Download - Makalah Bisnis Bebek
TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN BIOLOGIS
BISNIS BEBEK HIBRIDA “RAJA”
Disusun Oleh:
Harish Muhammad 10410017
RR. Yuliana Eka Prabandari 21312501
PROGRAM STUDI BIOMANAJEMEN
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
I. PENDAHULUAN
Sejak lima tahun terakhir kuliner bebek mengalami booming. Dari hari ke hari tempat
makan dengan menu olahan itik kian diburu oleh para pecinta kuliner. Peran bebek sebagai
penghasil daging di Indonesia menurut data statistik pada tahun 2010 masih rendah, yaitu
hanya dapat memenuhi 6,4 ribu ton dari kebutuhan bebek sebesar 14,3 ribu ton, sehingga
kekurangan daging mencapai 7,9 ribu ton. (DITJENNAK, 2010). Kandungan protein pada
daging bebek yang lebih banyak dari daging ayam juga turut menjadi pemicu meningkatnya
konsumsi daging bebek. Menurut Piliang (2000), protein daging bebek adalah 23,5 g,
sedangkan protein daging ayam adalah 18,2 g, sehingga selisih kandungan protein antara
daging bebek dan ayam adalah 5,3 g. Melihat fakta meningkatnya permintaan bebek
membuat usaha peternakan bebek menjadi usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Bebek pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh orang India pada abad VII,
terutama di Pulau Jawa melalui jalur perdagangan. Bebek adalah burung akuatik yang
sebagian besar berukuran lebih kecil dibandingkan kerabatnya, angsa dan angsa berleher
pendek. Secara keseluruhan tubuh bebek berlekuk dan lebar, dan memiliki leher yang relatif
panjang, meski tidak sepanjang angsa. Bentuk tubuh bebek bervariasi dan umumnya
membulat. Paruhnya berbentuk lebar dan mengandung lamellae yang berguna sebagai
penyaring makanan. Pada spesies penangkap ikan, paruhnya berbentuk lebih panjang dan
lebih kuat. Kakinya yang bersisik kuat dan terbentuk dengan baik, dan umumnya berada jauh
di belakang tubuh, yang umum terdapat pada burung akuatik. Sayapnya sangat kuat dan
umumnya pendek. Penerbangan bebek membutuhkan kepakan berkelanjutan sehingga
membutuhkan otot sayap yang kuat.
Bebek memiliki makanan yang bervariasi seperti rumput, tanaman air, ikan, serangga,
amfibi kecil, cacing, dan moluska kecil. Bebek berhabitat dekat dengan daerah perairan, baik
pada perairan air tawar maupun air laut. Bebek termasuk hewan berdarah panas atau
homoiterm. Bebek bereproduksi dengan fertilisasi eksternal atau ovipar. Bebek secara alami
umumnya monogami, meskipun hanya bertahan dalam setahun. Bebek sebagian besar
berkembang biak setahun sekali pada kondisi yang sesuai (ada yang musim panas, ada yang
musim semi dan ada yang musim hujan). Bebek memiliki banyak kegunaan ekonomis, untuk
diternakkan demi daging, bulu, telur, dan juga kotoran mereka. Bebek yang diternakkan
merupakan keturunan dari bebek liar Mallard (Anas platyrhyncos)
Klasifikasi BebekKerajaan : AnimaliaFilum : Chordata
Kelas : AvesOrdo : AnseriformesFamili : AnatidaeGenus : Anas
Species : Anas platyrhyncos
II. MENGENAL BEBEK HIBRIDA “RAJA”Bebek raja merupakan jenis bebek hibrida unggulan baru yang dihasilkan dari
persilangan antara bebek Mojosari jantan dengan bebek Alabio betina. Bebek Mojosari dan
Alabio yang digunakan sebagai induk dalam menghasilkan bebek hibrida harus sudah melalui
serangkaian proses seleksi agar dapat berproduksi bagus dan konsisten, dengan keseragaman
produksi yang tinggi.
