Transcript
Page 1: makalah KMB Hipertensi

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi mendengar kata Hipertensi.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai di masyarakat, dan

merupakan penyakit yang terkait dengan sistem kardiovaskuler. Hipertensi memang

bukan penyakit menular, namun kita juga tidak bisa menganggapnya sepele, selayaknya

kita harus senantiasa waspada.

Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis (pengerasan arteri) adalah

dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh,

tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini,

usaha-usaha baik untuk mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil

sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang mempengaruhi seperti

kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, sebab

akibat, komplikasi) dan juga perawatannya.

Angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Hipertensi

merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni  mencapai

6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan

gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas

normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes

tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2007).

1

Page 2: makalah KMB Hipertensi

Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan

sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi

justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu diadakan upaya-upaya untuk

menekan angka peyakit hipertensi terlebih bagi penderita hipertensi perlu diberikan

perawatan dan pengobatan yang tepat agar tidak menimbukan komplikasi yang semakin

parah. Selain itu pentingnya pemberian asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga

sangat diperlukan untuk melakukan implementasi yang benar pada pasien hipertensi.

Diharapkan dengan dibuatnya makalah tentang asuhan keperawatan klien dengan

hipertensi ini dapat memberi asuhan keperawatan yang tepat dan benar bagi penderita

hipertensi dan dapat mengurangi angka kesakitan  serta kematian karena hipertensi dalam

masyarakat.

2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien hipertensi

b. Tujuan Khusus

1) Memaparkan konsep penyakit hipertensi yang meliputi definisi, klasifikasi,

etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pathway, komplikasi, pemeriksaan

penunjang, penatalaksanaan medis, keperawatan dan diet hipertensi.

2) Memahami asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan metodologi asuhan

keperawatan yang benar

2

Page 3: makalah KMB Hipertensi

BAB II

TINJAUAN TORITIS

A. Konsep dasar Medis

1. Pengertian hipertensi

Definisi hipertensi menurut Mansjoer. A. adalah tekanan darah sistolik = 140

mmHg dan tekanan darah diastolik = 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat

anti hipertensi.

Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih

tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,

mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi

maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua

kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali,

seringkali dapat diperbaiki.

2. Klasifikasi

World Health Organization (WHO) dan International Society of Hypertension

Working Group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi

optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi

berat.

3

Page 4: makalah KMB Hipertensi

Kategori Tekanan Darah Sistol (mmHg)

Tekanan Darah Diatol (mmHg)

OptimalNormalNormal-Tinggi

< 120< 130

130-139

< 80< 85

85-89Tingkat 1 (Hipertensi Ringan)Sub-group: perbatasan

140-159140-149

90-9990-94

Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110Hipertensi sistol terisolasi(Isolated systolic hypertension)Sub-group: perbatasan

≥ 140

140-149

< 90

<90

3. Etiologi

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh darah 

Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:

a) Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, Stres psikologis

b) Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal

c) Hipertensi hormonal

d) Bentuk hipertensi lain : obat, cardiovascular, neurogenik

4. Manifestasi Klinis

Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-

tahun berupa: 

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi 

4

Page 5: makalah KMB Hipertensi

c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat 

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus 

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler  

5. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di

pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula pada sistem

saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis

ke ganglia simpatis.

Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang

serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya

norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap

rangsangan vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap

norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai

respons rangsang emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan

aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epineprin, yang menyebabkan

vasokonstriksi.

Korteks adrenal mensekresi kortisol dan streroid lainnya, yang dapat memperkuat

respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan

aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan

5

Page 6: makalah KMB Hipertensi

angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstrikstriktor

kuat. Yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. hormon

ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan

volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Pertimbangan gerontologis. Perubahan struktur dan fungsional pada sistem perifer

bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.

Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya elastisistas jaringan ikat, dan

penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan

kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri

besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa

oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan

peningkatan tahanan parifer (Bruner dan Suddarth, 2001).

6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan

menentukan adanya kerusakan organ atau faktor resiko lain atau mencari penyebab

hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa, darah lengkap, kimia darah (kalium, Natrium,

gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol HDL) dan EKG.

Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens kreatinin,

protein, urine 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH dan Echokardiografi.

7. Penatalaksanaan

a. Tujuan Pengobatan Hipertensi

6

Page 7: makalah KMB Hipertensi

1) Menurunkan tekanan darah sampai normal atau mendekati normal, tanpa

menggangu aktivitas sehari-hari. Dengan demikian dapat komplikasi dan

menurunkan morbiditas dan mortalitas.

2) Prevansi terhadap peninggian tekanan darah dan “heat rate” secara akut

selama “exercise” dan stress.

b. Obat-obat Anti Hipertensi

1) Diuretik

a) Kemanjuran maksimal rendah.

