Download - Makalah hematologi

Transcript
Page 1: Makalah hematologi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-nya, kami

dapat menyelesaikan makalah tentang system hematologi.

Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi semesta alam

Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini. Untuk itu kami berharap adanya

kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan penulisan yang akan datang.

Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu hingga terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah dicurahkan

mendapat berkah dari Allah SWT. Amin.

Sukabumi, 17 Maret 2014

Kelompok 5

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 1

Page 2: Makalah hematologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………….…………………………………………………...…..1

DAFTAR ISI…………….……………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….….4

1.2 Rumusan Masalah………….…………..………………………………….….4

1.3 Tujuan…………...……………..………………….……………………….…5

1.4 Manfaat….……………………..…………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Komposisi dan struktur sel darah manusia …………………………………6

2.2 Fungsi sel darah dan plasma darah pada tubuh manusia………...………….8

2.3 Nilai dan ukuran normal komponen darah manusia………………..………11

2.4 Sel-sel darah merah, anemia, dan polisitemia ……….…………………….12

2.5 Leukosit, granulosit, makrofag, monosit, inflamasi ……………………….17

2.6 Imunitas dan alergi …………………………...............................................22

2.7 Golongan darah …………………………………………………………....24

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 2

Page 3: Makalah hematologi

2.8 Hemostatis dan pembekuan darah ………………………………………....27

2.9 Faktor yang mempengaruhi proses pembekuan darah …………………….29

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….33

3.2 Saran…………………..……………………………………………………….33

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..34

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 3

Page 4: Makalah hematologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk

darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan jaringan yang

berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.

Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah,

organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk

darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti ketika terjadi

luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan berlangsung,

gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka pun pulih seketika. Sebuah

kejadian yang mungkin tampak sederhana dan biasa saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli

biokimia. Penelitian mereka menunjukkan, peristiwa ini terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem

yang sangat rumit. Hilangnya satu bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan

sekecil apa pun padanya, akan menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.

Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya telah

pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa kesalahan

sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah

harus segera terjadi demi mencegah kematian. Di samping itu, darah beku tersebut harus

menutupi keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada lapisan

paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi pada saat dan tempat yang

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 4

Page 5: Makalah hematologi

tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan membeku dan berakibat pada

kematian.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana anatomi fisiologi dalam sistem hematologi itu ?

1.3 Tujuan

Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga

medis dapat memahami berkaitan dengan anatomi dan fisiologi sistem hematologi.

1.4 Manfaat

Makalah ini di buat oleh kami agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan

praktik keperawatan yang di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi

dalam sistem hematologi sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 5

Page 6: Makalah hematologi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komposisi dan struktur Darah Manusia.

• Karakteristik

1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan

dan di bawa dalam matriks cairan (plasma).

2. Darah lebih berat dibandingkan dengan air dan lebih ketal. Cairan ini memiliki

rasa dan bau yang khas, serta Ph 7.4 (7.35-7.45).

3. Warna darah bervariasi dan merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung

pada kadar oksigen yang dibawa ke sel darah merah.

4. Volume darah tetap sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata, dan

kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai dengan

ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan edukosa dalam

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 6

Page 7: Makalah hematologi

tubuh. Volume ini juga bervariasi dengan perubahan cairan darah dan konsentrasi

elektrolitnya.

• Komposisi

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian

dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah

yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan

kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

• Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel

dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah

merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit

menderita penyakit anemia.

• Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

• Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan

benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri.

Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan

leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit

menderita penyakit leukopenia.

Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:

1. Air : 91,0%

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 7

Page 8: Makalah hematologi

2. Protein : 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)

3. Mineral : 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,

magnesium dan zat besi, dll)

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-

- albumin

- bahan pembeku darah

- immunoglobin (antibodi)

- hormon

- berbagai jenis protein

- berbagai jenis garam

• Struktur sel darah :

1. Air : 91%

2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinogen).

3. Mineral : 0,9% ( Natrium klorida,natrium bikarbonat, garam posfat,

magnesium, kalsium dan zat besi).

4. Bahan organik : 0,1% ( Glukosa, lemak, asam urat, kreatinin kolesterol dan asam

amino). (Dr. Syaifuddin, 1992).

2.2 Fungsi Sel Darah dan Plasma Darah Pada Tubuh Manusia.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 8

Page 9: Makalah hematologi

Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan

sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organic dan zat

anorganik.

Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat. Di antara zat-zat tersebut ada yang

masih berguna dan adapula yang tidak berguna. Beberapa zat tersebut antara lain seperti berikut.

a. Zat makanan dan mineral, antara lain glukosa, gliserin, asam amino, asam lemak, kolesterol,

dan garam mineral.

b. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara lain enzim, hormon, dan antibodi.

c. Protein,

Protein dalam plasma darah terdiri atas:

1) antiheofilik berguna mencegah anemia;

2) Tromboplastin berguna dalam proses pembekuan darah;

3) protrombin mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah;

4) fibrinogen mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah;

5) albumin mempunyai peranan penting untuk memelihara tekanan osmotik darah;

6) gammaglobulin berguna dalam senyawa antibodi.

d. Karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen.

Protein plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsure pokok plasma

yang tidak dapat menembus membrane kapilar untuk mencapai sel. Ada 3 jenis protein plasma:

Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55-60%. Albumin disintesiskan

dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotic koloid darah.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 9

Page 10: Makalah hematologi

Koloid, adalah zat yang berdiameter 1Nm – 100Nm, sedangkan kristaloid adalah zat yang

berdiameter kurang dari 1 Nm. Plasma mengandung koloid dan kristaloid.

