Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Branding
Yang termasuk dalam branding menurut Landa (2014) adalah proses dalam
membuat sebuah merk, nama merk, dan identitas visual. Branding bisa
mempresentasikan mengenai kualitas produk, pelayanannya dan bisa membangun
emosi dalam benak masyarakat. Selain logo dan identitas visual lainnya,
kesamaan produk mulai dari fungsi dan komposisi juga bisa dibedakan melalui
rasa atau emosional yang akan dirasakan oleh konsumen. Emosi tersebut muncul
dari dukungan suatu iklan, logo, identitas visual dan juga selebriti yang
berhubungan dengan brand tersebut. Tujuan adanya branding ialah untuk
pembeda merk satu dengan yang lain karena perusahaan harus berkompetitif
untuk mendapatkan tingkat teratas di dalam ingatan masyarakat agar selalu diingat
dan dikenali produknya (hlm. 240-242).
2.1.1. Brand Identity
Brand identity adalah suatu hal nyata yang bisa diraba, disentuh atau didengar dan
menarik perhatian indera manusia. Dengan adanya brand identity, suatu brand
dapat dibedakan dengan brand lain secara jelas sehingga orang bisa mengenal dan
mengingat secara cepat dan bertahan sampai jangka waktu yang lama (Wheeler,
2013, hlm. 4). Karena brand identity yang dilihat pertama oleh masyarakat
sebelum mereka memutuskan untuk membeli atau menerima brand tersebut
sehingga sangat penting dan berpengaruh bagi perusahaan yang menjalankan
sebuah bisnis.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
7
2.2. Identitas Visual
Identitas visual penting untuk sebuah perusahaan atau produk agar dapat menarik
perhatian masyarakat dan menjadi identitas brand tersebut. Yang termasuk dalam
identitas visual adalah logo, kop surat, kartu nama dan website (Landa, 2013, hlm.
245).
Landa (2013) menambahkan dalam membuat identitas visual yang baik,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan, yaitu:
1. Identifiable
Sebuah identitas visual yang baik pasti harus memiliki nama, bentuk 2D
atau 3D dan juga warna.
2. Memorable
Nama, bentuk dan warna harus jelas, masuk akal dan mudah diingat.
3. Distinctive
Nama, bentuk dan warna harus memiliki karakteristik yang unik sesuai
dengan brand yang sudah dibentuk dan bisa dibedakan dengan
kompetitornya.
4. Sustainable
Nama, bentuk dan warna harus bisa bertahan dalam jangka waktu yang
lama atau bertahun-tahun.
5. Flexible / Extendible
Nama, bentuk dan warna bisa flexible untuk diletakan di berbagai media
(hlm. 245).
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
8
2.2.1. Logo
Logo merupakan suatu simbol identifikasi yang unik karena mengandung cerita
atau makna didalamnya, menjadi perwakilan dari sebuah brand dan dengan
melihat logo, orang bisa langsung mengenali dan menilai brand tersebut. Selain
itu, logo juga menampilkan citra dan kualitas brand yang diperkuat melalui iklan,
pemasaran dan pengalaman masyarakat terhadap brand tersebut. Logo terbagi
dalam beberapa kategori, salah satunya adalah sebagai berikut:
1. Logotype : Logo yang terbuat dari tipografi.
2. Lettermark : Logo dari inisial nama brand tersebut.
3. Symbol : Piktorial, abstrak dan letterforms.
4. Emblem : Kombinasi antara kata dan visual
(Landa, 2013, hlm. 246 - 252).
Gambar 2.1 Macam-macam logo menurut Landa
(www.google.com)
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
9
2.2.1.1. Logo yang Tepat
Airey (2010) mengatakan tidak semua orang bisa mendesain logo dengan
tepat. Dalam membuat identitas visual yang tepat, ada beberapa aturan
yang harus diketahui sebelumnya, yaitu sebagai berikut:
1. Keep It Simple
Logo yang sederhana lebih mudah dikenali dan diingat oleh benak
masyarakat. Logo sederhana juga memudakan dalam mengaplikasikan ke
dalam berbagai media.
2. Make It Relevant
Setiap logo yang dibuat harus sesuai dengan bisnis yang diidentifikasikan,
harus relevan dengan industri, klien dan sasaran audience. Sehingga
dibutuhkan penelitian dan pengetahuian mendalam mengenai brand yang
akan dibuat identitas visualnya.
