Transcript
Page 1: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari  pada daratan, oleh

karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia

kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta

keragaman jasad– jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika

kehidupan di laut yang saling berkesinambungan (Nybakken 1988).

Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen

abiotik (fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berkaitan satu sama

lain dan saling berinteraksi membentuk suatu unit fungsional. Komponen-

komponen ini secara fungsional tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila

terjadi perubahan pada salah satu dari komponen-komponen tersebut maka akan

menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Perubahan ini tentunya dapat

mempengaruhi keseluruhan sistem yang ada, baik dalam kesatuan struktur

fungsional maupun dalam keseimbangannya.

Dewasa ini, perhatian terhadap biota laut semakin meningkat dengan munculnya

kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat akan pentingnya lautan. Menurut

Bengen (2001) laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baik

sebagai sumber pangan, tambang mineral, dan energi, media komunikasi

maupun  kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir dan lautan

merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan di masa

datang.

Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan 

adalah lamun, Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae)

yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan

buah. Dimana secara ekologis lamun mempunyai beberapa fungsi penting di

daerah pesisir. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal di

seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme.

1

Page 2: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya,

dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup

beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustacea, moluska ( Pinna sp, Lambis

sp, Strombus sp), Ekinodermata  ( Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp,

Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan Makalah Ekologi Perairan “Padang Lamun

Dalam Ekosistem Laut” adalah sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa/i dapat mengetahu apa yang dimaksud dengan padang

lamun

2. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui bagaimana ekosistem yang terjadi

dalam padang lamun itu

3. Agar mahasiswa/i dapat mengetahui apa saja masalah yang dihadapi

dalam ekosistem pada lamun ini

2

Page 3: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Padang Lamun

Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari cukup

yang dapat menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya akan

nutrien karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan sehingga

merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya. Karena lingkungan

yang sangat mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun dapat hidup

dan berkembang secara optimal. Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya

tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di

perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan

memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan

lamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut,

berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.

Gambar . Padang Lamun dalam Ekosistem Laut

Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah

padang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutup

suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengan

kerapatan padat atau jarang. Sedangkan sistem (organisasi) ekologi padang

lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik disebut Ekosistem Lamun

3

Page 4: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

(Seagrass ecosystem). Habitat tempat hidup lamun adalah perairan dangkal agak

berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang.  

Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan

berbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis

padang lamun antara lain adalah :

1. Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir

2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran

terumbu karang

3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan

terlindung

4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.

5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan

tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif

6. Mampu hidup di media air asin

7. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.

Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai

vegetasi yang dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji

tertutup (Angiospermae) dan berkeping tunggal (Monokotil) yang mampu hidup

secara permanen di bawah permukaan air laut (Sheppard et al., 1996). Komunitas

lamun berada di antara batas terendah daerah pasangsurut sampai kedalaman

tertentu dimana cahaya matahari masih dapat mencapai dasar laut (Sitania,

1998).

2.2 Klasifikasi Lamun

Tanaman lamun memiliki bunga, berpolinasi, menghasilkan buah dan

menyebarkan bibit seperti banyak tumbuhan darat. Klasifikasi lamun adalah

berdasarkan karakter tumbuh-tumbuhan. Selain itu, genera di daerah tropis

4

Page 5: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

memiliki morfologi yang berbeda sehingga pembedaan spesies dapat dilakukan

dengan dasar gambaran morfologi dan anatomi.

Lamun merupakan tumbuhan laut monokotil yang secara utuh memiliki

perkembangan sistem perakaran dan rhizoma yang baik. Pada sistem klasifikasi,

lamun berada pada Sub kelas Monocotyledoneae, kelas Angiospermae. Dari 4

famili lamun yang diketahui, 2 berada di perairan Indonesia yaitu

Hydrocharitaceae dan Cymodoceae. Famili Hydrocharitaceae dominan

merupakan lamun yang tumbuh di air tawar sedangkan 3 famili lain merupakan

lamun yang tumbuh di laut.  

Di seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 52 jenis lamun, di mana di

Indonesia ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili: (1)

Hydrocharitaceae, dan (2) Potamogetonaceae. Jenis yang membentuk komunitas

padang lamun tunggal, antara lain: Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides,

Halophila ovalis, Cymodocea serrulata, dan Thallassodendron ciliatum.

Eksistensi lamun di laut merupakan hasil dari beberapa adaptasi yang dilakukan

termasuk toleransi terhadap salinitas yang tinggi, kemampuan untuk

menancapkan akar di substrat sebagai jangkar, dan juga kemampuan untuk

tumbuh dan melakukan reproduksi pada saat terbenam. Salah satu hal yang

paling penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalah hidrophilus yaitu

kemampuannya untuk melakukan polinasi di bawah air.  

