Download - LTM Pap Smear
jofelizio©
Pap Smear
Oleh Jody Felizio, 0906508213
Kanker serviks uteri masih merupakan kanker pada wanita nomor 2 tersering
diseluruh dunia, dimana didapatkan angka 15% dari semua kanker pada wanita. Ini
merupakan kanker yang paling banyak pada wanita di negara berkembang, vaitu 20-
30% dari semua kanker wanita. Di negara maju frekuensinya berkisar hanya 4-6%.
Perbedaan yang besar ini mencerminkan pengaruh dari skrining masal secara luas
yang menggunakan metode sitologi serviks.
Umur penderita antara 30-60 tahun dan terbanyak pada umur 45-50 tahun. Periode
laten dari fase prainvasif untuk menjadi invasif sekitar 10 tahun, hanya 9% dari
perempuan berumur kurang dari 35 tahun yang menunjukkan keganasan serviks uteri
yang invasif pada saat didiagnosis, sedangkan 53% dari karsinoma in situ terdapat
pada wanita dibawah umur 35 tahun.
Perjalanan penyakit karsinoma sel skuamosa serviks merupakan salah satu model
karsinogenesis yang melalui tahapan atau multistep, dimulai dari proses
karsinogenesis yang awal sampai terjadinya perubahan morfologi hingga tumbuh
menjadi invasif. Proses terjadinya kanker serviks uteri sangat erat hubungannya
dengan proses metaplasia. Masuknya bahan-bahan yang dapat mengubah perangai sel
secara genetik atau mutagen pada saat fase aktif metaplasia dapat menimbulkan sel-
sel yang berpotensi ganas. Mutagen tersebut berasal dari agen-agen yang ditularkan
secara hubungan seksual dan diduga bahwa Human Papilloma Virus (HPV)
memegang peranan penting.
Sel-sel yang mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia.
Dimulai dari displasia ringan, displasia sedang, displasia berat, karsinoma in situ dan
kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan karsinoma in
situ dikenal juga sebagai tingkat prakanker.
Diagnosis kanker serviks uteri tidaklah sulit apalagi tingkatannya sudah lanjut. Yang
jofelizio© 1
jofelizio©
menjadi masalah adalah bagaimana melakukan skrining untuk mencegah kanker
serviks. Ini dilakukan dengan deteksi, eradikasi, dan pengamatan terhadap lesi
prakanker serviks. Kemampuan untuk mendeteksi dini lesi prakanker serviks, disertai
dengan kemampuan untuk menatalaksanainya yang tepat, akan dapat menurunkan
angka kejadian kanker serviks.
Dalam upaya menurunkan angka kejadian kanker serviks, perlu disadari akan
pentingnya pencegahan dan deteksi dini.
Pap Smear adalah pemeriksaan serviks untuk mendeteksi adanya HPV atau sel
karsinoma yang dapat menyebabkan kanker serviks dengan menggunakan speculum.
Dari beberapa tes yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi kanker serviks, Pap
Smear merupakan tes yang paling terjangkau oleh masyarakat dan telah dipakai sejak
tahun 1943 untuk mendeteksi kelainan pada sel sel serviks. Penamaan Pap Smear
sendiri berasal dari nama sang penemu, Dr. George Papnicolou dan Dr. Aurel Babel
pada tahun 1928. Tes Pap Smear dilakukan dengan memeriksa usapan sel serviks dan
kemudian diamati di bawah mikroskop.
Mekanisme pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Pra Tes
Perempuan yang ingin melakukan tes Pap Smear perlu menghindari hal hal
sebagai berikut:
a. Perempuan tersebut tidak sedang menstruasi
b. Menghindari bersenggama 24 jam sebelum melakukan tes Pap Smear
c. Pengobatan pada vagina
d. Pengunaan kontrasepsi
e. Pengunaan tampon
f. Mandi di bath tub
g. Menghindari penggunaan obat obatan yang dapat mengganggu keakuratan
Pap Smear yaitu: Colchicine, senyawa pada rokok, estrogen, podophyllin,
progestins, dan nitrat perak.