Bebek hibrida ini dihasilkan melalui perkawinan alami di antara induk-induknya
dengan perbandingan 1 jantan dengan tidak lebih dari 8 betina. Hasil perkawinan alami jauh
lebih baik dari hasil kawin suntik. Telur bebek hasil persilangan bisa mulai ditetaskan setelah
2 bulan sejak awal bertelur karena kualitas telur sudah stabil dan memenuhi syarat, dari aspek
bobot telur, ukuran telur, dan ketebalan kerabang. Telur tetas yang baik dapat dihasilkan
seekor induk selama 2 siklus produksi, yaitu sampai mencapai umur sekitar 2,5 tahun. Proses
penetasan telur merupakan proses alami yang sangat komplek untuk menghasilkan individu
baru. Telur tetas yang baik seharusnya mempunyai daya tunas (fertilitas) mencapai 90-95%
dan daya tetas 70-80%, dan pencapaian ini merupakan kombinasi antara kualitas induk dan
kualitas mesin tetas. Telur bebek memerlukan waktu 28 hari untuk menetas dengan baik.
Ciri Fisik Bebek Hibrida “Raja”
- Secara visual, bebek raja mempunnyai postur lebih besar dibanding induknya.
- Sikap berdirinya hampir tegak seperti
botol
- Warna bulunya coklat kemerahan dengan
bintik-bintik
cokelat hitam di bagian dada dan
perutnya.
- Di bagian leher terdapat bintik-bintik putih memanjang
dari bawah mulut sampai bawah perut
- Warna bulu kepala hitam dan terdapat warna putih di atas mata menyerupai alis. Bulu
tersebut akan hilang ketika dewasa
- Di bagian sayap terdapat beberapa lembar bulu suri yang mengkilap berwarna biru
kehitaman
- Paruh dan kakinya berwarna hitam.
Keunggulan Bebek Hibrida “Raja”
- Keunggulan Teknis
a. Rataan produksi telur per tahun: 70% (265 butir), 15% lebih tinggi
b.Puncak produksi telur: 94% (10-15% lebih tinggi)
c. Umur pertama bertelur :18 minggu (4,5 bulan),1 bulan lebih awal
d. Masa produksi telur10-12 bulan/siklus, tanpa rontok bulu
e. Rasio penggunaan pakan (FCR) : 3,2
f. Tingkat kematian : sangat rendah(<1%)
g. Daya tahan hidup lebih tinggi dengan tingkat stress yang lebih rendah, baik stress
akibat perubahan cuaca maupun stress akibat adanya suara-suara bising.
- Keunggulan Biologis
a. Identifikasi jenis kelamin pada saat menetas mudah, hanya berdasarkan warna bulu
(bebek jantan berwarna lebih gelap).
b. Pertumbuhan anak itik jantan lebih cepat sehingga cocok untuk penggemukan
sebagai itik potong ukuran sedang.
c. Warna bulu spesifik dan sangat seragam.
d. Wama kulit telur seragam hijau kebiruan.
e. Dagingnya tebal, empuk, lezat, dan tidak terlalu amis.
- Keunggulan Ekonomi
a.Keuntungan usaha produksi telur Rp 25.000/ekor/tahun, akan semakin tinggi dengan
meningkatnya skala usaha
b. Biaya menghasilkan induk siap bertelur lebih murah Rp 16.500/ekor.
III. FAKTOR YANG PERLU DIPERSIAPKAN KETIKA BETERNAK BEBEK
Sebelum beternak bebek terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar usaha ternak
bebek ini berjalan. Adapun persiapan untuk beternak bebek harus memenuhi kebutuhan
parameter hidup bebek hibrida “raja”, hal-hal yang dipersiapkan diantarnya
A. Menentukan Lokasi
Dalam menentukan lokasi yang sesuai untuk berternak, terdapat kriteria-kriteria yang
