Download - Makalah Keluarga Sakinah
MAKALAH
“MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH”
1 | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT ,karena dengan
limpahan rahmat dan hidayahNya akhirnya makalah ini dapat kami
selesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang keluarga sakinah
yang kami beri judul : “MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH MAWADDAH
WARRAHMAH”.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan
makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu ,penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh darikesempurnaan,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan pada masa yang
akan datang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta,Mei2014
Penulis
2 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hidup berumah tangga merupakan tuntutan fitrah manusia sebagai
makhluk sosial. Keluarga atau rumah tangga muslim adalah lembaga
terpenting dalam kehidupan kaum muslimin umumnya dan manhaj amal
Islamkhususnya. Ini semua disebabkan karena peran besar yang dimainkan
oleh keluarga, yaitu mencetak dan menumbuhkan generasi masa depan,
pilar penyangga bangunan umat dan perisai penyelamat bagi negara.
Setiap adanya sekumpulan atau sekelompok manusia yang terdiri
atas dua individu atau lebih, tidak bisa tidak, pasti dibutuhkan keberadaan
seorang pemimpin atau seseorang yang mempunyai wewenang mengatur
dan sekaligus membawahi individu lainnya (tetapi bukan berarti seperti
keberadaan atasan dan bawahan).
Demikian juga dengan sebuah keluarga, karena yang dinamakan keluarga
adalah minimal terdiri atas seorang suami dan seorang istri yang selanjutnya
muncul adanya anak atau anak-anak dan seterusnya. Maka, sudah
semestinya di dalam sebuah keluarga juga dibutuhkan adanya seorang
pemimpin keluarga yang tugasnya membimbing dan mengarahkan sekaligus
mencukupi kebutuhan baik itu kebutuhan yang sifatnya dhohir maupun yang
sifatnya batiniyah di dalam rumah tangga tersebut supaya terbentuk keluarga
yang sakinah, mawaddah wa rahmah.
3 | P a g e
1.2. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini, kami membatasi masalah mengenai keluarga
sakinah dan konsep membangun keluarga sakinah berdasarkan Al-Qur’an.
Hal tersebut dimaksudkan untuk mempertegas pembahasan sehingga dapat
terfokus pada masalah yang akan dibahas serta dapat memberikan
gambaran umum tentang isi makalah sehingga pembaca lebih mudah dalam
mempelajarinya.
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi dan
melengkapi salah satu tugas mata kuliah Sertifikasi III di Universitas Ahmad
Dahlan. Sedangkan tujuan dari penulisan tugas ini adalah :
1. Memahami hakekat keluarga
2. Memahami fungsi-fungsi keluarga
3. Memberikan uraian tentang konsep keluarga sakinah dan bagaimana
cara membangun keluarga sakinah.
4 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah
Keluarga secara sinonimnya ialah rumah tangga, dan keluarga adalah
satu institusi sosial yang berasas karena keluarga menjadi penentu
(determinant) utama tentang apa jenis warga masyarakat. Keluarga
menyuburi (nurture) dan membentuk (cultivate) manusia yang budiman,
keluarga yang sejahtera adalah tiang dalam pembinaan masyarakat.
Secara historis-filosofis, sakinah mawadah warohmah adalah hasil
rangkaian dari tiga kata utama: Sakinah artinya tenang atau tentram,
Mawadah artinya cinta atau harapan, dan Rahmah artinya kasih sayang dan
satu kata sambung wa yang artinya dan. Sebagai mana yang telah
diterangkan dalam Al Qur’an surat Ar Ruum ayat 21.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir”.
Sakinah merupakan pondasi dari bangunan rumah tangga yang
sangat penting. Tanpanya, tiada mawaddah dan warahmah. Kalaupun ada,
tidak akan bertahan lama. Sakinah itu meliputi kejujuran, pondasi iman dan
taqwa kepada Allah SWT. Mengapa sakinah begitu penting dalam
pernikahan? Seperti kita tahu bahwa pernikahan itu tidak hanya ikatan suci di
5 | P a g e
dunia, melainkan ikatan tersebut akan dipertanggungjawabkan juga di
akhirat.