Secara rinci klasifikasi lamun menurut Den Hartog (1970) dan Menez, Phillips,

dan Calumpong (1983) adalah sebagai berikut : 

Devisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Famili : Potamogetonacea

Subfamili : Zosteroideae

Genus : Zostera, Phyllospadix, Heterozostera.5

Page 6: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

2.3 Karakteristik Sistem Vegetatif

Bentuk vegetatif lamun memperlihatkan karakter tingkat keseragaman yang

tinggi, hampir semua genera memiliki rhizoma yang sudah berkembang dengan

baik dan bentuk daun yang memanjang (linear) atau berbentuk sangat panjang

seperti ikat pinggang (belt), kecuali jenis Halophila memiliki bentuk lonjong.

Gambar . Morfologi Lamun

Berbagai bentuk pertumbuhan tersebut mempunyai kaitan dengan perbedaan

ekologik lamun (den Hartog, 1977). Misalnya Parvozosterid dan Halophilid

dapat dijumpai pada hampir semua habitat, mulai dari pasir yang kasar sampai

lumpur yang lunak, mulai dari daerah dangkal sampai dalam, mulai dari laut

terbuka sampai estuari. Magnosterid dapat dijumpai pada berbagai substrat,

tetapi terbatas pada daerah sublitoral sampai batas rata-rata daerah surut. Secara

umum lamun memiliki bentuk luar yang sama, dan yang membedakan antar

spesies adalah keanekaragaman bentuk organ sistem vegetatif. Menjadi

tumbuhan yang memiliki pembuluh, lamun juga memiliki struktur dan fungsi

yang sama dengan tumbuhan darat yaitu rumput. Berbeda dengan rumput laut

(marine alga/seaweeds), lamun memiliki akar sejati, daun, pembuluh internal

yang merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air, dan gas.

6

Page 7: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

Akar

Terdapat perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antara jenis lamun

yang dapat digunakan untuk taksonomi. Akar pada beberapa spesies seperti

Halophila dan Halodule  memiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut,

diameter kecil, sedangkan spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat dan

berkayu dengan sel epidermal. Jika dibandingkan dengan tumbuhan darat, akar

dan akar rambut lamun tidak berkembang dengan baik. Namun, beberapa

penelitian memperlihatkan bahwa akar dan rhizoma lamun memiliki fungsi yang

sama dengan tumbuhan darat. Akar-akar halus yang tumbuh di bawah permukaan

rhizoma, dan memiliki adaptasi khusus (contoh : aerenchyma, sel epidermal)

terhadap lingkungan perairan. Semua akar memiliki pusat stele yang dikelilingi

oleh endodermis. Stele mengandung phloem (jaringan transport nutrien) dan

xylem (jaringan yang menyalurkan air) yang sangat tipis. Karena akar lamun

tidak berkembang baik untuk menyalurkan air maka dapat dikatakan bahwa

lamun tidak berperan penting dalam penyaluran air.  

Patriquin (1972) menjelaskan bahwa lamun mampu untuk menyerap nutrien dari

dalam substrat (interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Selanjutnya, fiksasi

nitrogen yang dilakukan oleh bakteri heterotropik di dalam rhizosper Halophila

ovalis, Enhalus acoroides, Syringodium isoetifolium dan Thalassia hemprichii

cukup tinggi lebih dari 40 mg N.m-2.day-1. Koloni bakteri yang ditemukan di

lamun memiliki peran yang penting dalam penyerapan nitrogen dan penyaluran

nutrien oleh akar. Fiksasi nitrogen merupakan proses yang penting karena

nitrogen merupakan unsur dasar yang penting dalam metabolisme untuk

menyusun struktur komponen sel.

Diantara banyak fungsi, akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigen

untuk proses fotosintesis yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melalui

difusi sepanjang sistem lakunal (udara) yang berliku-liku. Sebagian besar

oksigen yang disimpan di akar dan rhizoma digunakan untuk metabolisme dasar

7

Page 8: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

sel kortikal dan epidermis seperti yang dilakukan oleh mikroflora di rhizospher.

Beberapa lamun diketahui mengeluarkan oksigen melalui akarnya (Halophila

ovalis) sedangkan spesies lain (Thallassia testudinum) terlihat menjadi lebih baik

pada kondisi anoksik.

Larkum et al (1989) menekankan bahwa transport oksigen ke akar mengalami

penurunan tergantung kebutuhan metabolisme sel epidermal akar dan mikroflora

yang berasosiasi. Melalui sistem akar dan rhizoma, lamun dapat memodifikasi

sedimen di sekitarnya melalui transpor oksigen dan kandungan kimia lain.

Kondisi ini juga dapat menjelaskan jika lamun dapat memodifikasi sistem

lakunal berdasarkan tingkat anoksia di sedimen. Dengan demikian pengeluaran

oksigen ke sedimen merupakan fungsi dari detoksifikasi yang sama dengan yang

dilakukan oleh tumbuhan darat. Kemampuan ini merupakan adaptasi untuk

kondisi anoksik yang sering ditemukan pada substrat yang memiliki sedimen liat

atau lumpur. Karena akar lamun merupakan tempat untuk melakukan

metabolisme aktif (respirasi) maka konnsentrasi CO2 di jaringan akar relatif

tinggi.

