Download - Makalah Bab II Bph
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 1/30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau dalam bahasa umumnya
dinyatakan sebagai Pembesaran Prostat Jinak (PPJ), merupakan suatu
penyakit yang biasa terjadi. Di dunia, penderita BPH hanya pada kaum pria
kerana wanita tidak mempunyai kalenjar prostat, maka oleh sebab itu, BPH
terjadi hanya pada kaum pria.
Di lihat secara histologi penyakit BPH, secara umum membabitkan
!" pria pada usia #!$an, dan meningkat secara dramatis pada pria berusia
%!$an, dan &!" pada usia '! . Di indonesia, penyakit pembesaran prostat
jinak menjadi urutan kedua setelah penyakit batu saluran kemih, dan jika
dilihat secara umumnya, diperkirakan hampir !" pria ndonesia yang
berusia di atas ! tahun, dengan kini usia harapan hidup mencapai % tahun
ditemukan menderita penyakit PPJ atau BPH ini. *elanjutnya, " pria
ndonesia sudah masuk ke dalam lingkungan usia di atas %! tahun. *eperti
juga BPH, kanker prostat juga menyerang pria berusia lebih dari ! dan
pada usia di bawah itu bukan merupakan suatu yang abnormal. *ecara
khususnya di ndonesia, menurut (+H,!!-).
*etelah secara umum melihat dan mengetahui akan epidemiologi
dari kedua penyakit, yakni BPH dan kanker prostat, kami tertarik untuk
mengetahui dengan lebih dalam lagi mengenai gambaran penyakit ini.
1.2. Rumusan Masalah. /pa pengertian dari BPH 0
. /pa klasi1ikasi dari BPH 0
2. /pa etiologi dari BPH 0
#. Bagaiman pati1isiologi dari BPH 0
. Bagaimana pathway pada BPH 0
%. /pa mani1estasi klinis dar BPH 0
'. /pa komplikasi dari BPH 0
-. /pa pemeriksaan penunjang dari BPH 0
&. /pa penatalaksanaan medis dari BPH 0
!. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada BPH 0
1
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 2/30
1.3. Tujuan Penulsan
. 3ntuk mengetahui pengertian dari BPH
. 3ntuk mengetahui klasi1ikasi dari BPH
2. 3ntuk mengetahui etiologi dari BPH#. 3ntuk memahami pati1isiologi dari BPH
. 3ntuk memahami pathway pada BPH
%. 3ntuk mengetahui mani1estasi klinis dar BPH
'. 3ntuk mengetahui komplikasi dari BPH
-. 3ntuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari BPH
&. 3ntuk mengetahui penatalaksanaan medis dari BPH
!. 3ntuk memahami konsep asuhan keperawatan pada BPH
BAB IITIN!AUAN TE"RI
2.1. Pengertan
/da beberapa pengertian penyakit Benigna Prostate Hiperplasia
(BPH) menurut beberapa ahli adalah 4
Benigna Prostate Hiperplasia (BPH) merupakan perbesaran kelenjar
prostat, memanjang ke atas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran
2
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 3/30
urin dengan menutupi ori1isium uretra akibatnya terjadi dilatasi ureter
(hidroureter) dan ginjal (hidrone1rosis) secara bertahap (*melt5er dan Bare,
!!).
BPH merupakakan pertumbuhan nodul$nodul 1ibroadenomatosa
majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian
periuretral sebagai proli1erasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekan
kelenjar normal yang tersisa, prostat tersebut mengelilingi uretra dan, dan
pembesaran bagian periuretral menyebabkan obstruksi leher kandung kemih
dan uretra parsprostatika yang menyebabkan aliran kemih dari kandung
kemih (Price dan +ilson, !!%). BPH merupakan suatu keadaan yang sering
terjadi pada pria umur ! tahun atau lebih yang ditandai dengan terjadinya
perubahan pada prostat yaitu prostat mengalami atro1i dan menjadi nodular,
pembesaran dari beberapa bagian kelenjar ini dapat mengakibatkan
obstruksi urine ( Baradero, Dayrit, dkk, !!').
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Benigna
Prostat Hiperplasi (BPH) merupakan penyakit pembesaran prostat yang
disebabkan oleh proses penuaan, yang biasa dialami oleh pria berusia !
tahun keatas, yang mengakibatkan obstruksi leher kandung kemih, dapat
menghambat pengosongan kandung kemih dan menyebabkan gangguan
perkemihan.
2.2. Taha#an Perkem$angan Pen%akt BPH
Berdasarkan perkembangan penyakitnya menurut *jamsuhidajat dan
De jong (!!) secara klinis penyakit BPH dibagi menjadi # gradiasi 4
Derajat 4 /pabila ditemukan keluhan prostatismus, pada colok dubur
ditemukan penonjolan prostat, batas atas mudah teraba dan sisa
urin kurang dari ! ml
Derajat 4 Ditemukan penonjolan prostat lebih jelas pada colok dubur dan
batas atas dapat dicapai, sedangkan sisa 6olum urin !$!! ml.
Derajat 2 4 Pada saat dilakukan pemeriksaan colok dubur batas atas prostat
tidak dapat diraba dan sisa 6olum urin lebih dari !!ml.
3
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 4/30
Derajat # 4 /pabila sudah terjadi retensi urine total
2.3. Et&l&g
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pastietiologi7penyebab terjadinya BPH, namun beberapa hipotesisi menyebutkan
bahwa BPH erat kaitanya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron
(DH8) dan proses menua. 8erdapat perubahan mikroskopik pada prostat
telah terjadi pada pria usia 2!$#! tahun. Bila perubahan mikroskopik ini
berkembang, akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada pria
usia ! tahun, dan angka kejadiannya sekitar !", untuk usia -! tahun
angka kejadianya sekitar -!", dan usia &! tahun sekiatr !!" (Purnomo,
!)9tiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa yang
diduga menjadi penyebab timbulnya Benigna Prosat, teori penyebab BPH
menurut Purnomo (!) meliputi, 8eori Dehidrotestosteron (DH8), teori
hormon (ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron), 1aktor
interaksi stroma dan epitel$epitel, teori berkurangnya kematian sel
(apoptosis), teori sel stem.
