Download - Makalah Akuatik Fix

Transcript

MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGANEKOSISTEM AKUATIKUntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengetahuan LingkunganDosen Pengampu: Dr. Lud Waluyo, Drs., M.Kes.

Disusun oleh:

1. Henik Kurniawati2012100703111412. Rizka Mahargian2012100703111513. Nuriza Rozaq Marufah 2012100703111524. Fenalia Putri S 201210070311172

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGOktober 2014KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ekosistem Akuatik ini tepat pada waktunya. Selain itu juga kami ucapkan terima kasih kepada:1. Yang terhormat BapakDr. Lud Waluyo, Drs., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Pengetahuan Lingkungan.2. Teman-teman seperjuangan khususnya Biologi kelas 5 D yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini sebagai akibat dari keterbatasan dari pengetahuan kami. Sehubungan dengan hal tersebut,kami akan selalu membuka diri untuk menerima segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 14 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. iDAFTAR ISI................................................................................................. iiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang......................................................................................4B. Rumusan Masalah................................................................................. 6C. Tujuan.................................................................................................... 6BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Ekosistem .7B. Komponen Ekosistem .7C. Pengertian Ekosistem Akuatik 9D. Macam-Macam Ekosistem Akuatik 10E. Dampak Eksploitasi Pada Ekosistem Darat dan Akuatik. 21BAB III PENUTUPKesimpulan....................................................................................................23DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................24

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Sejak awal mempelajarai biologi pasti kita diperkenalkan dengan hierarki kehidupan, yang diawali dengan individu, jaringan, organ, system organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, dan biosfer.Dan pelajaran tentang ekosistem telah kita dapatkan sejak duduk di bangku sekolah dasar.Hal tersebut menjelaskan secara eksplisit betapa penting materi tentang ekosistem ini.Karena kita sebagai manusia harus mempelajari secra langsung tentang alam sekitar kita, agar kita dapat menjaga, mengolah, maupun melestarikannya.Pendidikan di Indonesia mengajarkan tentang lingkungan sedari dini agar perusakan lingkungan, eksploitasi, maupun perusakan lingkungan dapat dihentikan.Dan juga agar mereka peduli terhadap lingkungan tempat mereka tinggal.Namun yang diharapkan oleh pemerintahan tidak sejalan denganrealita yang ada, perusakan dan eksploitasi lingkungan masih terjadi dimana-mana.Pelestarian lingkunganpun hanya berlangsung beberapa tahun, bulan, bahkan hari.Pemanfaatan sumber daya alam berupa hewan dan tumbuhanpun tidak berjalan sebagaimana semestinya.Masyarakat kelimpungan, terseok-seok dalam mengelola lingkungan.Kurangnya pemahaman dan aplikasi ilmu lah yang menjadikan semua hal ini. Namun berbagai pihak yang peduli akan arti penting lingkungan tetap berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan bumi ini agar menjadi hijau kembali. Banyak hal yang mereka lakukan, dimulai dari konservasi, penghijauan, persuasi dan mengingatkan kepada khalayak tentang arti penting lingkungan. Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa biologi yang juga mencintai lingkungan berusaha berkontribusi dalam menjaga lingkungan ini, sedikitnya dari makalah sederhana ini kami berharap akan timbul orang-orang yang paham akan lingkungan dan mengaplikasikan ilmunya. Pada materi ini kami berusaha untuk menjelaskan tentang ekosistem akuatik atau biasa disebut dengan ekosistem perairan.Pemisahan pembahasan ekosistem perairan dengan ekosistem daratan karena pengelompokan besar wilayah bumi ini terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah perairan. Seperti yang kita tahu wilayah perairan lebih luas daripada wilayah daratannya.Berdasarkan UNCLOS 1982, total luas wilayah laut Indonesia seluas 5,9 juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif, luas tersebut belum termasuk landas kontinen (Lasabuda, 2013).Dari luasnya wilayah perairan tidak menjadikan warga Negara Indonesia makmur dari segi perairan/kelautannya, yang terjadi adalah sebaliknya, pemanfaatan wilayah perairan sangat minim karena alat, kepiawaian, maupun pengetahuan yang dimiliki sangatlah minim. Perairan yang ada di benak kita selalu berkutat pada kelautan saja, padahal perairan di Indonesia sangat bermacam-macam, diantaranya sungai, dimana Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak sungai, begitupun waduk, danau, kolam, rawa, dsb.

