Download - Makalah Anthraks

Transcript
Page 1: Makalah Anthraks

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Antraks (anthrax) adalah penyakit infeksius dan menular pada hewan

yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang membentuk spora.

Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan penderita ke manusia, sehingga

digolongkan sebagai penyakit zoonosa atau zoonosis.

Antraks merupakan salah satu penyakit tertua yang dikenal. Kejadian

antraks bersifat universal dimana dapat terjadi di seluruh wilayah dunia mulai

dari negara yang beriklim dingin, subtropis dan tropis, pada negara yang

miskin, negara berkembang hingga negara maju sekalipun.Kejadian antraks

pada manusia di Indonesia hampir selalu berhubungan dengan wabah penyakit

antraks pada hewan.

Penyakit zoonosis ini, hampir semua negara Afrika dan Asia, beberapa

negara di Eropa (Inggris, Jerman dan Italia), beberapa negara bagian Amerika

Serikat (South Dakota, Nebraska, Louisiana, Arkansas, Texas, Misissipi dan

California) dan beberapa daerah di Australia. Oleh karena itu, dalam makalah

ini akan dibahas mengenai Epidemiologi penyakit anthraks pada manusia

yang khususnya terjadi di benua Amerika.

I.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:

1. Bagaimana etiologi, pengaruh lingkungan serta spesies yang rentan

terhadap penyakit anthraks?

2. Bagaimana pathogenesis terjadinya penyakit anthraks?

3. Bagaimana distribusi kejadian penyakit anthraks?

4. Bagaimana epidemiologi anthraks pada manusia di benua Amerika?

5. Apa macam-macam penyakit anthraks pada manusia?

6. Bagaimana tekhnik diagnose pada penyakit anthraks pada manusia?

7. Bagaimana cara penanganan dan pengobatan anthraks pada manusia?

1

Page 2: Makalah Anthraks

I.3. Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah ini yakni:

1. Untuk mengetahui etiologi, pengaruh lingkungan serta spesies yang rentan

terhadap penyakit anthraks?

2. Untuk mengetahui pathogenesis terjadinya penyakit anthraks?

3. Untuk mengetahui distribusi kejadian penyakit anthraks?

4. Untuk mengetahui epidemiologi anthraks pada manusia di benua

Amerika?

5. Untuk mengetahui macam-macam penyakit anthraks pada manusia?

6. Untuk mengetahui tekhnik diagnose pada penyakit anthraks pada

manusia?

7. Untuk mengetahui cara penanganan dan pengobatan anthraks pada

manusia?

2

Page 3: Makalah Anthraks

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Penyakit Anthraks

II.1.1. Etiologi Penyakit Anthraks

Anthraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Bacillus

anthracis. B. anthracis berbentuk batang lurus, dengan ujung siku,

membentuk rantai panjang dalam biakan. Dalam jaringan tubuh tidak

pernah terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau dalam

rantai pendek dari 2-6 organisme, berselubung (berkapsul), kadang-kadang

satu selubung melingkupi beberapa organisme. Selubung tersebut tampak

jelas batasnya dan dengan pewarnaan gram tidak berwarna atau berwarna

lebih pucat dari tubuhnya. Bakteri anthraks bersifat aerob, membentuk

spora yang letaknya sentral bila cukup oksigen. Tidak cukupnya oksigen

di dalam tubuh penderita atau di dalam bangkai yang tidak dibuka

(diseksi), baik dalam darah maupun dalam jeroan, maka spora tidak pernah

dijumpai. Bakteri bersifat Gram-positif, dan mudah diwarnai dengan zat-

zat warna biasa.

II.1.2. Spesies Rentan

Menurut penelitian, kerentanan hewan terhadap antraks dapat dibagi

dalam beberapa kelompok sebagai berikut:

a. Hewan-hewan pemamah biak, terutama sapi dan domba, kemudian

kuda, rusa, kerbau dan pemamah biak liar lain, juga marmut dan

mencit (mouse) sangat rentan.

b. Babi tidak begitu rentan.

3

Page 4: Makalah Anthraks

c. Anjing, kucing, tikus (rat) dan sebagian besar bangsa burung, relatif

tidak rentan tetapi dapat diinfeksi secara buatan.

d. Hewan-hewan berdarah dingin sama sekali tidak rentan (not affected).

II.1.3. Pengaruh Lingkungan

Anthraks banyak terdapat di daerah-daerah pertanian, daerah tertentu

yang basah dan lembab, dan juga daerah banjir. Di daerah-daerah tersebut

anthraks timbul secara enzootik hampir setiap tahun dengan derajat yang

berbeda-beda. Daerah yang terserang anthraks biasanya memiliki tanah

berkapur dan kaya akan bahan-bahan organik.

Di daerah iklim panas lalat pengisap darah antara lain jenis Tabanus

dapat bertindak sebagai pemindah penyakit. Wabah anthraks pada

umumnya ada hubungannya dengan tanah netral atau berkapur yang

alkalis yang rnenjadi daerah inkubator kuman tersebut. Di daerah-daerah

tersebut spora tumbuh rnenjadi bentuk vegetatif bila keadaan lingkungan

serasi bagi perturnbuhannya.

II. 2. Patogenesis Penyakit Anthraks

4

Page 5: Makalah Anthraks

Infeksi anthrax yang diprakarsai oleh endospora B. anthracis, organisme

tanah gram positif. Endospora Anthrax tidak membagi, tidak memiliki

metabolisme yang terukur, dan tahan terhadap pengeringan, panas, sinar

ultraviolet, radiasi gamma, dan banyak disinfektan. Pada beberapa jenis tanah,

spora anthrax dapat tetap aktif selama beberapa dekade. Tahan banting dan

dormansi mereka telah memungkinkan spora antraks untuk dikembangkan

sebagai senjata biologis oleh sejumlah negara, meskipun penggunaannya

hanya dikenal dalam perang itu oleh tentara Jepang di Manchuria pada 1940-

an. Semua dikenal gen anthrax virulensi yang diungkapkan oleh bentuk

vegetatif B. anthracis yang dihasilkan dari perkecambahan spora dalam tubuh.

