Download - Makalah Anthraks
![Page 1: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Antraks (anthrax) adalah penyakit infeksius dan menular pada hewan
yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang membentuk spora.
Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan penderita ke manusia, sehingga
digolongkan sebagai penyakit zoonosa atau zoonosis.
Antraks merupakan salah satu penyakit tertua yang dikenal. Kejadian
antraks bersifat universal dimana dapat terjadi di seluruh wilayah dunia mulai
dari negara yang beriklim dingin, subtropis dan tropis, pada negara yang
miskin, negara berkembang hingga negara maju sekalipun.Kejadian antraks
pada manusia di Indonesia hampir selalu berhubungan dengan wabah penyakit
antraks pada hewan.
Penyakit zoonosis ini, hampir semua negara Afrika dan Asia, beberapa
negara di Eropa (Inggris, Jerman dan Italia), beberapa negara bagian Amerika
Serikat (South Dakota, Nebraska, Louisiana, Arkansas, Texas, Misissipi dan
California) dan beberapa daerah di Australia. Oleh karena itu, dalam makalah
ini akan dibahas mengenai Epidemiologi penyakit anthraks pada manusia
yang khususnya terjadi di benua Amerika.
I.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:
1. Bagaimana etiologi, pengaruh lingkungan serta spesies yang rentan
terhadap penyakit anthraks?
2. Bagaimana pathogenesis terjadinya penyakit anthraks?
3. Bagaimana distribusi kejadian penyakit anthraks?
4. Bagaimana epidemiologi anthraks pada manusia di benua Amerika?
5. Apa macam-macam penyakit anthraks pada manusia?
6. Bagaimana tekhnik diagnose pada penyakit anthraks pada manusia?
7. Bagaimana cara penanganan dan pengobatan anthraks pada manusia?
1
![Page 2: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/2.jpg)
I.3. Tujuan Makalah
Adapun tujuan makalah ini yakni:
1. Untuk mengetahui etiologi, pengaruh lingkungan serta spesies yang rentan
terhadap penyakit anthraks?
2. Untuk mengetahui pathogenesis terjadinya penyakit anthraks?
3. Untuk mengetahui distribusi kejadian penyakit anthraks?
4. Untuk mengetahui epidemiologi anthraks pada manusia di benua
Amerika?
5. Untuk mengetahui macam-macam penyakit anthraks pada manusia?
6. Untuk mengetahui tekhnik diagnose pada penyakit anthraks pada
manusia?
7. Untuk mengetahui cara penanganan dan pengobatan anthraks pada
manusia?
2
![Page 3: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. Penyakit Anthraks
II.1.1. Etiologi Penyakit Anthraks
Anthraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Bacillus
anthracis. B. anthracis berbentuk batang lurus, dengan ujung siku,
membentuk rantai panjang dalam biakan. Dalam jaringan tubuh tidak
pernah terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau dalam
rantai pendek dari 2-6 organisme, berselubung (berkapsul), kadang-kadang
satu selubung melingkupi beberapa organisme. Selubung tersebut tampak
jelas batasnya dan dengan pewarnaan gram tidak berwarna atau berwarna
lebih pucat dari tubuhnya. Bakteri anthraks bersifat aerob, membentuk
spora yang letaknya sentral bila cukup oksigen. Tidak cukupnya oksigen
di dalam tubuh penderita atau di dalam bangkai yang tidak dibuka
(diseksi), baik dalam darah maupun dalam jeroan, maka spora tidak pernah
dijumpai. Bakteri bersifat Gram-positif, dan mudah diwarnai dengan zat-
zat warna biasa.
II.1.2. Spesies Rentan
Menurut penelitian, kerentanan hewan terhadap antraks dapat dibagi
dalam beberapa kelompok sebagai berikut:
a. Hewan-hewan pemamah biak, terutama sapi dan domba, kemudian
kuda, rusa, kerbau dan pemamah biak liar lain, juga marmut dan
mencit (mouse) sangat rentan.
b. Babi tidak begitu rentan.
3
![Page 4: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/4.jpg)
c. Anjing, kucing, tikus (rat) dan sebagian besar bangsa burung, relatif
tidak rentan tetapi dapat diinfeksi secara buatan.
d. Hewan-hewan berdarah dingin sama sekali tidak rentan (not affected).
II.1.3. Pengaruh Lingkungan
Anthraks banyak terdapat di daerah-daerah pertanian, daerah tertentu
yang basah dan lembab, dan juga daerah banjir. Di daerah-daerah tersebut
anthraks timbul secara enzootik hampir setiap tahun dengan derajat yang
berbeda-beda. Daerah yang terserang anthraks biasanya memiliki tanah
berkapur dan kaya akan bahan-bahan organik.
Di daerah iklim panas lalat pengisap darah antara lain jenis Tabanus
dapat bertindak sebagai pemindah penyakit. Wabah anthraks pada
umumnya ada hubungannya dengan tanah netral atau berkapur yang
alkalis yang rnenjadi daerah inkubator kuman tersebut. Di daerah-daerah
tersebut spora tumbuh rnenjadi bentuk vegetatif bila keadaan lingkungan
serasi bagi perturnbuhannya.
II. 2. Patogenesis Penyakit Anthraks
4
![Page 5: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/5.jpg)
Infeksi anthrax yang diprakarsai oleh endospora B. anthracis, organisme
tanah gram positif. Endospora Anthrax tidak membagi, tidak memiliki
metabolisme yang terukur, dan tahan terhadap pengeringan, panas, sinar
ultraviolet, radiasi gamma, dan banyak disinfektan. Pada beberapa jenis tanah,
spora anthrax dapat tetap aktif selama beberapa dekade. Tahan banting dan
dormansi mereka telah memungkinkan spora antraks untuk dikembangkan
sebagai senjata biologis oleh sejumlah negara, meskipun penggunaannya
hanya dikenal dalam perang itu oleh tentara Jepang di Manchuria pada 1940-
an. Semua dikenal gen anthrax virulensi yang diungkapkan oleh bentuk
vegetatif B. anthracis yang dihasilkan dari perkecambahan spora dalam tubuh.
