Download - makalah DHF
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami karena kami menyelesaikan makalah “Dengue
Hemoragik Fever” pada mata kuliah Sistem Imun dan Hematologi yang tepat pada
waktunya.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bu Windi, sebagai dosen tutor kami, juga
kepada teman-teman kelompok tutor 3. Makalah ini berisi informasi tentang Dengue
Hemoragik Fever. Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan dalam proses belajar kami sebagai calon perawat untuk menjadi
perawat profesional.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan yang
Maha Esa senantiasa merestui segala usaha kita. Amin.
Jatinangor, Oktober 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengue Hemoragik Fever atau demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus DEN 1, DEN 2, DEN 3 ataupun DEN4 yang ditularkan oleh nyamuk
aedes aegypti yang sudah membawa salah satu virus tersebut.
Penyakit demam berdarah mungkin sering kita jumpai di lingkungan sekitar kita.
Akan tetapi masih banyak masyarakat yang tidak tahu tentang cara penularan dan
pengobatan penyakit ini disebabkan kurangnya pengetahuan tentang penyakit ini.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah supaya membaca dapat
mengetahui tentang:
- Definisi DHF
- Tanda dan Gejala DHF
- Faktor resiko DHF
- Pemeriksaan diagnostik yang berkaitan
- Pengobatan bagi pasien DHF
- Patofisiologi DHF
- Pengkajian hingga asuhan keperawatan bagi pasien DHF
Kasus 3
Klien anak N, perempuan, umur 8 tahun, BB 17,5 kg, TB 100 cm. Klien datang ke
RS dengan keluhan demam tinggi selama 3 hari dan nyeri sendi. Menurut ibu klien,
klien juga mengalami mual dan muntah, sekitar 3x/hari, muntah berupa makanan
yang belum dicerna. Hasil pengkajian menunjukkan tekanan darah klien 90/70
mmHg, nadi 96x/menit, pernafasan 28x/menit dan suhu 38,5° C. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nyeri tekan abdomen, pada ekstermitas bawah sinistra terdapat
roseola yang hilang dengan penekanan dan terdapat nyeri tekan pada tulang, Hasil
pemeriksaan uji torniquet positif, CRT ˂ 2 detik, akral hangat. Hasil pemeriksaan
seroimmunologis menunjukkan kadar anti dengue Ig G positif dan anti dengue Ig M
positif. Hasil pemeriksaan darah perifer lengkap didapatkan: kadar Hb 14,4 gr %,
Hematokrit 43 %, leukosit 2800/mm3, Trombosit 95.000/ mm3 . Hasil pemeriksaan
apus darah tepi di dapatkan kesan:
Leukosit: jumlah menurun, limfosit atifik (+)
Trombosit: jumlah menurun, morfologi normal
Kesan leucopenia dan trombositopenia suspect infeksi viral
Klien mendapatkan IVFD ringer laktat 16 tetes/menit melalui makrodrip,
paracetamol 3 x 15 ml per oral. Klien observasi ketat setiap 4 jam dan dilakukan
pemeriksaan darah perifer lengkap setiap 8 jam, klien mendapatkan diet makanan
biasa 1000 kkal dan 2 kali ekstra susu @ 200 ml
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Fisiologi
Darah merupakan salah satu komponen penting yang ada di dalam tubuh manusia.
Sebab darah berfungsi, mengalirkan zat – zat atau nutrisi yang di butuhkan tubuh,
kemudian mengalirkan karbondioksida hasil metabolisme untuk di buang. Ada empat
fungsi utama darah, yaitu memberikan suplai oksigen keseluruh jaringan tubuh,
membawa nutrisi, membersihkan sisa-sisa metabolisme dan membawa zat antibody.
Komposisi darah
Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang yang tersangkut di dalam cairan
kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang
mengandung sari makanan, protein, hormone, dan endapan kotoran selain sel-sel
darah.
Ada 3 jenis sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan
keeping darah (trombosit).Sel darah merah dan sel darah putih di sebut juga
korpuskel
1. Sel darah merah
Sel darah merah berbentuk piringan pipih yang menyerupai donat. 45% darah
tersusun atas sel darah merah yang di hasilkan di sumsum tulang. Dalam setiap 1 cm
kubik darah terdapat 5,5 juta sel. Jumlah sel darah merah yang diproduksi setiap hari
mencapai 200.000 biliun, rata-rata umurnya hanya 120 hari. Semakin tua semakin
rapuh, kehilangan bentuk dan ukurannya menyusun menjadi sepertiga ukuran mula-
mula.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi. Warnanya yang
merah cerah disebabkan oleh oksigen yang di serap dari paru-paru. Pada saat darah
mengalir ke seluruh tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat
karbondioksida.