Perjalanan infeksi dan manifestasi klinis. Endospora diperkenalkan ke

dalam tubuh oleh abrasi, inhalasi, atau menelan yang phagocytosed oleh

makrofag dan dibawa ke kelenjar getah bening regional. Endospora

berkecambah di dalam makrofag dan menjadi bakteri vegetatif bakteri

vegetatif kemudian dilepaskan dari makrofag, kalikan dalam sistem limfatik,

dan memasuki aliran darah, sampai ada sebanyak 107-108 organisme per

mililiter darah, menyebabkan septikemia besar. Setelah mereka telah

dibebaskan dari makrofag, tidak ada bukti bahwa respon imun dimulai

terhadap basil vegetatif. Basil antraks mengungkapkan faktor virulensi (faktor

virulensi utama B. anthracis yang dikodekan pada dua virulensi plasmid,

pXO1 dan pXO2), termasuk toksin dan kapsul. Toksemia yang dihasilkan

memiliki efek sistemik yang menyebabkan kematian hospes.

II. 3. Distribusi Penyakit Anthraks

Di Amerika, beberapa daerah misalnya Lousisiana, Oklahoma,

Colorado, California merupakan daerah yang secara sporadis sering terjadi

kasus anthrax (Joklik et al. 1996). Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus

antraks inhalasi dari tahun 1900-1976. Hampir semua kasus terjadi pada

pekerja yang mempunyai risiko tertular antraks, seperti tempat pemintalan

bulu kambing atau wool atau penyamakan kulit. Pada umumnya penyakit

timbul setelah seseorang terpajan dengan hewan yang terinfeksi antraks. Di

AS dilaporkan 224 kasus antraks kulit dari tahun 1944-1994. Selama 1845-

5

Page 6: Makalah Anthraks

1955 terdapat kasus 400 antraks. 80% penderita adalah mereka yang kontak

dengan wol, bulu kambing, atau produk import lainnya dari Asia, Afrika dan

Timur Tengah. Dilaporkan juga 6 kasus antraks pada tahun 1978 yang

menimpa pekerja pertanian dan pabrik tekstil. Sejak September 2001 tercatat

12 kasus antraks di AS, dua kasus inhalasi (satu kasus fatal) terjadi pada

pekerja penerbit tabloid di Boca Raton, Florida, empat kasus inhalasi antraks

(dua kasus fatal) terjadi pada pekerja pengirim surat di Washington DC,

Trenton, New Jersey. Enam kasus lainnya menderita antraks kulit.

II. 4. Epidemiologi Anthraks pada Manusia Di Benua Amerika

Anthrax pada manusia klasik dibagi dalam dua cara.

a. Tipe pertama dari klasifikasi, yang mencerminkan bagaimana pendudukan

individu menyebabkan paparan, membedakan antara anthrax non industri,

terjadi pada petani, tukang daging, knackers, dokter hewan dan

sebagainya, dan antraks industri, terjadi pada mereka yang bekerja di

pengolahan tulang , kulit, wol dan produk hewani lainnya.

b. Tipe kedua klasifikasi, mencerminkan rute mana penyakit tersebut

diperoleh, membedakan antara antraks kulit diperoleh melalui lesi kulit,

saluran cerna anthrax dikontrak dari konsumsi makanan yang

terkontaminasi, terutama daging dari hewan yang meninggal karena

penyakit ini, atau dibayangkan dari konsumsi air yang terkontaminasi dan

paru (inhalasi) antraks dari menghirup spora anthrax udara. Anthrax

industri rokok, yang dihasilkan dari penanganan bangkai terinfeksi,

biasanya bermanifestasi diri sebagai bentuk kulit; cenderung musiman dan

sejajar dengan kejadian musiman pada hewan dari yang dikontrak.

Anthrax kulit ditularkan oleh gigitan serangga dan antraks usus dari makan

daging yang terinfeksi juga bentuk non.industrial penyakit. Industri

anthrax juga biasanya mengambil bentuk kulit tetapi memiliki probabilitas

yang jauh lebih tinggi dari anthrax non industri mengambil bentuk paru

dengan menghirup spora saraf debu.

Pada manusia terdapat tiga tipe antraks yaitu: antraks kulit, antraks

inhalasi, dan antraks gastrointestinal. Antraks inhalasi secara alamiah sangat

6

Page 7: Makalah Anthraks

jarang terjadi. Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus antraks inhalasi dari

tahun 1900-1976. Hampir semua kasus terjadi pada pekerja yang mempunyai

risiko tertular antraks, seperti tempat pemintalan bulu kambing atau wool atau

penyamakan kulit. Tidak ada kasus antraks inhalasi di AS sejak tahun 1976.

Secara alamiah antraks kulit merupakan bentuk yang paling sering

terjadi dan diperkirakan terdapat 2000 kasus pertahunnya di seluruh dunia.

Pada umumnya penyakit timbul setelah seseorang terpajan dengan hewan

yang terinfeksi antraks. Di AS dilaporkan 224 kasus antraks kulit dari tahun

1944-1994. Centers for diseases Control and Prevention (CDC) melaporkan

kejadian antraks kulit dari tahun 1984-1993 hanya tiga orang, dan satu kasus

dilaporkan terjadi pada tahun 2000. Kejadian luar biasa terjadi di Zimbabwe

pada tahun 1978-1980 yang mengakibatkan 10.000 orang terjangkit antraks

kulit terutama pada pekerja perkebunan. Kejadian itu terjadi akibat perang

yang menyebabkan terhentinya program vaksinasi, kerusakan infrastruktur

medis dan veteriner.

