Transcript

HALAMAN DEPAN

MAKALAH SAKRAMEN BAPTIS

OLEH:

REYHAN WIBISONO XF-33

SELVIE LOKITO XF-35

STEANLY KUSSOY XF-41

SMAK FRATERAN SURABAYA

2012

Page | 1

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN........................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................3

Bab I.............................................................................................................................................................5

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................5

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................6

1.3 Tujuan dan Manfaat..........................................................................................................................6

1.4 Ruang Lingkup Materi........................................................................................................................7

Bab II............................................................................................................................................................8

DASAR TEORI...............................................................................................................................................8

Bab III.........................................................................................................................................................11

PEMBAHASAN...........................................................................................................................................11

3.1 Pengertian.......................................................................................................................................11

3.2 Rahmat Sakramen Baptis.................................................................................................................12

3.3 Tahap Inisiasi Katolik........................................................................................................................13

3.4 Aspek Simbolis.................................................................................................................................13

3.5 Unsur-unsur Liturgi..........................................................................................................................14

3.6 Struktur Liturgi.................................................................................................................................15

3.7 Lambang yang Digunakan................................................................................................................15

3.8 Saat Menerima Sakramen Baptis.....................................................................................................16

3.9 Buah atau Rahmat Sakramen Baptis................................................................................................17

3.10 Jenis-jenis Baptisan........................................................................................................................18

3.11 Perbedaan Baptisan Yesus dan Baptisan Kita................................................................................18

Bab IV........................................................................................................................................................20

PENUTUP...................................................................................................................................................20

4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................22

LAMPIRAN.................................................................................................................................................23

Page | 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas cinta kasih dan

kemurahan hatinya sehingga tugas makalah mata pelajaran Muatan Lokal Musik Liturgi dapat

diselesaikan dengan baik.

Makalah ini dibuat dengan tujuan dapat bermanfaat bagi kita sesame manusia dan

diharapkan agar dapat digunakan dengan sebijak-bijaknya. Manakala pengetahuan, informasi,

dan kutipan dari makalah kami ini dapat membantu memperluas jendela cakrawala dunia

pendidikan, khususnya di bidang liturgi religi.

Dalam proses pembentukan dan pendalaman materi ini, tentu saja kami mendapatkan

bimbingan dan arahan mengingat jenjang dan kemampuan kami yang masih perlu dibimbing

lagi. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak SMAK Frateran Surabaya

yang mana menjadi tempat naungan kami menimba ilmu, guru-guru yang telah membimbing dan

membina kami, serta tidak luput dukungan dan masukkan dari teman-teman dan orang sekeliling

kami yang telah mendorong kami untuk terus maju.

Kiranya dalam proses pengetikan terjadi kesalahan, kami mohon maaf sebesar-besarnya

mengingat batasan kami yang juga sama seperti manusia pada umumnya. Mengutip pepatah

“Tak ada gading yang tak retak”, demikian pula dalam proses pengerjaan makalah kami ini.

Kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran serta masukan dengan harapan dapat

meningkatkan kualitas kinerja kami ke depannya. Terima kasih.

Surabaya, Mei 2012

Page | 3

Tim Penulis

Page | 4

Bab I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Ketika memasuki sebuah rumah, orang tidak boleh asal masuk saja, tanpa mengetuk

pintu, bahkan melompat lewat jendela atau tidak melewati pintu yang tersedia bagia tamu.

Jika itu yang terjadi, orang tersebut dapa tdikatakan pencuri atau orang jahat. Sebaliknya, jika

memasuki sebuah rumah dengan mengetuk pintu dan melewati pintu yang telah disediakan,

dapatlah dikatakan pencuri atau orang jahat. Sebaliknya, jika memasuki sebuah rumah

dengan mengetuk pintu dan melewati pintu yang telah disediakan, dapatlah dipastikan bahwa

orang tersebut adalah tamu yang baik, sopan, dan tahu diri. Dengan melewati pintu rumah,

berarti orang tersebut mempunyai niat baik untuk memasuki rumah orang lain dan bertemu

dengan si empunya rumah.

