Download - luka bakar.doc
MAKALAH
LUKA BAKAR DAN PERAWATANNYA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Ajar Kebutuhan Hiegiene dan Integritas Kulit
Dosen Pembimbing : Siti Apriliani
Oleh Kelompok 7 :
1. Anis Hidayah (22020111130049 )2. Nunung Hidayati (22020111130086)3. Nur Alifah (22020111140106)
Kelas : A 11.2
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di
rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Anak-anak kecil dan orang
tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Penyebab luka
bakar pun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas, bahan kimia, aliran
listrik dan lain-lain.
Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga
dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan
penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih
luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang
hanya sedikit dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka
bakar karena terkena zat kimia atau radiasi membutuhkan penanganan yang berbeda
meskipun luas luka bakarnya sama.
Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan rehabilitasnya
masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga terlatih dan terampil.
Mengingat banyaknya masalah dan komplikasi yang dapat dialami pasien, maka pasien luka
bakar memerlukan penanganan yang serius.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit ?
2. Apa saja macam-macam luka bakar ?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi derajat keparahan luka bakar ?
4. Bagaimana cara perawatan luka bakar ?
C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mendiskripsikan penyebab luka bakar
2. Mendiskripsikan macam-macam luka bakar
3. Mendiskripsikan cara mengidentifikasi derajat keparahan luka bakar
4. Mendiskripsikan cara perawatan luka bakar
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYEBAB LUKA BAKAR PADA KULIT
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh energi
panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik yang menghasilkan efek baik memanaskan
atau mendinginkan. Secara garis besar ada lima mekanisme penyebab timbulnya luka bakar,
yaitu terutama adalah sebagai berikut :
1. Api : kontak dengan kobaran api.
2. Luka bakar cair : kontak dengan air mendidih, uap panas, dan minyak panas.
3. Luka bakar kimia : asam akan menimbulkan panas ketika kontak dengan jaringan
organik.
4. Luka bakar listrik : Bisa timbul dari sambaran petir atau aliran listrik. Luka bakar
listrik memiliki karakteristik yang unik, sebab sekalipun
sumber panas (listrik) berasal dari luar tubuh,
kebakaran/kerusakan yang parah justru terjadi di dalam
tubuh.
5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya dengan wajan
panas atau knalpot sepeda motor.
The national institut of burn medicine yang mengumpulkan data-data statistik dari
berbagai pusat luka bakar diseluruh amerika serikat mencatat bahwa sebagian besar pasien
(75%) merupakan korban dari perbuatan meraka sendiri. Tersiram air mendidih pada anak-
anak yang baru belajar berjalan, bermain dengan korek api pada anak usia sekolah, cedera
karena arus listrik dan penggunaan obat bius, alkohol, serta sidarat pada orang dewasa
semuanya turut memberikan kontribusi pada angka tersebut. Cobb, Max Well dan Siver Stain
(1992) menemukan bahwa 13% pasien luka bakar yang diraawat di rumah sakit ataupun
anggota keluarganya sudah pernah dirawat sebelumnya karena luka bakar. Perawat harus
menjadi alat untuk memutuskan rantai luka bakar ini. Aada empat tujuan utama yang
berhubungan dengan luka bakar :
1. Pencegahan
2. Implementasi tindakan untuk penyelamatan jiwa pada pasien-pasien luka bakar yang
berat
3. Pencegahan ketidakmampuan dan kecacatan melalui penanganan dini serta individual
4. Pemulihan pasien melalui pembedahan rekonstruksi dan program rehabilitasi.
Prediksi keberhasilan hidup
Orang yang berusia sangat muda dan tua memiliki resiko mortalitas yang tinggi sesudah
mengalami luka bakar. Peluang untuk bertahan hidup lebih besar pada anak-anak berusia
diatas lima tahun dan pada dewasa muda yang beusia 40 tahun atau kurang. Hasil akhirnya
bergantung pada dalamnya dan luasnya luka bakar, usia pasien serta status kesehatan sebalum
luka bakar.
B. KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak dan disebut
sebagai luka bakar superfisial partial thickness, deep partial thickness dan full thickness.
Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka bakar derajat-satu, -dua, -tiga.
