

B. Rumusan Masalah ...........................................................................4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................................5

A. Penafsiran Islam Rahmatan Lil ‘Alamin ........................................2

B. Pemahaman yang Salah...................................................................9

C. Pemahaman yang Benar ...............................................................15

D. Islam sebagai Agama Rahmat.......................................................17

E. Kerahmatan dan Pembebasan dari Kezaliman .............................19

BAB III : KESIMPULAN ...................................................................................21

BAB I

PENDAHULUAN

3

Page 4: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

A. Latar Belakang

Pada era sekarang ini, kaum muslim hendaknya mempelajari islam secara penuh.

Dan mengerti akan seluk beluk islam agar selamat di dunia dan akhirat. Para

pemeluk islam hendaknya bersyukur karena dia memilih agama yang dirahmati oleh

Allah S.W.T. Agar penafsiran dari rahmatan lil ‘alamin tetap sesuai dengan

kontekstual, maka penyusun mencba mengungkapkan dari berbagai segi.

Pemahaman orang awam tentang Islam rahmatan lil ‘alamin harus diluruskan, karena

jika tidak, akan menjadi suatu kesalahan besar. Karena, tidak banyak suatu tindakan

menyimpang terjadi alih – alih menggunakan alasan Islam Rahmatan lil ‘Alamin.

Untuk itu, kita perlu mempelajari arti dari Islam Rahmatan lil ‘Alamin agar tidak

terjadi kesimpang-siuran, apalagi dijadikan alasan untuk berlaku menyimpang.

B. Rumusan Masalah

1. Penafsiran Islam rahmatan lil ’alamin menurut ahli tafsir

2. Pemahaman yang salah tentang Islam rahmatan lil ‘alamin

3. Pemahaman yang benar menurut para ahli tafsir

4. Islam sebagai agama rahmat

5. Kerahmatan Islam dan pembebasan dari kezaliman

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui penafsiran dari ahli tafsir tentang Islam rahmatan lil ‘alamin

2. Menghindari pemahaman yang salah dalam penerapan Islam rahmatan lil ‘alamin

dalam realita kehidupan

3. Mengetahui pemahaman yang benar tentang Islam rahmatan lil ‘alamin untuk

terapan kehidupan sehari-hari

4. Mengetahui mengapa Islam menjadi agama yang dirahmati Allah agar senantiasa

bersyukur akan keislamannya

5. Mengetahui perubahan yang dibawa islam dalam cakupan pembebasan

kezaliman dikarenakan kerahmatan Islam itu sendiri

BAB II

PEMBAHASAN

4

Page 5: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

A. Penafsiran Islam Rahmatan Lil ’Alamin

Benar bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin. Namun banyak

orang menyimpangkan pernyataan ini kepada pemahaman-pemahaman yang

salah kaprah. Sehingga menimbulkan banyak kesalahan dalam praktek beragama

bahkan dalam hal yang sangat fundamental, yaitu dalam masalah aqidah.

Pernyataan  bahwa Islam adalah agamanya yang rahmatan lil ‘alamin sebenarnya

adalah kesimpulan dari firman Allah Ta’ala,

�م�ين� عال �ل ل حم�ة� ر� � �ال إ ناك� ل س� ر� أ و�ما

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat

bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran

Islam, maka Islam adalahrahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh

manusia.

Secara bahasa,

�ع�ط�ف�: والت ق�ة� الر� حمة الر�

rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba (Lihat Lisaanul Arab,

Ibnul Mandzur). Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih

sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah

bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

Penafsiran Para Ahli Tafsir

1. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim:

“Pendapat yang lebih benar dalam menafsirkan ayat ini adalah bahwa rahmat

disini bersifat umum. Dalam masalah ini, terdapat dua penafsiran:

Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat

sekaligus.

5

Page 6: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

Orang kafir yang memerangi beliau, manfaat yang mereka dapatkan adalah

disegerakannya pembunuhan dan maut bagi mereka, itu lebih baik bagi mereka.

Karena hidup mereka hanya akan menambah kepedihan adzab kelak di akhirat.