Gereja Katolik merupakan rumah bagi orang-orang beriman Katolik, yang menyediakan

aneka fasilitas bagi anggotanya dengan harapan mereka dapat menggunakan dan

menikmatinya. Aneka fasilitas yang disediakan itu tidak lain adalah tujuh sakramen. Ketujuh

sakaramen ini disediakan dengan maksud agar mereka dapat mengalami keselamatan yang

berasal dari Allah sendiri dan dapat berjumpa dengan Yesus yang menjadi tuan dan empunya

gereja. Itulah sebabnya, ketujuh sakramen tersebut dipahami dan dihayati sebagai tanda dan

sarana keselamatan yang mengungkapkan dan menguatkan iman, yang mempersembahkan

penghormatan dan menguatkan iman, yang mempersembahkan penghormatan kepada Allah

dan menghasilkan pengudusan manusia, “Sakramen-sakramen Perjanjian Baru, yang

diadakan oleh Kristus Tuhan dan dipercayakan kepada Gereja, sebagai tindakan-tindakan

Kristus dan Gereja merupakan tanda dan sarana yang mengungkapkan dan menguatkan iman,

mempersembahkan penghormatan kepada Allah serta menghasilkan pengudusan manusia.

Dan karena itum sangat membantu untuk menciptakan, memperkokohm dan menampakkan

persekutuan gerejawi.

Page | 5

Dari ketujuh sakramen tersebut, sakramen baptis diyakini menjadi salah satu sakramen

yang menentukkan keberadaan orang-orang beriman Katolik. Sakramen inilah yang

menjadikan orang menjadi anggota Gereja Katolik dan boleh masuk di dalamnya serta

menikmatii segala anugerah keselamatan yang disediakannya. Itulah sebabnya, sakramen

baptis selalu ditempatkan di awal dari ketujuh sakramen yang ada sebab sakramen ini

dipahami sebagai pintu gerbang bagi sakramen-sakramen lain, “Baptis, gerbang sakramen-

sakramen, yang perlu untuk keselamatan, entah diterima secara nyata atau setidak-tidaknya

dalam kerinduan, dengan mana manusia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai

anak-anak Allah, serta digabungkan dengan gereja setelah dijadikan serupa dengan Kristus

oleh materai yang terhapuskan, hanya dapat diterimakan secara sah dengan pembasuhan air

sungguh bersama rumus kata-kata yang diwajibkan” (KHK, kan. 849).

Ketika Gereja Katolik mengajarkan bahwa sakramen baptis menjadi pintu gerbang bagi

sakramen-sakramen lain, ajaran tersebut harus dipahami seperti yang dimaksudkan, yaitu

orang hanya boleh menerima sakramen-sakramen lain secara sah, “Orang yang belum

dibaptis tidak dapat diizinkan menerima sakramen lain dengan sah” (KHK, kan. 842 § 1).

Berdasarkan ungkapan di atas, orang sungguh dikatakan dan diakui sebagai orang

beriman katolik jika dia telah dibaptis atau menerima sakaramen baptis sehingga tidaklah

cukup hanya mengatakan “Saya percaya kepada Yesus Kristus” atau “Saya sudah aktif dalam

kegiatan Gereja Katolik, baik di lingkungan maupun paroki”. Sakramen baptis sungguh

menjadi tanda nyata bahwa seseorang dikatakan dan diakui sebagai orang beriman katolik.

Rumusan Masalah

1. Apa latar belakang dan sejarah tentang sakramen baptis?

2. Apa saja unsur – unsur liturgi yang terdapat dalam sakramen baptis?

3. Bagaimana struktur liturgi dalam sakramen baptis?

Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

Page | 6

a. untuk lebih mengetahui makna dan arti dari kegiatan liturgi,

b. untuk lebih memahami pengertian sesungguhnya dari kegiatan liturgi (menghindari

adanya salah pengertian atau salah kaprah),

c. untuk menganalisis bagaimana penting peranannya dalam kehidupan liturgis masyarakat

sekitar,

d. untuk dapat memahami lebih lanjut tentang perbedaan yang ada,

e. dapat menjelaskan makna sakramen baptis,

f. dapat menjelaskan tugas dan perutusan seseorang yang telah menerima sakramen baptis,

serta

g. dapat menerapkan semua pengetahuan dalam tindakan dan perbuatan konkret.

1.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi mencakup konteks seputar sakramen baptis pada umumnya dengan

pengembangan lebih lanjut dari pemikiran kami dengan didukung sumber-sumber dan literatur

lainnya. Dan ruang lingkup materi menyesuaikan dengan lingkup pemahaman dari tugas yang

diberikan.

Page | 7

Bab II

DASAR TEORI

Sakramen adalah ritus Agama Kristen yang menjadi perantara (menyalurkan) rahmat ilahi.