Membicarakan tentang perairan, kitapun juga harus unsur-unsur apa saja yang terdapat didalamnya, baik itu biotik maupun abiotiknya. Karena biotik dan abiotic adalah unsur dalam lingkungan yang tidak dapat dipisahkan.Membicarakan lingkungan pasti tak ada habisnya.Karena lingkungan merupakan tempat sekitar kita tinggal, dimana lingkungan terdiri dari makhluk hidup maupun makhluk tak hidup.Makhluk hidup senantiasa membutuhkan benda mati untuk kelangsungan hidup mereka.Kita tidak bisa memisahkan kedua hal tersebut, karena Makhluk hidup antara satu sama lain saling berinteraksi, baik itu dengan sesama makhluk hidup, ataupun dengan benda mati. Hubungan makhluk hidup(biotik) yang berinteraksi dengan benda mati(abiotik) disebut dengan ekosistem. Sedangkan jika ekosistem dibagi menjadi 2 bagian besar,maka dapat dilihat dengan nyata di bumi terdapat ekosistem daratan dan perairan. Bumi memiliki bagian perairan yang lebih besar daripada daratannya, dan bagian perairan terbagi lagi menjadi bermacam-macam jenis seperti danau, laut, rawa, sungai, dll.

Dari alasan-alasan itulah yang membuat kami berusaha membuat makalah ini, walaupun hanya sedikitilmu yang kami miliki, tapi setidaknya kami berusaha menyajikan yang terbaik dari sumber-sumber yang didapatkan.

B. Rumusan masalah 1. Apa pengertian dari ekosistem akuatik? 2. Apa saja komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem?3. Apa pengertian ekosistem akuatik?4. Apa macam-macam ekosistem akuatik?5. Apa dampak dari eksploitasi ekosistem akuatik yang berlebihan?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dari ekosistem akuatik.2. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapatdi dalam ekosistem.3. Untuk mengetahui ekosistem akuatik.4. Untuk mengetahui macam-macam ekosistem akuatik.5. Untuk mengetahui dampak dari eksploitasi ekosistem akuatik yang berlebihan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian EkosistemEkosistem adalah suatu komunitas(kumpulan populasi) beserta lingkungan fisik dan kimia di sekelilingnya secara bersama-sama membentuk suatu lingkungan . Ekosistem merupakan satu kesatuan yang paling kompleks diantara yang kompleks dan salig mempengaruhi.System ini begitu besar dan kompleks sehingga ekologiwan cenderung untuk mempelajarinya dengan mengonsentrasikan perhatiannya pada bagian-bagian komponennya, misalnya berbagai komunitas atau populasi.

B. Komponen EkosistemSistem dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk hidup disebut dengan komponen biotik.Faktor lingkungan yang tak hidup dalam ekosistem disebut dengan komponen abiotik.1. Komponen BiotikSetiap makhluk hidup membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut dengan habitat.Misalnya semut, mempunyai habitat di tanah.Namun, selain semut tanah juga merupakan habitat bagi cacing tanah dan makhluk hidup lainnya.Komponen biotik yang menyusun ekosistem mencakup seluruh makhluk hidup, baik yang sejenis ataupun berbeda jenis, yang hidup di tempat tertentu.Komponen biotik dalam ekosistem tidak dipelajari secara individual, tetapi dalam satuan populasi dan ekosistem.