Perjalanan infeksi dan manifestasi klinis. Endospora diperkenalkan ke
dalam tubuh oleh abrasi, inhalasi, atau menelan yang phagocytosed oleh
makrofag dan dibawa ke kelenjar getah bening regional. Endospora
berkecambah di dalam makrofag dan menjadi bakteri vegetatif bakteri
vegetatif kemudian dilepaskan dari makrofag, kalikan dalam sistem limfatik,
dan memasuki aliran darah, sampai ada sebanyak 107-108 organisme per
mililiter darah, menyebabkan septikemia besar. Setelah mereka telah
dibebaskan dari makrofag, tidak ada bukti bahwa respon imun dimulai
terhadap basil vegetatif. Basil antraks mengungkapkan faktor virulensi (faktor
virulensi utama B. anthracis yang dikodekan pada dua virulensi plasmid,
pXO1 dan pXO2), termasuk toksin dan kapsul. Toksemia yang dihasilkan
memiliki efek sistemik yang menyebabkan kematian hospes.
II. 3. Distribusi Penyakit Anthraks
Di Amerika, beberapa daerah misalnya Lousisiana, Oklahoma,
Colorado, California merupakan daerah yang secara sporadis sering terjadi
kasus anthrax (Joklik et al. 1996). Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus
antraks inhalasi dari tahun 1900-1976. Hampir semua kasus terjadi pada
pekerja yang mempunyai risiko tertular antraks, seperti tempat pemintalan
bulu kambing atau wool atau penyamakan kulit. Pada umumnya penyakit
timbul setelah seseorang terpajan dengan hewan yang terinfeksi antraks. Di
AS dilaporkan 224 kasus antraks kulit dari tahun 1944-1994. Selama 1845-
5
![Page 6: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/6.jpg)
1955 terdapat kasus 400 antraks. 80% penderita adalah mereka yang kontak
dengan wol, bulu kambing, atau produk import lainnya dari Asia, Afrika dan
Timur Tengah. Dilaporkan juga 6 kasus antraks pada tahun 1978 yang
menimpa pekerja pertanian dan pabrik tekstil. Sejak September 2001 tercatat
12 kasus antraks di AS, dua kasus inhalasi (satu kasus fatal) terjadi pada
pekerja penerbit tabloid di Boca Raton, Florida, empat kasus inhalasi antraks
(dua kasus fatal) terjadi pada pekerja pengirim surat di Washington DC,
Trenton, New Jersey. Enam kasus lainnya menderita antraks kulit.
II. 4. Epidemiologi Anthraks pada Manusia Di Benua Amerika
Anthrax pada manusia klasik dibagi dalam dua cara.
a. Tipe pertama dari klasifikasi, yang mencerminkan bagaimana pendudukan
individu menyebabkan paparan, membedakan antara anthrax non industri,
terjadi pada petani, tukang daging, knackers, dokter hewan dan
sebagainya, dan antraks industri, terjadi pada mereka yang bekerja di
pengolahan tulang , kulit, wol dan produk hewani lainnya.
b. Tipe kedua klasifikasi, mencerminkan rute mana penyakit tersebut
diperoleh, membedakan antara antraks kulit diperoleh melalui lesi kulit,
saluran cerna anthrax dikontrak dari konsumsi makanan yang
terkontaminasi, terutama daging dari hewan yang meninggal karena
penyakit ini, atau dibayangkan dari konsumsi air yang terkontaminasi dan
paru (inhalasi) antraks dari menghirup spora anthrax udara. Anthrax
industri rokok, yang dihasilkan dari penanganan bangkai terinfeksi,
biasanya bermanifestasi diri sebagai bentuk kulit; cenderung musiman dan
sejajar dengan kejadian musiman pada hewan dari yang dikontrak.
Anthrax kulit ditularkan oleh gigitan serangga dan antraks usus dari makan
daging yang terinfeksi juga bentuk non.industrial penyakit. Industri
anthrax juga biasanya mengambil bentuk kulit tetapi memiliki probabilitas
yang jauh lebih tinggi dari anthrax non industri mengambil bentuk paru
dengan menghirup spora saraf debu.
Pada manusia terdapat tiga tipe antraks yaitu: antraks kulit, antraks
inhalasi, dan antraks gastrointestinal. Antraks inhalasi secara alamiah sangat
6
![Page 7: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/7.jpg)
jarang terjadi. Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus antraks inhalasi dari
tahun 1900-1976. Hampir semua kasus terjadi pada pekerja yang mempunyai
risiko tertular antraks, seperti tempat pemintalan bulu kambing atau wool atau
penyamakan kulit. Tidak ada kasus antraks inhalasi di AS sejak tahun 1976.
Secara alamiah antraks kulit merupakan bentuk yang paling sering
terjadi dan diperkirakan terdapat 2000 kasus pertahunnya di seluruh dunia.
Pada umumnya penyakit timbul setelah seseorang terpajan dengan hewan
yang terinfeksi antraks. Di AS dilaporkan 224 kasus antraks kulit dari tahun
1944-1994. Centers for diseases Control and Prevention (CDC) melaporkan
kejadian antraks kulit dari tahun 1984-1993 hanya tiga orang, dan satu kasus
dilaporkan terjadi pada tahun 2000. Kejadian luar biasa terjadi di Zimbabwe
pada tahun 1978-1980 yang mengakibatkan 10.000 orang terjangkit antraks
kulit terutama pada pekerja perkebunan. Kejadian itu terjadi akibat perang
yang menyebabkan terhentinya program vaksinasi, kerusakan infrastruktur
medis dan veteriner.