Mawaddah itu berupa kasih sayang. Setiap mahluk Allah kiranya
diberikan sifat ini, mulai dari hewan sampai manusia. Dalam konteks
pernikahan, contoh mawaddah itu berupa “kejutan” suami untuk istrinya,
begitu pun sebaliknya. Misalnya suatu waktu si suami bangun pagi-pagi
sekali, membereskan rumah, menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya. Dan
ketika si istri bangun, hal tersebut merupakan kejutan yang luar biasa.
Warahmah ini hubungannya dengan kewajiban. Kewajiban seorang suami
menafkahi istri dan anak-anaknya, mendidik, dan memberikan contoh yang
baik (teladan). Kewajiban seorang istri untuk mena’ati suaminya. Intinya
warahmah ini kaitannya dengan segala kewajiban.
Dengan demikian keluarga sakinah mawadah warohmah adalah
sebuah kondisi sebuah keluarga yang sangat ideal yang terbntuk
berlndaskan Al Qur’an dan sunah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan
di akhirat. Keluarga sakinah akan terwujud jika para anggota keluarga dapat
memenuhi kewajiban-kewajibanya terhadap allah, terhadap diri sendiri,
terhadap keluarga, terhadap masyarakat dan terhadap lingkunganya,sesuai
ajaran Al Qur’an dan Sunah Rasul.[4]
2.2 Fungsi Keluarga
Masyarakat adalah cerminan kondisi keluarga, jika keluarga sehat
berarti masyarakatnya juga sehat. Jika keluarga bahagia berarti
masyarakatnya juga bahagia. Selain sebagai penentu kondisi masyarakat
tersebut, keluarga juga mempunyai beberapa fungsi lain dari sudut pandang
yang berbeda, yaitu :
6 | P a g e
Fungsi Reproduksi
keluarga mempunyai fungsi produksi, karena keluarga dapat
menghasilkan keturunan secara sah.
Fungsi Ekonomi
kesatuan ekonomi mandiri, anggota keluarga mendapatkan dan
membelanjakan harta untuk memenuhi keperluan
Fungsi Protektif
keluarga harus senantiasa melindungi anggotanya dari ancaman fisik,
ekonomis dan psiko sosial. Masalah salah satu anggota merupakan masalah
bersama seluruh anggota keluarga.
Fungsi Rekreatif
Keluarga merupakan pusat rekreasi bagi para anggotanya. Kejenuhan
dapat dihilangkan ketika sedang berkumpul atau bergurau dengan anggota
keluarganya.
Fungsi Afektif
Keluarga memberikan kasih sayang, pengertian dan tolomg menolong
diantara anggota keluarganya, baik antara orang tu terhadap anak-anaknya
maupun sebaliknya.
Fungsi Edukatif
Keluarga memberikan pendidikan kepada anggotanya, terutama
kepada anak-anak agar anak-anak tumbuh menjadi anak yang mempunyai
budi pekerti luhur. Sehingga keluarga merupakan tempat pendidikan yang
paling utama.
7 | P a g e
2.3 Ciri-Ciri Keluarga Sakinah
Pada dasarnya, keluarga sakinah sukar diukur karena merupakan satu
perkara yang abstrak dan hanya boleh ditentukan oleh pasangan yang
berumahtangga. Namun, terdapat beberapa ciri-ciri keluarga sakinah,
diantaranya :
a. Rumah Tangga Didirikan Berlandaskan Al-Quran Dan Sunnah
Asas yang paling penting dalam pembentukan sebuah
keluarga sakinah ialah rumah tangga yang dibina atas landasan
taqwa, berpandukan Al-Quran dan Sunnah dan bukannya atas
dasar cinta semata-mata. Ia menjadi panduan kepada suami istri
sekiranya menghadapi perbagai masalah yang akan timbul dalam
kehidupan berumahtangga.
Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa’ ayat 59 yang
artinya :
“Kemudian jika kamu selisih faham / pendapat tentang sesuatu,
maka kembalilah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasulullah
(Sunnah)”.
b. Rumah Tangga Berasaskan Kasih Sayang (Mawaddah
Warahmah)
Tanpa ‘al-mawaddah’ dan ‘al-Rahmah’, masyarakat tidak
akan dapat hidup dengan tenang dan aman terutamanya dalam
institusi kekeluargaan. Dua perkara ini sangat-sangat diperlukan
kerana sifat kasih sayang yang wujud dalam sebuah rumah
tangga dapat melahirkan sebuah masyarakat yang bahagia, saling
menghormati, saling mempercayai dan tolong-menolong. Tanpa
8 | P a g e
kasih sayang, perkawinan akan hancur, kebahagiaan hanya akan
menjadi angan-angan saja.