Indapamid (Lozol), Ftalimidin, Tiazid.

b) Kemanjuran maksimal tinggi

Bumetanid (Bumex), Asam Etakrinat (Edeerin), Furosemid (Lasix).

c) Hemat Kalium.

Amilorid (Midomir), Spironolakton (Aldaetone), Trianteren (Dyrenium).

2) Obat Simpatolitik

a) Bekerja pada SPP

Klonidin (Catapres), Guanabenz (Wytensin), Metildopa (Aldomet).

b) Bekerja pada gonglion otonom

Trimetafan (Arfonad).

c) Bekerja pada neuron simpatis pasca ganglion

Guanadrel (Hylorel), Guanetidin (Isenelin), Penghambat monoamin

oksidase, Reserpin.

d) Penghambat reseptor

I. Adrenoreseptor Alfa Bloker

7

Page 8: makalah KMB Hipertensi

Fenoksibenzamin (Dibenzyline), Fentolamin (Reqitinin), Prazosin

(Minipres).

II. Adrenoreseptor Beta Bloker

Atenol (Tenormin), Labetol (Normodyne, Trandate), Metoprolol

(Lopressor), Nadolol (Corgard), Pindolol (Visken), Propanolol (Inderal),

Timolol (Blocadren).

III. Vasodilator

Diazoksid (Hyperstat), Diltiazem (Cardizem), Hydralazin (Apresoline),

Minoksidil (Lomitmen), Nifedipin (Adelat, Procardia), Verapamil

(Calan, Isoptin).

IV. Penghambat sistem renin angiostenin

Captopril (Capoten), Enalapril (Vasotec), Saralisin (Sarenin).

c. Diit Hipertensi/Diit Rendah Garam

Hipertensi dapat dikendalikan dengan Diit rendah Garam. Diit Rendah Garam

merupakan diit dengan pembatasan konsumsi garam untuk membantu

menghilangkan retensi garam/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan Tekanan

Darah pada Hipertensi.

1) Syarat-syarat Diit Rendah Garam

a) Cukup kalori, mineral dan vitamin

b) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit

c) Jumlah natrium yang diperoleh disesuaikan dengan berat tidaknya retensi

garam/air dan/atau Hipertensi.

2) Macam Diit Rendah Garam

8

Page 9: makalah KMB Hipertensi

Jika ditinjau dari jumlah natrium yang perlu dikonsumsi, Diit Rendah Garam

dibagi menjadi 3 yaitu :

a) Diit Rendah Garam I (DRG I) mengandung natrium 200-400 mg.

b) Diit Rendah Garam II (DRG II) mengandung natrium 600-800 mg.

c) Diit Rendah Garam III (DRG III) mengandung natrium 10001200 mg.

Ad. a) DRG I

Dalam pemasakan tidak ditambahkan garam dapur. Bahan makanan tinggi

natrium dihindarkan. Makanan diberikan kepada penderita dengan Oedema, Acites

dan/atau Hipertensi Berat.

Ad. b) DRG II

Pemberian makanan sama dengan DRG I. dalam pemasakan makanan

diperbolehkan menggunakan ¼ sendok teh garam dapur (1 gr). Bahan makanan

tinggi natrium dihindarkan. Makanan ini diberikan kepada penderita dengan

Oedema, Ascites dan/atau Hipertensi sedang

Ad. c) DRG III

Pemberian makanan sama dengan DRG I. Dalam pemasakan boleh diberi garam

dapur ½ sendok teh (2 gr). Makanan ini diberikan kepada penderita dengan edema,

dan/atau Hipertensi Ringan.

8. Komplikasi

Penyakit hipertensi bila tidak dikontrol secara teratur akan berlanjut kearah

penyakit yang mematikan seperti :

a. Penyakit jantung

b. Cedera serebrovaskular pada otak

9

Page 10: makalah KMB Hipertensi

c. Gagal ginjal

d. Kerusakan optik retina

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengkajian adalah

langkah awal dalam salah satu proses keperawatan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam

pengkajian adalah pengumpulan data dan merumuskan prioritas masalah. Pada

pengkajian-pengumpulan data yang cermat tentang klien, keluarga, didapatkan data

melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan.

Tujuan dari pengkajian keperawatan adalah mengumpulkan data,

mengelompokkan data dan menganalisa data. Sehingga disimpulkan menjadi diagnosa

keperawatan.

Dasar data pengkajian klien :

a. Aktivitas/istirahat

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung.

b. Sirkulasi

Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan

panyakit serebrovaskular. Episode palpitasi, perspirasi.

Tanda : kenaikan tekanan darah, hipotensi postural, takikardi, pengisian kapiler

lambat, pucat, sianosis, diaforesis, dankemerahan (feokromositoma).

c. Integritas Ego

10

Page 11: makalah KMB Hipertensi

Gejala : ansietas, marah.