Rhizoma dan Batang

Semua lamun memiliki lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalah

herbaceous, walaupun pada Thallasodendron ciliatum (percabangan simpodial)

yang memiliki rhizoma berkayu yang memungkinkan spesies ini hidup pada

habitat karang yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa hidup.

Kemampuannya untuk tumbuh pada substrat yang keras menjadikan T. Ciliatum

memiliki energi yang kuat dan dapat hidup berkoloni disepanjang hamparan

terumbu karang.

Struktur rhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi

tergantung dari susunan saluran di dalam stele. Rhizoma, bersama sama dengan

akar, menancapkan tumbuhan ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam di

dalam substrat yang dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang

8

Page 9: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

utama pada reproduksi secara vegetatif dan reproduksi yang dilakukan secara

vegetatif merupakan hal yang lebih penting daripada reproduksi dengan

pembibitan karena lebih menguntungkan untuk penyebaran lamun. Rhizoma

merupakan 60 – 80% biomas lamun.

Daun

Seperti semua tumbuhan monokotil, daun lamun diproduksi dari meristem basal

yang terletak pada potongan rhizoma dan percabangannya. Meskipun memiliki

bentuk umum yang hampir sama, spesies lamun memiliki morfologi khusus dan

bentuk anatomi yang memiliki nilai taksonomi yang sangat tinggi. Beberapa

bentuk morfologi sangat mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun,

keberadaan atau ketiadaan ligula. Contohnya adalah puncak daun Cymodocea

serrulata berbentuk lingkaran dan berserat, sedangkan C. Rotundata datar dan

halus. Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun.

Pelepah daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda.

Tetapi genus Halophila yang memiliki bentuk daun petiolate tidak memiliki

pelepah.

Anatomi yang khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan

kutikel yang tipis. Kutikel daun yang tipis tidak dapat menahan pergerakan ion

dan  difusi karbon sehingga daun dapat menyerap nutrien langsung dari air laut.

Air laut merupakan sumber bikarbonat bagi tumbuh-tumbuhan untuk

penggunaan karbon inorganik dalam proses fotosintesis.

2.4 Fungsi Padang Lamun

Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di

laut  dangkal yang paling produktif. Di samping itu juga ekosistem lamun

mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan

jasad hidup di laut dangkal, sebagai berikut :

9

Page 10: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

1. Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat produktifitas primer

tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada dilaut dangkal

seperti ekosistem terumbu karang (Thayer et al. 1975).

2. Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat

menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga). Disamping itu,

padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang

pengembalaan dan makanan berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan

karang (coral fishes) (Kikuchi & Peres, 1977).

3. Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan memperlambat air

yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan disekitarnya menjadi

tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat

sedmen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi,

padang lamun disini berfungsi sebagai penangkap sedimen dan juga dapat

mencegah erosi (Gingsuburg & Lowestan, 1958).

4. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting dalam

pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka dilingkungan

laut. Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.

Sedangkan menurut Philips & Menez (1988), ekosistem lamun merupakan salah

satu ekosistem bahari yang produktif, ekosistem lamun pada perairan dangkal

berfungsi sebagai :     

1. Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa melalui tekanan–

tekanan dari  arus dan gelombang.

2. Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta

mengembangkan sedimentasi.

3. Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan dewasa yang

berkunjung ke padang lamun.

4. Daun–daun sangat membantu organisme-organisme epifit.

5. Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi.

10

Page 11: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

6. Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai

makanan.

Selain itu secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting

bagi wilayah pesisir, yaitu :

1. Produsen detritus dan zat hara.

2. Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem

perakaran yang padat dan saling menyilang.

3. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah bagi

beberapa jenis biota laut,  terutama yang melewati masa dewasanya di

lingkungan ini.

4. Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun dari

sengatan matahari.

Selanjutnya dikatakan Philips & Menez (1988), lamun juga sebagai komoditi

yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional

maupun secara modern. Adapun pemanfaatan lamun tersebut baik secara

modern maupun tradisional yaitu sebagai berikut :

11

Page 12: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

Secara Tradisional Secara Modern

Dimanfaatkan untuk kompos dan

pupuk

Cerutu dan mainan anak-anak

Dianyam menadi keranjang

Tumpukan untuk pematang

Pembuatan kasur (sebagai pengisi

kasur)

Dan dibuar jaring ikan

Penyaring limbah

Stabilizator pantai

Bahan untuk pabrik kertas

Makanan

Sumber bahan kimia

Dan obat-obatan

Di alam padang lamun membentuk suatu komunitas yang merupakan habitat

bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini juga dapat memperlambat

gerakan air. bahkan ada jenis lamun yang dapat dikonsumsi bagi penduduk

sekitar pantai. Keberadaan ekosistem padang lamun  masih belum banyak

dikenal  baik pada kalangan akdemisi maupun  masyarakat umum, jika

dibandingkan dengan ekosistem lain seperti ekosistem terumbu karang dan

ekosistem mangrove, meskipun diantara ekosistem tersebut di kawasan pesisir

merupakan satu kesatuan sistem dalam menjalankan  fungsi ekologisnya.