Sel darah merah yang tua akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di
dalam hati dan limpa. Sebagian besar sel yang tua dihancurkan oleh limpa dan yang
lolos dihancurkan oleh hati. Hati mentimpan kandungan zat besi dari hemoglobin
yang kemudian di angkut oleh darah ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah
merah yang baru. Persediaan sel darah merah di dalam tubuh diperbarui setiap empat
bulan sekali.
2. Sel darah putih
Sel darah putih jauh lebih besar dari pada sel darah merah jumlahnya dalam setiap 13
darah adalah 4000-10.000 sel. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih
memiliki inti (nucleus). Sebagian sel darah putih bisa bergerak di dalam aliran darah,
membuatnya dapat melaksanakan tugas sebagai system ketahanan tubuh.
Sel darah putih adalah bagian dari sistem ketahanan tubuh yang penting. Sel darah
putih yang terbanyak adalah neutrofil (+60%). Tugasnya adalah memerangi bakteri
pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula bakteri dikepung, lalu butir-
butir didalam sel segera melepaskan zat kimia untuk menghancurkan dan mencegah
bakteri berkembang biak.
Sel darah putih mengandung +5% eosinofil. Fungsinya adalah memerangi bakteri,
mengatur pelepasan zat kimia saat pertempuran, dan membuang sisa-sisa sel yang
rusak.
Basofil yang menyusun 1% sel darah putih, melepaskan zat untuk mencegah
terjadinya penggumpalan darah di dalam pembuluhnya. 20 s\d 30% kadungan sel
darah putih adalah trombosit. Tugasnya adalah menghasilkan antibody, suatu protein
yang membantu tubuh memerangi penyakit.
Monosit bertugas mengepung bakteri. Kira-kira ada 5 sampai 10% di dalam sel darah
putih.
Tubuh mengatur banyak sel darah putih yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan.
Jika kita kehilangan darah, tubuh akan segera membentuk sel-sel darah untuk
menggantinya. Jika kita mengalami infeksi, maka tubuh akan membentuk lebih
banyak sel darah putih untuk memeranginya.
Pembekuan darah
Proses yang mencegah kehilangan darah dari badan melalui luka disebut hemostasis
dan proses ini terdiri dari tiga stadium yang bekerja bersama-sama, yaitu :
Spasme vaskuler : penyempitan lumen pembuluh darah yang putus untuk
mengurangi aliran darah yang hilang.
1.Pembentukan sumbat trombosit : untuk menghentikan kebocoran darah.
2.Pembekuan fibrin disekitar sumbat trombosit dan reaksi fibrin: untuk merekat
pembuluh yang putus dan menarik sisi pinggirnya supaya merapat (Watson, 2001)
Fungsi darah
Fungsi darah dalam metabolisme tubuh kita antara lain sebagai alat pengangkut
(pengedar), pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh. Peredaran oksigen pada
tubuh :
1.Oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah merah
2.Darah yang di pompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru melepaskan CO2
dan mengambil O2 dibawa menuju serambi kiri.
3.O2 dari serambi kiri disalurkan ke bilik kiri
4.Dari bilik kiri O2 dibawa keseluruh tubuh oleh sel darah merah untuk pembakaran
(oksidasi)
5.Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung membawa
oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung membawa
karbondioksida.
6.Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa karbondioksida
menuju paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen dibawa ke jantung.
BAB III
PEMBAHASAN
Definisi
DHF ( dengue hemoragik fever) atau demam berdarah adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamus
Aedes Aegypti dan Aedes albopicyus, yang mana menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti Asia
Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk seluruh pelosok Indonesia kecuali di
tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak dibawah umur 15 tahun dengan ciri-
ciri demam tinggi mendadak, disertai manifestasi perdarahan yang berpotensi
menimbulkan renjatan/ syok dan kematian. DHF ini menyebar secara epidemik.
Etiologi
Virus dengue sejenis arbovirus B, arthropod-borne virus atau virus yang disebabkan
oleh anthropoda. Vektor utama penyakit ini adalah nyamuk aedes aegypti dan Aedes
albopictus. Virus dengue termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae.