Tanda : gerak tangan empati, peningkatan pola bicara.

d. Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu.

e. Makanan/Cairan

Gejala : makanan yang disukai, yang mencakup makanan tinggi garam, tinggi

lemak, tinggi kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan

(meningkat/menurun).

f. Neurosensori

Gejala : keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital.episode kebas

dan/atau kelemahan pada satu sisi, gangguan penglihatan.

Tanda : status mental: perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek,

proses pikir, atau memori (ingatan).

g. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : angina, sakit kepala oksipital berat seperti pernah terjadi sebelumnya.

h. Pernafasan

Gejala : dispnea, takipnea, riwayat merokok, batuk dengan/tanpa sputum.

Tanda : distress respirasi, bunyi nafas tambahan, sianosis.

i. Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan dibagi sesuai dengan masalah kesehatan klien yaitu :

11

Page 12: makalah KMB Hipertensi

1) Aktual, diagnosa keperawatan yang menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai

dengan data klinik yang ditemukan.

2) Potensial, diagnosa keperawatan yang menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang

nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi keperawatan. Saat ini masalah

belum ada tapi etiologi sudah ada. Kemungkinan, diagnosa keperawatan yang

mejelaskan bahwa perlu data tambahan untuk memastikan tambahan masalah. Pada

keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada faktor yang

menimbulkan masalah.

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan hipertensi, menurut

yaitu :

1) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan

afterload, vasokonstriksi dan Iskemia miokardia.

2) Intoleran aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum, ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen.

3) Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan Peningkatan tekanan vaskular serebral.

4) Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang

berlebihan, pola hidup monoton, keyakinan budaya.

5) Koping individu inefektif berhubungan dengan Krisis situasional/maturasional,

sistem pendukung tidak adekuat, metode koping tidak efektif.

6) Kurang informasi mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan

Kurang pengetahuan/daya ingat, mis interpretasi informasi, keterbatasan kognitif.

3. Intervensi

12

Page 13: makalah KMB Hipertensi

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka disusunlah perencanaan

keperawatan. Perencanaan adalah tahap ketiga dari proses keperawatan, yang dimulai

setelah data-data terkumpul sudah dianalisa. Pada bagian ini ditentukan sasaran yang

akan tercapai dan rencana tindakan keperawatan dikembangkan.

Tahapan dari perencanaan ini terdiri dari :

a. Menetapkan prioritas masalah berdasarkan pola kebutuhan dasar manusia menurut

hirarki Maslow

b. Merumuskan tujuan keperawatan yang dicapai

c. Menetapkan kriteria evaluasi

d. Merumuskan intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan

Tujuan yang ditetapkan harus nyata, dapat diukur dan mempunyai batasan waktu

pencapaian.

Dimaksud dengan tujuan jangka pendek adalah tujuan yang biasanya harus dicapai

sebelum pemulangan atau perpindahan pasien ke tingkat perawatan yang kurang akut

dan tujuan ini biasanya mengarah kepada penyebab masalah pasien. Sedangkan tujuan

jangka panjang mengidentifikasi arah keseluruhan atau hasil akhir perawatan dan

mungkin sangat baikmengarah pada masalah.

Perencanaan dengan berpedoman pada SMART yaitu : Spesifik (khusus dilakukan pada

pasien den keluarga lainnya), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat

dicapai), Reasonable (nyata) dan Time (menggunakan batas waktu dalam

pencapaiannya).

1) Diagnosa keperawatan I

13

Page 14: makalah KMB Hipertensi

Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

Peningkatan afterload, vasokonstriksi dan Iskemia miokardia, hipertropi/rigiditas

(kekakuan) ventrikular.

Hasil yang diharapkan/kriteria hasil :

a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah/beban kerja

jantung

b. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima

c. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal

pasien.

Intervensi :

a) Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal.

Gunakan ukuran manset yang tepat dan tehnik yang akurat

Rasional : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap

tentang keterlibatan/bidang masalah vaskular.

b) Catat keberadaan, kualitas denyutan, sentral dan perifer

Rasional : Denyutan karotis,jugularis, radialis dan femoralis mungkin

teramati/terpalpasi.

c) Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas

Rasional : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya

hipertrofi atrium(peningkatan volume/tekanan atrium).

d) Amati warna kulit, kelemahan suhu, dan masa pengisian kapiler

14

Page 15: makalah KMB Hipertensi

Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler

lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan

dekompensasi/penurunan curah jantung.

e) Catat odema umum/tertentu.

Rasional : Dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskular.

f) Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurangi aktivitas/keributan

lingkungan, batasi jumlah pengunjung.

Rasional : Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis; meningkatkan

relaksasi.

g) Pertahankan pembatasan aktivitas

Rasional : menurunkan strees dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan

darah dan prjalanan penyakit hipertensi.

h) Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung, leher,

meninggikan kepala tempat tidur.