3. Incorporate Tradition
Logo harus bisa bertahan lama selama bisnis itu masih berjalan walaupun
tren yang ada cepat berganti. Mungkin akan disempurnakan setelah
beberapa lama tetapi gagasan dasarnya tetap sama dan utuh.
4. Aim For Distinction
Logo yang baik itu adalah logo yang bisa dibedakan langsung dengan
kompetitornya. Memiliki sesuatu yang menonjol.
5. Commit to Memory
Logo harus lebih mudah diingat walaupun hanya dilihat atau dilirik
sekilas.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
10
6. Think Small
Ukuran logo harus diperhatikan hingga sekecil mungkin sehingga detail
tetap bisa terlihat jika diaplikasikan ke dalam media apapun.
7. Focus on One Thing
Dalam membuat sebuah logo hanya dibutuhkan 1 keistimewaan dari brand
agar terlihat lebih menonjol dan menarik (hlm. 22-37).
2.2.2. Graphic Standard Manual
Graphic Standard Manual atau GSM dibuat sebagai acuan identitas visual secara
terstruktur dan sistematis dalam menempatkan identitas yang telah dibuat ke
dalam media-media yang dibutuhkan. Selain itu, dengan adanya GSM dapat
tercipta image positif terhadap sebuah bisnis. GSM ini penting karena dalam
menempatkan identitas ke dalam media-media yang dibutuhkan sering terjadi
ketidakkonsistenan (Widjaja, Sunarya, dan Heriyanto, 2008, hlm. 91). Di dalam
GSM terdapat aturan mengenai logo, warna, ukuran, dan elemen desain lain
sehingga nantinya akan terjadi kesamaan identitas dalam sebuah brand.
2.3. Desain Komunikasi Visual
2.3.1. Shape
Menurut Poulin (2011), shape adalah bentuk 2D yang bersifat geometric, organic
dan random. Karakteristik ketiga sifat tersebut sebagai berikut:
1. Geometric
Bentuk dasar seperti lingkaran, persegi dan segitiga. Memiliki garis bentuk
yang teratur dan tajam.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
11
2. Organic
Bentuknya lebih bebas dan tidak beraturan.
3. Random
Bentuk dari sebuah imajinasi yang tidak beraturan dan tidak memiliki
hubungan dengan bentuk geometric dan organic.Dalam membuat sebuah
desain pasti akan ditemukan adanya shape. Selain untuk menjadi elemen
pendukung konten, shape juga mengandung pesan dan makna disetiap
sifatnya, contohnya shape yang memiliki sudut bergelombang terlihat
hangat dan ramah, sedangkan shape dengan sudut tajam terlihat dingin
(hlm. 31, 33, dan 36).
2.3.2. Warna
Menurut Wheeler (2013), dalam membuat identitas visual yang baru, teori warna
sangat penting. Warna berfungsi untuk menunjukkan sebuah emosi dan ekspresi
kepribadian sebuah merek sehingga merek tersebut bisa lebih mudah dikenali dan
dibedakan dengan merek lainnya. Secara persepsi visual, otak manusia membaca
sebuah desain dari bentuk lalu warna kemudian yang terakhir adalah isi konten
desain tersebut (hlm. 150).
David (2013) mengatakan bahwa warna dapat mempengaruhi level
subconscious (tingkat bawah sadar) manusia termasuk pada hal yang berkaitan
dengan makanan. Berikut adalah makna warna pada makanan:
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
12
Gambar 2.2 Logo McDonald's
(logo-logos.com)
1. Merah dan Kuning, warna ini dapat membangkitkan selera makan.
Biasa dipakai oleh restoran cepat saji karena efektif.
Gambar 2.3 Logo Yoshinoya
(Linkedin.com)
2. Oranye adalah pencampuran warna antara merah dan kuning yang
berarti juga dapat membangkitkan selera makan.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
13
Gambar 2.4 Logo Pecel Lele Lela
(www.ramaloka.com)
3. Hijau adalah warna untuk menunjukkan sehat dan ramah lingkungan.
Tetapi warna hijau yang berlebihan tidak dapat membangkitkan selera
makan.
