Transcript
Page 1: MAKALAH IBD - Keindahan

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, serta kebaikan kepada kita semua. Para penyusun dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk

melengkapi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar semester I.

Tak lupa penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada :

1. Kedua Orang Tua Para Penyusun serta keluarga atas dukungan moril yang

diberikan kepada para penyusun. Juga doa yang selalu dipanjatkan agar

makalah ini terselesaikan dengan baik.

2. Kepada Bapak Achiruddin Akil, S.Pd selaku Dosen mata kuliah Ilmu Budaya

Dasar, yang dengan sabar mengajarkan kami.

3. Teman – teman DKV kelas O Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Indraprasta yang tidak dapat para penyusun sebutkan satu per satu.

Dalam pembuatan makalah ini para penyusun menyadari bahwa makalah ini

kurang sempurna. Karena itu para penyusun berharap Bapak dan Ibu dosen dapat

memakluminya. Terima kasih.

Jakarta, 30 November 2008

Para Penyusun

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, serta kebaikan kepada kita semua. Para penyusun dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk

melengkapi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar semester I.

Tak lupa penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada :

1. Kedua Orang Tua Para Penyusun serta keluarga atas dukungan moril yang

diberikan kepada para penyusun. Juga doa yang selalu dipanjatkan agar

makalah ini terselesaikan dengan baik.

2. Kepada Bapak Achiruddin Akil, S.Pd selaku Dosen mata kuliah Ilmu Budaya

Dasar, yang dengan sabar mengajarkan kami.

3. Teman – teman DKV kelas O Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Indraprasta yang tidak dapat para penyusun sebutkan satu per satu.

Dalam pembuatan makalah ini para penyusun menyadari bahwa makalah ini

kurang sempurna. Karena itu para penyusun berharap Bapak dan Ibu dosen dapat

memakluminya. Terima kasih.

Jakarta, 30 November 2008

Para Penyusun

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, serta kebaikan kepada kita semua. Para penyusun dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk

melengkapi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar semester I.

Tak lupa penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada :

1. Kedua Orang Tua Para Penyusun serta keluarga atas dukungan moril yang

diberikan kepada para penyusun. Juga doa yang selalu dipanjatkan agar

makalah ini terselesaikan dengan baik.

2. Kepada Bapak Achiruddin Akil, S.Pd selaku Dosen mata kuliah Ilmu Budaya

Dasar, yang dengan sabar mengajarkan kami.

3. Teman – teman DKV kelas O Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Indraprasta yang tidak dapat para penyusun sebutkan satu per satu.

Dalam pembuatan makalah ini para penyusun menyadari bahwa makalah ini

kurang sempurna. Karena itu para penyusun berharap Bapak dan Ibu dosen dapat

memakluminya. Terima kasih.

Jakarta, 30 November 2008

Para Penyusun

Page 2: MAKALAH IBD - Keindahan

3

DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………….. 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 4

LATAR BELAKANG ……………………………………………………… 4

BAB II MANUSIA DAN KEINDAHAN ………………………………….. 5

ISI ……………………………………………………………………....... 5

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………... 6

A. PENGERTIAN KEINDAHAN ………………………………………… 6

1. Apakah Keindahan Itu ? ………………………………………... 7

2. Nilai Estetika ……………………………………………………. 9

3. Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan ? ……………….. 10

B. MAKNA KEINDAHAN ………………………………………………. 11

C. RENUNGAN …………………………………………………………. 16

D. KESERASIAN ………………………………………………………… 19

E. KEHALUSAN ………………………………………………………… 21

F. MANUSIA DAN KEINDAHAN ……………………………………… 22

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………. 26

KESIMPULAN …………………………………………………………… 26

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 27

LEMBAR PERTANYAAN ….……………………………………………… 28

LEMBAR JAWABAN …………………………………………………….... 29

3

DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………….. 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 4

LATAR BELAKANG ……………………………………………………… 4

BAB II MANUSIA DAN KEINDAHAN ………………………………….. 5

ISI ……………………………………………………………………....... 5

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………... 6

A. PENGERTIAN KEINDAHAN ………………………………………… 6

1. Apakah Keindahan Itu ? ………………………………………... 7

2. Nilai Estetika ……………………………………………………. 9

3. Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan ? ……………….. 10

B. MAKNA KEINDAHAN ………………………………………………. 11

C. RENUNGAN …………………………………………………………. 16

D. KESERASIAN ………………………………………………………… 19

E. KEHALUSAN ………………………………………………………… 21

F. MANUSIA DAN KEINDAHAN ……………………………………… 22

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………. 26

KESIMPULAN …………………………………………………………… 26

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 27

LEMBAR PERTANYAAN ….……………………………………………… 28

LEMBAR JAWABAN …………………………………………………….... 29

3

DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………….. 1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. 3

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 4

LATAR BELAKANG ……………………………………………………… 4

BAB II MANUSIA DAN KEINDAHAN ………………………………….. 5

ISI ……………………………………………………………………....... 5

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………... 6

A. PENGERTIAN KEINDAHAN ………………………………………… 6

1. Apakah Keindahan Itu ? ………………………………………... 7

2. Nilai Estetika ……………………………………………………. 9

3. Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan ? ……………….. 10

B. MAKNA KEINDAHAN ………………………………………………. 11

C. RENUNGAN …………………………………………………………. 16

D. KESERASIAN ………………………………………………………… 19

E. KEHALUSAN ………………………………………………………… 21

F. MANUSIA DAN KEINDAHAN ……………………………………… 22

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………. 26

KESIMPULAN …………………………………………………………… 26

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 27

LEMBAR PERTANYAAN ….……………………………………………… 28

LEMBAR JAWABAN …………………………………………………….... 29

Page 3: MAKALAH IBD - Keindahan

4

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ditinjau dari segi bahasa, Keindahan berasal dari kata Indah, diartikan

sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan

identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah

keindahan.

Keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan.

Keindahan dalam arti estetika murni menyangkut pengalaman estetik seseorang

dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti

terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut

benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa

keindahan bentuk dan warna.

Nilai Estetik menurut Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian

keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai

ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya.

Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam

memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan

adalah hasil merenung.

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,

sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur

pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.

Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,

sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,

kesopanan dan atau keadaban.

4

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ditinjau dari segi bahasa, Keindahan berasal dari kata Indah, diartikan

sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan

identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah

keindahan.

Keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan.

Keindahan dalam arti estetika murni menyangkut pengalaman estetik seseorang

dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti

terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut

benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa

keindahan bentuk dan warna.

Nilai Estetik menurut Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian

keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai

ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya.

Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam

memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan

adalah hasil merenung.

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,

sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur

pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.

Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,

sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,

kesopanan dan atau keadaban.

4

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ditinjau dari segi bahasa, Keindahan berasal dari kata Indah, diartikan

sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan

identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah

keindahan.

Keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan.

Keindahan dalam arti estetika murni menyangkut pengalaman estetik seseorang

dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti

terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut

benda-benda yang dapat diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa

keindahan bentuk dan warna.

Nilai Estetik menurut Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian

keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai

ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya.

Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam

memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan

adalah hasil merenung.

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,

sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur

pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.

Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,

sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,

kesopanan dan atau keadaban.

Page 4: MAKALAH IBD - Keindahan

5

BAB II

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Dalam materi pembahasan tentang Manusia dan Keindahan, ada beberapa

hal-hal yang akan dibahas, dimana setiap pointnya mempunyai keterkaitan yang

saling berhubungan, diantaranya adalah sebagai berikut :

A. PENGERTIAN KEINDAHAN

1. Apakah Keindahan Itu ?

2. Nilai Estetika

3. Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan ?

B. MAKNA KEINDAHAN

C. RENUNGAN

D. KESERASIAN

E. KEHALUSAN

F. MANUSIA DAN KEINDAHAN

Dari pembahasan Materi tentang Manusia dan Keindahan diatas,

diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang keindahan,

renungan, keserasian serta kaitannya dengan manusia didalam kehidupan sehari-

hari.

5

BAB II

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Dalam materi pembahasan tentang Manusia dan Keindahan, ada beberapa

hal-hal yang akan dibahas, dimana setiap pointnya mempunyai keterkaitan yang

saling berhubungan, diantaranya adalah sebagai berikut :

A. PENGERTIAN KEINDAHAN

1. Apakah Keindahan Itu ?

2. Nilai Estetika

3. Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan ?

B. MAKNA KEINDAHAN

C. RENUNGAN

D. KESERASIAN

E. KEHALUSAN

F. MANUSIA DAN KEINDAHAN

Dari pembahasan Materi tentang Manusia dan Keindahan diatas,

diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang keindahan,

renungan, keserasian serta kaitannya dengan manusia didalam kehidupan sehari-

hari.

5

BAB II

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Dalam materi pembahasan tentang Manusia dan Keindahan, ada beberapa

hal-hal yang akan dibahas, dimana setiap pointnya mempunyai keterkaitan yang

saling berhubungan, diantaranya adalah sebagai berikut :

A. PENGERTIAN KEINDAHAN

1. Apakah Keindahan Itu ?

2. Nilai Estetika

3. Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan ?

B. MAKNA KEINDAHAN

C. RENUNGAN

D. KESERASIAN

E. KEHALUSAN

F. MANUSIA DAN KEINDAHAN

Dari pembahasan Materi tentang Manusia dan Keindahan diatas,

diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang keindahan,

renungan, keserasian serta kaitannya dengan manusia didalam kehidupan sehari-

hari.

Page 5: MAKALAH IBD - Keindahan

6

BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEINDAHAN

Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau "Beauty" adalah sifat

dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,

cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita rasa

keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya jika kita

bermusik, kita akan semakin mencari 'Feel'

apa yang cocok untuk hati

kita1. Benda yang

mempunyai sifat indah

ialah segala hasil seni,

seperti Pemandangan

Alam (Pantai, Pegunungan,

Danau, Bunga, Lereng

Gunung), Manusia (Wajah, Mata,

Hidung, Bibir, Rambut, Kaki, Tubuh), Rumah (halaman,

tatanan perabot rumah tangga dan sebagainya), Suara, Warna, dan sebagainya.

Semua itu termasuk indah yang merupakan ciptaan Tuhan secara langsung. Betapa

indahnya pemandangan matahari pagi dari timur dan pemandangan sore hari

ketika matahari sedang menuju peraduannya di ufuk barat bumi ini. Demikian

juga pemandangan yang indah ciptaan Tuhan yang muncul dari perpaduan

gunung yang menghijau dengan samudera yang membiru. Indahnya

pemandangan alam lepas, apalagi saat bulan purnama yang sejuk dengan desiran

angin sepoi-sepoi basah. Keindahan seperti itu sudah merupakan keindahan yang

universal. Semua lapisan masyarakat akan merasakan betapa indahnya ciptaan

Tuhan. Karena dalam Islam sendiri, sebuah Hadits Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya Allah Ta'ala indah dan suka kepada keindahan”. (HR. Muslim)

Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia.

Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan

1http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan

6

BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEINDAHAN

Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau "Beauty" adalah sifat

dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,

cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita rasa

keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya jika kita

bermusik, kita akan semakin mencari 'Feel'

apa yang cocok untuk hati

kita1. Benda yang

mempunyai sifat indah

ialah segala hasil seni,

seperti Pemandangan

Alam (Pantai, Pegunungan,

Danau, Bunga, Lereng

Gunung), Manusia (Wajah, Mata,

Hidung, Bibir, Rambut, Kaki, Tubuh), Rumah (halaman,

tatanan perabot rumah tangga dan sebagainya), Suara, Warna, dan sebagainya.

Semua itu termasuk indah yang merupakan ciptaan Tuhan secara langsung. Betapa

indahnya pemandangan matahari pagi dari timur dan pemandangan sore hari

ketika matahari sedang menuju peraduannya di ufuk barat bumi ini. Demikian

juga pemandangan yang indah ciptaan Tuhan yang muncul dari perpaduan

gunung yang menghijau dengan samudera yang membiru. Indahnya

pemandangan alam lepas, apalagi saat bulan purnama yang sejuk dengan desiran

angin sepoi-sepoi basah. Keindahan seperti itu sudah merupakan keindahan yang

universal. Semua lapisan masyarakat akan merasakan betapa indahnya ciptaan

Tuhan. Karena dalam Islam sendiri, sebuah Hadits Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya Allah Ta'ala indah dan suka kepada keindahan”. (HR. Muslim)

Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia.

Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan

1http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan

6

BAB III

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEINDAHAN

Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau "Beauty" adalah sifat

dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,

cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita rasa

keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya jika kita

bermusik, kita akan semakin mencari 'Feel'

apa yang cocok untuk hati

kita1. Benda yang

mempunyai sifat indah

ialah segala hasil seni,

seperti Pemandangan

Alam (Pantai, Pegunungan,

Danau, Bunga, Lereng

Gunung), Manusia (Wajah, Mata,

Hidung, Bibir, Rambut, Kaki, Tubuh), Rumah (halaman,

tatanan perabot rumah tangga dan sebagainya), Suara, Warna, dan sebagainya.

Semua itu termasuk indah yang merupakan ciptaan Tuhan secara langsung. Betapa

indahnya pemandangan matahari pagi dari timur dan pemandangan sore hari

ketika matahari sedang menuju peraduannya di ufuk barat bumi ini. Demikian

juga pemandangan yang indah ciptaan Tuhan yang muncul dari perpaduan

gunung yang menghijau dengan samudera yang membiru. Indahnya

pemandangan alam lepas, apalagi saat bulan purnama yang sejuk dengan desiran

angin sepoi-sepoi basah. Keindahan seperti itu sudah merupakan keindahan yang

universal. Semua lapisan masyarakat akan merasakan betapa indahnya ciptaan

Tuhan. Karena dalam Islam sendiri, sebuah Hadits Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya Allah Ta'ala indah dan suka kepada keindahan”. (HR. Muslim)

Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia.

Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan

1http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan

Page 6: MAKALAH IBD - Keindahan

7

waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibat

pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.

Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran,

dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi,

dan mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran

berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena

dasarnya tidak benar.

Gambar 2 : Lukisan Monalisa,

Indah, sesuatu yang mengandung kebenaran (bukan tiruan/Asli)

Keindahan juga bersifat Universal, yang tidak terikat oleh selera

perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan. Kemudian

pertanyaannya apakah keindahan itu? Apakah nilai Estetik itu? Yang mendorong

manusia menciptakan keindahan.

1. Apakah Keindahan itu ?

Menurut sejarah Yunani kuno abad 18, pada saat itu pengertian

keindahan telah di pelajari oleh para Filsuf. Menurut The Liang Gie dalam

bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris

Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau”,

Italia dan Spanyol “Bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “Bellum”,

akar katanya adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai

bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi

“bellum”. Kemudian menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan

menjadi tiga macam pengertian, yaitu :

• Keindahan Dalam Arti Luas

7

waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibat

pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.

Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran,

dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi,

dan mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran

berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena

dasarnya tidak benar.

Gambar 2 : Lukisan Monalisa,

Indah, sesuatu yang mengandung kebenaran (bukan tiruan/Asli)

Keindahan juga bersifat Universal, yang tidak terikat oleh selera

perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan. Kemudian

pertanyaannya apakah keindahan itu? Apakah nilai Estetik itu? Yang mendorong

manusia menciptakan keindahan.

1. Apakah Keindahan itu ?

Menurut sejarah Yunani kuno abad 18, pada saat itu pengertian

keindahan telah di pelajari oleh para Filsuf. Menurut The Liang Gie dalam

bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris

Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau”,

Italia dan Spanyol “Bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “Bellum”,

akar katanya adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai

bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi

“bellum”. Kemudian menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan

menjadi tiga macam pengertian, yaitu :

• Keindahan Dalam Arti Luas

7

waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibat

pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.

Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran,

dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi,

dan mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran

berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena

dasarnya tidak benar.

Gambar 2 : Lukisan Monalisa,

Indah, sesuatu yang mengandung kebenaran (bukan tiruan/Asli)

Keindahan juga bersifat Universal, yang tidak terikat oleh selera

perorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan. Kemudian

pertanyaannya apakah keindahan itu? Apakah nilai Estetik itu? Yang mendorong

manusia menciptakan keindahan.

1. Apakah Keindahan itu ?

Menurut sejarah Yunani kuno abad 18, pada saat itu pengertian

keindahan telah di pelajari oleh para Filsuf. Menurut The Liang Gie dalam

bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris

Keindahan diterjemahkan dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau”,

Italia dan Spanyol “Bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “Bellum”,

akar katanya adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai

bentuk pengecilan menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi

“bellum”. Kemudian menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan

menjadi tiga macam pengertian, yaitu :

• Keindahan Dalam Arti Luas

Page 7: MAKALAH IBD - Keindahan

8

Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie,

mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya

dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan

hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu

yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang berbicara tentang ilmu

yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa

yang biasa dibicarakan oleh orang-orang Yunani mengenai buah pikiran

yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga

mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya

“Syimmetria”, untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya

pada seni pahat dan arsitektur) dan “Harmonia” untuk keindahan

bedasarkan pendengaran (musik).

Jadi pengertian yang seluar-luasnya meliputi :

o Keindahan Seni

o Keindahan Alam

o Keindahan Moral

o Keindahan Intelektual

• Keindahan Dalam Arti Estetika Murni

Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang

dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

• Keindahan Dalam Arti Terbatas

Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih

disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat

diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan

warna.

Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan

hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita

(Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions). Thomas

Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu

yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).

2. Nilai Estetika

8

Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie,

mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya

dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan

hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu

yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang berbicara tentang ilmu

yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa

yang biasa dibicarakan oleh orang-orang Yunani mengenai buah pikiran

yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga

mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya

“Syimmetria”, untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya

pada seni pahat dan arsitektur) dan “Harmonia” untuk keindahan

bedasarkan pendengaran (musik).

Jadi pengertian yang seluar-luasnya meliputi :

o Keindahan Seni

o Keindahan Alam

o Keindahan Moral

o Keindahan Intelektual

• Keindahan Dalam Arti Estetika Murni

Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang

dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

• Keindahan Dalam Arti Terbatas

Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih

disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat

diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan

warna.

Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan

hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita

(Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions). Thomas

Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu

yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).

2. Nilai Estetika

8

Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie,

mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya

dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan

hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu

yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang berbicara tentang ilmu

yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa

yang biasa dibicarakan oleh orang-orang Yunani mengenai buah pikiran

yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga

mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya

“Syimmetria”, untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya

pada seni pahat dan arsitektur) dan “Harmonia” untuk keindahan

bedasarkan pendengaran (musik).

Jadi pengertian yang seluar-luasnya meliputi :

o Keindahan Seni

o Keindahan Alam

o Keindahan Moral

o Keindahan Intelektual

• Keindahan Dalam Arti Estetika Murni

Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang

dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.

• Keindahan Dalam Arti Terbatas

Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih

disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat

diserap dengan Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan

warna.

Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan

hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita

(Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions). Thomas

Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu

yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).

2. Nilai Estetika

Page 8: MAKALAH IBD - Keindahan

9

Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau

sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan

dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu

keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara

umum. Pengertian ini berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu

obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa senang, puas dan sebagainya

yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang

dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya,

pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah

dan perasaan, tetapi berhubungan dengan pikiran, etika dan logika.

Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan

dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai Moral, nilai

Ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan

segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai

Estetik.

Masalah sekarang ialah: apakah Nilai Estetik. itu? Dalam bidang

filsafat, istilah nilai sering kali dipakai suatu kata benda abstrak yang berarti

keberhargaan (Worth) atau kebaikan (Goodness).

Dalam “Dictionary Of Sociology And Related Science” diberikan

rumus tentang nilai sebagai berikut :

“The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality

of any object which causes it be of interest to an individual or a group”

(Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan

keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang

atau suatu kelompok).

Hal itu berarti, bahwa nilai ini adalah semata-mata adalah realita

psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat

dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh

orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak

kebenarannya.

Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subjektif dan

objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai

9

Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau

sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan

dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu

keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara

umum. Pengertian ini berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu

obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa senang, puas dan sebagainya

yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang

dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya,

pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah

dan perasaan, tetapi berhubungan dengan pikiran, etika dan logika.

Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan

dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai Moral, nilai

Ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan

segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai

Estetik.

Masalah sekarang ialah: apakah Nilai Estetik. itu? Dalam bidang

filsafat, istilah nilai sering kali dipakai suatu kata benda abstrak yang berarti

keberhargaan (Worth) atau kebaikan (Goodness).

Dalam “Dictionary Of Sociology And Related Science” diberikan

rumus tentang nilai sebagai berikut :

“The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality

of any object which causes it be of interest to an individual or a group”

(Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan

keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang

atau suatu kelompok).

Hal itu berarti, bahwa nilai ini adalah semata-mata adalah realita

psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat

dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh

orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak

kebenarannya.

Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subjektif dan

objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai

9

Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau

sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan

dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu

keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara

umum. Pengertian ini berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu

obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa senang, puas dan sebagainya

yang sejalur dengan kata tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang

dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya,

pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah

dan perasaan, tetapi berhubungan dengan pikiran, etika dan logika.

Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan

dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai Moral, nilai

Ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan

segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai

Estetik.

Masalah sekarang ialah: apakah Nilai Estetik. itu? Dalam bidang

filsafat, istilah nilai sering kali dipakai suatu kata benda abstrak yang berarti

keberhargaan (Worth) atau kebaikan (Goodness).

Dalam “Dictionary Of Sociology And Related Science” diberikan

rumus tentang nilai sebagai berikut :

“The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality

of any object which causes it be of interest to an individual or a group”

(Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan

keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang

atau suatu kelompok).

Hal itu berarti, bahwa nilai ini adalah semata-mata adalah realita

psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat

dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh

orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak

kebenarannya.

Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subjektif dan

objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai

Page 9: MAKALAH IBD - Keindahan

10

kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting ialah : Nilai Ekstrinsik

dan Nilai Instrinsik.

Nilai Ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau

sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/Contributory value), yakni

nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai Instrinsik adalah sifat

baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun

demi kepentingan benda itu sendiri.

Contoh :

1) Puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak,

irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin

disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu

disebut Nilai Intrinsik.

2) Tari, tarian Kecak dari Bali suatu tarian yang halus segala

macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Dan merupakan nilai

ekstrinsik.

Gambar 3 : Tari Kecak,

mengandung nilai Ekstrinsik dan Instrinsik

3. Apa Sebab Manusia Mencipta Keindahan

Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan

Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya

wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik

dari keadaan sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih

cantik dari warna aslinya”. Bila ada pamain drama yang berlebih-lebihan,

misalnya marah dengan meluap-luap padahal kesalahan kecil, atau karena

10

kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting ialah : Nilai Ekstrinsik

dan Nilai Instrinsik.

Nilai Ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau

sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/Contributory value), yakni

nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai Instrinsik adalah sifat

baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun

demi kepentingan benda itu sendiri.

Contoh :

1) Puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak,

irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin

disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu

disebut Nilai Intrinsik.

2) Tari, tarian Kecak dari Bali suatu tarian yang halus segala

macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Dan merupakan nilai

ekstrinsik.

Gambar 3 : Tari Kecak,

mengandung nilai Ekstrinsik dan Instrinsik

3. Apa Sebab Manusia Mencipta Keindahan

Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan

Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya

wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik

dari keadaan sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih

cantik dari warna aslinya”. Bila ada pamain drama yang berlebih-lebihan,

misalnya marah dengan meluap-luap padahal kesalahan kecil, atau karena

10

kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting ialah : Nilai Ekstrinsik

dan Nilai Instrinsik.

Nilai Ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau

sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/Contributory value), yakni

nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai Instrinsik adalah sifat

baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun

demi kepentingan benda itu sendiri.

Contoh :

1) Puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak,

irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin

disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu

disebut Nilai Intrinsik.

2) Tari, tarian Kecak dari Bali suatu tarian yang halus segala

macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Dan merupakan nilai

ekstrinsik.

Gambar 3 : Tari Kecak,

mengandung nilai Ekstrinsik dan Instrinsik

3. Apa Sebab Manusia Mencipta Keindahan

Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan

Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya

wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik

dari keadaan sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih

cantik dari warna aslinya”. Bila ada pamain drama yang berlebih-lebihan,

misalnya marah dengan meluap-luap padahal kesalahan kecil, atau karena

Page 10: MAKALAH IBD - Keindahan

11

kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis meraung-raung,

itu berarti tidak alamiah.

Dibawah ini adalah alasan dan tujuan manusia menciptakan

keindahan :

1. Tata nilai yang telah usang

Tata nilai yang sudah tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan pada

zaman sekarang, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang dapat

merugikan nilai-nilai kemanusiaan dan dipandang sebagai hak-hal dapat

mengurangi nilai moral bermasyarakat, sehingga bisa dikatakan tiodak

indah.