Kebinasaan telah ditetapkan bagi mereka. Sehingga, dipercepatnya ajal lebih

bermanfaat bagi mereka daripada hidup menetap dalam kekafiran.

Orang kafir yang terikat perjanjian dengan beliau, manfaat bagi mereka adalah

dibiarkan hidup didunia dalam perlindungan dan perjanjian. Mereka ini lebih

sedikit keburukannya daripada orang kafir yang memerangi Nabi Shallallahu

‘alaihi Wa sallam.

Orang munafik, yang menampakkan iman secara zhahir saja, mereka mendapat

manfaat berupa terjaganya darah, harta, keluarga dan kehormatan mereka.

Mereka pun diperlakukan sebagaimana kaum muslimin yang lain dalam hukum

waris dan hukum yang lain.

Dan pada umat manusia setelah beliau diutus, Allah Ta’ala tidak memberikan

adzab yang menyeluruh dari umat manusia di bumi. Kesimpulannya, semua

manusia mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman

menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat.

Sedangkan orang kafir menolaknya. Sehingga bagi orang kafir, Islam tetap

dikatakan rahmat bagi mereka, namun mereka enggan menerima. Sebagaimana

jika dikatakan ‘Ini adalah obat bagi si fulan yang sakit’. Andaikan fulan tidak

meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat”

2. Muhammad bin Ali Asy Syaukani dalam Fathul Qadir:

“Makna ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad, dengan

membawa hukum-hukum syariat, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh

manusia tanpa ada keadaan atau alasan khusus yang menjadi pengecualian’.

Dengan kata lain, ‘satu-satunya alasan Kami mengutusmu, wahai Muhammad,

adalah sebagai rahmat yang luas. Karena kami mengutusmu dengan membawa

sesuatu yang menjadi sebab kebahagiaan di akhirat’ ”

6

Page 7: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

3. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari:

“Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang makna ayat ini, tentang apakah seluruh

manusia yang dimaksud dalam ayat ini adalah seluruh manusia baik mu’min dan

kafir? Ataukah hanya manusia mu’min saja? Sebagian ahli tafsir berpendapat,

yang dimaksud adalah seluruh manusia baik mu’min maupun kafir. Mereka

mendasarinya dengan riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu dalam

menafsirkan ayat ini:

في الرحمة له كتب اآلخر واليوم بالله آمن من

عوفي , ورسوله بالله يؤمن لم ومن واآلخرة الدنيا

والقذف الخسف من األمم أصاب مما

“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan baginya

rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah

dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa

musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua di tenggelamkan

atau di terpa gelombang besar”

dalam riwayat yang lain:

“Rahmat yang sempurna di dunia dan akhirat bagi orang-orang yang beriman

kepada Rasulullah. Sedangkan bagi orang-orang yang enggan beriman, bentuk

rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat

terdahulu”

Pendapat ahli tafsir yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang-

orang beriman saja. Mereka membawakan riwayat dari Ibnu Zaid dalam

penafsiran :

“Dengan diutusnya Rasulullah, ada manusia yang mendapat bencana, ada yang

mendapat rahmah, walaupun bentuk penyebutan dalam ayat ini sifatnya umum,

yaitu sebagai rahmat bagi seluruh manusia. Seluruh manusia yang dimaksud di

sini adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah, membenarkannya dan

menaatinya”

Pendapat yang benar dari dua pendapat ini adalah pendapat yang pertama,

sebagaimana riwayat Ibnu Abbas. Yaitu Allah mengutus Nabi

7

Page 8: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai rahmat bagi seluruh manusia,

baik mu’min maupun kafir. Rahmat bagi orang mu’min yaitu Allah memberinya

petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-orang beriman ke

dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran Allah. Sedangkan

rahmat bagi orang kafir, berupa tidak disegerakannya bencana yang menimpa

umat-umat terdahulu yang mengingkari ajaran Allah” (diterjemahkan secara

ringkas).

4. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi

“Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau berkata:

لجميع رحمة وسلم عليه الله صلى محمد كان

يؤمن , لم ومن سعد به وصدق به آمن الناسفمن

والغرق الخسف من األمم لحق مما سلم به

“Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat bagi seluruh

manusia. Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau, akan mendapat

kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan dari

bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi

atau ditenggelamkan dengan air”

Ibnu Zaid berkata:

خاص المؤمنين بالعالمين أراد

“Yang dimaksud ‘seluruh manusia’ dalam ayat ini adalah hanya orang-orang

yang beriman” ”

5. Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir

“Maksud ayat ini adalah ‘Tidaklah Kami mengutusmu, wahai Muhammad,

melainkan sebagai rahmat bagi seluruh makhluk’. Sebagaimana dalam sebuah

hadits:

8

Page 9: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

مهداة رحمة أنا إنما

“Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)” (HR. Al

Bukhari dalam Al ‘Ilal Al Kabir 369, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/596.

Hadits ini di-shahih-kan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 490, juga

dalam Shahih Al Jami’, 2345)

Orang yang menerima rahmat ini dan bersyukur atas nikmat ini, ia akan

mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala tidak mengatakan ‘rahmatan lilmu’minin‘, namun mengatakan

‘rahmatan lil ‘alamin‘ karena AllahTa’ala ingin memberikan rahmat bagi

seluruh makhluknya dengan diutusnya pemimpin para Nabi,

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Beliau diutus dengan membawa

kebahagiaan yang besar. Beliau juga menyelamatkan manusia dari kesengsaraan

yang besar. Beliau menjadi sebab tercapainya berbagai kebaikan di dunia dan

akhirat. Beliau memberikan pencerahan kepada manusia yang sebelumnya berada

dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada menusia yang sebelumnya

berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat Allah bagi seluruh

manusia. Bahkan orang-orang kafir mendapat manfaat dari rahmat ini, yaitu

ditundanya hukuman bagi mereka. Selain itu mereka pun tidak lagi ditimpa azab

berupa diubah menjadi binatang, atau dibenamkan ke bumi, atau ditenggelamkan

dengan air”

B. Pemahaman yang Salah

Permasalahan muncul ketika orang-orang menafsirkan ayat ini secara

serampangan, bermodal pemahaman bahasa dan logika yang dangkal. Atau

berusaha memaksakan makna ayat agar sesuai dengan hawa nafsunya.

Diantaranya pemahaman tersebut adalah:

1. Berkasih sayang dengan orang kafir

Sebagian orang mengajak untuk berkasih sayang kepada orang kafir, tidak perlu

membenci mereka, mengikuti acara-acara mereka, enggan menyebut mereka

9

Page 10: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

kafir, atau bahkan menyerukan bahwa semua agama sama dan benar, dengan

berdalil dengan ayat:

�م�ين� عال �ل ل حم�ة� ر� � �ال إ ناك� ل س� ر� أ و�ما

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat

bagi alam semesta” (QS. Al Anbiya: 107)

Padahal bukan demikian tafsiran dari ayat ini. Allah Ta’ala menjadikan Islam

sebagai rahmat bagi seluruh manusia, namun bentuk rahmat bagi orang kafir

bukanlah dengan berkasih sayang kepada mereka. Bahkan telah dijelaskan oleh

para ahli tafsir, bahwa bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa

musibah besar yang menimpa umat terdahulu. Inilah bentuk kasih sayang Allah

terhadap orang kafir, dari penjelasan sahabat Ibnu Abbas Radhiallahu’anhu.

Bahkan konsekuensi dari keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah

membenci segala bentuk penyembahan kepada selain Allah, membenci bentuk-

bentuk penentangan terhadap ajaran RasulullahShallallahu ‘alaihi Wa sallam,

serta membenci orang-orang yang melakukannya. Sebagaimana firman

AllahTa’ala:

“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari

akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan

Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau

saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS. Al-Mujadalah: 22)

Namun perlu dicatat, harus membenci bukan berarti harus membunuh, melukai,

atau menyakiti orang kafir yang kita temui. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul

Qayyim dalam tafsir beliau di atas, bahwa ada orang kafir yang wajib diperangi,

ada pula yang tidak boleh dilukai.