c. Mengetahui Peraturan Berumahtangga
Setiap keluarga seharusnya mempunyai peraturan yang
patut dipatuhi oleh setiap ahlinya yang mana seorang istri wajib
taat kepada suami dengan tidak keluar rumah melainkan setelah
mendapat izin, tidak menyanggah pendapat suami walaupun si
istri merasakan dirinya betul selama suami tidak melanggar
syariat, dan tidak menceritakan hal rumahtangga kepada orang
lain. Anak pula wajib taat kepada kedua orangtuanya selama
perintah keduanya tidak bertentangan dengan larangan Allah.
Lain pula peranan sebagai seorang suami. Suami
merupakan ketua keluarga dan mempunyai tanggung jawab
memastikan setiap ahli keluarganya untuk mematuhi peraturan
dan memainkan peranan masing-masing dalam keluarga supaya
sebuah keluarga sakinah dapat dibentuk.
Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa’: 34 yang artinya
:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki)
Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka
wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah
memelihara (mereka)[290]. wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di
tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka
9 | P a g e
mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha
besar”.
d. Menghormati dan Mengasihi Kedua Ibu Bapak
Perkawinan bukanlah semata-mata menghubungkan
antara kehidupan kedua pasangan tetapi ia juga melibatkan
seluruh kehidupan keluarga kedua belah pihak, terutamanya
hubungan terhadap ibu bapak kedua pasangan. Oleh itu,
pasangan yang ingin membina sebuah keluarga sakinah
seharusnya tidak menepikan ibu bapak dalam urusan pemilihan
jodoh, terutamanya anak lelaki. Anak lelaki perlu mendapat restu
kedua ibu bapaknya karena perkawinan tidak akan memutuskan
tanggungjawabnya terhadap kedua ibu bapaknya. Selain itu,
pasangan juga perlu mengasihi ibu bapak supaya mendapat
keberkatan untuk mencapai kebahagiaan dalam berumahtangga.
Firman Allah SWT yang menerangkan kewajiban anak
kepada ibu bapaknya dalam Surah al-Ankabut : 8 yang artinya :
“Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepadadua orang
ibu- bapanya. dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku khabarkan
kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan”
e. Menjaga Hubungan Kerabat dan Ipar
Antara tujuan ikatan perkawinan ialah untuk
menyambung hubungan keluarga kedua belah pihak termasuk
saudara ipar kedua belah pihak dan kerabat-kerabatnya. Karena
10 | P a g e
biasanya masalah seperti perceraian timbul disebabkan
kerenggangan hubungan dengan kerabat dan ipar.
2.4 Cara Membangun Keluarga Sakinah
Menurut ajaran Islam membentuk keluarga Islami merupakan
kebahagiaan dunia akherat. Kepuasan dan ketenangan jiwa akan tercermin
dalam kondisi keluarga yang damai, tenteram, tidak penuh gejolak. Bentuk
keluarga seperti enilah yang dinamakan keluarga sakinah. Keluarga
demikian ini akan dapat tercipta apabila dalam kehidupan sehari-harinya
seluruh kegiatan dan perilaku yang terjadi di dalamnya diwarnai dan
didasarkan dengan ajaran agama.
Lebih lanjut diperjelas oleh Nabi SAW di dalam hadisnya bahwa di
dalam keluarga sakinah terjalin hubungan suami-istri yang serasi dan
seimbang, tersalurkan nafsu seksual dengan baik di jalan yang diridhoi Allah
SWT, terdidiknya anak-anak yang shaleh dan shalihah, terpenuhi kebutuhan
lahir, bathin, terjalin hubungan persaudaraan yang akrab antara keluarga
besar dari pihak suami dan dari pihak istri, dapat melaksanakan ajaran
agama dengan baik, dapat menjalin hubungan yang mesra dengan tetangga,
dan dapat hidup bermasyarakat dan bernegara secara baik pula.[7]
Seperti hadis yang disampaikan oleh Anas ra. Bahwasanya ketika Allah
menghendaki suatu keluarga menjadi individu yang mengerti dan memahami
agama, yang lebih tua menyayangi yang lebih kecil dan sebaliknya, memberi
rezeki yang berkecukupan di dalam hidup mereka, tercapai setiap
keinginannya, dan menghindarkan mereka dari segala cobaan, maka
terciptalah sebuah keluarga yang dinamakan sakinah, mawaddah,
warahmah.