II.4.1. Epidemiologi Deskriptif Anthraks
a. Variabel distribusi Kejadian
Meskipun Bacillus anthracis dapat ditemukan di seluruh
dunia, kasus antraks biasanya terjadi hanya di daerah geografis
terbatas. Wabah yang paling umum didaerah ditandai dengan tanah
basa, tanah berkapur, lingkungan yang hangat, dankejadian banjir.
Antraks sangat umum di bagian Afrika, Asia dan Timur Tengah.
Di Amerika Serikat, penyakit ini telah dilaporkan dari sebagian
besar negara, tetapi terjadi paling sering di Eropa tengah dan Barat.
b. Variabel orang
Jenis Kelamin
Penderita antraks kebanyakan terjadi pada laki-laki.
Kelompok laki-laki dapat terkena kasus antraks terkait
dengan aktivitas pekerjaannya. Sementara pada kelompok
wanita kasus juga banyak terjadi akibat aktivitasnya dalam
mengolah daging sebagai ibu rumah tangga. Pada sebuah
Penelitian yang dilakukan oleh Wood et, al (2004) di
7
![Page 8: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/8.jpg)
Kazakhtan menyebutkan 67% dari penderita antraks terjadi
pada laki-laki yang terkait dengan pekerjaannya yang lebih
banyak kontak dengan hewan. Menurut Hadisaputro (1990)
dalam hubungan jenis kelamin pada manusia tampak bahwa
penderita laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
penderita perempuan.
Umur
Hasil penelitian yang telah dilakukan olehKaufmann dan
Dannenberg (2002) dengan melihat data kasus antraks di
Haititahun 1973-1974 menunjukkan bahwa 36,9% dari kasus
antraks bentuk kulit(36,9%) terjadi pada penduduk yang
berumur 15-44 tahun karena banyak yang bekerja membuat
kerajinan yang berhubungan dengan sumber infeksi seperti
kulit dan produk lainnya yang diambil dari hewan yang
terinfeksi antraks.
Jenis Pekerjaan
Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus antraks inhalasi
dari tahun 1900-1976. Hampir semua kasus terjadi pada
pekerja yang mempunyai risiko tertular antraks, seperti tempat
pemintalan bulu kambing atau wool atau penyamakan kulit.
Pada umumnya penyakit timbul setelah seseorang terpajan
dengan hewan yang terinfeksi antraks. Di AS dilaporkan 224
kasus antraks kulit dari tahun 1944-1994.
Di Amerika Serikat, terdapat kasus 400 antraks selama
1845-1955. 80% penderita adalah mereka yang kontak dengan
wol, bulu kambing, atau produk import lainnya dari Asia,
Afrika dan Timur Tengah. Dilaporkan juga 6 kasus antraks
pada tahun 1978 yang menimpa pekerja pertanian dan pabrik
tekstil.
Sejak September 2001 tercatat 12 kasus antraks di AS,
dua kasus inhalasi (satu kasus fatal) terjadi pada pekerja
penerbit tabloid di Boca Raton, Florida, empat kasus inhalasi
8
![Page 9: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/9.jpg)
antraks (dua kasus fatal) terjadi pada pekerja pengirim surat di
Washington DC, Trenton, New Jersey. Enam kasus lainnya
menderita antraks kulit.
c. Variabel Tempat
Di Amerika, beberapa daerah misalnya Lousisiana,
Oklahoma, Colorado, California merupakan daerah yang secara
sporadic sering terjadi kasus anthrax (Joklik et al. 1996).
d. Variabel Waktu
Pada umumnya kejadian anthrax di Amerika terjadi pada
musim panas.
II.4.2. Antraks sebagai Bioterorisme
Pada tahun 1979 di Sverdlovsk bekas Uni Soviet padafasilitas
mikrobiologi militer terjadi kasus kecelakaan keluarnya aerosol spora
antraks yang mengakibatkan paling tidak 79 kasus antraks dan 66
orang meninggal. Aerosol antraks tidak berbau, tidak terlihat, dan
berpotensi menyebar beberapa kilometer (Dixon, 1999).
Pada tahun 1970 World Health Organization (WHO)
memperkirakan apabila 50 kg antraks dijatuhkan pada penduduk urban
berjumlah lima juta orang akan mengakibatkan 250.000 terjangkit
antraks dan 100.000 orang meninggal. AS pada tahun 1993
memperkirakan 130.000-3 juta orang akan meninggal akibat aerosol
spora antraks seberat 100 kg yang terbawa angin di Washington DC,
dan hal itu setara dengan daya bunuh bom hidrogen. Dari model
ekonomi diperkirakan biaya yang harus dikeluarkan sebesar 26.2
milyar dolar tiap 100.000 orang tertular (Swartz, 2001).
Sejak September 2001 tercatat 12 kasus antraks di AS, dua kasus
inhalasi (satu kasus fatal) terjadi pada pekerja penerbit tabloid di Boca
Raton, Florida, empat kasus inhalasi antraks (dua kasus fatal) terjadi
pada pekerja pengirim surat di Washington DC, Trenton, New Jersey.
Enam kasus lainnya menderita antraks kulit. Dari surat kabar
9
![Page 10: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/10.jpg)
dilaporkan 28 orangdi kantor senat terpapar antraks pada swab nasal
(Inglesby, 1999).
II. 5. Macam-Macam Penyakit Anthraks Pada Manusia
II.5.1. Anthrax Cutaneous
Anthrax kulit menyumbang 95 persen dari semua infeksi anthrax di
Amerika Serikat. Nama antraks (dari bahasa Yunani untuk batu bara)
mengacu pada eschar hitam khas yang terlihat pada daerah yang
terkena. Pasien sering memiliki riwayat kontak kerja dengan hewan
atau produk hewan. Daerah yang paling umum dari paparan adalah
kepala, leher, dan ekstremitas, meskipun setiap daerah dapat terlibat.
Endospora patogen diperkenalkan subkutan melalui luka atau abrasi.