Selain itu, padang lamun diketahui mendukung berbagai jaringan rantai

makanan, baik yang didasari oleh rantai herbivor maupun detrivor. Nilai

ekonomis biota yang berasosiasi dengan lamun diketahui sangat tinggi.

Ekosistem padang lamun memiliki nilai pelestarian fungsi ekosistem serta

manfaat lainnya di masa mendatang sesuai dengan perkembangan teknologi,

yaitu produk obat-obatan dan budidaya laut. Beberapa negara telah

memanfaatkan lamun untuk pupuk, bahan kasur, makanan, stabilisator pantai,

penyaring limbah, bahan untuk pabrik kertas, bahan kimia, dan sebagainya.

12

Page 13: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

Peranan padang lamun secara fisik di perairan laut dangkal adalah membantu

mengurangi tenaga gelombang dan arus, menyaring sedimen yang terlarut dalam

air dan menstabilkan dasar sedimen (Kiswara dan Winardi, 1999). Peranannya di

perairan laut dangkal adalah kemampuan berproduksi primer yang tinggi yang

secara langsung berhubungan erat dengan tingkat kelimpahan produktivitas

perikanannya. Keterkaitan perikanan dengan padang lamun sangat sedikit

diinformasikan, sehingga perikanan di padang lamun Indonesia hampir tidak

pernah diketahui. Keterkaitan antara padang lamun dan perikanan udang lepas

pantai sudah dikenal luas di perairan tropika Australia (Coles et al., 1993).

Ekosistem padang lamun yang memiliki produktivitas yang tinggi, memiliki

peranan dalam sestem rantai makanan khususnya pada periphyton dan epiphytic

dari detritus yang dihasilkan dan serta lamun mempunyai hubungan ekologis

dengan ikan melalui rantai makanan dari produksi biomasanya seperti yang

diisajikan pada gambar dibawah ini :

Gambar. Hubungan Ekologis dengan ikan melalui rantai makanan dari produksi

biomasanya

13

Produksi Lamun

Enhalus acoroidae

Produksi Lamun

Enhalus acoroidae

PopulasiPopulasi

Konsumsi lamun

Enhalus acoroidae

0,6 kal/m2/hari (0,07%)

Konsumsi lamun

Enhalus acoroidae

0,6 kal/m2/hari (0,07%)

Produksi detritus

0,23 kal/m2/hari (40%)

Produksi detritus

0,23 kal/m2/hari (40%)

Page 14: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

2.5 Faktor-faktor Lingkungan

Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap distribusi dan kestabilan

ekosistem padang lamun adalah :

Kecerahan

Penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan sangat mempengaruhi proses

fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan lamun. Lamun membutuhkan

intensitas cahaya yang tinggi untuk proses fotosintesa tersebut dan  jika suatu

perairan mendapat pengaruh akibat aktivitas pembangunan sehingga

meningkatkan sedimentasi pada badan air yang akhirnya mempengaruhi

turbiditas maka akan berdampak buruk terhadap proses fotosintesis. Kondisi ini

secara luas akan mengganggu produktivitas primer ekosistem lamun.

Temperatur

Secara umum ekosistem padang lamun ditemukan secara luas di daerah bersuhu

dingin dan di tropis. Hal ini mengindikasikan bahwa lamun memiliki toleransi

yang luas terhadap perubahan temparatur. Kondisi ini tidak selamanya benar jika

kita hanya memfokuskan terhadap lamun di daerah tropis karena kisaran lamun

dapat tumbuh optimal hanya pada temperatur 28 – 30 0C. Hal ini berkaitan

dengan kemampuan proses fotosintesis yang akan menurun jika temperatur

berada di luar kisaran tersebut.

Salinitas

Kisaran salinitas yang dapat ditolerir tumbuhan lamun adalah 10 – 40 ‰ dan

nilai optimumnya adalah 35 ‰. Penurunan salinitas akan menurunkan

kemampuan lamun untuk melakukan fotosintesis. Toleransi lamun terhadap

salinitas bervariasi juga terhadap  jenis dan umur. Lamun yang tua dapat

mentoleransi fluktuasi salinitas yang besar. Salinitas juga berpengaruh terhadap

14

Page 15: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

biomassa, produktivitas, kerapatan, lebar daun dan kecepatan pulih. Sedangkan

kerapatan semakin meningkat dengan meningkatnya salinitas.