a. PopulasiPopulasi tidak terdiri dari satu makhluk hidup atau individu, tetapi atas sekumpulan makhluk hidup yang menempati suatu kawasan tertentu. Sekumpulan makhluk hidup disebut makhluk hidup jika memiliki jenis yang sama. Makhluk hidup disebut satu jenis atau spesies jika mampu untuk berbiak silang dan menurunkan anakan yang tertil.b. KomunitasInteraksi antarpopulasi pada suatu area akan membentuk komunitas. Komunitas tidak harus meliputi kawasan yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang beragam.Misalnya tempurung kelapa yang sudah terisi air hujan lebih dari seminggu dapat menjadi suatu komunitas yang tersusun atas bakteri, jamur, dan protozoa.2. Komponen AbiotikKomponen abiotik merupakan aspek tak hidup yang ada dalam ekosistem.Misalnya :a. CahayaMatahari merupakan sumber energi yang ada di muka bumi ini.Cahaya matahari yang sampai ke bumi sangat diperlukan oleh makhluk hidup.b. UdaraUdara terdiri atas berbagai macam gas yaitu nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan gas-gas lainnya.Oksigen dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup untuk bernafas. Karbon dioksida dalam udara dibutuhkan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Angin dapat membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji.c. AirAir sangat dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup baik yang berhabitat di darat maupun perairan.Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas.d. TanahTanah merupakan tempat hidup bagi beragam makhluk hidup mulai dari yang berukuran renik, seperti bakteri dan protozoa, hingga yang berukuran besar, seperti gajah.e. SuhuSuhu lingkungan merupakan faktor penting bagi makhluk hidup. Suhu merupakan faktor penting dalam proses metabolisme makhluk hidup, suhu tubuh optimal untuk metabolisme tubuh adalah 37oC. Untuk dapat menjaga suhu tubuh tetap stabil, manusia tidak bisa berada di lingkungan dengan suhu ekstrim dingin atau panas tanpa perlindungan.f. TopografiTopografi adalah keadaan tinggi atau rendahnya permukaan bumi pada suatu tempat. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu lingkungannya akan semakin rendah.C. Pengertian Ekosistem AkuatikBerdasarkan jenisnya ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem akuatik (perairan). Ekosistem akuatik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:Ekosistem air tawar dan Ekosistem air lautEkosistem akuatik adalah ekosistem yang lingkungan hidup eksternalnya dikuasai dan di ungguli oleh air tawar, yang merupakan habitat dari berbagai makhluk hidup. Berbicara tentang ekosistem akuatik tidak bisa lepas dari meninjau masalah kelestarian air itu sebagai komponen lingkungan hidup yang utama. Kedalaman dan arus air pada ekosistem akuatik memberikan peran penting dalam keberagaman ekosistem akautik. Organisme akuatik yang hidup di perairan deras tentu akan berbeda dengan di perairan air tenang. Ekosistem Perairan Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju (Effendi,2003)Sistem perairan menutupi 70% bagian dari permukaan bumi yang dibagi dalam dua kategori utama, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.Dari kedua sistem perairan tersebut air laut mempunyai bagian yang paling besar yaitu lebih dari 97%, sisanya adalah air tawar yang sangat penting artinya bagi manusia untuk aktivitas hidupnya (Barus, 1996).Ekosistem air tawar secara umum dibagi dalam dua kategori utama yaitu perairan lentik (perairan tenang) misalnya danau dan perairan lotik (perairan mengalir) yaitu sungai (Michael, 1994).Menurut Brotowidjoyo et al., (1995), ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri seperti kadar garam rendah karena itu tekanan osmosis rendah, menyebabkan organisme yang hidup dalam air tawar itu berorgan tubuh yang dapat mengatur tekanan osmosis. Biasanya habitat air tawar itu mengering secara periodik dan berlangsung lama atau sering ada stagnasi (bendung air, tingkat kekeruhan tinggi, fluktuasi, suhu dan konsentrasi gas yang larut dalam air tawar lebih besar dari air laut).

D. MacamMacam Ekosistem Akuatik1. Ekosistem Air TawarAir tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah, dan gunung es.Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinyu.Beberapa faktor pembatas dalam ekosistem air tawar diantaranya:Kejernihan, temperatur, arus, oksigen, garam biogenik dalam air (Effendi, 2003).Ciri-ciri ekosistem air tawar:a. Kadar garam/salinitasnya sangat rendah, bahkan lebih rendah dari kadar garam protoplasma organisme akuatik.b. Variasi suhu sangat rendah.c. Penetrasi cahaya matahari kurang.d. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca(Effendi,2003).

Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah (ground water).Air permukaan adalah air yang berada di sungai, waduk, danau, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah.Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheds atau drainage basin.Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan (surface run off), dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai.Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es atau salju, dan sisanya berasal dari air tanah.Ekosistem perairan tawar sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem perairan tawar tertutup dan ekosistem perairan tawar terbuka.Ekosistem perairan tawar tertutup adalah ekosistem yang dapat dilindungi terhadap pengaruh dari luar, sedangkan ekosistem perairan tawar terbuka adalah ekosistem perairan yang tidak atau sulit dilindungi terhadap pengaruh dari luar (Odum, 1993).Ekosistem perairan tawar terbuka dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem perairan tawar yang mengalir dan ekosistem perairan tawar yang menggenang.Ekosistem dengan air tergenang (air diam) yang biasa disebut juga ekosistem lentik, misalnya :danau, kolam, telaga, rawa, dan sebagianya (lenis, bahasa latin artinya tenang.). Ekosistem dengan air mengalir atau biasa disebut ekosistem lotik (lotus, bahasa latin artinya alir), misalnya :sungai, kali, selokan, parit dan sebagainya (Odum, 1993).a. Ekosistem LentikEkosistem lentik, baik berupa danau, telaga, kolam seringkali memiliki peranan penting bagi manusia, terutama sebagai sumber dalam makanan dalam bentuk produksi ikan.