Menjadikan surat Al Anbiya ayat 107 sebagai dalil pluralisme agama juga

merupakan pemahaman yang menyimpang. Karena ayat-ayat Al Qur’an tidak

mungkin saling bertentangan. Bukankah Allah Ta’ala sendiri yang berfirman:

“Agama yang diridhai oleh Allah adalah Islam” (QS. Al Imran: 19)

Juga firman Allah Ta’ala:

10

Page 11: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah

akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang

yang rugi” (QS. Al Imran: 85)

Orang yang mengusung isu pluralisme mungkin menafsirkan ‘Islam’ dalam ayat-

ayat ini dengan ‘berserah diri’. Jadi semua agama benar asalkan berserah diri

kepada Tuhan, kata mereka. Cukuplah kita jawab bualan mereka dengan sabda

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam:

محمدا وأن الله إال إله ال أن تشهد أن اإلسالم

وتصوم الزكاة وتؤتي الصالة وتقيم الله رسول

سبيال إليه استطعت إن البيت وتحج رمضان

”Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang berhak

disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau

mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan

mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya” (HR.

Muslim no.8)

Justru surat Al Anbiya ayat 107 ini adlalah bantahan telak terhadap pluralisme

agama. Karena ayat ini adalah dalil bahwa semua manusia di muka bumi wajib

memeluk agama Islam. Karena Islam itu ‘lil alamin‘, diperuntukkan bagi seluruh

manusia di muka bumi. Sebagaimana dijelaskan Imam Ibnul Qayyim di atas:

“Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman

menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat.

Sedangkan orang kafir menolaknya”.

2. Berkasih sayang dalam kemungkaran

Sebagian kaum muslimin membiarkan orang-orang meninggalkan shalat,

membiarkan pelacuran merajalela, membiarkan wanita membuka aurat mereka di

depan umum bahkan membiarkan praktek-praktek kemusyrikan dan enggan

menasehati mereka karena khawatir para pelaku maksiat tersinggung hatinya jika

dinasehati, kemudian berkata : “Islam khan rahmatan lil’alamin, penuh kasih

sayang”. Sungguh aneh.

11

Page 12: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

Padahal bukanlah demikian tafsir surat Al Anbiya ayat 107 ini. Islam

sebagai rahmat Allah bukanlah bermakna berbelas kasihan kepada pelaku

kemungkaran dan membiarkan mereka dalam kemungkarannya. Sebagaiman

dijelaskan Ath Thabari dalam tafsirnya di atas, “Rahmat bagi orang mu’min yaitu

Allah memberinya petunjuk dengan sebab diutusnya Rasulullah Shallallahu

‘alaihi Wa sallam. BeliauShallallahu ‘alaihi Wa sallam memasukkan orang-

orang beriman ke dalam surga dengan iman dan amal mereka terhadap ajaran

Allah”.

Maka bentuk kasih sayang Allah terhadap orang mu’min adalah dengan memberi

mereka petunjuk untuk menjalankan perinta-perintah Allah dan menjauhi apa

yang dilarang oleh Allah, sehingga mereka menggapai jannah. Dengan kata lain,

jika kita juga merasa cinta dan sayang kepada saudara kita yang melakukan

maksiat, sepatutnya kita menasehatinya dan mengingkari maksiat yang

dilakukannya dan mengarahkannya untuk melakukan amal kebaikan.

Dan sikap rahmat pun diperlukan dalam mengingkari maksiat. Sepatutnya

pengingkaran terhadap maksiat mendahulukan sikap lembut dan penuh kasih

sayang, bukan mendahulukan sikap kasar dan keras. Rasulullah Shallallahu

‘alaihi Wa sallam bersabda:

“Tidaklah kelembutan itu ada pada sesuatu, kecuali akan menghiasnya. Tidaklah

kelembutan itu hilang dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya” (HR.

Muslim no. 2594)

3. Berkasih sayang dalam penyimpangan beragama

Adalagi yang menggunakan ayat ini untuk melegalkan berbagai bentuk bid’ah,

syirik dan khurafat. Karena mereka menganggap bentuk-bentuk penyimpangan

tersebut adalah perbedaan pendapat yang harus ditoleransi sehingga merekapun

berkata: “Biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan mengusik kami,

bukankah Islam rahmatan lil’alamin?”. Sungguh aneh.