Kata 'sakramen' berasal dari Bahasa Latin sacramentum yang secara harfiah berarti "menjadikan

suci". Salah satu contoh penggunaan kata sacramentum adalah sebagai sebutan

untuk sumpah bakti yang diikrarkan para prajurit Romawi; istilah ini kemudian digunakan

oleh Gereja dalam pengertian harfiahnya dan bukan dalam pengertian sumpah tadi. Dalam tradisi

Kekristenan Barat, sakramen kerap diartikan sebagai tanda yang terlihat, yakni kulit luar yang

membungkus isinya, yaitu rahmat rohaniah (walaupun tidak semua sakramen diterima semua

Gereja sebagai sakramen).

Terdapat beberapa sakramen adalah Pembaptisan, Krisma ( Penguatan), Ekaristi (Komuni),

Imamat (Pentahbisan), Rekonsiliasi (Pengakuan Dosa), Pengurapan orang sakit (Minyak Suci),

dan Pernikahan. Kebanyakan dari sakramen-sakramen ini digunakan sejak masa apostolik dalam

Gereja, tetapi perkawinan, misalnya, baru diakui sebagai suatu sakramen padaabad pertengahan.

Beberapa Gereja tidak menganggap beberapa dari sakramen di atas sebagai sakramen. Beberapa

Gereja yang lain, misalnya Gereja Anglikan dan Kaum Katolik-Lama (bukan Gereja Katolik),

menganggap dua sakramen ketuhanan dalam Injil, yaitu Pembaptisan dan Ekaristi, sebagai

"sakramen-sakramen yang diperintahkan, yang mendasar, dan yang utama, yang dianugerahkan

bagi keselamatan kita," serta menganggap kelima ritus sakramental lainnya sebagai "sakramen

rendah" yang merupakan turunan dari kedua sakramen utama tadi.

Sakramen tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian:

1. Sakramen INISIASI terdiri dari : Sakramen Baptis, Penguatan dan Ekaristi adalah sakramen

dasar kehidupan Kristen; dilahirkan kembali oleh Pembaptis, diteguhkan/didewasakan melalui

Penguatan dan dikuatkan oleh roti kehidupan dalam Ekaristi. Sakramen ini mengantar kita

menjadi persekutuan penuh dengan Allah Tritunggal. 

2. Sakramen PENYEMBUHAN terdiri dari : Sakramen Pengakuan dosa dan Pengurapan orang

sakit (perminyakan).

Page | 8

3. Sakramen PANGGILAN terdiri dari : Sakramen Imamat dan Perkawinan.

Banyak orang Protestan mengatakan dan percaya bahwa baptis hanyalah sebuah simbol.

Dalam Gereja Katolik Baptisan tidak hanya sebagai simbol tetapi adalah sebuah sakramen.

Baptisan (menurut Gereja Katolik) membuat kita lahir baru. Dasar kitab suci dari ajaran tentang

baptis ini cukup banyak antara lain:

- Yohanes 3:5 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air

dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah" pada ayat ini Yesus menekankan

pentingnya Baptis sebagai jalan untuk masuk dalam Kerajaan Allah.

- Kisah Para Rasul 2:38 St. Petrus mengatakan "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-

masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka

kamu akan menerima karunia Roh Kudus."

- Titus 3:5 "pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang

telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh

pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus".

- Kisah Para Rasul 22:16 "Dan sekarang, mengapa engkau masih ragu-ragu? Bangunlah,

berilah dirimu dibaptis dan dosa-dosamu disucikan sambil berseru kepada nama Tuhan!"

Dengan kata-kata ini, Juru Selamat kita telah menyatakan pentingnya Sakramen Baptis

sebagai langkah awal untuk keselamatan kita. Gereja Katolik yang didirikan oleh Santo Petrus

telah membaptis dalam Nama Tritunggal yang Mahakudus sejak didirikan 2000 tahun yang lalu:

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama

Bapa dan Anak dan Roh Kudus." Matius 28:19.

Melalui Sakramen Baptis, kita dibebaskan dari dosa asal (dosa Adam dan Hawa, juga

bisa berarti dosa orang tua). Penghormatan kita berasal dari Baptis di Gereja Katolik pertama

yang didirikan oleh Santo Petrus, karena baptis merupakan langkah awal untuk keselamatan

(Yohanes 3:3-5). Yesus membebaskan kita dengan pengorbanan-Nya di Kayu Salib: "Inilah Dia

yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi

dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah

kebenaran" 1 Yohanes 5:6.

Yesus datang tidak hanya untuk menghapuskan dosa kita dengan air pembaptisan, dengan

darah Yesus sendiri, keselamatan kita juga dimenangkan dengan penyaliban Yesus. Melalu

Page | 9

kematian Yesus, Ia menghapuskan kematian kita, dan dengan kebangkitan Yesus dari alam maut,

dia membangkitkan kita kembali.