. 8eori Dehidrotestosteron (DH8)
Dehidrotestosteron7 DH8 adalah metabolit androgen yang sangat penting
pada pertumbuhan sel$sel kelenjar prostat. /ksis hipo1isis testis dan
reduksi testosteron menjadi dehidrotestosteron (DH8) dalam sel prostad
merupakan 1actor terjadinya penetrasi DH8 kedalam inti sel yang dapat
menyebabkan inskripsi pada :;/, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya sintesis protein yang menstimulasi pertumbuhan sel prostat.
Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar DH8 pada BPH tidak
jauh berbeda dengan kadarnya pada prostat normal, hanya saja pada
BPH, akti6itas en5im al1a <reduktase dan jumlah reseptor androgen
lebih banyak pada BPH. Hal ini menyebabkan sel$sel prostat pada BPH
lebih sensiti6e terhadap DH8 sehingga replikasi sel lebih banyak terjadi
dibandingkan dengan prostat normal.
. 8eori hormone ( ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron)
Pada usia yang semakin tua, terjadi penurunan kadar testosteron
sedangkan kadar estrogen relati6e tetap, sehingga terjadi perbandingan
antara kadar estrogen dan testosterone relati6e meningkat. Hormon
4
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 5/30
estrogen didalam prostat memiliki peranan dalam terjadinya poli1erasi
sel$sel kelenjar prostat dengan cara meningkatkan jumlah reseptor
androgen, dan menurunkan jumlah kematian sel$sel prostat (apoptosis).
=eskipun rangsangan terbentuknya sel$sel baru akibat rangsangan
testosterone meningkat, tetapi sel$sel prostat telah ada mempunyai umur
yang lebih panjang sehingga masa prostat jadi lebih besar.
2. >aktor interaksi *troma dan epitel epitel.
Di1erensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat secara tidak langsung
dikontrol oleh sel$sel stroma melalui suatu mediator yang disebut Growth
factor . *etelah sel$sel stroma mendapatkan stimulasi dari DH8 dan
estradiol, sel$sel stroma mensintesis suatu growth 1actor yang selanjutnya
mempengaruhi sel$sel stroma itu sendiri intrakrin dan autokrin, serta
mempengaruhi sel$sel epitel parakrin. *timulasi itu menyebabkan
terjadinya poli1erasi sel$sel epitel maupun sel stroma. Basic Fibroblast
Growth Factor (b>?>) dapat menstimulasi sel stroma dan ditemukan
dengan konsentrasi yang lebih besar pada pasien dengan pembesaran
prostad jinak. b>?> dapat diakibatkan oleh adanya mikrotrauma karena
miksi, ejakulasi atau in1eksi.
#. 8eori berkurangnya kematian sel (apoptosis)
Progam kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme
1isiologik untuk mempertahankan homeostatis kelenjar prostat. Pada
apoptosis terjadi kondensasi dan 1ragmentasi sel, yang selanjutnya sel$sel
yang mengalami apoptosis akan di1agositosis oleh sel$sel di sekitarnya,
kemudian didegradasi oleh en5im lisosom. Pada jaringan normal,
terdapat keseimbangan antara laju poli1erasi sel dengan kematian sel.
Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat dewasa,
penambahan jumlah sel$sel prostat baru dengan yang mati dalam keadaan
seimbang. Berkurangnya jumlah sel$sel prostat baru dengan prostat yang
mengalami apoptosis menyebabkan jumlah sel$sel prostat secara
keseluruhan menjadi meningkat, sehingga terjadi pertambahan masa
prostat.
. 8eori sel stem
*el$sel yang telah apoptosis selalu dapat diganti dengan sel$sel baru.
Didalam kelenjar prostat istilah ini dikenal dengan suatu sel stem, yaitu
5
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 6/30
sel yang mempunyai kemampuan berpoli1erasi sangat ekstensi1.
@ehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan hormone androgen,
sehingga jika hormone androgen kadarnya menurun, akan terjadi
apoptosis. 8erjadinya poli1erasi sel$sel BPH dipostulasikan sebagai
ketidaktepatan akti6itas sel stem sehingga terjadi produksi yang
berlebihan sel stroma maupun sel epitel.
2.'. Pat&(s&l&g
Hiperplasi prostat adalah pertumbuhan nodul$nodul 1ibroadenomatosa
majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian
periuretral sebagai proli1erasi yang terbatas dan tumbuh dengan menekankelenjar normal yang tersisa. Jaringan hiperplastik terutama terdiri dari
kelenjar dengan stroma 1ibrosa dan otot polos yang jumlahnya berbeda$
beda. Proses pembesaran prostad terjadi secara perlahan$lahan sehingga
perubahan pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan$lahan. Pada
tahap awal setelah terjadi pembesaran prostad, resistensi pada leher buli$buli
dan daerah prostad meningkat, serta otot destrusor menebal dan merenggang
sehingga timbul sakulasi atau di6ertikel. >ase penebalan destrusor disebut
1ase kompensasi, keadaan berlanjut, maka destrusor menjadi lelah dan
akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
berkontraksi7terjadi dekompensasi sehingga terjadi retensi urin. Pasien tidak
bisa mengosongkan 6esika urinaria dengan sempurna, maka akan terjadi
statis urin. 3rin yang statis akan menjadi alkalin dan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri ( Baradero, dkk !!').
bstruksi urin yang berkembang secara perlahan$lahan dapat
mengakibatkan aliran urin tidak deras dan sesudah berkemih masih ada urin
yang menetes, kencing terputus$putus (intermiten), dengan adanya obstruksi
maka pasien mengalami kesulitan untuk memulai berkemih (hesitansi).
?ejala iritasi juga menyertai obstruksi urin. Aesika urinarianya mengalami
iritasi dari urin yang tertahan tertahan didalamnya sehingga pasien merasa
bahwa 6esika urinarianya tidak menjadi kosong setelah berkemih yang
mengakibatkan inter6al disetiap berkemih lebih pendek (nokturia dan
1rekuensi), dengan adanya gejala iritasi pasien mengalami perasaan ingin
6
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 7/30
berkemih yang mendesak7 urgensi dan nyeri saat berkemih atau disuria
( Purnomo, !).
8ekanan 6esika yang lebih tinggi daripada tekanan s1ingter dan
obstruksi, akan terjadi inkontinensia paradoks. :etensi kronik menyebabkan
re1luk 6esiko ureter, hidroureter, hidrone1rosis dan gagal ginjal. Proses
kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi in1eksi. Pada waktu miksi penderita
harus mengejan sehingga lama kelamaan menyebabkan hernia atau
hemoroid. @arena selalu terdapat sisa urin, dapat menyebabkan
terbentuknya batu endapan didalam kandung kemih. Batu ini dapat
menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria. Batu tersebut dapat
juga menyebabkan sistitis dan bila terjadi re1luk akan mengakibatkan pielone1ritis (*jamsuhidajat dan De jong, !!).