Tekanan osmotic koloid atau tekanan onkotik, ditentukan berdasarkan jumlah partikel

koloid dalam larutan. Tekanan ini merupakan ukuran ‘daya tarik’ plasma terhadap difusi air dan

cairan ekstraseluler yang melewati membrane kapilar.

Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma.

α dan β globulin disintesiskan dihati, dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa

lipid, beberapa hormone berguna sebagai substrat, dan zat penting tubuh lainnya.

Gamma globulin adalah antibody. Ada 5 jenis immunoglobulin yang diproduksi jaringan

limpoid dan berfungsi dalam imunitas.

Fibrinogen membentuk 4% protein plasma, disintesis di hati dan erupakan komponen

esensial dalam mekanisme pembekuan darah.

Plasma juga mengandung nutrient, gas darah, elektrolit, mineral, hormone, vitamin dan zat-zat

sisa.

(1). Nutrien meliputi asam amino, gula dan lipid yang diabsorbsi dari saluran pencernaan.

(2). Gas Darah meliputi oksigen, karbondioksida dan nitrogen

(3). Elektrolit plasma meliputi ion natrium, kalium,magnesium, klorida, kalsium, bikarbonat,

fosfat dan ion sulfat.

Elemen pembentuk darah meliputi sel darah merah (eritrosit),sel darah putih (leukosit) dan

trombosit.

Eritrosit atau Sel Darah Merah

Karakteristik

Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya

dan berdiameter 7,65 µm.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 10

Page 11: Makalah hematologi

Terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan

fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil).

Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen

pernafasan yang mengikat oksigen. Fungsi hemoglobin itu sendiri yaitu jika hemoglobin

terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan bergabung dengan rantai alfa dan beta, untuk

membentuk oksihemoglobin. Dan hemoglobin berikatan dengan CO2 dibagian asam amino pada

globin. Karbaminohemoglobin yang terbentuk hanya memakai 20% CO2 yang terkandung

dalam darah, 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.

Fungsi Eritrosit

1. Mentransfer oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap

oksigen.

2. Mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.

3. mengikat karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.

Leukosit atau Sel Darah Putih

Leukosit dibagi dalam 2 kategori, granulosit dan sel mononuclear (agranulosit). Dalam

darah normal, jumlah total leukosit adalah 5.000 sampai 10.000 sel per mm3. Sekitar 60%

diantaranya adalah granulosit dan 40% sel mononuclear.

Granulosit. Diameter granulosit biasanya sampai tiga kali eritrosit. Granulosit dibagi

dalam tiga sub pengikat warna. Eosinofil, memiliki memiliki granula berwarna merah terang

dalam sitoplasmanya; Basofil, berwarna biru; dan Netrofil, memiliki granula berwarna ungu

pucat.

Leukosit Mononuklear (Agranulosit), adalah sel darah putih dengan inti satu lobus dan

sitoplasmanya bebas granula. Dalam darah orang dewasa normal, limfosit berjumlah sekitar 30%

dan monosit sekitar 5% dalam total leukosit. Limfosit matang adalah sel kecil dengan sitoplasma

sedikit. Diproduksi terutama oleh nodus limfe dan jaringan limfoid usus, limfa, dan kelenjar

timus dari sel prekursor yang berasal sebagai sel stem sumsum. Monosit adalah leukosit terbesar.

Diproduksi oleh sumsum tulang dan dapat berubah menjadi histiosit jaringan, termasuk sel

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 11

Page 12: Makalah hematologi

kupfer di hati, makrofag peritoneal, makrovag alveolar, dan komponen lain sistem

retikuloendotileal.

FUNGSI LEUKOSIT

Melindungi tubuh terhadap invasi bakteri atau benda asing lainnya. Fungsi utama

netrofilik PMN adalah memakan benda asing (fagositosis). Fungsi limfosit terutama

menghasilkan subtansi yang membantu penyerangan benda asing. Sekelompok limfosit (limfosit

T) membunuh sel secara langsung atau menghsilkan berbagai limfokin, suatu subtansi yang

memperkuat aktifitas sel fagositik. Sekelompok limfosit lainnya (limfosit B) menghasilkan

antibody, suatu molekul protein yang akan menghancurkan benda asing dengan berbagai

mekanisme.

Eosinofil dan basofil berfungsi sebagai tempat penyimpanan berbagai material biologis

kuat seperti histamine, serotim, dan heparin. Pelepasan senyawa tersebut mempengaruhi suplai

darah ke jaringan, seperti yang terjadi selama peradangan, dan membantu memobilisasi

mekanisme pertahanan tubuh. Peningkatan jumlah eosinofil pada keadaan alergi menunjukan

bahwa sel ini terlibat dalam reaksi hipersensitifitas

2.3 Nilai dan Ukuran Normal Komponen Darah Manusia.

· Nilai dan ukuran normal komponen darah manusia

Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari

berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama,

tergantung kepada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah. (Dr. Syaifuddin,

1992).

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 12

Page 13: Makalah hematologi

Nilai-nilai sel darah dewasa normal :

a. Sel darah merah : 4,2 - 6,2 juta per ml darah

b. Sel darah putih : 5000 - 10.000 juta per ml darah

c. Trombosit : 140.000 - 340.00 per ml darah

d. Hematokrit (% sel darah merah) : 45-52% untuk pria; 36-48% untuk wanita

e. Hemoglobin : 14,0-17,4 gram per 100ml untuk pria; 12,0-16,0 gram per 100ml untuk wanita.