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah

dibaptis dalam kematian-Nya?. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan

Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara

orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru." Roma

6:3-4. Karenanya Sakramen Baptis menyatukan kita dengan Kristus, hubungan spiritual yang

kekal. Orang yang dibaptis dipenuhi dengan kehidupan yang kekal dan semua dosanya

diampuni.

Baptis di Perjanjian Lama :

"Dan aku akan menuangkan air ke atasmu, dan engkau akan dibersihkan dari segala

kekotoranmu..." Yehezkiel 36:25. Baptis oleh Santo Yohanes Pembaptis adalah perkenalan, dia

meratakan jalan untuk kedatangan Kristus dengan membaptis dengan air, Yesus akan membaptis

dengan Roh Kudus. "Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang

datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan

kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api."  Matius 3:11.

Dengan dibaptis dengan air dan roh, kita menjadi umat Kristen, anak Allah, serupa

dengan Kristus dan anggota dari Gereja Kudus Kristus. Sakramen Baptis memberi kita hidup

baru / lahir kembali (Yohanes 3:3-5). Seperti kelahiran alami kita memberi kita kehidupan

sebagai manusia , demikian juga kelahiran kembali kita memberi kita kehidupan penuh rahmat

dan membuat kita sebagai anak-anak Allah. Setelah dibaptis, tubuh kita menjadi gereja Allah,

kita menjadi satu dengan Yesus Kristus.

Sakramen Baptis adalah Sakramen pertama yang diadakan oleh Yesus sendiri (Yohanes

14:6) dan diterapkan oleh rasul-rasulnya dan murid-muridnya. Sakramen Baptis adalah langkah

awal yang harus dipenuhi oleh semua orang Kristen untuk menjadi Katolik.

Page | 10

Bab III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian

Baptis berasal dari kata Yunani

“baptizein” yang berarti mencelup.

Pencelupan ke dalam air melambangkan

“dimakamkannya” katekumen ke dalam

kematian Kristus, dari mana ia keluar

melalui kebangkitan bersama Dia menjadi

ciptaan baru (2 Korintus 5:17, Galatia

6:15). Sakramen Baptis adalah rahmat

Allah yang membuat kita lahir / hidup baru melalui pencurahan Roh Kudus (Roma 6:3-4).

Merupakan sakrame n pertama dan utama, untuk menerima sakramen-sakramen yang lainnya.

Orang yang dibaptis, setelah menerima terang (Ibrani 10:32)   malah menjadi terang itu

sendiri (Efesus 5:8). Jika kita terus mempertahankan rahmat itu dengan hidup kudus, menolak

dosa dan segala keinginan berbuat dosa, dan terus tinggal di dalam Tuhan, maka kita bertumbuh

dan berjalan menuju kepenuhan janji keselamatan itu. Singkatnya, agar kita diselamatkan, kita

yang sudah dibaptis harus hidup sesuai dengan janji Pembaptisan kita.

Pembaptisan adalah sakramen pertama dan mendasar dalam inisiasi Kristiani. Sakramen ini

dilayankan dengan cara menyelamkan si penerima ke dalam air atau dengan mencurahkan (tidak

sekedar memercikkan) air ke atas kepala si penerima "dalam nama Bapa dan Putera dan Roh

Kudus " (Matius 28:19). Pelayan sakramen ini biasanya seorang uskup atau imam, atau (dalam

Gereja Latin, namun tidak demikian halnya dalam Gereja Timur) seorang diakon.

Page | 11

Sumber: antarafoto.com

3.2 Rahmat Sakramen Baptis

Pembaptisan adalah anugerah Allah yang paling indah dan paling mulia. Ia adalah anugerah,

karena ia diberikan pada mereka yang tidak membawa apa-apa, rahmat, karena ia malah

diberikan pada orang yang bersalah, pengurapan, karena ia adalah kudus dan rajawi,

pembaptisan, karena dosa dikuburkan dalam air, busana, karena ia menutupi noda-noda kita,

permandian karena ia membersihkan kita, meterai, karena ia melindungi kita dan merupakan

tanda kekuasaan Allah.

Menerima pengampunan dosa. Oleh pembaptisan, diampunilah semua dosa, dosa asal dan

semua dosa pribadi serta siksa-siksa dosa, tidak tersisa apapun yang dapat menghalangi mereka

untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Ahli waris /martabat anak Allah, satu ciptaan baru.