II.4.1. Epidemiologi Deskriptif Anthraks

a. Variabel distribusi Kejadian

Meskipun Bacillus anthracis dapat ditemukan di seluruh

dunia, kasus antraks biasanya terjadi hanya di daerah geografis

terbatas. Wabah yang paling umum didaerah ditandai dengan tanah

basa, tanah berkapur, lingkungan yang hangat, dankejadian banjir.

Antraks sangat umum di bagian Afrika, Asia dan Timur Tengah.

Di Amerika Serikat, penyakit ini telah dilaporkan dari sebagian

besar negara, tetapi terjadi paling sering di Eropa tengah dan Barat.

b. Variabel orang

Jenis Kelamin

Penderita antraks kebanyakan terjadi pada laki-laki.

Kelompok laki-laki dapat terkena kasus antraks terkait

dengan aktivitas pekerjaannya. Sementara pada kelompok

wanita kasus juga banyak terjadi akibat aktivitasnya dalam

mengolah daging sebagai ibu rumah tangga. Pada sebuah

Penelitian yang dilakukan oleh Wood et, al (2004) di

7

Page 8: Makalah Anthraks

Kazakhtan menyebutkan 67% dari penderita antraks terjadi

pada laki-laki yang terkait dengan pekerjaannya yang lebih

banyak kontak dengan hewan. Menurut Hadisaputro (1990)

dalam hubungan jenis kelamin pada manusia tampak bahwa

penderita laki-laki lebih banyak  dibandingkan dengan

penderita perempuan.

Umur

Hasil penelitian yang telah dilakukan olehKaufmann dan

Dannenberg (2002) dengan melihat data kasus antraks di

Haititahun 1973-1974 menunjukkan bahwa 36,9% dari kasus

antraks bentuk kulit(36,9%) terjadi pada penduduk yang

berumur 15-44 tahun karena banyak yang bekerja membuat

kerajinan yang berhubungan dengan sumber infeksi seperti

kulit dan produk lainnya yang diambil dari hewan yang

terinfeksi antraks.

Jenis Pekerjaan

Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus antraks inhalasi

dari tahun 1900-1976. Hampir semua kasus terjadi pada

pekerja yang mempunyai risiko tertular antraks, seperti tempat

pemintalan bulu kambing atau wool atau penyamakan kulit.

Pada umumnya penyakit timbul setelah seseorang terpajan

dengan hewan yang terinfeksi antraks. Di AS dilaporkan 224

kasus antraks kulit dari tahun 1944-1994.

Di Amerika Serikat, terdapat kasus 400 antraks selama

1845-1955. 80% penderita adalah mereka yang kontak dengan

wol, bulu kambing, atau produk import lainnya dari Asia,

Afrika dan Timur Tengah. Dilaporkan juga 6 kasus antraks

pada tahun 1978 yang menimpa pekerja pertanian dan pabrik

tekstil.

Sejak September 2001 tercatat 12 kasus antraks di AS,

dua kasus inhalasi (satu kasus fatal) terjadi pada pekerja

penerbit tabloid di Boca Raton, Florida, empat kasus inhalasi

8

Page 9: Makalah Anthraks

antraks (dua kasus fatal) terjadi pada pekerja pengirim surat di

Washington DC, Trenton, New Jersey. Enam kasus lainnya

menderita antraks kulit.

c. Variabel Tempat

Di Amerika, beberapa daerah misalnya Lousisiana,

Oklahoma, Colorado, California merupakan daerah yang secara

sporadic sering terjadi kasus anthrax (Joklik et al. 1996).

d. Variabel Waktu

Pada umumnya kejadian anthrax di Amerika terjadi pada

musim panas.

II.4.2. Antraks sebagai Bioterorisme

Pada tahun 1979 di Sverdlovsk bekas Uni Soviet padafasilitas

mikrobiologi militer terjadi kasus kecelakaan keluarnya aerosol spora

antraks yang mengakibatkan paling tidak 79 kasus antraks dan 66

orang meninggal. Aerosol antraks tidak berbau, tidak terlihat, dan

berpotensi menyebar beberapa kilometer (Dixon, 1999).

Pada tahun 1970 World Health Organization (WHO)

memperkirakan apabila 50 kg antraks dijatuhkan pada penduduk urban

berjumlah lima juta orang akan mengakibatkan 250.000 terjangkit

antraks dan 100.000 orang meninggal. AS pada tahun 1993

memperkirakan 130.000-3 juta orang akan meninggal akibat aerosol

spora antraks seberat 100 kg yang terbawa angin di Washington DC,

dan hal itu setara dengan daya bunuh bom hidrogen. Dari model

ekonomi diperkirakan biaya yang harus dikeluarkan sebesar 26.2

milyar dolar tiap 100.000 orang tertular (Swartz, 2001).

Sejak September 2001 tercatat 12 kasus antraks di AS, dua kasus

inhalasi (satu kasus fatal) terjadi pada pekerja penerbit tabloid di Boca

Raton, Florida, empat kasus inhalasi antraks (dua kasus fatal) terjadi

pada pekerja pengirim surat di Washington DC, Trenton, New Jersey.

Enam kasus lainnya menderita antraks kulit. Dari surat kabar

9

Page 10: Makalah Anthraks

dilaporkan 28 orangdi kantor senat terpapar antraks pada swab nasal

(Inglesby, 1999).

II. 5. Macam-Macam Penyakit Anthraks Pada Manusia

II.5.1. Anthrax Cutaneous

Anthrax kulit menyumbang 95 persen dari semua infeksi anthrax di

Amerika Serikat. Nama antraks (dari bahasa Yunani untuk batu bara)

mengacu pada eschar hitam khas yang terlihat pada daerah yang

terkena. Pasien sering memiliki riwayat kontak kerja dengan hewan

atau produk hewan. Daerah yang paling umum dari paparan adalah

kepala, leher, dan ekstremitas, meskipun setiap daerah dapat terlibat.

Endospora patogen diperkenalkan subkutan melalui luka atau abrasi.