Terdapat 4 serotipe, yaitu DEN-1, DEN-2,DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya
ditemukan di Indonesia tetapi yang dominan DEN-3. Di Thailand DEN-2 yang
paling dominan.
DEN-3 disebarkan melalui vektor host. Gejala baru muncul ketika seseorang pernah
terinfeksi salah satu virus dengue mengalami infeksi oleh jenis virus dengue yang
berbeda. Sistem imun yang sudah terbentuk didalam tubuh saat infeksi pertama
justru akan mengakibatkan kemnuculan gejala penyakit yang lebih parah saat
terinfeksi untuk kedua kalinya. Seseorang dapat terinfeksi 2 jenis virus dengue
selama hidupnya dan jenis virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali. Jika
sudah 2x terinfeksi, maka klien dapat imunitas dari plasenta ibunya.
Manifestasi Klinis
Demam akut yang tetap tinggi selama 2-7 (grafik seperti pelana kuda),
Anoreksia, Malaise, Nyeri pada punggung, tulang, persendian, dan kepala,
Perdarahan gusi, Bintik-bintik merah pada kulit, Pembesaran hati dan nyeri tekan,
Kenaikan Ht sedikitnya 20%, kalau sudah mencapai derajat 3 atau 4 kardio akan
mengalami perdarahan konjungtiva, sistem kesadaran menurun, kencing sedikit/
tidak ada, meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah serta menurunnya
volume plasma, trombosit menurun sekitar 100.000.
Klasifikasi
DHF terdiri dari 4 derajat
Derajat I
Dema disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan (uji
torniquet positif)
Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.
Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, Tekanan nadi menurun (20
mmHg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi)
Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak dapat diukur
Menurut WHO tahun 1986
1. Derajat 1
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari,
uji torniquet (+), trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
2. Derajat 2
sama dengan derajat 1, dengan manifestasi klinis perdarahan spontan di
bawah kulit seperti peteki, hematoma, dan perdarahan dari lain tempat.
3. Derajat 3
Manifestasi klinis pada derajat 2 ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan sistem sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, dan kulit lembab, dingin dan penderita gelisah, tekanan nadi sempit, tekanan nadi menurun.
4. Derajat 4Manifestasi klinis pada derajat 3 ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi yang tak tertukur dan nadi tidak teraba.
Menurut WHO tahun 2009
1. Dengue tanpa tanda bahaya (dengue wihout warning signs)
2. Dengue dengan tanda bahaya (dengue with warning signs) dan
3. Dengue berat (severe dengue)
Faktor Resiko
Ada 3 faktor resiko DHF
1. Vektor yang berupa nyamuk aedes aegypti meliputi perkembangbiakan
vektor, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain.
2. Pejamu yaitu manusia baik sebagai penderita atau tidak, meliputi mobilisasi
dan paparan terhadap nyamuk, memperluas daerah epidemik.
3. Lingkungan meliputi sanitasi, curah hujan, suhu, dan kepadatan penduduk
Selain itu juga wanita lebih rentan terkena penyakit ini dibanding pria. Dan biasanya lebih sering menyerang anak di bawah usia 15 tahun.Infeksi sekunder Dengue merupakan faktor resiko untuk terkena penyakit dengue
Status imun setiap indivudu
Strain/ serotype virus yang menginfeksi Usia pasien Latar belakang genetik pasien Vektor nyamuk Perbedaan musim (tropis DHF meningkat selama musim hujan, menurun
beberapa bulan setelah hujan berhenti
Pemeriksaan Fisik
Derajat 1 : uji torniquet positif, merupakan satu-satunya manifestasi perdarahan
Derajat 2 : Ptekie, purpura, ekimosis dan perdarahan konjungtiva. Derajat 3 : kulit dingin pada daerah akral, nadi cepat, hipotensi, sakit kepala,
menurunnya volume plasma, meningginya dinding pembuluh darah, trombositopenia.