2. Kemerosotan zaman

Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai

dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari

tingkah laku dan perbuatan bejat terutama dari segi kebutuhan seksual.

Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-

ketentuan agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Yang demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.

3. Penderitaan Manusia

Penderitaan merupakan hal yang pernah dialami semua orang, dan hal

ini merupakan resiko hidup manusia, yang diberikan oleh Tuhan agar

manusia sadar untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun penderitaan

adalah resiko hidup manusia, tapi hampir semua orang menyukai adanya

penderitaan, dan menganggap penderitaan merupakan hal yang tidak

baik, yang tidak baik iu tidak indah.

4. Keagungan Tuhan

Keindahan merupakan anugerah yang diberikan oleh manusia dan maka

dari itu kita sebagai manusia wajib mensyukurinya, dan sebagian dari

kita mengungkapkan rasa syukur tersebut dalam bentuk karya seni,

seperti melukis pemandangan, yang merupakan hasil karya seni yang

Agung yang diciptakanoleh Allah untuk kita sebagai hambanya.

11

kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis meraung-raung,

itu berarti tidak alamiah.

Dibawah ini adalah alasan dan tujuan manusia menciptakan

keindahan :

1. Tata nilai yang telah usang

Tata nilai yang sudah tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan pada

zaman sekarang, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang dapat

merugikan nilai-nilai kemanusiaan dan dipandang sebagai hak-hal dapat

mengurangi nilai moral bermasyarakat, sehingga bisa dikatakan tiodak

indah.

2. Kemerosotan zaman

Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai

dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari

tingkah laku dan perbuatan bejat terutama dari segi kebutuhan seksual.

Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-

ketentuan agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Yang demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.

3. Penderitaan Manusia

Penderitaan merupakan hal yang pernah dialami semua orang, dan hal

ini merupakan resiko hidup manusia, yang diberikan oleh Tuhan agar

manusia sadar untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun penderitaan

adalah resiko hidup manusia, tapi hampir semua orang menyukai adanya

penderitaan, dan menganggap penderitaan merupakan hal yang tidak

baik, yang tidak baik iu tidak indah.

4. Keagungan Tuhan

Keindahan merupakan anugerah yang diberikan oleh manusia dan maka

dari itu kita sebagai manusia wajib mensyukurinya, dan sebagian dari

kita mengungkapkan rasa syukur tersebut dalam bentuk karya seni,

seperti melukis pemandangan, yang merupakan hasil karya seni yang

Agung yang diciptakanoleh Allah untuk kita sebagai hambanya.

11

kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis meraung-raung,

itu berarti tidak alamiah.

Dibawah ini adalah alasan dan tujuan manusia menciptakan

keindahan :

1. Tata nilai yang telah usang

Tata nilai yang sudah tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan pada

zaman sekarang, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang dapat

merugikan nilai-nilai kemanusiaan dan dipandang sebagai hak-hal dapat

mengurangi nilai moral bermasyarakat, sehingga bisa dikatakan tiodak

indah.

2. Kemerosotan zaman

Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai

dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari

tingkah laku dan perbuatan bejat terutama dari segi kebutuhan seksual.

Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-

ketentuan agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Yang demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.

3. Penderitaan Manusia

Penderitaan merupakan hal yang pernah dialami semua orang, dan hal

ini merupakan resiko hidup manusia, yang diberikan oleh Tuhan agar

manusia sadar untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun penderitaan

adalah resiko hidup manusia, tapi hampir semua orang menyukai adanya

penderitaan, dan menganggap penderitaan merupakan hal yang tidak

baik, yang tidak baik iu tidak indah.

4. Keagungan Tuhan

Keindahan merupakan anugerah yang diberikan oleh manusia dan maka

dari itu kita sebagai manusia wajib mensyukurinya, dan sebagian dari

kita mengungkapkan rasa syukur tersebut dalam bentuk karya seni,

seperti melukis pemandangan, yang merupakan hasil karya seni yang

Agung yang diciptakanoleh Allah untuk kita sebagai hambanya.

Page 11: MAKALAH IBD - Keindahan

12

B. MAKNA KEINDAHAN

Menjawab pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakan

pekerjaan yang sulit. Ini kalau yang dituntut jawaban yang bisa memuaskan semua

pihak. Karena keindahan intu bersifat relatif, dan tiap orang mempunyai penilaian

yang berbeda-beda. Kesulitan semacam itu memang bisa dimengerti oleh karena

sampai sekarang ini bisa kita temukan sebagai batasan atau pengertian tentang

keindahan yang celakanya, berbeda satu sama lain. Padahal, yang namanya

keindahan itu secara akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas,

pada saat para filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu

cabang dari filsafat yang tidak lain berbicara soal keindahan.

Beberapa definisi keindahan berdasarkan pendapat para ahli antara lain

menjelaskan (Gie, 1996 : 13-14) :

Mortiner Adler

Sifat dari suatu benda yang memberi kita kesenangan

yang tidak berkepentingan yang kita bisa

memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau

melihat benda individual itu sebagaimana adanya

Thomas Aquinas

Sesuatu yang menyenangkan ketika dilihat.

Aristoteles, selain yang baik juga adalah

menyenangkan

Charles J. Bushell

Kualitas yang mendatangkan penghargaan yang

mendalam tentang bebagai nilai atau ideal yang

membangkitkan semangat

Keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang baik

bentuknya dengan yang bertenaga hidup. Kini studi

estetika sebagai ilmu yang dipelajari bukanlah cara

untuk menikmati keindahan, tetapi usaha untuk

12

B. MAKNA KEINDAHAN

Menjawab pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakan

pekerjaan yang sulit. Ini kalau yang dituntut jawaban yang bisa memuaskan semua

pihak. Karena keindahan intu bersifat relatif, dan tiap orang mempunyai penilaian

yang berbeda-beda. Kesulitan semacam itu memang bisa dimengerti oleh karena

sampai sekarang ini bisa kita temukan sebagai batasan atau pengertian tentang

keindahan yang celakanya, berbeda satu sama lain. Padahal, yang namanya

keindahan itu secara akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas,

pada saat para filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu

cabang dari filsafat yang tidak lain berbicara soal keindahan.

Beberapa definisi keindahan berdasarkan pendapat para ahli antara lain

menjelaskan (Gie, 1996 : 13-14) :

Mortiner Adler

Sifat dari suatu benda yang memberi kita kesenangan

yang tidak berkepentingan yang kita bisa

memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau

melihat benda individual itu sebagaimana adanya

Thomas Aquinas

Sesuatu yang menyenangkan ketika dilihat.

Aristoteles, selain yang baik juga adalah

menyenangkan

Charles J. Bushell

Kualitas yang mendatangkan penghargaan yang

mendalam tentang bebagai nilai atau ideal yang

membangkitkan semangat

Keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang baik

bentuknya dengan yang bertenaga hidup. Kini studi

estetika sebagai ilmu yang dipelajari bukanlah cara

untuk menikmati keindahan, tetapi usaha untuk

12

B. MAKNA KEINDAHAN

Menjawab pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakan

pekerjaan yang sulit. Ini kalau yang dituntut jawaban yang bisa memuaskan semua

pihak. Karena keindahan intu bersifat relatif, dan tiap orang mempunyai penilaian

yang berbeda-beda. Kesulitan semacam itu memang bisa dimengerti oleh karena

sampai sekarang ini bisa kita temukan sebagai batasan atau pengertian tentang

keindahan yang celakanya, berbeda satu sama lain. Padahal, yang namanya

keindahan itu secara akademis sudah dikaji manusia sejak abad ke delapan belas,

pada saat para filsuf banyak tertarik untuk mengembangkan estetika, salah satu

cabang dari filsafat yang tidak lain berbicara soal keindahan.

Beberapa definisi keindahan berdasarkan pendapat para ahli antara lain

menjelaskan (Gie, 1996 : 13-14) :

Mortiner Adler

Sifat dari suatu benda yang memberi kita kesenangan

yang tidak berkepentingan yang kita bisa

memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau

melihat benda individual itu sebagaimana adanya

Thomas Aquinas

Sesuatu yang menyenangkan ketika dilihat.

Aristoteles, selain yang baik juga adalah

menyenangkan

Charles J. Bushell

Kualitas yang mendatangkan penghargaan yang

mendalam tentang bebagai nilai atau ideal yang

membangkitkan semangat

Keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang baik

bentuknya dengan yang bertenaga hidup. Kini studi

estetika sebagai ilmu yang dipelajari bukanlah cara

untuk menikmati keindahan, tetapi usaha untuk

Page 12: MAKALAH IBD - Keindahan

13

Samuel Coleridge

memahami keindahan. Walaupun rasa keindahan

bersifat subyektif, bergantung kepada rasa

perseorangan. Secara keilmuan dapat diobjektifkan

Sekedar penguat konstatasi diatas, baik juga dilihat beberapa persepsi

tentang keindahan berikut ini2

:

Tolstoy

Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa

menyenangkan bagi yang melihat

Baumgarten

Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan

susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling

berhubungan satu sama lain, atau dengan

keseluruhan itu sendiri. Atau, “Beauty is an order of

parts in their manual relations and in an relation to

the whole”

Shaftesbury

Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang

harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata,

maka keindahan itu dapat disamakan dengan

kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang

nyata adalah yang baik

Keindahan adalah suatu yang dapat mendatangkan

rasa senang

2Dikutip dengan sedikit perubahan dari I Made Suru, “Manusia dan Keindahan” dalam M.

Habib Mustopo (Ed)., Manusia dan Budaya, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, hal. 112-114.

13

Samuel Coleridge

memahami keindahan. Walaupun rasa keindahan

bersifat subyektif, bergantung kepada rasa

perseorangan. Secara keilmuan dapat diobjektifkan

Sekedar penguat konstatasi diatas, baik juga dilihat beberapa persepsi

tentang keindahan berikut ini2

:

Tolstoy

Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa

menyenangkan bagi yang melihat

Baumgarten

Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan

susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling

berhubungan satu sama lain, atau dengan

keseluruhan itu sendiri. Atau, “Beauty is an order of

parts in their manual relations and in an relation to

the whole”

Shaftesbury

Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang

harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata,

maka keindahan itu dapat disamakan dengan

kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang

nyata adalah yang baik

Keindahan adalah suatu yang dapat mendatangkan

rasa senang

2Dikutip dengan sedikit perubahan dari I Made Suru, “Manusia dan Keindahan” dalam M.

Habib Mustopo (Ed)., Manusia dan Budaya, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, hal. 112-114.

13

Samuel Coleridge

memahami keindahan. Walaupun rasa keindahan

bersifat subyektif, bergantung kepada rasa

perseorangan. Secara keilmuan dapat diobjektifkan

Sekedar penguat konstatasi diatas, baik juga dilihat beberapa persepsi

tentang keindahan berikut ini2

:

Tolstoy

Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa

menyenangkan bagi yang melihat

Baumgarten

Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan

susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling

berhubungan satu sama lain, atau dengan

keseluruhan itu sendiri. Atau, “Beauty is an order of

parts in their manual relations and in an relation to

the whole”

Shaftesbury

Yang indah adalah yang memiliki proporsi yang

harmonis. Karena proporsi yang harmonis itu nyata,

maka keindahan itu dapat disamakan dengan

kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang

nyata adalah yang baik

Keindahan adalah suatu yang dapat mendatangkan

rasa senang

2Dikutip dengan sedikit perubahan dari I Made Suru, “Manusia dan Keindahan” dalam M.

Habib Mustopo (Ed)., Manusia dan Budaya, Usaha Nasional, Surabaya, 1983, hal. 112-114.

Page 13: MAKALAH IBD - Keindahan

14

David Hume

Hamsterhuis

Yang indah adalah yang paling banyak

mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang

dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak

memberikan pengalaman yang menyenangkan

Kahlil Gibran

Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu.

Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun

menerima

Winchelmann Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan

Sulzer

Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik

ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat

memupukan rasa moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang

amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat

digunakan untuk memupuk moral

Selain dari pengertian keindahan tersebut di atas terlalu sayang kalau tidak

kita lihat pendapat Emmanuel Kant berikut ini : Menurut Kant, keindahan itu bisa

di lihat dari 2 segi, yaitu dari segi arti yang Subjektif dan dari segi arti yang

Objektif. Dari segi arti subjektif keindahan dikatakan sebagai sesuatu yang tanpa

harus direnungkan ataupun disangkut-pautkan dengan kegunaan-kegunaan

praktis sudah bisa mendapatkan rasa senang pada diri si penghayat; sebagai

keserasian yang dikandung objek sejauh objek tersebut tidak ditinjau dari segi

gunanya.

Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita

harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan

mengecewakan kita yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian

yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok

pengertian tersendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan

dari suatu pengertian yang dikemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan

seseorang sesuai dengan pengelompokan-pengelompokan yang ada.

Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai

berikut :

1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau

landasannya. Dalam hal ini ada 2 pengertian keindahan, yaitu yang

bertumpu pada objek dan subjek. Yang pertama, yaitu yang bertumpu

14

David Hume

Hamsterhuis

Yang indah adalah yang paling banyak

mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang

dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak

memberikan pengalaman yang menyenangkan

Kahlil Gibran

Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu.

Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun

menerima

Winchelmann Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan

Sulzer

Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik

ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat

memupukan rasa moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang

amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat

digunakan untuk memupuk moral

Selain dari pengertian keindahan tersebut di atas terlalu sayang kalau tidak

kita lihat pendapat Emmanuel Kant berikut ini : Menurut Kant, keindahan itu bisa

di lihat dari 2 segi, yaitu dari segi arti yang Subjektif dan dari segi arti yang

Objektif. Dari segi arti subjektif keindahan dikatakan sebagai sesuatu yang tanpa

harus direnungkan ataupun disangkut-pautkan dengan kegunaan-kegunaan

praktis sudah bisa mendapatkan rasa senang pada diri si penghayat; sebagai

keserasian yang dikandung objek sejauh objek tersebut tidak ditinjau dari segi

gunanya.

Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita

harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan

mengecewakan kita yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian

yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok

pengertian tersendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan

dari suatu pengertian yang dikemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan

seseorang sesuai dengan pengelompokan-pengelompokan yang ada.

Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai

berikut :

1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau

landasannya. Dalam hal ini ada 2 pengertian keindahan, yaitu yang

bertumpu pada objek dan subjek. Yang pertama, yaitu yang bertumpu

14

David Hume

Hamsterhuis

Yang indah adalah yang paling banyak

mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang

dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak

memberikan pengalaman yang menyenangkan

Kahlil Gibran

Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu.

Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun

menerima

Winchelmann Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan

Sulzer

Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik

ciptaan itu belum indah. Keindahan harus dapat

memupukan rasa moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang

amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat

digunakan untuk memupuk moral

Selain dari pengertian keindahan tersebut di atas terlalu sayang kalau tidak

kita lihat pendapat Emmanuel Kant berikut ini : Menurut Kant, keindahan itu bisa

di lihat dari 2 segi, yaitu dari segi arti yang Subjektif dan dari segi arti yang

Objektif. Dari segi arti subjektif keindahan dikatakan sebagai sesuatu yang tanpa

harus direnungkan ataupun disangkut-pautkan dengan kegunaan-kegunaan

praktis sudah bisa mendapatkan rasa senang pada diri si penghayat; sebagai

keserasian yang dikandung objek sejauh objek tersebut tidak ditinjau dari segi

gunanya.

Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita

harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan

mengecewakan kita yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian

yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok

pengertian tersendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan

dari suatu pengertian yang dikemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan

seseorang sesuai dengan pengelompokan-pengelompokan yang ada.

Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai

berikut :

1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau

landasannya. Dalam hal ini ada 2 pengertian keindahan, yaitu yang

bertumpu pada objek dan subjek. Yang pertama, yaitu yang bertumpu

Page 14: MAKALAH IBD - Keindahan

15

Keindahan Objektif, adalah keindahan yang memang ada pada objeknya

sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagaimana mestinya.

Sedangkan yang kedua, yang disebut Keindahan Subjektif; adalah

keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek yang melihat dan

menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang

dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat

(Subjek) tanpa dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau

kebutuhan-kebutuhan pribadi si penghayat.

2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.

Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan

sebagai kualitas abstrak dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang

memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam

penggunaan bahasa inggris yang mengenalnya istilah Beauty untuk

keindahan yang pertama, dan isitilah The beautiful untuk pengertian yang

kedua, yaitu benda atau hal-hal tertentu yang memang indah.

3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya. Dalam

pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan

dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas.

Dari apa yang dikemukakan di atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : Pertama,

keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu

keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai

pengertian mempunyai makna relatif, yaitu sangat tergantung kepada subjeknya.

Secara demikian, upaya memperoleh pengertian yang jernih tentang

keindahan tidak bisa hanya bertumpu pada definisi-definisi yang bersifat

perorangan. Kendatipun dikemukakan seorang filsuf sekalipun. Langkah yang

barangkali, bisa membantu adalah dengan mencoba menemukan ciri-ciri umum

dari keindahan, baik yang ada pada semua benda ataupun semua kualis. Dalam

hubungan ini Herbert Read pernah mengemukakan, bahwa :

“Beuty is unity of formal relation of our sense perceptions”. Keindahan

adalah suatu kesatuan hubungan formal dari pengamatan kita yang dapat

menimbulkan rsa senang.

Keindahan itu merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih dalam diri

subjek yang melihatnya, serta bertumpu pada ciri-ciri dari objek yang sesuai

dengan rasa senang itu sendiri.

15

Keindahan Objektif, adalah keindahan yang memang ada pada objeknya

sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagaimana mestinya.

Sedangkan yang kedua, yang disebut Keindahan Subjektif; adalah

keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek yang melihat dan

menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang

dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat

(Subjek) tanpa dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau

kebutuhan-kebutuhan pribadi si penghayat.

2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.

Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan

sebagai kualitas abstrak dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang

memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam

penggunaan bahasa inggris yang mengenalnya istilah Beauty untuk

keindahan yang pertama, dan isitilah The beautiful untuk pengertian yang

kedua, yaitu benda atau hal-hal tertentu yang memang indah.

3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya. Dalam

pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan

dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas.

Dari apa yang dikemukakan di atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : Pertama,

keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu

keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai

pengertian mempunyai makna relatif, yaitu sangat tergantung kepada subjeknya.

Secara demikian, upaya memperoleh pengertian yang jernih tentang

keindahan tidak bisa hanya bertumpu pada definisi-definisi yang bersifat

perorangan. Kendatipun dikemukakan seorang filsuf sekalipun. Langkah yang

barangkali, bisa membantu adalah dengan mencoba menemukan ciri-ciri umum

dari keindahan, baik yang ada pada semua benda ataupun semua kualis. Dalam

hubungan ini Herbert Read pernah mengemukakan, bahwa :

“Beuty is unity of formal relation of our sense perceptions”. Keindahan

adalah suatu kesatuan hubungan formal dari pengamatan kita yang dapat

menimbulkan rsa senang.

Keindahan itu merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih dalam diri

subjek yang melihatnya, serta bertumpu pada ciri-ciri dari objek yang sesuai

dengan rasa senang itu sendiri.

15

Keindahan Objektif, adalah keindahan yang memang ada pada objeknya

sementara kita sebagai pengamat harus menerima sebagaimana mestinya.

Sedangkan yang kedua, yang disebut Keindahan Subjektif; adalah

keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek yang melihat dan

menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang

dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat

(Subjek) tanpa dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau

kebutuhan-kebutuhan pribadi si penghayat.

2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.

Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan

sebagai kualitas abstrak dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang

memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam

penggunaan bahasa inggris yang mengenalnya istilah Beauty untuk

keindahan yang pertama, dan isitilah The beautiful untuk pengertian yang

kedua, yaitu benda atau hal-hal tertentu yang memang indah.

3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya. Dalam

pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan

dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas.

Dari apa yang dikemukakan di atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : Pertama,

keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu

keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai

pengertian mempunyai makna relatif, yaitu sangat tergantung kepada subjeknya.

Secara demikian, upaya memperoleh pengertian yang jernih tentang

keindahan tidak bisa hanya bertumpu pada definisi-definisi yang bersifat

perorangan. Kendatipun dikemukakan seorang filsuf sekalipun. Langkah yang

barangkali, bisa membantu adalah dengan mencoba menemukan ciri-ciri umum

dari keindahan, baik yang ada pada semua benda ataupun semua kualis. Dalam

hubungan ini Herbert Read pernah mengemukakan, bahwa :

“Beuty is unity of formal relation of our sense perceptions”. Keindahan

adalah suatu kesatuan hubungan formal dari pengamatan kita yang dapat

menimbulkan rsa senang.

Keindahan itu merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih dalam diri

subjek yang melihatnya, serta bertumpu pada ciri-ciri dari objek yang sesuai

dengan rasa senang itu sendiri.

Page 15: MAKALAH IBD - Keindahan

16

Kalau kita amati pemikiran Read tersebut, boleh jadi timbul kesan bahwa

itulah pemikiran yang paling mendekati kebenaran. Akan tetapi kalau kita amati

dengan lebih mendalam lagi, tampak bahwa konsep Herbert Read terlalu bertumpu

pada aspek sensual atau jasmaniah, dan kurang memberikan porsi pada objek yang

diamati atau yang dimiliki keindahan itu sendiri. Padahal, yang namanya

keindahan itu tidak hanya merupakan perpaduan pengamatan batiniah.

Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-

mata, tetapi lebih dalam dari itu, juga merupakan perpaduan pengamatan

batiniah. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan

agama sebagai unsur-unsur keindahan. Disamping sudah barang tentu unsur-

unsur yang lain .

Dari apa yang dikemukakan diatas, satu kenyataan sekali lagi menghadang

kita, bahwa sulit untuk memberikan jawaban yang memuaskan atas pernyataan

apa itu keindahan ? itulah sebabnya dalam estetika modern orang lebih suka

berbicara keindahan dengan mengaitkan pada dunia seni dan pengalaman estetik.

Ini tidak lain disebabkan karena seni dan pengalaman estetik bukanlah

pengalaman yang abstrak, melainkan gejala konkrit yang dapat ditelaah dengan

pengamatan secara empirik ataupun melalui penguraian yang sistematik.

C. RENUNGAN

Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian

dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau

pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.

Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam

memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan

adalah hasil merenung.

Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama

lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek

renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek

dan subjek.

Setiap kegiatan untuk merenung atau mengavaluasi segenap pengetahuan

yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses

pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa. Contoh

16

Kalau kita amati pemikiran Read tersebut, boleh jadi timbul kesan bahwa

itulah pemikiran yang paling mendekati kebenaran. Akan tetapi kalau kita amati

dengan lebih mendalam lagi, tampak bahwa konsep Herbert Read terlalu bertumpu

pada aspek sensual atau jasmaniah, dan kurang memberikan porsi pada objek yang

diamati atau yang dimiliki keindahan itu sendiri. Padahal, yang namanya

keindahan itu tidak hanya merupakan perpaduan pengamatan batiniah.

Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-

mata, tetapi lebih dalam dari itu, juga merupakan perpaduan pengamatan

batiniah. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan

agama sebagai unsur-unsur keindahan. Disamping sudah barang tentu unsur-

unsur yang lain .

Dari apa yang dikemukakan diatas, satu kenyataan sekali lagi menghadang

kita, bahwa sulit untuk memberikan jawaban yang memuaskan atas pernyataan

apa itu keindahan ? itulah sebabnya dalam estetika modern orang lebih suka

berbicara keindahan dengan mengaitkan pada dunia seni dan pengalaman estetik.

Ini tidak lain disebabkan karena seni dan pengalaman estetik bukanlah

pengalaman yang abstrak, melainkan gejala konkrit yang dapat ditelaah dengan

pengamatan secara empirik ataupun melalui penguraian yang sistematik.

C. RENUNGAN

Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian

dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau

pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.

Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam

memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan

adalah hasil merenung.

Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama

lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek

renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek

dan subjek.

Setiap kegiatan untuk merenung atau mengavaluasi segenap pengetahuan

yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses

pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa. Contoh

16

Kalau kita amati pemikiran Read tersebut, boleh jadi timbul kesan bahwa

itulah pemikiran yang paling mendekati kebenaran. Akan tetapi kalau kita amati

dengan lebih mendalam lagi, tampak bahwa konsep Herbert Read terlalu bertumpu

pada aspek sensual atau jasmaniah, dan kurang memberikan porsi pada objek yang

diamati atau yang dimiliki keindahan itu sendiri. Padahal, yang namanya

keindahan itu tidak hanya merupakan perpaduan pengamatan batiniah.

Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-

mata, tetapi lebih dalam dari itu, juga merupakan perpaduan pengamatan

batiniah. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan

agama sebagai unsur-unsur keindahan. Disamping sudah barang tentu unsur-

unsur yang lain .

Dari apa yang dikemukakan diatas, satu kenyataan sekali lagi menghadang

kita, bahwa sulit untuk memberikan jawaban yang memuaskan atas pernyataan

apa itu keindahan ? itulah sebabnya dalam estetika modern orang lebih suka

berbicara keindahan dengan mengaitkan pada dunia seni dan pengalaman estetik.

