Transcript
Page 1: Makalah -morbili-makalah.doc

MAKALAHMorbili

Oleh:Ririn OctariniRini MarniatiRedo Desra

Dosen Pembimbing :Ns. Ramaita, S.Kep

PRODI S1 KEPERAWATANSTIKES PIALA SAKTI

PARIAMAN

Page 2: Makalah -morbili-makalah.doc

2015BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan fenomena yang kompleks. Seperti yang

didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),kesehatan adalah

suatu keadaan sejahtera fisik,mental dan social yang komplet dan bukan

semata-mata terbebas dari penyakit. Selain definisi luas ini, kesehatan secara

tradisional dinilai dengan memperhatikan mortalitas(kematian) dan

morbiditas(kesakitan) selama periode tertentu. Oleh karena itu, keseimbangan

antara kesejahteraan fisik,mental dan social serta keberadaan penyakit

menjadi indicator utama kesehatan. Dalam rangka menuju masyarakat yang

adil dan makmur maka pembangunan dilakukan disegala bidang.

Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian integral dari

penbangunan nasional yamg secara keseluruhannya perlu digalakkan pula.

Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain

disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat

menwujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Selanjutnya

pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam

kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan

pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar

pembangunan nasional.

Anak adalah anggota unit keluarga yang sangat penting. Anak-anak

bukan orang dewasa kecil,namun individu khusus dengan pikiran, tubuh, dan

kebutuhan yang unik. Banyak hal yang mengakibatkan masalah kesehatan

pada anak. Misalnya saja pada penyakit Morbili. Morbili dalam bahasa

latinnya disebut rubeolla. Sementara dalam bahasa Inggris adalah measles.

Tampek merupakan bahasa Jawa namun istilah Indonesianya adalah campak.

1

Page 3: Makalah -morbili-makalah.doc

Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium ,

yaitu stadium prodormal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisnsi,

yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik.

Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan

gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan ,

scarlet,pembesaran nyeri limpa nadi. Makalah ini akan menjelaskan Asuhan

Keperawatan pada Anak dengan penyakit Morbili.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam makalah

ini yakni :

Apakah yang dimaksut dengan morbili itu ?

1. Bagaimanakah etiologi penyakit morbili ?

2. Bagaimanakah epidemiologi dari penyakit morbili?

3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit morbili?

4. Jelaskan manifestasi klinis dari penyakit morbili ?

5. Apa sajakah komplikasi dari penyakit morbili ?

6. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak penderita morbili?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui definisi dari penyakit morbili;

2. untuk mengetahui etiologi dari penyakit morbili;

3. untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit morbili;

4. untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit morbili;

5. untuk mengtahui manifestasi klinis dari penyakit morbili;

6. untuk mengetahui komplikasi dari penyakit morbili;

7. untuk mengatahui asuhan keperawatan pada anak penderita penyakit

morbili.

2

Page 4: Makalah -morbili-makalah.doc

1.4 Manfaat

1. dapat mengetahui pengertian penyakit morbili;

2. dapat mengetahui etiologi dari penyakit morbili;

3. dapat mengetahui epidemiologi dari penyakit morbili;

4. dapat mengetahui patofisiologi dari penyakit morbili;

5. dapat mengetahui manifestasi klinis dari penyakit morbili;

6. dapat mengetahui apa saja komplikasi penyakit morbili;

7. dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak penderita morbili.

3

Page 5: Makalah -morbili-makalah.doc

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3

stadium, yaitu stadium prodormal (kataral), stadium erupsi dan stadium

konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan

bercak koplik. (Ilmu Kesehatan Anak edisi 2 th 1991.FKUI)

Morbili adalah penyakit anak yang menular yang lazim biasanya

ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak

ringan atau demam,scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi. (Ilmu

Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000)

2.2 Etiologi

Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret

nasofaring dan darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul

bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk family

Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara penularannya dengan droplet

infeksi.

2.3 Epidemiologi

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian

menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang

pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui

plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan

mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita

menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan

akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I,II atau III

maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan

atau seorang anak dengan BBLR atau lahir mati atau anak yang kemudian

meninggal sebelum usia 1 tahun.