Gambar 2.5 Logo Baskin Robbins
(www.diylogodesigns.com)
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
14
4. Biru dan Ungu bisa menjadi tidak menimbulkan selera makan jika
tidak dikombinasikan dengan baik antara warna dan pengaplikasiannya
karena ini adalah warna dingin (cool tone).
Gambar 2.6 Logo Shirokuma
(www.cafeshirokuma.com)
5. Putih berarti bersih, murni, polos dan steril.
Gambar 2.7 Logo Negev Resto
(www.indoclubbing.com)
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
15
6. Hitam adalah warna yang elegan dan mahal. Tetapi biasa dipakai
untuk warna kemasan yang berwarna coklat karena hasil foto lebih
bagus dan dapat menggugah selera makan.
Gambar 2.8 Logo Chop Buntut Cak Yo
(www.grouparoma.com)
7. Cokelat dan warna tanah, berarti enak, sehat, klasik dan alami.
Gambar 2.9 Logo Cake-A-Boo
(www.investormuda.com)
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
16
8. Warna cerah, warna yang menyenangkan biasa dipakai untuk makanan
manis seperti permen, ice cream, dan dessert lainnya.
Gambar 2.10. Logo The Coffee Bean
(www.areasusa.com)
9. Warm Color menandakan sebuah rasa yang kompleks, dalam dan
kaya. Baik untuk makanan yang gurih dan manis seperti coklat.
2.3.3. Tipografi
Landa (2014) mengatakan bahwa tipografi merupakan desain dari satu kesatuan
karakter visual yang konsisten. Tipografi terdiri dari huruf, angka, simbol, tanda
baca dan aksen.
Tipografi memiliki banyak style, beberapa diantaranya adalah:
1. Modern / Serif
Tipografi serif memiliki bentuk yang geometris berbeda dengan gaya
tipografi sebelumnya. Contoh tipografinya: Didot, Bodoni, dan Walbaum.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
17
2. Slab-Serif
Karakteristik tipografi ini adalah tebal dan menyerupai lempengan.
Contoh: American Typewriter, Memphis, ITC Lubalin Graph, Bookman,
and Clarendon.
3. Sans-Serif
San Serif tidak memiliki serif, beberapa bentuk san serif ada yang tebal
dan ada juga yang tipis. Contoh: Futura, Helvetica, Univers, Grosteque,
Geometric, dsb.
4. Script
Tipografi ini mirip dengan tulisan tangan, biasanya miring dan
menyambung. Contoh: Brush Script dan Shelley Allegro Script.
Gambar 2.11 Beberapa jenis font menurut Landa
(Graphic Design Solutions)
2.3.4. Grid
Grid menurut Poulin (2011) terdiri dari serangkaian garis horizontal dan vertikal
yang membentuk sebuah kolom dan baris dimana desainer bisa menggunakannya
untuk kebutuhan dalam mendesain. Biasa grid dipakai untuk memproporsionalkan
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
18
antara elemen desain dan isi konten agar terlihat lebih rapih dan estetis (hlm. 260-
265). Biasa grid dipakai dalam membuat sebuah konten untuk majalah, koran,
buku, brosur, katalog, dsb (hlm. 267).
2.3.5. Fotografi
Dalam dunia desain grafis, fotografi sangat berguna untuk membantu meyakinkan
audience mengenai apa yang ingin ditampilkan oleh desainer. Contohnya pada
brosur atau iklan makanan, audience akan lebih percaya dan lebih tertarik jika
melihat foto asli makanan dibandingkan dengan gambar makanan tersebut.
Karena adanya fotografi, orang tidak perlu lagi memikirkan atau membayangkan
produk aslinya, orang akan lebih cepat mengambil keputusan dalam memilih
sesuatu yang ditampilkan pada sebuah foto. Seperti yang dikatakan oleh Langford,
Fox, dan Smith (2010) bahwa fotografi merupakan cara tercepat dan
menampilkan sesuatu secara jujur. Tetapi dengan fotografi, kenyataan bisa
menjadi dimanipulasi dan ini sering terjadi pada dunia periklanan (hlm. 1). Untuk
iklan makanan misalnya, produk makanan berbeda antara asli dan didalam sebuah
frame, itu karena adanya efek lighting, edit melalui komputer, asap buatan,
tambahan pewarna, dan lainnya yang membuat makanan tersebut akan terlihat
lebih menggiurkan jika dilihat oleh audience. Langford, et al menambahkan ini
karena fotografi adalah media persuasi dan propaganda yang kuat sehingga sering
dipakai didalam dunia komersial atau kebutuhan lainnya.