Menafsirkan rahmat dalam surat Al Anbiya ayat 107 dengan kasih sayang dan

toleransi terhadap semua pemahaman yang ada pada kaum muslimin, adalah

penafsiran yang sangat jauh. Tidak ada ahli tafsir yang menafsirkan demikian.

Perpecahan ditubuh ummat menjadi bermacam golongan adalah fakta, dan sudah

diperingatkan sejak dahulu oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

12

Page 13: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

Dan orang yang mengatakan semua golongan tersebut itu benar dan semuanya

dapat ditoleransi tidak berbeda dengan orang yang mengatakan semua agama

sama. Diantara bermacam golongan tersebut tentu ada yang benar dan ada yang

salah. Dan kita wajib mengikuti yang benar, yaitu yang sesuai dengan ajaran

Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Bahkan Ibnul Qayyim mengatakan

tentang rahmat dalam surat Al Anbiya ayat 107: “Orang yang mengikuti beliau,

dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus”. Artinya, Islam adalah

bentuk kasih sayang Allah kepada orang yang mengikuti golongan yang benar

yaitu yang mau mengikuti ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Pernyataan ‘biarkanlah kami dengan pemahaman kami, jangan mengusik kami’

hanya berlaku kepada orang kafir. Sebagaimana dinyatakan dalam surat Al

Kaafirun: “Katakanlah: ‘Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa

yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan

aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. dan kamu tidak

pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu

agamamu, dan untukkulah, agamaku‘”

Sedangkan kepada sesama muslim, tidak boleh demikian. Bahkan wajib

menasehati bila saudaranya terjerumus dalam kesalahan. Yang dinasehati pun

sepatutnya lapang menerima nasehat. Bukankah orang-orang beriman itu saling

menasehati dalam kebaikan

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya

menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr: 1 – 3)

Dan menasehati orang yang berbuat menyimpang dalam agama adalah bentuk

kasih sayang kepada orang tersebut. Bahkan orang yang mengetahui saudaranya

terjerumus ke dalam penyimpangan beragama namun mendiamkan, ia mendapat

dosa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam:

شهدها من األرضكان في الخطيئة عملت إذا

. ، فرضيها عنها غاب ومن عنها غاب كمن فكرهها

شهدها كمن كان

13

Page 14: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

“Jika engkau mengetahui adanya sebuah kesalahan (dalam agama) terjadi

dimuka bumi, orang yang melihat langsung lalu mengingkarinya, ia sama seperti

orang yang tidak melihat langsung (tidak dosa). Orang yang tidak melihat

langsung namun ridha terhadap kesalahan tersebut, ia sama seperti orang yang

melihat langsung (mendapat dosa)” (HR. Abu Daud no.4345, dihasankan Al

Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)

Perselisihan pendapat pun tidak bisa dipukul-rata bahwa semua pendapat bisa

ditoleransi. Apakah kita mentoleransi sebagian orang sufi yang berpendapat

shalat lima waktu itu tidak wajib bagi orang yang mencapai tingkatan tertentu?

Atau sebagian orang kejawen yang menganggap shalat itu yang penting ‘ingat

Allah’ tanpa harus melakukan shalat? Apakah kita mentoleransi pendapat

Ahmadiyyah yang mengatakan bahwa berhaji tidak harus ke Makkah? Tentu

tidak dapat ditoleransi. Jika semua pendapat orang dapat ditoleransi, hancurlah

agama ini. Namun pendapat-pendapat yang berdasarkan dalil shahih, cara

berdalil yang benar, menggunakan kaidah para ulama, barulah dapat kita

toleransi.

4. Menyepelekan permasalahan aqidah

Dengan menggunakan ayat ini, sebagian orang menyepelekan dan enggan

mendakwahkan aqidah yang benar. Karena mereka menganggap mendakwahkan

aqidah hanya akan memecah-belah ummat dan menimbulkan kebencian sehingga

tidak sesuai dengan prinsip bahwa Islam adalah rahmatan lil ‘alamin.