Rasional : mengurangi ketidaknyamanan dan dapatkan menurunkan rangsangan

simpatis.

i) Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.

Rasional : Dapat meurunkan rangsangan yang menimbulkan stres, membuat efek

tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah.

2) Diagnosa Keperawatan :II

Intoleran aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum, ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Hasil yang diharapkan/kriteria hasil :

15

Page 16: makalah KMB Hipertensi

a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan

b. Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

c. Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi aktivitas.

Intervensi :

a) Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari

20x/menit diatas frekuensi istirahat. Peningkatan tekanan darah yang nyata

selama/sesudah aktivitas. Selidiki adanya dispnea atau nyeri dada, keletihan

dan kelemahan yang berlebihan, diaforesis, pusing atau pingsan.

Rasional : Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons

fisiologis terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari

kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas

b) Ajarkan teknik penghematan energi.

Rasional : Tehnik penghematan energi mengurangi penggunaan energi, juga

membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

c) Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri secara bertahap yang

dapat ditoleransi.

Rasional : Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung

tiba – tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan dan mendorong

kemandirian dalam melakukanaktivitas.

3) Diagnosa III

Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan Peningkatan tekanan vascular serebral.

16

Page 17: makalah KMB Hipertensi

Hasil yang diharapkan/kriteria hasil :

a. Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol

b. Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan

c. Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.

Intervensi :

a) Pertahankan tirah baring selama fase akut

Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.

b) Berikan tindakan non farmakologis untuk menghilangkan nyeri kepala

Rasional : Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang

memperlambat/memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit

kepala dan komplikasinya.

c) Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit

kepala.

Rasional : Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit

kepala, pasien juga dapat mengalami episode hipotensi postural.

d) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

Rasional : Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan episode

hipotensi postural.

e) Berikan makanan lunak, cairan dan perawatan mulut

Rasional : Meningkatkan kenyamanan umum.

f) Bila terjadi perdarahan hidung kompres hidung

17

Page 18: makalah KMB Hipertensi

Rasional : Kompres hidung dapat mengganggu menelan atau membutuhkan

nafas dengan mulut, menimbulkan stagnasi sekresi oral dan mengeringkan

membran mukosa.

g) Kolaborasi obat-obatan sesuai indikasi : analgesik, antiansietas.

Rasional : Menurunkankan/mengontrol nyeri, mengurangi ketegangan dan

ketidak nyamanan yang diperberat stres.

4) Diagnosa IV

Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang

berlebihan, pola hidup monoton, keyakinan budaya.

Hasil yang diharapkan/kriteria hasil :

a. Mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dengan kegemukan

b. Menunjukkan perubahan pola makan

c. Melakukan/mempertahankan program olahraga

Intervensi :

a) Kaji pemahaman klien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan

kegemukan.

Rasional : Kegemukan adalah resiko tambahan pada hipertensikarena

disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan

dengan peningkatan massa tubuh.

b) Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori, lemak dan garam.

Rasional : Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya arterosklerosis

dan kegemukan yang merupakan predisposisi dari hipertensi dan

komplikasinya, misal : stroke penyakit ginjal, gagal jantung.

18

Page 19: makalah KMB Hipertensi

c) Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan.

Rasional : Motivasi untuk menurunkan berat badan adalah internal.

d) Kaji ulang masukan kalori harian dari pilihan diet.

Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam program diit terakhir.

e) Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistis.

Rasional : Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak 500 kalori per hari

secara teori dapat menurunkan berat badan 0,5 kg/minggu.

f) Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian.

Rasional : Memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang

dimakan, dan kondisi emosi saat makan.

g) Ajarkan untuk memilih makanan yang tepat

Rasional : Menghindari makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol

penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis.

h) Kolaborasi dengan ahli gizi.

Rasional : Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan

diit individu.

5) Diagnosa V

Koping individu inefektif berhubungan dengan Krisis situasional/maturasional,

sistem pendukung tidak adekuat, metode koping tidak efektif.

Hasil yang diharapkan/kriteria hasil :

a. Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya.

b. Menyatakan kesadaran kemampuan koping/kekuatan pribadi.

c. Mengidentifikasi situasi stress dan mengambil langkah untuk menghindari.

19

Page 20: makalah KMB Hipertensi

d. Mendemonstrasikan keterampilan metode koping efektif.

Intervensi :

a) Kaji keefektifan strategi koping.

Rasional : Mekanisme adaftif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang ,

menghindari hipertensi kronis, mengintegrasikan terapi yang diharuskan

kedalam kehidupan sehari – hari.

b) Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, konsentrasi, peka

rangsangan, toleransi sakit kepala.

Rasional : Manifestasi mekanisme koping maladaftif mungkin merupakan

indikator, marah yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu tekanan

darah diastolik.

c) Bantu pasien mengidentifikasi stressor.