Pembaptisan tidak hanya membersihkan dari semua dosa, tetapi serentak menjadikan orang yang

dibaptis suatu ‘ciptaan baru’ (2 Korintus 5:17), seorang anak angkat Allah, ia ‘mengambil bagian

dalam kodrat ilahi’ (2 Petrus 1:4), adalah anggota Kristus, ‘ahli waris’ bersama Dia (Roma 8:17)

dan kenisah Roh Kudus.

Digabungkan ke dalam Gereja, Tubuh Kristus. Pembaptisan mengakibatkan tanggung jawab

dan kewajiban untuk ikut serta dalam tugas-tugas Gereja, juga membawa hak-hak yang sama

dalam Gereja: hak untuk menerima sakramen-sakramen, dikuatkan oleh Sabda Allah dan

ditopang bantuan rohani Gereja lainnya. (Efesus 3:4, Galatia 3:27)

Meterai Rohani yang tak terhapus. Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus,

karena melalui pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus. Pembaptisan menandai warga

Kristen dengan satu meterai rohani yang tidak terhapus, oleh dosa manapun. Meterai

pembaptisan menyanggupkan dan mewajibkan orang kristen, agar melayani Allah dengan

mengambil bagian secara aktif dalam liturgi Gereja yang kudus dan menjalankan imamat semua

orang kristen melalui kesaksian hidup kudus dan cinta penuh semangat.

Page | 12

3.3 Tahap Inisiasi Katolik

Upacara inisiasi baptis dilaksanakan dalam 4 masa dan 3 tahap, yaitu:

1. Masa pra-katekumenat/simpatisan

menjadi Katekumen. Masa pemurnian

motivasi calon, dituntut pertobatan

dan iman.

2. Masa Katekumen menjadi Calon

Baptis. Masa perkembangan iman

calon baptis, merupakan masa

pengajaran dan pembinaan iman.

3. Masa persiapan terakhir. Masa khusus untuk mempersiapkan diri menerima sakramen-

sakramen inisiasi, yang diakhiri dengan tahap ketiga, yaitu upacata penerimaan sakramen

inisiasi/baptis.

4. Masa Mistagogi. Masa pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima sakramen

inisiasi.

Sesudah dibaptis, para baptisan baru menerima/mengalami masa pembinaaan iman sebagai

baptisan baru yang disebut mistagogi. Untuk dibaptis, seseorang harus percaya dan beriman

kepada Kristus. Percaya kepada Kristus berarti hidup sesuai dengan ajaran Kristus dalam

kehidupan sehari-hari. Melalui sakramen baptis sesorang dilahirkan kembali dalam air dan Roh.

Lilin menyala yang diterima oleh baptisan baru dalam upacara sakramen baptis merupakan

lambang baptisan baru yang sudah diterangi oleh Kristus dan harus senantiasa berusaha hidup

dalam terang Kristus.

3.4 Aspek Simbolis

Sakramen memiliki 3 aspek simbolis, yaitu:

1. Aspek antropologis adalah aspek yang berhubungan dengan sifat manusiawi atau

kemanusiaan manusia. Dalam setiap sakramen ada materi (tanda/perbuatan) dan forma

(kata) yang dapat dipahami(atau diindera) manusia. Dalam hal ini sakramen baptis

Page | 13

mencakup materi air dan forma yang digunakan adalah “Aku membaptis kamu dalam

nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus”.

2. Aspek kristologis adalah aspek yang bersumber pada Kristus sebagai asal dari semua

sakramen karena Kristus adalah Sakramen Dasar.

3. Aspek Eklesiologis adalah aspek yang berhubungan dengan Gereja sebagai pelaksana

sakramen berdasarkan perintah Kristus, dan sebagai jemaat.

Unsur-unsur Liturgi

Unsur-unsur liturgi yang terdapat di dalam sakramen baptis adalah:

1. Kristus, Kepala Gereja (Tubuh Mistik Kristus): Kristus (Tubuh Mistik Kristus) termasuk

dalam Sakramen Baptis karena dalam sakramen ini terlibat peran umat yang hadir, Uskup

atau Imam atau diakon.

2. Manusia: Dalam Sakramen Baptis tentu terdapat manusia sebagai penerima baptis, Uskup

sebagai yg memberi sakramen, dan Romo atau Imam yang mendampingi. Disitu mungkin

juga ada misdinar yang membantu juga beserta dengan wali baptis. Jika Uskup

berhalangan maka yang memberi sakramen adalah vikjen.