Ini tidak lain disebabkan karena seni dan pengalaman estetik bukanlah

pengalaman yang abstrak, melainkan gejala konkrit yang dapat ditelaah dengan

pengamatan secara empirik ataupun melalui penguraian yang sistematik.

C. RENUNGAN

Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian

dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau

pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.

Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam

memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan

adalah hasil merenung.

Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sama

lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya sama, lebih pula apabila objek

renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkannya itu bergantung kepada objek

dan subjek.

Setiap kegiatan untuk merenung atau mengavaluasi segenap pengetahuan

yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses

pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa. Contoh

Page 16: MAKALAH IBD - Keindahan

17

hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya

gravitasinya3. Akan tetapi tidak semua orang mampu berfikir kefilsafatan.

Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah

proeses berpikir yang logik dan analitik. Berpikir merupakan kegiatan untuk

menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara

luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka

ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila

ditinjau dari sudut logika yang lain.

Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri

kepada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-

langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak

langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan

diri kepada logika analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai

karakteristik sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.

Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:

1. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari

sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui

antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu

dengan moral seni dan tujuan hidup.

2. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang

fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak

bagi segenap bidang keilmuan.

3. Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk

pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu

dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan

yang baru.

Metafisika adalah cabang filsafat yang paling umum, mendasar dan kritik

spekulatif. Renungan atau pemikiran yang dibahas dalam modul ini ialah yang

berhubungan dengan keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa

direnungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan.

Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau

penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, ialah Teori

3

http://www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

17

hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya

gravitasinya3. Akan tetapi tidak semua orang mampu berfikir kefilsafatan.

Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah

proeses berpikir yang logik dan analitik. Berpikir merupakan kegiatan untuk

menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara

luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka

ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila

ditinjau dari sudut logika yang lain.

Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri

kepada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-

langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak

langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan

diri kepada logika analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai

karakteristik sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.

Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:

1. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari

sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui

antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu

dengan moral seni dan tujuan hidup.

2. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang

fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak

bagi segenap bidang keilmuan.

3. Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk

pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu

dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan

yang baru.

Metafisika adalah cabang filsafat yang paling umum, mendasar dan kritik

spekulatif. Renungan atau pemikiran yang dibahas dalam modul ini ialah yang

berhubungan dengan keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa

direnungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan.

Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau

penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, ialah Teori

3

http://www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

17

hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya

gravitasinya3. Akan tetapi tidak semua orang mampu berfikir kefilsafatan.

Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah

proeses berpikir yang logik dan analitik. Berpikir merupakan kegiatan untuk

menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara

luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka

ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila

ditinjau dari sudut logika yang lain.

Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri

kepada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-

langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak

langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan

diri kepada logika analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai

karakteristik sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.

Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:

1. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari

sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui

antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu

dengan moral seni dan tujuan hidup.

2. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang

fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak

bagi segenap bidang keilmuan.

3. Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk

pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu

dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan

yang baru.

Metafisika adalah cabang filsafat yang paling umum, mendasar dan kritik

spekulatif. Renungan atau pemikiran yang dibahas dalam modul ini ialah yang

berhubungan dengan keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa

direnungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan.

Renungan atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan atau

penciptaan keindahan didasarkan atas tiga macam teori, ialah Teori

3

http://www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

Page 17: MAKALAH IBD - Keindahan

18

Pengungkapan, Teori Metafisika, dan Teori Psikologis. Masing-masing dari teori itu

ada tokohnya. Dalam Teori Pengungkapan dikatakan oleh Benedetto Croce, bahwa

seni adalah pengungkapan kesan-kesan.

Dalam Teori Metafisika, Plato mendalilkan adanya dunia ide pada taraf

yang tertinggi, sebagai realita Ilahi itu. Karya seni yang dibuat manusia hanyalah

merupakan Nimenis (Tiruan) dari realiti dunia. Sedangkan dalam Teori Psikologis,

dinyatakan bahwa sadar dari seorang seniman. Adapun karya seninya itu

merupakan bentuk berselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari

keinginan-keinginan itu.

Dari teori permainan yang masih tergolong teori Odikologik dengan

tokohnya Freidrick Schiller dan Herbert Spencer, Schiller menyatakan bahwa asal

mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (Play Impulse.)

Gambar 12 : Freidrick Schiller “Play Impulse”

Pada proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam rangka

menciptakan seni, menurut Keats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut,

ketidaktentuan, misterius (Negative Capability). Justru seniman yang tidak

memiliki kemampuan negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Kemampuan

negatif ini identik dengan proses mencari. Mencari yang dimaksud ialah mencari

keindahan, karena yang bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang

telah diciptakan. Pengertian yang dekat dengan kemampuan ialah Intensitas.

Kekurangan-kekurangan Intensitas ini erat hubungannya dengan ketidakberesan

imjinasi yang berarti seniman tersebut tidak akan dapat mendapatkan keindahan.

Selain daripada itu Keats menyatakan, bahwa untuk mengatasi ketakutan

ialah berkuasanya hal-hal yang sesaat. Baginya hal-hal yang sesaat itu merupakan

pelatuk yang meledakkan imajinasi, dan imajinasi ini yang membentuk konsep

keindahan. Selanjutnya konsep keindahan adalah abstrak. Konsep itu baru dapat

berkomunikasi setelah diberi bentuk. Seperti halnya Gesang, setelah ia bermain di

Bengawan Solo ia merenung. Ia menemukan konsep keindahan. Tetapi konsep

18

Pengungkapan, Teori Metafisika, dan Teori Psikologis. Masing-masing dari teori itu

ada tokohnya. Dalam Teori Pengungkapan dikatakan oleh Benedetto Croce, bahwa

seni adalah pengungkapan kesan-kesan.

Dalam Teori Metafisika, Plato mendalilkan adanya dunia ide pada taraf

yang tertinggi, sebagai realita Ilahi itu. Karya seni yang dibuat manusia hanyalah

merupakan Nimenis (Tiruan) dari realiti dunia. Sedangkan dalam Teori Psikologis,

dinyatakan bahwa sadar dari seorang seniman. Adapun karya seninya itu

merupakan bentuk berselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari

keinginan-keinginan itu.

Dari teori permainan yang masih tergolong teori Odikologik dengan

tokohnya Freidrick Schiller dan Herbert Spencer, Schiller menyatakan bahwa asal

mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (Play Impulse.)

Gambar 12 : Freidrick Schiller “Play Impulse”

Pada proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam rangka

menciptakan seni, menurut Keats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut,

ketidaktentuan, misterius (Negative Capability). Justru seniman yang tidak

memiliki kemampuan negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Kemampuan

negatif ini identik dengan proses mencari. Mencari yang dimaksud ialah mencari

keindahan, karena yang bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang

telah diciptakan. Pengertian yang dekat dengan kemampuan ialah Intensitas.

Kekurangan-kekurangan Intensitas ini erat hubungannya dengan ketidakberesan

imjinasi yang berarti seniman tersebut tidak akan dapat mendapatkan keindahan.

Selain daripada itu Keats menyatakan, bahwa untuk mengatasi ketakutan

ialah berkuasanya hal-hal yang sesaat. Baginya hal-hal yang sesaat itu merupakan

pelatuk yang meledakkan imajinasi, dan imajinasi ini yang membentuk konsep

keindahan. Selanjutnya konsep keindahan adalah abstrak. Konsep itu baru dapat

berkomunikasi setelah diberi bentuk. Seperti halnya Gesang, setelah ia bermain di

Bengawan Solo ia merenung. Ia menemukan konsep keindahan. Tetapi konsep

18

Pengungkapan, Teori Metafisika, dan Teori Psikologis. Masing-masing dari teori itu

ada tokohnya. Dalam Teori Pengungkapan dikatakan oleh Benedetto Croce, bahwa

seni adalah pengungkapan kesan-kesan.

Dalam Teori Metafisika, Plato mendalilkan adanya dunia ide pada taraf

yang tertinggi, sebagai realita Ilahi itu. Karya seni yang dibuat manusia hanyalah

merupakan Nimenis (Tiruan) dari realiti dunia. Sedangkan dalam Teori Psikologis,

dinyatakan bahwa sadar dari seorang seniman. Adapun karya seninya itu

merupakan bentuk berselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari

keinginan-keinginan itu.

Dari teori permainan yang masih tergolong teori Odikologik dengan

tokohnya Freidrick Schiller dan Herbert Spencer, Schiller menyatakan bahwa asal

mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (Play Impulse.)

Gambar 12 : Freidrick Schiller “Play Impulse”

Pada proses jiwa seniman pada waktu merenung dalam rangka

menciptakan seni, menurut Keats selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut,

ketidaktentuan, misterius (Negative Capability). Justru seniman yang tidak

memiliki kemampuan negatif tidak mampu menciptakan keindahan. Kemampuan

negatif ini identik dengan proses mencari. Mencari yang dimaksud ialah mencari

keindahan, karena yang bersangkutan merasa belum puas atas keindahan yang

telah diciptakan. Pengertian yang dekat dengan kemampuan ialah Intensitas.

Kekurangan-kekurangan Intensitas ini erat hubungannya dengan ketidakberesan

imjinasi yang berarti seniman tersebut tidak akan dapat mendapatkan keindahan.

Selain daripada itu Keats menyatakan, bahwa untuk mengatasi ketakutan

ialah berkuasanya hal-hal yang sesaat. Baginya hal-hal yang sesaat itu merupakan

pelatuk yang meledakkan imajinasi, dan imajinasi ini yang membentuk konsep

keindahan. Selanjutnya konsep keindahan adalah abstrak. Konsep itu baru dapat

berkomunikasi setelah diberi bentuk. Seperti halnya Gesang, setelah ia bermain di

Bengawan Solo ia merenung. Ia menemukan konsep keindahan. Tetapi konsep

Page 18: MAKALAH IBD - Keindahan

19

keindahan belum berkomunikasi, barulah berkomunikas setelah diberi bentuk,

yaitu lagu “Bengawan Solo” yang terkenal itu4.

D. KESERASIAN

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,

sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur

pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang

berpakaian antara kulit dan warnanya yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam

memakai wana hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang

berkulit kuning. Atau ke pasar menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya

berpesta menggunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak

serasi dan kurang cocok, kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang

“Sayang” atrau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang

memandang itu merasa kecewa dengan adanya hal yang kurang serasi.

Dalam memadu rumah dan halaman, rumah yang bagus dengan halaman

luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan memuji

keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai

halaman tentu orang akan mengatakan “Sayang”. Jadi dalam hal memadu rumah

dan halaman itu ada unsur ukuran-ukuran yang seimbang.

Dalam berpakaian sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta

potongan tubuh. Atau dapat juga kita kagum atas kecantikan wanita dan

kecakapan pria pada waktu duduk. Setiap orang melihat terheran-heran melihat

wajahnya. Hampir semua mata memandang ke arah wanita atau pria yang

dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi setelah berdiri, semua orang mengeluh

“Sayang”, karena tinggi orang itu tidak sesuai dengan harapan kita, ternyata

terlalu pendek hal seperti itu juga menyatakan ukuran.

Lagu merupakan pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek,

keras-lembut yang terpadu begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik

mendengarkan dan hati kita merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong-

konyong suara yang seharusnya menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya,

kita tentu akan kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah itu merupakan

pertentangan yang serasi.

4Drs. Suyadi M.P., Buku Materi Pokok IBD, Depdikbud 1984 hal.19.

19

keindahan belum berkomunikasi, barulah berkomunikas setelah diberi bentuk,

yaitu lagu “Bengawan Solo” yang terkenal itu4.

D. KESERASIAN

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,

sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur

pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang

berpakaian antara kulit dan warnanya yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam

memakai wana hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang

berkulit kuning. Atau ke pasar menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya

berpesta menggunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak

serasi dan kurang cocok, kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang

“Sayang” atrau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang

memandang itu merasa kecewa dengan adanya hal yang kurang serasi.

Dalam memadu rumah dan halaman, rumah yang bagus dengan halaman

luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan memuji

keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai

halaman tentu orang akan mengatakan “Sayang”. Jadi dalam hal memadu rumah

dan halaman itu ada unsur ukuran-ukuran yang seimbang.

