Download - Makalah alkana alkena alkuna
BAB IIPEMBAHASAN
1.Alkanaa. Rumus Umum Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon
dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya merupakan ikatan
tunggal. Senyawa alkana mempunyai rumus :
CnH2n + 2
Dari rumus umum di atas jika diketahui jumlah atom karbon maka jumlah H dapat ditentukan demikian pula sebaliknya. Nama-nama beberapa alkana tidak bercabang yang sering disebut sebagai deret homolog dapat dilihat pada tabel berikut:
b. Tata Nama Alkana
Perbedaan rumus struktur alkana dengan jumlah C yang sama akan
menyebabkan berbedaan sifat alkana yang bersangkutan. Banyaknya
kemungkinan struktur senyawa karbon, menyebabkan perlunya
pemberian nama yang dapat menunjukkan jumlah atom C dan rumus
strukturnya. Aturan pemberian nama hidrokarbon telah dikeluarkan oleh
IUPAC agar dapat digunakan secara internasional.
1. Rantai tidak bercabang (lurus)
Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana
diberi alawal n- (normal). Contoh:
CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 = n-pentana
2. Jika rantai karbon bercabang, maka:
a. Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke
ujung yang lain. Rantai induk diberi nama alkana.
b. Penomoran, berilan nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.
c. Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk.
Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur
alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut:
d. Urutan penulisan nama. Urutan penulisan nama untuk alkana bercabang:
Nomor cabang-nama cabang nama rantai induk. Jika terdapat lebih dari
satu alkil sejenis, maka tulis nomor-nomor cabang dari alkil sejenis dan
beri awalan alkil dengan di, tri, tetra, penta dan seterusnya sesuai dengan
jumlah alkil sejenis. Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka nama-
nama alkil disusun menurut abjad.
c. Sifat-sifat Alkana
a. Sifat fisik
1. Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil daripada 1.
2. Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga suku ke 16 berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
3. Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik didih semakin kecil.
b. Sifat kimia
1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon
dioksida dan uap air.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom-atom H
pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.
Reaksi-reaksi pada senyawa alkana :
1. Reaksi Substitusi
Pada reaksi subsitusi terjadi pergantian atau pertukaran suatu atom/gugus atom olehatom atau gugus lain.
2. Reaksi Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4, tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat dengan oksingen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran atau combustion
Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air. Sebelum terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO2 dan H2 O, terlebih dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm)
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/molC4H10 + 2O2 → CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran
tidak sempurna terjadi. Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 → 2CO + 4H2OCH4 + O2 → C + 2H2O
Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin kendaraan bermotor adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak sempurna. Reaksi pembakaran tak sempurna kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk pewarna pada tinta.
3. Reaksi halogenasi
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
4. Reaksi Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus –SO3H. Laju reaksi sulfonasi H3 > H2 > H1. Contoh
5. Reaksi Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
6. Reaksi Pirolisis
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 10000 C tanpa oksigen, akan dihasilkan alkana dengan rantai karbon lebih pendek.
Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan karbon-black. Proses pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan bakar minyak, yaitu, berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa alkena yang dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan pada tekanan tinggi dengan penambahan suatu katalis (tanah liat aluminium silikat).
d. Keisomeran Alkana
Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH4, C2H6 dan C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam struktur ikatannya sehingga memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul sama. Perhatikan gambar di bawah ini:
Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus struktur molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10mempunyai dua kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya seperti di bawah ini:
Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan hanya pada kerangka struktur maka isomernya disebut isomer kerangka. Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya yaitu:
Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah jumlah atom C pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya seperti yang tertera ditabel bawah ini:
e. Kegunaan dan Bahaya Alkana
Alkana adalah komponen utama dari gas alam dan minyak bumi. Kegunaan
alkana, sebagai :
Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban).
Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases).
Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis.
Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam
merupakan bahan baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik
seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain.
Bahan baku indutri. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen,
karet sintesis, minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi
atau gas alam.
Fraksi tertentu dari Destilasi langsung Minyak Bumi/mentah
Sisa destilasi :a. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin.b. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi.
Sedangkan Bahaya alkana adalah:
Metana bersifat eksplosif (mudah meledak) ketika bercampur dengan udara
(1 – 8% CH4).
Alkana suku rendah lainnya juga mudah meledak apabila bercampur
dengan udara.