2.). PATH*A+
7
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 8/30
2.,. Man(estas -lns
bstruksi prostat dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih
maupun keluhan diluar saluran kemih. =enurut Purnomo (!) dan tanda
dan gejala dari BPH yaitu 4 keluhan pada saluran kemih bagian bawah,
gejala pada saluran kemih bagian atas, dan gejala di luar saluran kemih.
. @eluhan pada saluran kemih bagian bawah
a. ?ejala obstruksi meliputi 4 :etensi urin (urin tertahan dikandung
kemih sehingga urin tidak bisa keluar), hesitansi (sulit memulai
miksi), pancaran miksi lemah, ntermiten (kencing terputus$putus),
dan miksi tidak puas (menetes setelah miksi)
b. ?ejala iritasi meliputi 4 >rekuensi, nokturia, urgensi (perasaan
ingin miksi yang sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat
miksi).
. ?ejala pada saluran kemih bagian atas
@eluhan akibat hiperplasi prostat pada sluran kemih bagian atas berupa
adanya gejala obstruksi, seperti nyeri pinggang, benjolan dipinggang
(merupakan tanda dari hidrone1rosis), atau demam yang merupakan tanda
in1eksi atau urosepsis.
2. ?ejala diluar saluran kemih
Pasien datang diawali dengan keluhan penyakit hernia inguinalis atau
8
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 9/30
hemoroid. 8imbulnya penyakit ini dikarenakan sering mengejan pada
saat miksi sehingga mengakibatkan tekanan intraabdominal. /dapun
gejala dan tanda lain yang tampak pada pasien BPH, pada pemeriksaan
prostat didapati membesar, kemerahan, dan tidak nyeri tekan, keletihan,
anoreksia, mual dan muntah, rasa tidak nyaman pada epigastrik, dan
gagal ginjal dapat terjadi dengan retensi kronis dan 6olume residual yang
besar.
2.. -&m#lkas
=enurut *jamsuhidajat dan De Jong (!!) komplikasi BPH adalah 4
1. :etensi urin akut, terjadi apabila buli$buli menjadi dekompensasi
2. n1eksi saluran kemih3. n6olusi kontraksi kandung kemih
'. :e1luk kandung kemih
). Hidroureter dan hidrone1rosis dapat terjadi karena produksi urin terus
berlanjut maka pada suatu saat buli$buli tidak mampu lagi menampung
urin yang akan mengakibatkan tekanan intra6esika meningkat.
,. ?agal ginjal bisa dipercepat jika terjadi in1eksi
. Hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapat
terbentuk batu endapan dalam buli$buli, batu ini akan menambah
keluhan iritasi. Batu tersebut dapat pula menibulkan sistitis, dan bila
terjadi re1luks dapat mengakibatkan pielone1ritis.
/. Hernia atau hemoroid lama$kelamaan dapat terjadi dikarenakan pada
waktu miksi pasien harus mengedan.
2./. Pemerksaan Penunjang
=enurut Purnomo (!) dan Baradero dkk (!!') pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan pada penderita BPH meliputi 4
10 aboratorium
a0 /nalisi urin dan pemeriksaan mikroskopik urin penting
dilakukan untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri dan in1eksi.
Pemeriksaan kultur urin berguna untuk menegtahui kuman
penyebab in1eksi dan sensiti6itas kuman terhadap beberapa
antimikroba.
$0 Pemeriksaan 1aal ginjal, untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyulit yang menegenai saluran kemih bagian atas.
9
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 10/30
9lektrolit, kadar ureum dan kreatinin darah merupakan in1ormasi
dasar dari 1ungsin ginjal dan status metabolic.
0 Pemeriksaan prostate specific antigen (P*/) dilakukan
sebagai dasar penentuan perlunya biopsy atau sebagai deteksi dini
keganasan. Bila nilai P*/ C#ng7ml tidak perlu dilakukan biopsy.
*edangkan bila nilai P*/ #$! ng7ml, hitunglah prostate specific
antigen density (P*/D) lebih besar sama dengan !, maka
sebaiknya dilakukan biopsy prostat, demikian pula bila nila P*/
! ng7ml.
20 :adiologis7pencitraan
=enurut Purnomo (!) pemeriksaan radiologis bertujuan
untuk memperkirakan 6olume BPH, menentukan derajat dis1ungsi
buli$buli dan 6olume residu urin serta untuk mencari kelainan
patologi lain, baik yang berhubungan maupun tidak berhubungan
dengan BPH.
a0 >oto polos abdomen, untuk mengetahui kemungkinan adanya
batu opak di saluran kemih, adanya batu7kalkulosa prostat, dan
adanya bayangan buli$buli yang penuh dengan urin sebagai tandadanya retensi urin. Dapat juga dilihat lesi osteoblastik sebagai
tanda metastasis dari keganasan prostat, serta osteoporosis
akibat kegagalan ginjal.
$0 Pemeriksaan Pielografi intravena ( AP ), untuk memperkirakan
besarnya kelenjar prostat yang ditunjukkan dengan adanya
indentasi prostat (pendesakan buli$buli oleh kelenjar prostat)
atau ureter dibagian distal yang berbentuk seperti mata kail
(hooked fish)7gambaran ureter berbelok$belok di 6esika, penyulit
yang terjadi pada buli$buli yaitu adanya trabekulasi, di6ertikel
atau sakulasi buli$buli.
0 Pemeriksaan 3*? transektal, untuk mengetahui besar kelenjar
prostat, memeriksa masa ginjal, menentukan jumlah residual
urine, menentukan 6olum buli$buli, mengukur sisa urin dan batu
ginjal, di6ertikulum atau tumor buli$buli, dan mencari kelainan
yang mungkin ada dalam buli$buli.