Substrat

Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe sedimen, mulai dari lumpur

sampai karang. Kebutuhan substrat yang utama bagi pengembangan padang

lamun adalah kedalaman sedimen yang cukup. Peranan kedalaman substrat

dalam stabilitas sedimen mencakup 2 hal yaitu : pelindung tanaman dari arus laut

dan tempat pengolahan dan pemasok nutrien.

Kecepatan arus

Produktivitas padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus perairan. Pada

saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik, jenis Thallassia testudium mempunyai

kemampuan maksimal untuk tumbuh.

2.6 Jenis Fauna dan Flora yang Terdapat Pada Padang Lamun

Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya,

dengan keanekaragaman biota yang juga cukup tinggi. Pada ekosistem ini hidup

beraneka ragam biota laut, seperti ikan, krustasea, moluska (Pinna sp., Lambis

sp., Strombus sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp.,

Archaster sp., Linckia sp.), dan cacing Polikaeta.

2.7 Ekosistem Padang Lamun di Perairan Indonesia

Indonesia yang memiliki panjang garis pantai 81.000 km, mempunyai padang

lamun yang luas bahkan terluas di daerah tropika. Luas padang lamun yang

terdapat di perairan Indonesia mencapai sekitar 30.000 km2 (Kiswara dan

Winardi, 1994).

Jika dilihat dari pola zonasi lamun secara horisontal, maka dapat dikatakan

ekosistem lamun terletak di antara dua ekosistem bahari penting yaitu ekosistem

15

Page 16: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

mangrove dan ekosistem terumbu karang (pada gambar dibawah). Dengan letak

yang berdekatan dengan dua ekosistem pantai tropik tersebut, ekosistem lamun

tidak terisolasi atau berdiri sendiri tetapi berinteraksi dengan kedua ekosistem

tersebut.

Adanya interaksi yang timbal balik dan saling mendukung, maka secara ekologis

lamun mempunyai peran yang cukup besar bagi ekosistem pantai tropik.  Adapun

peran lamun tersebut (Nienhuis et al., 1989; Hutomo dan Azkab, 1987; Zulkifli,

2000) adalah sebagai berikut:

1. Produsen primer, dimana lamun memfiksasi sejumlah karbon organik dan

sebagian besar memasuki rantai makanan di laut, baik melalui pemangsaan

langsung oleh herbivora maupun melalui dekomposisi serasah

2. Sebagai habitat biota, lamun memberi perlindungan dan tempat penempelan

hewan dan tumbuh-tumbuhan

3. Sebagai penangkap sedimen, lamun yang lebat memperlambat gerakan air

yang disebabkan oleh arus dan ombak

4. Sebagai pendaur zat hara

5. Sebagai makanan dan kebutuhan lain, seperti bahan baku pembuatan kertas.

16

Page 17: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

Sedangkan dalam Fortes (1990), peran lamun bagi manusia baik langsung

maupun tidak langsung, dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Peran tradisional, seperti sebagai bahan tenunan keranjang, kompos untuk

pupuk

2. Peran kontemporer, seperti penyaring air buangan; pembuatan kertas.

BAB 3. PERMASALAHAN

Lamun pada umumnya dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang homogen. Lamun

terlihat mempunyai kaitan dengan habitat dimana banyak lamun (Thalassia) adalah

substrat dasar dengan pasir kasar. Menurut Haruna (Sangaji, 1994) juga mendapatkan

Enhalus acoroides dominan hidup pada substrat dasar berpasir dan pasir sedikit

berlumpur dan kadang-kadang terdapat pada dasar yang terdiri atas campuran pecahan

karang yang telah mati. Keberadaan lamun  pada kondisi habitat tersebut, tidak

terlepas dan ganguan atau ancaman-ancaman terhadap kelangsungan hidupnya baik

berupa ancaman alami maupun ancaman dari aktivitas manusia.

Kerusakan yang terjadi pada padang lamun dapat disebabkan oleh natural stress dan

anthrogenik stress. Natural stress bisa disebabkan gunung meletus, sunami,

kompetisi, predasi. Sedangkan anthrogenik stress bisa disebabkan :

Perubahan fungsi pantai untuk pelabuhan atau dermaga.

Eutrofikasi (Blooming mikro alga dapat menutupi lamun dalam memperoleh

sinar matahari).

Aquakultur (pembabatan dari hutan mangrove untuk tambak).

Water polution (logam berat dan minyak).

Over fishing (pengambilan ikan yang berlebihandan cara penangkapannya

yang merusak.

17

Page 18: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

Selain itu juga limbah pertanian, industri, dan rumah tangga yang dibuang ke laut,

pengerukan lumpur, lalu lintas perahu yang padat, dan lain-lain kegiatan manusia

dapat mempengaruhi kerusak lamun. Di tempat hilangnya padang lamun, perubahan 

yang dapat diperkirakan menurut Fortes (1989), yaitu:

1. Reduksi detritus dari daun lamun sebagai konsekuensi perubahan dalam jaring-

jaring makanan di daerah pantai dan komunitas ikan.