Alkana suku rendah yang berbentuk cairan sangat mudah terbakar.
Pentana, heksana, heptana, dan oktana digolongkan sebagai senyawa
yang berbahaya bagi lingkungan dan beracun.
Isomer rantai lurus dari heksana bersifat neurotoksin.
Alkana dengan halogen, seperti kloroform, juga dapat bersifat karsinogenik.
Sumber Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan atom karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal. Nama alkana dimulai dari metana, etana, propana, butana, pentana, heksana, heptana, oktana, nonana, dekana. Nama alkana ditentukan dari jumlah atom C-1
sampai C-10. C-1 merupakan metana sampai dengan C-10 yaitu dekana. Rumus umum alkana : CnH2n+2.
Sumber utama alkana adalah bahan bakar fosil dalam bentuk minyak bumi dan gas alam. Minyak bumi mengandung alkana. Mulai dari rantai terpendek sampai rantai terpanjang, sedangkan gas alam mengandung alkana rantai pendek.
2.ALKENA
Alkena atau olefin dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan
sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon. Alkena asiklik yang paling
sederhana, yang membentuk satu ikatan rangkap dan tidak berikatan
dengan gugus fungsional manapun, maka akan membentuk suatu
kelompok hidrokarbon.
Alkena yang paling sederhana adalah etena atau etilena (C2H4)
Senyawa aromatikseringkali juga digambarkan seperti alkena siklik, tapi struktur
dan ciri-ciri mereka berbeda sehingga tidak dianggap sebagai alkena.
a. Rumus Umum Alkena
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu ikatan
rangkap (C = C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena,
yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan seterusnya. Rumus
umum alkena adalah :
CnH2n
b. Tata Nama Alkena
1) Alkena rantai lurusNama alkena rantai lurus sesuai dengan nama–nama alkana, tetapi dengan
mengganti akhiran –ana menjadi –ena.
2) Alkena rantai bercabangUrutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung
ikatan rangkap.
b) Memberi nomor, dengan aturan penomoran dimulai dari salah satu ujung
rantai induk, sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil (bukan
berdasarkan posisi cabang).
c) Penamaan, dengan urutan:
- nomor atom C yang mengikat cabang
- nama cabang
- nomor atom C ikatan rangkap
- nama rantai induk (alkena)
c. Sifat-sifat Alkena
1) Sifat Fisis1. Pada suhu kamar, tiga suku yang pertama adalah gas, suku-suku
berikutnya adalah cair dan suku-suku tinggi berbentuk padat. Jika cairan
alkena dicampur dengan air maka kedua cairan itu akan membentuk
lapisan yang saling tidak bercampur. Karena kerapatan cairan alkena lebih
kecil dari 1 maka cairan alkena berada di atas lapisan air.
2. Dapat terbakar dengan nyala yang berjelaga karena kadar karbon alkena
lebih tinggi daripada alkana yang jumlah atom karbonnya sama.
2) Sifat Kimia (Reaksi-reaksi Alkena)Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap.
Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut.
Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut:
a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara
mengikat atom lain.
Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah:
(1) Gas hidrogen (H2)
CH2 = CH2+ H2
etana
CH3– CH3
etena
(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)
CH2 = CH – CH3 + Br2
Propena
(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)
Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari
asam halida akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom
H lebih banyak.
b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.
C2H4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O
Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.
C2H4 + 2 O2 2 CO + 2 H2O
c) Reaksi PolimerisasiReaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul molekul sederhana
(monomer) menjadi molekul besar (polimer).
Contoh:
Polimerisasi etena menjadi polietena
n CH2 = CH2 -> – CH2 – CH2– -> [– CH2 – CH2 –]n
d. Keisomeran Alkena
Pada senyawa alkena, keisomeran dimulai dari senyawa dengan rumus kimia C4H8 sama seperti senyawa alkana. Jenis isomer yang dapat terjadi pada senyawa alkena yaitu isomer struktur dan isomer geometri.
a. Isomer Struktur1. Isomer Kerangka/ Rantai
2. Isomer posisi
Isomer posisi adalah isomer yang memiliki perbedaan posisi ikatan rangkap karbon-karbon dalam molekul yang sama.
b. Isomer geometri
Ikatan rangkap dua karbon-karbon pada alkena tidak dapat memutar (melintir) sebab jika diputar akan memutuskan ikatan rangkap, tentunya memerlukan energi cukup besar sehingga mengakibatkan ketegaran diantara ikatan rangkap tersebut. Akibat dari ketegaran, ikatan rangkap menimbulkan isomer tertentu pada alkena. Pada contoh berikut, ada dua isomer untuk 2-butena (CH3CH=CHCH3), yaitu cis-2-butena dan trans-2-butena.
c. Isomer Fungsional Isomer fungsional pada alkena dimulai dari propena (C3H6)
e. Kegunaan Alkena
Kegunaan Alkena sebagai :
Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
Untuk memasakkan buah-buahan
Bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.