(Elizabeth J Corwin, 2001).

2.4 Sel-Sel Darah Merah, Anemia, dan Polisitemia.

Sel darah merah

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 13

Page 14: Makalah hematologi

Sel darah merah atau yang disebut eritrosit berasal dari bahasa yunani, yaitu erythros

berarti merah dan krytos yang berarti selubung/sel. Sel ini tidak memiliki intisel, mitokondria,

atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau pembentukan

protein. Sel darah merah mengandung protein hemoglobin yang mengangkut sebagian besar

oksigen yang diambil di paru ke sel-sel diseluruh tubuh. Hemoglobin menempati sebagian besar

ruang intrasel eritrosit. Sel darah matang dikeluarkan dari sum-sum tulang dan hidup sekitar 120

hari untuk kemudian mengalami disintegrasi dan mati. Sel-sel darah merah yang mati diganti

oleh sel-sel baru yang dihasilkan oleh sumsul tulang. (Elizabeth J Corwin, 2001)

Anemia

Anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin. Hal ini

mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah, atau jumlah sel darah merah tetap normal.

Tetapi jumlah hemoglobinnya sub normal. Karena kemampuan darah untuk membawa oksigen

berkurang. Maka individu akan terlihat pucat atau kurang tenaga.

Kekurangan sel darah merah yang dapat disebabkan karena hilangnya darah yang terlalu

cepat atau produksi sel darah merah yang terlalu lambat atau dapat disebut dengan

kekurangan hemoglobin (Hb). Hb adalah protein dalam sel darah merah, yang mengantar

oksigen dari paru ke bagian tubuh yang lain.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 14

Page 15: Makalah hematologi

Anemia menyebabkan kelelahan, sesak napas dan kepusingan.Orang dengan anemia

merasa badannya kurang enak dibandingkan orang dengan tingkat Hb yang wajar.Mereka merasa

lebih sulit untuk bekerja.Artinya mutu hidupnya lebih rendah.

Anemia didefinisikan oleh tingkat Hb. Sebagian besar dokter sepakat bahwa tingkat Hb

di bawah 6,5 menunjukkan anemia yang gawat. Tingkat Hb yang normal adalah sedikitnya 12

untuk perempuan dan 14 untuk laki-laki.

Secara keseluruhan, perempuan mempunyai tingkat Hb yang lebih rendah dibandingkan

laki-laki.Begitu juga dengan orang yang sangat tua atau sangat muda.

a. Penyebab umum dari anemia:

• Perdarahan hebat

• Akut (mendadak)

• Kecelakaan

• Pembedahan

• Persalinan

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 15

Page 16: Makalah hematologi

• Pecah pembuluh darah

• Kronik (menahun)

• Perdarahan hidung

• Wasir (hemoroid)

• Ulkus peptikum

• Kanker atau polip di saluran pencernaan

• Tumor ginjal atau kandung kemih

• Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

• Berkurangnya pembentukan sel darah merah

• Kekurangan zat besi

• Kekurangan vitamin B12

• Kekurangan asam folat

• Kekurangan vitamin C

• Penyakit kronik

• Meningkatnya penghancuran sel darah merah

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 16

Page 17: Makalah hematologi

• Pembesaran limpa

• Kerusakan mekanik pada sel darah merah

• Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:

• Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

• Sferositosis herediter

• Elliptositosis herediter

• Kekurangan G6PD

• Penyakit sel sabit

• Penyakit hemoglobin C

• Penyakit hemoglobin S-C

• Penyakit hemoglobin E

• Thalasemia

b. Gejala

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 17

Page 18: Makalah hematologi

Gejala-gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan

ini, bervariasi.Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa

melayang.Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

c. Diagnosa

Pemeriksaan darah sederhana bisa menentukan adanya anemia. Persentase sel darah

merah dalam volume darah total (hematokrit) dan jumlah hemoglobin dalam suatu contoh darah

bisa ditentukan. Pemeriksaan tersebut merupakan bagian dari hitung jenis darah komplit

(CBC/complete blood count).

d. Macam-macam anemia

1.Anemia Hemoragis

Anemia akibat kehilangan darah secara berlebihan. Secara normal cairan plasma yg

hilang akan diganti dalam waktu 1-3 hari namun dengan konsentrasi sel darah merah yang tetap

rendah. Sel darah merah akan kembali normal dalam waktu 3-6 minggu

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 18

Page 19: Makalah hematologi

2. Anemia Aplastika

Sumsum tulang yang tidak berfungsi sehingga produksi sel darah merah terhambat.Dapat

dikarenakan oleh radiasi sinar gamma (bom atom), sinar X yang berlebihan, bahan2 kimia

tertentu, obat2an atau pada orang2 dengan keganasan.

3.Anemia Megaloblasitik

Vitamin B12, asam folat dan faktor intrinsik(terdapat pd mukosa lambung) merupakan

faktor2 yang berpengaruh terhadap pembentukan sel darah merah. Bila salah satu faktor di atas

tidak ada maka produksi eritroblas dalam sumsum tulang akan bermasalah. Akibatnya sel darah

tumbuh terlampau besar dengan bentuk yang aneh, memiliki membran yg rapuh dan mudah

pecah..ciri2 ini disebut sebagai Megaloblas.