2. Perubahan dalam produsen primer yang dominan dari yang bersifat bentik yang

bersifat planktonik.

3. Perubahan dalam morfologi pantai sebagai akibat hilangnya sifat-sifat pengikat

lamun.

4. Hilangnya struktural dan biologi dan digantikan oleh pasir yang gundul.

Banyak kegiatan atau proses dari alam maupun aktivitas manusia yang mengancam

kelangsungan hidup ekosistem lamun seperti berikut :

1. Dampak kegiatan manusia pada ekosistem padang lamun (Bengen, 2001)

Kegiatan Dampak Potensial

Pengerukan dan pengurugan yang

berkaitan dengan pembangunan

areal estate pinggir laut,

pelabuhan, industri, saluran

navigasi

Pencemaran limbah industri

terutama logam berat, dan senyawa

organolokrin

Pembuangan sampah organik

Pencemaran limbah pertanian

Pencemaran minyak

Perusakan total padang lamun

Perusakan habitat di lokasi

pembuangan hasil pengerukan

Dampak sekunder pada perairan

dengan meningkatnya kekeruhan air,

dan terlapisnya insan hewan air.

Terjadinya akumulasi logam berat

padang lamun melalui proses

biological magnification

Penurunan kandungan oksigen terlarut

Dapat tmerjadi eutrofikasi yang

engakibatkan blooming perifiton yang

menempel di daun lamun, dan juga

meningkatkan kekeruhan yang dapat

18

Page 19: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

menghalangi cahaya matahari

Pencemaran pestisida dapat

mematikan hewan yang berasosiasi

dengan padang lamun

Pencemar pupuk dapat mengakibatkan

eutrofikasi.

Lapisan minyak pada daun lamun

dapat menghalangi proses fotosintesis

 

Selain beberapa ancaman tersebut, kondisi  lingkungan pertumbuhan juga

mempengaruhi kelangsungan hidup suatu jenis lamun,  seperti yang  dinyatakan oleh 

Barber (1985) bahwa  temperatur yang baik untuk mengontrol produktifitas  lamun

pada air adalah sekitar 20 sampai dengan  300C untuk jenis lamun

Thalassia testudinum dan sekitar 300C  untuk Syringodium filiforme. Intensitas

cahaya   untuk laju fotosintesis lamun menunjukkan peningkatan  dengan

meningkatnya suhu  dari 290C  sampai 350C untuk Zostera marina, 300C  untuk

Cymidoceae  nodosa dan 25-300C untuk Posidonia oceanica.

Kondisi ekosistem padang lamun di perarain pesisir  Indonesia sekitar 30-40%. Di

pesisir pulau Jawa kondisi ekosistem  padang lamun telah mengalami gangguan yang

cukup serius  akibat pembuangan  limbah indusri dan pertumbuhan penduduk  dan

diperkirakan sebanyak 60% lamun telah mengalami kerusakan. Di pesisir pulau Bali

dan pulau Lombok ganguan bersumber dari penggunaan potassium sianida dan telah

berdampak pada penurunan nilai dan kerapatan sepsiens lamun (Fortes, 1989).

Selanjutnya dijelaskan oleh Fortes (1989)  bahwa rekolonialisasi ekosistem padang

lamun dari kerusakan yang telah terjadi membutuhkan waktu  antara 5-15 tahun dan

biaya yang dibutuhkan dalam mengembalikan fungsi ekosistem padang lamun di

daerah tropis berkisar  22800-684.000 US $/ha. Oleh karena itu aktiviras

pembangunan  di wilayah pesisir hendaknya dapat memenimalkan  dampak negatif

19

Page 20: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

melalui pengkajian yang mendalam pada tiga aspek yang tekait yaitu: aspek

kelestarian lingkungan, aspek ekonomi dan aspek sosial.

Ancaman kerusakan ekosistem padang lamun di perairan pesisir berasal dari aktivitas

masyarakat dalam mengeksploatasi sumberdaya ekosistem padang lamun dengan

menggunakan potassium sianida, sabit dan gareng serta pembuangan limbah industri

pengolahan ikan, sampah rumah tangga dan pasar tradisional. Dalam hal ini Fauzi

(2000) menyatakan bahwa dalam menilai dampak dari suatu akifitas masyarakat

terhadap kerusakan lingkungan seperti ekosistem padang lamun dapat digunakan

dengan metode tehnik evaluasi ekonomi yang dikenal dengan istilah Environmental

Impact Assesment (EIA). Metode ini telah dijadikam istrumen universal dalam

mengevaluasi  dampak lingkungan akibat aktivitas pembangunan, disamping itu

metode evaluasi ekonomi dapat menjembatani kepentingan ekonomi masyarakat dan

kebutuhan ekologi dari sumber daya alam.