Ada kalanya ekosistem lentik ini dibangun untuk : Menampung air genangan, supaya bisa dimanfaatkan di musim kemarau untuk berbagai kebutuhan hidup. Mengendalikan banjir Sekaligus menghasilkan pembangkit listrik tenaga air.

Menurut lapisan kedalaman air dalam ekosistem lentik danau, telaga, atau kolam.Kita mengenal adanya zonasi. Zona-zonanya diantaranya :a. Zone litorel terletak di tepi danau, telaga atau kolam dimana sinar surya dapat menembus sampai ke dasar, tempat biasanya tumbuhan air bisa berakasr, terutama tentunya pada ekosistem lentik yang tak terurus.b. Zone limnetik terletak antara permukaan air dengan lapisan dimana sinar matahari masih bisa tembus secara efektif sehingga pada kedalaman itu kadar cepat fotosintesis oleh komponen tumbuhan masih sama dengan atau lebih besar dari kadar cepat respirasi.c. Zone profudental terletak dibagian dalam dan dasar dari ekosistem lentik, yang biasanya sudah tidak tembus oleh sinar surya atau kalaupun masih tembus cahanyanya sudah tidak efektif lagi untuk fotosimtesis (Soeriaatmadja R.E. 1979). Asal mula terbentuk ekosistem lentik bisa berbeda-beda.Danau umpamanya ada yang terbentuk karena terjadi patahan dipermukaan bumi, yang kemudian diikuti oleh peristiwa klimatik.Beberapa danau lainnya terjadi karena adanya peristiwa vulkanik.Ketika danau pertama kali terbentuk, didalamnya terkandung sedikit sekali bahan organik, tanah dasarnya pun hanya terdiri atas induk tanah saja , airnya juga jernih. Karena airnya jernih, sinar surya pun dapat menembus jauh sampai kedasar,meskipun suhu dilapisan bawah memang relative akan lebih dingin. Ekosistem lentik, baik berupa danau, telaga, kolam memiliki peranan penting bagi manusia, terutama sebagai sumber dalam makanan dalam bentuk produksi ikan.Ada kalanya ekosistem lentik ini dibangun untuk : Menampung air genangan, supaya bisa dimanfaatkan di musim kemarau untuk berbagai kebutuhan hidup. Mengendalikan banjir. Sekaligus menghasilkan pembangkit listrik tenaga air.Di samping itu tentunya bisa dimanfaatkan sebagai penghasil ikan dan hewan akuatik lainnya yang bisa dimakan. Bahkan tidak jarang pula dapat dimanfaat kan untuk kepentingan kepariwisataan (berlayar, berenang, memancing, ski air, dsb) .Begitu beranekaragaman pemanfaatan ekosistem lentik ini bagi manusia.

b. Ekosistem LotikAliran atau arus yang sering menjadi faktor pembatas bagi berbagai komponen biotik yang mampu hidup didalamnya. Berlainan dengan ekosistem lentik yang suhunya bisa sangat dingin dilapisan bawah, dan kadar oksigen bisa sangan kurang,dalam ekosistem lotik persediaan oksigen relative berlimpah. Sebabnya tak lain karena air sungai seringkali dangkal, terus mengalir luas permukaan yang bersentuhan dengan udara lebih luas.Ciri-ciri ekosistem lotik adalah airnya mengalir, merupakan ekosistem terbuka dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi. Aliran air dalam ekosistem lotik merupakan faktor pembatas bagi organisme yang ada di dalamnya. Artinya organisme yang tidak dapat melakukan adaptasi terhadap adanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini juga dapat menjadi penentu jenis dan komposisi komponen biotik dalam ekosistem.Aliran air tergantung pada topografi, besarnya sungai dan debit air yang mengalir.Misalnya, jenis organisme di pinggir sungai berbeda dengan jenis organisme di dalam atau di dasar sungai.Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah tergantung pada musim.Seperti halnya ekosistem lentik (danau, telaga, kolam, dsb), ekosistem lotikpun mempunyai peranan penting sebagai sumber makanan dalam bentuk produksi ikan, dan hewan akuatik lainnya yang bisa di makan. Baik dari ekosistem lentik maupun lotik memang tak sedikit produksi ikan dapat dipanen sekarang ini, bahkan penangkapan ikan dari danau dan sungai di Indonesia sesungguhnya paling sedikit memberikan 3 peranan penting : Sebagai penghasil bahan pangan bergizi tinggi Sebagai kegiatan yang memberikan lapangan pekerjaan Sebagai penghasil devisa