3. Tindakan manusia : Pada Sakramen Baptis terdapat beberapa tindakan yang dilakukan.

Yang pertama adalah menuangkan air suci ke dahi penerima baptis, yaitu Uskup

menuangkan air suci dari bejana baptis di dahi yang menerima. Yang kedua adalah

membacakan janji baptis. Uskup membacakan janji baptis dan mengurapi dengan

minyak. Kemudian, menyerahkan kain baptis kepada penerima baptis.

4. Benda-benda non-manusiawi : Dalam Sakramen Baptis terdapat benda-benda non

manusiawi. Antara lain adalah bejana baptis yang digunakan untuk menuangkan air suci,

lilin baptis, air suci, minyak yang digunakan untuk mengurapi, dan kain baptis.

5. Pakaian dan warna liturgi : Jenis pakaian yang digunakan oleh Uskup dan Romo atau

Pastur adalah kasula. Dan pakaian putih-putih yang wajib dikenakan oleh yg menerima

sakramen baptis.

Page | 14

6. Ruang dan waktu : Tempat pelaksanaan sakramen krisma dilakukan di sisi altar dekat

bejana baptis. Waktunya dilakukan adalah setelah homili pada perayaan ekaristi.

7. Musik pengiring : Musik atau lagu yang dinyanyikan oleh koor ketika sakramen baptis

berlangsung biasanya bertemakan hidup baru.

Struktur Liturgi

Struktur liturgi yang terdapat dalam sakramen baptis adalah:

1. Dialogis, yang meliputi anabatis dan katabatis. Anabatis yaitu ketika mengucapkan janji

baptis. Dan katabatis ketika Romo mengucapkan forma “ Aku membaptis kamu dalam

nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus.”

2. Anamnesis, adalah kenangan akan peristiwa. Yang termasuk anamnesis dalam sakramen

baptis adalah pada saat Uskup menuangkan air suci dari bejana baptis ke dahi penerima

baptis.

3. Epiklesis, adalah memohon turunnya Roh Kudus. Yang termasuk dalam epiklesis dalam

sakramen baptis adalah seruan dan permohonan agar Allah berkenan mengutus Roh

Kudus guna menguduskan pribadi baru tersebut.

4. Simbolis, adalah simbol dari sakramen baptis yang adalah sakramen pintu gerbang. Yaitu

pada saat penuangan air suci ke dahi penerima baptis dan mengurapinya dengan minyak.

3.5 Lambang yang Digunakan

Lambang yang digunakan dalam upacara penerimaan sakramen

baptis :

1. Lambang pembersihan, tanda kelahiran baru : Air. Dalam

upacara disebutkan “[nama] aku membaptis engkau dalam

nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”.

Page | 15

2. Lambang martabat baru/manusia baru yang mengenakan Kristus (Galatia 3:27) : Kain

Putih. Dalam upacara disebutkan “Kenakanlah Kristus dan jagalah kekudusanmu sampai

pada kedatangan Kristus”(atau rumus serupa)

3. Lambang Kristus Cahaya Dunia : Lilin menyala. Dalam upacara disebutkan “Kamu

adalah terang dunia dan jagalah terangmu supaya tetap menyala sampai pada kehidupan

yang kekal” (atau rumus serupa).

Dalam menerima Sakramen Baptis, dibutuhkan Wali baptis, dia seorang ‘penjamin’ (yang

kenal & ditunjuk oleh calon baptis), yang merupakan seorang saksi iman yang dapat diandalkan.

Wali baptis ikut bertanggung jawab supaya rahmat pembaptisan dapat berkembang. Mereka

harus mampu dan siap memberi teladan, membimbing dan mendampingi anak baptisnya pada

jalan kehidupan Kristen.

3.8 Saat Menerima Sakramen Baptis

1. Pembaptisan orang dewasa : dilakukan setelah yang

bersangkutan mengikuti masa katekumenat yang cukup,

untuk mempersiapkan mereka untuk menerima Rahmat

Allah dalam Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi,

membantu katekumen untuk memberi jawaban kepada

tawaran keselamatan ilahi, untuk mematangkan pertobatan

dan imannya dalam kesatuan dengan persekutuan Gereja.

(bdk AG.14)

2. Pembaptisan anak-anak : dilakukan supaya anak-anak yang

dilahirkan dengan kodrat manusia

yang jatuh dan dinodai dosa asal

dibebaskan menjadi anak-anak

Allah. Gereja dan orang tua akan

menghalangi anak-anaknya

Page | 16Sumber: Google

Sumber: antarafoto.com

Sumber: Google

memperoleh rahmat tak ternilai menjadi anak Allah, kalau mereka tidak dengan segera

membaptisnya sesudah kelahiran.