Renungkanlah perkataan Ash Shabuni dalam menafsirkan rahmatan lil ‘alamin:

“Beliau Shallallahu ‘alaihi Wa sallam memberikan pencerahan kepada manusia

yang sebelumnya berada dalam kejahilan. Beliau memberikan hidayah kepada

menusia yang sebelumnya berada dalam kesesatan. Inilah yang dimaksud rahmat

Allah bagi seluruh manusia”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa

sallam menjadi rahmat bagi seluruh manusia karena beliau membawa ajaran

tauhid. Karena manusia pada masa sebelum beliau diutus berada dalam kesesatan

berupa penyembahan kepada sesembahan selain Allah, walaupun mereka

menyembah kepada Allah juga. Dan inilah inti ajaran para Rasul. Sebagaimana

firman Allah Ta’ala:

14

Page 15: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

�ه� الل �د�وا اعب ن�� أ س�وال� ر� م�ة]

� أ �ل� ك ف�ي �ا ن �ع�ث ب �ق�د و�ل

الط�اغ�وت� �وا �ب �ن ت و�اج

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk

menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut’ ” (QS. An Nahl:

36)

Selain itu, bukankah masalah aqidah ini yang dapat menentukan nasib seseorang

apakah ia akan kekal di neraka atau tidak? Allah Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka

pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,

tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Al Maidah:

72)

Oleh karena itu, adakah yang lebih urgen dari masalah ini?

Kesimpulannya, justru dakwah tauhid, seruan untuk beraqidah yang benar adalah

bentuk rahmat dari Allah Ta’ala. Karena dakwah tauhid yang dibawa oleh Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalahrahmat Allah, maka bagaimana

mungkin menjadi sebab perpecahan ummat? Justru kesyirikanlah yang

sebenarnya menjadi sebab perpecahan ummat. Sebagaimana firman

Allah Ta’ala:

“Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu

orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa

golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada

golongan mereka” (QS. Ar Ruum: 31-32)

C. Pemahaman Yang Benar

Berdasarkan penafsiran para ulama ahli tafsir yang terpercaya, beberapa faedah

yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah:

Di utusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam sebagai Rasul

Allah adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia.

Seluruh manusia di muka bumi diwajibkan memeluk agama Islam.

15

Page 16: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

Hukum-hukum syariat dan aturan-aturan dalam Islam adalah bentuk kasih

sayang Allah Ta’ala kepada makhluk-Nya.

Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam

Rahmat yang sempurna hanya didapatkan oleh orang yang beriman kepada

ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam

Seluruh manusia mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.

Orang yang beriman kepada ajaran yang dibawa oleh Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, membenarkan beliau serta taat

kepada beliau, akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Orang kafir yang memerangi Islam juga mendapat rahmat dengan diutusnya

Nabi MuhammadShallallahu ‘alaihi Wa sallam, yaitu dengan diwajibkannya

perang melawan mereka. Karena kehidupan mereka didunia lebih lama

hanya akan menambah kepedihan siksa neraka di akhirat kelak.

Orang kafir yang terikat perjanjian dengan kaum musliminjuga

mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa

sallam. Yaitu dengan dilarangnya membunuh dan merampas harta mereka.

Secara umum, orang kafir mendapat rahmat dengan diutusnya Nabi

Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam berupa dihindari dari adzab yang

menimpa umat-umat terdahulu yang menentang Allah. Sehingga setelah

diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam, tidak akan ada

kaum kafir yang diazab dengan cara ditenggelamkan seluruhnya atau

dibenamkan ke dalam bumi seluruhnya atau diubah menjadi binatang

seluruhnya.

Orang munafik yang mengaku beriman di lisan namun ingkar di dalam hati

juga mendapat rahmatdengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi

Wa sallam. Mereka mendapat manfaat berupa terjaganya darah, harta,

keluarga dan kehormatan mereka. Mereka pun diperlakukan sebagaimana

kaum muslimin yang lain dalam hukum waris dan hukum yang lain. Namun

di akhirat kelak Allah akan menempatkan mereka di dasar neraka Jahannam.