2. Ekosistem Air Laut Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Luas ekosistem air laut hampir lebih dari dua per tiga dari permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian orang banyak, khususnya yang berkaitan dengan revolusi biru. Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Seperti halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut merupakan media internal dan eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya.Airmerupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme laut.Air laut sekaligus juga merupakan bagian penyusun atau pembentuk tubuh tumbuh-tumbuhan danbinatang binatang laut.

Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :a. Memiliki salinitas (kadar garam) tinggi, semakin mendekati katulistiwa semakin tinggi.b. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.c. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.d. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.e. Memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%), namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin.

Ekosistem air laut dibedakan atas ekositem pantai, ekosistem laut dalam, dan ekositem terumbu karang.1. Ekosistem laut dalamKedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu. Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut : Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi. NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%. Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman. Pembagian zona laut berdasarkan kedalamanCiri ciri lingkungan hidup laut dalam: Cahaya matahari hampir dikatakan tidak menembus laut dalam sehingga kondisi laut dalam tersebut gelap gulita dan tidak terjadi proses fotosintesis pada ekosistem ini Tekanan hidrostatik yang tinggi karena semakin turun sejauh 10 meter dari permukaan laut maka tekanan akan bertambah sebesar 1 atm. Pengaruh salinitas yang tinggi. Salinitas juga di pengaruhi oleh meningkatnya suhu karena semakin tinggi suhu maka semakin tinggi prnguapan sehingga terjadi pemekatan yang mengakibatkan salinitas meningkat. Curah hujan dan masuknya air tawar dari aliran sungai juga mempengaruhi salinitas karena semakin banyak suplay air tawar yang masuk maka akan terjadi pengenceran sehingga salinitas menururn. Suhu, semakin dalam laut maka suhu semakin rendah karena ketidak mampuan penetrasi cahaya matahari hingga ke laut dalam. Kadar Oksigen rendah karena oksigen yang masuk ke laut dalam digunakan terus menerus oleh organisme laut dalam tanpa adanya organisme penghasil oksigen. Pakan yang sedikit, pakan pada ekosistem laut dalam berasal dari sisa sisa makanan dari ekosistem laut dangkal. Selain itu pakan bagi organisme organisme ialah organisme yang telah mati dan lain lain.

2. Ekosistem pantaiEkosistem pantai adalah sebuah kesatuan di alam dimana semua komponen baik itu abiotik maupun biotik saling berinteraksi dan memungkinkan terjadinya aliran energi. Selain itu, interkasi tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik juga siklus materi antara abiotik dan biotik. Sebagai sebuah ekosistem, unsur-unsur atau komponen yang tercakup di dalam ekosistem pantai antara lain:1. Komponen abiotik mencakup suhu, cahaya, iklim, bebatuan sedimen, air dan lain-lain.2. Komponen produsen seperti misalnya alga lat, lamun, bakau dan masih banyak lagi lainnya.3. Komponen Konsumen misalnya kerang, ikan, udang dan masih banyak lagi lainnya.4. Komponen pengurai atau decomposer misalnya virus, jamur dan bakteri.Ciri-ciri Ekosistem Pantai:1. Garis pantai permanen terjaga dengan baik, yakni wilayah laut yang berbatasan dengan daratan.2. Terdapat kawasan ekosistem mangrove dengan jumlah ideal 30% dari jumlah total luas pesisir.3. Terdapat pola usaha budidaya jenis air payau dengan berpegang pada wawasan lingkungan yang baik.4. Pencemaran pantai bisa dikendalikan secara baik dengan metode alamiah atau dengan campur tangan manusia.5. Pantai berperan sebagai rumah yang baik bagi mahluk hidup dan bisa menjadi sumber penghidupan bagi manusia di sekitarnya.Jenis-jenis Ekosistem Pantai Pantai berlumpurPantai berlumpur banyak terbentuk pada kawasan yang landai dan sering berasosiasi dengan ekosistem mangrove dan lamun. Pantai berpasir Sebagian besar pantai di wilayah tropis adalah pantai berpasir. Pantai berpasir secara ekologis penting sebagai habitat dari berbagai macam organisme, termasuk kepiting dan burung, dan pada beberapa lokasi berfungsi sebagai tempat bertelur bagi penyu. Pantai berbatu Pantai berbatu adalah pantai dengan tebing cliff,sehingga karena adanya tenaga gelombang sebagian tebing tersebut runtuh dan terbawa kembali ke arah pantai sehingga membentuk pantai dengan serpihan batu karang. Makhluk hidup penghuni ekosistem pantai pada daerah paling atas pantai : Ganggang Keong Kerang remis Makhluk hidup penghuni ekosistem pantai pada daerah tengah pantai : Porifera Anemon laut Bintang laut Landak lautkepiting Ikan kecil Makhluk hidup penghuni ekosistem pantai pada daerah pantai terdalam : Rumput laut