2.3.5.1. Food Photography
Dalam membangun bisnis dalam bidang makanan, fotografi merupakan
satu elemen penting. Karena dengan fotografi, bisa membantu
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
19
menonjolkan keunikan produk dan bisa menarik perhatian audience
sehingga mereka akan memutuskan untuk membelinya. Untuk membuat
sebuah foto makanan yang dapat berpengaruh terhadap ketertarikan
audience, ada beberapa elemen penting yang harus diperhatikan. Elemen-
elemen penting menurut Gissemann (2016) yaitu:
1. Pertimbangan tajam blur objek
2. Efek pencahayaan
3. Warna
4. Tekstur
5. Alat peraga
6. Posisi objek didalam bingkai
7. Perspektif (hlm. 4).
Dalam pengambilan foto makanan, angle foto juga mempengaruhi
kelezatan sebuah makanan. Ada 3 sudut pandang yang digunakan, yaitu:
1. Eye Level
Sudut ini adalah pengambilan foto yang memosisikan kamera sejajar
dengan mata. Sudut eye level dipakai untuk memperlihatkan fokus yang
menggiurkan dari sisi samping objek. Contoh pengambilan foto untuk
minuman, burger, sandwich, kue, dan makanan berlapis lainnya.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
20
Gambar 2.12 Foto sudut eye level
(Food Photography)
2. Bird's-eye View
Pengambilan foto dari sudut ini memperlihatkan dengan jelas bentuk objek
foto dan lingkungan sekitarnya. Kelemahan dari sudut pandang ini adalah
sulit menciptakan komposisi yang seimbang. Contoh pengambilan foto
dari sudut bird's-eye view adalah pizza yang memang memfokuskan
topping di atasnya.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
21
Gambar 2.13 Foto sudut bird's-eye view
(Food Photography)
3. Shooting at an Angle
Memotret makanan dari sudut antara 30 sampai 70 derajat ini adalah sudut
yang baik karena menonjolkan detail di bagian depan, samping, dan
permukaan atas objek tetapi tetap memperhatikan komposisi, bentuk dan
ukurannya. Harus berhati-hati dengan latar belakang sehingga perlu
berhati-hati dengan property lainnya yang tertangkap kamera.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
22
Gambar 2.14 Foto sudut 45 derajat
(Food Photography)
Hal terpenting dari komposisi foto makanan adalah memposisikan
objek makanan. Kebanyakan orang memotret cukup meletakkan objek di
tengah sehingga hasilnya seperti asal-asalan. Ada 4 posisi menurut
Gissemann (2016):
1. In the Center
Menempatkan objek di tengah dengan frame vertikal dan diambil dari
sudut dari atas atau bawah. Agar foto terlihat baik, bisa menambahkan alat
peraga lainnya secara simetris seperti menambahkan garpu di sebelah kiri
dan pisau di sebelah kanan.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
23
Gambar 2.15 Posisi in the center
(Food Photography)
2. The Rule of Thirds and the Golden Ratio
Jika objek makanan terlihat membosankan, bisa memakai posisi ini dan
juga aturan posisi ini mudah diterapkan. Golden Ratio ini adalah membagi
3/3 menjadi 9 kotak yang berukuran sama secara vertikal dan horizontal
pada view finder atau monitor kamera. Dimana objek diletakkan disalah
satu persimpangan yang dibentuk oleh garis-garis tersebut.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
24
Gambar 2.16 Komposisi rule of thirds
(Food Photography)
3. The Edge of the Frame
Menempatkan objek jauh dari posisi tengah sehingga semakin menarik
karena objek menjadi lebih hidup. Jika meletakkan objek ke bagian atas
frame menciptakan kesan ringan, sedangkan jika diletakkan ke bagian
bawah akan terasa lebih berat. Melalui pendekatan ini, akan tercipta
negative space.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018
25
Gambar 2.17 Posisi objek menghasilkan negative space
(Food Photography)
4. Halfway Out of the Frame
Teknik posisi ini dapat menarik perhatian audience karena bersifat berani.
Biasanya diambil dalam keadaan close-up menghasilkan gambar yang
cukup mencolok.
Perancangan Ulang Identitas..., Dea Audria, FSD UMN, 2018