Dalam berpakaian sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta

potongan tubuh. Atau dapat juga kita kagum atas kecantikan wanita dan

kecakapan pria pada waktu duduk. Setiap orang melihat terheran-heran melihat

wajahnya. Hampir semua mata memandang ke arah wanita atau pria yang

dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi setelah berdiri, semua orang mengeluh

“Sayang”, karena tinggi orang itu tidak sesuai dengan harapan kita, ternyata

terlalu pendek hal seperti itu juga menyatakan ukuran.

Lagu merupakan pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek,

keras-lembut yang terpadu begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik

mendengarkan dan hati kita merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong-

konyong suara yang seharusnya menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya,

kita tentu akan kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah itu merupakan

pertentangan yang serasi.

4Drs. Suyadi M.P., Buku Materi Pokok IBD, Depdikbud 1984 hal.19.

19

keindahan belum berkomunikasi, barulah berkomunikas setelah diberi bentuk,

yaitu lagu “Bengawan Solo” yang terkenal itu4.

D. KESERASIAN

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,

sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur

pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang

berpakaian antara kulit dan warnanya yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam

memakai wana hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang

berkulit kuning. Atau ke pasar menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya

berpesta menggunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak

serasi dan kurang cocok, kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang

“Sayang” atrau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang

memandang itu merasa kecewa dengan adanya hal yang kurang serasi.

Dalam memadu rumah dan halaman, rumah yang bagus dengan halaman

luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan memuji

keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai

halaman tentu orang akan mengatakan “Sayang”. Jadi dalam hal memadu rumah

dan halaman itu ada unsur ukuran-ukuran yang seimbang.

Dalam berpakaian sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta

potongan tubuh. Atau dapat juga kita kagum atas kecantikan wanita dan

kecakapan pria pada waktu duduk. Setiap orang melihat terheran-heran melihat

wajahnya. Hampir semua mata memandang ke arah wanita atau pria yang

dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi setelah berdiri, semua orang mengeluh

“Sayang”, karena tinggi orang itu tidak sesuai dengan harapan kita, ternyata

terlalu pendek hal seperti itu juga menyatakan ukuran.

Lagu merupakan pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek,

keras-lembut yang terpadu begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik

mendengarkan dan hati kita merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong-

konyong suara yang seharusnya menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya,

kita tentu akan kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah itu merupakan

pertentangan yang serasi.

4Drs. Suyadi M.P., Buku Materi Pokok IBD, Depdikbud 1984 hal.19.

Page 19: MAKALAH IBD - Keindahan

20

Karena itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir mejelaskan,

bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita/pokok tertentu yang

terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan

(Unity), Keselarasan (Harmony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance)

dan Pertentangan (Contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan

tersusun dari berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan

kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu

kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu

dengan si pengamat.5

Keserasian identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan

keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan

pendengaran6. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak

indah. Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu

keselarasan dinamik dan perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu

seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang dan mempunyai citarasa akan

sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan

yang menyenangkan hati dan ingin memperpanjangnya.

Dalam perimbangan sebagai cabang Teori Objektif dinyatakan bahwa

Keindahan merupakan suatu kualita dari benda. Contoh untuk itu ialah bangunan

arsitektur Yunani Kuno yang terdiri dari atap yang bersusun yang ditopang tiang-

tiang besar dengan ukuran yang seimbang, sehingga tampak harmonis dan serasi.

Atap yang bersusun itu tercipta dari hubungan bagian-bagian yang berimbang

berdasarkan perbandingan angka-angka.

Mazhab Pythagoras yang menciptakan teori proporsi itu mengemukakan

bahwa nada-nada yang dikeluarkan oleh seutas senar tergantung dari panjang-

pendeknya senar.

Dalam seni ada 6 asas. Asas-asa itu ialah Kesatuan Total, Tema, Tema

Variasi, Keseimbangan, Perkembangan dan Tatajenjang.

Matematika mempunyai peranan penting dalam seni, terutama dalam

cabang seni bangunan, seni lukis dan seni musik.

Keserasian tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian

merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan ukuran. Atau keserasian

merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi-rendah, keras-lembut, dan

5Ibid, hal. 22

6

http://www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

20

Karena itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir mejelaskan,

bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita/pokok tertentu yang

terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan

(Unity), Keselarasan (Harmony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance)

dan Pertentangan (Contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan

tersusun dari berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan

kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu

kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu

dengan si pengamat.5

Keserasian identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan

keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan

pendengaran6. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak

indah. Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu

keselarasan dinamik dan perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu

seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang dan mempunyai citarasa akan

sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan

yang menyenangkan hati dan ingin memperpanjangnya.

Dalam perimbangan sebagai cabang Teori Objektif dinyatakan bahwa

Keindahan merupakan suatu kualita dari benda. Contoh untuk itu ialah bangunan

arsitektur Yunani Kuno yang terdiri dari atap yang bersusun yang ditopang tiang-

tiang besar dengan ukuran yang seimbang, sehingga tampak harmonis dan serasi.

Atap yang bersusun itu tercipta dari hubungan bagian-bagian yang berimbang

berdasarkan perbandingan angka-angka.

Mazhab Pythagoras yang menciptakan teori proporsi itu mengemukakan

bahwa nada-nada yang dikeluarkan oleh seutas senar tergantung dari panjang-

pendeknya senar.

Dalam seni ada 6 asas. Asas-asa itu ialah Kesatuan Total, Tema, Tema

Variasi, Keseimbangan, Perkembangan dan Tatajenjang.

Matematika mempunyai peranan penting dalam seni, terutama dalam

cabang seni bangunan, seni lukis dan seni musik.

Keserasian tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian

merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan ukuran. Atau keserasian

merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi-rendah, keras-lembut, dan

5Ibid, hal. 22

6

http://www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

20

Karena itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir mejelaskan,

bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita/pokok tertentu yang

terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan

(Unity), Keselarasan (Harmony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance)

dan Pertentangan (Contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan

tersusun dari berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan

kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu

kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu

dengan si pengamat.5

Keserasian identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan

keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan

pendengaran6. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak

indah. Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu

keselarasan dinamik dan perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu

seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang dan mempunyai citarasa akan

sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan

yang menyenangkan hati dan ingin memperpanjangnya.

Dalam perimbangan sebagai cabang Teori Objektif dinyatakan bahwa

Keindahan merupakan suatu kualita dari benda. Contoh untuk itu ialah bangunan

arsitektur Yunani Kuno yang terdiri dari atap yang bersusun yang ditopang tiang-

tiang besar dengan ukuran yang seimbang, sehingga tampak harmonis dan serasi.

Atap yang bersusun itu tercipta dari hubungan bagian-bagian yang berimbang

berdasarkan perbandingan angka-angka.

Mazhab Pythagoras yang menciptakan teori proporsi itu mengemukakan

bahwa nada-nada yang dikeluarkan oleh seutas senar tergantung dari panjang-

pendeknya senar.

Dalam seni ada 6 asas. Asas-asa itu ialah Kesatuan Total, Tema, Tema

Variasi, Keseimbangan, Perkembangan dan Tatajenjang.

Matematika mempunyai peranan penting dalam seni, terutama dalam

cabang seni bangunan, seni lukis dan seni musik.

Keserasian tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian

merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan ukuran. Atau keserasian

merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi-rendah, keras-lembut, dan

5Ibid, hal. 22

6

http://www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

Page 20: MAKALAH IBD - Keindahan

21

panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan menunjang keserasian, tetapi tidak

selalu.

E. KEHALUSAN

Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,

sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,

kesopanan dan atau keadaban.

Halus bagi manusia iu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus. Sikap

halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam mengucapkan

kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.

Halus itu berarti sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat

kecil maupun masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar

atau sikap orang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang

sedang bermusuhan.

Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta

kasih terhadap sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya

suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap

lembut merupakan perwujudan pula dari sifat-sifat ramah, sopan, sederhana

dalam pergaulan.

Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati. Karena orang

yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus tutur bahasanya, sopan

tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam

pergaulan.

Kehalusan atau kelembutan atau sebaliknya kekerasan itu yang menilai

orang lain, orang yang dihadapi atau orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang

dinilai adalah gerak laku, roman muka, tutur bahasa, dan sebagainya.

Angota badan yang melahirkan sikap kehalusan itu ialah Kaki, Tangan,

Kepala, Mulut, Bibir, Mata, Bahu. Selain itu roman muka, perkataan, pemilihan

kata, penyusunan kalimat dan irama bahasa juga dapat dinilai halus dan tidaknya.

Bagian Rohaniah yang melahirkan sikap : Kemauan, Perasaan dan Pikiran

atau Karsa, Rasa dan Cipta. Tiga unsur Rohaniah ini saling berkaitan, saling

mempengaruhi dan mewujudkan tingkah laku, tutur bahasa, perbuatan yang

semuanya itu dapat dinilai kehalusan dan kekasarannya.

21

panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan menunjang keserasian, tetapi tidak

selalu.

E. KEHALUSAN

Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,

sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,

kesopanan dan atau keadaban.

Halus bagi manusia iu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus. Sikap

halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam mengucapkan

kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.

Halus itu berarti sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat

kecil maupun masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar

atau sikap orang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang

sedang bermusuhan.

Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta

kasih terhadap sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya

suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap

lembut merupakan perwujudan pula dari sifat-sifat ramah, sopan, sederhana

dalam pergaulan.

Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati. Karena orang

yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus tutur bahasanya, sopan

tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam

pergaulan.

Kehalusan atau kelembutan atau sebaliknya kekerasan itu yang menilai

orang lain, orang yang dihadapi atau orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang

dinilai adalah gerak laku, roman muka, tutur bahasa, dan sebagainya.

Angota badan yang melahirkan sikap kehalusan itu ialah Kaki, Tangan,

Kepala, Mulut, Bibir, Mata, Bahu. Selain itu roman muka, perkataan, pemilihan

kata, penyusunan kalimat dan irama bahasa juga dapat dinilai halus dan tidaknya.

Bagian Rohaniah yang melahirkan sikap : Kemauan, Perasaan dan Pikiran

atau Karsa, Rasa dan Cipta. Tiga unsur Rohaniah ini saling berkaitan, saling

mempengaruhi dan mewujudkan tingkah laku, tutur bahasa, perbuatan yang

semuanya itu dapat dinilai kehalusan dan kekasarannya.

21

panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan menunjang keserasian, tetapi tidak

selalu.

E. KEHALUSAN

Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,

sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,

kesopanan dan atau keadaban.

Halus bagi manusia iu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus. Sikap

halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam mengucapkan

kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota badan lainnya.

Halus itu berarti sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat

kecil maupun masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar

atau sikap orang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang

sedang bermusuhan.

Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta

kasih terhadap sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya

suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap

lembut merupakan perwujudan pula dari sifat-sifat ramah, sopan, sederhana

dalam pergaulan.

Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati. Karena orang

yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus tutur bahasanya, sopan

tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat dalam

pergaulan.

Kehalusan atau kelembutan atau sebaliknya kekerasan itu yang menilai

orang lain, orang yang dihadapi atau orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang

dinilai adalah gerak laku, roman muka, tutur bahasa, dan sebagainya.

Angota badan yang melahirkan sikap kehalusan itu ialah Kaki, Tangan,

Kepala, Mulut, Bibir, Mata, Bahu. Selain itu roman muka, perkataan, pemilihan

kata, penyusunan kalimat dan irama bahasa juga dapat dinilai halus dan tidaknya.

Bagian Rohaniah yang melahirkan sikap : Kemauan, Perasaan dan Pikiran

atau Karsa, Rasa dan Cipta. Tiga unsur Rohaniah ini saling berkaitan, saling

mempengaruhi dan mewujudkan tingkah laku, tutur bahasa, perbuatan yang

semuanya itu dapat dinilai kehalusan dan kekasarannya.

Page 21: MAKALAH IBD - Keindahan

22

Cipta, rasa dan karsa itu membuat orang bergerak, karena itu disebut “Trias

Dinamika”.

Prinsip-prinsip hidup kekeluargaan harus didasarkan kepada cipta, kasih,

keadilan, kejujuran, setia atau loyal, tertib, disiplin, berkorban dan bagi orang tua

perlu adanya satu komando dan kesatuan sikap. Pergaulan yang didasarkan pada

prinsip itu tentu akan melahirkan kehalusan dalam pergaulan, sekurang-

kurangnya ketentraman dan kesejahteraan.

Masyarakat adalah lapangan pergaulan. Masyarakat terkecil adalah

keluarga, yaitu orang-orang serumah. Masyarakat yang agak luas ialah tetangga,

kawan sekolah, dan sebagainya. Dalam bergaul harus juga diperhatikan pakaian

dan cara berpakaian.