Ada beberapa laporan kasus penularan oleh gigitan serangga, mungkin

setelah serangga diberi bangkai yang terinfeksi. Lesi kulit primer

biasanya mencolok, tanpa rasa sakit, papula pruritus yang muncul 3-5

hari setelah pengenalan endospora. Dalam 24 sampai 36 jam, lesi

membentuk vesikel yang mengalami nekrosis sentral dan pengeringan,

meninggalkan eschar hitam karakteristik dikelilingi oleh edema dan

sejumlah vesikel keunguan. Edema biasanya lebih luas di kepala atau

leher dari pada batang atau ekstremitas. Deskripsi umum "pustule

ganas" sebenarnya keliru, karena lesi kulit tidak purulen dan bersifat

menyakitkan. Sebuah menyakitkan, pustular eschar pada pasien

demam menunjukkan infeksi sekunder, paling sering dengan

staphylococcus atau streptococus.

Meskipun antraks kulit dapat membatasi diri, pengobatan antibiotik

dianjurkan. Lesi sembuh tanpa komplikasi atau jaringan parut pada 80

sampai 90 persen dari kasus. Edema ganas merupakan komplikasi

yang jarang ditandai dengan edema berat, indurasi, beberapa bula, dan

gejala syok. Edema ganas yang melibatkan leher dan daerah thoraks

sering menyebabkan kesulitan bernapas yang memerlukan terapi

kortikosteroid atau intubasi. Beberapa kasus telah dilaporkan dari

arteritis temporalis berhubungan dengan infeksi anthrax kulit dan

10

Page 11: Makalah Anthraks

jaringan parut kornea dari palpebra antraks kulit. Pemeriksaan

histologis lesi kulit antraks menunjukkan nekrosis dan edema besar

dengan infiltrat limfositik. Tidak ada pencairan atau abses

pembentukan, menunjukkan bahwa lesi tidak supuratif. Titik fokus

dari perdarahan yang jelas, dengan beberapa trombosis. Pewarnaan

Gram mengungkapkan basil dalam jaringan subkutan

Masa inkubasi berkisar dari sesedikit 9 jam untuk 2 minggu,

sebagian besar 2-6 atau 7 hari. Skenario umum adalah sebagai berikut:

Hari 0 Entri dari menginfeksi B. anthracis (biasanya sebagai spora)

melalui lesi kulit (dipotong, abrasi, gigitan serangga, dll).

Hari 2-3 jerawat kecil atau papul muncul.

Hari 3-4 Sebuah cincin vesikel berkembang di sekitar papul tersebut.

Cairan vesikel dapat memancarkan. Kecuali pasien dirawat,

capsulated B. anthracis dapat diidentifikasi di polikrom metilen

blue.stained (noda M.Fadyean) smear cairan ini dan terisolasi di agars

konvensional, sebaiknya agar darah (lihat Lampiran I). Edema ditandai

mulai berkembang. Kecuali ada infeksi sekunder, tidak ada nanah dan

lesi tidak menyakitkan, meskipun limfadenitis menyakitkan mungkin

terjadi di kelenjar getah bening regional.

Hari 5-7 The ulserasi papul asli untuk membentuk eschar karakteristik.

Penyeka topikal tidak akan mengambil B. anthracis. Deteksi oleh

polikrom metilen smear blue.stained atau isolasi memerlukan

mengangkat tepi eschar dengan pinset (ini tidak memberikan rasa sakit

kecuali ada infeksi sekunder) dan memperoleh cairan dari bawah.

Cairan mungkin akan steril jika pasien telah diobati dengan tepat.

Edema meluas jauh dari lesi. Gejala klinis bisa lebih parah jika lesi

terletak di wajah, leher atau dada. Dalam bentuk yang lebih parah ini,

temuan klinis adalah demam tinggi, toksemia, adenomegaly

menyakitkan regional dan edema yang luas; shock dan kematian dapat

terjadi.

Hari 10 (sekitar). Eschar mulai menyelesaikan; Resolusi memakan

waktu hampir enam minggu dan tidak bergegas dengan pengobatan.

11

Page 12: Makalah Anthraks

Sebagian kecil kasus, jika tidak diobati, mengembangkan anthrax

sistemik dengan gejala hiperakut.

II.5.2. Gastrointestinal dan orofaringeal Anthrax

Ada dua bentuk klinis antraks gastrointestinal yang dapat

menyajikan konsumsi berikut B. anthracis dalam makanan atau

minuman yang terkontaminasi.

i) antraks usus: Gejala termasuk mual, muntah, demam, sakit perut,

hematemesis, diare berdarah dan asites masif. Kecuali pengobatan

dimulai cukup dini, toksemia dan shock mengembangkan, diikuti

oleh kematian. Ada bukti bahwa ringan, kasus terdiagnosis dengan

pemulihan terjadi.

ii) antraks orofaringeal: Gambaran klinis utama adalah sakit

tenggorokan, disfagia, demam, limfadenopati regional di leher dan

toksemia. Bahkan dengan pengobatan, kematian adalah sekitar

50%.

Antraks gastrointestinal, yang bisa berakibat fatal, belum

dilaporkan di Amerika Serikat. Gejala muncul 2-5 hari setelah

12

Page 13: Makalah Anthraks

konsumsi endospore terkontaminasi daging dari hewan yang sakit.

Oleh karena itu, beberapa kasus dapat terjadi dalam rumah tangga

masing-masing. Wabah biasa berkepanjangan ini disebabkan oleh

konsumsi produk daging disimpan. Hal ini diduga bahwa inokulasi

bakteri berlangsung di sebuah pelanggaran di lapisan mukosa, tapi

persis di mana endospora berkecambah tidak diketahui. Pada

pemeriksaan patologis, basil dapat dilihat secara mikroskopis di

mukosa dan submukosa jaringan limfatik, dan ada bukti bruto

limfadenitis mesenterika. Ulserasi selalu terlihat. Hal ini tidak

diketahui apakah ulserasi hanya terjadi di lokasi infeksi bakteri atau

didistribusikan lebih difus sebagai akibat dari aksi anthrax racun.

Pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang terkena mengungkapkan

edema masif dan nekrosis mukosa di situs yang terinfeksi. Infiltrat

inflamasi terlihat yang mirip dengan yang ada di Anthrax kulit.

Pewarnaan Gram dari cairan peritoneal dapat mengungkapkan banyak

basil gram positif yang besar.

Meskipun pelebaran mediastinum dianggap patognomonik

antraks inhalasi, juga telah dilaporkan dalam kasus antraks

gastrointestinal. Gejala termasuk demam dan nyeri perut difus dengan

rebound yang nyeri. Ada laporan dari kedua sembelit dan diare;

bangku yang baik melenic atau darah-biruan. Karena ulserasi dari

mukosa gastrointestinal, pasien sering muntah materi yang darah-

biruan atau memiliki penampilan kopi bubuk. Asites mengembangkan

dengan pengurangan bersamaan di sakit perut 2-4 hari setelah

timbulnya gejala. Munculnya rentang cairan asites dari jelas untuk

purulen, dan sering menghasilkan koloni B. anthracis saat berbudaya.

Morbiditas adalah karena kehilangan darah, cairan dan elektrolit

ketidakseimbangan, dan shock berikutnya. Hasil kematian dari

perforasi usus atau anthrax toksemia. Jika pasien bertahan, sebagian

besar gejala mereda dalam 10 sampai 14 hari.

Antraks orofaringeal kurang umum daripada bentuk

gastrointestinal. Hal ini juga terkait dengan konsumsi daging yang

13

Page 14: Makalah Anthraks

terkontaminasi. Gejala awal termasuk edema serviks dan limfadenopati

lokal, yang menyebabkan disfagia dan pernafasan kesulitan. Lesi dapat

dilihat pada orofaring dan biasanya memiliki penampilan ulserasi

pseudomembran. Bentuk ini lebih ringan daripada penyakit

gastrointestinal klasik dan memiliki prognosis yang lebih

menguntungkan.

II.5.3. Anthraks Inhalasi

Anthrax hirup jarang, biasanya terjadi setelah menghirup

endospora patogen dari kulit hewan yang terkontaminasi atau produk.

Sebelum pengenalan tindakan higienis pada tahun 1960, termasuk

vaksinasi, pekerja di pabrik-kambing rambut, misalnya, secara teratur

terkena konsentrasi tinggi spora antraks yang layak. Namun demikian,

untuk alasan yang tidak dimengerti, beberapa kasus Anthrax hirup

terjadi di antara mereka. Ketika tersebar di atmosfer sebagai aerosol,

spora anthrax dapat menimbulkan bahaya pernapasan bahkan jauh

melawan arah angin dari titik rilis, seperti yang ditunjukkan oleh tes

hewan di Gruinard Pulau di Inggris, dan oleh rilis disengaja dari

fasilitas biologis militer di kota Sverdlovsk di bekas Uni Soviet.

Anthrax hirup biasanya berakibat fatal, bahkan dengan terapi

antimikroba agresif. Tampaknya hanya sekitar seperlima dari mereka

yang dikontrak Anthrax hirup di Sverdlovsk pulih. Spora antraks

sekitar 1 sampai 2 m diameter, ukuran yang optimal untuk inhalasi dan

deposisi dalam ruang alveolar. Meskipun paru-paru adalah situs awal

kontak, Anthrax hirup tidak dianggap sebagai pneumonia benar.

Dalam sebagian besar tapi tidak semua kasus, tidak ada infeksi di paru-

paru. Sebaliknya, endospora yang ditelan oleh makrofag alveolar dan

diangkut oleh mereka ke kelenjar getah bening mediastinum dan

peribronchial, dengan spora berkecambah perjalanan. Basil antraks

berkembang biak di kelenjar getah bening, menyebabkan hemoragik

mediastinitis, dan menyebar ke seluruh tubuh dalam darah.

14

Page 15: Makalah Anthraks

Data dari wabah Sverdlovsk menunjukkan waktu inkubasi modal

sekitar 10 hari untuk Anthrax hirup. Namun, timbulnya gejala terjadi

sampai enam minggu setelah tanggal dilaporkan paparan. Kali

inkubasi yang panjang seperti mungkin mencerminkan kemampuan

spora antraks yang layak untuk tetap berada di paru-paru selama

beberapa hari. Masa inkubasi lebih lama dapat berhubungan dengan

inokulum yang lebih kecil.

Gejala awal yang paling sering dilaporkan adalah demam, batuk

produktif, mialgia, dan malaise, menyerupai orang-orang dari infeksi

saluran pernapasan atas virus. Di awal perjalanan penyakit, radiografi

dada menunjukkan mediastinum yang melebar, yang merupakan bukti

hemoragik mediastinitis, dan ditandai efusi pleura. Setelah satu sampai

tiga hari, penyakit ini mengambil kursus fulminan dengan dyspnea,

batuk melengking, dan menggigil, yang berpuncak pada kematian. Di

Sverdlovsk, waktu yang berarti antara timbulnya gejala dan kematian

adalah 3 hari (kisaran, 1-10). Meskipun bukti yang menyertai tanda-

tanda klinis pneumonia dalam kasus ini kurang, beberapa otopsi dari

wabah Sverdlovsk menunjukkan fokus necrotizing hemoragik

pneumonitis, mungkin di portal infeksi. Perdarahan submukosa terjadi

di trakea dan bronkus, dengan perdarahan dan nekrosis kelenjar getah

bening peribronchial. Hemoragik kelenjar getah bening mediastinum

mewakili lesi primer; Namun, gastrointestinal dan leptomeningeal lesi

merupakan hasil dari penyebaran hematogen.