Dapat terjadi pada:

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 19

Page 20: Makalah hematologi

1. Atropi mukosa lambung (faktor intrinsik terganggu)

2. Gastrektomi total (hilangnya faktor intrinsik)

3. Sariawan usus (absorbsi asam folat dan B12 berkurang

4. Anemia Hemolitik

Sel darah merah yang abnormal ditandai dengan rapuhnya sel dan masa hidup yg pendek

(biasanya ada faktor keturunan)

Contoh :

1. Sferositosis, sel darah merah kecil, bentuk sferis, tidak mempunyai struktur bikonkaf yg

elastis (mudah sobek)

2. Anemia sel sabit, 0,3-10 % orang hitam di Afrika Barat dan Amerika sel2nya mengandung

tipe Hb yg abnormal (HbS), bila terpapar dengan O2 kadar rendah maka Hb akan mengendap

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 20

Page 21: Makalah hematologi

menjadi kristal2 panjang di dalam sel darah merah.. sehingga sel darah merah menjadi lebih

panjang dan berbentuk mirip seperti bulan sabit. Endapan Hb merusak membran sel. Tekanan

O2 jaringan yg rendah menghasilkan bentuk sabit dan mudah sobek.Penurunan tekanan O2 lebih

lanjut membentuk sel darah semakin sabit dan penghancuran sel darah merah meningkat hebat.

3. Eritroblastosis Fetalis, Ibu dengan Rh(-) yang memiliki janin Rh(+).. pada saat kehamilah

pertama.. setelah ibu terpapar darah janin.. maka ibu secara otomatis akan membentuk anti bodi

terhadap Rh(+), sehingga pada kehamilan yang ke dua anti Rh ibu akan menghancurkan darah

bayi, dan bayi akan mengalami anemia yg hebat hingga meninggal.

4. Hemolisis karena malaria atau reaksi dg obat2an

5. Nutrional Anemia

Anemia defisiensi besi (Fe)

Anemia defisiensi asam folat

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 21

Page 22: Makalah hematologi

(akibat kekurangan asupan atau gangguan absorbsi GI track)

6. Anemia Pernisiosa

Vitamin B12 penting untuk sintesa DNA yang berperan dalam penggandaan dan pematangan sel.

Faktor intrinsik berikatan dengan B12 sebagai transport khusus absorbsi B12 dari usus. Anemia

pernisiosa bukan karena kekurangan Intake B12 melainkan karena defisiensi faktor intrinsik yg

mengakibatkan absorbsi B12 terganggu.

7. Renal Anemia

Terjadi karena sekresi eritropoietin dari ginjal berkurang akibat penyakit ginjal.

Polisitemia

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 22

Page 23: Makalah hematologi

Adalah peningkatan sel darah merah dalam sirkulasi, yang mengakibatkan peningkatan

viskositas dan volume darah. Aliran darah yang mengalir melalui pembuluh darahterhalang dan

aliran kapilat dapat tertutup.

1. Polisitemia kompensatori (sekunder)

Dapat terjadi akibat hipoksia ( kekurangan oksigen ) karena hal berikut ini:

a. Kediaman permanen di dataran tinggi

b. Aktifitas fisik berkepanjangan

c. Penyakit paru atau jantung

2. Polisitemia Vera

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 23

Page 24: Makalah hematologi

Adalah gangguan pada sistem tulang ( Ethel Sloane, 2003)

2.5 Leukosit, Granulosit, Makrofag, Monosit, dan Inflamasi.

Leukosit (Sel darah putih).

Sel darah putih atau leukosit adalah sel darah yang membentuk komponen darah yang berada di plasma darah .

Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagaibagian dari sistem kekebalan tubuh.

Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti,dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler /diapedesis sehingga jika ada kuman yang keluar dari pembuluh bisa ditangkapnya

Normalnya kita memiliki 6000 hingga 9000 sel darah putih dalam satu mili liter

Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50. 000 sel per tetes.

Jika terjadi kekurangan atau dibawah normal kita sebut Leukopenia , dan tentu jika terjadi banyak infeksi di tubuh jumlahnya akan menigkat sesuai apa yang diperlukan agar tubuh optimal

Ada beberapa jenis sel darah putih, yaitu:

AGRANULOSIT : Leucocyt yang tidak bergranula / berbutir : Lymposit dan Monosit

GRANULOSIT : Leucocyt yang bergranulla berbutir butir /granule : Basofil , Eosinofil dan Neutrofil.

Granulosit

Jumlahnya hampir 75% dariseluruh leukosit, plasmanya mengandung granula (butir-butir

halus), dibuat didalam sumsum merah oleh jaringan retikulo endotelium.Granulosit merupakan

sel fagosit, memakan benda asing, terutama bakteri.Oleh karena itu, granulosit dapat menembus

dinding kapiler, disebut diapedesis serta masuk ke jaringan-jaringan.Apabila terjadiluka,

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 24

Page 25: Makalah hematologi

granulosit akan berkumpul pada luka untuk memakan bakteri yang masuk ke dalam

tubuh.Granulosit yang mati akan berkumpul berupa nanah. Macam-macam sel yang terdapat

kedalam tipe granulosit antara lain :

1. Neutrofil

Ciri-ciri : Plasma bersifat netral bentuk bermacam-macam, bersifat fagosit

Jumlah (sel/mm3) : 3.000 – 7.000

Tempat pembentukan : Jaringan Limfoid , kelenjar limfa

Masa Hidup : 6 jam – beberapa hari

Fungsi : Memfagosit / memakan bakteri

2. Eosinofil

Ciri-ciri : Bersifat asam, berbintik kemerahan, jumlah meningkat selama terjadi infeksi