Rasional : Pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam

mengubah respons seseorang terhadap stressor.

d) Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan.

Rasional : Keterlibatan memberikan pasien perasaan kontrol diri yang

berkelanjutan, memperbaiki keterampilan koping, dan dapat meningkatkan

kerja sama dalam regimen terapiutik.

e) Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas/tujuan hidup.

Rasional : Fokus realitas pasien pada situasi yang ada relatif terhadap pandangan

pasien tentang apa yang diinginkan.

f) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup.

20

Page 21: makalah KMB Hipertensi

Rasional : Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara realistik untuk

menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya.

6) Diagnosa VI

Kurang pengetahuan mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan

Kurang pengetahuan/daya ingat, misinterpretasi informasi, keterbatasan kognitif.

Hasil yang diharapkan/kriteria hasil :

a. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit

b. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu

diperhatikan.

c. Mempertahankan tekanan darah dalam parameter normal.

Intervensi :

a) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar

Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan

sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang

terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan prognosis.

b) Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal

Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan tekanan

darah dan mengklarifikasikan istilah medis yang sering digunakan.

c) Hindari mengatakan “tekanan darah normal” gunakan istilah “terkontrol dengan

baik”.

21

Page 22: makalah KMB Hipertensi

Rasional : Karena pengobatan hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka

ide penyampaian ide “terkontrol” akan membantu pasien untuk memahami

kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi.

d) Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor resiko kardiovaskuler yang dapat

dirubah, misalnya : obesitas, rokok dan alkohol, pola hidup penuh stress.

Rasional : Faktor – faktor risiko ini telah menunjukkan hubungan dalam

menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler dan ginjal.

e) Identifikasi perubahan gaya hidup yang tepat untuk mengurangi faktor-faktor

diatas.

Rasional : Fakto – faktor risiko dapat meningkatkan proses penyakit atau

memperburuk gejala.

f) Bahas pentingnya menghentikan merokok

Rasional : Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin, mengakibatkan

peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah,dan vasokontriksi, mengurangi

oksigenisasi jaringan, dan meningkatkan keberhasilan pasien dalam

menyelesaikan tugas ini.

g) Beri penguatan pentingnya kerja sama dalam regimen pengobatan dan

mempertahankan perjanjian tindak lanjut.

Rasional : Kurangnya kerja sama adalah alasan umum kegagalan terapi

antihipertensif

h) Intruksikan dan peragakan tehnik pemantauan tekanan darah mandiri.

Rasional : Dengan mengajarkan klien atau orang terdekat untuk memantau

tekanan darah adalah meyakinkan untuk klien.

22

Page 23: makalah KMB Hipertensi

i) Bantu pasien untuk menegmbangkan jadwal yang sederhana, memudahkan untuk

minum obat.

Rasional : Dengan mengindividualisasikan jadwal pengobatan sehingga sesuai

dengan kebiasaan/kebutuhan pribadi klien.

j) Beri penjelasan obat (dosis dan efek samping).

Rasional : Informasikan yang adekuat dan pemahaman bahwa efek samping

adalah umum dan sering menghilang dengan berjalannya waktu.

k) Motovasi untuk membuat program olahraga sendiri.

Rasional : Selain membantu menuryunkan tekanan darah, aktivitas aerobik

merupakan alat menguatkan sistem kardiovaskular.

l) Bila terjadi perdarahan hidung lakukan kompres es pada punggung leher dan

tekan pada 1/3 ujung hidung dan anjurkan pasien untuk menundukkan kepala ke

depan.

Rasional : Kapiler nasal dapat ruptur sebagai akibat dari tekanan vaskular

berlebihan.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah penerapan tindakan-tindakan perawatan yang telah direncanakan.

Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan adalah melakukan tindakan-tindakan

keperawatan yang telah direncanakan dan dilanjutkan dengan pendokumentasian

semua tindakan yang telah dilakukan beserta hasil-hasilnya. Beberapa petunjuk pada

pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi.

23

Page 24: makalah KMB Hipertensi

b. Keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal, dilakukan dengan cermat dan

efisien pada situasi yang tepat.

c. Keamanan fisik dan psikologis dilindungi.

d. Dokumentasi intervensi dan respons klien

e. Setelah pelaksanaan selesai, dilakukan dokumentasi intervensi secara tertulis pada

catatan keperawatan dan proses keperawatan.

Pada klien Hipertensi beberapa prinsip pelaksanaan yang dapat dilakukan adalah :

a. Latihan gerak badan/olahraga teratur khususnya pada penderita yang gemuk.

b. Hindari mengkonsumsi makan makanan yang banyak mengandung garam dan

lemak yang tinggi.

c. Hindari perilaku hidup tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, dan stres yang

berlebihan.

d. Selalu melakukan kontrol terhadap kesehatannya ke pusat pelayanan kesehatan.

5. Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan adalah tahap akhir proses keperawatan yang bertujuan

untuk menilai hasil akhir dari keseluruhan tindakan keperawatan yang telah

dilakukan. Tahap evaluasi merupakan indikator keberhasilan dalam penggunaan

proses keperawatan.

Evaluasi terdiri dari dua bagian yaitu :

a. Tinjauan laporan klien harus mencakup riwayat perawatan, kartu catatan, hasil-

hasil tes dan semua laporan observasi.

b. Pengkajian kembali terhadap klien berdasarkan pada tujuan kriteria yang diukur

dan mencakup reaksi klien terhadap lingkungan yang dilakukan. Reaksi klien secara

24

Page 25: makalah KMB Hipertensi

fisiologis dapat diukur dengan criteria seperti mengukur tekanan darah, suhu dan

lain-lain.

Evaluasi yang dapat dilihat pada klien dengan Hipertensi :

a. Klien menunjukan kepatuhan terhadap anjuran-anjuran yang diberikan.

b. Klien dapat melakukan kontrol rutin ke tempat pusat pelayanan kesehatan.

c. Menunjukan perubahan dalam pola hidup kearah yang sehat.

BAB III

KASUS

1. Kasus

Tn. D, 60 tahun seorang pekerja kantor yang sering lembur kerja datang ke IGD karena

mengalami nyeri tengkuk dan pusing-pusing sejak 3 hari yang lalu. Tn. D terlihat sangat

lemas dan sering memegang tengkuknya. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda

vitalnya didapatkan hasil: TD =190/110 mmHg, Nadi = 100x/I, Pernafasan = 28x/i, Suhu

= 37,10C. sebelumnya Tn. D mempunyai riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan

keluarganya (ayah) meninggal karena sakit Stroke. Tn. D juga aktif merokok, sering

makan ayam goreng karena makanan tersebut termasuk makanan fovorit Tn. D.

25

Page 26: makalah KMB Hipertensi

2. Web Of Caution (WOC)

26

Stress Merokok Makanan berlemak

Ketakolamin aktivitas saraf simpatis

Penyempitan pembuluh darah

Tembakau sebagai vasokontriktor

Penurunan tekanan arteri

Renin (ginjal)

Angiotensin I

Angiotensin II

Substrat rennin (protein plasma)

Angiotensin III

Vasokontriksi arteri pariferAldosteron

Retensi Na & H2O volume plasma

Tekanan darah meningkat

Nyeri/sakit kepala

Resti penurunan curah jantung

Suplai & kebutuhan O2 tidak seimbang

shockIntoleransi aktivitas

cemas

Kurang informasi

Page 27: makalah KMB Hipertensi

3. Diagonosa keperawatan yang muncul pada Tn. D

1) Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan Peningkatan tekanan vaskular serebral.

2) Intoleran aktivitas berhubungan dengan Kelemahan umum, ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen.

3) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan

afterload, vasokonstriksi dan Iskemia miokardia

4) Kurang informasi mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan

Kurang pengetahuan/daya ingat, mis interpretasi informasi, keterbatasan kognitif.

4. Intervensi keperawatan pada Tn. D

1) Diagnosa I

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selam 2x24 jam diharapkan sakit

kepala berkurang dan hilang.

Kreteria hasil :

a. Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang/terkontrol

b. Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan

c. Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.

Intervensi :

a) Pertahankan tirah baring selama fase akut

Rasional : Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.

b) Berikan tindakan kompes hangat

Rasional : Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang

memperlambat/memblok respons simpatis efektif dalam menghilangkan sakit

kepala dan komplikasinya.27

Page 28: makalah KMB Hipertensi

c) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

Rasional : Pusing dan penglihatan kabur sering berhubungan dengan episode

hipotensi postural.

d) Berikan makanan lunak, cairan dan perawatan mulut

Rasional : Meningkatkan kenyamanan umum.

e) Kolaborasi obat-obatan sesuai indikasi : paracetamol 500 mg.

Rasional : Menurunkankan/mengontrol nyeri, mengurangi ketegangan dan

ketidak nyamanan yang diperberat stres.

2) Diagnosa II

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan

aktivitas meningkat.

Kreteria hasil

a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan

b. Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

c. Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi aktivitas.

Intervensi :

a. Kaji respon pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari

20x/menit diatas frekuensi istirahat. Peningkatan tekanan darah yang nyata

selama/sesudah aktivitas. Selidiki adanya dispnea atau nyeri dada, keletihan

dan kelemahan yang berlebihan, diaforesis, pusing atau pingsan.

Rasional : Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons

fisiologis terhadap stress aktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari

kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkat aktivitas

28

Page 29: makalah KMB Hipertensi

d) Ajarkan teknik penghematan energy yaitu melakukan aktivitas sesuai kebutuhan

saja.