Ada beberapa laporan kasus penularan oleh gigitan serangga, mungkin
setelah serangga diberi bangkai yang terinfeksi. Lesi kulit primer
biasanya mencolok, tanpa rasa sakit, papula pruritus yang muncul 3-5
hari setelah pengenalan endospora. Dalam 24 sampai 36 jam, lesi
membentuk vesikel yang mengalami nekrosis sentral dan pengeringan,
meninggalkan eschar hitam karakteristik dikelilingi oleh edema dan
sejumlah vesikel keunguan. Edema biasanya lebih luas di kepala atau
leher dari pada batang atau ekstremitas. Deskripsi umum "pustule
ganas" sebenarnya keliru, karena lesi kulit tidak purulen dan bersifat
menyakitkan. Sebuah menyakitkan, pustular eschar pada pasien
demam menunjukkan infeksi sekunder, paling sering dengan
staphylococcus atau streptococus.
Meskipun antraks kulit dapat membatasi diri, pengobatan antibiotik
dianjurkan. Lesi sembuh tanpa komplikasi atau jaringan parut pada 80
sampai 90 persen dari kasus. Edema ganas merupakan komplikasi
yang jarang ditandai dengan edema berat, indurasi, beberapa bula, dan
gejala syok. Edema ganas yang melibatkan leher dan daerah thoraks
sering menyebabkan kesulitan bernapas yang memerlukan terapi
kortikosteroid atau intubasi. Beberapa kasus telah dilaporkan dari
arteritis temporalis berhubungan dengan infeksi anthrax kulit dan
10
![Page 11: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/11.jpg)
jaringan parut kornea dari palpebra antraks kulit. Pemeriksaan
histologis lesi kulit antraks menunjukkan nekrosis dan edema besar
dengan infiltrat limfositik. Tidak ada pencairan atau abses
pembentukan, menunjukkan bahwa lesi tidak supuratif. Titik fokus
dari perdarahan yang jelas, dengan beberapa trombosis. Pewarnaan
Gram mengungkapkan basil dalam jaringan subkutan
Masa inkubasi berkisar dari sesedikit 9 jam untuk 2 minggu,
sebagian besar 2-6 atau 7 hari. Skenario umum adalah sebagai berikut:
Hari 0 Entri dari menginfeksi B. anthracis (biasanya sebagai spora)
melalui lesi kulit (dipotong, abrasi, gigitan serangga, dll).
Hari 2-3 jerawat kecil atau papul muncul.
Hari 3-4 Sebuah cincin vesikel berkembang di sekitar papul tersebut.
Cairan vesikel dapat memancarkan. Kecuali pasien dirawat,
capsulated B. anthracis dapat diidentifikasi di polikrom metilen
blue.stained (noda M.Fadyean) smear cairan ini dan terisolasi di agars
konvensional, sebaiknya agar darah (lihat Lampiran I). Edema ditandai
mulai berkembang. Kecuali ada infeksi sekunder, tidak ada nanah dan
lesi tidak menyakitkan, meskipun limfadenitis menyakitkan mungkin
terjadi di kelenjar getah bening regional.
Hari 5-7 The ulserasi papul asli untuk membentuk eschar karakteristik.
Penyeka topikal tidak akan mengambil B. anthracis. Deteksi oleh
polikrom metilen smear blue.stained atau isolasi memerlukan
mengangkat tepi eschar dengan pinset (ini tidak memberikan rasa sakit
kecuali ada infeksi sekunder) dan memperoleh cairan dari bawah.
Cairan mungkin akan steril jika pasien telah diobati dengan tepat.
Edema meluas jauh dari lesi. Gejala klinis bisa lebih parah jika lesi
terletak di wajah, leher atau dada. Dalam bentuk yang lebih parah ini,
temuan klinis adalah demam tinggi, toksemia, adenomegaly
menyakitkan regional dan edema yang luas; shock dan kematian dapat
terjadi.
Hari 10 (sekitar). Eschar mulai menyelesaikan; Resolusi memakan
waktu hampir enam minggu dan tidak bergegas dengan pengobatan.
11
![Page 12: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/12.jpg)
Sebagian kecil kasus, jika tidak diobati, mengembangkan anthrax
sistemik dengan gejala hiperakut.
II.5.2. Gastrointestinal dan orofaringeal Anthrax
Ada dua bentuk klinis antraks gastrointestinal yang dapat
menyajikan konsumsi berikut B. anthracis dalam makanan atau
minuman yang terkontaminasi.
i) antraks usus: Gejala termasuk mual, muntah, demam, sakit perut,
hematemesis, diare berdarah dan asites masif. Kecuali pengobatan
dimulai cukup dini, toksemia dan shock mengembangkan, diikuti
oleh kematian. Ada bukti bahwa ringan, kasus terdiagnosis dengan
pemulihan terjadi.
ii) antraks orofaringeal: Gambaran klinis utama adalah sakit
tenggorokan, disfagia, demam, limfadenopati regional di leher dan
toksemia. Bahkan dengan pengobatan, kematian adalah sekitar
50%.
Antraks gastrointestinal, yang bisa berakibat fatal, belum
dilaporkan di Amerika Serikat. Gejala muncul 2-5 hari setelah
12
![Page 13: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/13.jpg)
konsumsi endospore terkontaminasi daging dari hewan yang sakit.
Oleh karena itu, beberapa kasus dapat terjadi dalam rumah tangga
masing-masing. Wabah biasa berkepanjangan ini disebabkan oleh
konsumsi produk daging disimpan. Hal ini diduga bahwa inokulasi
bakteri berlangsung di sebuah pelanggaran di lapisan mukosa, tapi
persis di mana endospora berkecambah tidak diketahui. Pada
pemeriksaan patologis, basil dapat dilihat secara mikroskopis di
mukosa dan submukosa jaringan limfatik, dan ada bukti bruto
limfadenitis mesenterika. Ulserasi selalu terlihat. Hal ini tidak
diketahui apakah ulserasi hanya terjadi di lokasi infeksi bakteri atau
didistribusikan lebih difus sebagai akibat dari aksi anthrax racun.