10
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 11/30
2.. Penatalaksanaan
. bser6asi
Biasanya dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan. Pasien
dianjurkan untuk mengurangi minum setelah makan malam yang
ditujukan agar tidak terjadi nokturia, menghindari obat$obat dekongestan
(parasimpatolitik), mengurangi minum kopi dan tidak diperbolehkan
minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi. Pasien dianjurkan untuk
menghindari mengangkat barang yang berat agar perdarahan dapat
dicegah. /jurkan pasien agar sering mengosongkan kandung kemih
(jangan menahan kencing terlalu lama) untuk menghindari distensi
kandung kemih dan hipertro1i kandung kemih. *ecara periodik pasien
dianjurkan untuk melakukan control keluhan, pemeriksaan laboratorium,
sisa kencing dan pemeriksaan colok dubur (Purnomo, !).
Pemeriksaan derajat obstruksi prostat menurut Purnomo (!)
dapat diperkirakan dengan mengukur residual urin dan pancaran urin4
a. :esidual urin, yaitu jumlah sisa urin setelah miksi. *isa urin dapat
diukur dengan cara melakukan kateterisasi setelah miksi atau
ditentukan dengan pemeriksaan 3*? setelah miksi.
b. Pancaran urin (1low rate), dapat dihitung dengan cara menghitung
jumlah urin dibagi dengan lamanya miksi berlangsung (ml7detik) atau
dengan alat uro1ometri yang menyajikan gambaran gra1ik pancaran
urin.
. 8erapi medikamentosa
=enurut Baradero dkk (!!') tujuan dari obat$obat yang
diberikan pada penderita BPH adalah 4
a. =engurangi pembesaran prostat dan membuat otot$otot berelaksasi
untuk mengurangi tekanan pada uretra
b. =engurangi resistensi leher buli$buli dengan obat$obatan golonganal1a blocker (penghambat al1a adrenergenik)
c. =engurangi 6olum prostat dengan menentuan kadar hormone
testosterone7 dehidrotestosteron (DH8).
/dapun obat$obatan yang sering digunakan pada pasien BPH, menurut
Purnomo (!) diantaranya 4 penghambat adrenergenik al1a,
penghambat en5in al1a reduktase, 1ito1armaka.
. Penghambat adrenergenik al1a
bat$obat yang sering dipakai adalah prazosin,
11
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 12/30
doxazosin,terazosin,afluzosin atau yang lebih selekti1 al1a a
(8amsulosin). Dosis dimulai mg7hari sedangkan dosis tamsulosin
adalah !,$!,# mg7hari. Penggunaaan antagonis al1a adrenergenik
karena secara selekti1 dapat mengurangi obstruksi pada buli$buli tanpa
merusak kontraktilitas detrusor. bat ini menghambat reseptor$
reseptor yang banyak ditemukan pada otot polos di trigonum, leher
6esika, prostat, dan kapsul prostat sehingga terjadi relakasi didaerah
prostat. bat$obat golongan ini dapat memperbaiki keluhan miksi dan
laju pancaran urin. Hal ini akan menurunkan tekanan pada uretra pars
prostatika sehingga gangguan aliran air seni dan gejala$gejala
berkurang. Biasanya pasien mulai merasakan berkurangnya keluhan
dalam $ minggu setelah ia mulai memakai obat. 91ek samping yang
mungkin timbul adalah pusing, sumbatan di hidung dan lemah. /da
obat$obat yang menyebabkan ekasaserbasi retensi urin maka perlu
dihindari seperti antikolinergenik, antidepresan, transEuili5er,
dekongestan, obat$obat ini mempunyai e1ek pada otot kandung kemih
dan s1ingter uretra.
. Pengahambat en5im al1a reduktase
bat yang dipakai adalah 1inasteride (proscar) dengan dosis F
mg7hari. bat golongan ini dapat menghambat pembentukan DH8
sehingga prostat yang membesar akan mengecil. ;amun obat ini
bekerja lebih lambat dari golongan al1a bloker dan man1aatnya hanya
jelas pada prostat yang besar. 91ekti1itasnya masih diperdebatkan
karena obat ini baru menunjukkan perbaikan sedikit7 - " dari
keluhan pasien setelah %$ bulan pengobatan bila dilakukan terus
menerus, hal ini dapat memperbaiki keluhan miksi dan pancaran
miksi. 91ek samping dari obat ini diantaranya adalah libido, impoten
dan gangguan ejakulasi.
2. >ito1armaka71itoterapi
Penggunaan 1itoterapi yang ada di ndonesia antara lain e6iprostat.
*ubstansinya misalnya pygeum africanum, saw palmetto, serenoa
repeus dll. /1eknya diharapkan terjadi setelah pemberian selama $
bulan dapat memperkecil 6olum prostat.
2. 8erapi bedah
12
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 13/30
Pembedahan adalah tindakan pilihan, keputusan untuk dilakukan
pembedahan didasarkan pada beratnya obstruksi, adanya *@, retensio
urin berulang, hematuri, tanda penurunan 1ungsi ginjal, ada batu saluran
kemih dan perubahan 1isiologi pada prostat. +aktu penanganan untuk
tiap pasien ber6ariasi tergantung pada beratnya gejala dan komplikasi.
=enurut *melt5er dan Bare (!!) inter6ensi bedah yang dapat
dilakukan meliputi 4 pembedahan terbuka dan pembedahan endourologi.
a. Pembedahan terbuka, beberapa teknik operasi prostatektomi terbuka
yang biasa digunakan adalah 4
) Prostatektomi suprapubik
/dalah salah satu metode mengangkat kelenjar melalui insisi
abdomen. nsisi dibuat dikedalam kandung kemih, dan kelenjar
prostat diangat dari atas. 8eknik demikian dapat digunakan untuk
kelenjar dengan segala ukuran, dan komplikasi yang mungkin
terjadi ialah pasien akan kehilangan darah yang cukup banyak
dibanding dengan metode lain, kerugian lain yang dapat terjadi
adalah insisi abdomen akan disertai bahaya dari semua prosedur
bedah abdomen mayor.
) Prostatektomi perineal
/dalah suatu tindakan dengan mengangkat kelenjar melalui suatu
insisi dalam perineum. 8eknik ini lebih praktis dan sangat berguan
untuk biopsy terbuka. Pada periode pasca operasi luka bedah
mudah terkontaminasi karena insisi dilakukan dekat dnegan
rectum. @omplikasi yang mungkin terjadi dari tindakan ini adalah
inkontinensia, impotensi dan cedera rectal.