3. Pembaptisan darurat : dilakukan dalam

keadaan seseorang dalam bahaya mati.

Bila seseorang telah menyatakan

kepercayaannya pada Yesus dan bersedia

menjadi anggota Gereja, tapi karena alasan

tertentu belum dapat mengikut kelas

pembelajaran katekumenat, padahal dalam

hidupnya ia telah menunjukan tanda-tanda

iman pada Kristus Yesus, bila ia dalam bahaya kematian maka seseorang yang telah

dibaptis dapat menerimakan sakramen baptis dengan memperhatikan/mempergunakan

materia dan forma yang diajarkan oleh Gereja. Pembaptisan ini sah dan kemudian harus

didaftarkan di paroki setempat. Bila keadaan memungkinkan, dapat juga dilanjutkan

dengan penerimaan Sakramen Krisma, Ekaristi dan Perminyakan suci oleh pastor yang

dapat dihubungi.

3.9 Buah atau Rahmat Sakramen Baptis

Buah atau rahmat yang terdapat dalam sakramen baptis meliputi:

1. Mendapat pengampunan dari segala dosa, baik dosa asal maupun dosa yang dibuatnya.

2. Menjadi ciptaan baru dan dilantik menjadi anak Allah.

3. Memperoleh rahmat pengudusan yang:

- membuatnya sanggup semakin percaya kepada Allah, berharap kepada-Nya, dan mencintai-

Nya.

- membuatnya hidup di bawah bimbingan dan dorongan Roh Kudus.

- membuatnya sanggup bertumbuh dalam kebaikan

Page | 17

Sumber:Dokumen Rumah Sakit St. Carolus

- digabungkan menjadi anggota Gereja, sebagai bagian dari Tubuh Mistik Kristus.

- dimeteraikan secara kekal dalam sebuah meterai rohani yang tak terhapuskan, sebagai bagian

dari Kristus.

3.10 Jenis-jenis Baptisan

Jenis-jenis baptisan:

a. Baptisan bayi : baptisan yang diterima saat masih bayi.

b. Baptisan dewasa : baptisan yang diterima saat sudah dewasa.

c. Baptisan rindu : saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja Katolik,

menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal. Maka ia sudah

menerima baptisan rindu.

d. Baptisan darah : saat seseorang ingin dibaptis dan ingin menjadi anggota Gereja Katolik,

menjalani masa katekumenat namun sebelum dibaptis, ia sudah meninggal karena membela

imannya.

3.11 Perbedaan Baptisan Yesus dan Baptisan Kita

Kitab Suci pernah menceritakan bahwa Yesus

dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes

pembabptis. Baptisan Yesus dan baptisan yang

kita terima tidak sama. Baptisan kita adalah

baptisan pertobatan sedangkan baptisan Yesus

adalah bentuk solidaritas Yesus dengan manusia

yang selalu berdosa. Yesus tidak membutuhkan

pertobatan, karena Yesus adalah Allah yang

menjadi manusia (sama dalam segala hal dengan manusia kecuali dalam hal dosa).

Pembaptisan adalah sakramen pertama dan mendasar dalam inisiasi Kristiani. Sakramen ini

dilayankan dengan cara menyelamkan si penerima ke dalam air atau dengan mencurahkan (tidak

Page | 18

Sumber: Google

sekedar memercikkan) air ke atas kepala si penerima "dalam nama Bapa dan Putera dan Roh

Kudus " (Matius 28:19). Pelayan sakramen ini biasanya seorang uskup atau imam, atau (dalam

Gereja Latin, namun tidak demikian halnya dalam Gereja Timur) seorang diakon. Dalam

keadaan darurat, siapapun yang berniat untuk melakukan apa yang dilakukan Gereja, bahkan jika

orang itu bukanlah seorang Kristiani, dapat membaptis. Pembaptisan membebaskan penerimanya

dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan dari hukuman akibat dosa-dosa tersebut, dan

membuat orang yang dibaptis itu mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui

"rahmat yang menguduskan" (rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang

bersangkutan dengan Kristus dan Gereja-Nya). Pembaptisan juga membuat penerimanya

mengambil bagian dalam imamat Kristus dan merupakan landasan komuni (persekutuan) antar

semua orang Kristen. Pembaptisan menganugerahkan kebajikan-kebajikan "teologis" (iman,

harapan dan kasih) dan karunia-karunia Roh Kudus. Sakramen ini menandai penerimanya

dengan suatu meterai rohani yang berarti orang tersebut secara permanen telah menjadi milik

Kristus.