Pemeriksaan mikroskopis dari jaringan yang terkena mengungkapkan
edema masif dan nekrosis mukosa di situs yang terinfeksi. Infiltrat
inflamasi terlihat yang mirip dengan yang ada di Anthrax kulit.
Pewarnaan Gram dari cairan peritoneal dapat mengungkapkan banyak
basil gram positif yang besar.
Meskipun pelebaran mediastinum dianggap patognomonik
antraks inhalasi, juga telah dilaporkan dalam kasus antraks
gastrointestinal. Gejala termasuk demam dan nyeri perut difus dengan
rebound yang nyeri. Ada laporan dari kedua sembelit dan diare;
bangku yang baik melenic atau darah-biruan. Karena ulserasi dari
mukosa gastrointestinal, pasien sering muntah materi yang darah-
biruan atau memiliki penampilan kopi bubuk. Asites mengembangkan
dengan pengurangan bersamaan di sakit perut 2-4 hari setelah
timbulnya gejala. Munculnya rentang cairan asites dari jelas untuk
purulen, dan sering menghasilkan koloni B. anthracis saat berbudaya.
Morbiditas adalah karena kehilangan darah, cairan dan elektrolit
ketidakseimbangan, dan shock berikutnya. Hasil kematian dari
perforasi usus atau anthrax toksemia. Jika pasien bertahan, sebagian
besar gejala mereda dalam 10 sampai 14 hari.
Antraks orofaringeal kurang umum daripada bentuk
gastrointestinal. Hal ini juga terkait dengan konsumsi daging yang
13
![Page 14: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/14.jpg)
terkontaminasi. Gejala awal termasuk edema serviks dan limfadenopati
lokal, yang menyebabkan disfagia dan pernafasan kesulitan. Lesi dapat
dilihat pada orofaring dan biasanya memiliki penampilan ulserasi
pseudomembran. Bentuk ini lebih ringan daripada penyakit
gastrointestinal klasik dan memiliki prognosis yang lebih
menguntungkan.
II.5.3. Anthraks Inhalasi
Anthrax hirup jarang, biasanya terjadi setelah menghirup
endospora patogen dari kulit hewan yang terkontaminasi atau produk.
Sebelum pengenalan tindakan higienis pada tahun 1960, termasuk
vaksinasi, pekerja di pabrik-kambing rambut, misalnya, secara teratur
terkena konsentrasi tinggi spora antraks yang layak. Namun demikian,
untuk alasan yang tidak dimengerti, beberapa kasus Anthrax hirup
terjadi di antara mereka. Ketika tersebar di atmosfer sebagai aerosol,
spora anthrax dapat menimbulkan bahaya pernapasan bahkan jauh
melawan arah angin dari titik rilis, seperti yang ditunjukkan oleh tes
hewan di Gruinard Pulau di Inggris, dan oleh rilis disengaja dari
fasilitas biologis militer di kota Sverdlovsk di bekas Uni Soviet.
Anthrax hirup biasanya berakibat fatal, bahkan dengan terapi
antimikroba agresif. Tampaknya hanya sekitar seperlima dari mereka
yang dikontrak Anthrax hirup di Sverdlovsk pulih. Spora antraks
sekitar 1 sampai 2 m diameter, ukuran yang optimal untuk inhalasi dan
deposisi dalam ruang alveolar. Meskipun paru-paru adalah situs awal
kontak, Anthrax hirup tidak dianggap sebagai pneumonia benar.
Dalam sebagian besar tapi tidak semua kasus, tidak ada infeksi di paru-
paru. Sebaliknya, endospora yang ditelan oleh makrofag alveolar dan
diangkut oleh mereka ke kelenjar getah bening mediastinum dan
peribronchial, dengan spora berkecambah perjalanan. Basil antraks
berkembang biak di kelenjar getah bening, menyebabkan hemoragik
mediastinitis, dan menyebar ke seluruh tubuh dalam darah.
14
![Page 15: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/15.jpg)
Data dari wabah Sverdlovsk menunjukkan waktu inkubasi modal
sekitar 10 hari untuk Anthrax hirup. Namun, timbulnya gejala terjadi
sampai enam minggu setelah tanggal dilaporkan paparan. Kali
inkubasi yang panjang seperti mungkin mencerminkan kemampuan
spora antraks yang layak untuk tetap berada di paru-paru selama
beberapa hari. Masa inkubasi lebih lama dapat berhubungan dengan
inokulum yang lebih kecil.
Gejala awal yang paling sering dilaporkan adalah demam, batuk
produktif, mialgia, dan malaise, menyerupai orang-orang dari infeksi
saluran pernapasan atas virus. Di awal perjalanan penyakit, radiografi
dada menunjukkan mediastinum yang melebar, yang merupakan bukti
hemoragik mediastinitis, dan ditandai efusi pleura. Setelah satu sampai
tiga hari, penyakit ini mengambil kursus fulminan dengan dyspnea,
batuk melengking, dan menggigil, yang berpuncak pada kematian. Di
Sverdlovsk, waktu yang berarti antara timbulnya gejala dan kematian
adalah 3 hari (kisaran, 1-10). Meskipun bukti yang menyertai tanda-
tanda klinis pneumonia dalam kasus ini kurang, beberapa otopsi dari
wabah Sverdlovsk menunjukkan fokus necrotizing hemoragik
pneumonitis, mungkin di portal infeksi. Perdarahan submukosa terjadi
di trakea dan bronkus, dengan perdarahan dan nekrosis kelenjar getah
bening peribronchial. Hemoragik kelenjar getah bening mediastinum
mewakili lesi primer; Namun, gastrointestinal dan leptomeningeal lesi
merupakan hasil dari penyebaran hematogen.