harus dipenuhi diantaranya
1. Sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk karena kotoran dan bau dikhawatirkan
mengganggu kenyamanan penduduk
2. Di dekat lokasi terdapat sumber air sehingga ketersediaan air memadai, selain itu
air untuk minum itu hendaknya memenuhi baku mutu air
3. Sirkulasi udara berjalan baik dimana untuk bebek raja kondisi lingkungan yang
cocok pada suhu 24-31o C dan kelembaban udara 60-65%
4. Akses jalan menuju lokasi peternakan mudah ditempuh sehingga persoalan
distribusi dan transportasi baik pengangkutan DOD, maupun peralatan budidaya
tidak menjadi masalah
5. Keamanan lingkungan terjaga dan gunakan pagar untuk menjaga dari masuknya
hewan pemangsa
6. Pastikan perizinan tempat peternakan sudah diurus dengan baik.
B. Sarana Bangunan
Bangunan yang digunakan untuk berternak bebek, mirip dengan bangunan untuk
ternak ayam dan unggas lainya. Bangunan yang dibuat untuk budidaya bebek
setidaknya terdiri atas bangunan kandang DOD, kandang pembesaran, kandang isolasi
bebek yang sakit, ruang penyimpanan telur, tempat pembakaran bebek yang mati,
saluran pembuangan limbah, gudang pakan, peralatan, dan obat. Konstruksi bangunan
menggunakan material yang ekonomis, kuat, mudah dibersihkan dan didesinfeksi,
serta tidak menimbulkan kecelakaan pada ternak. Bangunan juga dirancang memiliki
ventilasi udara dan memenuhi daya tampung sehingga aliran udara ruang ternak
bebek tidak pengap.
C. Kandang Bebek
Dalam membuat kandang bebek terdapat persyaratan teknis yang perlu diperhatikan,
diantaranya tata letak kandang ditempat yang cukup mendapat sinar matahari dan
tidak bising, terdapat drainase, sirkulasi udara memadai dan bersih. Ketika
membudidayakan bebek dalam kandang, terdapat kepadatan ideal yang sesuai
berdasarkan kelompok umurnya. Semakin tua umur bebek, semakin renggang
kepadatan bebek di dalam kandang. Apabila kepadatan bebek tidak sesuai atau
misalnya teralu padat, dapat terjadi hal yang tidak diinginkan seperti tidak
seragamnya ukuran bebek. Selain kepadatan individu dalam kandang, di dalam
kandang sebaiknya terdapat komponen-komponen baik material maupun peralatan
yang dapat digunakan untuk mengatur suhu kandang berdasarkan kebutuhan bebek.
Tabel di bawah ini memperlihatkan kebutuhan rentang suhu lingkungan berdasarkan
tingkat umurnya
Umur Suhu Ideal1-7 Hari 29-31o C
7 Hari sampai 2 Minggu 27-29o CSetelah 2 Minggu 25o C
Secara umum kandang bebek terbagi menjadi tiga menurut fungsinya, yaitu kandang
starter, kandang grower dan kandang layar. Kandang starter digunakan untuk
pemeliharaan bebek yang baru menetas (day old duck atau DOD) hingga berumur dua
minggu. Sementara kandang pembesaran digunakan untuk pemeliharaan bebek raja
berumur 2 sampai 6 minggu. Untuk kandang layar, kandang ini digunakan untuk
keperluan bertelur bagi indukan. Untuk kandang starter digunakan model kandang
box. Kandang ini digunakan pada periode pemeliharaan DOD hingga minggu ke dua
atau minggu ketiga. Dalam kandang box ini, pemanas menjadi komponen penting
agar fluktuasi suhu yang signifikan tidak terjadi, pemanas dapat berupa lampu minyak
atau listrik dan digunakan DOD. Selain itu pada kandang box juga diberi tray feeder
dan tempat minum, pastikan tempat minum hanya bisa dimasuki paruh bebek dan
tidak bisa dipakai berkubang. Untuk kandang pembesaran, bentuknya berupa kandang
postal, dimana menurut Mulyantini (2010) kandang postal adalah kandang yang
berlantai rapat dan biasanya menggunakan alas litter. Ukuran untuk kandang postal
adalah 11 x 22 m² dan tempat peradukan pakan jadi satu dengan kandang tersebut.