Pengutusan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa

sallam menjadi rahmat karena beliau telah memberikan pencerahan kepada

16

Page 17: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

manusia yang awalnya dalam kejahilan dan memberikan hidayah kepada

manusia yang awalnya berada dalam kesesatan berupa peribadatan kepada

selain Allah.

Sebagian ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini diberikan juga kepada

orang kafir namun mereka menolaknya. Sehingga hanya orang mu’min saja

yang mendapatkannya.

Sebagain ulama berpendapat, rahmat dalam ayat ini hanya diberikan orang

mu’min.

D. Islam sebagai Agama Rahmat

Islam adalah agama yang diturunkan Tuhan untuk menjadi rahmat bagi alam

semesta. Pesan kerahmatan (baca: kasih sayang) dalam Islam benar-benar

tersebar di dalam teks-teks Islam,baik Alquran maupun Hadis.Kata rahmah, yang

berarti welas asih, berikut derivasinya disebut berulang-ulang dalam jumlah yang

begitu besar, lebih dari 90 ayat di dalam Alquran.

Bahkan rahman dan rahim, dua kata yang diambil dari kata rahmat dan selalu

disebut-sebut kaum muslimin setiap hari adalah nama- nama Tuhan sendiri.Nabi

Muhammad SAW pernah bersabda,”Sayangilah siapa saja yang ada di muka

bumi, niscaya Tuhan menyayangimu.” Alquran, sumber Islam paling otoritatif,

menyebutkan misi kerahmatan ini: “wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin”,

Aku tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta. 

Ibnu Abbas, ahli tafsir awal,mengatakan bahwa kerahmatan Allah meliputi

orangorang mukmin dan orang-orang kafir. Alquran juga menegaskan rahmat

Tuhan meliputi segala hal (QS 7:156).Para ahli tafsir sepakat bahwa rahmat

Allah mencakup orang-orang mukmin dan orang-orang kafir,orang baik (al-birr)

dan yang jahat (al-fajir) serta semua makhluk Allah. 

Fungsi kerahmatan ini dielaborasi oleh Nabi Muhammad SAW melalui

pernyataan “Aku diutus Tuhan hanya untuk menyempurnakan akhlak yang

luhur.” Akhlak luhur adalah moral dan nilai-nilai kemanusiaan, seperti kejujuran,

17

Page 18: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

keadilan, keikhlasan, menghormati dan menyayangi orang lain, dan

sebagainya.Kekerasan, kesombongan, dan kezaliman adalah berlawanan secara

diametral dengan al-akhlak al-karimah. 

Tuhan telah memberikan kesaksian-Nya terhadap kepribadian Nabi Muhammad

SAW yang agung itu: “Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku

lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan

mereka dalam urusan itu.

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada

Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”

(QS 3: 159). Tuhan juga berfirman, ”Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan.

Janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) kecuali dengan

cara yang lebih baik” (QS 29: 46). 

”Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tibatiba orang yang

antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat

setia”(QS 41:34). Kerahmatan Islam juga berarti menghormati orang lain,

termasuk yang berbeda agama,bukan hanya ketika dia masih hidup, bahkan

ketika sudah mati. Sahl bin Hanif dan Qais bin Sa’ad,dua sahabat

Nabi,mengatakan, suatu saat ada jenazah melewati Nabi.Beliau tiba-tiba saja

berdiri.Nabi diingatkan bahwa jenazah tersebut adalah seorang Yahudi. 

”Alaisat nafsan (bukankah ia adalah manusia?)”, jawab Nabi. Termasuk

rahmatan li al ‘alamin juga berarti mengapresiasi pluralisme. Ada orang yang

menganggap bahwa mengakui pluralisme, toleransi (tasamuh) dan dialog

antaragama sama artinya dengan mengakui kebenaran agama lain, sama dengan

menyamakan agama atau bahkan sama dengan sinkretisme.

Pandangan ini tentu saja sangat naif dan ditolak bukan hanya oleh Islam, tetapi

juga oleh pemeluk semua agama. Sikap Islam dalam hal ini adalah jelas:

”Agamamu adalah agamamu dan agamaku adalah agamaku.” Pengakuan atas

18

Page 19: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

pluralisme, toleransi dan dialog antaragama sesungguhnya adalah sikap

mengakui fakta dan realitas akan eksistensi agama- agama yang dipeluk dan

penghargaan terhadap para pemeluknya. 