2) Prostatektomi retropubik
/dalah tindakan lain yang dapat dilakukan, dengan cara insisi
abdomen rendah mendekati kelenjar prostat, yaitu antara arkus
pubis dan kandung kemih tanpa memasuki kandung kemih. 8eknik
ini sangat tepat untuk kelenjar prostat yang terletak tinggi dalam
pubis. =eskipun jumlah darah yang hilang lebih dapat dikontrol
dan letak pembedahan lebih mudah dilihat, akan tetapi in1eksi
dapat terjadi diruang retropubik.
b. Pembedahan endourologi, pembedahan endourologi transurethral dapat
dilakukan dengan memakai tenaga elektrik diantaranya4
13
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 14/30
) ransurethral Prostatic !esection (83:P)
=erupakan tindakan operasi yang paling banyak dilakukan, reseksi
kelenjar prostat dilakukan dengan transuretra menggunakan cairan
irigan (pembilas) agar daerah yang akan dioperasi tidak tertutup
darah. ndikasi 83:P ialah gejala$gejala sedang sampai berat,
6olume prostat kurang dari &! gr.8indakan ini dilaksanakan apabila
pembesaran prostat terjadi dalam lobus medial yang langsung
mengelilingi uretra. *etelah 83:P yang memakai kateter threeway.
rigasi kandung kemih secara terus menerus dilaksanakan untuk
mencegah pembekuan darah. =an1aat pembedahan 83:P antara
lain tidak meninggalkan atau bekas sayatan serta waktu operasi danwaktu tinggal dirumah sakit lebih singkat.@omplikasi 83:P
adalah rasa tidak enak pada kandung kemih, spasme kandung
kemih yang terus menerus, adanya perdarahan, in1eksi, 1ertilitas
(Baradero dkk, !!').
) ransurethral "ncision of the Prostate (83P)
/dalah prosedur lain dalam menangani BPH. 8indakan ini
dilakukan apabila 6olume prostat tidak terlalu besar atau prostat
1ibrotic. ndikasi dari penggunan 83P adalah keluhan sedang atau
berat, dengan 6olume prostat normal7kecil (2! gram atau kurang).
8eknik yang dilakukan adalah dengan memasukan instrument
kedalam uretra. *atu atau dua buah insisi dibuat pada prostat dan
kapsul prostat untuk mengurangi tekanan prostat pada uretra dan
mengurangi konstriksi uretral. @omplikasi dari 83P adalah pasien
bisa mengalami ejakulasi retrograde (!$2'") (*melt5er dan Bare,
!!).2) 8erapi in6asi6e minimal
=enurut Purnomo (!) terapai in6asi6e minimal dilakukan pada
pasien dengan resiko tinggi terhadap tindakan pembedahan. 8erapi
in6asi6e minimal diantaranya ransurethral #icrovawe
hermotherapy (83=8), ransuretral Ballon $ilatation (83BD),
ransuretral %eedle &blation7/blasi jarum 8ransuretra (83;/),
Pemasangan stent uretra atau prostatcatt'
a) ransurethral #icrovawe hermotherapy (83=8), jenis
14
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 15/30
pengobatan ini hanya dapat dilakukan di beberapa rumah sakit
besar. Dilakukan dengan cara pemanasan prostat menggunakan
gelombang mikro yang disalurkan ke kelenjar prostat melalui
transducer yang diletakkan di uretra pars prostatika, yang
diharapkan jaringan prostat menjadi lembek. /lat yang dipakai
antara lain prostat.
b) ransuretral Ballon $ilatation (83BD), pada tehnik ini
dilakukan dilatasi (pelebaran) saluran kemih yang berada di
prostat dengan menggunakan balon yang dimasukkan melalui
kateter. 8eknik ini e1ekti1 pada pasien dengan prostat kecil,
kurang dari #! cm2. =eskipun dapat menghasilkan perbaikangejala sumbatan, namun e1ek ini hanya sementar, sehingga cara
ini sekarang jarang digunakan.
c) ransuretral %eedle &blation (83;/), pada teknik ini
memakai energy dari 1rekuensi radio yang menimbulkan panas
mencapai !! derajat selsius, sehingga menyebabkan nekrosis
jaringan prostat. Pasien yang menjalani 83;/ sering kali
mengeluh hematuri, disuria, dan kadang$kadang terjadi retensi
urine (Purnomo, !).
d) Pemasangan stent uretra atau prostatcatth yang dipasang pada
uretra prostatika untuk mengatasi obstruksi karena pembesaran
prostat, selain itu supaya uretra prostatika selalu terbuka,
sehingga urin leluasa melewati lumen uretra prostatika.
Pemasangan alat ini ditujukan bagi pasien yang tidak mungkin
menjalani operasi karena resiko pembedahan yang cukup
tinggi.
15
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 16/30
BAB III
-"NEP AUHAN -EPERA*ATAN
3.1. Pengkajan
Pengkajian 1okus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita BPH
merujuk pada teori menurut *melt5er dan Bare (!!) , 8ucker dan
Gannobio (!!-) ada berbagai macam, meliputi 4
a. Demogra1i
@ebanyakan menyerang pada pria berusia diatas ! tahun. :as kulit
hitam memiliki resiko lebih besar dibanding dengan ras kulit putih.
*tatus social ekonomi memili peranan penting dalam terbentuknya
1asilitas kesehatan yang baik. Pekerjaan memiliki pengaruh terserang
penyakit ini, orang yang pekerjaanya mengangkat barang$barang berat
16
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 17/30
memiliki resiko lebih tinggi..
$. :iwayat penyakit sekarang
Pada pasien BPH keluhan keluhan yang ada adalah 1rekuensi , nokturia,
urgensi, disuria, pancaran melemah, rasa tidak puas sehabis miksi,
hesistensi ( sulit memulai miksi), intermiten (kencing terputus$putus),
dan waktu miksi memanjang dan akhirnya menjadi retensi urine.
. :iwayat penyakit dahulu
@aji apakah memilki riwayat in1eksi saluran kemih (*@), adakah
riwayat mengalami kanker prostat. /pakah pasien pernah menjalani
pembedahan prostat 7 hernia sebelumnya.
4. :iwayat kesehatan keluarga
@aji adanya keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita
penyakit BPH.
e. Pola kesehatan 1ungsional
10 9liminasi
Pola eliminasi kaji tentang pola berkemih, termasuk 1rekuensinya,
ragu ragu, menetes, jumlah pasien harus bangun pada malam hari
untuk berkemih (nokturia), kekuatan system perkemihan. 8anyakan pada pasien apakah mengedan untuk mulai atau mempertahankan
aliran kemih. Pasien ditanya tentang de1ikasi, apakah ada kesulitan
seperti konstipasi akibat dari prostrusi prostat kedalam rectum.
