MAKALAH PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
TETANUS
Dosen Pembimbing : dr. Fauziah Elytha, MSc
OLEH: Kelompok 12
Roma Yuliana1311211109
Lasmita Amelia1311212012
Dion Andhika Dwi Putra1311211034
Aziza1311211029
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Program Penanggulangan Penyakit Tetanus dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Program Penanggulangan Penyakit Menular.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah Program Penanggulangan Penyakit Menular, ibu dr. Fauziah Elytha, MSc serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh kemampuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.
Padang, Agustus 2015
Penulis
DAFTAR ISI
iKATA PENGANTAR
iiDAFTAR ISI
1BAB 1 : PENDAHULUAN
11.1 Latar Belakang
21.2 Perumusan Masalah
21.3 Tujuan
3BAB 2 : PEMBAHASAN
32.1 Definisi
2.2 Etiologi 342.3 Faktor Resiko
52.4 Epidemiologi
52.4.1 Triad Epidemiologi
72.4.2 Hubungan Penjamu, Bibit Penyakit dan Lingkungan Penyakit Tetanus
72.4.3 Transmisi
82.5 Perjalanan Penyakit
102.6 Klasifikasi Penyakit
112.7 Pengobatan dan Pencegahan
132.8 Program Penanggulangan
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpun..............................................................................................14 3.2 Saran.....................................................................................................14DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangTetanus merupakan salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tetanus dapat terjadi pada orang yang belum diimunisasi, orang yang diimunisasi sebagian, atau telah diimunisasi lengkap tetapi tidak memperoleh imunitas yang cukup, karena tidak melakukan booster secara berkala.
Tetanus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di seluruh dunia. Diperkirakan angka kejadian pertahunnya sekitar satu juta kasus dengan tingkat mortalitas yang berkisar dari 6% hingga 60%. Pada tahun 2000, hanya 18.833 kasus tetanus yang dilaporkan ke WHO. Berdasarkan data dari WHO, penelitian yang dilakukan oleh Stanfield dan Galazka, dan data dari Vietnam diperkirakan insidens tetanus di seluruh dunia adalah sekitar 700.000 1.000.000 kasus per tahun. Selama 20 tahun terakhir, insidens tetanus telah menurun seiring dengan peningkatan cakupan imunisasi. Namun demikian, hampir semua negara tidak memiliki kebijakan bagi orang yang telah divaksinasi yang lahir sebelum program imunisasi diberlakukan ataupun penyediaan booster yang diperlukan untuk perlindungan jangka lama, serta pada orang-orang yang lupa melakukan jadwal imunisasi. Di Amerika Serikat, tetanus sudah jarang ditemukan. Tetanus neonatorum menyebabkan 50% kematian perinatal dan menyumbangkan 20% kematian bayi. Angka kejadian 6-7/100 kelahiran hidup di perkotaan dan 11-23/100 kelahiran hidup di pedesaan. Sedangkan angka kejadian tetanus pada anak di rumah sakit 7-40 kasus/tahun, 50% terjadi pada kelompok 5-9 tahun, 30% kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok >10 tahun, dan sisanya pada bayi 80%.
d. Pemberian TT dilakukan menurut hasil skrining status TT.
3) Strategia. Prioritas imunisasi WUS pada daerah berisiko tinggi.
b. Diarahkan pada WUS yang terkelompok (misalnya pada industri, perdagangan, atau perkebunan).
c. Imunisasi TT pada anak SMA.
d. Imunisasi pada calon pengantin dan ibu hamil tetap diteruskan.
e. Promosi kesehatan.
4) Kegiatan
a. Pertemuan lintas sektor.b. Pendataan semua WUS berusia 15-39 tahun.
c. Pemetaan dengan sistem skoring.
d. Pembuatan jadwal pelaksanaan imunisasi (Januari-Februari)
e. Pelaksanaan imunisasi.BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang periodik dan berat. Tetanus biasanya akut dan menimbulkan paralitik spastik yang disebabkan tetanospasmin yang merupakan neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani. Ciri utama dari tetanus adalah kekakuan otot (spasme), tanpa disertai gangguan kesadaran. Seorang penderita yang terkena tetanus tidak imun terhadap serangan berikutnya, artinya dia mempunyai kesempatan yang sama untuk terkena tetanus bila terjadi luka sama seperti orang lainnya yang tidak pernah di imunisasi. Pencegahan terhadap tetanus dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi aktif, berupa DPT atau DT, yang diberikan sejak anak berusia 2 tahun.3.2 Saran
Melalui makalah ini, penulis menyarankan untuk:
a. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
b. Masyarakat sebaiknya selalu mengikuti program imunisasi yang telah diselenggarakan pemerintah karena itu semua demi kepentingan masyarakat itu sendiri.c. Pemerintah dan petugas kesehatan sebaiknya melakukan sosialisasi atau penyuluhan tentang pentingnya imunisasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat tahu betapa pentingnya imunisasi bagi kesehatan anak-anak mereka.
DAFTAR PUSTAKAWidoyono. 2008. Penyakit tropis : epidemiologi, penularan, pencegahan dan pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.Kelly, Heath, dkk. 2009. Pengenalan, Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit- Penyakit yang Disebabkan Oleh Bakteri dan Virus. Yogjakarta : PALLMAL Yogjakarta.
Lestari, Nanik. 2011. Epidemiologi Penyakit Menular. http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/tetanus.html (Diakses pada tanggal 15 Agustus 2015, pukul 13.25).
Kiking Ritarwan. Tetanus. Jurnal (Online). 2004 : http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking2.pdf (Diakses pada tanggal 15 Agustus 2015, pukul 13.30).
I Wayan Arditayasa. Clostridium tetani. Jurnal (Online). 2008. https://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/i-wayan-arditayasa-078114135.pdf (Diakses pada tanggal 15 Agustus, pukul 13.45).