Derajat 4 : nadi tidak terba dan tidak terukur.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Diagnostik ada 2 macam :
a) Uji serologi memakai serum gandaSerum yang diambil pada masa akut dan masa konvalegen menaikkan antibodi anti dengue sebanyak minimal 4 kali termasuk dalam uji ini pengikatan komplemen (PK). Uji neutralisasi (NT) dan uji dengue biot.
b) Uji serologi memakai serum tunggalAda tidaknya/titer tertentu antibodi anti dengue uji dengue yang mengukur antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya uji Ig M antidengue yang mengukur hanya antibodi dengue dan kelas Ig M
Uji III : dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang dari perawatan, uji ini digunakan untuk kepentingan surveilans
Pengobatan
Diberi paracetamol yaitu untuk menurunkan demam anak dengan dosis:
1. < 1 tahun = 60mg/dosis2. 1-3 tahun = 60-120 mg/dosis3. 3-6 tahun = 120 mg/dosis4. 6-12 tahun = 240 mg/dosis
Menurut Ngastiyah (2005, hal. 344) pada dasarnya pengobatan pada DHF bersifat simtomatis dan suppotif, meliputi:
1. DHF tanpa rejatan Tirah baring Beri anti konvulsan bila kejang Beri anti piretik bila demam tinggi dan berikan banyak cairan misalnya
minum 1,5-2 liter per hari Infus diberikan apabila muntah terus menerus
2. DHF dengan renjatanPasien DHF dengan renjatan harus dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang akibat adanya kebocoran plasma. Mungkin pasien diberikan transfusi darah bila ada perdarahan gastrointestinal yang hebat.
Patofisiologi
arbovirus (melalui nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopiclus)↓
infeksi virus dengue (viremia)↓
mengaktivasi sistem komplemen↓
membentuk dan melepaskan zat C3a, C5a
↓ PGE2 Hipothalamus
↓ Hipertermi
↓peningkatan reabsorpsi Na+ dan H2O ↓
permeabilitas membran meningkat→resiko syok hipovolemik→renjatan hipovolemik&hipotensi ↓ ↓ ↓agregasi kerusakan endotel kebocoran plasma→ke ekstramedular
trombosit pembuluh darah ↓ ↓ | ↓ ↓ Kekurangan ke ektravaskuler |trombositopeni merangsang dan volume cairan | | | mengaktivasi faktor | pembesaran tulang | pembekuan darah |
sendi | | | ↓ ― ― ― ― ― ― ― ― | Gangguan rasa ↓ | nyaman: Nyeri Perdarahan ― ― ― ― ― ― ― ― ― ↓ ↓ ↓ ↓ ↓Resiko Resiko Paru-paru Hepar AbdomenInjury perfusi jaringan ↓ ↓ ↓ tidak efektif Efusi pleura hepatomegali ascites
↓ ↓ | | hipoksia jaringan Pola napas ― ― ― ― ― ―
↓ tidak efektif ↓ asidosis metabolic mual, muntah, anoreksia
↓ ↓ Kematian penurunan asupan nutrisi
↓Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Pengkajian
biodata:
Nama: N
Umur: 8 tahun
Jenis kelamin: perempuan
Keluhan utama:
Demam tinggi selama tiga hari dan nyeri sendi. Mual dan muntah sekitar tiga kali sehari. Muntah berupa makanan belum di cerna.
Pemeriksaan fisik:
TD 90/70 mmHg, nadi 96×/menit, nafas 28×/menit, suhu 38,5C, nyeri tekan pada abdomen, ekstremitas bawah sinistra terdapat roseola yang hilang dengan nyeri tekan pada tulang, uji torniquet (+), CRT <2 detik, akral hangat.
Pemeriksaan diagnostik:
Kadar anti dengue Ig G (+) dan anti dengue Ig M (+). Hb 14,4gr%. Hematokrit 43%. Leukosit 2800/mm3. Trombosit 95000/mm3. Jumlah leukosit menurun, limfosit atipik (+), jumlah trombosit menurun, morfologi normal, leucopenia dan trombositopenia.