Mungkin ada variasi individu yang luas dalam kerentanan
terhadap Anthrax hirup, seperti yang disarankan oleh studi
eksperimental pada primata bukan manusia dan dengan tidak adanya
orang yang lebih muda dari 24 tahun di antara 66 kematian yang
dilaporkan dalam wabah Sverdlovsk.
II.5.4. Anthraks Meningitis
Keterlibatan meninges oleh B. anthracis merupakan komplikasi
yang jarang dari anthrax. Portal paling umum masuk adalah kulit, dari
15
![Page 16: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/16.jpg)
mana organisme dapat menyebar ke sistem saraf pusat oleh hematogen
atau limfatik rute. Anthrax meningitis juga terjadi dalam kasus-kasus
antraks paru dan pencernaan. Anthrax meningitis hampir selalu fatal,
kematian terjadi satu sampai enam hari setelah onset penyakit,
meskipun terapi antibiotik yang intensif. Dalam beberapa kasus di
mana pasien selamat, terapi antibiotik dikombinasikan dengan
administrasi antitoksin, prednison, atau keduanya. Selain gejala
meningeal umum dan kaku kuduk, pasien mengalami demam,
kelelahan, mialgia, sakit kepala, mual, muntah, dan kadang-kadang
agitasi, kejang, dan delirium. Tanda-tanda awal yang diikuti oleh
degenerasi neurologis yang cepat dan kematian. Temuan patologis
konsisten dengan meningitis hemoragik, dengan edema luas, infiltrat
inflamasi, dan banyak gram positif basil di leptomeninges. Cairan
serebrospinal sering berdarah dan berisi banyak basil gram positif.
Pemeriksaan kotor di otopsi menemukan perdarahan luas
leptomeninges, yang memberikan mereka penampilan merah tua
digambarkan sebagai "topi kardinal."
II.5.5. Anthrax sepsis
Sepsis berkembang setelah penyebaran lymphohematogenous
dari B. anthracis dari lesi primer (kulit, gastrointestinal atau paru).
Gambaran klinis adalah demam tinggi, toksemia dan shock, dengan
kematian berikut dalam waktu singkat.
II. 6. Diagnosa Penyakit Anthraks Pada Manusia
Dalam antraks kulit, yang menyakitkan, menghitam, eschar nekrotik
terbatas pada tahap akhir dari infeksi. The eschar ulseratif antraks kulit
harus dibedakan dari lesi papular lain yang hadir dengan limfadenopati
regional. Jika lesi purulen dan kelenjar getah bening regional teraba,
limfadenitis staphylococcal adalah penyebab paling mungkin, meskipun
lesi antraks kulit dapat superinfeksi dengan bakteri piogenik.
16
![Page 17: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/17.jpg)
Gejala awal dari Anthrax hirup adalah mencolok atau "flu seperti"
dan mirip dengan pneumonia atipikal dari penyebab lain. Prognosis
ditingkatkan jika pengobatan dini diimplementasikan, sehingga tingkat
kecurigaan yang tinggi diperlukan jika ada kesempatan paparan anthrax.
Runtuhnya cardiopulmonary terkait dengan sejarah bukti radiografi
pelebaran mediastinum pada tahap akhir dari Anthrax hirup harus
dibedakan dari kolaps kardiovaskular dengan penyebab non-infeksi,
seperti membedah atau pecah aneurisma aorta dan superior sindrom vena
cava. Infeksi antraks tidak biasa dalam bahwa perubahan mediastinum
dapat dideteksi di awal perjalanan infeksi oleh radiografi dada, meskipun
gambar yang sama dapat dilihat di mediastinitis bakteri akut dan
mediastinitis berserat karena Histoplasma capsulatum. Temuan kurang
spesifik termasuk efusi pleura dan bukti radiografi dari edema paru.
Silikosis, Siderosis, proteinosis alveolar, dan sarkoidosis sering penyebab
alternatif mediastinitis kronis pada pasien dengan riwayat pekerjaan yang
relevan dan radiografi dada sebelumnya menunjukkan lama pelebaran
mediastinum.
Ketika konsumsi daging yang terkontaminasi dicurigai, gejala
abdomen akut harus dipertimbangkan sebagai tanda awal mungkin infeksi
antraks usus. Meningitis hemoragik disebabkan oleh antraks harus
dibedakan dari perdarahan subarachnoid oleh computed tomography tanpa
kontras. Untuk membedakan meningitis hemoragik disebabkan oleh B.
anthracis dari yang disebabkan oleh bakteri lainnya, pewarnaan Gram dan
budaya cairan serebrospinal harus dilakukan. Selain indictors atas, dokter
harus mempertimbangkan anthrax jika ada riwayat kontak dengan bahan-
bahan yang mungkin terkontaminasi dengan spora, seperti terinfeksi
hewan ternak dan kulit impor, atau perjalanan ke tempat-tempat di mana
antraks adalah endemik. Karena kemungkinan terpencil serangan anthrax
aerosol, dokter harus waspada terhadap setiap kematian mendadak orang
yang sebelumnya sehat dari penyakit terdiagnosis dan melaporkannya
segera ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan petugas
kesehatan masyarakat lain yang sesuai.