4

Page 6: Makalah -morbili-makalah.doc

2.4 Patofisiologi

a. Pathway umum

b. Pirogenik :

Droplet Infection (virus masuk)

Virus memasuki aliran darah

Sampai dan mempengaruhi termostat dalam hipotalamus

Titik setel termostat meningkat

Suhu tubuh meningkat

Hipertermia (masalah kep: gangguan rasa nyaman: hipertermi yang dirasakan)

pengaruhi nervus vagus pusat

masuk ke pusat muntah di medula oblongata.

- anorexia

- malaise

c. Koplik`s spot

Ploriferasi sel-sel endotel kalpiler di dalam korium

Terjadi eksudasi serum dan kadang-kadang

eritrsit dalam epidermis → Rash/ ruam kulit

Di konjunctiva terjadi reaksi peradangan umum → Konjuctivitis

5

Page 7: Makalah -morbili-makalah.doc

d. Sal. Cerna

Hiperplasi jaringan limfoid terutama pada

usus buntu mukosa usus teriritasi

kecepatan sekresi bertambah

pergerakan usus meningkat diare

2.5 Manifestasi klinis

Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20

hari dan kemidian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium yaitu:

a. Stadium kataral (prodormal)

Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh

demam ringan hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan

konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum

timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili,

tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu,

sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya dimukosa

bukalis berhadapan dengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak

teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula

ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula

lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam

waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena

diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni.

Gambaran darah tepinya berupa limfositosis dan leukopenia.

b. Stadium erupsi

Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah

dipalatum durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk

makula papula disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul

dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan

bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada

6

Page 8: Makalah -morbili-makalah.doc

kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah

bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat

sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari

morbili yang biasa ini adalah “Black Measles” yaitu morbili yang disertai

perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.

c. Stadium konvalesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua

(hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada

anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi

ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit

lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa

hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada

komplikasi

2.6 Komplikasi

Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat inveksi virus Morbili yaitu;

a. Otitis media akut

b. Pneumonia / bronkopneumoni

c. Encefalitis

d. Bronkiolitis

e. Laringitis obstruksi dan laringotrakhetis

2.7 Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Berkikut ini adalah hal-hal yang harus dikaji dalam pemeriksaan

pasien dengan kasus Morbili, antara lain:

a. Identitas diri

b. Riwayat Imunisasi

c. Kontak dengan orang yang terinfeksi

d. Pemeriksaan Fisik :

1) Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia

2) Kepala : sakit kepala

7

Page 9: Makalah -morbili-makalah.doc

3) Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza,

perdarahan hidung pada stadium erupsi.

4) Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut

terasa pahit.

5) Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam

makuler pada leher, muka, lengan dan kaki (pada stad.

Konvalensi), evitema, panas (demam).

6) Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing,

renchi, sputum

7) Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir.

8) Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare

9) Status Nutrisi : intake – output makanan, nafsu makanan

e. Keadaan Umum : Kesadaran, TTV

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien

dengan kasus Morbili adalah:

a. Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh

b. Resiko kurang volume cairan

c. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

d. Resiko terjadi gangguan pola nafas

e. Gangguan persepsi sensori

f. Gangguan integritas kulit

g. Gangguan istirahat tidur

h. Intoleransi aktivitas

3. Perencanaan

Adapun hal-hal yang perlu dirumuskan dalam menyusun

perencanaan untuk menangani masalah keperawatan pada pasien

Morbili yaitu:

a. Diagnosa keperawatan 1

Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses

inflamasi

8

Page 10: Makalah -morbili-makalah.doc

Data Subjektif :

1) Pasien mengeluh pusing

2) Pasien mengeluh panas

Data Objektif :

1) Suhu tubuh > 37,4

2) Pasien tampak gelisah

3) Mukosa mulut kering

4) Keringat berlebihan

5) Frekuensi pernafasan meningkat

6) Kejang

7) Takikardi

8) Kulit terasa panas

Tujuan :

1) Suhu tubuh normal dalam jangka waktu…

Kriteria Hasil :

1) Suhu tubuh 36,6 – 37,4 0 C

2) Bibir lembab

3) Nadi normal

4) Kulit tidak terasa panas

5) Tidak ada gangguan neurologis ( kejang )

6) Aktivitas sisi kemampuan

Rencana Tindakan :

1) Identifikasi penyebab atau factor yang dapat menimbulkan

peningkatan suhu tubuh: dehidrasi, infeksi, efek obat,

hipertiroid.