Karya seni adalah hasil ciptaan manusia yang mempunyai nilai-nilai

tertentu. Nilai itu antara lain, Nilai Inderawi, Nilai Bentuk, Nilai Pengetahuan, dan

Nilai Ide, temu dan dalil-dalil keadilan. Nilai-nilai itu terwujud dalam bentuk lahir

yang dapat dinikmati oleh indera kita (Mata, Telinga), sehingga memuaskan hati

kita.

Hasil seni sangat berpengaruh terhadap jiwa dan perbuatan manusia.

Banyak orang yang menangis karena seni (Seni Drama Film, Seni Suara), tanpa

disadari banyak orang melenggang-lenggang karena irama musik. Banyak orang

merasa tentram, damai, dan bahagia mendengarkan lagu-lagu yang tenang

menghanyutkan.

F. MANUSIA DAN KEINDAHAN

Akal dan budi merupakan kekayaan manusia yang tidak dimiliki oleh

makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada

manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan

karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda kehendak atau keinginan pada

manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak dan keinginan pada

hewan bersumber dari naluri.

Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka

kehendak dan keinginan manusia itu pun bersifat demiikian. Jumlahnya tak

terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni, untuk

menciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah

22

Cipta, rasa dan karsa itu membuat orang bergerak, karena itu disebut “Trias

Dinamika”.

Prinsip-prinsip hidup kekeluargaan harus didasarkan kepada cipta, kasih,

keadilan, kejujuran, setia atau loyal, tertib, disiplin, berkorban dan bagi orang tua

perlu adanya satu komando dan kesatuan sikap. Pergaulan yang didasarkan pada

prinsip itu tentu akan melahirkan kehalusan dalam pergaulan, sekurang-

kurangnya ketentraman dan kesejahteraan.

Masyarakat adalah lapangan pergaulan. Masyarakat terkecil adalah

keluarga, yaitu orang-orang serumah. Masyarakat yang agak luas ialah tetangga,

kawan sekolah, dan sebagainya. Dalam bergaul harus juga diperhatikan pakaian

dan cara berpakaian.

Karya seni adalah hasil ciptaan manusia yang mempunyai nilai-nilai

tertentu. Nilai itu antara lain, Nilai Inderawi, Nilai Bentuk, Nilai Pengetahuan, dan

Nilai Ide, temu dan dalil-dalil keadilan. Nilai-nilai itu terwujud dalam bentuk lahir

yang dapat dinikmati oleh indera kita (Mata, Telinga), sehingga memuaskan hati

kita.

Hasil seni sangat berpengaruh terhadap jiwa dan perbuatan manusia.

Banyak orang yang menangis karena seni (Seni Drama Film, Seni Suara), tanpa

disadari banyak orang melenggang-lenggang karena irama musik. Banyak orang

merasa tentram, damai, dan bahagia mendengarkan lagu-lagu yang tenang

menghanyutkan.

F. MANUSIA DAN KEINDAHAN

Akal dan budi merupakan kekayaan manusia yang tidak dimiliki oleh

makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada

manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan

karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda kehendak atau keinginan pada

manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak dan keinginan pada

hewan bersumber dari naluri.

Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka

kehendak dan keinginan manusia itu pun bersifat demiikian. Jumlahnya tak

terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni, untuk

menciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah

22

Cipta, rasa dan karsa itu membuat orang bergerak, karena itu disebut “Trias

Dinamika”.

Prinsip-prinsip hidup kekeluargaan harus didasarkan kepada cipta, kasih,

keadilan, kejujuran, setia atau loyal, tertib, disiplin, berkorban dan bagi orang tua

perlu adanya satu komando dan kesatuan sikap. Pergaulan yang didasarkan pada

prinsip itu tentu akan melahirkan kehalusan dalam pergaulan, sekurang-

kurangnya ketentraman dan kesejahteraan.

Masyarakat adalah lapangan pergaulan. Masyarakat terkecil adalah

keluarga, yaitu orang-orang serumah. Masyarakat yang agak luas ialah tetangga,

kawan sekolah, dan sebagainya. Dalam bergaul harus juga diperhatikan pakaian

dan cara berpakaian.

Karya seni adalah hasil ciptaan manusia yang mempunyai nilai-nilai

tertentu. Nilai itu antara lain, Nilai Inderawi, Nilai Bentuk, Nilai Pengetahuan, dan

Nilai Ide, temu dan dalil-dalil keadilan. Nilai-nilai itu terwujud dalam bentuk lahir

yang dapat dinikmati oleh indera kita (Mata, Telinga), sehingga memuaskan hati

kita.

Hasil seni sangat berpengaruh terhadap jiwa dan perbuatan manusia.

Banyak orang yang menangis karena seni (Seni Drama Film, Seni Suara), tanpa

disadari banyak orang melenggang-lenggang karena irama musik. Banyak orang

merasa tentram, damai, dan bahagia mendengarkan lagu-lagu yang tenang

menghanyutkan.

F. MANUSIA DAN KEINDAHAN

Akal dan budi merupakan kekayaan manusia yang tidak dimiliki oleh

makhluk lain. Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada

manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan

karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda kehendak atau keinginan pada

manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak dan keinginan pada

hewan bersumber dari naluri.

Sesuai dengan sifat kehidupan yang menjasmani dan merohani, maka

kehendak dan keinginan manusia itu pun bersifat demiikian. Jumlahnya tak

terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya, satu hal sudah pasti yakni, untuk

menciptakan kehidupan yang menyenangkan, yang memuaskan hatinya. Sudah

Page 22: MAKALAH IBD - Keindahan

23

bukan rahasia lagi bahwa yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati

setiap manusia itu tidak lain adalah sesuatu yang “Baik”, yang “Indah”. Maka

“Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena

dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana

keindahan itu peraasaan “(ke)-manusia-(annya)” tidak terganggu.

Keindahan yang bersifat jasmani yang dimaksudkan ialah keindahan yang

dapat “menyenangkan” atau “memuaskan“ indera manusia; baik indera

penglihatan maupun indera pendengaran. Keindahan yang bersifat rohani

dimaksudkan keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan“ batin

manusia. Tetapi perlu segera dipahami bahwa walaupun secara material keduanya

dapat dibedakan, secara Esensial keduanya tidak dapat dipisahkan; karena pada

akhirnya “Unsur kemanusiaan” itulah yang harus menjadi penentunya. Sebuah

lukisan yang secara lahiriah “menyenangkan” tetapi jika “batin” manusia

menolaknya karen lukisan itu dapat ”merusak”. Kemanusiaan manusia, maka

lukisan itu tidak berhak disebut indah.

Kodrat manusia selalu mendambakan sesuatu yang baik, yang dapat

menyempurnakan kemanusiaannya. Disadari atau tidak setiap manusia tidak

senang terhadap sesuatu yang jorok, yang tidak baik, dan yang merendahkan

martabatnya. Karena itu “Keindahan” bagi manusia sebenarnya bukan sekedar

sesuatu yang menjadi “harapannya“ melainkan merupakan sesuatu yang “harus

diusahakan adanya”. Salah satu definisi yang paling dikenal adalah hasil

pemikiran penyair romantik Inggris, John Keats. Dibukunya yang ditulis tahun

1817, Endymion, terapat definisi tentang Keindahan semacam ini : “A thing of

beauty is a joy forever : It’s loveliness increases; it will never pass into nothingness”.

“Sesuatu yang indah adalah kegembiraan selama-lamanya : Kemolekannya

bertambah, dan takkan pernah menuju ketiadaan”.

Gambar 13 : John Keats

Pengusung konsep “Endymion”

23

bukan rahasia lagi bahwa yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati

setiap manusia itu tidak lain adalah sesuatu yang “Baik”, yang “Indah”. Maka

“Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena

dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana

keindahan itu peraasaan “(ke)-manusia-(annya)” tidak terganggu.

Keindahan yang bersifat jasmani yang dimaksudkan ialah keindahan yang

dapat “menyenangkan” atau “memuaskan“ indera manusia; baik indera

penglihatan maupun indera pendengaran. Keindahan yang bersifat rohani

dimaksudkan keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan“ batin

manusia. Tetapi perlu segera dipahami bahwa walaupun secara material keduanya

dapat dibedakan, secara Esensial keduanya tidak dapat dipisahkan; karena pada

akhirnya “Unsur kemanusiaan” itulah yang harus menjadi penentunya. Sebuah

lukisan yang secara lahiriah “menyenangkan” tetapi jika “batin” manusia

menolaknya karen lukisan itu dapat ”merusak”. Kemanusiaan manusia, maka

lukisan itu tidak berhak disebut indah.

Kodrat manusia selalu mendambakan sesuatu yang baik, yang dapat

menyempurnakan kemanusiaannya. Disadari atau tidak setiap manusia tidak

senang terhadap sesuatu yang jorok, yang tidak baik, dan yang merendahkan

martabatnya. Karena itu “Keindahan” bagi manusia sebenarnya bukan sekedar

sesuatu yang menjadi “harapannya“ melainkan merupakan sesuatu yang “harus

diusahakan adanya”. Salah satu definisi yang paling dikenal adalah hasil

pemikiran penyair romantik Inggris, John Keats. Dibukunya yang ditulis tahun

1817, Endymion, terapat definisi tentang Keindahan semacam ini : “A thing of

beauty is a joy forever : It’s loveliness increases; it will never pass into nothingness”.

“Sesuatu yang indah adalah kegembiraan selama-lamanya : Kemolekannya

bertambah, dan takkan pernah menuju ketiadaan”.

Gambar 13 : John Keats

Pengusung konsep “Endymion”

23

bukan rahasia lagi bahwa yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati

setiap manusia itu tidak lain adalah sesuatu yang “Baik”, yang “Indah”. Maka

“Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena

dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana

keindahan itu peraasaan “(ke)-manusia-(annya)” tidak terganggu.

Keindahan yang bersifat jasmani yang dimaksudkan ialah keindahan yang

dapat “menyenangkan” atau “memuaskan“ indera manusia; baik indera

penglihatan maupun indera pendengaran. Keindahan yang bersifat rohani

dimaksudkan keindahan yang dapat “menyenangkan” atau “memuaskan“ batin

manusia. Tetapi perlu segera dipahami bahwa walaupun secara material keduanya

dapat dibedakan, secara Esensial keduanya tidak dapat dipisahkan; karena pada

akhirnya “Unsur kemanusiaan” itulah yang harus menjadi penentunya. Sebuah

lukisan yang secara lahiriah “menyenangkan” tetapi jika “batin” manusia

menolaknya karen lukisan itu dapat ”merusak”. Kemanusiaan manusia, maka

lukisan itu tidak berhak disebut indah.

Kodrat manusia selalu mendambakan sesuatu yang baik, yang dapat

menyempurnakan kemanusiaannya. Disadari atau tidak setiap manusia tidak

senang terhadap sesuatu yang jorok, yang tidak baik, dan yang merendahkan

martabatnya. Karena itu “Keindahan” bagi manusia sebenarnya bukan sekedar

sesuatu yang menjadi “harapannya“ melainkan merupakan sesuatu yang “harus

diusahakan adanya”. Salah satu definisi yang paling dikenal adalah hasil

pemikiran penyair romantik Inggris, John Keats. Dibukunya yang ditulis tahun

1817, Endymion, terapat definisi tentang Keindahan semacam ini : “A thing of

beauty is a joy forever : It’s loveliness increases; it will never pass into nothingness”.

“Sesuatu yang indah adalah kegembiraan selama-lamanya : Kemolekannya

bertambah, dan takkan pernah menuju ketiadaan”.

Gambar 13 : John Keats

Pengusung konsep “Endymion”

Page 23: MAKALAH IBD - Keindahan

24

Persepsi manusia terhadap keindahan antara yang satu dengan yang lain

itu tidak sama. Sebab persepsi manusia terhadap keindahan sangat ditentukan oleh

daya penggerak yang menjadi sumber kehendak atau keinginan terhadap

keindahan itu sendiri. Persepsi keindahan yang muncul dari akal dan budi

dapatlah disebut keindahan alam arti yang sebenarnya; sedangkan keindahan yang

muncul dalam dorongnan nafsu merupakan Keindahan Semu. Keindahan seperti

itu tentu saja tidak akan diterima oleh “ Kemanusiaan” manusia, yaitu akal dan

budi, karena keindahan seperti itu bukannya untuk menyempurnakan

“Kemanusiaan manusia”, melainkan justru sebaliknya.