20 Pola nutrisi dan metabolisme
@aji 1rekuensi makan, jenis makanan, makanan pantangan, jumlah
minum tiap hari, jenis minuman, kesulitan menelan atau keadaan
yang mengganggu nutrisi seperti anoreksia, mual, muntah,
penurunan BB.
30 Pola tidur dan istirahat
@aji lama tidur pasien, adanya waktu tidur yang berkurang karena
1rekuensi miksi yang sering pada malam hari ( nokturia ).
'0 ;yeri7kenyamanan
;yeri supra pubis, panggul atau punggung, tajam, kuat, nyeri
punggung bawah
)0 Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
17
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 18/30
Pasien ditanya tentang kebiasaan merokok, penggunaan obat$obatan,
penggunaan alkhohol.
,0 Pola akti1itas
8anyakan pada pasien akti1itasnya sehari < hari, akti1itas penggunaan
waktu senggang, kebiasaan berolah raga. Pekerjaan mengangkat
beban berat. /pakah ada perubahan sebelum sakit dan selama sakit.
Pada umumnya akti1itas sebelum operasi tidak mengalami gangguan,
dimana pasien masih mampu memenuhi kebutuhan sehari < hari
sendiri.
0 *eksualitas
@aji apakah ada masalah tentang e1ek kondisi7terapi pada kemampua
seksual akibat adanya penurunan kekuatan ejakulasi dikarenakan
oleh pembesaran dan nyeri tekan pada prostat.
/0 Pola persepsi dan konsep diri
=eliputi in1ormasi tentang perasaan atau emosi yang dialami atau
dirasakan pasien sebelum pembedahan dan sesudah pembedahan
pasien biasa cemas karena kurangnya pengetahuan terhadap
perawatan luka operasi.
3.2. Dagn&sa -e#era5atan
Diagnosa keperawatan pada penyakit BPH menurut Garpenito (!!') dan
8ucker dan Gannobio (!!-) adalah 4
. Pre perasi
a. ;yeri akut berhubungan dengan peregangan dari terminal sara1,
distensi kandung kemih, in1eksi urinaria, e1ek mengejan saat miksi
sekunder dari pembesaran prostat dan obstruksi uretra.
b. :etensi urin akut7kronis berhubungan dengan obstruksi mekanik,
pembesaran prostat, dekompensasi otot destrusor, ketidakmampuan
kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat.
c. /nsietas7cemas berhubungan dengan krisis situasi, perubahan status
kesehatan, kekhawatiran tentang pengaruhnya pada /D atau
menghadapi prosedur bedah.
d. @urang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya in1ormasi.
18
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 19/30
. Post perasi
a. ;yeri akut berhubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi
sekunder pada pembedahan
b. :etensi urin berhubungan dengan obstruksi mekanik4 bekuan
darah, edema, trauma, prosedur bedah, tekanan dan iritasi kateter.
c. :esiko perdarahan berhubungan dengan insisi area bedah 6askuler
( tindakan pembedahan) , reseksi bladder, kelainan pro1il darah.
d. :esiko in1eksi berhubungan dengan prosedur in6asi14 alat selama
pembedahan, kateter, irigasi kandung kemih.
e. :esiko terhadap dis1ungsi seksual berhubungan dengan ketakutan
impoten akibat dari pembedahan.
19
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 20/30
3.3. Inter6ens
(')'
('*' $i
agnosa
+eperawa
tan
('' u-ua
n . +riteria
Hasil
('/' "ntervensi ('0' !asional
2.&. 3.17. :e
tensi urin
akut7kroni
s
berhubung
an dengan
obstruksi
mekanik,
pembesara
n prostat,
dekompen
sasi otot
destrusor,
ketidakma
2.. 8
ujuan4
2.2. *e
telah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama ...
#jam pasien
tidak terjadi
retensi urine
2.#. @r
iteria hasil4
2.. Pa
. Dorong pasien untuk berkemih tiap $#
jam atau bila tiba$tiba dirasakan
. bser6asi aliran urin, perhatikan ukuran
dan kekuatan.
2. /wasi dan catat waktu tiap berkemih dan
jumlah tiap berkemih, perhatikan
penurunan haluaran urin dan perubahan
berat jenis.
#. akukan perkusi7palpasi suprapubik
. Dorong masukan cairan sampai 2!!! ml
sehari
%. @aji tanda$tanda 6ital, timbang BB tiap
hari, pertahankan pemasukan dan
pengeluaran yang akurat
'. akukan rendam duduk sesuai indikasi
-. @olaborasi pemberian obat
) =eminimalkan retensi urin distensi
berlebihan pada kandung kemih.
) Berguna untuk menge6aluasi
obstruksi dan pilihan inter6ensi
2) :etensi urine meningkatkan tekanan
dalam saluran perkemihan atas, yang
dapat mempengaruhi 1ungsi ginjal.
#) Distensi kandung kemih dapat
dirasakan diarea suprapubik
) Peningkatan aliran cairan
mempertahankan per1usi ginjal dan
membersihkan ginjal dan kandung
kemih dari pertumbuhan bakteri
%) @ehilangan 1ungsi ginjal
mengakibatkan penuruna eliminasi
cairan dan akumulasi sisa toksik,
20
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 21/30
mpuan
kandung
kemih
untuk
berkontraksi
dengan
adekuat.
2..
sien
menunjukkan
residu pasca
berkemih
kurang dari! ml,
dengan tidak
adanya
tetesan atau
kelebihan
cairan.
dapat berlanjut kepenuruan ginjal total
') =eningkatkan relaksasi otot,
penuruan edema, dan dapat
meningkatkan upaya berkemih.-) =empercepat proses penyembuhan.
2.%.
.
2.'. ;y
eri akut
berhubung
an dengan
pereganga
n dari
terminal
sara1,
2.-. 8ujua
n 4
2.&. *etela
h dilakukan
tindakan
keperawatan
selama ...
#jam nyeri
. @aji tipe nyeri, perhatikan lokasi,
intensitas (skala !$!) lamanya.