Itulah antara lain komponen-komponen dari bangunan keluarga sakinah.
Antara yang satu dengan lainnya saling melengkapi dan menyempurnakan.
11 | P a g e
Jadi apabila tidak terpenuhi salah satunya yang terjadi adalah
ketidakharmonisan dan ketimpangan di dalam kehidupan rumah tangga.
Contoh kasus, sebuah rumah tangga yang oleh Allah diberikan kecukupan
materinya akan tetapi hubungan antar anggota keluarganya tidak terbina
dengan baik, artinya tidak ada rasa saling menghormati dan pengertian
antara yang satu dengan yang lainnya, yang tua tidak menyayangi yang lebih
muda dan yang muda tidak mau menghormati yang lebih tua, maka yang
terjadi adalah diskomunikasi dan ketidakharmonisan rumah tangga.keluarga
yang seperti ini tidak bisa disebut keluarga sakinah.
Begitupun sebaliknya, sebuah keluarga yang kekurangan materi atau
finansialnya maka yang terjadi adalah percekcokan dan perselisihan yang
mengakibatkan tidak tenteramnya kehidupan keluarga. Meskipun tidak
semua keluarga yang kekurangan materi akan mengalami hal tersebut,
namun itu hanya sedikit sekali terjadi di kehidupan sekarang ini. Sebab
manusia tidak akan mampu bertahan hidup tanpa adanya materi.
Namun dari semua itu perlu diingat bahwa ada sesuatu yang sangat
penting untuk diperhatikan dan merupakan penentu baik tidaknya kehidupan
keluarga, yaitu tiada lain adalah suami dan istri itu sendiri. Karena merekalah
pelaku utama di dalam rumah tangga. Seperti disebutkan di atas bahwa
salah satu komponen keluarga sakinah adalah keseimbangan hubungan
suami-istri.
Memang sebenarnya kewajiban berbuat baik tidak hanya antar suami
dan istri saja. Di dalam al-Qur’ānkewajiban itu untuk siapa saja. Oleh
karenanya, sebagai umat Islam yang baik kita dianjurkan untuk nasehat-
menasehati dimulai dari orang yang paling dekat hubungannya dengan kita
sampai kepada siapa saja yang perlu untuk itu.
12 | P a g e
Untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah perlu melalui
proses yang panjang dan pengorbanan yang besar, di antaranya:
Pilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang taat menjalankan
perintah Allah dan sunnah Rasulullah SWT.
Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan dan
ketaqwaannya dari pada kecantikannya, kekayaannya,
kedudukannya.
Pilihlah pasangan keturunan keluarga yang terjaga kehormatan dan
nasabnya.
Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk
menghidari hubungan yang dilaran Allah SWT
Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami
dengan dorongan iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah,
memberi keamanan, memberikan didikan islami pada anak istrinya,
memberikan sandang pangan, papan yang halal, menjadi pemimpin
keluarga yang mampu mengajak anggota keluaganya menuju ridha
Allah dan surga -Nya serta dapat menyelamatkan anggota
keluarganya dario siksa api neraka.
Istri berusaha menjalankan kewajibann ya sebagai istri dengan
dorongan ibadah dan berharap ridha Allah semata. Seperti melayani
suami, mendidik putra-putrinya tentan agama islam dan ilmu
pengetahuan, mendidik mereka dengan akhlak yang mulia, menjaga
kehormatan keluarga, memelihara harta suaminya, dan
membahagiakan suaminya.
Suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya,
saling menghargai, merasa saling membutuhkan dan melengkapi,
menghormati, mencintai, saling mempercai kesetiaan masing-masing,
saling keterbukaan dengan merajut komunikasi yang intens.
13 | P a g e
Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk selalu
bersama dalam mengarungi badai dan gelombang kehidupan.
Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat berjamaah atau
ibadah bersama-sama, seperti suami mengajak anak istrinya
bersedekah pada fakir miskin, dengan tujuan suami mendidik anaknya
agar gemar bersedekah, mendidik istrinya agar lebih banyak bersukur
kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama, mengajak anak istri
membaca al-qur’an, berziarah qubur, menuntut ilmu bersama,
bertamasya untuk melihat keagungan ciptaan Allah SWT. Dan lain-
lain.