Jumlah (sel/mm3) :100 – 400

Tempat Pembentukan : sumsum tulang

Fungsi : mencegah alergi, menghancurkan antigen-antibodi

Masa Hidup : 8 – 12 Hari

3. Basofil

Ciri-ciri : Bersifat basa, berwarna kebiruan, bersifat fagosit

Jumlah (sel/mm3) : 20 – 50

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 25

Page 26: Makalah hematologi

Tempat Pembentukan : Sumsum tulang

Masa Hidup : Beberapa jam – beberapa hari

Fungsi : Melepaskan zat pencegah alergi, mengandung heparin (zat anti koagulan)

Agranulosit

Plasma agranulosit tidak mengandung granula (butiran), intinya relative besar, jumlahnya

±25%. Macam-macam sel darah putih yang termasuk kedalam tipe agranulosit antara lain:

1. Limfosit

Ciri-ciri : Berinti satu, tidak dapat bergerak bebas, berwarna biru pucat

Jumlah (sel/mm3) : 1.500 – 3.000

Tempat Pembentukan : Limfa dan tulang

Masa Hidup : Beberapa jam – beberapa tahun

Fungsi : Mengaktifkan system kekebalan

2. Monosit

Ciri-ciri : Berinti satu berukuran besar, berbentuk bulat panjang, dapat bergerak

cepat, bersifat fagosit

Jumlah (sel/mm3) : 100 – 700

Tempat Pembentukan : Sumsum tulang

Masa Hidup : Beberapa Bulan

Fungsi : Fagositosit, berkembang menjadi makrofag.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 26

Page 27: Makalah hematologi

Makrofag

Makrofag adalah sel darah putih besar yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan

tubuh kita. Kata makrofag secara harfiah berarti ‘pemakan besar. “Ini adalah organisme seperti

amoeba, dan tugasnya adalah untuk membersihkan tubuh kita dari puing-puing mikroskopis dan

penyerang. Makrofag memiliki kemampuan untuk mencari dan ‘makan’ partikel seperti bakteri,

virus, jamur, dan parasit.

Makrofag yang lahir dari sel-sel darah putih yang disebut monosit, yang diproduksi oleh

sel-sel induk dalam sumsum tulang kita. Monosit bergerak melalui aliran darah, dan ketika

mereka meninggalkan darah, mereka tumbuh menjadi makrofag. Mereka tinggal selama

berbulan-bulan, berpatroli sel dan organ tubuh kita dan menjaga mereka bersih.

Fungsi sebuah makrofag

Makrofag menyelesaikan tugas pembersihan yang sedang berjalan dengan menelan

partikel yang tidak diinginkan dan ‘memakan’ mereka. Seperti disebutkan sebelumnya, makrofag

adalah sel sejenis amuba. Bayangkan sebuah gumpalan-seperti jelly mengalir bersama, sekitar

mangsanya, dan menelannya. Ini pada dasarnya adalah bagaimana makrofag bekerja. Tapi mari

kita lihat lebih dekat pada proses yang sebenarnya.

Makrofag menggunakan proses yang disebut fagositosis untuk menghancurkan dan

menyingkirkan partikel yang tidak diinginkan dalam tubuh. Fagositosis secara harfiah berarti sel

‘makan.’ Proses ini bekerja seperti ini: karena makrofag menelan partikel, kantongnya

disebut fagosom terbentuk di sekitarnya. Kemudian, enzim yang dilepaskan ke fagosom oleh

organel dalam makrofag disebut lisosom. Sama seperti enzim dalam perut kita sendiri dilepaskan

untuk mencerna makanan kita, enzim yang dikeluarkan oleh lisosom mencerna partikel. Puing-

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 27

Page 28: Makalah hematologi

puing yang tersisa, atau apa yang tersisa dari partikel, keluar dari makrofag yang akan diserap

kembali ke dalam tubuh.

Makrofag membersihkan berbagai benda asing yang tidak diinginkan. Seperti tukang

pukul di sebuah klub malam, ini pembela besar menyelesaikan pekerjaan. Bakteri, virus, jamur,

dan parasit adalah beberapa contoh dari penyerbu yang ditargetkan. Meskipun tubuh kita

memiliki hambatan di tempat seperti kulit kita dan selaput lendir yang terus keluar banyak

mikroorganisme ini, mereka masih bisa masuk ke dalam tubuh kita. Namun, setiap pelaku luar

yang tidak bisa masuk dengan cepat dihadapkan oleh sel-sel pembersihan yang super.

Aspek lain yang menarik dari makrofag adalah kemampuannya untuk mengetahui mana

sel-sel untuk menghancurkan dan mana yang harus meninggalkan sendirian. Sehat, sel-sel hidup

dalam tubuh kita memiliki satu set tertentu protein pada membran luar mereka. Mereka adalah

tanda dasarnya ID untuk sel-sel kita. Ini adalah bagaimana sistem kekebalan tubuh kita

mengenali sel kita sendiri dibandingkan benda asing.

Meskipun makrofag tidak membedakan antara berbagai jenis bakteri, virus, atau pihak

luar lainnya, mereka mengetahui bahwa partikel-partikel tersebut tidak termasuk dalam tubuh

dengan mendeteksi protein luar yang berbeda. Makrofag bahkan memiliki kemampuan untuk

mendeteksi sinyal yang dikirim oleh bakteri, yang memungkinkan mereka untuk melakukan

perjalanan ke tempat infeksi.