. Pertahankan tirah baring bila
diindikasikan
2. Berikan tindakan kenyamanan, distraksi
selama nyeri akut seperti, pijatan
punggung 4 membantu pasien melakukan
posisi yang nyaman4 mendorong
penggunaan relaksasi7latihan na1as
) =emberikan in1ormasi untuk
membantu dalam menentukan
pilihan7kee1ekti1an inter6ensi
) 8irah baring mungkin diperlukan pada
awal selama 1ase retensi akut. ;amunambulasi dini dapat memperbaiki pola
berkemih normal dan menghilangkan
nyeri kolik
2) =eningkatkan relaksasi,
21
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 22/30
distensi
kandung
kemih,
in1eksi
urinaria,e1ek
mengejan
saat miksi
sekunder
dari
pembesara
n prostat
dan
obstruksi
uretra.
hilang,
terkontrol
2.!. @riter
ia hasil 4
2.. pasien
melaporkan
nyeri hilang
dan
terkontrol
pasien
tampak
rileks,
mampu
untuk tidur
dan istirahat
dengan tepat.
dalam4 akti6itas terapeutik
#. Dorong menggunakan rendam duduk,
gunakan sabun hangat untuk perineum
. @olaborasi pemberian obat pereda nyeri
(analgetik)
mem1okuskan kembali perhatian dan
dapat meningkatkan kemampuan
koping
#) =eningkatkan relaksasi otot) =enurunkan adanya nyeri, dan kaji 2!
menit kemudian untuk mengetahuikee1ekti6itasnya.
2.. 2.2. 2.#. 2.. 2.%.
2.'.
2.
3.2/. :e
siko
2.&. 8ujuan 4
2.2!. 8idak
. Jelaskan pada pasien tentang sebab
terjadi perdarahan setelah
) =enurunkan kecemasan pasien
dan mengetahui tanda < tanda
22
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 23/30
perdaraha
n
berhubung
an dengan
insisi area
bedah
6askuler
( tindakan
pembedah
an) ,
reseksi
bladder,
kelainan
pro1il
darah.
terjadi
perdarahan
2.2. @riteria
Hasil 4
) Pasien tidakmenunjukkan tanda <
tanda perdarahan
) 8anda < tanda 6ital
dalam batas normal .
2) 3rine lancar lewat
kateter
pembedahan dan tanda < tanda
perdarahan .
. rigasi aliran kateter jika terdeteksi
gumpalan dalm saluran kateter .2. *ediakan diet makanan tinggi serat
dan memberi obat untuk
memudahkan de1ekasi .
#. =encegah pemakaian termometer
rektal, pemeriksaan rektal atau
huknah, untuk sekurang < kurangnya
satu minggu .
. Pantau traksi kateter4 catat waktu
traksi di pasang dan kapan traksi
dilepas .
%. bser6asi tanda < tanda 6ital
tiap # jam, masukan dan haluaran
dan warna urine.
perdarahan.
) ?umpalan dapat menyumbat
kateter, menyebabkan peregangan
dan perdarahan kandung kemih.2) Dengan peningkatan tekanan
pada 1osa prostatik yang akanmengendapkan perdarahan
#) Dapat menimbulkan perdarahan
prostat.) 8raksi kateter menyebabkan
pengembangan balon ke sisi 1osa
prostatik, menurunkan
perdarahan. 3mumnya dilepas 2
< % jam setelah pembedahan
%) Deteksi awal terhadap
komplikasi, dengan inter6ensi
yang tepat mencegah kerusakan
jaringan yang permanen.2.2.
#.
3.33. :e
siko
in1eksi
berhubung
2.2. 8ujua
n 4
2.2%. *etela
h dilakukan
. Pertahankan sistem kateter steril, berikan
perawatan kateter dengan steril.
. /njurkan intake cairan yang cukup
( !! < 2!!! ) sehingga dapat
) =encegah pemasukan bakteri dan
in1eksi.
) =eningkatkan output urine sehingga
resiko terjadi *@ dikurangi dan
23
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 24/30
an dengan
prosedur
in6asi14
alat
selama
pembedah
an,
kateter,
irigasi
kandung
kemih.
2.2#.
tindakan
keperawatan
selama ...
#jam pasien
tidakmenunjukkan
tanda < tanda
in1eksi
2.2'. @riter
ia hasil 4
.Pasien tidak mengalami
in1eksi..8anda < tanda 6ital dalam
batas normal dan tidak ada
tanda < tanda syok.
menurunkan potensial in1eksi.
2. Pertahankan posisi urine bag dibawah
#. bser6asi tanda < tanda 6ital, laporkan
tanda < tanda shock dan demam.
. bser6asi urine4 warna, jumlah, bau.%. @olaborasi dengan dokter untuk
memberi obat antibiotik
mempertahankan 1ungsi ginjal
2) =enghindari re1leks balik urine yang
dapat memasukkan bakteri ke
kandung kemih.#) =encegah sebelum terjadi shock.
) =engidenti1ikasi adanya in1eksi.%) 3ntuk mencegah in1eksi dan
membantu proses penyembuhan.
2.2-.
.
2.2&. /n
sietas7cem
as
berhubung
an dengan
2.#!. 8uju
an 4
2.#. *etel
ah dilakukan
tindakan
. Damping pasien dan bina hubungan
saling percaya
. Berikan in1ormasi tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan
2. Dorong pasien7orang terdekat untuk
) =enunjukkan perhatian dan keinginan
untuk membantu.
) =embantu pasien dalam memahami
tujuan dari suatu tindakan.
2) =emberikan kesempatan pada pasien
24
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 25/30
krisis
situasi,
perubahan
status
kesehatan,kekhawati
ran
tentang
pengaruhn
ya pada
/D atau
menghada
pi
prosedur
bedah.
keperawatan
selama ...
#jam pasien
tampak
rileks.2.#. @rite
ria hasil 4
2.#2. meny
atakan
pengetahuan
yang akurat
tentang
situasi,
menunjukkan
rentang tepat
tentang
perasaan dan
penurunan
rasa takut
menyatakan masalah7perasaan
#. Beri in1ormasi pada pasien sebelum
dilakukan tindakan
dan konsep solusi pemecahan masalah
#) =emungkinkan pasien untuk
menerima kenyataan dan menguatkan
kepercayaan pada pemberi perawatan
dan pemberian in1ormasi.
25
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 26/30
2.##.
%.
3.'). @u
rang
pengetahu
an tentang
kondisi
dan
kebutuhan
pengobata
n
berhubung
an dengan
kurangnya
in1ormasi.