Mungkin ada variasi individu yang luas dalam kerentanan

terhadap Anthrax hirup, seperti yang disarankan oleh studi

eksperimental pada primata bukan manusia dan dengan tidak adanya

orang yang lebih muda dari 24 tahun di antara 66 kematian yang

dilaporkan dalam wabah Sverdlovsk.

II.5.4. Anthraks Meningitis

Keterlibatan meninges oleh B. anthracis merupakan komplikasi

yang jarang dari anthrax. Portal paling umum masuk adalah kulit, dari

15

Page 16: Makalah Anthraks

mana organisme dapat menyebar ke sistem saraf pusat oleh hematogen

atau limfatik rute. Anthrax meningitis juga terjadi dalam kasus-kasus

antraks paru dan pencernaan. Anthrax meningitis hampir selalu fatal,

kematian terjadi satu sampai enam hari setelah onset penyakit,

meskipun terapi antibiotik yang intensif. Dalam beberapa kasus di

mana pasien selamat, terapi antibiotik dikombinasikan dengan

administrasi antitoksin, prednison, atau keduanya. Selain gejala

meningeal umum dan kaku kuduk, pasien mengalami demam,

kelelahan, mialgia, sakit kepala, mual, muntah, dan kadang-kadang

agitasi, kejang, dan delirium. Tanda-tanda awal yang diikuti oleh

degenerasi neurologis yang cepat dan kematian. Temuan patologis

konsisten dengan meningitis hemoragik, dengan edema luas, infiltrat

inflamasi, dan banyak gram positif basil di leptomeninges. Cairan

serebrospinal sering berdarah dan berisi banyak basil gram positif.

Pemeriksaan kotor di otopsi menemukan perdarahan luas

leptomeninges, yang memberikan mereka penampilan merah tua

digambarkan sebagai "topi kardinal."

II.5.5. Anthrax sepsis

Sepsis berkembang setelah penyebaran lymphohematogenous

dari B. anthracis dari lesi primer (kulit, gastrointestinal atau paru).

Gambaran klinis adalah demam tinggi, toksemia dan shock, dengan

kematian berikut dalam waktu singkat.

II. 6. Diagnosa Penyakit Anthraks Pada Manusia

Dalam antraks kulit, yang menyakitkan, menghitam, eschar nekrotik

terbatas pada tahap akhir dari infeksi. The eschar ulseratif antraks kulit

harus dibedakan dari lesi papular lain yang hadir dengan limfadenopati

regional. Jika lesi purulen dan kelenjar getah bening regional teraba,

limfadenitis staphylococcal adalah penyebab paling mungkin, meskipun

lesi antraks kulit dapat superinfeksi dengan bakteri piogenik.

16

Page 17: Makalah Anthraks

Gejala awal dari Anthrax hirup adalah mencolok atau "flu seperti"

dan mirip dengan pneumonia atipikal dari penyebab lain. Prognosis

ditingkatkan jika pengobatan dini diimplementasikan, sehingga tingkat

kecurigaan yang tinggi diperlukan jika ada kesempatan paparan anthrax.

Runtuhnya cardiopulmonary terkait dengan sejarah bukti radiografi

pelebaran mediastinum pada tahap akhir dari Anthrax hirup harus

dibedakan dari kolaps kardiovaskular dengan penyebab non-infeksi,

seperti membedah atau pecah aneurisma aorta dan superior sindrom vena

cava. Infeksi antraks tidak biasa dalam bahwa perubahan mediastinum

dapat dideteksi di awal perjalanan infeksi oleh radiografi dada, meskipun

gambar yang sama dapat dilihat di mediastinitis bakteri akut dan

mediastinitis berserat karena Histoplasma capsulatum. Temuan kurang

spesifik termasuk efusi pleura dan bukti radiografi dari edema paru.

Silikosis, Siderosis, proteinosis alveolar, dan sarkoidosis sering penyebab

alternatif mediastinitis kronis pada pasien dengan riwayat pekerjaan yang

relevan dan radiografi dada sebelumnya menunjukkan lama pelebaran

mediastinum.

Ketika konsumsi daging yang terkontaminasi dicurigai, gejala

abdomen akut harus dipertimbangkan sebagai tanda awal mungkin infeksi

antraks usus. Meningitis hemoragik disebabkan oleh antraks harus

dibedakan dari perdarahan subarachnoid oleh computed tomography tanpa

kontras. Untuk membedakan meningitis hemoragik disebabkan oleh B.

anthracis dari yang disebabkan oleh bakteri lainnya, pewarnaan Gram dan

budaya cairan serebrospinal harus dilakukan. Selain indictors atas, dokter

harus mempertimbangkan anthrax jika ada riwayat kontak dengan bahan-

bahan yang mungkin terkontaminasi dengan spora, seperti terinfeksi

hewan ternak dan kulit impor, atau perjalanan ke tempat-tempat di mana

antraks adalah endemik. Karena kemungkinan terpencil serangan anthrax

aerosol, dokter harus waspada terhadap setiap kematian mendadak orang

yang sebelumnya sehat dari penyakit terdiagnosis dan melaporkannya

segera ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan petugas

kesehatan masyarakat lain yang sesuai.