17
![Page 18: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/18.jpg)
a. Tes bakteriologis
B. anthracis adalah nonmotile sebuah, gram positif, batang aerobik
1,2-10 m panjang dan 0,5-2,5 pM lebar yang mampu membentuk spora
pusat atau terminal. Ini adalah bagian dari kelompok cereus B. basil, yang
terdiri dari B. cereus, B. anthracis, B. thuringiensis, dan B. mycoides.73
Bakteri dalam kelompok ini cenderung diberhentikan oleh laboratorium
mikrobiologi klinik sebagai kontaminan kecuali dokter khusus meminta
pengujian. Kecuali untuk B. anthracis, semua anggota kelompok ini adalah
tahan terhadap penisilin karena mereka menghasilkan kromosom
dikodekan laktamase beta. B. anthracis mudah untuk membedakan dari
anggota lain dari kelompok cereus B. dengan mengamati fitur morfologis
koloni di piring bloodagar. Koloni yang paling B. anthracis isolat
nonhemolitik dan berwarna putih ke abu-abu, sering tampak seperti tanah
glass.75 Koloni biasa ulet yang mampu mempertahankan bentuk mereka
ketika dimanipulasi. Ketika diinokulasi ke agar nutrien yang mengandung
0,7 persen bikarbonat dan tumbuh semalam di 37 ° C dengan adanya 5
sampai 20 persen karbon dioksida, B. anthracis akan membentuk asam
poli-Dglutamic karakteristik capsule.76 koloni ini memiliki penampilan
yang berlendir, dan kapsul dapat ditunjukkan secara mikroskopis dalam
smear koloni diwarnai dengan McFadyean ini polikrom metilen biru atau
tinta India. Sampel darah diperoleh dari pasien di akhir perjalanan infeksi
dan bernoda dengan cara yang sama akan mengungkapkan sejumlah besar
basil dikemas. Basil juga dapat diamati dan berbudaya dari cairan asites,
efusi pleura, cairan serebrospinal (dalam kasus meningitis), dan cairan
hati-hati menyatakan dari eschar, meskipun mengungkapkan cairan eschar
tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan penyebaran patogen.
Pasien dengan penyakit sistemik sering mati sebelum kultur darah
positif dapat diperoleh, membuat diagnosis dini dan pengobatan penting.
Jika sampel yang mungkin terkontaminasi dengan spesies bacillus lainnya,
polimiksin-lisozim-EDTA thallous asetat agar digunakan sebagai media
selektif untuk B. anthracis. The API 50 tes CH Strip (API Laboratorium
18
![Page 19: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/19.jpg)
Produk, Plainview, NY) dapat digunakan bersama dengan API 20E tes
jalur untuk mengidentifikasi sejumlah spesies bacillus, termasuk B.
anthracis. Kultur darah dalam kasus-kasus infeksi anthrax sistemik hampir
selalu positif, karena sejumlah besar sel bakteri dalam sirkulasi darah.
Jaringan dari lesi kulit, namun hal ini tidak berguna diagnosa, karena
tingkat kultur positif tidak melebihi 60 sampai 65 persen, mungkin karena
penggunaan terapi antimikroba atau aktivitas anti mikroba kulit antagonis
lokal flora. Ada laporan dari isolat klinis B. anthracis yang tahan terhadap
penisilin. Karena potensi strain yang resistan terhadap obat, termasuk
strain sengaja dimodifikasi, pengujian antibiotik kerentanan harus
dilakukan pada semua isolat.
b. Serologi dan imunologi Tes
Protein imunogenik utama B. anthracis tampak antigen kapsuler dan
komponen eksotoksin. Tes spesifik enzim-linked immunosorbent (ELISA)
yang menunjukkan empat kali lipat dari titer antibodi terhadap komponen
ini diagnostik infeksi masa lalu atau vaksinasi. Indikator yang paling
diandalkan adalah titer antibodi terhadap antigen protektif dan komponen
kapsular. Dalam studi dari pengukuran titer antibodi dengan ELISA,
sensitivitas mungkin indikator adalah sebagai berikut: 72 persen untuk
antigen protektif, 95 untuk 100 persen untuk antigen kapsul, 42 persen
untuk faktor mematikan, dan 26 persen untuk faktor edema. Enzyme-
linked immunoelectrotransfer blotting memberikan spesifisitas yang lebih
tinggi bila digunakan bersama dengan pengujian ELISA berbasis.
Microhemagglutination tidak langsung memberikan hasil yang sama
dengan yang diperoleh dengan ELISA tetapi memiliki kelemahan tertentu,
termasuk kehidupan singkat rak persiapan-sel darah merah antigen-peka,
reproduksibilitas terbatas tes, dan kali persiapan lebih lama.
c. New Molekuler Metode Diagnostik
Teknik diagnostik baru telah berfokus pada penggunaan polymerase
chain reaction untuk memperkuat penanda khusus untuk B. anthracis atau
19
![Page 20: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/20.jpg)
kelompok cereus B. Dua spidol, vrrA89 dan Ba813,90-92 telah menjadi
subyek dari studi ekstensif. Metode lain menggunakan polymerase chain
reaction untuk memperkuat penanda virulensi plasmid tertentu memendam
oleh strain anthrax yang berbeda mungkin segera menjadi tersedia.
Metode-metode yang cepat baru dapat menjadi berguna dalam pengaturan
klinis, di mana diagnosis dini sangat penting.
II. 7. Penanganan Dan Pengobatan Anthraks Pada manusia
a. Profilaksis, Vaksinasi, dan Dekontaminasi
Profilaksis untuk pasien tanpa gejala yang diduga paparan spora
antraks dapat dicapai dengan kursus enam minggu dari doxycycline
atau siprofloksasin. Jika diduga dosis spora yang tinggi, kursus lagi
antibiotik dibenarkan. Pengobatan diperpanjang diperlukan jarak total
paru dari spora, yang tidak terpengaruh oleh adanya antibiotik.
Vaksin antraks standar di Amerika Serikat disetujui oleh Food
and Drug Administration dan secara rutin diberikan kepada orang-
orang yang berisiko untuk paparan spora antraks. Persediaan yang ada
saat ini sedang digunakan untuk mengimunisasi semua personil
militer. Ditunjuk "anthrax vaksin terserap" (AVA), itu adalah
aluminium hidroksida diendapkan persiapan antigen pelindung dari
dilemahkan, nonencapsulated B. anthracis budaya dari strain Sterne.
Dua inokulasi dengan AVA diberikan perlindungan substansial
terhadap Anthrax hirup di monyet rhesus, dan uji coba terbatas vaksin
yang sama pada manusia menunjukkan bahwa itu diberikan
perlindungan yang cukup terhadap anthrax. Kulit AVA diberikan
subkutan dalam dosis 0,5 ml yang diulang pada 2 dan 4 minggu dan
pada 6, 12, dan 18 months. Boosters kemudian diberikan setiap tahun.