2) Observasi fungsi neurologis : status mental, reaksi terhadap

stimulasi dan reaksi pupil.

3) Observasi cairan masuk dan keluar, hitung balance cairan

4) Observasi tanda kejang mendadak

5) Beri cairan sesuai kebutuhan bila tidak kontraindikasi

6) erikan kompres air hangat

9

Page 11: Makalah -morbili-makalah.doc

7) Berikan cairan dan karbohidrat yang cukup untuk

meningkatkan hipermetabolisme akibat peningkatan suhu.

8) Anjurkan pasien untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan

bila suhu naik / bedrest total.

9) Anjurkan dan bantu pasien menggunakan pakaian yang mudah

menyerap keringat.

10) Kolaborasi: Pemberian anti piretik, pemberian anti biotic,

pemeriksaan penunjang

b. Diagnosa Keperawatan 2

Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan

dengan kehilangan sekunder terhadap demam.

Data Subjektif :

1) Pasien mengeluh haus

2) Pasien mengeluh lemah

3) Pasien mengeluh mencret ….x/hr

4) Pasien mengeluh muntah …x/hr

Data Objektif :

1) TD…mmttg, N..x/mnt, S.. 0 C, RR…x/mnt

2) Turgor kulit jelek, kulit kering

3) Perubahan produksi urine…cc/ 24 jam

4) Penurunan pengisian vena ( capillary refill )

5) Volume dan tekanan nadi menurun

6) Denyut nadi meningkat

7) Demam, bibir kering, mata cekung, akral dingin.

Tujuan :

1) Tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuh dalam jangka

waktu ….

Kriteria Hasil :

1) Turgor baik

2) Produksi urine …cc/jam <0,5 – 1 cc/kg BB/jam

3) Kulit lembab

4) TTV dalam batas normal

10

Page 12: Makalah -morbili-makalah.doc

5) Mukosa mulut lembab

6) Cairan masuk dan keluar seimbang

7) Tidak pusing pada perubahan posisi

8) Hb, Ht, dalam batas normal

Rencana Tindakan :

1) Observasi penyebab kekurangan cairan : muntah, diare,

kesulitan menelan, kekurangan darah aktif, diuretic, depresi,

kelelahan

2) Observasi TNSR…

3) Observasi tanda – tanda dehidrasi

4) Observasi keadaan turgon kulit, kelembaban, membran mukosa

5) Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan bila kekurangan

cairan terjadi secara mendadak, ukur produksi urine setiap jam,

berat jenis dan observasi warna urine.

6) Catat dan ukur jumlah dan jenis cairan masuk dan keluar per….

7) Perhatikan : cairan yang masuk, kecepatan tetesan untuk

mencegah edema paru, dispneu, bila pasien terpasang infus

8) Timbang BB setiap hari

9) Pertahankan bedrest selama fase akut

10) Ajarkan tentang masukan cairan yang adekuat, tanda serta cara

mengatasi kurang cairan

11) Kolaborasi : pemberian cairan parenteral sesuai indikasi,

pemberian obat sesuai indikasi, observasi kadar elektronik,

Hb,Ht

c. Diagnosa Keperawatan 3

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Asupan

makanan yang kurang

Data Subjektif :

1) Pasien mengatakan mual

2) Pasien mengatakan tidak nafsu makan

3) Pasien mengatakan susah makan

11

Page 13: Makalah -morbili-makalah.doc

Data Objektif :

1) Bising usus….x/mnt

2) Mukosa mulut kering

3) Vomitus ….cc

4) Porsi makan : …..porsi

5) Hb …., Albumin…..Konjungtiva dan selaput lendir pucat

6) Terdapat bercak – bercak merah pada mukosa mulut

Tujuan :

1) Pasien dapat memperbaiki status gizi (nutrisi ) dalam jangka

waktu

Kriteria Hasil :

1) BB meningkat

2) Mual berkurang / hilang

3) Tidak ada muntah

4) Pasien menghabiskan makan 1 porsi

5) Nafsu makan meningkat

6) Pasien menyebutkan manfaat nutrisi

7) Pasien mengungkapkan kesediaan mematuhi diit

8) Tidak ada tanda – tanda malnutrisi

9) Nilai Hb, Protein dalam batas normal

Rencana Tindakan :

1) Kaji pola makan pasien

2) Observasi mual dan muntah

3) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat untuk kesembuhan

4) Kaji kemampuan untuk mengunyah dan menelan

5) Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan atau hilangnya

bising usus.