Perkembangan vegetasi yang ada didaerah pantai (litoral), maka sering dijumpai dua formasi vegetasi, yaitu formasi Pescarae dan formasi Barringtonia :1. Formasi PescapraeFormasi ini terdapat pada tumpukan-tumpukan pasir yang mengalami proses peninggian disepanjang pantai.Kompoposi spesies tumbuhan pada formasi ini dimana saja hampir sama karena spesies tumbuhannya didominasi oleh Ipomea pescaprae (kaki kambing) salah satu spesies tumbuhan menjalar, herba rendah yang akarnya mampu mengikat pasir.2. Formasi BarringtoniaFormasi ini terdapat diatas formasi pescaprae, yaitu pada daerah pantai persis formasi pescaprae yang telah memungkungkan untuk ditumbuhi berbagai jenis spesies khas pantai. Cara memperoleh makanan :cara mendapatkan makanan yaitu dengan memanfaatkan cahaya matahari yang diserap produsen (tumbuhan), sehingga konsumen I dapat berkembang biak dan menjadi makanan bagi konsumen II dan begitu selanjutnya untuk konsumen tingkat III.3. Ekosistem terumbu karangTerumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur sedimen kalsium karbonatfisik beserta ekosistem yang menyertainya yang secara aktif membentuk akibat aktivitas biologi (biogenik) yang berlangsung di bawah permukaan laut. Bagi ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalam laut, atau disebut singkat dengan terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.Dalam peristilahan 'terumbu karang', "karang" yang dimaksud adalah koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur sebagai pembentuk utama terumbu.Terumbu adalah batuan sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari karang maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang.Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut.Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan zooxanhellae dan tidak membentuk karang.Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%.Selama peristiwa pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3C di atas suhu normal.3. Ekosistem EstuariEstuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.Ekosistem estuary sering disebut ekosistem peraiaran semi tertutup yang memiliki badan air dengan hubungan terbuka antara perairan air laut dan air tawar yang di bawa oleh sungai. Pada wilayah tertutup terjadi percampuran antara masa air laut dengan air sungai dari daratan sehingga menjadi payau, sehingga ekosistem estuary memilki tingkat salinitas yang dapat berubah-ubah.Berubahnya salinitas estuary dapat dipengaruhi oleh adanya pasang surut air dan musim.Selama musim kemarau volume air sungai yang masuk berkurang, sehingga air laut dapat masuk sampai ke daerah yang lebih tingi atau hulu dan menyebabkan salinitas yang di milki wilayah estuary meningkat.Sebaliknya yang terjadi pada musim penghujan air tawar yang masuk dari hulu ke wilayah estuary meningkat, sehingga salinitas yang dimilki wilayah estuarirendah (Barus, 2012).Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.Perbedaan salinitas di wilayah estuary mengakibatkan pergerakan masak air. Pergerakan antar masa antara air laut dan air tawar yang menyebabkan stratifikasi salinitas. Sehingga terbentuk beberapa tipe estuary. Estuary sebagai sebuah ekosistem memiliki macam-macam tipe dari berbagai aspek :a. Estuary positif : memilki ciri khas yaitu gradient salinitas di permukaan lebih rendah di bandingkan dengan salinitas bagian dasar perairan.b. Estuari Negatif : tipe ini di temukan di daerah dengan sumber air tawar yang sedikit dan pengapan sangat tinggi seperti di daerah iklim gurun pasir. Keadaan dari estuary tipe ini dikarenakan oleh air laut yang masuk ke daerah muara sungai melalui permukaan sehingga mengalami sedikit pengenceran. c. Estuari sempurna : pencampuran masa air laut dengan air tawar menghasilkan salinitas yang sama secara vertical dari permukaan sampai dasar permukaan pada setiap titik. Estuary tipe ini sangat tergantung oleh beberapa faktor antara lain: volume pencampuran masa air, pasang surut, dan beberapa tipe mulut muara.