Tapi pekerjaan makrofag tidak berhenti di situ. Setelah virus telah ditelan dan dicerna,

misalnya, makrofag menampilkan protein mengidentifikasi itu virus tertentu. Sebuah pesan akan

dikirim ke seluruh sistem kekebalan tubuh untuk memanggil untuk produksi antibodi spesifik

untuk virus tertentu. Sepasukan sel tempur kemudian dikirim keluar untuk menghancurkan virus

sebelum mereka dapat melakukan lebih banyak kerusakan. Makrofag bahkan menyerang

beberapa sel kanker.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 28

Page 29: Makalah hematologi

Selain itu, seperti yang disebutkan sebelumnya, makrofag juga membersihkan puing-

puing sel mati dan ‘sampah lainnya’ yang mungkin tergeletak di sekitar. Bayangkan penyapu

jalan perlahan-lahan bergulir di jalan Anda. Setiap kotoran atau sampah yang ada di trotoar

tersapu dan ‘ditelan’ oleh truk. Hasilnya adalah jalan bebas dari daun, kotoran, sampah, atau

gangguan lainnya. Kita bisa membayangkan makrofag dengan cara yang sama ketika

membersihkan puing-puing sel.

Inflamasi

Radang atau inflamasi adalah reaksi jaringan hidup terhadap semua bentuk jejas yang berupa

reaksi vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari

sirkulasi darah ke jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis (Robbins & Kumar,

1994). Tujuan inflamasi yaitu untuk memperbaiki jaringan yang rusak serta mempertahankan diri

terhadap infeksi (Soesatyo, 2002). Tanda-tanda inflamasi adalah berupa kemeraham (rubor),

panas (kalor), nyeri (dolor), pembengkakan (tumor) (Soesatyo, 2002), dan function laesa

(Chandrasoma dan Tailor, 1995).

Secara garis besar proses inflamasi dibagi menjadi 2 tahap :

a. Inflamasi akut

Inflamasi akut adalah inflamasi yang terjadi segera setelah adanya rangsang iritan. Pada tahap ini

terjadi pelepasan plasma dan komponen seluler darah ke dalam ruang-ruang jaringan

ekstraseluler. Termasuk didalamnya granulosit neutrofil yang melakukan pelahapan (fagositosis)

untuk membersihkan debris jaringan dan mikroba (Soesatyo, 2002).

b. Inflamasi kronis

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 29

Page 30: Makalah hematologi

Inflamasi kronis terjadi jika respon inflamasi tidak berhasil memperbaiki seluruh jaringan yang

rusak kembali ke keadaan aslinya atau jika perbaikan tidak dapat dilakukan sempurna (Ward,

1985).

2.6 Imunitas dan Alergi.

Imunitas

Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang

melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan

membunuh patogen serta sel tumor.

Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan

melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan

zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan

agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.

Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat

menginfeksi organisme.

Untuk selamat dari tantangan ini, beberapa mekanisme telah berevolusi yang menetralisir

patogen.

Bahkan organisme uniselular seperti bakteri dimusnahkan oleh sistem enzim yang

melindungi terhadap infeksi virus.

Mekanisme imun lainnya yang berevolusi pada eukariot kuno dan tetap pada keturunan

modern, seperti tanaman, ikan, reptil dan serangga. Mekanisme tersebut termasuk peptida

antimikrobial yang disebut defensin, fagositosis, dan sistem komplemen.

Mekanisme yang lebih berpengalaman berkembang secara relatif baru-baru ini, dengan

adanya evolusi vertebrata.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 30

Page 31: Makalah hematologi

Imunitas vertebrata seperti manusia berisi banyak jenis protein, sel, organ tubuh dan

jaringan yang berinteraksi pada jaringan yang rumit dan dinamin.

Sebagai bagian dari respon imun yang lebih kompleks ini, sistem vertebrata

mengadaptasi untuk mengakui patogen khusus secara lebih efektif.

Proses adaptasi membuat memori imunologikal dan membuat perlindungan yang lebih

efektif selama pertemuan di masa depan dengan patogen tersebut.

Proses imunitas yang diterima adalah basis dari vaksinasi.

Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang,

membuat patogen, termasuk virus yang menyebabkan penyakit.

Penyakit defisiensi imun muncul ketika sistem imun kurang aktif daripada biasanya,

menyebabkan munculnya infeksi.

Defisiensi imun merupakan penyebab dari penyakit genetik, seperti severe combined

immunodeficiency, atau diproduksi oleh farmaseutikal atau infeksi, seperti sindrom

defisiensi imun dapatan (AIDS) yang disebabkan oleh retrovirus HIV.

Penyakit autoimun menyebabkan sistem imun yang hiperaktif menyerang jaringan

normal seperti jaringan tersebut merupakan benda asing.

Penyakit autoimun yang umum termasuk rheumatoid arthritis, diabetes melitus tipe 1 dan

lupus erythematosus.

Peran penting imunologi tersebut pada kesehatan dan penyakit adalah bagian dari

penelitian.

ALERGI

Alergi merupakan respons sistem imun yang tidak tepat dan kerap kali membahayakan

terhadap subtansi yang biasanya tidak berbahaya. Reaksi alergi merupakan manifestasi cidera

jaringan yang terjadi akibat interaksi antara antigen dan antibody. Kalau tubuh diinvasi oleh

antigen yang biasanya berupa protein yang dikenal tubuh sebagai benda asing, maka akan terjadi

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 31

Page 32: Makalah hematologi

serangkaian peristiwa dengan tujuan untuk membuat penginvasi tersebut tidak berbahaya,

menghancurkannyaa kemudian membebaskan tubuh darinya. Kalau limfosit bereaksi terhadap

antigen, kerapkali antibody dihasilkan. Reaksi alergi umum akan terjadi ketika sistem imun pada

seseorang yang rentan bereaksi secara agresif terhadap suatu subtansi yang normalnya tidak

berbahaya (mis., debu, tepung sari gulma). Produksi mediator kimia pada reaksi alergi dapat

menimbulkan gejala yang berkisar dari gejala yang ringan hingga gejala yang dapat membawa

hingga kematian.