Page | 19

Bab IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kami menyimpulkan bahwa dari ketujuh sakramen tersebut, sakramen baptis diyakini

menjadi salah satu sakramen yang menentukkan keberadaan orang-orang beriman Katolik.

Sakramen inilah yang menjadikan orang menjadi anggota Gereja Katolik dan boleh masuk di

dalamnya serta menikmatii segala anugerah keselamatan yang disediakannya. Itulah sebabnya,

sakramen baptis selalu ditempatkan di awal dari ketujuh sakramen yang ada sebab sakramen ini

dipahami sebagai pintu gerbang bagi sakramen-sakramen lain, yang perlu untuk keselamatan.

Dan Unsur-unsur liturgi yang terdapat di dalam sakramen baptis adalah:

1. Kristus, Kepala Gereja (Tubuh Mistik Kristus): Kristus (Tubuh Mistik Kristus)

termasuk dalam Sakramen Baptis karena dalam sakramen ini terlibat peran umat yang

hadir, Uskup atau Imam atau diakon.

2. Manusia: Dalam Sakramen Baptis tentu terdapat manusia sebagai penerima baptis,

Uskup sebagai yg memberi sakramen, dan Romo atau Imam yang mendampingi.

Disitu mungkin juga ada misdinar yang membantu juga beserta dengan wali baptis.

Jika Uskup berhalangan maka yang memberi sakramen adalah vikjen.

3. Tindakan manusia : Pada Sakramen Baptis terdapat beberapa tindakan yang

dilakukan. Yang pertama adalah menuangkan air suci ke dahi penerima baptis, yaitu

Uskup menuangkan air suci dari bejana baptis di dahi yang menerima. Yang kedua

adalah membacakan janji baptis. Uskup membacakan janji baptis dan mengurapi

dengan minyak. Kemudian, menyerahkan kain baptis kepada penerima baptis.

4. Benda-benda non-manusiawi : Dalam Sakramen Baptis terdapat benda-benda non

manusiawi. Antara lain adalah bejana baptis yang digunakan untuk menuangkan air

suci, lilin baptis, air suci, minyak yang digunakan untuk mengurapi, dan kain baptis.

5. Pakaian dan warna liturgi : Jenis pakaian yang digunakan oleh Uskup dan Romo atau

Pastur adalah kasula. Dan pakaian putih-putih yang wajib dikenakan oleh yg

menerima sakramen baptis.

Page | 20

6. Ruang dan waktu : Tempat pelaksanaan sakramen krisma dilakukan di sisi altar dekat

bejana baptis. Waktunya dilakukan adalah setelah homili pada perayaan ekaristi.

7. Musik pengiring : Musik atau lagu yang dinyanyikan oleh koor ketika sakramen

baptis berlangsung biasanya bertemakan hidup baru.

Serta, struktur liturgi yang terdapat dalam sakramen baptis adalah:

1. Dialogis, yang meliputi anabatis dan katabatis. Anabatis yaitu ketika mengucapkan janji

baptis. Dan katabatis ketika Romo mengucapkan forma “ Aku membaptis kamu dalam

nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus.”

2. Anamnesis, adalah kenangan akan peristiwa. Yang termasuk anamnesis dalam sakramen

baptis adalah pada saat Uskup menuangkan air suci dari bejana baptis ke dahi penerima

baptis.

3. Epiklesis, adalah memohon turunnya Roh Kudus. Yang termasuk dalam epiklesis dalam

sakramen baptis adalah seruan dan permohonan agar Allah berkenan mengutus Roh

Kudus guna menguduskan pribadi baru tersebut.

4. Simbolis, adalah simbol dari sakramen baptis yang adalah sakramen pintu gerbang. Yaitu

pada saat penuangan air suci ke dahi penerima baptis dan mengurapinya dengan minyak.

Page | 21

DAFTAR PUSTAKA

- http://cristha-paramita.blogspot.com/2008/07/sakramen-permandian.html

- http://id.wikipedia.org/wiki/Pembaptisan

- http://id.wikipedia.org/wiki/Sakramen_(Katolik)

- http://ignatius-magelang.info/mainmessage.php?category=6

- http://katolisitas.org

- http://kloter2000.blogspot.com/2010/11/baptisan-menurut-gereja-katolik.html

- http://psbobby.wordpress.com/2008/04/24/apakah-baptisan-selam-alkitabiah/

- http://programkatekese.blogspot.com/2010/06/tema-xxi-makna-sakramen-dan-sakramen.html

Page | 22

LAMPIRAN

Page | 23


Top Related