17

Page 18: Makalah Anthraks

a. Tes bakteriologis

B. anthracis adalah nonmotile sebuah, gram positif, batang aerobik

1,2-10 m panjang dan 0,5-2,5 pM lebar yang mampu membentuk spora

pusat atau terminal. Ini adalah bagian dari kelompok cereus B. basil, yang

terdiri dari B. cereus, B. anthracis, B. thuringiensis, dan B. mycoides.73

Bakteri dalam kelompok ini cenderung diberhentikan oleh laboratorium

mikrobiologi klinik sebagai kontaminan kecuali dokter khusus meminta

pengujian. Kecuali untuk B. anthracis, semua anggota kelompok ini adalah

tahan terhadap penisilin karena mereka menghasilkan kromosom

dikodekan laktamase beta. B. anthracis mudah untuk membedakan dari

anggota lain dari kelompok cereus B. dengan mengamati fitur morfologis

koloni di piring bloodagar. Koloni yang paling B. anthracis isolat

nonhemolitik dan berwarna putih ke abu-abu, sering tampak seperti tanah

glass.75 Koloni biasa ulet yang mampu mempertahankan bentuk mereka

ketika dimanipulasi. Ketika diinokulasi ke agar nutrien yang mengandung

0,7 persen bikarbonat dan tumbuh semalam di 37 ° C dengan adanya 5

sampai 20 persen karbon dioksida, B. anthracis akan membentuk asam

poli-Dglutamic karakteristik capsule.76 koloni ini memiliki penampilan

yang berlendir, dan kapsul dapat ditunjukkan secara mikroskopis dalam

smear koloni diwarnai dengan McFadyean ini polikrom metilen biru atau

tinta India. Sampel darah diperoleh dari pasien di akhir perjalanan infeksi

dan bernoda dengan cara yang sama akan mengungkapkan sejumlah besar

basil dikemas. Basil juga dapat diamati dan berbudaya dari cairan asites,

efusi pleura, cairan serebrospinal (dalam kasus meningitis), dan cairan

hati-hati menyatakan dari eschar, meskipun mengungkapkan cairan eschar

tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan penyebaran patogen.

Pasien dengan penyakit sistemik sering mati sebelum kultur darah

positif dapat diperoleh, membuat diagnosis dini dan pengobatan penting.

Jika sampel yang mungkin terkontaminasi dengan spesies bacillus lainnya,

polimiksin-lisozim-EDTA thallous asetat agar digunakan sebagai media

selektif untuk B. anthracis. The API 50 tes CH Strip (API Laboratorium

18

Page 19: Makalah Anthraks

Produk, Plainview, NY) dapat digunakan bersama dengan API 20E tes

jalur untuk mengidentifikasi sejumlah spesies bacillus, termasuk B.

anthracis. Kultur darah dalam kasus-kasus infeksi anthrax sistemik hampir

selalu positif, karena sejumlah besar sel bakteri dalam sirkulasi darah.

Jaringan dari lesi kulit, namun hal ini tidak berguna diagnosa, karena

tingkat kultur positif tidak melebihi 60 sampai 65 persen, mungkin karena

penggunaan terapi antimikroba atau aktivitas anti mikroba kulit antagonis

lokal flora. Ada laporan dari isolat klinis B. anthracis yang tahan terhadap

penisilin. Karena potensi strain yang resistan terhadap obat, termasuk

strain sengaja dimodifikasi, pengujian antibiotik kerentanan harus

dilakukan pada semua isolat.

b. Serologi dan imunologi Tes

Protein imunogenik utama B. anthracis tampak antigen kapsuler dan

komponen eksotoksin. Tes spesifik enzim-linked immunosorbent (ELISA)

yang menunjukkan empat kali lipat dari titer antibodi terhadap komponen

ini diagnostik infeksi masa lalu atau vaksinasi. Indikator yang paling

diandalkan adalah titer antibodi terhadap antigen protektif dan komponen

kapsular. Dalam studi dari pengukuran titer antibodi dengan ELISA,

sensitivitas mungkin indikator adalah sebagai berikut: 72 persen untuk

antigen protektif, 95 untuk 100 persen untuk antigen kapsul, 42 persen

untuk faktor mematikan, dan 26 persen untuk faktor edema. Enzyme-

linked immunoelectrotransfer blotting memberikan spesifisitas yang lebih

tinggi bila digunakan bersama dengan pengujian ELISA berbasis.

Microhemagglutination tidak langsung memberikan hasil yang sama

dengan yang diperoleh dengan ELISA tetapi memiliki kelemahan tertentu,

termasuk kehidupan singkat rak persiapan-sel darah merah antigen-peka,

reproduksibilitas terbatas tes, dan kali persiapan lebih lama.

c. New Molekuler Metode Diagnostik

Teknik diagnostik baru telah berfokus pada penggunaan polymerase

chain reaction untuk memperkuat penanda khusus untuk B. anthracis atau

19

Page 20: Makalah Anthraks

kelompok cereus B. Dua spidol, vrrA89 dan Ba813,90-92 telah menjadi

subyek dari studi ekstensif. Metode lain menggunakan polymerase chain

reaction untuk memperkuat penanda virulensi plasmid tertentu memendam

oleh strain anthrax yang berbeda mungkin segera menjadi tersedia.

Metode-metode yang cepat baru dapat menjadi berguna dalam pengaturan

klinis, di mana diagnosis dini sangat penting.

II. 7. Penanganan Dan Pengobatan Anthraks Pada manusia

a. Profilaksis, Vaksinasi, dan Dekontaminasi

Profilaksis untuk pasien tanpa gejala yang diduga paparan spora

antraks dapat dicapai dengan kursus enam minggu dari doxycycline

atau siprofloksasin. Jika diduga dosis spora yang tinggi, kursus lagi

antibiotik dibenarkan. Pengobatan diperpanjang diperlukan jarak total

paru dari spora, yang tidak terpengaruh oleh adanya antibiotik.

Vaksin antraks standar di Amerika Serikat disetujui oleh Food

and Drug Administration dan secara rutin diberikan kepada orang-

orang yang berisiko untuk paparan spora antraks. Persediaan yang ada

saat ini sedang digunakan untuk mengimunisasi semua personil

militer. Ditunjuk "anthrax vaksin terserap" (AVA), itu adalah

aluminium hidroksida diendapkan persiapan antigen pelindung dari

dilemahkan, nonencapsulated B. anthracis budaya dari strain Sterne.