Sistem imun tersusun dari banyak sel serta organ dan subtansi yang disekresikan oleh sel-

sel organ ini. Pelbagai bagian dari sistem imun ini harus bekerjasama untuk memastikan

pertahanan yang memadai terhadap para penginvasi (yaitu virus, bakteri, subtansi asing lainnya)

tanpa menghancurkan jaringan tubuh sendiri lewat reaksi yang terlampau agresif.

2.7 Golongan Darah

Sebelum lahir, molekul protein yang di tentukan

secara genetic disebut antigen muncul di permukaan

sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B

bereksi dengan antibody pasanagnnya, yang mulai

terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir.

a. Karena reaksi antigen –antibodi

menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) sel

darah merah, maka atigen disebut aglutinogen

dan antibody pasangannya disebut aglutinin.

b. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A maupun tipe B, atau hanya mewarisi salah

satunya atau bahkan keduanya sekaligus.

Klasifikasi Golongan Darah ABO ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen

(antigen tipe A dan B) yang ditemukan pada permukaan eritrosit dan agglutinin (antibody),

anti A dan anti B yang ditemukan dalam plasma darah.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 32

Page 33: Makalah hematologi

a. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan agglutinin tipe B.

b. Darah golongan B mengandung aglutinogen tipe B dan aglutinin tipe A.

c. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung

agglutinin tipe A dan tipe B.

d. darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tetapi mengandung agglutinin anti A

dan anti B.

Penggolongan darah penting dilakukan

sebelum transfuse darah karena

campura darah yang tidak cocok

menyebabkan aglutinasi dan destruksi

sel darah merah.

a. Dalam teknik slide biasa untuk

penggolongan darah ABO, dua tetes darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa

golongan darahnya di letakkan pada sebuah slide mikroskop.

b. Setetes serum yang mengandung agglutinin anti A (dari darah golongan B) di teteskan pada

salah satu tetes darah, sedangkan setetes serum yang mengandung agglutinin anti B (dari

darah golongan A) diteteskan pada tetes darah lainnya.

(1.) Jika serum anti A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki

aglutinogen tipe A (golongan darah A)

(2.) Jika serum anti B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B

(golongan darah B).

(3.) Jika kedua serum anti A dan anti B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki

aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB).

(4.)Jika kedua serum anti A dan anti B tidak mengakibatkan aglutinasi, maka individu tersebut

tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O).

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 33

Page 34: Makalah hematologi

c. Transfuse darah

(1.) Saat transfuse darah diberikan, plasma donor akan diencerkan oleh plasma recipient,

sehingga agglutinin donor tidak dapat menyebabkan aglutinasi.

(2.) walaupun demikian, aglutinogen pada sel donor penting untuk transfuse jika golongan

darah donor berbeda dengan golongan darah resipien, maka agglutinin dalam plasma

resipien akan mengaglutinasi sel darah merah asing donor.

(3.) Reaksi transfuse disebabkan oleh aglutinasi sel darah merah donor.

a. Aliran darah dalam pembuluh kecil terhalang oleh gumpalan darah sel.

b. Hemolisis (ruptur) sel darah merah menyebabkan terlepasnya hemoglobin kedalam

aliran darah.

c. Hemoglobin yang terbawa ke tubulus ginjal mengendap, menutup tubulus dan

mengakibatkan ginjal tidak berfungsi.

(4.) Pencocokan silang pada golongan darah resipien dan donor dilakukan sebelum

pemberian transfuse untuk memastikan kecocokan darah.

(5.) Konsep donor universal dan resipien universal

a. Donor universal darah golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk di aglutinasi

sehingga dapat diberikan pada resipien manapun, asalkan volume transfusinya

sedikit.

b. Resipien universal individu dengan golongan darah AB tidak memiliki agglutinin

dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit donor apapun.

System Rh adalah kelompok antigen lain dalam tubuh manusia. System ini

ditemukan dan diberi nama berdasarkan rhesus monyet. Antigen RhD dalah antigen

terpenting dalam reaksi imunitas tubuh.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 34

Page 35: Makalah hematologi

a. Jika factor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebuh Rh positif. Jika factor

tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh negative. Individu dengan Rh

positif lebih banyak dibandingkan dengan yang ber Rh negative.

b. sistem ini berbeda dengan golongan ABO dimana individu ber Rh negative tidak

memiliki agglutinin anti Rh dalam plasmanya.

c. Jika seseorang dengan Rh negative diberikan darah ber Rh positif maka agglutinin

anti Rh akan di produksi walaupun transfuse awal biasanya tidak membahayakan,

pemberian darah Rh positif selanjutnya akan mengakibatkan aglutinasi sel darah

merah donor.

d. Eritroblastosis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir, dapat terjadi

setelah kehamilan pertama ibu ber Rh negative dengan janin ber Rh negative.

(1.) Pada saat lahir ibu akan terpapar beberapa antigen Rh positif janin sehingga ibu

akan membentuk antibody untuk menolak antigen tersebut.

(2.) Jika antibody lawan factor Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan

selanjutnya, antibody tersebut akan menembus plasenta menuju aliran darah janin

dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi yang mengalaminya

akan terlahir dengan anemia.