6) Beri posisi semi fowler / fowler saat makan

7) Identifikasi factor pencetus mual , muntah , diare, nyeri

abdomen

8) Kaji makanan yang disukai dan tidak disukai sesuai diit

9) Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik

12

Page 14: Makalah -morbili-makalah.doc

10) Bantu pasien untuk makan , catat jumlah makanan yang masuk

11) Hindari makanan dan minuman yang merangsang

12) Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.

13) Kolaborasi : Penatalaksanaan diit yang sesuai ( dengan ahli

gizi), Pemberian nutrisi parenteral, Pemberian anti emetic,

Pemberian multivitamin, cara pemberian makanan tambahan.

Berikut ini merupakan intervensi yang dapat dilakukan dalam

upaya pencegahan anak akibat infeksi virus Morbili.

a. Imunusasi aktif

Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak

hidup yang telah dilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali

digunakan adalah Strain Edmonston B. Pelemahan berikutnya dari

Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan dan

pemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut

diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang

berlangsung lama.

Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut

mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar

vaksinasi campak rutin tidak dapat dilakukan sebelum bayi berusia

15 bulan karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak

dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi

dari ibu. Pada suatu komunitas dimana campak terdapat secara

endemis, imunisasi dapat diberikan ketika bayi berusia 12 bulan.

b. Imunusasi pasif

Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang

dikumpulkan, serum stadium penyembuhan yang dikumpulkan,

globulin placenta (gama globulin plasma) yang dikumpulkan dapat

memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau melemahkan

campak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin

dengan dosis 0,25 ml/kg BB secara IM dan diberikan selama 5 hari

setelah pemaparan atau sesegera mungkin.

13

Page 15: Makalah -morbili-makalah.doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Morbili adalah penyakit anak yang menular yang lazim biasanya

ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak

ringan atau demam,scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi. Penyebabnya

adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama

masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini

berupa virus RNA yang termasuk family Paramiksoviridae, genus

Morbilivirus. Cara penularannya dengan droplet infeksi.

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian

menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bila seseorang wanita menderita

morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan

mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I,II atau III maka

ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau

seorang anak dengan BBLR atau lahir mati atau anak yang kemudian

meninggal sebelum usia 1 tahun.

Masa inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari

yang dibagi dalam 3 stadium yaitu, Stadium kataral (prodormal), Stadium

erupsi, Stadium konvalesensi. Adapun komplikasi yang dapat terjadi akibat

inveksi virus Morbili yaitu, Otitis media akut, Pneumonia, Encefalitis,

Bronkiolitis, Laringitis obstruksi dan laringotrakhetis. Diagnosa keperawatan

yang mungkin muncul pada pasien dengan kasus Morbili adalah:

1. Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi

2. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan

kehilangan sekunder terhadap demam.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Asupan makanan

yang kurang.

3.2 Saran

1. Bagi mahasiswa diharapkan dapat mengetahui penyakit morbili serta

masalah yang ditimbulkannya.

2. Bagi masyarakat diharapkan dapat menerapkan pola hidup sehat.

14

Page 16: Makalah -morbili-makalah.doc

DAFTAR PUSTAKA

Cacpenito, Lynda juall& Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan

Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran – EGC.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. Jakaeta: Media

Aesculapius.

Wong, Donna, L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran – EGC.

Nelson. 2000. Ilmu Kesehataan Anak vol 2. Jakarta: penerbit Buku

Kedokteran - EGC

15

Page 17: Makalah -morbili-makalah.doc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................................2

1.4 Manfaat...............................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi...............................................................................................................4

2.2 Etiologi...............................................................................................................4

2.3 Epidemiologi.......................................................................................................4

2.4 Patofisiologi........................................................................................................5

2.5 Manifestasi klinis................................................................................................6

2.6 Komplikasi..........................................................................................................7

2.7 Asuhan Keperawatan..........................................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14

3.2 Saran.................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

16ii


Top Related