Kedalaman dan
penyebab luka
bakar
Bagian
kulit yang
terkena
Gejala Penampilan luka Perjalanan
kesembuhan
Derajat satu
(superfisial):
tersengat
matahari,
terkena api
dengan
intensitas
rendah
Epidermis Kesemutan,
hiperestesia
(supersensivitas),
rasa nyeri mereda
jika didinginkan
Memerah, menjadi
putih ketika ditekan
minimal atau tanpa
edema
Kesembuhan
lengkap dalam
waktu satu
minggu,
terjadi
pengelupasan
kulit
Derajat-dua
(partial-
thickness):
tersiram air
mendidih,
terbakar oleh
nyala api
Epidermis
dan
bagian
dermis
Nyeri,
hiperestesia,
sensitif terhadap
udara yang dingin
Melepuh, dasar luka
berbintik-bintik
merah, epidermis
retak, permukaan
luka basah, terdapat
edema
Kesembuhan
dalam waktu
2-3 minggu,
pembentukan
parut dan
depigmentasi,
infeksi dapat
mengubahnya
menjadi
derajat-tiga
Derajat-tiga
(full-
thickness):
terbakar nyala
api, terkena
cairan mendidih
dalam waktu
yang lama,
tersengat arus
listrik
Epidermis
,
keseluruh
an dermis
dan
kadang-
kadang
jaringan
subkutan
Tidak terasa
nyeri, syok,
hematuria
(adanya darah
dalam urin) dan
kemungkinan
pula hemolisis
(destruksi sel
darah merah),
kemungkinan
terdapat luka
masuk dan keluar
(pada luka bakar
listrik)
Kering, luka bakar
berwarna putih
seperti bahan kulit
atau gosong, kulit
retak dengan bagian
lemak yang tampak,
terdapat edema
Pembentukan
eskar,
diperlukan
pencangkokan
, pembentukan
parut dan
hilangnya
kontur serta
fungsi kulit,
hilangnya jari
tangan atau
ekstrenitas
dapat terjadi
Setiap area luka bakar mempunyai tiga zona cedera, yaitu :1. Zona koagulasi : area yang paling dalam, dimana terjadi kematian seluler.2. Zona statis : area pertengahan, tempat terjadinya gangguan suplai darah,
inflasi, dan cedera jaringan.3. Zona hiperemia : area yang terluar, biasanya berhubungan dengan luka bakar
derajat 1 dan seharusnya sembuh dalam seminggu.
Dalam menetukan dalamnya luka bakar kita harus memperhatikan faktor-faktor berikut :1. Riwayat terjadinya luka bakar2. Penyebab luka bakar3. Suhu agen yang menyebabkan luka bakar4. Lamanya kontak dengan agen5. Tebalnya kulit
Gambar luka bakar derajat I (superfisial)
Gambar luka bakar derajat II (partial-thickness)
Gambar luka bakar derajat III (full-thickness)
gambar klasifikasi luka bakar
C. LUAS LUKA BAKAR
Berbagai metode dalam menentukan luas luka bakar :
a. Rumus Sembilan (Rule of Nines)
Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan dengan menggunakan
Rumus Sembilan. Rumus Sembilan merupakan cara yang cepat untuk menghitung
luas daerah yang terbakar. Sistem tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan
sembilan terhadap permukaan tubuh yang luas.
b. Metode Lund and Browder
Metode yang lebih tepat untuk memperkirakan luas permukaan tubuh yang terbakar
adalah metode Lund dan Browder yang mengakui bahwa persentase luas luka bakar
pada berbagai bagian anatomik, khususnya kepala dan tungkai, akan berubah menurut
pertumbuhan. Dengan membagi tubuh menjadi daerah-daerah yang sangat kecil dan
memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh untuk bagian-bagian tubuh
tersebut, kita bisa memperoleh estimasi tentang luas permukaan tubuh yang terbakar.
Evaluasi pendahuluan dibuat ketika pasien tiba di rumah sakit dan kemudian direvisi
pada hari kedua serta ketiga paska luka bakar karena garis demarkasi biasanya baru
tampak jelas sesudah periode tersebut.
c. Metode Telapak Tangan
Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar, metode yang dipakai untuk
memperkirakan persentase luka bakar adalah metode telapak tangan (palm method).
Lebar telapak tangan pasien kurang lebih sebesar 1% luas permukaan tubuhnya. Lebar
telapak tangan dapat digunakan untuk menilai luas luka bakar.
gambar rumus sembilan (rule of nines) pada orang dewasa
gambar rumus sembilan (rule of nines) pada anak-anak
Metode Lund and Browder
D. DERAJAT KEPARAHAN LUKA BAKAR
1. Luka bakar minor
Cidera luka bakar minor adalah cidera ketebalan partial yang kurang dari 15% LPTT
(luas pemukaan tubuh total) pada orang dewasa dan 10% LPTT pada anak-anak, atau cedera
ketebalan penuh kurang dari 2% LPTT. Klien dengan luka minor biasanya mendapatkan
perawatan awal di unit gawat darurat, kemudian dipulangkan dengan intruksi tindak lanjut di
bagian rawat jalan.