20

Page 21: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

BAB 4. PEMBAHASAN

Permasalahan dan isu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan dalam hal ini

ekosistem padang lamun, secara umum sedang dihadapi di Indonesia, bahkan juga

sama dengan yang terjadi di beberapa negara berkembang lainnya. Walaupun dalam

skala mikro bisa jadi tidak terlalu persis karena perbedaan sosial ekonomi dan budaya.

Karena itu, isu persoalan seperti kemiskinan, konflik interes antar lembaga, rendahnya

kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, pencemaran laut dan pesisir, keterbatasan

dana pengelolaan merupakan persoalan yang sedang dihadapi. (PKSPL, 1999).

Disadari bahwa padang lamun memberikan banyak manfaat bagi manusia. Dengan

demikian, mempertahankan areal-areal padang lamun, termasuk tumbuhan dan

hewannya, sangat penting untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Namun, akhir-

akhir ini, tekanan penduduk semakin meningkat akan sumberdaya laut menjadi faktor

utama dalam perubahan lingkungan ekosistem di laut. Yang menjadi kelemahan

adalah bahwa selama ini banyak masyarakat yang menganggap bahwa areal pesisir

mutlak merupakan milik umum yang sangat luas yang dapat mengakomodasi segala

bentuk kepentingan termasuk kegiatan yang berbahaya sekalipun. Ini suatu kelemahan

cara berpikir dan pengetahuan yang dapat mengancam keberlangsungan sumber daya

pesisir dan laut salah satunya adalah ekosistem padang lamun. Meskipun telah banyak

produk hokum yang jelas–jelas mengatur bahwa tidak ada satu orang ataupun

21

Page 22: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

kelompok yang dapat semena-mena memanfaatkan dan mengelola kawasan pesisir

ini, tetapi penegakkannya melalui pengenaan sanksi yang tegas dan transparan belum

berjalan sebagaimana mestinya.

Meskipun beberapa areal ekosistem pesisir termasuk areal padang lamun di Indonesia

telah dimasukan ke dalam suatu kawasan lindung, namun pada kenyataan di lapangan

menunjukkan banyak diantaranya yang masih mendapat tekanan yang cukup berarti.

Sebagai upaya pemecahan, kini pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kelautan

dan Perikanan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan instansi terkait lainnya

berusaha mengembangkan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak, yaitu

Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu atau Integrated Coastal Management

(ICM).

Pengeloaan pesisir secara terpadu memerlukan justifikasi yang bersifat komprehensip

dari subsistem-subsistem yang terlibat di dalamnya. misalnya implikasi terhadap

lingkungan, ekologi, ekonomi dan sosial budaya dalam perspektif mikro maupun

makro. Pembangunan hendaknya mempertimbangkan keterpaduan antar unsur

ekologi, ekonomi dan sosial.

Pada lingkunag pesisir, memiliki kendala khusus dalam melihat implikasi dari suatu

strategi pengelolaan, hal ini disebabkan karena adanya bermacam-macam aktivitas dan

kelompok masyarakat sebagai pengguna, seperti rencana pengelolaan yang dibuat

oleh pemerintah sering tidak dapat mencakup semua kepentingan masayarakat dan

sebaliknya masyarakat menganggap sumber alam sebagai open acces resources

(Raharjo, 1996)

Namun yang paling penting dalam pengelolaan ekosistem di dalam wilayah pesisir

harus diingat, bahwa suatu ekosistem di wilayah pesisir tidak berdiri sendiri atau

diantara beberapa ekosistem saling terkait baik secara biogeofisik, maupun secara

sosioal-ekonomi; dan kelangsungan hidup suatu ekosistem juga sangat tergantung

pada aktifitas manusia di darat yang dipengaruhi oleh faktor budaya masyarakat

setempat. Dengan demikian, upaya konservasi dan pelestarian serta pengunaan sumber

daya ekosistem lamun yang berkelanjutan memerlukan pengelolaaan secara terpadu 22

Page 23: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

memiliki pengertian bahwa pengelolaan sumber daya alam jasa-jasa lingkungan

pesisir dan laut dilakukan melalui penilaian secara menyeluruh (comprehensive

assesment), merencanakan tujuan dan sasaran, kemudian merencanakan serta

mengelola segenap kegiatan pemanfaatannya guna mencapai pembangunan yang

optimal dan berkelanjutan. Perencanaan dan pengelolaan tersebut dilakukan secara

kontinyu dan dinamis dangan mempertimbangkan aspek sosial-ekonomi budaya dan

aspirasi masyarakat pengguna wilayah area pesisir (stakeholder) serta konflik

kepentingan dan pemanfaatan yang mungkin ada.

Pelestarian ekosistem padang lamun merupakan suatu usaha yang sangat kompleks

untuk dilaksanakan, karena kegitan tersebut sangat membutuhkan sifat akomodatif

terhadap segenap pihak baik yang berada sekitar kawasan maupun di luar kawasan.