Dr Aisyah al-Manna’i, Dekan Fakultas Syari’ah dan Studi Islam Universitas

Islam Qatar dalam seminar dialog antaragama yang diselenggarakan di Qatar

baru-baru ini mengatakan,” Adalah kekeliruan besar bahwa dialog antaragama

adalah pengakuan terhadap orang lain (beragama lain) dan penerimaan terhadap

agamanya.

Dialog antaragama tidaklah berarti membenarkan atau merestui keyakinan

(agama) orang lain, tidak pula membenarkan atau merestui cara-cara ritual

mereka.Akan tetapi ia adalah menghargai keyakinan atau agama orang lain dan

tidak merendahkannya”. Sebelumnya Al-Manna’i berkata,” Dialog antaragama

dalam rangka kemanusiaan adalah suatu keutamaan dalam Islam. 

Universalisme Islam mengharuskan kita untuk bekerja sama secara damai dengan

semua komponen masyarakat manusia. Islam adalah agama dialog, agama saling

memahami,agama damai,toleran dan cinta.Islam tidak pernah menjadi agama

perang atau agama pedang. Banyak sekali ayat-ayat Alquran yang menegaskan

hal-hal seperti ini” (Baca: surat kabar Al Alam al Islamy,No 2.021,Senin,31

Maret 2008,hlm 4).

E. Kerahmatan dan Pembebasan dari Kezaliman

Kerahmatan Islam pada sisi lain ditempuh dengan cara membebaskan manusia

dari belenggu penindasan manusia atas manusia. Sejarah kenabian Muhammad

mencatat bahwa penindasan manusia atas manusia telah berlangsung cukup lama.

Alquran diturunkan untuk mengkritik sekaligus mendekonstruksi praktik

tersebut.

Alquran menyebut begitu banyak ayat tentang kewajiban setiap orang beriman

agar bertindak membebaskan penindasan yang disebutnya sebagai al-zhulm atau

19

Page 20: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

kezaliman itu. Secara umum al-zhulm berarti pengingkaran terhadap kebenaran,

keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan yang lain. Kezaliman adalah penentangan

terhadap kerahmatan Islam. ”Sepanjang ’orang lain’ tidak menyerang dan

mengusirmu,kalian harus tetap berbuat baik dan berlaku adil,” kata Alquran. 

Tuhan sendiri telah mengharamkan kezaliman atas diri-Nya. Pernyataan menarik

dikemukakan Seyyed Hossein Nasr, salah seorang cendekiawan muslim

kontemporer terkemuka. Katanya, ”Jantung atau inti Islam adalah penyaksian ke-

Esa-an Tuhan, universalitas,kebenaran, dan kemutlakan tunduk pada kehendak

Tuhan, pemenuhan segala tanggung jawab manusia dan penghargaan terhadap

makhluk.

Jantung atau inti Islam mengisyaratkan kepada kita untuk bangun dari mimpi

yang melalaikan. Ingat tentang siapa diri kita dan mengapa kita ada di sini, tidak

lain untuk mengenal serta menghargai agama-agama yang lain. Begitulah teks-

teks Islam bicara tentang kerahmatan bagi seluruh alam semesta. 

Kini sudah saatnya kita semua, terutama para pemimpin dan tokoh agama, duduk

bersama dalam suasana hati yang tenang dan pikiran jernih tanpa prasangka

untuk merumuskan kembali agendaagenda bersama dalam kerangka menciptakan

relasi manusia yang harmonis, damai,dan menyejahterakan alam semesta.

BAB III

KESIMPULAN

20

Page 21: Makalah PAI - Rahmatan Lil 'Alamin

Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin bukan hanya sekadar ucapan saja. Perlu

dipahami dan dipelajari agar tidak terjadi pemahaman yang berbalik 180 derajat dari

kontektual aslinya. Islam telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, dan

InsyaAllah apabila tiap manusia berpegang teguh pada aturan-aturan dan ketentuan

dalam islam akan mendapatkan rahmat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amin.

21


Top Related