(3.) Pencegahan. Jika ibu ber Rh negative mendapat injeksi antibody berlawanan

dengan factor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah melahirkan, keguguran, atau

setelah abortus janin ber Rh positif maka antigen tidak akan terakfasi. Ibu tidak

akan memproduksi antibody lawannya.

2.8 Hemostatis dan Pembekuan Darah

Hemostasis merupakan pristiwa penghentian perdarahan akibat putusnya atau robeknya

pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi ketika endothelium yang melapisi pembuluh

darah rusak atau hilang. Proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi ) dan melibatkan

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 35

Page 36: Makalah hematologi

pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan

maupun yang melarutkan bekuan.

Pada hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera sehingga

aliran darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki 3

fase yang sama:

1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka. Trombosit akan

mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang

terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh ADP yang

dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan dengan

adanya fibrinogen, trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat hemostatik

ataupun trombos.

2. Pembentukan jarring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga terbentuk sumbat

hemostatik atau trombos yang lebih stabil.

3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin.

Mekanisme homeostatis dan pembekuan darah melibatkan suatu rangkaian proses yang

tepat.

1. Vasokontriksi. Jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yang rusak

melepas serotonin dan tromboksan A2 (prostaglandin) yang menyebabkan otot

polos dinding pembuluh darah berkintriksi hal ini pada awalnya akan

mengurangi darah yang hilang.

2. Plug trombosit

a. Trombosit membengkak menjadi lengket, dan menempel pada serabut

kolagen dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk plug trombosit.

b. Trombosit melepas ADP untuk mengaktivasi lain sehingga melibatkan

agregasi trombosit untuk memperkuat plug.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 36

Page 37: Makalah hematologi

(1.) Jika kerusakan pembuluh darah sedikit, maka plug trombosit mampu

menghentikan pendarahan.

(2.) Jika kerusakannya besar, maka plug trombosit dapat mengurangi

pendarahan, sampai proses pembekuan terbentuk.

3. Pembentukkan pembekuan darah

a. Mekanisme ekstrinsik. Pembekuan darah dimulai dari factor eksternal

pembuluh darah itu

sendiri.

(1.) Tromboplastin (membrane

lipopprotein) yang di

lepas oleh sel-sel jaringan yang rusak mengaktivasi protrombin dengan

bantuan ion kalsium untuk membentuk thrombin.

(2.) Thrombin mengubah pribrinogen yang dapat larut, menjadi pibrin yang

tidak dapat larut. Benang-benang pibrin membentuk bekuan, atau

jarinagan-jaringan pibrin, yang menangkap sel darah yang memlalui

pembuluh yang rusak.

b. Mekanisme intrinsic untuk pembentukan darah berlangsung dalam cara yang

lebih sederhana daripada cara yang dijelaskan diatas. Mekanisme ini

melibatkan 13 faktor pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma darah.

Setiap factor protein berada dalam kondisi tidak aktif : jika salah satunya di

aktivasi, maka aktifitas enzimatiknya akan mengaktivasi factor selanjutnya

dalam rangkaian, dengan demikian akan terjadi suatu rangkaian reaksi untuk

membuntuk bekuan.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 37

Page 38: Makalah hematologi

2.9 Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembekuan Darah

13 Faktor Pembekuan Darah

Faktor I

Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah

menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini menyebabkan masalah pembekuan

darah afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia.

Faktor II

Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi

bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur

umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin.

Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia.

Faktor III

Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam

tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan

prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga

faktor jaringan.

Faktor IV

Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan darah.

Faktor V

Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir

dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 38

Page 39: Makalah hematologi

jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan

faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang

disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin.

Faktor VI

Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi

dianggap dalam skema hemostasis.

Faktor VII

Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan

berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium,

dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang

mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan kekurangan

vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi

faktor akselerator dan stabil.

Faktor VIII

Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi

dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand)

sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X. Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab

hemofilia A. Disebut juga antihemophilic globulin dan faktor antihemophilic A.

Faktor IX

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 39

Page 40: Makalah hematologi

Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan

terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X.

hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B.

Faktor X

Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam

baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari

pembekuan. Setelah diaktifkan, membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V,

yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk

trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga

Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase.

Faktor XI

Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik

dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI.

Disebut juga faktor antihemophilic C.

Faktor XII

Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau

permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor

XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis.

Faktor XIII

Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk

polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan

untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 40

Page 41: Makalah hematologi

seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan

juga disebut transglutaminase.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 41

Page 42: Makalah hematologi

Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang membentuk

darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan jaringan yang

berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli.

Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah,

organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk

darah.

3.2 Saran.

Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun ilmu

alam lainnya penting sekali memahai anatomi sistem hematologi secara tepat agar terhindar

dari kesalahan dalam tindakan baik itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan

perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan

terhadap jantung sebagai pusat kehidupan dan berhubungan pula dengan darah.

DAFTAR PUSTAKA

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 42

Page 43: Makalah hematologi

Corwin, J elizabeth. 2001. Buku saku PATOFISOLOGI. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Pearce, Evelyn. 2000. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. PT Gramedia Jakarta

Buku ajar Fisiologi Kedokteran, Arthur C. Guyton, MD, dan John E. Hall, PhD edisi 11.

http://www.smallcrab.com/kesehatan/655-mengenal-secara-singkat-fungsi-dan-bagian-bagian-

darah (Diakses tanggal 18 Maret 2014 15.30 WIB).

SISTEM HEMATOLOGI (ILMU DASAR KEPERAWATAN 3). 43


Top Related