Analisa data
Data yang menyimpang Etiologi MasalahDS Klien mengeluh
demam 3 hariDO TD 90/70 mmHg Nadi 96 */menit Pernapasan 28 */menit Suhu 38,50 c Klien mendapatkan
IVFD ringerlaktat 16 tetes/menit melalui macrodrip
Permeabilitas membrane meningkat
Kebocoran plasma
Hipovolemia
Syok hipovolemic dan hipotensi
Gangguan Volume Cairan : Kekurangan Volume Cairan
Gangguan Volume Cairan : Kekurangan Volume Cairan
DS: mual muntah sekitar 3x/ hari. Muntah berupa makanan yang belum dicernaDO: BB: 17,5 Kg, TB: 100cm
Infeksi↓
Virus mengeluarkan tosin↓
Pelepasan progen↓
Menstimulasi hipotalamus↓
Mengirim impuls ke vasomotor
↓Peningkatan suhu
↓Mukosa mulut/lidah kotor
dan tidak nyaman↓
Mulai aneroksia↓
Intake nutrisi tidak adekuat↓
Gangguan pemenuhan nutrisi
Gangguan Pemenuhan nutrisi
DS: demam tinggi selama 3 hariDO: suhu 38,5 ° C, akral hangat
Virus mengeluarkan toksin↓
Pelepasan pirogen ke darah↓
Menstimulasi hipotalamus↓
Mengirim impuls ke vasomotor
↓Peningkatan suhu tubuh
↓Gangguan termogulasi
Gangguan termogulasi
DS: -DO: pemeriksaan darah perifer Hb 14,4 %, HCT 3 %, leukosit: jumlah menurun, limfositikatifik (+), trombosit: jumlah menurun, morfologi normal, leukopenia, trompositopenia, suspek infeksi viral
Hipertermi↓
Peningkatan Na+ & H2O↓
Menurunnya permeabilitas dinding pembuluh darah
↓Agregasi trombosit
↓Gangguan fungsi trombosit
↓Penurunan jumlah trombosit
↓Trombositopenia
↓Perdarahan
↓Resiko cedera (perdarahan)
Resiko cedera (perdarahan)
DS: menurut bukti klien, klien mengeluh mual dan muntah sekitar 3x/ hari.DO: uji torniquet (+), CRT <2, trombosit 95000/mm3, HCT 43 %, Hb 14,4 %, nadi 96x/menit
Infeksi virus dengue (viremia)
↓Mengaktivasi sistem
komplemen↓
Komplek imun antibodi↓
Membentuk dan melepaskan (C3a, C5a, bradikini,
serotinin, thrombin,histamine)
↓PGE2 hipotalamus
↓Termogulasi in stabil
↓Hipertermi
↓Peningkatan Na+ dan H2O
↓Menurunnya permeabilitas dinding pembuluh darah
↓Resiko syok hipovolemik
Resiko syok hipovolemik
Asuhan keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan IntervensiGangguan Volume Cairan : Kekurangan Volume Cairan yang berhubungan dengan permeabilitas membrane meningkat yang ditandai dengan Klien mengeluh demam 3 hari, TD 90/70 mmHg, Nadi 96 */menit, Pernapasan 28 */menit, Suhu 38,50 c dan Klien mendapatkan IVFD ringerlaktat 16 tetes/menit melalui macrodrip
Tupen :Dalam jangka waktu 3 kali 24 jam TD klien mulai naik Nadi klien mulai naik RR klien mulai turun Suhu klien mulai
turunTupan :Dalam jangka waktu 7 kali 24 jam TD klien normal
120/80 mmHg Nadi klien normal
100 */menit RR klien normal 12-
20 */menit Suhu klien normal
370 c Volume cairan tubuh
adekuat
Mandiri :1. observasi TTV paling sedikit setiap 4 jam sekali2. monitor tanda tanda kekurangan volume cairan tubuh seperti : turgor kulit, kelembapan kulit, dan elastisitas kulit3. observasi dan catat intake dan output4. monitor pemberian cairan melalui IV setiap jam
Kolaborasi.1. pemberian IVFD ringer laktat 16 tetes per menit melalui macrodrip.
Gangguan pemenuhan nutrisi
yang berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak
adekuat yang ditandai dengan
klien mual, muntah sekittar
3x/hari, muntah berupa
makanan yang belum dicerna
BB 17,5 kg
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3x
24 jam status nutrisi
intake makanan dan
cairan adekuat
Mangemen nutrisi
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien/keluarga untuk meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien atau keluarga untuk meningkatkan protein dan vitamin C
Yakinkan diet yang dimakan mengandung
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan makanan kesukaan
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Gangguan termogulasi yang
berhubungan dengan
peningkatan suhu tubuh yang
ditandai dengan klien demam
tinggi selama 3 hari T 38,5 c,
akral hangat
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama
6x24jam termogulasi
pada klien adekuat
Ukur suhu 4 jam sekali
Ukur IWL Ukur warna
dan suhu kulit Ukur tekanan
darah, nadi dan RR
Monitor penurunan tingkat kesadaran
Periksa WBC, Hb, dan Hct
Ukur intake dan output / balance cairan
Selimuti pasien Lakukan tapid
sponge atau kompers dengan air biasa
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila dengan air hangat
Tingkatkan
sirkulasi udara
Kolaborasikan :
Kolaborasikan pemberian anti piretik jika perlu
Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan intravena
Kolaborasi dengan tim medis pembuatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Resikocedera (pendarahanb.dtrombositopeniaditandaidenganpemeriksaandarahperiferhb 14,4 %, HCT 43%, trombosit 95000/mm3, leukosit 2800/mm3, leukosit : jumlahmenurun, limfositikatifik (+), trombosit : jumlahmenurun, morfologi normal, leukopenia, trombositopenia, suspect infeksi viral.