Sumber Alkena
Dalam industri, alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis, yaitu dengan proses yang disebut perengkahan atau cracking. Alkena, khususnya suku-suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya untuk membuat plastik, karet sintetis, dan alkohol.
Di alam, sumber alkena berada dalam jumlah yang kecil, sehingga alkena harus disintesis dari gas alam dan minyak bumi melalui reaksi perekahan. Kegunaan alkena sebagai bahan baku untuk sintesis senyawa organik di industri, seperti plastik, farmasi dan insektisida.
3. ALKUNA
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
tiga. Salah satunya adalah etuna yang disebut juga sebagai asetilen dalam
perdagangan atau sebagai pengelasan.
a. Rumus Umum Alkuna
Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang mengandung
ikatan rangkap tiga. Untuk alkuna dengan jumlah atom C sebanyak 4 memiliki atom
H sebanyak 6. Sedangkan untuk alkena dengan jumlah atom C sebanyak 4 memiliki
atom H sebanyak 8.Jadi, rumus umum alkuna adalah:
CnH2n – 2
b. Tata Nama Alkuna
1) Untuk alkuna rantai lurus, dinamakan sesuai dengan alkana dengan jumlah atom
karbon yang sama, namun diakhiri dengan -una. Berikut adalah alkuna dengan
jumlah atom karbon 2-10 disebut:
Etuna, C2H2
Propuna, C3H4
Butuna, C4H6
Pentuna, C5H8
Heksuna, C6H10
Heptuna, C7H12
Oktuna, C8H14
Nonuna, C9H16
Dekuna, C10H18
2) Alkuna rantai bercabangUrutan penamaan adalah:
a) Memilih rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap tiga.
b) Penomoran alkuna dimulai dari salah satu ujung rantai induk, sehingga atom C
yang berikatan rangkap tiga mendapat nomor terkecil.
c) Penamaan, dengan urutan:
• nomor C yang mengikat cabang
• nama cabang
• nomor C yang berikatan rangkap tiga
• nama rantai induk (alkuna)
c. Sifat-sifat Alkuna
1) Sifat FisisSifat fisis alkuna, yakni titik didih mirip dengan alkana dan alkena. Semakin
tinggi suku alkena, titik didih semakin besar. Pada suhu kamar, tiga suku
pertama berwujud gas, suku berikutnya berwujud cair sedangkan pada suku
yang tinggi berwujud padat.
2) Sifat Kimia (Reaksi Alkuna)
Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyakmemerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena.
Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena danalkuna adalah reaksi adisi dengan H 2, adisi dengan halogen (X 2 ) dan adisi dengan asam halida (HX). Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan alkuna berlaku aturan Markovnikov yaitu : “ Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H yang berbeda, maka atom X akanjumlah atom H yang berbeda, maka atom X akan terikat pada atom C yang sedikit mengikat atom H” “ Jika atom C yang berikatan rangkap mengikat jumlah atom H sama banyak, maka atom X akan terikat pada atom C yang mempunyai rantai C paling panjang “
d. Keisomeran Alkuna
Pada senyawa alkuna, keisomeran dimulai dari senyawa butuna dengan rumus kimia (C4H6) memiliki jenis isomer yaitu isomer struktur. Pada pembahasan berikut akan dijelaskan mengenai isomer struktur senyawa alkuna. Perhatikan dua isomer yang dimiliki butuna (C4H6).
a. Isomer Posisi
Pada pentuna C5H8 memiliki 3 isomer seperti di bawah ini:
b. Isomer kerangka/ rantai
c. Isomer Fungsi
e. Kegunaan Alkuna
Kegunaan Alkuna sebagai :
etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.
untuk penerangan
Sintesis senyawa lain
Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika asetilena dibakar
dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000º C. Suhu tinggi tersebut mampu
digunakan untuk melelehkan logam dan menyatukan pecahan-pecahan logam.
Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga digunakan
untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan poliakrilonitril.
Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa digunakan
untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk melangsungkan reaksi
adisi. Dengan demikian sangat penting untuk menambah panjang rantai senyawa
organik. Sebagai bahan baku untuk sintesis senyawa organik, seperti etanol, asam asetat,
dan vinil klorida. Sebagai bahan bakar untuk obor oksiasetilena yang digunakan untuk pengelasan
dan pemotongan logam. Hal ini dikarenakan reaksi antara etuna dan O2 murni dapat melepas panas yang mencapai 2.500-3.0000 C.
f. Sumber Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan karbon-karbon rangkap tiga. Senyawa yang mempunyai 2 ikatan karbon-karbon rangkap tiga disebut alkadiuna, sedangkan yang mempunyai 1 ikatan karbon-karbon rangkap dan 1 ikatan karbon rangkap tiga disebut alkenuna. Tiga nama pertama dari alkuna antara lain, etuna, propuna, butuna. Rumus umum alkuna : CnH2n-2. Tata nama alkuna diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran ana menjadi una. Tata nama alkuna bercabang, yaitu pemilihan rantai induk, penomoran, dan cara penulisan, sama seperti pada alkena. Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2). Nama lain etuna adalah asetilena. Dalam industri asetilena dibuat dari metana melalui pembakaran tak sempurna. Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat dari reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air. Pembuatan gas karbid dari batu karbid ini digunakan oleh tukang las (las karbid). Jika diperhatikan, gas karbid berbau tidak sedap. Namun sebenarnya gas asetilena murni tidaklah berbau busuk bahkan sedikit harum. Bau busuk itu terjadi karena gas asetilena yang dibuat dari batu karbid tidak murni, tetapi mengandung campuran. Perlu diketahui bahwa gas forfin juga bersifat racun. Jadi ada untungnya gas ini berbau tidak sedap, sehingga orang akan menghindarinya.
Alkuna ditemukan dalam gas rawa, batu=bara, dan minyak bumi. Tetapi dalam jumlah yang sedikit. Jadi industri harus mensintesis alkuna. Satu alkuna sintetis yang penting adalah etuna(asetilena).
DAFTAR ISI
BAB.I.PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
BAB.II.PEMBAHASAN
2.1 ALKANA
a. rumus umum
b. tata nama
c. sifat fisik
d. keisomeran
e. kegunaan dan bahaya
f. sumber
2.2. ALKENA
a. rumus umum
b. tata nama
c. sifat fisik
d. keisomeran
e. kegunaan dan bahaya
f. sumber
2.3. ALKUNA
a. rumus umum
b. tata nama
c. sifat fisik
d. keisomeran
e. kegunaan dan bahaya
f. sumber
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………….
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari senyawa
karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen (H) dan atom karbon (C). Seluruh hidrokarbon
memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Senyawa
hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik dan
lain-lain.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh.
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. sifat senyawa-
senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan koevalen antar atom karbon.oleh
karena itu,untuk memudahkan mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,para ahli
melakukan pergolongan hidrokarbon berdasarkan strukturnya,danjenis ikatan koevalen antar
atom karbon dalam molekulnya.
Berdasarkan susunan atom karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi dalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa hidrokarbon alifatik adalah
senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang.
Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan tidak jenuh.
a. Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan
tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana.
b. Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua
atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga
dinamakan alkuna.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini penulis merumuskan masalah yang
akan dibahas:
a. Apa pergertian dari Alkana, Alkena dan Akuna?
b. Bagaimana rumus umum dari Alkana, Alkena dan Akuna?
c. Bagaimana tata nama dari Alkana, Alkena dan Akuna?
d. Apa saja sifat-sifat dan reaksi dari Alkana, Alkena dan Akuna?
e. Apa saja kegunaan dari Alkana, Alkena dan Akuna?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang dibahas di makalah ini maka penulisan makalah ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan tentang senyawa hidrokarbon.
b. Memberi pengertian dari Alkana, Alkena dan Akuna.
c. Memaparkan rumus umum dan cara tata nama yang benar dari Alkana, Alkena dan Akuna.
d. Memberikan pengetahuan tentang sifat-sifat beserta kegunaan dari Alkana, Alkena dan Akuna
dalam kedupan sehari-hari.