2. Luka bakar sedang
Cedera luka bakar sedang tak terkomplikasi adalah cedera ketebalan partial dengan 15%
sampai 25% dari LPTT pada orang dewasa atau 10% sampai 20% LPTT pada anak-anak,
atau cedera dengan ketebalan penuh kurang dari 10% LPTT yang tidak berhubungan dengan
komplikasi. Klien dengan luka bakar sedang umumnya ditangani di bagian rawat inap.
3. Cedera luka bakar mayor
Klien dengan luka bakar mayor biasanya dibawa ke fasilitas perawatan luka bakar
khusus, setelah mendapatkan perawatan kedaruratan di tempat kejadian. Cedera luka bakar
mayor adalah setiap dari yang berikut ini:
a. Cedera ketebalan partial lebih dari 25% LPTT pada orang dewasa atau 20% LPTT pada
anak-anak.
b. Cedera ketebalan penuh 10% LPTT atau lebih.
c. Luka bakar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kaki dan perineum.
d. Cedera inhalasi dan cedera listrik.
E. PERAWATAN LUKA BAKAR
Fase perawatan luka bakar:
1. Fase Resusitasi (Darurat) : dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan.
2. Fase Akut : dari dimulainya deuresis hingga hampir selesainya proses
penutupan luka.
3. Fase rehabilitasi : dari penutupan luka yang besar hingga kembalinya kepada
tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal.
Fase Durasi Prioritas
Fase Resusitasi yang darurat
atau segera
Dari awitan cedera hingga
selesainya resusitasi cairan
Pertolongan pertama,
pencegahan syok,
pencegahan gangguan
pernafasan, deteksi dan
penanganan cedera yang
menyertai, penilaian luka
dan perawatan
pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya diuresis
hingga hampir selesainya
proses penutupan luka
Perawatan dan penutupan
luka, pencegahan atau
penangan komplikasi
(termasuk infeksi),
dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dari penutupan luka yang
besar hingga kembalinya
kepada tingkat penyesuaian
fisik dan psikososial yang
optimal
Pencegahan parut dan
kontraktur, rehabilitasi
fisik, oksupasional dan
fokasional, rekonstruksi
fungsional dan fokasional,
konseling psikososial
Prioritas pertama: mencegah agar orang yang menyelamatkan korban tidak turut
mengalami luka bakar.
Prosedur emergensi yang harus dilakukan :
1. Mematikan api.
2. Mendinginkan luka bakar.
3. Melepaskan benda penghalang.
Tujuan: untuk melakukan penilaian serta mencegah terjadinya konstriksi sekunder
akibat oedema.
4. Menutup luka bakar.
Tujuan:
a. Memperkecil kemungkinan kontaminasi bakteri.
b. Mengurangi nyeri dengan mengurangi mencegah aliran udara agar tidak
mengenai permukaan kulit yang terbakar.
5. Memberikan irigasi pada luka bakar kimia
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil
penanganan harus cepat diusahakan. Penderita luka bakar memerlukan penanganan
secara holistik dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Perawatan luka bakar didasarkan
pada luas luka bakar, kedalaman luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lain-
lain. Pada luka bakar yang luas dan dalam akan memerlukan perawatan yang lama
dan mahal. Dampak luka bakar yang dialami penderita dapat menimbulkan berbagai
masalah fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarga. Dengan makin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka makin berkembang pula
teknik/cara penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan untuk
sembuh bagi penderita luka bakar.
B. SARAN
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril dan
sesuai medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa mempengaruhi waktu
kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua, muda, maupun anak-anak
diharapkan selalu waspada dan berhati-hati setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas
terutama pada hal-hal yang dapat memicu luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. Buku ajar keperawatan medikal-bedah Burnner & Suddarth ? editor,
Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung Waluyo, dkk; editor edisi
bahasa indonesia, Monica Ester. Ed.8. Jakarta : EGC, 2001
http://archive.kaskus.us/thread/6290568
http://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-luka-bakar&id=45%3Apenyebab-a-pppk-luka-bakar&option=com_content&Itemid=29
http://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-luka-bakar&id=19%3Aidentifikasi-kategori-lukabakar&option=com_content&Itemid=29
http://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-luka-bakar&id=48%3Atipspengobatan&option=com_content&Itemid=29
http://id.wikipedia.org/wiki/Luka_bakar