Suami istri selalu meomoh kepada Allah agar diberikan keluarga yang
sakinah mawaddah wa rohmah.
Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan
instropeksi diri untuk melakukan perbaikan dimasa yang akan datang.
Misalkan, suami istri, dan anak-anaknya saling meminta maaf pada
anggota keluarga itu pada setiap hari kamis malam jum’at. Tujuannya
hubungan masing-masing keluarga menjadi harmonis, terbuka, plong,
tanpa beban kesalahan pada pasangannnya, dan untuk menjaga
kesetiaan masing-masing anggota keluarga.
Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan
musyawarah keluarga. Dan ketika terjadi perselisihan, maka anggota
keluarga cepat-cepat memohon perlindungan kepada Allah dari
keburukan nafsu amarahnya.
Demikianlah bentuk keluarga yang sempurna di dalam Islam, yang
semua hal didasarkan pada bimbingan al-Qur’ān dan as-Sunnah.
2.5 Faktor yang Berhubungan dengan pembentukan Keluarga Sakinah
14 | P a g e
Membina sebuah keluarga bahagia dalam rumahtangga bukanlah
suatuperkara yang mudah. Terdapat banyak faktor yang mendorong
pasangan suami istri boleh membentuk keluarga bahagia yang diredhai Allah
SWT. Antara faktor-faktor yang dinyatakan dalam kajian ini ialah faktor suami
istri, faktor keilmuan, faktor hubungan ahli kerabat, dan faktor ekonomi.
a. Faktor Suami Istri
Suami istri merupakan tunjang utama dalam pembentukan sebuah
keluarga bahagia. Damainya sebuah institusi perkawinan itu bergantung
kepada hubungan dan peranan suami istri untuk membentuk keluarga
masing-masing. Ibu bapak atau ketua keluarga perlu memainkan peranan
terutamanya saling hormat-menghormati di antara satu sama lain karena
anak-anak akan mudah terpengaruh dengan tingkah laku mereka.
Walaupun ketenteraman rumahtangga tanpa krisis dan kesepahaman
merupakan 15ateri penyumbang kepada kebahagiaan rumahtangga, tetapi
tanggung jawab suami istri seharusnya tidak ditepikan. Suami istri perlu
menjalankan tanggungjawab sebagai suami, istri, dan tanggung jawab
bersama.
Suami merupakan ketua keluarga yang memainkan peranan paling
penting untuk membentuk sebuah keluarga bahagia. Suami yang bahagia
ialah suami yang sanggup berkorban dan berusaha untuk kepentingan
keluarga dan rumah tangga yaitu memberi makan makanan yang baik untuk
anak-anak dan istri, menjaga hak istri, memberi pakaian yang bersesuaian
dengan pakaian Islam, mendidik anak-anak dan istri dengan didikan Islam
yang benar serta memberi tempat perlindungan.
Istri solehah ialah istri yang tahu menjaga hak suami, harta suami,
anak-anak, menjaga maruah diri dan juga maruah suami serta membantu
menjalankan urusan keluarga dengan sifat ikhlas, jujur, bertimbang rasa,
15 | P a g e
amanah, dan bertanggungjawab. Tanggungjawab istri terhadap ahli
keluarganya amatlah besar dan ia hendaklah taat terhadap segala perintah
suaminya selagi tidak bertentangan dengan larangan Allah.
b. Faktor Keilmuan
Membentuk sebuah keluarga bahagia bukanlah bergantung kepada
pengalaman semata-mata. Setiap pasangan hendaklah mempunyai ilmu
pengetahuan yang kukuh dalam semua aspek dan bukannya hanya
mengutamakan ilmu perkawinan semata-mata. Pasangan perlu memahirkan
diri dalam pelbagai bidang ilmu antaranya ilmu ekonomi, 16ateri, akhlak,
ibadah dan sebagainya. Ilmu pengetahuan mampu menyelesaikan segala
masalah yang melanda dalam rumahtangga secara rasionalnya.