2.#%. 8ujua
n 4
2.#'. =eny
atakan
pemahamantentang
proses
penyakit dan
prognosisnya
.
2.#-. @riter
ia Hasil 4
2.#&. =ela
kukan
perubahan
pola hidup
dan
berpartisipasi
dalam
. Dorong pasien menyatakan rasa
takut perasaan dan perhatian.
. @aji ulang proses penyakit,
pengalaman pasien
2. Berikan in1ormasi tentang
penyakit yang diderita pasien#. Berikan penjelasan tentang
tindakan7pengobatan yang akan
dilakukan
) =embantu pasien dalam
mengalami perasaan.
) =emberi dasar pengetahuan
dimana pasien dapat membuat pilihan
terapi
2) =eningkatkan pengetahuan
pasien terhadap penyakit yang
dideritanya
#) =eningkatkan pengetahuan
pasien terhadap tindakan untuk
menyembuhkan penyakitnya.
26
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 27/30
program
pengobatan
2.!.
'.
3.)1. :e
siko
terhadap
dis1ungsi
seksual
berhubung
an dengan
ketakutan
impoten
akibat dari
pembedah
an.
2..
2.2. 8ujua
n 4
2.#. 8amp
ak rileks dan
melaporkan
ansietas
menurun
sampai
tingkat dapat
diatasi
2.. @riter
ia hasil 4
2.%. =eny
atakan
pemahaman
situasional
indi6idu,
. Dampingi pasien dan bina hubungan
saling percaya
. Berikan in1ormasi yang tepat tentang
harapan kembalinya 1ungsi seksual2. Diskusikan ejakulasi retrograde bila
pendekatan transurethral7suprapubik
digunakan
#. /njurkan pasien untuk latihan perineal
dan interupsi7continue aliran urin
2.'.
) =enunjukkan perhatian dan keinginan
untuk membantu
) mpotensi 1isiologis terjadi bila syara1
perineal dipotong selama prosedur
radikal.
2) Gairan seminal mengalir kedalam
kandung kemih dan disekresikan
melalui urine, hal ini tidak
mempengaruhi 1ungsi seksual tetapi
akan menurunkan kesuburan dan
menyebabkan urine keruh
#) =eningkatkan peningkatan control
otot kontinensia urin dan 1ungsi
seksual
27
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 28/30
menunjukan
pemecahan
masalah dan
menunjukkan
rentang yangtepat tentang
perasaan dan
penurunan
rasa takut.
28
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 29/30
3.)/. BAB I8
3.). PENUTUP
3.,7.
'.1. -esm#ulan
2.%. BPH (benign prostatic hyperplasia) adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh 1aktor penuaan, dimana prostat mengalami
pembesaran memanjang keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat
aliran urin dengan cara menutupi ori1isium uretra.
3.,2. Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti
etiologi7penyebab terjadinya BPH, namun beberapa hipotesis menyebutkan
bahwa BPH erat kaitanya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron
(DH8) dan proses menua. 8erdapat perubahan mikroskopik pada prostat
telah terjadi pada pria usia 2!$#! tahun. Bila perubahan mikroskopik ini
berkembang, akan terjadi perubahan patologik anatomi yang ada pada pria
usia ! tahun, dan angka kejadiannya sekitar !", untuk usia -! tahun
angka kejadianya sekitar -!", dan usia &! tahun sekitar !!" (Purnomo,
!)
2.%2.
'.2. aran
2.%#. *ebagai tenaga keperawatan hendaknya memberikan suhan
keperawatan dengan semaksimal mungkin agar klien mendapatkan
perawatan yang baik dan maksimal.
3.,).
3.,,.
3.,.
3.,/.
3.,.
3.7.
3.1.
29
8/19/2019 Makalah Bab II Bph
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-bab-ii-bph 30/30
3.2. DA9TAR PUTA-A
3.3.
2.'#. *melt5er, * dan Bare, B. !!. Buku &-ar +eperawatan #edikal Bedah
Brunner dan 1uddarth, 9disi -, Aolume , /lih bahasa oleh @uncara..(dkk).
Jakarta 4 9?G
2.'. Baradero, = dan Dayrit, =. !!'. 1eri &suhan +eperawatan Pasien
Gangguan 1istem !eproduksi . 1eksualitas. Jakarta4 9?G
2.'%. *jamsuhidayat, :. dan De Jong. !!. Buku &-ar "lmu Bedah, 9disi , Gopy
9ditor4 /dinda Gandralela. 9?G 4 Jakarta
2.''. Purnomo, B. !. $asar2dasar 3rologi,. Jakarta4 *agung *eto
2.'-. *usan =aertin 8ucker, =arry =. Gannobio, dkk. !!-. 1tandar Perawatan
Pasien volume 4. Jakarta 4 9?G
2.'&. Garpenito. !!'. Buku 1aku $iagnosa +eperawatan 7 ynda Juall Garpenito
I 9ditor 9disi Bahasa ndonesia, =onica 9ster, 9disi -. Jakarta4 9?G
2.-!. /manda 8amalia D, !, &suhan +eperawatan pada n' # $engan
Benigna Prostathiperplasia 5 Bph 6 Post 7perasi 7pen Prostatektomy
1uprapubik di !uang &nggrek !13$ ugure-o 1emarang 3niversitas
#uhammadiyah 1emarang . 8hesis, 3ni6ersitas =uhammadiyah *urakarta.
diakses 2$$! dari http477eprints.ums.ac.id7!#227
2.-. =ina ;urul. !. &suhan +eperawatan Pada n' " $engan Gangguan
1istem Perkemihan8 Post 7perasi Benigna Prostat Hiperplasia 5BPH6 Hari
+e29 $i !uang Flamboyan !umah 1akit 3mum $aerah Pandanarang
Boyolali' 8hesis, 3ni6ersitas =uhammadiyah *urakarta. diakses 2$$
! dari http477eprints.ums.ac.id7!7
3.82.*ari, >arida @umala. !!. Perbedaan &ngka +e-adian Benign Prostatic
Hyperplasia pada 3sia &ntara *92*: ahun $engan 3sia diatas 9 ahun
pada Pemeriksaan 3ltrasonografi di !s' Pku 5Pembina +ese-ahteraan
3mat6 #uhammadiyah 1urakarta' *kripsi, 3ni6ersitas =uhammadiyah
*urakarta. diakses #<$! dari http477eprints.ums.ac.id7&2!!7