Bagi mereka yang menerima profilaksis antibiotik untuk menduga
paparan, AVA dapat diberikan bersamaan. Ada kebutuhan untuk
vaksin dengan perlindungan yang lebih baik dan jadwal sederhana.
Vaksin sekarang sedang diuji meliputi persiapan protective antigen sub
20
![Page 21: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/21.jpg)
unit dengan adjuvant yang berbeda, antigen pelindung dimurnikan dari
sumber rekombinan, dan vaksin hidup berdasarkan strain anthrax
dengan mutasi auksotrofik. Hidup dilemahkan vaksin endosporebased
yang banyak digunakan di Uni Soviet bagi manusia dan ternak dan
tetap digunakan di Federasi Rusia. Kemampuan vaksin untuk
melindungi manusia dalam hal serangan aerosol, seperti terorisme
biologis atau peperangan, bisa tidak menjadi diuji langsung dan karena
itu harus tetap menjadi perhatian.
Sebuah pabrik tekstil yang terkontaminasi dengan spora anthrax
telah didekontaminasi dengan menguap formaldehida, dan
dekontaminasi tanah di Gruinard Pulau dicapai dengan formaldehida
dalam air laut. Meskipun dekontaminasi diinginkan, risiko yang
resuspension dari aerosol disimpan akan mengakibatkan Anthrax hirup
jauh kurang dari risiko karena aerosol utama. Autoklaf dan
pembakaran yang diterima prosedur dekontaminasi bahan
laboratorium.
b. Antibiotik
21
![Page 22: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/22.jpg)
Penisilin dan doksisiklin digunakan untuk pengobatan anthrax.
Pemberian intravena dianjurkan dalam kasus inhalasi, gastrointestinal,
dan antraks meningeal. Anthrax kulit dengan tanda-tanda keterlibatan
sistemik, edema luas, atau lesi pada kepala dan leher juga memerlukan
terapi intravena. Streptomisin memiliki efek sinergis dengan penisilin
dalam percobaan dan juga dapat diberikan untuk Anthrax hirup.
Meskipun pengobatan dini dan kuat, prognosis pasien dengan inhalasi,
gastrointestinal, atau anthrax meningeal tetap miskin.
Terapi antibiotik harus dilanjutkan selama minimal 14 hari
setelah gejala mereda. Dalam antraks kulit, pengobatan dengan
penisilin oral yang membuat lesi steril setelah 24 jam, meskipun
22
![Page 23: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/23.jpg)
mereka masih maju ke eschar formasi. Kloramfenikol, eritromisin,
tetrasiklin, atau ciprofloxacin dapat diberikan kepada pasien yang
alergi terhadap penisilin. Jika resistensi terhadap penisilin dan
doxycycline dicurigai dan data antibioticsusceptibility tidak tersedia,
ciprofloxacin dapat diberikan secara empiris. Doxycycline dan
tetrasiklin tidak dianjurkan untuk wanita hamil atau anak-anak, dan
efek ciprofloxacin pada wanita hamil belum ditentukan.
Untuk kultur lesi kulit, pengambilan sampel lembut dengan
lembab, aplikator steril lebih disukai. Eksisi eschar yang merupakan
kontraindikasi dan mungkin mempercepat penyebaran sistemik. Lesi
harus ditutup dengan perban steril yang berubah secara teratur. Pakaian
kotor harus diautoklaf dan dibuang dengan benar. Dalam kasus edema
luas, meningitis, atau bengkak di daerah kepala dan leher, terapi
kortikosteroid harus dimulai. Terapi suportif harus dimulai untuk
mencegah syok septik dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
dan untuk mempertahankan patensi jalan napas.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Antrhax adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang
disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas.
Proses masuknya spora anthrax dapat dengan empat cara yaitu: inhaled
anthrax, cutaneous anthrax, gastrointestinal anthrax dan meningitis anthrax.
23
![Page 24: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/24.jpg)
Di Amerika, hampir semua kasus terjadi pada pekerja yang mempunyai
risiko tertular antraks, seperti tempat pemintalan bulu kambing atau wool atau
penyamakan kulit.
Penanganan dan pengobatan pada anthraks dapat dilakukan dengan
vaksinasi dan terapi antibiotik.
III.2. Saran
Untuk menghindari dan mengurangi kejadian terinfeksi Bacillus
anthracis, masyarakat dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
ternak harus berhati – hati dan selalu memakai alat pelindung diri dan menjaga
hygiene perorangan agar tidak terkena spora Bacillus anthracis.
Penyusun memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini. Atas ketidaksempurnaan makalah yang dibuat ini, penyusun
mengharapkan saran yang membangun dari para pembaca, agar penyusun
dapat memperbaiki makalah ini, sehingga makalah ini menjadi lebih baik dan
benar. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Direktur Kesehatan Hewan. 2002. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian RI, Jakarta Indonesia.
Dixon Terry C., B.S., Matthew Meselson, Ph.D., Jeanne Guillemin, Ph.D., and Philip C. Hanna, Ph. D. 2015. Anthrax. Review Article Vol 341 Number 11. Medical Progress
Inglesby TV, Henderson DA, Barlett JG. Anthrax as a BiologicalWeapon Medical and Public Health Management. JAMA 1999;281:1735-45.
Joklik WK et al. 1996. Zinsser Microbiology. 20th Ed. Hal. 615-620
24
![Page 25: Makalah Anthraks](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022062301/5695d0371a28ab9b02917dd9/html5/thumbnails/25.jpg)
Swartz MN. Recognition and management of anthrax – an update.NEJM 2001; 345 (22):1621-6.
World Health Organization. Guidelines for the Surveillance and Control of Anthrax in Humans and Animals. Department of Communicable Diseases Surveillance and Response.
.
25