- Nilaitrombosit normal.
- Pasienterhindardariresiko-resikoinfeksi
1. Siapkandanpantaupemeriksaanhb, hct, trombosit, leukosittiap 12 jam (sesuai program medic).
2. Observasi TTV secarateratur fan laporkansegeraadanyatandapendarahanspontan.
3. Anjurkanpasientirahbaring.
4. Monitor adanyapendarahanlebihlanjutseperti hematemesis, melena, epistaksis.
5. Cegahterjadinyaperlukaan& traumatic, gunakansikatgigilunak, lakukanpenekanan 5-10 menitselesaimengambildarah, tidakmemberikansuntikan IM.
Resikosyokhipovilemikb.dmenurunnyapermeabilitasdindingpembuluhdarahditandaidenganklienmuntahdanmualsekitar 3x/hari, uji tourniquet (+), CRT < 2, trombosit 95000/mm3, leukosit 2800/mm3 .
- Tidakterjaditanda-tandpendarahanlebihlanjut.
- Jumlahtrombositmeningkat.
- Tidakterdapattanda-tandasyok.
Kriteriahasil :- TTV normal.- Trombosit normal
(150.000 – 400.000 /mm3).
- HCT normal (L: 40-52 %, P: 35-47 %).
- Hb normal ( L:11,5 -16,5 g/dL, P:13-17,5 g/dL).
1. Observasi TTV.2. Monitor tanda-
tandapendarahan.3. Observasiperkemb
anganbintik-bintikmerahdikulit, keringatdingin, kulitlembabdandingindisertaitanda-tandasianosis.
4. Bilaterjadisyokhipovolemik, baringkanpasiendalamposisidatar.
5. Segerapuasakanpasienbilaterjadipendarahansaluranpencernaan.
6. Anjurkanpadapasiedankeluargauntuksegeramelaporjikaadatanda-tandapendarahan.
7. Kolabirasudengandokterdalampemberiantranfusidancairan parenteral.
8. Kolaborasidenganpetugaslaboratoriumdalampemeriksaantrombosit, HCT danHb.
BAB IV
KESIMPULAN
Penyakit DHF atau demam berdarah adalah penyakit menular yang bisa saja
menyerang semua orang. Tapi kalau kita tahu cara pencegahan sebelum
terjadinya penyakit ini dan cara pengobatan setelah penyakit ini kita bisa
meminimalkan resiko terjangkitnya penyakit ini.
Penanganan yang baik kepada pasien DHF tentu saja pasien akan sembuh dari
demam berdarah cepat, tetapi sebaliknya jika penanganan yang tidak sesuai
dengan yang seharusnya, akan memperburuk keadaan pasien DHF sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi :BukuSaku Ed.3. Jakarta : EGC.
World Health Organization. 2004. PencegahandanPengendalianDengue :PaduanLengkap. Jakarta : EGC.
World health Organization. 2004. DemamBerdarahDengue : Diagnosis, Pengobatan, PencegahandanPengendalian Ed. 2. Jakarta : EGC.
Nadesul, Handrawan. 2007. Cara MudahMengalahkanDemamBerdarah. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather. 2012.Diagnosis Keperawatan :Definisi Dan Klasifikasi 2012/2014. Jakarta : EGC.
Djaenudin, Natadisastra. 2009. Parasitology Kedokteran :Ditinjaudari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta : EGC.
Hastuti, Oktri. 2008. Demamberdarah Dengue. Yogyakarta :Kanisius
BIODATA PENULIS
Nama : Neni Afriani
NPM : 220110110062
Asal : Bandar Lampung
Alamat : Jalan Durian 1 gang waykanan 2 RT 017 waydadi sukarame Bandar
Lampung
Email : [email protected]