Dua inokulasi dengan AVA diberikan perlindungan substansial

terhadap Anthrax hirup di monyet rhesus, dan uji coba terbatas vaksin

yang sama pada manusia menunjukkan bahwa itu diberikan

perlindungan yang cukup terhadap anthrax. Kulit AVA diberikan

subkutan dalam dosis 0,5 ml yang diulang pada 2 dan 4 minggu dan

pada 6, 12, dan 18 months. Boosters kemudian diberikan setiap tahun.

Bagi mereka yang menerima profilaksis antibiotik untuk menduga

paparan, AVA dapat diberikan bersamaan. Ada kebutuhan untuk

vaksin dengan perlindungan yang lebih baik dan jadwal sederhana.

Vaksin sekarang sedang diuji meliputi persiapan protective antigen sub

20

Page 21: Makalah Anthraks

unit dengan adjuvant yang berbeda, antigen pelindung dimurnikan dari

sumber rekombinan, dan vaksin hidup berdasarkan strain anthrax

dengan mutasi auksotrofik. Hidup dilemahkan vaksin endosporebased

yang banyak digunakan di Uni Soviet bagi manusia dan ternak dan

tetap digunakan di Federasi Rusia. Kemampuan vaksin untuk

melindungi manusia dalam hal serangan aerosol, seperti terorisme

biologis atau peperangan, bisa tidak menjadi diuji langsung dan karena

itu harus tetap menjadi perhatian.

Sebuah pabrik tekstil yang terkontaminasi dengan spora anthrax

telah didekontaminasi dengan menguap formaldehida, dan

dekontaminasi tanah di Gruinard Pulau dicapai dengan formaldehida

dalam air laut. Meskipun dekontaminasi diinginkan, risiko yang

resuspension dari aerosol disimpan akan mengakibatkan Anthrax hirup

jauh kurang dari risiko karena aerosol utama. Autoklaf dan

pembakaran yang diterima prosedur dekontaminasi bahan

laboratorium.

b. Antibiotik

21

Page 22: Makalah Anthraks

Penisilin dan doksisiklin digunakan untuk pengobatan anthrax.

Pemberian intravena dianjurkan dalam kasus inhalasi, gastrointestinal,

dan antraks meningeal. Anthrax kulit dengan tanda-tanda keterlibatan

sistemik, edema luas, atau lesi pada kepala dan leher juga memerlukan

terapi intravena. Streptomisin memiliki efek sinergis dengan penisilin

dalam percobaan dan juga dapat diberikan untuk Anthrax hirup.

Meskipun pengobatan dini dan kuat, prognosis pasien dengan inhalasi,

gastrointestinal, atau anthrax meningeal tetap miskin.

Terapi antibiotik harus dilanjutkan selama minimal 14 hari

setelah gejala mereda. Dalam antraks kulit, pengobatan dengan

penisilin oral yang membuat lesi steril setelah 24 jam, meskipun

22

Page 23: Makalah Anthraks

mereka masih maju ke eschar formasi. Kloramfenikol, eritromisin,

tetrasiklin, atau ciprofloxacin dapat diberikan kepada pasien yang

alergi terhadap penisilin. Jika resistensi terhadap penisilin dan

doxycycline dicurigai dan data antibioticsusceptibility tidak tersedia,

ciprofloxacin dapat diberikan secara empiris. Doxycycline dan

tetrasiklin tidak dianjurkan untuk wanita hamil atau anak-anak, dan

efek ciprofloxacin pada wanita hamil belum ditentukan.

Untuk kultur lesi kulit, pengambilan sampel lembut dengan

lembab, aplikator steril lebih disukai. Eksisi eschar yang merupakan

kontraindikasi dan mungkin mempercepat penyebaran sistemik. Lesi

harus ditutup dengan perban steril yang berubah secara teratur. Pakaian

kotor harus diautoklaf dan dibuang dengan benar. Dalam kasus edema

luas, meningitis, atau bengkak di daerah kepala dan leher, terapi

kortikosteroid harus dimulai. Terapi suportif harus dimulai untuk

mencegah syok septik dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,

dan untuk mempertahankan patensi jalan napas.

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Antrhax adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang

disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas.

Proses masuknya spora anthrax dapat dengan empat cara yaitu: inhaled

anthrax, cutaneous anthrax, gastrointestinal anthrax dan meningitis anthrax.

23

Page 24: Makalah Anthraks

Di Amerika, hampir semua kasus terjadi pada pekerja yang mempunyai

risiko tertular antraks, seperti tempat pemintalan bulu kambing atau wool atau

penyamakan kulit.

Penanganan dan pengobatan pada anthraks dapat dilakukan dengan

vaksinasi dan terapi antibiotik.

III.2. Saran

Untuk menghindari dan mengurangi kejadian terinfeksi Bacillus

anthracis, masyarakat dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan

ternak harus berhati – hati dan selalu memakai alat pelindung diri dan menjaga

hygiene perorangan agar tidak terkena spora Bacillus anthracis.

Penyusun memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam

makalah ini. Atas ketidaksempurnaan makalah yang dibuat ini, penyusun

mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca, agar penyusun

dapat memperbaiki makalah ini, sehingga makalah ini menjadi lebih baik dan

benar. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Direktur Kesehatan Hewan. 2002. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian RI, Jakarta Indonesia.

Dixon Terry C., B.S., Matthew Meselson, Ph.D., Jeanne Guillemin, Ph.D., and Philip C. Hanna, Ph. D. 2015. Anthrax. Review Article Vol 341 Number 11. Medical Progress

Inglesby TV, Henderson DA, Barlett JG. Anthrax as a BiologicalWeapon Medical and Public Health Management. JAMA 1999;281:1735-45.

Joklik WK et al. 1996. Zinsser Microbiology. 20th Ed. Hal. 615-620

24

Page 25: Makalah Anthraks

Swartz MN. Recognition and management of anthrax – an update.NEJM 2001; 345 (22):1621-6.

World Health Organization. Guidelines for the Surveillance and Control of Anthrax in Humans and Animals. Department of Communicable Diseases Surveillance and Response.

.

25


Top Related