Pada dasarnya kegiatan ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan dari berbagai

kepentingan. Namun demikian, sifat akomodatif ini akan lebih dirasakan manfaatnya

bilamana keperpihakan kepada masyarakat yang sangat rentan terhadap sumberdaya

alam diberikan porsi yang lebih besar.

Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah menjadikan masyarakat sebagai

komponen utama penggerak pelestarian areal padang lamun. Oleh karena itu, persepsi

masyarakat terhadap keberadaan ekosistem pesisir perlu untuk diarahkan kepada cara

pandang masyarakat akan pentingnya sumberdaya alam persisir (Bengen, 2001).

Raharjo (1996) mengemukakan bahwa pengeloaan berbasis masyarakat mengandung

arti keterlibatan langsung masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam di suatu

kawasan.. Dalam konteks ini pula perlu diperhatikan mengenai karakteristik lokal dari

masayakarakat di suatu kawasan. Sering dikatakan bahwa salah satu faktor penyebab

kerusakan sumber daya alam pesisir adalah dekstrusi masyakarakat untuk memenuhi

kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam strategi ini perlu dicari alternatif mata

pencaharian yang tujuannya adalah untuk mangurangi tekanan terhadap sumberdaya

pesisir termasuk lamun di kawasan tersebut.

23

Page 24: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

BAB 5. PENUTUP

Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi

yang dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup

(Angiospermae) dan berkeping tunggal (Monokotil) yang mampu hidup secara

permanen di bawah permukaan air laut. Komunitas lamun berada di antara batas

terendah daerah pasangsurut sampai kedalaman tertentu dimana cahaya matahari

masih dapat mencapai dasar laut. Padang lamun merupakan suatu komunitas dengan

produktivitas primer dan sekunder yang sangat tinggi, detritus yang dihasilkan sangat

banyak, dan mampu mendukung berbagai macam komunitas hewan (Orth, 1987).

Padang lamun memiliki peranan ekologis yang sangat penting, yaitu sebagai tempat

asuhan, tempat berlindung, tempat mencari makan, tempat tinggal atau tempat

migrasi berbagai jenis hewan.

Banyak kegiatan atau proses, baik alami maupun oleh aktivitas manusia yang

mengancam kelangsungan ekosistem lamun. Ekosistem lamun sudah banyak terancam

termasuk di Indonesia baik secara alami maupun oleh aktifitas manusia. Besarnya

pengaruh terhadap integritas sumberdaya, meskipun secara garis besar tidak diketahui,

namun dapat dipandang di luar batas kesinambungan biologi.

Ekosistem lamun sangat terkait dengan ekosistem di dalam wilayah pesisir seperti

mangrove, terumbu karang, estauria dan ekosistem lainya dalam menunjang

keberadaan biota terutama pada perikanan serta beberapa aspek lain seperti fungsi

24

Page 25: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

fisik dan sosial-ekonomi. Hal ini menunjukkan keberadaan ekosistem lamun adalah

tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan ekosistem sekitarnya, bahkan sangat

dipengaruhi aktifitas darat. Namun, akhir-akhir ini kondisi padang lamun semakin

menyusut oleh adanya kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Sebagai upaya konservasi dan kelestariannya dalam rangka tetap mempertahankan

lingkungan dan penggunaan yang berkelanjutan, maka dikembangkan pendekatan

terpadu yang melibatkan berbagai pihak untuk membuat solusi tepat dalam

mempertahankan fungsi ekologis dari ekosistem yaitu pengelolaan pesisir secara

terpadu atau Integrated Coastal Management (ICM).

25

Page 26: Makalah Ekologi Perairan _Padang Lamun

DAFTAR PUSTAKA

Azkab, M.H.1988. Pertumbuhan dan produksi lamun, Enhalus acoroides di rataan

terumbu di Pari Pulau Seribu.Dalam: P3O-LIPI, Teluk Jakarta:

Biologi,Budidaya, Oseanografi,Geologi dan Perairan. Balai Penelitian

Biologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI,

Jakarta.

Azkab,M.H.1999. Kecepatan tumbuh dan produksi lamun dari Teluk Kuta,

Lombok.Dalam:P3O-LIPI, Dinamika komunitas biologis pada ekosistem

lamun di Pulau Lombok, Balitbang Biologi Laut, PustlibangBiologi Laut-

LIPI, Jakarta.

Azkab,M.H. 1999. Pedoman Invetarisasi Lamun. Oseana 1: 1-16.

Nybakken,J.W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. Gramedia, Jakarta.

PKSPL(Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan).1999. Perumusan kebijakan

pengelolaan hayati laut Sulawesi Selatan. Proyek kerjasama BAPEDAL

dengan Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.

Raharjo,Y.1996. Community based management di wilayah pesisir. Pelatihan

Perencanaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Pusat Kajian Pesisir dan

Lautan, Institut Pertanian Bogor.

26


Top Related