Rasional : Tehnik penghematan energi mengurangi penggunaan energi, juga

membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

e) Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri secara bertahap yang

dapat ditoleransi.

Rasional : Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung

tiba-tiba. Memberikan bantuan hanya sebatas kebutuhan dan mendorong

kemandirian dalam melakukanaktivitas.

3) Diagnosa III

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi penurunan

curah jantung.

Kreteria hasil

a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah/beban kerja

jantung

b. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima

c. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal

pasien.

Intervensi :

a. Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal.

Gunakan ukuran manset yang tepat dan tehnik yang akurat

Rasional : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap

tentang keterlibatan/bidang masalah vaskular.

29

Page 30: makalah KMB Hipertensi

b. Catat keberadaan, kualitas denyutan, sentral dan perifer

Rasional : Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin

teramati/terpalpasi.

c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas

Rasional : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya

hipertrofi atrium(peningkatan volume/tekanan atrium).

d. Amati warna kulit, kelemahan suhu, dan masa pengisian kapiler

Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler

lambat mungkin berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan

dekompensasi/penurunan curah jantung.

e. Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurangi aktivitas/keributan

lingkungan, batasi jumlah pengunjung.

Rasional : Membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis; meningkatkan

relaksasi.

f. Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung, leher,

meninggikan kepala tempat tidur.

Rasional : mengurangi ketidaknyamanan dan dapatkan menurunkan rangsangan

simpatis.

g. Anjurkan teknik relaksasi dan panduan imajinasi

Rasional : Dapat meurunkan rangsangan yang menimbulkan stres, membuat efek

tenang, sehingga akan menurunkan tekanan darah.

30

Page 31: makalah KMB Hipertensi

4) Diagnosa IV

Tujuan : setelah di berikan penyuluhan kesehatan tentang hipertensi kepada keluarga

dan klien mampu memahami penyakit yang dideritanya.

Kreteria hasil

a. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit

b. Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang

perlu diperhatikan.

c. Mempertahankan tekanan darah dalam parameter normal.

Intervensi :

a. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar

Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan

sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang

terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan, dan prognosis.

b. Tetapkan dan nyatakan batas tekanan darah normal

Rasional : Memberikan dasar untuk pemahaman tentang peningkatan tekanan

darah dan mengklarifikasikan istilah medis yang sering digunakan.

c. Hindari mengatakan “tekanan darah normal” gunakan istilah “terkontrol dengan

baik”.

Rasional : Karena pengobatan hipertensi adalah sepanjang kehidupan, maka

ide penyampaian ide “terkontrol” akan membantu pasien untuk memahami

kebutuhan untuk melanjutkan pengobatan/medikasi.

d. Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor resiko kardiovaskuler yang dapat

dirubah, misalnya : obesitas, rokok dan alkohol, pola hidup penuh stress.

31

Page 32: makalah KMB Hipertensi

Rasional : Faktor – faktor risiko ini telah menunjukkan hubungan dalam

menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler dan ginjal.

e. Identifikasi perubahan gaya hidup yang tepat untuk mengurangi faktor-faktor

diatas.

Rasional : Fakto – faktor risiko dapat meningkatkan proses penyakit atau

memperburuk gejala.

f. Bahas pentingnya menghentikan merokok

Rasional : Nikotin meningkatkan pelepasan katekolamin, mengakibatkan

peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah,dan vasokontriksi, mengurangi

oksigenisasi jaringan, dan meningkatkan keberhasilan pasien dalam

menyelesaikan tugas ini.

g. Beri penguatan pentingnya kerja sama dalam regimen pengobatan dan

mempertahankan perjanjian tindak lanjut.

Rasional : Kurangnya kerja sama adalah alasan umum kegagalan terapi

antihipertensif

h. Beri penjelasan obat (dosis dan efek samping) serta pembuatan terapi non

farmakologis seperti jus mentimun, jus belimbing, dan lain-lain.

Rasional : Informasikan yang adekuat dan pemahaman bahwa efek samping

adalah umum dan sering menghilang dengan berjalannya waktu.

i. Motovasi untuk membuat program olahraga sendiri.

Rasional : Selain membantu menurunkan tekanan darah, aktivitas aerobik

merupakan alat menguatkan sistem kardiovaskular.

32

Page 33: makalah KMB Hipertensi

5. Manajemen farmakologis dan non farmakologis

1) Pengobatan farmakologis pada Tn. D

Manajemen pengobatan famakologis pada Tn. D meliputi beberapa langkah yaitu :

a. Langkah pertama pemberian obat pilihan pertama yang digunakan dalam

pengobatan adalah menggunakan diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE

inhibitor.

b. Langkah kedua alternative yang bisa diberikan dalam langkah ini yaitu dengan

dosis obat pertama dinaikkan, diganti jenis lain dari obat pilihan pertama dan

selanjutnya ditambah obat kedua jenis lain. Dapat berupa obat diuretic, beta

blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.

c. Langkah ketiga alternatif yang bias ditempuh langkah ke tiga yaitu dengan obat

ke-2 diganti dan ditambah obat ke-3 jenis lain.

d. Langkah keempat alternative pemberian obatnya ditambah obat ke-3 dan ke-4,

mengevaluasi kembali dan konsultasi, follow up yang bertujuan untuk

mempertahankan therapy.