Membina sebuah keluarga bahagia dengan asas yang kukuh
terutamanya dengan pengetahuan keagamaan dapat menjadikan individu
berfikir, dan bertindak sesuai dengan fitrah insaniah yang diberikan oleh
Allah SWT. Keluarga Islam harus selalu meningkatkan kualiti pemikiran Islam
yang sebenarnya sesuai dengan perubahan zaman.
c. Faktor Ahli Kerabat
Setiap pasangan yang telah berkahwin perlu menyesuaikan diri dengan
keadaan ahli keluarga pasangan masing-masing. Perkara ini sangat penting
supaya tidak berlaku salah faham yang boleh mengeruhkan keharmonian
rumahtangga yang baru ingin dibina. Asas yang paling utama ialah
mengadakan hubungan yang erat dengan ibu bapa kedua-dua belah pihak.
Al-Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa selain ibu bapak, seorang anak
juga perlu menjaga hubungan kekeluargaan dengan kerabat-kerabat sebelah
ibu dan bapak. Al-Nawawi menjelaskan bahwa seorang anak berbakti
kepada ibu bapaknya jika dia menjaga hubungan yang baik dengan kerabat-
16 | P a g e
kerabat mereka (Kamarul Azmi Jasmi, 2004 : 11). Islam juga turut
menggalakkan supaya diutamakan kaum kerabat terlebih dahulu sekiranya
ingin memberikan sedekah kerana melalui cara ini ia akan dapat membantu
mengeratkan hubungan kekeluargaan disamping mendapat ganjaran pahala
bersedekah.
d. Faktor Ekonomi
Pengurusan ekonomi dalam rumahtangga seharusnya tidak dipandang
remeh oleh setiap pasangan. Menurut Dr. Johari bin Mat (1998: 12),
kedudukan ekonomi yang tidak stabil menyebabkan masalah yang akan
timbul dalam rumahtangga. Masalah akan terjadi jika suami tidak dapat
17ateri nafkah yang secukupnya, atau istri terlalu mementingkan aspek
material di luar kemampuan suami atau keluarga. Sebaiknya, setiap keluarga
harus mengukur kemampuan masing-masing agar jangan sampai aspek
ekonomi rumahtangga sebagai sebab bergolaknya keluarga dan penghalang
untuk membentuk sebuah keluarga bahagia.
Suami istri sepatutnya bijak dalam menyusun, mengatur, dan
merancang keuangan keluarga. Oleh karena itu, pasangan perlu merancang
setiap perbelanjaan dan bukannya hanya mengikut tuntutan nafsu yang ingin
memenuhi kehidupan 17aterial. Perbelanjaan tanpa perancangan
menyebabkan kehidupan sentiasa terasa terhimpit.
BAB III
KESIMPULAN
17 | P a g e
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang,
terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan
memperoleh pembelaan. Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang
menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa dikatakan
mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu seseorang
pada lawan jenisnya). Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut,
siap berkorban untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada
yang dicintai. Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin
yang terimplementasikan pada wujud kasih sayang, seperti cinta tulus, kasih
sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang
terpancar dari cahaya iman.
Mewujudkan keluarga sakinah adalah dambaan setiap manusia.
keluarga sakinah ialah kondisi keluarga yang sangat ideal yang terbentuk
berlandaskan Al-Quran dan Sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia
dan di akhirat. Kebendaan bukanlah sebagai ukuran untuk membentuk
keluarga bahagia. Membangun keluarga sakinah tidaklah mudah, banyak
yang mengalami kesulitan. Dasarnya, mereka harus mengetahui konsep-
konsep membangun keluarga sakinah, yaitu :
a. Memilih kriteria calon suami atau istri dengan tepat
b. Dalam keluarga harus ada mawaddah dan rahmah
c. Saling mengerti antara suami-istri
d. Saling menerima
e. Saling menghargai
f. Saling mempercayai
g. Suami-istri harus menjalankan kewajibanya masing-masing
h. Suami istri harus menghindari pertikaian
i. hubungan antara suami istri harus atas dasar saling
membutuhkan
j. Suami istri harus senantiasa menjaga makanan yang halal
18 | P a g e
k. Suami istri harus menjaga aqidah yang benar
Demikianlah bentuk keluarga yang sempurna di dalam Islam, yang
semua hal didasarkan pada bimbingan al-Qur’ān dan as-Sunnah.
DAFTAR PUSTAKA
Maimunah Hasan. 2001, Rumah Tangga Muslim. Yogyakarta: Bintang
Cemerlang
19 | P a g e
Nawawi al-Bantani. 2000. Hak dan Kewajiban Suami Istri Pedoman
20 | P a g e