Pada kandang layar, modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam
satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter
persegi 4-5 ekor itik dewasa. Peralatan dalam kandang juga harus diperhatikan detail-
detailnya, tempat makan dan minum hendaknya dari bahan tidak mudah berkarat dan
penempatannya mudah dijangkau, mudah dipindahkan, diganti, ditambah isinya dan
mudah dibersihkan. Untuk alat pembersih kandang juga harus lengkap, alat pembersih
dari kandang isolasi tidak boleh digunakan pada kandang lainyya.
D. Pemilihan Bibit atau DOD
Pemilihan DOD jantan dan betina biasanya dilakukan orang awam dengan cara hard
sexing, yaitu dengan membuka dan meraba bagian kloaka anak bebek. DOD jantan
dicirikan dengan adanya organ phallus yang terlihat panjang menonjol. Untuk bebek
yang ingin diambil dagingnya hanya digunakan DOD yang berkelamin jantan, sebab
harganya yang lebih murah dan lebih cepat besar. Dalam pemilihan bibit, sejak awal
harus dipastikan bahwa bibit tersebut bebas dari penyakit unggas a.I: Avian Influenza
Fowl Pox, Avian Chlamydiasis Salmonellosis (S. pullorum; S, enteridis), Aspergilosis
Cocidiosis dan penyakit unggas lainnya yang ditetapkan. Untuk menjamin DOD yang
dibeli terbebas dari penyakit, sebaiknya belilah DOD dari penjual yang telah
dipercaya dan tersertifikasi.
E. Penyediaan Pakan
Pakan harus tersedia sebelum memulai produksi dengan jumlah yang harus cukup,
memenuhi persyaratan kebutuhan bebek, dan berkualitas baik. Ada baiknya pakan
yang digunakan menggunakan standar mutu sesuai dengan SNI 01-3908-2006 untuk
pakan meri (duck starter) pakan bebek pedaging, SNI 01-3909-2006 untuk pakan itik
petelur dara (duck grower). Jika menggunakan pakan pabrikan, hendaknya telah
terdaftar dan berlabel, disesuaikan jumlah, mutu umur atau periode pertumbuhan itik.
Tabel Kandungan Gizi Pakan Menggunakan Standar Mutu (SNI)
Kandungan Satuan
Pakan Itik
Meri Dara
(1hr-8 mg) (>8-22mg)
Kadar air (maks (%) 14 14
Protein Kasar (min) (%) 18 14
Lemak Kasar (min) (%) 7 7
Serat Kasar (maks) (%) 7 8
Abu (maks) (%) 8 8
Kalsium/Ca (min) (%) 0,90-1,20 0,90-1,20
Fospor total (%) 0,60-1,00 0,60-1,00
Fospor tersedia (%) 0,4 0,4
ME (min)(Kkal/Kg) 2.700 2.600
Aflatoxsin (maks) (ug/Kg) 20 20
Asam Amino
- Lisin (min) (%) 0,9 0,65
- Methionin (min) (%) 0,4 0,3
- Methionin+sistin (min) (%) 0,6 0,5
(DISNASKESWAN, 2013)
F. Penyediaan Obat-obatan
Harus tersedia obat-obatan baik yang dipergunakan untuk vaksinasi, pengobatan dan
keperluan lainnya sesuai dengan peruntukkannya, obat-obatan tersebut harus terdaftar
serta penggunaannya sesuai dosis.
IV. FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN KETIKA PEMBESARAN BEBEK
HIBRIDA “RAJA”
A. Pemeliharaan Masa Starter
Masa starter merupakan masa pemeliharaan bebek sejak DOD hingga berumur 14
hari. Pada masa starter pakan yang dikonsumsi sebaiknya berupa pakan pabrikan yang
mengandung protein sekitar 20%. Pada masa starter pakan sebaiknya diberikan
menggunakan tray feeder. Kebutuhan air minum untuk DOD umur 5-22 hari adalah
1:4,25 yang artinya setiap 1 gram bobot badan membutuhkan 4,25 gram air. Obat-
obatan yang biasa diberikan pada masa starter adalah obat cacing. Sementara untuk
vitamin diberikan Vita Chicks (untuk memacu pertumbuhan) dan Vita Stress (untuk
mencegah stress). Hal lain yang harus diperhatikan adalah populasi bebek. Saat
berumur satu minggu kepadatan bebek sekitar 50-60 ekor per m2. Selanjutnya angka
kepadatan terus dikurangi dari minggu ke minggu. Tabel berikut ini menggambarkan
hubungan kepadatan ideal individu bebek/m2 dengan kelompok umurnya.