2) Pengobatan non farmakologis pada Tn. D

Pengobatan non farmakologis yang diberikan kepada Tn. D meliputi :

a. Diet rendah garam

b. Mengkonsumsi jus mentimun

c. Menganjurkan kepada Tn. D untuk berhenti merokok

d. Menganjurkan kepada Tn. D untuk berhenti minum kopi

e. Menganjurkan makan yang banyak mengandum kalsium, kalium dan magnesium

f. Menjaga berat badan yaitu dengan olahraga ringan setiap pagi dan sore.

33

Page 34: makalah KMB Hipertensi

6. Penyuluhan kesehatan kepada keluarga Tn. D dan Tn. D

1. Menjelaskan pengertian hipertensi.

Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik diatas 90 mmHg. Jika tekanan darah anda adalah 170/100 mmHg,

maka:

a. Tekanan sistoliknya : 170 mmHg

b. Tekanan diastoliknya: 100 mmHg

2. Menjelaskan Jenis-jenis hipertensi

a. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau

tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg

b. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan atau

tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg

c. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau

tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg

3. Menjelaskan Penyebab hipertensi

Penyebab hipertensi antara lain adalah stres, usia, merokok, obesitas (kegemukan),

alkohol, faktor keturunan, faktor lingkungan (gaduh/bising)

4. Menjelaskan Tanda dan gejala hipertensi

Tanda dan gejala hipertensi antara lain adalah sakit kepala, pusing, lemas, kesemutan

kelelahan, rasa berat di tengkuk, gangguan tidur.

5. Menjelaskan Komplikasi hipertensi

Komplikasi hipertensi antara lain:

a. Penyakit jantung (gagal jantung)

34

Page 35: makalah KMB Hipertensi

b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)

c. Penyakit otak (stroke)

6. Menjelaskan Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih

lanjut:

Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:

a. Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas izin dokter

b. Pengobatan non farmakologis yaitu dengan:

a) Mengurangi asupan garam dan lemak

b) Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol bagi yang

mengkonsumsinya

c) Berhenti merokok bagi yang merokok

d) Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan

e) Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang

f) Menghindari ketegangan

g) Istirahat cukup

h) Hidup tenang

7. Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi

a. Kontrol teratur

b. Minum obat teratu.

c. Diit rendah garam dan lemak

8. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:

a. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya

b. Buah-buahan keculi buah durian

35

Page 36: makalah KMB Hipertensi

c. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna

d. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan putih

telurnya saja

e. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung lemak)

9. Makanan yang perlu dihindari

a. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman kaleng

b. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing

c. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin

10. Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan mengkonsumsi

secara teratur jus:

a. Buah mentimun

b. Buah belimbing

c. Daun seledri

Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah

a. ½ kg buah mentimun dicuci bersih

b. Dikupas kulitnya kemudian diparut

c. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih

d. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari

36

Page 37: makalah KMB Hipertensi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh

darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat

sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai

pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai

dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan kita harus memperhatikan keadaan pasien secara

holistic dan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga asuhan yang kita berikan sesuai

dengan tujuannya. Asuhan keperawatan yang diberikan diatas berfokus kepada klien dan

keluarga.

B. Saran

Diharapakan kepeda seluruh pembaca, khusunya pada mahasiswa dan perawat medical

bedah agar dapat melakukan asuhan keperawatan secara tepat sesuai dengan apa yang

telah dipelajari. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat menjadi panduan untuk

melakukan asuhan keperawatan.

37

Page 38: makalah KMB Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. VIII Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Carpenito, L.J. et. al. (2000). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktik Klinis. Ed. III.

Jakarta : EGC.

Doenges, E. Marillyn. et. al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Ganong, MD.(2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Cetakan I, Ed. 20. Jakarta : EGC.

Gunawan , L.(2001) Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Cetakan I, Ed.III, Jilid 2. Jakarta :

Media Aescalapius. Mansjoer, Arifet. et. al. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Ed. III,

Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius.

Noer, Sjaifoellah, H.M. et. al. (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. III. Jilid I. Jakarta.

Balai Penerbit FKUI.

Ramali & Pamoentjak. (1999). Kamus Kedokteran Ed. Revisi. Jakarta : EGC. Sustrani, et. al

(2004) Hipertensi. Cetakan I. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

38


Top Related