Berbicara tentang keindahan tak akan lepas dari pengertian Objektif

maupun Subjektif. Artinya ada Keindahan Objektif dan Keindahan Subjektif. Secara

asasi keindahan Objektif, ada pada sesuatu benda atau barang. Sifatnya abadi dan

universal, selama benda itu belum berubah dari keadaan semula. Keindahan yang

abadi tidak terikat oleh waktu dan perkembangan mode. Disenangi atau tidak ia

tetap ada. Keindahan objektif tidak tergantung kepada asas kegunaan (Manfaat)

lahiriah ataupun yang bersifat material.

Keindahan subjektif sangat bergantung kepada selera perorangan, karena

sangat relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing-masing

individu. Jadi sangat relatif. Artinaya sebuah benda sangat bermanfaat bagi

seseorang, namun bagi orang lain tidak berguna, bahkan mungkin sangat tidak

disenangi.

Menurut John Keats, keindahan objektif disamakan dengan kebenaran.

Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Sebab keduanya

memiliki nilai yang sama, yaitu Universal dan Abadi. Disamping itu juga

mempunyai daya tarik yang selalu bertambah jelasnya tidak ada keindahan jika

tidak mengandung kebenaran, dan yang tidak mengandung kebenaran tidak

indah.

Supaya orang tidak terjerumus kedalam “keindahan semu” maka orang itu

selalu mempertemukan keindahan subjektif dengan keindahan objektif. Orang itu

harus berupaya mempertemukan selera atau minat orang yang bersangkutan

dengan selera atau minat akal budinya. Seseorang disebut sebagai orang ysng

berpribadi mulia, bila orang tadi memiliki rasa keindahan atau minatnya terhdap

keindahan cenderung kepada keindahan objektif. Orang yang seperti itu segala

prilakunya akan baik pula, seperti sabda Nabi Muhammad SAW : “Dalam tubuh

manusia itu ada segumpal daging. Manakala segumpal daging itu baik, maka akan

24

Persepsi manusia terhadap keindahan antara yang satu dengan yang lain

itu tidak sama. Sebab persepsi manusia terhadap keindahan sangat ditentukan oleh

daya penggerak yang menjadi sumber kehendak atau keinginan terhadap

keindahan itu sendiri. Persepsi keindahan yang muncul dari akal dan budi

dapatlah disebut keindahan alam arti yang sebenarnya; sedangkan keindahan yang

muncul dalam dorongnan nafsu merupakan Keindahan Semu. Keindahan seperti

itu tentu saja tidak akan diterima oleh “ Kemanusiaan” manusia, yaitu akal dan

budi, karena keindahan seperti itu bukannya untuk menyempurnakan

“Kemanusiaan manusia”, melainkan justru sebaliknya.

Berbicara tentang keindahan tak akan lepas dari pengertian Objektif

maupun Subjektif. Artinya ada Keindahan Objektif dan Keindahan Subjektif. Secara

asasi keindahan Objektif, ada pada sesuatu benda atau barang. Sifatnya abadi dan

universal, selama benda itu belum berubah dari keadaan semula. Keindahan yang

abadi tidak terikat oleh waktu dan perkembangan mode. Disenangi atau tidak ia

tetap ada. Keindahan objektif tidak tergantung kepada asas kegunaan (Manfaat)

lahiriah ataupun yang bersifat material.

Keindahan subjektif sangat bergantung kepada selera perorangan, karena

sangat relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing-masing

individu. Jadi sangat relatif. Artinaya sebuah benda sangat bermanfaat bagi

seseorang, namun bagi orang lain tidak berguna, bahkan mungkin sangat tidak

disenangi.

Menurut John Keats, keindahan objektif disamakan dengan kebenaran.

Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Sebab keduanya

memiliki nilai yang sama, yaitu Universal dan Abadi. Disamping itu juga

mempunyai daya tarik yang selalu bertambah jelasnya tidak ada keindahan jika

tidak mengandung kebenaran, dan yang tidak mengandung kebenaran tidak

indah.

Supaya orang tidak terjerumus kedalam “keindahan semu” maka orang itu

selalu mempertemukan keindahan subjektif dengan keindahan objektif. Orang itu

harus berupaya mempertemukan selera atau minat orang yang bersangkutan

dengan selera atau minat akal budinya. Seseorang disebut sebagai orang ysng

berpribadi mulia, bila orang tadi memiliki rasa keindahan atau minatnya terhdap

keindahan cenderung kepada keindahan objektif. Orang yang seperti itu segala

prilakunya akan baik pula, seperti sabda Nabi Muhammad SAW : “Dalam tubuh

manusia itu ada segumpal daging. Manakala segumpal daging itu baik, maka akan

24

Persepsi manusia terhadap keindahan antara yang satu dengan yang lain

itu tidak sama. Sebab persepsi manusia terhadap keindahan sangat ditentukan oleh

daya penggerak yang menjadi sumber kehendak atau keinginan terhadap

keindahan itu sendiri. Persepsi keindahan yang muncul dari akal dan budi

dapatlah disebut keindahan alam arti yang sebenarnya; sedangkan keindahan yang

muncul dalam dorongnan nafsu merupakan Keindahan Semu. Keindahan seperti

itu tentu saja tidak akan diterima oleh “ Kemanusiaan” manusia, yaitu akal dan

budi, karena keindahan seperti itu bukannya untuk menyempurnakan

“Kemanusiaan manusia”, melainkan justru sebaliknya.

Berbicara tentang keindahan tak akan lepas dari pengertian Objektif

maupun Subjektif. Artinya ada Keindahan Objektif dan Keindahan Subjektif. Secara

asasi keindahan Objektif, ada pada sesuatu benda atau barang. Sifatnya abadi dan

universal, selama benda itu belum berubah dari keadaan semula. Keindahan yang

abadi tidak terikat oleh waktu dan perkembangan mode. Disenangi atau tidak ia

tetap ada. Keindahan objektif tidak tergantung kepada asas kegunaan (Manfaat)

lahiriah ataupun yang bersifat material.

Keindahan subjektif sangat bergantung kepada selera perorangan, karena

sangat relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing-masing

individu. Jadi sangat relatif. Artinaya sebuah benda sangat bermanfaat bagi

seseorang, namun bagi orang lain tidak berguna, bahkan mungkin sangat tidak

disenangi.

Menurut John Keats, keindahan objektif disamakan dengan kebenaran.

Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Sebab keduanya

memiliki nilai yang sama, yaitu Universal dan Abadi. Disamping itu juga

mempunyai daya tarik yang selalu bertambah jelasnya tidak ada keindahan jika

tidak mengandung kebenaran, dan yang tidak mengandung kebenaran tidak

indah.

Supaya orang tidak terjerumus kedalam “keindahan semu” maka orang itu

selalu mempertemukan keindahan subjektif dengan keindahan objektif. Orang itu

harus berupaya mempertemukan selera atau minat orang yang bersangkutan

dengan selera atau minat akal budinya. Seseorang disebut sebagai orang ysng

berpribadi mulia, bila orang tadi memiliki rasa keindahan atau minatnya terhdap

keindahan cenderung kepada keindahan objektif. Orang yang seperti itu segala

prilakunya akan baik pula, seperti sabda Nabi Muhammad SAW : “Dalam tubuh

manusia itu ada segumpal daging. Manakala segumpal daging itu baik, maka akan

Page 24: MAKALAH IBD - Keindahan

25

baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Tetapi manakala segumpal daging itu tidak

baik maka akan menjadi tidak baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Segumpal

daging yang dimaksud adalah hati”.

Cara mengusahakan supaya rasa keindahan atau minat terhadap keindahan

itu cenderung kepada keindahan objektif, tidak lain melatih mendengarkan

“bisikan” akal dan budi tersebut; sebab pada akal dan budi itulah sesungguhnya

letak “kemanusiaan”.

Akal dan budi itu sesungguhnya selalu mengajak kepada manusia kearah

perbuatan yang baik, indah, dan yang benar. Manusia yang tidak senang akan

kebaikan, keindahan, dan kebenaran serta tidak berusaha menciptakannya, orang

itu sudah kehilangan predikat manusia lagi.

25

baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Tetapi manakala segumpal daging itu tidak

baik maka akan menjadi tidak baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Segumpal

daging yang dimaksud adalah hati”.

Cara mengusahakan supaya rasa keindahan atau minat terhadap keindahan

itu cenderung kepada keindahan objektif, tidak lain melatih mendengarkan

“bisikan” akal dan budi tersebut; sebab pada akal dan budi itulah sesungguhnya

letak “kemanusiaan”.

Akal dan budi itu sesungguhnya selalu mengajak kepada manusia kearah

perbuatan yang baik, indah, dan yang benar. Manusia yang tidak senang akan

kebaikan, keindahan, dan kebenaran serta tidak berusaha menciptakannya, orang

itu sudah kehilangan predikat manusia lagi.

25

baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Tetapi manakala segumpal daging itu tidak

baik maka akan menjadi tidak baiklah jasad manusia itu seluruhnya. Segumpal

daging yang dimaksud adalah hati”.

Cara mengusahakan supaya rasa keindahan atau minat terhadap keindahan

itu cenderung kepada keindahan objektif, tidak lain melatih mendengarkan

“bisikan” akal dan budi tersebut; sebab pada akal dan budi itulah sesungguhnya

letak “kemanusiaan”.

Akal dan budi itu sesungguhnya selalu mengajak kepada manusia kearah

perbuatan yang baik, indah, dan yang benar. Manusia yang tidak senang akan

kebaikan, keindahan, dan kebenaran serta tidak berusaha menciptakannya, orang

itu sudah kehilangan predikat manusia lagi.

Page 25: MAKALAH IBD - Keindahan

26

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu

yang memberi kita rasa senang bila melihatnya, keadaan yang enak dipandang,

cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie,

mengandung gagasan tentang kebaikan. Keindahan Dalam Arti Estetika Murni

menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala

sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih

disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan

Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.

Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian

dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau

pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,

sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur

pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.

Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,

sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,

kesopanan dan atau keadaban.

“Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena

dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana

keindahan itu peraasaan “(ke)-manusia-(annya)” tidak terganggu.

26

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu

yang memberi kita rasa senang bila melihatnya, keadaan yang enak dipandang,

cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie,

mengandung gagasan tentang kebaikan. Keindahan Dalam Arti Estetika Murni

menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala

sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih

disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan

Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.

Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian

dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau

pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,

sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur

pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.

Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,

sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,

kesopanan dan atau keadaban.

“Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena

dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana

keindahan itu peraasaan “(ke)-manusia-(annya)” tidak terganggu.

26

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu

yang memberi kita rasa senang bila melihatnya, keadaan yang enak dipandang,

cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie,

mengandung gagasan tentang kebaikan. Keindahan Dalam Arti Estetika Murni

menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala

sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih

disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan

Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.

Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian

dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau

pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.

Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,

sesuai, atau kena benar. Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur

pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.

Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,

sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,

kesopanan dan atau keadaban.

“Keindahan” pada hakikatnya merupakan dambaan setiap manusia; karena

dengan keindahan itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana

keindahan itu peraasaan “(ke)-manusia-(annya)” tidak terganggu.

Page 26: MAKALAH IBD - Keindahan

27

DAFTAR PUSTAKA

Widagdho, Djoko, Drs, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008)

Akiel, Ahiruddin, S.Pd, Bahan Kuliah Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta, Unindra)

M.P., Suyadi, Drs., Buku Materi Pokok IBD, (Jakarta : Depdikbud, 1984)

Situs resmi Wikipedia berbahasa Indonesia : tentang Keindahan

Situs www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

27

DAFTAR PUSTAKA

Widagdho, Djoko, Drs, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008)

Akiel, Ahiruddin, S.Pd, Bahan Kuliah Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta, Unindra)

M.P., Suyadi, Drs., Buku Materi Pokok IBD, (Jakarta : Depdikbud, 1984)

Situs resmi Wikipedia berbahasa Indonesia : tentang Keindahan

Situs www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

27

DAFTAR PUSTAKA

Widagdho, Djoko, Drs, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008)

Akiel, Ahiruddin, S.Pd, Bahan Kuliah Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta, Unindra)

M.P., Suyadi, Drs., Buku Materi Pokok IBD, (Jakarta : Depdikbud, 1984)

Situs resmi Wikipedia berbahasa Indonesia : tentang Keindahan

Situs www.cariilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

Page 27: MAKALAH IBD - Keindahan

28

LEMBAR PERTANYAAN

28

LEMBAR PERTANYAAN

28

LEMBAR PERTANYAAN

Page 28: MAKALAH IBD - Keindahan

29

LEMBAR JAWABAN

29

LEMBAR JAWABAN

29

LEMBAR JAWABAN


Top Related