Tabel Hubungan Kepadatan Ideal Individu bebek/m2 dan Kelompok Umurnya
Umur (minggu) Jumlah ekor/m2
1
1-2
2-3
3-7
50
20
12
9-5
(DISNASKESWAN, 2013)
Mendekati panen kepadatan kandang dijaga 8 ekor per m2. Stress pada bebek bisa
diakibatkan karena suhu yang terlalu panas atau dingin. Maka dari itu diperlukan
pengontrolan suhu. Ketika suhu terlalu dingin untuk mengatasinya bisa dilakukan
dengan membagi itik menjadi dua sekatan kandang kemudian memberi pemanas di
masing-masing sekat. Ketika suhu panas untuk mengatasinya dilakukan dengan
menyiram atap kandang dengan air, memberikan vitamin C ke dalam air minum, atau
memasang kipas angin dalam kandang.
B. Pemeliharaan Masa Finisher
Masa finisher merupakan masa pemeliharaan bebek sejak umur dua minggu hingga
panen. Pakan untuk masa finisher sebaiknya mengandung protein sekitar 18-19%.
Pada masa finisher kebutuhan energy cenderung lebih besar karena untuk memacu
penambahan bobot bebek agar tumbuh cepat. Jumlah air yang dibutuhkan pada masa
finisher disinergikan dengan konsumsi pakan. Untuk konsumsi pakan bebek 115
gram/kg bobot badan/hari diperlukan air sebanyak 2,6 liter/kg bobot badan/hari.
Dalam masa transisi dari fase starter ke finisher perlu dilakukan penimbangan untuk
mengetahui tingkat keseragaman bobot dalam populasi bebek. sehingga
pemeliharaan bebek khususnya pemberian pakan lebih mengutamakan bebek
dengan bobot di bawah rata-rataBerikut adalah kebutuhan pakan bebek hibrida
“raja”
Adapun usaha lain yang dilakukan agar ukuran bebek seragam diantaranya memberi
beberapa tempat pakan dan tempat minum dalam satu kandang. Hal ini disebabkan sejumlah
tempat pakan dan tempat air minum yang terlalu sedikit akan membuat itik saling berebutan
(bersaing) dalam memperoleh pakan dan minum. Ternak yang dominan akan dengan mudah
mendapatkan jatan pakan/minum sedang ternak yang kalah akan kesulitan dalam
mendapatkan jatah pakan/minum. Sehingga jumlah tempat pakan dan minum yang sedikit
akan membuat pertumbuhan itik tidak merata sehingga secara otomatis menyebabkan
ketidakseragaman berat akhir. Biasanya peternak memberi tempat pakan sebanyak 3-4 buah
untuk 50 ekor. Begitu juga kebutuhan tempat minum tidak jauh beda dengan jumlah
kebutuhan tempat pakan.