Berdasarkan Geomorfologi, iklim dan sejarah. Estuary dibagi menjadi beberapa tipe yaitu: a. Estuary dataran pesisir terbentuk pada jaman akhir es ketika permukaan laut menggenangi lembah sungai yang letaknya lebih rendah disbanding permukaan laut itu sendiri.b. Estuary tektonik terjadi karena turunnya permukaan aratan sehingga daerah tertentu di genangi air. c. Estuary semi-tertutup (gobah) terbentuk karena adanya gumuk pasir yang sejajar dengan garis pantai dan sebagian wilayahnya memisahkan perairan yang terdapat di belakang gumuk dengan air laut. d. Fjord tipe ini sebenarnya adalah lembaha yang telah mengalami pendalaman akibat gleiser. Kemudian kubangan yang terbentuk di genangi air. Tipe ini memiliki suatu ambang yang dangkal pada mulut muaranya.

E. Dampak Eksploitasi Berlebihan Pada Ekosistem Darat dan Akuatik Tidak hanya ekosistem darat yang dapat mengalami eksploitasi berlebihan.Ekosistem akuatik seperti laut, sungai, danau, dan perairan lainnya dapat mengalami hal yang serupa.Eksploitasi sumber daya akuatik dapat berupa penangkapan organisme laut secara berlebihan.Penangkapan organisme laut, seperti ikan konsumsi maupun ikan hias dan pengambilan terumbu karang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan di ekosistem laut.Organisme yang beragam hidup di terumbu karang.Namun, terumbu karang demikian rapuh terhadap kerusakan karena pertumbuhannya lambat, mudah terganggu, dan hanya hidup pada perairan yang dangkal, hangat, dan bersih.Terumbu karang hanya dapat hidup pada perairan dengan suhu 18-30C.Kenaikan suhu sebesar 1C dari batas maksimum dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang. Rusaknya terumbu karang akan menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi organisme yang ada pada ekosistem terumbu karang.Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi karena apabila daerah wisata tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan mengganggu keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut. Sebagai contoh, daerah wisata pantai di Bali atau wilayah Jakarta bagian utara yang ekosistem alaminya telah terganggu oleh aktivitas manusia yang berlebihan.Kedua pantai tersebut telah tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata tersebut.

BAB IIIPENUTUP Kesimpulan1. Ekosistem adalah suatu komunitas(kumpulan populasi) beserta lingkungan fisik dan kimia di sekelilingnya secara bersama-sama membentuk suatu lingkungan.2. Sistem dengan ekosistem yang tersusun atas makhluk hidup disebut dengan komponen biotik. Faktor lingkungan yang tak hidup dalam ekosistem disebut dengan komponen abiotik.3. Macam-macam ekosistem diantaranya: Ekosistem air tawar, air laut, estuary, air sungai, dan air danau.

DAFTAR PUSTAKA Barus,T.A. 2012. Pengantar Limnologi. Medan : Universitas Sumatra Utara Brotowidjoyo, M.D. 1995. Pengantar Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Liberty. Jogjakarta. Connel, D. W. dan Miller, G. J. 1995. Kimia dan Otoksikologi Pencemaran. Jakarta: Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia. Effendi,H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan.Penerbit Kanisius. Yogyakarta Lasabuda, Ridwan.2013. Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan dan Perspektif Negara Kepulauan Republik Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax vol 1-2 Nybakken, J., 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan.PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Odum, E. P. 1993. Dasar Dasar Ekologi. Terjemahan Samingan T. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Power, Michael (1994d): From the Science of Accounts to the Financial Accountability of Science. Science in Context Soeriaatmadja R.E. 1979. Ilmu Lingkungan. Penerbit-universitas, ITB, Bandung.24


Top Related