2. Langkah – Langkah Pemeriksaan
jofelizio© 2
jofelizio©
a. Pasien berbaring di meja periksa, dengan posisi lutut dibuka agar daerah
inguinal terlihat dengan jelas.
b. Dokter/bidan lalu akan menggunakan speculum untuk membuka vagina
agar serviks terlihat dengan jelas.
c. Contoh mucus dan sel diambil dari serviks dengan kuas kecil.
d. Contoh sel lalu dioleskan pada kaca objek dan disemprotkan cairan fiksasi.
e. Sampel akan dikirim ke lab untuk pemeriksaan lebih lanjut.
f. Ketika dilakukan tes, seharusnya
tidak menimbulkan rasa sakit. Bila
timbul rasa sakit, harus segera
memberu tahu dokter yang
melakukan tindakan.
3. Pasca Tes
Setelah pembacaan hasil selesai,
pasien akan diberikan hasil
pemeriksaan. Hasil tes yang negatif
menandakan serviks tersebut sehat, dan memiliki ukuran dan bentuk yang
normal. Hasil positif menandakan terdapat suatu kelainan pada sample.
Namun, hasil tes positif tidak selalu mengindikasikan adanya kanker serviks.
Sel terkadang berbentuk abnormal namun tidak bersifat kanker. Seseorang
dapat dikatakan mengidap kanker serviks bila ditemukannya ada HPV pada
pemeriksaan papsmear. Oleh karena itu, seseorang yang mendapat hasil tes
positif dianjurkan untuk mengulang setiap 4-6 bulan sekali sampai dapat
dipastikan positif mengidap kanker serviks.
jofelizio© 3
jofelizio©
Kolposkopi merupakan sebuah pemeriksaan lanjutan jika tes Pap Smear
menunjukkan hasil positif. Dengan memeriksa permukaan leher rahim, dokter akan
menentukan penyebab abnormalitas dari sel-sel leher rahim seperti yang dinyatakan
dalam pemeriksaan Pap Smear.1
Cara pemeriksaan kolposkopi adalah sebagai berikut: dokter akan
memasukkan suatu cairan kedalam vagina dan memberi warna saluran leher rahim
dengan asam asetat untuk menyingkirkan lendir yang meliputi permukaan serviks.
Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahim melalui sebuah alat yang
disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam mikroskop binocular yang
mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran yang tinggi.
Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, dokter akan mengambil sampel pada
jaringan tersebut (melakukan biopsi) untuk kemudian dikirim ke Lab guna
pemeriksaan yang mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat tergantung sekali
pada hasil pemeriksaan kolposkopi.
Hasil Kolposkopi yang normal berupa permukaan serviks yang rata dan berwarna
merah muda. Hasil Kolposkopi yang abnormal berupa tonjolan pada daerah serviks
(human papilloma virus), perubahan jaringan prekanker, dysplasia serviks, keganasan
dalam serviks dan keganasan yang invasif. Kolposkopi dapat digunakan untuk
melakukan pemantauan terhadap kelainan prekanker dan melihat perkembangan
terapi.
jofelizio© 4
jofelizio©
Daftar Pustaka
1. Maslim Y. Deteksi DIni Kanker Serviks Dengan Pap Smear dan Kolposkopi. Diunduh dari http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/06/deteksi-dini-kanker-serviks-dengan-pap-smear-dan-kolposkopi. Diakses pada 14 April 2010 pukul 17:43.
2. Didi. Skrining Kanker Serviks. 2004. Diunduh dari http://www.drdidispog.com/2008/09/skrining-kanker-serviks.html. Diakses pada 14 April 2010 pukul 17.47.
3. Pusat Promosi Kesehatan. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Papsmear. Diunduh dari http://www.promosikesehatan.com/?act=tips&id=363. Diakses pada 14 April 2010 pukul 18.14.
4. Anonymuos. Pap Smear. 2005. Diunduh dari http://www.emedicinehealth.com/pap_smear/page12_em.htm#Authors%20and%20Editors. Diakses pada 14 April 2010 pukul 18.58.
jofelizio© 5