Di samping manajemen pakan, sanitasi meliputi kebersihan kandang, kebersihan peralatan
kandang, kebersihan pakan (kualitas pakan), dan pengelolanya juga merupakan aspek
penting yang perlu diperhatikan. Terkait dengan masalah sanitasi kandang, maka kandang
itik sebaiknya tidak lembab, kotoran itik dan sisa pakan kalau bisa tidak sampai menumpuk
sehingga menyebabkan bau. Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan
tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai
timbulnya penyakit. Pengontrolan penyakit juga dilakukan setiap saat dan secara hati-hati
serta menyeluruh, catat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
V. PANEN DAN PASCA PANEN
A. PANEN
Bebek raja sudah dapat dipanen saat berumur enam minggu. Panen bisa dilakukan
secara serentak atau bertahap. Jika pemeliharaan dilakukan dengan system satu umur
Zat Makanan Masa Starter
(%)
Masa Finisher
(%)
Protein kasar 20 % 18-19%
Lemak 5,0 7,0
Serat Kasar 4,0 4,3
Abu 6,5 6,2
Kalsium 0,9-1,2 0,8-1,1
Fosfor 0,7 0,7
Energi Metabolis 2800-2900 kkl/kg 2900-3000 kkl/kg
Umur Kebutuhan Pakan
Minggu Pertama 91 gram/ekor/minggu
Minggu Kedua 280 gram/ekor/minggu
Minggu Ketiga 420 gram/ekor/minggu
Minggu Keempat 480 gram/ekor/minggu
Minggu Kelima 600 gram/ekor/minggu
Minggu Keenam 714 gram/ekor/minggu
Minggu Ketuju 816 gram/ekor/minggu
(all in all out) panen dapat dilakukan enam minggu sekali. Namun jika
menginginkan panen dilakukan setiap minggu maka pemeliharaan menggunakan
system berbagai umur (multi age). Pada system berbagai umur (multi age) bebek
dipelihara dalam sekat kandang yang berbeda sesuai umur pemeliharaan. Panen
bebek sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu udara tidak terlalu
panas agar bebek tidak stress. Saat panen harus diperhatikan juga kesehatan bebek
dan bobot badan rata-rata yang sesuai kebutuhan pasar.
B. PASCA PANEN
Setelah panen selesai kandang yang telah kosong harus segera dibersihkan dan
didesinfeksi agar kandang terbebas dari sumber penyakit dan aman bagi DOD yang
baru masuk.
VI. PEMASARAN
Pemasaran bebek tidaklah sulit sebab biasanya pengepul sendirilah yang akan datang ke
peternakan. Selain cara tersebut peternak juga bisa menawarkan langsung hasil panennya
kepada pengusaha olahan daging bebek seperti warung makan, restoran, pedagang pasar,
hingga supermarket. Bahkan peternak bisa menjualnya secara langsung di tempat
strategis atau memasarkannya lewat internet.
VII. HASIL TAMBAHAN BETERNAK BEBEK HIBRIDA”RAJA”
Selain dimanfaatkan dagingnya bebek raja betina dapat dimanfaatkan sebagai penghasil
telur yang bisa menambah pendapatan peternak bebek. Bebek raja betina sebagai petelur
dapat dipelihara dan masih menguntungkan sampai dengan 2 siklus produksi, dan setelah
itu dapat dijual untuk dipotong dan diambil dagingnya. Sementara itu limbah dari ternak
bebek yang berupa kotoran bebek dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman
pangan maupun palawija.
VIII.ESTIMASI WAKTU
Berikut merupakan estimasi waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis bebek
hibrida “raja” mulai dari survey lokasi peternakan sampai dengan pemasaran.
Kegiatan Waktu
Survei lokasi peternakan yang sesuai 7 Hari
Persiapan lokasi peternakan (perizinan, penataan lokasi, pembersihan,
dll)
4 Hari
Pembuatan kandang 7 Hari
Menata perlengkapan dalam kandang (tempat minum, pemanas, dll) 4 Hari
Pemilihan DOD yang berkualitas 7 Hari
Pemeliharaan 40 Hari
Panen dan Pasca panen (pembersihan kandang) 4 Hari
Pemasaran 7 Hari
TOTAL 80 Hari
Pada awal menjalankan bisnis dibutuhkan waktu dengan perkiraan paling lama 80 hari
sampai dengan pemasaran hasil. Namun apabila peternakan ini sudah berjalan pada
bulan-bulan berikutnya hanya diperlukan waktu 40 hari untuk memelihara bebek hibrida
“raja” ini sampai masa panen tiba.
IX. ANALISIS USAHA
A. Asumsi Usaha
1. Harga DOD Rp 5.000,- per ekor
2. Usaha ini dimulai dengan membeli bebek raja sebanyak 1000 ekor
3. Kandang milik sendiri
4. Pemeliharaan dilakukan selama enam minggu (1,5 bulan) dengan bobot rata-rata
1,3 kg.
5. Mortalitas sekitar 5%. Maka, sekitar 950 ekor bebek yang bisa dipanen.
6. Pakan awalnya diberikan berupa pakan pabrikan selama dua minggu. Selebihnya
secara perlahan diganti dengan pakan hasil meramu sendiri.
7. Masa pakai kandang dan perlengkapannya adalah tiga tahun atau 24 periode.
8. Masa pakai pemanas selama lima tahun atau 40 periode.
9. Masa pakai perlengkapan lain-lain selama tiga tahun atau 24 periode.
10. Hasil panen diambil pengepul sehingga tidak ada biaya panen dan transportasi.
B. Analisis Usaha
a. Biaya Investasi
Kandang pembesaran dan perlengkapan kandang Rp 5.000.000
Pemanas Semawar Rp 300.000
Tabung gas 15 kg dua buah Rp 600.000
Perlengkapan lain-lain Rp 300.000
Total Investasi Rp 6.200.000
b. Biaya Operasional Per Periode
1. Biaya Tetap
Penyusutan kandang dan perlengkapan (Rp 5.000.000/24) Rp 208.000
Penyusutan pemanas (Rp 300.000/40) Rp 7.500
Penyusutan perlengkapan lain-lain (Rp 300.00/24) Rp 12.500
Total biaya tetap Rp 228.000
2. Biaya Variabel
Pembelian DOD (1.000 ekor x Rp 5.000/ekor) Rp 5.000.000
Sekam Rp 50.000
Gas untuk pemanas Rp 200.000
Pakan DOD hingga panen (Rp 11.568/ekor x 1.000 ekor) Rp11.568.000
Obat-obatan, vitamin, dan herbal Rp 200.000
Upah karyawan Rp 600.000
Total biaya variable Rp17.618.000
Biaya operasional per periode = Total biaya tetap + Total biaya variabel
= Rp 228.000 + Rp 17.618.000
= Rp 17.846.000
c. Pendapatan
Penjualan bebek raja Rp 17.000/kg x 1,3 kg x 950 ekor = Rp 20.995.000
d. Keuntungan Per Periode
Keuntungan = Rp 20.995.000 – Rp 17.846.000
= Rp 3.149.000
Keuntungan per bulan = Rp 3.149.000 : 1,5 bulan
= Rp 2.099.000
Catatan : Harga Rp 17.000/kg merupakan harga jual minimum bebek raja saat panen.
Sementara apabila di luar masa panen dan tidak dibeli sekaligus harga mencapai Rp
22.000 sampai Rp 25.000/kg.
e. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)
R/C Ratio = Total Pendapatan : Total Biaya Operasional
= Rp 20.995.000 : Rp 17.846.000
= 1,17
Artinya setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 1.000 akan menghasilkan penerimaan
sebesar Rp 1.170
f. Pay Back Period
Pay Back Period = (Total Investasi : Keuntungan per bulan) x 1 bulan
= (Rp 6.200.000 : Rp 2.099.000) x 1 bulan
= 3 bulan
X. DAFTAR PUSTAKA
DITJENNAK. 2010. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal
Bina Produksi Peternakan, CV. Karya Cemerlang, Departemen Pertanian RI,
Jakarta.
Mulyantini. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Piliang, W.G. dan S. Djojosoebagio. 2000. Fisiologi Nutrisi. Volume I. Ed ke-2. IPB
Press. Bogor.
Supriyadi. 2011. Panen Itik Pedaging dalam 6 Minggu. Penebar Swadaya. Jakarta.
Feily, Bagus. 2012. 40 Hari Panen Itik Raja. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Balai Penelitian Ternak (BALITNAK). 2011. Itik Hibrida “Master” Bibit Niaga Itik
Petelur Unggul. Edisi Khusus Penas XIII
Carboneras, Carles (1992): Family Anatidae (Ducks, Geese and Swans). In: del Hoyo,
Josep; Elliott, Andrew & Sargatal, Jordi (eds.): Handbook of Birds of the World
(Volume 1: Ostrich to Ducks): 536-629. Lynx Edicions. Barcelona.
DISNASKESWAN. 2013. Pedoman Budidaya Itik Pedaging yang Baik.
http://disnakeswan.kalbarprov.go.id/blog/2013/03/pedoman-budidaya-itik-pedaging
-yang-baik. Akses 29-9-2013